Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Overdose ( Chapter 9A )

$
0
0

 New Picture (2)

OVERDOSE

AUTHOR KIM SISKA

GENRE: ROMANCE, SCHOOL LIFE, & SAD

RATING: 18

LENGTH : CHAPTERED

MAIN CAST: KIM HANA~WU YIFAN/ KRIS~OH SEHUN~

SUPPORT CAST : ALL MEMBER EXO & BTS

A/N : WARNING ( mohon dibaca biar nga pusing masuk ke ceritanya nanti )

Yang diberi teks  miring itu artinya flashback okey.

Yang diberi cetak tebal artinya sedang membatin atau penekan dikalimat. Cara membedakannya kalau yang membatin menggunakan “…… “ dan yang nga ya … biasa aja/ penekanan kalimat .

Maaf ya readers-nim karena author cerewet. Ini karena author bikin perombakan gaya penulisan lagi. Jadi, di chapter ini akan sedikit berbeda di chapter sebelumnya. Fanfic ini bakalan nyambung dengan oneshootnya author yang  MR PIZZA SARANGHAE ( selamat ya buat EXO L Kim Sarang yang berhasil jadi pasangannya Chen di oneshoot author ).

Berkunjung ya ke blog author, biar ketemu ama fanfic author yang lain. http://exofictionplanet.wordpress.com/.

Mohon setiap coment sertakan

#alwalyssupportluhan & #webeliveinyoukris

 Dan sekali lagi maaf kalau banyak kesalahan. Kesamaan cerita author sungguh nga sengaja # sumpehh. Plagiator tobatlah chingu.

.

.

.

.

.

STORY

Sakit ….

ia mencengkram baju bagian kirinya dengan tangan kanan.

Bodoh ….

Ia menertawakan kepolosannya , sebegitu mudahnya kah ia dibodohi.

.

.

.

Flashback on

Hana masih belum percaya apa yang Kris katakan padanya. Lelaki penuh pesona itu mengatakan mencintainya bahkan meminta Hana menjadi kekasihnya.

What the hell !

Bahkan keduanya belum terlalu lama saling kenal. Kenapa sunbenya itu begitu mudah mengatakan suka. Apakah selama ini seluruh sikap seenaknya Kris padanya karena pria itu memiliki perasaan?

Bolehkah ia berharap?

Karena saat inipun ia menyukai sunbenya itu.

.

“ sunbe, ini jaket yang sunbe  pinjamkan kemarin. terima kasih banyak.”

Kris menatap tangan Hana yang menyodorkan paper bag berwarna hitam yang pasti berisi jaketnya. Gadis itu tertunduk malu tak berani melihat Kris.

Tangan panjang Kris menarik paper bag Hana dengan tenaga yang terbilang kuat sampai tubuh Hana ikut tertarik dan jatuh dipelukannya.

Tubuh Hana kaku, ia ditatap  kaget siswa dan siswi yang terhenti melihat perbuatan terang-terangan Kris di koridor sekolah. Bahkan Tao menjatuhkan snacknya sebelum sempat ia kunyah.

“ aku menyukaimu. Jadilah kekasihku Kim Hana.”

Kalimat itu terdengar jelas dan tegas di telinga Hana. Hatinya meleleh, kakinya kembali terasa bergetar. Bisakah pria itu tidak memberikan ia perasaan terkejut untuk sekali saja.

“ sunbe kau serius.”

“ ….” Kris terdiam, ia membuat kalimatnya tadi terasa ambigu dan penuh tanda tanya.

Hana merasa ragu. Apakah ini hanya main-main?

CUP

Bibirnya menempel lembut di permukaan bibir Hana. Memberikan ciuman penuh gairah seperti kemarin. ia menahan tengkuk Hana agar gadis itu untuk tidak melepaskan ciuman Kris.

Ia memiringkan kepalanya, mata yang tadi tertutup rapat terbuka perlahan-lahan menatap seseorang yang melihat keduanya dari awal hingga akhir.

Kris suka!

 Wajah merah menahan amarah, serta mata  penuh kebencian yang menatap perbuatannya sekarang. Ia kembali menutup matanya menikmati ciumannya lagi. Tapi, sebuah seringai tipis menandakan rasa senang  ditengah lumatannya.

“Dapatkah kau melihatnya … ?

Kristal “

.

.

.

“ SHIT!”

Sehun geram, Ia hanya pergi beberapa hari saja ke luar negeri. Tapi  kedatangannya harus disambut cerita Hana tentang Kris dan ia harus menerima fakta kalau princessnya itu sudah menjadi milik hyungnya.

Selalu seperti ini!  Ia selalu terlambat selangkah dari Kris. Apalagi sekarang Hana mengatakan kalau ia mencintai Kris.

“ aku harus berpikir tenang.”

Ia memejamkan matanya mencoba berpikir logis.

Kris bukan Jungkook.

Kris tidak bodoh, malah terlampau cerdas.

Ck!

Sehun kembali menendang beberapa alat golf yang ada diruang kerjanya itu. Melukai Kris tidak mungkin! Sebencinya Sehun kepada Kris, pria itu tetaplah hyungnya. Namun, ia tidak ingin menyerahkan Hana pada siapapun.

“ apa yang harus aku lakukan?”

.

.

.

“ sunbe apa kita sekarangmenjadi sepasang kekasih.”

Mata besar Hana menatap Kris ragu. Hal itu malah terlihat lucu, tanpa sadar Kris tersenyum.

“ menurutmu?”

“ kenapa kau malah bertanya balik sunbe.”

“ berhenti memanggilku sunbe.”

“ kenapa sun …. Ing?”

“ gege … panggil aku gege.”

BLUSH …

Hana merasa malu.inikah yang dinamakan cinta? Hal biasa mampu membuatmu bahagia. Kris menggenggam tangan Hana dengan lembut menuntun gadis itu dalam pelukannya.

“ dapatkah kau rasakan in?”

Hana terdiam mendengar penuturan Kris, ia menutup matanya merasakan apa yang saat ini keduanya fokuskan.

“ debaran ini untukmu.”

Ia mendongakan kepalanya menatap Kris yang jauh lebih tinggi. Senyum kebahagiaan terpatri di bibirnya. Apakah harapannya terdengar oleh tuhan?

Kalau memang benar. Tolong jangan jadikan ini mimpi untuknya.

Kris memandang nanar wajah bahagia Hana, terbesit rasa penyesalan yang menyesakkan dadanya. Entah kenapa mulutnya sangat pintar untuk berbohong.

Ini hanya sebuah sandiwara bukan?

Tapi kenapa hatinya merasa berdebar?

maaf koala.”

Flashback off

.

.

.

“ bagaimana sekarang?” Luhan memperhatikan arah pandangan Kris yang terlihat kosong. Leader mereka terlihat sangat rapuh. Bagaikan butiran debu yang sangat mudah tertiup oleh angin.

“ masih sama, tidak ada penerimaan maaf darinya.” Pria itu mengacak rambutnya kasar, terlalu sulit baginya mencari kepercayaan seseorang yang telah ia lukai hatinya terlalu dalam.

Luhan menghela nafas, entah kenapa permasalahan Kris seperti miliknya dahulu. Mempermainkan perasaan orang  dengan semena-mena dan akhirnya merasa sangat bersalah.

CKLEK … suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangan keduanya.

Tubuh tinggi berkulit putih itu terlihat berjalan santai mendekati Luhan dan Kris. Tatapan penuh ketidaksukaan diberikan Luhan untuk sosok yang baru saja bergabung bersama mereka.

Ingin sekali Luhan menyuruh orang itu pergi segera sebelum Kris kembali meledak marah. Berada di satu ruangan yang berisi dua orang yang sedang bertikai bukan ide yang bagus dan Luhan benci akan hal itu.

“ kenapa kau kemari?” tanya Kris tajam yang dibalas kekehan dari yang ditanya.

“ kenapa memangnya? Bukankah kafe ini kita beli bersama-sama.”

Merasa ada aura kebencian di sekitar keduanya, Luhan berinisiatif untuk menengahi sebelum kejadian yang lalu terulang lagi.

“ ikut aku.” Tangan pucat itu ditarik kasar oleh Luhan meninggalkan Kris yang masih duduk di kursinya. Kembali,  ia memberikan tatapan penuh kemenangan seakan mengejek Kris.

I win and you lose-

-Hyung.”

“ sial.” Kris menendang kursi di depannya, ia butuh pelampiasan kemarahan saat ini. Tapi, pada apa?

Ia mencengkram baju bagian kirinya dengan tangan kanan. Entah kenapa terasa begitu sesak dan sakit, seakan sesuatu didalamnya tengah menjalin kontak dengan seseorang yang mengacaukan pikirannya.

Rambut keemasan Kris ia ubah menjadi berwarna perak kehitaman serta sedikit lebih pendek dari yang sebelumnya. Terdapat tiga goresan yang sedikit memisahkan alisnya tertoreh tipis di bagian ujung tidak lupa beberapa tindik menghiasi telinganya.

Penampilan yang terlihat lebih liar dan tampan, menunjukkan pada semua orang pesona seorang Wu Yi Fan. Akan tetapi, wajah kesakitannya kini menghancurkan image penuh kuasanya.

Seakan tubuh itu tengah merasakan rasa sakit seseorang.

Kris tahu rasanya.

Inilah rasa sakit yang ia torehkan padanya-

 Padanya yang mampu membuat Kris melupakan dunianya.

.

.

.

Flashback on

“ ge aku membawakanmu bento.”

Tangan kecil Hana mencoba menyodorkan sebuah kotak bekal untuk Kris. Sebelum berangkat ia sudah mencobanya di depan kaca, bergaya manis untuk memberikan kotak itu. tapi, saat tubuhnya mulai masuk ke dalam ruang perkumpulan anak-anak EXO kakinya bergetar bahkan juga tubuhnya.

Wajah Hana yang kelewatan tegang menjadi bahan tertawaan seluruh member, kecuali Kris dan Sehun.

“ kau buat sendiri?” tanya Kai yang mencoba membuka kotak itu, sebelum ia sempat membukanya Kris sudah mengalihkan tempatnya sehingga gagal usaha Kai untuk mengintip isinya.

Gadis itu mengangguk kecil, ia bangun pagi-pagi sekali demi mempersiapkan bekal yang enak untuk cinta pertamanya tersebut.

“ ayo kita makan bersama.” Suara Kris melembut dan menarik pergelangan tangan Hana untuk menjauhi anggotanya yang lain. Gadis tersebut hanya menuruti kemana Kris membawanya.

Sehun berdecis sinis, ia sangat tidak suka adegan yang beberapa waktu lalu Kris dan Hana lakukan.

Harusnya perhatian itu untuknya-

Harusnya cinta itu untuknya.

Ia benci mengakui hal ini-

jujur ia sangat cemburu.

.

“ jangan berpikir bodoh Sehun.”

Luhan berucap disampinya, ia bukan tipe yang suka berbasa-basi. Diantara member lain, hanya ia yang memiliki banyak kenangan serta waktu  yang lama mengenal Sehun. Semua karakter pria tersebut ia tahu. Bahkan,  arah tatapan tidak bersahabat Sehun pada dua orang yang baru saja pergi meninggalkan ruangan itu.

“ kenapa?” tanya Sehun datar saat Luhan terus memperhatikannya.

“ jangan pernah mencoba merebut milik Kris.”

Sehun diam menatap keributan member lain yang tengah bermain game. Tatapannya kosong, Luhan tahu saat ini Sehun tengah berpikir. Mungkin percuma untuknya menasehati Sehun karena pria itu-

“ tidak ada yang boleh mengambil sesuatu yang sudah kucap sebagai milikku.”

-sangat egois.

.

.

.

“ ini enak!”

Kris makan bersama Hana di atap sekolah, tempat itu selalu kosong saat jam istirahat. Kris cukup senang saat ada orang lain yang perhatian padanya.

“ aku tidak tau kalau kau membawa dua bekal.”

 “ aku tidak mungkin kan meminta milikmu ge.”

“ kau berpikir aku rakus.” Kris mendengus sebal, entah kenapa gadis didepannya sekarang sangat mampu membuat wajah bak kertas itu mengganti ekspresi datarnya.

Kris lebih hidup-

Tawa Hana menggema memecah keheningan yang menyelimuti keduanya. Pria tersebut menatap wajah Hana dengan lekat membuat kedua rona merah di sekitar pipinya.

Kris lebih peka-

“ jangan melihatku seperti itu ge.” Hana menutup kedua pipinya dengan tangan. Tapi, ditahan oleh Kris. Ia memajukan tubuhnya, lalu mencium kedua kelopak mata Hana.

Kris lebih tak terduga-

Wajah Hana semakin memerah, jujur ia sangat tidak percaya Kris melakukan hal  tersebut. Pria itu memang sering menciumnya, tapi entah kenapa kali ini terasa lebih manis. Tanpa sadar senyum terpoles indah dibibirnya.

DEG

Lebih cepat-

Keras

Tak beraturan

Serta, Sakit!

Kris merasa menyesal. ( lagi )

Hatinya  berdebar! Ia menyentuh dada kirinya. Seakan tidak percaya, kalau benda yang ada di dalam dadanya itu mampu berdetak lagi.

Kris lebih bahagia.

Perasaan apa ini

Cintakah ?

 

.

Tapi, bukankah semua itu hanya sadiriwa- Kris.

.

“ tidak!! kau tidak boleh mencintai gadis itu Kris! Jangan pernah!”

.

Teruslah mengelak , karena nanti kau akan sangat menyesalinya.

.

.

.

“ datanglah ke ulang tahunku esok malam.” Kristal memberikan Hana sebuah undangan berpeta pink besar.

“ benarkah aku boleh datang?” tanya Hana mencoba meyakinkan kalimat Kristal tadi.

“ tentu saja, justru dirimulah yang sangat ditunggu.” Senyum kemenangan terlihat di wajah Kristal saat Hana mengangguk kecil tanda setuju.

“ sedikit kejutan kecil untukmu disana nanti.” Kristal menyeringai.

 

OVERDOSE

 

“ kau sibuk?” Sehun berdiri disamping pintu rumah Hana. Ia menyandarkan tubuhnya didinding seraya menunggu jawaban gadis itu.

“ tidak. Memangnya kenapa Sehun?”

“ aku ingin membeli beberapa baju, temani aku pergi ke mall.”

Hana belum memberi  jawaban membuat Sehun jengah menunggu lebih lama. Tanpa mendengar jawaban Hana, Sehun menariknya langsung dan memaksanya masuk ke mobil.

“ yak … kenapa kau tidak sabaran Sehun!”

Pemuda berkulit pucat itu diam, malas membalas ocehan Hana. Ia memandang sebentar gadis tersebut yang masih menggunakan piyama serta sandal rumah. Ia menyeringai tipis, bukankah sekarang saat yang tepat mendandani  sang princess.

.

.

.

Kris menatap bosan kerumunan orang-orang yang menari di depannya. Suara berisik tidak membuatnya merasa terganggu. Bukankah Bar tempat yang pas untuk bersenang-senang? Tetapi, wajah Kris menunjukkan raganya berada disana sedangkan jiwanya tidak.

“ harusnya kau berpikir lebih baik Kris.”

Suho  menyesap sedikit vodka yang dituangkan oleh seorang gadis di sampingnya. Masih sama, tatapan matanya masih lurus melihat kedepan.

“ entahlah Suho, pikiranku saat itu terlalu kritis. Sampai berbuat diluar batas seperti ini.” Gelasnya ia goyangkan perlahan hingga terdengar bunyi es yang saling bertabrakan.

Suho yang memperhatikan tingkah laku Kris tersenyum miris. Temannya itu terlalu jauh melangkah.

“ memang mudah bermain Kris.”

.

Bahkan terlalu mudah untuk tetap menjalankan permainan itu-

.

“ jika ingin ia lebih sakit darimu, teruskan saja mempermainkannya.”

.

Saat dendam  berhasil terbalaskan. Suatu kepuasaan dari sebuah pencapaian.

.

“ tapi  ingatlah,  yang kau lukai ini bukan hanya dia.”

 

 

Terlanjur-

Kris terlanjur melakukannya dan –

Saat ini hatinya berkata lain untuknya,

Ia  menyukainya.

Kris merasa ia menyukai Hana.

 

OVERDOSE

Hana duduk mematung di sofa yang disediakan mall tempatnya bersama Sehun berbelanja. Sesekali ia mencoba menghindari tatapan mencemoh orang-orang padanya. Ingin sekali ia mengutuk Sehun yang seenak jidat membawa tubuhnya ke pusat perbelanjaan terbesar korea itu.

“ kemarilah.” Hana menurut saat Sehun memanggilnya masuk ke sebuah pakaian khus wanita. Segala sumpah serapah yang ingin ia keluarkan teredam melihat wajah stoic Sehun.

“ harusnya kau membawa kekasihmu kesini, bukannya aku.” Dengusan kecil terdengar berserta kalimat penuh kekesalan Hana. Sehun terkekeh sedikit lalu mengambil alat pengukur badan.

“ mau apa?”

“ mengukur tubuhmu.”

Mendengar penuturan frontal itu, Hana menyilangkan tangannya menutup tubuh bagaian depan. “ kau sangat tidak sopan Steven.”

“ ck … sudahlah, jangan berbelit-belit. Aku hanya mengukur tubuhmu, bukan menelanjangimu.” Sehun merasa sedikit gemas. Apakah harus perlu waktu berjam-jam hanya untuk mengukur tubuh?

“ itu juga bentuk pelecehan seksual Oh Steven.” Hana tidak ingin kalah dengan kalimat dingin Sehun.

“ hey berhenti memanggilku Steven. Aku sudah tidak menggunakan nama itu lagi.”  

Seperti biasa.  Sehun bukanlah orang yang penyabar, dengan cepat ia menarik Hana sehingga dengan mudah pria itu mengukur tubuhnya.

“ yak … aku bilang tidak mau kan tadi.” Hana menggeliat di pegangan Sehun. Membuat proses pengukuran menjadi lambat.

“ diamlah sebelum aku meninggalkanmu disini sendirian nanti.” Ancaman Sehun sukses membuat Hana bungkam. Ia hanya membawa tubuhnya saja bersama Sehun.  jika pria itu meninggalkannya, apakah ia harus pulang berjalan kaki karena tidak membawa dompet- HELL NO.

Merasa tidak ada pergerakan dari Hana, Sehun melanjutkan pekerjaannya. Pertama-tama mulai dari pergelangan tangan, paha bagian dalam pinggul lalu leher.

Sehun mengalungkan alat pengukur dengan menyibak rambut panjang Hana. Sehingga leher dan bahu gadis itu terlihat jelas dimatanya.

Dari proses awal hingga akhir, Sehun sudah beberapa kali menahan gejolak panas ditubuhnya. Jika ia tidak ingat segala rencananya, gadis itu  mungkin sudah dijamahnya.

Hana merasakan panas nafas Sehun dilehernya bagian kanan. Tubuhnya tiba-tiba merinding. Ia belum pernah berada sedekat itu dengan Sehun. Harum dari shampoo dan parfum terasa jelas dipenciumannya, Ia menelan ludahnya kasar tidak perduli jika Sehun dapat mendengarnya.

Terakhir bagian dada. “ kau saja yang lakukan.” Sehun melempar alat pengukur kepada Hana. Gadis itu merasa bersyukur karena sangat memalukan kalau Sehun mengukur bagian dadanya.

Ia menatap kecewa pada Hana yang mengukur bagian privatenya sendiri lalu menulis di sebuah kertas kecil. Sehun sangat ingin melakukan itu, tapi tubuhnya berkata lain.

Kalau lebih dari yang tadi-

Sehun takut tidak bisa menguasai dirinya sendiri.

“ shit.” Desisnya hampir tak terdengar.

.

.

“ Sehun sudah.” Suara Hana menyadarkan lamunan Sehun, pria itu mengambil kertas kecil yang berisi ukuran tubuh Hana lalu menyerahkannya kepada seorang pelayan yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

“ pilihlah baju disini sesukamu.”

“ untuk apa?”  kening Hana terangkat keatas disertai dengan kerutan di dahinya.

“ untukmu princess.”

“ princess?” sepertinya sekarang Sehun terangn-terangan memanggil Hana dengan dengan sebutan princess.

“ ck … Oh Steven saja kau ingat tapi, panggilan masa kecilmu tidak ingat.” Sehun sedikit mencibir walau masih dengan wajahnya yang datar.

“ maaf-maaf. Tapi Sehun, pakaian disini sangat mahal.” Hana memperhatikan sederet pakaian yang rapi di dalam gantungna dan sebagiannya dipakai oleh manekin.

“ apa kau ingin mengejekku?” tanya Sehun.

“ maksudmu?”

“ kau berpikir aku tidak mampu membeli baju disini.”  Kali ini Hana bungkam, tidak tau harus membalas apa. Kalimat Sehun tadi membuatnya merasa tidak enak hati dan memilih menuruti kemauan Sehun.

.

.

.

“ kau tidak ingin ke dance floor?” tanya Lay pada Kris yang masih menatap kerumunan orang-orang yang menari abstrak mengikuti irima music yang dimainkan oleh chanyeol.

Rambut pirang tergerak mengikuti arah gelengan kepalanya. Lay paham akan hal itu, ia berlalu meninggalkan Kris dengan seluruh keanehannya.

“ hai ge.”

Sapaan suara lembut terdengar di telinga Kris saat cahaya temaram lampu terlindungi oleh tubuh seseorang yang berdiri disampingnya.

Kris mengenalnya …

Kris hapal suara itu. selama 17 tahun bersamanya, mana mungkin Kris lupa.

“ mau apa kau kemari ?” tanya Kris datar.

“ bersenang-senang, apa itu salah ge? Bukannya dulu kita juga sering melak-….”

“ berhenti bernostalgia! Aku sudah muak mendengarnya .” 

Mendengar kalimat penuh penekanan Kris gadis itu merasa kecewa. Harusnya tidak seperti ini, ia pergi ke korea untuk mendapatkan kembali hati Kris.

Kekasihnya,

Prianya,

Miliknya.

Tapi, dihari keduanya sekolah  ia harus menerima sebuah kenyataan pahit. Lelaki yang dicintainya itu mencium wanita yang diketahuinya bernama kim Hana. Rasa cemburu membakar hatinya, ia tidak rela dan ia tidak ingin membagi Kris untuk siapapun.

“ jangan berharap lagi padaku Kristal.” Kris menatap datar padanya, seakan dapat membaca apa yang ada dipikiran mantan kekasihnya tersebut.

“ aku mencintaimu ge. Sangat!” air mata mengalir dipipinya. Semua itu murni -

Ia memang sangat mencintai Kris-

Kristal mengharapkan kembali cinta Kris.

“ semua tidak akan kembali sama lagi.” Arah pandangan Kris kini kembali menatap ke depan, merasa tidak sanggup menatap wajah terluka Kristal padanya.

“ kita … kita dapat memulai dari awal lagi ge.” Tangan putihnya menggenggam lengan kanan Kris mencoba mencari kesempatan kedua.

“ setelah aku yang merendahkan diri dengan mengemis memintamu untuk tidak pergi dariku-…

Kau sama Kristal … kau sama seperti mereka. meninggalkan aku bahkan, saat aku membuang segalanya untukmu.”

“ saat itu-……

“ GEGE!” 

Kalimat Kristal terpotong saat Hana masuk bersama dengan Sehun. Ia memang mendatangi klub karena dipaksa Sehun untuk menemaninya sebentar. rasa terkejutnya terlihat saat tangan Kristal menyentuh bagian pundak dan tangan bagian atas Kris.

Kris mengerti arah tatapan kebingungan Hana, dengan pelan tangan besarnya melepaskan cengkraman Kristal. Ia menghampiri kekasihnya itu lalu membawanya duduk bersebelahan.

Sehun yang ditinggal Hana tadi  dipintu masuk juga terkejut melihat Kris dan Kristal ada di meja VVIP bar milik Chen itu.

Ia mendelik tidak suka melihat Kris memeluk pinggang Hana dengan possessive membuat rona kemerahan di kedua pipinya. Sebuah ide buruk membawa gadis itu ke bar Chen, bukankah masih banyak bar yang lain? Kenapa justru bar ini juga yang didatangi oleh Kris.

“ aku pergi dulu.” Kristal berucap dengan suara serak, Hana menatap bingung Sehun yang juga pergi dari tempat itu.

.

.

.

“ ku cantik.” Suara berat Kris menghentakkan lamunannya, ia menatap polos Kris yang memuji penampilan baru yang dirombak habis-habisan oleh Sehun.

Rambut panjangnya dipotong sebahu agar telihat lebih segar, wajah cantik Hana dipoles make up natural yang mempercantik wajahnya, disempurnakan dengan dress berlengan pendek yang panjangnya melebihi lutut.

“ tapi, aku tidak suka ini.”

Kris menunjuk mata Hana yang dibubuhi perwarna kelopak mata dan penebal bulu mata.

“ dan ini.”

Tangan itu turun dan menyentuh bibir Hana dan dipoles dengan lip gloss orange mengkilat. Menambah kesan basah yang membuat batin Sehun sedari tadi mengerang di mobil.

Hana merasa berdebar, Kris mengangkat Hana ke pangkuannya sehingga tubuh gadis itu lebih tinggi sedikit darinya.

“ boleh aku hapus?”

Suara Kris serak disertai aroma alcohol yang menyeruak dengan sedikit aroma mint segar. Tangan kanannya menyentuh pipi Hana sedangkan tangan kirinya menahan tengkuk gadis itu.

.

Kris marah.

Kris kecewa.

Ia benci dirinya sendiri.

.

Saat bibir tipis itu diraupnya kasar dan mengigitnya dengan kasar pula menimbulkan lengguhan kesakitan dari Hana. Lidahnya memaksa untuk masuk kedalam, dan memonopoli apa yang ada dimulut Hana. 

.

Kris lupa segalanya sekarang.

Ia memang brengsek! Melukai hati seseorang yang tulus padanya.

.

“ geh …”

Desahan tertahan Hana membuat tubuh Kris semakin tak terkendali. Ia perlahan menarik resleting dres yang berada di belakang pakaian Hana.

.

Semua sudah dapat ia disimpulkan dari awal.

Hana memang membuatnya merasa kecanduan.

.

 Tangan besar Kris meraba punggung Hana yan sedikit terbuka. Ia menghentikan ciumannya lalu turun ke leher memberikan lumatan, hisapan, jilatan dan gigitan yang esoknya pasti berbekas.

Panas. Liar. Tak terkendali. Kris kembali mencium bibir yang sekarang sangat membuatnya lupa diri.

Liur yang tercampur di ciuman keduanya Kris telan cepat seakan tidak ingin menyisakan untuk sang lawan bermainnya sekarang.

Tangan besar itu makin berani, naik perlahan-lahan ingin menyentuh bagian sensitive Hana.

“ ANDWEE!”

Teriakan Hana menyadarkan Kris, hampir saja pria itu kembali menambah dosanya kepadanya Hana.

“ ini salah ge ..” Hana menangis, air matanya terlihat bercampur dengan keringat akibat perbuatan Kris beberapa detik yang lalu.

.

Rasanya sesak. Hana yang menangis dan Kristal yang menangis sangat memberikan dampak yang berbeda.

Melihat Kristal menangis ada sedikit rasa senang dihatinya walau terasa menyakitkan sebenci apapun Kris padanya, wanita itu tetap pernah mengisi hidupnya.

Akan tetapi, saat Hana yang menangis ia merasa sesak.  Hatinya merasa kosong, bahkan rasanya ia ingin menangis.

.

Seharusnya air mata itu bukan untuk pria brengsek sepertiku.

Jangan menangis!

Jangan menangis untuk menyadarkan perbuatan nistaku! Ini hanya salah satu dari bentuk kecerobohanku.

Tidak semestinya aku melanjutkan ini.

Aku tidak ingin melibatkanmu lagi! Tapi, rasanya sulit. Rasanya terlalu sulit melepaskanmu.

Saat hatiku mulai menerima hadirmu, aku sadar ….. Ini kesalahan –

.

.

.

- karena awal dari hubungan ini adalah suatu kebohongan.

.

.

.

.

 

Tebeceh (kalimat yang sangat author suka XD)

Pendek ya ? @iya author tahu.

Ngbosenin ya @itu juga author tahu.

Awalnya author mau bikin habis aja. Ehhh… ternyata nga cukup ( terlalu panjang plus bikin bosan ) dan dengan terpaksa author jadi bikin bercabang-cabang. Akhir kata mohon COMENTnya, yang nge dukung ataupun yang nge bash author nga larang ko. Karena sesungguhnya orang yang ngebash itu memberikan tanggapan walau sedikit pedas #author siap buka mangga mengkal nih XD.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles