Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Phobia Season 2 (Chapter 4)

$
0
0

009

Title: Phobia-Season 2 (Chapter 4)

Author: Kim Ria

Genre: Romance,School life,Friendship

Length:MultiChapter

Ratting: 13+ (Teen)

Main Cast: Jung Ga In| Woon Jin Ah | EXO (K&M) |Oh Yoo Hyun  | Zhang Yuan Mi

 

Annyeong readers ^^ comeback di chap 4 hehe.. :3makasih dah baca dan ngikutin ceritanya :D J semoga readers suka sama cerita phobia-nya, *_* tenang aja yang minta GaHun :D tpi, gk tau juga nanti sama Sehun apa Kai ya?? #gebukin #asah golok Enjoy it.. J

 

Gain menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya karena tertiup oleh hembusan angin. Ia sibuk membaca bukunya di halaman sekolah. Sebelumnya ia membaca bukunya sambil menemani JinA di kantin. Namun ia pergi saat mulai bercanda dengan Luhan, yang tentu saja membuatnya merasa risih dan akhirnya memutuskan untuk ke tempat yang lebih tenang.

Bukan berarti, Luhan datang Gain langusung pergi dari tempat itu, Gian tentu tetap di situ beberapa saat. Dan saat Gain masih di sana ada satu pertanyaan yang muncul di kepalanya saat melihat terlihat sangat dekat dan terlihat seperti…Apa mereka pacaran? Pikir Gain.Apalagi jika ia mengingat telepon JinA tadi malam, JinA terdengar sangat semangat membicarakan tentang Luhan. Dan JinA hanya mengatakan,

Flashback

“Ne eonni?” Gain mengangkat panggilan telepon dari JinA.

“Gain!! Aku sangat senang!!! Aku bertemu dengan Luhan dan.. Gain!!!” Gain mengernyitkan dahinya saat mendengar teriakan sahabatnya itu tidak jelas.

“Eonni bisakah kau bicara dengan jelas?”

“Aaa..Aku sedang snagat bahagia! Aku tidak bisa mengatur nafas dan detak jantungku Gain! Aku sangat terkejut!” Gain kembali mengernyitkan dahinya, ia semakin bingung dengan JinA dan penasaran dengan yang JinA lakukan itu.

“Eonni, apa kau kencan denga..” belum selesai Gain ingin bertanya, JinA sudah memutuskan sambungannya. Gain memandang handphonenya lalu melemparnya ke ranjang tidurnya sambil mendengus kesal.

Flashback END

 

Terasa ada seseorang yang duduk di samping Gain. Gain mencoba melihat ke bawah, dan dilihatnya sepatu hitam sekolah milik namja. Sehun? Pikir Gain. Gain mengangkat kepalanya dan mencoba menoleh ke samping kanannya.

Jongin menyapa dengan senyumannya pada Gain.Tentu saja yeoja itu akan membalas senyuman Jongin.

“Kau sedang sibuk dengan bukumu Gain?” tanya Jongin. Gain mengangkat alisnya lalu melirik ke bukunya lalu kembali menatap Jongin.

“Kupikir jika kau ada di sini, aku tak lagi sibuk dengan benda ini. Apa kau membutuhkan bantuan?” tanya Gain yang membuat alis Jongin berkerut. Merasa bingung dengan yeoja di sampingnya ini, yang menawarkan jasanya. Itu tak masuk akal.

“Emmm..Ne, aku butuh teman untuk menyusuri sekolah. Aku ingin lihat di gedung klub itu. Baekhyun belum menunjukkannya padaku.” Pinta Jongin. Gain menganggukkan kepalanya, menyutujui permintaan Jongin.

Gain memberi batas pada halaman yang terakhir ia baca pada bukunya. Lalu bangkit sambil merapikan rok seragamnya, dan akhirnya memberi isyarat pada Jongin untuk mengikutinya di belakang.

–***–

Gain dan Jongin berjalan menyusuri gedung klub itu, tanpa sepatah katapun yang menyertai mereka. Suasananya masih canggung, walaupun sempat berkenalan saat di rumah Gain. Namun yeoja itu memilih bungkam.

Saat melewati kelas klub musik, Gain menghentikan langkahnya. Bukan tanpa sebab, ia berhenti karena mendnegar suara alunan dari alat musik yang bunyinya sangat indah, biola. Jongin mengikuti Gain.

Kepala mereka menoleh ke arah jendela  kelas klub musik. Terlihat ada seorang yeoja yang mengucir kuda rambut panjang hitamnya. Dan yeoja itu tak memakai seragam sekolah. Ia menggunakan sarung tangan hitam pada tangan kanannya dan beberapa gelang berwarna hitam pada tangan kirinya. Parasnya cantik, ia juga tinggi. Namun penampilannya membuat paras cantiknya lebih condong pada ‘kenakalan’.

“Nugu…? Kenapa yeoja itu bisa di sini?” tanya Gain. Tentu saja Jongin hanya bisa mengangkat bahunya, dia sendiri juga seorang siswa baru di sekolah ini.

“Kita masuk saja..” Jongin membuat keputusan. Tangan Jongin meraih knop pintu itu lalu membukanya perlahan.

Sontak yeoja yang menikmati musik biolanya langsung berhenti. Ia berdiri tegap dan menatap tajam ke arah Jongin dan Gain yang ada di belakang Jongin.Lalu, mereka berdua membungkukan badan sebagai tanda hormat pada yeoja yang tengah berdiri di hadapan mereka itu. Dan tentu saja yeoja itu ikut membungkuk.

“Mianhae telah menganggumu…Ak..Eum, maksudku kami.. Ingin tahu tentangmu. Apakah kau siswi baru disini?” tanya Jongin tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. Yeoja itu mengangguk.

“Ne, aku akan masuk kelas 11. Besok, aku akan masuk kelas itu.” Jawab yeoja itu dengan suara yang terdengar tegas. “Lalu.. Kalian?” yeoja itu berbalik bertanya pada Jongin dan Gain.

“Kami juga kelas 11. Senang bertemu denganmu.” Jawab Jongin sambil tersenyum, Jongin mengulurkan tangannya kepada yeoja itu. “Jongin.” Yeoja itu membalas jabatan tangan Jongin sambil tersenyum tipis.

“Jongin? Jika ak..”

Terdengar suara bel tanda masuk. Gain terlihat heboh saat mendengar bel masuk berbunyi. Karena jarak kelas klub musik dengan kelasnya sangat jauh. Cepat-cepat Gain membungkuk meminta maaf pada yeoja itu lalu menarik lengan Jongin untuk segera kelua dari tempat itu dan masuk ke kelas.

Yeoja itu sedikit menganga melihat tingkah 2 anak yang baru ia temui itu. Lalu ia mengangkat bahunya, dan mulai bermain biolanya kembali. Namun ia menghentikan permaiannya dan melihat ke arah ambang pintu. Sepertinya aku mengenali wajah yeoja tadi.

–***–

(Pulang Sekolah)

Gain berdiri di depan kelasnya sambil memegangi tas ranselnya. Ia tengah menunggu Sehun. Karena itu permintaan Sehun, dan tentu saja sebagai adik yang baik akan mengikuti perkataan kakaknya.

“Kajja..” tiba-tiba terdengar suara Sehun dari belakang Gain. Tanpa menunggu Gain menoleh ke arahnya, Sehun sudah menarik Gain untuk pergi dari tempatnya tadi berdiri.

 

“Oppa, apakah ajakan kemarin itu sungguhan?” tanya Gain sambil memandangi kakinya yang berjalan lurus ke depan dengan Sehun. Mendengar pertanyaan Gain Sehun menjadi teringat sesuatu, bisa di sebut indah namun mengecewakan?

 Sehun mendekatkan wajahnya pada permen kapas itu, lalu menggigitnya dan membiarkan masuk ke dalam mulutnya. Gain juga mengikuti Sehun untuk mendekatkan wajahnya pada permen kapas itu.Menjadikan jarak antara Sehun hanya dibatasi oleh permen kapas berwarna pink itu. Saat Gain mengangkat wajahnya, pipinya memerah saat memandang wajah Sehun berada sangat dekat dengannya. Dan Sehun tersenyum lembut menatap mata terkejut Gain dan pipinya yang memerah, terlihat sangat imut. Dan entah ada rasa apa yang merasuki tubuh namja tampan itu. Ia menyingkirkan permen kapas itu, mendekatkan wajahnya pada wajah yeoja yang tengah mematung tak bisa bergerak itu. Sehun meraih dagu Gain, dan mendekatkannya semakin dekat dengan wajahnya. Detak jantung Sehun pun menjadi sangat cepat, badannya juga merasa agak merinding. Tapi bagaimana pun juga, hal itu sudah terlanjur ia perbuat.

Mianhae Gain, batin Sehun. Pertemuan di Siyeong belum sampai ke menit 20. Namun Sehun sudah melakukan yang tidak-tidak. Sehun memejamkan matanya dan siap meraih bibir mungil yeoja itu. Yeoja yang membatu tak bisa berbuat apa-apa selain terkejut, bingung dan gugup. Hanya 2cm lagi bibir keduanya akan menyatu. 2cm lagi. Sekali lagi..Mianhae.. batin Sehun.

Sehun menggelengkan kepalanya lalu menghembuskan nafasnya panjang.

“Padahal sedikit lagi… Semoga nanti akan terwujud….Jebal..” kata Sehun dengan suara yang kecil. Sekecil apapun, tetap saja orang yang di dekatnya akan menengarnya.

“Apa yang terwujud?” tanya Gain sambil menoleh pada Sehun.Sehun langsung menoleh pada Gain dan melambai-lambaikan tangannya dan mimik wajahnya begitu terkejut.

“Ani,ani,ani! Lupakan saja, itu bukan apa-apa!” jawab Sehun. Gaiin hanya manggut-manggut. Gain kembali membuka mulutnya, menanyakan pertanyaan kembali pada Sehun.

“Jadi apakah kita akan bertemu di Siyeong atau bagaimana?” tanya Gain.

“Bisakah kita bertemu di halte bus seperti biasa? Eum.. Pukul 4 sore nanti.. Kau mau?” tawar Sehun. Gain mengangguk sambil tersenyum, tanda ia menyetujui tawaran Sehun. Pasti nanti akan asyik! Batin Gain.

Pikiran Gain sudah berada di Siyeong, ia membayangkan bagaimana asyiknya bermain di wahana bermain besar seperti itu.Pastilah sangat menyenangkan, apalagi itu adalah pertama kalinya bagi Gain. Dan itu akan menjadi hal yang sangat menyenangkan.

–***–

(Rumah Sehun 15.51)

Sehun merapikan rambutnya di depan cerminnya. Ia juga kembali mengecek kembali penampilannya. Lalu mengangguk saat semuanya sudah di rasa lengkap.Hanya tinggal kotak kecil itu yang belum di bawa, Sehun segera mengambil kotak kecil itu dan memasukkan pada saku celananya.Sehun berbalik badan dan berjalan ke ambang pintu, namun langkahnya terhenti. Keberadaan Yoohyun di sana, menghambat langkah namja tinggi bernama Sehun itu.

“Minggir…Aku sedang ada janji…”kata Sehun sambil melewati Yoohyun. Dengan sigap, Yoohyun mendekap kaki Sehun yang melebihi tinggi tubuh anak itu.Sehun menoleh ke arah Yoohyun. “Ya! Kau jangan seperti ini! Aku sedang ada janji!” seru Sehun sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

“Ani! Hyung beritahu dulu mau pergi kemana. Nanti akan kulepaskan!” kata Yoohyun masih mendekap kaki Sehun. Sehun berpikir sejenak, jika ia menjawab akan pergi ke wahana bermain bernama Siyeong itu, pastilah Yoohyun akan merengek meminta padanya untuk ikut.

“Mmm… Aku akan pergi mengerj…”

Belum selesai Sehun menyelesaikan kalimatnya, ibunya menghampiri Sehun. Berdiri di hadapan Sehun sambil tersenyum lembut.

“Kau berdandan sangat rapih sekali.. Apa kau pergi menemui seseorang Sehun?” tanya ibu sambil mengusap lembut rambut Sehun.

“Mmm, ne.” Jawab Sehun pendek.

“Yeoja?” tebak ibu sambil menatap tajam Sehun. Sehun membulatkan matanya, ia takut jika menjawab ‘iya’ ibunya akan marah atau mengomel. Dengan takut-takut Sehun menganggukkan kepalanya. Dan ibunya tertawa kecil lalu mencolek hidung putranya itu dengan gemas. “Aigoo.. Ternyata pria tampan eomma ini sudah dewasa eo… Ingin pergi kemana?” tanya eomma kembali.

“Siyeong world.” Jawab Sehun.Yoohyun yang ada di bawah Sehun tentu mendengar dengan sangat jelas jawaban hyung-nya itu. Dengan semangat ia berjalan ke ibunya dan berteriak keras merengek meminta ikut pergi bersama Sehun.

“Eomma!! Aku ikut! Boleh kan?? Aku boleh ikut kan???” Sehun membulatkan matanya menatap Yoohyun.

“Ani! Kau di rumah!” sergah Sehun. Namun takdir itu di putuskan oleh ibunya dan jawabannya,

“Ajak saja dia, daripada ia mengamuk dan membuat rumah ini hancur. Tak apakan ?”

Jawaban lembut itu membuat Yoohyun menatap Sehun degan seringan senyum nakal menghias wajahnya. Sedangkan Sehun, ia hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak perkataan orang tuanya. Dengan setengah hati, ia menarik lengan kecil Yoohyun keluar dari rumahnya. Hancur sudah moment ku ini. batin Sehun.

–***–

(Halte bus)

Gain berdiri di sana sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Kepalanya celingukan mencari sosok tinggi dan tampan yang bernama Sehun. Di liriknya jam tangan coklatnya yang melingkar di pergelangan tangannya. Yeoja itu menghela nafas panjang, ini sudah pukul 4 sore. Namun Sehun belum datang juga.

“Apa yang oppa lakukan eo? Kenapa belum datang juga?” kata Gain.Ia memandangi sepatu putihnya itu. Ia berpenampilan sangat sederhana sekali saat ini.

Sweater rajutan berwarna biru muda lembut dengan panjang sampai ke pahanya, rok putih dengan panjang hingga sebatas lututnya dan sepatu putih polosnya. Membiarkan rambut panjangnya tergerai rapih tanpa menggunakan hiasan rambut apapun. Dan juga tas ransel kecilnya yang berwarna coklat muda yang sedana dngan jam tangannya.

Tak lama kemudian, terdengarlah lankahan kaki cepat ke arah Gain. Yang tentu saja membuatnya menoleh ke sumber suara itu. Terlihat ada Yoohyun yang memanggil namanya dengan riang dan Sehun yang melambaikan tangannya sambil menampakkan senyum manisnya pada Gain.

“Haaah..Haah..Mianhae..Kau sudah lama menungguku?” tanya Sehun sambil mengatur nafasnya dan menormalkan detak jantungnya. Gain hanya menggelengkan kepalanya smabil tersenyum lembut. Dan dalam detik ke 3 sebuah keberuntungan menghampiri mereka.

Bus yang akan menjadi tujuan tempat mereka datang dengan cepat. Tanpa basi-basi Sehun dan Gain masuk ke dalam bus sambil membantu kaki pendek Yoohyun meraih pijakan bus.

 

Setelah beberapa puluh menit duduk manis di bus sambil menikmati permen yang dibawa Gain. Akhirnya sampailah mereka di wahana bermain besar yang di namakan ‘Siyeong World’.

Diantara mereka bertiga, yang sudah memasuki halaman Siyeong World adalah Yoohyun. Ia langsung berlari sambil bersorak-sorak tak jelas. Tapi, itu wajar. Karena Yoohyun juga masih usia anak-anak, usia dimana manusia lebih mendominasi di dunia bermain.

“Wua.. Tempat ini sangat menajubkan…” takjub Gain sambil menatap kesekelilingnya. Sehun yang ada di sampingnya langsung menoleh dan mengerutkan dahinya.

“Apa kau belum pernah kesini? Ini tempat populer dan sudah ada cukup lama. Saat aku SD tempat ini sudah di bangun.Aku mengunjunginya saat piknik sekolah.” Timpal Sehun. Gain menoleh dan menatap tak percaya.

“Sicca? Aku sama sekali belum pernah kesini.”kata Gain. Sehun memandang Gain dengan aneh.

“Apa yang kau lakukan dulu SD?” tanya Sehun. Pertanyaan sederhana Sehun membuat Gain merasa terbebani menjawabnya. Pasalnya, Gain harus menggali lagi memorinya. Dan tentu saja ia mengingat masa pahit SD nya, yang membuatnya dahinya berkerut dan berkeringat dingin. Gain memegangi dahinya dengan tangan kanannya, Ani..Ani..Tak mungkin pertanyaan sesingkat itu, kujawab dengan sangat panjang dengan cerita pahitku…Tak akan.. pikir Gain.

Sehun memperhatikan wajah dan kelakuan Gain yang berubah dan terlihat stres. Dengan itu, Sehun tahu jika Gain tak ingin membahas pertanyaannya itu. Dengan tak terjawabnya 1 pertanyaannya , menimbulkan beberapa pertanyaan di kepalanya. Memang ada apa di masa kecilnya? Apakah hal buruk?  Dan…Kenapa ada firasat aneh eo?

“Hyung! Noona! Kajja! Jangan lambat-lambat seperti siput!” seru Yoohyun yang membalikkan badannya ke arah Sehun dan Gain. Sehun dan Gain saling berpandangan lalu akhirnya tangan besar Sehun menarik Gain ke arah Yoohyun.

 

Mereka bertiga mengawali permainan mereka dengan bermain pecah balon dengan peluru panah. Karena itu salah satu tempat terdekat dari mereka berdiri tadi. Dan yang bermain hanya Sehun dan Gain, sedangkan Yoohyun yang menyemangati sambil berharap agar mendapatkan hadiah besar dari kemenangan Gain dan Sehun.

DAR!

1 balon berhasil Gain pecahkan, 1 balon dari 5 kali percobaannya. Gain tertawa kecil melihat dirinya berhasil. Walaupun berhasil di terakhir kesempatan. Tentu saja Gian tak mendapatkan apapun. Ia beralih pada namja di sampingnya, Sehun. Sehun terlihat serius sekali saat memecahkan balon itu, melemparkan peluru panahnya dengan hati-hati.

DAR!

“Wua!! 5 balon!” seru Sehun sambil tertawa ke arah Gain. Gain ikut tertawa dan bertepuk tangan. Dari kemenangan Sehun itu, ia hanya mendapatkan. “Gantungan kunci?” gumam Sehun sambil memegang gantungan kunci dengan tokoh kartun yang di sebut ‘Moomin’. Sehun memberikannya pada Yoohyun namun Yoohyun menolaknya dan akhirnya, Sehun menggantungkan gantungan kunci itu pada tas ransel Gain. Gain menoleh pada Sehun dan tersenyum. Ia memandangi gantungan ‘Moomin’ itu.

“Gomawo.” Kata Gain sambil tersenyum lebih manis dari sebelumnya. Melihat senyuman manis Gian membuat hati Sehun meleleh dan matanya tak dapat berkedip untuk menatap yaoja cantik di hadapannya, hanya sebuah senyuman saja dapat membuat jantung Sehun berdegup dengan kencang dan hebatnya dan kelakuannya menjadi kikuk, lebih tepatnya salah tingkah. Sehun menggaruk-garukkan bagian belakang lehernya.

“Aeeum.. Kajja kita coba yang lain. Cepat jalan Yoohyun….” Sehun menggandeng tangan Gain dan mendorong kecil tubuh Yoohyun.

Setelah pecah balon, mereka berjalan menyusuri tempat itu.Mencari permainan yang menarik lainnya. Dan permainan tembak sasaran sebagai pilihannya, Yoohyun dengan semangat menembakkan makhluk luar angkasa itu dengan tembakan yang berisi bola tenis. Dan permainan ini  juga dimainkan oleh Sehun. Jika Yoohyun untuk bersenang-senang dan kebanggan mengalahkan makhluk luar angkasa, sedangkan Sehun mendapat hadiah bagus yang akan di berikan oleh Gain.

Gain sendiri lebih tertarik dengan panggung kecil yang ada berada beberapa meter dari tempat Sehun dan Yoohyun. Kakinya menariknya ke kerumunan yang ada di depan panggung kecil itu. Suara biola, itulah yang terdengar. Alunan biola yang indah. Gian membulatkan matanya saat melihat wajah si pemain biola. Itu yeoja yang tadi di sekolah! Batin Gain. Apa dia selebritis? Dia pemusik terkenal? Pikir Gain.

Yeoja itu bermain biola dnegan terbawa emosi. Raut wajahnya sangat serius, dan hanya melirik ke penontonnya hanya sekali atau dua kali saja. Ia snagat fokus pada biolanya. Jari jemarinya yang lentik, menari-nari di alat musik itu dengan lincahnya. Sampai-sampai Gain sedikit membuka mulutnya karena takjub dengan yeoja itu. Karena terlihat sangat berbakat.

Plok,plok,plok,plok..

Semuanya yang menonton pertunjukan kecil itu berteuk tangan, termasuk Gain. Yeoja itu membungkukkan badannya cukup lama lalu kembali berdiri tegap. Yeoja itu menyapu semua pandangan di sekelilingnya, di perhatikannya wajah-wajah yang menonton pertunjukan biolanya. Dia, dia juga di sini? Batinnya saat melihat Gain. Baru saja ia ingin memperhatikan detil wajah Gain, Gain sudah berbalik badan dan pergi dari tempat itu.

Gain berlari kecil ke arah Sehun dan Yoohyun, sepertinya pertunjukan biola itu lebih lama dari durasi bermain Sehun dan Yoohyun. Dan benar saja, Yoohyun tengah memakan es krim sambil melambaikan tangannya, sedangakn Sehun ia tengah memegang tangan boneka ‘Moomin’ dengan tagan kanannya. Moomin? Apakah tema hari ini adalah tokoh kartun berwarna putih dengan mata biru yang di beri nama Moomin itu?

“Haah..Haah..Mianhae, aku asyik melihat pertunjuka kecil di sana.” Kata Gain sambil memegangi lututnya. Sehun hanya menepuk-nepuk punggung Gain lalu menyodorkan boneka Moomin itu pada Gain.Dan tentu saja di terima baik oleh Gain. Gan tersenyum lebar lalu memeluk erat boneka besar itu.

“Ini, hadiah bermain tadi.” Kata Sehun sambil membuang mukanya, menyembunyikan wajah merahnya karena malu memberikan boneka itu dan melihat wajah manis Gain yang tengah tersenyum bahagia . Gain mengangkat kepalanya dan menatap Sehun dengan amat senang.

“Gomawo.. Oppa hebat sekali! Aku akan menjadikan boneka ini teman tidurku.” Ucap Gain ceria. Sehun langsung menoleh pada Gain saat mendengar kata ‘teman tidur’.Gain kembali menundukkan kepalanya, menatap bonekanya sambil mengusap-usap kepala bonekanya.Persis anak kecil.  “Dan.. Jika aku rindu opppa, mungkin cukup melihat wajah moomin ini sambil mengsuap-usap kepalanya? Hihihi.. Akan kuberi nama… Semin.” Kata Gain sambil mengangkat kepalanya dan tersenyum manis. Membuat wajahnya menjadi sangat manis. Dan pasti tak ada makhluk yang bisa melawan rasa lelehan hatinya saat melihat senyuman itu. Termasuk Sehun. Ini kedua kalinya ia mendapat senyuman dari malaikat yang membuat badannya lemas.

“Hyung, kajja..Kita main yang di sana..” pinta Yoohyun sambil menarik-narik tangan Sehun. Menyadarkan Sehun dari Gain.

–***–

(17.25)

Sehun, Gain dan Yoohyun duduk di bangku taman yang ada di dekat komidi putar.Sehun dan Gain tengah menikmati es krim, sedangkan Yoohyun asyik dengan banyak makanan yang ada di tangan kanan dan kirinya. 2 sosis bakar di tangan kanan dan lollipop  rasa apel di tangan kiri.

Gain menoleh pada Yoohyun dan tertawa kecil saat melihat daerah bibir dan bibir Yoohyun penuh dengan noda bumbu sosis bakar di sana.

“Aigoo Yoohyun, kau berantakan sekali…” kata Gain sambil mengambil tisu dari dalam tasnya lalu mengusapnya perlahan pada Yoohyun. Gain tersenyum kecil saat Yoohyun sudah bersih kembali.

“Wua..Gomawo noona!” kata Yoohyun bersemangat. Yoohyun melihat ke arah kakaknya dan menatap dengan tatapan penuh kemenangan (?). “Hyung! Bibirku di usap Gain noona..Bweek..” kata Yoohyun. Gain mengangkat alisnya, karena terkejut dengan ucapan yang Yoohyun lontarkan barusan. Sementara Sehun hanya memandang adiknya itu dengan kesal lalu menjulurkan lidahnya. Yoohyun menoleh pada Gain lalu turun dari tempat duduknya. Ia menarik-narik rok Gain.

“Kau mau apa?” tanya Gain.Yoohyun menunjuk ke belakang Gain, atau lebih tepatnya ke arah komidi putar. Gain membalikkan badannya lalu menunjuk komidi putarnya. “Kau ingin naik itu?” tanya Gain. Yoohyun menganggukkan kepalanya. Gain bangkit lalu mengantarkan Yoohyun ke tempat loket komidi putar itu. Hanya mengantar, Gain sama sekali tak tertarik pada komidi putarnya.

Sehun memperhatikan Gain dan Yoohyun sambil memanyunkan bibirnya.

“Kubilang apa, seharusnya Yoohyun tetap di rumah.” Kata Sehun. Ia memandangi es krimnya lalu kembali menatap Gain. Sehun mendapat sebuah ide kecil, ia tersenyum kecil.

Yoohyun menaiki kuda di komidi putar itu, sambil terus memakan makanannya. Gain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, Apakah kakaknya dulu juga seperti itu? Hihihi.. batin Gain. Gain kembali duduk di samping Sehun dan melanjutkan memakan es krimnya.

“Kau tak naik?” tanya Sehun. Gain menoleh pada Sehun, dahinya berkerut lalu tertawa.

“Oppa.. Kau itu bukan anak kecil seperti Yoohyun…” kata Gain saat melihat daerah bibir Sehun dan bibirnya di penuhi oleh es krim vanillanya.

“Kalau begitu, bersihkan.” Pinta Sehun smabil menunjuk bibirnya.  Gain memiringkan kepalanya, melihat Sehun yang bisa bersikap aneh seperti itu.

“Ani, oppa bersihkan sendiri.” Kata Gain sambil memberikan selembar kertas tisu pada Sehun. Lalu menyelesaikan memakan es krimnya. Sehun menatap tisu yang ada di tangannya tak percaya. Kenapa dia sadis sekali eo? Pikir Sehun. Ia mengusap noda di bibirnya itu sendiri dengan kasar, sambil menatap Gain dengan tajam. Memikirkan sesuatu agar dia punya moment manis dengan Gain.

“Ya~ Apa kau sengaja membuat noda juga disini eo?” kata Sehun sambil mengusap noda es krim yang ada di sudut bibir Gain. Gain hanya terdiam, pipinya memanas dan perlahan menjadi merah.

Sehun menarik tangannya dan tersenyum pada Gain.

“Selesai..” kata Sehun yang kembali menikmati es krimnya yang tinggal sedikit. Namun Gain masih diam mematung, masih takut menatap wajah Sehun.

Sehun membuang bungkus es krimnya ke tempat sampah, lalu memperhatikan wajah Gain. Cantik, ia sudah tahu itu. Manis, itu juga sudah tahu dari dulu. Tapi yang ada di kepalanya, bagaimana caranya yeoja itu menjadi yeojachingunya? Tanpa menolaknya? Karena ia sangat ingin menjadikan Gain benar-benar miliknya. Itulah yang dipikirkan Sehun. Ah, aku tahu..

Sehun mengambil boneka Moomin yang ada di dekatnya. Ia hendak memainkan boneka besar itu.Mendekatkan boneka itu pada Gain, menggerakkan tangan kanannya seolah melambai pada Gain.

“Gain~ Tengok kemari..” Gain menoleh pada bonekanya yang tengah di mainkan Sehun, Gain tak bicara apa-apa. Karena menunggu apa yang akan Sehun katakan. “Aku Semin….Dan itu nama yang kau berikan padaku…” Baiklah, itu pembicaraan yang sangat tak masuk akal, dan membuat Gain terkikik sambil menatap Sehun. “Aku..Punya cerita untukmu, dan ada pertanyaan di akir ceritanya. Kau mau mendengarkan? Ini cerita yang ku karang sendiri..” Gain menganggukkan kepalanya dengan semangat.

“Suatu hari, ada pria bernampilan lusuh dan tiba-tiba di datangi oleh seorang putri cantik. Dan tak ada yang akan tahan menghadapi senyum manis putri cantik itu. Dan betapa beruntungnya pria lusuh itu ketika di undang ke istananya yang luas. Pria lusuh itu diajak bicara banyak oleh putri itu, membuatnya hubungannya menjadi dekat. Karena itu, putri menghadiahkan mahkota cantik pada pria itu. Putri itu mengatakan, jika mahkota itu menjadi lambang jika mereka menjadi sahabat baik yang akan selalu menyapa jika bertemu.Putri itu juga sudah memeluk pria lusuh itu beberapa kali, karena putri itu ketakutan.

Benar saja, sejak kejadian mahkota itu.Mereka menjadi lebih dekat dan sering mengunjungi pasar di kerajaan secara bersama-sama.  Mereka sangat dekat, dan pria itu menyukai putri cantik itu. Tapi pria itu menutup mulutnya tak mau menyatakannya. Ia takut jika putri menolaknya, tetapi ia juga tak suka mengganjal perasaan itu. Karena ia terlalu penasaran…Akhirnya pria itu mengajak putri ke tempat taman hiburan.

Dan pria lusuh melakukan sesuatu pada putri cantik itu..ia melakukannya seperti ini.” Sehun menghentikan kalimatnya. Padahal Gain sudah tertarik dengan cerita buatan Sehun itu.

Sehun merogoh saku celananya, meraih sesuatu di dalamnya.Sebuah kotak kecil yang berwarna hitam. Sehun membuka kotak kecil itu, kotak yang berisi kalung dengan cincin yang menjadi bandul kalung itu. Lalu memakaikan pada leher Gain. Lalu merapikan rambut Gain.Lalu memegang kedua pipi Gain dengan ke dua tangannya, membuat jarak wajah antara keduanya sangat sedikit. Gain hanya diam menatap mata Sehun dengan sedikit khawatir, ia sangat gugup saat itu.Membuat kedua pipi gadis itu memanas dan menjadi merah matang. Padahal yang gugup tak hanya Gain, Sehun juga sebenarnya sangat gugup.

“Pria itu melakukan seperti ini, dan mengatakan seperti ini..” Sehun menggantungkan kalimatnya. “Aku sangat menyukaimu, kau begitu baik dan perilakumu juga manis. Aku tak peduli dengan pengalaman pahit yang pernah dialami walaupun hanya sekali. Aku juga sangat menyayangimu, kau yang lebih muda dariku membuatku menjadi kakak dihadapanmu.Jika saja kau mau menerimaku menjadi kekasihmu aku akan selalu menyayangimu.Melakukan apapun yang terbaik untukmu… Jadi, apa kau mau menerimaku putri cantik? Dan pria lusuh itu juga melakukan ini untuk meluluhkan perasaan putri cantik itu…”

Sehun menelan ludahnya, lalu ia memejamkan matanya.Dengan nekatnya, Sehun menempelkan bibirnya pada Gain.

Chu~

Hanya sekedar menempel tak lebih. Gain membulatkan matanya, tak percaya jika ia akan berciuman pada umurnya 16 tahun. Itu bukan umur dewasa untuk melakukan hal seperti itu bagi Gain.Omo! Apa yang harus aku lakukan?? Tubuhku sama sekali tak bisa bergerak… Tuhan, tolong aku… batin Gain. Ia menanggapi ciuman sederhana itu sebagai hal yang menakutkan.

Lembut, itulah yang dirasakan Sehun. Jika Sehun senang dan bahagia, Gain merasa ketakutan dan gemetaran. Sehun membuka sebelah matanya menatap Gain sesaat, dari mimiknya Gain sama sekali tak menyukai hal itu. Apa dia ketakutan? Pikir Sehun. Sehun menjauhkan wajahnya, sebelum Gain bertambah takut dan sebelum nafsu prianya mengusai  dirinya. Sehun menormalkan jaraknya pada Gain seperti semula.

“Lalu…Eeeum.. Apa yang di katakan putri itu?” tanya Gain dengan takut-takut.

“Kau mau tahu jawabannya?” tanya balik Sehun. Gain menganggukkan kepalanya. “Jika saja kau sebagai putri cantik itu, kau akan menjawab apa pada pria lusuh itu?” tanya Sehun. Gain mengernyitkan dahinya sambil memiringkan kepalanya.Ia memikirkan pertanyaan Sehun sambil mengingat cerita pendek Sehun tadi.

“Aku? Eum…Entahlah, tapi pria itu sudah mencium sembarangan.Aku tak begitu suka jika perlakuan seperti itu.” Jawab Gain yang sukses membuat Sehun terkejut setengah mati. Pastilah Sehun tahu apa jawaban Gain. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. “Ne aku tak suka, tapi jika yang menjadi pria lusuh itu Sehun oppa…Aku akan memaafkannya dan tentu saja menerimanya. Karena putri cantik itu juga sayang pada pria lusuh itu. Bukankah, purti itu pernah menjawab pertanyaan semacam ini?”

Sehun mengangkat kepalanya, ia mengingat waktu yang lalu. Memastikan jika ia pernah menanyakan seperti itu. Ah ne, dia menjawabnya saat kami sudah baikan… Haha betapa bodohnya aku. Kenapa aku malah menanyakannya lagi? batin Sehun. Sehun menatap Gain dan tertawa. Ia menggaruk-garuk kepalanya, menahan malunya.

“Tapi.. Apa kau benar-benar menerima pria lusuh itu? Eum, maksudku aku?” tanya Sehun memastikan. Gain tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Ne, mana mungkin aku menolak namja biak seperti oppa.”kata Gain sambil memamerkan deretan giginya. Dan terlihat wajah anak-anaknya jika ia tersenyum meringis seperti itu.  Sehun tertawa sambil membuang mukanya, ini hal romantis yang manis atau konyol. Ini menjadi satu bagi Sehun, dan kata yang tepat. ‘Bodoh’. Sehun menoleh pada Gain kembali lalu menggeser tempat duduknya, dan kini benar-benar bersebelahan pada Gain.

Grep

Sehun memeluk tubuh Gain, ini permulaan bagi keduanya. Biasanya mereka seperti ini saat phobia Gain sedang kumat saja. Dan untuk kedua kalinya Gain hanya diam menanggapi hal itu, ia memang menerima perlakuan Sehun yang memeluk tubuhnya. Namun ia tak bisa membalas pelukan namja itu jika Sehun memeluk dirinya dari samping. Dan dari telinganya terdengar suara Sehun yang kecil.

“Saranghae.” Ucap Sehun lalu melepaskan pelukannya.

Hal yang lucu bagi keduanya, terlihat canggung saat Sehun menyatakan perasaannya. Apalagi di tempat umum. Apakah hal tadi romantis? Manis? Konyol? Lucu? Canggung? Sepertinya iya.

 

Setelah hal konyol berlalu dan Yoohyun telah selesai dengan komidi dan makanannya. Tinggal 1 wahana terakhir yang diminta Gain. ‘Bianglala’, Gain sangat ingin menaiki permainan itu. Dengan berbekal permen kapas berwarna pink, mereka bertiga masuk ke dalam salah satu bianglala itu. Gain  masuk ke dalam sambil terus memakan permen kapasnya, sedangkan Yoohyun. Ia berjalan gontai karena kelelahan.

Yoohyun duduk di samping Sehun sedangkan Gain berada di depan 2 namja itu. Sambil melihat keluar jendela dan memakan permen kapasnya. Sehun memperhatikan Gain yang tengah takjub dengan pemandangan di luar jendela dan menghabiskan permen kapasnya. Kenapa mirip dengan mimpiku? Pikir Sehun.

Sehun mengalihkan pandangannya pada adiknya. Terlihat adiknya sedang kelelahan, membuatnya tak berisik seperti sebelumnya. Sesekali Yoohyun mengucek-ucek matanya sambil menguap lebar. Matanya berkaca-kaca, bukan karena menangis. Karena dia tengah mengantuk berat.

“Duduk di sini.. Hyung akan membuatmu tertidur..” kata Sehun lembut pada Yoohyun sambil menepuk-nepuk pahanya.Yoohyun menoleh pada Sehun, lalu akhirnya duduk di pangkuan tubuh besar kakaknya. Yoohyun menggeliatkan kepalanya, untuk mendapat posisi yang nyaman disana. Yoohyun menguap sangat lebar dan membuat tangan kanan besar Sehun yang menutupnya. “Aigoo..Kau kelelahan..Tidur disini ne?Tenang saja..” kata Sehun sambil mengusap-usap kepala Yoohyun dengan kasih sayangnya.

Gain menoleh pada Sehun, hati Gain terasa hangat saat melihat Sehun dan Yoohyun seperti itu. Ia senang jika mereka terlihat damai seperti itu, dan iri. Gain sangat ingin punya adik, apalagi jika semanis Yoohyun. Pasti sangat menyenangkan. Gain tersenyum saat melihat wajah damai Yoohyun yang telah tertidur di pangkuan Sehun. Dan tangan Sehun membelai rambut pendek Yoohyun perlahan. Gain bangkit dan duduk di samping Sehun.

“Sudah tertidur?” tanya Gain dengan suara yang kecil. Sehun menganggukkan kepalanya. “Kyeopta~” kata Gain dengan nada yang terdengar sangat imut. Nada itu tidak di buat-buat, itu suara aslinya jika melihat sesuatu yang imut di matanya. Sehun terkekeh mendengar saura Gain barusan.

“Oppa, kau mau makan permen ini? Rasanya sangat manis..” tawar Gain sambil mendekatkan permennya ke arah Sehun. Sehun membulatkan matanya sambil menatap permen kapas itu. Aku sangat tahu kejadiannya selanjutnya..Tapi mana mungkin akan sama dengan di mimpi? Itu tak mungkin. Batin Sehun. Namun dugaan Sehun salah.

Gain mencuil sedikit permen kapas itu lalu menyuapkan pada mulut Sehun.

“Buka mulutmu oppa.” Kata Gain. Sehun terdiam sejenak menatap mata Gain tak yakin, dan pada akhirnya membuka mulutnya. Membiarkan tangan Gain memasukkan permen kepasnya pada mulut Sehun. “Enak bukan?” kata Gain sambil menggigit permen kapasnya.

–***–

Disinilah Sehun dan Gain berada, berjalan di antara ratusan orang di sana. Sehun berjalan sambil menggendong Yoohyun, dan Gain berada di samping namja tinggi itu. Gain mengusap-usap kepala Yoohyun dengan lembut.Sehun menatap Gain itu dan tersemnyum lembut.

“Ada apa?” tanya Sehun. Gain mengangkat kepalanya lalu meringis.

“Ani.. Apa oppa tak keberatan menggendong Yoohyun seperti ini?” tanya Gain dengan nada yang polos. Sehun hanya menggelengkan kepalanya. Gain mengalihkan pandangannya pada bone besarnya itu, ia memeluknya dengan erat lalu menghembuskan nafasnya panjang. “Oppa..” panggil Gain tanpa menoleh pada Sehun.

“Ne?” Sehun menjawab panggilan Gain. Sehun memperhatikan Gain yang tengah menunjuk-nunjuk kepala bonekanya dengan jari telunjuknya. “Kau sebal?” tebak Sehun. Gain menoleh sambil menggembungkan pipinya dan mengangguk dengan mantap.

“JinA eonni akhir-akhir ini bicara dengan tak jelas padaku….Nadanya aneh, dan sangat bersemangat saat berbicara, dan menyebut-menyebut nama Luhan. Maksudnya apa eo?” Gain mengernyitkan dahinya dengan sangat lucu, apalagi ia membawa boneka yang imut. Membuat kesannya kekanak-kanakan. Sehun membulatkan matanya, ingin sekali ia mencubit pipi Gain dengan sangat keras karena gemas dnegan tingkahnya dan pertanyaan yang baru saja yeoja itu lontarkan, Kenapa ia sangat bodoh jika persoalan seperti ini? Aigoo.. pikir Sehun.

“Ya, apa kau tak curiga? Pastilah JinA suka dengan Luhan. Dan bisa saja pacaran.Karena mereka sangat dekat akhir-akhir ini..Apa kau tak cemburu jika kita tak seromantis dengan mereka eoh?” kata Sehun. Gain menaikkan alisnya lalu memukul lengan Sehun dengan keras.

“Oppa~ Jangan bicara aneh-aneh….Dan, kenapa oppa bisa bicara seperti itu?” tanya Gain polos.

“Hhh.. Apa kau tak mau kita seperti mereka? Bukankah kita sudha pacaran eoh? Dasar bodoh.” Sehun mendorong kening kepala Gain dengan jari telunjuk kirinya. Gain hanya diam dan memanyunkan bibirnya. Pacaran atau tidak, sepertinya akan sama saja..Hhh, batin Gain. “Apa kau berpikir jika hubungan seperti ini sama saja eo?” kata Sehun seolah dapat membaca pikiran Gain. Gain membelakkan matanya, karena terkejut jika Sehun bisa bicara seperti itu. Namun ia kembali mengubah mimik wajahnya menjadi kesal.

“Huh, apapun itu.. Sama saja kau itu kuanggap sebagai oppa.” Kata Gain dengan acuh, lalu memeluk sangat erat bonekanya. Meneggelamkan sebagian wajahnya ke kepala bonekanya yang besar.

–***–

 

**Next(?)

Gimana chingu? >< maaf kalo alurny makin gk jelas..Penjelasanny gk masuk akal xD ._.V #peace!! Ambil intiny aja ya? :v minta doanya aja ya ? :v haha.. biar terus lanjut, ;) – Maafkan atas Typonya, :D maaf lama ng postny, ada kendala :3 hihihihi..Makasih dukungannya! :D Gomawo~

 

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles