Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

What This Doll Is Yours (Chapter 1)

$
0
0

what this doll is yours

 

Author: Mingi Kumiko

Main Cast:

  • Oh Sehun
  • Shin Ki Yeon
  • Kim Jong In
  • Kim Seol Hyun

Genre: Romance, school life, friendship

Rating: PG-15

Length: Twoshot

Summary:

Oh Sehun adalah siswa yang sangat tenar di SMA Renaissance karena ketampanannya yang membuat ia digandrungi oleh hampir seluruh siswi di SMAnya.

Keadaan itu membuat Sehun sangat sulit mendapatkan pacar yang benar-benar tulus mencintainya. Suatu hari, atas bantuan sahabatnya, Sehun pun mendapatkan cara untuk mencari gadis yang ia dambakan selama ini.

Cara apakah yang akan Sehun gunakan untuk mendapatkan pacar?

Dan mampukah Sehun mendapatkan pacar dengan strategi yang telah ia persiapkan itu?

.

.

Satu gerakan memasukkan sesendok nasi ke mulut tengah ia lakukan. Segera ia kunyah nasi itu dan menelannya.

“Hey! Lihatlah rahang tajamnya yang sangat sexy ketika menguyah!”

Suara bisikan memuji itu pun terdengar sampai ke telinganya.

“Seandainya aku bisa makan di meja yang sama dengannya, pasti aku akan menangis terharu, huuuhh!”

Lagi, dari seseorang yang berbeda mengutarakan pujian dan kekaguman padanya.

 

Benar-benar memuakkan, merusak selera makanku saja!

Ia jatuhkan sendok dan garpu yang ia pegang ke piring. Segera berdiri dan beranjak dari kursi yang sedari tadi ia duduki.

 

Namanya Oh Sehun. Lelaki yang teramat sangat tenar di SMA Renaissance karena kesumpurnaan parasnya.

 

***

Bel pulang berdentang, semua murid pun sibuk membereskan buku, menyandang tas, dan segera melangkah keluar ruangan.

 

Sehun menyusuri lorong sekolah menuju gerbang bersama Kai, teman terdekatnya.

“Jonginie!” tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memanggil Kai dan membuat keduanya menoleh.

Chagi-ya, kok di sini? Kerja kelompoknya tidak jadi?” tanya Kai.

“Iya. Oleh karena itu, ayo pulang bersama!” ajak Seolhyun –nama gadis itu– sambil menggelayut manja di lengan pacarnya. Kai pun terperanjat kaget dan segera menoleh ke arah Sehun, bertanya lewat raut wajah, boleh tidak.

 

“Pacar baru? Kenapa kau tak cerita padaku, huh?!” tegur Sehun.

“Tadinya aku mau cerita di jalan pulang. Tapi karena kau sudah tahu duluan, ya apa boleh buat?” Kai mengendikkan bahu.

“Oke, oke, tak masalah jika untuk hari ini aku harus pulang sendiri. Have fun, oke?” kata Sehun sambil menepuk pundak Kai dan tersenyum pada Seolhyun.

“Terima kasih, Sehun-ssi…” ucap Seolhyun pada Sehun yang mulai beranjak pergi menuju gerbang.

 

Ketika sedang di dalam bis dan menempuh perjalanan menuju halte dekat rumah, Sehun terus saja memikirkan tentang Kai yang sudah punya pacar. Ia tahu benar, Seolhyun sudah menjadi incaran Kai sejak lama, dan sekarang pasti ia bahagia karena telah mendapatkan Seolhyun.

 

Berbeda dengannya yang seakan kebal dengan yang namanya tertarik pada seorang gadis. Semua gadis sama saja, tak ada yang benar-benar tulus mencintainya –pikir Sehun.

 

***

“Ke kantin, yuk?” ajak Kai pada Sehun yang terduduk lesu di bangkunya. “Malas, yang ada nafsu makanku hilang.” tolak Sehun lalu membenamkan wajahnya di meja.

“Oh, kau makan banyak di rumah ya hari ini?” mendengar pertanyaan dari Kai, Sehun pun perlahan-lahan bangun dan segera menolehnya.

“Alasan sebenarnya sih, aku malas mendengar celotehan tak berguna dari SFC.”

“SFC? Apa itu?” Kai mendadak bingung.

“Sehun Fans Club.” jawabnya sambil terkekeh kecil.

“Hahaha, lagamu sudah seperti artis besar saja, cih!” ledek Kai.

“Aku memang terkenal, ya kan?”

“Iya, iya… Jadi, apa yang membuatmu lesu hari ini? Ayolah, kita sudah berteman lama, masa kau punya masalah tak cerita padaku?”

“Asal kau tahu, aku lesu karena… KAU!” Sehun mengarahkan telunjuknya tepat di bagian atas hidung Kai.

“Aku? Hey, apa kesalahan yang telah kulakukan?”

“Karena kau sudah punya pacar, aku iri padamu, huh!”

“Ah~ itu? Aku paham kok betapa sulitnya dirimu mendapatkan pacar. Tapi tenang, aku akan membantumu, kok!” Kai menepuk-nepuk pundak Sehun untuk menghiburnya.

“Tapi bagaimana caranya? Aku tidak mau dapat pacar dari kalangan SFC!”

“Kok begitu? Kalau misalnya salah satu dari mereka memang benar-benar mencintaimu, bagaimana? Rugi lho…”

“Aku ingin menaklukkan gadis yang awalnya tak suka padaku. Menantang, bukan?”

“Hmmm, boleh juga! Dulu awal aku PDKT dengan Seolhyun, dia juga sama sekali tak tertarik padaku. Aku hitam dan bukan type-nya katanya. Tapi akhirnya dia kudapatkan juga, hehehe…”

“Oh, jadi ceritanya kau curhat?”

“Sialan kau ya?!”

“Hahaha, maaf aku cuma bercanda kok! Terima kasih ya sudah mau membantuku.”

“Itu bukan masalah. Nanti kusuruh Seolhyun membantumu juga, oke?”

 

***

“Begitu chagi, ceritanya. Bagaimana, apa kau punya usul untuk membantu Sehun?” tanya Kai pada Seolhyun setelah menceritakan alasan mengapa sampai saat ini Sehun tak kunjung punya pacar.

“Tak kusangka jadi orang tampan sesusah itu, huuuhh…” Seolhyun sedikit memberi tanggapan mengenai pembicaraan Kai.

“Bagaimana kalau kita pakai caramu mendekatiku untuk menolong Sehun?”

“Caraku yang waktu itu? Ya ampun, itu kan cara yang murahan, chagi. Aku malu!”

“Hey! Walaupun itu cara yang murahan, buktinya aku juga bisa tertarik padamu, ‘kan?” kata Seolhyun sambil ber-aegyo, Kai yang dibuat gemas oleh tingkahnya pun langsung mencubit pipi Seolhyun.

.

.

Kai dan Seolhyun pun mendatangi Sehun ke kelasnya setelah bel pulang berbunyi dengan tujuan ingin menyarankan sebuah cara yang telah mereka diskusikan tadi pagi.

 

Sehun pun keluar dari kelas dan bersandar di bingkai pintu sambil melipat tangan.

“Apa?” Ia mengangkat dagu dan bertanya pada Kai.

“Aku dan Seolhyun telah memikirkan sebuah cara untuk mencarikanmu pacar.” Jawab Kai. Mendengar itu, Sehun pun terkesiap.

JINCHA?!”

“Kita bicarakan nanti saja. Mau pulang bersamaku? Aku bawa mobil, lho!”

“Boleh, boleh,”

 

Di dalam mobil, Kai yang tengah fokus menyetir pun belum berucap sepatah kata pun.

“Hey, katanya kau mau memberi tahuku caranya? Tapi kenapa sedari tadi kau diam terus, huh?!” rutuk Sehun.

“O, maaf, maaf… Oke, jadi begini, barang-barang dari penggemarmu itu apa masih ada?”

“Hmmm, masih.”

“Apa benda-benda itu kau gunakan?” tanya Seolhyun.

“Tidak sih. Gila saja, mana mau aku main boneka jerapah atau anjing?” gerutu Sehun.

“Santai, santai… Nah, barang-barang itu kebanyakan yang sering digunakan wanita, ‘kan?” tanya Kai.

“Iya. Memangnya kenapa, sih? Aku jadi penasaran!”

 

***

Rencana pun mulai dijalankan hari ini. Misi mereka adalah mencari seorang gadis yang tak tertarik pada Sehun dengan cara menanyakan pada tiap gadis yang sekiranya bukan anggota SFC yang lewat, apakah benda yang ada di tangan Sehun adalah miliknya.

 

Semua benda yang akan Sehun gunakan untuk menjalankan misi adalah pemberian dari para penggemar rahasia yang tak pernah ia butuhkan.

 

Jikalau sampai ia bertemu dengan gadis yang menyangkal bahwa benda yang ada di tangan Sehun adalah miliknya, kemudian gadis itu segera pergi dan berlalu dari hadapan Sehun, otomatis ia akan menjadi incarannya untuk dijadikan pacar. Ide dari Seolhyun dan Kai cukup cemerlang, bukan?

“Apa kau yakin ini akan berhasil?” Sehun yang bersembunyi di balik dinding dekat lobi sekolah agak ragu.

“Oh, ayolah… Percaya padaku. Nah, nah, ada gadis cantik yang lewat, tuh! Kau tertarik tidak?” Kai yang ada di belakangnya pun mencoba meyakinkannya.

“Dia anggota SFC. Hmmm, seingatku sih!”

“Oke, jadi dia dinyatakan gugur.”

 

Mereka pun telah lama menunggu seorang gadis yang bukan anggota SFC untuk lewat lobi sekolah. Namun, hingga saat ini tak mereka dapatkan juga.

Ya! Sehun-ah, sebenarnya, anggota SFC yang memang sangat banyak, atau kau saja yang terlalu percaya diri hingga setiap gadis yang lewat kau sebut sebagai penggemarmu?” Kai mulai geram karena tak kunjung mendapatkan apa yang ia butuhkan.

“Hey… jangan meremehkanku, mereka semua memang penggemarku!”

“Oi, itu ada dua orang gadis yang mau ke sini. Bagaimana, mereka anggota SFC juga?”

“Sepertinya bukan. Baiklah, biarkan aku mencobanya. Fuuuhh~”

“Berjuang, Sehun-ah!” Kai menyemangati dari belakang.

 

Sehun pun berjalan pelan sambil membawa boneka berbentuk panda membawa hati. Kemudian ia pun berjalan membelakangi dua gadis yang menjadi targetnya itu.

“Permisi, nona-nona…” panggil Sehun dan sontak membuat keduanya menoleh. Setelah menoleh, keduanya pun terbelalak dan terperanjat kaget.

“Sehun oppa, ada apa?” tanya salah seorang gadis dengan suara yang gemetaran.

“Aku menemukan boneka ini di depan pintu. Apakah ini milik salah satu dari kalian?” tanya Sehun sembari menyodorkan boneka tersebut.

“Iya, iya, itu milikku! Terima kasih, Sehun oppa!” sambar gadis yang satunya dan langsung menyaut boneka di tangan Sehun.

“Kau ini apa-apaan, sih?! Benda ini milikku, tahu!” semprot gadis di sebelahnya.

“Ini punyaku! Aku membelinya di Istana Kado kemarin lusa!” sanggahnya.

 

Sehun pun memicingkan matanya, heran dengan tingkah kedua gadis di hadapannya itu.

“Pembohong besar, cih!” cerca Sehun, ia pun langsung berbalik dan meninggalkan kedua gadis yang tengah sibuk memperebutkan boneka panda tersebut.

 

Setelah kembali ke tempat Kai berada, wajahnya pun menjadi muram. Kai menyambutnya dengan gelak tawa yang tak pelak membuat Sehun makin kesal.

“Haduh, kenapa sih anggota SFC banyak sekali? Sekarang aku kan yang pusing!” ia mendengus frustasi sambil mengacak rambut kecoklatannya.

“Sabar, bro… Kalau kau terus berusaha pasti akan dapat hasilnya.” Kai menepuk pundak Sehun dan kembali menyemangati sahabatnya itu.

 

Bel masuk pun berbunyi. “Ya! Kenapa istirahatnya cepat sekali, sih?!” gerutu Sehun. “Bukannya waktunya yang singkat, kita saja yang terlalu lama berkutat di sini hingga tak terasa waktu terus berjalan.” Timpal Kai.

“Padahal kan aku belum dapat gadis yang tepat, huuuhh!”

“Tenang, masih ada hari esok. Kita akan mencobanya lagi. Ya sudah, ayo kembali ke kelas!” ajak Kai.

 

***

Percobaan kedua, Sehun membawa lebih banyak boneka hari ini. Siapa tahu lebih banyak gadis yang lewat di lobi hari ini.

 

Dugaan Sehun benar, lebih banyak gadis yang berdatangan hari ini. Bagi Sehun sedikit mengherankan memang. Tapi apa pedulinya? Toh, tidak semua gadis yang lewat menarik perhatiannya.

.

.

Sudah 5 boneka yang berkurang, itu artinya 5 gadis telah gugur untuk dijadikan incarannya.

“Mereka senang sekali ya dapat boneka darimu?” celetuk Kai.

“Kalau itu sih bukan dapat namanya, tapi mengambil.” Timpal Sehun.

“Apalah itu namanya. Ah, rencana ini tak semudah yang kubayangkan!” rutuk Kai sambil mengacak rambutnya frustasi.

“Kau tahu kenapa alasannya?” celetuk Sehun.

“Tidak. Memangnya kau tahu?”

“Karena di dunia ini, gadis bodoh jumlahnya lebih banyak dibandingkan gadis buta.”

“Ah~ aku paham maksudmu. Benar juga sih!”

 

Mereka pun saling terdiam sejenak dan mengawasi lobi sekolah yang kembali lengang.

“Sehun-ah, ada yang mau lewat lagi. Kau perhatikan baik-baik, dia anggota SFC apa bukan?” celoteh Kai. Sehun pun menyipitkan mata, mencoba mengamati benar-benar gadis itu. “Sepertinya bukan.” Kata Sehun. “Oke kalau begitu. Silakan beraksi!”

 

Sehun kembali berjalan pelan di belakang gadis yang akan menjadi targetnya sambil menenteng boneka.

“Hey, nona!” panggil Sehun yang sontak membuat gadis itu menoleh.

“Apa?” jawabnya. “Aku menemukan ini tadi, sepertinya terjatuh. Apa benda ini milikmu?” Sehun kembali mengucapkan kalimat yang sudah seperti password itu.

 

Tak butuh waktu lama untuk mengamati benar-benar bentuk dan rupa boneka yang ada di tangan Sehun, gadis itu pun menjawab, “Bukan.” Kemudian sedikit membungkuk pada Sehun dan beranjak pergi.

 

Kai yang memperhatikan Sehun dari kejauhan pun langsung terperanjat girang. Akhirnya ada juga gadis yang tak tertarik pada sahabatnya itu. Punggung ‘gadis jujur’ itu perlahan-lahan hilang di balik dinding, Sehun pun segera berlari menghampiri Kai.

“Kau lihat barusan, bro? Lihat! Aku telah menemukan gadis yang tepat!” Sehun berseru tertahan. “Ya, akhirnya… I’m so glad, man!” balas Kai dan mereka pun saling berpelukan saking senangnya.

 

***

“Aku tak pernah melihat gadis itu sebelumnya. Di seragamnya pun tidak terdapat nametag. Dia itu siapa ya?” bingung Sehun yang ditujukan pada Kai dan Seolhyun yang ada di hadapannya. Mereka tengah sibuk berdiskusi untuk menyiapkan rencana selanjutnya di meja kantin paling ujung.

“Iya, sama. Chagi, kira-kira kau tahu dia tidak ya?” timpal Kai sambil menoleh Seolhyun.

“Bagaimana ciri-cirinya?” tanya Seolhyun kemudian menyedot sekotak susu coklat.

“Badannya tinggi sepertimu, rambutnya warna hitam dikepang kuda, dan seingatku dia pakai cardigan warna hijau.”

“Cardigan warna hijau? Apa jangan-jangan… Shin Ki Yeon?!” Seolhyun menyebut namanya dengan suara sedikit berbisik.

“SHIN KI YEON?! Oh, jadi namanya Shin Ki Yeon, belum pernah dengar…”

“Memangnya kenapa dengan dia, kok ekspresimu agak aneh gitu sih, chagi?” tanya Kai.

“Dia itu gadis yang sangat menutup diri sejak kena masalah dengan Hyemi cs.”

“Masalah apa sih? Aku benar-benar tidak mengerti.” Heran Sehun.

“Jadi begini, kudengar anak itu mendekati Joonmyun ketika dia masih berpacaran dengan Hyemi. Nah, si Hyemi tidak terima dong kalau pacarnya diganggu cewek lain, apalagi dia seorang adik kelas. Jadilah, dia labrak si Kiyeon itu dan membuat nama anak itu jelek di sekolah ini.

“Karena itu, sekarang banyak kakak kelas, bahkan murid yang seangkatan dengannya memusuhinya.” Jelas Seolhyun panjang lebar.

“Aduh, sekali saja kutemukan gadis yang tepat, ternyata dia sangat menjijikkan!” gerutu Sehun dan langsung memasang muka muram.

“Hey… Itu kan cuma rumor, kita tak tahu cerita sebenarnya. Siapa tahu kan, Hyeminya saja yang over protective? Bagaimana kalau kita bertanya langsung pada Joonmyun?” saran Kai yang tak membiarkan Sehun menilai orang sembarangan.

“Iya, aku setuju. Kulihat, Kiyeon itu gadis baik-baik.”

“Oke, oke… Aku nurut saja sama kalian,”

 

***

Sehun pun meminta tolong pada Kai untuk menanyakan hal tentang Kiyeon. Berhubung mereka adalah teman di sebuah ekskul yang sama.

“Joonmyun-ah, aku mau tanya sesuatu boleh?” celetuk Kai.

“Ya, tanyakan saja,”

“Hm, anu… Aku mau tanya suatu hal mengenai Kiyeon boleh?”

“Dia, kenapa?”

“Apa benar kalau dia mengganggu hubunganmu dan Hyemi?”

“Sebenarnya dia tak seburuk berita yang beredar.”

“Lalu, mengapa sampai sekarang dia masih saja dijauhi oleh teman-temannya dan dicap sebagai perusak hubungan orang?”

 

“Yeonie, maafkan aku. Aku bersungguh-sungguh kalau aku hanya mencintaimu, aku sudah tidak ada perasaan lagi pada Hyemi. Oke, kemarin memang dia mengajakku untuk berbalikan, namun sebelum aku menjawab, dia sudah menarik kesimpulan sendiri kalau aku setuju dengan ajakannya.”

“Tapi kenapa oppa tak terus terang saja dengan hubungan kita? Apa kau terlalu malu mengakuiku sebagai pacar, huh?!”

“Baiklah, aku akan selesaikan masalah ini. Aku akan meninggalkan Hyemi, lalu memberitahu semuanya kalau apa yang Hyemi tuduhkan itu tidak benar. Aku mohon.”

“Tidak, oppa. Tinggalkan saja aku. Dengan ikut campurnya dirimu, pasti masalah ini akan lebih runyam. Lebih baik, kita sudahi saja hubungan ini. Permisi, oppa.”

 

“Jadi sebenarnya kau lebih mencintai Kiyeon daripada Hyemi?” tanya Kai setelah penjelasan panjang Joonmyun.

“Ya. Tapi itu dulu. Sekarang sudah tidak lagi. Kutinggalkan keduanya dan memilih move on. Apabila mengingat-ingat hal itu, aku jadi selalu merasa bersalah pada Kiyeon.”

“Aku mengerti. Terima kasih ya sudah menjawab pertanyaanku.”

 

***

“Tuh kan, apa kubilang? Kiyeon tidak mungkin sebusuk itu!” oceh Seolhyun setelah Kai menjelaskan cerita yang sebenarnya kepada Sehun.

“Syukurlah kalau begitu. Dia benar-benar menarik!” timpal Sehun.

“Apa kau siap menjalankan misi selanjutnya?” tanya Kai.

“Bagaimana misinya? Cepat katakan!” Sehun berseru antusias.

“Mudah kok… Seolhyun akan mencari di mana Kiyeon. Kau hanya perlu mengaktifkan ponsel, dan pastikan ada baterai yang tersisa.”

“Kalau cuma itu sih mudah saja!”

.

.

“Nah, kau stay di sini. Tunggu dia lewat sebentar lagi, pura-pura sibuk mencari ponsel, oke?” kata Kai memberikan instruksi pada Sehun, setelah itu ia bergegas lari dan bersembunyi.

 

Selang waktu berlalu, Sehun pun akhirnya melihat Kiyeon yang tetap memakai cardingan warna hijau seperti beberapa hari yang lalu. “Semangat! Aku pasti berhasil!” Sehun menyemangati dirinya sendiri.

 

Ketika Kiyeon sudah ada di hadapannya, ia pun berpura-pura sibuk mengobrak-abrik tas dan menghalangi Kiyeon untuk lewat.

“Hai, aku boleh minta tolong tidak?” tanya Sehun.

“Minta tolong?” Kiyeon nampak bingung.

“Ini, aku sedang mencari ponsel, tapi tasku penuh sekali. Bisa pinjam ponselmu untuk melacaknya?”

“Ponselku?”

“Iya, ponselmu. Ayolah, aku benar-benar butuh bantuan, nih!”

“Oh, ini…” Kiyeon pun menyerahkan ponselnya dan langsung lah Sehun menekan beberapa digit angka di ponsel Kiyeon.

 

Ringtone ponsel Sehun pun terdengar. Ia yang awalnya sudah tahu di mana letak ponselnya pun langsung memasang ekspresi senang –walaupun hanya pura-pura.

“Wah, akhirnya ketemu!” Sehun berseru girang.

“Ini ponselmu. Terima kasih ya?” ucapnya sambil menyerahkan kembali ponsel kepada Kiyeon. “Sama-sama, sunbae…” Setelah itu, Sehun pun segera beranjak pergi. Tapi saat Kiyeon belum mengambil langkah, ia pun berbalik.

 

“Aku sudah menyimpan nomormu di ponselku, kau jangan lupa menyimpannya juga ya?” kata Sehun kemudian tersenyum manis.

“Menyimpannya? Sunbae kan tidak tahu namaku?”

“Kuberi nama ‘Adik Baik Hati’. Simpan nomorku dengan nama ‘Kakak yang Tampan’ oke?”

“Iya, sunbae…”

 

***

Malam ini, Sehun putuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Kiyeon.

To: Adik Baik Hati

Hai! :)

 

Tak butuh waktu lama, Sehun pun langsung mendapatkan balasan dari Kiyeon

From: Adik Baik Hati

Ini siapa?

 

Membaca balasan dari Kiyeon, Sehun pun langsung terperanjat kaget dan terbelalak.

Dia… tak menyimpan nomorku? APA?! Ia menggeram kesal. Bagaimana bisa ia tak tertarik? Padahal di sisi lain, ratusan gadis yang mengaguminya rela repot-repot membayar mahal pada Kai untuk mendapat nomor ponselnya.

 

Sehun mencoba untuk menerima kenyataan bahwa Kiyeon telah ‘melecehkannya’ dan memutuskan untuk menanggapi balasan Kiyeon.

To: Adik Baik Hati

Ini aku, Sehun. Kau tidak menyimpan nomorku ya? Jahat sekali!

 

Sudah sekitar 15 menit Sehun menunggu balasan sms dari Kiyeon datang, namun ponselnya sama sekali belum bergetar.

Bip… Bip… Bip…

Akhirnya apa yang Sehun tunggu pun datang.

From: Adik Baik Hati

Maaf sunbae, tadi saat aku mau menyimpan, ponselku mati karena low-battery. Ini saja aku baru selesai charging. Tenang, sekarang sudah kusimpan kok nomornya :)

 

Sehun pun menghela nafas lega, matanya berbinar, dan tersenyum sumringah. Ternyata Kiyeon tak seperti apa yang tadi dipikirkannya. Tapi, mana pula Sehun tahu kalau sebenarnya ponsel Kiyeon tidak benar-benar low-battery dan harus di-charge terlebih dahulu. Ia hanya terlalu malas menyimpan nomor Sehun, tak berguna –bagi Kiyeon.

 

***

“Bagaimana proses PDKT semalam?” goda Kai pada Sehun.

“Gila, dia sama sekali tak menunjukkan ketertarikannya padaku. Saat kutanya sedang apa, dia hanya menjawab seperlunya tanpa menanyaiku balik. Menyebalkan sekali!”

“Benar-benar seorang anti mainstream…”

“Hey! Hey! Aku punya ide cemerlang nih!” seru Sehun.

“Apa itu?” tanya Kai penasaran.

“Aku perlu bantuanmu untuk menjalankan misi ini.”

“Oh~ tenang, aku akan selalu siap membantumu.”

“Siip! Ayo ke kelasnya Kiyeon!”

 

Di sisi lain…

“Terima kasih buku tugasnya ya…” ucap salah seorang murid kelas XI-H pada Kiyeon sembari menyerahkan buku tugas yang tadi ia pinjam dari Kiyeon.

“Iya,” jawabnya dan langsung mengambil buku itu untuk dimasukkan ke dalam tas.

 

Begitulah setiap hari, teman yang datang ketika ada perlunya saja dan diam-diam menggunjinginya di belakang ketika tak sedang bersamanya.

 

Semuanya brengsek bagi Kiyeon. Tak ada yang benar-benar tulus padanya sejak kejadian memalukan yang dilakukan Han Hye Mi terhadapnya. Diberi pandangan sarkatis atau ditatap hina bukan hal baru baginya. Namun, apa ia peduli? Kiyeon terlalu malas untuk membenci orang yang bersikap buruk padanya. Hanya buang-buang waktu dan merugikan diri sendiri.

 

Perutnya mulai keroncongan. Ujian mendadak membuatnya berpikir keras tadi pagi. Ia putuskan untuk pergi ke kantin, tentu saja sendirian, tak ada yang mau pergi ke kantin bersamanya, ingat itu!

 

Ia melangkah, menapaki lantai yang bening dan licin dengan gontai dan kepala tertunduk.

“HUUAAA!” terdengar suara pekikan seorang lelaki yang siap ambruk karena terjegal oleh kaki seseorang. Dia adalah Oh Sehun yang terjegal oleh kaki Kai.

 

Kiyeon yang ada di hadapannya pun terdiam dan menatap Sehun datar. Tiba-tiba tangan Sehun mencengkram pundaknya, Kiyeon pun terdorong ke dinding dan tubuh Sehun menghimpit dadanya.

 

Aliran darahnya serasa berhenti, seruannya tertahan. Ketika ia mendongak, ditangkap lah mata Sehun yang ternyata juga tengah menatapnya lamat-lamat. Pandangan sendu itu membuat Sehun mengembangkan senyuman di bibir tipisnya.

Kalau dilihat dari dekat begini, dia kelihatan manis juga ya? Gumam Sehun.

 

Kiyeon yang mulai sadar pun cepat-cepat mendorong tubuh Sehun agar menjauh dan tak lagi menindih tubuhnya.

“Ah, maaf, maafkan aku.” Ucap Sehun pura-pura merasa bersalah. Padahal sebenarnya, ia merasa sangat senang karena rencananya berhasil. Kai yang melihat aksi Sehun pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, tak percaya dengan kenyataan bahwa sahabatnya itu telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa dengan sejuta cara untuk mendapatkan gadis incarannya.

 

Seluruh pasang mata yang ada di sekitar kelas XI-H benar-benar memperhatikan mereka berdua. Kiyeon yang tak tahu apa-apa pun segera bergegas pergi dan mengacuhkan semua murid yang memperhatikannya. Kembali berjalan menuju tempat tujuan awal, kantin.

 

***

“Tadi kau lihat tidak, saat jam istirahat?”

“Sehun oppa dan gadis jalang yang suka merusak hubungan orang itu?”

“Iya. Ya ampun, setelah Joonmyun sunbae, sekarang targetnya yang lebih keren lagi! Sakti sekali ya dia?”

 

Cibiran pedas itu terdengar jelas di telinga Kiyeon. Ia pun sontak berdiri dan menggebruk meja, ia hampiri grup gosip itu untuk memberi peringatan.

“Siapa yang kau sebut jalang, huh!?” bentak Kiyeon. Yang diganggu acara bergosipnya pun tak terima dan segera berdiri.

“Kau kan memang jalang, untuk apa kau marah?!”

 

BUG!

Bogem mentah itu didaratkan Kiyeon tepat di pipi bawah Soojin dan membuat darah menyembur dari mulut gadis itu.

“SHIN KI YEON! KAU JANGAN GILA!” bentak Ahjung karena tak terima kawannya dihantam dengan ganas oleh Kiyeon.

“Aku tidak jalang dan tidak pernah merusak hubungan orang lain, camkan itu!” hardik Kiyeon sambil menendang bangku kelas, lalu berbalik, pergi meninggalkan tukang menggunjing itu.

 

Aksi brutal Kiyeon yang memukul salah seorang murid pun sampai ke telinga konselor. Segera lah beliau memanggil Kiyeon untuk datang ke ruangannya.

 

“Saya dihina jalang saat saya sedang diam, sonsaengnim… Dia terlalu sering menghina saya, saya sudah mencoba untuk bersabar, namun kali ini dia sudah keterlaluan!” jelas Kiyeon saat ditanya penyebab ia menghantam Soojin.

“Tapi bukankah sabar itu tak ada batasnya?” kata Yoon sonsaengnim.

“Dia sering menyalin tugas saya, dia juga selalu menyontek ketika ulangan. Saya tidak terima kalau dia memperlakukan saya seperti ini. Maaf, bukan maksud saya mengungkit-ungkit kebaikan, tapi saya tidak bisa terima dengan sikapnya yang tak tahu balas budi seperti itu!”

“Baiklah, aku tahu bagaimana rasanya menjadi murid yang dikucilkan atas kesalahan yang tak pernah dilakukan. Kau kumaafkan, tapi aku berpesan, orang yang sering terluka hatinya akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan tangguh. Amarah dan kebencian hanya akan merugikan dirimu sendiri, nak…”

“Terima kasih atas pengertiannya sonsaengnim.”

 

Di sisi lain…

“Sehun-ah! Sehun-ah!” Seolhyun memanggil Sehun dengan nada suara panik.

“Ada apa sih? Heboh sekali?!” heran Sehun.

“Kiyeon, dia ada di ruang BK karena telah memukul siswa yang menghinanya mengenai ulahmu saat jam istirahat tadi.”

MWO, JINCHA?!” Sehun terperanjat kaget dan segera berlari menuju ruang BK.

 

Sesampainya Sehun di depan ruang BK, ia pun mendapati Kiyeon yang tengah menutup pintu dari luar. Di depan pintu sudah ada seorang gadis yang berbalut perban di wajahnya.

“Apa hukuman yang kau dapatkan? Skorsing, atau Drop Out? Hahaha~” celoteh gadis yang tadi Kiyeon hantam.

“Aku diampuni kok! Karena sonsaengnim tahu aku tak sepenuhnya bersalah,” jawab Kiyeon.

“APA? KOK BISA?!” Soojin memekik kaget dan menunjukkan sikap tidak terimanya.

“Kau itu penggoda! Gadis murahan dan musuh besar Hyemi sunbaenim! Sekarang kau mencoba menggaet Sehun oppa, ‘kan?”

 

Cercaan pahit itu benar-benar membuat hati Kiyeon bergolak panas bak api dalam sekam. Ia mengepalkan tangan, mencoba menahan hasratnya untuk kembali menghantam Soojin.

“Hey! Hey! Apa-apaan itu, penggoda? Menggaet Sehun? Oh~ oh~ oh~” tiba-tiba terdengar suara Sehun yang membuat bersi tegang antara keduanya sementara mereda.

“Dia ini benar-benar pacarku. Jadi, tolong berhenti berspekulasi tak jelas dan merendahkannya, oke?” tukas Sehun dan langsung merangkul Kiyeon. Yang dirangkul pun langsung terkejut dan berusaha melepaskan diri. Namun dengan kuat Sehun menahan pundak Kiyeon.

 

“Huh!” Soojin merasa kesal karena telah dipermalukan Sehun, ia menghentakkan kaki dan megerucutkan bibir, kemudian berbalik dan pergi.

 

Setelah Soojin sudah agak jauh, Kiyeon pun mencoba menyingkirkan tangan Sehun dari pundaknya.

“Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Sepertinya aku tak perlu berterima kasih karena tersandungnya aku pada masalah ini juga karenamu.” Ucap Kiyeon.

“Maaf, tapi aku benar-benar tidak sengaja tadi.”

“Apapun itu, aku tak peduli. Aku minta sekarang sunbae tak usah mendekatiku lagi, kalau kau terus saja muncul di hadapanku, cibiran para penggemarmu akan lebih deras mengalir dan lebih menyakitiku. Aku mohon,”

“Tapi kan aku sudah bilang pada mereka kalau kau ini pacarku. Sebentar lagi berita itu akan menyebar dan kau tak perlu khawatir. Aku akan melindungimu!”

“Aku tidak butuh siapapun, sendirian pun aku bisa bertahan di sekolah ini. Tak ada yang bisa mengerti keadaanku, termasuk kau. Aku mohon padamu, jauhi aku! Permisi.”

“YA! SHIN KI YEON!” Sehun memekik memanggil nama Kiyeon, namun yang dipanggil terus saja berjalan tanpa sekali pun ingin menoleh dan menggubris panggilan Sehun.

 

***

“Nampaknya trauma yang ia alami sangat dalam. Dia bilang dia tak butuh siapapun. Bayangkan, aku yang setampan ini pun ditolak!” oceh Sehun dan kembali mengadukan kerisauannya pada Kai.

“Sepertinya kau harus bicara lagi dengannya, jangan gentar walaupun dia tak ingin bicara denganmu. Wanita itu memang sesekali harus dipaksa.”

“Tapi dia menarik loh! Jarang kan ada gadis yang pandai berkelahi! Berhembus kabar kalau Kiyeon menghantam Soojin sampai dia muntah darah.”

“Kau yang benar? Seram sekali!”

“Keren, tahu!”

“Ya juga sih…”

 

***

Sudah sekiranya 3 hari Sehun tak bertemu dengan Kiyeon. Hampir tiap hari Sehun mencoba datang ke kelasnya untuk menemuinya, namun ia tak pernah ada di kelas. Teman-temannnya bilang Kiyeon ada di kamar mandi atau kantin. Tapi ketika Sehun coba mencari, tetap saja tidak ia temukan.

 

Ponselnya bergetar, pertanda ada pesan masuk.

From: Adik Baik Hati

Ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Bisa tidak sunbae temui aku di gudang belakang UKS?

 

Seketika Sehun merasa mendapatkan keajaiban. Tanpa menunggu apapun, ia langsung berlari menuju gudang.

 

Sesampainya di gudang, ia pun melihat punggung seorang gadis yang tengah menatap pemandangan di luar jendela.

“Kiyeon-ah!” Sehun mencoba memanggilnya. Kiyeon sontak menoleh. Setelah tahu itu adalah Kiyeon yang ia cari, Sehun pun menghampirinya.

“Terima kasih sunbae sudah mau datang ke sini, maaf aku merepotkanmu.”

“Tidak, aku malah senang. Kau mau bicara apa?”

“Aku mau minta maaf atas perkataanku beberapa hari yang lalu. Harusnya aku senang, akhirnya aku punya seseorang yang ingin melindungiku dan sangat baik padaku. Terima kasih, sunbae…” ucap Kiyeon.

 

Sehun tak membalas sepatah kata pun, namun ia langsung mendekap Kiyeon dan memejamkan mata. Menyalurkan seluruh kehangatan yang bisa ia berikan kepada Kiyeon dengan mengelus punggungnya lembut.

“Kau bisa pegang janjiku, tak peduli apapun yang mereka katakan, aku akan selalu berada di pihakmu.” Kata Sehun. Kiyeon pun tersenyum, merasakan hangatnya pelukan Sehun. Tangannya menggeladik, walaupun sedikit ragu, ia coba menempelkan tangannya di punggung Sehun, membalas pelukan pria yang bagai pahlawan baginya itu.

To Be Continue…

Hai, lagi-lagi aku kirim FF ke sini. Makasih admin siapa aja yang udah publish-in FF ini.

Menurut kalian, gimana chapter 1-nya? Menarik, atau malah ngebosenin?

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya!! :)

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles