THE GUARDIAN HAS TWO ANGELS
Title : THE GUARDIAN HAS TWO ANGELS
Main Cast :
- Kim Joon Myun / Suho ( EXO )
- Kim HyeRa ( OC )
- Kim YooRa ( OC )
Length : Ficlet
Rating : PG 15+
Genre : Drama / Angst / Tragedy / Fluff
Author : @helloimterra91
Disclaimer :
Tokoh dalam cerita adalah milik Tuhan YME, cerita yang tersaji dalam kisah ini pun terlintas atas ijin-Nya. Author hanya perantara dimana otaknya bekerja dan ingin membagi hasil kerja mereka.
Let’s read. Hope you will enjoy! ^^
*warning
Author mencoba sesuatu yang baru dalam tulisan ini. Semoga kalian tidak bingung dengan alurnya. Terima kasih~ ^^
***
Back song :
INFINITE – 나란사람 (A Person Like Me)
B2ST – Midnight
EXO – Baby Don’t Cry
SM The Ballad – Breath
AKMU – 얼음들
B2ST – Will You Be Alright
AKMU – Officially Missing You
Yang Yoseob – Caffeine
B2ST – On The Rainy Days
***
_ Kim Joon Myun POV _
Namaku Kim Joon Myun. Aku adalah manusia biasa yang terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku seorang profesor yang mengajar disalah satu universitas ternama, sedangkan Ibuku seorang Ibu Rumah Tangga yang sangat mencintai suami dan kedua anaknya.
Aku mempunyai kakak laki-laki yang usianya empat tahun lebih tua. Selain itu, aku belum bisa memberitahu apapun lagi tentangnya, dia butuh privasi. Kenapa? Karena adiknya adalah seorang idola. Mereka adalah harta karun yang harus kujaga. Harta karun yang akan ditemukan, tapi tidak sekarang. Keluargaku butuh ruang walaupun seluruh dunia ingin tahu tentang mereka.
Aku adalah seorang Idol. Cita-citaku menjadi seorang penyanyi dan aku telah menggapainya setelah menjadi trainee selama tujuh tahun. Delapan puluh empat bulan yang penuh perjuangan. Tapi, aku tetaplah manusia biasa.
Nama stageku adalah Suho yang artinya penjaga. Posisiku sebagai leader yang berarti aku harus menjaga para member. Ahya, member. Mereka yang tergabung dalam grup yang sama denganku. Mereka adalahByun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Kim JongIn, dan Oh Sehun.
Semua memanggilku Suho. Para penggemar juga menyebutku guardian. Aku seorang guardian? Aku masih merasa bukan siapa-siapa sampai aku memiliki dua bidadari disampingku. Mereka adalah malaikatku, kehidupanku, nafasku… nyawaku.
Malaikat pertama, Kim HyeRa, dia adalah istriku. Kami dipertemukan beberapa tahun sebelum kami menikah. Pribadi kami sangat berbeda. Dia gadis yang periang, ceria, dan agak aneh. Sedangkan aku, yah~ lelaki baik pada umumnya. Karena perbedaan itulah kami saling melengkapi. Pertengkaran selalu terjadi setiap kami bertemu, tapi bukan pertengkaran yang serius, itulah cara kami berkomunikasi. Sifat jahil HyeRa selalu membuatku gemas. Tapi karena hal itu juga, aku punya alasan untuk menyentuhnya. Maksudku, memeluk dan menciumnya. Tidak lebih!
Kuberitahu salah satu kisah kami.
Malam itu, aku dan HyeRa bertemu diapartmentku. Aku memainkan ponselnya seperti biasa. Dia sedang memotong apel disebelahku. Tiba-tiba, terdengar sebuah alunan dan getaran dari benda yang kupegang.
Tteoreojijiman maradao~ Ani naega neol an noheulge~
[ VIXX – Eternity ]
Dahiku mengkerut. Suara siapa ini?
“Siapa yang mengirim pesan?” tanya HyeRa.
“Eomma. Eomma tanya, kapan aku melamarmu” jawabku asal. Sebenarnya pesan itu berasal dari operator.
“Ck” HyeRa tidak menanggapi dengan serius. Dia tahu aku senang menggodanya masalah lamaran dan pernikahan.
“Suara siapa tadi? Sejak kapan nada pesanmu berubah?”
“Hm?” HyeRa menoleh padaku sambil memakan sepotong apel, “Hehe… Itu suara dari pria tampan.Suaranya seksi dan dia juga tampan.Dia seorang magnae dan dia tampan” lanjutnya diiringi tawa kecil. Aku merengut. Apa-apaan ini, siapa lagi pria yang berani mengusik dan mendominasi pikiran HyeRa?!
“Yak, kenapa ada banyak kata tampan? Siapa sebenarnya dia?”
“Itu belum seberapa Suho. Kalau aku harus mendeskripsikan L, kau tahu kan, dia itu tampan, tampan, tampan, tampan, dan juga tampan. Hahahaha… L penuh dengan ketampanan”
“Lalu aku sebagai KE-KA-SIH-MU bagaimana? Jangan bilang aku kalah tampan!”
“Memang kau tampan?”
“YAK!”
Tawa HyeRa meledak, “Yah, bukankah penggemarmu bilang kalau kau tampan”
“Kau bukan penggemarku?”
“Kan kau sendiri yang bilang” HyeRa melingkari leherku dengan sebelah tangannya, “Aku kekasihmu~” dia tersenyum miring.
HyeRa selalu berhasil membuat perasaanku campur aduk. Merasa kesal dan senang sekaligus. Merasa marah dan mencintainya dalam waktu yang sama. Itulah kekuatannya. Pesonanya yang telah membuatku jatuh.
Cupp~
Kukecup bibir merah mudanya yang menggoda. Kulihat ekpresi kaget karena gerakanku yang tiba-tiba.
“Tidak boleh ada lagi kata tampan selain untuk mendiskripsikanku!”
HyeRa hanya terkekeh, lalu menjawil hidungku. Aku tersenyum.
***
Malaikatku yang lain, Kim YooRa. Gadis berusia tujuh tahun yang sangat manis. Karunia yang Tuhan titipkan kepada kami. Anakku tersayang.
“Appa, appa, appa, kita masuk istana boneka ya~~~” YooRa menarik tanganku penuh semangat. Aku, HyeRa, dan YooRa sedang menikmati waktu liburku dengan pergi ke taman bermain. Kesibukan sebagai seorang penyanyi membuat waktuku bersama YooRa sangat jarang. Makanya, setiap aku mendapat libur, aku akan mengajak keluargaku jalan-jalan. Kami akan menghabiskan waktu bersama walaupun aku harus mendapat tatapan tajam dari HyeRa sebelumnya, karena kami mengorbankan jam sekolah YooRa. Tapi akhirnya, kami pergi dengan perasaan bahagia.
YooRa berdiri didepanku, kami mengantri bersama pengunjung yang lain. Beruntung hari ini taman bermain tidak terlalu ramai. Membuatku lebih santai berjalan dan menggandeng dua malaikatku.
“Mika, jangan lepaskan tanganku eoh! Setelah ini kita naik bianglala”
“Mm”
YooRa mendengar percakapan dua anak kembar didepannya. Matanya lurus memperhatikan mereka. Entah apa yang dia pikirkan sampai dia menarik tanganku agar membungkuk. “Appa”
YooRa melihat HyeRa, “Eomma”
Seketika wajahnya yang nampak murung berubah. Bibir mungilnya tertarik membentuk senyum yang sangat lebar. Selanjutnya, kalimatyang keluar dari mulut kecilnya membuatku dan HyeRa sedikit terperanjat. Membuat kami saling bertatapan.
“Aku ingin adik”
***
Langit telah menghitam begitu kami tiba di rumah. YooRa yang kelelahan tertidur dalam perjalanan. Aku menggendongnya, membawa YooRa menuju kamarnya. Setelah kutidurkan dan kulindungi malaikatku dengan selimut, kukecup kepalanya penuh cinta. Inilah yang membuatku merasa aku telah menjadi sempurna. Memiliki dua malaikat cantik dan aku akan menjaga mereka. Menjadi guardian yang sebenarnya.
Suara pintu terbuka membuat perhatianku tertuju padanya. HyeRa tersenyum diujung sana.
“YooRa sudah tidur?”
“Hm~” Aku mendekatinya. Setelah itu, kami keluar bersama dan perlahan menutup pintu. Kami menuruni tangga, kamar YooRa berada dilantai dua.
“Apa kau lelah? Mau kubuatkan teh hangat?”
Aku menggeleng. Senyumku terukir begitu mengingat suasana malam yang tenang. Ini adalah waktu yang tepat.
“Ra-yaa”
“Hm?”
Aku selalu merindukan ini. Tanganku menyusup kedalam rambutnya, kudorong kepalanya agar bertemu dengan bibirku. Tanganku yang lain melingkari pinggangnya, menariknya agar semakin dekat denganku. Kami terhanyut dalam suasana yang tenang. Bibir kami aktif, ciuman ini lembut,manis, dan menghanyutkan. Kami saling membalas.Awal yang baik.
Setelah merasa bahwa kami butuh oksigen untuk bernafas, kami saling bertatapan dan tersenyum kecil, lalu aku menuju telinganya untuk berbisik, “Kita beri YooRa adik”
***
Beberapa bulan kemudian ~
Aku, YooRa, dan HyeRa tidur bersama di kamar YooRa malam ini. Sebelum tidur, kami terbiasa membacakan cerita untuknya. Karena aku di rumah, berarti ini menjadi tugasku.
Kami terlindung dibawah satu selimut. YooRa diapit olehku dan HyeRa. Aku duduk bersandar, YooRa ikut duduk disebelahku.
“Akhirnya Putri Ariel dan Pangeran Eric hidup bahagia selama-lamanya” Aku menoleh dan tersenyum pada YooRa. Gadisku membalas dengan senyum yang sangat manis. Aigo~ senyumnya mirip sekali denganku. Anakku.
Mataku melirik perempuan cantik disamping YooRa yang telah terpejam. HyeRa sudah tidur. Padahal tujuan membaca dongeng itu untuk anak, tapi ini, sang Ibu yang lebih dulu terlelap.
YooRa mengelus rambut HyeRa. Sepertinya dia menyadari kebingunganku. Benar-benar terbalik, YooRa mengusap rambut HyeRa layaknya seorang Ibu yang menidurkan anaknya.
“Eomma sedang sakit, Appa. Setiap pagi eomma selalu” YooRa menutup mulut dengan tangan, lalu dia seperti menahan sesuatu yang mau keluar dari mulutnya.
Lucu sekali anakku. Dia pintar berakting. Tapi tunggu! HyeRa mual..?
“Eomma juga suka pusing dan tidak mau makan. Appa, eomma tidak apa-apa kan..?” kulihat raut wajah YooRa yang khawatir.
“Eomma baik-baik saja, sayang. Mm~ Eomma akan memberi YooRa adik” Aku mengelus rambutnya.
“ADIK?!”ekspresi YooRa berubah menjadi ceria.
Aku tertawa kecil, “YooRa senang..?”
Dia mengangguk semangat, “YooRa mau main sama adiiiikkkk. Nanti kita pergi ke taman bermain bersama ya, Appa. Kita naik banyak wahana disana”
“Kalau begitu, YooRa mau menolong Appa..?”
“Apa itu..?”
“Kita harus membuat eomma senang. YooRa tidak boleh nakal dan harus mendengarkan eomma”
“Ok, Appa!” dia hormat padaku, “YooRa anak yang baik. YooRa akan membuat eomma senang”
“Anak pintar~”kukecup puncak kepalanya,“Appa percaya padamu, sayang”
Dia tersenyum puas.
“Sekarang kita tidur. Besok YooRa harus ke sekolah kan. Bukankah eomma tidak suka YooRa tidur terlalu malam. Ingat, kita harus membuat eomma senang”
YooRa langsung menyamankan posisi. Setelah itu dia mengecup pipi HyeRa lalu pipiku, “Selamat malam, Appa~” dia berbaring dan mulai tertidur.
Aku masih bertahan memandang dua malaikat ini. Mereka sangat cantik, seperti bidadari. Mereka juga indah, seperti langit senja. Merekalah yang menyempurnakan hidupku. Permataku. Harta karunku.
***
“Appa tidak boleh pergi! YooRa mau diantar Appa! Huwaaaaaaaaaaa… hiks…. hiks… Appaaaaaaaa, Appa tidak boleh pergi”
“Sayang~ Jangan menangis. Appa akan pulang secepatnya. Nanti Appa akan mengantar dan menjemput YooRa di sekolah”
“Tidak mau! YooRa mau sekarang! Pokoknya YooRa mau diantar Appa sekarang! Huwaaaaaaaaaaaa”
Tangis YooRa semakin menjadi. Aku tidak tega melihatnya mengeluarkan air mata. Apalagi dia menangis karena aku. Pagi ini aku harus pergi karena ada jadwal.
“Sayang~ eomma akan menunggu di sekolah hm..? Sepulang sekolah kita pergi ke rumah haraboji. YooRa ingin bertemu haraboji bukan..?” HyeRa ikut turun membujuk YooRa.
Entah kenapa YooRa tidak rela aku pergi. Dia terus menahanku dan mulai menangis saat aku menuju pintu. Biasanya dia tidak begini.
“Sayang, Appa mohon jangan menangis. Appa sakit melihat YooRa menangis”
Perlahan isakan itu mereda. Tapi matanya masih penuh air mata. “Appa jangan pergi. Hiks. Aku tidak mau Appa pergi”
“Appa akan pulang, sayang. Bukankah YooRa senang melihat Appa menyanyi. Appa akan melihat YooRa dari televisi. Appa juga akan memberikan heart khusus untuk YooRa”
Dia diam, tidak menanggapi.
“Ahya, YooRa masih punya bintang harapan”
Aku teringat bintang harapan yang dibuat oleh HyeRa. Bintang sebagai penghargaan dari kami untuk YooRa jika dia melakukan hal baik, seperti merapikan tempat tidurnya sendiri, mengerjakan PR, mendapat nilai sempurna, menghabiskan semua sayuran dimakanannya, dan banyak hal baik lainnya. Setelah beberapa bintang terkumpul. YooRa berhak mengajukan sebuah permohonan dan kami akan mengabulkannya.
“Jika YooRa berhasil mengumpulkan 20 bintang. Appa akan langsung pulang dan menuruti semua keinginan YooRa, hm”
YooRa tetap diam. Argh! Aku tidak akan tenang meninggalkan YooRa seperti ini.
“Eomma akan memberikan 5 bintang jika YooRa tidak menangis”
Isakan YooRa langsung berhenti. Tawaran HyeRa berhasil.
“Anakku sayang” Aku memeluknya erat. Aku juga berat terus meninggalkannya. “YooRa ingat kalau harus membuat eomma senang. Appa akan pulang secepatnya” dia mengangguk dibahuku dan mempererat pelukan kami. Kalau aku bisa, aku ingin terus disini, berkumpul bersama keluarga dan menghabiskan seluruh waktuku bersama mereka.
***
Malamnya aku menghubungi HyeRa.
“Bagaimana pekerjaanmu..?”
“Baik. Bagaimana denganYooRa..? Aku bersalah padanya”
“Dia sudah tidak apa-apa. Dia sibuk mengumpulkan dua puluh bintang agar bisa bertemu Appa nya. Dia sudah mendapat sepuluh hari ini. Kau yakin bisa pulang cepat..? Bukankah seminggu ini jadwalku sangat padat”
“Untuk YooRa apapun kulakukan”
“Jangan memaksakan diri, Joon Myun”
“Aku tidak apa-apa, Ra~yaa. Seharusnya kau yang tidak memaksakan diri, bukankah kau sedang hamil..?”
Tidak ada balasan disebrang sana.
“Ra~yaa, HyeRa..? Kau masih disana..?”
“Ba-bagaimana kau tahu..?”Ya Tuhan, suaranya terdengar malu dan itu membuatku ingin menguncinya dalam pelukanku. “Lagipula aku belum memeriksanya. Jadi….. aku tidak mau berpikir macam-macam”
Jarang sekali dia menunjukkan sisi lemahnya dan saat dia kehabisan kata-kata seperti ini, dia sangat lucu.
“Apa kau sudah pergi ke dokter..?”
“Aku ingin pergi bersamamu. Aku ingin kita berdua mendengar kabar bahagia ini bersama”
Aku mulai merasa tidak berguna, “Ra-yaa, maaf. Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya”
“Jangan bilang maaf, Joon Myun. Kita tahu kesibukanmu dan aku tidak mau mengganggu. Masih ada esok. Dokter juga tidak akan kemana-mana” dia tertawa.
Tapi aku merasa sangat bersalah. Aku tidak disampingnya sekarang. Dia pasti sangat membutuhkanku.
“Untukmu cukup mengumpulkan lima bintang dan aku akan pulang”
“Hahahaha… Aku bukan anak kecil, Joon Myun. Tenanglah”
“Tapi aku tidak”
“Astaga, aku punya dua baby sekarang”
Aku mengerucutkan bibir. Kenapa aku yang dikira anak kecil?!
“Pokoknya kau harus pergi ke dokter, Ra-yaa”
“Ne~ Saat kau pulang, sayang~”
“Mmmmmmm” percuma berdebat dengan HyeRa, aku pasti kalah kalau aku tidak dihadapannya.
“Tidurlah, Joon Myun, kau pasti lelah”
“Aku akan pulang”
“Hm”
“Aku akan pulang secepatnya”
“Ne, arasho”
“Aku benar-benar akan pulang secepat mungkin”
“Astaga, YooRa Appa, aku sudah mendengarnya”
“Hehe… Saranghye~”
“Nado~”
***
Pukul 2 a.m. Hari ini sungguh melelahkan. Sejak pukul 5 pagi kami sudah bangun dan memulai aktivitas. Mulai dari interview, syuting iklan, tampil diacara musik, dan kami baru selesai menjadi tamu di Sukira.
Aku berada dalam van sekarang. Waktunya kembali ke dorm. Aku duduk di kursi paling belakang. Aku mau tidur. Tiga hari ini penuh kegiatan.
“Hyung, gwenchana..?” samar terdengar suara Kyungsoo. Dia duduk paling depan.
“Mm. Kalian pasti lelah” jawab manager, Seunghwan hyung. Hyung yang menyetir. Ia juga pasti lelah. Hyung sama sibuknya seperti kami. Bahkan pekerjaan manager itu jauh lebih banyak daripada artisnya.
Mataku mulai tertutup, tapi aku tidak sepenuhnya tertidur. Sayup-sayup terdengar suara jalanan yang masih dilalui banyak mobil. Ini sudah hampir pagi mau kemana mereka..?
Eh, kenapa aku memikirkannya, itu bukan urusanku!
Yang aku inginkan sekarang hanyalah pulang. Sesampainya di rumah, akan kubuka pintu kamar YooRa kemudian melihat dua malaikatku disana. Saat aku tidak ada, HyeRa tidur dengan YooRa. Dan setiap aku mencium dahinya begitu aku tiba, dia akan terbangun. Senyumnya menyambutku, dia juga akan bilang “Kau sudah pulang..? Selamat datang sayang~”
Aku sungguh merindukan mereka.
Kurasakan laju mobil yang tidak stabil. Tiba-tiba,
“HYUNG, AWAS!!!” BRUGH!
***
_ Author POV _
Ponsel HyeRa terus berdering hingga membangunkannya. Dia menengok YooRa terlebih dahulu, mengecek apakah anaknya terbangun..?
Ternyata YooRa masih tenang dengan mimpinya. HyeRa segera beralih pada benda segi empat yang tidak mau diam. Dia mengernyitkan dahi begitu melihat nama sang pemanggil, “Seunghwan Manager”.
Dalam hati HyeRa bertanya, “Ada apa menelpon di pagi buta..?” dia sempat melihat jam, sekarang pukul 4 pagi.
Dengan perasaan was-was dan tidak enak, HyeRa menerima panggilan, “Yoboseyo”
“HyeRa, kau harus ke rumah sakit sekarang”
“Ne..?”
“Suho kecelakaan”
***
HyeRa diam. Tubuhnya kaku dan jiwanya melayang. Dia mematung didepan ruang operasi. Suaminya ada disana, Joon Myun sedang dalam penanganan. Kondisinya sangat kritis.
Dalam perjalanan, Seunghwan yang tidak fokus karena kelelahan hampir menabrak mobil yang tengah berhenti. Dia langsung melakukan pengereman. Tapi, kejadian itu sangat tiba-tiba hingga mobil dibelakang menabrak mereka dengan begitu kencang. Suho yang duduk dibelakang mengalami luka yang cukup serius dibagian kepala, sedangkan member lain mendapat memar dan luka ringan.
HyeRa diantar ayahnya menuju rumah sakit. Ibunya yang menjaga YooRa. Dia sangat panik, tubuhnya terus mengeluarkan keringat dingin. Jantung nya berdegup kencang. Dia cemas, rasanya ingin sekali menangis tapi air mata itu tidak mau keluar dan membuatnya semakin frustasi. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Joon Myun..? Bagaimana jika Joon Myun tidak bisa diselamatkan..?
HyeRa menggeleng cepat. Tidak, tidak, tidak!
Hal itu tidak boleh terjadi. Joon Myun akan selamat. Dia akan sadarkan diri. Suaminya akan kembali. Mereka akan pulang bersama dan YooRa menyambut kedatangan mereka. Mereka akan berkumpul lalu tertawa.
HyeRa tidak siap jika Joon Myun meninggalkannya. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikirannya, dia hidup tanpa suaminya. Tidak pernah dia bayangkan, dia bisa hidup tanpa mendengar suaranya.
“Semua akan baik-baik saja, Ra-yaa. Semua akan baik-baik saja” yakinnya pada diri sendiri.
Segera setelah dia terpuruk dengan segala keresahan yang terus melanda. Seorang dokter keluar dengan ekspresi yang membuat hatinya semakin tidak tenang. HyeRa bersama Ayah, manager, dan member yang lain menghampiri dokter tersebut.
“Bagaimana keadaan suami saya..?”
Dokter itu menatap dengan tatapan iba. Ayah langsung memegang pundak HyeRa. HyeRa takut. Dia tidak mau mendengar kabar buruk. Dia tidak butuh apapun selain mendengar bahwa Joon Myun baik-baik saja. Dia hanya ingin Joon Myun selamat. “Tuhan, tolong aku”
“Maaf, Nyonya. Kami sudah berusaha dan melakukan segalanya, tapi suami Anda tidak bisa diselamatkan”
Hening. Tidak ada yang bernafas. Selama beberapa detik, semua yang berada disana lupa bagaimana caranya menghirup oksigen.
“Ini tidak mungkin”
“Suho-hyung”
Semua member tidak mempercayai ucapan dokter.
“Saya turut berduka”
Kepala HyeRa pusing. Dia tidak sanggup lagi. Kakinya melemah, pandangannya seketika buram. Dia tidak ingat apa-apa selain mendengar teriakan Ayah yang terus memanggil namanya.
***
Perlahan mata itu terbuka. Butuh waktu beberapa detik bagi HyeRa untuk menyesuaikan dan menerima pantulan cahaya. Pergerakan HyeRa disadari oleh Ayah yang sejak tadi menunggu disisinya, “Ra-yaa… Anakku… Kau bisa mendengar Appa, sayang..?” Beliau mengusap lembut rambut HyeRa.
Kesadaran HyeRa telah kembali, dia melihat Ayah dengan jelas, “A… ppa”
Ayahnya tersenyum, tapi jelas bahwa senyum itu menyiratkan kesedihan.
“Maaf, Nyonya” HyeRa menoleh kearah yang lain. Dia melihat wanita dengan jas putih yang menandakan bahwa ia seorang dokter. Dia menatap HyeRa dengan pandangan teduh, “Saya tahu ini berat untuk Nyonya, tapi Nyonya harus menjaga janin yang ada dalam perut Nyonya”
Ayah baru tahu kalau dia akan mendapatkan cucu lagi. Beliau melihat HyeRa tepat disaat HyeRa juga menoleh padanya. Air mata telah menggenang dan siap jatuh menyusuri pipi putrinya.
“Appa” suara HyeRa bergetar. Apa permintaannya terlalu berlebihan..?
Sudah lama dia menunggu waktu yang tepat untuk mendengar kabar bahagia tentang kehamilannya bersama Joon Myun. Dia ingin datang ke dokter kandungan bersama suaminya dan mendengar kabar itu bersama-sama. Tuhan, apa permintaanku terlalu berlebihan..?
Walaupun aku tidak sendiri saat mengetahui ada kehidupan dalam perutku, tapi aku ingin yang disampingku adalah Ayah dari anakku. Apa permintaanku salah..?
“Appaaa” akhirnya HyeRa menangis. Dia menangis dalam pelukan Ayah. Beliau menenangkan HyeRa yang untuk pertama kalinya menangis seperti ini. Dia mengerang sebagai pelampiasan dari rasa sedih, dia terus terisak karena kehilangan seorang yang paling dia sayang. Ayah juga sedih. Joon Myun sudah Beliau anggap seperti anaknya sendiri.
HyeRa merasa kepala nya berputar. Tubuhnya kembali tidak bertenaga. Perutnya sakit, dia mencengkram pakaian dibagian perutnya. Dia semakin terluka. “Adeul, mian”
Mungkinkah bayinya juga menangis..?
“Bayiku… Bayi kita, Joon Myun”
***
Keesokkan harinya ~
Pemakaman Joon Myun dihadiri oleh banyak orang. Tentu saja, banyak yang mencintainya semasa ia hidup. Para penggemar, sahabat, dan keluarga, semua tidak ada yang menyangka akan kehilangan sosok Joon Myun secepat ini. Dia terlalu muda untuk pergi.
HyeRa terus menangis disamping gundukan tanah yang terdapat foto Joon Myun diatasnya. Dia belum bisa menerima kenyataan pahit yang Tuhan tuliskan untuknya. Kenapa dia harus pergi selamanya..? Lebih baik dia pergi selama sebulan karena urusan kerja tapi dia akan kembali ke rumah. Dia akan pulang untuk menemui keluarganya. Dia akan disambut oleh istri dan putri cantiknya. Namun harapan itu hanyalah khayalan belaka. Mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata. Joon Myun telah pergi. Dia telah meninggalkan semua yang dia cintai untuk selama-lamanya.
YooRa, entah ada yang sadar atau tidak. Dia terus diam tanpa mengeluarkan air mata. Matanya lurus menatap foto Joon Myun dalam figura. HyeRa menggenggam kuat tangannya, tapi dia seperti biasa saja. Saat mendengar kabar duka yang menimpa Ayahnya, YooRa tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia menjadi bisu. Dia hanya diam. Apa dia menerima dengan lapang dada..?
Semua bersedih dan pasti YooRa juga. Apa YooRa tidak mengerti arti kehilangan..? Atau dia hanya berusaha untuk tegar..?
YooRa sangat dekat dengan Joon Myun. Joon Myun adalah Ayah paling tampan, Ayah paling hebat, dan Ayah yang paling dia sayang.
***
@ Kediaman Kelurga Kim
Sementara waktu orang tua HyeRa tinggal di rumah Joon Myun dan HyeRa. Mereka tidak tega meninggalkan HyeRa dan YooRa. Suasana tenang menyelimuti seluruh ruangan, tidak ada aktivitas berarti sejak kepulangan mereka dari pemakaman. YooRa langsung masuk kekamarnya diikuti HyeRa, dia pikir anaknya akan menangis disana, tapi ternyata YooRa mengambil boneka dan bermain dengannya.
Saat waktu makan malam, HyeRa mengetuk pintu kamar YooRa. Anaknya terus berada didalam sana. “Sayang, waktunya makan” ucapnya sambil membuka pintu kamar YooRa. HyeRa mencoba untuk bersikap baik-baik saja, melihat YooRa yang sangat tenang membuatnya harus menguatkan diri. Ini semua demi YooRa dan bayi dalam kandungannya. Dia tidak boleh terlarut dalam kesedihan.
“Eomma” panggilan serta sentuhan YooRa membuat HyeRa terbangun dari lamunan. Dia tersenyum menyambutnya. Mereka bergandengan keluar kamar.
Ketika sampai di lantai satu, tautan mereka terlepas. YooRa berlari menuju ruang tengah, “YooRa”
Panggilan HyeRa menarik perhatianorang tuanya yang berada di ruang makan. Mereka mendekati putri dan cucunya.
“YooRa” HyeRa berhenti. Dia melihat YooRa membuka laci dibawah televisi, kemudian YooRa mengeluarkan kotak yang berisi bintang harapan.
“YooRa” HyeRa menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan YooRa, dia menatap putrinya dengan ekspresi bingung, “Ada apa, sayang..?”
“Eomma, hari ini aku tidak menangis, beri aku lima bintang”
HyeRa terdiam. Ingatan masa lalu dimana dia mendiamkan YooRa dengan menjanjikan lima bintang padanya berputar.
“Aku sudah mendapatkan dua puluh bintang sesuai keinginan Appa. Jadi aku bisa mengajukan permintaan bukan..?”
Orang tua HyeRa ikut diam memperhatikan tingkah YooRa. Apa yang gadis kecil ini inginkan..?
“Eomma” YooRa menggoyang lengan HyeRa, “Hubungi Appa dan minta Appa pulang sekarang juga. Kita akan makan malam bersama. Aku mau makan sama Appa”
Kesedihan itu kembali menggerogoti batin HyeRa. Genangan itu berkumpul lagi dipelupuk matanya. Jadi seharian ini dia menahan air matanya agar bisa mengajukan sebuah permintaan. Dia meminta Ayahnya pulang.
“Eomma” YooRa terus menggoyang lengan HyeRa karena dia tidak mendapat jawaban darinya, “Hubungi Appa. Eomma”
HyeRa segera memeluk YooRa. Dia tidak sanggup melihat bola mata penuh harap dari mata indahnya.
“Eomma… hiks… hiks” tangisan YooRa terdengar, “Kenapa eomma memelukku..? Aku mau eomma menghubungi Appa agar Appa bisa pulang sekarang juga. Huwaaaaaaaaa”
Air mata HyeRa ikut jatuh bersama tangisan YooRa yang kini menggema di ruang tengah. Dia tidak bisa menepati janjinya untuk bersikap kuat. “Sayang, maafkan eomma. Appa… tidak bisa pulang”
“Aku sudah mengumpulkan dua puluh bintang. Hiks hiks…. Aku mau Appa pulaaaaaaangggg”
HyeRa semakin mempererat pelukan, dia mengelus punggung YooRa untuk menenangkannya. Dia juga ingin Joon Myun pulang. Bahkan jika Tuhan memintanya mengumpulkan ribuan bintang agar Joon Myun kembali mengisi kehidupan mereka, dia akan melakukannya.
YooRa dan HyeRa menangis bersama. Dua malaikat ini telah kehilangan guardian mereka. Tapi sebenarnya, guardian itu selalu berada didekat mereka. Joon Myun akan terus menjaga YooRa dan HyeRa karena mereka adalah hartanya yang berharga. Walau mereka tidak bisa lagi melihat sosoknya, Joon Myun yang kini berada di ruang tengah tidak pernah meninggalkan malaikatnya. Hatinya teriris melihat YooRa dan HyeRa. Dia belum sempurna menjadi suami bagi HyeRa dan Ayah bagi YooRa.
“YooRa, maafkan Appa. Ra~yaa, maafkan aku. Aku tidak akan pernah meninggalkan kalian. Jangan menangis lagi, Appa mohon… Appa, mencintai kalian”
THE END
