Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

My Sorrows will be your Sorrows

$
0
0

My Sorrows will be your Sorrows

Cover Chapter I

Cast     :          – Do Kyungsoo

- Oh Sehun

- Xi-Luhan

- Huang Zhi Tao

- Another Exo’s Member

Genre : Romance, Crossgender, Married Life.

Rate    :  PG-15, Series

 

Seharusnya aku benar-benar tak mengenalmu. Waktu itu aku mengenalmu karena sebuah buku. Namun,hanya dengan mengenalmu, Kini aku membencimu. Harusnya kau berkata jujur, Harusnya Kau yang menanggung beban ini, Bukan Dia. Kau biarkan aku bersamanya. Meskipun begitu, semuanya menjadi lebih baik. Akan kuterima meskipun sangat sulit. Aku akan berusaha untuk melupakanmu.

 

(Part I)

Author PoV

Seorang namjaa berparas tampan, benar-benar menikmati tiap detik memperhatikan setiap lekuk wajah seorang yoejaa cantik di sebelahnya. Dengan bibir berbentuk hati milik yoejaa yang tak berhenti berbicara menjelaskan sesuatu yang ada di depan matanya. Do Kyungsoo, yoejaa itu tengah asyik menjelaskan angka-angka rumit yang merupakan makanan sehari-harinya. Sedangkan namjaa yang ada disebelahnya hanya terdiam dan tak memperhatikan setiap kata yang ia keluarkan dari mulutnya.

“Ya! Oh-Sehun, kau tak memperhatikanku? Kau melamun, aigoo….pantas saja kau bodoh” umpat kecil Kyungsoo setelah mendapati Sehun yang mengacuhkannya.

“Ani…aku sedang sangat fokus, fokus melihat hidungmu yang sedikit berubah” ujar Sehun mendekatkan wajahnya pada pipi Kyungsoo, memperhatikan hidung Kyungsoo dari dekat.

“Ya, apa kau operasi plastik?” sambung Sehun dengan nada rendah.

“Aishh aigoo, pabo ya!” teriak Kyungsoo memukul kepala Sehun dengan buku Fisika tingkat tinggi yang tebal.

“Ssstttt……!” serempak semua pengunjung perpustakaan membuat Kyungsoo memerah.

“Aku tak pernah operasi plastik!” tegas Kyungsoo setengah berbisik.

“Sebaiknya aku pergi dari perpustakaan ini, semua anak tingkat tiga membuat-ku gila, apa yang mereka lakukan sehingga mereka lebih suka membaca buku selain fisika” ujar Kyungsoo yang sudah menempatkan tas selempang berbahan rajutan lembut berwarna merah muda di bahu sebelah kanannya.

“Dyo, mau kemana kau?” ujar Sehun menggenggam tangan Kyungsoo tiba-tiba, menjatuhkan Kyungsoo kembali ketempat duduknya.

“Pulang ke kelas, beberapa menit lagi kelas trigonometri dimulai” ujar Kyungsoo melepas tangannya pelan.

“Sehun, bukankah kau bisa sendirian disini menunggu yoejachinggumu?” Sambung Kyungsoo segera beranjak dari tempat-nya terduduk.

“Luhan akan selalu telat Dyo, jebal temani aku sebentar” Kyungsoo hanya memutar bola matanya sebab Sehun telah berhasil meluluhkan hatinya dengan Cat—smirks  miliknya.

Lagi-lagi Oh-Sehun dan Kyungsoo hanya berdiam diri setelah percakapan tadi, Kyungsoo membuka buku-buku miliknya untuk kembali mempelajari pelajaran favoritnya, Fisika tingkat Perguruan Tinggi. Untuk Sehun ini kesempatannya untuk melirik wajah Kyungsoo yang masih berada di dekatnya. Sebelum Kyungsoo pergi untuk belajar lagi di kelas yang berbeda dengannya.

Author’s PoV end

 

Oh-Sehun PoV

“Luhan akan selalu telat Dyo, Jebal temani aku sebentar” Kyungsoo memutar kedua matanya, kali ini Cat Smirks-ku berhasil meluluhkan hatinya. Kyungsoo kembali duduk di sebelahku.

Namun sayang, Kyungsoo tak mengatakan apapun, ia hanya membolak-balik kertas penuh rumus yang menurutku tak berguna. Kyungsoo benar-benar serius menggeluti setiap bidang studi di jurusannya. Ya tentu seorang calon Arsitek sepertinya memang benar-benar harus mengerti Fisika.

Wae Sehun? Lagi-lagi kau blanck. Jangan melamun Oh-Sehun, tak bagus untuk kesehatanmu” Ujar Kyungsoo lembut padaku, matanya kembali menerawang setiap soal yang ada di buku latihannya. Lagi-lagi sunyi menyerang kami.

“Hei Kyungsoo, kau tahu tidak kalau kau itu….cantik?” aku mengumpat kecil setelah aku tersadar dari lamunanku, bisa-bisanya aku mengatakan hal itu secara spontan. Sudah kulihat telinga Kyungsoo memerah, tapi terlihat dari mimik wajahnya ia pura-pura tidak mendengar semua ucapan bodohku.

“ten..tu saja k..kau cantik, kau seorang yoejaa” ucapku lagi dengan nada bercanda yang ku buat-buat, aku rasa itu tak menyakiti hatinya, setidaknya lebih baik daripada memperkeruh keadaan.

“ya kau memang benar Sehun, terserah apa katamu saja. bisakah kau tenang kau tak lihat aku sedang belajar” ujar Kyungsoo datar, rona telinga-nya kembali menjadi normal.

“Sehun-nie, apakah kau menunggu lama?” bisik seorang yoejaa tepat di telingaku. Aku benar-benar mengenali suara indah itu, suara yang membuatku jatuh hati hingga detik ini.

Jagiya, Luhan-nie kau benar-benar lama. Untung saja ada chinggu setiaku, Kyungsoo”Ujarku sumringah melihat seorang yoeja cantik di sebelahku menatap lembut Luhan.

Hari ini Luhan terlihat sangat cantik. Luhan mengenakan baju pemberianku semalam, minidress di bawah lutut beraksen vintage. Rambutnya terurai bebas dan beberapa anting-anting mutiara yang mempercantik wajahnya.

“Luhan-nie apa kau sudah makan?” tanyaku dengan jemariku yang membelai rambut lembut Luhan.

Siroo! Aku sedang diet” jawabnya menyilangkan tangan tepat di dadanya.

“Luhan-Ssi bukan aku ingin ikut campur, tapi untuk badan se-langsing itu bukankah tak baik untukmu diet?” Campur Kyungsoo yang sangat polos, membuatku tertawa kecil.

“Benarkah, apa aku langsing?” ujar Luhan menatap Kyungsoo dengan matanya yang berbinar bahagia.

“sejujurnya, itu cenderung kurus sih” lagi-lagi Kyungsoo menjawabnya dengan polos.

“Aisshh, jinjja? Sehun-nie bantu aku membuat badan kurus ini sedikit lebih gemuk. Bisakah kita ke Cafetaria?” Ajak Luhan padaku, menggenggam lembut telapak tanganku. Kali ini, mata Luhan yang menunjukan Cat Smirk—nya benar-benar membuatku meleleh. Kubalas permintaannya dengan anggukan dan senyum, tangan bebasku membelai pipi kirinya.

Aku mulai beranjak dari kursi perpustakaan, tapi beberapa hal terlintas di pikiranku. Membuatku menatap bingung kepada yoeja di sampingku, Kyungsoo.

lalu, bagaimana dengan Kyungsoo. Aku masih ingin berlama-lama bersamanya..” aku membatin.

Sehun, dasar bodoh. Hanya perhatikan Luhan, jangan memikirkan hal lainya” aku menepuk jidatku pelan. Menarik perlahan nafasku.

Aku meliriknya, seakan-akan aku dapat menghantarkan pikiranku padanya. Menatapnya dengan ekspresi yang mencerminkan ‘bagaimana denganmu?’. Kyungsoo menatapku dengan senyum indah yang melengkung di sisi kanan dan kiri bibirnya. Ia hanya menggeleng, senyumnya merekah meperlihatkan beberapa gigi putih bersihnya.

Anio, aku tidak ikut, sudah kubilang aku ada kelas Trigonometri sekarang. Anyeong Sehun-Ssi, Luhan-Ssi” Kyungsoo bisa membaca ekspresi di wajahku. Kyungsoo beranjak mengangkat semua barang bawannya. Buku fisika tebal yang ia gunakan untuk mengajariku.

Oh-Sehun’s PoV end

 

Do Kyungsoo PoV

Aku menatap sepasang kekasih itu berada di depanku, aneh rasanya melihat mereka berdua. Oh-Sehun yang sangat tampan dan yang tadinya aku pikir seorang Bad—namjaa dengan lembutnya mengayomi yoeja cantik Xi-Luhan yang sangat manja. Aku rasa aku telah salah menerka-nerka orang yang belum lama ini aku kenal.

Menatap Sehun yang segera pergi meninggalkan aku yang tadinya ia jadikan sebagai guru private dadakan, yang membantunya mempelajari pelajaran yang paling ia benci. Aku sempat berpikir, apakah ia akan meninggalkanku bersama yoeja-nya tanpa pamit.

Ternyata ia masih waras, ia menatapku. Tatapan-nya seperti mengatakan ‘Bagaimana denganmu’. Aku hanya menggeleng dan tersenyum menandakan aku tidak ingin mengganggu mereka. Sialnya, aku benar-benar teringat dengan Park Seongsaenim yang mengajar Trigonometri di kelasku.

Anio, aku tidak ikut, sudah kubilang aku ada kelas Trigonometri sekarang. Anyeong Sehun-Ssi, Luhan-Ssi” aku pergi meninggalkan mereka dangan mengangkat buku fisika yang seperti kamus yang tebal.

Aku mengalihkan penglihatanku ke belakang menatap wajah Sehun yang beranjak dari tempatnya berpijak menggandeng erat tangan yoejachinggunya, aku menatap punggungnya yang semakin menjauh.

Do Kyungsoo PoV end.

 

FlashBack

Author’s PoV

Yoejaa cantik yang lehernya di balut Syal merah dengan sweater hitam yang menutupi T-shirtnya yang bermotif floral putih. Melangkahkan kakinya masuk ke sebuah ruangan yang penuh akan buku, mulai dari buku lama sampai buku baru. Buku tebal sampai buku yang tipis. Semua buku hampir ada di sana.

Do Kyungsoo mencari buku kesukaannya, buku Fisika. Jemarinya membolak-balik cover buku yang berjejer di lemari dua sisi itu. Matanya setia mencari-cari judul yang ia maksud. Sampai akhirnya ia menemukan hal yang ia inginkan.

“Ahh…Yogie, akhirnya kudapatkan” ujar Kyungsoo yang menatap gembira benda itu.

Baru saja ia ingin mengambil buku itu, tiba-tiba sebuah tangan yang cukup besar mengambilnya dengan cepat. Kyungsoo kaget dan jengkel, jerih payahnya telah direnggut seseorang.

“Chogiyo, bisakah kau kembalikan buku itu. Aku melihatnya untuk pertama kali” ujar Kyungsoo yang takut-takut sebab yang mengambil buku itu seorang namjaa yang ia kenal. Huang Zhi Tao, Namjaa yang sedari dulu ingin memiliki Kyungsoo.

“Kyung-ngie. Apa ini yang kau inginkan?” ujar Tao dengan smirk-nya menatap Kyungsoo dengan tatapan Bad-boy. Membolak-balik cover buku fisika itu.

“Ne, Tao-Ssi. Aku benar-benar butuh itu untuk tugasku. Jung Soengsaenim berkata….” perkataan Kyungsoo dipotong oleh Tao yang menutup mulut Kyungsoo dengan jari telunjuknya.

“ssttt…sssttt….sstttt,  kau memanggilku Tao-Ssi? Yang benar saja, apakah kita berdua orang asing?” ujar Tao yang mendekatkan tubuhnya pada Kyungsoo membuat Kyungsoo terdorong ke belakang. Kyungsoo membelalak kaget, segera ia menyingkirkan tangan Tao dari bibirnya.

“Tao apa yang kau lakukan? Tolong menjauhlah” Ujar Kyungsoo mengalihkan wajahnya, ia tak ingin menatap Tao.

“Baiklah akan aku turuti mau-mu, jika kau memanggilku ‘Oppa’ untuk selama-lamanya” ujar Tao yang semakin mendekatkan badannya ke badan Kyungsoo.

“Oh ternyata Yoeja-ku masih berpikir, baiklah bagaimana dengan ini?” ujar Tao yang dengan secara tiba-tiba memeluk pinggang Kyungsoo erat. Kyungsoo semakin terpojok, jantungnya berdegub dengan kencang.

“Ne, Tao op…Oppa. tolong menjauhlah. Berikan aku buku itu” ujar Kyungsoo yang berusaha menjauhkan dirinya dari pelukan Tao.

“Arra…Arra… tepati janjimu Kyungsoo-ah kau harus memanggilku Tao Oppa setiap saat” ujar Tao mengacak-acak rambut Kyungsoo pelan.

“Bagaimana dengan itu Tao-Ssi, maaf maksudku ‘Oppa’, bisakah aku mendapatkan itu segera? ” ujar Kyungsoo menunjuk pada buku yang berada di tangan Tao. Menekankan nada pada kata Oppa.

“Oh Kyungsoo-ku mau ini, baiklah akan kuberikan. Asal kau mau menciumku” Ujar Tao yang lagi-lagi mengeluarkan Devil—Smirk nya.

“Tao, jangan seperti anak kecil!” ujar kyungsoo yang benar-benar jengkel dengan tingkah Tao yang mempersulitnya.

“Apa kau yakin tak ingin melakukannya? Nanti kau bisa dimarahi habis-habisan oleh guru gila itu” ujar Tao yang lagi-lagi mendekatkan badannya pada Kyungsoo, bukan hanya badan sekarang wajahnya-pun tepat beberapa senti di hadapan Kyungsoo.

“Baiklah jika kau tak mau, biar aku yang mencium-mu. Setelah itu kau boleh mengambil ini” Ujar Tao yang telah mengarahkan wajah Kyungsoo dengan jemarinya, wajah yoeja itu untuk menatapnya.

Kyungsoo yang tadinya sempat berpikir untuk melawan Tao atau menyingkirkan tangan kekar Tao dari dagunya hanya bisa pasrah, karena hanya dengan itu Tao bisa melepaskan buku itu dari genggamanya dan memberikannya pada Kyungsoo.

Kyungsoo sudah tahu betul watak Tao yang keras kepala, apapun akan ia lakukan demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk seorang yoejaa seperti Do Kyungsoo. Selain itu Kyungsoo takut jika Jung seongsaenim menghukumnya, karena Kyungsoo sudah telat satu minggu mengumpulkan tugasnya. Kyungsoo dengan pasrah mengikuti kelakuan Tao, ia memejamkan matanya secara terpaksa setelah Tao semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Kyungsoo.

Baru saja bibir Tao sedikit menyentuh muka bibir Kyungsoo. Seseorang mendorong Tao hingga jatuh, seseorang itu ialah Namjaa yang tinggi dengan rambut bewarna putih kekuningan.

“Kau tak perlu mengikuti semua keinginannya demi buku itu” Namjaa itu menyingkirkan Kyungsoo ke belakang badannya. Kyungsoo sudah lemas karena cemas.

Tao yang kesal karena kelakuan namjaa yang telah mengganggu saat-saat dimana ia bisa menaklukan Kyungsoo, segera menarik kasar kerah namjaa itu. Menjatuhkan pukulan keras pada namjaa itu hingga terjatuh bebas di lantai. Namjaa itu segera bangkit meskipun sedikit dibantu oleh Kyungsoo.

“Berhentilah Tao kumohon! Hanya berikan buku itu padaku. Jangan menyakiti orang lain!” teriak Kyungsoo dengan mata yang berkaca-kaca. Membuat semua mata yang berada di perpustakaan itu itu tertuju pada mereka.

“Dyo… jangan menangis. Maafkan aku, aku hanya kesal pada namjaa gila ini, dia benar-benar menggangu kita!” ujar Tao yang sudah mengepalkan tanganya dan bertujuan memukul namjaa itu sekali lagi.

Chankamanyo Tao, jebal! Hentikan semua ini, baiklah-baiklah tinggalkan namjaa ini dan berikan bukunya padaku, aku berjanji akan mencium-mu lain waktu. Maafkan dia, tolong tinggalkan aku. Tenangkan dirimu Tao!” ujar Kyungsoo yang kali ini benar-benar menangis.

Kali ini orang-orang yang berada di perpustakaan hanya bisa diam dan pura-pura tidak tau setelah mereka mengetahui masalah itu melibatkan Huang Zhi Tao, manusia yang paling di takuti dan berkuasa di Universitas itu.

“Baiklah, Berhentilah menangis cantik. Aku tidak bisa melihatmu menangis” ujar Tao menghapus air mata Kyungsoo.

“We can start our kiss later” lagi-lagi Kyungsoo kaget atas apa yang di lakukan Tao padanya, meskipun Tao tak mendapatkan ciuman dari Kyungsoo tadi, dengan pasti Tao mendaratkan ciuman pada pipi Kyungsoo yang masih di linangi air mata. Lalu Tao memberikan buku itu pada Kyungsoo.

Tao menyenggol keras bahu namjaa itu yang menatap jijik kelakuan Tao dengan mencium pipi Kyungsoo secara tiba-tiba. Dengan pasti Kyungsoo yang masih shock dengan cepat badannya meluncur jatuh, ia terduduk kakinya benar-benar lemas.

Author’s PoV end

 

Flashback begin

Oh-Sehun poV

“apa kau gila mengikuti semua kemauan namja mesum itu?” aku memulai percakapan dengannya, dengan yoeja yang belum aku kenal. sedikit jengkel aku mengatakan hal itu setelah membawanya keluar perpustakaan dan mendudukannya pada sebuah kursi di taman Universitas yang sepi.

“Maaf aku merepotkanmu, ommo… aku sampai lupa, bagaimana keadaanmu” menatap nanar kearahku, ia mencari-cari cedera pada wajahku.

“Nae, gwenchana” jawab-ku singkat.

“Jawab pertanyaanku, untung aku ada disana saat itu. Kalau tidak kau sudah habis dimangsa oleh namjaa gila itu, siapa namanya tadi, Tao?”sambungku.

“Namanya Tao, maaf aku hanya tidak bisa menolak hal itu. Aku terlalu banyak berhutang budi pada keluarganya, selain pemilik Universitas ini, dulu keluarganya membantu kebangkrutan perusahaan Appa-ku. Lagi pula tadi itu benar-benar mempersulitku, aku membutuhkan buku ini dengan cepat, agar Jung Soengsenim tak memarahiku” ujar yoejaa itu menatap buku tebal yang bertuliskan Physics itu.

“Tapi kau tak perlu seperti itu, hanya mengatakan kau sedang flu kau akan terhindar darinya” ujarku lagi yang semakin kesal karena kebodohan yoejaa ini yang mengutarakan alasanya yang sangat tak ada hubungannya dengan hal tadi.

“Maafkan aku, seharusnya kau tak terlibat. Oh ya aku Kyungsoo, Do Kyungsoo. Kau bisa memanggilku Kyungsoo atau Dyo” ujar Yoeja yang mengemukakan identitasnya sebagai yoeja bernama Kyungsoo.

“Oh-Sehun, panggil aku Sehun” ujarku membalas perkenalannya, Yoeja itu memperlihatkan senyum manisnya, senyuman manis yang lebih manis dari yoejachingguku.

Kyungsoo beranjak dari tempat duduknya,  pergi ke sebuah gundukan tanah dengan bertebaran rumput. Bukit kecil buatan yang cukup tinggi tak jauh dari tempat duduk kami. Lalu ia menarik nafasnya, aku bingung apa yang akan dilakukan yoeja ini. aku hanya menatapi postur tubuhnya yang mungil, dirinya di permanis dengan adanya sweater merah yang membalut lehernya. Rambutnya bergelombang meskipun hanya sepundak.

“TAO AKU MEMBENCIMU!!” teriaknya dari puncak bukit buatan itu. Aku hanya terkekeh geli, melihat kelakuannya yang seperti anak kecil lalu ia kembali dengan raut wajah yang lebih tenang. Mungkin itu caranya melepas kesal, aku hanya tersenyum kearahnya.

“lalu bagaimana dengan janjimu yang tadi, bukankah terlalu berbahaya. Aku tak bermaksud menilaimu sebagai yoeja murahan, tapi menurutku kau bisa di serang kapan saja olehnya” ujarku dengan sangat tidak terkontrol, aku hanya antusias tentang apa yang akan dilakukan oleh Kyungsoo jika Tao menginginkan sesuatu darinya.

“Nae molla, aku terlalu lelah untuk memikirkan hal seperti itu. Akan ku pikirkan nanti Sehun-Ssi” ujarnya menghela nafas panjang, wajahnya seketika berubah murung kembali.

Oh-Sehun’s PoV end

Flashback end

 

Author’s PoV

Kyungsoo telah menyelesaikan kelas trigonometrinya yang menegangkan. Kyungsoo berjalan menuju koridor Universitas dimana terdapat mesin penjual minuman, ia sedikit haus setelah menjawab beberapa pertanyaan dari Park Soengsaenim.

“ Kyungsoo, Jung soesaengnim memanggilmu” ujar yoeja cantik berambut pirang Jiyeon.

“Dimana?” tanya Kyungsoo spontan.

“Lapangan basket, di kursi-kursi penonton basket lantai dua bagian F” ujar Jiyeon yang segera melenggang pergi meninggalkan Kyungsoo.

“Terimakasih Jiyeon” teriak Kyungsoo, Jiyeon hanya membuat bentuk ‘ok’ dengan jari-jari lentiknya, dan punggungnya menjauh.

Jiyeon pergi menjauh, Jiyeon merasa sangat bersalah atas kebohongan yang ia perbuat. Ia hanya takut dengan orang yang  sebenarnya akan di temui oleh Kyungsoo nanti.

Kyungsoo menyempatkan diri untuk membeli minuman, ia memilih cappucino-chocolatte kesukaannya. Setelah itu ia langsung menuju lapangan basket yang berada di dalam ruangan. Namun sesampainya ia disana ruangan besar itu kosong. Kyungsoo menaiki tangga tempat duduk penonton menuju ke bagian F dilantai dua. Saat langkah kaki terakhir Kyungsoo menaiki anak tangga, ia dikejutkan oleh sesosok namjaa tinggi yang sedari tadi duduk untuk menunggunya tiba.

Author’s PoV end

 

Do Kyungsoo’s PoV

Baru saja aku menginjakan kakiku pada anak tangga terakhir, sesosok namja yang benar-benar membuatku merinding sudah menyambutku dengan senyum tampan-nya, meskipun aku melihat itu sebagai senyum yang aneh dan negatif. Aku membalikan tubuhku untuk segera turun dari tempat itu, tapi Huang Zhi Tao terlalu cepat, ia menarik lenganku kuat sehingga aku tak dapat melepaskannya lagi,

“Apa lagi yang kau mau?” ujarku yang menyembunyikan rasa takutku, lututku telah bergetar. Dan jantungku semakin berdebar kencang setelah aku menyadari lapangan ini jauh dari keramaian.

“Tao, Appo…lepaskan lenganku!” ujarku sedikit merengek kesakitan. Tao hanya merenggangkan genggamannya sedikit, memang sedikit lebih nyaman daripada yang tadi. Meskipun aku berontak aku masih tak dapat melepasnya.

“Aku tau kau pasti akan lari jika aku melepas ini” ujarnya mengeluarkan Evil—smirk nya.

Anioo, jinjja Appo….. Tao-Ssi. Ah miane, Tao Oppa, lepaskan” kubuat wajahku semakin memelas, seperti aku benar-benar merasakan sakit.

Mianeyo Jagiya” ujarnya melepas tanganku, aku masih tetap pada posisi akting-ku. Aku masih pura-pura meraba lenganku yang sakit. Aku mengeluarkan smartphone dari dalam tas cokelat yang aku kenakan.

“Ahhh….Oppa, aku lupa. Aku ada kelas sekarang. Anyeong Oppa” aku melihat ke layar smartphone itu dan buru-buru berlari darinya, menuruni tangga dengan sepatu wedges yang berbentuk sneakers.

“Aishhh…..Kau tak ada kelas Kyung-ngie, jangan membohongiku” ujarnya mengejarku, tenaganya lebih kuat dari pada aku, sampai akhirnya ia bisa menangkapku, kali ini bukan lagi menggenggam lenganku, sekarang Tao telah memelukku dari belakang. Hal ini lebih membuatku susah lepas darinya.

“Huang Zhi Tao! Lepaskan aku! Aku benar-benar marah jika kau tetap seperti ini!” perintahku dengan menggunakan nada tinggi yang terkesan jengkel.

Namja ini memang melepaskan pelukannya dari tubuhku, namun hanya untuk sementara. Ia menghadapkan-ku padanya. Ia memegang bahuku dan menyudutkanku pada sebuah dinding. Tao dengan setengah sadar meletakkan kepalanya ke leherku, kedengar deru nafasnya yang benar-benar membuatku merinding. Seketika aku merasakan wangi minuman keras dari nafasnya.

“ Kau ini sedang mabuk! Tao sadarlah!” ujarku tegas, mendorong tubuhnya yang telah ia tumpukan padaku. Tao menyentuhkan bibirnya pada leherku.

“Saranghae Kyungngie, aku benar-benar mencintaimu. Kau membuatku gila!” bisiknya langsung ke telingaku. Darahku berdesir merinding. Aku benar-benar gugup. Tao mengangkat wajahnya matanya yang lesu karena mabuk memandangku dengan senyuman.

Aku semakin memberontak saat Tao mengarahkan wajahnya padaku. Terlambat, tanganya terlalu kuat memegang bahu dan lenganku, sekuat apapun aku memberontak ia tidak akan melepaskanku. Dengan keadaanku yang lemah seperti saat ini, Tao berhasil menciumku. Bibirnya menyentuh bibirku dengan kasar penuh paksaan. Terasa sisa alkohol di bibirnya.

Aku masih tetap memberontak tapi aku tersudut, untuk menghindar dari wajahnya saja aku tak sanggup. Tao membuatku sesak karena nafasnya yang menyengat, kadar alkohol yang sangat tinggi, namun ia tak mau melepasku. Ia sudah membuat tanganku memar akibat genggamannya yang kuat. Aku hanya bisa menangis dalam diam, beberapa butiran air telah jatuh dari kelopak mataku. Sampai akhirnya ia melepaskan ciuman-nya. Tao kaget melihatku menangis, seakan ia tersadar dari rasa mabuk yang ia derita membuatnya melepas pelukannya.

“Tao! Apa yang kau lakukan! Aku…..Aku benci padamu!” ku kerahkan seluruh tenaga yang tersisa sampai akhirnya Tao melemah dan aku berhasil lari darinya.

“Jangan mengejarku! Aku benci padamu” seruku berlari menuju pintu keluar lapangan basket.

Semakin aku berlari, semakin habis tenagaku, langkahku mulai goyah, aku menengok kebelakang, Tao masih mengejarku, memanggil-manggil namaku, memaksaku mendengarkan penjelasannya. Ia berhasil menangkapku, Tao menjatuhkanku pada pelukannya. Hanya terasa sesak dan kesal dalam dadaku, aku bingung tentang apa yang harus kuperbuat.

“Do Kyungsoo dengarkan aku!” Ujar Tao menggoyang-goyangkan tubuhku yang terus berontak.

“Maafkan aku, jangan menangis. Semua ini salahku” ujarnya namun aku tak dapat melihat dengan jelas wajahnya, mataku di genangi oleh air mata.

“Joengmal Mianhae Kyung-ngie” ujarnya memeluk-ku, ia menenggelamkan kepalaku di dadanya. Ia memeluk-ku dengan tulus tanpa paksaan.

“Jangan panggil aku dengan sebutan itu! Lepaskan aku….lepas Tao” suaraku melemah, aku memukul-mukul dadanya dengan sisa tenaga yang kumiliki.

Yang kurasakan hanyalah benci. aku benci padanya, dan perlakuannya padaku. Ia tetap tidak mau mengerti meskipun beratus-ratus kali aku katakan aku tak suka padanya. Dan akhirnya dia sendiri yang menanggung akibatnya, sekarang aku telah benci padanya bahkan kini aku benar-benar takut dengan namjaa yang ku sebut dengan Oppa ini.

“Aku benci padamu, pergi dari hidupku!” aku kembali meronta-ronta lemah, ia melepas pelukannya.

Aku segera beranjak dari tempat itu, berlari menuju mobil pribadiku.  Tanpa sepatah katapun aku langsung menghidupkan mesinnya dan melaju sekencang-kencangnya di jalanan kota Seoul.

Do Kyungsoo’s PoV end.

To Be Continued

 

Hello-hello readers, gimana FF-nya? Alay—kah ? Menjijikan—kah ? maklum Author masih menjadi manusia labil. Oh ya, gue sadar kok kalo ff ini bahasanya agak aneh. Habis nggak tau lagi mau nulis apa. Tolong mengerti Author yang masih pemula. If you like it, just leave comment. Thanks for reading.Do not Re-post!! With love, Nate. *kissandhug, Always XOXO!!

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles