Title: Stupid Love / Love Fool | Author: @hchnssi | Cast: Lee Ahreum (OC), Do Kyungsoo (EXO) | Other cast : find by ur self | Genre: Family,Romance, Comedy (little) | Ranting: PG-15 | Length: Chaptered | Disclamer: “OC and Story are mine”
“Let us always meet each other with smile, For the smile is the beginning of love”
.
.
.
.
CHAPTER 02
“…..”
“Siapa?”
“Cinta Pertamamu”
Deg. Tiba-tiba atmosfer disekitar Ahreum berubah drastis, bagaimana dia bias lupa dengan pria yang menjadi cinta pertamanya itu saat masa SMA-nya. Laki-Laki bertubuh jakung yang memiliki senyum manis se-manis gula itu yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.Namun di karenakan Siwan-pria itu- mendapatkan beasiswa yang sudah diimpikannya untuk lanjut menuntut ilmu di London,Inggris , mau tidak mau Ahreum akhirnya yang lebih dulu memutuskan hubungannya dengan Siwan. Dia tidak mau menjadi penghalang bagi Siwan.
.
.
.
.
Gadis kuncir kuda itu duduk di bangku taman sekolah seperti biasanya dengan ekspresi datarnya itu dan kegiatan membaca buku entah apa yang membuatnya selalu bersemangat untuk menghabiskan waktu istirahat selain makan siang di kantin atau menghabiskan waktu bersama teman-teman seperti gadis-gadis pada umumnya untuk mengobrol, matanya sama sekali tidak lepas dari buku tebal yang ia baca itu. Memang tidak heran, Ahreum adalah salah satu siswa yang berada di kelas akselerasi, kelas tempat perkumpulan siswa-siswi ber-IQ 140 dan lulus 1 tahun lebih awal dari kelas-kelas yang lain. Semua siswa yang berada di kelas tersebut sudah terbiasa menghabiskan waktu di perpustakaan berjam-jam hanya untuk membaca buku dan mengerjakan tugas.
Namun untuk pertama kalinya, padangannya teralihkan kepada sosok laki-laki yang kini berdiri di depan kelas yang sedang memperkenalkan diri, Siwan. Im Siwan. Siswa pindahan dari Busan itu membuat Ahreum jatuh cinta pada pandangan pertama di tambah lagi, Ia dan Siwan duduk bersebelahan yang membuat Ahreum tambah gugup.
“Mohon bantuannya” itulah kata-kata pertama yang di katakan Siwan kepadanya dan menunjukan senyum tulus kepada Ahreum. “Hei, Hei” Gayoung teman Ahreum yang satu kelas juga dengannya itu melambai-lambaikan telapak tangan kanannya di hadapan Ahreum. “Eo? Ada apa?” Ahreum yang merasa terganggu sedikit berdecak kesal. “Kau ini, dari tadi aku berbicara kepadamu. Apa yang sedang kau pikirkan huh?” ucap Gayoung yang sedikit sebal karena temannya itu tidak mendengarkan apa yang barusan ia katakan. “Ti-Tidak ada, bukan apa-apa” jawab Ahreum dengan sedikit nada terbata-bata dan kini mukanya memerah seketika. “Hei gadis pemurung, jangan coba-coba berbohong kepadaku” goda Gayoung yang kini tersenyum licik sepertinya dia bisa membaca pikiran Ahreum lewat dari wajah Ahreum yang merah layaknya seperti kepiting rebus. “Be-berhentilah memanggilku seperti itu” Ahreum yang tidak bisa menahan kegugupannya itu dalam sekejap menutup wajahnya dengan buku tebal yang ia baca tadi. “Kau suka kepada murid baru itu, kan? Ayo jujur kepadaku” tebak Gayoung yang sudah yakin 100% jika tebakannya tidak akan meleset kali ini. Tanpa menunggu lama Gayoung mendapat anggukan lemah Ahreum karna tertangkap basah, memang Gayoung lah yang paling dekat dan mengerti padanya.
“Ha! Sepertinya aku memang memiliki keahlian untuk mebaca pikiran seseorang” kini Gayoung bergaya ala seorang paranormal. “Hei, membaca pikiran orang itu termasuk tindakan kriminal kau tahu? Sama saja kau menggangu privasi orang lain” balas Ahreum yang masih degan nada datarnya. “Ah, aku hanya bercanda nona Lee, maafkan aku” Gayoung mengangkat kedua tangannya layaknya seorang penjahat yang tertangkap basah oleh polisi. Sepertinya teman satunya ini lebih ahli di bidang akting dibandingkan menjadi paranormal, seharusnya dia bergabung dalam kegiatan Theater sekolah bukannya di Karya Tulis Ilmiah.
***
Ahreum sekarang berada di halaman belakang sekolah dengan posisi kedua tangannya memegang amplop merah muda, kelihatannya ia sedang menunggu seseorang disana. Beberapa menit kemudian terlihat sosok laki-laki yang menjadi tujuan utamanya menunggu disini, laki-laki itu tersenyum manis saat melihat perempuan yang kini berada di hadapannya itu. Pipi Ahreum seketika memerah, ia tidak berani menatap Siwan, laki-laki yang ia sukai itu. Dengan penuh keberanian kedua tangan Ahreum yang memegang amplop menyerahkannya kehadapan Siwan dengan posisi kepala menunduk dan kedua matanya yang terpejam. Siwan terlihat sedikit terkejut dengan kelakuan Ahreum lalu tertawa kecil. “Sepertinya aku tidak bisa menerima surat ini darimu” ucap Siwan. Ahreum yang mendengar ucapan Siwan lalu membuka matanya dengan ekspresi sedikit kecewa. “Karena aku sudah menyukai seseorang, dan orang itu adalah….” lanjut Siwan yang sengaja menggantung kalimatnya dan perlahan mendekatkan wajahnya kepada Ahreum, dan tiba-tiba saja Siwan mengecup sekilas bibir Ahreum. “Kau, Ahreum-a” Siwan tersenyum lebar sampai kedua matanya hanya berbentuk garis lengkung. “Dasar laki-laki jahat” Ahreum yang merasa dipermainkan oleh Siwan memukul dada Siwan pelan dengan kedua tangannya. Siwan hanya tertawa melihat kelakuan Ahreum yang menurutnya cukup manis dan sekarang secara resmi menjadi miliknya.
“Hei, kenapa kau tidak mau menerima surat dariku huh?” tanya Ahreum pada akhirnya. “Karena aku sudah tahu apa isinya” jawab Siwan yang masih tersenyum. “Apa? Memangnya apa yang ada di dalamnya huh?” Ahreum tidak mau kalah dengan Siwan menyuruhnya untuk menebak isi surat tersebut. “Aku rasa aku jatuh cinta kepadamu pada pan-“ balas Siwan layaknya seperti membaca buku.”Ah sudah hentikan! Darimana kau tahu kalau isinya seperti itu?” Ahreum dengan sigap membekap mulut kekasihnya itu dengan wajah yang kemerahan. “Gaeuong (Gayoung)” Siwan berusaha melepas tangan Ahreum dari mulutnya.Siwan sukses membuat Ahreum terkejut untuk kedua kalinya. “Ah dasar perempuan mulut ember, seharusnya aku tidak perlu meminta batuannya untuk menulis surat semalam” umpat Ahreum yang merasa malu kepada dirinya sendiri. Mendengar umpatan Ahreum, Siwan kembali tersenyum dan tertawa kecil sembari mengelus puncak kepala Ahreum.
“Panggil aku dengan sebutan Chagi, arra?” ucap Siwan disela tawa kecilnya itu. “Shirreo” Ahreum kembali menyembunyikan wajahnya yang merona merah di kedua telapak tangannya. “Aigoo, kau sangat imut rupanya” Siwan langsung memeluk gadis dihadapannya itu dalam dekapannya dengan erat seolah-olah tidak mau melepaskannnya sama sekali. “A-apa? Hei, lepaskan. Bagaimana kalau nanti ada yang melihat?” berontak Ahreum yang berusaha melepaskan dekapan Siwan. “Biarkan saja mereka melihat, kalau kekasihku ini sangat imut tidak ada tandingannya” Ahreum yang mendengar pernyataan Siwan hanya membenamkan wajahnya yang semakin memerah di bahu Siwan dan melingkarkan kedua tangannya di tubuh Siwan.
***
Selama satu setengah tahun mereka menjalani hubungan status kencan hingga akhirnya kelulusan yang mereka tunggu-tunggu selama ini tiba, namun sejak Ahreum tahu bahwa kekasihnya itu akan berangkat ke London untuk melanjutkan beasiswa disana. Ahreum memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Siwan, ia tidak ingin menjadi penghalang bagi Siwan, laki-laki yang ia cintai itu.
“Kita…akhiri saja sampai disini” ucap Ahreum yang tengah berdiri di hadapan Siwan. “Apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi Ahreum-a?” air wajah Siwan berubah menjadi kecewa. “Bukan itu, a-aku hanya merasa tidak seharusnya masih berada di sampingmu lagi. Aku tidak mau menghalangimu Siwan-a” bulir air mata lolos dari kedua kelopak mata Ahreum, sebenarnya dia tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Siwan. Ia benar-benar masih mencintainya, tidak ada persaan yang berubah sedikit pun malah setiap harinya yang ia lalui bersama Siwan perasaannya semakin bertumpuk setiap harinya. Namun inilah pilihan yang terbaik bagi Ahreum. “Aku tidak peduli kau bosan, merasa tidak pantas atau apapun itu. Tapi tolong tunggu aku, aku pasti akan kembali ke Seoul dan membuatmu jatuh cinta lagi kepadaku untuk kedua kalinya” balas Siwan dengan senyum kecutnya. “Uljimma ahreum-a” lanjutnya dan mengusap kedua kelopak mata Ahreum dengan ibu jari tangan kanannya. “Kau tidak perlu membuatku jatuh cinta lagi, aku sudah jatuh cinta kepadamu dari dulu sampai sekarang” batin Ahreum. Di ruang tunggu Ahreum duduk dan melihat kearah jendela, pesawat yang dinaiki Siwan sudah lepas landas, air matanya semakin deras tidak terbendung lagi. “Selamat tinggal cinta pertamaku”
.
.
.
“Yeoboseyo? Ahreum kau masih disana? Halo?” ucap Siwan diseberang sana yang menunggu respon dari Ahreum.
“Ah, ya?” jawab Ahreum yang kembali sadar seutuhnya.
“Hei, aku merindukanmu. Apa kita bisa bertemu?”
“hmm” Ahreum menganggukkan kepalanya.
“Baiklah, aku tunggu di Café dekat Rumah Sakit tempat kerjamu”
“Eo? Darimana kau tahu aku sekarang bekerja di Rumah Sakit?” Ahreum terkejut dengan ucapan Siwan, benar-benar laki-laki yang penuh kejutan.
“Hmm..Sepertinya perawat Yong yang memberitahuku” jawab Siwan diakhiri dengan nada terkekeh disana.
“Aish,baji-..Eo? Baiklah, tunggu aku 15 menit lagi” Ahreum memutuskan sambungan dan bergegas menuju lift.
***
“Hei! Kyungsoo!” teriak Chanyeol yang berusaha membuyarkan lamunan temannya itu. Kelas sudah kosong karena 10 menit yang lalu pelajaran sudah selesai. “Whoaa, ada apa? Kenapa kau berteriak huh? Kau tidak tahu kalau teriakanmu itu hampir mirip dengan teriakan gorilla yang bisa memekakan telinga?” Kyungsoo memasang tatapan tajam dengan kedua mata bulatnya itu kepada Chanyeol yang berhasil membuat telinganya berdenyut. “Gorilla kau bilang? Lalu kau apa? Kera bermata bulat yang berteman dengan Gorilla?” balas Chanyeol yang kesal dengan ejekan Kyungsoo. “Baiklah, aku minta maaf. Lebih baik kita mencari makan saja, aku sudah lapar” Kungsoo beranjak dari bangkunya dan mengemas semua barang yang ada di atas meja kedalam tas ransel hitam-nya. “Ide bagus, karena meneriakimu dari tadi sudah menghabiskan separuh tenagaku” Chanyeol ikut beranjak dan mulai mengekori Kyungsoo,lagi.
Mereka berjalan keluar melewati gerbang Kampus mencari Kedai terdekat didaerah sana, namun hasilnya nihil. Kedai yang biasa menjadi tempat langganan mereka tutup dikarenakan renovasi sementara. Mau tidak mau mereka berdua berkeliling di Seoul mencari tempat makan mereka sore ini. “Ah, disini saja” kata Chanyeol yang menunjuk Café dengan jari telunjuk kanannya. “Baiklah” jawab Kyungsoo yang langsung memutar stir mobilnya untuk memarkir mobil dengan satu belokan dan mereka berdua pun keluar dari mobil menuju pintu masuk.
“Selamat datang” sambut salah satu pelayan yang menjaga di kasir. Kyungsoo dan Chanyeol berjalan menyusuri Café mencari tempat kosong, tepat di belakang pelanggan pria berambut hitam yang tengah sibuk menyeruput secangkir kopi di atas mejanya terdapat kursi kosong yang tersisa dan mulai memesan hidangan yang tertara di buku menu.”Baiklah tuan, tunggu 20 menit” pelayan itu langsung berlalu begitu saja setelah selesai mencatat pesanan mereka berdua. “20 menit? Sepertinya terlalu lama” ucap Kyungsoo yang tengah memandangi jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. “Hm, sabarlah tuan Do” jawab Chanyeol layaknya seorang pelayan di Café tersebut. Dari arah luar terlihat seorang wanita dengan gaya rabut di kuncir kuda dan masih mengenakan jas labnya berjalan di depan Café dengan sedikit terburu-buru.
“Siwan-a” ucap wanita itu yang akhirnya menemukan sosok yang dicarinya dari tadi dan berjalan menuju meja pria yang telah ditunggunya selama 8 tahun belakangan ini. “Eo? Ahreum-a” jawab pria itu yang sekarang duduk dihadapannya.
“Wanita itu..bukannya..” pandagan Kyung kini beralih kearah wanita yang sekarang duduk di depannya, bukan. Maksudnya didepan dengan jarak 2 laki-laki yang menghalanginya. “Kau! Lihat apa yang telah kau perbuat!” baiklah, sekarang Kyungsoo ingat jelas kalau wanita itu yang memakinya tadi siang. Kedua mata Kyungsoo menyipit beberapa saat mencoba membaca tulisan name tag di jas lab wanita itu, mungkin ini akan menjadi pertemuan mereka yang terakhir, setidaknya Kyungsoo ingin tahu nama wanita yang telah membuatnya jatuh cinta itu. “Le-e Ah-reum” gumam Kyungsoo yang berusaha membaca name tag tersebut. “Lee Ahreum? Siapa dia? Kau memiliki seorang kenalan wanita? Kenalkan kepadaku” Chanyeol yang sedari tadi memandang keluar arah jendela Café dengan sigap mengalihkan pandangannya ke Kyungsoo saat menyebutkan nama seseorang. “Bukan apa-apa, ah sepertinya pesanan kita sudah datang. Ayo makan yang banyak katanya kau kehabisan tenaga bukan?” Kyungsoo berusaha mengalihkan topik pembicaraan setelah melihat sosok pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
***
“Eo? Sepertinya aku baru saja mendengar seseorang yang memanggilku” gumam Ahreum yang tengah mencari-cari sosok si pemanggil. “Hei, Ahreum. Ada apa?” tanya Siwan yang tengah kebingunan melihat Ahreum mengalihkan pandangan ke sekitar Café. “Ah, sepertinya aku salah dengar. Baiklah, apa yang ingin kau sampaikan Siwan?” Ahreum kembali ke posisinya dan menatap Siwan.”Begini, kau masih ingat dengan perkataanku 8 tahun yang lalu bukan?” jawab Siwan yang kini memasang raut wajah yang seolah-olah mengatakan ‘Kau masih ingat, pasti’ Ahreum menghembuskan nafasnya perlahan.”Kalau begitu, buatlah aku jatuh cinta lagi kepadamu, Im Siwan” ucap Ahreum dengan wajah serius dan penuh harapan kepada Siwan, laki-laki yang ia cintai 8 tahun yang lalu. Siwan yang mendengar ucapan Ahreum mengulurkan kedua tangannya dan menggenggam tangan wanita yang telah ia rindukan akhir-akhir ini.”Aku pasti akan berusaha membuatmu jatuh kepadaku lagi Ahreum-a” jawab Siwan dan mengecup telapak tangan Ahreum dalam genggamannya dan tersenyum kecil kepada Ahreum, senyuman yang sudah lama ia tidak lihat, senyuman manis milik Siwan. “Ah, kebetulan aku akan-“ ucapan Siwan tertpotong begitu saja saat Ahreum melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 4 sore yang menandakan bahwa jadwal pemeriksaan salah satu pasien yang sudah menjadi pekerjaannya sudah lewat 10 menit yang lalu. “Akh, aku sudah terlambat. Aku akan kembali ke Rumah Sakit lebih dulu, aku akan menghubungimu nanti” ucap Ahreum yang bergegas keluar Café denga berlari kecil menuju Rumah Sakit tempat kerjanya itu. “Ahreum, kau sama sekali tidak berubah rupanya” seulas senyum tipis tergambar di wajah Siwan yang tengah memandangi Ahreum dari jendela Café.
***
.”Kalau begitu, buatlah aku jatuh cinta lagi kepadamu, Im Siwan”
“Uhuk..Uhuk” Kyungsoo yang sedari tadi diam-diam menguping pembicaraan Ahreum dengan lawan bicaranya itu terkejut dengan apa yang keluar dari mulut wanita itu dan berhasil membuatnya tersedak. “Hei, Hei. Kalau makan pelan-pelan” Chanyeol yang tengah sibuk menyeruput udon pesanannya itu menghentikan kegiatannya saat melihat temannya yang tersedak tiba-tiba. “Minumlah” lanjut Chanyeol menyodorkan segelas air milik Kyungsoo. “Ah, lebih baik” ucap Kyungsoo yang masih mengatur nafasnya dan menepuk-nepuk dada bidangnya itu. “Kau ini kenapa huh? Dari tadi siang sikapmu aneh sekali” tegur Chanyeol yang sedikit kesal degan tingkah temannya itu yang mengganggu kegiatan makannya. Kyungsoo hanya diam mematung melihat wajah kesal Chanyeol. Diseberang tempat mereka duduk terlihat seorang pelayan dengan gaya rambut yang digerai bebas mengenakan pakaian kerjanya dan tidak lupa dngan topi pegawai di kepalanya yang sedari tadi memerhatiakan tingkah keduanya, karena kebisinya yang di buat oleh keduanya yang daritadi berjalan mendekati kedua laki-laki itu.
“Hei, kalian berdua jangan membuat kekacauan disini” tegur Hyewon-pelayan tersebut- dengan menepuk meja Kyungsoo dan Chanyeol dengan telapak tangan kirinya. “Eo? Hyewon sedang apa kau disini? Dan apa yang sedang kau kenakan huh? Aku baru tahu jika kau tertarik dengan pekerjaan paruh waktu di tempat seperti ini” ucap Kyungsoo yang melihat Hyewon yang sekarang berada di hadapannya, ia menatap dari ujung kepala hingga ujung kaki Hyewon heran. Kyungsoo heran melihat teman masa kecilnya itu berkerja paruh waktu, padahal keluarga Hyewon berstatus kelurga yang bercukupan di daerah Gangnam. “Memangnya ada yang salah huh? Lagi pula waktu kerjaku tidak mengganggu jam Kuliah bukan?” balas Hyewon yang merasa sedikit tersinggung dengan perkataan Kyungsoo barusan. “Bukan itu, hanya saja-“ jawab Kyungsoo dengan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. “Hei, Nona Kang! Sedang apa kau disana? Cepat lanjutkan pekerjaanmu, jangan bermalas-malasan di hari pertamamu” kali ini teguran terdengar dari pegawai yang sedari tadi menjaga di meja kasir yang ternyata menggelar sebagai menager Café tersebut. “Ndee Manager-ssi” jawab Hyewon yang akhirnya berjalan kearah meja pelanggan yang ingin memesan.
“Pft, aku yakin Hyewon akan bertahan hanya sampai 2 minggu disini” Chanyeol terkekeh melihat gerak-gerik Hyewon tanpa di sadarinya Hyewon yang belom berjalan jauh dari mereka berdua kembali ke meja Chanyeol dan Kyungsoo menjitak Chanyeol dengan papan cacatan kecil yang digunakannya itu untuk mencatat pesanan dan akhirnya berlari kecil menghilang dari hadapan mereka berdua sebelum Chanyeol memakinya dengan sumpah serapah yang tidak ingin ia dengar itu. “Dasar gadis gila, pantas saja tidak ada laki-laki yang tertarik padanya sampai sekarang” umpat Chanyeol yang masih mengelus bagian kepala yang dijitak oleh Hyewon dan kembali memakan udonnya sebelum menjadi dingin. Kyungsoo tertawa mendengar umpatan temannya itu dan menatap Chanyeol dengan intens “Hei, kau sendiri juga masih sendiri juga masih belum memiliki kekasih kan? Kenapa kalian tidak jadian saja huh?” Kyungsoo kembali tertawa dan meraih kedua sumpit di atas meja. “Dengan dia? Mimpi saja” jawab Chanyeol ketus dan akhirnya keduanya melanjutkan kegiatan makan mereka yang sempat tertuda dengan suasana hening.
***
‘Tiit…Tiiit…Tit…Tit’ bunyi indikator detak jatung yang berada di samping tempat tidur pasein yang menjadi salah satu tanggung jawab Ahreum. “Syukurlah, nyawanya masih bisa terselamatkan” ucap Ahreum yang menatap pasien yang berbaring di ranjangnya lengkap dengan benang infus dan alat bantu nafas yang menempel di mulut dan hidung pasien tersebut dan akhirnya semua dokter dan perawat yang membantu Ahreum keluar ruangan dan meninggalkannya seorang diri yang tengah masih sibuk mengetel fungsi benang infus pasien. “Terimah kasih atas bantuan kalian, terima kasih banyak” Ahreum membungkuk dalam sebelum semua dokter dan perawat benar-benar keluar dari ruangan pasien tersebut.
‘Tok..tok..tok’ terdengar ketukan pintu dari arah liuar Ahreum yang tidak melepaskan pandangannya dari selang infus yang masih ia setel mempersilahkan si pengetuk pintu masuk. “Masuklah” ucapnya.”Kau kemana saja kau? Menghilang begitu saja” semprot Gayoung yang baru saja memasuki ruangan. “Aku bertemu dengannya” jawab Ahreum yang kini menatap Gayoung dengan emosi yang membara, tentu saja. Temannya itu benar-benar tidak dapat dipercaya jika sudah berurusan dengan Siwan. Apapun tentangnya akan terbongkar begitu saja dari mulutnya jika bersama Siwan. “De-dengannya? siapa maksudmu? Dan kenapa kau menatapku seperti itu huh? Memangnya ada yang salah denganku?” keringat dingin kini bercucuran di tubuh Gayoung. “Kau menyembunyikan sesuatu dariku kan?” Ahreum memperpendek jaraknya dengan Gayoung dan kembali menatap temannya itu dengan sorotan yang menyeramkan. “A-apa yang kau maksud A-Ahreum?” Gayoung berusaha mengalihkan pandangannya dan bersikap tidak bersalah sama sekali. ‘Tok..tok..tok’ kini ketukan pintu terdengar kembali namun kali ini pintu dalam keadaan terbuka. “Eo? Siwan? Sedang apa kau disini?” tanya Ahreum yang melihat sosok Siwan yang bersandar di ambang pintu. “Tentu saja aku bekerja disini, sebagai dokter spesialis jantung, sama sepertimu” jawab Siwan dan berjalan mendekati Ahreum. “Mohon bantuannya Sunbae-nim” ucap Siwan akhirnya, sama seperti perkataannya 8 tahun yang lalu.
***
“Hoaam” Ahreum menguap lebar, musim panas yang cukup panjang baginya. Kini ia berada di dalam mobil Siwan, Siwan sedari tadi duduk disampingnya sibuk menyetir diam-diam mencuri pandang dengan Ahreum hingga akhirnya mereka berdua sudah sampai di depan pintu gerbang Rumah Ahreum. “Terima kasih sudah mengantarkanku sampai ke rumah, maaf sudah merepotkanmu” Ahreum membungkuk sebelum memasuki pekarangan Rumahnya itu yang bisa dibilang mewah, ya keluarga Lee memiliki Perusahaan ternama di Seoul yang sekarang di kelola oleh kakak laki-lakinya itu jadi tidak heran jika Ahreum adalah keluarga yang tergolong kaya raya. “Hm, Kau tidak perlu berterima kasih Ahreum-a, dulu juga aku sudah sering bukan mengantarmu pulang bahkan menjemputmu untuk berangkat sekolah bersama” Siwan tersenyum dan menatap Ahreum penuh arti. Ahreum menjadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Kalau begitu istirahatlah dan tidur dengan nyenyak, aku tahu kau sangat lelah sampai-sampai kau menguap sangat lebar” ucap Siwan san terkekeh kecil. “Ah…iya, kau juga Siwan-a” balas Ahreum akhirnya. “Baiklah, sampai bertemu besok di tempat kerja” pamit Siwan sebelum melajukan mobilnya kembali menyusuri jalanan Ulsan.
“Ah, Aku sangat lelah” Ahreum berjalan menuju pintu masuk Rumahnya namun tangan kanannya dicegat oleh seseorang di belakangnya.”Kena kau!” ucapnya dengan nada kemenangan.
“Ju-Jun Myung?!”
-TBC-
Chapter kali ini lumayan panjang ya :v semoga ga pada bosen bacanya nih T_T Ide ngalir begitu saja, jadi apa yang kepikiran langsung di ketik deh takutnya keburu hilang #plak. Maaf ya kalo ada yang merasa part Kyungsoonya sedikit banget, ya juga kadang bingung obrolan cowo gimana/? Pokoknya tetep like & comment guys! Biar Author makin semangat buat chapter selanjutnya ‘-‘)9 kalo ada yang mau ngobrol mungkin bisa follow twitter author @hchcnssi , tenang pasti difollback kok pas on K itu akun baru khusus buat ‘ini’ jadi maklum kalo sepi/? yaudah deh sekian dulu, see you on the next chapter guys tetap support author ya~! Author cinta Chanyeol /salah.