Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

3 Days for Love (Chapter 5)

$
0
0

Author:

Quidie (@qui1291)

Cast:

Kris (Exo)

Lay (Exo)

Oh Remi

Genre: Romance comedy

Length: Multichapter

1 (1)

“Bagaimana jika..arti dari lagu tersebut kutujukan padamu?” Pertanyaan Lay membuat raut wajah Remi berubah seketika.

“Mwo?”

Keduanya kini terdiam dan saling menatap satu sama lain.

“Kalian ada disini rupanya!” Ucapan seseorang seketika menyadarkan Lay dan Remi dari lamunannya hingga akhirnya memalingkan pandangan kearah lain. “Daritadi aku terus mencari kalian berdua.”Kata orang itu yang tidak lain adalah Sani.

“Mianhae.” Ucap Lay singkat.

Sani tersenyum lebar. “Aku akan memaafkanmu, tapi malam ini temani aku ke pesta Yerim Ahjumma..”

“Tapi itu kan pesta keluargamu, Sani~ya ?!” Tanya Lay

“Oleh karna itu. Aku sengaja ingin mengajakmu kesana, dengan begitu aku bisa memperkenalkanmu pada keluargaku.” Perkataan Sani barusan cukup membuat Remi tercekat mendengarnya. Sani bilang ia akan memperkenalkan Lay pada keluarganya? Itu berarti sahabatnya ini benar-benar menyukai Lay dan menginginkan hubungan serius dengan pemuda itu.

Tanpa sengaja mata Lay kembali bertemu dengan Remi. Keduanya saling menatap satu sama lain beberapa saat, lalu akhirnya Remi mengalihkan pandangannya.

“It..itu ide yang bagus.” Ucap Remi akhirnya membuat Sani berbalik memandangnya. “Selain dapat saling mengenal, keluargamu dan Lay juga bisa semakin dekat satu sama lain.” Ucap Remi akhirnya.

“Benar kan apa kataku?! Remi saja setuju! Kau mau kan ikut denganku? Ayolah Lay..~” Tanya Sani dengan nada terdengar sedikit manja.

Lay diam beberapa saat, lalu akhirnya mengangguk pelan membuat raut wajah Sani berubah senang dan langsung memeluk pemuda itu. Remi sendiri hanya tersenyum kecil lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Lay yang memandangnya pergi, dan seseorang lagi yang tidak mereka sadari kehadirannya. Orang itu tidak lain adalah Kris. Pemuda itu sudah berada tidak jauh dari sana sejak tadi, dan ia melihat semua yang terjadi. Sejak awal.

♥:♥:♥

Hari sudah malam dan mereka sedang dalam perjalananan pulang. Saat ini Lay yang sedang menyetir mobil. Pemuda itu sengaja melakukannya karna ia tau tangan kanan Kris sedang cedera. Awalnya Kris menolak dan bersikeras tetap ingin menyetir. Sampai Lay mengancam kalau ia akan mengatakan yang sebenarnya pada yang lain dan akhirnya berhasil membuat pemuda itu mengalah.

“Terima kasih banyak yah! Hari ini menyenangkan sekali.” Ucap Sani pada Kris dan Remi. Ia dan Lay kini sudah sampai di tujuan mereka. “Apa kalian tidak ingin ikut juga?!”

“Tidak usah.” Sergah Kris cepat. Bahkan sebelum Remi sempat menjawabnya. “Kami ingin langsung pulang saja. Lagipula dia pasti lelah.” Ucapnya lalu mengarah pada Remi.

Sani lalu mengangguk mengerti. “Hm..aku mengerti. Kalau begitu, hati-hati di jalan yah!”

“Be careful. And take care of her..” Tutur Lay membuat Kris menatapnya sebentar lalu akhirnya masuk kedalam mobil dan disusul oleh Remi.

♥:♥:♥

“Masuklah!” Ucap Kris pada Remi saat mereka tiba di depan rumah gadis itu.

Remi berniat turun dari mobil sampai mendadak mengurungkan niatnya lalu berbalik menatap Kris curiga. “Kau tidak turun?!” Tanyanya namun tidak direspon oleh Kris. “Kau mau pergi kemana malam-malam begini?!” Tanyanya lagi. Kali ini terdengar cukup tegas.

“Kau tidak perlu tau. Sana masuklah!” Ulang Kris dengan nada yang mulai meninggi. Remi hanya memandang pemuda disampingnya itu tajam, namun akhirnya mengikuti kata-katanya.

Tepat saat Remi sudah turun dari mobil, Kris langsung memutar balik dan melajukan mobil dengan kencang kemudian pergi dari sana. Remi memandang mobil itu sesaat dan detik berikutnya ia langsung menghentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat di depan rumahnya.

“Tolong ikuti mobil silver itu!”

♥:♥:♥

Kris melajukan mobilnya dengan kencang dan tanpa arah. Tangan pemuda itu menggenggam erat stir mobil dihadapannya. Pikirannya benar-benar sedang melayang saat ini. Dan menurutnya, hanya ada satu tempat yang cocok untuk meluapkan apa yang dirasakannya saat ini.

Tak lama kemudian ia pun tiba di tempat tujuannya. Tempat itu tidak lain adalah Diskotik. Tanpa membuang waktu lagi ia pun berjalan masuk kedalam.

Sesampainya didalam Kris berjalan menuju bar, dan langsung memesan minuman bir. Tidak butuh waktu lama, bir yang dipesannya kini sudah tersedia. Tanpa berpikir panjang ia pun langsung meneguk minuman tersebut, setelah itu kembali memesan segelas lagi. Dan begitu seterusnya.

“Mwoya~kenapa juga aku harus melihatnya saat itu!!” Ucapnya kesal setelah meneguk gelas berisi bir yang ke-5. Bayangan saat Lay dan Remi bersama tadi sore kembali hadir dibenaknya. Dan mengingat itu sungguh membuat hatinya terasa sakit sekaligus kesal. Harus ia akui, ia benci saat melihat kedua orang itu bersama-sama.

“Tambah satu lagi!” Perintahnya pada pelayan dihadapannya.

“Maaf Tuan, tapi anda sudah mabuk..” Tolak Pelayan tersebut, membuat Kris menatapnya kesal.

“YA! Tugasmu itu hanya melayani konsumen, bukannya menasehati! Mengerti! Cepat ambilkan aku segelas lagi!!” Bentaknya. Pelayan tersebut akhirnya mengikuti perkataannya lalu memberikannya segelas bir lagi. Namun baru saja Kris berniat meminumnya, seseorang tiba-tiba saja merebutnya dari tangannya.

“Miceosso?!!” Tanya orang tersebut yang tidak lain adalah Remi. Gadis itu menatap Kris tidak percaya.

“Apa yang kau lakukan?! Sini, berikan padaku!!” Pinta Kris lalu berniat mengambil minuman dari tangan Remi namun gadis itu dengan sigap menariknya.

“Ada apa denganmu?! Kenapa tiba-tiba kau jadi seperti ini, hah?!” Tanya Remi dengan nada yang meninggi. Namun bukannya menjawab Kris hanya menatapnya tajam kemudian kembali berniat mengambil minuman dari tangan Remi. Membuat gadis itu sontak melempar gelas tersebut ke lantai hingga pecah berantakan. “Kaui ini kenapa?! Kenapa begitu bodoh hingga membuat dirimu jadi seperti ini..”

“That’s not your business!!” Bentak Kris tiba-tiba membuat Remi spontan menghentikan kalimatnya. “This is my life. And i can do anything i wanted!”. Tuturnya membuat Remi menatapnya tak percaya.

“Memangnya apa pedulimu?! Lagipula kau pikir kau ini siapa? Berani mengatur hidupku..hm!?”

“Ak..aku…” Remi tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Gadis itu tidak tau harus menjawab apa. Ia sendiri bingung dengan sikapnya saat ini. Namun ada satu hal yang ia sadari saat ini, hal yang membuatnya menyusul Kris adalah karna ia khawatir dan benci melihat pemuda itu seperti saat ini.

“Waeyo?! Tidak berani menjawab, kan?! Atau tidak tau harus menjawab apa?!” Ucap Kris lagi. Remi sendiri hanya mampu menatapnya dalam. “Kau itu bukan siapa-siapa bagiku. Karna itu, sekarang pergilah dari sini. Tidak usah pedulikan aku.” Kata Kris mengakhiri lalu berbalik membelakangi Remi yang masih menatapnya.

Remi akhirnya berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Sedih sekaligus sakit, itulah yang dirasakan oleh gadis itu saat ini. Ia benar-benar tidak menyangka Kris akan mengatakan hal seperti itu padanya. Mungkin semua itu memang benar, ia bukanlah siapa-siapa. Tapi mendengar Kris mengatakan itu secara langsung padanya, entah kenapa itu membuat hatinya terasa sakit saat mendengarnya.

“Upps! Maaf..aku tidak sengaja!” Kata seorang namja saat tanpa sengaja menabrak Remi. Gadis itu sendiri hanya mengangguk pelan dan berniat pergi sampai namja tersebut menahan lengannya. “Eh..Nona manis, kenapa ingin pergi cepat-cepat. Mau main denganku, tidak?” Tanyanya seraya mengenggam lengan Remi.

“Apa yang kau lakukan?! Tolong lepaskan~ tanganku sakit..” Pinta Remi seraya berusaha melepaskan tangannya namun namja itu semakin mempereratnya.

Tepat saat itu sebuah pukulan tiba-tiba saja mendarat di pipi kiri namja tersebut hingga jatuh tersungkur di lantai. Membuat Remi dan beberapa orang disana terkejut.

Remi berbalik dan mendapati Kris yang sedang menatap tajam kearah namja tersebut. Ia bisa melihat dengan jelas amarah yang nampak dimata pemuda itu.

“Sial! Kau ini siapa hah?! Berani-beraninya kau memukulku!” Tanya pemuda itu kesal seraya bangkit dari posisinya.

“Dia adalah kekasihku.” Ucapan Kris barusan membuat Remi menatapnya terkejut. Berbeda dengan pemuda dihadapan mereka, yang tertawa seolah mengejek.

“Mwo?! Kekasihmu?! Jangan membual! Disini semua orang bisa saja mengatkan bahwa gadis itu adalah kekasih mereka. Kau pikir aku akan percaya begitu sa..”

Belum sempat pemuda itu menyelesaikan kalimatnya, ia sudah lebih dulu dikejutkan oleh Kris yang tiba-tiba saja mengecup bibir Remi. Gadis itu sendiri tidak dapat melakukan apa-apa saking terkejutnya.

Setelah beberapa saat Kris pun akhirnya melepaskan ciumannya perlahan.

“Dia adalah kekasihku. Jadi jangan coba-coba menyentuhnya dengan tangan kotormu itu.” Tutur Kris membuat pemuda itu menatapnya penuh amarah.

“Brengsek!! Kemari kau!” Seru pemuda itu kemudian berniat memukul Kris. Beruntung Kris berhasil menghindarinya dan malah berbalik memukul pemuda itu hingga lagi-lagi tersungkur di lantai. Merasa kesal pukulannya meleset, ia pun kembali bangkit dan mencoba memukul Kris untuk kedua kalinya. Namun kali ini ia mengambil salah satu botol bir dan mengarahkannya pada Kris.

Hampir semua yang berada disana membelalakkan mata saat melihat apa yang dilakukan oleh Kris. Pemuda itu menahan pukulan tersebut dengan pergelangan tangan kanannya membuat botol yang dipegang olehnamja itu pecah seketika. Detik berikutnya Kris merebut pecahan yang masih tersisa dari tangan pemuda itu lalu berniat menusukkannya ke wajah pemuda itu namun akhirnya terhenti saat melihat orang dihadapannya itu seolah hampir mati terkejut, menganggap wajahnya akan benar-benar terkena tusukan.

Kris menatap orang itu tajam lalu akhirnya membuang pecahan botol itu ke sembarang tempat kemudian menarik tangan Remi dan membawanya keluar dari sana.

Sesampainya diluar, Kris langsung mengambil botol yang berisi air minum dari dalam mobil lalu mencuci tangannya yang kini berlumuran darah. Remi sendiri masih tidak dapat mengatakan apa-apa karna kaget dengan semua yang telah terjadi.

“Masuklah!” Perintah Kris pada Remi yang mengangguk lalu ikut masuk kedalam mobil. Setelah itu Kris pun melajukan mobil pulang kerumah.

Tidak ada satupun diantara mereka yang bicara satu sama lain. Sejak tadi keduanya hanya diam seribu bahasa.

Ciitt!!

Suara decitan ban disusul dengan mobil yang mendadak berhenti di pinggir jalan membuat Remi sedikit terhempas dari tempat duduknya.

“Kau baik-baik saja?!” Tanya Kris membuat Remi mengangguk. Jujur saja saat ini gadis itu merasa sedikit takut, ini pertama kalinya ia melihat Kris bersikap seperti ini.

Kris baru saja berniat kembali menjalankan mobil sampai tiba-tiba merintih saat merasakan ngilu di pergelangannya yang kini kembali mengeluarkan darah. Remi yang melihat itu langsung keluar dari mobil lalu menarik pemuda itu keluar.

“Kemarikan tanganmu!” Ucapnya berniat meraih tangan kanan pemuda itu namun Kris lebih dulu menarik pergelangannya.

“Sudahlah, tidak perlu.”

“Kau ini sebenarnya kenapa?!!” Seru Remi yang tidak tahan lagi dengan sikap Kris. “Kenapa sikapmu tiba-tiba jadi seperti ini?!” Kris sendiri tidak menjawab dan hanya mengalihkan pandangannya kearah lain. Remi kembali meraih tangan Kris, kali ini pemuda itu tidak menolak. Perlahan-lahan gadis itu pun membalut tangan Kris dengan sapu tangan miliknya.

“Mianhae..” Ucap Remi ditengah kegiatannya. “Aku tidak tau apa yang membuatmu mendadak berubah, tapi tolong..jangan bersikap seperti ini padaku. Apa kau tau? Sikapmu saat ini membuatku benar-benar khawatir..” Remi tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Airmata gadis itu tiba-tiba saja menetes, dan Kris melihat hal itu.

“Aiissh~dasar bodoh! Kenapa aku tiba-tiba jadi cengeng begini didepanmu.!” Ucap Remi tersenyum seraya mengusap airmatanya namun sayang tidak berhasil. Entah kenapa airmata gadis itu tidak dapat berhenti. “Memalukan! Ini semua karnamu..Neo ttamunae]!!” Ucapnya kesal yang perlahan-lahan mulai terdengar menjadi isakan.

Benar saja, Remi kini membalikkan tubuhnya dan terisak ditempatnya. Kris sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya memandangi Remi yang kini menangis membelakanginya. Hati Kris benar-benar sakit melihat gadis itu sedih seperti ini. Ingin sekali rasanya pemuda itu memeluk Remi untuk menenangkan hatinya namun ia tidak berani melakukannya. Karna mungkin saja orang yang dibutuhkan oleh gadis itu saat ini bukanlah dirinya Melainkan orang lain.

Sekarang..apa yang harus kulakukan?

#TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles