Judul : Father & Daughter [Ch.2]
Nama Author : Astina
Genre : Family
Length : Chaptered [2/3]
Main Cast :
- Kris (as Father)
- Qingru (as Daughter)
- Other EXO Member
Note : Ni Hao! Pertama, saya ucapkan terimakasih bagi yang sudah mau membaca part satu. Maaf aku mengirimkan part dua-nya agak lama (bukan agak sih, tapi lama banget). Semoga kalian masih ingat sama ceritanya! Di part dua ini, Kris dan Qingru akan menikmati satu hari bersama-sama! Tetapi ada sesuatu terjadi di bagian ending…something bad! Ah, aku kebanyakan cerita ya ^^, kalian baca sendiri deh No Siders and Bashing! Happy Read!
KRIS POV
KRIINNGGGGG~~~~
Jam wekerku berbunyi keras sekali,membuat telingaku sakit. Ugh…ini jam berapa sih?! Ah…hari ini ulangtahunku,aku lupa kalau aku harus bangun pagi! Kemarin aku men-setting weker ku jam lima,dan sekarang memang jam lima,tapi langit sudah cerah.
“Morning My Princess.”
“Dad…kenapa kau di sebelah tempat tidurku?”
“Memberi sambutan di pagi hari untuk hari special-mu. Happy Birthday,Wu Qing Ru.” Kata Dad sambil mengecup keningku. Waaa…padahal aku masih belum mandi dan rambutku acak-acakan,tapi Dad memanggilku Princess,senangnyaaaaaa.
“Dad,kau ingat hari ini aku umur berapa?” tanyaku sambil membenahkan rambutku.
“Enambelas kan? Sweet Sixteen kalau begitu? Putriku sudah besar rupanya.” Kata Dad yang mengacak rambutku lagi setelah aku merapikannya dengan susah payah.
“Hari ini,kita mau kemana saja?” tanyaku
“Kan ini ulangtahunmu,kau bebas memilih mau kemana.”
“Kita jalan-jalan keliling Beijing boleh?”
“Tidak masalah. Hanya kau dan aku? Tidak ada EXO atau siapapun,hanya Wu Yi Fan dan Wu Qing Ru. Sekarang kau mandilah,dan pakai sweater pink-mu itu,aku akan segera ganti baju.” Kata Dad sambil meninggalkanku.
Aku mandi dengan air hangat menggunakan sabun mandi favoritku,tak lupa keramas dengan shampoo pemberian Dad . Selesai mandi,kukeringkan rambutku menggunakan kipas angin,sementara menunggu kering aku mengecat kuku dengan kuteks warna pink yang senada dengan sweaterku.
Atasan boleh pink,tapi aku menggenakan bawahan yang bisa dibilang style laki-laki,aku pakai celana army panjang. Celana bermotif army milikku sebenarnya milik Mum dulu,punya Dad sebenarnya panjang tapi Dad memotongnya jadi selutut. Tanpa banyak ba-bi-bu aku memotong celana itu jadi selutut pula (pilihan yang nekat,mengingat celana itu masih bagus). Tidak lupa pakai lotion,bedak,perfume,dan lipgloss. Untuk sepatu aku pakai sneakers saja. Rambut panjangku yang se pinggang kubiarkan terurai.
Setelah siap,aku keluar ke ruang tamu dan menemukan Lay gege tertidur di sofa dengan kulit kacang berserakan di sekitarnya,benar-benar tamu yang tidak sopan! Benar,lebih baik aku tidak usah menaruh perasaan pada Lay gege,dia jorok begini! Ugh…tidak cocok sekali denganku.
“Wah…wah..wah,kita kembar sekali hari ini.” Kata Dad yang muncul dengan sweater biru dan celana selutut miliknya.
“Eh,tidak kusangka kau juga pakai celana itu. Dad,kau terlihat….sangat lucu.” Kataku sambil menahan tawa.
“Apanya yang lucu?”
“Kau seperti flower boy,lebih tepatnya kau seperti ulzzang! Jiahahha…Sehun oppa harus melihatmu pakai sweater itu.”
“Heh..ada-ada saja kau ini,aku memang ulzzang!”
“Ulzzang apanya,muka begitu tidak bisa dibilang ulzzang! Ya sudah,kita berangkat. Tapi,pada siapa kau menitipkan rumah?” tanyaku.
“Pada Xiumin,aku merasa dialah yang paling pantas menjaga rumah kita.”
“Semoga saja mereka tidak mengobrak-abrik rumah kita,tadi aku melihat Lay gege dengan kulit kacang berserakan dimana-mana,dia habis makan kacang tadi malam?”
“Iya,Lay makan kacang dengan Tao tadi malam,dan lupa membereskannya. Sana cepat masuk mobil,apa kau sudah menyiapkan barang-barang penting?” tanya Dad.
“Sudah kok,aku sudah menyiapkanya barusan.”
Semua sudah siap,aku sudah menjejalkan bed cover,bantal,dan guling di mobil. Makanan kecil,minuman soda,obat-obatan,dsb. Aku juga bawa CD rock favoritku. Tao gege menemani kami sampai ke gerbang,dan kemudian kami berangkat.
“Bye-bye Tao gege!” teriakku sambil melambaikan tangan.
Perjalanan dimulai,aku duduk manis di kursi depan sambil memandang keluar jendela. Dad sendiri sedang sibuk menyetir dan tidak menoleh padaku. Suasana hari ini sangat cerah,sama cerahnya seperti suasana hatiku. Tiba-tiba mobil berhenti,lampu merah rupanya.
“Kenapa diam saja?” tanya Dad
“Kupikir kau tidak ingin diganggu ketika menyetir,Dad.”
“Hahaha..tidak masalah kalau kau ingin mengajakku bicara,sudah kubilang ini hari ulangtahunmu,kan? Lakukan apapun sesukamu,asal masih dalam batas normal.”
“Dad,seandainya aku sudah besar dan berkeluarga nanti,apa kita masih bisa berdua seperti ini? Aku takut kalau kau kesepian ketika aku sudah punya suami.” Kataku
“Nak,kau masih enambelas tahun,jangan bicarakan masalah rumah tangga,serius dulu sekolah dan karir,baru nanti menikah.”
“Tapi sudah jelas aku akan menikah kelak,dan aku takut ketika hari itu datang,maka aku tidak bisa bersamamu lagi.”
“Kau sudah bertahun-tahun hidup denganku,apa masih tidak cukup? Justru kalau kau tidak punya suami aku akan marah,walaupun aku juga merasa kehilangan dirimu,aku juga ingin punya cucu.”
“Wah..aku tidak bisa membayangkan anakku nanti memanggilmu Kakek Wu,kekekeke.” Kataku sambil membayangkan wajah tua Dad (tapi aku tidak berhasil membayangkannya).
“Ah..sudahlah,bicarakan yang lain saja.” Kata Dad yang sepertinya risih dengan topik pembicaraan ini,maka aku mengalihkan pembicaraan dengan mengomentari Fanfiction EXO yang tersebar di Internet. Dad bergidik ngeri ketika aku membicarakan Fanfic Yadong.
“Kadang aku berpikir orang-orang itu terlalu kelewatan kalau membuat Fanfic,apalagi yang Yadong dan Yaoi.” Komentar Dad.
“Aku pikir juga begitu,di Internet banyak sekali TaoRis,KrisYeol,LayKris,dan masih banyak lagi. Dan parahnya lagi,kalian itu dibikin suami-istri! Kebanyakan sih kau yang jadi laki-lakinya,Dad.”
“Idihh…daritadi topik pembicaraan kita tidak ada yang enak dibicarakan.” Kata Dad yang kemudian membuka kaca mobil untuk membetulkan spion.
Sebenarnya aku membicarakan masalah suamiku dan Fanfic Yadong hanya untuk mengerjai Dad,aku tahu Dad tidak akan suka membicarakan hal-hal yang seperti itu,kekeke. Kuputuskan untuk menyetel lagu rock-pop di radio mobil.
“Heran deh,kau suka sekali lagu-lagu rock begini.”
“Aku anakmu,Dad. Kau sendiri juga suka mendengarkan lagu rock bukan?”
“Hehehe…untunglah selera musik kita sama.” Kata Dad yang ikut menyanyikan lagu Simple Plan yang berjudul ‘Save You’.
Kami terus bernyanyi sepanjang jalan,suara Dad sampai serak seperti habis menelan kecoak. Bodoh,harusnya Dad tidak membiarkan tenggorokannya kelelahan (?),bisa-bisa kualitas suaranya untuk rekaman album jadi menurun,maka aku menggantinya dengan kaset berisi lagu-lagu slow.
Belum sempat aku mengganti kasetnya,tiba-tiba Dad memekik keras, “ Kita sudah sampai Beijing !!”
“Hah? Benarkah?!” teriakku sambil membuka kaca jendela dan menyisir pemandangan sekeliling,dan ini memang sudah di Beijing.
“Kau mau shopping,Qingru?”
“Tidak,aku ingin ke tempat wisata saja.” Kataku
“Kita ke Jingshan Park ya? Kau mau tidak? Atau ke Great Wall saja?”
“Eh…ke Jingshan Park saja deh,untuk apa kita ke Great Wall?” kataku yang kemudian melanjutkan mengganti kaset.
Sekitar limabelas menit menyetir,akhirnya kami sampai di Jingshan Park,tempatnya lumayan ramai. Di Jingshan Park banyak orang-orang yang sedang duduk santai sambil menikmati minuman hangat di tengah musim gugur begini. Aku dan Dad duduk di sebuah park bench yang letaknya lumayan jauh dari keramaian.
“Dad,kita ngapain disini?” tanyaku.
“Foto-foto saja,aku bawa kamera lomo.”
“Ah..aku tidak suka kamera lomo,pakai polaroid saja!”
“Yeah..up to you.” Kata Dad yang kemudian mengambil polaroid di tas kecilku.
Kami berdua mengambil banyak foto,kebanyakan sih Dad yang memotret-ku. Kami meminta tolong seorang bapak paruh baya untuk memotret kami berdua,dan dia dengan senang hati melakukannya.
“Ekspresimu lucu sekali,Dad.” Komentarku ketika melihat ulang foto-foto kami.
“Sekali-sekali berpose kocak,di depan kamera wartawan aku hanya bisa berpose cool.” Kata Dad yang kemudian membuka sebungkus Chitato rasa seaweed,Dad menyuapkan Chitato-nya padaku sementara aku sibuk dengan polaroid-ku.
Dad berusaha mengambil sebungkus Chitato lagi dari dalam tasku,aku pura-pura tidak tahu kalau Dad mengambilnya,tapi pada akhirnya aku protes juga pada Dad.
“Dad,letakkan Chitato itu.” Kataku sambil melotot pada Dad.
“Eh,ketahuan deh.” kata Dad.
“Aku bosan disini,kita pindah tempat yuk?” ajakku,tapi sepertinya Dad tidak merespon.
“Dad? Kau sedang melamun ya?” kataku sambil meraba-raba muka Dad,kemudian memencet hidungnya.
“Sepertinya aku melihat Ibumu barusan.” Kata Dad.
“Mum? Benarkah? Dimana?” tanyaku sambil melihat ke sekeliling,mencari sosok Mum yang mungkin masih bisa kukenali.
“Sudahlah,lupakan. Selanjutnya kita pergi kemana nih?” kata Dad
“Boleh ke Haidian tidak? Aku ingin makan di restoran Mr.Chang,dulu kita pernah kesitu kan?”
“Ini masih pagi,kau sudah mau makan lagi? Memang dirumah kau tidak makan?”
“Tidak,makannya aku lapar.”
“Baiklah,kita kesana.” Kata Dad sambil menggandeng tanganku.
Mobil kami menuju Haidian sekarang,EXO M sering ke Haidian karena distrik itu tempat Luhan gege lahir. Biasanya Luhan gege mengajak kami mampir ke restoran Jepang milik Mr.Chang,tapi aku sudah lamaaa sekali tidak kesitu dan aku merindukan Teriyaki-nya.
Sesampainya disana,Dad langsung memesan tempat duduk VIP untuk kami berdua dan memesan banyak sekali makanan.
“Dad,kau mau makan besar?” tanyaku heran.
“Bukan aku,tapi kau yang akan makan besar.” Jawab Dad sambil memandang sekitar.
“Dad,waktu aku kecil aku ingat pernah kemari.”
“Yeah..dan kau menelan kulit kerang sehingga aku harus membawamu ke rumah sakit,masih ingat?”
“Hahaha…tentu saja aku ingat,kau panik sekali waktu itu.”
“Tentu saja aku panik,kalau tidak segera ditolong kau bisa mati gara-gara menelan kulit kerang itu.”
“Trims Dad,kau selalu mengkhawatirkanku.” Kataku sambil meraih tangan Dad dan menempelkannya di pipiku yang kedinginan,karena tangan Dad selalu hangat.
Tak lama kemudian,makanannya datang. Aku semangat sekali mengambil makanan yang tersedia,yang pertama kuambil adalah Teriyaki,kemudian Chicken Katsu,lalu Shusi,Sashimi,Ramen,dan masih banyak lagi! Benar-benar makan besar!
Aku mengambil berporsi-porsi makanan,sedangkan Dad hanya satu porsi. Apa Dad sedang diet? Mungkin sedang bikin sixpack untuk album baru tahun depan,jadi dia tidak makan yang berlemak,kalau aku sih cuek saja,kapan lagi bisa makan besar seperti ini?
“Astaga…kau menghabiskan semua ini?” tanya Dad sambil melongo menatap piring-piring yang kosong melompong.
“Memang kenapa? Kau sendiri sudah berhenti makan dari tadi,rugi kalau dibuang.” Jawabku sambil menelan Chicken Katsu yang terakhir.
Dad pergi ke meja kasir untuk membayar,sementara aku cuci tangan. Kami keluar dari restoran itu sekitar jam sembilan,masih ada banyak waktu untuk pergi ke tempat-tempat lain,kali ini aku mau shopping! Di daerah Haidian banyak sekali mall,jadi aku bisa belanja!
“Dad,ke mall ya?”
“Baiklah…baiklah,ratu shopping tidak enak kalau sehari saja tidak shopping,benar begitu bukan?” canda Dad.
“Aku tidak segila itu dalam belanja,mungkin masih stadium tengah.”
“Semoga tidak naik ke stadium akhir,aku akan mengusirmu dari rumah kalau kau jadi penggila belanja yang sudah benar-benar gila.” Kata Dad dengan nada memperingatkan.
Jarak dari restoran Mr.Chang ke mall cukup dekat,kami sampai di mall setelah sepuluh menit perjalanan dengan mobil. Aku turun dengan tergesa-gesa sementara Dad masih sibuk mengatur letak mobil di tempat parkir.
Kami berdua masuk mall bersama,aku kaget mendengar lagu History diputar di seluruh penujuru mall ini. Dad memakai masker-nya untuk menyamar,dia juga pakai topi agar warna rambutnya yang pirang itu tidak terlalu mencolok.
Tujuan pertama-ku adalah toko boneka,sudah lama aku tidak beli boneka,terakhir kali aku beli bersama Tao gege (aku beli boneka kelinci,Tao gege beli boneka panda). Aku tahu Dad tidak suka menungguku memilih barang,jadi aku memutuskan untuk beli teddy bear warna putih.
“Dad,aku beli ini ya? Yang besar boleh?” tanyaku,dan Dad hanya mengangguk pelan (Dad tidak ingin suaranya dikenali orang lain).
“Dad,yang kecil ini juga boleh?” kataku sambil menunjukkan teddy bear yang sama,hanya saja berukuran lebih kecil. Sekali lagi Dad hanya mengangguk pelan.
Selesai membayar,aku membawa boneka itu dengan tangan kananku,tapi tiba-tiba Dad merebutnya.
“Dad,biar aku saja yang bawa.” Kataku,tapi Dad tetap berkeras ingin membawakannya.
Setelah ke toko boneka,aku pergi ke toko kaset untuk membeli album rock oldiest. Dad juga terlihat asik memilih,jadi aku rasa aku juga bisa memilih lebih lama. Akhirnya aku menjatuhkan pilihan pada sebuah album kompilasi lagu rock-oldiest dengan sampul berwarna emas bertuliskan ‘Old is Gold,but Rock still Rock!’
Aku pergi ke meja kasir sambil membawa kaset itu,Dad juga terlihat sudah selesai memilih,dan coba tebak? Dad beli banyak sekali kaset! Sekitar lima sampai enam album dari artis yang berbeda.
“Dad,jangan habis-habisin uang! Kembalikan yang Michael Jackson itu,kita kan sudah punya!” bentakku,dan Dad langsung menurut.
Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas,tapi aku masih betah di mall. Tiba-tiba terbesit keinginan untuk nonton bioskop,kira-kira Dad mau tidak ya kalau nonton The Avenger?
“Dad,kita nonton bioskop yuk?”
“Baiklah,setidaknya di bioskop kita bisa duduk,kakiku agak pegal.”
Bioskop ada di lantai paling atas,jadi kami naik eskalator untuk sampai ke sana,hari ini bioskop lumayan sepi pengunjung. Kami beli dua tiket untuk film The Avenger,kemudian aku beli popcorn untuk camilan di dalam.
KRIS POV
Astaga,untung saja Qingru mengajakku nonton bioskop! Kalau tidak aku bisa ketahuan paparazzi tadi! Aku kenal betul seorang paparazzi yang selalu membuntuti EXO M kemanapun,untung saja dia tidak tahu siapa aku (walaupun dia sempat curiga mungkin).
Film The Avenger sudah mulai,tapi aku tidak mood nonton film. Jadi aku mengarahkan pandanganku ke kanan-kiri ku,sejauh ini aman-aman saja. Qingru sangat antusias dengan film itu,dia bahkan tidak berkedip,tapi di pertengahan film dia malah tertidur.
Kepalanya yang kecil itu terkulai dan jatuh di pundakku,kubelai lembut rambut panjangnya yang menutupi wajahnya. Qingru-ku sangat manis ketika tidur,itu sebabnya aku tidak ingin kehilangan dirinya,setiap detik aku berusaha sebisa mungkin melindunginya mengingat aku ini artis dan Qingru bisa kapan saja diserang fangirls fanatik.
Qingru tidur,dan aku juga tidak mood melihat film,jadi aku hanya makan popcorn sisa tadi sambil browsing internet. Aku teringat pembicaraan kami di mobil mengenai Fanfiction Yadong,aku benar-benar ngeri membacanya,apalagi aku harus di-pairing bersama Tao,Chanyeol,Lay,Luhan,dsb. Bukannya tidak suka di pasang-pasangkan,tapi kalau jalan ceritanya Yadong+Yaoi begitu,mana mau aku?!
“Qingru,bangunlah.” Kataku sambil menggoyang pelan tubuhnya.
“Dad,filmnya sudah selesai ya?” kata Qingru setengah tidur.
“Belum,tapi kau sepertinya lelah,kita ke mobil sekarang ya?”
“Ehm..baiklah.”
Aku dan Qingru keluar lewat pintu belakang,Qingru bergelantungan di tangan kananku sementara tangan kiriku membawa teddy bear-nya yang besar sekali. Sesampainya di mobil,pertama-tama aku menata bedcover,bantal,dan guling agar Qingru bisa tidur di bangku tengah,kemudian aku meletakkan teddy bear-nya di bagasi belakang.
Qingru langsung melompat tidur,dan aku masuk ke mobil. Ini masih jam setengah duabelas,tapi kenapa Qingru sudah mengantuk ya? Apa karena kebanyakan makan tadi? Hahaha…mungkin karena hobinya memang tidur (sama sepertiku,kekeke).
“Qingru,mau kemana nih?” tawarku.
“Terserah Dad,aku mau tidur saja.”
“Kita ke Haidian Park ya? Atau ke Distro saja? Bagaimana kalau ke Gong Wang Fu?”
“Terserah Daaaaad!!” Teriaknya sambil memeluk guling.
“Iya iya,begitu saja kau marah-marah.” Kataku sambil tancap gas.
Aku memutuskan ke Distro,mumpung Qingru sedang tidur,aku ingin membelikannya kado ulangtahun. Sambil menyetir aku memikirkan kado apa yang cocok untuknya. Novel Klasik sudah pernah,MP3 Player juga sudah,pernak-pernik juga sering kubelikan. Kira-kira hadiah apa yang cocok untuk kado sweet sixteen? Lipstick? Ah..tidak tidak..Qingru masih terlalu kecil untuk pakai Lipstick menor. Bagaimana kalau gaun? Yah! Itu dia! Gaun panjang yang manis yang biasa di pakai ke pesta-pesta!
Kuhentikan mobil di lapangan parkir sebuah ruko,ruko itu cukup terkenal di Beijing. Ruko tersebut berisi jejeran toko baju dari berbagai jenis,mulai dari baju casual,baju anak,baju emo,baju pernikahan,dsb.
Mataku terpaku pada sebuah gaun putih tanpa lengan,gaun itu lumayan panjang,dihiasi dengan lipitan-lipitan di bagian rok-nya,plus sebuah belt cantik yang pasti akan cocok di tubuh Qingru. Hanya saja gaun itu berwarna putih,aku ingin membelikannya yang berwarna hitam.
“Permisi,apa gaun ini tidak ada warna lain?” tanyaku pada penjaga toko.
“Ada tuan,pilihan warnanya ada ungu,merah,hitam,dan pink. Gaun itu limited edition koleksi musim gugur bulan ini.” Kata penjaga toko itu sembari menunjukkan padaku gaun warna-warni yang tergantung di sisi lain toko.
“Aku ambil yang warna hitam. Apa ada pernak-pernik yang cocok untuk dipakai bersama gaun itu?”
“Anda bisa memilih high heels dan aksesoris di sebelah sana.” Kata wanita itu sambil menunjukkan tempat yang dimaksud.
Aku harus memilih high heels yang tepat untuk Qingru,tapi nomor sepatunya berapa ya? Ah..aku ingat! Ukuran kaki Qingru sama dengan Baekhyun,sekitar 40-41. Kalau gaunnya warna hitam,high heels-nya warna apa ya? Yang jelas harus ada warna hitamnya juga.
Sekian lama aku berputar-putar mengelilingi rak sepatu,akhirnya aku memilih high heels warna hitam-emas dengan pita cantik di ujungnya. Selain itu aku juga membelikannya kalung berbandul angsa,gelang dengan warna silver metalic,anting-anting berwarna putih mengkilap,dan perfume. Kuharap Qingru akan menyukainya.
“Bisa tolong langsung dibungkus? Semua jadikan satu ya,itu untuk kado ulangtahun anakku. Sekalian masukkan surat ini.” Kataku kepada penjaga toko tadi. Kira-kira butuh sepuluh menit wanita itu membungkus kadonya,kemudian aku membayar total belanjaan dan langsung kembali ke parkiran.
Lumayan lama aku berkutat di toko itu,kurang lebih satu jam,tapi ketika aku kembali ke mobil Qingru belum bangun.
“WU QING RU! Kalau kau tidak bangun,kita pulang saja ya?!” teriakku
“DAD! Kau bikin kaget saja sihhh!!!!” teriak Qingru sambil mencubit lenganku,seperti biasanya cubitan Qingru sukses membuatku kesakitan.
“Salah sendiri kau tidur terus,mau kemana lagi nih? Baru jam empat sore lho.” Kataku
“Ke Great Wall deh,aku jadi ingin kesana setelah memimpikannya.”
“Memang kau tadi mimpi apa?” tanyaku
“Aku mimpi Lay gege mengajakku makan malam di tengah-tengah Great Wall,tapi kemudian kau datang dengan baju prajurit Mongol dan berkata kalau Great Wall bukan tempat untuk berkencan. Lalu Tao gege datang membawa samurai dan berperang denganmu,selesai.”
“Cih…mimpi yang konyol.” Kataku
“Dad,itu sebuah mimpi! Aku tidak mengarang-nya kok!”
“Aku tahu,tapi tetap terdengar konyol.” Kataku yang sebenarnya ingin tertawa saat itu.
Perjalanan menuju Great Wall agak memakan waktu,kakiku mulai sakit karena kelamaan menyetir. Qingru masih tiduran di jok tengah,tapi dia tidak benar-benar tertidur. Hanya hari ini saja,walaupun aku merasa capek,setidaknya aku membuat Qingru senang. Tunggu sampai dia membuka kado ulangtahunnya nanti malam.
“Nak,apa kau capek?” tanyaku pada Qingru.
“Sedikit sih,tapi mungkin tidak secapek kau,Dad. Aku tahu kau lelah menyetir dari tadi,seandainya aku bisa menyetir mobil,aku akan menggatikanmu.” Kata Qingru sambil melompat dari jok tengah ke depan.
“Minggu-minggu ini,aku janji akan memijitmu,Dad.” Kata Qingru dengan muka bersalah.
“Tidak usah,nanti kau capek lho.” Jawabku.
“Sekali-sekali,aku ingin jadi putri yang baik untukmu…”
“Eh,kenapa tiba-tiba bilang begitu?” tanyaku yang kemudian menoleh ke arah Qingru,ahh..dia menangis.
“Dad,barusan saja aku berpikir bahwa kau adalah ayah yang paling baik sedunia. Kau tidak pernah marah,selalu memujiku,menuruti semua permintaanku. Semua itu,rasanya tidak akan pernah bisa kubalas,jadi biarkanlah aku melakukan hal baik padamu mulai sekarang,sekecil apapun. Di umurku yang sekarang ini,aku ingin menjadi anak yang lebih berguna untukmu,tidak minta-minta terus.” Kata Qingru sambil terus menangis,astaga…hatiku bergetar melihatnya seperti ini,apa yang harus kulakukan? Memeluknya?
“Hey,kenapa menangis? Aku tidak pernah sekalipun merasa rugi memberimu uang,kasih sayang,waktu,dan perhatianku.”
“Justru karena itu,kau itu terlalu baik,Dad. Aku merasa jahat sekali jika tidak berbuat baik padamu,aku merasa aku ini gadis yang tidak berguna.”
“Tidak berguna? Kau setiap hari membangunkanku,membuatkan sarapan,menemaniku kemanapun aku pergi bahkan di sela-sela jadwal sekolahmu yang padat,kau merawatku ketika aku sakit,memberiku semangat ketika aku hopeless. Apa semua itu belum cukup?”
“Entahlah Dad,aku ingin yang lebih dari itu,aku ingin membuatmu bangga..” kata Qingru,air matanya tak terbendung lagi,dia menangis sejadinya. Matanya merah,hidungnya juga. Pasti Qingru kedinginan.
“Kita tidak jadi ke Great Wall,aku punya tempat yang lebih baik.” Kataku sambil memutar balik mobil menuju suatu tempat yang dulu sering kukunjungi bersama Ibuku.
QINGRU’S POV
Kenapa aku bisa menangis seperti ini di depan Dad? Oh Tuhan,aku benar-benar merasa sangat jahat kepada Dad,walaupun Dad bilang aku tidak begitu. Sungguh,aku merasa kasihan padanya,walaupun Dad tidak sesempurna itu,tapi Dad-lah yang merawatku semenjak Mum pergi,atau lebih tepatnya kami saling merawat. Entahlah,perasaanku sekarang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Sebenarnya,sejak pergi dari bioskop tadi aku sudah memikirkan hal ini,lalu aku tertidur sebentar,dan bangun lagi ketika Dad belanja di ruko entah untuk membeli apa. Di umurku yang ke enambelas ini,aku merasa senang bisa menyadari bahwa selama ini aku bukan anak yang baik,itu artinya aku bisa intropeksi diri.
Mobil Dad berhenti di sebuah perbukitan yang jauh dari keramaian,aku tidak tahu ini dimana,yang jelas tempat ini sangat indah! Pemandangan musim gugur di sore hari,hanya aku dan Dad di tempat ini,rasanya seperti mimpi.
“Qingru,aku dulu sering kemari bersama nenek-mu. Dari sini,kau bisa melihat bentangan Great Wall secara keseluruhan.” Kata Dad sambil menunjukkan pemandangan indah itu kepadaku.
“Wow..ini lebih baik daripada berkunjung ke Great Wall.” Kataku sambil duduk di rumput di samping Dad.
“Kedinginan?” tanya Dad,dan aku hanya mengangguk pelan. Kemudian Dad mendekapku dari belakang dengan tangannya yang lebar,Dad membisikkan kata-kata yang tidak aku mengerti karena suaranya terlalu kecil.
“Kau bicara apa Dad?” tanyaku dengan suara parau karena habis menangis,kemudian aku menolehkan kepalaku ke Dad,dan aku baru sadar dia menangis di pundakku.
“Kenapa kau ikut-ikutan menangis?” tanyaku heran
“Aku menangis karena kau menangis,aku tidak habis pikir kenapa kau berpikir dirimu adalah anak yang jahat,padahal menurutku kau itu anak yang baik.” Kata Dad sambil mengelus pelan rambutku yang diterpa angin sore.
Dad terus memelukku sambil membenamkan mukanya di pundakku,air matanya yang hangat membasahi sweater tebalku. Aku membelai rambut pirangnya sambil menepuk pundaknya,berusaha menenangkan ayahku yang entah kenapa tiba-tiba menangis.
Sekian lama Dad terus menangis,membuat hatiku merasa kasihan padanya. Dad boleh menangis sepuasnya di pundakku,beban hidupnya terlalu banyak,pantaslah dia menangis. Aku rela sweater-ku ini kotor karena ingusnya,karena air matanya,aku tidak merasa jijik.
“Daddy..tenanglah,jangan menangis lagi,kau tidak ingin lihat sunset? Sebentar lagi lho.” Kataku sambil mengalihkan perhatian.
“Ah…kau benar,sunset adalah pemandangan yang tidak boleh dilewatkan,sebentar aku ambil kamera lomo dulu.” Kata Dad sambil menghapus air matanya dan pergi ke mobil untuk mengambil kamera lomo.
Dad kembali beberapa saat kemudian,selain mengambil kamera lomo,Dad juga mengambilkan polaroid-ku. Sambil menunggu sunset tiba,aku dan Dad bersenandung menyanyikan lagu-lagu slow,mata Dad terlihat sembab dan merah,tidak jauh beda dengan mataku.
Ketika sunset benar-benar datang,kami membentuk tanda love menggunakan tangan kami berdua dan kemudian memotretnya. Tak lupa kami juga mengambil foto sedikit agar bisa dijadikan kenangan.
“Kita pulang?” tanya Dad.
“Sekarang? Baiklah,aku juga sudah capek.” Kataku sambil bangkit berdiri.
Kami berdua masuk mobil dan memulai perjalanan pulang,mataku benar-benar mengantuk sekarang,tapi aku berusaha untuk tidak tidur karena ingin menemani Dad ngobrol. Aku tidak suka kalau suasana di mobil sepi,rasanya sangat canggung,jadi aku selalu membuat topik untuk dibicarakan selama Dad menyetir.
“Dad,kau tahu? Kadang-kadang aku merasa seperti kurcaci jika berdiri di sebelahmu.” Kataku.
“Hahaha…memang tinggimu berapa?”
“Masih seratus enampuluh,beda duapuluh delapan senti denganmu.” Kataku.
“Tenang saja,tinggi badanmu pasti akan bertambah. Kau kan putriku,mungkin saja tinggimu bisa mencapai seratus tujuhpuluh,keturunan Wu tidak pernah bertubuh pendek,kakek dan nenek-mu juga tinggi sekali.” Jawab Dad.
“Semoga saja…”
“Kau tidak mau tidur? Perjalan pulang masih lama lho.” Kata Dad.
“Pinginnya sih tidur,tapi nanti kau kesepian.”
“Tidur saja sana kalau memang mengantuk.” Kata Dad sambil mengambil bantal di jok tengah menggunakan tangannya yang panjang.
Aku tidak berniat tidur walaupun mataku mengantuk,kuputuskan untuk membuka ponselku dan mengirim SMS pada semua member EXO (biasanya aku akan menulis : Selamat Malam Aliens!),aku mengirim ke semua-nya kecuali ke Dad.
Yang pertama membalas adalah Kai oppa,dia bilang begini ‘Jangan panggil aku Alien! Bagaimana kabar ayahmu? Semoga baik’. Kemudian disusul oleh Chen gege yang hanya menuliskan emoticon ‘=.=’ sebagai balasan. Dan pada akhirnya semua member EXO membalas SMS-ku,aku ingin tertawa ketika Kyungsoo oppa bilang ‘Hahaha…aku lebih mirip John Travolta daripada Alien. LOL’.
Keisengan lain yang biasa kubuat adalah membuat video-call bersama kesebelas member EXO. Dan entah mengapa aku melakukannya! Hahaha…ini pasti seru!
“Qingru? Apa yang kau lakukan?!” teriak Chanyeol oppa sambil menunjukkan wajahnya yang sepertinya belum mandi.
“Qingru! Kau sedang dimana? I miss youuu.” Teriak Baekhyun oppa yang sedang menikmati pancake.
“Hai semua! Aku sedang jalan-jalan sama Dad!” balasku.
“Qingru,kau bawa oleh-oleh tidak?” tanya Xiumin gege yang saat itu sedang topless.
“Xiumin hyung! Kenapa tidak pakai baju?!” teriak Tao panik.
“Ah..kalian ini ramai sekali. Tidak mau ngobrol sama Duizhang nih?” tanyaku sambil mengarahkan layar HP-ku ke muka Dad.
“DUIZHAAAANNNGGG!!!!!!! WE LOVE YOUU.” Teriak mereka secara kompak,kontan membuatku langsung tertawa terbahak-bahak.
“I Love you Too! Sudah jangan ngobrol denganku,aku sedang menyetir. Ngomong-ngomong,kenapa mukamu lecek begitu Yeol? Belum mandi?” tanya Dad.
“Kekeke…iya,aku belum mandi!”
“Euh..jorok!” teriak Luhan gege yang kemudian disusul tawa member lain.
“Sudah dulu ya! Nanti aku menghubungi kalian lagi,jaga kesehatan untuk yang di Korea. Saranghae.” Kataku sambil melambaikan tangan di depan layar HP.
“Hahaha…mereka itu lucu sekali,teman-temanmu Dad.” Kataku
“Mereka memang lucu,tidak ada alasan untuk tidak menyukai EXO. Kalau boleh tanya,siapa member EXO favoritmu selain aku?” tanya Dad,eh..pertanyaan yang aneh.
“Aku suka semua,tapi yang paling aku suka adalah Sehun oppa,dia yang paling care padaku.”
“Umurmu dan Sehun juga tidak jauh-jauh amat,mungkin aku akan mengizinkanmu pacaran dengan Sehun daripada dengan Lay.”
“Hahaha..tidak usah,terimakasih. Aku sudah putuskan untuk tidak menyukai anak-anak EXO.” Kataku sambil mehrong ke Dad.
“Baguslah kalau begitu,sekarang kau tiduran dulu,perjalanan pulang masih setengah jam lagi,nanti kalau sampai rumah akan kubangunkan.” Kata Dad.
Aku-pun menuruti apa kata Dad,memejamkan mataku dan tidur. Sekitar jam delapan malam,kami sampai rumah. Aku dan Dad menurunkan semua barang bawaan kami dengan dibantu Xiumin gege. Lalu aku langsung pergi ke kamar dan melompat ke tempat tidur tanpa berganti baju,aku tidak peduli akan apapun saat itu,aku hanya ingin tidur.
Esok harinya,aku bangun agak siang (sekitar jam tujuh),lalu pergi ke ruang tamu dan membuka kulkas untuk mencari yoghurt. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu,pasti Luhan gege deh.
“Iya tunggu sebentar!” teriakku dari dalam. Aku pergi membukakan pintu sambil melahap yoghurt.
“Luhan gege,sudah kukira kau yang datang.” Kataku.
“Qingru,gawat! Seorang paparazzi berhasil menangkap gambarmu bersama Kris gege ketika kalian jalan-jalan kemarin. Sudah lihat TV belum? Di koran juga ada lho! Haduh,aku kemari pagi-pagi hanya untuk mengatakan ini!” teriak Luhan gege panik,tapi aku hanya bisa mematung di tempat.
“Ada apa ini? Kenapa kau teriak-teriak begitu?” tanya Dad pada Luhan gege. Kemudian Luhan gege langsung berjalan ke arah Dad dan memberitahu apa yang terjaadi.
Aku berdiri di tempat lama sekali,sadar akan bahaya yang ada di hadapanku sekarang. Paparazzi bisa menulis yang aneh-aneh yang bahkan belum tentu benar mengenai dirimu. Lalu apa yang akan dikatakan Dad pada pers nanti seandainya ditanya mengenai aku? Apa Dad akan menjawab dengan jujur kalau aku anaknya?
Kakiku lemas sekali,pikiranku dihantui banyak sekali kejadian-kejadian buruk yang mungkin akan benar-benar terjadi. Aku khawatir. Gelisah. Takut. Acara gosip di TV juga membicarakan masalah ini,mereka mengira aku ini pacar Dad (hahaha..dasar bodoh,tidak lihat ya kalau wajahku ini mirip Dad? Sudah jelas aku anaknya).
Ini semua ulahku,andai saja aku tidak mengajak Dad jalan-jalan kemarin,pasti tidak akan ada kejadian seperti ini. Sekali lagi aku ingin meminta maaf pada Dad,tapi sekujur tubuhku rasanya tidak bisa bergerak.
“Qingru,kau jangan takut,aku akan menjelaskan semuanya pada media massa.”
“Dad…maafkan aku.” Kataku,air mata sedikit mengalir dari mataku.
“Tenang saja,aku akan mengurus semua ini,kau tenang saja,OK?”
“Dad…maafkan aku.” Kataku sambil setengah berteriak,air mata semakin deras mengalir membasahi wajahku yang belum mandi ini. Kemudian Dad memelukku,berusaha menenangkanku. Tapi apa aku bisa tenang? Tidak! Hari-hari yang buruk,sepertinya akan segera dimulai.
~TBC~
