Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Just Telling The Truth To Me (Chapter 1)

$
0
0

Title:Just Telling The Truth To Me #1

Author: Kim Ria

Genre: Romance, Frienship

Length: Chaptered

Ratting: T

Main Cast: Ahn Ri Young | Byun Baek Hyun | Park Chan Yeol | Oh Se Hun

 

“ Ini murni…100% ASLI dari pemikiran sendiri. Jika ada kemiripan saya mohon maaf dan jika ada kemiripan saya sungguh tidak tahu. Ide-ide cerita ketika saya baca buku, komik, dan fanfiction..Selamat membaca! ^^Thanks, “

-

Chapter One “The First Day”

-

-

Musim semi. Musim dimana bunga bermekaran dan seluruh tempat menjadi indah. Musim dimana semua orang memulai hari baru mereka. Memulai hari baru mereka dengan penuh senyuman.

Seperti yang dilakukan Ahn Ri Young saat ini.

Yup! Gadis ini akan memulai hal barunya di sekolah menengah atas barunya. Wajah putihnya dihiasi oleh senyuman segarnya, rambut hitam sepunggungnya ia ikat dengan karet ungu, seragam sekolahnya yang barupun masih sangat rapi. Seragam yang didominasi oleh warna coklat.

Blazzer berwarna coklat tua sebagai tempat sembuyi kemeja putihnya dan pita berwarna senada dengan blazzernya, rok dengan motif kotak-kotak berwarna coklat tua dan muda itu terus berkibar mengiringi langkah kakinya.

Rambutnyapun ikut bergoyang ke kanan dan ke kiri meramaikan pagi indahnya pada musim semi.

Ri Young berangkat ke sekolah barunya dengan penuh senyuman bahagia. Damai adalah perasaan yang ia rasakan. Hari ini jantungnya benar-benar berdebar untuk melihat sekolah baru yang telah ia idam-idamkan. Tak hanya bibirnya saja yang senang, kedua mata bulatnya pun sangat bahagia. Terlihat sekali pada wajahnya yang memasang mata berbinar, bersinar bak cahaya bintang-bintang langit.

Awalnya, Ri Young pikir hari pertamanya akan dimulai dengan sangat indah dan manis. Namun dugaan itu ternyata salah besar! Firasatnya jauh berbeda 180o dari kenyataannya. Buktinya saat ia hampir dekat dengan gerbang sekolah barunya tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan membuat seragamnya terasa basah dan dingin paa bagian kiri.

Beruntung saat ditabrak Ri Young bisa mengendalikan berat tubuhnya untuk tetap seimbang. Ia menghentikan langkahnya sejenak dan melihat kedepan, memastikan siapa yang telah menabraknya tadi. Dan, yang ia dapati adalah lelaki berseragam sama dengannya yang cukup tinggi dengan rambut hitamnya, lelaki itu tengah berlari sangat cepat sambil membawa soda ditangannya.

“Bodoh sekali dia. Pagi-pagi begini sudah minum soda dan berlari-lari dengan brutal. Ck!” umpat Ri Young. Lalu, ia melirik ke arah seragamnya yang basah. Ia kembali mengomel tidak jelas sambil menatap seragamnya yang basah.

**

Upacara bagi pelajar baru tengah digelar lapangan yang amat luas. Semuanya sudah berbaris dengan rapi, tak terkecuali Ri Young. Ia berada di deretan ketiga dari belakang. Kepalanya celingukan kesana-kemari. Mencoba mencari teman satu sekolahnya saat smp dulu dan,

Puk!Puk!Puk!Puk!Puk!

Ada yang menepuk bahunya dari belakang. Sontak membuat Ri Young berbalik ke belakang dan melihat siapa yang menepuk bahunya dengan amat keras dan tidak sopan.Walaupun begitu ia sangat berharap jika yang menepuknya adalah teman yang satu sekolahnya dulu saat di smp.

Namun, yang terlihat adalah seorang lelaki berambut hitam tengah melambakan tangannya sambil meringis kepada Ri Young. Menciptakan sebuah cengiran bersahabat dan mata yang menyipit dengan lucu.

“Hai. Kalau tidak salah kau gadis yang kutabrak tadi kan? Apakah kau baik-baik saja nona?” tanyanya sambil terus melambaikan tangannya, lalu ia melirik ke arah daerah seragam Ri Young yang basah. Membuatnya teringat sesuatu.

“Eo! Apa sodaku tadi tumpah ke seragammu?” lelaki itu kembali bertanya sambil kembali menatap kedua mata Ri Young saat menyadari suatu hal. Ri Young menatap datar ke arah lelaki yang belum ia kenal bahkan ia ketahui namanya. Karena sebal ia malas memperhatikannya. Apalagi melirik nametag lelaki itu. Ri Young amat sebal dengan lelaki yang telah merusak hari pertamanya yang damai tadi.

Seolah-olah nasibnya itu seperti taman penuh bunga warna-warni yang dilindungi oleh langit biru dan permen kapas yang cantik serta kehangatan cahaya dari sang mentari namun, tiba-tiba ada petir menyambar dengan amat keras sehingga membakar semua bunga itu dan tururnlah hujan deras dengan awan hitam dan sambaran petir dimana-dimana. Dan itulah gambaran suasana hati dan nasib yang menimpa Ri Young sekarang.

“Sepertinya yang kau lihat. Aku tak apa-apa…Heeehh… Terima kasih telah bertanya sekarang pergilah tuan..” Ri Young menahan seluruh umpatannya untuk lelaki ini. Ia tak boleh mengacaukan upacara ini jika ia berteriak dan melontarkan caci makian yang akan didengar oleh seluruh pasang telinga di sekolah ini.Ia menatap sekilas dengan tak suka sebelum ia berbalik kembali dan fokus pada amanat yang disampaikan oleh kepala sekolah.

Lelaki itu memproutkan bibirnya ketika permintaan maafnya yang baginya manis itu berantakan dengan tanggapan gadis ini. Tanpa perintah dan aba-aba, ia menjitak keras kepala gadis itu lalu pergi kebarisan belakang dimana ia harus berdiri sebelumnya.

PLETAK!

Ri Young memegangi kepalanya ketika merasakan kepalanya seperti dihantam batu besar. Dengan gigi mengeletuk ia menoleh ke belakang, namun hasilnya adalah nihil. Lelaki itu sudah hilang tertelan bumi. Ia sama sekali tak melihat jejak dan bekas yang lelaki itu tinggalkan. Sama sekali tak ada dan tak terlihat.

“Ish lelaki itu… Semoga saja aku tidak sekelas dengannya. Aku bersumpah akan membalasnya.” Desisnya dengan nada yang mematikan.

**

Kelas 10-3. Terpampang jelas pada pintu kelas baru Ri Young. Ia menghembuskan nafas panjangnya mencoba menenangkan dirinya. Ri Young melangkahkan kakinya kedalam kelas dan langsung memilih duduk di pojokkan tanpa peduli teman sebangkunya nanti.

Tepat setelah ia meletakkan ransel merahnya dan duduk, datanglah tiga lelaki yang memasuki kelas sambil tertawa keras. Jika dilihat mereka sepertinya teman karib yang sudah sangat lama, namun reaksi satu lelaki yang lain amat cuek dan dingin. Buruknya lagi, Ri Young dapat melihat lelaki bersoda tadi pagi berjalan bersama 2 lelaki yang lainnya dan berjalan ke arah bangkunya.

Beruntung, bangku sebelah Ri Young bukanlah lelaki menyebalkan itu. Melainkan lelaki ber aura es. Sementara lelaki menyebalkan itu duduk tepat di depannya bersama temannya yang tingginya sudah tak dapat diukur lagi.

Ri Young terus memperhatikan mereka dalam diam. Ia cukup bernafas lega jika lelaki itu tak menyadari jika akan duduk di depan gadis yang sudah ia ketak tadi. Namun nafas itu kembali tersendat saat lelaki itu menyadari kehadiran Ri Young lalu metubah posisi duduknya menjadi menghadap ke belakang.

“Ah! Kita bertemu lagi! Hey kau gadis bermulut pedas! Kenapa perminta maafku tak disambut baik?!” teriaknya sambil menunjuk ke arah Ri Young. Kedua temannya menatap bingung ke arah temannya dan Ri Young secara bergantian.

“Ugghh!! Kau ini benar-benar tidak tahu diri! Aku sudah ditabrak, menjadi korban kecerobahanmu dengan sodamu yang tumpah mengenai seragamku dan jitakanmu itu! Menyebalkan sekali! Bahkan kita tak pernah bertemu dan mengenal sau sama lain! Dasar bodoh!” umpat Ri Young sambil berdiri dari tempat duduknya. Ri Young benar-benar panas dengan lelaki didepannya ini, ia tak bisa menahan emosinya dan bibirnya untuk mengularkan unek-uneknya itu.

Kedua teman lelaki itu slaing berpandangan dengan tatapan bingung, sementara lelaki dengan tinggi tidak ketulungan itu menelan ludahnya lalu berdiri dari tempat duduknya mencoba melerai kedua makhluk berisik itu yang tengah beradu mulut ini.

“Wow,wow,wow! Ayolah aku sama sekali tak mengerti masalah kalian, sebaiknya kita berkenalan saja karena kita sama-sama pelajar baru disini..” ucapnya.

“Aku Park Chan Yeol, lalu ini Byun Baek Hyun, lalu yang di sana Oh Se Hun… Jadi siapa nammu?”

“Ahn Ri Young.” Jawab Ri Young pendek. Chanyeol kembali membuka mulutnya namun terhenti ketika seorang bapak guru berkumis lebat memasuki kelas. Yang dapat disimpulkan jika guru itu akan menjadi guru pendamping kelas 10-3 ini. Sebut saja wali kelas?

“Selamat pagi semua, saya Park Young Jin atau pak Young. Saya akan menjadi guru pendamping kalian selama 1 tahun ini. Nah sebelum membagikan jabatan-jabatan di kelas ini. Perlu kalian ketahui sekolah ini sama sekali tak melakukan MOS bagi para siswanya….Dan perlu ketahui juga mengenai semua tata tertib saat di sekolah, di kelas dan di tempat umum sebagai pelajar di sekolah…”

Selama pak Young Jin berpidato panjang, Ri Young terus menendang-nendang kaki kursi Baekhyun. Ya, menganggu ketenangan lelaki itu. Membalaskan dendamnya yang belum terbalaskan. Ri Young terus menendangnya sambil menahan tawanya.

Keasyikan menendang-nendang kursi Baekhyun, ia sama sekali tak dengar hasil jabatan yang ia terima saat Pak Young membacakan dan memilihnya secara acak.

Dan pesan pak Young bagi siswa dan siswi yang mendapat jabatan harus bertugas baik, jika ketahuan tidak bertanggung jawab akan di bimbing guru BK dan di beri hukuman berat selama 1 bulan penuh oleh pak Young sampai bisa bertanggung jawab. Kesimpulannya pak Young tidak peduli siapa saja yang menjabat yang penting mereka harus bisa bertanggung jawab.

Sementara Baekhyun sendiri, ia tengah melirik ke arah Ri Young dengan tajam. Lalu terlintaslah sebuah ide di kepala cerdas Baekhyun.

Ia mengambil sapu tangan dari sakunya, setelah itu botol mineralnya dari dalam ranselnya dengan hati-hati. Agar pak Young tidak menyadari tingkah lakunya. Langkah pertama, ia berakting jika sedang mengeluarkan ingus dari hidungnya dengan agak keras menggunakan sapu tangannya, dan langkah berikutnya ia membasahi sapu tangannya dengan air botol mineralnya dengan sembunyi-sembunyi. Dan langkah terakhir ia melemparkannya ke belakang, lebih tepatnya wajah Ri Young.

“WUAAAHHH!!!!!!!!!!!” Ri Young berteriak sekencang mungkin saat mendapati wajahnya mengenai sapu tangan Baekhyun yang sudah terkena ingus. Walaupun faktanya itu hanya air mineral biasa.

Semua anak di kelas 10-3 termasuk pak Young secara kompak menatap aneh pada Ri Young yang berteriak keras. Hening sesaat, namun detik ke-5 semua sesisi kelas menertawakan Ri Young yang amat konyol dengan ekspresi jijik Ri Young. Karena hal itu sangat menggelikan.Awalnya Ri Young sangat malu, tapi saat matanya melihat ke arah Baekhyun ia terus mengeluarkan sumpahan dan umpatan yang sebenarnya tak berguna didalam batinnya.

Pak Young menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengisyaratkan untuk semuanya diam dan kembali fokus. Baekhyun merubah posisi tubuhnya agar bisa melihat ke arah Ri Young.

“Hey dengar Riri bodoh, coba lihat sapu tangannya itu hanya air mineral… Dasar Riri bodoh.” Ucap Baekhyun dengan suara amat pelan. Ri Young mendelikkan matanya dan menahan dirinya agar tidak meledak.

Apa tidak salah dengar?! Dia merubah namaku menjadi Riri?! Dan… Sapu tangannya hanya air mineral?!! Sebodoh itukah aku di depannya?! Pikir Ri Young. Ia melihat ke arah sapu tangan Baekhyun, dengan jijik ia mencoba membukanya. Dan benar saja sapu tangan itu basah karena air mineral bukan..Benda jorok, berlendir yang keluar dari lubang hidung. Bodoh. Dasar bodoh .Runtuk Ri Young dalam hatinya.

“Ehm! Kau…Gadis yang berteriak tadi! Siapa namamu?” tanya pak Young kemudian dengan keras.

“Eum..Saya Ahn Ri..”

“Namanya Riri pak!” sahut Baekhyun keras lalu ia melihat ke arah Ri Young dengan jahil. Ri Young yang mendengar itu, hanya bisa menahan diri sambil mendelikkan matanya.Dan iya berdesis saat menyadari tatapan jahil Baekhyun yang begitu menyebalkan.

Yup! Berkat sahutan Baekhyun tadi, secara resmi Ri Young telah membalikkan namanya menjadi ‘Riri’. Nama pendek, singkat, mudah diingat yang dibuat oleh lelaki menyebalkan di awal sekolahnya. Ri Young tak akan melupakan hal itu.

**

Tidak dapat Riri pungkiri sekarang, jika ia benar-benar manusia tersial. Wajahnya yang tadinya berseri-seri berubah menjadi amat kesal dan frustasi.

Ia duduk pada pojok kelas sambil memegangi dagunya. Mencoba mengabaikan fakta jika ia sekelas dengan lelaki menyebalkan itu, mendapati kelasnya yang amat gaduh dan berisik, dan jabatannya menjadi wakil pengurus kelasnya.Ya, Riri sangat ingat kejadiannya saat masuk ke kelas barunya yang akan ia tempati sampai lulus ini. Kelas dengan isi teman yang sama selama tiga tahun berturut. What the hell eo? Aku benci ini. Batin Ri Young kesal.

Ia akui jika dirinya sendiri seberisik yang lain, tai bukankah konyol jika hari pertama sekolahnya, kelasnya sama sekali tidak diselimuti rasa canggung, mereka bebas melontarkan perkataan dan candaan yang sangat menganggu. Namun, beberapa gadis tengah bergosip, dan gadis berkaca mata tebal tengah membaca termasuk teman sebangkunya, Sehun. Terlihat tidak peduli dengan suasana kelasnya ia terus diam di tempatnya sambil membaca buku.

Suasana hati yang sudah memburuk sejak tadi pagi sampai istirahat, sudah tidak dapat dibendung lagi oleh Ri Young. Dengan muka memerah, dan terasa panas serta dahinya yang mengkerut. Ia berdiri sambil mendebrak meja.

BRAAK!

“Aku bersumpah!! Aku benci semua hal yang menimpaku hari ini! Apa Kalian tidak bisa tenang?!! Aku sangat frustasi sekarang!!” Seru Riri. Semua teman-temannya berhenti dan memandang ke arah Riri.

“Nah, begitu lebih baik!” Riri kembali terududuk lalu menenggelamkan kepalanya dengan malas.

Baekhyun yang tengah memegang pel dan berdiri di depan kelas bersama teman-teman sekelas yang lain menyikut lengan Chanyeol.

“Lihat ini Chanyeol.” Bisik Baekhyun sambil melihat ke arah Riri dengan jahil. Baekhyun berlari kecil lalu dengan hebohnya ia bernyanyi tidak jelas di dekat Riri menggunakan suara cemprengnya yang super keras, dan pel sebagai microfhonenya.

Melihat Riri tak mempedulikan nyanyian acak-acakannya, ia tak habis akal untuk menganggu Riri. Ia melontarkan ejekan pada Riri.

“Heemm….Nenek cerewet yang galak harusnya menasehati cucunya agar tidak berisik…” cibir Baekhyun tepat di telinga Riri. Dan bingo! Riri menampakkan kepalanya dan menoleh pada Baekhyun dengan sebal.

“Byun Baek Hyun brengsek!” seru Riri sambil memburu Baekhyun. Ia merebut pel itu dari tangan Baekhyun lalu dengan brutal ia memukul-mukulkan pada Baekhyun. Dan mencaci maki Baekhyun hingga wajahnya memerah.

Sehun yang berada di dekat mereka merasa sangat terganggu, ia membaca bukunya sambil menutup kedua telinganya dengan tangannya. Tsk, baru saja masuk SMA sudah berisik seperti anak SD. Memalukan sekali mereka.

**

Pelajaran Sains membuat Riri terbengong-bengong. Banyak hal yang membuat kepalanya meledak saat melihat tulisan-tulisan yang tak dapat ia pahami di papan tulis. Sesekali ia melirik ke arah Sehun. Riri menjadi sering memperhatikan Sehun saat ia terus menimpali materi yang di terangkan dan berdebat kecil dengan guru, dan menjawab berbagai pertanyaan. Bukankah itu hebat? Otak jenius tepat berada di sebelahnya.

Riri menunjuk-nunjuk lengan kiri Sehun dengan jari telunjuk.Ia berniat untuk bertanya mengenai materi sains itu.

Saat Sehun menoleh, Riri menjadi blank. Aura dinginnya dan bibirnya yang terus mengatup itu membuat Riri takut dan tidak nyaman pada Sehun. Apalagi tatapan Sehun benar-benar tajam.

“Eum..Lupakan.” ucap Riri kemudian. Sehun memutar bola matanya lalu kembali fokus ke depan. Sepuluh menit sebelum bel istirahat, guru sains yang tak lain adalah pak Kwon memberikan tugas rumah setelah itu mengakhiri pelajarannya sebelum bel berbunyi.

Saat sepatu mengkilap beliau melangkah keuar kelas, para murid bernafas lega sambil merenggangkan tangan mereka. Ya, sepertinya sains pelajaran terumit ya?

“Uwwaah…. Aku lega sekali saat pak Kwon pergi, apa kau selega ini Sehun?” tanya Chanyeol yang sudah kompak dengan Baekhyun membalikkan posisi duduknya.

“Hmm…. Sayangnya aku suka sains.” Jawab Sehun datar.

“Ah..Menyebalkan sekali, kita sudah bersama semenjak kelas 1 SD kenapa kita tak kunjung terpisahkan? Bahkan aku tidak tahu jika kalian akan sekolah disini juga.” Celutuk Baekhyun sambil menyandarkan kepalanya pada dinding. Dan pernyataan itu disambut dengan jitakan keras Chanyeol dan tatapan tak suka dari Sehun.

“Eish! Mulutmu ini sangat ganas! Aku sudah tahu kau bodoh dalam pelajaran Baekhyun, setidaknya aku harus pintar untuk berkata baik.” Kata Chanyeol, Baekhyun menatap Chanyeol dengan benci. Setelah itu ia membalasnya dengan tiga kali menjitak kepala Chanyeol.

“Hey Sehun, apa kau betah dengan multmu yang terus mengatup?” tanya Chanyeol kemudian. Sehun hanya menjawabnya dengan mengangkat bahunya.

“Setidaknya aku masih bisa bicarakan?” balas Sehun kemudian.

Riri yang tadi berisik dan bertengkar dengan Baekhyun, hanya bisa terdiam di tempatnya sambil mendengar tiga sahabat karib ini mengobrol. Dia berpikir jika ia berbicara sedikit saja akan menganggunya, dan jika ia pergi ia takut jika ke-tiga lelaki ini menilainya jika keberadaan mereka telah menganggunya.

“Hey, apaakah roh nenek cerewet galaknya sudah pergi? Kau kerasukan roh apalagi sekarang hah?” celutuk Baekhyun kemudian sambil menatap Riri lekat.

“Yang benar saja, aku ini masih waras tidak sepertimu. Berisik sekali.” Balas Riri sambil membuang mukanya.Ia merasa risih saat tiba-tiba Baekhyun menoleh padanya dan menatapnya dalam.

“ Setidaknya saat aku berisik, suara yang kukeluarkan adalah suara merduku.” Baekhyun membela dirinya dengan mengeluarkan perkataan narsisnya.

“ Huh? Merdu? Apa kau tidak pernah mendengarkan suaramu sendiri?”

“Tentu aku mendengarkan, aku punya telinga lihat ini.” Kata Baekhyun sambil menunjukkan telinganya pada Riri.

“Ya dia punya telinga, tapi tidak sebesar punya Chanyeol.” Sahut Sehun sambil menunjuk ke arah Chanyeol.

“Hey, apa-apaan ini?! Aku mulai diam dari tadi, kenapa sekarang aku yang diledek seperti ini?” ucap Chanyeol tidak terima.

“ Hati-hati Chanyeol, telinga lebarmu bisa saja sebagai tanda jika kau ini suka menguping ya?” kini Riri berani terlibat dengan tiga makhluk ini untuk bercanda.

“Mwo? Aku bukan penggosip.”

“Dasar bodoh, jika menggosip menggunakan bibir bukan telinga. Telinga hanya untuk mendengar!” protes Baekhyun.

“Hey, jika kita mendengar gosip bukankah sama saja kita termasuk penggosip? Dasar bodoh!”

“Kau yang bodoh Chanyeol!”

“Kau yang bodoh Baekhyun!”

“Kau…”

“Hey! Kalian berdua itu sama bodohnya tahu! Mempermasalahkan hal yang amat tak penting!!” kata Riri yang mulai lelah mendengarkan Baekhyun dan Chanyeol. Namun mereka hanya melihat ke arah Riri sesaat dengan diam lalu kembali mempermasalahkan siapa yang bodoh itu.

“Eisshh..Mereka ini benar-benar bodoh atau bagaimana?” ucap Riri sambil melipat tangannya.

“Biarkan saja, lama-lama kau juga terbiasa dengan 2 makhluk ajaib ini.”

Riri hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kini ia bisa mengakui jika ia tidak sesial seperti yang ia pikirkan dan menarik ucapannya jika membenci semua hal yang ia alami hari ini. Buktinya ia bisa bergabung untuk mendengarkan dan bercanda dengan tiga lelaki yang faktanya bahwa mereka adalah teman karib sejak kelas 1 SD.Melihat mereka membuat Riri teringat dengan sahabat karibnya yang merupakan tetangganya sendiri dan lebih tua 3 tahun darinya.

Sebenarya saat Riri memperhatikan mereka bertiga cukup bingung juga. Mereka selalu bersama dengan karakter yang berbeda selama bertahun-tahun.

Baekhyun dengan kejahilan menyebalkan yang tak tertandingi, mulut cerewet dan tidak bisa diam. Chanyeol yang mirip dengan Baekhyun namun tidak seburuk Baekhyun. Sehun si jenius dan tidak banyak bicara dan punya aura dingin yang menakutkan.

Bukankah hebat mereka bisa bertahan seperti itu?

**

Waktu pulang telah tiba.

Karena hari pertama masuk sekolah, untuk kelas 10 sama sekali tidak ada jam tambahan dan ekskul atau kegiatan klub. Mereka semua berbondong-bondong menuju gerbang sekolah untuk pulang.

Waktu pulang juga dilakukan untuk perang adu mulut. Siapa lagi jika bukan Baekhyun dan Riri? Apa sih yang membuat 2 makhluk berisik ini peributkan? Tumpukan buku sejarahlah yang mereka perebutkan sejak tadi.

“Kau yang ditugasi pak Lee untuk membawa semua ini ke perpustakaan!”

“Tapi kau kebagian piket hari ini nenek cerewet!”

“Karena itu aku harus membersihkan kelas bodoh!”

“Ini tanggung jawabmu juga tahu!!”

Kelas yang sudah sepi membuat keduanya berteriak dengan leluasa. Hanya Chanyeol dan Sehun yang melihat pertandingan ini. Mereka memperhatikan pertengkaran itu dengan geram, mereka gerah dengan keributan mereka yang berlebihan ini sejak tadi.

“Berhentilah berkelahi! Kalian bawa saja ke perpustakaan bersama-sama lalu kita pulang!” seru Chanyeol yang sudah tak tahan dengan Baekhyun dan Riri.Baekhyun dan Riri berhenti berdebat lalu menatap Chanyeol bersamaan. Mereka menghembuskan nafasnya, mereka menyerah.

“Baiklah, aku juga kehabisan pita suaraku jika begini. Ayo kita bawa ke perpustakaan.” Kata Riri memberi intruksi pada Baekhyun sambil membawa separuh buku sejarah. Langkah Riri lalu diikuti oleh Baekhyun.

Mata Chanyeol dan Sehun mengikuti arah perginya Baekhyun dan Riri. Chanyeol mengisyaratkan menggunakan tangannya pada Sehun untuk keluar kelas juga. Cahnyeol merangkul bahu Sehun saat berjalan keluar kelas.

“Kita tunggu saja mereka di dekat gerbang sekolah.” Kata Chanyeol kemudian yang diikuti anggukan kepala oleh Sehun.

**

Inilah ruangan yang begitu luas. Tempat bersih, tenang dan penacahayann yang cukup. Tempat bagi para kutu buku, dan si jenius berkumpul. Perpustakaan.

“Dimana kita akan menaruhnya?” tanya Riri sambil celingukan. Baekhyun berdecak sesaat lalu berjalan mendahului Riri, memberi aba-aba pada Riri untuk mengikutinya jika ingin mengembalikkan buku-buku sejarah ini.Riri tak berbicara apa-apa, ia memperhatikan Baekhyun sejenak sambil mengagkat bahunya. Setelah itu ia mengikuti perginya Baekhyun.

Ketika sampai ketempat yang ditunjukkan Baekhyun. Riri menghentikan langkahnya dibelakang Baekhyun yang berada di atas tangga yang disediakan untuk meraih rak tinggi. Memperhatikan Baekhyun yang tengah menaruh buku-buku itu. Riri bukan fokus pada buku-buku itu lagi, Baekhyunlah yang kini menjadi titik fokusnya dan bahan pikirannya sekarang.

Bukan tatapan suka yang dipancarkan Riri.Melainkan pandangan asing pada Baekhyun, karena sejak pagi Baekhyun terus berulah, berisik dan tak banyak diam. Tapi, saat memperhatikan Baekhyun yang tak banyak bicara seperti ini.Membuat Riri terasa asing dengan Baekhyun, dan….Lelaki ini memancarkan aura lain ketika ia mengatup rapat mulutnya. Ketika kedua matanya berubah menjadi tajam dan tak ada tatapan jahil maupun nakalnya.

“Hey, jangan melamun. Kemarikan buku-bukunya.” Kata Baekhyun memecah pikiran Riri sambil mengulurkan tangannya kebawah. Riri segera mengerjapkan matanya dan memberikannya pada Baekhyun.

“Ck, ada-ada saja. Kenapa pak Lee tak menyuruh ketua kelas saja? Menyebalkan.” Omel Baekhyun sambil menaruh buku-buku itu.

“Itu salahmu sendiri karena kau terus melempar kertas pada Yaemi. “ balas Riri sambil melipat tangannya.

“Habis… Dia sedari tadi pagi saat masuk, diam saja. Mentang-mentang berkaca mata dan pendiam ia jadi tak peduli dengan yang lain. Membuatku gemas melihatnya.Lagipula setelah aku melakukan itu Yaemi menjadi bisa berinteraksi dengan teman-teman kan?” bela Baekhyun sambil menuruni tangganya.

“Nah, ayo kita pulang.” Ajak Baekhyun sambil mendahului Riri. Namun baru saja Riri akan mengikutinya, Baekhyun telah menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Tangan kanannya sibuk merogoh-rogoh saku celananya, membuat gadis didepannya ini memandang bingung padanya.

Dan, tada! Keluarlah 2 bungkus permen lolly dengan bentuk bulat sempurna berwarna kuning segar.

“Ini permen kesuakaanku, permen lolly lemon. Aku akan menjamin ketika kau memakan ini moodmu menjadi lebih baik. Makanlah.” Tawar Baekhyun. Riri masih diam, ia terus memandangi permen itu dan Baekhyun secara bergantian. Memberikan tatapan curiga pada Baekhyun.

“Tenang saja ini tidak beracun nenek.” Tepis Baekhyun. Riri menatap Baekhyun sesaat lalu menjulurkan lidahnya. Ia menyambar satu bungukus permen lolly lemon, lalu dengan cekatan ia membuka bungkusnya dan memasukkan kedalam mulutnya.

Blussshhh…..

Rasa lemon yang khas, telah memenuhi rongga mulut Riri. Rasa lemon itu menari-nari di dalam mulutnya. Perlahan tanpa Riri sadari, senyumannya mengambang bahagia. Senyuman yang sama saat ia berjalan dengan rasa damai pada musim semi tadi pagi.

Melihat reaksi yang bagus dari Riri, Baekhyun tersenyum miring saat tengah memakan permen lolly lemonnya.

“Benarkan? Kali ini kau terlihat sangat bahagia saat merasakan rasa lemonnya.” Celutuk Baekhyun yang berhasil membuat Riri tersadar dan kedua pipinya menjadi merah karena kepergok melakukan hal yang konyol. Baekhyun terkekeh melihat kelakuan Riri yang menjadi salah tingkah.

“Sudahlah, ayo kita pulang.” Baekhyun membalikkan badannya dan berjalan melangkah pergi.Riri masih diam disana masih belum bergerak dari tempatnya. Ia memandang punggung Baekhyun yang perlahan mengecil.

Kini Riri menjadi tahu sesuatu dari Baekhyun. Ia bukanlah lelaki dengan tipikal kekanak-kanakan dan suka bermain saja, Riri merasakan ada hal lain yang dewasa pada Baekhyun. Ya, kedewasaannya terlihat saat ia tak banyak bicara dan perhatian. Permen lolly lemon inilah yang menjadi bukti jika Baekhyun lelaki yang perhatian.

**

“ Ah akhirnya mereka muncul juga!!” ucap Chayeol lega saat melihat Baekhyun berlari kecil ke arah mereka diikuti Riri yang ada di belakang Baekhyun. Sehun menolehkan kepalanya lalu melambaikan tangannya.

“Kenapa lama sekali?” tanya Chanyeol seduktif.

“Bukan urusanmu! Ayo pulang!!” seru Baekhyun dengan penuh semangat. Canyeol menyambutnya dengan ikut berteriak untuk mengatakan ‘ayo’. Sehun sendiri konsisten dengan pribadinya yang tak banyak bicara. Mereka bertiga mulai melangkah beriringan, melupakan gadis dibelakang mereka.

“Hey, kita melupakan sesuatu dibelakang.” Celutuk Sehun memecah suasana berisik yang dihasilkan oleh Baekhyun dan Chanyeol.Baekhyun Chanyeol mengatup mulut mereka lalu menoleh kebelakang. Ya, terlihat jika Riri berjalan gontai sambil menikmati permen lemonnya.

“Hey nenek cerewet! Ayo lari kesini! Ayo pulang bersama! Chanyeol akan menraktir di caffe ayahnya!” seru Baekhyun diikuti oleh pandangan terkejut dari Chanyeol. Lelaki jangkung ini tak terima jika Baekhyun mengatakan hal seperti itu, tapi ia juga tak bisa mengelak ketika sahabat baiknya yang mengatakannya. Alhasil Chanyeol memberikan cengiran lebar untuk meyakinkan Riri.

Melihat ada tawaran makan gratis, Riri menjadi semangat dan tentu sangat senang. Ia menganggukkan kepalanya dengan mantap sambil tersenyum senang. Ia berlari mencapai ketiga teman lelaki barunya dengan senang hati.

Musim semi, musim dimana kita semua memulai hal-hal baru. Menjadi siswi baru alah hal baru yang Riri lakukan. Memulai hari dengan tawa damai dan kini diakhiri dengan tawa bahagia. Jika saja lelaki bersoda itu tidak menabraknya dan meminta maaf dengan konyol. Riri tak mungkin bisa mendapat panggilan barunya, menjadi nenek cerewet galak yang banyak bicara, menunjukkan diri sesungguhnya yang banyak bicara dengan cara adu mulut, dan yang terakhir ia tak akan pernah mendapat permen lolly lemon pembangkit mood itu lagi. Permen lolly yang menunjukkan bahwa lelaki bersoda itu tidaklah seutuhnya menyebalkan. Dan inilah hal baru Riri di hari pertamanya sekolah. Ia sangat senang dengan hari pertama sekolahnya.

Aku tak sabar akan melakukan banyak hal dengan mereka. Batin Riri sambil berlari menuju Baekhyun, Chanyeol dan Sehun.

 

–To Be Continued in chapter 2….–

Author Note: Sekiannn… dari project baru ^^Hai! Hai! HAIII!! :V Ketemu lagi dengan saya…Hohohoho :3

Semoga suka dengan Just telling truth to me :V Maaf… Buat FanFic Phobia dan 2Channya. Karena peminat pembaca yang sedikit dan faktor lain-lainnya. Jadi, project itu diberhentiin :3 Maaf ya! >,<

Ditunggu nih saran, kritik atau komentar lainnya buat fanfic baruku dan kesan readers tentang Riri, Baekhyun, Chanyeol dan Sehun..Hehehe hehehhe…. Gomawo~

“Annyeong~” (Kim Ria)

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles