Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Are You Kidding Me? (Chapter 4)

$
0
0

ARE YOU KIDDING ME? (CHAPTER 4)

 poster_

Titte : Are You Kidding Me? (Chapter 4) | Author : Yulvika | Cover : Yulvika | Twitter : @Sulll_Sull | Length : Chaptered | Rating : PG-15 | Genre : Schoolife, Romance (maybe), Friendship | Cast : Oh Sehun, Naeun as Seol Hanna, Kim Hyori | Desclaimer : Semua cast milik Allah SWT dan SM Ent, Author cuman minjem. Jika ada kesamaan cerita itu merupakan ketidaksengajaan. Warning ! typo bertebaran. Plagiator? dosa tanggung sendiri. Silent riders? segeralah bertobat |

.

.

.

.

.

 

 

Chapter 3

 

“Bisakah kau berhenti Seol Hanna??”

“Oppa, ada apa dengan suaramu? Kenapa suaramu berbeda dari biasanya? Apa kau sakit?”

“Yak! Itu milik—“

“Kau—“

 

Chapter 4

 

SEOL HANNA POV

“Kau –“ Ucapanku terputus saat mendapati namja yang berdiri de seberangku bukanlah Chanyeol oppa. Melainkan Sehun. Si manusia es.

Dia membuka ponselku dan melihat apa yang sejak tadi aku mainkan. Dia lalu berdecak sambil terus memandangi ponselku.

“Hei, kembalikan ponselku! Gara-gara kau, aku jadi game over! Kau sangat menyebalkan!”

Aku berjalan kearahnya dan berusaha merebut ponselku dari tangannya. Tapi dia malah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sehingga aku tidak dapat menggapai ponselku.

Oh, ini sangat memalukan. Aku baru sadar bahwa tinggi badanku hanya sampai sebahu Sehun. Alhasil aku kesulitan mengambil ponselku.

“Apa kau bodoh hah? Kau pikir aku disini untuk menontonmu memainkan game bodoh itu? Hah, bahkan kalian sama bodohnya.” Ujarnya meremehkan.

Kalau saja di Korea tidak ada hukum, kalau saja di Korea tidak ada polisi, kalau saja di Korea tidak ada penjara. Pasti sudah kurobek mulut namja di depanku ini. Seenaknya saja dia mengatai aku bodoh.

“Berhenti mengataiku bodoh, Tuan. Aku bahkan tidak menyuruhmu kesini ! Jadi lebih baik kau pergi sekarang!!” Ujarku dengan berapi-api.

“Ahh, kau tidak membutuhkanku?? Baiklah. Jangan salahkan aku kalau kau tidak naik kelas karena kau bodoh dalam pelajaran matematika.”

Dia meletakkan ponselku di atas meja di sampingnya.

Lalu dia berjalan menjauh. Meninggalkanku yang saat ini belum mengerti apa yang dia ucapkan tadi.

Dia bilang jangan salahkan dia kalau aku tidak naik kelas kerena pelajaran matematika? Cih, apa hubungannya? Kenapa dia peduli dengan nilai matematikaku? Dasar namja gila.

Drrrtttt  Drrrtttt

Aku menoleh kearah ponselku dan mengambilnya. Ada pesan masuk.

 

From : Cho Sam

3.57 p.m

Hanna-ya, Kau sudah bertemu Oh Sehun? Dia mentor barumu. Kau tahu dia kan? Mungkin dia sedikit dingin dan pemarah. Jangan sekali-kali kau membuatnya marah, atau dia tidak akan mengajarimu lagi.

 

Apa Cho Sam bilang? Sehun? Si manusia es itu ternyata.. mentor baruku? Tapi bagaimana dengan Chanyeol oppa?

Ah, aku benar-benar lambat dalam berpikir. Pantas saja dia berkata seperti itu tadi.

Assshhh, mau tidak mau aku harus mengejar namja gila itu.

“SEHUN SUNBAEE CHANKANMANNNNNN”

 

***

 

OH SEHUN POV

Bukannya mengerjakan tugasnya, gadis di depanku ini malah melipat tangannya dan sibuk memperhatikanku sambil sesekali berdecak frustasi. Enatahlah. Aku merasa agak aneh saat dia memperhatikaku seperti itu.

“Aku tahu aku sangat tampan.” Ujarku kemudian. Dia menurunkan tangannya dan tersenyum meremehkan.

“Aigoo.. Percaya diri sekali kau.” Dia berdecak sebal dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apa dia benar-benar tidak tertarik padaku?

Mungkin dia satu-satunya gadis yang tidak tertarik padaku. Selama hidupku baru sekali ini aku diabaikan oleh makhluk yang namanya perempuan. Biasanya setiap gadis yang bertemu atau melihatku mereka selalu memujiku. Tapi dia berbeda.

“Aku hanya bingung. Kenapa kau yang mengajarku dan bukannya Chanyeol oppa? Cho Sam bilang kau menggantikannya? Apa dia sakit? Oh apa dia marah padaku karena aku belum mengembalikan pensil kesayangannya? Atau dia –“

“Ya ! Apa kau harus bertanya sebanyak itu??” Aku memotong ucapannya.

Dia sungguh berisik dan cerewet. Bayangkan saja, dia berbicara  dengan sekali tarkan nafas seperti petasan yang siap meledak.

“Maaf. Baiklah aku akan menanyakan 1 hal padamu dan kau harus menjawabnya sejelas mengkin.”

“Dimana Chanyeol oppa?” lanjutnya.

 

Preview

“Ne Sam ?”

“Sehuna, bisakah kau menggantikan Chanyeol menjadi mentor murid kelas 1 ?”

“Memangnya ada apa dengan Chanyeol hyung, Sam?”

“Chanyeol sedang menjalani pertukaran pelajar di Jerman. Mungkin kurang lebih selama 2 bulan. Jadi dia tidak bisa mengajar Hanna.”

“Hanna ? Nugu…”

“Ah, dia murid kelas 1-C. Bisakah kau menggantikan Chanyeol menjadi mentornya?”

END of preview

 

***

SEOL HANNA POV

“Hyunji-ya, kenapa kau tidak bilang padaku ??” Sungutku pada Hyunji saat aku tiba di kelas.

Hyunji yang tadinya sedang bergosip dengan Jiyoung pun menoleh kearahku. Dia menatapku seakan tidak mengerti apa yang baru saja aku katakan.

“Mwo? Bilang apa?” Tanya Hyunji.

Aku menepuk pelan jidatku. Dia terlihat bingung dengan ucapanku tadi. Atau mungkin dia belum tahu kalau Chanyeol oppa pergi ke Jerman ? Apa apaan ini? Apa Chanyeol oppa pergi diam-diam?

“Tentang Chanyeol oppa pergi ke Jerman. Apa kau juga tidak tahu??”

Aku mengambil tempat duduk dan duduk di sebelah Hyunji. Bagaimana bisa Chanyeol oppa tidak memberitahu Hyunji tentang masalah ini, mengingat status Hyunji adalah yeojachingunya ? Ini benar-benar keterlaluan.

Hyunji hanya diam.

“Yak Kim Hyunji ! Apa benar dia tidak memberitahumu?? Asshh, keterlaluan!” Aku mengepalkan tanganku sambil mengutuk namja bernama Park Chanyeol itu dalam hati.

“Aaniyoo, bukan seperti itu Hanna-ya. Aku sudah tahu. Tapi aku lupa memberitahumu. Hehe.. Mian” Hyunji tertawa garing dan menggaruk tengkuknya.

Asshh, untung saja itu hanya pemikiran sepihak –tentang Chanyeol oppa yang tidak memberitahu kepergiannya pada Hyunji-. Kalau memang benar aku tidak akan merestui hubungan mereka.

Aku tipe sahabat yang baik bukan? Aku selalu mengkhawakirkan Hyunji saat dia sedang dekat dengan seorang namja. Aku tidak mau Hyunji disakiti oleh makhluk bernama namja (lagi).

Dulu Hyunji pernah punya namja. Namja itu tampan dan baik. Tapi kenyataannya, namja itu meninggalkan Hyunji dan pergi bersama yeoja lain.

Aku masih ingat jelas saat Hyunji datang ke rumahku saat hujan deras dan menangis sesengukan karena ditinggal namja itu. Karena itu, aku agak tidak percaya pada namja berwajah tampan. Karena biasanya namja tampan itu suka menyakiti yeoja -_-

“Gara-gara kepergian Chanyeol oppa, Cho Sam menyuruh orang lain untuk menjadi mentorku.” Ucapku tidak bersemangat. Aku menyenderkan punggungku di kursi yang aku duduki sambil menarik nafas berat.

“Nugu ? Namja atau yeoja ? Apa orangnya baik ?” Pertanyaan Hyunji membuat kepalaku pusing. Darimana aku harus mulai menjawabnya asshhh

“Ah, dia sangat baik sampai-sampai dia mau menghapus game flappy bird dari ponselku karena katanya aku tidak konsen karena game itu.” Aku mempoutkan bibirku.

“Mwoya? Siapa mentormu itu? Kau pasti sangat tertekan Hanna-ya..” Ujar Hyunji sambil mengelus-elus puncak kepalaku. Seakan-akan aku adalah anak kucing yang harus dikasihani karena tidak makan selama 3 hari.

Aku menatap tajam kearah Hyunji seakan berkata ‘singkirkan tanganmu’ .Maka Hyunji menjauhkan tangannya dari kapalaku. Hyunji bertanya lagi siapa mentor baru yang aku maksud itu.

Aku mendekatkan mulutku ke telinga Hyunji dan berkata pelan “Si manusia es, Oh Sehun.”

“Jeongmal ???” Hyunji yang kaget langsung berdiri dengan raut wajah yang aneh. Oh, ekspresi Hyunji terlalu berlebihan bukan? Saat itu juga aku memukulnya pelan dengan buku dan menyuruhnya duduk.

Seongsaengnim datang. Pelajaran pertama dimulai.

 

***

 

OH SEHUN POV

“Sehun-ah, kemarin aku melihatmu masuk ke perpustakaan. Tidak biasanya kau ke perpustakaan. Ada apa?” Ujar Luhan hyung saat kami berangkat bersama. Apa Luhan hyung tidak tahu kalau aku menggantikan Chanyeol hyung menjadi mentor?

“Ah, Cho Sam menyuruhku menggantikan Chanyeol hyung untuk menjadi mentor.” Aku tersenyum tipis.

“Nuguya? Apa dia seorang perempuan? Apa dia salau satu penggemarmu? Kalau dia perempuan dia pasti sangat beruntung. Haha” Luhan hyung tertawa renyah saat mengatakan pemikirannya.

“Dia perempuan. Tapi untungnya dia tidak tertarik padaku.”

“Tunggu dulu..”

Luhan hyung tiba-tiba menahan langkahku dan menyuruhku berhenti. Raut wajahnya berubah menjadi aneh. Lebih tepatnya bingung. Dia mengangkat sebelah alisnya.

“Kau bilang yeoja itu tidak tertarik padamu? bagaimana bisa?”

“Entahlah.”

***

 

 

SEOL HANNA POV

“Ini Salah.”

“Salah.”

“Ini juga salah.”

“Salah.”

“Salah.”

Sehun meletakkan pensil yang tadi digunakannya untuk mengoreksi pekerjaanku. Kemudian dia melempar pekerjaanku itu tepat di depan wajahku. TEPAT. DI DEPAN. WAJAHKU. Dia melipat tangannya di dada dan menyenderkan punggungnya di kursi yang ia duduki.

Raut wajahnya sangat menyeramkan. Dia menatap tajam kearahku. Tidak ada senyuman di bibirnya. Oh aku lupa bahwa Sehun mungkin tidak bisa tersenyum -_- Tidak seperti Chanyeol oppa yang selalu tersenyum ramah. Mereka benar-benar mempunyai kepribadian yang berbeda.

Aku menundukkan kepalaku. Tidak berani manatap wajahnya yang sedingin es itu.

“Apa kau begitu bodoh hah?? Soal itu sangat mudah tapi kau tidak bisa menyelesaikannya. Sebenarnya apa yang diajarkan Chanyeol hyung padamu?!” Ujarnya dengan suara yang agak tinggi. Membentak.

Untung saja perpustakaan sudah sepi. Jadi tidak akan ada orang yang memarahi kami karena berteriak-teriak di perpustakaan.

Aku hanya mengatupkan bibirku. Tidak berani menjawab pertanyaan Sehun. Aku benar-benar takut sekarang. Aku tidak pernah dibentak seperti ini sebelumnya.

“Kenapa tidak menjawabku? Apa kau tuli? Apa kau tidak bisa bicara??”

Aku menelan salivaku. Selain menyebalkan, namja ini juga sangat menyeramkan saat sedang marah.

Ingin rasanya aku membentaknya juga. Tapi bagaimana jika dia tidak mau menjadi mentorku lagi? Cho Sam pasti akan marah dan berkata bahwa aku tidak tahu diuntung karena Cho Sam sudah mencarikanku mentor tapi aku tidak menghargainya.

Lebih baik aku diam dan minta maaf.

“Ma-maaf sunbae.” Ujarku masih dengan kepala tertunduk. Aku sengaja memanggilnya sunbae agar dia tahu aku masih menghormatinya sebagai seniorku.

Aku bisa mendengar helaan napasnya.

“Ayo kita coba sekali lagi. Dengarkan penjelasanku baik-baik, maka kau akan paham.” Ujarnya sambil membuka kembali buku catatan dan buku paket di depannya.

Oh, syukurlah. Aku pikir dia marah dan tidak mau mengajariku lagi. Meskipun awalnya dia marah-marah dan membentakku tadi, tapi dia sedikit pengertian karena mau menjelaskanku tentang materi itu lagi. Mengingat pesan Cho Sam beberapa waktu yang lalu ‘Jangan sekali-kali kau membuatnya marah, atau dia tidak akan mengajarimu lagi.’ Itu membuatku merinding.

 

***

 

“Ini sangat menyebalkan. Kenapa Victoria Sam tidak ada dimana-mana asshhh” ucapku frustasi sambil terus berjalan. Diikuti Hyunji yang mengekoriku di belakang. Hyunji menyamakan langkahnya denganku.

Sejak tadi kami mencari Victoria Sam karena kami belum mengumpulkan tugas yang beliau berikan. Victoria Sam termasuk guru yang tegas, setiap tugas yang ia berikan harus langsung diserahkan padanya.

Ini sangat menyebalkan.

“Yak! Haruskah kau terus mengeluh sejak tadi Nona??” ujar Hyunji meledekku.

Aku berdecak dan mempoutkan bibirku. Kami terus berjalan hingga kami akan berjalan melewati lapangan basket.

Sedang ada latihan rupanya.

Aku melirik sekilas. Ternyata anak kelas 2 karena disana terlihat Kyungsoo sunbae yang sedang men-dribble bola.

 

Sementara itu di sisi lain…

AUTHOR POV

“Lay hyung! disini !” Teriak namja berkulit tan yang diketahui bernama Kai itu.

Suara dentuman bola basket dan langkah kaki begitu terdengar. Hari ini tim sekolah sedang berlatih.

Prriiiittt

Terdengar suara peluit dari sang pelatih, menandakan ada sebuah pelanggaran yang terjadi. Ternyata bola basket itu terkena kaki Baekhyun sehingga peluit itu berbunyi.

Tak lama kemudian, permainan dimulai kembali.

Kali ini Kyungsoo yang men-dribble bolanya. Kyungsoo terlihat sangat mahir men-dribble dan memasukkan bola ke ring.

“Sehun! Tangkap!” Kyungsoo melemparkan bola yang sedari tadi dibawanya ke arah sehun. Sehun menangkap bola itu dan membawanya ke ring lawan. Tapi posisi Sehun tidak memungkinkannya untuk menembakkan bola itu ke ring.

“Sehun! Lempar kesini!” Sehun menoleh ke sumber suara. Ternyata Luhan yang sudah siap menerima bola dari Sehun.

Tanpa pikir panjang, Sehun pun melemparkan bolanya ke arah Luhan.

 

BUGH !

“Ahh” Terdengar suara rintihan seorang gadis yang sedang kesakitan. Gadis itu memegangi kepalanya yang baru saja terkena lemparan bola basket. Teman gadis itu langsung berjongkok dan memastikan temannya baik-baik saja.

Para pemain basket yang di lapangan pun spontan berlari ke arah gadis yang terkena lemparan bola tadi.

“Haishh, Sehun-ah kenapa kau melemparkan bolanya kearah gadis itu?” Ujar Luhan sambil berlari kecil menghampiri gadis tadi.

“Aku tidak sengaja hyung. Ashh” Mau tidak mau Sehun juga ikut berlari menghampiri gadis tadi. Sehun harus bertanggung jawab karena dia yang melemparkan bolanya tadi.

Sehun menyelipkan tubuhnya melewati beberapa namja yang mengelilingi gadis itu. Sehun membulatkan matanya ketika melihat wajah korban lemparan bolanya tadi.

Ternyata gadis yang terkena bola tadi adalah Seol Hanna.

Sehun segera berjongkok dan menggoyang-goyangkan lengan gadis yang sedari tadi masih memegangi kepalanya itu.

“Ya, Seol Hanna. Kau baik-baik saja?” Tanya sehun sambil terus menggoyangkan lengan Hanna. Sedangkan Hanna hanya bisa merasakan pusing di daerah kepalanya. Rasanya dunia seperti berputar sangat cepat. Hanna berusaha membuka matanya, tapi sangat sulit untuknya.

Hanna membuka sedikit matanya dan menemukan beberapa namja sedang mengelilingi dirinya. Dia juga melihat Sehun yang menggoyang-goyangkan lengannya.

Tapi setelah itu Hanna tidak dapat melihat apapun lagi.

Hanya terdengar suara beberapa namja yang menyuruhnya bangun.

Hanna pingsan.

 

OH SEHUN POV

Hanna masih saja meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya. Sedangkan yang lain berusaha menyuruhnya bangun (termasuk aku). Awalnya dia bisa sedikit membuka matanya, tapi setelah itu badannya melemah. Dia tidak lagi memegang kepalanya. Dia tidak bergerak sedikitpun. Dia pingsan.

Aku menepuk-nepuk pipinya, berusaha menyadarkannya. Tapi dia masih tidak berkutik. Tanpa ba bi bu lagi, aku segera mengangkat tubuhnya dan membawanya ke ruang kesehatan.

Teman-temanku menatap kepergianku dengan tatapan aneh. Mungkin mereka berpikir kenapa aku dengan sigap langsung menggendongnya dan membawanya pergi.  Sedangkan teman Hanna mengekoriku di belakang.

Entahlah. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa spontan bersikap seperti itu. Yang ada di pikiranku hanya Dia harus segera bangun.

Aku tidak peduli dengan beberapa gadis yang menatapku tidak percaya dan saling berbisik dengan teman-temannya. Mungkin mereka menyumpahi gadis yang sedang kugendong saat ini.

Ruang kesehatan berada di lantai 2. Oh, kenapa ruang kesehatan terasa begitu jauh?? -_-

 

***

AUTHOR POV

Sehun membaringkan tubuh Hanna di tempat tidur, lalu mengambil selimut dan menutupi tubuh Hanna dengan selimut tadi.

“Sunbae, tolong jaga Hanna sebentar. Aku akan ke kelas untuk meminta izin pada Sam untuk menunggui Hanna disini. Apa tidak apa-apa?” Hyunji yang tadi mengekori Sehun ternyata sudah berdiri di ambang pintu.

Hyunji menyuruh Sehun untuk menunggui Hanna sementara dia kembali ke kelas untuk meminta izin.

Sehun hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Hyunji lalu bergegas ke kelasnya. Meninggalkan Sehun di ruang kesehatan. Berdua dengan Hanna.

Sehun membuka almari obat untuk mencari minyak angin untuk Hanna. Dan setelah beberapa menit mencarinya, ia akhirnya menemukannya. Sehun berjalan kearah Hanna dan mengoleskan minyak angin itu di area bawah hidung Hanna.

Sehun menarik kursi di dekat tempat Hanna berbaring dan duduk d sebelah Hanna.

Namja itu mengamati wajah Hanna secara teliti dan menemukan warna kemerahan di dahi sebeleh kirinya.

Sehun menarik nafas panjang. ”Oh.. Ini pasti sakit..” pikir Sehun.

 

Tanpa Sehun sadari, ada beberapa gadis yang sedang mengintip Sehun dari luar ruangan melalui jendela kecil di samping pintu.

Salah satu gadis disana tersenyum miring sambil menatap gadis yang kini sedang berbaring di ruang kesehatan itu.

“Bersiaplah merasakan penderitaan.” Ucap gadis itu, Kim Hyori.

Dia dan gengnya pun pergi meninggalkan ruangan itu. Sebelum seseorang menyadari keberadaannya.

 

***

KIM HYUNJI POV

Setelah mendapat izin dari Hyo Sam aku segera pergi ke ruang kesehatan. Aku juga sudah membawa tasku dan tas Hanna. Jadi kalau nanti Hanna sudah sadar kami bisa langsung pulang ke rumah.

Aku penasaran kenapa Sehun sunbae tadi terlihat sangat perhatian terhadap Hanna. Bukannya Hanna bilang bahwa Sehun sunbae adalah orang yang dingin dan mengerikan? Tapi kenapa tadi Sehun sunbae terlihat sangat khawatir saat Hanna pingsan?

Apa mungkin karena Sehun sunbae yang melempar bolanya tadi? Atau mungkin ada sesuatu yang lain? Apa mungkin Sehun sunbae menyukai Hanna?

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali.

“Aniyo, aniyo”

Tidak mungkin kalau Sehun sunbae menyukai Hanna yang notabend’nya baru dikenalnya. Apa mungkin cinta pada pandangan pertama? Oh, kurasa itu hal konyol, aku bahkan tidak percaya cinta pada pandangan pertama.

———-

Saat aku tiba di ruang kesehatan, aku mengintip keadaan di dalam terlebih dahulu dari jendela kecil di dekat pintu. Disana terlihat Hanna yang masih pingsan dan Sehun sunbae yang duduk di sebelah tempat tidur Hanna.

Tapi kenapa Sehun sunbae tidak bergerak samasekali? Aku mencoba mengintip lebih dalam lagi. Posisi Sehun sunbae sekarang membelakangiku. Jadi agak sulit untuk melihat keadaannya.

Apa dia tidur?

Sehun sunbae sangat perhatian dan tanggung jawab.

Aku membuka pintu ruangan itu perlahan, agar tidak menimbulkan bunyi yang membuat Sehun sunbae terbangun.

Aku berjalan kearahnya dengan mengendap-endap, tanpa menimbulkan bunyi langkah kaki.

Ternyata Sehun sunbae tidur.

Apa aku harus membangunkannya?

“Sunbae” Aku menepuk pelan pundaknya, berusaha membangunkannya. Tapi dia tidak kunjung bangun.

“Sunbae, bangun.” Aku menggoyangkan lengannya. Awalnya dia tidak berkutik samasekali, tapi setelah aku menggoyangkan lengannya beberapa kali, dia mulai mengerjapkan matanya dan bangun.

“Ah, kau.” Ujar Sehun sunbae saat melihatku.

“Sunbae, aku akan disini menjaga Hanna. Sunbae bisa pergi. Terimakasih sudah membawa Hanna ke ruang kesehatan dan menungguinya.” Aku membungkukkan badanku dan berterimakasih padanya karena sudah menunggui Hanna.

Dia hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. Lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruangan.

Setelah aku memastikan dia sudah benar-benar keluar dari ruangan ini, aku langsung mengoceh sendiri. Kenapa Hanna bisa tahan dengan Sehun sunbae yang sedingin es itu?? Bahkan dia tidak berbicara sepatah katapun padaku, meskipun hanya mengucapkan kata sepele seperti ‘sama-sama’

Kenapa manusia es seperti Sehun sunbae bisa menarik perhatian hampir seluruh gadis di sekolah ini? Kepribadiannya jelas-jelas sangat mengerikan -_-

***

 

SEOL HANNA POV

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke kelopak mataku. Kepalaku masih sedikit pening. Aku berusaha bangun dan duduk di tempat tidur ini.

Ruang kesehatan.

Ya, kurasa aku di ruang kesehatan. Disini tidak ada seorangpun kecuali aku.

Apa aku di sini sendirian? Apa semua murid sudah pulang? Apa Hyunji juga sudah pulang? Aku menghela napas berat, mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Pandanganku terhenti pada 2 buah tas sekolah yang tergeletak diatas meja. Aku sangat mengenali tas sekolah itu. Itu milikku dan milik Hyunji.

Ternyata Hyunji menungguiku sampai aku bangun. Dia benar-benar sahabat yang baik :3

“Hanna-ya, kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?” Tiba-tiba seorang gadis muncul dari ambang pintu dan berjalan menghampiriku. Hyunji. Dia membawa tas plastik yang berisi beberapa makanan ringan.

“Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing.” Aku tersenyum sambil menyuruh Hyunji duduk disampingku.

Hyunji lalu membuka tas plastik yang tadi dibawanya dan tampaklah beberapa bungkus makanan ringan. Ashh, gadis ini tidak berubah. Dia selalu membeli makanan ringan saat dia sedang bosan. Aku tahu dia bosan karena menungguiku sejak tadi.

“Hanna-ya, sebenarnya hubunganmu dengan Sehun sunbae itu seperti apa?” Hyunji bertanya sambil memasukkan keripik kentang ke mulutnya.

Aku berpikir sejenak. Kurasa hubunganku dengan si manusia es hanya sebatas mentor dengan muridnya. Oh, aku baru sadar bahwa aku adalah muridnya ><

“Tidak ada. Hanya mentor dengan muridnya. Kurasa” Hyunji mengannguk paham dan melanjutkan menghabiskan keripik kentangnya. Kenapa tiba-tiba Hyunji bertanya tentang si manusia es?

***

 

“Kau sudah tidak apa-apa?” Si manusia es itu bertanya saat aku sedang fokus mengerjakan latihan soal darinya.

“Apa maksudmu? Aku tidak apa-apa.”

Jujur saja aku masih belum mengerti apa maksud pertanyaan Sehun padaku karena aku masih sibuk dengan soal di depanku. Mungkin dia akan mengataiku bodoh setelah ini.

“Bodoh. Maksudku karena insiden bola basket kemarin. Apa kau baik-baik saja?” Benar kan kataku. Dia mengataiku bodoh (lagi). Apa aku begitu bodoh dimatanya huh? Dia sangat menyebalkan.

“Ah itu, aku baik-baik saja.” Mendadak aku meletakkan pensilku dan menatapnya bingung. Aku baru sadar apa yang baru saja dia katakan.

Dia menanyakan tentang insiden bola basket kemarin? Kenapa dia bisa tahu? Apa dia juga disana kemarin? Berarti dia juga melihatku saat aku pingsan? Ashh, memalukan.

“Bagaimana kau bisa tahu insiden bola basket?” Tanyaku menyelidik.

“Apa temanmu tidak menceritakannya padamu?” Dia malah balik bertanya. Oh, aku bahkan lupa bertanya pada Hyunji siapa yang melempar bola sialan itu.

Hey, kenapa kau yang harus bertanya pada Hyunji? Seharusnya dia yang menceritakan insiden kemarin padaku. Ah, mungkin dia lupa. Sama seperti saat Chanyeol oppa ke Jerman. Dia lupa memberitahuku -_-

Aku menggelengkan kepalaku.

“Aniyo, apa kau tau siapa yang melemparkan bola sialan itu? Beritahu aku! Jika aku bertemu dengannya aku akan membunuhnya saat itu juga!” Ujarku berapi-api sambil mengepalkan sebelah tanganku.

“Jika yang melempar bola itu adalah aku, kau akan membunuhku sekarang?” Ujarnya sambil memainkan ponselnya.

Apa yang dia katakan? Aku bertanya serius padanya, tapi dia malah memberiku lelucon. Ini tidak lucu.

“Mwoya? Aku serius Tuan. Beritahu aku siapa yang melempar bolanya.” Aku memutar bola mataku.

“Aku juga serius bodoh.” Ujarnya melirikku sekilas, lalu kembali menatap ponselnya. Apa maksudnya? Apa mungkin dia yang melempar…

“Jadi kau pelakunya??” Aku berkata dengan suara agak keras. Dia terlihat terkejut dengan perubahan suaraku. Dia hanya diam.

Aku mempoutkan bibirku dan menatapnya kesal. Jelas-jelas dia yang melempar bola sialan itu kearahku dan dia tidak mau meminta maaf padaku? Pria macam apa itu? Apa semua pria dingin melakukan hal yang sama? Ashh

“Kenapa melihatku seperti itu?”

Aku masih menatapnya kesal. Apa dia harus bertanya pertanyaan bodoh seperti itu? Assh benar-benar.. Tentu saja aku mau dia meminta maaf padaku. Oh, bahkan di lebih bodoh dariku!

Dia meletakkan ponselnya di meja di depannya.

“Baiklah, MAAF karena insiden kemarin. Kau puas? Apa kau ingin membunuhku sekarang?” Ujarnya sambil menekankan kata MAAF di kaimatnya.

Dia menatapku dengan tatapan menantang. Apa dia ingin aku benar-benar membunuhnya?

“Bukan begitu juga. Kenapa kau melampar bola itu ke arahku? Kau sangat ceroboh.” Aku mempoutkan bibirku dan melipat tanganku di dada. Kesal? Tentu saja! Marah? Siapa yang tidak marah kalau seseorang melemparimu bola basket sampai kau pingsan -_-

“Aku tidak sengaja bodoh.” Aigoo, manusia terlaknat es itu.. Masih sempat-sempatnya dia mengataiku bodoh.

***

 

“Hyunji-ya, apa benar si manusia es itu yang melampar bola kearahku?” Ujarku pada Hyunji saat kami berjalan menuju deretan loker kelas 1.

Aku ingin mengambil buku catatan IPS Hyunji yang kemarin aku pinjam. Bukannya aku malas mencatat, tapi kebetulan saat pelajaran itu aku sedang izin untuk mengikuti ulangan IPA susulan. Jadi aku tidak sempat mencatatnya.

“Banar. Dan kau tahu? Dia juga yang membawamu ke ruang kesehatan dan menungguimu sampai dia tertidur disana.” Hyunji bercerita dengan penuh semangat.

Apa? Hyunji bilang Sehun yang membawaku ke ruang kesehatan? Dia meungguiku? Sampai tertidur? Mwoya? Hyunji pikir ini drama murahan?

“Hyunji-ya, jangan mengarang cerita. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu.” Ujarku sambil tersenyum miring.

“Hanna-ya, kau meragukanku? Aku tidak mengarang cerita. Dia menggendongmu dan membawamu ke ruang kesehatan. Kalau kau tidak percaya kau bisa menanyakan hal itu padanya atau teman-temannya.”

Oke, ucapan Hyunji benar-benar meyakinkan. Selama ini Hyunji tidak pernah berbohong padaku.

Setelah dipikir-pikir, mungkin cerita Hyunji benar. Siapa orang yang membawaku ke ruang kesehatan kalau bukan Sehun yang statusnya sebagai pelempar bola itu? Tidak mungkin jika teman-temannya yang menggendongku ke ruang kesehatan, sementara Sehun hanya diam tidak melakukan apa-apa?

Oh, apa ini mimpi? Sehun melakukan itu padaku? Menggendongku dan menungguiku sampai dia tertidur?

Tanpa sadar aku tersenyum tipis mengingat cerita Hyunji tentang perlakuan Sehun padaku kemarin.

———

Aku mengambil kunci loker dari sakuku dan membukanya.

Tiba-tiba puluhan sampah meluncur keluar dari dalam lokerku. Tidak peduli sampah basah atu kering, sampah organik atau anorganik, semuanya tercampur menjadi satu dei dalam lokerku. Bau sampah juga sangat tercium pekat. Aku dan Hyunji saling menatap satu sama lain.

“Ige.. Mwoya?”

 

 

-TBC-

 

Huaaaa, akhirnya Chapter 4nya selesai jugaaa *lapingus* :D

Gimana gimana? Garing kriuk kriuk?? Hohoho

Pertama author ngucapin terimakasih buat admin yang udah ngeposting FF abal ini >< Dan maaf kalo Chapter 4 ini banyak kekurangan seperti typo dll. Dan maaf (lagi) untuk posternya, foto Seol Hanna aku pake fotonya Naeun – A pink. Soalnya fotonya Naun yang paling pas dipasangin sama Sehun kkkk~ :3

Di chapter ini emang sengaja author panjangin karena permintaan para readers tercintah :D

Kelanjutan FF ini sangat bergantung pada peminatnya. Kalau yang minat banyak, author bakal lanjutin, tapi kalo cuman dikit, terpaksa sampai di chapter ini aja ^o^

Jangan lupa RCLnya yaps. Kritik dan saran sangat dibutuhkan =D 1 komentar dari kalian sangat berharga buat author. Trimakasih untuk para readers yang sudah meninggalkan komentar dan membaca FF abal ini *bow*

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles