Gone
Disclaimer : FF ini murni dari otak author. Jika terjadi kemiripan, itu diakibatkan factor kebetulan. Hargai hasil karya tulis author ^^ sankyu~
Author :
Sherly Irawati(hikarisawadafanfiction.wordpress.com)
Cover by :
Sherly Irawati
Cast :
Kei
Sehun
Lu Han
Genre : Romance & Angst
Length: One-Shoot
Rating : PG-15
Summary :
“Learned how to love and appreciate a person. There’s no word of never or can’t to change.”
“You want me to fall back in love with you? How do I do that if I haven’t ever stopped?”
“But.. I still love you.”
Song :
- Return – Wendy (Ost. School 2015)
- Love Song – Yook Sungjae (Ost. School 2015)
- Remember – Byul (Ost. School 2015)
———————————————————————
Happy Reading!
Cinta? Hal bodoh yang seseorang perjuangkan. Tapi cinta membuat kehidupan ini terus berlanjut. Tanpa adanya cinta tak ada dunia yang nyaman seperti ini. Tidak bagi Kei. Ia tidak pernah menemukan cinta yang sesungguhnya. Yang ia dapat hanyalah cinta yang hanya sementara bukan permanent. Bukan yang menjadi fondasi awal mereka untuk menjalin suatu hubungan. Disaat ia menemukannya, disaat itu pula ia disakiti. Memang manusia diciptakan tidaklah sempurna. Tapi jalan kehidupan yang Kei jalanin itu sudah cukup berat. Apa ia memang tidak bisa menemukan seseorang yang akan mencintainya dengan tulus sampai ia tiada?
“Buat apa aku mencari laki-laki lagi jika aku sudah tahu hasilnya! Bodoh, bodoh!”
Jaman sudah berbeda. Ada kalanya wanita yang mengejar pria. Tapi setidaknya pria itu menghargainya sebagai wanita, bukan menganggap mereka sebagai mahluk murahan. Mereka hanya ingin merasakan namanya cinta. Itu saja. Apa sesulit itu pria didunia ini menghargai seorang wanita? Seperti wanita itu dapat dibayar oleh uang? Wanita tidak bisa dibeli dengan uang tetapi bisa didapatkan dengan cinta. Wanita hanya ingin dicintai dan dihargai bukan disakiti dan dijatuhkan.
Kei pernah menemukan seseorang yang sepertinya memang tulus mencintainya tetapi pria itu hilang begitu saja di kehidupannya. Tak pernah memberinya kabar sama sekali. Apa sesulit itu memberi tahukan keaadaan melalui alat komunikasi yang sudah sangat canggih saat ini? Kepercayaan Kei benar-benar sudah melewati batas. Saat ini ia sangat sulit untuk mempercayai seseorang. Ia sudah disakiti oleh 2 pria yang hanya mengharapkan sesuatu darinya, sedangkan seorang pria yang ia anggap tulus malah pergi dan menghilang dari kehidupannya. Kei percaya bahwa pria itu akan kembali tetapi ia tidak yakin pria itu kembali dengan perasaannya yang dulu.
Kei selalu membayangkan kisah cinta yang ada di drama itu benar-benar manis. Tetapi kehidupan sebuah drama tidaklah sama dengan kehidupan nyata yang harus Kei jalani.
“Umurku sudah 21* tapi sampai sekarang belum ada seseorang yang mencintaiku dengan tulus. Di Universitas juga sama saja. Semua pria menganggap aku tidak ada cantik-cantiknya. Apa mereka mencintai seseorang dengan bermodalkan fisik? Apa aku harus merubah diriku?” Kei melihat dirinya di sebuah cermin. Rambut yang selalu diikat kuda dengan kacamata bulat yang ia gunakan.
“Baiklah! Demi masa depanku yang baik. Setidaknya aku belajar menjadi feminim.”
Kei mengatur alarmnya berbunyi pada pukul 5 pagi. Tepat pada pukul 5 ia bangun. Ia berjalan menuju kamar mandi kemudian keluar dengan rambut yang masih basah. Ia berjalan menuju meja riasnya. Peralatan kecantikan lengkap yang dibelikan oleh eommanya. Hanya saja ia terlalu malas untuk itu. Ia mencoba memberikan warna pink tetapi soft sehingga wajahnya terlihat cerah. Ia mengambil alat penggulung rambutnya. Ia mengenakan blouse berwarna pink dengan sebuah pita dibagian dadanya. Ia menggunakan jeans hitam dan sepatu heels yang tidak terlalu tinggi. Ia menggunakan lensa berwarna cokelat. Sebenarnya Kei cantik hanya saja, ia tidak senang melakukan hal yang harus bermodalkan fisik.
Ny. Kim yang merupakan eomma dari Kei terkejut melihat anaknya.
“Kei-ya.. Apa itu kau?”
“Tentu saja, memangnya siapa lagi eomma..”
“Wooww, sejak kapan kau ingin menggunakan makeup-makeup yang eomma belikan untukmu eoh? Kau kesambet apa? Atau…”
“Tidak-tidak! Jangan berpikiran yang aneh-aneh eomma.. Aku hanya ingin belajar menjadi wanita feminim. Aku hanya ingin mengetahui apa sih enaknya menjadi wanita yang terkenal dengan bermodalkan fisik yang cantik.”
“Kau belajar banyak dari pengalamanmu.. Dari kau diputusin karena ada wanita yang lebih cantik dan kau diberi harapan palsu karena kau kaya. Itu pelajaran bagimu Kei. Belajar mencari pria yang dapat membuatmu nyaman bukan yang dapat menyakitimu seenaknya. Jadikanlah dirimu wanita yang berharga dengan hati dan ketulusanmu. Harga dirimu jauh lebih banyak daripada pria.”
“Eomma benar.. Terkadang aku ingin menginspirasikan semua wanita bagaimana cara menghargai dirinya sendiri didepan kaum lelaki.”
“Haha.. Eomma mengerti.. Sebelum berangkat makanlah… “
“Ne! Eomma.. Oppa eoddi?”
“Joonmyeon oppamu lagi pergi berkencan ke pulau Jeju.”
“Cih! Kupikir ia pergi bekerja tahu-tahunya berlibur.”
“Ah ne.. Tapi apa kau mau jika eomma jodohkan? Eomma tidak memaksamu.”
“Aku pikirkan terlebih dahulu eomma… Aku –“
“Merindukan pria itu?”
“Kupikir begitu… Entah kenapa aku yakin bahwa pria itu akan kembali… Tapi aku tak yakin jika ia masih memiliki perasaan padaku.”
“Eomma hanya bertanya.. Jika kau tidak mau, eomma tidak akan memaksamu.”
“Memangnya jika aku mau, eomma akan menjodohkanku dengan siapa?”
“Anak dari Ny. Oh yang merupakan pemilik boutique terkenal di Korea Selatan dan suaminya pemegang saham besar di Korea Selatan. Tapi eomma menjodohkanmu bukan karena kekayaan mereka. Hanya saja Ny. Oh merupakan sahabat eomma, ia menanyakan apakah anak perempuan eomma single. Saat eomma bilang kau single, ia langsung menanyakan eomma, apakah eomma mau menikahkanmu dengan anaknya. Appa setuju-setuju saja. Sekarang tergantung kau saja.”
“Oohh~ akan kupikirkan… Tapi, apa kau akan menikahkanku tahun ini eomma???”
“Tentu saja.”
“Eommaaaa…”
“Wae??”
“Tahun ini jadwal aku ke California.”
“Lalu?”
“Ya tentu saja jangan tahun ini…”
“Kau akan pergi 3 bulan lagi kan? Paling-paling 2 bulan lagi kau akan dinikahkan… Setelah itu selama 5 bulan kau di California tidak boleh macam-macam.”
“Eommaaa.. Aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu… Umurku tahun ini baru 21, tahun depan aku baru 22. Itu masih terlalu muda..”
“Sudahlah kau pikirkan saja. Cepat habiskan sarapanmu atau kau akan terlambat.”
Kei hanya membuang nafasnya kasar. Ia bingung. Sangat bingung. Sesampainya di Universitas. Semua mata tertuju padanya.
“Jadi ini the power of makeup… Ck! Ternyata mereka benar-benar…” Batin Kei.
“YA! Kei! Apakah itu kau? Wooww daebakk! Kau salah makan apa kemarin malam eoh?” Goda Jieun, sahabat Kei.
“Kau pikir aku keracunan makanan apa? Aku hanya ingin mencoba..”
“Tapi setidaknya kau jauh lebih baik seperti ini. Kau tidak seseram yang dulu..”
“YA! Kau pikir aku mahluk gaib apa!”
“Bisa jadi.. Semua mata tertuju padamu. Terutama mantan-mantanmu.”
“YA!!! Sudahlah. Aku mau kekelas saja.” Kei langsung meninggalkan Jieun yang ketawa melihat tingkahnya.
Kecantikan wanita yang diberikan oleh Tuhan disalah gunakan oleh para kaum perempuan sendiri dan kaum lelaki. Padahal, kecantikan yang sesungguhnya bukan berasal dari fisik tapi dari hati. Apa manusia diberikan mata untuk melihat kecantikan atau ketampanan seseorang saja tanpa memandang hatinya seperti apa.
Pada saat jam istirahat, seseorang yang cukup dibenci oleh Kei datang menemuinya. Kim Jongin namanya. Seseorang yang hanya memberikannya harapan palsu pada Kei. Pria itu memutuskan untuk tidak bersama Kei karena ada wanita yang lebih cantik daripada Kei.
“Mau apa kau menemuiku??”
“Jangan galak-galak Kei-ya. Setidaknya dulu kau mengharapkanku kan??”
“Tidak untuk sekarang! Buat apa aku terus mengharapkan dirimu yang hanya bisa mencintai wanita hanya dengan tampang saja. Sudahlah kau kembali kekelasmu dan carilah kekasihmu yang cantik itu.”
“Tidak! Kau lebih cantik darinya honey…”
“Jangan panggil aku dengan sebutan itu… Kau pikir aku barang, jika dibutuhkan ada dan jika tidak dibutuhkan hanya dibiarkan begitu saja eoh?! Aku juga manusia!!” Jongin tidak mengubris ucapan Kei sama sekali.
“Aku tunggu kau saat pulang sekolah honey.. Aku akan berada didepan pintu kelas ini..”
Kei hanya membuang muka. Ia tahu sebenarnya pria hanya mengharapkan kecantikan semata. Hanya sedikit pria yang memandang wanita dari hati terlebih dahulu. Bahkan pria seperti itu sudah punah di jaman era globalisasi seperti ini.
Jam mata kuliah Kei sudah habis. Kei akan berpikir bahwa Jongin belum menyelesaikan kelasnya. Ternyata ia salah. Pria itu benar-benar berada didepan pintu kelasnya.
“Jieun-ah….. Help meee!!”
“Waee?”
“Jongin. Kau lihat didepan pintu.. Apa kau tidak melihat aku digoda olehnya pada saat jam istirahat tadi eoh?”
“Mian.. Tapi tadi aku dipanggil sama Lee seongsaenim.”
“Aku bisa gila begini caranya. Aku sedikit menyesal merubah styleku.”
“Andwaee! Aku sedikit seram melihat sisi kau yang lain.”
Kei berjalan keluar tapi tangannya sudah terlanjur ditahan oleh Jongin.
“Kau jangan mencoba kabur dariku honey..” Tapi suara pria yang tak asing bagi Kei menahan Jongin.
“Lepaskan dia! Dia milikku!”
“YA! Park Chanyeol! Buat apa kau mengaku-ngaku eoh? Kalian berdua sama saja!”
“Kau memang milikku! Maaf aku tidak memberikanmu kepastian…”
“Sudah terlambat! Aku tak butuh kau lagi. Kalian berdua hanya mengharapkan kekayaaanku saja dulu kan?! Sekarang saat aku sudah berubah seperti ini kalian mengejar-ngejar aku! Dasar tak tahu malu!”
“Honey.. Bukan seperti itu.. Dulu aku digoda oleh wanita itu. Seorang Kim Jongin tidak mungkin melakukan hal seperti itu.”
“Sudahlah! Margamu juga sama sepertiku! Menjauhlah..”
“Kimmi, apa kau masih mengingat panggilan itu? Panggilan yang aku buat disaat kita bertemu. “
“Ah mollaaaaaa!!!” Kei berjalan meninggalkan kedua orang tersebut. Untungnya ia membawa kendaraan pribadi saat ini. Saat ia tiba diparkiran, kedua pria itu masih mengejarnya. Kei langsung masuk kedalam mobilnya dan melajukannya. Meninggalkan kedua orang yang saling adu mata.
Ia bisa gila jika harus bertemu dua manusia itu setiap hari. Untungnya Jongin dan Chanyeol akan lulus tahun depan bersamanya juga. Dan ia juga akan ke California selama 5 bulan sebagai pelatihan untuk ujian akhirnya tersebut. Akan tenang hidupnya selama 5 bulan itu, mungkin.
“Eommaaaaa…”
“Wae?”
“Aku lelah berubah seperti ini. Aku menyesal…”
“Ne?”
“Mereka berdua. Park Chanyeol dan Kim Jongin mendekatiku lagi…”
“Hahahahahahahaha..”
“Eommaaa.. Kenapa eomma malah tertawa diatas penderitaan anakmu ini.”
“Mian, mian.. Hanya saja itu terdengar lucu ditelinga eomma..”
“Ahh sudahlah..”
“Bagaimana?”
“Bagaimana apanya eomma?”
“Perjodohan itu…”
“Aku terima…”
“Kau serius? Eomma benar-benar tidak memaksamu.”
“Aku lelah eomma.. Semua pria diluar sana sama saja. Aku pasrahkan semuanya pada eomma saja.. Aku sudah lelah sama pria-pria itu.”
“Baiklah… Sana kau mandi.. Nanti malam kau akan bertemu dengan keluarga Oh. Sebenarnya kalian akan dikenalkan terlebih dahulu. Tapi kau sendiri sudah menyetujuinya. Berdandanlah dengan cantik. Eomma sudah menyediakan sebuah gaun ditempat tidurmu. Pakailah.”
“Ne eommaa…”
Kei berjalan dengan lemas menuju kamarnya. Ia berpikir bahwa menerima perjodohan itu tidak ada salahnya. Daripada ia harus menjomblo selamanya. Setidaknya daripada tidak sama sekali. Tapi ia juga tak tahu jika pria yang dijodohkan itu akan benar-benar menerimanya. Ia takut akan tersakiti lagi.
Kei bersama Ny. Kim sudah berada didepan restaurant yang cukup mahal. Kei menggunakan dress merah dengan panjang selutut. Ia juga menggunakan heels yang cukup tinggi. Ia sangat berbeda. Ia masuk bersama Ny. Kim yang disambut hangat oleh Tn & Ny. Lee dan anaknya. Anak dari Tn & Ny. Lee tidak seramah orangtuanya. Sepertinya ia tidak menyukai perjodohan ini. Kei tidak melihat jelas wajah mereka sampai mereka sudah duduk berhadapan disanalah Kei sadar.
“Oh… Oh Sehun? Apa benar dia Oh Sehun?” Kei bertanya pada dirinya sendiri. Ia tidak percaya bahwa pria didepannya ini adalah Oh Sehun.
“Anakku, Kei , sudah menerima perjodohan ini.” Rasanya Kei ingin membatalkan ucapan eommanya. Tapi ia terlambat.
“Anakku juga menerima perjodohan ini…” Ny. Oh mengucapkannya tanpa melihat ekspresi anaknya yang sudah cukup kecut.
Kei hanya bisa diam. Ia tidak berani berkata-kata. Ia terlalu kaget untuk bertemu dengan pria itu. Ia hanya bicara saat ia harus menjawab. Selama makan malam ia juga diam. Ia tidak berani untuk menatap pria itu.
“Kalian ke Balkon berdua. Sambil mengenal satu sama lain.” Ucapan Ny. Oh sukses membuat Kei kaget. Sehun hanya menarik tangan Kei tanpa mengucapkan satu patah katapun. Apa ini Sehun yang Kei kenal?
Saat dibalkon, tidak ada satu dari mereka yang memulai pembicaraan. Entah karena apa. Wajah Sehun yang dingin dan datar malah membuat Kei bersalah menerima perjodohan ini. Ia takut, takut jika pria ini benar-benar melupakannya. Takut jika pria ini akan membencinya. Pria ini yang benar-benar Kei percaya. Semua kepercayaan yang Kei miliki, diberikan sepenuhnya pada pria itu. Tapi, disaat pria itu meninggalkannya, Kei hanya bisa menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apalagi akan perasaan sakit yang ia rasakan itu.
“Sehun… Aku pikir kau akan pergi dan tak muncul lagi dihidupku..” Kei akhirnya memberanikan diri untuk mengucapkan semua kata-kata yang ia pendam saat Sehun meninggalkannya.
“Mengapa kau menerima perjodohan ini?” Ucap Sehun dingin.
“Aku tidak pernah tahu rencana Tuhan seperti apa. Dan aku tak pernah tahu bahwa kau seperti ini. Aku menyesal. Sangat menyesal mengenal kau. Aku pikir kau pria yang berhati hangat. Aku juga menyesal telah menerima perjodohan ini. Aku tahu kau membenciku tanpa aku tahu alasannya. Tapi satu hal yang harus kau tahu… Aku mencintaimu karena kupikir kau berbeda. Berbeda dari pria-pria yang aku kenal… Tapi aku salah. Aku salah menilai kau seperti itu. Kau yang aku lihat sekarang ini bukan seperti yang aku kenal dulu.. Aku menerima perjo –“ Satu dan dua tetes air mata mengalir diwajah Kei. Ia daritadi berusaha menahan tangisnya. Tetapi ia berusaha melanjutkan kalimatnya “–perjodohan itu karena… Aku pikir buat apa aku menunggu cinta datang lagi padaku yang ujungnya hanya menyakitiku… Tapi aku tak pernah berpikir bahwa pria yang akan dijodohkan dengan ku akan lebih menyakitiku…”
“Kau tampak berbeda eoh? Apa kau mengubah penampilanmu agar pria-pria mengejarmu lagi?” Kata-kata yang cukup pedas keluar dari bibir Sehun yang sukses membuat hati Kei berasa ditusuk oleh beribu-ribu jarum. Sakit. Itu yang Kei rasakan. Ia tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia meninggalkan Sehun. Tapi tangannya ditahan oleh pria itu.
“Aku sudah mempunyai yeojachingu. Aku harap kau tidak masalah jika aku masih bersamanya disaat kita menikah nanti. Dan jangan kau coba untuk merusak hubunganku.”
“Aku akan membatalkan perjodohan ini.”
Kei melepaskan tangan Sehun yang kemudian berjalan meninggalkan pria itu. Ia membungkukkan badannya pada keluarga Oh. Ia meminta eommanya untuk segera pulang. Ia tidak ingin memperlihatkan wajahnya yang menangis kepada keluarga Oh. Ny. Kim yang sadar jika anaknya menangis langsung berpamitan kepada keluarga Oh dengan alasan anaknya ada sedikit urusan.
“Ahjumma… Aku permisi dulu, dan aku tidak jadi menerima perjodohan ini.. Aku benar-benar minta maaf.. Entah kenapa aku jadi berubah pikiran.” Ny. Kim terkejut mendengar penuturan anaknya. Ny. Oh yang cukup terkejut tapi mengerti alasan dari Kei. Ia mengerti alasan dari Kei. Ny. Oh akan memberikan mereka waktu untuk saling mengenal.
Selama perjalanan, Kei hanya diam dalam tangisnya. Ny. Kim yang sadar jika anaknya menangis hanya diam. Memberikan anaknya waktu untuk menenangkan diri. Ia akan bertanya jika mereka sudah berada dirumah.
“Kei? Apa kau baik-baik saja?”
“Eomma…….”
“Wae??”
“Dia.. Dia pria yang aku rindukan itu. Tapii.. Dia berubah.. Bukan seperti Sehun yang aku kenal…”
“Sudahlah.. Kau jangan menangis.. Kau istirahatlah. Besok kau ada kelas kan?”
“Ne eommaa..” Kei berjalan menuju kelasnya.
Saat Kei sudah berada dikamarnya, Ny. Oh dan Ny. Kim saling berbincang melalui gadget mereka. Ny. Oh menceritakan pada Ny. Kim bahwa ia tahu kalau dulu Sehun dan Kei saling mencintai hanya saja ada sesuatu yang harus membuat mereka berpisah. Sampai akhirnya Sehun menemukan wanita lain yang mungkin menurut Sehun lebih membuatnya nyaman daripada Kei. Maka dari itulah Sehun tidak mau jika wanita yang ia cintai sekarang akan merasakan sakit yang sama seperti yang ia lakukan pada Kei. Sehun mungkin sama dengan pria diluar yang masih labil akan perasaannya kepada wanita. Memang memerlukan waktu untuk menjadi dewasa dan mengerti bahwa ada wanita yang lebih berharga untuk dicintai dan disayang.
Pagi harinya, saat dikampus, wajah Kei tidak secerah kemarin. Hari ini wajahnya sangat murung. Jieun yang menyadari itu mencoba bertanya.
“Kei? Ada apa denganmu hari ini? Padahal baru saja kau merubah stylemu dan senyum manismu muncul kemarin. Kenapa sekarang malah jadi kecut begini eoh? Ceritalah padaku.”
“Lebih baik kita ketaman tempat kita biasa kumpul. Aku lebih nyaman jika bercerita disana.”
“Baiklah..”
Kei dan Jieun pun menuju taman itu. Mereka duduk dibawah pohon yang rindang.
“Ya! Ada apa denganmu eoh?”
“Sehun..”
“Ada apa dengannya?”
“Awalnya eommaku menawarkanku untuk dijodohkan. Aku menerimanya karena aku tak tahu siapa pria itu. Tapi ternyata kemarin malam, eommaku dan eommanya Sehun janjian disebuah restaurant untuk menemukan aku dan calon suamiku. Saat aku lihat ternyata pria itu Sehun. Tap–“
“Tapi?”
“Sehun menjadi dingin dan seperti tidak mengenalku. Rasanya hatiku ini sakit saat mengetahui bahwa diriku sendiri yang berharap dan merindukannya. Dia berkata agar aku tidak keberatan jika ia masih bersama dengan yeojachingunya saat kita menikah nanti. Dan kata-kata yang tidak aku harapkan keluar dari bibirnya. Ia bilang bahwa aku merubah penampilanku agar pria-pria diluar sana mau mengejarku. Aku berpikir bahwa aku tampak seperti wanita murahan dihadapannya.” Kei menangis dipelukan Jieun. Jieun pun membalas pelukan Kei. Saat Kei menangis dipelukan Jieun, Jieun melihat Sehun lewat didepan mereka dan menoleh sebentar lalu berjalan layaknya tidak ada sesuatu penting disana. Jieun hanya memberikan tatapan mematikan pada pria itu, tapi Sehun tidak mengubrisnya sama sekali.
“Kei-ya! Kau cantik dan manis tanpa kau merubah penampilanmu. Hanya saja kau akan terlihat lebih feminim jika kau menggunakan style seperti ini. Aku rasa kau tidak usah mengharapkan pria itu lagi. Lupakan dia! Dia tidak lebih dari seorang pencuri yang telah mengambil hatimu lalu membuang kau seenaknya!” Jieun sengaja mengeraskan suaranya. Ia tahu bahwa Sehun tidak jauh dari jarak mereka. Dan Sehun diam saat Jieun mengatakan jangan mengharapkan pria seperti Sehun lagi.
“Gomawo Jieun-ah…” Kei menghapus air matanya. Ia kembali duduk. Sehun pun berjalan meninggalkan dua orang itu.
Tanpa sadar Sehun mengucapkan maaf yang tidak didengar oleh siapapun. Ia seperti pria pengecut yang tak berani berkata maaf kepada wanita yang telah disakitinya. Kata maaf pun tidak bisa membayar rasa sakit itu sepenuhnya. Tapi jika ia merupakan pria yang bertanggung jawab, ia pasti akan mengatakan maaf. Tidak lari seperti ini, layaknya pria pengecut.
“Oh Sehun! Bagaimana bisa kau membuat seorang wanita menangis eoh?”
“Kau benar-benar keras kepala Sehun.” Dua orang pria ini seperti mengintrogasi Sehun. Mereka adalah Baekhyun dan Xiumin.
“Aku tak peduli.”
“YA! Bagaimana kau bisa tidak peduli terhadap perasaan orang lain eoh?!”
“Sudahlah.. Kalian jangan merusak hubunganku dengan Hyerin.” Hyerin yang merupakan yeojachingu dari Sehun berada dikelas yang sama dengan Kei. Kei akan tahu itu.
“Kita hanya ingin kau sadar! Ini juga demi kebaikanmu! Kalau saja wanita itu sudah tidak mencintaimu, mungkin saja aku sudah mengejarnya saat ini.”
“YA! Byun Baekhyun! Kau bisa diam tidak eoh?” Baekhyun dan Xiumin mengalah kepada Sehun karena emosinya akan meledak jika mereka meneruskannya lagi.
Sedangkan dikelas Kei…
“Kimmi!!! Bogoshipoooo!!” Chanyeol datang-datang sudah memeluk Kei. Kei langsung melepaskannya.
“YA! Park Chanyeol! Mengapa kau menganggu pacarku eoh?” Jongin juga yang datang-datang langsung mengaku sebagai pacar Kei. Kei tidak mengubris mereka sama sekali. Moodnya sedang sangat tidak baik.
“YA! KEI! Bisa kau diamkan dua manusia ini eoh? Jadikan pacar saja dua-duanya. Dasar wanita perebut pacar orang cih.”
“JUNG HYERIN! Jaga ucapanmu! Aku bukan wanita murahan seperti kau! Kau yang hanya bermodalkan fisik yang cantik hanya bisa merebut pacar orang saja! Jangan memfitnah seseorang jika kau sendiri yang seperti itu!”
“Tentu saja aku cantik tidak seperti kau! Jika aku tidak cantik, tidak mungkin seorang Oh Sehun yang terkenal mau menjadi pacarku.”
“Se–Sehun?”
“Ah ya! Aku lupa dulu kau juga suka dengannya.” Hyerin semakin memancing emosi Kei. Kei yang awalnya sudah bermusuhan dengan Hyerin akan semakin bermusuhan saat mengetahui wanita yang dicintai Sehun saat ini adalah Hyerin.
“Itu dulu bukan sekarang. Sekarang rasanya aku sudah tidak mengenal pria itu.”
“JUNG HYERIN CUKUP!” Teriak Jongin dan Chanyeol bersamaan.
“JUNG HYERIN, PARK CHANYEOL, dan KIM JONGIN! KALIAN DIAM!” Jieun tidak mau jika Kei menangis lagi.
“YA! Lee Jieun! Kau tak lebih dari debu dihadapanku! Kau tak akan menang dariku.”
“TERSERAH.”
Kei hanya diam. Diam untuk mengakui bahwa Hyerin benar-benar milik Sehun. Tidak ada salahnya melepaskan seseorang yang kita cintai demi kebahagian mereka sendiri dan orang lain. Terkadang sifat egois ingin memiliki seseorang itu selalu muncul tapi apa daya yang dapat kita lakukan. Hanya menangis dan terus berharap tanpa tahu kapan cinta itu akan datang.
Kei berjalan-jalan disebuah taman dan akhirnya memutuskan untuk duduk disebuah ayunan. Ia duduk sampai larut malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 KST.
“Apa kau akan diam disini dan terus terlarut dalam kesedihanmu?”
Kei menoleh kesumber suara. Suara pria yang cukup asing baginya.
“Nuguya?”
“Aku Lu Han. Aku berasal dari China. Tapi aku melanjutkan pendidikanku disini. Tepatnya, aku satu universitas dengan kau. Aku sempat melihatmu menangis didalam pelukan temanmu tadi.”
“Bahasa koreamu lancar sekali Lu Han-sshi.. Ne?”
“Panggil saja aku Lu Han, Lu atau Han. Terserah kau. Kita berada ditingkatan yang sama kok. Apa kau menangis karena seorang pria? Ah, mian. Bukan maksudku mencampuri urusan pribadimu, hanya saja aku tidak tega melihat seorang wanita menangis dan merenung ditempat seperti ini sampai larut malam.”
“Ne.. Mungkin saja.. Gomawo.. Mian, Lu Han, aku hanya belum bisa bercerita kepada orang yang baru aku kenal.”
“Ah gwenchana… Pulanglah.. Aku ingatkan padamu. Jangan terus berharap bahwa dia akan bersamamu. Semakin kau berharap, semakin dalam rasa sakit yang akan kau rasakan. Biarlah waktu yang menemukan jalan keluarnya.”
“Gomawo… Baiklah aku akan pulang..”
“Maaf aku tidak bisa mengantarmu.. Aku masih ada urusan sehabis ini.”
“Ah gwenchana. Aku bisa pulang sendiri kok. Anyeong..”
Kei berjalan meninggalkan Lu Han yang sudah menyunggingkan sebuah senyuman diwajahnya.
“Ini akan menjadi awal yang baik Lu. Saranghae, Kei.”
Lu Han mencintai seorang wanita yang tak pernah ia dekati sama sekali. Memandang wanita itu dari jauh sudah lebih dari cukup bagi Lu Han. Tapi.. Disaat ia melihat wanita yang dicintainya menangis, ia merasa bahwa hatinya ikut menangis.
Kei menceritakan pertemuannya dengan Lu Han kepada Ny. Kim.
“Eomma… Aku bertemu dengan seorang pria bernama Lu Han. Ia berasal dari China.”
“Lalu? Apa kau jatuh cinta padanya?”
“Anniii!! Ia memberitahuku agar aku tidak terus berharap pada seorang pria yang telah menyakiti hatiku. Apa serapuh itu hati wanita didepan seorang pria?”
“Oh begitu.. Mungkin saja.. Karena wanita tidak bisa melakukan apapun selain menangis. Mungkin itu yang membuat wanita terlihat sangat rapuh.”
“Mmm… Ah ne!”
“Apa?”
“Tapi apa wanita bisa menjadi wanita yang tidak beretika demi cinta?”
“Memangnya kenapa?”
“Eomma tahu Jung Hyerin? Wanita yang disukai oleh Jongin dan Chanyeol waktu aku tersakiti itu.”
“Eomma tahu.. Lalu kenapa?”
“D – Dia juga yang menjadi kekasih Sehun sekarang..”
“Apa kau akan terus berharap pada Sehun?”
“Molla… Aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku saat ini eomma..”
“Kau sendiri yang mengerti Kei. Eomma tak tahu perasaanmu seperti apa. Eomma ada urusan mendadak bersama appa di Jepang selama setengah tahun. Eomma akan berangkat besok pagi. Appamu sudah berada di Jepang. Kau baik-baik bersama oppamu ne?”
“Ne eommaa… Kau juga hati-hati..”
“Ah ye.. Jika kau akan berangkat ke California, jangan lupa hubungi eomma..”
“Ne eommaa.. Eomma istirahat lah.” Ny. Kim masuk kekamarnya. Kei pun berjalan kearah kamarnya. Ia masih memikirkan kata-kata Lu Han.
Kei mencari sosok Jieun sesampainya dikampus. Ia menemukan Jieun dibawah pohon tempat mereka biasa bersama.
“Ya! Jieun-ahhh!” Jieun langsung menoleh kearah suara.
“Wae??”
“Kemarin sepulang sekolah aku tidak langsung pulang kerumah, melainkan diam disebuah taman. Lalu, sekitaran jam 7 malam ada seseorang bernama Lu Han berkata padaku bahwa jangan terus berharap pada seseorang dan dia juga menyuruhku pulang. Katanya ia juga berkuliah disini.”
“Mwo?! YA! Kau gila hah?! Jam 7 hanya diam disebuah taman?! Kau benar-benar terhanyut sama omongan Hyerin. Ah.. Lu Han berada di jurusan seni. Apa kau akan tertarik dengannya eoh??” Jieun mencoba untuk menggoda kei.
“Ne? Ah anni.. Kita ngga tahu bakal gimana nantinya.”
“Lu Han merupakan siswa yang mendapat beasiswa disekolah ini dan.. Ia juga merupakan murid teladan. Aku rasa Lu Han juga menyukaimu..”
“Ya! Kau bicara apa sih. Jangan ngelantur deh.” Jieun hanya tertawa.
“Anyeong Kei-ah.” Pria yang baru saja dibicarakan kini sudah berada didepan Kei.
“Ah.. Anyeong. Ada apa?”
“Anni.. Aku hanya ingin mengajakmu pergi kesebuah kafe sepulang sekolah ini.” Kei masih diam tidak percaya.
“Sudahlah Kei.. Kau terima saja. Daripada kau pulang sekolah menyendiri eoh. Apalagi hari ini aku tak bisa menemanimu untuk pulang.” Kei menatap Jieun.
“Baiklah…”
“Aku tunggu kau diparkiran nanti sepulang sekolah.. Sekarang, kalian bisa melanjutkan pembicaraan kalian.. Sampai jumpa!” Lu Han berjalan meninggalkan mereka. Ada seorang pria yang sedang menatap Lu Han tajam. Lu Han hanya memberikan senyumannya.
“Sudah kubilang kan! Dia pasti menyukaimu Kei!”
“Ah mollaaaa..”
Sepulang sekolah, Kei dan Lu Han pergi kesebuah kafe. Sedangkan Jieun bertemu dengan Sehun.
“Ada apa kau menyuruhku kesini?”
“Aku hanya memintamu untuk menjauhi Kei. Aku tahu kau masih mencintainya, hanya saja kau buta untuk itu. Aku melihatmu menatap Kei saat Kei berbicara dengan Lu Han. Biarkan dia bahagia dengan seseorang yang baru. Aku tak menyangka kau bisa mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati wanita. Menganggap bahwa wanita itu sungguh murahan. Pacarmu saat inilah yang tak lebih dari seorang murahan!”
“Ya! Dia bukan wanita murahan yang kau pikirkan! Aku sudah melepaskan Kei dari awal aku menjalin hubungan dengan Hyerin.”
“Kita lihat saja siapa yang akan tersakiti nanti. Kei atau kau sendiri. Anyeong.” Jieun berjalan meninggalkan Sehun. Sehun hanya membuang nafasnya kasar. Ia tidak mengerti jalur pemikiran seorang wanita.
Kei lebih cerah dari sebelumnya. Saat ini ia bisa tersenyum dan tertawa. Bersama seseorang yang baru ditemuinya kemarin.
“Han..”
“Ne?”
“Gomawo…”
“Buat apa kau berterimakasih?”
“Anni.. Aku hanya ingin berterimakasih padamu..”
“Ah ne..”
“Aku kesepian. Eomma dan appaku akan berada di Jepang selama setengah tahun. Sedangkan oppaku sedang pergi ke London selama 2 bulan. Dan Jieun typical orang yang cukup sibuk.”
“Jika kau sedang kesepian maka hubungi aku. Berikan aku nomor ponselmu.” Lu Han memberikan ponselnya kepada Kei. Kei mengetik nomornya.
“Gomawo..”
“Kau sudah terlalu banyak mengucapkan terimakasih.”
“Aku tak tahu harus berbicara apa lagi.”
“Mm… Bolehkah aku bertanya?”
“Ne..”
“Siapa kau Oh Sehun itu?”
“Bukan siapa-siapa…” Wajah Kei berubah menjadi murung.
“Ah mian.. Bukan maksudku untuk mencampuri urusanmu..”
“Gwenchana… Dia hanya temanku dulu.”
“Lalu sekarang?”
“Entahlah…”
“Ah arraseo..”
“Kau pasti mengerti setelah melihatku ditaman itu..”
“Ah ne.. Kau terlarut dalam kesedihan sampai kau tidak memperdulikan dinginnya angin malam..”
“Ya begitulah aku.. Wanita yang selalu gagal dalam percintaan.. Tak ada pria yang serius denganku.. Aku pikir Sehun merupakan pria yang aku cari. Ternyata aku salah… Ah mian.. Kenapa aku jadi curhat seperti ini..”
“Bukan tak ada, hanya saja belum Kei.. Kau akan menemukannya nanti.”
“Gomawo….”
Berharap? Buat apa berharap pada sesuatu yang sudah menjadi kenyataan. Tidak ada gunanya. Tak terasa sudah waktunya untuk Kei pergi ke California. Selama 5 bulan, ia akan mencoba melupakan Sehun. Mencoba melupakan kenangan indah mereka bersama.
Jieun tahu jika Jongin dan Chanyeol akan mendatangi dirinya dan menanyakan keberadaan Kei. Dan teman-teman lainnya juga.
“Lee Jieun..”
“Wae Sehun-sshi?”
“Aku putus dengan Hyerin..”
“Apa kau menyesal?”
“Entahlah.. Aku mendengar bahwa Kei pergi ke California.”
“Mm….” Tiba-tiba seorang pria yang Jieun kenal datang menemuinya.
“Jieun-sshi..”
“Ada apa Lu Han-sshi?”
“Kenapa kau tidak bilang padaku kalau Kei akan pergi ke California eoh?”
“Aku dilarang oleh Kei.. Mian..”
“Ya! Neo nuguya?”
“Diam kau Oh Sehun. Aku ingin berbicara dengan Lu Han dulu.”
Jieun mengajak Lu Han keluar kelas.
“Kau mencintai Kei kan.” Lu Han sedikit terkejut.
“A –Anni..”
“Kau jangan bohong.. Kalau kau mencintainya, 5 bulan lagi Kei pulang dan nyatakanlah perasaanmu.”
“Ne??? Aku tak bisa.. Aku yakin bahwa Kei masih mencintai Sehun..”
“Tidak ada salahnya kau mencoba.”
“YA! Kalian berdua!” Sehun mencoba menganggu perbincangan mereka. Ia mendengar setiap kalimat yang diucapkan oleh Jieun dan Lu Han.
“Fighting!!”
Jieun pergi meninggalkan Lu Han dan menarik Sehun.
“Apa kau akan membuat mereka bersama?”
“Ne.. Apa masalahmu?”
“Aku masih mencintainya..”
“Terserah kau.. Kei yang bisa akan memutuskannya.”
5 months later…
Kei kembali ke Korea. Ia sangat merindukan universitas dan teman-temannya. Ia merindukan semuanya. Ia kembali disaat orangtuanya sudah berada di Korea. Satu hal yang belum bisa Kei lakukan disana. Ia belum bisa melupakan Sehun sepenuhnya. Sore harinya ia pergi berjalan-jalan di Sungai Han. Ia janjian dengan Jieun. Hanya saja Jieun akan telat sedikit.
“Do you still remember me?” Kei menolehkan wajahnya.
“Wae?”
“Aku hanya bertanya..”
“Sudahlah Sehun..” Pria itu adalah Sehun. Ia tahu jika Kei berada disini karena Jieun tidak sengaja kelepasan bicara.
“Mian..”
“Aku sudah memaafkanmu Sehun..”
“Jadi apa kau masih men–“
“KEIIII!!!!!” Jieun berlari kearah Kei dan langsung memeluk Kei.
“I miss you Kei! Kau kenapa lama sekali di California eoh?”
“Mian.. I miss you too Jieun..”Kei dan Jieun langsung pergi membeli beberapa camilan. Sehun hanya menatap kepergian mereka. Kata-katanya terpotong karena Jieun. Mungkin lain waktu saja.
Jieun mengajak Lu Han juga. Saat mereka sedang membeli camilan, disanalah Lu Han datang.
“Anyeong Kei…”
“Lu Han.. Kau kenapa ada disini?”
“Jieun mengajakku..” Kei langsung menatap Jieun. Jieun hanya bisa menahan tawanya.
“Ah…”
“Apa aku menganggu?”
“Ah anni.. Kau tidak mengganggu kok..”
Mereka berbincang-bincang sampai pukul 18.00 KST. Jieun pun pulang duluan karena ia ada urusan.
“Apa kau lapar? Bagaimana kalau kita pergi makan.. Di restaurant dekat sini.”
“Bolehlah..”
Mereka pun berjalan menuju restaurant tersebut. Sesampainya disana mereka makan sambil berbincang. Kei pulang diantar oleh Lu Han. Sebelum mengantar Kei pulang, ia mengajak Kei kesebuah taman tempat pertama kali mereka bertemu.
“Kita mau ngapain disini?”
“Kei.”
“Ne???”
“Apa kau ingat pertama kali kita bertemu?”
“Aku mengingatnya.. Kenapa?”
“Kau saat itu sedang terlarut dalam kesedihanmu dan menyendiri disini. Sebelum aku bertemu denganmu disini. Aku sering memandangmu di kampus. Dan aku jatuh cinta padamu…” Kei hanya diam. Diam karena terkejut mendengar penuturan Lu Han.
“Apa kau mau membuat lembaran baru bersamaku?” Lu Han mencoba untuk bertanya kepada Kei.
“Mian.. Aku belum bisa jawab sekarang.. Tapi aku harap kita tetap berteman. Walaupun aku tahu itu sulit untukmu. Tapi berikan aku waktu.”
“Aku akan mencoba untuk menerima jawabanmu. Aku tahu jika kau masih mencintai Sehun. Tapi aku hanya ingin kau tahu perasaanku.”
Kei hanya tersenyum. Ia berjalan meninggalkan Lu Han. Sebelum jauh ia menoleh kebelakang.
“Lu Han.. Apapun jawabanku kau akan terima kan?”
“Ne..”
“Aku pulang dulu.. Aku akan memberikanmu jawaban secepatnya. Anyeong..”
Kei benar-benar meninggalkan Lu Han. Ia bingung. Benar-benar bingung. Ia tak tahu ia harus menerima Lu Han atau tidak.
Kei kembali masuk ke universitasnya. Ia dan Lu Han masih terlihat berteman dan biasa saja. Kei menceritakan semuanya pada Jieun yang didengar oleh Sehun. Lu Han lebih dulu menyatakan perasaannya daripada Sehun. Baekhyun dan Xiumin terus memaksa Sehun untuk menyatakan perasaannya tetapi Sehun selalu menolaknya. Ia berpikir bahwa itu terlalu cepat.
Kei dan Lu Han terlihat dekat. Seperti tidak ada masalah sama sekali.
Kei sedang berada di Sungai Han. Ia menunggu seseorang yang menyuruhnya datang. Sampai orang yang ditunggunya datang.
“Untuk apa kau menyuruhku kesini Sehun?”
“Maaf jika aku menganggu waktumu.”
“Tak apa-apa..”
“Aku ingin minta maaf karena aku mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya kau dengar. Aku meninggalkanmu tanpa kabar dan saat aku hadir ternyata aku sudah memiliki kekasih.”
“Aku sudah memaafkanmu. Aku ingin tahu apa alasanmu menghilang begitu saja eoh?”
“Mian.. Aku berada di Jepang. Saat di Jepang aku bertemu dengan Hyerin. Aku merasa bahwa aku mulai mencintainya. Saat itu aku tiba-tiba melupakanmu. Tapi saat aku jadian dengan Hyerin, wajah dan senyummu selalu terbayang dipikiranku. Saat itu juga aku bingung dengan perasaanku sendiri. Tapi aku berusaha tidak menyakiti perasaan Hyerin dengan tetap bertahan bersamamu. Aku tahu kau dekat dengan Lu Han saat ini. Karena Jongin dan Chanyeol menyerah sejak kau dekat dengan Lu Han. Aku pernah mendengar mereka berbicara seperti itu.”
“Lalu apa maksudmu membiarkanku terus berharap padamu padahal kau bersama dengan Hyerin eoh?!”
“Sejak aku bersama Hyerin, aku merasa aku tidak pantas bersamamu dan kupikir bahwa Hyerin merupakan wanita yang berhati tulus. Tapi aku salah. Tepat saat hari keberangkatanmu ke California, Hyerin memutuskan hubungan kami. Dia bersama dengan Jongin kembali. Saat itu aku tahu rasa sakit yang kau rasakan. Aku mulai mengerti bagaimana cara menghargai hati seseorang.”
“Lalu?”
“Apa kau bisa mencintaiku lagi?” Kei sedikit terkejut tapi ia berusaha untuk tetap tenang.
“Untuk apa kau bertanya apa aku bisa mencintaimu lagi jika aku tetap mencintaimu dari dulu?”
“Jadi kau masih mencintaiku?”
“Tidak.” Sehun bingung.
“Apa aku terlambat untuk memperbaiki semuanya?”
“Kau terlambat. Kau ingin memperbaiki semuanya disaat kau sudah disakiti. Kau tidak memperdulikan perasaanku yang kau sakiti. Aku mungkin masih mencintaimu tapi aku tidak bisa menerima mu. Aku sudah menerima cinta Lu Han. Maaf…” Kei membungkukkan badannya dan berjalan meninggalkan Sehun yang benar-benar menyesal dengan kelakuannya.
Kei menerima Lu Han keesokan hari setelah Lu Han menyatakan perasaanya. Kei mempunyai sedikit perasaan pada Lu Han. Ia berusaha untuk belajar mencintai Lu Han. Ia tahu bahwa Lu Han bersungguh-sungguh. Ia tidak mau menyia-nyiakan cinta yang tulus kepadanya.
Sehun terlalu egois. Ia tidak pernah mau tahu bagaimana perasaan orang lain yang ia sakiti. Ia tidak pernah mau mendengarkan orang-orang terdekatnya. Sekarang ia hanya bisa menyesal. Menyesal karena kesalahannya sendiri. Ia perlu belajar menjadi pria yang dewasa bersama dengan berjalannya waktu.
Wanita hanya ingin dihargai bukan dijatuhi dan diinjak martabatnya. Jika kalian menghargai dan memberikan perhatian pada wanita, wanita itu tidak akan meragukan cintamu lagi. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki, tetapi dirimu sendiri yang membuat sebuah keterlambatan itu menjadi penyesalan.
“Dulu kau yang menyakiti perasaan orang lain kini perasaan kau yang disakiti.”
-End-
“Cinta akan datang dengan berjalannya waktu. Kau hanya perlu untuk tidak terlarut dalam kesedihan terus menerus.” – Kei
“Aku harus belajar merelakan orang yang aku cintai. Membiarkan ia bahagia bersama dengan pria yang dipilihnya. Merelakan dan membiarkannya karena kesalahanku sendiri.” – Oh Sehun
“Aku pikir aku sudah tidak mempunyai harapan. Karena ketulusan dan keseriusan yang kutunjukan, aku bisa memilikinya sebagai wanita yang menjadi separuh hidupku.” – Lu Han
——————————-
“Hargai, sayangi dan cintailah wanita yang kau pilih dengan sungguh-sungguh. Maka kau tidak akan menyesal nantinya.”
- Author, Sherly Irawati Wennarto
