Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

You’re My Star (Chapter 2 – END)

$
0
0

You’re My Star (2/2)

You're My Star

Nama: SakuRaa (@rara_raraa84)Judul: You’re My Star

Cast: -Oh Sehun

-Fara (You)

Genre: Fluff, Romance, Sad (Maybe)

Rating: General

Length: Two Shoot

Catatan: Annyeong, makasih banget yang udah komentar di Chapter 1 ya :D

 

“aku memang menyukaimu, tetapi tidak untuk memilikimu” –Oh Sehun.

 

Last episode:

http://exofanfiction.wordpress.com/2014/06/02/youre-my-star-chapter-1/#more-28550

 

Aku tidak mengerti, aku hanya bertemu dengannya beberapa jam yang lalu, di Café Bubble Tea favoritku yang terkesan sederhana.

Ia menatapku dengan mata ovalnya yang sangat indah, kecoklatan, dan terlihat alami dengan make up yang tipis.

Dan ia memang seperti Fans biasa, seperti manusia biasa. Bahkan, fans ku terbilang ada ribuan bahkan ratusan ribu di Dunia ini. Tapi aku tak mengerti, ketika aku melihat senyumnya, canda tawanya, dan tingkahnya yang polos, aku bisa segenap melupakan semua kesedihanku, semua rasa capekku, bahkan aku tak bisa tidur 2 hari karena memikirkannya! Padahal aku baru selesai konser, dan harusnya aku sudah tidur saat ini.

Oh Tuhan, ada apa denganku?

Fara

Esoknya, Sehun mengajakku berjalan-jalan di Lotte World, ini bagaikan Ancol, Dufan, atau taman Hiburan lainnya di Jakarta, bahkan berlipat-lipat lebih bagus dari disana, sungguh. Aku tak bisa henti-hantinya melongo karena Wahana disini sangat menajubkan.

 

Kita banyak bermain, tapi sebenarnya aku yang menurutinya bermain, ia menunjuk salah satu wahana, dan aku menurutinya. Ia seperti anak kecil yang baru pertama kalinya diajak ke taman bermain seperti ini. Tak peduli Topi Hitamnya dan Masker yang menutupi sebagian wajahnya, ia masih terus mencoba satu-persatu wahana disini. Dia memang berbeda dengan Sehun diatas panggung, sungguh.

 

“Sehun, kau tak lelah?”

 

“tidak! Sama sekali tidak!” jawabnya sambil mencomot eskrim rasa coklat ditangannya. Aku yang membelinya tadi.

 

“kau lelah?” ia malah balik bertanya padaku.

 

“tidak, aku hanya khawatir, aku takut Suho oppa atau Manajermu itu, akan menelpon dan menyuruhmu pulang”

 

Sehun menoleh kearahku, “Fara, ini hari liburku, aku tak pernah menyia-nyiakan setiap jamnya untuk berada di Dorm hanya sekedar mendengar keributan Chanyeol Hyung dan Baekhyun Hyung, atau omelan dari D.O Hyung, atau menerima takdir jika aku sering kalah bermain dengan Kai Hyung”

 

“kau ini…”

 

*

Hari ini hari terakhirku di Seoul. Besok aku harus pulang ke Indonesia, karena minggu depan masa liburan Akhir Semeter ku habis, dan aku akan menempati bangku kelas 12. Ya, rencananya aku akan lebih konsentrasi dulu untuk lulus di Ujian Nasionalku. Setelah itu…

 

Aku belum tahu akan kuliah dimana, tapi aku sudah janji pada Ibu, akan memikirkannya matang-matang dan diusahakan tidak mepet.

 

Aku mengajak Sehun kesini. Ke BallRoom tempat aku pertama kali melihatnya bernyanyi dan menari secara langsung. Atau mungkin, menjadi tempat terakhir aku bisa melihat konsernya…

 

“kenapa kau mengajakku kesini, Fara?” tanya Sehun yang duduk tepat disebelaku, biasanya ia menjaga jarak sampai 2 bangku untuk duduk.

 

Aku tersenyum simpul, “aku hanya mencoba mengingat kembali, karena disini adalah tempat pertama kalinya aku melihat cahaya bintangmu yang sangat luar biasa menyilaukan”

 

“kau berlebihan” Sehun menatap lurus kedepan, kami melihat objek yang sama sekarang, panggung.

 

“karena aku mengagumimu” ucapku –entah sadar atau tidak—

 

“kau bintang, Sehun. Bukan sebuah bintang baru lagi, tapi kau saat ini bisa menyelaraskan cahaya mu berbanding dengan jutaan Bintang-bintang lain di angkasa yang luas ini,

Ya, aku hanya seorang manusia biasa dan kau Bintang.

aku hanya manusia biasa yang bisa mengagumimu dari kejauhan, tanpa bisa menggapainya. Mengangumi mu dari Bumi ini, dan bahkan kau tak tahu siapa saja manusia yang menjadi Fansmu itu karena kita sangat jauh.”

 

tapi aku janji, aku akan tetap menjadi Fansmu, sampai kapanpun, walau— Walau bintang itu sudah meredup, dan sampai aku tak bisa melihatnya lagi, atau mencari tahu keberadaannya.

ada orang yang bilang, kau tak perlu menjadi penggemarnya dari awal, tetapi yang penting, kau menjadi pendukungnya hingga akhir

 

aku menghapus setitik air yang jatuh dari Mataku, air mata pertamaku di Seoul, aku membiarkan Sehun yang menangis sendirian sambil menyenderkan kepalanya dibahuku.

‘aku sebenarnya ingin melihatmu lebih lama lagi…’

 

*

Sehun mengajakku ke Namsan Tower, tempat yang sebenarnya tak asing dimataku, karena aku sering melihat artikelnya diInternet.

Tapi aku tak menyangka akan seindah ini…

 

“wow, aku belum pernah melihat ribuan gembok dipajang seperti ini” tatapku takjub pada ribuan gembok di puncak Namsan Tower.

 

“bagaimana kalau gembok kita adalah salah satunya?” tanya Sehun sambil mengeratkan jaketnya, udara diatas sini sangat dingin membuatku juga menggigil.

 

“kita?” aku mengerutkan dahiku.

 

“tunggu sebentar disini” ia berlari kedalam, tapi semenit kemudian ia kembali kehadapanku sambil membawa 2 gembok berwarna biru.

 

“tulis orang yang paling kau sayangi disini, kecuali Ibumu atau Ayahmu!” ia memberikan satu gemboknya padaku.

 

“baiklah”

 

“ini!” aku terkejut ketika yang ia tulis digemboknya adalah Namaku, ya namaku! Oh, ini Mimpi!

 

“Sehun… kau menulis namaku di gembokmu” aku tersenyum hangat padanya.

 

“Fara… EXO… Hei! kau juga menulis namaku, dan EXO” Sehun menunjuk gembokku yang bertulis ‘EXO XOXO L.O.V.E’ & ‘Sehunni’.

 

“2 hal yang paling aku sayangi kecuali keluargaku” Sehun segera mengaitkan gemboknya kesalah satu besi yang ada dipagar menara ini, dan aku segera mengikutinya, ia menyuruhku untuk memasangkan gembokku agar menyatu dengan gemboknya.

 

“baiklah, hitungan ke-3, buang kunci ini bersama-sama, oke?”

 

“Satu… Dua…. Ti..” ia hampir melemparnya tetapi aku tahan.

 

“tunggu! Em, bagaimana kalau kuncinya tidak dibuang?” aku mencegah tangannya yang akan membuang kunci gembok ini.

 

“maksudmu?”

 

“sebentar”

 

“ini kuncimu, ini kunciku” Fara membeli 2 rantai kalung dan Sehun memberikan kuncinya pada Fara, ia memasukkan lubang kunci kerantai kalung dan memberinya pada Sehun.

“aku tak mau kunci ini dibuang, aku ingin kita selalu terikat, aku tak peduli, jika aku hanya manusia biasa dan kau Bintang. Sesulit apapun, aku bahkan ingin suatu saat nanti, kita kesini dan berusaha mencari gembok itu dari lautan gembok-gembok yang ada disini, dan membukanya

 

Sehun memeluk Fara erat, mendekapnya seakan tidak ingin terlepaskan. Sehun sadar, ia memang menyukai Fara.

 

“aku tahu, kau hanya manusia biasa dan aku bintang. Tapi bagiku, kau melebihi itu, aku terlihat seperti Bulan dan kau Matahari. Tanpa kau, yang menyinari dan membagi cahayanya padaku, aku tak akan terlihat dari Bumi. Aku tak akan terlihat oleh jutaan manusia dibumi. Aku tahu, ribuan Fansku diluar sana, adalah matahari bagiku. Aku tahu, tanpa mereka, aku tak akan seperti ini.

 

*

Fara menggeret kopernya pelan, ia selesai menukarkan tiket dan paspornya dan akan naik kepesawat jurusan Seoul – Jakarta. Ia memenadangi Handphonenya, dilayar tertulis nomor ‘Oh Sehun’, tetapi ia ragu untuk menelponnya. Sehun bilang, jika hari ini akan konser jadi ia tak bisa dat—

 

“Fara!!” teriak seseorang sambil berlari mendekati Fara.

 

Fara berbalik, ia lalu memasukkan Handphone pada saku Dressnya. “Oh Sehun? Kenapa kemari?”

 

“jangan pergi! Kumohon.”

“kau berkata bahwa kau Fans fanatikku, tapi kau akan melewatkan penampilanku nanti?” Sehun membungkuk, ia masih mengatur napasnya.

 

‘aku ingin Oh Sehun, aku ingin. Tapi aku tak bisa’

 

“maafkan Aku…”

 

“kau tahu, aku merasa kesepian, Hyung-Hyung ku selalu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Dan kau ingat? Pertemuan kita di Café Bubble Tea itu? Itu satu-satunya caraku untuk menghilangkan rasa sepiku. Dan kau datang, aku—”

“aku merasa nyaman didekatmu”

 

“berjanjilan kau akan kembali…” Fara masih diam. Jika Sehun bukan artis dan personil dari sebuah grup BoyBand terkenal, ia mungkin akan memeluknya sekarang.

 

Fara tersenyum, “Sehun, aku janji, suatu saat nanti, aku akan kembali kesini. Aku janji aku tak akan membiarkanmu kesepian lagi. Berikan aku waktu untuk memikirkan semuanya…” Perlahan, Fara melepas kalung kuning kecoklatan berliontin huruf ‘K’ di tengahnya, dan mengalungkannya pada Sehun. Sehun mengerti dan ia menundukkan kepalanya agar tangan Fara sampai diujung kepalanya.

 

“ini kalung keberuntunganku. Karena keburuntungannya pula, aku bisa disini bertemu denganmu,

aku ingin keberuntungan kalung ini juga berarti di dirimu. jalanmu masih panjang, kau pasti lebih membutuhkannya, aku ingin kau tetap disana, dipanggung yang menjadikan mu pusat perhatian semua orang yang melihatnya.

Jangan pernah kau lepas impianmu, Sehun” Sehun mengangguk sambil tersenyum, walau senyumnya tak bisa Fara lihat karena wajah Sehun tertutup masker.

 

=

Suho mengejar Sehun yang tiba-tiba keluar dan pergi dari Backstage mereka, dan hanya mendapati Sehun yang menangis diruang Tunggu Bandara. Suho mengerti, ia hanya bisa mengelus pundak Sehun dan duduk disebelahnya.

 

Flashback-

“hei, Sehun-ah… kau sedang apa? Kenapa daritadi melamun terus hmm?” tanya Suho sambil menepuk pundak Sehun.

 

Sehun menoleh, “hyung, aku masih terbayang bayang gadis itu…”

 

“fans mu dari Indonesia itu?”

 

“ne, besok dia akan kembali ke Indonesia”

 

“lalu— kau tidak mengantarnya?” ucap Suho sambil menutup tirai jendela kamar mereka.

 

Sehun menunduk dikasurnya, “aku hanya… hanya tidak bisa. Aku tak mau melihatnya pergi dihadapan mataku, lagipula besok konser Comeback kita…”

 

Suho tersenyum lembut, eye smilenya membentuk indah diwajahnya yang seperti malaikat. “ya, kau benar. Tapi, jangan lewatkan apapun yang ada dihadapanmu, Sehun. ‘setiap awal, selalu ada akhir, setiap pertemuan, juga pasti ada perpisahan’ Suho merapikan selimutnya dan bersiap tidur. Ia berbaring menghadap Sehun yang masih bingung dengan perkataan nya barusan.

 

“kita selalu bertanya, mengapa kita dipertemukan, jika pada akhirnya kita juga akan dipisahkan? Sederhana, agar kita tahu bagaimana rasanya dicintai, dan mencintai. Agar kita tahu, bagaimana rasanya dibenci dan membenci.” Sehun tersenyum, ia tahu apa yang akan ia putuskan selanjutnya. “Selamat tidur.”

 

=END=

 

“Ya, Aku menyukaimu, Aku tak pernah sadar, dengan getaran hebat dijantungku ini setiap kali aku didekatmu.

Sebenarnya aku bukan bintang itu, kau lah yang bintang itu didepan mataku

Kau seperti Bintang yang paling terang, diantara jutaan bintang yang bisa kulihat dari Bumi ini. Kau juga seharusnya bintang yang paling beruntung dari jutaan fans ku didunia ini, Kaulah bintang itu, Fara.

Jika aku bukan artis seperti saat ini, jika aku hanya seorang Oh Sehun, seorang anak berumur 20 tahun yang masih kuliah, aku pasti saat ini akan menjemputmu… -Oh Sehun.

 

=END=

 

Oke, ini cerita yang nggak nyambung berdasarkan mimpiku yang nggak nyambung juga tempo hari =abaikan.

Sebenernya ini ff spesial buat temenku yang waktu itu Ulang Tahun, biasnya dia Sehun juga soalnya. Kekeke. Tapi dia nyaranin aku buat dipost juga. Yah okelah. =abaikan juga.

Nb: bagi kalian yang mau request poster Fanfiction (tentang EXO) atau jadiin aku buat jadi Beta-Reader kalian? = Dipersilahkan=, oke? Tinggal mention di Twitter ku @rara_raraa84

Oke, jangan lupa komentar dan saran ya, bye.

Tambahan: need Sequel? Kalau kalian mau Sequel-nya, tenang aja, aku buatin kok :v kalau nggak juga nggak papa.

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles