Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Fanfiction

$
0
0

Fanfiction

Untitled

Author : RindaaPuspita.blogspot.com

Main cast :

-Oh Sehun       -Kim Jongin aka Kai

-Park Saerin     -Others

Genre : comedy romance

Length : Oneshoot

Rating : PG 13

Disclaimer       : FF ini murni karya resmi dari author, maafkan bila ada typo dan banyak kesalahan~ happy reading #bow

Sehun mencengkram kuat lengan yeoja dihadapannya itu, kedua matanya memerah mengeluarkan kilat kehausan. Mulutnya terbuka lebar, ia memajukan wajah tampannya dengan penuh seringaian, dengan sekali gerakan leher putih itu digigitnya dengan kasar. Bau amis darah segar  menusuk wangi indra penciumannya. Ia melemparkan mayat yeoja malang itu di pojok ruangan bersama mayat-mayat lainnya.

To be continued…

“Aaaaa Mwoyaaa!!” teriak serempak segerombolan siswi perempuan di pojok kelas, Jung Hani berjalan menghampiri Park Saerin dengan membawa novel yang tadi ia baca di depan teman-temannya.

“Ya!! Park Saerin!!”

“Mwo?” jawab Saerin singkat.

“Kapan kau akan melanjutkan ceritamu?” tanya Hani antusias.

“Aku sedang mengerjakannya” jawab Saerin sambil tersenyum singkat.

“Baiklah.  Cepat selesaikan, kami semua menunggumu!”

“dan aku menunggu uang” Saerin kembali memandangi layar laptopnya. Sambil mengetik beberapa kata.

“Tenang. Aku akan bayar berapapun” Hani menjawab dengan enteng.

“Geurom. Siapkan saja uang yang banyak” Saerin menutup layar laptopnya. Ia mengambil note kecilnya dari dalam tas.

“Aku pergi dulu, mencari inspirasi. Anyeong” ucap Saerin berlalu pergi sambil membawa laptopnya.

“Anyeong~ Fighting Saerin-a!!” teriak Hani.

***

Pria berkulit putih itu menekan beberapa tombol, sedetik kemudian kaleng minuman soda itu keluar dari mesin besar dihadapannya. Tanpa menunggu lama, Sehun meneguk isi kaleng soda itu yang di saksikan oleh beberapa siswi disampingnya dengan terkagum-kagum.

“Lihatlah.. Oh Sehun yang tampan” matanya sedikitpun lepas dari wajah Sehun, sementara pria itu bersikap acuh. Ia sudah terbiasa dengan hal itu. Tiba-tiba Hani mendekati Sehun, tepat dihadapannya.

“Oppa. Aku rela menyerahkan semuanya untukmu” kata Hani sambil tersenyum harap.

“Mwo? Kau ini bicara apa?” tanya Sehun tak mengerti dengan sikap yeoja aneh dihadapannya itu. Kini mereka berdua menjadi tontonan seluruh isi kantin.

“Aku rela menyerahkan darahku untukmu, aku rela mati dalam hisapanmu” ia meraih tangan Sehun, namun dengan cepat pria itu menampiknya.

“Kau! Gadis gila!” kata Sehun hendak pergi dari tempat itu, namun ia menyadari orang-orang kini tengah mengerumuninya, terutama siswi perempuan.

“Aku juga rela menyerahkan darahku untukmu Oppa!!!” teriak salah satu yeoja berkuncir kuda dan diikuti oleh teriakan para fans gila yang lainnya.

“Aku juga. Oh Sehun aku rela mati ditanganmu!! Aku rela menjadi korbanmu!! Hisap darahku Oh Sehun!” Sehun semakin muak dengan keadaan di sekelilingnya, ia menutup kedua telinganya. Pasti ini ulah penulis gila itu lagi!

***

“Oppa gwenchana?”

“Aku sangat tertekan dengan semua ini” jawab Sehun menghembuskan nafas kasar.

“Bersabarlah Oppa. Bagaimanapun ini adalah resiko yang harus kau hadapi” ucap Nayoung sambil mengelus pelan pundak Sehun.

“Arra. Menjadi artis bukan hal yang mudah” Sehun mengadahkan kepalanya, melihat birunya langit siang ini. tempat ini sangatlah cocok untuknya mencari kedamaian terlepas dari kehidupan  yang selama ia lakukan. atap sekolah. Tak ada yang mengetahui tempat ini, kecuali dirinya dan Nayoung.

“Kau pasti bisa melewatinya” Nayoung tersenyum manis dihadapan Sehun.

“Gomawo. Kau sangat memahamiku” jawab Sehun yang tak kuasa untuk membalas senyuman Nayoung.

“Tentu saja! Aku sudah lama mengenalmu Oh Sehun!” bibir tipisnya mengerucut.

“Ya!! Dimana panggilanmu untukku?”

“Mianhae. Oppaaa~~” jawab Nayoung diikuti tawa keduanya.

 

Bruukkkk. Suara yang cukup keras membuat keduanya terkejut, mereka berjalan kearah sumber suara. Betapa terkejutnya Oh Sehun ketika melihat seorang yeoja yang berada di tempat persembunyiannya bersama Nayoung.

“Kau! Sedang apa kau disini?!” bentak Sehun lumayan keras. Nayoung memegangi lengan Sehun, mencoba meredakan emosi pria itu.

“Aku.. a..ku akan pergi” jawab yeoja itu bangkit berdiri dan hendak berbalik, namun dengan cepat Sehun menahan langkahnya. Sehun membaca nama dada yeoja penguntit itu.

“Park Saerin?” Saerin ingin pergi dari tempat itu namun Sehun terus menahan lengannya, kaki kirinya masih terasa sangat sakit saat jatuh terpeleset tadi.

“Tunggu. Bukankah kau si penulis gila itu?” Bodoh! Bagaimana bisa ia tertangkap basah?  Batinnya. tanya Sehun dengan mata penuh selidik. Mati kau gadis sialan! Batin Sehun degan senyuman miring.

“Mwo? Kau bicara apa?” Saerin mencoba mengelak.

“Kali ini kau tidak bisa lepas dariku nona! Berikan note itu padaku! Aku yakin pasti kau menulis hal yang aneh tentang diriku” ucap Sehun ketika melihat note yang dipegang Saerin.

“Kau tidak bisa sembarang mengambil barang milik orang lain!!!” Saerin memegang erat-erat note itu.

“dan kau! Kau juga tidak bisa sembarang merusak privasi orang lain!!!!!!” teriak Sehun tak mau kalah.

“Oppa geumanhae. Kita pergi saja. kajja” Nayoung membawa Sehun pergi dari tempat itu sebelum siswa lain mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Saerin memandangi mereka berdua yang semakin menjauh dari jarak pandangnya. Ia menghembuskan nafas lega.

***

Oh Sehun sangat menyukai susu^^

Oh Sehun tidak menyukai makanan cepat saji.

Oh Sehun suka melipat tangannya didalam saku celana.

Oh Sehun lebih sering memakai tas berwarna hitam.

Oh Sehun suka menggigit bulpennya.

Oh Sehun suka minuman soda.

Oh Sehun sangat menyukai muf..

“Ya!!! Park Saerin!!!!” teriak seseorang dari balik pintu yang membuat gadis itu terkejut.

“Park Saerin kau benar-benar tidak mau uang?” tanyanya lagi dari balik pintu. Saerin tersenyum menyeringai, gadis itu bangkit dari tempat tidurnya, ia melemparkan note yang berisi catatan penuh tentang Oh Sehun itu.

“Wae? Apa eomma benar-benar akan memberiku uang secara cuma-cuma?” tanya Saerin membuka pintu kamarnya dengan wajah yang berbinar.

“Tentu saja tidak! Apa kau bercanda?” jawab eommanya. Sudah kuduga! Nenek sihir ini benar-benar… Batin gadis itu.

“Apa kau melamun?”

“Ani” jawab Saerin singkat.

***

Saerin berada di depan pintu apartemen sambil membawa sekotak muffin dikedua tangannya, bagaimanapun ia harus bekerja untuk mendapatkan uang. Eommanya tidak akan memberinya uang secara cuma-cuma, ia harus membantu bisnis keluarganya yang terus berkembang pesat, meskipun begitu kehidupannya tidak semewah yang kalian pikirkan.

“Melihat sejauh ini. Aku pasti mendapatkan banyak uang tips, apartemen ini benar-benar mewa..” ucapan gadis itu terhenti ketika sang pemilik apartemen membuka pintu. Saerin terkejut ketika melihat pemilik apartemen itu.

“Kai EXO?” jawab Saerin tak percaya.

“Ne, apa kau membawa muffin cappuccino yang kupesan?” tanya Kai ramah.

“Oh Ne. satu kotak muffin cappuccino” Saerin menyerahkan kotak putih itu.

“Gamsahamnida, ini untukmu. Ambil saja kembaliannya” Kai memberi Saerin beberapa lembar won, dengan senang gadis itu menerimanya.

“Jeongmal? Gasahamnida. Kau benar-benar teman yang baik” Saerin tersenyum lebar, sangat cantik.

“Teman?” tanya Kai heran, ia berfikir Searin adalah seorang fans.

“Mian, aku lupa. Kau pasti tidak tahu siapa aku. Park Saerin imnida. Aku bersekolah yang sama denganmu”

“Jinjja? Senang bisa mengenalmu, Park..”

“Park Saerin!!” panggil seseorang tiba-tiba, Saerin terkejut. Ia begitu familiar dengan suara itu, begitu juga Kai yang tak menyadari kedatangan Sehun yang tiba-tiba.

“Oh Sehun. kau mengenal gadis ini?” tanya Kai. Saerin hanya mampu menunduk, ia benar-benar tak nyaman dengan ini.

“Tentu saja. Senang bisa bertemu denganmu lagi, sasaeng fans!”

“Sasaeng fans?” tanya Kai lagi.

“Mwo? Sasaeng fans kau bilang?” kini Saerin menegakkan kepalanya. Cih! Sasaeng fans katanya! Belagu sekali!

“Waeyo? Tidak usah terkejut seperti itu. Bukankah yang kukatakan ini dalah kebenaran?” tanya Sehun tersenyum miring.

“Kau mengikutiku diam-diam, kau tahu segalanya tentangku, kau tahu tempat pesembunyianku, kau mugkin tahu kelamahanku, kau bahkan menulis segalanya tentangku, dan sekarang kau berada di apartementku” ucap Sehun dengan tatapan yang tajam.

“Aku..”

“Dia datang membawa muffin yang kupesan untukmu” Kai memotong ucapan Saerin dan  membela gadis itu.

“Kau yang membawa muffin itu? Ternyata kau benar-benar sanggat menggilai uang” ucap Sehun tanpa rasa bersalah.

“Apa maksudmu?” tanya Saerin yang tak terima dengan ucapan Sehun.

“Sehun-a! jaga ucapanmu!” Kai berkata setengah berteriak kepada magnaenya itu, namun Sehun malah tak menghiraukannya.

“Apa maksud ucapanmu, Oh Sehun!” kini giliran Saerin yang berteriak padanya. Sehun lagi-lagi tersenyum miring.

“Bukankah kau sangat menyukai uang? Kau menulis semua tentangku dan menjual tulisanmu itu agar kau mendapat uang, dan kau juga bekerja sebagai pengantar muffin untuk apa? bukankah untuk uang. Otakmu benar-benar terisi oleh uang”

“Geumanhae Oh Sehun!” teriak Saerin.

“Sehun-a bukankah kau sudah keterlaluan?” tanya Kai namun lagi-lagi Sehun tak menggubrisnya.

“Wae? Kau tidak terima? Aku seharusnya yang melakukan hal itu. Asal kau tahu apa dampak yang aku terima dari tulisanmu itu hah? Kau mengubahku menjadi pengemis, pangeran, dan sekarang vampire? Kau tahu bagaimana ulah para fans akibat tulisanmu itu hah?” nada ucapannya meninggi, ia menatap tepat dikedua bola mata Saerin.

“Tapi itu hanya tulisan!”

“Kau benar itu hanya tulisan, dan para fans hanya memberiku check uang, memberiku pakaian mahal, memberiku perisai untuk berperang, memberiku beberapa kantong darah dari darah mereka dan menyuruhku untuk meminumnya, itu semua ‘hanya’ katamu?”

“Mianhae. Aku tidak tahu kalau akan seperti itu” jawab Saerin menunduk, ia tidak tahu kalau tulisannya berdampak besar seperti itu.

“Sudahlah Saerin sudah meminta maaf” ucap Kai yang sedari tadi terlihat berpihak kepada gadis itu.

“Ani, minta maaf saja belum cukup! Bersujudlah di kakiku” perintah Sehun tersenyum menyeringai.

“Oh Sehun kau sudah berlebihan, bukankah dia sudah meminta maaf?” wajah Kai kini terlihat sangat serius.

“Kau diam saja! Ini adalah urusanku Hyung” ucap Sehun dengan penuh penekanan.

“Ani! Ini sudah ketelaluan” giliran Kai kini yang tidak menggubris Sehun, Kai menggenggam lengan Saerin. Gadis itu terkejut dengan perlakuan Kai yang tiba-tiba.

“Saerin-a. Kau bisa menulisku jika kau mau” tawar Kai dengan wajah seriusnya, sementara itu Saerin tidak percaya dengan apa yang didengarnya begitu juga dengan Oh Sehun. Pria itu benar-benar tidak menyangka Kai akan melakukan hal itu.

***

“Saerin-a? apa kau benar-benar berhenti melanjutkan ceritamu tentang Sehun?” tanya Hani dan teman-temannya dengan penasaran.

“Ne, kupikir begitu” jawab Saerin singkat.

“Waeee? Aaah.. sayang sekali”

“Aku tetap akan menulis, tapi bukan tentang Sehun”

“Jinjja?” Hani tak henti-hentinya dibuat penasaran oleh gadis itu sejak tadi.

“Aku akan menulis Kai” ucap Saerin hendak berdiri dari tempat duduknya.

“Kau serius?” tanya Hani antusias. Saerin bangkit dari duduknya, ia berjalan sambil membawa kotak putih di kedua tangannya.

“Kau siapkan saja uangmu” kata gadis itu berlalu pergi.

Saerin terlihat mencari seseorang dari balik jendela kelas yang asing banginya sambil masih membawa kotak putih yang berisi sekitar enam buah muffin cokelat. Kelas untuk para murid papan atas.

“Kau mencari seseorang?” tiba-tiba Kai berjalan menghampiri Saerin dengan senyuman mautnya.

“Ne” jawab Saerin gugup

“Nugu?”

“Aku ingin menyerahkan ini kepada Park Ji Soo” jawab Saerin.

“Dia masih dikantin. Kemarikan, biar aku saja yang memberikannya”

“Ani, aku akan menyusulnya ke kantin” ucap Saerin hendak berlalu pergi

“Gwenchana.  Biar aku saja. Aku tidak menjamin kau akan bertemu dengannya disana, sekolah ini sangat luas. Aku akan memberikan uangnya nati sepulang sekolah” Kai lagi-lagi memperlihatkan senyum manisnya.

“Baiklah. Gomawo, sudah membantuku”

“Sudahlah.  eumm.. bagaimana dengan tulisanmu?” tanya Kai dengan sedikit canggung.

“Aku.. sudah hampir menyelesaikannya” jawab Saerin dengan tersenyum senang.

“Benarkah? Wah kau sangat pandai” puji Kai dengan bangga. Akhr-akhir ini mereka berdua menjadi sangat dekat.

“Menulis adalah hobiku, menulis sudah menjadi kebiasaanku”

“Aku akan membaca tulisanmu tentangku. Cepatlah kembali ke kelasmu” Kai berkata sambil berjalan masuk kekelasnya begitu pula dengan Saerin, senyum manis itu tak lepas dari wajah cantiknya. Sepasang mata yang lain memperhatikan tingkah laku mereka dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

***

Sehun menatap birunya langit yang sangat indah dimatanya itu, ia menjulurkan tangan kanannya keatas tepat menutupi wajanya. Perasaanya saat ini sangat sulit dijelaskan.

“Sampai kapan kau akan seperti ini? Oppa pahaku sudah sangat lelah menopang kepalamu yang sangat berat ini” perkataan Nayoung membuat Sehun bangkit, ia sangat ingin sekali memukul kepala adik sepupu dihadapannya itu.

“Ya!! Oh Nayoung. Kau sudah berani melawan Oppamu ini huh? Kau mau kupukul” ucap Sehun berpura-pura mengancam gadis imut itu, yah setidaknya Sehun mendapat sedikit hiburan. Nayoung hanya diam memerlihatkan kebiasaan lamanya, mengerucutkan bibir tipisnya.

“Nayoung-a” panggil Sehun.

“Hm? Wae Oppa?” jawab Nayoung menghadap Sehun.

“Bukankah kita ini saudara?”

“Tentu saja”

“Kalau begitu kau harus menjawab pertanyaanku” titah Sehun.

“Mwo?”

“Bagaimana reaksi namjachingumu ketika ia cemburu?”

“Eumm, dia akan diam tanpa sepatah katapun dan juga ia mengatakan padaku, ia ingin sekali mematahkan kaki lelaki yang menggodaku”

“Begitukah?” tanya Sehun memastikan, matanya kembali menatap birunya langit, warna favoritnya.

“Ne. Waeyo kau bertanya seperti itu padaku? Seolma.. Apa kau sedang cemburu?” Nayoung bergelayut di lengan Sehun dengan tatapan menggoda, Sehun melepaskan lengan Nayoung dengan cepat.

“Pergilah! Kau sangat berisik!” usir Sehun, Nayoung mengerucutkan bibirnya sebal.

“Kasar sekali pada wanita!” Nayoung berlalu pergi meninggalkan Sehun, pria itu hanya menggeleng pelan melihat tingkah Nayoung.

Ia melangkahkan kakinya mendekati tepian atap gedung, tanpa sengaja matanya menatap pemandangan yang sangat ia benci, entah sejak kapan. Ia benar-benar… ingin mematahkan kaki Kai saat ini! Saerin dan Kai berjalan mengobrol dengan santai berdua, sayup-sayup ia menguping pembicaraan mereka berdua.

“Gomawo, bagaimanapun ini semua berkatmu”

“Ani-ya, ini tidak ada hubungannya denganku. Kaulah yang hebat disini, ceritamu sangat menarik. Tak heran mereka sangat menyukainya”

“Gomawo, tapi kupikir kau terlalu berlebihan” jawab Saerin sambil tersenyum.

“Ani-ya. Aku mengatakan yang sebenarnya”

“Kai-ssi aku harus segera pulang” ucap Saerin.

“Baiklah kupikir aku juga harus segera pulang. Anyeong” pamit Kai berlalu pergi.

“Anyeong. Gomawo~” teriak Saerin, Kai membalikkan badannya, ia tersenyum kearah Saerin kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Dada sehun semakin memanas melihat kedekatan mereka berdua, ia mengepalkan kedua tangannya. Pria itu segera berlari meninggalkan tempat itu, ia berlari menuruni beberapa anak tangga dan koridor sekolah yang sudah mulai terlihat sepi, ia masih terus berlari. Sampai akhirnya, pria itu menghentikan langkahnya di depan pintu gerbang sekolah. Sehun mendekati gadis itu dengan nafas yang masih memburu. Melihat Sehun berjalan mendekatinya, Saerin menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan bingung, tak ada siapapun disini kecuali dirinya! Sehun tiba-tiba mencengkram bahunya.

“Tidak bisakah kau hanya menulisku?” Tanya Sehun tepat di kedua mata hitam Saerin, ia terlalu terkejut dengan sikap Sehun, Saerin tak tahu harus berkata apa. kata-kata Sehun sulit dicerna oleh otaknya.

“Mulai sekarang, kau hanya boleh menulis tentang diriku!” ucap Sehun dengan  senyum mematikannya, Saerin hanya mampu mematung memandangi Sehun yang terasa semu dimatanya. Ini terlihat seperti bukan Sehun. Namun, ia menyadari ini bukanlah mimpi.

-end-

Hai~Haiii~ eotte readersdeul? Give me a comment ne~

Gamsahamnida, annyeong :D



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles