Judul Fanfiction : 93 Days [PROLOG]
Author : ellegita.
Main Cast :
-Kyungsoo
-Jongin
-Baek Hyun
Genre : Drama/YAOI.
Lenght : Chaptered.
Rating : PG-15.
” With you in 93 days, 2222,22 Hours, 133333,2 second. “
***
Kyungsoo pernah mengalami ini ketika umur nya tujuh tahun ; orang – orang rumah berusaha panik, mereka memaksa seseorang turun dari Taxi, dan mendapatkan bahwa dokter mengatakan dengan nada ke ibuan, ” Dia hanya terlalu banyak menghabiskan bungkus – bungkus permen. “
Dan waktu dimana Kyungsoo kecil akan membela dirinya dan mengatakan hal menurut pikiran seorang anak tujuh tahun, ” Tapi aku tidak pernah memakan bungkusan permen. “
Dan dokter terbawa menjadi seorang yang memiliki umur sama dengan Kyungsoo kecil lagi, ” Kalau begitu kamu hanya terlalu banyak memakan gula kapas. “
” Darimana kamu tahu bahwa seorang anak tujuh tahun mencintai gula kapas ? ” Kyungsoo terkadang menanyai hal yang sama pada dokter setiap kunjungan nya terjadi sampai Kyungsoo mendapatkan bahwa dia telah tumbuh dan berada di kelas pertama sekolah menengah.
Dokter tadi, mengambil bor dan mengganti sarung tangannya, ” Aku tidak pernah mengatakan kamu mencintai gula kapas itu.”
” Diam. “
***
Hari – hari musim panas telah lewat dengan waktu yang beberapa orang rasakan sebagai beberapa detik. Dan Kyungsoo benci ini karena ia akan segera bertemu dengan tumpukan kertas yang membentuk sebuah bukit kecil dan daun – daun akan menutupi sepatu nya bahkan saat ia baru membuka pintu.
” Hai. ” orang – orang yang masuk ke sekolah hari ini mengatakan tiga huruf yang sama seperti sebuah lagu yang diputar ketengah sebentar lalu diputar ke awal dan ketika dia berada pada waktu yang sama dengan putaran tengah sebelumnya, dia mendapatkan bahwa waktu nya telah diputar lagi kebelakang dan itu terjadi untuk beberapa kali.
Pagi ini Kyungsoo remaja mendapatkan Chanyeol tengah melonggarkan kaki ke kolong penyangga meja Byun Baek Hyun dan dirinya dengan nguapan yang bersemangat dan tanda – tanda bahwa dia sangat tidak peduli pada nasib orang yang akan duduk disana, kecuali jika itu Kyungsoo karena ia mengatakan anak itu lebih menakutkan dari ibu nya.
Jadi ketika tubuh kecil Kyungsoo telah memasuki ruangan, Chanyeol mengeluarkan kaki nya dengan hati – hati dan ekspresi yang mengatakan bahwa dia benar – benar minta maaf lalu membuka resleting tas dan mengambil buku Kimia walaupun hari ini kelas tidak ada pelajaran yang akan diajarkan dan ini kelas Biologi.
” Kamu menyukai Kimia ? ” Kyungsoo menaruh tubuh nya di tempat duduk busa yang begitu nyaman, sebelum dia mengikuti Chanyeol tapi dengan judul buku yang berbeda : The Time Machine yang ditulis H.G. Wells.
” Aku hanya pura – pura membacanya agar terlihat rajin. ” Chanyeol kembali bermuka riang dan menjawab dengan apa ada nya sebelum tertawa sendiri dan mendapatkan bahwa ia pusing ketika menyadari bahwa Kyungsoo tidak ikut tertawa, ” Dan kamu benar – benar menyukai sastra ? “
Kyungsoo tidak memberikan sebuah jawaban dari apa yang Chanyeol tanyakan, hanya menggerakkan sedikit bola maanya ke arah Chanyeol, sekitar empat nano meter dari posisi sebelum nya, ” Dari mana kamu mendapatkan kata benar – benar ? “
” Orang yang duduk di samping kiri ku hobi bergosip. ” Chanyeol menunjuk meja Byun Baek Hyun, yang tidak akan datang sampai besok karena terjatuh dari sepeda gunung baru nya yang hanya dia rusak dalam tiga jam, sebelum melanjutkan karena pandangan mata Kyungsoo remaja mengatakan bahwa Kyungsoo tidak mengerti, ” Dan aku sering mendengarnya secara tidak sengaja dan kadang benar – benar menguping karena aku penasaran untuk beberapa gosip yang si dungu itu lontarkan. “
” Oh. ” Kyungsoo mengatakan dua huruf terakhir sebelum ia mendapatkan kepala sekolah mereka yang latah dan botak menggandeng tangan seorang pria berkulit hitam dengan mesra seperti homoseksual walaupun hampir seluruh sekolah memang tahu bahwa kepala sekolah bertangan indah itu genit dan banyak menaruh cinta pada anak – anak tampan.
” Jongin, kenalkan dirimu dengan singkat atau pun panjang. ” lirikan – lirikan cemburu dan heran dari sebagian anak – anak perempuan dan laki – laki menjadi hal terpanas ketika sang kepala sekolah itu memegang pipi sang pria dengan penuh kasih dan menyeramkan untuk dilihat ataupun dibayangkan.
Jongin, pria hitam yang menerobos ke kelas mereka bersama kepala sekolah kurang waras tadi, melepaskan tangan berbau parfum buatan Italia itu dan memutar hadapan matanya yang penuh percaya diri dan bercahaya kepada arah duduk semua orang di kelas, ” Aku Kim Jongin. Murid yang lebih muda dari kalian dua tahun dan agak hitam. “
” Kau sangat hitam. “
