Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Maybe You The One (Chapter 10)

$
0
0

Maybe You The One

Tittle : Maybe You the One (Chapter 10)
Cast :
– Bae Suzy (Miss A)
– Park Chanyeol (EXO)
– Kim Jong In (EXO)
Etc.
Genre : drama-romance, little bit sad
Length : Chapter
Author : Yuna21
Rating : PG-17
Disclaimer : karya ini murni hasil pemikiran saya. Terinspirasi oleh beberapa drama korea yang pernah sy tonton, cerita teman dan ff yang pernah saya baca. Sumber inspirasi utama saya sudah tentu EXO. Bila terjadi banyak kesalahan seperti penulisan, typo dan lain – lain, saya minta maaf. Terimakasi bagi yang sudah menghargai karya saya dan memaklumi kesalahan saya.

Suzy’s POV

[Beberapa Hari Kemudian]

Aku terduduk menunggu pelanggan yang akan datang. Keadaan restoran hari ini sepi, tidak seperti biasanya. Ku pikir mereka memahami hatiku yang kosong ini.

“Suzy!”sebuah teriakan dari Jong In membuatku mengangkat wajahku. Wajahnya terlihat ceria dan gembira sekali saat ini, jelas berbeda dengan diriku. “Kau kenapa? Apa kau sakit?”diletakan tangannya di atas dahiku.

“Ani.”jawabku sambil menggeleng lemas. Tangannya menarikku keluar membuatku tergelagap. “Yakk, aku masih bekerja.”sambil berusaha melepaskan tanganku.

“Tenang saja, aku sudah meminta izin pada hyung.”terpaksa aku hanya bisa menuruti kata – katanya mengikuti ke mana arahnya pergi.
—–

Chanyeol’s POV

[LONDON]

Aku terduduk di pinggir sungat Thames yang membelah kota London. Ku tatap aliran sungai yang mengalir begitu jernihnya. Tanganku meraih sedikit air. Rasa dingin jelas ku rasakan saat ini. Sama seperti hatiku yang perih.

Sebuah buku album kukeluarkan. Tanganku membuka lembar demi lembar. Kulihat foto yang telah ku ambil. Apa aku bisa melewati semua ini?
——

Suzy’s POV

[KOREA] Pukul 10.30 malam

“Kenapa kau mengajakku ke tempat ini?”tanyaku sedikit heran.

Dia hanya tersenyum menatapku. “Ada yang ingin ku katakan.” Ditariknya napas panjang. “Apa kau mencintaiku?”

DEG!
Mengapa hal ini begitu sulit bagiku? Mulutku ragu menjawab. “A-aku,”

“Kau tidak harus menjawabnya sekarang.”
——
Ku rebahkan badanku di kasur. Pikiranku melayang. Apa yang harus kulakukan? Apa satu masalah tidak cukup? Ku tatap langit – langit kamarku sejenak, memikirkan hal yang telah menimpaku hari ini.

Kepalaku terasa pusing. Kakiku berdiri di koridor. Ku edarkan pandanganku ke sekitar. Aku berdiri di tempat yang tak ku tau dimana ini?

Kakiku melangkah menelusuri ruangan yang serba putih ini. Ku lintasi sebuah ruangan dengan kaca bening.

Mataku menelusur ke dalam. Ku lihat seorang namja terbaring lemas dan tak berdaya. Rasa penasaran muncul dalam hatiku.

Tanganku perlahan membukanya. Ku gerakan kakiku langkah demi langkah. Mendekati pria yang terbaring.

Mataku belum sempat melihat wajah pria itu, aku hanya melihat sebuah tas belanja yang mirip dengan miliku dan bingkai foto disebelahnya.

Tanganku tergerak mengambil bingakai foto di meja kecil. Ku lihat foto diriku yang berada di tengah keramaian Myeondong. Sebuah senyum tersungging di wajahku.

Tanganku kembali tergerak. Mengambil tas belanja. Ku lihat isi di dalamnya sama persis dengan miliku. Tanganku hendak membuka satu persatu benda dalam tas itu, namun kukurungkan niatku.

“Suzy,” sebuah panggilan membuat kepalaku berpaling. “Suzy, bangun!”sebuah suara membangunkanku.

Ku edarkan pandanganku. Kini aku terbangun di kamarku. Jadi tadi hanya mimpi? Ku dudukkan diriku kembali. Rasa penasaran akan namja yang terbaring di ruangan itu terus menghantui pikiranku.

“Apa kau tidak bekerja? Ini sudah siang.”tanya temanku yang sedang menginap di rumahku. Aku hanya bisa mengangguk. Pikiranku masih berada dalam mimpi saat ini.
—–

Aku terduduk di atas kursi, pekerjaanku hampir selesai hari ini.

“Suzy, ada yang mencarimu.”beritahu seorang temanku.

“Ne.”jawabku malas. Dengan segera aku bergerak ke arah tempat yang di tujukan temanku tadi.

Mataku menangkap seorang pria dengan muka kejinya. Amarah mulai berkecamuk dalam hatiku.

“Untuk apa kau ke sini?!”tanyaku dengan nada juteknya.

“Hei, hei, tenang dulu. Jangan bersikap seperti itu dulu.”jawabnya Luhan tenang dengan senyum kejinya.

PUK!
Tangannya memegang pundakku. Spontan tanganku terangkat ingin menampar.

Itu tak jadi di lakukannya. Karena tanganku sudah dipegangnya lebih dulu.

“Kau sangat terburu sekali. Tenang saja.”

Aku terdiam melongo menunggu kata -kata selanjutnya yang keluar dari mulut busuknya.

“Aku ke sini hanya menawarkanmu pekerjaan.”

PAK!
Sebuah tamparan mulus mendarat di pipinya. “Ku bilang jangan terlalu terburu.” Tangannya memegang pipinya yang terasa sakit. “Aku menawarimu pekerjaan menjadi artis di agencyku.”

Mulutku tak bisa mengatakan sesuatu. Apapun ini, sungguh aku tak menyangka mimpiku terlalu cepat terkabul.

“Bagaimana apa kau mau?” Aku berpikir sejenak. Mungkinkah dengan ini aku bisa bertemu dengannya lagi?

“Sudah terima saja.”terselip sebuah suara dari Kyungsoo dengan sedikit cengirannya.

Ku tatap Luhan sejenak. “Baiklah.” Jawabku singkat.
——

[Malam Tahun Baru]

Aku terduduk di sofa rumahku. Kini kehidupanku sudah mulai berubah, sejak aku menerima pekerjaan sebagai seorang publik figur.

TING! TONG!
Suara bel rumahku membuat kakiku melangkah ke pintu depan. Tanganku tak langsung membuka pintu. Dari jendela aku melihat sosok pria dengan kulit gelap berdiri di depan pintu.

Mataku menangkap beberapa orang mencurigakan berada di luar pintu gerbang. Apa itu wartawan?

DRT!
‘Cepatlah keluar’

Tanganku membuka ragu pintuku. Ku dapati Jong In yang berdiri memunggungiku.

“Suzy,”sapanya. “Selamat Tahun Baru!” Sebuah senyum terpancar diwajahnya.

“Ne. Kau juga.” Kemudian ku persilahkan Jong In untuk masuk ke dalam.

“Ku pikir di rumahmu akan ramai.” Jong In mengedarkan pandangannya melihat sekeliling rumah. “Kau tampak berubah setelah terkenal.”

“Tidak juga. Oh ya, bagaimana denganmu?”

“Ya begitulah. Ternyata tidak mudah menjadi seorang direktur.”
——-

Chanyeol’s POV

[LONDON beberapa hari setelah tahun baru]

Waktu ini terasa berjalan begitu cepat. Beberapa jam lagi aku akan berada di kamar seharian.

Rasa rinduku akan Seoul dan seseorang di sana semakin terasa. Perlahan tanganku tergerak, mengtikan sesuatu di Google.

Mataku terbelalak melihat nama dan foto seorang gadis yang sangat ku rindukan. Aku tak menyangka di akan bisa seterkenal ini.

Ku gerakan tanganku di atas layar ponselku. Sebuah foto membuat mataku terfokus.

‘Suzy tertangkap kamera sedang bersama seorang pria di rumahnya.’

Kata – kata itu membuat ku terhenti. Tanganku mencoba memperbesar gambar. Gambarnya yang sedikit samar membuatku sulit melihat. Tapi setidaknya aku bisa menanda orang yang berada di dalam gambar. Aku yakin dia adalah adikku, Jong In.
——

Author’s POV

[KOREA]
Hari ini banyak berita tentang Suzy yang membuatnya pusing. Iya tau bahwa gosip itu sebagian besar benar keberadaannya. Tapi dia sangat tidak suka dengan gosip – gosip yang dilebih – lebihkan.

“Halo,”katanya di dalam telepon.

“Apa?! Tapi itu.. argh! Baiklah.”

Nada putus terdengar. Wajahnya berubah sedikit kesal setelah menerima telepon dari pihak Agencynya.

BRUK!
Tanpa sengaja tangannya menyenggol sesuatu. Direndahkannya badannya. Sebuah tas belanja yang mengingatkannya pada seseorang.

Rasa penasaran semakin mencuat dalam hatinya. Sudah cukup dia menunggu untuk tidak membukanya. Sambil duduk di atas kasurnya, dibukannya tas belanja dengan warna kesukaannya.

Dua kotak hitam dan satu amplop besar. Tangannya tergerak lebih dulu untuk membuka amplop.

Di temukannya selembar kertas putih bertuliskan.

‘Aku akan selalu mengingat ini, sampai kapanpun. Dan aku akan bertahan untukmu.’
—-

Suzy’s POV

Tanganku membalikan lembaran ini. Terdapat gambar yang membuat senyumku tergambar. Foto diriku dengannya yang berada di sebuah hutan.

Memori itu terasa terulang kembali. Memori saat kita berlibur bersama. Setetes air mata perlahan jatuh menuruni pipiku. Tanganku mengusap wajahnya yang berada di foto.

Tanganku kembali tergerak pada benda berikutnya. Kotak hitam dengan ukuran sedikit besar dan tinggi.

Sekali lagi aku menemukan tulisa di dalamnya.

‘Kau tau, aku sangat ingin kau memakaikan ini lagi untukku.’

Ku temukan sebuah syal yang pernah ku pakaikan untuknya disaat salju turun. “Mengapa ini begitu pedih untukku?”

Tanganku membuka kotak hitam terakhir. Sebuah kaset berada di dalamnya. Dan secarik kertas dengan sederet kalimat.

‘Aku tidak ingin melihatmu sedih karenaku.’

Pada saat itu juga ku putar kaset itu dan melihat isinya di televisi kamarku.

Terdengar lagu Baby don’t Cry yang menjadi lagu favorite ku. Kemudian perlahan sebuah video yang diambil di dalam hutan.

Ku dapatkan diriku yang sedang memilih pernak pernik di salah satu penjual. Vidoe ini diambil dari samping.

“Oppa, apa kau suka memakai gelang?”tanyaku.

“Ne.”

Kemudian ku pakaikan gelang itu ke tangannya. Begitu juga dengannya.

Tanpa ku sadari air mataku menetes dengan derasnya. Mataku terus terfokus pada rekaman yang ku tonton.

Kemudian settingnya berubah, di sore hari, tepatnya saat matahari akan terbenam. Chanyeol terduduk di sebuah bangku yang membelakang pantai. Wajahnya menghadap ke kamera.

“Hei, kau sudah melihatnya? Apa kau suka? Sejujurnya aku membuat ini khusus untukmu. Mungkin menurutku kau itu orang yang spesial. Kau selalu membuatku nyaman. Aku juga sangat berharap kau memiliki perasaan yang sama denganku. Dan aku juga tidak memaksamu untuk bisa melihatku. Mungkin ini sulit untuk ku katakan. Jujur saja, awal kedatanganku ke Korea hanya untuk menenangkan diri. Ya mungkin kau berpikir itu aneh. Mungkin keputusan ku untuk pergi ke London sangat berat untuk kau terima. Karena ini memang harus kulakukan. Mungkin kau melihat ku baik dari luar. Tapi kau tidak tau apa yang kurasakan saat ini. Aku sudah lama menyembunyikan ini dari semua orang, orang terdekatku dan termasuk kau. Aku menderita penyakit gagal ginjal. Untuk itu aku harus kembali ke London, aku akan menghabiskan waktuku di rumah sakit. Jangan khawatirkan aku, aku akan baik – baik saja. Jaga dirimu baik – baik.”

DEG!
Rasanya napasku terasa sesak saat ini. Mendengarkan kalimat terakhir yang diucapkannya. Tangisanku semakin menjadi. Aku tak dapat menahan ini semua.

“Oppa….”

TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles