Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Act Sweet

$
0
0

Title: Act Sweet

Author: @diantrf

Cast:

Exo Member | Their Own Girls

Genre: Fluff | Rating: G | Length: Drabbles

0o0

Little Girl and Ice-Cream

 

 

Minseok hanya mampu tersenyum melihat wajah menggemaskan gadis di sampingnya. Mereka sedang duduk di salah satu bangku taman kota. Sore yang indah ini, mereka ditemani oleh se-cup eskrim dalam genggaman masing-masing.

 

Tian makan seperti anak kecil, membuat Minseok malah terpaku memandanginya ketimbang memakan eskrimnya yang setengah meleleh itu. Gadis dengan rambut hitam panjang itu benar-benar menggemaskan. Bahkan Tian sedaritadi hanya terfokus dengan eskrimnya dan tak menghiraukan Minseok di sampingnya.

 

 

“Tian, makannya yang benar.”

 

 

Gadis itu agak kaget saat Minseok mengusapkan ibu jari miliknya di ujung bibir Tian yang terdapat sisa eskrim. Tian hanya tertawa lucu lalu kembali memakan eskrimnya. Bahkan Minseok sering sekali menganggap Tian malah sebagai adik kecilnya dan bukan kekasihnya, mengingat tingkah menggemaskan dan kekanakan Tian.

 

Minseok mengelus rambut Tian dengan lembut. Ah, betapa manisnya mereka berdua. Tian dengan polosnya langsung menghadap kearah Minseok dan menatapnya dalam diam. Huh, Gadis kecil ini sepertinya harus diajarkan cara makan eskrim yang benar.

 

 

Cup~

 

 

“Tian, makan eskrimnya yang benar. Tak mungkin kan jika oppa yang harus selalu membersihkan bibirmu itu?”

 

 

Berbanding terbalik dengan ucapan santai Minseok, Tian justru terdiam bagai patung. Hal itu membuat Minseok terkekeh pelan dan langsung lanjut memakan eskrimnya lagi. Salah satu sore yang indah di musim gugur. Dan Tian adalah salah satu hal indah bagi Minseok.

 

0o0

 

Thank You, My Love

 

 

Hari ini Luhan resmi menjadikan dirinya sebagai bantal pribadi bagi Sena. Luhan kini tengah duduk di ayunan panjang dan Sena yang berbaring dengan kepalanya di atas pangkuan Luhan. Pria itu masih betah berlama-lama mengusap rambut cokelat Sena yang panjang terurai.

 

Angin musim semi yang bertiup hangat membuat mereka hanyut dalam keheningan penuh cinta itu. Ayunan lembut yang membuat mereka nyaman, hanya merasakan moment berdua tanpa kata-kata. Cinta mereka telah cukup bicara bahkan hanya dengan sentuhan lembut keduanya.

 

Sena terus menatap Luhan sambil tersenyum kecil, sedangkan yang ditatap tengah terdiam melihat pemandangan taman di depannya. Taman belakang yang Luhan design untuk rumah mereka memang sangat berfungsi. Taman luas dengan ayunan serta rumpun bunga yang harum dan indah.

 

 

“Sena, bisa bangun sebentar? Oppa akan mengambilkan sesuatu untukmu.”

 

 

Tak lama, Luhan datang dengan piring yang berada dalam pegangannya. Ia langsung duduk di samping Sena dan menyerahkan piring itu. Ternyata sepotong Rose Cake kesukaan Sena. Warna merah lembut itu terlihat sangat cantik. Pasti rasanya juga enak.

 

 

“Untuk Sena?”

 

“Tentu. Oppa yang membuatnya.”

 

 

Gadis itu tersenyum manis lalu mulai memakan kuenya. Dan benar, rasanya sangat enak. Luhan yang melihat itu hanya tersenyum merasa hasil kerjanya tak sia-sia. Namun pada suapan ketiga, Sena merasa ada yang aneh dalam kuenya. Ia mengeluarkan benda asing itu dan melihatnya.

 

Sebuah kubus kecil. Sena mengangkat sebelah alisnya menatap Luhan, dan Luhan menatapnya seolah berkata ‘Coba buka.’. Akhirnya Sena membukanya. Terdapat secarik kertas disana. Ia melebarkan kertas itu dan mendapati beberapa kata tertulis cantik dengan tinta biru.

 

 

“Terimakasih sudah menjadi istri yang manis untukku. Saranghae.”

 

 

Sena tanpa sadar meneteskan sebutir air matanya. Ini memang bukan cincin ataupun permata lainnya. Namun kata-kata itupun sudah cukup bagi Sena. Luhan memang selalu tahu cara membuat Sena menangis bahagia seperti sekarang ini.

 

 

Oppa..terimakasih..”

 

 

Luhan tersenyum dan menarik Sena dalam pelukannya. Pelukan hangat dengan segenap cinta di dalamnya. Sena bahkan masih terus menangis, merasa sangat beruntung bisa memiliki pria sebaik dan semanis Luhan menjadi pendamping hidupnya.

 

 

Saranghae, Sena.”

 

 

Dan Luhan pun hanya tertawa karena gadis kecil dalam pelukannya itu tak kunjung menghentikan tangisnya. Pasangan terpaut enam tahun itu sangat manis dan kembali menikmati waktu berdua mereka.

 

0o0

 

This Moment

 

 

Angel sangat senang karena akhirnya Yifan mempunyai waktu luang untuk jalan-jalan bersamanya. Mereka berkeliling di festival musim gugur yang selalu diadakan tiap tahun. Gadis western itu terlihat sangat senang, terbukti dengan jalannya yang melompat-lompat seperti kelinci paskah yang sedang mencari telur.

 

Hal itu membuat Yifan yang berjalan santai di belakangnya terkekeh sendiri. Gadisnya itu sangat menggemaskan. Ia merasa sedikit bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga melupakan gadis kecilnya itu untuk beberapa waktu.

 

Mereka melakukan hal-hal menyenangkan, seperti memainkan beberapa permainan dan mencicipi berbagai makanan ringan di food-stand. Mereka bahkan berfoto beberapa kali, dengan Yifan yang mengenakan bando telinga kelinci hasil paksaan Angel. Gadis itu tertawa dengan semangat melihat Yifan yang terlihat sangat lucu.

 

 

Tak terasa hari sudah sore. Mereka memutuskan untuk istirahat di pinggir sungai saja. Saat dalam perjalanan, tiba-tiba Angel tersandung tali sepatunya sendiri. Untung saja Yifan dengan sigap menangkap tangan gadisnya itu dan membawanya ke dalam pelukannya. Mereka sama-sama dapat merasakan detak jantung masing-masing yang sangat cepat dan tidak normal itu.

 

 

“Angel, lain kali ikat tali sepatunya yang benar.”

 

 

Ia malah tertawa kecil melihat tatapan galak Yifan. Baru saja gadis itu akan membungkuk untuk mengikat tali sepatunya, Yifan sudah terlebih dahulu berlutut di depannya dan menalikan kedua tali sepatunya. Angel hanya diam. Pria tinggi itu sangat manis saat ini.

 

 

Nah, begitu lebih baik.”

 

 

Yifan tersenyum setelah kembali berdiri. Ia mengacak rambut Angel dengan gemas, membuat Angel memekik tak suka diiringi tawa semangat Yifan. Dan ketika Yifan menarik tangan Angel untuk kembali berjalan, gadis itu justru hanya diam di tempatnya.

 

 

Oppa, aku lelah.”

 

 

Angel memperlihatkan aegyo-nya, yang jujur saja membuat Yifan langsung luluh. Akhirnya pria itu kembali merendahkan tubuh tingginya di hadapan Angel. Angel langsung tersenyum manis dan memeluk leher Yifan. Alhasil, Yifan kembali berjalan sambil menggendong gadis manisnya yang manja itu di punggungnya.

 

 

“Mengapa aku bisa mencintai gadis manja sepertimu, huh?”

 

Hehe, itulah hebatnya pesona seorang Angelina.”

 

 

Dan mereka saling menertawakan satu sama lain. Festival yang tak akan pernah Angel dan Yifan lupakan. Moment kali ini akan masuk dalam salah satu list hari menyenangkan dalam hidup mereka.

 

0o0

 

That Afternoon Between Us

 

 

“Hyun Jiya! Aish, anak itu!”

 

Junmyeon terus menggerutu sendiri karena kelelahan. Jauh di depannya, gadis manis berambut oranye itu sedang tertawa senang sambil masih mengayuh pedal sepedanya, atau sepeda Junmyeon lebih tepatnya. Niatnya untuk bersepeda mesra sore itu gagal total karena ulah jahil gadis kecil itu.

 

Namun bukan Junmyeon namanya jika menyerah begitu saja untuk menangkap gadis nakal itu. Ia akhirnya melanjutkan larinya, membuat Jiya langsung sadar dari tawanya dan kembali mengayuh pedal sepedanya. Jalanan nampak sepi, untung saja.

 

Mungkin karena terlalu senang bisa mengerjai Junmyeon, Jiya tak melihat sebuah batu yang cukup besar berada di tengah jalan. Ia masih sibuk tertawa hingga akhirnya roda sepedanya menggilas batu itu, membuatnya oleng dan jatuh.

 

 

BRUK!

 

 

Aww. Huaaa oppaa..”

 

 

Langsunglah langkah kaki Junmyeon terhenti sebentar. Ia menepuk keningnya, gadis manisnya itu mengapa sungguh ceroboh? Ia kembali melanjutkan larinya lebih cepat dan akhirnya berhasil mencapai tubuh Jiya yang kini terduduk mengenaskan di aspal pinggir jalan.

 

Jiya masih meringis kesakitan saat Junmyeon tiba. Ia menangis persis sekali seperti anak lima tahun yang jatuh dari sepeda. Lututnya berdarah dan jika Junmyeon tak salah lihat pelipis kanan gadis itu juga nampak membiru. Mungkin terantuk sepeda.

 

 

“Tenanglah, Hyun.”

 

 

Junmyeon mengambil sebotol air yang ada di keranjang sepedanya dan mengguyurkan air itu di lutut Jiya. Ia meringis sambil mencengkram bahu Junmyeon dengan erat. Junmyeon merasa kasihan juga. Pasti itu sakit.

 

 

A-ahh oppa, sakit..”

 

“Itulah balasan dari Tuhan karena kamu manjahili oppa.”

 

 

Jiya menundukkan wajahnya, merasa bersalah karena sudah membuat Junmyeon kelelahan karena berlari cukup jauh. Ternyata memang Jiya tak bisa melakukan semuanya sendiri. Ia membutuhkan Junmyeon untuk selalu di sampingnya dan menenangkannya seperti sekarang ini.

 

 

Mian, oppa..”

 

 

Masih terus sambil membersihkan luka Jiya, Junmyeon hanya tersenyum kecil. Ia senang karena Jiya tahu bahwa ia salah dan mengakuinya. Ah, gadis manis ini sangat menggemaskan bahkan saat merasa bersalah seperti itu.

 

 

Srek..

 

 

Junmyeon langsung merobek sebagian lengan baju panjangnya yang sedaritadi ia gulung. Jiya membulatkan matanya melihat hal itu. Ia jadi semakin merasa bersalah karena sudah merepotkan Junmyeon. Ternyata memang benar, Jiya hanyalah gadis kecil yang selalu menyusahkan. Kekasih yang buruk untuk Junmyeon.

 

Setelahnya, Junmyeon langsung menggulung kain itu untuk menutupi luka Jiya. Setidaknya darahnya akan berhenti mengalir dengan itu. Jiya masih terus menundukkan kepalanya, enggan untuk menatap Junmyeon. Ia merasa sangat bersalah karena sudah membuat sepeda Junmyeon tergores dan baju Junmyeon yang terpaksa dirobek hanya untuk menutupi lukanya.

 

 

Oppa, mian. Bajumu-“

 

Ah, sudahlah. Oppa masih punya sepuluh yang seperti ini.”

 

 

Cup~

 

 

Jiya kembali membulatkan matanya. Junmyeon dengan tiba-tiba memeluk pinggangnya dan mencium pelipisnya yang membiru. Berharap dengan ciuman itu rasa sakit Jiya sedikit berkurang. Pria itu tersenyum lalu membantu Jiya untuk berdiri.

 

 

Kajja, Hyun. Kita ke rumah oppa dulu untuk mengobati lukamu.”

 

 

Senyum manis Junmyeon juga ikut membuat Jiya tersenyum. Betapa beruntungnya Jiya memiliki pria dewasa itu sebagai kekasihnya. Mereka pun beranjak pulang menaiki sepeda, dengan Junmyeon yang mengayuhnya dan Jiya yang duduk manis di belakang sambil memeluk pinggang Junmyeon erat.

 

0o0

 

Let Me Relax You

 

 

Hyunna masih terus menggerakkan tubuhnya sesuai ritme musik yang ia play. Padahal hari sudah malam namun ia tak kunjung juga berhenti latihan. Hyunna terlalu gugup akan penampilannya esok hari. Ia takut mengacau ataupun lupa gerakan, untuk itulah ia berlatih dengan keras hari ini.

 

Namun sepertinya Hyunna terlalu dikuasai rasa takutnya sehingga ia malah menyakiti dirinya sendiri. Ia sudah latihan sejak pukul sembilan pagi tadi dan sekarang jam hampir menunjukkan pukul tujuh malam. Tubuhnya pasti sudah sangat lelah, namun pikirannya terlalu kalut sehingga menolak untuk istirahat.

 

 

“Hyunna, mengapa belum pulang?”

 

 

Gadis itu merasa ada sesuatu yang melingkari pinggangnya. Sebuah suara yang selalu membuatnya rindu berhasil tertangkap telinganya. Ia tersenyum kecil, Yixing-nya ternyata datang untuk menemuinya. Akhirnya gadis itu menyerah dan diam dalam pelukan Yixing.

 

 

“A-aku takut melakukan hal ceroboh jika tak berlatih..”

 

 

Ia menundukkan kepalanya. Pasti setelah ini Yixing akan memarahinya karena ia tak bisa mengatur waktu. Pria itu juga harusnya tampil besok, namun karena cedera akibat latihan terlalu keras akhirnya Yixing digantikan orang lain. Dan Yixing tak mau sampai Hyunna mengalami hal yang sama.

 

Yixing kini malah mengangkat pelan dagu Hyunna dan membersihkan keringat gadis itu dengan handuk yang ia bawa. Lalu setelahnya Yixing pergi ke pojok ruangan tempat musik diputar. Ia langsung mengganti lagu yang semula bertempo cepat menjadi lagu yang temponya lebih lama.

 

Pria itu menarik tangan Hyunna agar melingkar di lehernya sedangkan kedua tangannya kini sukses berada di pinggang ramping Hyunna. Mereka bergerak pelan sesuai alunan musik itu. Sangat menyenangkan dan tentunya membuat Hyunna rileks.

 

Tubuh mereka semakin dekat. Yixing mendekatkan wajahnya dan mencium Hyunna dengan lembut, berharap sentuhan kecilnya itu dapat membuat Hyunna tenang dan tidak menyakiti dirinya sendiri dengan latihan yang terlalu keras.

 

Kaki mereka masih terus bergerak sesuai ritme, dan Yixing masih betah untuk menautkan bibirnya dengan milik Hyunna. Dan gadis itu sedikit banyak sudah mulai tenang. Sentuhan Yixing bagaikan sihir lembut yang akan selalu membuat hidupnya terarah dengan jelas.

 

 

“Yixing-”

 

“Jika kau ingin bilang terimakasih, maka jawabannya sama-sama.”

 

 

Seperti biasa, pria itu tersenyum dengan polosnya, membuat Hyunna ikut tertawa dan kembali menenggelamkan wajahnya dalam dada hangat Yixing. Satu lagi kekalutan Hyunna yang berhasil Yixing lenyapkan dengan sihir cintanya.

 

0o0

 

Hope You Like It

 

 

Kyuna memasak di dapur dengan perasaan tak tenang. Pasalnya, ia sangat penasaran dengan apa yang Baekhyun lakukan di kamarnya. Apa? Baekhyun? Iya, tadi pagi dengan sangat brutal Baekhyun menggedor pintu rumah Kyuna dan memaksa untuk masuk ke kamarnya. Dan seperti inilah sekarang, Baekhyun dengan kurang ajarnya menyuruh Kyuna memasak sedangkan entah apa yang dilakukan pria itu di kamarnya.

 

Untung saja Kyuhyun oppa-nya sedang pergi ke luar kota. Kalau sampai oppa-nya tahu Baekhyun memaksa masuk ke kamarnya, habislah riwayat hidup Byun Baekhyun.

 

 

“Hyunnie, apakah sudah selesai?”

 

“Belum. Aish nuna, bisakah kau tidak bertanya lagi? Ini sudah ke empat kalinya kau bertanya selama lima menit ini.”

 

 

Dasar Baekhyun, bagaimana Kyuna tidak penasaran jika tingkah dan wajah kekasihnya itu sangat mencurigakan? Memaksa masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya dari dalam. Sebenarnya apa yang tengah Baekhyun lakukan?

 

Daripada Kyuna memikirkan hal-hal tidak jelas, lebih baik ia kembali melanjutkan memasaknya. Baekhyun sangat menyukai masakan Kyuna. Pria itu akan seperti anak kecil kelaparan yang selalu memakan masakan Kyuna dengan lahap. Sangat menggemaskan.

 

Di tengah kegiatan masaknya, Kyuna dikagetkan dengan sesuatu yang menutup matanya. Sehelai kain berwarna hitam itu sukses terikat di kepalanya, dan siapa lagi pelakunya jika bukan Baekhyun?

 

 

“Hyun, ini tidak lucu.”

 

“Ayo nuna, kejutannya sudah siap.”

 

 

Baekhyun dengan lembut menggenggam tangan Kyuna dan menuntun gadis itu untuk berjalan ke tempat-kejutan-yang-Baekhyun-maksud. Di sepanjang perjalanan, Kyuna bisa mendengar suara tawa kecil Baekhyun. Awas saja jika Baekhyun hanya menjahilinya.

 

 

Nuna sudah siap? Hana, dul..”

 

 

Dan penutup matanya resmi terbuka. Namun nihil, yang Kyuna lihat hanya ranjangnya yang bersih itu. Benar kan apa perkiraan Kyuna? Baekhyun hanya mengerjainya.

 

 

“Byun Baekhyun, kau-“

 

 

Sumpah serapah itu berhasil tertahan saat Kyuna berbalik dan menemukan Baekhyun berdiri di samping dinding yang.. Astaga, ini indah sekali. Dinding itu dipenuhi tempelan kertas yang membentuk lambang hati, dan di tiap kertasnya terdapat tulisan seperti ‘aku cinta kamu’, ‘kamu cantik’, dan ada beberapa kertas yang berisi foto mereka berdua.

 

Kyuna bingung antara ingin tertawa atau menangis. Tertawa karena kalimat cheesy Baekhyun dalam kertas itu atau justru menangis karena terharu dengan tindakan Baekhyun ini.

 

 

“Kyuna nuna, happy first anniversary!”

 

 

Senyum manis khas Baekhyun itu langsung disambut oleh pelukan hangat Kyuna. Ia tak menyangka Baekhyun yang selama ini kekanakan bisa melakukan hal seperti ini. Kyuna masih betah memeluk Baekhyun erat, yang dibalas erat pula oleh Baekhyun.

 

 

“Ternyata Hyunnie sudah mulai dewasa. Hehe, terimakasih.”

 

 

Baekhyun hanya mengangguk lalu menenggelamkan wajahnya dalam leher Kyuna. Melihat kekasihnya itu bahagia adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi Baekhyun. Segala tingkah kekanakannya selama ini bisa ia tutupi dengan hadiah manis saat ini. Baekhyun akan terus mencoba dewasa demi Kyuna. Nuna kesayangannya yang paling ia cintai.

 

0o0

 

My Sleeping Beauty

 

 

Ren memejamkan matanya, menikmati waktu santainya bersama Jongdae. Mereka memutuskan untuk piknik di taman hari ini. Dan benar saja, udara sejuk dan matahari yang bersinar sepanjang hari seakan menemani kebersamaan mereka.

 

Gadis manis itu terbaring dengan kepalanya berada di atas pangkuan Jongdae. Pasangan yang sangat lucu. Jongdae pun sedaritadi hanya menatap langit yang biru dan menikmati udara yang berhembus mengajak rambutnya bermain.

 

Karena cukup bosan, akhirnya Jongdae memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan membuat flower-crown. Tangannya terus merangkai bunga yang tumbuh dekat dengan tempat duduknya saat ini. Ia bergerak dengan sangat hati-hati, takut membuat Ren terbangun. Ternyata karena terlalu menikmati suasana, gadis itu malah tertidur.

 

Jongdae membuat flower-crown sambil melihat wajah manis Ren yang tertidur di pangkuannya. Sangat manis. Gadis Jepang itu terlihat damai dalam tidurnya. Sesekali Jongdae mengusap rambut Ren agar gadis itu merasa nyaman.

 

 

Hmm.. Jongdae..”

 

“Iya, sayang. Kau sudah bangun?”

 

 

Ren hanya mengangguk pelan. Wajahnya yang baru bangun tidur itu terlihat sangat menggemaskan. Matanya beberapa kali berkedip dengan lucu untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

 

 

“Maaf karena aku tertidur dan membiarkanmu sendiri.”

 

 

Jongdae hanya tertawa kecil lalu mengacak rambut Ren dengan semangat, membuat sang empunya berteriak heboh karena rambutnya jadi berantakan. Ren juga mengembungkan pipinya, membuat Jongdae semakin semangat untuk menjahilinya dengan menusuk-nusukkan telunjuknya di pipi Ren.

 

 

Aaaa, Jongdae!-“

 

“ Sleeping Beauty ini tak boleh marah, nanti terlihat jelek.”

 

 

Ia langsung memakaikan flower-crown yang ia buat tadi di kepala Ren, membuat gadis itu diam dan menerima setiap perlakuan Jongdae. Ren tersenyum menatap pria tampan itu.

 

 

“Jongdae..”

 

 

Cup~

 

 

Satu kecupan manis berhasil mendarat di kening Ren. Kepala gadis itu masih dalam pangkuan Jongdae, dan pria itu sepertinya dengan mudahnya menundukkan kepalanya untuk mencium Ren. Gadis itu semakin terdiam, dan justru membuat Jongdae terkekeh pelan melihat wajah Ren saat ini.

 

 

“Sama-sama, sayang.”

 

 

Ia tersenyum dan kembali mengusap rambut panjang Ren. Mereka sudah tak bersuara lagi, namun hati mereka seolah saling menyapa seraya semilir angin yang menemani kebersamaan mereka. Jongdae akan selalu menyayangi gadis manisnya itu, begitu pula dengan Ren.

 

0o0

 

Logic Think vs Love Thing

 

 

Chanyeol dan Myeonsa sedang duduk berhadapan di salah satu kursi-meja perpustakaan yang terletak agak di ujung. Hari ini guru sedang rapat dan Myeonsa memutuskan untuk belajar bersama dengan Chanyeol. Namun memang dasarnya Chanyeol adalah orang yang paling menyebalkan. Bukannya belajar, ia malah melantur tak jelas.

 

Myeonsa kini malah mengembungkan pipinya kesal dan belajar seorang diri sementara Chanyeol terus memperhatikannya dengan dagu yang ditopang oleh kedua tangannya. Hal itu membuat Myeonsa tak konsen. Wajah tampan yang dibingkai kacamata itu membuat pikirannya buyar dan yang tersisa hanya rasa gugup karena terus diperhatikan seperti itu.

 

 

“Kenapa diam? Kamu tak mau menanyakan hal lain lagi padaku?”

 

 

Chanyeol memasang wajah polosnya, dan itu membuat Myeonsa ingin memukulnya saat ini juga. Sedaritadi Myeonsa menanyakan pelajaran yang serius padanya, namun Chanyeol menjawabnya asal dan membuat Myeonsa kesal.

 

 

“Chanyeol tak pernah menjawabnya dengan serius. Myeonsa kesal.”

 

 

Inilah kekurangan Myeonsa. Ia sering terlalu jujur dalam berbicara. Chanyeol malah terkekeh pelan begitu mengetahui bahwa Myeonsa benar-benar kesal padanya.

 

 

“Baiklah, aku akan menjawabnya dengan serius kali ini.”

 

 

Ia tersenyum manis berusaha untuk meyakinkan Myeonsa. Setelah beberapa kali menimbang, akhirnya ia kembali membuka buku catatannya dan mencari salah satu materi untuk ia tanyakan pada Chanyeol. Myeonsa sudah menetapkan keputusannya. Jika Chanyeol kembali menjawab asal kali ini, ia tak akan mau memaafkan Chanyeol lagi.

 

 

“Apa nama dari sebuah reaksi kimia dimana jantung terasa berdegup kencang dan keringat dingin keluar dari tubuh?”

 

 

Chanyeol nampak berfikir, dan itu membuatnya terlihat sangat lucu. Ia terdiam untuk beberapa saat, mencoba menebak apa jawabannya. Dan beberapa detik kemudian ia menunjukkan wajah semangatnya.

 

 

Ah! Itu namanya.. Jatuh..cinta..”

 

“Chanyeol!”

 

 

Oke fix, Myeonsa kesal sekarang. Disaat Chanyeol tengah tertawa dengan semangat, Myeonsa sudah bersiap akan pergi dan memilih belajar sendiri di taman belakang. Chanyeol yang menyadari hal itu langsung menahan lengan Myeonsa agar gadis itu tak pergi.

 

Chanyeol segera bangkit dan memeluk leher Myeonsa yang sedang duduk dari belakang. Lalu tak lama, ia mengeluarkan beberapa kertas origami yang telah terbentuk menjadi bentuk-bentuk yang lucu. Namun Myeonsa bingung dengan apa yang akan Chanyeol lakukan.

 

 

“Aku punya sebuah cerita. Jadi pada zaman dahulu, ada seorang putri yang melihat seekor kodok di hadapannya. Atas permintaan kodok tersebut, akhirnya sang putri menciumnya dan kodok itupun berubah menjadi pangeran tampan. Setelahnya, pangeran tampan itu memberinya bunga dan akhirnya mereka saling mencintai lalu hidup bahagia selamanya.”

 

 

Myeonsa tertawa kecil mendengar cerita Chanyeol. Pria itu bercerita sambil memainkan origami buatannya. Ada yang berbentuk manusia, kodok, bunga, dan yang terakhir berbentuk hati yang diletakkan di antara sang putri dan pangeran.

 

 

Cup~

 

 

“Maaf, ya? Moon tak marah lagi kan padaku?”

 

 

Gadis manis itu mengangguk dan setelahya memegang pipi kanannya yang tadi dicium oleh Chanyeol. Betapa menggemaskannya Myeonsa saat ini, membuat Chanyeol langsung mencubit kedua pipi chubby gadisnya itu dengan semangat.

 

Dan terkadang pembicaraan singkat antara hati itu jauh lebih menyenangkan daripada pembicaraan rumit yang menguras logika. Sama seperti pembicaraan lucu antara Chanyeol dan Myeonsa.

 

0o0

 

Just For You

 

 

Yeonae hanya duduk dengan wajahnya yang terlihat kesal itu. Mood-nya hari ini sungguh jelek. Ia hanya terus mengganti channel televisi dengan cepat karena kesal. Bisa-bisa televisi itu rusak dan membuat kakak kembarnya, Jo twins, itu marah padanya.

 

Namun bagaimana Yeonae tak kesal? Kyungsoo berjanji akan menjemputnya dan mereka akan jalan-jalan sore ini. Dan sampai sekarang pria bermata besar itu tak kunjung menampakkan wajahnya. Sudah terlampau tiga jam sejak waktu yang ditentukan. Catat itu, tiga jam!

 

 

Aish, Do Kyungsoo pabo. Menyebalkan!”

 

 

Ia menyerah dan akhirnya berusaha tenang sambil memejamkan matanya dan menyandar kepala sofa. Yeonae sudah bersumpah akan benar-benar membenci Kyungsoo jika ia tak mempunyai alasan yang jelas atas ketidak-adaan kabar ini.

 

 

Tok..Tok..

 

 

Siapa lagi itu? Apakah mungkin itu Kyungsoo? Ah, mungkin itu kedua kakaknya yang baru saja pulang kuliah. Ya Tuhan, sebenarnya Yeonae sangat merindukan Kyungsoo, namun mengapa pria itu malah membuatnya kesal seperti ini?

 

Ia menyerah dan akhirnya beranjak untuk membukakan pintu. Jika memang itu kakaknya pasti mereka akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Hanya ada dua kemungkinan, antara Kyungsoo atau sales-man yang menawarkan penyedot debu lagi.

 

Pintu pun dibuka dan nampaklah seorang pria yang tak terlalu tinggi berdiri membelakanginya. Yeonae tahu persis siapa itu. Ia sudah sangat hafal dengan segala hal tentang Kyungsoo. Sifatnya, tubuhnya, semuanya. Yeonae antara ingin berlari memeluk Kyungsoo atau justru akan memukulnya dengan brutal. Namun Yeonae memilih untuk diam dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Kyungsoo akhirnya berbalik dan menatap Yeonae dengan lembut. Entah mengapa kekesalan gadis itu lenyap setelah melihat wajah manis Kyungsoo di hadapannya. Pria itu langsung berjalan mendekati Yeonae dan memeluknya dengan erat.

 

Yeonae terdiam, ia memang sangat rindu dengan Kyungsoo. Dengan aroma tubuhnya, pelukan hangatnya, dan entah hal apa lagi yang ia rindukan. Dan saat Kyungsoo melepas pelukannya..

 

 

Oppa..”

 

 

Yeonae menutup mulutnya karena merasa tak percaya dengan apa yang ia lihat. Entah bagaimana caranya, namun kini Kyungsoo telah memegang seikat balon yang sangat banyak dan berwarna-warni. Senyum pria itu semakin manis dan membuat Yeonae benar-benar terhipnotis.

 

Kyungsoo kembali mendekat kearah Yeonae. Ia meraih tangan kiri Yeonae dan menciumnya, lalu memasangkan sebuah cincin yang terikat langsung dengan kumpulan balon itu di jari manis Yeonae. Yeonae rasanya ingin menangis. Apakah ini alasan Kyungsoo tak datang tepat waktu?

 

 

“Maaf karena telat datang. Kupikir akan lebih baik seperti ini.”

 

 

Sekali lagi, ia tersenyum manis. Kyungsoo langsung mencium kening Yeonae dalam dan lembut, berharap gadis itu tak marah padanya. Namun bagaimana Yeonae bisa melanjutkan marahnya jika akhirnya akan menjadi indah seperti ini?

 

 

“Dan..selamat hari jadi yang ke seratus.”

 

 

Pria itu terkekeh sendiri. Bahkan ia pun tak menyangka dapat berbuat hal yang romantis seperti ini. Do Kyungsoo yang kikuk. Do Kyungsoo yang selalu dingin dengan gadis manapun. Namun ia bisa berubah menjadi pria romantis dengan senyum menawan karena kehangatan cinta dari seorang gadis manis bernama Jo Yeonae.

 

0o0

 

Romantic Panda

 

 

Tenshi sedang memperhatikan bagaimana Tao latihan wushu hari ini. Ia hanya duduk diam sambil memperhatikan gerakan Tao yang sangat keren itu. Pesonanya sungguh kuat, mungkin bahkan sampai membuat gadis yang melihatnya langsung pingsan di tempat.

 

Namun Tenshi justru kini sedang membandingkan Tao yang sekarang dengan Tao ketika melakukan aegyo atau tingkah kekanakan lainnya. Mengapa pria itu bisa memiliki kepribadian yang berbeda 180 derajat seperti itu?

 

Sepertinya tanpa Tenshi sadari, kekasihnya itu telah selesai berlatih. Ya Tuhan, mengapa ia terlihat sangat menggoda karena keringat yang membasahi tubuhnya?

 

 

‘Kyaaa, Tao oppa mengapa kau tampan sekali?!’

 

 

“Kau kenapa?”

 

 

Tao menaikkan sebelah alisnya melihat wajah Tenshi yang seperti kerasukan itu. Iya, Tenshi memang sudah kerasukan pesona cinta Huang Zitao.

 

 

Ah, eum? Aniya, aku tidak apa-apa.”

 

 

Setelahnya, mereka tak bicara apa-apa lagi. Ada apa dengan hari ini? Mengapa tiba-tiba Tao jadi pendiam seperti itu? Biasanya Tao akan menjahili Tenshi atau setidaknya mereka hanya akan bicara santai tentang segala hal yang lewat begitu saja di pikiran mereka.

 

Namun hari ini berbeda. Tao terlihat tak seperti biasanya, dan itu membuat Tenshi bingung sekaligus penasaran. Pria itu langsung duduk di sampingnya setelah sebelumnya meminum air mineral sebotol penuh. Apakah selelah itu sampai air 600 ml itu habis tak bersisa?

 

 

Ah, Tenshi..”

 

 

Yang dipanggil pun langsung menoleh. Oh Tuhan, Tao kini memeluk Tenshi. Mereka sedang duduk di bawah pohon di atas bukit tempat Tao sering berlatih wushu. Dan pria itu kini memeluk Tenshi! Ah, betapa manisnya mereka.

 

Belum sempat kebingungan Tenshi menghilang, Tao langsung dengan senyum manisnya menunjukkan setangkai mawar merah di depan wajah Tenshi. Ah, tunggu. Dari mana mawar merah itu? Apakah Tao juga mempelajari sejenis ilmu sulap atau apapun namanya itu?

 

 

“Kemarikan tanganmu.”

 

 

Tao mengambil tangan kanan Tenshi dan menempelkan ujung tangkai itu di telapak tangannya. Dan, tring! Sebuah cincin berhasil lolos dari mawar itu. Tenshi semakin tak bisa berkata-kata. Apakah benar ini Tao dan bukan hantu penunggu bukit ini?

 

 

Ah, bagaimana? Kurasa cincin ini lebih baik dijadikan liontin untuk kalungmu. Bukankah kau pernah meminta agar aku memberikanmu sebuah liontin?”

 

 

Pria itu pun memasangkan cincin itu di kalung yang selalu Tenshi pakai. Setelahnya, Tenshi memeluk Tao erat dan mengucapkan terimakasih. Sedangkan Tao hanya tersenyum manis karena berhasil membuat Tenshi mengetahui salah satu sisi romantisnya. Romantic-Panda.

 

0o0

 

It’s Mine, For You

 

 

Ryeona nampak membawa sebuah paket kecil yang terbungkus kertas cokelat. Baru saja ia menerimanya dari seorang kurir. Tertera dengan jelas nama Kim Ryeona sebagai penerimanya. Namun siapa orang yang mengirimkannya, dan apa benda ini?

 

Ia duduk di sofa ruang tengah rumahnya dan mulai membuka bungkusan itu. Ah, ternyata sebuah kaset video. Karena penasaran, Ryeona pun mem-play video itu.

 

 

“Hai Ryeona nuna.”

 

 

Terlihat seorang pemuda tinggi dengan rambut hitamnya yang selalu acak-acakan. Kim Jongin. Ryeona tanpa sadar tertawa kecil melihat penampilan Jongin yang seperti anak-anak itu. Terlihat sangat manis dan lucu.

 

 

“Video ini hanya berdurasi sepuluh menit, jadi perhatikan baik-baik!”

 

 

Setelah pembukaan itu, terlihat Jongin yang sedang menyanyikan salah satu lagu anak-anak sambil memasang aegyo-nya. Ryeona bahkan tertawa sampai mengeluarkan air mata. Jongin-nya itu memang tak pandai melakukan aegyo. Penampilannya terlalu manly untuk hal itu.

 

Namun Ryeona tahu jika sebenarnya Jongin masih memiliki sifat kekanakan dan manja. Bahkan Ryeona lebih terlihat seperti ibu bagi Jongin daripada kekasih. Dan Ryeona baik-baik saja dengan hal itu. Ia menyayangi Jongin dengan segala apapun dalam dirinya.

 

Aegyo-gagal ala Kim Jongin pun selesai, digantikan dengan sebuah lagu dance yang sering Ryeona dengar saat menemani Jongin latihan. Muncul lagi wajah Jongin yang kali ini memakai kaus hitam santainya dan juga celana training.

 

 

Nuna, maaf jika aegyo-ku gagal. Kuharap kau akan suka yang satu ini.”

 

 

“Jongin, neomu kyeopta..”

 

 

Jongin terlihat sangat lucu dengan penampilannya itu.  Namun saat musik sudah terdengar semakin kencang, Jongin pun memulai aksi dance-nya.

 

Segala image kekanakannya sirna saat ia menggerakkan tubuhnya seperti itu. Terkesan manly dan keren. Ryeona memang tak pernah meragukan kehebatan dance Jongin. Pemuda itu berkali-kali membentuk love-sign dan hal lainnya. Sepertinnya Ryeona akan menangis detik ini juga karena terharu.

 

 

“Daaann, selesai! Aku tak tahu dengan hal bodoh yang kulakukan ini. Aku hanya ingin membuat Ryeona nuna tersenyum. Saranghae.. Dan, oh! Ada apa di belakangmu itu?”

 

 

Gadis itu refleks menoleh dan mendapati harum parfum Jongin menyapanya. Pemuda itu mencium keningnya lembut. Hanya beberapa detik, lalu Jongin tersenyum lebar melihat Ryeona yang sepertinya tak bisa berkata apa-apa itu.

 

 

Nuna-“

 

“Jongin!”

 

 

Ryeona langsung bangkit dan berlari untuk memutari sofa dan memeluk Jongin. Ia benar-benar menangis dalam pelukan Jongin. Tapi Jongin malah tertawa dan terus mengusap rambut panjang Ryeona. Nuna satu ini memang sangat menggemaskan.

 

 

Saranghae.”

 

 

Jongin berbisik di telinga Ryeona. Dan gadis itu hanya bisa mengangguk dalam pelukan Jongin. Dan satu hal yang baru saja Ryeona sadari. Bahwa ternyata Jongin tak hanya sekedar anak manja yang suka menjahilinya, namun kekasihnya yang selalu menyayanginya dengan cara yang berbeda.

 

0o0

 

Sweet You

 

 

Sehun tak pernah melepaskan rangkulannya dari Cheonsa. Mereka sudah terhitung dua jam duduk di taman belakang rumah Sehun dan sedaritadi hanya diam sambil menikmati waktu berdua ini. Cheonsa bersandar di bahu Sehun, membuat rambut panjang gadis itu terurai dan menyentuh lengan Sehun.

 

Ia hanya mengelus rambut Cheonsa sambil terkadang membisikkan kata-kata manis. Cheonsa hanya tersenyum mendengar semua ocehan Sehun. Suaminya itu memang terkadang bisa menjadi sangat cerewet, bahkan melebihi kehiperaktifannya.

 

 

“Apakah Cheonsa benar mencintai oppa?”

 

 

Gadia manis itu mengangguk dengan lucu. Pipi chubby-nya naik saat ia tersenyum menatap Sehun. Ya Tuhan, gadis ini sangat menggemaskan.

 

Sehun lalu mengambil setangkai bunga mawar kuning di dekatnya. Mawar kuning adalah bunga kesukaan Cheonsa. Ia mematahkan sebagian tangkainya dan menyelipkan bunga itu di telinga kiri Cheonsa. Jarang sekali Sehun bersikap manis seperti itu. Biasanya ia akan menggoda Cheonsa dan menjahilinya.

 

Namun hari ini berbeda. Sehun ingin menunjukkan bahwa ia bukan hanya pria yang bisa menjahili Cheonsa, tetapi juga bisa melindungi Cheonsa dan menyayanginya. Setelah itu, Sehun tanpa sadar mendekatkan wajahnya pada Cheonsa dan mencium bibirnya lembut.

 

Angin sore itu menjadi sebuah irama lembut saksi rasa sayang yang mereka curahkan. Cheonsa adalah gadis kecil yang sangat Sehun sayangi, begitu pula sebaliknya. Sehun adalah pria menyebalkan yang entah kenapa Cheonsa sangat menyayanginya.

 

Ia melepaskan ciumannya, namun malah menggoda Cheonsa dengan menciumi lehernya. Sontak Cheonsa tertawa karena kegelian, dan itu semakin membuat Sehun bersemangat untuk menjahili Cheonsa.

 

 

Oppaa gelii!”

 

 

Dan Sehun kini mengelitik pinggang Cheonsa. Sungguh, pria itu memang tak bisa menghilangkan sifat jahilnya. Akhirnya Sehun berhenti karena tak tega dengan Cheonsa yang terus memohon dengan puppy-eyes-nya.

 

 

“Park Cheonsa, tumbuhlah dengan cepat dan menjadi semakin cantik. Oppa sayang padamu.”

 

 

Sehun mengusap kepala Cheonsa lembut. Dan kalimat itu seakan mimpi bagi Cheonsa. Sehun memang sangat menyayanginya. Pria itu kembali merangkul pinggang Cheonsa dan membawa gadis itu ke dalam pelukan hangatnya.

 

Dan Cheonsa sangat berterimakasih karena Tuhan memberikannya pria manis yang bisa menjaga dan melindunginya. Karena pada dasarnya Cheonsa hanyalah seorang gadis kecil yang beruntung mendapatkan pria baik seperti Sehun untuk menjaganya.

 

 

 

FIN

 

 

Karena Angel pusing ngetik HFS ga kelar-kelar, jadinya Angel bikin fluff ini aja. Maaf kalo cuma berbentuk drabbles yang jumlah kata per ceritanya <450. Tapi semoga semua ceritanya sweet ya, kalo engga ya gatau deh hehe. Ada beberapa adegan yang terinspirasi dari MV, dan pasti pada tau kan MV-nya apaan?



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles