Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

The Soul Knight Crystal of MAMA (Chapter 2)

$
0
0

The soul knight crystal of MAMA [Chapter#2]

.

Author : Lee Ji Ra (before: Kyung_Ra)

Genre : Fantasi, Mistery(maybe), Romance

Rating : T

Cast : You can find it in the story ^^

Contact me : ‘@nisya_yha’

.

Note : Oh ya, saya Cuma mau kasih tau, yang Chapter kemaren itu bukan teaser, saya salah nulis *garuk-garuk kepala* dibagian akhir sama judulnya XD..

Oke, langsung saja~

Lee_Jira © Present

 

=Happy Reading=

 

Hyeri, gadis dengan rambut sebahu dan tinggi tubuh rata-rata untuk gadis seumurannya. Gadis yang kita semua kenal sebagai teman-bahkan sahabat- seorang Jira.

Setelah mendengar undangan secara langsung dari Minho, gadis ini memutuskan untuk segera pulang, mengingat jam kuliahnya hari ini sudah habis. Ia pulang, akan tetapi tidak langsung menuju rumah dan mengistirahatkan tubuh juga pikirannya, melainkan pergi ke sebuah rumah sakit yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus tempatnya menuntut ilmu. Ia bermaksud mengunjungi eommanya yang sedang mendapatkan perawatan khusus disana.

Ketika sampai di lobby rumah sakit, ia mempercepat langkahnya, tidak sabar untuk menemui eommanya tercinta. Ia merindukannya, karena sudah selama sebulan lebih ini eommanya dirawat. Ini memang sudah kegiatan rutinnya mengunjungi sang eomma satu kali dalam seminggu. Hanya ia.

Senyuman manis seketika menghiasi wajahnya yang tampak kelelahan saat–

CLEK~

–membuka pintu kamar rawat eommanya. Dilihat eommanya yang sedang makan. Mendengar suara pintu terbuka, eomma pun mengalihkan pandangannya pada makanan dan beralih menatap seseorang yang membuka pintu tersebut-yang ternyata adalah putri semata wayangnya-. Sebuah senyuman tulus pun muncul di wajah pucatnya.

Sedikit berlari memasuki kamar itu dan–

“Eomma.. bogoshipoyo..”

–memeluk sang eomma. Matanya sedikit berkaca-kaca. Sejenak keadaan hening. Selang beberapa detik, pelukan itu terlepas.

“Nado chagi ..” eommanya menjawab dengan senyum yang tak lepas dari wajah putih pucatnya. Hyeri pun duduk dibangku yang disediakan disamping tempat tidur pasien. Eommanya nampak mengelus puncak kepala Hyeri dengan sayang.

“Kau sudah makan Chagi?” eomma bertanya dengan nada khawatir yang jelas didalam. Yang ditanya menjawabnya dengan gelengan kepala tak lupa senyum yang masih setia diwajah cantiknya. Eommanya sedikit menunjukan raut yang kaget.

“Aku tidak lapar, eomma. Lagi pula, pagi tadi aku kan makan banyak. Aku ini kuat, eomma tenang saja” jawabnya dengan kekehan diakhir.

“kau ini, bagaimana bisa kau belum makan, eoh? Kalau kau sakit, bagaimana?” Tanya eommanya lagi, kini dengan raut wajah khawatir yang jelas.

“akukan kuat eomma.. hehe.. eomma tenang saja. Sekarang, eomma habiskan makanan eomma. Aku tidak mau keadaan eomma menurun lagi, Ne?” Hyeri menyelesaikan ucapannya dengan menggenggam tangan pucat eommanya. Ia mengelusnya pelan.

“Ne, arraseo chagi”

Setelah itu, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring.

5 menit berlalu. Eomma Hyeri pun sudah menyelesaikan acara makannya dan tentunya diakhiri dengan meminun obat yang diberikan dokter. Hyeri membantu eommanya untuk bersandar pada kepala tempat tidur. Eommanya kembali tersenyum merasakan perhatian dari anak tersayangnya.

“Gomawo chagi.. “

“Nde?”

“terimakasih karena mau menyempatkan waktu untuk merawat eomma yang sakit seperti ini.. padahal masih banyak hal yang mesti kau kerjarkan selain ini..”

“eomma. Eomma ini bicara apa? Ini memang sudah kewajibanku. Merawat eomma yang sudah melahirkanku, merawatku sampai besar, dan menjagaku, juga menyayangiku..”

“Tapi eomma merasa tidak enak karena menggangu waktumu..”

“eomma. Aku ini anakmu. Jadi tidak usah merasa tidak enak seperti itu padaku, Ne? lagipula, aku melakukan ini dari hatiku yang paling dalam”

“Gomawo Chagi..” eomma pun mendekap tubuh kecil Hyeri kedalam pelukan hangatnya. Ia terharu mendengar penuturan anak gadisnya. Diciumnya puncak kepala Hyeri dan mengelus rambut belakangnya lembut. Hyeri yang dipeluk hanya dapat terdiam.

Setelah melepas pelukan, Hyeri mulai bercerita banyak tentang kisah sehari-harinya dikampus. Mulai dari songsaengnim yang tiga hari lalu menghukum dirinya dan sahabatnya-Jira- karena lupa membawa tugas bulan kemarin, kejadian dimana ia merasa kesal dengan ini itu, dan tentang ajakkan Minho yang mengundangnya ke acaranya.

“emm ..Eomma.. nanti malam, bolehkah aku izin untuk datang keacara temanku? Jadi mungkin, aku tidak bisa menjaga eomma nanti malam, gwaenchana?” Hyeri meminta izin pada sang eomma yang masih terkekeh karena cerita dirinya sebelum ini.

“Kkk~ tentu saja boleh, chagi.. kau harus mengahidirinya, ia kan sudah mengundangmu..” jawab eommanya sembari menghentikan tawa kecilnya.

“baiklah kalau begitu.. gomawo eomma… “ Hyeri memeluk eommanya.

CLEK!

Seorang dokter didampingi oleh seorang suster berjalan menghampiri Hyeri yang tengah memeluk eommanya. Merasakan kehadiran seseorang, eomma dan Hyeri saling melepaskan pelukan. Lalu keduanya menoleh kesumber suara-terbukanya pintu-.

“Mianhamnida.. Nyonya Park, sekarang waktunya anda untuk beristirahat. Dan agasshi, dimohon untuk menunggu diluar sebentar, saya akan memeriksa keadaan eomeonim anda..” Hyeri yang mendengarnya mengangguk patuh lalu bergegas keluar kamar.

 

Wednesday –09 December 2012 –17.30 KST

“hh~ dress mana yang harus ku pakai ke pesta Minho nanti?? dressku bahkan terlihat sedikit buruk.. hh~” Hyeri menghela nafas berat. Ia bingung. Buktinya  jelas pada keadaan kamarnya kini. Berantakan. Beberapa dress mini dan beberapa pakaian formal tertata dengan kondisi sungguh tidak elit di atas kasur.

“Hhh~ pakai yang mana ya?? Ini.. ah aniyo.. yang ini, shireo shireo.. hmm ige? Ah ini saja…” Hyeri terus bergumam sendiri sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk memilih dress mini berwarna biru tua dengan pola bunga-bunga sebagai penghiasnya.

Setelah mempercantik wajahnya dengan sedikit polesan bedak dan sebagainya, ia bergegas menuju tempat dimana pesta Minho diadakan.

 

Caféria milik Minho nampak ramai dipenuhi para tamu dan undangan, keadaan ini terlihat saat Hyeri memasuki halaman café. Hyeri membulatkan matanya takjub, karena baru pertama kali baginya untuk menghadiri pesta resmi yang cukup megah. Ia melemparkan pandangannya pada setiap sudut dekorasi yang menghiasi pesta.

Hyeri mulai melangkahkan kakinya memasuki halaman yang cukup membuatnya pusing, karena tidak ada satu orang pun-baru ia lihat- yang ia kenal.

“Jira~ Where are you? I need you here, please~ ishh..” Hyeri bergumam pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Sosok teman yang ia cari bahkan belum ia temukan batang hidungnya.

Berfikir sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Jira. Dengan lincah, ia menggerakan jari-jarinya diatas papan tuts ponsel hitam miliknya.

~Nomor yang anda tuju sedang aktif, silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi ‘bip’~

“errggh.. Jira.. Kau dimana?? Aish menyebalkan..eotteohke?”  gumaman Hyeri kembali terdengar. Ia melirik jam tangan biru laut yang melingkar manis ditangan kirinya. “Aduhh.. sebentar lagi acaranya akan dimulai.. bagaimana ini?? Bahkan Jira me–

BRAK!

–matikan ponselnya.. awww..” dua kata terakhir Hyeri terdengar sangat pelan diiringi ringisan pelan. Ia mendongakkan kepalanya. Matanya membulat terkejut, dan tubuhnya sedikit menegang saat iris matanya menangkap seorang namja yang sangat ia kenal.

Namja dihadapan Hyeri pun ikut menunjukkan ekspresi terkejutnya, sedikit terselip raut ketakutan di wajahnya. Keadaan sejenak hening, sampai suara gadis disamping namja tadi terdengar.

“Hyukkie.. kenapa??” yeoja disamping namja-yang ia panggil Hyukkie- tadi mengeluarkan suaranya pelan, tersirat nada kebingungan didalamnya. “ah.. kau tidak apa-apa, nona??” lanjutnya sembari menatap cemas kearah Hyeri.

Hyeri masih mematung, memandang lurus kearah mata namja dihadapannya. Sepersekian detik kemudian, ia tersentak kaget. Dengan cepat, ia berdiri, tidak lupa mengambil ponselnya yang terjatuh.

Kini Hyeri berdiri tepat dihadapan namja tadi. matanya kembali fokus kedalam mata namja didepannya. Ia mencari jawaban atas pertanyaan yang saat ini mulai mengelilingi pikirannya. Diliriknya seorang yeoja disamping namja itu, terlihat raut wajahnya yang kebingungan.

“Hyukkie.. Kau kenapa diam? Waeyo, chagi?” yeoja itu kembali mengeluarkan suaranya. Kali ini dibarengi dengan mengguncang pelan lengan hyukkie yang digandengnya. Hyukkie yang tersentak refleks menoleh kesamping dan menjawabnya dengan gelengan.

DEG!!

Hyeri semakin mematung setelah dengan sempurnanya ia mencerna perkataan yang baru saja didengarnya. Ia bingung-sedikit linglung-, pikirannya terus bergulat dengan berbagai macam pertanyaan. Matanya mulai memanas.

“Hyukkie…” gumam Hyeri lirih pelan, seperti bisikkan. Namun, namja yang dipanggil hyukkie dihadapannya masih dapat menangkap kata yang keluar dari Hyeri. Ia memandang Hyeri takut juga cemas.

“eung.. dia siapa Hyukkie? Kau kenal dengannya, chagi?” yeoja tadi bertanya dengan bingung tanpa lupa menatap-sedikit sinis- pada Hyeri yang tadi menyebut Hyukkie-nya.

Mata Hyeri semakin memanas, penglihatannya memburam akibat air mata yang mulai mengumpul dimata indahnya. Ia menggigit pelan bibir bawahnya, menahan agar ia tidak mengeluarkan isakan, karena ia yakin sebentar lagi cairan bening dimatanya akan turun membuat sungai kecil dipipinya.

Namja didepannya kalut memikirkan jawaban apa yang akan ia beri pada yeoja disampingnya. Ditatapnya Hyeri yang menunduk dalam, tubuhnya terlihat bergetar. Hendak menjawab, namun gagal karena Hyeri yang kini berlari meninggalkan tempatnya.

 

Hyeri berjalan cepat-terlihat seperti berlari-, meninggalkan tempat yang membuat hatinya retak. Tak dipedulikan seruan beberapa orang yang tak sengaja ditambrak olehnya. Pikirannya melayang kemana-mana.

“Hyeriiii~” Sebuah teriakkan tertangkap gendang telinganya. Ia menoleh mencari sumber suara. Dan..YAP! dilihatnya Jira yang melambaikan tangannya pelan dengan raut wajah terkejut. Jira berusaha menghampiri Hyeri dengan melewati beberapa orang yang menghalanginya.

Namun, sekali lagi, Hyeri tidak mempedulikan apapun, termasuk Jira. Ia melanjutkan jalannya cepat.

“Hyeriii~ ya.. tunggu~” bahkan teriakkan Jira diacuhkan olehnya.

“Hyeriii-ah—

BYUR~

—ouhhh…” Jira kaget. Disaat sedang dalam kehawatiran, ia justru bertindak ceroboh. Diliriknya sekilas kearah Hyeri berlari, namun kosong, tak ada Hyeri disana. Tatapannya beralih kearah gaun hitam didepannya. Basah. Gaunnya pun begitu. Oh tidak, matilah kau Jira! Jira was-was dalam hati.

“Ahh. Jeosonghamnida.. jeongmal jeosonghamnida..” Jira berucap cepat sembari mengelap gaun hitam yang terlihat basah-sedikit- milik yeoja dihadapannya dengan sapu tangan miliknya.

“A.. Ne.. ne.. gwaenchana agashi..” yeoja bergaun hitam itu menjawab canggung. Dipegangnya lengan Jira sehingga aktivitas mengelap Jira terhentikan. Yeoja itu tersenyum canggung. Jira menatapnya bingung.

“Gwaenchana agashi.. tidak perlu dibersihkan..” yeoja itu bersuara dengan lembut. Jira membalas dengan senyum yang sama canggungnya.

“Loh? Ada apa ini, Jira?” Minho datang. Ia menatap bingung kearah dua yeoja didepannya. “eoh? Richan? Kau sudah datang?” Minho mengalihkan pandangannya pada Richan-yeoja bergaun hitam-.

Richan tersenyum, tidak canggung kali ini. “Ne, Minho.. eoh? Jadi ini Jira?” -Richan menatap kaget Jira.

 

Hyeri masih berlari, menuju pintu keluar halaman besar cafe milik Minho. Air matanya masih setia mengaliri pipi putihnya. Ia merasa sekelilingnya terhenti, sunyi, hampa, tak ada suara sama sekali. Yang ada hanya rasa sakit akibat hatinya yang semakin retak dan hancur.

Ia tak menyangka, Namjachingu-nya tega melakukan hal itu padanya. Setahu Hyeri, Eunhyuk-Namjachingu Hyeri- adalah sosok lelaki yang sangat menyayanginya, mencintainya. Selalu melindunginya dari apa pun itu. Tapi, itu hanyalah ‘sepengetahuannya’ bukan ‘kenyataannya’.

Hyeri menghentikan taksi tepat dihadapannya, dan bergegas masuk. Tangannya bergetar, terlihat saat ia mencoba membuka pintu taksi. Ia terisak, sangat jelas terdengar. Supir taksi menatap heran padanya.

“Nona, kemana tujuan anda?” supir taksi itu bertanya, memecahkan keheningan sesaat disana.

Drtttt Drrttt~

Ponsel Hyeri bergetar didalam tas kecilnya, segera ia keluarkan dan melihatnya.

=1 Message=

Ditekannya tombol open dipojok kiri bawah pada layar ponselnya.

 

From : Jung uisa-nim

Hyeri, Eommamu tadi sempat kritis karena penyakitnya kambuh. Namun sekarang ia baik-baik saja. Kau dimana? Ahjussi khawatir padamu.

 

Wajah Hyeri menegang, namun ia bernafas lega saat membaca kalimat selanjutnya.

“Seoul hospital…” gumam Hyeri lirih, bahkan hampir tidak terdengar. Namun, supir taksi nampaknya memiliki pendengaran yang cukup tajam, dan ia pun mengangguk sebagai jawaban.

 

Seoul Hospital –09 December 2012 –18.30

CKLEK~

“hikss.. hikss.. “ Hyeri memasuki kamar rawat eommanya perlahan. Sembari menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakannya, ia berjalan perlahan, sangat, sampai tak terdengar suara apapun. Ia tak ingin mengganggu eommanya.

Ia menarik kursi dan mendudukkan dirinya disamping ranjang rawat eommanya. Ia masih menangis.

“eomma.. hiksss.. kenapa semua ini terasa menyakitkan? Aku salah apa?” ia berucap pelan, tak ingin membangunkan eommanya. Diraihnya tangan pucat didepannya, dan menggenggamnya erat.

“eomma.. kumohon jangan tinggalkan aku. Aku tak mau sendiri. Ini terlalu menyakitkan untukku. Eomma.. hiksss” Hyeri memandang sendu eommanya.

Tik-tok-tik-tok-tik-

Suara jarum jam dinding mengisi kekosongan dikamar rawat itu. Hyeri terus terdiam dengan air matanya, membiarkan keheningan menyelimutinya. Ia masih terisak. Lama… hingga ia terlelap dengan posisi tetap duduk dan kepala yang disandarkan disamping ranjang eommanya.

 

In the Other side~

.

.

.

Disudut kamar rawat itu, terlihat kumpalan asap hitam pekat yang lama kelamaan berubah, menampakkan sosok namja tampan yang kini tengah brdiri tegap. Ia melihat kearah yeoja yang dengan wajah damainya tengah terlelap. Namja itu berjalan mendekat, kemudian merendahkan sedikit tubuh jangkungnya sehingga ia sejajar dengan gadis didepannya.

Perlahan, ia angkat tangan kanannya dan mulai mengelus rambut hitam sebahu milik yeoja itu-Hyeri-. Diperhatikannya secara detail wajah natural milik Hyeri. Mata indahnya-walau tertutup-, hidungnya yang sedikit mancung, bibir pink cherrynya.

Namja itu tersenyum, Senyum tipis namun terlihat tulus.

“Aku menemukanmu…”

.

.

==To Be Continued==

.

.

Chapter#2 update—XD

.

Mianhae, lanjutannya lama-banget-. Saya lagi banyak tugas, maklum, kelas IX soalnya, kkk~ juga karena mood saya yang berubah-ubah. Wkwkwk..

.

Makasih buat yang udah ngerespon/comment di chapter sebelumnya.

Seneng deh ~ *terbang*

.

oKai deh, kalau begitu

sampai bertemu dichapter selanjutnya

See You~

*ngilang*

.

.

_Don’t forget to give me your comment/respon_



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles