Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Cynicalace [EPILOG]

$
0
0

POSTER CHAP 18 2

Title : Cynicalace

Author : NadyKJI & Hyuuga Ace

Length : Chaptered

Genre : Romance, Comedy, Friendship

Rate : G

Main Cast :

Jung Re In (OC)

Geum Il Hae (OC)

Park Chanyeol (EXO)

Kim Jong In (EXO)

Disclaimer: Annyeong, ff ini adalah murni hasil pemikiran author yang kelewat sangat tinggi, dilarang meniru dengan cara apapun, don’t plagiator. Gomawo #deepbow.

Summary :

Ada pepatah yang mengatakan bahwa ‘jika kau membenci seseorang sebenarnya kau sedang belajar untuk mencintainya’. Awalnya aku sama sekali tidak mempercayai pepatah konyol seperti itu. Sampai kau dan ceritamu hadir mengisi hariku.

–Jung Rein–

Cinta. Hal yang tidak pernah aku pikirkan, sampai aku bertemu denganmu. Betapa lucunya ketika jantungmu berdetak tidak karuan dan pipimu memerah hanya karena melihatnya. Betapa menakutkannya memikirkanmu meninggalkanku. Mungkin aku tidak mengerti sepenuhnya tentang hal baru ini, tapi mari kita menjalaninya bersama.

–Geum Ilhae–

Hey, Geum Ilhae. Terima kasih karena telah menyadarkanku akan satu hal. Ada hal di mana hatimu yang dibutuhkan dan bukannya logika. Mulai detik ini, warnailah hidupku dengan berbagai warna dengan warna yang kau bawakan sejak kita pertama berjumpa.

–Kim Jong In–

Aku sudah mencintaimu dari masa lalu, masa kini, dan aku yakin di masa depan pun aku tetap mencintaimu. Jadi, maukah kau akhiri kisah kita seperti ini? Aku dan dirimu. Di satu lintasan yang sama, cinta.

–Park Chanyeol–

___

“SELAMAT KALIAN PARA MAHASISWA!”

Suara yang berasal dari panggung menggema seiring dengan semua mahasiswa yang melemparkan toga mereka ke udara. Suasana kelulusan yang sangat kental dan meriah. Hal yang tidak terlewatkan juga oleh Ilhae, Rein, Chanyeol, Baekhyun, dan Chen.

Di kerumunan agak ke belakang, kelima manusia itu tengah berkumpul.

Ilhae melempar toganya ke udara dan karena salah sasaran toganya melambung dan mengenai wajah Chen yang berdiri disebrang yeoja itu.

“Ya! Geum Ilhae! Kau ingin membuatku buta ya?! Lempar itu ke atas bukan ke depan!” Protes Chen sembari menutupi matanya yang terkena ujung toga Ihae.

Well, mian. Aku tidak ingin togaku benar-benar hilang.” Ilhae menjulurkan lidahnya sedangkan Baekhyun yang sudah literary membuang toganya entah ke mana hanya tertawa menyaksikan pertengkaran tolol abad ini.

Berbeda dengan Ilhae, Chen, dan Baekhyun. Ketika Rein melempar toganya bocah bernama Park Chanyeol malah berlari untuk menangkap toga kepemilikan Rein yang terlempar agak jauh itu.

“Apa yang kau lakukan Park –”

Rein tidak sempat melanjutkan kalimatnya karena Chanyeol sudah memasangkan toganya yang terlihat agak kebesaran untuk bersarang di kepala Rein.

“Kau simpan toga milikku, dan aku menyimpan punyamu. Arra?”

Rein membeku. Terkadang hal kecil dan terkesan kekanakan yang namja bernama Park Chanyeol itu lakukan selalu berhasil menyentuh hatinya.

“Y-ya…”

Chanyeol tersenyum lebar tapi dia tidak tahan melihat wajah Rein yang sedikit tersipu sehingga menimbulkan rona merah di kedua pipinya. Tangan besar Chanyeol terulur, Rein menduga namja itu akan mengelus pipinya atau semacamnya. Tapi namja itu malah menarik kencang – mencubit – pipi kanan Rein sehingga yeoja itu hanya bisa melotot kesal ke arah Chanyeol yang sudah cengegesan.

“YA! PARK CHANYEOL!”

Kaja! Mari berfoto.”

Lalu dengan itu Chanyeol menggenggam erat tangan Rein seakan-akan dia tidak akan pernah melepaskannya lagi dan menuntun Rein berjalan keluar dari aula besar Joonmyung. Di tengah perjalanan, mereka berdua mendapat banyak sekali bunga dari para hoobae, kerabat, saudara, maupun orang tua. Rein melihat lebih teliti ke arah kerumunan orang tua teman-temannya untuk mencari orang tuanya, dia tersenyum lega ketika matanya menemukan mereka.

“Yeol-ah, di mana orang tuamu?”

Ekspresi Chanyeol seketika berubah dan itu menggantungkan tanda tanya besar di benak Rein.

“Mereka tidak datang.”

Rein sedikit terkejut mendengar hal itu, tapi dia lebih terkejut mendengar ada nada ketakutan di balik suara namja itu.

Gwaenchana?”

Tapi Chanyeol mengubah ekspresinya secepat yang ia bisa dan mengelus lembut puncak kepala Rein. Berbeda dari sebelumnya, tatapannya kini begitu tulus dan suaranya terdengar lembut ketika dia mengatakan. “Kau carilah dulu orang tuamu dan aku akan menunggumu di podium! Kaja, aku ingin sekali berfoto dengan yeoja chinguku di acara kelulusanku.”

Rein mencoba mengabaikan sebuah perasaan aneh yang timbul di ujung hatinya dan juga soal pertanyaan yang menggantung barusan. Semua karena dia tidak ingin mengacaukan hari bahagia ini. Lalu dia tersenyum kecil.

“Kelulusanku juga. Tunggu aku, ne?

Rein membalikkan tubuhnya dan bersiap berjalan ke arah orang tuanya yang sudah jauh- jauh datang dari Incheon. Tapi langkahnya tertahan ketika ia menyadari bahwa tangan Chanyeol masih menggenggam erat tangannya. Dia baru menyadarinya bahwa namja chingunya sama sekali tidak melepaskan tangannya sedari tadi, walaupun mereka berdua sibuk mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang memberikan ucapan selamat pada mereka.

“Chanyeol-ah..”

Rein menengadah untuk melihat mata namja itu dan menemukan sebuah luka di balik mata indah namja itu. Chanyeol mengunci Rein dengan tatapannya, sebelum ia menarik Rein dalam pelukannya.

“Rein, aku benar- benar mencintaimu. Kumohon, jangan pernah tinggalkan aku.”

Rein merasa debaran yang begitu khas ketika Chanyeol memeluknya. “Aku tidak akan pergi kemana pun, Yeol. Karena aku juga sangat mencintaimu. Dan aku hanya ingin berada disisimu.” Chanyeol merasa begitu hangat ketika ia mendengar suara lembut Rein, jantungnya berdebar keras menyambut detak jantung Rein yang bisa ia rasakan.

“Tapi sekarang aku harus kembali ke orang tuaku dulu, mereka mencariku.”

Lalu dengan berat hati Chanyeol melepaskan pelukannya. “Geurrae.

Rein tertawa melihat wajah muram yang sengaja dibuat-buat namja itu lalu berniat membalas dendam. Kini tangannya terangkat untuk mencubit pipi kiri Chanyeol. Awalnya namja itu terkejut tapi melihat raut senang dan puas di wajah orang yang sangat berharga baginya, Chanyeol malah tertawa. Dan mereka berdua berakhir tertawa bersama di tengah kerumunan orang-orang yang sedang saling mengucapkan kata selamat satu dengan yang lainnya.

Saranghaeyo, Jung Rein.”

Nado, Chanyeollie. Nado saranghae.”

Lalu mereka saling membisikan kata lewat tatapan mereka yang saling terkunci.

Di sisi lain…

“YAK! APPA, EOMMA GEUMANHAE!” Ilhae mencoba menarik diri dari appa dan eommanya yang tidak selesai-selesai menyuruh Baekhyun mengambil foto mereka bertiga.

“Ayolah Hae-ya, kau tidak rindu pada appa?” Ilhae memandang datar pada appanya.

“Tidak, aku lebih rindu pada eomma. Kalau appa aku rindu uangnya saja.”

Ilhae eomma melihat sekali lagi Ilhae membully appanya yang tidak bisa melawan akibat rasa sayang yang terlalu besar itu. “Hush.”

Ilhae memberengut ketika eommanya telah memberikan ultimatum. “Geurrae, aku menyayangi appa dan juga eomma, tanpa syarat. Tapi sekarang ayolah lepaskan aku? Aku ingin pergi dulu.”

Ilhae appa langsung menunjukkan wajah garang. “Ke mana?”

“Makan-makan dengan Rein dan yang lain.” Kata Ilhae cepat sembari melihat Chanyeol dan Rein yang berjalan mendekat ke arah mereka.

“YEOL! REIN! KKAJA!” Ilhae berteriak dan Rein memasang wajah ada apanya.

Melihat kalau temannya akan beranjak bodoh Ilhae langsung menghampiri Rein dan menarik yeoja itu kasar dari genggaman Chanyeol.

“Hey!” Chanyeol menggerutu tapi bukannya menggubris, Ilhae juga menarik Chanyeol mendekat.

“Dengar, kalian harus membantuku kabur dari appa. Aku ingin pergi ke Makyeol, dan aku tidak ingin menakuti Kai dengan perihal appa. Oke?” Bisik Ilhae darurat.

Chanyeol seketika mengingat kejadian saat Ilhae appa berkunjung ke Seoul dan mencari Ilhae ke kampus. Saat itu Ilhae sedang bersama dirinya, Chen, dan Baekhyun – pertunjukkannya adalah appa yeoja itu dari berseri-seri karena bertemu Ilhae berubah menjadi menyeramkan karena disisi kanan kiri anaknya adalah namja. Dan kalau bukan karena Ilhae menjelaskan kalau mereka hanya temannya dan mereka sudah punya pacar – kecuali Chen yang masih mencari – mereka selamat dari introgasi panjang lebar Ilhae appa.

Rein yang tidak tahu menahu perihal kesensitifan Ilhae appa dengan namja-namja di sisi Ilhae hanya bisa memandang Chanyeol dan Ilhae bergantian dengan pandangan bingung. Menurut Rein, Ilhae appa adalah namja yang baik-baik saja, karena dia selalu ramah pada Rein setiap kali mereka bertemu.

“Nanti akan kujelaskan, chagi.” Chanyeol mengedipkan sebelah matanya pada Rein dan menatap lurus pada Ilhae. “Arasseo, apa yang ingin kau lakukan?”

“Aku bilang kalau kita semua akan makan-makan saja. Jadi tugasmu hanya membawa Chen dan Baekhyun ke mobilku dan aku akan mengurus Rein.” Ilhae menarik Chanyeol dan dibalas kedipan singkat oleh pihak yang bersangkutan.

Kkaja!” Ilhae lalu menarik Rein ke mobilnya dan beberapa menit kemudian gerombolan si berat menyusul dan bersesak-sesakkan di kursi belakang mobil mungil Ilhae terutama Chanyeol yang sangat giant itu sampai-sampai Rein tertawa kecil. “Yeol, kau raksasa sekali!”

Setelah itu Ilhae menggas mobilnya dan ngebut ke Makyeol sehingga tak heran berhasil membuat Rein kalap.

“Ya! Kau tidak sedang shooting Fast and Furious bodoh! Pelankan laju mobil, OH MY-” Rein tercekat ketika Ilhae malah berbelok tajam ke kanan.

“ILHAE!! AKU TIDAK MENYANGKA KAU PUNYA BAKAT BALAP MOBIL!!!” Baekhyun berteriak dari belakang mobil.

“KALAU KITA SAMPAI KENA TILANG, AKU AKAN LANGSUNG MEMBAWA KABUR REIN DARI TKP GEUM ILHAE!!!!” Yang ini Chanyeol dengan memandang prihatin ke arah yeoja chingunya yang tampak tegang. Sementara ketika matanya kembali kepada Ilhae di balik kemudi, tatapannya berubah nyalang. Bisa- bisanya seorang yeoja mengemudi dengan segila ini.

Lalu tanpa mereka semua sadari Chen di bangkunya sedang mati- matian menahan muntah, belum lagi matanya yang tertutup rapat dan wajahnya yang memucat. OH! KASIAN SEKALI!

“YAK KENAPA TERBURU- BURU SEKALI SIH?!” Teriakkan Rein kali ini disambut Ilhae yang sedari tadi terdiam saja mendengar omelan yang tertuju padanya.

“Karena kita akan ke Makyeol dan kalau tidak cepat aku takut Kai dan Kyungsoo pulang. Mereka juga upacara kelulusan dan aku tidak bilang akan datang.”

“WAE? KENAPA TIDAK BILANG?” Rein menutup matanya -lagi.

“Kejutan.” Dan Ilhae mengerem mobilnya di depan Makyeol lalu turun.

“Geum Ilhae! Eodi?!” Chanyeol menggerutu.

“Aku masuk duluan, kalian tolong parkirkan mobilku, ne?” Ilhae menengok sebentar sebelum berlari memasuki kampus. Di tengah- tengah usahanya menapaki Makyeol sayup- sayup ia mendengar, “YAK CHEN! JANGAN MUNTAH!!!”

Yeoja itu tergesa-gesa menanyakan letak aula pada pak satpam dan berlari menuju aula. Sementara Chanyeol sudah berpidah tempat ke kursi pengemudi di belakangnya.

Ilhae berlari menaikki tangga dengan terengah-engah lalu membuka pintu aula. Beberapa mahasiswa yang berdiri dekat pintu melihatnya dengan tatapan siapa-kau. Namun Ilhae tidak mementingkan kenyataan itu dan berlari mendesak beberapa mahasiswa bahkan membuat beberapa yeoja menggerutu kesal.

Setelah meminta maaf beberapa kali Ilhae menemukan sekumpulan yeoja mengelilingi seseorang dan Ilhae tahu pasti dengan beberapa teriakan yang menyebutkan nama orang tersebut.

Ilhae berdecak kesal dan membelah kerumunan dengan barbar.

“BAGUS YA! KUTINGGAL KAU MALAH DIKERUBUNGI PARA YEOJA!” Ilhae menggerutu dan sampailah dirinya pada tujuannya.

Ilhae memandang sengit Kai dan Kai terkejut dengan keberadaan yeoja chingunya.

“YA! KAU SIAPA?!” Seorang yeoja menarik Ilhae.

“AKU?! AKU YEOJA CHINGUNYA! JADI BERHENTILAH MENDEKATINYA!” Perkataan Ilhae tersebut hampir membuat seluruh yeoja terkesiap.

Kai yang menyadari kalau Ilhae cemburu terkekeh pelan sebelum menarik tangan Ilhae yang berada dalam jangkauannya itu. “Benar, dia yeoja chinguku.”

“YA!” Ilhae terkejut karena perbuatan Kai yang tiba-tiba.

“Apa yang membuatmu ada di sini?” Kai menatap Ilhae.

“Aku ingin mengucapkan selamat padamu. Tapi rupanya kau sudah kenyang dengan ucapan selamat dari semua yeoja ini.” Ilhae menggerutu.

Melihat Ilhae yang menggembungkan pipinya sungguh membuat Kai tergoda untuk menjahili yeojanya itu.

Chu~

Sebuah kecupan ringan mendarat di pipi Ilhae. “Aku tidak akan pernah kenyang sampai kau yang mengucapkan selamat untukku Geum Ilhae.”

Dan dapat dipastikan seluruh yeoja menangis karena melihat hal itu.

Awalnya Kyungsoo sedang bercakap- cakap dengan abeojinya ketika tiba- tiba Kyungah meraih tangannya dan berteriak. “OPPA!! ADA ILHAE EONNI DISINI!” Suara adiknya ini terdengar begitu excited – seperti biasanya setiap ia bertemu eonni-eonninya.

OPPA KAJA!! Hampiri mereka!!!” Rengek Kyungah, kali ini ia sudah bertindak dengan menarik tangan oppanya. Kyungsoo abeoji tertawa kecil melihat interaksi kedua anaknya.

Arasseo, Kyungsoo-ya. Pergilah, abeoji akan bertemu dengan professormu dulu.” Lalu dengan itu Kyungsoo abeoji melepas anak- anaknya untuk menghampiri teman- teman mereka.

Dua menit kemudian Do bersaudara berhasil membelah lautan orang- orang di sekitar mereka dan berdiri di samping Kai dan Ilhae -juga, para yeoja di sekitar Kai yang masih berkerumun.

Kyungsoo baru hendak menyapa Ilhae yang tampak begitu senang melihatnya, ketika sebuah suara menggelegar dari arah luar kerumunan yeoja. “GEUM ILHAE!!!”

Kerumunan terbelah untuk melihat dari mana asal suara itu, Ilhae menemukan sahabatnya dengan wajah tidak bersahabat -dia selalu memasang tampang ini apabila berada di tempat asing, atau mungkin karena insiden mobil ngebut tadi?- memandang sekelilingnya. Tapi wajahnya jadi jauh lebih tidak bersahabat lagi ketika seseorang dari kerumunan mengatakan dengan volume keras dan nada genit pada seseorang. Belum lagi langkahnya yang mulai mendekati orang itu.

Namja yang paling tinggi, tertarik berkenalan denganku? Kau kelihatan oke juga, tinggi badanmu kira kira be-“

“Tidak. Dia sudah punya pacar.” Berbeda dengan Ilhae yang meneriaki yeoja yang ‘menggoda’ pacarnya. Rein hanya memberikan tatapan datar andalannya dan berucap tenang namun memiliki pedang di dalam ucapannya. Bahkan matanya tidak melirik yeoja yang ‘menyapa’ Chanyeol sama sekali.

Chanyeol yang melihat yeojanya cemburu hanya tertawa keras. Dia mendadak bangga pada Rein.

That’s my girl!!” Lalu tangannya terayun ke pundak Rein dan merengkuhnya.

“Ahaha, tidak kusangka Rein akan benar-benar berakhir dengan Park Chanyeol! Kesetiaanmu tidak sia-sia!” Ilhae bertepuk tangan riang.

“Geum Ilhae! Kau juga! Bukankah kau sangat kesal pada Kai ketika pertama bertemu?!” Ungkit Rein gemas karena temannya ini sangat-sangat usil.

Ilhae mengangguk-anggukkan kepalanya. “Majja. Sepertinya aku harus benar-benar menempa Kai supaya ia bersikap manis.”

“Hey! Tidak ada yang salah denganku!” Protes Kai seraya mencubit pipi Ilhae.

“Tentu saja salah! Kau terlalu menyebalkan untuk orang baru.”

“Kalau begitu aku akan bersikap ramah terhadap setiap orang – bahkan yeoja.” Jawab Kai.

“Dan aku akan menyiksamu karena berani melirik yeoja lain.”

“Bagaimana caranya Geum Ilhae?” Tantang Kai.

“Kau tidak boleh menelepon atau mengirimkan pesan padaku.”

“Tidak masalah.” Kai menarik Ilhae mendekat.

“Ish! Kau juga jangan berharap untuk bertemu denganku lagi.”

Kai terkekeh dan menarik Ilhae semakin dekat. Ilhae tergagap dan bermaksud menarik diri tapi Kai melingkarkan tangannya di pinggang Ilhae.

“Tidak ada mengobrol, pelukan, dan ciuman….”

“Oho~ bernarkah?”

Mendapati dirinya dan Kai berada dalam jarak yang terlampau dekat tersebut Geum Ilhae yakin ia akan kalah sebentar lagi karena itu dengan jengkel Ilhae menarik rambut Kai kasar.

“Pokoknya kalau kau sampai berulah, kita putus hubu –”

Kai mengecup bibir Ilhae singkat. “Aku mengerti Hae-babo. Tenang saja karena hanya kau yang bisa membuatku kerepotan.”

EOMMA! AKU INGIN PUNYA PACAR!” Kyungah berteriak dan Kyungsoo hanya bisa berfacepalm ria.

“Merusak adikku season RATUSAN.” Gumam namja bermata besar itu.

“HEY-HEY! Bukankah kita di sini untuk merayakan kelulusan ya?” Ucap Baekhyun yang terlupakan.

Majja!” Protes Chen teman seperjuangan Byun Baekhyun tersebut.

Seketika keheningan menimpa dan berlanjut dengan tawa. Kedelapan orang tersebut saling menatap satu sama lain sebelum berteriak serempak.

“SELAMAT UNTUK KITA SEMUA!”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

CITT BRAK!

“Kai…”

Losing someone…

“Untuk apa menikah jika harus bercerai pada akhirnya?!”

Breaking apart…

“NAN JEONGMAL BABOYA!”

Tears, running away…

“Bagaimana dengan putus?”

Is it the end?

TRAILER :

m.youtube.com/watch?v=MbSK6dOxkcs&ctp=CAsQpDAiEwiGnbzd5Y3AAhVIesIKHYBUAGkyCWM0LWZlZWQtdVoYVUMwaHZpTWJmQVdoX1FzZ3V2Sk1ULTR3&client=mv-google&hl=en&gl=ID

Visit : cynicalace.wordpress.com for more ^^



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles