Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Just Telling The Truth To Me (Chapter 2)

$
0
0

Title:Just Telling The Truth To Me #2

Author: Kim Ria

Genre: Romance, Frienship

Length: Chaptered

Ratting: T

Main Cast: Ahn Ri Young | Byun Baek Hyun | Park Chan Yeol | Oh Se Hun

 

“ Ini murni…100% ASLI dari pemikiran sendiri. Jika ada kemiripan saya mohon maaf dan jika ada kemiripan saya sungguh tidak tahu. Ide-ide cerita ketika saya baca buku, komik, dan fanfiction..Selamat membaca! ^^Thanks, “

-

Chapter Two “She has full of surprises for me

-

-

Riri menguap lebar sambil berjalan menuju jendela kamarnya. Matanya langsung menutup rapat ketika disambut oleh sinar matahari yang begitu menyengat dan memasuki kedalam matanya tanpa permisi ketika ia membuka gorden jendela kamarnya.

Selamat pagi semuanya…. Minggu pagi Riri telah dimulai. Minggu pertamanya sejak ia duduk dibangku kelas satu SMA.

Riri tersenyum saat melihat pemdangan yang ditampilkan dari jendela kamarnya.

“Aku tak sabar untuk segera ke taman kota pagi ini.” Bisik Riri pada dirinya sendiri.

**

“Baekhyun!!! Ayo bangun! Kau telah berjanji untuk membantu ibu membuat sarapan!” ibu memerahi Baekhyun yang masih tertidur di ranjangnya sambil menutup wajahnya dengan bantal. Ia masih malas untuk bangun dan mengubah posisi tidurnya. Ia terlanjur menikmati tidurnya.

Masih geram karena anak bungsunya tak segera bangun. Ibu tak kehilangan akal untuk membuat Baekhyun segera bangun. Ibu mengambil bantal milik Baekhyun yang lain, setelah itu ibu memukul-mukulkan bantal itu pada tubuh Baekhyun dengan keras.

“Ayo anak pemalas….BANGUN!!!!!!” pekik ibu sambil terus melancarkan aksinya.

Buuk!Buuk!Buuuk!Buuk!Buuk!Buuk!

Dan akhirnya, kemenangan bagi ibu. Beliau telah berhasil membuat anak bungsunya ini bangun. Baekhyun yang tak tahan karena tidur nyenyaknya telah digaggu oleh ibunya yang lebih berisik dari Riri, segera memberontak perlakuan ibunya dan bangun dari posisi tidurnya.

“Iya,iya,iya aku bangun ibu….” kata Baekhyun dengan suara paraunya.

“Nah ayo sekarang kita memasak Baekhyun, kau sudah berjanji pada ibu.”

“Iiiyaa….Hoaaaahh…”

Selamat pagi, inilah minggu pagi yang membuat Baekhyun menjadi malas. Ia sangat malas ketika ibunya menganggu tidurnya dengan memukul-mukulnya menggunakan bantal dengan brutal. Ia sangat malas ketika ia harus berkutat di dapur bersama ibunya. Inilah mingu pagi.

**

Sementara Chanyeol dan Sehun menjalani minggu pagi mereka dengan bangun sangat pagi lalu berjogging menyusuri indahnya kota Seoul pada pagi hari. Nafas mereka terengah-engah dan jutaan ribu tetes keringat telah membasahi tubuh mereka.

Wajah Chanyeol yang mulai pucat, akhirnya disadari oleh Sehun. Sehun segera menghentikan langkah larinya dan menepuk bahu Chanyeol.

“Hey, kita hentikan saja sampai disini. Sepertinya jika dipaksa sampai kerumahmu kau bisa pingsan.Kita harus istirahat Chanyeol.” Kata Sehun pada Chanyeol. Chanyeol menganggukkan kepalanya sambil memegangi kedua lututnya. Sehun menyapu ke segala arah untuk mencari tempat yang cocok menjadi tempat istirahat mereka.

“Di dekat sana ada taman kota. Kita kesana saja! Kau masih kuatkan berjalan sampai ke teman kota?” tanya Sehun sambil menunjuk ke arah taman kota yang ia maksud.Chanyeol menegakkan tubuhnya kembali dan melihat kemana arah jari telunjuk Sehun menunjuk.

“Ah…Tenang saja, jika hanya sampai sana aku kuat. Ayo!” kini Chanyeol yang mengajak Sehun. Lelaki bertubuh jangkung ini berlari mendahului Sehun. Sehun menghembuskan lalu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Chanyeol sudah mengambil start lebih dulu darinya.

Sesampainya di taman kota Chanyeol mencari bangku taman yang menurutnya nyaman sebagai tempat meminimaliskan rasa lelahnya. Ketika Chanyeol sudah duduk pada salah satu bangku taman yang ada di taman kota, datanglah Sehun dengan nafasnya yang memburu.

“Ayo sini Sehun.” Kata Chanyeol sambil menepuk-nepukkan daerah bangku taman yang disisakan Chanyeol untuk Sehun. Tanpa berbicara sepatah kata apapun, Sehun segera duduk disamping Chanyeol.

Ketika 2 lelaki ini duduk di bangku taman kota dalam diam, mereka menangkap sebuah pemandangan dimana orang-orang mengelilingi sesuatu. Dan saat ada orang yang melewati hal itu pasti berhenti dan memeriksa apa yang terjadi disana. Dan hal itu cukup menarik perhatian 2 lelaki berperawakan tinggi tersebut. Mereka dengan kompak saling menoleh satu sama lain.

“Haruskah kita kesana Sehun?” tanya Chanyeol. Sehun menganggukkan kepalanya, mengiyakan pertanyaan Chanyeol. Merekapun segera beranjak dan pergi melihat yang terjadi disana.

Saat Chanyeol dan Sehun menghampiri kerumunan itu dan dengan susah payah sampai membuat mereka berjinjit-jinjit untuk melihat siapa yang ada di sana, namun yang terdengar adalah suara petikan gitar dengan melodi yang lembut dan suara merdu yang ada di telinga Chanyeol Sehun. Lagu itu sudah tak asing bagi semua orang, lagu mengharukan berasal dari girlband terkenal yang 2 membernya telah tiada. Yup! Ladies code dengan lagunya berjudul I’m fine thank you, telah dinyanyikan dengan sangat indah dengan versi acoustic dari seorang gadis yang Chanyeol dan Sehun belum sempat mereka lihat.

Air mata yang mengaburkan pandanganku
Selalu seperti ini, ketika aku melihatmu
Tanpaku sadari, waktu berlalu begitu cepat
Dan lagi, aku masih tetap menunggumu

Dengan bodohnya aku terus mencarimu
Berharap mungkin kaupun akan mencariku suatu saat nanti
Air mata kembali terurau ketika aku menunggumu
Dan seperti ini, hari kembali berlalu

Aku kembali menangis hanya untuk hari ini
Berharap kau bahagia selamanya, Selamat tinggal
Tidak masalah jika kau mengingatku, kemudian tersenyum
Aku baik – baik saja, terimakasih

Begitulah gadis itu menyanyikannya hingga lagu itu selesai. Baik Chanyeol maupun Sehun, merasakan hatinya bergetar mendengarnya. Bukan karena lagunya saja yang memang mengharukan, namun suara gadis itu sangatlah merdu.

Ketika petikan gitar itu berhenti dan suara merdu itu telah pergi. Semua yang disana bertepuk tangan, tak terkecuali Chanyeol dan Sehun. Orang-orang langsung berhambur pergi begitu saja, namun Chanyeol dan Sehun masih bertahan disana. Kedua mata mereka membulat ketika melihat 2 orang gadis yang masing-masing memegang gitar, mereka berdua terkejut ketika melihat Riri adalah salah satu dari gadis yang menanyi tadi.

Riri menyadari jika Chanyeol dan Sehun tahu kalau yang menyanyi tadi adalah dirinya. Ia pun menoleh pada Chanyeol dan Sehun sambil meringis dengan pipi yang bersemu merah karena malu.

“Hihi… Apa kehadiranku mengejutkan kalian berdua?” tanya Riri dengan kikuk. Chanyeol dan Sehun masih melongo tak percaya lalu menggelengkan kepalanya. Gadis disamping Riri menoleh pada Riri sesaat lalu menoleh pada kedua laki-laki yang dianggapnya adalah teman dari Riri.

“Oh…Halo, salam kenal aku teman Ri Young.Namaku Kim Tae Yeon, Taeyeon.” Ucap gadis yang bernama Taeyeon ini. Rambutnya berwarna blonde dengan ombre berwarna pink, wajahnya memang cantik namun bulu matanya sangat panjang dan lentik namun tidak lebat lalu matanya berwarna coklat muda dan berkilau.

Mendegar nama teman Riri ini ‘Kim Taeyeon’, seolah tak asing bagi Chanyeol dan Sehun. Dengan kompak mereka membulatkan mata, dan dengan heboh Chanyeol mengatakan,

“Wua, apa noona (kakak perempuan) adalah personil Girls’ Generation?! Kenapa bisa disini dengan penampilan sepert…”

“SSSShhhhhhh!!” Riri langusng menutup mulut Chanyeol dan tangan kanannya dan berdesis keras.

“Jangan keras-keras, Taeyeon eonni (kakak perempuan) sedang menyamar tahu….. Jagalah sikapmu.” Bisik Riri tepat ditelinga Chanyeol. Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti, setelah itu Riri kembali duduk disamping Taeyeon dan kembali memetik senar-senar itu dengan asal.

Chanyeol dan Sehun saling berpandangan dengan rasa canggung, ya mereka berdua terasa amat gugup ketika tepat didepan mata mereka adalah seorang personil dari girlband yang sudah sangat terkenal, terlebih itu adalah ‘leadernya’ yang dikabarkan jika Taeyeon adalah personil dengan fans terbanyak apalagi sekarang ia tengah menyamar. Bukankah itu sangat hebat?

Riri mendongakkan kepalanya ketika Chanyeol dan Sehun hanya berdiri dan tak mengeluarkan suara sedikitpun.

“Jika tidak ada keperluan kalian boleh pergi kok, kami akan bernyanyi lagi.” Ucap Riri dengan cuek. Taeyoen menoleh pada Riri lalu menepuk kepala Riri dengan keras.

“Itu tidak sopan Ri Young, setidaknya kau menyuruh mereka untuk duduk?”

“Eh? Duduk? Lalu aku berdiri?” kejut Riri, dengan jahil Taeyeon mengaggukkan kepalanya sambil terkekeh. Riri berdecak lalu ia berdiri dan mempersilahkan Chanyeol dan Sehun duduk.

Serasa duduk diatas es, Chanyeol dan Sehun tak mampu berkata apa-apa ketika duduk disamping selebriti yang terlewat dari terkenal. Mereka akui jika mereka hanya melihat Taeyeon dari layar kaca, bahkan mereka sama sekali tak pernah melihatnya saat manggung. Dan tiba-tiba saja bisa melihat secara langsung dengan dekat seperti ini.

“Astaga kalian berdua…Jangan kikuk dengan Taeyeon eonni, ia sahabat karibku. Ya walaupun kami terpaut tiga tahun. Aku benarkan eonni?” tanya Riri meminta pendapat pada Taeyeon. Taeyeon menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Riri.

“Teman Ri Young adalah temanku juga. Jadi bagaimana Ri Young saat di sekolah?” tanya Taeyeon sambil mengubah posisi duduknya menjadi sedikit serong menghadap Chayeol dan Sehun.

“Eum… Ri Young? Kami sering menyebutnya dengan nama Riri.” Ucap Chanyeol kemudian yang sebenarnya sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan Taeyeon. Ya, butuh keberanian besar untuk mengalahkan rasa gugupnya untuk menjawab pertanyaan Taeyeon.

“Wua? Benarkah? Kenapa namamu menjadi pendek sekali?” Taeyeon menoleh pasa Riri sambil tertawa.

“Ish, Baekhyun yang membuat panggilan itu eonni.” Jawab Riri dengan malas.

“Baekhyun? Siapa dia? Apakah Baekhyun itu yang ini atau yang itu?” tanya Taeyeon sambil menunjuk Chanyeol lalu Sehun secara berurutan.

Chanyeol dan Sehun meruntuki diri mereka. Mereka sama sekali tidak ingat untuk memperkenalkan dirinya pada Taeyeon.

“Eum noona, aku Park Chan Yeol, Chanyeol. Dan ini Oh Se Hun, Sehun.” Celutuk Chanyeol. Taeyeon hanya manggut-manggut tanda mengerti.

“Lalu… Baekhyun? Apa dia ada di taman kota ini?”

Riri terdiam tak menggubris pertanyaan dari Taeyeon, dengan malas ia meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Baekhyun.

**

Baekhyun berlari dengan amat kencang menuju taman kota. Ketika ia mendapat pesan dari Riri untuk segera ke taman kota bahwa disana ada Taeyeon. Bukankah itu sangat hebat jika Riri bisa bertemu dengan selebriti yang kuidolakan sejak lama sekali itu? Batin Baekhyun.

Baekhyun berpikir jika ada acara tanda tangan atau jumpa fans, namun saat Baekhyun sampai disana betapa terkejutnya jika di taman kota tidak ada apa-apa. Hanya ada pemandangan biasa di taman kota. Ia berpikir jika Riri hanya mengerjainya namun ia sendiri juga penasaran. Baekhyun berjalan dengan amat pelan sambil celingukan mencari sosok Riri.

Dan saat ia mendapatkan Riri bersama dengan Chanyeol, Sehun dan gadis dengan rambut yang cukup aneh baginya, ia melambaikan tangannya sambil meneriaki nama Riri.

“Riri!!!” serunya yang tentu saja membuat Riri bahkan yang lain menoleh pada Baekhyun sambil melambaikan tangannya. Lega bisa menemukan Riri, Baekhyun berlari mendekatinya.

“Ada apa Riri? Kau bilang ada Taeyeon dari Girls’ Generation? Tapi disini sama sekali tak ada satu event pun yang berbau Girls’ Generation? Apa kau mencoba mengerjaiku?” Baekhyun langsung menyerbu Riri. Perkataan polos Baekhyun membuat Riri tertawa keras dengan bebasnya.

“Hahahahahhahahah Baekhyun bodoh! Dia ada tepat didepanmu! Disamping Chanyeol!! Hahahahhaha….” kata Riri sambil tertawa.Baekhyun mengerutkan dahinya dengan bingung.

“Apa maksudmu?” tanya Baekhyun bingung. Riri sambil tertawa memegang wajah Baekhyun dengan kedua tangannya lalu menolehkan kepala lelaki itu menghadap pada Taeyeon yang tengah menyamar.

“Hai Baekhyun, aku Kim Tae Yeon. Aku teman karib Ri Young, atau yang kau sebut dengan Riri. Senang mengenalmu.Kudengar dari Riri, Chanyeol dan Sehun kau sangat mengagumiku? Terima kasih ya?” kata Taeyeon ramah. Baekhyun melebarkan senyumnya dan matanya berbinar-binar. Ia tak percaya jika idolanya ada tepat didepan matanya.

“Wuaaaaa…. Taeyeon noona salam kenal!” ucap Baekhyun dengan semangat. Entah ada kekuatan apa yang Baekhyun punya, namun ketika Baekhyun mengeluarkan perkataan yang penuh semangat itu membuat semua yang ada disana tertawa, namun tidak untuk Sehun. Lelaki ini tetap konsisten untuk tidak banyak bicara.

“Taeyeon eonni sudah lihat? Pantaskan jika orang seperti dia yang membuat namaku menjadi aneh. Dia itu memang bodoh eonni, tidak usah diladeni.” Kata Rri sambil menunjuk Baekhyun.

“Apa maksudmu aku bodoh? Dan kenapa kau berkata seperti itu terhadap Taeyeon noona ? Memang kau siapanya hah?” tanya Baekhyun.

“Dia? Bukankah Taeyeon eonni sudah bilang? Kita berteman dekat walaupun selisih tiga tahun. Sudah jelas tuan Byun?” Baekhyun mendengarkan jawaban Riri dengan tidak percaya. Kenapa dia tiba-tiba menjadi penuh kejutan seperti ini? Tiba-tiba menjadi sosok yang misterius saja dia. Pikir Baekhyun yang merasa aneh dengan Riri.

“Ehhm, sepertinya waktuku bersantai telah selesai. Sebaiknya aku kembali ke dormku oke?” pamit Taeyeon sambil berdiri dan membawa gitarnya.

“Ahh..Eonni, kenapa tidak bisa lebih lama?” rengek Riri sambil memegang lengan kanan Taeyeon.

“Ini sudah jamku untuk berlatih Riri…Hihihi…”

“Kapan eonni akan kembali kerumah? Aku ingin bermain lagi.”

“Entahlah…..Tunggu saja kabarku. Sampai jumpa semua…” kata Taeyeon sambil melambaikan tangannya lalu berlari kecil menjauh dari mereka.

Setelah Taeyeon telah jauh dari pandangan mereka, Riri menoleh pada ketiga lelaki didepannya ini.

“Aku juga mau pulang. Sampai jumpa…” pamit Riri sambil melambaikan tangannya lalu berjalan pergi.

Yah…Sangat buruk bagi Baekhyun, belum ada lima menit ia berdiri disini. Namun satu per satu telah berpamitan pulang. Merasa sedih, Baekhyun menoleh pada kedua temannya sambil memasang wajah memelasnya.

“Jangan bilang jika kalian akan pergi juga.” Kata Baekhyun sambil duduk disamping Chanyeol.

“Tentu saja tidak. Aku sedang memikirkan sesuatu tentang Riri.” Kata Chanyeol sambil menoleh pada Baekhyun dengan wajahnya yang serius.

“Apa?”

“Aku baru tahu jika gadis yang seberisik kau ini…Ternyata piawai bermain gitar dan punya suara yang bagus. Suaranya saja mirip Taeyeon noona, hanya… Ada sentuhan sedikit yang membuatnya berbeda dengan Taeyeon noona.” Jawab Chanyeol panjang lebar.

“Benarkah?” Baekhyun memastikan cerita yang telah diceritakan Chanyeol. Chanyeol dan Sehun dengan kompak menganggukkan kepalanya.

“Kenapa tiba-tiba dia menjadi penuh kejutan seperti ini? Aku jadi penasaran mendengarnya saat menyanyi.”

**

Hari ini,adalah Hari Senin. Hari dimana pak Young berjanji untuk membagikan nomor undi mengenai tempat duduk selama satu tahun. Tentu suasana Hari Senin bagi kelas 10-3 sangat mendebarkan, semua siswa terlihat tengah berdoa untuk mendapatkan teman sebangku sesuai yang mereka inginkan.

Ya Tuhan…Aku mohon beri aku kesempatan untuk dengan Sehun lagi…Aku tak mau dengan Baekhyun, ia sangat berisik… Riri berharap pada lubuk hatinya.

Dan sepertinya, kelakuan Riri sudah diperhatikan oleh Sehun. Dengan tatapan aneh ia memperhatikan teman sebangkunya ini.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya Sehun saat Riri sudah membuka kedua matanya dan meletakkan kedua tangannya di meja.

“Berdoa, kenapa kau tidak berdoa juga?” tanya Riri lugu. Sehun menghembuskan nafasnya panjangnya,.

“Apa undian ini sesulit ini bagimu?” Riri menganggukkan kepalanya dan menjawab,

“Aku merasa beruntung bisa sebangku dengan orang jenius yang mengerti sains. Jika aku mendapat orang bodoh apalagi seperti Baekhyun selama setahun penuh, itu sungguh mengerikan.” Jawab Riri sambil menunjuk Baekhyun.

Mendengar dirinya disebut, membuatnya merubah posisi duduknya untuk menghadap kebelakang, lalu menatap Riri dengan tatapan sinis. Ia memang terbiasa diucap bodoh oleh Riri, tapi ia tidak terima saat dibandingkan oleh Sehun. Karena baginya itu adalah hinaan yang menjengkelkan bahkan membuat harga dirinya terlihat sangat rendah. Setidaknya ia sudah bsa menahan bibirnya untuk membalas Riri dengan umpatannya, karena beberapa menit lagi pak Young akan datang. Jika saja pak Young bisa mendengar umpatannya ia bisa mati terkena hukuman dari pak Young.

Dan Jackpot! Ketika Baekhyun mengubah posisi duduknya kembali menghadap kedepan, terdengar langkahan kaki khas pak Young memasuki kelasnya. Sepatu kulit coklatnya yang mengkilap itu berjalan dengan langkah yang mantap menuju meja guru. Pemandangan yang agak berbeda dari pak Young, pria paruh baya dengan kumis lebatnya tengah membawa sekotak kecil berwarna coklat yang tak salah lagi jika itu tempat nomor undi untuk para siswanya.

“Baiklah, sesuai nomor absen yang kalian dapatkan. Silahkan berbaris untuk mengambil nomor undi kalian.” Ujar pak Young setelah duduk di tempatnya tanpa memberi salam terlebih dahulu. Tanpa diminta lagi, semuanya berdiri dan berjalan untuk berbaris sesuai nomor absen yang telah ditentukan.

“5 A?” ucap Riri saat mendapati nomor undinya. Ia berjalan pelan sambil mencari meja yang telah tertempel ‘5A’ pada bagian depannya. Riri tersenyum lega ternyata bangku 5A adalah bangku yang ia tempati sebelumnya. Dipojokkan belakang dan disampingnya terdapat jendela. Ya, ini keberuntungan kecil yang telah ia dapatkan.

Namun ketika Riri sudah tenang di tempatnya, matanya mendelik ketika Baekhyun dengan tampang serius duduk disampingnya sambil terus melihat nomor undinya.

“5 B, disini. Aku akan duduk dengan siapa ya kira-kir…” belum selesai berucap, Baekhyun menghentkan ucapannya ketika menolehkan kepalanya dan mendapati ada Riri disampingnya dengan mata yang telah mendelik.

“Astaga! Apa aku akan duduk sebangku denganmu?! Yaampun…. Ini tidak adil, kenapa aku harus duduk dengan nenek secerewet sepertimu?” omel Baekhyun sambil mengacak-acak rambutnya, sementara Riri memandangnya dengan wajah datar.

“Hey, itu adalah kata-kata yang seharusnya aku katakan. Menyebalkan sekali.” Sahut Riri sambil bertopang dagu dan melihat ke arah luar jendela. Mencoba melupakan jika teman sebangkunya adalah Baekhyun, Byun Baek Hyun. Yup, sudah sangat jelas ini bukan mimpi yang buruk. Tetapi kenyataan yang buruk.

“Wua! Chanyeol, Sehun kalian duduk disini?!” pekik Baekhyun ceria ketika mendapati Chanyeol dan Sehun duduk tepat didepan bangkunya. Mereka mengangguk dengan semangat.

Mendengar pekikan nyaring Baekhyun, tak dipungkuri untuk membuat Riri penasaran. Ia menoleh kearah Baekhyun dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh siberisik itu.Dan terlihatlah jika Baekhyun tengah bercanda dengan 2 orang temannya, yah..Itu sudah menjadi pemandangan biasa dan Riri malas untuk bergabung. Ia sudah terlanjur senang memperhatikan keluar jendela.

Baekhyun tertawa lepas sampai kedua matanya menyipit, mendengar lelucon yang tak masuk akal dari Chanyeol benar-benar sangat lucu karena saat seperti itulah Chanyeol terlihat lebih bodoh darinya. Sambil terus tertawa ia menoleh pada Riri. Melihat gadis ini memalingkan wajahnya dan hanya menunjukkan rambut hitamnya tergerai dengan jepitan berwarna hijau dengan bunga pink, membuat Baekhyun sedikit…

Deg,deg,deg,deg,deg

Pipi Baekhyun memerah sesaat saat memperhatikan Riri seperti ini, ia memang tak dapat melihat wajah sepenuhnya dari Riri.Namun sebagian wajah yang terlihat olehnya cukup membuatnya seperti ini. Apakah ini pertanda jika tertarik dengan wajah Riri? Bahkan ia belum pernah melihat Riri tersenyum tulus dengan sangat manis dengannya.

“Ada apa?” tiba-tiba saja Riri menolehkan kepalanya dan menatap kedua mata Baekhyun dengan heran. Baekhyun langsung menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melambaikan tangannya, mencoba meyakinkan Riri jika tidak terjadi apa-apa. Riri mengangkat bahunya tak peduli lalu kembali menolehkan kepalanya.

Baekhyun masih bertahan dengan tatapannya.Ia akui jika ia terpana ketika melihat Riri untuk pertama kalinya nenek cerewet ini menguraikan rambut hitam sepunggungnya, bukan mengikatnya lagi.Lagi-lagi dia punya kejutan. Pikir Baekhyun.

**

Pelajaran olahraga telah dimulai!

Para siswa kelas 10-3 tengah melakukan olahraga bebas saat ini, entah itu yang lari, bermain sepak bola, basket, tennis, sampai dodge ball. Suasana seperti ini terjadi lagi kerena ‘lagi-lagi’ guru olahraga sedang absen. Kelas yang beruntung.

Riri yang tadinya sempat menguraikan rambut hitamnya, kembali mengikatnya. Agar rambutnya tak mengalangi aktivitasnya dan bebas bergerak untuk bermain basket. Nyali Riri benar-benar hebat saat ngotot pada teman laki-lakinya utuk ikut menyertakan dirinya bermain basket.

“Aku mau ikut!!”

“Tidak, kau bermainlah bersama gadis-gadisnya bermain tennis dan volley itu.”

“Aku mau ikutt!!!!!” Riri tetap bersikeras untuk ikut bermain basket.

“Lagipula disini ada yang kekurangan satu anggota!” balas Riri dengan membara. Yeokjin tak dapat mengelak lagi, dengan pasrah ia menganggukkan kepalanya lalu menunjuk tim yang kekurangan satu anggota tersebut.

“Baiklah, tapi kau satu tim dengan Chanyeol dan Sehun.” Kata Yeokjin yang disambut dengan anggukan kepala semangat Riri. Dengan gesit yeoja ini berlari ke arah Chanyeol dan Sehun dengan semangatnya.

“Mwo? Kenapa kau? Apa kau bisa basket? Bahkan tinggi tubuhmu saja tid…”

“DIAM! Lihat saja permainanku ini!” Riri langsung menyahut perkatan Chanyeol dan membekap mulut lelaki jangkung yang tidak ada bedanya dengan Baekhyun itu. Berisik.

**

Cuuuurrr…..

Riri membasuh wajahnya dengan air keran yang dingin dan segar. Bermain lebih dari tiga puluh menit bersama para anak laki-laki yang bertubuh sangat tinggi, membuatnya harus berlari lebih extra dan harus membuat daya tahan tubuhnya menjadi lebih kuat. Itu lebih dari kata melelahkan.

Riri termasuk hebat juga dalam basket. Buktinya timnya menang dengan skor 39-13 selama permainan berlangsung. Dan 20 skor timnya itu berasal dari Riri sendiri yang memasukan kedalam ring, dan 15 skor adalah anak-anak lainnya yang satu tim dengannya. Bisa dibayangkan bagaimana ia bersusah payah untuk membuktikan kenekatannya untuk melakukan basket bersama para lelaki.Dan reaksi melongo para anak laki-laki saat melihat permainannya itu.

“Haaaaahh……Haaahh….Haah…..” nafas Riri terengah-engah.Membasuh wajahnya dengan air keran tak membuat rasa lelah dan dahaganya menghilang.

“Hey!”

Riri menoleh pada sumber suara. Terlihatlah Baekhyun yang berjalan kearahnya dengan keadaan rambut, wajah dan daerah kerah seragam olahraganya basah.

“Apa?” tanya Riri sambil membalas tatapan Baekhyun. Baekhyun yang sudah tepat berada didepan Riri, tanpa mengatakan apa-apa meraih tangan kanan Riri lalu meletakkan satu buah permen lolly lemon. Dengan dahi berkerut, Riri mengalihkan pandangannya pada Baekhyun. Meminta keterangan dari perlakuannya ini.

“Pembangkit mood? Jika lelah moodmu juga pasti jelek, makanlah.” Kata Baekhyun sambil menyengir kuda. Riri membuang nafasnya pasrah, ia membuka bungkus permen itu dan melahapnya.

“Terima kasih?” kata Baekhyun. Riri terdiam sejenak, lalu mengeluarkan permen lolly lemonnya.

“Hem, terima kasih atas permennya.” Ucap Riri sambil meringis, menunjukkan deretan giginya lalu langsung mendatarkan bibir, bahkan wajahnya. Setelah itu Riri kembali menikmati permennya dan berjalan melewati Baekhyun.

Kepala Baekhyun menoleh mengikuti kepergian Riri, ia menatap punggung gadis cerewet dan memiliki sifat sedikit cuek itu dengan sedih.

“Susah sekali membuatnya tersenyum manis kepadaku…Padahal aku ingin sekali melihatnya tersenyum manis padaku. Huuh, Baekhyun bodoh.” Runtuknya pada dirinya sendiri. Baekhyun menggaruk-garuk rambutnya kikuk, dan tanpa sadar pipinya memerah saat memikirkan Riri dan membayangkan jika wajah gadis itu tersenyum lebar kepadanya. Aku memang bodoh.

**

Pluuk!

Sebuah kertas kecil yang tergulung, mengenai kepala Riri. Riri mengusap-usap kepalanya sesaat lalu membuka gulungan itu.

:P nenek cerewet “

Seketika Riri memanas, dengan geram ia menoleh pada Baekhyun. Sementara pelakunya sendiri, tidak mempedulikan tatapan membunuh Riri. Ia masih serius menyalin catatannya di buku tulisnya. Tsk, untung sekarang pelajaran. Jika tidak, akan kucekik dia.

Pluuk!

:P nenek cerewet”

Riri mengepalkan tangannya lalu memukullkan ke meja dengan perlahan. Ia sudah tidak tahan ketika ia mencoba fokus pada pelajaran tapi diganggu seperti ini. Orang ini mau mencari mati?

Riri melemparkan kertasnya pada Baekhyun, padahal ia tepat berada disebelahnya.

“Berhenti kakek berisik! Aku ingin menjadi pintar” Baekhyun menahan tawanya dengan menggigit bibir bawahnya. Ia berpikir jika Riri ini terlalu galak dan lugu yang kelewatan. Terlihat sekali dari balasan suratnya ini.

“Aku tak yakin :P, kau memang bodohkan sejak lahir?Nenek cerewet bodoh, nenek cerewet bodoh..BWEEK! :P :P :P” itulah balasan Baekhyun. Riri dengan gejolak api membara tanpa sadar ia menggebrak meja lalu berdiri menghadap pada Baekhyun dengan dahi berkerut saking kesalnya.

“Hey! KAKEK BERISIK! Aku sedang mencoba fokus! Berhentilah mengangguku seperti ini saat pel..”

“EHM!” Riri membatu mendengar deheman itu. Dengan takut-takut ia mencoba menyapu pandangannya, terlihatlah semua pasang mata teman-temannya mengarah padanya sambil menahan tawa yang akan meledak. Dan mata gadis itu berhenti ketika melihat tatapan mematikan dari guru sastranya, ‘bu Hwang’. Riri menelan air ludahnya dengan susah payah. Aku pasti sudah mati batin Riri ngeri.

Bu Hwang menurunkan kacamatanya kebawah, menatap tajam ke arah Riri.

“Nona Ahn, anda dipersilahkan untuk keluar dari kelas. Dan…..Sebagai pekerjaan rumah, kau harus menyalin semua yang ada di buku paket sastra mengenai seni Eropa, dari halaman 10-34 secara lengkap! Dan buatlah 3 puisi dengan tema yang berbeda dan seindah mungkin menggunakan bahasa Perancis! Gunakan sajak-sajaknya.Kumpulkan besok pagi di mejaku! Silahkan keluar!” ucap bu Hwang panjang lebar.

GLEGAR!

Riri seperti disambar petir. Pertanda malaikat pencabut nyawa datang. Ia benar-benar mati sekarang. Yang benar saja, halaman 10-34 harus dicatat secara lengkap? Bahkan buku paket itu ukuran fontnya termasuk kecil. Itu lebih dari kata kiamat. Terlebih pekerjaan rumah untuk membuat tiga buah puisi dalam bahasa Perancis lengkap dengan sajaknya yang membuatnya pusing tujuh keliling..Tidak! ini sepuluh bahkan seratus keliling!

Dengan kepala menunduk karena menahan malu, Riri berjalan keluar dari kelas.

“Dan untuk tuan Byun! Kau harus keluar kelas juga!” lanjut bu Hwang dengan geram. Baekhyun langsung bangkit dari tempat duduknya dan berlari menuju keluar kelas, menyusul Riri yang sudah berdiri tegap didekat pintu kelas. Baekhyun cukup senang dapat hukuman keluar kelas, pasalnya ia selalu takut selama pelajaran sastra karena bu Hwang yang sangat tegas dan keras. Jadi jika ia bisa keluar kelas, ia bebas dari rasa ketakutannya.Anggap saja sebagai tiket emas untuk Baekhyun.

Kedatangan Baekhyun yang penuh senyum sumringah, membuat Riri heran dan risih. Baekhyun ternyataidak hanyai berisik, ia bahkan aneh. Buktinya, ketika dihukum untuk keluar kelas ia menunjukkan wajah bangganya. Dasar bodoh. Pikir Riri.

Baekhyun menoleh pada Riri sambil meringis. Riri hanya membalasnya dengan tatapan bingung.

“Kita bisa bebas kali ini, lihat ini….” Kedua alis Riri kini bertaut membentuk satu garis lurus, bingung dengan tingkah lelaki yang ada disampignya ini. Baekhyun menarik nafasnya lalu,

“LALALALALALLAALALALLAALALALALALA!!!!!!!!!!!!!!” Ya, Baekhyun benar-benar gila sekarang. Dengan cemas Riri membekap mulut Baekhyun sebelum lelaki ini semakin menjadi-menjadi. Mendapat tugas sebanyak itu, bagi Riri lebih dari cukup. Jika Baekhyun mencari gara-gara lagi, ia bisa mati untuk kedua kalinya, sungguh bodoh.

PLETAAKK!! PLETAAKK!!!

Sebuah kayu panjang telah mengenai kepala Riri dengan Baekhyun dengan keras.

“Hey! Kalian berdua dasar anak nakal!! Pergi yang jauh dari sini!!!!” seru bu Hwang dengan wajah yang memerah. Sepertinya bu guru yang satu ini benar-benar kehabisan kesabaran oleh tingkah kedua muridnya yang susah diatur dan ‘tidak kapok-kapok’.

Baekhyun langsung mendorong tubuh Riri.Memberi kode pada gadis ini untuk segera pergi dari tempat ini. Tempat yang mungkin bisa dibilang menjadi… ‘sarang ratu setan’? Riri yang sudah paham dengan maksud Baekhyun langsung ambil langkah seribu. Menimbulkan derap langkah yang sangat keras, Riri tak memikirkan apa ia akan menganggu kelas lain. Keselamatannya itu jauh lebih penting. Baekhyun juga dengan firasat yang buruk, mengikuti langkah Riri dari belakang. Saat berlari, sesekali ia menoleh kebelakang untuk sekedar memastikan saja jika mereka berdua aman. Mereka ini berlari, seperti diburu oleh hantu yang akan mengajaknya sebagai teman di dunianya. Bukankah itu mengerikan?

“Hosshh….Hossh…Hossh…Ini gila Baekhyun.” Ucap Riri sambil memegangi kedua lututnya.

Mereka berdua kini berhenti tepat di tengah lapangan. Sinar matahari pada pukul 12 tidak membuat kepanasan, karena sekarang musim semi. Cahaya itu terasa hangat apalagi ketika angin berhembus dan menggerak-gerakkan puluhan pohon dan jenis tanaman yang bergerak kekanan dan kekiri, terlihat alami.

Hembusan angin itu, menghentikan nafas Riri dan Baekhyun yang terengah-engah.Membuat mereka berdiri tegap dan memandang kesekeliling. Memperhatikan dedaunan dari pohon rindang itu bergoyang-goyang mengikuti arah angin.

“Wuaa….” takjub Riri ketika mendapati ciptaan Tuhan yang sangat indah. Memang sederhana, tapi itu luar biasa bagi seorang Riri. Suasana damai musim semi, suasana yang sama ketika ia berjalan menuju sekolah barunya itu.

“Aku menyukai suasana seperti ini….” Riri kembali berucap sambil menautkan kedua tangannya didepan mulutnya, saking senangnya. Diam-diam, Baekhyun memperhatikan Riri. Sebuah senyuman tipis menghiasi wajahnya hanya karena melihat paras lugu Riri yang tengah takjub dengan indahnya pemandangan musim semi.

“Hey!” panggil Baekhyun pada Riri. Riri yang baru saja menoleh ada Baekhyun langsung dilempari oleh Baekhyun sebuah permen lolly lemon. Riri dengan senyuman tipis membuka bungkus plastiknya dan menikmatinya sambil tersenyum bahagia.

“Terima kasih paman mesin permen.” Kata Riri sambil menyebutkan julukan lain Baekhyun. Baekhyun menganggukkan kepalanya sambil memasukkan permennya.

“Moodku sekarang seratus kali lipat lebih baik. Aku sangat senang sekarang bisa merasakan damai seperti ini lagi.Kuakui jika kejahilanmu ada fungsinya juga. Terima kasih!” kata Riri lagi sambil membuat seulas senyum yang amat manis pada Baekhyun, walaupun sedikit tertutupi oleh batang permen lolly kecilnya.

Blusssh….

Wajah Baekhyun memerah sesaat, bibrnya sedikit terbuka dan matanya tak sanggup berkedip. Jantung berdetak sangat cepat, bahkan rasanya ingin copot. Suhu tubuhnya langsung memanas dan hampir mendidih. Hatinya terus menyakalan kembang api saking bahagianya.

Baekhyun tidak mimpi sekarang.Melihat Riri tersenyum, hampir saja membuat permen lolly lemonnya yang berada di mulutnya terjatuh. Ia baru saja mendapati Riri tersenyum manis kearahnya. Dan terlebih Riri tersenyum semanis itu karenanya.Ya, karena membuatnya menjadi sangat senang.

Baekhyun akui, semenjak ia sebangku dengan gadis ini dan memperhatikannya dengan rambutnya yang terurai, membuat jantungnya untuk berdebar dan terpana saat melihatnya. Jika saja saat palajaran sastra tadi, ia tak menggoda Riri.Ia tak akan bisa mendapat senyuman manis itu. Baekhyun tersenyum kecil, ketika melihat Riri yang berdiri tegap sambil tersenyum-senyum sendiri saat merasakan hembusan angin musim semi.

Tak disangka, wanita seberisik itu menyukai suasana damai seperti ini. Bahkan aku tak percaya senyumannya lebih manis dari yang aku bayangkan…Ia benar-benar punya banyak kejutan untuk kuketahui.Bahkan aku tak bisa berpikir panjang mengenai perasaanku,

Baekhyun menggantungkan ucapan hatinya sendiri untuk kembali melihat ke arah Riri.Samar-samar ia dapat mendengar nyanyian kecil Riri, walaupun sebenarnya tidak terlalu jelas untuk ditangkap oleh kedua telinganya.Lalu ia melanjutkan kata-katanya dan mengucapkan pada hatinya sendiri bahwa,

Yang menyukai pada gadis seperti dirinya.

 

 

–To Be Continued in chapter 3….–

Author Note: Sekiannn… dari project baru ^^ Semoga suka dengan Just telling truth to me :V Maaf… Buat FanFic Phobia dan 2Channya. Karena peminat pembaca yang sedikit. Jadi, project itu diberhentiin :3 Maaf ya! >,<

Ditunggu nih saran, kritik atau komentar lainnya buat fanfic baruku dan kesan readers tentang Riri, Baekhyun, Chanyeol dan Sehun..Hehehe hehehhe…. Gomawo~

“Annyeong~” (Kim Ria)

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles