Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Detention (Chapter 2)

$
0
0

Title : Detention Chapter 2

Author : Bublebit (@Novita_Milla)

Genre : Romance, Comedy, Friendship, School life

Cast : Yoon Yisun, Kim Jongin, Oh Sehun, Do Kyungsoo, Huang Zi Tao, Suho, Kim Namjoo, Kim Pilsook from Dream High season 1 (IU)

Guest Star: Junhyung B2ST

a/n : Sesuai janji, di chapter ini gue nambahin hal-hal yang berbau asam basa (?) di chapter ini mulai muncul hal-hal yang baru. Apakah hal baru itu? Apakah itu duren? Apakah itu mercon? Ataukah Nari Ratih yang tertukar? Saksikan kisahnya di pasar kaget terdekat! (?) :*

Author’s side

Hari sudah sangat petang. Sangat malam malah. Pertengahan musim gugur yang lumayan dingin menyusup kedalam tubuh seorang lelaki jangkung yang berjalan santai di kawasan Lotte World. Ia berjalan bersama dengan ketiga temannya yang agak lumayan seperempat waras.

Sudah hampir 2 jam mereka mengelilingi Lotte World dengan mencoba satu per satu wahana-wahana di dalamnya. Mulai dari roller coster sampai mandi bola (?). Setelah merasa puas atau lebih tepatnya lapar, mereka memutuskan untuk mengisi perut di warung terdekat (?).

“Tao, lo nyadar ga saat kita selesai maen mandi bola tadi, gue diikutin terus sama anak kecil. Gue kira dia anak ilang.” Semprot Kyungsoo alias D.O alias Dio alias Morgan kepada ketiga temannya setelah mereka menyelesaikan makan.

“Dia bukan ngikutin lo! Dia tuh ngikutin gue. Tampang-tampang metal kek gue tuh idaman semua anak cowok normal. Yah, semacem banyak fans gitu!” Tao berbicara dengan lantangnya mengikuti gaya Bung Tomo saat meletusnya pertempuran 10 November di Surabaya. Tao juga sempet bawa toa untuk mendukung acara pidato dengan lantang pada si Morgan SEKSOH. Eh maap, maksud gue si D.O ganteng dari EKO K.

“Kampret lu pada! Itu bocah tuh liat jepitan ceweknya kalian injek tepat di depan matanya! Dasar, sok punya fans lo!” Sembrung Suho dengan gaya setan. /Demi apa, gue ga bisa bayangin Kangmas Suho berperilaku layaknya engkong lampir. Mukanya itu lho bang, cakep bak malaikat pencabut nyawa #ngajakribut. Pokoknya engkong Suho itu si malaikat pengendali air dari kutub selatan yang ganteng namun pendek -__-/

“Yaelah, kalian itu suka banget ribut ya! Tuh contoh si Sehun pintar yang tak bisa berenang. Ckckck~~~” Kyungsoo ketawa terbahak-bahak dengan tidak elitnya. Sedangkan yang dibicarakan mengalihkan pandangannya dari ketiga mahkluk paling random sejagat kpop. Ya, mereka adalah Geng Random Cemungutdh.

“Dibalik kelebihan itu pasti ada kelemahan anak-anak, kalian harus tahu itu.” Tutur si Tao dengan pakaian ala kadarnya, jeans selutut dan t-shirt ungu lengan naggung. Tao mencoba menduplikat Pak Haji Siwon, guru agama di Momo High School.

“Iya itu macem elo, tampang boleh heavy metal tapi hati…… heavy rotation masa? Bikin status galau aja noh tiap hari.” Suho mulai melancarkan jurus barunya. Jurus sengatan lidah berbisa laba-laba. “Dan lo harusnya menduplikat Pak Kangin yang notabene guru karate paling ngerock se-SMA Momo. Dan, hanya gue yang boleh menduplikat pesona dan sifat Bapak Haji Siwon. Gue kan ceritanya jadi Siwon versi EXO di real (di kehidupan nyata).” << Suho membatin sambil garuk-garuk pantat.

“Elo juga Ho! Tampangnya aja malaikat. Behhh kelakuannya kaga beda jauh sama setan. Dasar engkong lampir -__-.” Sungut Kyungsoo menyadarkan semua orang.

Akhirnya merekapun merenungi kelakuan mereka masing-masing yang berbanding terbalik dengan fisik yang mereka miliki. Akhirnya, ibu peri datang membawa sekilo biji padi untuk ditanam di rumah masing-masing. #SalahWoySalah #AlurYangTertukar #IbuPeriItuGue

Karena merasa pusing dengan obrolan teman-teman paling random sejagat kpop, Sehun memutuskan untuk berjalan-jalan ke luar Lotte World untuk mencari udara segar sambil mendinginkan suasana hatinya yang masih kacau.

***

‘Jongin-ssi, nanti sepulang sekolah aku tunggu kamu di ruang musik jam 4 sore.’

Jongin membaca pesan singkat dari Yisun. Ia mengembuskan nafas panjang, antara sebal, malas, dan prihatin. Jongin pikir dirinya sudah sangat capek tadi malam – setelah mengantarkan Yisun ke rumahnya, ia pergi bersama teman-temannya hingga larut malam. Lalu, hari ini ia baru saja selesai latihan karate. Capek capek, dia harus menemui Yisun dalam rangka pelaksanaan detensi dan perbaikan bahasa inggris.

‘To: Penyu Tidur

Ga usah khawatir, aku pasti datang.’

Sent.

Jongin mengirim pesan singkat tersebut pada Yisun. Ia merebahkan tubuhnya pada lantai tempat latihan.

“Siapa si ‘Penyu Tidur’? Dan sejak kapan lo pake bahasa aku-kamu?” Tanya Junhyung yang punya muka 11-11 sama si Rapael semes. Bentar, kok rasanya gue kayak semesbeles ya? Masa iya di fanfic chap ini gue bawa 2 personel semes? Ini kaga bener -___- apa kalo gitu ntar gue bawa anisa ceribel di next chapter untuk membawa pulang 2 tokoh utama cinta kecedot di hatimu yang cenut (?) itu yaaa? #GueCeritanyaCurhatBro!

“Bukan orang penting. Lo kaga usah kepo deh.” Jongin nyahutin pertanyaan si Junhyung dengan gayanya yang sewot.

“Oh. Jadi, itu cewek? Gebetan lo? Bagus deh kalo lo masih normal. Gue takut, selama idup lo yang udah mau berkepala 2, lo kaga bakal punya pacar. Gue takut kalo lo sebenernya kaga normal dan diem-diem suka sama gue.” Sindir Junhyung sambil geleng-geleng kepala.

“Pret!! Ngimpi aja elo seumur idup!”

“Tapi, tadi malem aku ga ada mimpi jongin beb. Kenapa tadi malam kamu tak datang dalam mimpiku? Tanpamu, aku hancur Jongin beb.” Ujar Junhyung mendramatisir keadaan seperti dalam sinetron-sinetron.

“Yassalam, ni anak kesambet setan apean lagi?” Jongin membatin dalam hati. Ia lalu mengambil tas dan memakai sepatunya. Jongin keluar dari ruang latihan sambil lari terbirit-birit kayak monyet dikejar bencong.

***

“Ihh, amit-amit tuh anak. Masa iya sahabat gue dari TK gilanya setengah mampus. Grrrr~” Jongin bergumam di koridor panjang SMA Momo. Ia menyampirkan tas ransel hitamnya di pundak dengan gaya bak preman yang di cool-coolin (?).

Jongin memutuskan untuk pergi ke ruang musik karena waktu sudah menunjukkan pukul 3.40. Ia ingin datang lebih awal dengan alasan tak mau terlambat dan mengecewakan guru kontrak detensinya, Penyu Tidur Yoon Yisun.

“Denger-denger Sehun bakal ngambil alih kekuasaan OSIS ya? Katanya OSIS ga cukup cakap mengemban tugasnya. Emang itu bener? Alay tuh anak.” Cewek berambut cepak ngedumel  pada salah seorang temannya. Mereka berjalan dari tangga sambil membawa setumpuk buku.

“Iya. Dia kan sejenis petinggi gitu di MPS (Majelis Permusyawaratan Sekolah). Kalo ga salah ketuanya. Kata temenku yang di MPS, Sehun bakal ngeluari aturan baru di sekolah. Selain buat ketertiban dan lain-lain, dia juga bakal buat aturan tentang pembelajaran di luar kelas. Mungkin kebanyakan orang ngenggep itu outdoor, tapi sebenernya itu kegiatan bakal nguras tenaga banget. Apalagi yang nyaranin si Sehun si anak jenius perfectio……” Tiba-tiba si cewek berkacamata ini berhenti berbicara segera setelah ia mendapati Kim Jongin berjalan mendekati mereka.

Jongin—bukannya menyapa atau sekedar menanggapi pembicaraan mereka, ia malah memotong jalan dengan santainya. Laksana pangeran, Jongin berjalan disertai dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambutnya. Kedua kaum hawa itu langsung membeku ditempat saat melihat Jongin berjalan di hadapan mereka. Si cepak mengangga lebar sedangkan si cewek berkacamata sibuk menatap gaya seorang Kim Jongin ketika berjalan.

“Oh may Got!! Ya Pilsook, demi apapun, Jongin kalo diliat dari deket kegantengannya bertambah berjuta kali lipat. Mimpi apa gue tadi malem bisa ngeliat bang Jongin jalan dengan gantengnya. Kyaaa~~~” Si cepak dengan alaynya curcol ketika Jongin sudah tak kelihatan batang punggungnya yang telah menembus menuruni tangga lantai 7. Sedangkan Pilsook, nama yeoja yang berkacamata sibuk update status bahwa ia telah melihat cara berjalan Kim Jongin yang super tampan luar binasah tersebut.

“Ya Namjoo-ya, gue ga nyangka bisa update status mengenai fakta bahwa cara berjalan Jongin melebihi model papan atas Andrew Choi, member boyband Super Handsome. Ini bener-bener ga bener. Mana mungkin Jongin bisa lebih bener jadi model padahal kelakuannya kaya preman pasar kaget. Gue musti ganti bias mulai dari sekarang!!! Gue musti jadi Kim Jongin biased. Eh bentaran, apa nama fandomnya Jongin?”

“Mana gue tau!! Yang penting gue udah liat betapa gantengnya Jongin ketika berjalan. Kyaaaa~~~~”

Akhirnya, kedua mahkluk alay tersebut sibuk ngedance Gangnam Style kemudian diikuti para pejuang tanah air. Ya, Kim Pilsook dan Kim Namjoo. Mahkluk Tukang Gosip Alay sejagat kpop.

Di lantai 4, namja yang sedang dibicirakan oleh kedua kaum hawa itu mengurungkan niatnya untuk menuju ke ruang musik secepat mungkin. Pikirannya kalut karena tak sengaja mendengar obrolan kedua yeoja tadi. Oh Sehun. Sudah lama ia tak berjumpa dengannya—sejak dua tahun yang lalu. Walaupun mereka satu sekolah, mereka tak pernah bertemu ataupun melihat punggung masing-masing.

Benar, Sehun sudah melaksanakan janjinya untuk tak menampakkan dirinya dihadapan Jongin. “Ya!! Jongin apa yang kau pikirkan bodoh? Sudah baik kau tak bertemu dengannya!” Ujarnya pada diri sendiri.

“Aku tau kamu memang bodoh Kim Jongin! Makanya aku suruh kamu belajar di ruang musik pukul 4 sore ini!!” Yisun tiba-tiba sudah berada di samping Jongin yang melamun di sudut koridor panjang SMA Momo.

“Eomeo! Sejak kapan lo disini?” Tanya Jongin dengan ekspresi kagetnya.

“Sejak kamu melamun. 5 menit yang lalu. Padahal aku sudah meneriaki namamu barang 5 kali.”

“Aish.. makanya kalo panggil-panggil orang itu pake volume paling tinggi, jangan cuma gumam-gumam ga jelas!”

“Ih.. kamu aja yang ga punya kuping. Telinga itu diciptakan buat mendengar!!”

“Iya iya.. Tuan Putri, ngerti aja deh!” Sahut Jongin kayak Omas di sinetron-sinetron tv Anak Tiriku yang tertukar (?).

“Udah-udah, ayo cepetan belajar!”

Mereka memasuki ruang musik yang sangat sepi. Jongin mengikuti langkah Yisun dari belakang sambil melihat-lihat isi dari ruangan besar yang tak pernah ia masuki satu kali pun, walaupun dia sudah mengenyam pendidikan di SMA Momo hampir tiga tahun, tapi ini adalah kali pertamanya memasuki ruangan yang didominasi warna cokelat kayu.

“Sepi banget.” Komentar Jongin setelah mereka menemukan tempat yang cocok untuk belajar.

“Sepi lebih baik. Jadi kamu bisa konsentrasi belajar.” Yisun membuka buku tebal bahasa inggrisnya, “Kamu buka halaman 310! Kamu kerjaiin soal-soal itu semuanya. Dan ini, aku buatin kamu catatan penting tentang materi yang lumayan sulit. Kalo ada yang bingung tanyain aja!” Lanjut Yisun dengan santainya.

Jongin bukannya menanggapi perintah Yisun dengan mengatakan ‘OK!’ atau ‘Baiklah’ namun dia malahan memberontak.

“Lama-lama gue bisa gila! Masa tiap kita belajar, lo selalu nyuruh gue kerjain soal. Harusnya guru yang baik itu nerangin dulu ke muridnya, baru deh dikasih soal.”

“Kamu kan sudah di terangin Hwang saem. Jadi untuk apa aku nerangin lagi ke kamu?”

“Ya… a-ak-aku kan……” Jongin tergagap. Ia seperti kehabisan kata-kata untuk membalas perkataan Yisun.

“Sudahlah, pokoknya kamu harus ngerjain semua soal ini dulu! Ga boleh ngebantah lagi!” Perintah Yisun sambil memberikan tatapan mengancamnya.

“Ah.. gue bosen kalo caranya kek gini terus! Rasanya gue mending di suruh Eunhyuk hyung lari dari Chunahn ke Goyangshi Neunggok.”

“Ya udah… kamu lari aja sana! Ga usah sekolah aja sekalian!”

“Okey! Fine lah kalo gitu. Gue juga ga mau kalo lo yang ngajarin gue!”

“Baiklah. Aku juga ga mau ngajarin kamu kalo bukan karena detensi Hwang saem. Tapi inget, kamis depan kamu harus ngerjain soal dari Hwang saem tanpa salah satu apapun. Kalo pun kamu buat kesalahan, lakukan seminimal mungkin.”

“Sudi!! Gue ga bakal datengin Hwang saem kamis depan. Lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Gue kena detensi, berarti lo juga kena detensi!!!!”

BRAKKKK

Jongin menutup pintu dengan kasar. Setelah ia menuntaskan ucapannya pada Yisun. Ia meninggalkan Yisun yang mematung tak percaya pada kelakuan seorang Kim Jongin. “Egois. Mana mungkin lelaki seperti dia punya banyak penggemar. Yang ada para penggemarnya itu semua buta!” Sungut Yisun kesal.

Ok fine! Mungkin Yisun sudah terbebas dari bebannya untuk mengajari Jongin pelajaran bahasa inggris. Namun, bagaimana ia menghadapi Hwang saem? Pasti dirinya dianggap tidak becus dalam mengajari seseorang. Atau bahkan ia akan mendapat detensi lebih buruk setelah Jongin tak menemui Hwang saem.

Sedangkan Jongin sudah sampai di tempat parkir. Ia berjalan sambil setengah berlari. Perasaannya kalut saat ini, lebih kalut ketika ia mendengar kedua yeoja yang menggosipkan Sehun. Jongin mengatur napasnya yang tak teratur. Ia pikir sikapnya kali ini sangat keterlaluan pada Yisun. Sesaat Jongin melihat gedung besar SMA Momo di lantai 4 dari bawah.

Ia merutuki dirinya yang tak dapat mengontrol emosi dihadapan lelaki itu….. Lelaki yang telah membuat hidupnya hancur dua tahun yang lalu.

TBC

 

Wakakak.. FF gue macem kampret ya? /mengakui/

Mianhamnida buat segala kekurangan di chapter ini. Mian juga kalo di chapter ini kalian bingung dan ga dapet feel /bungkuk imut/

With Love, Bublebit (@Novita_Milla) n_n



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles