Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

What? Married with Him? [Chapter 1]

$
0
0

What? Married with Him? [Chapter 1]

author : M_SEO

genre : romance, litle comedy

rating : 15

length : chapter

main cast : Oh sehun, Lee minjung oc

twitter : @megasaktie

Hidup memang sulit karena dunia sudah gila. Sepertinya aku juga sudah gila.

        Kudengar suara gemericik hujan menjatuhi dedaunan di bumi. Aku membuka mataku secara perlahan untuk mengabsen semua barang yang ada di kamarku.

Mataku sekarang sudah benar-benar terbuka. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi KST. Aku menarik selimutku kembali berharap bisa melanjutkan kembali mimpiku.

Tapi sebuah teriakan yang membuatku harus membuka mataku lebih lebar lagi jika aku tak mau kena masalah. Aku segera beringsut dari ranjang tercintaku untuk menuju ke kamar mandi, yang sebenarnya berada tepat diselah kamarku.

Kulihat adik laki-lakiku sudah memakai seragam lengkapnya untuk berangkat kesekolah. “apa kau lihat-lihat” desisku, yang melihat mark melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

“kau itu seorang dokter kan? Tapi kenapa aku melihatmu malah seperti seorang preman” jawabnya dengan santai. “aish, anak ini kurang ajar sekali” ujarku yang emosi sembari menaikan tanganku ingin memukul kepalanya. Tapi dengan gesit mark menghindari pukulanku.

“aku tidak akan mau membiarkan kau masuk lagi kedalam mobilku” desisku dan langsung masuk kedalam kamar mandi.

Dan kontras setelah itu, Mark sudah mulai menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan sangat keras. “noona!! Kenapa kau begitu pada dongsaengmu sendiri?” melasnya yang terus saja berteriak tidak karuan, sedangkan aku sudah tak peduli dengan teriakan histerisnya itu.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 waktu KST. Dan aku masih saja santai dengan rotiku. Sedangkan Mark terus saja merengek untuk segera berangkat sekolah. terserah. Aku tidak akan memperdulikannya. Lagi pula eomma dan appa juga tak membelanya.

“eomma, bantulah aku membujuk noona” rengek Mark pada eomma. Terserah Mark. Aku tak akan mengikuti kemauanmu itu. “antarkanlah dongsaengmu itu lee minjung” ujar eomma dengan halus. “shiero” jawabku dengan santai.

“itukan salahnya sendiri. padahal eomma kan sudah mengisi kartu transportasinya itu” ujarku. “appa” rengek Mark yang memelas pada appa.

“pergilah sendiri Mark. Kau tidak akan terlambat walau kau naik bis. Lagipula ada yang mau appa bicarakan dengan noonamu” jelas appa yang membuat Mark menggebrak meja dan langsung pergi.

Aish, anak ini sungguh menyebalkan sekali. Tapi apa kata appa? Katanya ada yang mau appa bicarakan denganku? Apa yang ingin appa bicarakan denganku? Kurasa aku sudah melakukan semua yang appa minta padaku.

Aku sudah menjadi seorang dokter. Aku juga sudah menjadi dokter tetap disebuah rumah sakit yang sangat bergengsi. Lalu apa lagi yang appa mau dariku.

“apa yang appa mau bicarakan denganku?” tanyaku pada appa to the point.

“appa berniat untuk menjodohkanmu dengan anak teman appa. Sebenarnya appa sudah menjodohkanmu dengannya sejak kau baru dilahirkan” jelas appa sembari sesekali menyeruput coffe.

Tapi tidak denganku, aku sangat shok mendengarnya. Dan kukira setelah ini aku harus segera menemui taehyung untuk memeriksa keadaan jantungku karena kabar ini.

“appa benar benar akan menjodohkanku?” tanyaku shok tak percaya dengan apa yang appa-ku bicarakan sekarang. Jika appa mengatakan kalau dia menginginkan aku menjadi dokter dan melupakan cita-cita-ku untuk menjadi seorang jaksa. Aku masih bisa menerima. Tapi ini. Aku dimintanya untuk menikah dengan seseorang yang sama sekali tak kukenal.

Secara tidak langsung appa memintaku untuk menghabiskan sisa hidupku dengan namja yang sama sekali tak kucintai. Ini gila. Benar-benar gila. Taraf kegilaan yang sudah diatas rata-rata.

“tentu saja. Kau kira appa bercanda. Appa tidak akan pernah bermain-main dengan masa depanmu” ujar appa dengan nada yang memang tak pernah terdengar sekalipun bercanda jika dengan masa depan.

Aku terdiam. Otakku masih terus mencerna semua permintaan apa yang appa minta padaku. Sebenarnya ini bukanlah sebuah permintaan, melainkan sebuah perintah.

Tes…

Tiba-tiba saja mataku mengeluarkan buliran air. Aku menangis. memang seharusnya aku melakukan ini dari dulu. “jangan menjadi cengeng” ujar appa-ku dengan nada datarnya.

Sedari dulu aku memang dilarang keras untuk menangis sekalipus itu sangat sakit. Aku sangat dilarang keras untuk menangis. appa sudah membuatku berkepribadian yang kuat, dan tak pernah terlihat lemah.

“aku akan memikirkannya dan jangan tunggu jawabanku” ujarku yang langsung mengambil tasku dan meninggalkan appa dan eomma.

Ini perintah yang terlalu gila untuk kulakukan. Jika aku menjawab ‘ya’ maka jiwaku akan mati tapi ragaku akan tetap hidup.

Entah kenapa mataku terus saja mengeluarkan butiran-butiran air. Perintah appa memang tidak menyakitkan tapi aku tak tahu apa yang membuat air mataku terus saja mengalir.

***

Kuinjak pedal gas, kecepatan mobilku sudah diambang batas. Aku tahu, jika aku berada dijalan biasa aku akan kena tilang dari polisi. Maka dari itu aku berinisiatif pergi ke jalan tol.

Jalan tol mungkin akan menjadi penghilang rasa aneh ini. Tidak akan menjadi bahaya jika aku kebut-kebutan disini dan lagi mana ada mobil yang melajukan mobilnya dengan lamban disini. Tentu saja semuanya harus melajukan mobilnya dengan cepat.

Tiba-tiba saja ponselku berbunyi, dengan malas aku menyambungkan sambungannya. “wae?” tanyaku dengan malas dan masih fokus menyetir dengan kecepatan tinggiku. “kau dimana?” teriaknya diujung sana. “aku sedang ada di jalan tol” jawabku jujur pada taehyung. “mbo!!” teriaknya histeris diujung sana. “apa yang kau lakukan di jalan tol hah?” omelnya yang sudah tak dapat kuhindari lagi.

“kebut-kebutan menghilangkan pikiran” jawabku. Aku memang tidak bisa berbohong pada sahabatku yang satu ini. “ya, cepat kembali ke rumah sakit!! Aku tak ada teman disini semua sedang sibuk” omelnya yang memintaku untuk segera ke rumah sakit. “shireo, aku masih mau kebut-kebutan” tolakku keras kepala seperti anak kecil.

“Ya!! Kemari tidak” ancamnya padaku. “shireo” tolakku dengan keras. “sudah ini aku akan ke pulau jeju. Jika kau ingin, kau bisa menyusulku ke pulau jeju” ujarku yang langsung menutup sambungan telephonnya.

Aku malas jika harus berdebat dengan Taehyung apalagi saat keadaanku seperti ini. Aku tidak akan bisa dikendalikan oleh Taehyung. Sekalipun dia itu sahabatku.

***

Kuhentikan laju mobil yang kusewa selama aku di pulau jeju. Kulihat hamparan pasir pantai yang begitu indah. Sedikit mengurangi beban pikiranku.

Aku berjalan menuju pantai, kulepas sepatu agar sepatuku tak kotor. Kulihat banyak sekali orang disini. Para pasangan juga tak kalah banyak dengan yang datang kesini sendiri.

Aku melihat satu persatu pasangan, yang sesekali bermesraan. Pasti mereka menunggu matahari tenggelam. Memang momen matahari tenggelam selalu menjadi latar paling romantis dimata para pasangan ini. Tidak heran banyak drama yang menampilkan sebuah adegan dengan latar matahari tenggelam.

Andai saja aku juga mempunyai seorang namja yang kucintai dan dia juga mencintaiku. Tapi itu akan segera menjadi mimpi. Aku bahkan diperintahkan appa-ku untuk menikah dengan namja yang dipilihnya sejak aku baru dilahirkan.

Bosan dengan kehidupanku yang berputar seperti roll film dikepalaku, aku memutuskan untuk kembali ke dalam mobil. Dan kulihat seorang namja tengah memainkan bolanya. Kukira namja itu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Kuperhatikan namja itu dari kejauhan.

Brak….

Aku membelalakan mataku melihat namja itu menedang bolanya dan sampai terkena mobilku. Dengan gerakan cepat aku menghampiri mobil.

Mataku sudah benar-benar membulat melihat mobil yang kusewa itu sudah penyok. Kulirik namja yang menjadi pelaku kuat dari kejadian ini.

“Ya!!!” teriakku pada namja itu yang sedang berjalan santai tanpa terlihat berdosa atau melakukan hal yang tercela. “Ya!! Berhenti disana” teriakku dengan emosiku yang sudah memuncak. Baiklah, ini waktu yang tepat untuk mengeluarkan semua emosiku yang sudah menumpuk.

Namja itu sudah berhenti dan membalikan badannya kearahku. “wae?” tanyanya begitu dingin padaku. Namja ini benar-benar.

“kau bilang kenapa? jelas jelas kau sudah merusak mobilku” teriakku emosi pada namja itu. “aku?” tanyanya sembari mengerutkan keningnya. Apa orang ini bodoh sampai tak tahu apa salahnya.

“kenapa aku? Jelas jelas yang merusaknya bola itu” bela namja itu sembari menunjuk bola, yang jelas jelas mendapat kekuatan dari kaki panjangnya itu. Aku sudah berurusan dengan orang yang salah.

“YA!!! BOLA ITU TIDAK AKAN MEMPUNYAI KEKUATAN JIKA TIDAK KAU TENDANG!!” teriakku frustasi pada namja menyebalkan. “tunggu” ujarnya dengan alisnya yang mulai bertaut.

Namja itu menghampiriku dengan alis yang masih terus saling bertaut. Aku tak mengerti dengan pikirannya, aku tak bisa membaca pikiran namja ini. Tentu saja, aku saja melihatnya baru sekarang.

Namja itu sekarang sudah berada dihadapanku, dengan alisnya yang terus saja bertaut dengan setia di wajahnya yang bisa dikategorikan tampan itu. Tapi tidak untukku. Apalagi jika sudah melihatnya menyebalkan.

“sepertinya aku mengenal teriakanmu itu” ujarnya yang menelisik kearahku. Namja itu memberi tatapan aneh padaku. Namja itu melihat penampilanku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Ada apa dengan namja ini? Apa jangan-jangan dia salah satu pelaku pencabulan yang suka ada di TV. “apa yang kau lihat?” tanyaku takut takut dengan wajahku yang sudah tidak dapat dikontrol.

“benar, kau seperti juniorku saat aku SMA” ujarnya sembari mengangguk-anggukan kepalanya. “YA!! Persetan dengan adik kelasmu itu!! Sekarang cepat ganti rugi atas mobilku ini” teriakku emosi pada namja aneh ini.

“apa jangan-jangan kau memang Lee Minjung? Kalau diliat dari wajahnya, kau sangat mirip dengan mr. Minjung itu. Hanya saja, pakaianmu itu terlalu feminim untuk lee minjung gadis aneh itu” ocehnya yang terus saja melihat semuanya dariku.

Apa katanya? Lee minjung? Itu aku bodoh. Apa katanya? Pakaianku yang sekarang aku pakai terlalu feminim untuk lee minjung gadis aneh itu. Oke. Kata-katanya sangat menyakitkan untuk kudengar hari ini.

“mbo?!” teriakku histeris saat aku sudah selesai mencerna semua kata yang keluar dari bibir tipis namja menyebalkan itu.

“heol, jangan-jangan kau lee minjung?” tanyanya yang tak kalah histeris dariku. “hua, tak kusangka. Ternyata fashionmu sekarang sudah membaik dari pada zaman kita SMA” ujar namja itu dengan histeris. sebenarnya namja ini siapa? Sok tahu sekali tentangku. Memangnya aku pernah bertemu dengannya? Menyebalkan.

“aish, kau benar-benar menyebalkan. Sekarang aku tak perduli kalau kita memang pernah bertemu sebelumnya. Sekarang yang aku pedulikan adalah cepat ganti rugi kerusakan mobilku ini” omelku pada namja ini.

“sudah ku katakan kalau itu bukan salahku. Itu salahnya bola” bela namja itu yang masih belum mau mengalah, dan terus saja menyalahkan bola. Dan sekarang aku bisa menyimpulkan kalau dia adalah namja terbodoh yang pernah kutemui.

“Ya bola!!” teriaknya kearah bola. “cepatlah mengaku pada minjung. Dia yeoja yang menyebalkan. Jika kau tak mengaku aku bisa berada dalam masalah” ocehnya yang mengomel tak jelas pada bola.

Sepertinya aku harus meninggalkan namja gila ini disini. Aku akan membiarkan aku yang mengganti rugi kerusakan mobil ini. Dari pada aku harus meminta tanggung jawab atas kerusakan mobil ini pada namja gila ini, yang malah akan membuatku makin emosi.

Tanpa mengatakan apapun aku segera masuk kedalam mobil. Dan dengan cepat kuinjak pedal gas mobil. Kudengar cacian dan makian yang dilontarkan padaku. Terserah. Aku tak akan pernah mau berhubungan lagi dengan namja gila itu.

***

Aku berjalan menyusuri lorong demi lorong. Rumah sakit ini memang tak pernah sepi dari pengunjung. Aku kadang bingung kenapa rumah sakit ini serasa bukan rumah sakit.

“LEE MINJUNG!!!” teriak taehyung dengan histeris dan berlari kearahku. Aku hanya menatapnya dengan malas. anak ini benar-benar.

Taehyung sudah merangkulku dengan santai seperti biasa. “ya! Apa yang kau lakukan di pulau jeju huh? Kau tak tahu aku disini sendirian?” ujarnya dengan nada memelasnya itu. “kan masih ada minwoo” jawabku dengan santai.

“kau tahukan kalau minwoo itu sahabat yang tak bisa diandalkan jika tak ada kau. Dia terlampau jahat untuk dikatakan sahabat” adunya padaku. Oke baiklah.

“oh iya, kau mendapat pasien baru” ujar taehyung yang memberi informasi padaku. Aku hanya membalasnya dengan anggukan saja.

“kau tahu, pasienmu itu memiliki banyak fans saat masuk rumah sakit ini” oceh taehyung padaku. Aku tahu pasti kenapa taehyung mengatakan ini padaku. Dia pasti takut eksistensinya di rumah sakit ini akan menurun.

“baguskan. Berarti aku dan dokter yeoja yang lain kan bisa cuci mata di rumah sakit tanpa harus pergi ketempat lain” jawabku dengan santai untuk menanggapi taehyung. “ya!!” teriak taehyung tak terima.

“memangnya wajahku belum cukup apa?” geramnya sembari menunjuk wajahnya. “apa ini belum cukup?” desisnya padaku. Apa aku salah? Aku hanya mengatakan apa yang ada dikepalaku saja. Apa itu salah?

“aish, tingkat kenarsisanmu sepertinya sudah naik level. Sekarang tingkat kenarsisanmu itu berada diambang batas Kim Taehyung” ejekku pada taehyung sembari menggelengkan kepalaku prihatin atas sahabatku.

“Ya. Aku serius” ujarnya yang sudah mempautkan bibirnya. “terserah padamu saja kim taehyung” jawabku malas untuk meladeni Taehyung.

“oh ya, aku akan tidur dirumah sakit hari ini” ujarku yang memberitahu pada taehyun kalau malam ini dia harus segera ke mini market untuk membeli banyak makanan karena setiap aku menginap di rumah sakit aku selalu merengek meminta makanan pada taehyung.

“jinjja?” tanyanya dengan antusias. “tentu saja. Dan ada juga yang harus kuceritakan padamu” ujarku pada taehyung, sedangkan taehyung hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab menggunakan suara emasnya itu.

***

Aku berjalan menuju kamar 333, kamar pasien yang menjadi pasien baruku. Kulihat dia hanya demam dari data yang diberikan oleh perawat yang menanganinya terakhir kali saat aku sedang berada di pulau jeju.

Aku mulai memegang kenop pintu ruang kamar 333. Dengan cepat aku masuk kedalam ruangan bersama dengan perawatku.

Dan mataku terbelalak melihat isi yang berada di ruangan itu. Ada sekitar 11 yeoja cantik diruangan ini, dan satu namja yang sedang berbaring di ranjangnya dengan infus yang membelit lengannya. Aku meneguk salivaku sendiri saat melihat isi dari ruangan ini. Ruangan ini memang ruang VVIP. Jadi pantas saja banyak sekali yang menjenguknya diruang ini. Tapi kenapa semuanya yeoja-yeoja cantik?

“keluarlah kalian semua” titah namja cantik yang ku ketahui bernama Xi Luhan itu. Tanpa banyak bicara yeoja-yeoja cantik itu langsung menuruti apa yang namja cantik itu perintah.

Tanpa banyak bicara aku langsung memeriksa keadaan pasien namja cantik-ku ini. Sedangkan pasien-ku itu hanya diam tanpa berbicara apapun.

“keadaannya sudah membaik. Besok juga sudah bisa pulang” ujarku pada perawat yang menjadi assistentku. “nah Tuan, untuk malam ini beristirahatlah dengan penuh di ruangan ini. Dan saya mohon untuk tidak membawa terlalu banyak yeoja masuk kedalam. Apalagi ini sudah bukan waktu besuk pasien, ini demi kesehatan anda” jelasku yang langsung membalikan badanku untuk meninggalkan pasien yang bernama Xi Luhan.

Baru beberapa langkah aku menuju pintu, tiba-tiba pintu sudah terbuka. Dan kulihat seorang namja masuk kedalam ruangan pasienku.

Ku perhatikan namja itu dari atas sampai bawah. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana aku bertemu dengannya?

“Ya!! Lee minjung apa yang kau lihat hah?” tanyanya dengan nada arogan padaku. Dia mengenalku? Sepertinya aku mengenalnya.

Mataku dengan cepat membulat saat mengingat kejadian di pulau jeju. Bukankah dia namja yang di pulau jeju itu. “Kau!!” teriakku histeris sembari menunjuk namja yang ada didepanku.

“Ya, aku tanya apa yang kau lakukan disini?” tanyanya sekali lagi mengulang pertanyaannya yang awal. “sehun, apa yang kau lakukan pada dokter-ku” tanya pasienku Xi Luhan.

Kulihat matanya membulat sempurna saat mendengar penuturan dari pasien-ku. “hyung bercanda” ujar namja menyebalkan itu sembari mendekati pasienku.

“aku serius sehun” ujar Luhan. Sedangkan aku hanya memperlihatkan seringai puasku pada namja menyebalkan yang sekarang ku ketahui namanya sehun itu. Tanpa basa basi aku melenggangkan kakiku keluar dari ruang pasien-ku itu.

Aku sudah beberapa langkah keluar dari ruang pasien-ku yang bernama Xi Luhan. Kudengar suara histeris dari arah belakang. Dengan cepat aku melihat suara histeris apa itu.

Mataku sudah benar-benar terbelalak melihat perawat yang menjadi assistentku sedang histeris tepat dibelakangku. Ku kernyitkan alisku karena bingung dengan apa yang terjadi dengan assistent-ku ini.

“kau kenapa?” tanyaku bingung melihatnya. “dokter Lee tidak tahu?” tanyanya yang sudah menghentian yuporia sesaatnya itu. Sedangkan aku hanya bisa menggeleng untuk menjawab pertanyaannya itu.

“namja yang tadi berbicara dengan dokter lee itu adalah Oh Sehun” jelas Assistent-ku itu. Lalu kenapa jika aku bicara dengan namja yang bernama Oh Sehun. Apa bagusnya bisa bicara dengan namja menyebalkan plus idiot sepertinya itu.

“lalu?” tanyaku karena masih belum mengerti dengan jalan pikiran Assistent-ku ini. “oh ayolah dokter lee. Oh sehun itu model yang sedang naik daun, banyak sekali gadis yang tergila-gila padanya” jelas Assistent-ku.

Dia model? Aku tak yakin agensinya itu menyeleksinya dengan benar. Dan aku yakin, jika saja fans-fans nya tahu kalau dia itu namja menyebalkan dan juga bodoh. Fans-fans nya akan berpikir 2 kali untuk menjadi fans nya.

“lalu kau juga salah satu fans-nya?” tanyaku, dengan sigap Assistent-ku itu mengangguk. Aku hanya membalasnya dengan menggeleng-gelengkan kepalaku. Dunia memang sudah gila.

***

Aku sudah terduduk disalah satu ranjang yang memang disediakan rumah sakit untuk para dokter. Dan sekarang Aku tengah sibuk memakan keripik kentangku sembari menunggu Taehyung yang mengambil coffe untukku. Lalu minwoo sedang asik menonton drama kesayangannya yang tak pernah terlewatkan.

Taehyung sudah datang sembari membawa 3 gelas coffe. Dengan cepat ku raih gelas coffe-ku dan mulai menyeruputnya.

“Minjung, apa kau ingat sehun?” tanya Taehyun padaku. Ada apa lagi ini? Kenapa semua orang membicarakan sehun? Apa hanya aku yang tak mengenal sehun dan membenci sehun?

“ani” jawabku seadanya. Tiba-tiba Taehyung menepuk jidatnya sendiri. “aku lupa” ujarnya yang membuatku tak mengerti. Kenapa anak ini?.

“dia itu sunbae kita saat kita SMA. Kita dengan sehun sunbae itu bermusuhan karena tim kelas kita kalah basket oleh kelasnya” jelas Taehyung padaku. Sedangkan aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku mengerti. Sebenarnya aku tak terlalu mengingat kejadian itu.

“ah, tadi aku melihatnya di rumah sakit” ujar Taehyung dengan antusias padaku. “aku juga melihatnya, dia datang untuk pasienku yang bernama Xi Luhan” ujarku. Tapi entahlah, aku tak yakin orang yang di maksud oleh Taehyun itu Sehun Oh Sehun yang katanya model terkenal.

“aku juga bertemunya saat aku ada di pulau jeju. Dia membuat mobil sewaanku rusak. Tapi dia malah menyalahkan bola yang jelas jelas mendapatkan kekuatan dari kaki panjanganya itu” ocehku pada Taehyung.

“jadi kalian sudah bertemu?” tanya Taehyung dengan matanya yang membulat. Aku memang bingung karena tak terlalu mengerti. Tapi aku hanya menganggukan kepala untuk mengiyakannya.

“hey kalian jangan terlalu berisik” ujar Minwoo yang kesal dengan suara-suara yang keluar dariku dan Taehyung. Sedangkan aku dan Taehyun hanya mendelik kesal kearah Minwoo. “pergilah jika tidak ingin terganggu” delikku pada Minwoo, tapi Minwoo sama sekali tak meresponnya.

“tentu. Sudahlah jangan bicarakan itu” ujarku pada Taehyun. “baiklah” ujarnya yang menurut saja pada yang ku mau. “jadi kau ingin cerita apa sampai kau mau tidur dirumah sakit?” tanya Taehyun.

Aku menarik nafasku panjang-panjang lalu membuangnya secara perlahan. “jadi appa-ku akan menjodohkan-ku dengan namja yang belum aku kenal” ujarku pada Taehyung.

“APA?” teriak Taehyung dengan histeris mendengar berita itu. “jangan histeris, ceritanya baru setengah” ujarku dengan kesal pada Taehyun yang sudah Histeris. Taehyung menganggukan kepalanya pertanda dia setuju tidak akan histeris.

“jadi aku dijodohkan oleh appa-ku dengan teman anaknya appa sejak aku dilahirkan. Mungkin aku bisa mengambil Hipotesa. Saat itu teman appa sudah memiliki anak dan anak itu namja. Lalu barulah aku lahir, dan saat tahu kalau aku itu yeoja, appa dan teman appa langsung membuat kesepakatan kalau akan menjodohkan aku dengan namja yang belum aku kenal.” Jelasku panjang lebar pada Taehyung, tapi Taehyung hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“jadi intinya perjodohan ini sudah ada sejak kau baru dilahirkan?” tanya Taehyung padaku, dan aku hanya mengganguk dengan wajah yang menyedihkan. “Oh uri Minjung sangat menyedihkan” ujar Taehyung yang langsung memeluk layaknya seorang ibu yang memeluk anaknya.

“jadi aku harus berbuat apa? apa aku harus kabur dari rumah agar appa dan eomma membatalkan perjodohan ini?” tanyaku pada Taehyung, berharap Taehyung mengetahui solusi yang tepat untuk masalahku yang satu ini. Tapi Taehyung dengan wajah yang sangat mengasihaniku itu hanya bisa mengangguk.

“percuma saja kau kabur. Kau ingat masalah Mark saat kabur dari rumah? Akhirnya dia diseret oleh suruhan appa-mu pulang kan” ujar Taehyung yang mengingatkan kejadian 6 bulan yang lalu. Benar juga, jika aku kabur aku akan bernasib sama seperti Mark. Maldo Andwe.

“atau aku bunuh diri saja?” tanyaku pada Taehyung, tapi malah mendapat hadiah sebuah pukulan keras dikepalaku. “kemana otak jeniusmu itu?” tanya Taehyung sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin dia tak yakin mendengar pertanyaanku yang tadi keluar dari bibir tipisku ini.

“aku sudah berada dijalan buntu” melasku pada Taehyung. “lebih baik kau membuat perjanjian dengan namja yang akan dijodohkan denganmu itu” ujar Taehyung yang sedikit memberiku solusi.

“tapi perjanjian apa?” tanyaku. “ehm, entahlah” ujar Taehyung yang malah membuatku semakin pusing. “cerai saat kedua orang tua kalian sudah meninggal” ujar Minwoo yang sedari tadi sibuk dengan Dramanya, tapi ternyata dia masih mendengarkan apa yang aku dan Taehyung bicarakan.

“bagaimana kalau aku lebih dulu mati dari pada 4 orang tua itu?” tanyaku pada Minwoo, tapi Minwoo sudah tak meresponku lagi. argh, aku akan benar-benar gila jika seperti ini.

“sepertinya aku tidak bisa membantumu untuk masalah yang ini” ujar Taehyung dengan ekspresi wajah yang aneh. Dan aku hanya bisa menghembuskan nafas kasarku.

***

Siang ini cuaca kota seoul sangat terik. Aku harus bisa maklum, karena sekarang adalah puncak dari summer tahun ini.

Kupilih kedai ice cream ini untuk mendinginkan kepalaku dari cuaca hari ini, masalah rumah sakit, dan masalah perjodohan gila ini. Aku terus saja melahap ice cream-ku tanpa jeda. Kadang terasa linu digigi, tapi itulah yang membuatku menyukai ice cream.

Kuhembuskan nafasku setiap melihat pasangan yang masuk kedai ini. Apakah aku tidak akan bisa seperti mereka? Apa aku hidup didunia ini hanya sebegai boneka appa dan eomma. Kalau aku dilahirkan hanya untuk menjadi boneka mereka kenapa aku harus dilahirkan? Aku ingin menghirup udara yang bebas yang dirasakan gadis lainnya.

Ku benamkan wajahku dimeja ini. Kepalaku benar-benar sakit sekarang. Semua masalah dikehidupan berputar seperti roll film dikepalaku.

Srekk..

Kudengar seperti seseorang menarik kursi yang ada dihadapanku. Kudongakan kepalaku untuk melihat siapa itu. Ku lihat namja itu tersenyum kikuk kearahku. Aku hanya mengernyitkan alisku, tak mengerti dengan rencana apa yang sedang namja ini jalankan sampai harus duduk satu meja denganku.

Kulihat sekeliling kedai. Hebat. Namja ini sudah membuat kedai yang awalnya sepi menjadi penuh seperti ini. Dan kedai ini penuh oleh gadis-gadis remaja labil yang histeris melihatnya.

“kau Oh Sehun kan? Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku ketus pada namja bernama sehun itu. “ayolah Lee Minjung jangan marah padaku lagi” ujarnya dengan wajah yang memohon padaku.

Apa yang namja ini lakukan sekarang? Apa katanya? ‘jangan marah padaku lagi’? apa namja ini sudah gila? Biasanyakan namja ini yang memulai perkelahian padaku. Apa dia sedang memutar balikan fakta didepan fans-fans-nya itu agar aku yang terlihat bersalah.

“ayolah chagi, sampai kapan kau akan marah padaku?”



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles