Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Stuck (Chapter 5)

$
0
0

Stuck Poster 2

Title       : Stuck (Chapter 5)

Author  : Hye Kim

Genre   : Romance, Comedy

Length  : Multichapter

Rate       : PG-15

Main cast:

  • Kim Hyemin
  • Oh Sehun (EXO)

Other cast:

  • EXO member
  • Cho Kyuhyun (SJ)
  • Other cast.

Disclaimer: Other cast and the plot of story are mine. Pure from my mind. NO plagiarism.

Summary: You are mine. And I’m yours, from the first time we meet each other. Note it. Don’t you dare to leave me.

****

[PREVIEW]

Sehun menepis pikirannya. Tidak, belum saatnya ia merasakan yang namanya jatuh cinta. Belum, saatnya, Oh Sehun. Sehun membalikkan tubuh Hyemin dan kembali memeluk Hyemin. Menumpukkan kepalanya di bahu milik Hyemin, menghirup aroma strawberry yang seperti aroma bayi itu.

Tanpa mereka sadari, seseorang yang berada di dalam mobil yang tak jauh dari tempat mereka berada, tengah memotret moment tersebut dan mengirimnya pada tuannya.

“Aku menemukan sesuatu yang sepertinya akan membuat Anda senang.”

Dan lelaki itu, kembali memotret Hyemin dan Sehun yang masih berpelukan itu.

****

Sehun melepaskan pelukannya saat merasakan tangan Hyemin yang mendorong tubuhnya pelan. Lelaki itu menatap gadis di hadapannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya. “Ja, istirahatlah. Jalgayo!”

“Oh Sehun.” Hyemin menatap Sehun, mendongakkan wajahnya. Entah kenapa, Sehun tak mengerti arti tatapan gadis di hadapannya kini. Sehun menyentuh kedua pipi Hyemin yang sedikit tembam. “Kenapa? Kau ingin aku menciummu?”

Wajah Hyemin memerah. Ia menundukkan wajahnya, menutupi wajah merahnya. Sehun terkekeh geli melihat wajah merah Hyemin. “Sudah kubilang, wajah merahmu itu sangat jelek, Nona Kim!”

Hyemin menatap Sehun geram. Lelaki ini kenapa sulit sekali ditebak, sih? Sehun benar-benar menyebalkan!

“Ah, dwaesseo! Aku pulang!” Hyemin melepaskan tangan Sehun yang berada di pipinya, berbalik meninggalkan Sehun sendirian. Lelaki itu hanya tersenyum. “Kim Hyemin, kau benar-benar gadis yang menye—Eh, ada apa denganku?”

Sehun berbalik, masuk ke dalam mobilnya. Ia tersenyum. Entah, ia baru menyadari bahwa gadis bernama Kim Hyemin itu sering sekali membuatnya tersenyum sendiri—layaknya idiot. Membuatnya seperti orang gila, sejak hari itu. Sejak di mana ia bertemu dengan Hyemin.

Sehun menghela nafas. “Apa benar, ini yang disebut dengan­—cinta?”

Sehun mengerang pelan. “Tidak, Oh Sehun. Ini bukan waktunya. Bukan waktunya.” Sehun menstarter mobilnya, meninggalkan gedung apartemen di mana Hyemin tinggal.

Sehun merasa, ia perlu mencuci otaknya. Atau, mungkin mencuci hatinya?

****

Hyemin POV

Aku memasuki kamarku, meninggalkan namja yang sering dipanggil Kim Woobin itu tertawa terbahak-bahak di ruang TV. Ada apa dengannya, sih? Ia senang sekali mengejekku, terlebih jika disangkut-pautkan dengan Sehun.

“HAHAHAHAHA!”

YA! KIM WOOBIN!”

Aku melempar bantal milikku ke pintu kamarku. Kesal, tentu saja. Kakakku itu sangat menyebalkan! Sama seperti Oh Sehun! Dan, mulai sekarang, aku menyantumkan kakakku itu ke dalam lelaki menyebalkan di kehidupanku setelah lelaki bernama Oh Sehun itu.

Baru saja aku mengumpat tak jelas untuk Sehun dan kakakku, ponselku bordering. Dan ternyata, lelaki menyebalkan nomor satu itu meneleponku. Dengan malas, aku menerima panggilan telepon tersebut.

Wae—“

Besok malam, batalkan semua janjimu, aku tidak mau tahu! Aku akan menjemputmu besok malam sekitar jam tujuh, dan kau harus sudah siap dan berada di lobi apartemenmu. Jika, kau membantah, menolak ajakanku, atau terlambat sedetikpun, kau sudah tahu hukumannya, bukan?

Aku membelalakkan mataku, tak percaya. Lelaki ini hanya memiliki satu nafas atau bagaimana, sih? Bicaranya seperti kereta api yang tak putus-putusnya, ah tidak, kereta api punya ujung. Ah, mungkin seperti amoeba yang tak pernah putus walaupun dipotong atau dibelah berkali-kali.

Apa hubungannya ucapan Sehun dengan amoeba? Hah, entahlah.

“Oh Sehun? Kau lupa meminum obat?” tanyaku pelan. Kurasa penyakit Sehun bertambah menjadi satu. Gila!

“Ya, kau pikir aku sakit apa, hah? Sudahlah, Kim Hyemin, ikuti saja perkataanku atau, atau kau benar-benar kucium!Menger—Hyung!”

Aku menjauhkan ponselku. Oh Sehun, jinjja….

Hyemin-a, tak usah menghiraukan perkataan Sehun, ya, Sayang? Aku akan melindungimu dari ancaman Oh Sehun, mengerti? Sudahlah, kau istirahat sana. Selamat malam, Hyemin sayang.

Kris oppa. Ah, Kris benar-benar lelaki kesayanganku. Andai dia yang menjadi kakakku, atau mungkin menjadi pacarku? Kim Hyemin, jangan bermimpi, Bodoh!

Eo, Oppa. Selamat malam juga, Kris oppa tersayang!” Dapat kudengar Kris terkekeh geli di seberang sana, dan juga teriakan Sehun. Aku berandai-andai apa yang dilakukan Kris sampai membuat Sehun berteriak seperti itu.

“Eum, besok kau mau aku yang menjemputmu atau Sehu—YA! Kau tak boleh seperti ini pada hyungmu!—Ah, Hyemin, besok aku yang akan menjemputmu, okay? Kalau lelaki tengil ini yang menjemputmu, jangan percaya, ya? Dan kalau bukan aku yang menjemputmu, aku akan memberitahumu. Okay, Sayang?”

Aku tersenyum. Besok Kris yang akan menjemputku!

Eo. Annyeong!” Kututup sambungan telepon dari Sehun. Hahahaha, kasihan sekali kau, Oh Sehun. Apa yang Kris oppa lakukan, ya, pada Sehun?

Kuharap Kris dapat membuat lelaki menyebalkan itu berhenti mengancamku yang aneh-aneh. Hahahaha.

Aku melemparkan tubuhku ke atas kasur. Entah kenapa aku benar-benar merasa lelah.

Oh Sehun.

Mendadak wajahku memanas memikirkan nama itu. Mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Kejadian di mana Sehun tiba-tiba memelukku dari belakang. Memelukku erat.

Kim Hyemin, aku menyukai ini, kau tahu? Kalau kau membantah, aku akan menciummu, Hyemin-ssi.

Astaga. Dia menyukai kalau dia memelukku? Atau bagaimana, sih? Dia—menyukaiku? Haha, kalau itu tidak mungkin.Sehun? Menyukaiku? Tidak mungkin. Mimpi apa kau, Kim Hyemin? Lelaki menyebalkan itu tak mungkin menyukaimu. Tetapi…….

Waktu aku ingin melepaskan genggamannya saat itu….

Biarkan saja seperti ini. Aku menyukainya.

Jangan marah, eo? Kau kalau marah tambah jelek. Lebih jelek dari wajah meronamu, Kepiting Rebusku!Kepiting rebusnya? Apa maksudnya?

Aku menyukai wajah bodohmu. Kau terlihat sangat polos. Dan aku suka itu dan ingin melihatnya. Apa tidak boleh?

Tidak ada yang bisa kau lakukan selain menciumku. Karena itu yang kuinginkan.

Suara-suara itu terdengar sangat jelas di telingaku. Bagai Sehun berada di sampingku saat ini. Kata-kata yang Sehun pernah katakan itu dapat membuat jantungku berdetak lebih cepat. Entahlah. Aku juga tidak tahu kenapa.

Oh Sehun, sebenarnya apa alasanmu mengatakan semua itu? Haha, tak mungkin, ‘kan, kalau kau menyukaiku? Bodoh, lelaki menyebalkan.

Tapi, Sehun………..

Sehun pernah khawatir padaku saat aku menghilang di bandara. Lelaki itu bahkan tak suka jika aku ada di dekat lelaki lain, terlebih Kyuhyun oppa. Lelaki itu bahkan tak suka ketika aku mencubit pipi Suho oppa. Ia juga tak suka ditinggal aku sendirian. Lelaki itu membelikanku boneka yang sangat mahal dan sepatu yang kuinginkan.

Sehun selalu membelikan es krim untukku di saat aku bertemu dengannya. Sehun selalu bisa membaca pikiranku, maka dari itu ia selalu membelikan barang yang bahkan aku tak pernah bilang bahwa aku menginginkannya. Ia hanya mengatakan, ‘Kau menginginkannya, bukan? Terlihat dari matamu,’.

Dan, aku menyadari sesuatu saat dia memelukku tadi.

Aku dapat merasakan jantung Sehun berdetak sangat kencang, sama kencangnya denganku saat kami berpelukan tadi.

Tuhan, apa aku—juga—menyukainya?

****

Author POV

Sehun memasuki dormnya bersama anggota yang lain dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Mood Sehun sedang baik sekarang. Apa mungkin karena ia telah memeluk Hyemin tadi? Mungkin saja.

Sehun bahkan masih dapat merasakan aroma bayi Hyemin dan pelukan hangat gadis itu. Sehun menyentuh wajahnya pelan. Panas, itulah yang ia rasakan. Apa aku menyukainya?Sehun tersadar. Ia memasang wajah datarnya—seperti biasa. Tidak, Oh Sehun. Sudah kubilang bukan saatnya.

Ya, tadi kau tampak berbunga-bunga dan sekarang kau menampakkan kembali wajah aslimu?” suara Baekhyun membuyarkan lamunan Sehun. Sehun berdecak. “Hyung ini mau tahu sekali. Maksudmu berbunga-bunga bagaimana? Atas dasar apa aku tampak seperti itu, huh?”

Sehun membanting tubuhnya, duduk di samping Kris yang tengah menatap dua bocah yang asyik menekan-nekan tombol joystick yang ada di tangan mereka. Kris menoleh saat melihat Sehun menutup matanya, tersenyum aneh.

“Kenapa kau tersenyum aneh seperti itu, hah?” Sehun membuka matanya, mendelik ke arah Kris. “Mwo—“

“Sehun-a, besok kita akan makan malam bersama. Kau ajak Hyemin, okay?” Suara Suho memotong ucapan Sehun. Sehun menatap Suho dengan wajah bingungnya. “Makan malam? Dalam rangka apa? Kenapa Hyemin harus ikut? A—Kris hyung!”

Sehun mengelus kepalanya yang baru saja dijitak Kris. Sedangkan Kris menatap Sehun tajam. “Cepat tarik ucapanmu atau kau akan menyesal karena Hyemin menjadi pacarku.” Sehun menatap Kris tak percaya.

Hyung menyukainya?”

Kris tersenyum setan. “Aku? Yah, bisa dibilang seperti itu. Dan lagi—“ Kris mendekatkan wajahnya pada Sehun. “—Hyemin juga menyukaiku, bukan?”

Sehun mendengus. “Tidak akan kubiarkan. Siapa yang bilang Hyemin menyu—“

“Jadi, kau menyukainya, ya? Benar, ‘kan?” Kris mengerling. Sehun mendengus. “Si, Siapa yang menyukainya, sih?”

Suho mendekati dua orang yang tengah memperebutkan seorang gadis itu. Leader EXO itu menarik telinga Kris dan Sehun. “Kalian ini! Sudahlah! Ya, Oh Sehun! Sudah telepon saja Hyemin sekarang! Aku mengajaknya karena ia sudah kuanggap seperti adikku sendiri!”

Kris dan Sehun memegang tangan Suho yang masih setia berada di telinga mereka masing-masing. “Suho eomma, kumohon—“

“Ambil ponselmu terlebih dahulu, baru aku akan melepaskan ini!” teriak Suho galak pada Sehun. Kris menatap Suho dengan tatapan memohonnya. Anggota yang lain hanya menatap mereka bertiga dengan bermacam-macam ekspresi. Senang, bingung, lucu, heran, dan sebagainya.

“Tapi hyung—“

Suho semakin mengencangkan tarikannya pada telinga Sehun dan Kris.

Kris mendesah. “YAA OH SEHUN! TELEPON CEPAT! APA SUSAHNYA, SIH!”

Akhirnya Sehun mengambil ponselnya, mencari kontak Hyemin, dan menelepon Hyemin. Dan Suho pun melepaskan tangannya.

Pada dering kesekian, terdengar suara Hyemin di seberang sana. “Wae—“

“Besok malam, batalkan semua janjimu, aku tidak mau tahu! Aku akan menjemputmu besok malam sekitar jam tujuh, dan kau harus sudah siap dan berada di lobi apartemenmu. Jika, kau membantah, menolak ajakanku, atau terlambat sedetikpun, kau sudah tahu hukumannya, bukan?”

Sehun tersenyum penuh kemenangan, sedangkan yang lain menatapnya tak percaya. Padahal tadi Sehun tampak seperti tak mau Hyemin datang—atau seperti menghindari Hyemin?—dan sekarang lelaki itu memaksa Hyemin untuk datang dan mengancamnya.

Oh Sehun? Kau lupa meminum obat?” Sehun membelalakkan matanya. Ia pikir aku gila?

Ya, kau pikir aku sakit apa, hah? Sudahlah, Kim Hyemin, ikuti saja perkataanku atau, atau kau benar-benar kucium! Menger—Hyung!”

Sehun menatap Kris tak terima, karena Kris tiba-tiba saja mengambil ponselnya, berbicara dengan Hyemin. “Hyemin-a, tak usah menghiraukan perkataan Sehun, ya, Sayang? Aku akan melindungimu dari ancaman Oh Sehun, mengerti? Sudahlah, kau istirahat sana. Selamat malam, Hyemin sayang.”

Sehun membulatkan matanya. SAYANG??!!Apa katanya?

Jangan bilang Kris dan Hyemin….

Tidak, tidak. Sehun menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin. Kalau Hyemin sudah berpacaran dengan Kris, pasti dia sudah menamparnya saat Sehun memeluknya. Atau…..mungkin Hyemin menyukaiku, tapi Kris hyung memaksa Hyemin agar menjadi pacarnya? Bisa saja, ‘kan?

Sehun memukul kepalanya. Bodoh. Apa yang kau pikirkan, Oh Sehun?

Eum, besok kau mau aku yang menjemputmu atau Sehu—YA! Kau tak boleh seperti ini pada hyungmu!—Ah, Hyemin, besok aku yang akan menjemputmu, okay? Kalau lelaki tengil ini yang menjemputmu, jangan percaya, ya? Dan kalau bukan aku yang menjemputmu, aku akan memberitahumu. Okay, Sayang?”

Kris menatap Sehun tajam saat Sehun mencoba meraih ponselnya dengan menarik rambut Kris kencang, namun dibalas Kris dengan mendorong kepala Sehun kencang. Mungkin karena terlalu sayang dengan magnae kurang ajarnya EXO, akhirnya Kris mengalah, tak menyerang Sehun lagi.

Hyung, apa maksudmu dengan memanggil Hyemin ‘sayang’? Kau akan menjemputnya? Tidak akan kubiarkan, Wu Yifan! Dan, apa? Lelaki tengil? Hyung benar-benar!” Sehun melipatkan tangannya di depan dadanya.

“Memangnya tidak boleh aku memanggil Hyeminkudengan panggilan sayang? Dan, aku tidak boleh menjemput Hyeminku? Apa hakmu, Oh Sehun? Dasar anak tengil.” Kris menyeringai. Lelaki bertubuh tiang bendera itu beranjak dari sofa, menepuk bahu Sehun, berjalan menuju kamarnya.

HYUNGGG!”

Tanpa Sehun sadari, Kris tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Sehun. Sudah Kris duga kalau Sehun sebenarnya menyukai Hyemin, tapi tak mau mengakuinya. Atau mungkin belum menyadarinya?

“Dasar kau Oh Sehun, pencemburu sekali!”

Kris berbaring di atas kasurnya dan terlelap begitu saja.

Jika dilihat-lihat Kris dan Woobin—kakaknya Hyemin—itu sejenis. Mereka sama-sama menyukai seseorang yang dekat dengan adiknya. Woobin menyukai Sehun karena Sehun itu terlihat cocok dengan adiknya yang tidak bisa diam itu.

Dan begitupula Kris. Kris sering sekali memperhatikan Sehun-Hyemin yang sering bertengkar karena hal-hal sepele, Sehun yang menggoda Hyemin dan yang pada akhirnya Hyemin merajuk akibat godaan Sehun.

“Aku berani bertaruh, Sehun dan Hyemin pasti akan berpacaran nanti!” gumam Kris pelan, lalu tertidur.

Good night, Galaxy!”

****

Oppa, mau menemaniku belanja pakaian baru?” Hyemin mendekati kakaknya yang sibuk membaca surat kabar sembari menyesap teh hijau di ruang TV. Woobin menoleh. “Pakaian baru?” Sepagi ini adiknya ingin belanja?

Hyemin mengangguk riang. “Eo, malam ini aku, ‘kan—“

“Kau akan makan malam dengan Sehun? Begitu? Makanya kau ingin membeli baju baru supaya terlihat cantik di depannya, iya, ‘kan?” Hyemin mendorong tubuh kakaknya pelan.

“Hyunjoong oppa!” Woobin terkekeh pelan. Adiknya saat ini tampak merona, membuat Hyemin terlihat sangat menggemaskan. “Aigoo, kau ini sudah berumur delapan belas, Sayang, tapi tingkahmu masih seperti anak kecil.” Seperti Sehun saja!

Woobin memeluk adiknya, erat, sangat erat—saking gemasnya. “O-ppha!” Hyemin memukul dada kakaknya itu, menatap Woobin tajam. “Kau ingin aku mati, ya?”

Woobin mendekatkan wajahnya pada adiknya, memiringkan wajahnya. “Tidak. Siapa yang bilang? Aku menyayangimu, Sayang. Kau menyayangiku, ‘kan? Oh ya, sebentar lagi kau takkan menyayangiku lagi. Kkaebsong.”

“Memangnya kenapa? Oppa tahu kkaebsong?” Woobin terkekeh. “Tentu saja. Kau bahkan terkadang sering mengatakannya. Aku, ‘kan , mengikutimu.”

Hyemin mengangguk-angguk mengerti. “Ah, Oppa belum menjawab pertanyaanku yang satunya! Kenapa aku takkan menyayangimu lagi?” rengek Hyemin, memajukan bibirnya.

“Kau ingin oppa cium?” Woobin memajukan sedikit wajahnya. Hyemin refleks mendorong dahi Woobin. “Oppa!”

Lelaki yang berperan sebagai Choi Youngdo itu terkekeh. “Arasseo, arasseo. Sini duduk di pangkuan oppa.” Woobin menarik Hyemin agar adiknya itu duduk di atas pangkuannya, memeluk adik semata wayangnya.

“Kau……”

“Aku?”

Yah, kau menyukai Sehun, ‘kan? Jadi, kau tid—“

Oppajebal jom! Aku tida—“

“Jangan mengatakan hal yang akan kau sesali nanti, Hyemin-a. Aku tahu, kau menyukainya, ‘kan? Terlihat dari wajahmu, Sayang. Na—“

Ani, aku menyukai Sehun atau tidak, aku akan tetap menyayangimu, Oppa. Oppa yang utama bagiku!” Hyemin menenggelamkan wajahnya di bahu kakaknya itu.

“Hyemin-a,” lirih Woobin, mengelus rambut panjang milik Hyemin.

Hening. Woobin menepuk punggung Hyemin, menenangkan adiknya itu.

Sedetik kemudian, Woobin tersenyum setan. “Jadi, kau menyukai Sehun, ya?” Dapat Woobin rasakan tubuh Hyemin membeku, membuat senyum Woobin semakin lebar.

Hyemin melepas pelukannya, menatap kakaknya tajam. “OPPA!” Gadis itu beranjak dari pangkuan kakaknya, pergi ke kamarnya sembari menghentak-hentakkan kakinya. Hah, apa aku menyukai Sehun? MALDO ANDWAE!

Woobin berjalan menuju kamar adiknya yang sudah tertutup rapat dan tentu saja terkunci. Ia mengetuk pintu kamar adiknya itu. “Hyemin-a, kau tidak jadi berbelanja?”

SIRHEO!” Woobin mengelus dadanya, membulatkan bibirnya. Hyemin tengah merajuk. “Kim Hyemin, benar kau tak mau pergi belanja? Ya, baiklah kalau—“

Pintu kamar Hyemin terbuka, menampakkan wajah kusut milik Hyemin. “Baiklah! Ayo, temani aku!”

BLAM!

Hyemin kembali menutup kamarnya tepat di depan wajah kakaknya, sehingga pintu itu menyentuh hidung mancung kakaknya dengan mulusnya—sampai berwarna merah. “Ya, Kim Hyemin! Aish! Ya, jangan lupa menyetrika wajahmu!”

“KIM HYUNJOONG!”

****

Sehun menatap sebal pada dua orang yang berada di hadapannya kini. Hyemin dan Kris. Benar saja jika Kris yang menjemput Hyemin, setelah memaksa dan mengancam Sehun untuk memberitahunya alamat rumah Hyemin. Mereka—Hyemin dan Kris—tengah bercanda ria, tak memedulikan Sehun yang yang berada di depan mereka, menatap mereka dengan penuh ketidaksukaan.

Malam ini Hyemin mengenakan rok pink muda dengan kaus putih yang terlihat kebesaran bagi Hyemin. Modelnya hampir sama dengan apa yang Hyemin kenakan saat Sehun mengajaknya ke rumah milik Sehun, hanya berbeda gambar, motif, dan sebagainya. Sepertinya itu stylenya Hyemin.

“Hyemin-a, bisa bantu aku memasak sebentar?” teriak Kyungsoo dari dapur. Hyemin beranjak dan menghampiri Kyungsoo yang tengah sibuk memasak bersama Lay.

“Perlu aku bantu yang mana, Oppa?”tanya Hyemin dengan senyum yang mengembang. Lay tersenyum juga. “Tolong potongi dan cincang bawang-bawang ini, Hyemin-a. Kau bisa?”Hyemin mengangguk. “Tentu saja aku bisa! Aku ini. ‘kan, anak perempuan, Oppa!” seru Hyemin dengan semangat.

“Kau yakin kalau kau itu seorang perempuan?” celetuk Sehun, menatap Hyemin dengan senyum mengejeknya.

Oppa, kau memasak kimchi juga, tidak?” Sehun menatap Hyemin kesal. Gadis itu ternyata mengabaikannya.

Sehun kesal. Hyemin memanggil seluruh member EXO dengan sebutan ‘Oppa’, bahkan si Hitam pun ia panggil seperti itu. Kenapa Hyemin hanya memanggil Sehun dengan memanggil nama depan saja? Tak menyebutkan sebutan itu.

Sehun berdiri dan berjalan mendekati Kris, berbaring di sofa yang Kris duduki, dan menjadikan paha Kris sebagai bantalnya. “Ya, magnae—“

“Sebentar saja, Hyung, eo?” Sehun menatap Kris dengan puppy eyesnya, mengeluarkan aegyo terimutnya. Kris memutar bola matanya. “Kau ini benar-benar kurang ajar!” Sehun terkekeh pelan, kekesalannya menghilang begitu saja. “Tapi, Hyung sayang Sehun, ‘kan?”

Kris menggeleng. “Aku masih normal, Oh Sehun.” Sehun menatap Kris dengan tatapan sebalnya. Kris ini memang keterlaluan. “Hyung, ja—“

Ucapan Sehun terpotong saat didengarnya teriakan Hyemin dari arah dapur. Tanpa perintah, kakinya berlari menuju dapur, menghampiri Hyemin, untuk mengetahui apa yang terjadi pada gadis itu. “Hyemin-a!”

Sehun membulatkan matanya saat melihat setetes darah keluar dari ujung jari milik Hyemin. Lelaki itu meraih tangan Hyemin secepat kilat, menghisap darah yang terus keluar akibat sayatan pisau. Semua yang berada di dorm menatap Sehun tak percaya. Sehun biasanya tidak peduli dengan kesibukan di dapur, tapi entah kenapa sekarang wajah Sehun memancarkan kekhawatiran yang sangat melihat Hyemin terluka.

“Oh Sehun, aku tid—“

“Tidak apa-apa bagaimana? Lihat! Tanganmu berdarah! Dan kau masih bilang tidak apa-apa? Kalau kau kehabisan darah bagaimana?” bentak Sehun kesal. Gadis di hadapannya ini sepertinya tidak tahu betapa khawatirnya Sehun. Namun, Sehun sepertinya tidak sadar bahwa ia mengkhawatirkan Hyemin.

Hyemin menekuk kepalanya. Ia tak bisa dibentak. Hatinya sangat lemah saat dibentak. Setetes air mata turun dari mata milik Hyemin, dan Sehun menyadarinya. “Hyemin-a, aku tak bermaksud membentakmu. Mianhae. Ayo, aku obati lukamu.”

Sehun menarik Hyemin menuju ruang TV, mengobati luka Hyemin dengan menempelkan plester luka di jari Hyemin. Hyemin hanya menatap Sehun dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia merasa senang melihat reaksi Sehun yang berlebihan seperti tadi. Walaupun ia cukup kesal karena Sehun membentaknya.

“Sudah selesai! Lain kali kau hati-hati. Kalau kau keha—“

“Sehun bodoh, teriris pisau tidak akan membuatku menjadi orang yang sakit anemia. Dasar Sehun bodoh!” Hyemin tersenyum, walaupun air matanya masih menggenang di sekitar dan pelupukmatanya. Sehun menyeka air mata Hyemin. “Cih, kau tak suka kusebut bodoh, tapi kau mengataiku bodoh. Aneh.”

“Aku tidak an—Kenapa sepi sekali?” Hyemin memandang sekitarnya, begitu pula Sehun. Dapat dilihat member EXO yang lain sedang menonton drama dadakan yang dibuat untuk Sehun dengan mulut yang setengah terbuka semua.

Hyungdeul Sehun benar-benar tak percaya, bahwa Sehun bisa selembut itu pada orang, apalagi pada seorang gadis. Mereka tak pernah melihat sisi lembut milik Sehun. Tatapannya dan senyuman Sehun yang terlihat tulus untuk Hyemin.

Hyungdeul, apa yang kalian lakukan, sih? Kyungsoo-ya! Yixing-a! Cepat masaknya! Aku lapar!” teriak Sehun yang berakhir mendapat tatapan garang dari member yang lain. Dan seketika pemikiran mereka bahwa Sehun memiliki sisi lembut itu seperti terjatuh ke dalam jurang. Bagaimana tidak? Sifat asli Sehun kembali lagi setelah adegan romantisnya dengan Hyemin selesai. Atau, mungkin ada kelanjutannya nanti.

Sehun menatap Hyemin kembali, membuat wajah Hyemin terasa panas. Lelaki itu tersenyum melihat wajah memerah gadis itu. “Sudah kubilang, wajah memerahmu itu jelek.” Hyemin memajukan bibirnya, kesal. “Kau juga jelek! Aku mau bantu memasak dulu!”

Sehun menahan tangan Hyemin. “Nanti kau terluka lagi. Aku tak mau melihatmu terluka, Hyemin-a.” Hening. Suasana dorm kembali hening. Padahal baru saja member yang lain mengeluarkan sumpah serapah untuk Sehun yang kembali menjadi ‘magnae kurang ajar’. Dan, drama dadakan Sehun kembali dimulai.

Namun, sepertinya Kris kembali ke kesadarannya, dan mendekati Sehun dan Hyemin. “Ya, kalian jika ingin bertingkah romantis, pergi saja ke Sungai Han atau Namsan Tower. Dan, Oh Sehun, kalau kau menyukainya, cepat nyatakan perasaanmu, sebelum Hyemin menjadi milikku.”

Kris mengedipkan matanya pada Hyemin, membuat gadis itu menatap Kris dengan tatapan polosnya. “Maksud oppa?” Kris menggeleng. “Aniya. Eo, Kyungsoo-ya, cepat masaknya! Aku lapar!”

Dan, suasana dorm pun menjadi normal kembali.

****

Makhluk di dorm melahap masakan Kyungsoo dan Lay yang dibantu dengan Hyemin juga, dengan lahap. Entah karena masakannya benar-benar enak atau mereka yang tengah kelaparan. Kalau dilihat-lihat, mereka seperti menahan lapar yang melanda mereka karena tidak makan selama seminggu. Kecuali Hyemin.

Gadis itu menatap para lelaki yang merupakan boyband rookie yang tengah naik daun itu dengan tatapan heran. Seingatnya, mereka tak tampak seperti busung lapar saat mereka makan bersama di luar. Tapi, saat ini, mereka tampak seperti manusia busung lapar.

Oppadeul, kalian sudah tidak makan berapa hari?” Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Hyemin dengan polosnya. Mendapat pertanyaan seperti itu, mereka hanya saling bertatapan satu sama lain, lalu terkekeh. “Memangnya kenapa, Sayang?” Kris yang tepat berada di samping Hyemin, mengelus rambut Hyemin dengan sayang.

Sehun tersedak mendengar itu. Ia meneguk segelas air yang berada di depannya, lalu membuka mulutnya. “SAY—Ah, ani.” Ia hendak protes, namun tidak jadi karena mendapat tatapan tajam dari hyungdeulnya.

Hyemin menatap Kris dengan wajah polosnya. “Ani, kalian makan seperti tidak makan selama seminggu. Sangat lahap sekali makannya.” Kris menyentuh tengkuknya. “Apa kami tampak seperti itu?” Hyemin mengangguk dengan polosnya.

“Hyemin-a, kau lucu sekali!” Chen yang juga berada di samping Hyemin, mencubit kedua pipi milik Hyemin, gemas. Semua member tertawa melihat wajah Hyemin yang imut itu, kecuali Sehun. Lelaki itu menatap Chen tidak suka. Ia tidak suka jika Hyemin dicubit selain dirinya.

Sehun menggelengkan kepalanya. Oh Sehun, kau gila?

Sehun menghela nafasnya pelan. “Apanya yang lucu? Ayolah, habiskan makanan kalian dulu!” Semua tatapan menuju pada Sehun yang terlihat kesal. Jelas sekali kalau Sehun sedang cemburu. Hanya Hyemin dan Sehun sendirilah yang tak sadar kecemburuan yang sangat terlihat jelas itu.

“Oh Sehun, kau kenapa? Tiba-tiba menjadi anak yang bijak seperti iu?” tanya Chanyeol heran. Biasanya Sehunlah salah satu biang keributan di dorm. Hari ini Sehun benar-benar seperti orang lain. Seperti malaikat tengah merasukinya, karena biasanya sifat setan(?) Sehun yang ada.

“Benar itu! Oh! Aku tahu! Kau cemburu dengan Jongdae, ‘kan?” Sehun menaikkan alisnya, menatap Suho dengan pandangan tak sukanya. “Cemburu karena apa? Karena dia mencubit Hyemin? Begitu? Hyung ada-ada saja.”

“Bilang saja kau cemburu, Oh Sehun! Bahkan kau cemburu pada Kyuhyun oppa karena aku dekat dengannya, bukan?” Hyemin menatap Sehun, jengkel. Sehun akhirnya sadar bahwa Sehun tengah cemburu terhadap Chen. Tapi, Hyemin sendiri tak tahu apa yang membuat dia cemburu seperti itu. Tak mungkin, ‘kan, kalau dia menyukaiku?

Jinjjaya?!” Semua member menanyakan itu dengan serempak. Hyemin mengangguk. Sedangkan Sehun menatap Hyemin tak terima. “Naega eonje?”

“Kemarin malam. Kau tak ingat? Sebelum kau memelukku se—“

“MEMELUKMU?”

Hyemin kembali mengangguk dengan polos. Sehun menenggelamkan wajahnya di telapak tangannya. Kepolosan Hyemin benar-benar bencana baginya. Bisa saja semua member mengerjainya habis-habisan.

“Kim Hyemin, neo—“

“Sehun-a, sudah kuduga kau itu menyukai Hyemin!” seru Suho, yang disetujui dengan anggukan member yang lain.

MWO?” Sehun dan Hyemin mengatakannya dengan kompak.

“Lihatlah, bahkan kalian kompak seperti ini.”

“Sehun menyukaiku? Seolma,” ujar Hyemin, melambaikan tangannya. Tak mungkin Sehun menyukainya. Tak mungkin. Itulah yang ada di pikiran Hyemin.

Aku menyukainya?

“Cih, siapa bilang aku menyukainya. Jangan berharap, Nona Kim.” Sehun menatap Hyemin tajam, dan dibalas dengan tajam juga oleh Hyemin. “Siapa yang berharap? Kau yang berharap, Tuan Oh. Aku tak pernah berharap disukai namja menyebalkan sepertimu!”

Sehun mendengus. “Namja menyebalkan katamu? Ya, Kim Hyemin Bo—“

“Aku tak suka disebut bodoh! Menyebalkan!”Wajah Hyemin memerah. Ia tidak bodoh. Mungkin hanya karena kepolosannya yang berlebihan itu. Ia tidak bodoh. Ia hanya terlalu polos.

“Kau jug—“

GEUMANHAE!” teriak Suho, memotong ucapan Sehun yang malah membuat Sehun bertambah kesal. “Hyung, sudahlah. Dia juga menyebalkan.”

“Oh Sehun, kau ini aku hanya bercanda. Kenapa kau jadi kesal sendiri, hah? Chanyeol-a, bawa Hyemin ke kamarmu dulu. Aku ingin berbicara dengan magnae kurang ajar ini.”

Ne, Suho hyung. Hyemin-a, kaja.” Chanyeol menarik Hyemin ke dalam kamarnya—dengan Baekhyun. “Eo, Chanyeol-a, aku ikut!” Baekhyun berlari mengikuti mereka, masuk ke dalam kamarnya.

“Dan kalian, tinggalkan ruang makan. Cepat!” ujar Suho garang. Suho terlihat menyeramkan malam ini. Sepertinya ia akan benar-benar memarahi Sehun.

“Aku ingin di sini,” ujar Kris pelan. Suho hanya mengangguk. Sedangkan member yang lain kembali sibuk dengan urusan mereka sendiri. Kecuali Tao dan Kai, yang malah menguping di balik pintu kamar yang tak jauh dari ruang makan. *anak bandel*

“Sehun-a.” Sehun menatap hyungnya itu dengan tatapan datarnya. Malas dengan situasi yang menyebalkan seperti ini. Bukankah hyungnya ini berlebihan? Memarahinya karena ia dan Hyemin habis berperang mulut? Astaga, Kim Hyemin, kau benar-benar sudah menginfeksi mereka dengan virusmu itu.

Termasuk aku.

Suho memasang wajah seriusnya. Sedangkan Kris menatap Sehun dengan tatapan tajamnya. “Kau tahu? Semakin lama kau semakin terlihat bahwa kau menyukai Hyemin.” Jadi, Suho hanya ingin membicarakan ini? Tidak bisa dipercaya. Begitupula dengan Tao dan Kai. Mereka mengira Sehun akan dimarahi, tapi tetap saja mereka masih berdiri di sana, menguping Suho-Kris-Sehun.

Sehun hendak membuka mulutnya, namun Kris sudah membuka mulutnya terlebih dahulu.

“Benar itu! Aku benar, ‘kan? Oh, ayolah, Oh Sehun. Kau menyukainya, ‘kan? Lihat, bagaimana ekspresimu tadi saat tahu Hyemin jarinya teriris. Saat Hyemin hendak menangis. Cara kau menatapnya. Iya, ‘kan, Suho?” Suho mengangguk.

“Kris hyung memang sehati denganku. Dengar, Oh Sehun. Kalau kau—“

Hyung, aku tak suka dengan pembicaraan ini. Aku kira kau akan memarahiku.”

Suho membulatkan matanya. “Jadi, kau ingin aku marahi, ya?” Sehun tersenyum manja. “Aniya, Hyung. Jangan marahi aku. Ya?”

Kris mendengus. “Lihatlah magnae kurang ajar ini. Mengeluarkan aegyo di saat yang tidak tepat!” seru Kris, memutar bola matanya. “Hyung,” rengek Sehun manja.

Ya, Oh Sehun, kenapa kau tidak menyadari perasaanmu sendiri?” Sehun terdiam. Sehun sepenuhnya sadar, namun otaknya itu menolaknya. Ia tidak boleh jatuh cinta dulu. Ia harus focus dengan karir terlebih dahulu.

“Tidakkah kau merasa jantungmu berdebar saat berada di dekat Hyemin?” Sehun menoleh pada Kris yang kini menampakan wajah seriusnya. Ia terdiam. Ya, jantungku berdebar sangat kencang, Hyung.

Hyung, aku—“

“Mungkin kau belum mau mengakuinya, ‘kan? Ya, sudahlah. Sekarang minta maaflah pada Hyemin. Jangan kau bersikap kasar padanya lagi. Dia tak suka disebut bodoh, ya, jangan kau sebut ia bodoh. Mengerti?”

Sehun memajukan bibirnya. “Hyung, tapi wajah Hyemin tampak menggemaskan saat aku sebut bodoh. Aku senang melihat wajahnya itu. Imut sekali. Mas—“

“Oh Sehun, Oh Sehun. Tanpa kau sadari ucapanmu itu bukti bahwa kau menyukai Hyemin, Bocah.” Kris beranjak dari kursi, mengacak rambut Sehun, dengan kasar.

“Benar kata Kris. Kau menyukainya, Oh Sehun. Dan kau tak bisa mengelaknya. Kau benar-benar sedang jatuh cinta, Sehun-a.”

****

“Hyemin­-a, boleh aku tanya sesuatu padamu?”

Hyemin mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia tekuk. Apa Sehun sekarang membenciku? Entah kenapa ia takut jika Sehun membencinya. Ia merasa tak mau jauh dari Sehun.

“Bertanya tentang apa, Baekhyun oppa?” Hyemin menatap Baekhyun dengan mata sayunya. Tak ada pancaran keriangan dari gadis itu. Biasanya manik matanya selalu terlihat riang, bahagia. Saudara Happy Virus ini mendadak hilang.

“Apa kau menyukai Sehun juga?” Hyemin mengerjapkan matanya. Menyukai Sehun?

“Menyukai Sehun? Aku, aku—“

“Katakan saja, Hyemin-a. Kami bisa menjaga rahasiamu. Ya, ‘kan, Hyung?” Chanyeol menganggukkan kepalanya, meyakinkan Hyemin. Hyemin terdiam. Bingung ingin mengatakan apa. “Bukan seperti itu, Oppa. Aku hanya, hanya….”

“Hanya apa?” tanya Baekhyun dan Chanyeol kompak.

“Hanya bingung dengan perasaanku sendiri.” Hyemin menundukkan wajahnya. Dapat ia yakini wajahnya memerah. Tanpa ia sadar, ia mengakui kalau ia sudah mulai menyukai Sehun. Tidak, Hyemin sudah menyukai Sehun sejak dulu, namun ia tidak sadar bahwa ia menyukai Sehun sebagai lelaki, bukan idolanya.

“Jadi?” Baekhyun menatap Hyemin lekat-lekat, masih belum mengerti dengan perkataan Hyemin. Gadis itu menggeleng. “Aku tidak tahu.”

Chanyeol mendesah pelan. “Sudahlah, kau hanya harus memastikan perasaanmu sendiri, ara? Ja, ayo, mana Kim Hyemin adikku yang manis ini yang selalu tersenyum. Aku akan mengutuk Oh Sehun karena memudarkan senyum manis adikku ini!” Chanyeol menepuk dadanya.

Baekhyun mendengus. “Dasar Yoda!” Hyemin tersenyum melihat wajah Chanyeol yang menatap Baekhyun dengan kesal. “Mwo? Yoda? Aku tidak mirip dengan itu! Wah, lihat! Adikku kembali!” Chanyeol memeluk Hyemin, merasa gemas dengan Hyemin.

“Ah, Oppa, sakit!” rintih Hyemin karena pelukan Chanyeol yang cukup erat. Chanyeol melepaskan pelukannya. “Ah, mian. Oppa sayang Hyemin!”

“Aku juga! Ah, tidak, pasti Hyemin menginginkan Sehun yang mengatakannya, bukan? Dan juga nanti Sehun akan marah jika mendengar kita, Yeol-a!”

Hyemin mempoutkan bibirnya. “Oppa!” Dan mereka pun mulai berperang guling dan bantal di kamar Baek-Yeol itu. Baekhyun lah yang memulainya.

I’m coming!!” seru Baekhyun, terus melempar bantalnya pada Hyemin dan Chanyeol. “Ya, Byun Baekhyun!”

“Baekhyun oppa!”

“Chanyeol oppa, rasakan ini!” Bantal Hyemin tepat mengenai kepala Chanyeol, membuat lelaki tinggi itu mendelik pada Hyemin. “Kim Hyemin, aku da—“

Jigeum mwohaneun geoya?”

Perang bantal pun terhenti seketika saat seorang lelaki masuk ke dalam arena perang mereka mereka dengan wajah datarnya. Siapa lagi kalau bukan namja bernama Oh Sehun.

Ya, kau mengganggu saja! Keluar sana! Ayo kita lanjutkan!” Chanyeol mengusir Sehun, mengabaikan lelaki berwajah datar itu. Tetapi berbeda dengan Hyemin. Gadis itu menatap Sehun yang tengah menatap mereka dengan pandangan tak sukanya.

Pandangan Sehun beralih pada Hyemin, membuat gadis itu merona secara tiba-tiba. Dalam hati, Sehun senang melihat wajah merona milik gadis yang ice cream addicted itu. Apa aku benar-benar menyukainya?

Hyemin mengalihkan pandangannya, menatap Chanyeol dan Baekhyun yang sudah mulai berperang lagi. Baru saja Hyemin ingin ikut bergabung dengan duo Baek-Yeol itu, tangannya ditarik keluar oleh namja menyebalkan itu.

“Oh Sehun—“

Sehun menarik Hyemin menuju kamarnya bersama Luhan, membawanya ke dalam kamar itu. Hyemin menatap Sehun takut-takut. Apa Sehun akan menciumnya? Tidak, tidak, Kim Hyemin, sadarlah. Sehun menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Lelaki itu mendorong Hyemin ke dinding, mengurung gadis itu.

Lelaki itu menyunggingkan senyum miringnya, menyadari raut wajah Hyemin. “Apa yang kau pikirkan, hah? Hilangkan pikiran kotormu itu, Sayang.” Hyemin membulatkan matanya. “Apa? Sayang? Pikiran kotor? Memangnya aku memikirkan apa? Kau yang mesum!”

Sehun mendekatkan wajahnya. “Mesum katamu, Sayang? Siapa yang bilang, eum?”

Hyemin mendorong dada Sehun, menjauhkan wajah Sehun yang semakin mendekat. “Molla. Lepaskan aku! Kau menyebalkan!” Ia memukul dada Sehun dengan wajah yang terlihat menggemaskan bagi Sehun. “Semakin lama aku semakin ingin mengorbankan ciuman pertamaku untukmu. Bagaimana ini? Kau juga pasti memikirkan itu, bukan, tadi?”

Hyemin semakin kencang memukul dada Sehun. “Ya, aku tidak sepertimu. Bikyeo!” Sehun memegang tangan Hyemin, kemudian melingkarkan tangannya itu pada lehernya. “Aku akan melepasmu setelah ini.”

Sehun mendaratkan ciumannya pada bibir cherry Hyemin. Mengecupnya dengan manis. Ciuman pertamanya—tapi sepertinya ciuman pertama Sehun itu Lay karena tragedi peppero kiss waktu itu. Namun tetap saja ciuman pertamanya itu milik seorang gadis bernama Kim Hyemin. Ia tersenyum dalam hati. Ciuman ini juga ciuman pertama bagi gadis yang tengah ia ciumi kini.

Hyemin hanya mengerjapkan matanya saat bibir Sehun menyentuh bibirnya. Oh Sehun menciumnya. Oh Sehun mengambil ciuman pertamanya.

Hyemin mendorong tubuh Sehun, membutuhkan nafas. Dapat dilihatnya bibir Sehun yang tampak basah. Bohong jika Hyemin mengatakan bahwa bibir itu tak tampak menggoda. Ditambah lagi dengan senyum setan Sehun yang berkali-kali lipat terlihat sexynya.

“Oh, Oh Sehun, apa yang, yang kau lakukan?” Hyemin menyentuh dada Sehun, menjaganya agar lelaki itu tak mendekat padanya lagi. “Menciummu. Hal yang selama ini aku tunggu. Yang aku inginkan. Bukankah begitu?”

Mwo—

Sehun kembali mencium bibir Hyemin, melumatnya pelan. Manis. Sangat manis. Sama seperti pemiliknya. Kim Hyemin.Kim Hyemin. Kim Hyemin.

Hyemin hanya terdiam, tak tahu harus melakukan apa. Hyemin terlalu polos untuk mengetahui hal-hal seperti ini. Yang ia tahu, ciuman hanya sebatas ciuman, hanya sebatas menempelkan bibir. Namun, ia tak mengira ciuman seperti ini, sama seperti yang Sehun lakukan saat ini.

Kim Hyemin. Mulai saat ini, kau milikku. Entah aku menyukaimu atau tidak. Kau menyukaiku atau tidak. Kau tetap milikku.

****

“Jadi, kau mau memaafkanku, tidak?”

Hyemin menggeleng kencang. Maaf? Setelah menciumnya begitu saja, dan sekarang lelaki ini meminta maaf padanya? Menyebalkan.

“Sudahlah, fokus saja pada jalanan!” Hyemin membuang tatapannya, memandang pinggiran jalan di daerah Gangnam itu yang sangat rapi. Sedangkan Sehun, menatap gadis di sampingnya, tak percaya.

“Kim Hye—“

Sehun mengambil ponselnya yang bergetar, ada sebuah panggilan. Hyemin tetap memandang keluar mobil, tak memperdulikan Sehun. Lelaki itu menaikkan alisnya.

Ada apa Eomma meneleponku malam-malam?

Eo, Eomma. Eo? Aku sedang bersamanya sekarang. Kenapa?” Sehun menatap Hyemin yang juga tengah menatapnya setelah mendengar perkataan Sehun barusan.

Eo, arasseo. Sampai jumpa nanti, Eomma.”

“Apa yang Eomeonim katakan?” Sehun tersenyum. Gadis ini akhirnya menatapnya, dengan wajah ingin tahunya. Dengan wajah penasarannya.

Sehun berdeham. “Kau ingin tahu, ya, Sayang? Lihat saja nanti.” Lelaki itu tersenyum, mengetahui wajah Hyemin sekarang. Wajah merengek Hyemin yang sangat ia sukai, dengan memajukan bibir yang sudah menjadi miliknya.

“Menyeramkan!” Hyemin bergidik pelan melihat senyum setan milik Sehun. Sehun benar-benar menyeramkan sejak adegan di mana mereka berciuman di dalam kamar Sehun-Luhan.

Hyemin mengingat saat ia keluar dari kamar itu, ia mendapati member EXO tengah berada di depan kamar, apalagi Kai dan Tao yang tertangkap sedang menempelkan telinga mereka di pintu. Melihat Sehun dan Hyemin keluar secara bersamaan, setelah mengetahui apa yang Sehun lakukan pada gadis sepolos Hyemin.

Dan mereka pun memarahi Sehun.

****

FLASHBACK

Sehun menatap Hyemin yang tengah merona. Gadis di hadapannya kini tampak sangat cantik. Dan sedetik kemudian, Hyemin memajukan bibirnya tanpa sadar, merengek ingin keluar. Namun, Sehun salah mengartikan tingkah Hyemin tersebut.

“Kau ingin aku cium lagi?” Hyemin menggeleng cepat. “Aku ingin keluar!” rengek Hyemin, memukul dada Sehun. Lelaki yang menyebalkan.

“Baiklah, ayo kita pulang. Ah, maksudku, aku antar kau pulang.”

Sehun menjauhkan tubuhnya, menggenggam tangan Hyemin, membawanya keluar kamar. Namun, betapa terkejutnya mereka saat melihat Tao dan Kai yang masih dengan posisi mengupingnya, dan juga member lain yang berdiri di belakang mereka.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Sehun dengan wajah bingungnya. Sedangkan Hyemin, berusaha menutupi wajahnya yang memerah karena malu. Oh Sehun benar-benar menyebalkan.

Suho menatap Sehun garang. “Mentang-mentang Manager Hyung tidak ada, kau malah melakukan hal aneh! Uri Hyemin masih polos! Magnae kurang ajar!” Suho menarik telinga Sehun sebelah kanan, juga Baekhyun yang ikut menarik telinga kiri Sehun.

Hyung, aku tidak melakukan apa-apa! Aku hanya menciumnya! Ya—“

“HANYA KAU BILANG?”

“Hyemin-a, gadis kecilku. Oh Sehun! Dasar kau ini!” Kris mendekati Hyemin, memeluk gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, lalu menjitak Sehun.

Sehun menatap Kris tak suka. “Kau—Ah! Kumohon! Lepaskan ini! Sakit! Hyungdeul!”

Sehun mendapat serangan bertubi-tubi dari member lain. Sedangkan Kris, bukannya menenangkan Hyemin yang pusing dan bingung harus melakukan apa—dengan wajah merahnya—malah menggoda gadis itu, membuat wajahnya semakin memerah.

Oppa!”

Kris terkekeh geli. “Kalian itu saling menyukai tapi tak pernah mau mengakuinya, cih, dasar kisah cinta zaman sekarang ini memang aneh!”

“Aku tak menyukainya!” elak Hyemin. “Memang oppa tak sedang jatuh cinta?”

Kris menggeleng. “Tidak juga, tapi sayangnya aku jatuh cinta pada gadis kecilku ini!” Hyemin menatap Kris dengan wajah menggemaskannya. “Wu Yifan!”

Kembali ke Sehun.

Hyung!!”

“Adik manis kami masih polos, Bodoh! Lelaki mesum! Jadi, sejak dulu kau memang ingin menciumnya, ya?”Chen.

“Sepertinya iya, Hyung. Sekarang aku baru sadar bahwa sejak dulu itu Hyemin sudah diancam macam-macam oleh Sehun. Hyemin-a, maafkan oppa karena tidak peka.” Chanyeol.

“Sudah kuduga kau menyukainya!” Suho.

“Cih, kau bilang tidak akan mencium—atau mengencani seorang gadis sebelum aku. Pengkhianat!” Kai.

“Bagaimana bisa kau mencium gadis kecilku?” Kyungsoo.

“Adik kalian itu aku! Oh Sehun! Bukan Hyemin!” teriak Sehun tak terima, masih dengan pukulan yang mendarat di tubuhnya.

“Adik kami itu Hyemin!”

Kris dan Hyemin yang mendengar perang itu hanya tertawa melihat mereka. Mereka tampak seperti anak kecil yang tak memiliki masa kecil yang kurang bahagia. “Ya, Babodeul, lanjutkan saja perang kalian!”

Namun, mereka tak mendengar perkataan Kris, sibuk memukuli Sehun. Kasihan sekali Sehun.

END OF FLASHBACK

****

“Oh, wasseo?” Nyonya Oh berjalan menghampiri Sehun dan Hyemin yang baru saja memasuki rumah mewah itu. Sehun berjalan dengan riangnya, ingin memeluk ibu kesayanganya. Namun, betapa shocknya ia saat tahu ibunya itu malah memeluk Hyemin.

Eomma.” Sehun menatap ibunya dengan wajah cemberutnya. Sedangkan ibunya, mengabaikannya dan mengajak Hyemin menuju ruang keluarga.

Mwoya? Aku anaknya, kenapa Hyemin yang dipeluk dan disambut seperti itu? Aish…ada apa dengan ibuku dan hyungdeul, sih? Aku tak dianggap?”

Sehun mengikuti ibu dan Hyemin yang duduk di ruang keluarga. Jika dilihat-lihat, Hyemin dan Nyonya Oh tampak sangat serasi. Persis seperti seorang gadis dengan mertuanya.

Sehun tersenyum. Sepertinya Hyemin benar-benar akan menjadi miliknya. Melihat bagaimana akrabnya ibunya dengan Hyemin, dukungan member EXO, dan ibunya yang sangat menyukai Hyemin. Dan oh, tak lupa kakak Hyemin, Kim Woobin yang selalu menanyakan apa ia menyukai adik manisnya atau tidak.

“Ah, Hyemin-a, orang tuamu sedang berada di mana?” Nyonya Oh tersenyum lembut.Beliau benar-benar menyukai Hyemin. Beliau tersenyum penuh arti. Terdapat makna dibalik senyum lembutnya itu. Seperti menemukan cara agar dapat membuat Hyemin menjadi menantunya—mungkin?

Bumonim? Orang tuaku masih di Indonesia, Eomeonim. Memangnya kenapa, Eomeonim, kalau aku boleh tahu?” tanya Hyemin sopan. Inilah yang membuat Nyonya tambah menyukai Hyemin. Gadis ini sangat sopan. Yah, walau terkadang sifat kekanakkannya muncul tanpa sadar.

Aniya. Ibu ingin mengajak orang tuamu makan malam bersama. Sejak Sehun appa tahu bahwa kau anak CEO perusahaan HY, tampaknya ia ingin mengajukan kerja sama antarperusahaan.” Nyonya Oh lagi-lagi tersenyum penuh arti.

“Oh, begitu. Kalau begitu, aku akan menelepon eomma nanti. Atau sekarang? Ah, tidak, biar kakakku saja yang meneleponnya,” oceh Hyemin sembari menatap ponselnya. Sehun tersenyum. Gadis bodohnya telah kembali. Gadis bodohku?

“Terserah Hyemin saja. Dan, Oh Sehun, kenapa tersenyum seperti itu?” Sehun mengalihkan pandangannya pada ibunya, menyengir tak jelas. “Eo? Amu geotdo aniya.” Nyonya Oh menatapnya tajam. “Kenapa? Kau menyukai Hyemin, ‘kan?”

Sehun mengerjapkan matanya berkali-kali. “M-mwo?”

Nyonya Oh menepuk tangan Hyemin. “Lihat ekspresinya itu dan wajah memerahnya! Lucu sekali, Anakku ini.” Hyemin tersenyum. Tiba-tiba saja ia teringat dengan ciuman Sehun tadi. Dan kini, wajah Hyemin memerah, lebih merona dibanding Sehun.

Nyonya Oh yang melihat Hyemin merona juga, tersenyum. “Kalian, kenapa menjadi memerah semua? Jangan-jangan kalian—“

Eomma, sudahlah. Sekarang jam berapa? Eo? Sepuluh malam? Ayo pulang!” Sehun beranjak, menarik Hyemin agar berdiri. Namun, ibunya menahan tangan Hyemin.

“Menginaplah di sini, Hyemin-a.” Hyemin menggeleng pelan, tersenyum. “Lain kali saja, Eomeonim. Oppa menungguku. Aku janji akan menginap nanti!” Hyemin tersenyum lebar. Ia merasa tak enak menolak tawaran Nyonya Oh.

“Baiklah. Oh, ya, untuk makan malam itu kemungkinan minggu depan atau paling lambat sekita dua minggu yang akan datang. Sampaikan salam untuk keluargamu, Hyemin-a.”

Hyemin membungkuk pelan. “Ne, Eomeonim. Geureom.”

Sehun menarik Hyemin, terburu-buru. Nyonya Oh tersenyum melihat kelakuan anaknya yang terlihat aneh itu. Semakin lama, ia semakin ingin menjadikan Hyemin sebagai kekasih Sehun.

Nyonya Oh menoleh ke arah ponselnya, terdapat sebuah panggilan. “Eo? Kau sudah siap? Baiklah, ikuti saja mereka. Siapa tahu kali ini anakku itu mencium Hyemin.”

Ibu dari Sehun itu tersenyum. Berharap rencananya kali ini berhasil. Entah apa rencananya itu.

Sepertinya—menjodohkan mereka?

****

“Oh Sehun.”

“Apa, Sayang?” Sehun tersenyum jahil. Puas sekali ia mengerjai Hyemin. Ia menoleh saat disadarinya Hyemin menatapnya tajam. Sehun semakin ingin mengerjai gadis di sampingnya itu.

“Jangan menatapku seperti itu jika tidak mau kucium lagi,” ujar Sehun dengan senyum menggodanya. “Ya—“

“Dan jangan meneriakiku juga.” Hyemin melipat kedua tangannya di depan dada. Sebal. Sehun semakin menyebalkan. Setelah mengambil ciuman pertamanya, lelaki itu semakin menjadi gilanya. Sebenarnya Sehun menyukainya atau tidak? Sikap Sehun sudah seperti seorang kekasih terhadapnya akhir-akhir ini.

“Hyemin-a, menurutmu, makan malam itu untuk apa?” Hyemin mendengus. Tadi ia ingin menanyakan itu, tapi tidak jadi karena Sehun menggodanya. “Ibumu sudah memberitahunya tadi, bukan? Das—“

“Jangan mengataiku yang aneh-aneh. Dan oh ya, benar juga, aku lupa, Sayang!” Sehun memajukan bibirnya, mengejek gadisnya. Gadisnya? Konyol sekali.Sepertinya aku sudah gila karena terinfeksi virus dari Kim Hyemin.

Hyemin hanya diam. Ia sudah benar-benar kesal dengan lelaki di sampingnya itu. Sudah Hyemin duga kalau Sehun pasti tengah mengalami gangguan jiwa atau salah minum obat. Hyemin memang harus segera membawa Sehun ke rumah sakit. Harus.

Sehun yang sepertinya tahu apa saja isi otak gadis itu saat ini, menjitak kepala Hyemin pelan. “Aku tidak gila, Sayang. Jadi, jangan berpikir yang macam-macam atau……kau menjadi milikku. Haha. Wah, sudah sampai!”

Hyemin bergidik ngeri. Sehun sepertinya benar-benar seorang cenayang. Ia yakin itu. Lelaki itu selalu saja bisa membaca pikirannya. Mengerikan.

“A-aku pulang! Jal—“

Sehun menahan tangan Hyemin dan mengecup bibir Hyemin sekilas, membuat pipi gadis itu memerah. Sehun terkekeh. “Semakin lama aku menyadari kalau wajah memerahmu itu manis.” Hyemin mengerucutkan bibirnya, turun dari mobil Sehun, dan dengan cepat berjalan menuju apartemennya.

Sehun menatap punggung Hyemin yang menjauh, tersenyum kecil. Ia akhirnya menyadari perasaannya. Ia menyukai Hyemin, atau mencintai gadis itu?

Kim Hyemin.

Gadis yang akhir-akhir ini membuat Sehun selalu tersenyum. Membuat Sehun hilang beban yang memenuhi tubuhnya. Membuat Sehun menjadi lebih semangat. Membuat Sehun ingin memeluk gadis itu, melindunginya.

Dan saat ini, Sehun malah merindukan gadis yang baru semenit ia cium tadi.

“Kim Hyemin, kau benar. Aku sepertinya memang gila. Ini juga karenamu, Nona Kim.”

TBC

Hello~ KKK

Maaf postnya lama T_T abis bertarung dengan soal-soal yang dapat menentukan Hye masuk kelas percepatan atau tidak hehehe~ Doain yaa supaya aku bisa lulus dua tahun O;)

Gimana nih ff Hye yang gaje ala yehet Sehun(?)?? Weird, kah?

Untuk yang Hear It, mungkin Hye kurang dapet feel ya jadinya…..gitu(?)

Tapi semoga ff Hye ga ngecewain yahhh hehehehe

Maaf jika typo bertebaran, karena kadang keyboard tidak bisa diajak kompromi. RCL –nya yah ^0^ Thank youuuu <3



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles