Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

The Milky Way

$
0
0

The Milky Way

@diantrf | Kim Jongin/Kai (Exo), Park Cheonsa (OC) | Fluff | G | Drabble

The Milky Way #MV by Sungha Jung

0o0

 

Seperti biasa, angin sore menemani Jongin di tengah waktu luangnya saat ini. Baru saja ia pulang dari luar negeri beberapa hari yang lalu. Saatnya santai, mungkin seperti itulah yang Jongin inginkan. Sedaritadi ia hanya memainkan gitar kesayangannya, melantunkan nada-nada random yang terdengar manis di telinga. Benar-benar seorang master, apapun yang ia lakukan akan terkesan indah dan cantik. Ia menatap awan sembari duduk di bangku halaman belakang rumahnya. Sungguh waktu yang memang sangat tepat untuk bersantai.

 

 

“Jongin, coba tebak siapa aku!”

 

 

Pemuda dengan senyum menawan itu langsung tertawa kecil saat ada dua telapak tangan lembut yang menutup kedua matanya. Mana mungkin Jongin tak tahu itu siapa? Kekasih hati yang selalu memenuhi memorinya dimanapun dan kapanpun. Setelahnya Jongin melepaskan kedua telapak tangan gadisnya dari wajahnya dan menyuruh sang gadis duduk di sampingnya. Hari ini ia terlihat sangat manis, dengan blouse hijau dipadu rok renda putih sebatas lutut. Tak lupa dengan bandana bunga berwarna hijau senada. Sangat manis, serasi dengan kilau hijau matanya. Mata yang selalu membuat Jongin tersenyum saat menatapnya.

 

Mereka hanya diam. Selalu seperti ini. Jongin kembali memainkan permainan gitarnya yang tertunda, dengan sang gadis yang menyandarkan kepalanya di bahu kiri Jongin. Mereka sangat manis. Senyum tak pernah luput sedikitpun dari bibir Jongin. Gadisnya membawa aura menyenangkan tersendiri disertai kenyamanan yang membuat hatinya tenang. Gadis di sampingnya adalah penawar di saat ia lelah atau hanya sekedar ingin bercerita tentang segala kesibukan ataupun pengalaman yang baru saja ia dapatkan. Semacam sahabat yang selalu ada untuknya. Manis.

 

 

“Cheonsa, bagaimana ujian akhirnya?”

 

 

Akhirnya Jongin membuka suaranya lebih dahulu. Ia menghentikan permainan gitarnya lalu meletakkan gitar itu di samping kanannya. Setelahnya Jongin memainkan helaian rambut Cheonsa—kebiasaan yang sering ia lakukan saat bersamanya. Cheonsa masih memejamkan matanya, menikmati hembusan angin dan tangan Jongin yang masih terus memainkan rambutnya. Ia belum menjawab, masih ingin diam. Jongin juga ikut terdiam lagi. Cheonsa memang sangat menggemaskan.

 

 

Aaaa Jongin, sakit!”

 

 

Pemuda sipit itu tertawa melihat Cheonsa yang tiba-tiba membuka matanya. Cheonsa tak suka saat Jongin mencubit kedua pipinya. Itu sangat sakit, dan Jongin memang senang sekali menggoda Cheonsa. Ia masih terus menertawai gadis berambut blonde itu. Cheonsa mengembungkan pipinya dan kembali bersandar di bahu Jongin. Percuma saja marah, toh Jongin akan tetap melanjutkan tawanya sampai beberapa menit ke depan.

 

 

Ya! Jongin sipit berhentilah tertawa!”

 

 

Sesuai dugaannya, tawa Jongin justru kini semakin kencang. Cheonsa memang selalu memanggil Jongin dengan tambahan kata ‘sipit’ jika kesal, dan itu justru membuatnya terlihat menggemaskan dan manis seperti anak kecil. Jongin kembali mencubit pipi Cheonsa. Gadis itu semakin kesal dan berteriak dengan suara melengkingnya. Cheonsa memukul-mukul bahu Jongin di kala kekasihnya itu masih saja sibuk tertawa. Jongin termasuk orang yang pendiam, namun entah mengapa bisa menjadi jahil dan penuh tawa jika sudah bersama Cheonsa. Kekuatan cinta, mungkin? Siapa yang tahu?

 

 

“Sudah kubilang berapa kali agar kamu memanggilku oppa? Dasar gadis nakal. Aku lebih tua darimu.”

 

Shireo! Nama Jongin lebih manis untuk disebut ketimbang memanggil dengan sebutan oppa.”

 

 

Akhirnya Jongin menghentikan tawanya. Ia mengacak poni Cheonsa dan kembali mengambil gitarnya lalu memainkan salah satu lagu barunya. Sangat indah. Cheonsa selalu terpesona oleh permainan gitar kekasihnya ini. Jongin memang seorang jenius musik. Cheonsa kembali memejamkan matanya, menikmati petikan gitar Jongin yang melantunkan salah satu lagu yang langsung menjadi favorit Cheonsa begitu lagu itu rilis.

 

 

“Jongin, kenapa menamai lagu ini The Milky Way?”

 

 

Tepat pada petikan terakhir, Jongin langsung menatap Cheonsa dan tersenyum—tak lupa dengan mata sipitnya yang semakin melengkung sabit saat tersenyum. Sangat manis. Diletakkannya kembali gitar kesayangannya di samping kanannya dan tangan kirinya mengambil bahu Cheonsa, merangkul gadis kesayangannya agar semakin mendekat. Pipi Cheonsa langsung bersemu merah diperlakukan seperti itu. Cheonsa masih saja menggemaskan jika sedang bersemu seperti itu.

 

 

“Aku sedang memikirkan galaksi saat membuat lagu ini. Dan jadilah The Milky Way. Ya, menurutku indah jika galaksi ini penuh warna dan dihiasi nyanyian surga dan petikan gitar yang menawan. Aku ingin bisa membuat orang lain merasakan indahnya dunia hanya dengan mendengarkan permainanku ini.”

 

 

Cheonsa hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, membuat poninya bergoyang seiring gerak kepalanya. Jongin tersenyum lagi lalu memeluk Cheonsa dari samping, menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Cheonsa. Sebenarnya ia masih sangat lelah, ia mengantuk. Dan tepat sekali kedatangan Cheonsa membuatnya merasa nyaman dan ingin sekali tertidur sebentar dengan memeluk gadis kesayangannya itu. Cheonsa hanya diam, ia mengerti saat Jongin sudah mulai seperti ini. Ia pasti lelah. Tubuh mungil Cheonsa diselimuti lengan Jongin, dan itu terasa hangat baginya.

 

 

“Aku juga memikirkanmu saat membuat lagu ini. Seperti galaksi yang luas, semoga cinta kita tak mengenal batas akhirnya. Hanya penuh akan taburan kasih sayang dan pengertian di setiap ruangnya. Seperti planet dan bintang yang mengisi kekosongan galaksi yang luas, hatiku selalu terisi oleh segala tingkahmu yang konyol dan menggemaskan.”

 

 

Jongin berucap pelan dalam pelukannya. Cheonsa dapat mendengarnya, dan ia hanya tersenyum. Mengapa Jongin hari ini sangat manis? Pemuda yang lebih tua dua puluh lima bulan darinya itu sedang mengeluarkan rayuan manisnya.

 

 

“Jongin pintar merayu, ya. Hihiya! Hentikan, sakit! Jongin sipit!”

 

 

Kembali dicubitnya pipi chubby Cheonsa. Jongin tersenyum dalam matanya yang tertutup. Mereka pasangan yang sangat lucu. Angin yang berhembus semakin menambah suasana romantis dan manis yang melingkupi ruang mereka. Seakan halaman itu hanya dipenuhi cinta dan kasih sayang keduanya. Hal-hal kecil yang manis. Ya, Cheonsa selalu menggunakannya untuk menghangatkan hati Jongin.

 

 

“Ujianku berjalan lancar, terimakasih sudah bertanya. Jongin juga harus mengejar pelajaran. Semangat!”

 

 

Cheonsa mengusap rambut Jongin dengan sayang. Jongin memang tidak bersekolah umum seperti Cheonsa. Ia mengambil pendidikan home-schooling, dan Cheonsa selalu menyemangatinya untuk belajar dengan giat. Cheonsa sangat menyayangi Jongin, begitu pula sebaliknya. Mereka saling menjaga, saling peduli dan tentunya saling menyayangi. Seperti sahabat yang akan selalu ada di kala kita membutuhkan. Begitulah mereka. Cheonsa dan Jongin. Pasangan muda yang manis.

 

 

FIN

 

 

Aslinya cast cerita ini Sungha, makanya lagunya The Milky Way. Angel suka sama lagunya dan entah kenapa kayaknya Jongin cocok banget untuk peran ini. Hihi, annyeong^^



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles