[Sequel] Love You, So much © Aul!
Min Ahyoon (OC) || Kim Joonmyeon
Sequel of ‘Cinta Pertama dan Terakhir’
Leght : One Shoots || Rating : General || Genre : Romance
Maybe some typo(s)!!
Happy reading~
Love you, so much
***
“Tidak bisa lagi? Aishh.. baiklah aku akan berangkat. SENDIRI!” Ahyoon memutuskan sambungan teleponnya dengan Joonmyeon, ini sudah ke tiga kalinya Joonmyeon menolak mengantarkan Ahyoon ke tempat kerjanya karena alasan yang berbeda-beda, bahkan Ahyoon sempat mengira kalau Joonmyeon memang sudah berselingkuh. Ini sudah 12 bulan Joonmyeon menyatakan cintanya dan mereka berpacaran, dan beberapa minggu belakangan ini Joonmyeon jarang bertemu –apalagi mengantar Ahyoon ke tempat kerjanya, mungkin rasa sayang Joonmyeon ke Ahyoon sudah habis masa berlakunya dan Joonmyeon akan bersiap mencari mangsa baru.
“Seorang playboy akan terus menjadi playboy, tidak peduli dia itu cinta pertamanya atau bukan!” Ahyoon mengoceh sambil menyeret langkahnya menuju tempat kerjanya, MBC radio. Mungkin memang dia itu tidak direstui untuk berkerja disana dan harusnya murid genius seperti dia memilih kuliah dari pada berkerja part time. Ahyoon telah tiba di sebuah gedung besar channel MBC di hadapannya. Sambil mengeluarkan name tag kuningnya sebagai tanda dia pegawai disana dia melirik jam di tangannya, lima menit lagi radio akan on air.
Ahyoon memasang senyum terbaiknya dan memasuki gedung MBC pelan, dia masih berusaha tersenyum dan membungkuk kepada para seonbaenya. Itu hanya untuk kesopanan, bukan seperti Joonmyeon yang mengumbar senyum terbaiknya untuk menebar pesona, jangan ingat dia lagi Yoona!
“Ah, Min Ahyoon! Kenapa kau baru datang?..” Ingook seonbae yang baru saja menyelesaikan siarannya berpapasan dengan Ahyoon saat gadis yang masih menggerutu itu di pintu, “bus yang ku-”, “cepatlah masuk, Bang sajangnim mungkin akan memarahimu!” Ingook seonbae memotong perkataan Ahyoon sambil berlalu pergi, tadi itu dia bertanya dengan sepernuh hatinya kah? Hari ini aku sangat membutuhkan tempat curhat!Ahyoon kembali mengoceh dalam hati sambil membuka pintu.
.: ~.~.~.~:.
Joonmyeon menyenderkan punggungnya di kursi kerjanya, Ahyoon pasti sangatlah marah padanya hari ini, padahal lusa adalah hari ulang tahunnya dan first anniversarynya dengan Ahyoon. Lelaki seromantis dan seperhatian Joonmyeon kini tengah berada di jalan buntu untuk merayakan hari ulang tahun kekasihnya itu, ini semua karena beberapa pekerjaannya di kantor ayahnya dan beberapa juga tugas kuliahnya.
Joonmyeon melihat jam di ruang kerjanya, jam 23.45. Joonmyeon pun langsung menyalakan radio di samping meja kerjanya dan memutar volume radio tersebut, “yeoreobun annyeong haseyo, bagapseumnida naneun Ahyoon imnida. Annyeonghi jumuseyo~…” Joonmyeon tersenyum mendengar suara Ahyoon dari radio tersebut, seperti jalan buntu yang kini di tempatinya sedikit terbuka. Sebenarnya jika Ahyoon tidak menyuruh Joonmyeon untuk membantu bisnis ayahnya, mungkin setiap hari –tepatnya setiap malam Joonmyeon akan selalu bersedia mengantar Ahyoon ke tempat kerjanya yang tergolong jauh dari tempat tinggalnya.
“kalian bisa menelpon kita ataupun mengirimkan pesan untuk mengirim pertanyaan dan request lagu malam ini. semua pertanyaan dan lagu yang kalian request dengan senang hati kami terima” ini adalah sesi yang paling Joonmyeon tunggu, tepat jam 12 Ahyoon akan membuka request untuk para pendengar dan membacakannya satu persatu dengan sabar, Joonmyeon tahu pasti ada ribuan pesan yang masuk dan Ahyoon bisa membacakan itu semua dengan kemampuan membaca tanpa salahnya. Selama dia menjadi pendengar –rahasia Ahyoon dia belum pernah mengirim pesan atau pun menelpon, karena dia tahu pasti Ahyoon akan mengenali suaranya dan menertawakannya karena diam-diam menjadi pendengarnya. Daya hapal Ahyoon sangatlah kuat, bahkan apabila Joonmyeon menghirup balon oksigen untuk menyamarkan suaranya, Ahyoon masih bisa mengenalinya.
Joonmyeon mengebrak mejanya refleks saat dia mendengar Ahyoon membacakan pertanyaan dari seorang anonim yang berisi, noona cantik, apa kau sudah berpacaran? Kalau saja orang brengsek itu menyantumkan namanya pasti Joonmyeon akan membayar seorang mata-mata untuk menyelidiki orang itu sampai detail terkecil yang anonim itu punya. Joonmyeon kembali menegang saat Ahyoon tertawa dan akan menjawab pertanyaan sang anonim tersebut, “Aku tidak tahu bagaimana hubunganku dengannya sejak beberapa minggu lalu”.
Duagh!
Jawaban Ahyoon tadi sukses membuat Joonmyeon menjatuhkan laptopnya sampai terbelah dua, itu tadi sangatlah menusuk hatinya. Apa maksud aku tidak tahu bagaimana hubunganku dengannya sejak beberapa minggu lalu? Hubungan mereka tentu pasti dan tak salah lagi adalah SEPASANG KEKASIH, kenapa dia tidak tahu? Apa-apaan ini,
Tok
Tok
Tok
Joonmyeon mengerenyit melihat seorang asisten pribadi yang ruang kerjanya berada di depan ruang kerja Joonmyeon masuk dengan raut panik, “Joonmyeona, gwenchanha?” Joonmyeon baru sadar kalau laptopnya yang tadi jatuh itu menimbulkan suara yang cukup besar, “ne, gwenchanhayo. Kau bisa kembali” Joonmyeon senyum lebar sambil menunjukkan deretan giginya sambil tertawa kikuk, keberadaannya disini sangatlah di hormati, sedikit saja dia terluka asistennya akan mungkin bisa hukum pancung langsung di pecat dari Kim Company.
.: ~.~.~.~:.
Ahyoon mengedipkan matanya setelah merasa baju kemeja kebesarannya di tarik, dia pun berusaha menyesuaikan matanya dengan sinar matahari. Dengan pandangan kabur dia bisa melihat seorang lelaki duduk di ranjang tidurnya dengan sweter biru keabuan dengan wajah yang blur, Ahyoon hapal benar kalau itu adalah Joonmyeon, -mungkin namjachingunya. Ahyoon menutupi matanya yang terkena sinar matahari dengan telapak tangannya, dia mencoba bangun dan menatap namjachingunya dengan tatapan lagi-lagi-kau-mengganggu-tidur-nyenyakku.
“Akhirnya kau bangun juga, aku sudah sangat lapar. Makan! Makan!” Joonmyeon kembali menarik kemeja Ahyoon sambil terus melafalkan kata ‘makan’ berkali-kali. Ahyoon tersenyum “hm..” kata sekaligus anggukan kecil Ahyoon adalah tanda kalau dia setuju,
Cup~
Joonmyeon mengecup singkat bibir tipis Ahyoon, “Gomawo! Kajja!” Joonmyeon menarik tangan panjang Ahyoon dan yang empunya tangan hanya pasrah. Joonmyeon menuruni tangga dengan cepat meninggalkan Ahyoon yang masih dia anak tangga ketiga, lelaki yang dulunya di panggil ‘junmen’ itu kembali menaiki 13 anak tangga lagi dan menggendong Ahyoon ala bridal style dan menuruni tangga lagi, Ahyoon hanya tersenyun lagi sambil menggantungkan kedua tangannya di leher Joonmyeon.
Sampai di ruang makan, Ahyoon terpana melihat berjejer makanan di meja makannya dan ada sebuah cheesecake di tengahnya. Joonmyeon menarik sebuah kursi untuk dijadikan landasan duduk yeojachingunya dan menarik sebuah kursi di seberangnya, “Kau membuat semua ini?” Ahyoon menunjuk jejeran makanan di hadapannya bergantian dengan Joonmyeon, “geureom” jawab Joonmyeon singkat sambil mengusap kedua tangannya bersiap menyantap makanan tesebut. “Jeongmal?” pertanyaan singkat dari Ahyoon resmi membuat Joonmyeon terpojok, “Sebenarnya, aku hanya membuat kimbab dan kimchi yang hambar, tapi itu sudah cukup untuk mengakui kalau makanan ini, akulah yang membuatnya”
Tak!
Satu jitakan telak mengenai kepala Joonmyeon yang membuat sang empunya meringis kesakitan sambil mengusap kasar kepalanya, “faker!” Ahyoon pun mengambil mangkuk berisi nasi dan beberapa kimchi hambar dan kimbab lalu menyantapnya perlahan, “Kenapa kau hanya memakan dua makanan yang mungkin gizinya telah hilang karena perbuatanku, makanlah ikan ini!” Joonmyeon menyumpitkan beberapa makanan lain dan memberikannya ke Ahyoon, “shireo” Ahyoon menyembunyikan mangkuknya, tidak membiarkan Joonmyeon menaruh makanan cepat saji itu ke mangkuknya,
“aku tidak mau menyantap makanan cepat saji yang mungkin memakai pengawet itu!” lanjut Ahyoon sambil menyumpitkan perlahan nasi dan kimchi hambar ke mulutnya, menyicipinya dengan mata tertutup, “ehm, not bad. Ini tidak hambar kalau saja kau memasukkan tiga sampai lima setengah sendok saus lagi. Hard work Kim Joonmyeon!” Ahyoon mengomentari makanan yang kekasihnya masak dengan kerja kerasnya layaknya seorang chef profesional yang tengah mengomentari chef juniornya. Joonmyeon hanya mendengus sambil memerhatikan cara makan Ahyoon. Saranghaeyo, jeongmal. Mianhae membuatmu harus menunggu momen indah seperti ini.
.: ~.~.~.~:.
Lima jam setelah momentum indah itu, kini mereka telah menjalani aktivitas masing-masing kembali. Kalau saja asisten Joonmyeon tidak menelpon karena ada meeting mendadak pasti mereka sekarang tengah berbaring mesra di sopa dengan tv yang menonton mereka, Joonmyeon dapat menyimpulkan kalau asistennya itu memang tak pernah mengalami masa indah berpacaran dan menikah atas kehendak orangtuanya.
Joonmyeon tengah berhadapan dengan laptop yang baru saja dia beli karena laptopnya yang kemarin telah tak bernyawa dan pergi dengan rupa terbelah dua. Dia memainkan jarinya lihai di keyboard putih dengan tanda tangan Ahyoon sambil menatap serius layar laptopnya. Tangannya bergerak meraih segelas mocha-latte dan menyuruputnya perlahan.
Ddrtt..
Ddrtt..
Joonmyeon terperanjak merasakan getaran ponselnya tepat di samping sikut kirinya, dia mengatur nafasnya perlahan, pasti Ahyoon memintanya untuk mengantarkan dia ke tempat kerjanya dan dia akan menolaknya –lagi dengan beribu alasan, dan nantinya Ahyoon akan marah padanya dan mengatakan kalau dia tak mempunyai namjachingu pada anonim brengsek kemarin dan akhirnya dia meminta maaf dan akan terus berputar seperti itu terus menerus. Setelah menyelesaikan alur cerita cintanya yang terus berputar dengan Ahyoon, Joonmyeon akhirnya mengambil ponselnya.
Sial! Rutuknya dalam hati karena pesan yang masuk ke ponselnya hanyalah pesan dari kliennya hanya untuk memastikan kerjasama mereka tempo hari. Joonmyeon juga lega karena alur cerita cintanya dengan Ahyoon mungkin saja membaik. Joonmyeon kembali menyenderkan punggungnya ke kursi kerjanya sambil memikirkan suprise yang akan dia berikan untuk ulang tahun Ahyoon kali ini sekaligus first anniversary mereka.
.: ~.~.~.~:.
Ahyoon menatap jam dari layar ponselnya, mungkin hari ini dia akan berangkat awal karena dia tidak mungkin terus meminta Joonmyeon mengantarnya. Bukan karena Ahyoon sudah tahu karena dia akan menerima alasan Joonmyeon yang lain karena tak bisa mengantarnya, tapi karena Ahyoon sekarang tahu seberapa sibuknya kekasihnya tersebut. Dan dia tidak bisa selalu memaksa Joonmyeon mengantarnya hanya untuk menguji kecintannya pada Ahyoon.
Ahyoon lalu mengambil couple sweternya di lemari dan mengambil topi bulat dengan aksesoris pita di pinggirannya, Ahyoon tampil sangat casual kali ini, siapa tahu nanti Joonmyeon akan memberinya kejutan ulang tahun, walaupun presentase kebenarannya tak mencapai setengahnya. Ahyoon mengambil mantel panjangnya dan mengunci rumahnya lalu berjalan menuju halte yang berjarak tiga ratus meter dari rumahnya.
Hari ini dia berjalan riang dengan senyum terus melekat di bibir tipisnya, berbeda dengan kemarin yang berjalan dengan langkah menyeret. Ahyoon tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan bus tujuannya dan wanita itu pun langsung masuk ke dalam bus itu, tak lupa memberi salam pada ahjeossi yang tengah menyupir. Ahyoon berjalan menuju tempat yang berada di barisan kiri pojok bus dengan seorang yang berpakaian serba hitam, “permisi, bisakah aku duduk disini?” tanya Ahyoon ramah pada seorang wanita yang dapat ia simpulkan seorang cenayang atau peramal,
“auramu cukup cerah walaupun orang yang kau cintai sedang berkhianat” kata sang peramal pada Ahyoon, “ne?” Ahyoon mungkin sudah cukup kebal dengan segala gossip yang beredar tentang kekasihnya Joonmyeon, “padahal esok adalah hari ulang tahunmu dan satu tahunnya kalian berpacaran” tapi beda dengan peramal ini, dia berbicara seolah dia melihat Joonmyeon di hadapannya, Ahyoon hanya membenarkan posisi duduknya dan tak menjawab perkataan cenayang itu, “polos dihadapanmu dan liar dihadapan orang yang benar-benar dicintainya. Cinta pertama bukan alasan untuk mengawetkan hubungan kalau dia memang terlahir sebagai playboy di dunia”
Deg!
Kata-kata cenayang tadi benar adanya, dan itupun pernah terlintas dipikirannya tentang apa yang sedang Joonmyeon lakukan ketika berada di kantornya. Ahyoon menengok ke peramal yang tengah memejamkan matanya, seperti menerawang apa yang sedang Joonmyeon lakukan sekarang, “apa kau pernah melihat dia memakai couple ring kalian selama seminggu penuh? Mungkin dia akan terus mengganti couple ring untuk memikat para wanita. Pria memang brengsek” peramal itu memegang tangan Ahyoon sambil menatapnya dalam-dalam,
“tetapkan pilihanmu! Memutuskannya untuk kebaikanmu sendiri, atau menyesal setelahnya. Kau akan mengetahuinya cepat atau lambat” Ahyoon melepas kasar tangan peramal itu dan menatap mata peramal dengan eyeliner super tebal yang ia pakai, “ahjeossi, aku turun disini” Ahyoon langsung turun dari bus ketika bus memberhentikan lajunya. Dia kembali melihat peramal itu yang tengah mentapnya dengan tatapan akhiri-hubungan-kalian-atau-kau-menyesal.
Ahyoon melanjutkan jalannya yang tersisa lima ratus meter lagi dengan berjalan lagi, bukannya dia tak mau rugi karena menaiki bus dua kali. Tapi karena dia takut kalau bertemu peramal aneh dan berkata hal yang aneh tentang Joonmyeon lagi, Ahyoon terperanjat ketika ponsel yang berada di tas kecilnya bergetar. Ahyoon berhenti sebentar dan membaca pesan dari Heolyn, teman akrabnya dengan Joonmyeon saat senior high school dulu,
Aku melihatnya tadi,
Mereka bergandengan tangan dan sempat berciuman di tengah zebra cross.
Apa hubungan kalian sudah berakhir?
Heolyn
Ahyoon tambah terperanjat melihat foto yang Heolyn lampirkan di pesan tersebut, benar saja! Ahyoon melihat foto Joonmyeon –walaupun dia membelakangi kamera, tapi Ahyoon kenal kalau itu benar Joonmyeon kekasihnya tengah bergandengan erat dan melakukan backhug yang pernah Joonmyeon lakukan pada Ahyoon saat date pertama mereka. Ahyoon menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan mencoba mengira kalau dia bukanlah Joonmyeon, mungkin wajah Joonmyeon kini sudah pasaran.
Ahyoon mencoba berjalan seperti biasa dan mencoba tidak menyeret langkahnya sambil tersenyum paksa, walau itu masih terlihat manis. Ahyoon melewati sebuah toko jepit rambut yang pernah ia kunjungi dengan Joonmyeon dan lelaki itu memesankan jepit rambut dengan serbuk emas dan inisial nama mereka berdua JY di tengahnya. Ahyoon tersenyum ketika sang penjual jepit rambut itu menyapanya, “Bukankah kau pernah berkunjung kemari dengan kekasihmu? Apa hubungan kalian telah berakhir?” Ahyoon lagi-lagi mendapat pertanyaan yang sudah ia protect sebelumnya
“anieyo” jawab Ahyoon singkat, “jinjja? Tapi empat jam lima puluh lima menit yang lalu kekasihmu dan seorang yeoja berciuman dia zebra cross dan memesan jepit rambut yang dengan motif dan bahas sama denganmu, tetapi dengan inisial berbeda dari sebelumnya” jelas penjual jepit rambut itu sambil berusaha meyakinkan, tak tahukah dia kalau semakin dia meyakinkan, maka hati Ahyoon akan semakin percaya dan terluka sekaligus, “mungkin anda salah lihat, aku permisi” Ahyoon meninggalkan penjual tersebut sambil tak lupa berbungkuk sebelumnya. Dia melanjutkan perjalanannya ke tempat kerjanya walaupun dia tahu, mungkin ada orang yang memberitahunya kalau Joonmyeon sedang selingkuh di belakangnya sekarang.
.: ~.~.~.~:.
Ahyoon memulai siarannya malam ini, dia sampai di tempat kerjanya dengan aman walaupun hatinya sedikit tergoncang. Ahyoon memulainya seperti biasa dan dia membuka telepon atau pesan untuk merequest atau bertanya sesuatu padanya,
“Ne, yeoboseyo? Ireumi mwoeyo?”
“Aku tak mau menyebutkan namaku”
“Ah, ne apa ada yang ingin kau sampaikan?”
“Saranghae, saranghaeyo, jeongmal”
“mwo? Mianhae kalau tak ada yang mau kau sampaikan, biar aku memutus sambungannya”
“Saranghae, saranghaeyo, jeongmal”
Ahyoon memutuskan sambungan teleponnya dan bertanya pada seonbaenya yang lain, atas persetujuan bersama, hari ini mereka akan membatalkan on air radio malam dan menyuruh Ahyoon untuk pulang. Setelah meminta izin dengan beberapa seonbaenya, Ahyoon pun segera bergegas ke rumahnya. Kalau keadaanya seperti ini, mungkin Ahyoon bisa tak selamat nantinya.
Ketika ia keluar dari gedung radio MBC, Ahyoon melihat seorang anak kecil yang membawa balon merah di tangannya menghampiri Ahyoon. Gadis itu memberikan balon merah itu seraya berkata, “eonni, pecahkann balonnya dan baca kertas petunjuknya” selesai mengucapkan tujuh patah kata, anak kecil dengan rambut diikat kuda itu berlari ke arah perempuan yang Ahyoon yakini adalah ibunya.
Ahyoon memperhatikan balon itu cukup lama sampai akhirnnya dia mengambil pulpennya sebagai pengganti jarum untuk memecahkan balon tersebut,
Doar!
Balon itu pecah berkeping-keping lengkap dengan kertas berwarna senada dengan balon tersebut, Ahyoon perlahan membuka gulungan kertas kecil itu dan membaca isinya,
Delicious Chicken soup!
Pergilah ke pantai pusat kota,
Temukan balon petunjuk selanjutnya
Ahyoon tak bisa mengenali tulisan siapa itu, tapi entah mengapa dia percaya pada orang yang menulisnya dan mengikuti petunjuk yang dia beri. Ahyoon berlari kecil ke halte bus pusat kota dan langsung menaikinya. Dia sungguh penasaran siapa orang yang ada di balik semua ini.
Ahyoon teah sampai di pusat kota tepatnya air mancur di pinggir jalan, dia berlari kecil lagi dan dihampiri seorang lelaki yang masih lengkap dengan seragam junior high schoolnya yang juga tengah menggenggam balon dengan warna biru langit. Lelaki itu memberikan balon biru itu pada Ahyoon dan membungkuk salam perpisahan, “gomawo” ujar Ahyoon singkat sambil memecahkan balon keduanya itu, kertas dengan warna senada turut turun bersama pecahan balon lainnya,
Beautiful Lily
Pergi ke taman yang berada di barat pusat kota,
Temukan balon petunjuk selanjutnya
Raut wajah Ahyoon berubah seperti tengah memikir, dia seperti tak asing dengan kata delicious chicken soup dan beautiful Lily. Sepertinya dia pernah melihat kedua objek yang mungkin ia lupakan seiring berjalannya waktu. Tanpa menimbang lagi, Ahyon segera bergerak ke barat dan berjalan perlahan ketika menemukan sebuah balon yang dipegang oleh gadis yang seumuran junior high school. Gadis itu memberikan balon hijau ke Ahyoon dan menunjukkan senyum terbaiknya.
Setelah mengucap terimakasih, Ahyoon segera memecahkan balon itu dan mengambil kertas senada di balon yang telah pecah. Ahyoon membaca tulisan yang –masih tak ia kenali siapa penulisnya,
Small candle
Berbelok ke kiri dan temui taman canola,
Temukan balon petunjuk selanjutnya
Ahyoon membentuk lipatan di keningnya, dia sudah lama tak pergi ke taman Canola selama akhir musim semi tahun kemarin. Dan kali ini, petunjuk itu membawanya ke taman Canola pada malam hari seperti ini? Ahyoon melirik jamnya, lima belas menit lagi menuju pergantian hari. Ahyoon merapatkan mantelnya dan berbelok ke kiri sambil mencari taman Canola.
.: ~.~.~.~:.
Sampai di taman Canola, Ahyoon menatap sekitar. Taman bunga yang ia sukai begitu sepi dan sunyi, bukankah malam hari biasanya banyak pedagang yang menjajakan dagangannya? Tapi mengapa ini berbanding terbalik tiga ratus enam puluh derajat dari kenyataannya? Ahyoon tak menemukan seseorang yang membawa balon petunjuk, tetapi ia melihat balon di pohon maple tak jauh dari tempatnya.
Ahyoon mengambil balon yang letaknya cukup tinggi dengan sekuat tenaga, ketika ia berhasil menggapainya dia segera memecahkan balon pink dan mengambil kertas yang berasal dari dalam balon tersebut.
Beating heart
Berjalanlah ke hamparan bunga Canola hingga kau sampai ke tengahnya,
Temukan balon petunjuk selanjutnya
Ahyoon kini semakin tidak sabar mengakhiri petunjuk dari balon-balon yang awalnya berisikan sesuatu yang Ahyoon mungkin pernah mengingatnya, delicious chicken soup, beautiful lily, small candle, dan beating heart. Tapi apa yang sebenarnya penulis itu maksud dengan kata-kata itu. Setelah berlama-lama bertanya pada dirinya sendiri Ahyoon menerobos hamparan bunga canola dan sampai di tengahnya. Ada sebuah meja pasangan dengan bunga lily dan beberapa lilin kecil yang berjejer menanti kehadirannya.
Ahyoon mengingat sesuatu tentang tempat ini, kalau tidak salah letaknya sama persis ketika dia menjalani first datenya dengan Joonmyeon. Kenapa hanya ada chicken soup? Karena saat itu, Joonmyeon meninggalkan dompetnya di mobil andalannya yang waktu itu di derek karena di parkir di tengah jalan. Ahyoon berjalan perlahan ke arah meja dan mengambil balon terakhir berwarna ungu di pot bunga lily,
Doar!
Kertas bewarna ungu pastel terjatuh tepat di depan mata Ahyoon dan dia pun menangkapnya, Ahyoon mengukir senyumnya begitu mengetahui siapa pemilik tulisan di kertas kecil itu, tak lain, dia adalah Joonmyeon
Sweetest kiss
Tutup matamu dan hitung perlahan sampai hitungan ketiga
Sesuatu menunggumu!
Ahyoon menuruti kata-kata yang tertulis di kertas itu dan perlahan menutup matanya. Dia menghirup napas dalam-dalam sebelum mulai menghitung,
“hana,
Dul,
Set!
Dbar!
Ahyoon membuka matanya mendengar ledakan keras dan melihat beautiful firework di langit malam, dia merasa seseorang memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Ahyoon. Ahyoon sedikit melirik walau ia sudah tahu siapa orang dibelakangnya itu, Kim Joonmyeon dengan segala kemanjaannya. “saengil chukkaeyo, Yoona”
Joonmyeon mengajak Ahyoon duduk di meja pasangan mereka dan menikmati makanan yang tersaji, itu hanyalah chicken soup tanpa makanan pembuka ataupun dessert. “Aku menyiapkan ini semua untukmu, bahkan aku memanggil pemilik restaurant first date kita untuk memperhatikan detail penataannya. Ini semua untukmu, dan untuk kita” Joonmyeon mencium singkat tangan Ahyoon sambil menunjukkan senyum terbaiknya
“Kau benar-benar berselingkuh ya, Junmena?” pertanyaan Ahyoon tadi seolah menghancurkan momentum romantis seperti ini. Ahyoon begitu polos sampai-sampai dia berbicara tak mengenal waktu, Joonmyeon sedikit terkekeh, “siapa yang memberitahumu?” Joonmyeon menatap Ahyoon dalam-dalam sambil menunjukkan angel facenya, “Banyak, banyaaaak sekali. Cenayang di bus, Heolyn teman lama kita, dan penjual jepit rambut itu”
Joonmyeon mulai tertawa lebar, Ahyoon memang belum tumbuh besar, dia benar-benar tak mencurigai Joonmyeon yang menjadi dalang di semua cerita yang terjadi hari ini, “Kau tau kan seberapa kayanya aku, bahkan aku bisa membayar semua orang didunia ini untuk membohongi mu, Yoona” Ahyoon membulatkan matanya sempurna, “mwoya?” Joonmyeon menghembuskan nafas jengkel sambil menjelaskan lagi apa yang barusan ia katakan, “Aku yang menjadi dalang untuk ceritamu hari ini.”
Ahyoon menjitak kepala Joonmyeon sambil mem-poutkan bibirnya, dasar Junmen! “ ingat saat first date kita dulu?” Joonmyeon melanjutkan kata-katanya, “Sure, saat itu kau tidak membawa sepeser uang pun dan aku hanya membawa sepuluh dolar, itu mengapa kita hanya memakan chicken soup satu porsi. Itu sangatlah memalukan” Ahyoon dan Joonmyeon tertawa bersamaan, “Kau sungguh tak kreatif Junmena, menggunakan balon sebagai perantara” Joonmyeon baru mengingat ‘pemanis’ dalam rencananya hari ini. ini sangat gawat kalau Ahyoon tidak mengingatinya,
Joonmyeon beranjak sebentar dan kembali dengan balon putih di tangannya, Ahyoon mengerenyit, “Bangunlah!” suruh Joonmyeon dengan otoriter, “pecahkan balon ini-” Ahyoon segera mengambil pulpen pengganti jarumnya yang sedari tadi ia pakai untuk memecahkan balon Joonmyeon,
Doar!
Sebuah kertas putih turun bersama pecahan balon lainnya, Ahyoon mengambilnya kemudian mengerinyit kebingungan lagi. “Kenapa kosong”. Joonmyeon menarik napasnya pelan, “semua yang terlahir di dunia ini sama halnya seperti kertas kosong, karena mereka yang bertanggung jawab yang akan mengisinya dengan pengalaman untuk kemajuannya nanti, sama… seperti hubungan kita” setelah Joonmyeon menjelaskan semuanya pada Ahyoon, sebuah cincin manis turun dari benang balon yang tersisa dan jatuh tepat di tangan Ahyoon.
“and tonight, in your birthday and our special day. Would you marry me?” Ahyoon resmi mebulatkan kembali matanya dan juga mulutnya. Joonmyeon hari ini sangat berbeda dengan Junmen yang ia kenal. Ahyoon melukis eyesmile dimatanya dan menggangguk pelan, membuat Joonmyeon mengambil cincin itu dan memakaikannya di jari manis Ahyoon, bersebelahan dengan couple ring mereka. Ulang tahun ini adalah ulang tahun yang terkenang seumur hidup bagi Ahyoon, karena dirinyalah yang akan menjadi ‘Cinta Pertama dan Terakhir Kim Joonmyeon’
END!
Thank’s for reading~
Harap meninggalkan review di comment box untuk kelancaran FF selanjutnya.
Love ya>.<
Aul!
