Tittle : When You’re Gone
Author : Jung HeA (@AubertaniA)
Main Cast :
Xi Luhan
Han Young (OC)
Genre : Sad, romance, song-fic (maybe)
Length : Oneshoot (2000+ W)
Rating : I don’t know
Disclaimer : Luhan milik Tuhan YME, SMEnt. dan kedua orangtuanya. OC milik saya. Ff ini terinspirasi dari lagunya Avril Lavigne yang judulnya When You’re Gone. Jadi disarankan sambil mendengarkan lagu itu kalau bisa.
Summary : When you’re gone, the pieces of my heart are missing you. When you’re gone, the face I came to know is missing too. When you’re gone, the words I need to hear to always get me through the day and make it ok. I miss you…
Author’s note :
Annyeong semua… Ini ff kedua author setelah Jeongmal Mianhae dan maaf untuk ff itu tidak ada sequel. Karena author gak bisa bikin sequel. Dan entahlah ff ini bisa dikatakn song-fic atau nggak. Disini semua Han Young POV. Udahlah, author gak bisa banyak omong. Jangan jadi plagiat, langsung saja ne… J
Happy Reading ^^
********
I always needed time on my own
{Dulu aku selalu butuh waktu sendiri}
I never thought I’d need you there when I cry
{Tak pernah terpikir aku kan membutuhkan mu saat aku menangis}
And the days feel like years when I’m alone
{Dan hari-hari terasa seperti saat aku sendiri}
And the bed where you lie is made up on your side
{Dan kini ranjang tempatmu berbaring telah rapi di sisimu}
Aku menatap kosong tempat tidur didepanku. Aku duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang putih bersih itu. Menyesal, itulah perasaan ku sekarang. Mengingat semua yang terjadi di tempat ini. Di apartement ini, di kamar ini, atau di ranjang ini.
Tiba-tiba aku rasakan jika setetes kristal bening menetes dari bola mataku. Aku menangis lagi. Sudah sering aku menangis jika datang, sekedar membersihkan, atau menginap ditempat ini. Aku memang bodoh saat itu. Benar-benar bodoh untuk seukuran gadis pada umur itu.
Aku terlalu cuek dan tidak peduli dengan sekitar. Aku selalu membutuhkan waktu sendiri. Atau jika aku sudah benar-benar lelah, aku akan datang ke tempat ini. Menangis di pundaknya, mencurahkan semua yang ingin aku katakan. Dia sangat baik padaku. Pengertian dan perhatian.
Dia selalu menemaniku kemana pun aku mau. Menjaga ku dengan baik dan tidak akan membiarkan aku kelelahan atau menangis. Dialah yang paling mengerti kondisiku. Aku yang notabene nya adalah anak broken home. Dan dia sangat mengerti dan selalu menjaga kondisi ku agar terus stabil. Bodohnya aku tidak menyadari semua perlakuan baiknya padaku dan hanya menganggap itu semua candaan. Yang paling membuat ku sadar saat aku menangis, aku selalu membutuhkannya. Karena aku hanya mengeluarkan tangisan ku didepannya saja.
Jika seperti ini, aku menjadi mengingat masa lalu ku yang kelam. Saat aku terpuruk sendiri tanpa kedua orangtua ataupun sanak saudara. Dan hanya dia dan orangtuanya saja yang peduli padaku saat itu. Itu terjadi saat aku SMA. Aku kabur dari rumah karena sudha merasa jengah dengan kedua orangtuaku. Berhari-hari bahkan sekitar dua minggu aku membolos sekolah. pontang-panting kesana kemari menuju rumah sanak saudara yang aku tahu. Hasilnya, nihil. Mereka mengusirku layaknya anjing kampung yang mengganggu. Disaat itulah, tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam mewah berhenti tepat didepanku. Yang saat itu kondisi ku sudah sangat mengenaskan. Dia dan orangtuanya menyelamatkan ku. Sejak saat itu kami terus bersama. Meskipun aku hanya terbuka bersama nya, tetap saja sifat ku akan tetap dingin dan cuek. Kini aku merasa sendiri lagi seperti dulu. Aku bersama siapa dan dimana sekarang seperti orang linglung.
Ranjang yang sedari tadi aku tatap dengan kosong sambil meneteskan airmata. Ranjang dengan sprei putih bersih tanpa noda dan tidak ada kusut sama sekali. Ranjang itu yang selalu ia pakai untuk tidur disini. Kaki melangkah menuju ranjang itu dan menaikkinya. Aku membaringkan tubuhku di ranjang ini. Dan memposisikan miring badanku. Airmata ku masih terus mengalir mengingat semua tentangnya. Karena sekarang ini, hanya penyesalan yang aku rasakan.
When you walk away I count the steps that you take
{Saat kau berlalu pergi ku hitung langkah-langkahmu}
Do you see how much I need you right now
{Tahukah kau betapa aku sangat membutuhkanmu saat ini}
Saat dia melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan ku sendiri. Aku menghitung setiap langkahnya sampai ia menghilang jauh dari pandanganku. Dia pergi dengan senyuman. Tapi tidak denganku yang harus menangis tanpa suara saat ia melangkahkan kakinya pergi.
Apa yang aku rasakan padanya, aku sendiri juga tidak tahu. Rasa sayangkah? Benci kah? Atau cinta?
Dan jika kalian tahu, aku sudah hamil anaknya selama 2 bulan. Apa kalian penasaran bagaimana bisa itu terjadi? Simple saja.
Aku tadi sudah bilang jika aku bodoh. Aku dan dia sering tidur bersama di apartement ini karena apartement ini hanya memiliki satu ranjang yang sekarang aku tiduri. Yang namanya laki-laki tetap saja laki-laki. Dia pasti punya nafsu dan perasaan juga. Semua itu terjadi begitu saja dengan cepat. Aku yang baru saja mandi dan ganti baju. Tiba-tiba dia memelukku dari belakang dan menciumi tengkukku. Setelah itu dengan pelan, ia mulai merambat ke bibirku. Dan itu semua terjadi. Dia seperti kecanduan padaku. Karena ia melakukan padaku tidak hanya sekali. Biasanya sekitar satu bulan sekali ia melakukan ‘itu’ padaku. Yang hasilnya, aku sudah mengandung anaknya selama dua bulan.
Aku juga baru tahu jika aku hamil saat pagi tadi. Setelah ia pergi, dia menyuruhku untuk tinggal dengan orangtuanya. Aku menuruti itu. Saat sarapan tadi pagi, aku terus mual-mual dan membuat kedua orangtuanya, adiknya, bahkan pembantu nya bingung. Nafsu makan ku juga sudah beberapa hari ini naik. Aku sudah mual-mual sekitar seminggu yang lalu. Awalnya aku mengira jika itu sakit biasa. Orangtuanya menyuruh adiknya untuk menemaniku periksa ke dokter. Adik laki-laki nya itu mengajak juga yeojachingunya untuk mengantarku periksa ke dokter. Dan dokter memberitahu adik iparku itu jika aku tengah hamil dua bulan. Aku memang menganggapnya sudah seperti adikku sendiri. Adik iparku itu, yeojachingunya, dan juga aku tentu saja terkejut mendengar itu.
Dia dengan emosi bertanya anak siapa yang aku kandung. Aku menjawab dengan hati-hati jika itu adalah darah daging dari kakaknya. Ia semakin terkejut mendengar hal itu. Aku bilang padanya agar tidak memberitahu kedua orangtuanya. Dan biarkan hanya kami bertiga yang tahu. Termasuk ayah dari bayiku ini juga tidak boleh tahu.
Kini aku baru merasa jika aku benar-benar membutuhkannya. Tidak hanya janin yang ada dalam kandungan ku ini yang membutuhkannya. Aku juga. Aku bahkan lebih membutuhkannya. Aku tanpa dia, aku tanpa Xi Luhan bagaikan pohon yang tak kunjung berbuah dan akhirnya mati termakan usia.
Aku membutuhkannya… Aku membutuhkan seorang… Xi Luhan
When you’re gone
{Saat kau tak ada}
The pieces of my heart are missing you
{Seluruh hatiku merindukanmu}
When you’re gone
{Saat kau tak ada}
The face I came to know is missing too
{Wajah yang mulai ku kenal juga hilang}
When you’re gone
{Saat kau tak ada}
The words I need to hear to always get me through the day and make it ok
{Kata-kata yang perlu ku dengar untuk membuatku mampu melalui hari dan tetap baik-baik saja}
I miss you
{Aku merindukanmu}
Saat dia tak ada, aku hanya tempurung kosong. Seluruh hati ku dan juga pastinya janin ini merindukannya. Dia adalah segalanya bagi kami. Saat dia tak ada, wajah damai yang selalu aku tatap saat bangun tidur, wajah manis dan tampan saat dia tersenyum manis dan tulus padaku. Wajah yang khas orang China, yang sangat baby face dan mengalahkan ku itu, wajah yang selalu ku amati dan ku ingat di otakku. Kini mulai hilang.
Saat dia tak ada, kata-kata pertama dari mulut tipis dan kecil nya itu selalu ku ingat. Kata-kata yang biasanya memberi ku semangat jika aku akan mengahadapi ujian atau pun saat sedang dalam masalah. Kata-kata yang biasanya ia ucapkan untuk menenangkan ku entah saat aku menangis atau kesakitan dalam melakukan ‘hal itu’
“Nama ku Xi Luhan. Jangan menangis ne?”
“Kau harus semangat Young-ah. Lakukan yang terbaik untuk nilai-nilai mu”
“Bersabarlah. Kau harus kuat Young-ah”
“Sudahlah, jangan menangis terus. Kau jelek jika menangis. Jangan terus menangis hanya karena itu. Aku selalu disini bersama mu”
Kira-kira seperti itulah. Kata-kata yang biasa ia ucapkan padaku. Tapi aku menyukai itu semua. Dia mengucapkannya dengan lembut dan sangat tulus. Itulah yang membuatku semangat melakukan hal-hal setiap harinya.
Tapi sekarang, aku merindukannya… Merindukan seorang… Xi Luhan
I’ve never felt this way before
{Tak pernah ku merasa seperti ini sebelumnya}
Everything that I do reminds me of you
{Segala yang ku lakukan mengingatkan ku padamu}
And the clothes you left, they lie on the floor
{Dan baju yang kau tinggalkan, semua tergeletak di lantai}
And they smell just like you, I love the things that you do
{Dan baunya seperti mu, aku suka semua yang kau lakukan}
Ku hentikan tangisan ku. Aku lalu memposisikan tubuhku untuk duduk. Aku menenggelamkan wajahku di antara kedua lututku yang sedang menekuk. Setelah itu aku kembali mengangkat kepala ku. Aku belum pernah merasakan sebagaimana kesepiannya diriku. Bahkan saat tak ada orangtua pun, aku tidak terlalu kesepian. Aku mengangkat kepala ku, menengadah ke atas menatap langit-langit kamarnya. Mengingat semua yang telah kami lakukan bersama sejak pertama kali kami bertemu dan saat terakhir kami bertemu. Semua yang aku lakukan saat ia tak ada, semua nya mengingatkan ku padanya. Bahkan aku berharap, jika janin ini lahir akan mewarisi ayahnya.
Aku lalu beranjak dari atas ranjang ini dan menuju kamar mandi. Aku membersihkan semua badanku sebersih mungkin. Menikmati guyuran air. Selesai mandi, aku hanya menggunakan handuk putih miliknya dari batas dada sampai sekitar 10 cm di atas lutut. Aku membuka lemari pakaiannya. Masih ada beberapa pakian ku dan pakiannya disana. Aku mengambil t-shirt warna hijau susu miliknya dan memakainya. Memadukan t-shirt kebesaran itu dengan hotpans. Aku menyisir rambut ku lalu menaruhnya ke bahu kananku dan menampakkan sedikit leher jenjang ku.
Aku lalu membersihkan baju-bajunya yang berserakan di lantai. Itu semua ulahku. Aku mengeluarkan semua baju-bajunya dan mengobrak-abriknya. Aku ambil satu persatu baju-bajunya yang berserakkan itu. Aromanya adalah aroma yang sangat kukenal. Bahkan aroma t-shirt yang aku pakai saat ini adalah aroma miliknya. Saat aku mandi tadi, aku juga memakai sabun mandi miliknya.
Aku suka aroma ini. Aroma yang selalu menenangkanku. Aroma favoritku. Aku suka semua yang ada pada dirinya. Tanpa kurang sedikit pun.
We were made for each other
{Kita diciptakan untuk saling melengkapi}
Out here forever
{Disini selamanya}
I know we were, yeah
{Aku tahu memang demikian, yeah}
All I ever wanted was for you to know
{Yang ku ingingkan adalah agar kau tahu}
Everything I’d do, I’d give my heart and soul
{Segalanya rela ku lakukan, rela ku berikan hati dan jiwaku}
I can hardly breathe I nedd to feel you here with me, yeah
{Aku sulit bernafas, aku membutuhkanmu disini bersama ku, yeah}
Aku dan dia, di ciptakan untuk saling melengkapi. Dia adalah segalanya bagiku. Semua tentangnya tersimpan dengan baik dan rapi disini selamanya. Di hatiku. Aku hanya ingin dia tahu jika aku sangat mencintainya. Aku benar-benar seperti orang lumpuh jika tanpa dirinya. Aku sangat membutuhkannya dalam hal apapun. Terutama untuk janin di kandunganku saat ini. Aku tahu jika kami harus berpisah. Hanya saja aku belum siap.
Aku rela memberikan apapun untuknya. Segenap hati dan jiwa ragaku ku berikan untuknya. Bahkan mahkota indah ku sudah di ambil olehnya. Aku rela dan aku ikhlas untuk itu. Aku sudah tidak kuat seperti ini terus menerus. Aku benar benar merindukan dia, aku tidak bisa tanpanya, aku membutuhkannya untuk terus bersama ku saat ini.
Aku merindukan mu… Xi Luhan, Saranghae…
Setelah itu, aku menutup mataku.
***********
Sinar matahari di pagi hari menyilaukan mataku. Aku lalu membuka mataku dan menyibakkan selimut yang tadi malam aku pakai. Aku masih tidur di atas ranjang ini.
Tunggu… Apa ini? Hembusan nafas seseorang menubruk di sekitar telinga dan tengkukku. Dan aku merasa ada bibir mendarat di rambutku. Ada sebuah tangan melingkar di pinggangku.
Aroma ini…
“Xi Luhan” gumamku tiba-tiba
Pemilik tangan ini bergerak sedikit. Karena sudah takut dan tidak mau terlalu berharap lebih. Aku lalu membalikkan badanku dan menghadap orang di belakang ku ini.
Dan tiba-tiba mulutku tidak bisa di kontrol…
“XI LUHAN” teriak ku
“Ada apa Young-ah? Aku masih mengantuk” ucap nya dengan masih menutup mata.
“Buka matamu!” desakku dan akhirnya ia membuka matanya dan menatap ku.
Aku sudah dalam posisi duduk di sampingnya dan ia hanya menatapku.
“Apa?” tanya nya
“Kau!!!”
“Apa sayang?” ucapnya sambil mulai mendekatiku dan aku mulai mundur.
Dia menarik tangan ku dan akhirnya bibir kami saling menyatu. Dia memegang tengkukku dan mendorongnya agar lebih dekat. Aku hanya diam karena kedua tanganku di pegang olehnya. Tanpa ku sadari, dia sudah membaringkan tubuhku dan dia menindihku. Ciumannya terlepas.
“I miss you baby” bisikknya tepat di telingaku sambil menjilatnya.
Ia lalu mengarahkan kepalanya menuju tengkukku. Ia mengecup pelan leherku. Setelah itu dia mendongak menatap ku. Aku sudah mengeluarkan airmata ku.
“Hei, kau kenapa?” tanya nya dengan lembut dan cemas. Aku segera menubruknya dan memeluknya dengan erat. Membenamkan kepalaku di dada bidangnya.
“Aku merindukanmu, babo! Aku kesepian! Aku membutuhkan mu! Dan…” ucapku sambil sesenggukkan.
“Dan apa?” tanya nya dengan nada menggoda yang sudah aku hafal.
“Dan aku mencintaimu” ucap ku dengan lirih.
“Apa? Aku tidak dengar?” ucapnya sekali menggodaku.
“Aku mencintaimu Xi Luhan” teriak ku akhirnya.
Ia tersenyum lalu mengelus rambut dan punggungku dengan lembut.
“Aku juga mencintai mu” ucapnya tepat di telingaku.
“Aku hamil anakmu 2 bulan” ucap ku tiba-tiba.
“Aku tahu. Sudahlah, membahas itu nanti saja” ucapnya.
END
Akhirnya abis juga… Ini semua Han Young POV loh ya… Dan ini memang author sengaja buat happy ending… Maaf juga kalau kurang panjang. Author juga mau ucaping terima kasih buat admin yang udah post ff author ini.
