Little Love Thing
@diantrf | Park Chanyeol (EXO), Moon Myeonsa (OC) | Fluff | G | Drabble
0o0
Tenda Myeonsa terlihat sepi dari luar, begitu pula di dalamnya. Ia sakit, dan membuatnya hanya bisa meringkuk di dalam tenda sementara teman yang lain menikmati malam penuh bintang yang indah di luar. Pegunungan tempatnya berkemah beberapa hari ini memang sangatlah indah. Myeonsa tak ingin melewatkan malam indah ini. Namun mau dikata apa, ia justru harus sakit di saat tak tepat seperti sekarang ini.
“Huh, aku ingin keluar dan melihat bintang,” gerutunya pada dirinya sendiri, merutuki tubuhnya yang tidak bisa diajak kompromi.
Akhirnya dengan sedikit nekat, Myeonsa benar-benar keluar dari tenda, mengenakan pakaian dua lapis serta jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Namun tetap saja, gunung adalah gunung. Hawa dingin yang menusuk tak dapat Myeonsa pungkiri keberadaannya. Sangat dingin dan rasanya ingin kembali masuk ke tenda. Sudah kepalang basah, lebih baik mandi sekalian. Myeonsa tetap nekat melangkahkan kakinya lebih jauh lagi ke lapangan terbuka, tempat di mana kini semua murid bersantai dan foto bersama.
Myeonsa masih terus melangkahkan kakinya. Ia bukanlah gadis yang pandai bergaul dan mempunyai banyak teman. Ia cantik, namun sangat tertutup dan hanya mengenal teman sekelasnya saja, itu pun karena mereka sekelas. Jika tidak, mungkin Myeonsa tak akan repot-repot mengenali mereka.
Ia menyusuri lapangan berumput itu, melewati beberapa gerombolan murid kelas yang bergabung menjadi satu, menyanyikan lagu kesukaan mereka masing-masing. Tak lama, Myeonsa melihat kumpulan teman kelasnya yang sedang duduk sembari bernyanyi. Ah, sang ketua kelas kini sedang memainkan gitarnya. Myeonsa tersenyum kecil lalu segera menghampiri kerumunan itu.
“Eoh, Myeonsa? Kenapa tidak tinggal di dalam tenda saja? Malam ini sangat dingin.” Yeonae nampak khawatir melihat Myeonsa berkeliaran dalam keadaan sakit. Myeonsa hanya mengembungkan pipinya kesal dinasihati seperti itu. “Aku bosan hanya berdiam diri di tenda.”
“Huh, baiklah. Tapi jangan macam-macam dan duduk manis saja di sini,” perintah Yeonae sok galak. Myeonsa balas tersenyum kecil dan mengangguk patuh.
Kerumunan kelas Myeonsa ini hanya bernyanyi dengan iringan gitar dari sang ketua kelas. Semua orang bernyanyi, melepas penat karena kegiatan sekolah yang membuat kepala serasa ingin pecah. Udara dingin yang menusuk entah mengapa terasa hangat saat bersama teman-teman. Myeonsa juga ikut bernyanyi, ada sirat bahagia dalam dirinya. Malam ini sepertinya akan menjadi salah satu momen termanis dalam hidupnya.
“Test..test—apakah benda ini menyala?—Ah ya, selamat malam semuanya!” Permainan gitar pun berhenti. Semua mata terfokus pada seorang pemuda yang tengah memegang mic di ujung lapangan. Ah, itu adalah Chanyeol. Myeonsa hanya geleng kepala melihat tingkah lakunya yang seperti anak kecil itu. Semua siswa menjawab salamnya, lalu setelahnya hening. Semua orang penasaran dengan apa yang akan Chanyeol lakukan.
“Bagaimana jika kita bermain Pepero Games? Aku membawa banyak ini..” Ujarnya riang sembari menunjukkan beberapa kotak pepero. Semua orang bersorak senang dan berlomba mencari pasangan main, yang rata-rata terdiri dari pasangan kekasih.
“Oke, pemenangnya akan kuberi hadiah saat kita pulang nanti. Baiklah, acara selanjutnya akan dipandu oleh Sungha.” Tepuk tangan memeriahkan malam ini. Chanyeol hendak memberikan mic-nya pada Sungha, sebelum ia ingat akan suatu hal. “Ah, maaf aku melupakan satu hal penting,” ucap Chanyeol sembari mengedarkan pandangannya. Myeonsa yang sedaritadi menatap Chanyeol langsung salah tingkah saat pemuda itu menatapnya balik. “Untuk yang sedang sakit malam ini, semoga cepat sembuh dan besok kembali sehat.” Satu kedipan mata Chanyeol berikan untuk Myeonsa, membuat gadis itu menertawai tingkah konyol Chanyeol.
Akhirnya pemuda itu menghilang dari pandangan Myeonsa, meninggalkannya yang masih tersenyum kecil mengingat apa yang baru saja Chanyeol lakukan untuknya. Permainan berlangsung sangat ramai, tak jarang pula semua orang bersorak saat para pasangan itu akhirnya berciuman sebagai penutup permainan. Myeonsa hanya melihatnya sambil terdiam. Bahkan Yeonae pun mengikuti permainan itu bersama kekasihnya.
Karena bosan hanya duduk sendiri, Myeonsa pun beranjak dan berjalan pelan menuju pinggir tebing, menikmati pemandangan yang sangat indah dari atas gunung. Perkotaan yang cukup jauh itu hanya nampak seperti butiran kristal kecil yang bercahaya karena lampu malam. Sangat cantik, Myeonsa terpesona akan hal itu. Gadis itu masih terdiam saat ada lengan yang memeluk pinggangnya. Tangan yang hangat, dan Myeonsa menyukainya.
“Kau seperti hantu. Aku mencarimu kemana-mana.” Suara yang lembut, berbanding terbalik dengan tadi—saat ia memberikan pengumuman dengan suara cemprengnya. “Sudah sehat?”
Myeonsa memejamkan matanya, menghirup udara malam pegunungan dalam-dalam. Memang agak sesak—karena terlalu dingin, namun entah mengapa dingin itu bagaikan sebuah filosofi yang semu, tergantikan oleh nyatanya sebuah kehangatan yang indah. Kehangatan yang berbeda dari tafsiran apa pun di dunia. Kehangatan cinta dan kasih sayang. Ya, seperti itulah yang Myeonsa rasakan saat ini.
“Chanyeol,” panggil Myeonsa lembut, masih dengan matanya yang terpejam. Hanya sebuah dehaman sebagai jawabannya. Chanyeol takut merusak keheningan yang menemani mereka. Gadis itu tersenyum kecil, “terima kasih.”
Chanyeol mengerutkan keningnya, masih belum tahu ke mana arah pembicaraan ini. Ia hanya diam, menunggu Myeonsa melanjutkan omongannya. “Terima kasih atas semuanya—selama ini. Terima kasih.”
Sebuah senyum terlukis di bibir Chanyeol. Gadis yang manis, sepertinya sakit demam membuatnya menjadi melankolis. Tapi Chanyeol suka. Semua hal yang ada pada diri Myeonsa, Chanyeol menyukainya. “Sama-sama, sayang. Happy second anniversary.”
Myeonsa tertawa kecil, diikuti oleh Chanyeol. Ternyata kekasihnya itu tidak lupa, dan Myeonsa sangat Senang. Sudah dua tahun, apakah ini akan bertahan selamanya?
Tanpa kata-kata. Tanpa apa pun, keduanya bahkan telah mengetahui perasaan masing-masing. Bagaimana keadaan hati yang bersemi bagai mekaran bunga yang mewangi, menenangkan hati siapa pun yang melihatnya. Merasakan semerbak harum yang terbawa oleh rinaian angin yang bertiup perlahan. Mereka saling memiliki, hati yang satu dengan yang lainnya. Ya, dan akan selalu seperti itu.
“Kau mau?” Chanyeol menawarkan sebatang pepero cokelat pada Myeonsa. Gadis itu mengangguk dan menerima suapan dari Chanyeol.
Pelukan yang semakin erat, cinta kasih yang bersemi seiring waktu berjalan. Kehangatan, manisnya indra pengecap selaras dengan tangan yang saling menggenggam. Karena cinta mereka tak hanya berhenti sampai di sini. Perjalanan panjang masih menunggu mereka di luar sana. Bersiaplah.
FIN
