Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Don’t Forget

$
0
0

@ynimariani

  • Tittle/judul fanfic             : Don’t Forget
  • Author                                  : Choco481
  • Length                                  : Oneshoot
  • Genre                                   : Song fic, hurt, romance
  • Rating                                   : T
  • Main cast                             : Do Kyung Soo (D.O EXO) and Lee Hye Soon (OC)
  • Disclaimer                           : Murni di buat all by my self. Sudah di post di blog pribadi, silahkan mampir http://chocosekai.wordpress.com/
  • Author’s note                    : Fanfict pertama yg berani aku publish. Aku berniat untuk membuat sequel cerita ini tp semua tergantung dr komentar readers,soo please coments for me ^^

 

“We had loved each other,

Though we’re separating now,

Although,we’re under the same sky at different places,

Please don’t forget me”

Hye soon POV

                Dia malaikatku. Malaikat berbentuk manusia pribadiku. Aku pertama kali melihatnya di atap sekolah,di hari pertama aku pindah ke Baekseok High School. Tahun ini adalah tahun ke-3 ku di SMA. Sejujurnya aku sangat kesal harus meninggalkan sekolah lama ku tapi,dalam satu hari anggapan itu berubah. Itu karena kau. Hari pertama ku sangat menyebalkan,aku berjalan sendiri dan entah mengapa aku berakhir di atap gedung bagian selatan. Tempat itu jarang dikunjungin,mereka bilang disana angker. Saat tersadar dimana aku berada otomatis aku membalikan tubuh dan beranjak pergi. Tapi, suara itu menghentikan aku. Suara yang sangat merdu,lembut,dan khas. Aku tidak tahu lagu apa yang dia nyanyikan tapi aku tetap bertahan mendengarkan dalam diam hingga lagu selesai.

“ Nyanyian yang indah,” Ujarku saat lagu berakhir. Dia kaget,sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku sejak tadi. Dia tidak merespon.

“Apa kau seorang penyanyi?” Tanyaku lagi. Aku berjalan mendekat ke arahnya.

Hening. Masih tidak ada jawaban. Dia hanya menatapku. Aneh. Tatapan matanya sangat indah.

“Ah,maaf aku tidak sopan ya?. Hye soon, Lee Hye Soon imnida.” Aku membungkuk dalam-dalam.

“Aku tahu,” Ujarnya singkat.

“Kau murid baru dikelas ku kan?”

Pertanyaannya mengagetkan ku. Aku tidak ingat melihatnya di kelas. Ah,tentu saja. Saat itu aku memang tidak melihat wajah teman-teman baruku,aku hanya menatap tembok belakang. Waktu itu aku sangat kesal.

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Hanya berjalan-jalan,”

“Ingin kutemani mengelilingi sekolah?” Tawarnya. Aku hanya menatapnya sedih. Aku tidak perlu mengenal sekolah ini,aku juga tidak perlu teman. Karena 6 bulan ke depan aku pasti akan pindah lagi. Menyebalkan.

Aku menggelengkan kepala pelan. “ Aku hanya ingin disini,”

“Aku hanya akan duduk diam disini,kamu lanjutkan saja kegiatanmu—“ Kata-kataku terhenti. Siapa namanya?.

“Kyung soo,” Ucapnya cepat,mengagetkan ku.

“Do Kyung soo inmida.” Ujarnya. Apakah baru saja dia membaca pikiranku. Dia tersenyum tipis,tangannya bergerak seakan mengajak ku duduk disampingnya. Aku mengikutinya. Seperti anak anjing penurut. Menghabiskan hari pertama disekolah ini bersamanya.

Sejak saat itu aku selalu bersamanya. Dimanapun,dan kapanpun itu.Kita selalu bersama. Tertawa bersama,bahagia. Aku adalah dia dan dia adalah aku. Faktanya aku sadar bahwa aku telah jatuh. Jatuh terlalu dalam bahkan,aku menyukainya. Bukan,ralat,aku mencintainya. Rasa cinta ini tumbuh subur seperti bunga sakura di musim semi. Aku benci fakta ini. Waktu berlalu dengan sangat cepat saat bersamanya.

Ini bulan ke 6 ku di Baekseok High School. Aku dan Kyung soo sedang berada di atap,seperti biasa menghabiskan waktu istirahat bersama. Untukku ini terakhir kalinya,minggu depan aku akan pergi.

“Kyung soo-ya,”. Memalukan,suaraku bergetar. Dia duduk didepanku, menatapku dengan tatapan teduhnya. Hatiku semakin sakit.

“Kyung—“ Ucapanku terpotong. Gerakannya sangatlah cepat. Badannya telah condong kedepan,condong ke arahku. Bibir manisnya menyentuh miliku,mengecupnya pelan. Aku rasa saat itu mataku akan keluar saking kagetnya,tapi kenyataannya tidak.Saat kecupan manis itu berakhir, mata indahnya,matanya yang kaya warna putih itu menatapku. Tatapan lembut tapi menyakitkan untukku.

“Hye soon-ah,arasseo,” Mataku terasa panas,mungkin aku akan menangis.

“Jika itu sulit,kau tidak perlu mengatakannya,” Perlahan dia meraih tanganku. Menggenggamnya.

“Ini waktu yang cukup singkat tapi,bukankah perasaan kita tumbuh dengan sangat dalam?” Tanyanya.

Aku tidak dapat membuka mulutku. Rasanya terdapat bongkahan es didalam mulutku. Membeku.

Hening. Kita berdua terdiam. Kurasakan bendungan air dimataku sudah tak tertahankan. Aku menangis dalam diam,tanpa isakan. Tangan hangat dan lembutnya menyentuh pipiku,menghapus air mataku. Rasa sakit dihatiku semakin dalam.

“Mungkin untuk kedepannya aku tidak bisa melakukan ini,” Suara Kyung soo mulai bergetar. Aku tahu dia bertahan dengan sangat kuat.

“Jadi,jangan menangis saat aku tak ada untuk menghapus air matamu. Araso Hye soon-ah?”

Aku hanya bisa menangis. Babo. Bicaralah Lee Hye Soon!

“Aku akan meraih impianku menjadi seorang penyanyi. Aku akan menjadi penyanyi terkenal,dengan begitu dimanapun kamu berada kau akan selalu mendengar suaraku,”

Mendengar perkataannya langsung membuatku memeluknya. Memeluknya dengan erat seakan dia akan menghilang jika aku tidak melakukan ini. Tangisanku semakin menjadi.

“Ja—ja-,” Aku tergagap. Seragam Kyung soo telah basah dengan air mataku.

“Ja—jangan lupakan aku,” Hanya itu yang dapat aku katakana. Aku merasakan dia mempererat pelukannya. Kemudian melonggarkannya kembali,tangan kanannya mengelus-elus rambutku.

“Tidak,tidak akan,” Jawabnya.

Hening. Aku dan Kyung soo hanya berdiam dalam kesunyian. Terbawa suasana. Momen-momen berharga aku,kyung soo. Kita. Suara bel terdengar. Jam istirahat telah berakhir. Kyung soo melepaskan pelukannya. Mengelap wajahku yang basah dengan sapu tangannya. Kyung soo tersenyum. Senyuman teduh miliknya. Aku akan merindukannya.

“Dorawajwo Hye soon-ah,dan aku akan mengatakan hal yang paling ingin kau dengar,”

“Aratsoyo Hye soon-ah?” Kyung soo mengecup keningku. Saat itu aku tahu bahwa kita mencintai satu sama lain. Meskipun kita berada di tempat berbeda,langit masihlah satu dan terhubung. Perasaanan ku hari ini tidak akan berubah,karena itu Kyung soo-ya jangan lupakan aku.

======

“When the cold wind brushes against my fingertips,

I am able to hear the sound of your laughs,”

Kyung soo POV

                Sudah satu tahun sejak dia pergi dari hidupku. Gadis itu,bagaimana bisa dia datang begitu saja kedalam hidupku dan pergi begitu saja. Apa dia angin yang bisa pergi sesuka hati?.

Saat ini aku sudah menjadi seorang trainee di SM Entertainment. Teman sekolahku tidak ada yang tahu,bahkan setelah kelulusanku. Dia, juga tidak tahu. Sebentar lagi aku akan debut secara resmi. Apa dia akan mengetahuinya?. Dia berada jauh di London sana,akankah dia tahu?. Kami hanya memiliki e-mail satu sama lain,hanya itu satu-satunya fasilitas komunikasi yg menghubungkan kita.

Aku baru selesai latihan untuk pre-debut. Jadwal latihan aku dan trainee lain semakin padat. Tapi tak bisa menghilangkan pikiranku tentangnya. Ya,tentang dia. Lee Hye Soon.

“Kyung soo-ya,” Panggil Chanyeol. Salah satu trainee yang akan debut bersamaku.

“Ne,ada apa hyung?” Laki-laki yang selalu ceria ini sudah berdiri dihadapanku.

“Sudah kubilang jangan panggil aku ‘hyung’,sebut saja namaku,” Gumamnya cemberut.

“Ayo kita makan dulu,kau,aku dan jongin bagaimana?”

Aku hanya menjawab dengan anggukan. Kim Jongin datang menghampiri.

“Jongin kajja,” Ajak Chanyeol.

“Hyung,aku tidak ingin makan bersama hyung itu,” Gumam Jongin pelan seraya melirik kearah ku.

“Wae?”

“Hyung itu selalu tampak dingin dan sulit didekati. Aku tak ingin bersamanya Hyung.” Jongin merajuk.

Aku dapat mendengar obrolan mereka dengan jelas. Aku memiliki pendengaran yang bagus. Sudahlah lebih baik aku pulang saja.

“Hyung,” Aku menarik pelan lengan baju Chanyeol.

“Sepertinya kali ini aku tidak ikut,Eomma sedang menungguku.”

“Benarkah? Sayang sekali kalau begitu—“ Aku memotong ucapan Chanyeol.

“Aku permisi.” Aku membungkuk memberi salam kepada mereka berdua. Saat ini aku hanya ingin sendiri. Dengan cepat aku berlalu pergi meninggalkan mereka,aku masih dapat mendengar suara Chanyeol yang memangil.

Malam ini cukup dingin,angin berhembus dengan garangnya. Dingin. Rasa dingin menjelajah pelan dalam tubuhku. Aku merasakan hembusan angin dingin di ujung jariku. Saat seperti ini,saat aku jatuh seperti ini aku akan selalu teringat oleh mu. Masa-masa sulit selama menjadi seorang trainee dapat kulalui. Karena saat angin dingin berhembus mengenai ujung jariku,aku dapat mendengar suara tawamu. Suara tawamu yang memuji dan menyemangatiku. Saat-saat sulitpun tertutup dengan tawamu,ya suara tawamu,senyumanmu yang terrekam dalam ingatanku.

Dengan itu aku bertahan. Tahukah kau hei,Hye soon-ah?

======

“I cry again because I’m lonely,

Because I miss your two eyes which reflected me,

The words I wasn’t able to say,

Because my lips had frozen,

The words I wasn’t able to say,

Because the tears covered my mouth”

Hye soon POV

                “Hye soon,ada apa? kenapa kau menangis?” Tanyanya padaku. Dia temanku,Emerald.

“Hah,akhir-akhir ini kenapa kamu sering menangis tiba-tiba seperti itu?” Emerald menatapku heran. Saat ini aku sedang berada di pestanya. Hari ini adalah hari ke 100-nya dengan Josh. Kekasihnya.

“Kamu tidak sopan Hye soon,” Cibir Lyn.

“Ayolah,harusnya kita senang-senang bukan?” Emerald meraih tanganku,mengajakku untuk ikut menari dengannya. Saat seperti ini,saat berkumpul seperti ini akan menyiksaku. Terkadang aku akan mengingatnya,teringat dengannya. Apakah dia sedang tertawa dengan temannya juga,sepertiku?. Apakah dia makan dengan baik?. Apakah dia baik-baik saja?.

Apakah dia merindukan aku? Seperti aku yang merindukannya?. Air mataku menetes kembali,aku menangis dalam diam. Aku merasakan kesepian dalam keramaian seperti ini.

Aku merindukannya. Aku kesepian tanpanya. Tanpa sadar aku menangis dan menangis lagi.

Hey,Kyung soo-ya. Tahukah kamu?.

Aku minta maaf,saat terakhir kita bersama aku tak dapat mengatakan apa-apa. Aku hanya terus membasahi bajumu dengan air mataku. Maaf aku tidak dapat mengatakannya.

Air mata menutupi bibirku sehingga aku tak bisa mengucapkan kata itu. Too much tears,Kyung soo-ya.

Kata-kata yang tidak bisa aku katakana padamu saat itu,kata-kata yang tak dapat ku katakan karna bibirku membeku. Kata-kata itu,kalimat itu,hingga saat ini masih aku simpan. Sampai saat dimana aku bertemu denganmu lagi dan mengutarakannya.

=====

“Do you know who

The person who had to let you go,

As they clutched their heart?

That person is me,

Please love that person”

Hye soon POV

                “Aku bilang tidak usah!.” Bentakku.

“Aku baik-baik saja,ini hanya hal sepele!” Aku terus membentak layar laptop dihadapanku. Aku sedang melakukan video call dengannya,ya dengan Do Kyung soo.

“Hye soon-ah,kau dirawat selama dua minggu. Bagaimana itu bisa dibilang baik?” Suaranya masih lembut. Jangan terus bersikap baik seperti itu,aku akan semakin merindukanmu.

“Aku akan segera kesana—“ Aku dengan cepat memotong perkatanya.

“Ya!! Do Kyung soo,neo michyeosseo!?” Sentak ku lagi.

“Sekarang,besok,lusa bahkan untuk 3 minggu kedepan jadwalmu sangatlah penuh. Kau ingin bolos? Eoh?!” Aku semakin meninggikan suaraku. Aku harus membuatnya tetap di korea. Ini bulan-bulan pentingnya. Sekarang ini debutnya,masa promosinya bagaimana bisa dia meninggalkan korea begitu saja. Tidak,aku harus membuatnya stay.

“Tidak masalah,aku hanya akan meminta izin selama dua hari,” Dia masih berbicara lembut denganku. Tolong Kyung soo marahlah,ini sangat menyakitkan bersikap seperti ini kepadamu.

“Lihat wajahmu sangatlah pucat Hye soon-ah,biarkan aku menjenguk mu.”

“Anio,gwenchana. Jangan kesini,kamu tidak perlu kesini.” Aku merasakan suaraku yang semakin pelan.

“Hye soon-ah,” Panggilnya.

“Ini semua akan baik-baik saja,percayalah.”

Aku menggelengkan kepala ku. Rasa pusing teramat dalam tengah kurasakan. Tidak,aku tidak boleh terlihat sakit dan lemah didepannya. Dia akan semakin mengkhawatirkanku.

“Tidak. Ini tidak akan baik-baik saja,” Tanganku mencengkram kuat kasur rumah sakit ini. Bertahan.

“Do kyung soo,kalau kamu berani menginjakan kaki di London ini,” Nafasku tersenggal. Tidak, Lee Hye soon bertahanlah.

“Aku—aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu lagi!” Ujarku dengan sangat tegas. Dengan sesegera mungkin kuputuskan video call dengan Kyung soo. Pandanganku berkunang-kunang,hal terakhir yang aku ingat adalah semua menjadi gelap. Hanya kegelepan yang hampa.

Maafkan aku Kyung soo-ya. Aku tidak ingin kau merusak kesempatan berharga itu,akhirnya kau debut. Tinggal beberapa langkah lagi menuju impianmu. Maafkan aku membentakmu,tapi biarkan aku bersikap egois Kyung soo-ya. Setidaknya jika kita tidak dapat bertemu kembali,kau tidak akan menangisiku karena,karena aku orang yang jahat. Tapi Kyung soo-ya,tetap cintailah aku. Jebal.

=====

Kyung soo POV

“Do Kyung soo,kalau kamu berani menginjakan kaki di London ini,” Kata-katanya terhenti,dia sulit bernafas.

“Aku—aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu lagi!” Seketika wajah pucatnya,wajah yang kurindukan itu menghilang dari layar. Dia memutuskan video callnya. Aku merasakan kata-kataku tercekat ditenggorokan. Aku tidak mampu berkata apa-apa. Hatiku sangatlah sakit. Ucapannya sangatlah dingin tapi,aku tidaklah merasa marah. Tatapan Hye soon tadi,tatapan mata miliknya sangatlah menyedihkan. Tatapan mata yang sama yang kulihat di hari pertama dia masuk ke sekolahku. Tatapan mata yang sedih,kesepian,dan terluka. Ada apa denganmu Hye soon-ah?.

Kau membuat hatiku sakit,tapi aku tahu kaulah yang paling sakit saat ini. Mengucapkan kata-kata itu,membentakku,bahkan memutus video call sepihak seperti itu. Aku tahu semua hal yang kau lakukan ini,membuatmu merasa sakit. Hye soon,kau sangat buruk dalam hal berbohong.

Bagaimana aku bisa melupakanmu?.

Bagaimana bisa aku berhenti mencintaimu?. Saat kau bahkan rela terluka untukku. Rela tertawa,marah,dan menangis hanya untukku. Bagaimana mungkin aku tidak mencintai gadis sepertimu,Hye soon-ah?.

=====

“We had loved each other,

Though we’re separating now,

Although,we’re under the same sky at different places,

Please don’t forget me”

Normal POV

                Do Kyung soo,atau yang sekarang lebih dikenal dengan stage name D.O. menatap para penonton dari celah. Dia sedang berada di back stage. Tatapannya sedikit menerawang,dia sedang melamun.

“Dia akan datang,dia benar-benar akan datang ke show case akhir tahun ini,” Kyung soo membatin.

“Hye Soon-ah,Lee Hye Soon.” Pikirannya terhenti,seseorang memanggilnya.

“Hyung,bagaimana penampilanku?” Sehun,maknae dari EXO menghampirinya. D.O menatap Sehun perlahan,kemudian merapihkan rambut dan topinya. Mereka akan tampil menampilkan show case sederhana untuk mini album mereka,Miracles in December.

“Oke.” D.O memberikan dua jempol terangkat untuk Sehun.

“EXO Standby,5 menit lagi.” Suara staf terdengar menggema di back stage ini. Suho member isyarat untuk semua member berkumpul.

“Baik,semuanya dengar—“ Suho menghentikan kata-katanya. Seperti biasa,para member EXO paling suka tidak mendengarkan Leader mereka berbicara.

“Tolong fokus.” Suara D.O menarik perhatian. Semua perhatian member kemabali pada Suho.

“Baik,sebelum naik ke stage ayoo kita berdoa”

“Ah,jangan lupa kita juga harus melakukan yel-yell.” Tambah Chanyeol.

Mereka hanya menjawab dengan anggukan. Lingkaran telah terbentuk. Member EXO nampak sangat serius berdoa. Kemudian mereka semua saling menjulurkan tangan kedepan.

“We’re ONE. EXO Saranghaja.” Teriak mereka bersama.

                Saat ini adalah sesi tanya jawab. MC yang memimpin acara menanyakan arti mini album Miracles in December bagi mereka. Satu persatu. Studio di penuhi oleh teriakan para fans.

“Baiklah,sekarang kita beranjak ke D.O,”

“Apa arti mini album Miracles in December menurutmu?” Host menanyakan dengan atraktif.

“Hm-mungkin lagu-lagu ini adalah hadiah natal dari kami untuk semua fans EXO,” D.O nampak berpikir.

“Sepertinya dari tadi D.O sangat bahagia ya?” Ucap co-host acara tersebut.

“Benarkah?” Kyung soo memberikan tatapan khasnya.

“Sudah katakana saja,” Celoteh Kai yang diikuti oleh tawa dan senyum jail dari semua member.

“Ah,ini juga sebagai hadiah ulang tahun bagi siapa saja yang lahir di bulan desember.” Lanjutnya lagi diakhiri dengan senyuman. Beberapa member lain mebuat back sound “Oooh~”,sedangkan yang lainnya hanya ikut tersenyum dan saling senggol. Sepertinya yang lain menunggu lanjutan kata-kata Kyung soo.

“Tepatnya untuk seseorang yang lahir tanggal 12 di bulan ini.” Kyung soo berujar pelan,rona merah tipis muncul di pipinya. Sedangkan kesebelas member yang lain semakin membesarkan tawa mereka.

“Wah,yeojachingu?” Tanya Host.

D.O tersenyum lembut namun terkesan misterius. Ada arti lain dari senyumnya.

“Aniyeo,teman lamaku.” Ucapnya pelan.

Waktu yang sama di lain tempat.

“Bukankah gadis itu malang sekali?” Ujar salah satu perawat.

“Gadis di ruang ICU itu?”

“Kudengar dia sudah berada dalam keadaan kritis selama 2 jam,” Perawat lainnya melanjutkan.

“Ah,lihat. Bahkan hanya ada satu orang saja yang menunggunya. Kemana orang tua dia?,” Para perawat itu mengobrol sambil berjalan.

“Kudengar orang tuanya adalah pengusaha kaya raya,”

“Benarkah?” Suara para perawat itu meninggi.

“Stttt,tapi mereka sudah bercerai—“ Suara obrolan perawat-perawat itu sudah tidak terdengar lagi.

Di kursi tunggu depan ruang ICU terlihat seorang paman paruh baya. Tertunduk sedih,di tangan kirinya terdapat Flashdisk hitam dengan gantungan berlabel,bertuliskan To: Do Kyung Soo,sedangkan tangan kanannya menggengam lembut amplop surat berwarna baby blue dan sebuah jurnal,atau album foto. Entahlah?. Tangannya gemetar,terlihat dia menahan tangis. Penampilannya menunjukan dia seorang Butler.

“Young lady Hye soon.” Ujarnya lirih.

-Flashback

“Sebastian,kau bisa menunggu diluar,” Hye soon memerintahkan Butler setianya itu.

“Terima kasih untuk persiapannya. Dengan begini aku bisa membuat hadiah untuk ulang tahun Kyung Soo bulan depan.” Suara Hye soon sangatlah pelan tapi tidak menghilangkan antusias yang ditunjukannya.

“Apakah tidak apa young lady?” Sebastian terdengar ragu.

“Sudah-sudah keluarlah,”

“Ah,sebelumnya Sebastian. Tolong belikan aku amplop dan kertas surat,yang lucu dan berwarna baby blue,oke.”

“Yes,young lady.” Sebastian menunduk memberikan salam dan beranjak pergi. Saat ini Hye soon hanya sendiri dalam kamarnya. Didepannya terdapat handycam. Handycam itu sedang merekam.

“Aaa~aa test—test. Ng,” Hye Soon menghentikan ucapannya. Di ulurkan tangannya yang di infus kearah handycam.Melambai-lambaikan tangannya.

“Aku akan mulai merekam,” Hye soon tersenyum cerah. Wajah pucatnya tertutup oleh senyum tulus miliknya. Indah.

“Annyeong Do Kyung soo. Bogo sipeoyo,Kyung soo-ya,”

“Kyung soo-ya,aku mungkin akan pergi jauh tapi aku yakin kamu akan terus menghidupkan aku di dalam hatimu,benarkan?.” Hye soon tersenyum,keringat dingin mengalir ke pipinya.

“Banyak hal yang ingin kukatakan tapi,aku hanya akan meringkasnya. Yap,meringkasnya dengan cara yang paling kau sukai,melalui lagu,” Hye soon mengambil gitar acoustic yang sedari tadi berada di sisi kanan kasur.

“Baik,ah-aku akan mempersembahkan dua lagu untuk Do Kyung soo-ssi,dengarkanlah.” Hye soon tersenyum dan menunduk memberi salam. Hye soon menyanyikan lagu ulang tahun untuk Kyung soo,lengkap dengan mengenakan topi kerucut pesta. Selesai menyanyikannya Hye soon beranjak menyanyikan lagu inti. Wajahnya nampak serius.

Terdengar petikan gitar memenuhi ruangan.

Uri seoro saranghaenneunde,

Uri ije heeojineyo,

Gateun haneul dareun gose isseodo,

Budi nareul itji marayo.

Alunan lagu Don’t forget milik Baek ji young terdengar. Hye soon bernyanyi dengan baik. Dengan penghayatan yang sangat baik. Wajahnya terlihat sangat sedih. Matanya berkaca-kaca,namun tidak ada air mata yang jatuh. Hye soon melanjutkan nyanyiannya.

“Please,don’t forget me,Kyung soo-ya.”

-Flashback end

                Lampu ruang ICU telah mati,beberapa dokter keluar. Wajah mereka terlihat lelah. Dengan seluruh kekuatan yang ada,Sebastian menghampiri para dokter tersebut. Flashdisk dan amplop baby blue itu tidak pernah lepas dari tangannya. Wajahnya saat ini sangatlah cemas.

Hanya gelengan pelan para dokter tersebut yang terlihat saat itu. Sebastian terpaku. Membeku di tempat.

“Maaf.” Ucap kepala dokter tersebut.

END



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles