Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Let The Games Begin (Teaser)

$
0
0

Let The Games Begin #Teaser

Writers: Deerlights

 

▲ TEASER ▲

Cast:

Xi Luhan

Choi Youra

Other Cast

Genre:

Romance

School Life

Marriage Life

Length:

Chaptered

Rating: PG-17

http://deerlights.wordpress.com/

▲▼▲

 

Author POV

Youra’s Room 08.00

Pagi ini adalah pagi yang sangat melelahkan bagi Youra. Tentu saja, gadis itu kemarin baru saja menyelesaikan beberapa program kerja di sekolahnya untuk mengakhiri masa jabatannya sebagai wakil organisasi terbesar Seongsan High School dan pulang sangat larut. Ditambah lagi saat ini eommanya memaksa Youra yang masih setengah sadar dan menyelimuti kepalanya dengan selimut untuk segera bersiap-siap. Entahlah untuk apa. Membuat seisi kepala gadis itu seakan nyaris pecah.

Ini hari Minggu kan?

            Gadis itu merutuki dirinya yang terlalu bersemangat seminggu ini. Energinya terserap habis, bahkan Ia sempat berfikir akan mati hari ini.

Youra membereskan tempat tidurnya malas. Gadis itu berjalan gontai ke arah tirai bermotif pattern marshmallow disamping tempat tidurnya yang mengarah ke balkon pribadi kamarnya. Ia membuka lebar-lebar tirai itu. Dahinya berkerut-kerut ketika melihat  sesuatu di seberang sana.

“Sejak kapan aku punya tetangga baru?” gumamnya pelan sambil lamat-lamat mengamati kamar diseberang sana -yang berhadapan dengan miliknya. Biasanya kamar itu tertutup rapat. Jelas saja, Ia tidak memiliki tetangga selama setengah tahun terakhir ini. Rumah itu kosong semenjak pemilik lamanya memutuskan untuk pindah ke daerah Busan. Yah baguslah, rumah disebelahnya itu tidak se-horror jika tidak ada pemiliknya, pikir gadis itu sambil membalikkan badannya kearah kamar mandi.

 

“Choi Youra –berdandanlah yang manis ya.”

Wanita paruh baya itu menghampiri Youra yang sedang menata rambutnya di depan nakas. Senyumnya mengembang lebar diiringi tatapan bingung anak perempuan satu-satunya itu.

Waeyo –?”

“Eomma dan Appa akan segera melakukan kerja sama bisnis dengan salah satu direktur utama perusahaan terkenal China. Kau sudah lihat kan?” ucap wanita itu sambil membantu Youra menata rambut coklat panjangnya yang tergerai indah.

“Lihat? Melihat apa?”

“Tetangga barumu -”

“Ah, aku mengerti.”

Potong Youra setelah mengingat-ingat kalau dia sudah memiliki tetangga baru yang ternyata rekan bisnis orang tuanya sendiri.

“Baguslah kalau begitu. Mereka sudah menunggu dibawah beserta calon suamimu. Dia sangat tampan dan sopan. Bahasa Koreanya juga bagus.”

“Calon suami? M -mwo?”

“Ne -kau bilang sudah mengerti bukan? Dia pria yang baik Youra sayang. Bersiap-siaplah.”

Wanita itu menepuk-nepuk kepala anak perempuan satu-satunya dan segera keluar dari kamar Youra. Gadis yang sedang terduduk didepan nakas itu hanya bisa mematung. Nyawanya seolah hilang diambil malaikat pencabut nyawa detik itu juga.

 

Youra’s Room 23:00

Gadis berambut coklat itu tak henti-hentinya mengitari seisi kamarnya sambil menggigit jari-jari mungilnya. Ya –Youra hampir depresi saat ini. Rambut panjangnya yang biasa tergerai kini Ia ikat seadanya, matanya terasa berat tetapi gadis itu tetap enggan tertidur, sesekali Ia menghela nafasnya. Youra membuka celah tirai pattern marshmallow favoritnya sedikit berhati-hati. Ia melirik kamar di seberang rumahnya -ehm atau lebih tepatnya kamar calon suaminya. Gelap. Youra mengerang sesaat.

“Aish -bagaimana bisa dia secepat itu tertidur? Apa dia sesantai itu?”

Youra mulai frustasi memikirkan bagaimana hari-harinya di keesokan hari. Sepengetahuan Youra tentang calon suaminya selama makan siang bersama tadi, keluarga Xi Luhan -calon suami Youra, adalah pemilik perusahaan terbesar di Beijing, dan jelas Luhan adalah penerus tangan kanan perusahaan Tuan Xi kelak. Dia tampan, tanpa cacat sedikitpun di wajahnya, tubuhnya tinggi, rambut dark chocolate-nyamenambah kesan sempurna bagi seorang Xi Luhan. Wanita manapun pasti akan menyukai pria berdarah China itu. Tapi tidak dengan Youra, dia nyaris gila karena ini bukan hal mudah untuknya. Hey ini bukan sekedar main-main, Xi Luhan akan menjadi suaminya beberapa minggu lagi.

“Bagaimana kalau dia ternyata seorang phsycopat? Atau nappeun namja yang punya banyak gadis? Ya -ya itu pasti terjadi. Bagaimana kalau dia -aish!”

Gadis itu mulai membayangkan hal-hal gila yang berlebihan. Menambah beban untuk dirinya sendiri. Setelah nyaris setengah jam Youra memikirkan hal-hal buruk mengenai Luhan, akhirnya Ia memutuskan untuk turun ke dapur yang tentu saja sudah gelap. Niatnya untuk sekedar menghilangkan dahaga berganti saat Ia melihat sekotak Apple Tea kesukaannya. Ia membawa kotak teh itu dengan tangan kanannya yang telah menggenggam segelas cangkir berisi air panas.

Youra membuka pintu menuju balkon kamarnya. Melihat Apple Tea membuat Youra lupa tentang segalanya. Bahkan kamar calon suaminya yang kini hanya berjarak beberapa meter darinya pun Ia lupakan.

Setelah menghabiskan secangkir Apple Tea-nya, Youra mulai terkantuk di kursi balkon dengan headset yang masih terpasang di telinganya. Seolah lupa jika disana sangat dingin.

 

Youra’s Room 07.00

 

“Choi Youra! Aigoo apa yang kau lakukan disini?” teriakkan eomma-nya sangat menganiaya gendang telinga Youra pagi itu.

“Ayo cepat mandi dan bersiap! Luhan akan menunggumu 15 menit lagi! Aish bisa-bisanya kamu masih tertidur.”

Mwo-ya? Lu -han? Nugu?” Tanya Youra setengah sadar sambil mengucek matanya yang berair.

Youra mulai terserang syndrome hilang ingatan di detik-detik kesadarannya. Mungkin ini sangat konyol, tapi memang begitu adanya. Youra sangat sulit untuk menemukan kesadarannya saat bangun tidur. Bahkan orang yang terus berputar di otaknya semalaman pun Ia lupakan di pagi harinya.

“Astaga! Apa ibu perlu membawamu ke dokter? Kebiasaanmu ini sudah melewati batas…” Wanita paruh baya itu terlihat khawatir sekaligus jengkel dengan kebiasaan anak satu-satunya itu.

Youra hanya berjalan melenggang menuju kamar mandinya tanpa mempedulikan ocehan eommanya ataukah siapa itu Luhan.

 

Mobil Luhan sudah terparkir didepan rumah keluarga Youra. Ekspresi pria itu cukup sulit dijelaskan. Dahinya sedikit berkerut sambil mengetuk-ngetuk setir kemudinya. Sesekali Ia melihat ke arah pintu rumah Youra dan mendengus sebal. Ini adalah hari pertama Luhan sekolah dan Luhan tidak suka menunggu, itu adalah masalah terbesarnya. Ingin rasanya Luhan segera menginjak pedal gas dan meninggalkan Youra jika saja orang tua Youra tidak menunggu anak perempuannya yang selamban siput itu -menurut Luhan, didepan rumahnya.

Beberapa menit Luhan menunggu, akhirnya gadis itu sudah ada di sampingnya dengan seragam yang sama dengan Luhan. Suasana sedikit canggung, Youra cukup khawatir karena membuat Luhan menunggu terlalu lama. Niat gadis itu untuk segera minta maaf Ia buang jauh-jauh ketika-

“Memikirkanku semalaman? Tertidur di balkon dengan wajah bodoh?”

Youra terlonjak kaget begitu mendengar Luhan membuka pembicaraan mereka.

Tapi tunggu, apa tadi katanya? Aku bodoh?

Mwo?! Kau mengataiku bodoh? Yak -siapa yang memikirkanmu semalaman huh?” Youra mulai angkat bicara, protes dengan semua pembeberan Luhan yang jelas-jelas adalah kenyataan.

“Kau -calon istriku.” Luhan memberi sedikit penekanan dikata-kata terakhirnya sambil tetap menatap lurus ke jalan dan mengendarai mobilnya.

“Apa? Dengar ya. Aku tidak pernah mau menikah denganmu dan menjadi apa itu yang kau sebut tadi? Istrimu? Ternyata benar dugaanku, sifatmu tidak sebaik penampilanmu.” Jawab Youra sambil menatap Luhan tajam.

“Kau pikir aku mau? Menikah dengan gadis siput sepertimu.”

“Siput? Bodoh? Kau tidak mau minta maaf? Mengataiku seenaknya.”

“Tidak.”

Pembalasan Luhan yang terbilang sangat santai membuat Youra naik darah di pagi hari. Ia meniup poninya gusar dan segera memalingkan wajahnya dari Luhan.

“Turunkan aku disini.” Ucap Youra tanpa pikir panjang. Waktu sekolahnya akan berlangsung sekitar 10 menit lagi. Dan gadis itu malah meminta Luhan untuk menurunkannya di setengah perjalanannya? Gila memang. Tapi lebih gila lagi jika Youra tahan semobil dengan namja seperti Luhan yang sama keras kepala dengannya.

“Baiklah.” Luhan menyudutkan mobilnya ke sisi jalan. Sudah cukup muak untuk menampung gadis tidak tahu terimakasih seperti Youra, pikirnya.

Hati Youra mencelos seketika, dia menghembuskan nafasnya berat. Luhan tidak seperti laki-laki lain yang mencegah wanitanya untuk pergi dan memikirkan segala keadaan yang akan dialami Youra jika Ia benar-benar turun dari mobil Luhan saat ini juga. Youra sudah terlanjur terbakar emosinya sendiri dan segera turun dari mobil Luhan. Pria itu segera menginjakkan pedal gas dan pergi meninggalkan Youra.

Nappeun -Xi Luhan!”

to be continued

 

Annyeong~ Ini ff pertama aku. Sebenernya udah buat banyak ff tapi selalu di post di blog orang kkk. Sekarang lagi punya banyak waktu senggang buat bikin personal blog dan ngepost ff disini dan di blog aku http://deerlights.wordpress.com/. Semoga kalian suka teasernya, Let The Games Begin Chapter #One’s coming soon. Jangan lupa tinggalin jejak ya~

your comment is my lights

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles