Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Show Me!

$
0
0

SHOW ME!

11736932_450493748454810_885273371_n

Tittle               : SHOW ME!

Cast                :

  • Suho / Kim Joon Myun ( EXO )
  • Shin HyeRa ( OC )
  • Park Chanyeol ( EXO )
  • Kim Sooyong ( OC )
  • Park Minji ( OC )

 

Author            : @helloimterra91

Genre             : Romance

Length            : Oneshot

Rating             : PG-15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

@ Paradise’s Club

Dunia malam yang sangat kental ditempat ini. Musiknya yang keras, pergaulannya yang bebas, kumpulan orang dewasa yang lelah menjalani kehidupan dengan normal. Mereka melakukan apapun sesuka hati. Menari dengan ribuan manusia dilantai dansa dan juga melakukan seks bebas dengan suka cita. Paradise Club merupakan salah satu klub yang hanya memiliki pengunjung VIP dan VVIP di negeri ini. Pelayanannya pun terbilang sempurna untuk kalangan atas yang ingin memanjakan diri. Tidak ada larangan bagi orang dewasa dengan latar belakang tinggi yang ingin menikmati hidupnya disini.

Seorang wanita menatap kosong gelas kecilnya yang berisi whisky. Didepannya, bartender berwajah imut melihatnya dengan prihatin. Wanita yang merupakan pelanggan tetap klub ini mabuk seorang diri.

Jarang bagi Xiumin melihat wanita berambut ikal ini mempunyai masalah. Setelah pertengkaran dengan Ibunya, untuk kedua kalinya wanita yang bernama HyeRa terlihat lemah.

“Sudah cukup, HyeRa. Kalau kau mabuk, siapa yang mengantarmu pulang?” Xiumin menahan tangannya yang ingin minum lagi.

HyeRa tersenyum lalu tertawa kecil, dia melepaskan tangan Xiumin, “Oppa tidak perlu khawatir” dia menghabiskan whisky nya dalam sekali teguk.

Xiumin tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya pekerja disini. Dia tidak bisa melarang pelanggannya sesuka hati. Tapi sebagai seorang teman, dia sudah mencoba menghentikan HyeRa. Dia berharap seseorang segera datang lalu menghentikannya.

Seorang pria bertubuh tinggi mengambil tempat disebelah kiri HyeRa. HyeRa menoleh lalu senyum kecilnya terukir seketika. Dia menyandarkan kepala dengan kepalan tangannya. “Sehun~ahh”

Sehun yang tengah memesan minuman menoleh.

“Kau semakin tampan” goda wanita yang sudah mabuk ini. Tangan HyeRa yang lain mulai menyusuri pipi halus Sehun.

“Noona sendiri?” Sehun termasuk orang dewasa yang suka dunia malam. Sehun dan HyeRa saling mengenal. Mereka sering minum bersama.

HyeRa mengangguk menjawab pertanyaan Sehun, kemudian dia menarik kepala Sehun. Dia berbisik dengan suaranya yang sarat akan godaan, “Kau bisa mengantarku pulang”

Keduanya saling tersenyum penuh makna. Mereka bertatapan dalam jarak dekat. Arti kata mengantar adalah mereka bisa melakukan apa saja setelah mereka tiba.

Sehun adalah pria normal yang tidak akan menolak wanita secantik HyeRa. Apalagi HyeRa memiliki bentuk tubuh yang mampu membuat lelaki berimajinasi liar. HyeRa seorang model. Baginya sangat perlu menjaga tubuh agar dia terlihat sempurna didepan kamera. Dia melakukan berbagai perawatan. Jadi wajar jika dia memiliki tubuh yang ideal.

Sebentar lagi bibir mereka akan bertemu. Baru kali ini HyeRa berani menyentuh pria selain kekasihnya. Dia sendiri antara sadar dan tidak ketika dia menawarkan diri kepada Sehun. Dia sudah mabuk. Setidaknya, Sehun termasuk golongan pria berkualitas yang boleh menyentuhnya. Dia juga tidak sembarangan menawarkan diri.

Satu tarikan mampu memisahkan Sehun dan HyeRa. HyeRa menoleh dan menatap datar Chanyeol yang menarik pergelangan tangan yang semula berada dipipi Sehun, “Dia mabuk, Sehun. Jangan dengarkan ucapannya!” pria tinggi bermata bulat itu menatap geram Sehun. Seharusnya Sehun sadar atas apa yang HyeRa lakukan. Wanita ini bukan wanita murahan seperti pelacur diklub yang selalu menawarkan diri. Dan kekasih wanita ini adalah orang yang mereka kenal.

Sehun hanya membalas tatapan Chanyeol dengan biasa layaknya dia bukanlah seorang pendosa. Dia mengambil minuman yang sejak tadi Xiumin sajikan. Tidak ada rasa bersalah dalam dirinya. Dia tidak ambil pusing penawaran HyeRa dan kegagalan ciuman mereka.

Kini Chanyeol beralih pada HyeRa. Wanita ini yang membuatnya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi begitu tahu tentang keadaannya. Dia mendengar masalah HyeRa dari manager nya. “Kita pulang sekarang” dia menarik dan membawa HyeRa keluar. Dia tidak akan membiarkan HyeRa melakukan hal gila. Dia juga tidak suka HyeRa disentuh oleh pria lain.

………………………………………………………….

Didalam mobil tidak ada yang bersuara. Baik Chanyeol maupun HyeRa, keduanya tenggelam dengan pikiran masing-masing. Sebenarnya mulut Chanyeol sudah gatal, tapi dia menahan diri. Pasti sulit bagi HyeRa menerima perlakuan tidak bersahabat dari atasannya.

HyeRa bernaung dalam SH Entertainment. Sebuah agensi besar yang mengeluarkan artis dan model terkemuka. HyeRa merupakan model yang memberikan banyak keuntungan. Iklannya dimana-mana. Fotonya selalu nampak disetiap brand ternama.

Kecintaannya pada kilatan flash membuat HyeRa bertengkar dengan Ibunya. Faktanya Beliau tidak mengijinkan HyeRa terjun dalam industri seperti ini. Apalagi mereka hidup dinegara yang berbeda. Keluarga HyeRa tinggal di Australia, tempat kelahiran Ayahnya. Sementara HyeRa ingin menetap ditanah kelahiran Ibunya. Akhirnya, HyeRa tinggal seorang diri. Ayah mendukung keputusan HyeRa karena Ayah pikir HyeRa sudah dewasa untuk menentukan hidupnya sendiri.

Mobil yang membawa mereka berhenti dilampu merah. HyeRa terus menatap keluar jendela. Entah apa yang dipikirkannya. Chanyeol lengah ketika wanita disebelahnya keluar tanpa aba-aba. Begitu suara pintu mobil yang dibuka lalu ditutup terdengar bergantian, menyadarkan Chanyeol kalau HyeRa keluar tiba-tiba. Lampu hijau yang menyala memaksanya segera menjalankan mobil lalu menepi dipinggir jalan. Dia tidak peduli akan terkena tilang karena parkir sembarangan. Yang menjadi perhatian utamanya adalah HyeRa. Dia segera berlari mengejar wanita yang tidak tahu mau pergi kemana. Begitu matanya menangkap sosok HyeRa, kecepatan larinya bertambah.

HyeRa berjalan pelan. Ada yang menarik perhatian makanya dia turun dari mobil. Dia tidak benar-benar pergi meninggalkan Chanyeol. Tasnya dia tinggalkan didalam mobil. Langkah HyeRa terhenti didekat air mancur yang menyala dipertengahan Cheongdam-dong Area.

Kedua kaki HyeRa keluar dari heels berwarna gold. Dengan bertelanjang kaki, dia mendekati air mancur yang keluar dari bawah jalan secara berirama. Kakinya menutup satu lubang, beberapa detik kemudian dia merasa basah lalu mengangkat kakinya dan menghindar. Air mancurnya keluar. Dia tertawa kemudian.

HyeRa seperti anak kecil yang bermain kejar-kejaran dengan air mancur. Dia menunggu keluarnya air lalu menghindar agar tidak kebasahan. Dia terus melakukannya berulang-ulang.

Chanyeol yang telah sampai memasukan kedua tangannya kedalam saku celana dengan senyum melihat HyeRa. Dia lega HyeRa tidak pergi kemana-mana. Ternyata HyeRa hanya mencari kesenangan dari tempat yang dia lihat secara tidak sengaja. Mungkin ini adalah cara baginya memperbaiki suasana hati yang gundah gulana. Dia memang sangat membutuhkannya.

Sore tadi, Istri Presdir Kim, pemilik SH Entertainment, mendatangi apartment nya. Beliau membatalkan semua pekerjaan HyeRa dan membuatnya vacuum selama tiga bulan. Beliau melakukan hal itu setelah mengetahui hubungan antara HyeRa dengan putranya. Mereka tidak boleh berhubungan. Suho telah bertunangan dan bulan depan dia akan menikah dengan putri dari pemilik stasiun televisi terbesar di Korea Selatan, Park Minji.

HyeRa puas bermain air. Dia pun duduk dipembatas menghadap air mancur. Chanyeol yang melihat itu mendekat lalu duduk disampingnya. HyeRa menyadari keberadaan Chanyeol, dia memberinya senyum. Mereka memandang air mancur yang keluar bergantian setiap 10 detik. Disinari lampu berwarna-warni, air mancur ini terlihat indah dan sangat cantik.

“Apa aku harus melepaskannya?”

Chanyeol menoleh ketika HyeRa bertanya.

“Apa hanya aku yang tidak boleh merasakan kebebasan mencintai seseorang?” intonasinya berubah sendu. HyeRa memikirkan Suho. Pria yang sangat dia cintai. Mereka telah menjalin hubungan selama lebih dari tiga tahun. Namun hubungan mereka tidak diketahui publik.

Suho dilarang berpacaran dengan wanita manapun karena dia telah dijodohkan. Perjodohan demi kelancaran bisnis. Dan perjodohan Suho dengan Minji diresmikan dua bulan yang lalu.

Sebenarnya Minji mengetahui jalinan kasih Suho dan HyeRa, tapi dia diam saja. Dia tidak masalah selama Suho bersikap baik padanya didepan keluarga mereka. Bisa dibilang, Minji menerima perjodohan ini dengan senang hati. Dia tidak merasa terganggu, tapi belakangan ini dia merasakan perubahan dalam dirinya ketika dia berada didekat Suho. Dia mulai menyukainya. Lalu dia memberitahu Ibu Suho tentang hubungan gelap anaknya. Dia ingin memiliki Suho seorang diri. Suho adalah tunangannya, dia akan menjadi suaminya beberapa minggu lagi. Mereka harus berpisah. HyeRa tidak boleh menyentuh apa yang menjadi miliknya.

Sejak awal HyeRa sadar kehadiran Minji akan merusak hubungan mereka. Suho berjanji padanya bahwa pernikahan mereka hanya bertahan selama tiga bulan lalu dia akan menceraikannya. Suho lebih mencintai HyeRa. Suho ingin bersamanya. Dia meyakinkan HyeRa agar tetap mempertahankan hubungan mereka. Mereka sanggup bertahan selama lebih dari tiga tahun dan dia berharap mereka bisa melalui ini juga.

HyeRa mempercayakan hidupnya kepada Suho. Dia menyerahkan segalanya kepada pria itu. Cintanya, tubuhnya. Suho adalah satu-satunya pria yang dia inginkan. Dia rela melepaskan semuanya.

“Park Chanyeol” HyeRa menatap Chanyeol dengan genangan dipelupuk matanya, “Tidak bisakah kami bahagia? Mengapa kami tidak boleh bersama?” setelah menyelesaikan kalimatnya, air mata HyeRa jatuh dan Chanyeol langsung memeluknya. Dia tidak tahan melihat HyeRa menangis. Rasanya seperti ada ribuan jarum yang menusuk dan jutaan silet yang mengiris kulitnya. Chanyeol tersiksa dengan keadaan HyeRa yang seperti ini. Tidakkah wanita itu melihat seseorang yang lebih baik dari yang dia harapkan. Pria yang jauh lebih mencintainya dari siapapun juga.

Chanyeol tidak sanggup membuka mulutnya. Dia sibuk menenangkan HyeRa dengan mengelus punggungnya yang bergetar. Yang lebih penting sekarang adalah membuat HyeRa tenang. Selama ini, Chanyeol selalu berada disamping HyeRa disaat wanita itu membutuhkan seseorang. Chanyeol yang selalu berdiri dibelakangnya ketika HyeRa membutuhkan dorongan. Tanpa HyeRa sadari, Chanyeol yang selalu tahu apa yang dia butuhkan.

……………………………………………………………..

HyeRa bersandar nyaman dipunggung Chanyeol. Kedua tangannya melingkari leher Chanyeol. Jaketnya telah berpindah ketubuh HyeRa. Dia memberikan kehangatan untuk wanitanya. Setelah puas menangis HyeRa tertidur, makanya Chanyeol menggendongnya. Tangannya membawa sepatu HyeRa. Chanyeol berjalan pelan menuju mobil mereka. Dia menikmati momen bersama HyeRa.

Suho, Chanyeol, dan HyeRa saling mengenal. Baik dengan Sehun maupun Xiumin. Mereka mengetahui hubungan Suho dan HyeRa. Dan Chanyeol harus memendam perasaannya. Dia mencintai HyeRa. Jauh sebelum HyeRa bersama Suho. Dia hanya terlambat satu langkah. Kalau saja dia menyatakan perasaannya lebih cepat, mungkin dia yang memiliki HyeRa sekarang. Tapi bukan itu alasan sebenarnya, karena pada dasarnya HyeRa mencintai Suho daripada dirinya.

Yang hanya bisa Chanyeol lakukan adalah memastikan HyeRa selalu baik-baik saja. Jika dia ada masalah, Chanyeol akan menghiburnya. Jika dia tengah bahagia, Chanyeol akan ikut berbahagia. HyeRa menganggap Chanyeol sebagai sahabat terbaiknya. Chanyeol tidak ingin mengubah hal itu. Meski hatinya sakit ketika melihat HyeRa bersama Suho. Chanyeol merasa lebih sakit ketika dia harus berjauhan dengannya.

Biarkan sakit ini hanya dia yang rasakan. Biarkan HyeRa bahagia walau bukan bersamanya. Senyum HyeRa adalah kekuatan bagi dirinya. Jangan sakiti HyeRa karena itu akan lebih menyakitinya.

Chanyeol menatap rembulan yang bersinar terang diatas mereka. Cahayanya memberi penerangan dalam setiap langkahnya. Dia tersenyum. Ingatannya mengulang kebersamaan bersama HyeRa.

HyeRa sering mampir kerestorannya. Chanyeol memiliki restoran Italia yang menyediakan berbagai menu seperti pizza, pasta, dan salad. HyeRa juga sering mengganggu pekerjaannya ketika dia butuh teman. Dia akan masuk keruangan Chanyeol secara diam-diam. Dia bergerak tanpa suara agar Chanyeol tidak menyadari keberadaannya. Ketika dia tepat berada dibelakangnya, dia akan memeluknya lalu berteriak, “ParkChan! Kau liburkan? Ayo, temani aku~” pemaksaan yang selalu sulit untuk Chanyeol tolak. Dia akan selalu menyediakan waktunya untuk HyeRa.

Dan ketika Chanyeol memiliki meeting yang tidak bisa ditinggalkan, ekspresi cemberut HyeRa begitu menggemaskan. Untuk menenangkannya, dia elus kepalanya, “Aku akan membuatkan makan malam sebagai gantinya. Kau ingin makan apa?” dia akan memasak untuknya. Lalu mereka makan malam bersama. Mereka menghabiskan waktu berdua dengan canda tawa.

Meski Chanyeol belum bisa mendapatkan hatinya, HyeRa tetap memberinya kebahagiaan. Dengan berada disisinya, dia bisa melakukan apa saja. Dia membuat senyum manis terukir indah diwajah cantiknya. Dia hanya ingin HyeRa bahagia.

Chanyeol menengok, dia memastikan apa punggungnya begitu nyaman? Apa jaketnya memberi kehangatan? Apa dia telah tenang sekarang?

“Lepaskan dia, HyeRa. Kau hanya akan menangis jika terus bersamanya” seharusnya Chanyeol tidak bersikap pengecut, tapi dia takut apa yang dia sampaikan melukainya. Mungkin seperti ini lebih baik.

“Aku mencintaimu”

…………………………………………………………..

Chanyeol memarkirkan mobilnya di basement. Setelah mematikan mesinnya, dia menoleh dan melihat HyeRa yang masih tertidur dengan pulas. Dia tidak tega membangunkannya. Jadi dia putuskan menggendong HyeRa kembali menuju apartment nya.

Begitu tiba di apartment HyeRa, dia membawa HyeRa ke kamar lalu menidurkannya. Dia tidurkan HyeRa dengan hati-hati. Setelah selesai, dia menatapnya sebentar sambil merapikan sedikit rambutnya. Dia pandang wajah tenang HyeRa yang tidak pernah bosan dia tatap. Sesungguhnya dia ingin sekali menyentuh HyeRa. Wanita ini terlalu menggoda. Tapi, dia segera urungkan niatnya. Dia tidak boleh melakukan hal jahat kepada wanita yang tertidur lelap.

Chanyeol ingin menyelimuti HyeRa. Ketika tubuhnya terangkat, lengannya ditahan. Dia berbalik kemudian melihat HyeRa membuka mata. “Maaf, kau pasti terganggu. Aku akan segera pergi” dia merasa tidak enak.

“Berhenti mencintaiku, Park Chan”

Dia terkejut mendengar HyeRa mengetahui perasaannya. “Kau tidak tidur?”

HyeRa duduk, “Aku terbangun lalu mendengar semuanya”

Tidak ada balasan dari Chanyeol. Dia tidak mungkin berhenti mencintainya. Pengorbanannya selama ini bukanlah tanpa kerja keras. Usaha melupakan HyeRa juga pernah dia lakukan dan itu gagal. HyeRa terlalu dalam memenjara hatinya. Sampai dia menyerah. Dia biarkan HyeRa mendominasi pikirannya dan merelakan Suho bersamanya.

HyeRa menyadari kalau dia telah memberikan rasa sakit kepada Chanyeol. Selama ini dia pasti menderita. HyeRa tahu rasa sakit ketika kau melihat orang yang kau cintai bersama orang lain. Dia merasakannya ketika melihat Suho dengan Minji. Chanyeol pasti lebih sering terluka ketika melihatnya dengan Suho. “Aku tidak bisa melepaskannya”

“Aku juga tidak akan berhenti mencintaimu”

HyeRa tidak tahu kenapa Chanyeol begitu keras kepala, “Aku akan menyakitimu”

“Kau sudah melakukannya, HyeRa. Aku akan tetap berada ditempatku” Chanyeol meraih tangan HyeRa dilengan lalu menggenggamnya, “Aku mencintaimu. Aku akan terus mencintaimu dan aku tidak akan berhenti”

HyeRa tidak pernah melihat keseriusan Chanyeol selama ini. Tatapannya begitu dalam. Dia merasa senang akan perasaan Chanyeol. Masih ada yang mencintainya dengan tulus. Entah dorongan apa yang menggerakan HyeRa, tangannya meraih wajah Chanyeol. Dia mendekatkan diri. Chanyeol menutup matanya, menunggu apa yang akan HyeRa lakukan dan itulah yang dia harapkan sejak lama. HyeRa merasa hasratnya mencuat ketika Chanyeol menggenggam tangannya. Tubuhnya bereaksi kuat. Dia ikut menutup matanya lalu mempertemukan bibir mereka.

Mereka terdiam selama beberapa saat sebelum mulai aktif mengesap bibir satu sama lain. Keduanya saling membalas. Chanyeol melumat bibir atas dan bawah HyeRa secara bergantian. Ini adalah impiannya. Ketika dia bisa menyentuh HyeRa dengan begitu dekat. HyeRa pun memberikan jalan bagi Chanyeol memperdalam ciuman mereka. Dia membuka mulutnya, dia membiarkan lidah Chanyeol menyeruak dan mengabsen setiap isi dalam rongganya sampai akhirnya mereka saling mengaitkan lidah.

Desahan HyeRa yang tertahan dan geraman pelan Chanyeol mengiringi pagutan yang semakin dalam. Erangan HyeRa bahkan terdengar semakin jelas saat Chanyeol mulai menciumnya dengan kasar dan membuatnya semakin bergairah.

Tautan itu terlepas, mempersilahkan HyeRa melepaskan baju yang Chanyeol kenakan. Tubuh bagian atas Chanyeol yang polos baru pertama kali HyeRa lihat. Tangannya menelusuri dadanya yang bidang. Getaran yang ditimbulkan membuat keduanya harus melanjutkan apa yang sebelumnya tertunda. Mereka saling bertatapan, kemudian kembali berciuman.

Malam semakin larut dan sentuhan itu semakin dalam. Kini keduanya telah menanggalkan semua pakaian. Chanyeol aktif memberikan sensasi luar biasa pada tubuh HyeRa. Mulut HyeRa tidak berhenti mendesah dan menyebutkan nama Chanyeol, membuat Chanyeol semakin bersemangat bermain diatasnya. Hingga penyatuan keduanya mengiringi kenikmatan mereka.

***

Keesokan harinya, sinar mentari memberi kejelasan pada sebuah kamar bahwa pagi telah datang. HyeRa masih terlelap dan berlindung nyaman dibalik selimut. Tapi wangi kopi mulai mengusik indera penciumannya. Dia sangat menyukai kopi. Dengan susah payah diapun membuka matanya.

Dia termenung memperhatikan tempat tidurnya yang berantakan. Kepalanya sedikit berat, mungkin efek dari mabuknya semalam. Dia mendengar dentingan gelas menggema didapurnya. Dia harus segera bangun. HyeRa duduk sambil memperhatikan pakaian yang berserakan. Dia mengambil pakaian dalam serta kaos Chanyeol yang tergeletak tidak jauh dibawah tempat tidurnya. Setelah sukses menutup tubuh polosnya, dia berjalan keluar kamar.

Suara pintu kamar yang terbuka menarik perhatian Chanyeol yang sedang menuang kopi. Posisi dapur yang bersatu dengan ruang makan itu berada didepan kamar. Jadi keduanya langsung menemukan satu sama lain.

Chanyeol tersenyum menyambut kedatangan HyeRa. Dia melihatnya mengenakan kaos yang hanya menutup sedikit pahanya. Kaos itu miliknya. Senyum Chanyeol semakin tertarik.

Chanyeol sendiri mengenakan jubah mandi milik HyeRa. Dia menyeduh kopi setelah membersihkan diri.

Dengan kesadaran yang terkumpul seadanya, HyeRa menarik kursi lalu duduk disana. “Kau mau?” tawar Chanyeol yang dibalas anggukan oleh HyeRa. Chanyeol memberikan cangkir yang telah terisi kemudian menuangkan kopi lagi untuknya.

HyeRa menyesap kopi buatan Chanyeol. Ekspresi bangun tidur HyeRa nampak lebih lucu dibanding ketika dia cemberut. Chanyeol mengusap kepala HyeRa sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

“Aku ada rapat pagi ini. Jadi aku akan pergi setelah menghabiskan secangkir kopi” HyeRa membalas Chanyeol dengan anggukan lagi.

HyeRa meregangkan tubuhnya dengan mengangkat kedua tangan keudara. Dia merasa sangat lelah dan linu apalagi dibagian bawah. Memang berapa kali mereka melakukannya? Bahkan dia tidak mengingatnya sama sekali.

Tiba-tiba Chanyeol mengecup bibirnya singkat, membuat keinginan HyeRa untuk tidur menguap seketika. “Apa yang mau kau lakukan hari ini?”

“Aku tidak tahu. Aku tidak punya pekerjaan sekarang” HyeRa kembali meminum kopi.

Dering yang menggetarkan ponsel Chanyeol diatas meja menyuruh sang pemilik segera mengangkatnya, “Yoboseyo”

“Chanyeol, apa HyeRa bersamamu?”

Chanyeol melirik HyeRa yang juga sedang menatapnya. “Kau ingin bicara dengannya?”

“Berikan ponselmu padanya. Cepat!!!”

Chanyeol menyerahkan ponselnya, “Sooyong mencarimu” yang menelpon adalah manager HyeRa.

“Ne, Soo-“

“KAU DARIMANA SAJA, HYERA!!!”

Teriakan Sooyong membuat HyeRa harus menjauhkan ponsel dari telinganya. Bahkan Chanyeol bisa mendengar suara Sooyong dengan sangat jelas.

“Bicara lebih pelan, Soo, aku belum tuli”

“Kau membuat umurku lebih pendek, HyeRa! Kenapa ponselmu tidak aktif? Sejak kemarin aku mencarimu!”

HyeRa menoleh kekanan dimana ruang tamunya berada. Terlihat melalui jangkauan matanya, diatas karpet berwarna cokelat tua yang ditindih sofa, nampak bagian-bagian ponsel yang berserakan. “Ponselku mati. Aku melemparnya kemarin. Hahahaha” dia ingat kalau dia membantingnya setelah Nyonya Kim pulang. Kebiasaan buruk HyeRa ketika dia sedang kesal, dia melempar apa yang dia pegang.

“Yak! Apa yang Nyonya Kim lakukan? Kenapa semua kontrakmu dibatalkan? Kita harus bertemu, HyeRa. Kau harus menjelaskannya padaku”

HyeRa berdiri lalu melewati ruang tamu. Dia mendekati lemari kecil yang berada dibawah televisi. Dia mengoleksi gambar dari berbagai tempat wisata diseluruh dunia. Gambar-gambarnya dia pajang diatas lemari. Perhatiannya tertuju pada sebuah gambar. Dia mengangkatnya kemudian bicara dengan Sooyong, “Kita bertemu satu jam lagi”

“Baiklah” setelah itu HyeRa menutup telponnya.

“Aku tahu apa yang kau pikirkan” suara bass Chanyeol membuat HyeRa berbalik menghadapnya. Dia mengangkat gambar menara Eiffel dari tangan HyeRa, “Kau mau pergi ke Paris?”

HyeRa hanya tersenyum. Dia melingkari leher Chanyeol kemudian menciumnya. Chanyeol yang tidak akan menolak memberikan balasan dan mereka bermain selama beberapa saat.

Setelah HyeRa merasa puas, dia melepaskan ciuman mereka. “Kembalikan ini padaku” dia memegang jubah mandi yang Chanyeol kenakan, “Aku harus bersiap menemui Sooyong” kemudian dia berlalu menuju kamarnya untuk mandi.

Chanyeol melihat kepergian HyeRa dengan khawatir. Dia kembali menatap gambar yang menjadi tujuan HyeRa. Apa kejadian semalam tidak begitu berarti baginya? Apa tidak ada perubahan setelah apa yang mereka lalui?

Kenapa sulit bagimu melepaskannya, HyeRa?!

…………………………………………………………….

HyeRa dan Sooyong bertemu di restoran langganan mereka. Keduanya selalu duduk dibagian belakang yang menyatu dengan taman. Cuaca hari ini sangat bagus untuk makan diluar. Mereka duduk menghadap taman yang dikelilingi oleh bunga berwarna-warni.

“Pesankan aku tiket ke Paris”

“Apa??? Untuk apa kau kesana?”

“Setelah tiga bulan kau berhenti menjadi manager ku. Aku juga tidak punya pekerjaan sampai tiga bulan kedepan. Kau bisa mempersiapkan pernikahanmu dengan tenang sekarang. Aku tidak akan mengganggu” HyeRa terkekeh.

“Aku akan bicara dengan Presdir Kim”

“Tidak perlu. Presdir ingin aku meninggalkan putranya. Presdir tidak mau aku mengacaukan pernikahan mereka” HyeRa menyedot jus melonnya. Dia terlihat santai untuk orang yang sedang ada masalah. Begitulah HyeRa. Dia hanya kacau dalam semalam. Besoknya dia nampak seperti biasa. Layaknya manusia tanpa beban. Sooyong sendiri bingung dengan kadar kenormalan HyeRa.

“Dan kenapa kau bersama Chanyeol?”

“Dia menjemputku”

“Dia menginap di apartment mu? Ck, seperti anak kecil saja”

“Chanyeol bilang dia mencintaiku”

Sooyong tidak memberi tanggapan lebih. Sebenarnya dia tahu perasaan Chanyeol. Semua orang bisa melihatnya dengan jelas. Bagaimana perhatian serta caranya menatap HyeRa. Wanita ini saja yang tidak peka. Dia dibutakan oleh Suho!

“Lalu kami tidur bersama”

“APA?!!!” Sooyong membulatkan mata dan mulutnya. Apa telinganya tidak salah dengar? HyeRa benar-benar butuh pemeriksaan! Dia tidur dengan Chanyeol? Atas dasar apa?????

“Hh, kau berlebihan, Soo” HyeRa kembali menyedot jusnya.

“Kau mencintainya?”

HyeRa mengangkat bahu. Mulutnya sibuk menikmati minuman kesukaannya.

“Kau gila!” giliran Sooyong yang haus. Dia menyedot jus alpukatnya. Selama empat tahun mereka bekerja sama, Sooyong selalu dikejutkan oleh perilaku HyeRa yang tidak terduga. Mood nya yang mudah berubah. Kebiasaannya yang tidak terbayangkan. Masalah makananpun HyeRa termasuk pemilih. Sooyong harus beradaptasi selama dua tahun untuk mengerti dan memahami bagaimana menangani manusia ajaib seperti HyeRa.

HyeRa hanya tertawa mendengar pujian dari Sooyong. Menurutnya, dia memang sudah gila. “Kau bisa mengurus sisanya kan?”

“Aku akan menemui Direktur Choi untuk bertanya tentang keaktifanmu. Bukankah beberapa sponsor menginginkan kau menjadi modelnya. Kupikir Presdir Kim tidak bisa seenaknya menghentikan pekerjaanmu”

HyeRa merebahkan diri lalu menarik nafas pelan, “Aku hanya butuh liburan saat ini”

“Aku akan membelikan tiket ke Afrika biar kau bersenang-senang dengan jerapah disana”

HyeRa menoleh lalu melempar apel yang ada dimeja.

“Yak! Itu sarapanmu. Aku tidak akan memberikan makanan selain buah-buahan itu, HyeRa. Ingat program dietmu!”

HyeRa menegakkan tubuhnya, “Terima kasih atas perhatianmu, Manager Kim Sooyong. Tapi aku akan makan yang banyak untuk menambah BE-RAT BA-DAN-KU” dia menekan dua kata terakhirnya sebagai ejekan.

“Kau akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan, nona HyeRa”

“Menemukan pekerjaan adalah tugasmu, nona Sooyong”

“Tugasku selesai setelah tiga bulan. Aku bosan direpotkan” Sooyong bersandar dikursinya. Dia menikmati udara yang sejuk. Mereka tengah merilekskan diri.

“Kuharap Doojoon-Oppa akan lebih merepotkan”

“Yak!”

HyeRa tertawa karena berhasil membalas Sooyong. Dia menoleh lalu berkata, “Aku ikut bahagia atas pernikahanmu, Soo”

Sooyong tidak lagi emosi. Dia tahu HyeRa tulus mengatakannya. Dia bisa membedakan keseriusan HyeRa meskipun wanita itu lebih suka mengajaknya bercanda.

Mereka menghabiskan waktu sarapan dengan obrolan ringan seputar persiapan pernikahan Sooyong dengan Doojoon. HyeRa merasa jauh lebih baik setelah bicara dengannya. Setelah ditinggal oleh keluarga, Sooyong menjadi orang terdekatnya. Dia selalu menceritakan apapun padanya. Selain sebagai manager, Sooyong adalah sahabat sekaligus keluarga terdekatnya.

……………………………………………………………..

“Aku tidak membawa mobil. Kau bisa mengantarku pulang?” tanya HyeRa sambil berdiri. Dia dan Sooyong telah menghabiskan sarapan mereka.

“Jemputanmu sudah datang” dagu Sooyong menunjuk seseorang yang berada dibelakang HyeRa.

HyeRa menoleh dan terdiam setelah melihat orang yang Sooyong maksud. Sooyong mendekati HyeRa lalu menepuk pundaknya. “Kupikir lebih baik kalian bicara. Lagipula Suho yang memaksaku mempertemukan kalian” bisiknya.

HyeRa menatapnya malas. Dia siap mengomel namun Sooyong yang sudah sangat paham karakter HyeRa langsung pamit untuk melarikan diri, “Aku duluan ya” dia melambai sambil berlalu. Dia melewati Suho untuk masuk kebagian dalam restoran sebagai jalan menuju pintu keluar.

Suho dan HyeRa terdiam ditempatnya masing-masing. Mereka saling berpandangan. Sampai akhirnya, Suho tersenyum lalu mendekati HyeRa, “Aku merindukanmu, Ra-yaa” kemudian dia memeluknya. Pelukan yang begitu erat seperti lama tidak berjumpa. Dia tidak berbohong ketika mengatakan kalau dia merindukannya. Karena pria ini selalu memikirkan HyeRa. Bagaimanapun juga pria ini mencintainya. Pria ini sangat panik ketika tahu Ibunya menemui HyeRa. Dan pria ini tidak bisa tidur karena dia tidak bisa menghubunginya.

Akhirnya mereka bertemu juga. Rasanya seperti berabad-abad telah berlalu ketika Suho tidak mendapat kabar dari HyeRa. Dia takut terjadi sesuatu pada wanitanya. Dia takut Ibunya melukai HyeRa. Dia sangat takut jika harus kehilangannya.

HyeRa membenamkan dirinya dalam dekapan Suho. Pria ini yang sejak kemarin dia butuhkan. Dia juga merindukan sosok serta sentuhannya.

Selama yang mereka inginkan, pelukan itu memberikan kenyamanan sehingga rasanya sulit dilepaskan.

……………………………………………………………….

HyeRa berada dalam mobil Suho sekarang. Dia diantar olehnya. Sooyong langsung memberitahu Suho setelah dia berhasil menghubungi HyeRa dan Suho yang meminta Sooyong mengajaknya bicara sebelum bertemu dengannya. Menurut Suho, HyeRa membutuhkan teman bicara.

“Kenapa aku tidak bisa menghubungimu?” tanya Suho yang menyetir disebelahnya.

“Ponselku berakhir tragis setelah kulempar”

“Ra~yaa, berhenti melempar sesuatu ketika kau sedang kesal”

“Itu lebih baik daripada aku melemparnya kewajah Ibumu”

Suho tertawa, “Jadi kau tunduk pada Ibuku?”

“Sepertinya aku akan bersujud jika Ibumu memintanya!”

“Kau berlebihan, Ra~yaa” Suho mencubit gemas pipi HyeRa, “Baiklah, kita beli ponsel baru untukmu” dia membawa mobilnya memasuki mall terdekat.

HyeRa kaget, “Aku bisa membelinya sendiri, Suho. Kita pulang saja” selama ini mereka tidak pernah berkencan diluar. Apalagi mengingat HyeRa sebagai seorang model yang bisa langsung dikenali dan Suho berstatus sebagai tunangan orang lain. Tapi, sebelum ini pun mereka tidak pernah pergi berduaan karena mereka berpacaran secara diam-diam.

“Aku ingin membelikannya untukmu” Suho menoleh lalu tersenyum. Dia tidak mau menutupi hubunganmya lagi. Jika Ibunya sudah tahu, tidak ada salahnya semua orang juga mengetahui hubungan mereka. Dia ingin seluruh dunia tahu kalau HyeRa adalah miliknya.

Merekapun memasuki mall dengan bergandengan tangan. Suho berjalan dengan santai, berbeda dengan HyeRa yang menengok kekiri dan kekanan.

Relax, Ra~yaa. Biasanya kau bersikap acuh”

HyeRa hanya bisa menunduk. Dia memakai topi Suho yang dia temukan dalam mobil.

“Jangan pikirkan orang lain hm” Suho mengangkat dagu HyeRa, “Kita sedang berkencan. Kau malu berjalan dengan pria tampan?”

“Hh!” kepercayaan diri HyeRa langsung naik setelah mendengar kenarsisan Suho, “Kau bangga bergandengan dengan wanita cantik?”

Suho mengangkat lalu mengecup punggung tangan HyeRa, “Aku adalah pria paling beruntung didunia ini”

Suho memberikan rasa nyaman kepada HyeRa. Dia tidak lagi was-was dengan status mereka. Biarkan orang lain berpendapat. Dia tidak perlu mempedulikan omongan mereka yang tidak tahu apa-apa. Ini adalah kesempatannya merasakan kebebasan. Dimana hal ini merupakan keinginannya sejak lama. Dia selalu bermimpi bisa berjalan dengan Suho didepan umum. Dia ingin sekali memamerkan kemesraan mereka, berbagi kebahagiaan dan menunjukkan kalau dia telah mempunyai seseorang.

Mereka mengobrol tanpa mempedulikan bisikan-bisikan dari pengunjung lain. Ketika membeli ponselpun mereka mengabaikan tatapan penasaran dari para pelayan. Mereka menikmati kebersamaan tanpa ada beban. Mereka juga pantas untuk bahagia. Mereka juga mempunyai hak untuk bergandengan tangan.

………………………………………………………….

HyeRa berhenti ketika melihat kantung kertas yang menggantung di pintu apartment. Dia buka lalu mengintip isinya, “Dari siapa ini?”

HyeRa memutuskan untuk melihat lebih jelas setelah masuk kedalam. Dia menekan password lalu pintu terbuka.

Dia mengeluarkan isi kantung ketika sampai di meja makan. Sebuah ponsel dengan merk kesukaan HyeRa. Dia buka bungkusnya. Ponsel berwarna gold yang tipe nya sama dengan yang Suho belikan.

Terdapat surat yang langsung HyeRa baca dan membuatnya tersenyum geli ketika membacanya.

“Jika kau melemparnya, kau harus mengganti pemberianku sepuluh kali lipat, Nona yang suka melempar barang!”

HyeRa mengenal si pengirim tanpa nama. Dia yang selalu perhatian padanya. Dia segera mengeluarkan ponsel putih barunya lalu menekan nomor yang dia hapal diluar kepala untuk dihubungi. Tidak perlu menunggu lama, panggilannya diangkat disebrang sana.

“Yoboseyo”

“Gomawo, ParkChan!”

“Kau sudah pulang?”

“Tentu saja, bodoh! Kau pikir kenapa aku menelpon lalu mengucapkan terima kasih”

“Hh, mulutmu semakin manis saja, HyeRa. Berarti nona muda penuh semangat telah kembali?”

“Ya, aku merasa jauh lebih baik sekarang”

“Sayang sekali, padahal aku ingin mengadakan pesta malam ini”

“Pesta? Malam ini? Dimana??? Kau tidak mengajakku?”

“Aku membuatnya untukmu, bodoh! Kita akan bersenang-senang”

“Benarkah? Okeyyy~ Aku akan datang bersama Suho”

“Hm? Suho?”

“Mm”

“Kalian bertemu?”

“Mm. Suho menjemputku tadi. Kami juga berkencan sebelum mengantarku pulang”

“Ahhh, jadi karena itu kau merasa jauh lebih baik”

“Aku juga berterima kasih padamu, Chanyeol~ahh”

“Jangan memanggilku seperti itu! Aku bukan anak kecil”

HyeRa tertawa mendengar bantahan cepat dari Chanyeol, sahabatnya sangat bisa diandalkan untuk memperbaiki mood. “Aku harus pergi sekarang. Apa ada lagi yang ingin kau katakan?”

“Ck! Tidak ada, Pengusaha Park yang sangat sibuk”

“Hahaha… Aku ada janji dengan client, HyeRa. Apa kau sangat merindukanku?”

“Hoho! Tidak sama sekali!”

“Kalau begitu aku tutup telponnya. Sampai jumpa nanti malam”

“Ne~”

Panggilanpun berakhir. HyeRa menatap layar ponselnya dengan senyum geli. Lalu dia mengangkat ponsel pemberian Chanyeol dengan senyum yang semakin tertarik. Dia akan menyimpan pemberian Chanyeol. Dia sangat berterima kasih. Dia tidak tahu bagaimana cara membalas semua kebaikan Chanyeol padanya.

…………………………………………………………….

Pesta yang Chanyeol buat berada diatap apartment HyeRa. Gedung hunian ini memiliki atap yang cukup luas untuk mengadakan acara. Semua diatur layaknya suasana di klub. Tema seperti ini yang HyeRa suka. Lampu, meja, makanan, dan minuman Chanyeol siapkan sedemikian rupa.

Karena malam ini Chanyeol membuat pesta untuk HyeRa. Dia hanya mengundang teman-temannya. Nampak Sehun yang dikelilingi wanita-wanita cantik. Sooyong juga datang bersama Doojoon.

Lima belas menit kemudian, HyeRa tiba dengan Suho. Begitu mereka sampai, musik yang berasal dari tangan Chanyeol semakin menggema di udara. Dia menjadi DJ malam ini. Pesonanya membuat para wanita jatuh hati. Dia pintar memadukan berbagai ritme menjadi irama yang mampu menggoyang badan. Semua puas dengan penampilannya. Mereka bertepuk tangan atas pembukaan yang luar biasa.

HyeRa melihat Chanyeol lalu mereka tersenyum bersama. Dia ikut bersorak untuknya. Tapi jauh dari wajahnya yang terlihat bahagia, hati Chanyeol teriris ketika tangan Suho memeluk pinggang HyeRa. Keduanya menunjukkan kemesraan dan membuatnya kembali terluka.

Namun dia tidak ingin merusak suasana. Dia tetap memberikan performa terbaik. Pesta ini untuk HyeRa. Dia ingin HyeRa melupakan masalahnya. Musiknya kembali membangkitkan minat untuk menari dilantai dansa. HyeRa dan Suho bergabung bersama yang lainnya.

Chanyeol menyibukkan diri dengan musiknya. Dia mengalihkan perhatian agar tidak melihat Suho dan HyeRa. Dia harus ingat bahwa kebahagian HyeRa adalah yang utama.

Ditengah acara, mengalun musik yang lebih lembut. Iringan yang cocok untuk berdansa dengan pasangan. Suho dan HyeRa saling memeluk sambil berpandangan. Sesekali mereka tertawa kecil karena kebahagiaan yang terpancar.

Sebuah langkah kaki memasuki ruangan pesta. Wanita dengan pakaian bermerk, make up natural, dan membawa tas mahal itu mendekati pasangan yang tengah dimabuk asmara. Wanita bertubuh mungil dengan pipi bulat itu nampak manis dengan gaunnya yang berwarna biru tua. Namanya Park Minji. Dia tunangan Suho.

Minji menarik pundak HyeRa, kemudian dia menamparnya. Suara tamparan yang begitu keras mengambil perhatian seluruh pengunjung dan juga Chanyeol. Dia sampai menghentikan musiknya.

“Wanita tidak tahu diri! Apa Ibuku belum cukup memberimu peringatan! Dasar wanita penggoda” ejek Minji dengan ekspresi sombongnya. Ibu yang dia maksud adalah Ibu Suho. Dia telah menganggap keluarga Suho seperti keluarganya. Padahal mereka baru bertunangan.

“Ji, apa yang kau lakukan?!” Suho menghalangi Minji dengan berdiri didepan HyeRa. Dia tidak mau Minji menyakiti HyeRa lagi.

HyeRa merasa pipinya sangat panas. Emosinya meluap. Kadarnya hampir mencapai puncak. Berani sekali wanita ini menamparnya!

“Aku yang seharusnya bertanya, apa yang Oppa lakukan? Oppa masih mengharapkan dia?” tunjuknya pada HyeRa, “Apa Oppa tidak tahu kalau Oppa dikhianati olehnya?”

“Kau punya banyak muka untuk datang ketempat yang tidak mengundangmu, Nona” sindir HyeRa.

“Hh, apa kau tidak punya malu setelah menjual diri kepada sahabatmu?”

“Jaga bicaramu!” balas HyeRa sambil menarah amarah. Tangannya mengepal begitu kuat. Rasanya dia ingin sekali membungkam mulut Minji lalu membalas perlakuan kasarnya. Dia siap menggerakkan tangan ketika pergelangannya ditahan oleh Suho. HyeRa menatapnya tajam.

“Apa maksudnya, Ra-yaa?”

“Mwo?” HyeRa merasa harga dirinya jatuh ketika Suho ragu padanya, “Kau percaya padanya?”

“Tidak ada alasan untuk Minji berbohong, HyeRa”

“Tentu saja ada!!! Wanita ini ingin merusak hubungan kita karena dia menyukaimu, bodoh!” HyeRa semakin kesal dengan pandangan Suho yang menuntut jawaban darinya. “Aku tidak menjual diri kepada siapapun!”

“Jadi maksudmu benar aku menjual diri? Untuk apa? Apa kau pernah berpikir kalau pertanyaanmu melukaiku!”

Mata Suho tertutup atas niat Minji yang ingin memilikinya. Selama ini Minji selalu bersikap baik padanya. Dia juga mengetahui hubungannya dengan HyeRa dan Minji terlihat tidak terganggu. Justru Minji mendukung serta menyetujui hubungan mereka. Dia juga sepakat dengan perceraian setelah pernikahan. Begitu kedua perusahaan sukses melakukan kerja sama, maka saat itu perjanjian mereka dinyatakan selesai.

HyeRa bersiap untuk melangkah pergi. Dia muak melihat Suho dan Minji. Mereka berdua sama saja. Kenapa Suho harus ikut bertingkah!

“Kau mau kemana, HyeRa?” Minji menghalanginya, “Kau adalah bintang utama dalam pesta ini. Seharusnya kau tidak pergi kemana-mana”

Demi Tuhan!!! Setiap kata yang keluar dari mulut Minji adalah bisa. Racunnya membuatmu ingin sekali melemparinya bom agar dia meledak.

“Aku hanya datang untuk menjemput tunanganku” Minji meraih tangan Suho, “Oppa sudah tahu bagaimana wanita yang Oppa cintai ini sebenarnya kan. Lebih baik kita pergi. Aku tidak mau Oppa lebih terluka. Apalagi pria itu pasti ada disini juga” matanya melihat kearah Chanyeol. Dia tersenyum miring. Chanyeol sadar dialah yang Minji maksud dan ketika tatapan mereka bertemu dia semakin yakin kalau sejak tadi wanita itu membicarakannya.

Tanpa pembelaan, Suho mengikuti Minji. Dia biarkan tangannya ditarik lalu mereka pergi. Kemarahan HyeRa telah sampai titik dimana dia siap meledak dalam sekali sentuhan. “Enyah saja kalian dari hadapanku!!!” Minji dengan berani menginjak-injak harga dirinya didepan teman-teman. Dia juga mengejeknya. Wanita yang usianya jauh lebih muda itu dengan lancang mencoreng mukanya. Dia marah! Dia murka!!!

HyeRa menghentakkan kaki pergi dari atap. Dia tidak tahan lagi. Dia mau pulang!

Dengan sigap Chanyeol berlari mengejar HyeRa. Dia tahu kondisi HyeRa lebih buruk dari kata tidak baik. Dia ingin menenangkannya.

Chanyeol menemukan HyeRa yang menekan tombol lift dengan wajah merah menahan amarah. Dia mendekatinya, “HyeRa”

“Pergi” jawabnya dingin. Dia tidak mau melihat Chanyeol.

“Aku tahu kau-“

“Kita tidak punya hubungan khusus untuk bisa saling menenangkan satu sama lain, Chanyeol!” dia menatapnya tajam. “Aku tahu yang Minji maksud adalah kau dan aku!”

“Dan kau tahu kalau yang kita lakukan bukanlah sebuah transaksi” maksudnya ucapan Minji salah tentang HyeRa yang menjual diri. Mereka melakukannya karena mereka menginginkannya.

“Yang kita lakukan?” tanyanya mengejek, “Maksudmu bercinta?”

“HyeRa” sebisa mungkin Chanyeol bicara dengan lembut. Dia tidak mau menambah kemarahannya.

“Aku melakukannya bukan karena aku mencintaimu! Sudah kubilang berhenti mencintaiku! Jangan berharap apa-apa karena aku tidak akan memberikan apapun padamu!”

Pintu lift terbuka. HyeRa langsung masuk kemudian menekan tombol angka dimana tempat tinggalnya berada, lalu dia menekan tombol penutup pintu. Dia tidak ingin bicara lagi. Hingga pintu lift tertutup, HyeRa enggan menatap Chanyeol yang terus melihatnya dengan tatapan terluka.

…………………………………………………………….

HyeRa masuk kedalam rumah dan siap meluapkan emosinya. Dia lempar sepatu tingginya kesegala arah. Dia ingin menghancurkan sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya. Dia melihat ponsel berwarna gold yang tergeletak di meja makan. Segera dia ambil ponselnya dan tangannya bersiap melempar.

“Jika kau melemparnya, kau harus mengganti pemberianku sepuluh kali lipat, Nona yang suka melempar barang!”

Tangannya mengapung diudara. Dia tidak tega merusak pemberian Chanyeol.

“Aku mencintaimu”

Dia kembali mengingat malam dimana dirinya bersandar nyaman dipundak Chanyeol yang menggendongnya. Jujur, dia merasa kehangatan melalui sentuhannya. Dia tidak ingin beranjak dari tempatnya ketika itu. Dia juga senang mendengar pernyataan Chanyeol yang mencintainya. Ada rasa menerima ketika pria yang selalu ada untuknya itu ternyata memiliki perasaan spesial untuknya.

“Arghhh!!!” HyeRa menyimpan kasar ponsel diatas meja lalu menyapu semua barang yang ada disana hingga terjatuh ke lantai. Dia belum puas. Dia ingin sekali berteriak. Tapi kepada siapa??? Dia ingin sekali bercerita, tapi siapa yang tahan dengannya???

Matanya panas dan mulai berair. Dia memang seorang diri. Sekarang dia merasakan kalau dia sendirian didunia ini. Kakinya melemas, tubuhnya jatuh bersamaan dengan air mata yang mengalir. Dia telah menyakiti orang yang selalu mendengarnya. Dia yang tidak pernah mengeluh sebesar apapun emosi yang HyeRa luapkan. Dia yang menerima dan memberi HyeRa pelukan ketika dia membutuhkan.

Tangisannya semakin dalam. Dia menyesal. Dia memaki dirinya sendiri. Dia sangat bodoh! Dia terlalu bodoh untuk menyadari pentingnya seseorang yang selama ini selalu bertahan disampingnya.

***

Dua hari HyeRa mengurung diri dalam kamar. Dia tidak beranjak dari tempat tidur. Sooyong masuk dan menemukan HyeRa yang menatap kosong keluar jendela. Temannya terlihat sangat berantakan seperti rumahnya.

“Apa kau masih hidup?”

Tidak ada balasan dari wanita yang terbaring tanpa nyawa. Sooyong duduk ditepi tempat tidur, dia menepuk pundak HyeRa agar wanita ini mengetahui keberadaannya, “Aku sudah menyelesaikan kontrakmu. Kini kau tidak lagi terikat dengan mereka. Kau… sudah tidak punya pekerjaan” candanya diakhir kalimat. Dia berharap HyeRa akan membalas namun harapannya tidak tercapai. HyeRa tetap diam.

“Yak!” kegemasan Sooyong akan sikap HyeRa lewatlah sudah. Diam tidak akan menyelesaikan apa-apa. Dia ingin HyeRa bergerak. Dia ingin HyeRa yang penuh semangat. Dia tidak membutuhkan HyeRa yang diam saja. Ini bukanlah HyeRa! “Berhenti meratapi nasib seakan kau adalah manusia paling menderita. Jika kau ingin melakukan sesuatu maka bangunlah, HyeRa! Raih apa yang sudah kau lepaskan”

Kepala HyeRa bergerak kearahya. Sooyong kaget dengan pergerakannya yang tiba-tiba. Dia memang berharap HyeRa membalas, tapi setidaknya HyeRa memberi aba-aba. “Ka-kau, baik-baik saja?”

HyeRa turun dari tempat tidur. Dia menarik Sooyong untuk bangun. Setelah itu, dia mendorong punggung Sooyong. Dia ingin Sooyong keluar dari kamarnya.

“HyeRa!” teriak Sooyong setelah HyeRa berhasil mengeluarkannya. Tanpa balasan, dia menutup pintu lalu menguncinya.

“Yak! Shin HyeRa!” Sooyong menggedor pintu berulang-ulang. Dia belum selesai bicara. “Mau sampai kapan kau berdiam diri? Banyak yang mengkhawatirkanmu. Kau tidak sendirian, HyeRa. Yak! Buka pintunya!” dia terus menggedornya.

Tubuh HyeRa meluluh kebawah. Dia menenggelamkan kepala diantara kedua kakinya. Dia tidak menangis. Air matanya sudah kering karena malam itu dia menangis sampai pagi. Dia hanya lelah. Dia ingin sendiri. Dia sedang menenangkan diri.

……………………………………………………………

Sorenya HyeRa keluar dari kamar. Dua jam yang lalu Sooyong pulang karena lelah terus diabaikan. Dia mendekati kulkas untuk mengambil minum. Dia belum makan apa-apa tapi dia tidak merasa lapar. Tenggorokannya saja baru terasa kering setelah empat puluh delapan jam mengurung diri. Dia pun menenguk habis sebotol air mineral dalam sekali minum.

Ponsel putih dimeja makan bergetar. Ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. HyeRa meraihnya lalu membuka pesan yang berupa multimedia. Sebuah foto mengejutkannya hingga botol dalam tangannya terjatuh kelantai.

Foto Suho dan Minji berciuman. Tertulis pesan yang HyeRa yakini kalau wanita itu yang mengirimnya, “Bukan hanya kau yang menusuknya dari belakang, selama ini kami juga bersenang-senang dibelakangmu”

HyeRa langsung melempar ponsel hingga baterainya keluar. Jadi selama ini Suho dan Minji berperan layaknya pasangan! Suho membohonginya. Dia juga mencintai Minji atau dia hanya menikmati keuntungan dari pertunangan mereka?

Brengsek!!!

Password yang Anda masukan salah”

HyeRa mendengar suara dari arah pintu, “Password yang Anda masukan salah” kalimat yang sama keluar dari mesin password nya. “Password yang Anda masukan salah” setelah itu terdengar bunyi ketukan.

“Ra-yaa, ini aku!” diketuk lagi pintunya berulang-ulang. Tidak berapa lama, bel rumahnya berbunyi. HyeRa mendekati layar yang menampilkan seseorang. Layar itu terhubung dengan kamera didepan.

“Ra~yaa, buka pintunya” Suho menekan intercom yang bersebelahan dengan bel. Dia berharap HyeRa mendengar suaranya. “Ra-yaa, aku tahu kau didalam. Kita harus bicara. Kenapa kau mengganti password nya?”

“Tentu saja agar kau tidak bisa masuk, brengsek” balas HyeRa tanpa membiarkan Suho mendengarnya. Pria ini yang dia tunggu. Selama dua hari HyeRa memikirkan bagaimana kelangsungan hubungan mereka. Dia berharap Suho datang dan bersikap manis seperti dulu. Tidak seperti malam itu. Sikap yang memojokkan HyeRa. Menjadikannya tersangka yang melakukan kesalahan berat.

Segala praduga HyeRa pikirkan sebagai alasan keterlambatan Suho. Apa yang membuatnya sulit untuk datang kemari? Apa Ibu melarangnya? Apa dia terlalu sibuk? Atau dia sama sekali tidak memikirkannya?

Kegundahan itu melanda, hingga sebuah foto memperjelas semuanya. HyeRa mengambil keputusan yang tepat untuk mereka berdua. Dia menekan tombol yang secara otomatis membuka pintu depannya.

Suho yang menyadari itu langsung masuk dan menemukan HyeRa menunggunya didalam. “Ra-yaa” serunya bahagia. Dia sangat merindukan kekasihnya. Tapi apa yang terjadi? HyeRa mundur ketika Suho mendekatinya.

“Ra-yaa, ada apa?” tanya Suho tidak mengerti. HyeRa tidak pernah menghindarinya.

“Ada apa mencariku?” tanyanya dingin.

“Ra-yaa, aku ingin kita-“

“Putus”

“Apa???” Suho semakin bingung dengan sikap HyeRa.

“Aku ingin kita putus. Hubungan kita berakhir, Suho”

“Tunggu. Apa maksudmu? Bukan itu tujuanku datang kemari”

“Tapi itu tujuanku membukakan pintu untukmu”

Tidak ada perubahan dari intonasi HyeRa. Dia tetap dingin kepada Suho. Dia telah dikecewakan. HyeRa pikir, Suho akan langsung menemuinya setelah malam itu. Dia menunggu. Tapi Suho tidak kunjung datang. Dia juga tidak memberinya kabar. Dia tidak menghubungi atau mengirimnya pesan. Ternyata selama ini Suho mengkhianatinya.

“Dengan berakhirnya hubungan kita bukankah kau lebih tenang berciuman dengan Minji” sindirnya dengan senyum miring.

Suho kaget rahasianya diketahui.

“Kenapa kau terkejut? Berarti kau yang menjual diri, Suho. Bukan aku!”

“Aku akan menjelaskannya”

“Aku tidak mau mendengar apapun! Keluar dari rumahku! Aku tidak mau melihatmu lagi!!!” teriaknya penuh emosi. Suho menatap penuh rasa bersalah. Dia telah melukai wanita yang selama ini dia jaga. Seharusnya dia tidak termakan mulut manis Minji sehingga mereka tidak perlu terjebak dalam hubungan yang rumit seperti ini. Melihat kekesalan HyeRa untuk pertama kali, Suho sadar kalau dia telah menghancurkan kepercayaannya. Dengan berat hati dia berbalik. Kakinya dengan terpaksa melangkah keluar. Padahal dia masih ingin bertahan. Dia masih mencintai HyeRa.

Suara pintu ditutup membuat pertahanan HyeRa runtuh. Dia menangis dan kembali merasa seorang diri. Kenapa jalan cintanya berakhir seperti ini! Kenapa dia tidak bisa bahagia dengan orang yang dia cintai!

Sosok Chanyeol muncul dalam kepalanya. Tangannya yang besar mengelus rambut HyeRa dengan lembut. Senyumnya yang lebar memberikan perasaan nyaman. Tawanya yang khas memberinya candu untuk terus mendengar. Kehadirannya yang begitu berharga.

Ternyata HyeRa salah. Selama dua hari bukan Suho yang dia tunggu. Selama ini bukan Suho yang dia inginkan. Tangisnya semakin pecah ketika dia sadar kalau dia telah kehilangan seseorang. Dia yang menjaganya dengan tulus. Dia yang pundaknya begitu hangat. HyeRa ingin bertemu dengannya. Dia merindukan semua perhatian Chanyeol padanya.

***

Beberapa hari kemudian ~

Wanita berambut ikal menaiki tangga untuk sampai ke Viva Polo. Bangunan restoran terletak diatas karena sususan tanahnya. Wanita yang bagian depan kemejanya dimasukkan kedalam celana pendek setengah paha melewati teras berlantai kayu. Dia memakai kemeja bergaris warna hijau toska yang dipadukan dengan jeans berwarna putih. Tas kecilnya tersampir dipundak. Sepatu kets nya melangkah dengan penuh semangat.

Ketika memasuki restoran, dia menemukan pelayan wanita yang hendak mengantarkan minuman kelantai dua. “Junghwa” panggilnya sehingga pelayan itu berhenti.

“Nona HyeRa, ada apa?”

“Biar aku yang mengantarnya” dia mengambil alih nampan yang dipegang Junghwa. Junghwa membiarkan HyeRa membawanya. Dia mengenal HyeRa sebagai teman baik dari pemilik restoran.

Dengan senyum yang tidak pudar sejak tiba ditempat ini, HyeRa menuju lantai dua dimana ruang kerja Chanyeol berada.

Dia ketuk pintunya lalu terdengar teriakan dari dalam, “Masuk” dia buka pintunya. HyeRa melihat Chanyeol yang tengah disibukkan dengan layar komputer. Tangannya sibuk mengetik sesuatu. HyeRa menaruh gelas berisi hot moccacino dimejanya.

“Silahkan diminum, Tuan”

Chanyeol menoleh. Dia terkejut melihat HyeRa dalam ruang kerjanya. Kenapa dia yang membawa pesanannya? Tapi dia segera memasang ekspresi seriusnya kembali. “Terima kasih. Kau boleh pergi” dia mengetik lagi.

“Apa? Hanya itu???” HyeRa tidak menyangka reaksi Chanyeol akan sedatar ini. Dia pikir Chanyeol akan menyambutnya. “Aku bukan pelayanmu, ParkChan!”

“Jadi apa yang kau lakukan disini, Nona? Mengajukan lamaran untuk menjadi pelayanku?”

“Apa aku terlihat seperti seorang yang sedang melamar pekerjaan!”

“Kenyataannya kau tidak punya pekerjaan, Nona”

HyeRa menggigit bibirnya kesal, “Sombong sekali” geramnya pelan. Tapi Chanyeol dapat mendengar dan dia menahan tawanya.

“Jika pekerjaanmu sudah selesai, kau bisa keluar” tangan Chanyeol mengarah ke pintu.

HyeRa tidak mau kalah jika Chanyeol mengabaikannya. Dia membungkuk 90 derajat sebagai bentuk balasan, “Maaf karena telah mengganggu waktu berharga Anda, TU-AN PARK!” kemudian dia menatap dengan kesombongannya. Lalu berbalik dengan langkah dihentak sebagai bentuk kekesalan.

Begitu pintu tertutup, Chanyeol tertawa pelan. Dia berhasil membuat HyeRa kesal. Dia sengaja karena dia terlampau senang akan kehadiran wanita yang sangat dia rindukan. Dia pikir dia tidak akan melihat HyeRa lagi. Terakhir kali pertemuan mereka adalah kemarahan HyeRa padanya. Yang membuatnya takut karena HyeRa membencinya.

Ternyata HyeRa datang dan memberinya kejutan. Dengan penampilannya yang terlihat segar. Gaya serta cara bicaranya yang tidak berubah. Semua menandakan kalau HyeRa baik-baik saja. Chanyeol senang bukan main. Dia bahagia karena HyeRa bicara lagi padanya. HyeRa memberi kehidupan pada jiwanya yang sempat layu. Dia berdiri. Dia yakin HyeRa menunggunya dibawah. Wanita itu akan menjadi miliknya sebentar lagi. Dia yakin, kedatangan HyeRa bersamaan dengan cintanya yang baru. Dia siap. Karena dia sudah sangat siap sejak dulu.

………………………………………………………………..

HyeRa menjatuhkan diri disalah satu meja pelanggan. Dia sandarkan kepala pada lengan yang diluruskan. Dia mendesah lemah. Sepertinya Chanyeol marah padanya. Siapa yang tidak akan marah setelah dibentak dan dihina?! Dia memukul mulutnya sendiri, “Dasar bodoh bodoh bodoh!” harusnya dia menjaga kata-katanya.

Seseorang menarik kursi didepan HyeRa, “Baiklah, aku akan memberimu pekerjaan”

HyeRa bangun lalu menemukan Chanyeol duduk dihadapannya. Dengan tangan menyila didada, kaki kanan yang bertumpu pada kaki kiri, serta ekspresi layaknya bos besar, Chanyeol berkata, “Aku membutuhkan supir sekarang”

“Dia mulai lagi!”

HyeRa geram. Dia pun mengikuti permainan Chanyeol. Dia bersikap sama seperti dirinya. “Kau tidak akan sanggup membayar gajiku, Tuan”

“Mm~ Menurutku bukan uang yang kau butuhkan” Chanyeol menaruh kedua sikunya dimeja, kemudian menyatukan jemarinya. Dia seperti tengah melakukan penawaran.

“Apa yang kau tahu tentang aku?”

“Aku tahu semuanya” setelah itu Chanyeol berdiri. Dia menatap HyeRa sebelum dia meraih wajahnya lalu mencium tepat dibibirnya. Ciumannya sebentar tapi mampu memompa jantung HyeRa menjadi lebih cepat. Dia juga merasa pipinya merona. Chanyeol berhasil mengesahkan wanitanya.

HyeRa bangun. Senyum Chanyeol semakin tertarik. Dia menduga HyeRa akan membalas sikapnya. Tapi ternyata HyeRa melangkah pergi. Tangan Chanyeol bereaksi cepat menahan kepergiannya, “Kau mau kemana?”

“Aku bukan pelayanmu dan aku tidak berminat menjadi supirmu!”

“Kalau begitu, kau mau jadi pacarku?”

HyeRa bungkam. Mulutnya tidak sanggup membalas. Dia terlalu malu untuk menjawab. Chanyeol tahu HyeRa tidak akan menolak. Wanita ini terlalu jujur dengan sikapnya. Segala sesuatu yang tidak dia suka akan dikatakannya secara langsung. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa sekarang. Dia juga tidak menunjukkan sikap penolakan. Bukankah itu artinya HyeRa menerima Chanyeol sebagai kekasihnya?

HyeRa tersenyum setelah berhasil mengatur dirinya. Dia terlalu bahagia hingga tidak bisa mengatakan apa-apa. Sebagai jawaban iya, dia mencium Chanyeol yang disambut baik olehnya. Pengunjung lain diberikan tontonan romantis oleh pasangan yang baru saja meresmikan hubungan mereka.

Chanyeol memeluk pinggang HyeRa dan HyeRa melingkari leher Chanyeol untuk memperdalam ciuman mereka. Para pelayan dibuat tersipu sekaligus senang. Ada beberapa dari mereka yang patah hati. Tapi mereka ikut berbahagia.

Ketika ciuman itu terlepas, mereka disambut oleh tepuk tangan dari semua yang ada di restoran. Keduanya melihat sekeliling lalu menunduk seraya berterima kasih. HyeRa merasa sangat bahagia. Cintanya tidak perlu dia sembunyikan. Dia tidak perlu takut orang lain mengetahui hubungannya. Dia merasa bebas.

Inilah kebahagiaan yang HyeRa impikan. Cintanya kepada pria yang setia berada disampingnya. Dan Chanyeol, harapannya tercapai saat ini juga. Cintanya terhadap wanita yang mempesona.

***

Chanyeol berada di dapur HyeRa. Dia membuat cemilan berbahan sosis dan sayuran. Dia memasak dengan mencampur semuanya dengan saos tomat. Dia mengaduk masakannya dengan lihai.

HyeRa berada dikamarnya. Dia tengah berkemas. Mereka akan berangkat ke Paris malam ini. Chanyeol membuka cabang disana. Dia melakukan kerja sama dengan beberapa negara untuk memperluas restorannya.

Chanyeol ingat kalau HyeRa ingin ke Paris. Ketika dia melihat rencana kerja kekota itu, dia berusaha menyelesaikan secepat mungkin agar mereka bisa pergi bersama. Makanya dia sangat sibuk belakangan ini.

“Chan~” HyeRa memeluk pinggang Chanyeol dari samping, “Setelah dari Paris, kita ke Roma ya” pintanya dengan suara lucu. Dia sudah aktif menjadi model dengan perusahaan baru. Tapi dia membatasi pekerjaannya. Dia hanya menandatangani kontrak yang disetujui oleh Chanyeol.

Chanyeol mengusap rambut HyeRa lalu tersenyum, “As your wish, Baby”

HyeRa yang senang mencium Chanyeol serta mengulum bibirnya dengan lembut. Dia memegang kedua pipinya lalu mengusap dengan sayang, “Thank you~” setelah itu dia mengecupnya sebelum berbalik menuju kamar. Langkah dan teriakan kecilnya membuat tawa Chanyeol keluar. Wanitanya sungguh menggemaskan. Diapun melanjutkan kegiatannya.

Beberapa menit kemudian, masakan Chanyeol telah tersaji diatas piring. Dia membawanya ke ruang tamu. “Baby, makanannya sudah siap” teriaknya memanggil HyeRa. Dia menaruh piring bersamaan dengan sebotol cola sebagai minumannya.

“Kami akan pulang saat pernikahanmu, Soo” HyeRa mendekati Chanyeol sambil bicara dengan Sooyong melalui telpon dengan ponsel yang dulu Chanyeol berikan. Dia membawa bantal kecil ke ruang tamu.

Ketika HyeRa duduk disamping Chanyeol, pria itu menemukan bantal yang HyeRa bawa. Dia ambil bantalnya lalu dia lempar kebelakang, “ParkChan!”

“Hm?”

“Kenapa kau membuang bantalku?” HyeRa hendak berdiri namun Chanyeol menahan pundaknya. Dia menarik HyeRa agar mendekat. Sebelah tanganya dia simpan dibelakang pundak HyeRa, dia berjaga agar kekasihnya tidak kemana-mana.

“Kau harus sportif, Baby”

HyeRa menekuk wajahnya. Dia kembali bicara dengan Sooyong. “Tidak apa-apa, Soo. Chanyeol hanya mencari alasan agar dia bisa tidur denganku” balas HyeRa ketika Sooyong bertanya kenapa dia berteriak. Chanyeol yang mendengar jawaban HyeRa langsung tertawa.

“Baiklah. Aku akan menelponmu sebelum berangkat ke bandara” dia pun menutup telponya. HyeRa menatap tajam Chanyeol yang belum berhenti tertawa, “Apa?!” Chanyeol hanya mengusap bagian belakang kepala HyeRa tanpa mengindahkan kecemberutannya.

Sebenarnya HyeRa bukan kesal karena bantalnya dilempar. Dia juga tidak sedang marah kepada Chanyeol. Sekarang ini dia sedang ketakutan.

Chanyeol dan HyeRa akan menonton film horor. Genre yang sangat HyeRa hindari. Dia itu penakut. Chanyeol menantangnya. Mereka bertaruh, “Ingat, satu teriakan berarti membuka satu kancing baju” Chanyeol mengingatkan.

“Aku sudah kalah sebelum berperang, Chan”

“Bukankah kau yang menginginkannya?”

“Iya! Tapi setelah terjebak oleh perkataanmu” kekasihnya pintar memainkan kata. Mereka yang sama-sama keras kepala saling beradu argumen tentang siapa yang lebih kuat. Begitu Chanyeol menawarkan film horor, HyeRa langsung setuju. Sedetik kemudian dia tersadar, mulutnya membawa petaka. Chanyeol menjebaknya!

Dia pasti berteriak ketika menonton film horor. Dia selalu bersembunyi dibalik bantal atau orang yang memaksanya menonton. Chanyeol tidak memberinya perlindungan. Dia harus menonton dengan matanya sendiri. Chanyeol menyebalkan!

Chanyeol mengambil remot lalu menekan tombol play. Filmnya mulai berputar. Kedua tangan HyeRa langsung mencengkram kemeja Chanyeol. Matanya tidak berkedip. Bahkan terasa sulit baginya menggerakan kepala.

Chanyeol menatap HyeRa dari samping. Padahal jika HyeRa menolak dia akan menurut. Rasanya menggemaskan sekali sehingga Chanyeol mencium pipi kirinya. HyeRa masih fokus menatap layar televisi. Chanyeol mencium ujung keningnya. HyeRa tetap menatap kedepan. Chanyeol mencium ekor matanya. HyeRa tidak bergeming. Chanyeol menggigit telinganya.

“Chan! Berhenti menggangguku”

Chanyeol merangkul pundak HyeRa, “Ini bukan film horor, Baby. Kau tidak perlu cemas”

HyeRa melihatnya tidak mengerti.

Lalu terdengar suara arahan yang mengambil alih perhatiannya. Ternyata itu adalah potongan-potongan kegiatan HyeRa ketika menjadi model. Ekspresinya melunak seketika. Senyumnya tertarik ketika melihat dirinya sendiri nampak santai saat bekerja.

Chanyeol membuatnya dengan menggabungkan seluruh iklan, pemotretan, video behind the scene, dan juga rekaman mereka berdua. HyeRa tersentuh saat film berakhir dengan menampilkan foto kebersamaannya bersama Chanyeol. Kalimat di ending membuat harunya semakin menjadi, “for my beloved, Ra-baby” dengan latar foto wajahnnya yang tersenyum lebar. Itu adalah ekspresi bahagia ketika Chanyeol mengambil gambarnya.

Chanyeol puas HyeRa menyukai filmnya. Dia menaruh dagu dipundak HyeRa, “Dalam taruhan, menangis artisnya melepaskan pakaian, Baby”

HyeRa menoleh lalu menarik kedua telinga Chanyeol hingga pria itu mengaduh kesakitan, “Babyyyyy”

“Kau merusak suasana” harunya menghilang begitu Chanyeol menggodanya, “Membohongi artinya kau harus memuaskan aku, Tuan Park” balasnya mantap.

Chanyeol tersenyum lebar mengiyakan tawaran HyeRa. Dia pasti memuaskannya. Dia ahli membuat HyeRa terus mendesahkan namanya.

“Kita mulai sekarang?” tanyanya antusias.

“Kita makan dulu. Aku lapar” HyeRa sengaja menghindar. Tangannya mengambil garpu diatas cemilan Chanyeol.

“Aku akan menghilangkan rasa laparmu” Chanyeol memeluk pinggang HyeRa penuh semangat hingga garpunya terlepas dari tangan HyeRa. Tapi HyeRa tertawa karena Chanyeol memeluknya begitu erat.

Mereka bahagia dengan setiap sentuhan dari pasangannya. HyeRa terperangkap dalam dekapan kekasihnya. Dia menggesekkan hidungnya dengan hidung Chanyeol. Chanyeol membalas dengan mencium kening, kedua mata, hidung, kedua pipi dan berakhir dibibir merah mudanya. Ciuman itu bertahan. HyeRa mengubah posisi agar lebih nyaman. Tangannya mulai menyusup kedalam rambut Chanyeol.

Chanyeol mengangkat HyeRa kepangkuannya. HyeRa yang sedikit lebih tinggi berubah menjadi pendominasi ciuman mereka. Dia semakin mengacak rambut Chanyeol.

Awalnya sebuah pagutan, lama kelamanan menjadi cumbuan yang memberi kenikmatan. Chanyeol dan HyeRa sudah cukup dewasa untuk mengapresiasikan perasaan mereka. Cinta yang menjadi dasar mereka bercinta. Sayang yang membuat mereka saling menjaga. Kepercayaan yang memberikan perlindungan. Dan komunikasi mempererat keduanya.

Jalan cinta HyeRa menemukan titik terang bersama Chanyeol. Hubungan mereka berakhir dengan bahagia.

THE END



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles