Main Cast :
- EXO’s Kim Joon Myeon (Suho)
- Hello Venus’ Kwon Nara (Nara)
Other cast : Sehun & Luhan
Author : _Autumn59 è nisautari94.wordpress.com
Length : Ficlet & (Songfic, “Yoseob & Gayoon – If You Want Lover”)
Genre : Alternate Universe, Songfic, Fluff & Romance
Note : Terinspirasi dari lagu & lirik If You want a Lover. Dalam tahap belajar mengurangi typo & maaf jika alurnya terlalu cepat.
———————————————————————————————————————
-Author POV-
Musim dingin akan segera berakhir, bunga bunga mulai bermekaran. Menandakan musim semi akan segera datang. Gadis itu, Nara, berlari ke arah Suho. Duduk di bangku putih, menyandarkan kepalanya di sandaran bangku. Membuat pria di sebelahnya menolehkan kepala, tersenyum.
“Joon Myeon-aa, kau tahu. Aku tiba tiba berpikiran soal, uhm.. pacar”, Gadis itu menoleh ke arah suho, membuat mata mereka saling bertatapan untuk sepersekian detik.
Nara melambaikan tangannya di depan wajah Suho, mengerutkan dahinya, “Hey..”
“Ah, ya?”, Suho tersadar. Membuat gadis di depannya menyunggingkan senyum tipis.
“If I’ve a boyfriend, There’s so many things I’ve wanted to do and I’ve aways dreamed”, Nara menatap lurus ke depan, memandang dua anak kecil yang sedang bermain pasir. Sesaat kemudian, angin lalu berhembus, menggoyangkan beberapa helay rambutnya yang tergerai.
Suho menggerakkan tangannya, menyibakkan kembali ke belakang telinga milik si gadis. Romantis? Well, itu yang selalu mereka lakukan. Terlalu romantis untuk sepasang, kau tahu,sahabat. Atau, orang bahkan berpikir mereka itu menganut paham, HTS. Hubungan tanpa status. Tak terikat.
“Ok, tell me”, Suho tersenyum, ingin tahu kelanjutan kalimat kalimat lawan bicaranya.
“The first one. on the street, kissing”, setelah mengucapkan kata terakhir, Nara menundukkan wajahnya. Walau begitu, Suho masih tetap bisa melihat semburat merah di pipisahabatnya itu.
“lol. Kau yakin, di saat kencan pertama sudah ingin melakukannya?”, Suho terkekeh. Membuat Nara memasang wajah tak sukanya. “Yaa! Joon Myeon-aa. bukan begitu maksudku”
“Ok ok, aku hanya bercanda nona Kwon. Silahkan lanjutkan”
Nara menghembuskan nafasnya. Bersiap memulai, mengutarakan isi pikirannya.
“The second one. Is a train to ChoonChun at dawn”, Nara menampilkan gigi putihnya, menatap Suho yang menyiratkan untuk melanjutkan kata katanya.
“The third one, going on a picnic. And the fourth one, getting a ride on him back”, Nara menghentikan kata katanya, karena Suho tengah menatapnya lembut.
“Wae?”, Nara menatap Suho bingung. Burung burung yang terbang di atas mereka juga seakan melambatkan kecepatan terbang mereka. Seakan ingin tahu, apa yang ingin di katakan Suho.
“Hal kedua, ketiga dan keempat. Kita sudah melakukannya Nara-ya”, Seulas senyum muncul di wajah Suho. Membuat Nara sedikit berpikir, mengingat. “Tapi ini berbeda. Kita melakukannya atas dasar persahabatan. Kalau yang kupikirkan, atas dasar cinta. Garis bawahi, CINTA”, sanggah Nara sambil menekankan kata terakhir.
“Ok. Silahkan lanjutkan”, Dengan segera, Suho kembali menyandarkan punggungnya. Agak kesal dengan pernyataan Nara soal kata, persahabatan.
“And the fifth. Couple rings as usual” ,Nara menengadahkan kepalanya, menatap langit biru. Sedangkan Suho, menatap ke bawah, mencari sesuatu. Setelah tatapannya tertuju pada setangai bunga rumput di dekatnya. Dengan cepat dia mengambilnya. Menyimpannya di sebelah kiri badannya.
“You know what? It would be really sweet”, lanjut Nara.
Suho membuka mulutnya,”Hanya itu?” tanyanya. “Ergh, well. Sementara ini hanya itu”
“Sekarang, giliranku”, lanjut Suho. Mendengar hal itu, Nara memiringkan duduknya. Sedikit berhadapan dengan Suho. Terlihat sekali, dia sangat tertarik dengan apa yang akan di ucapkan sahabatnya ini.
“There are so many I’ve also wanted to do and I’ve always been jealous”, “What’s that?” Nara mulai tidak sabar. “Midnight movies, also amusement park, surprise event too, it would be really lovable”
“Hanya tiga? Katamu banyak”, Nara menatap Suho seakan mengatakan –kau pembohong-. “Aku malas menyebutkannya, ahaha” sanggah Suho sambil terkekeh.
“Ck..”, Nara mendengus kesal. Melipat tangannya di dada, membuat Suho semakin terkekeh.
Sadar akan sesuatu, Suho tersenyum tipis. Memalingkan duduknya semakin menghadap Nara. Tangannya menangkup kedua pipi gadis itu, menatapnya dalam. Mata gadis itu mengisyaratkan –mau apa kau?- . Dengan gaya santainya, tangan kanan Suho kembali menyibakkan rambut Nara.
“Look at me, listen to me, remember. Just listen, ok”, pria itu berkata serius. Membuat Nara seakan harus mengangguk.
Suho mengambil nafas panjang sebelum membuka mulutnya,”Why does my heart goes thum thump just thinking about you? Every little thing every day I’m going try it with you. I’m glad that you’re here ‘cause every day is enjoyable. Now that we’re together. You, my dear, baby boo. Dou you remember? The birthday when I was alone, The boring weekends, Now I can’t wait until the tagged days. I Like it ‘cause it’s the two of us, I like it ‘cause we’re together. No matter where you are, or whatever we’re doing. I’ve wanted to do the best things among the rest”
Nara diam, mencoba mencerna setiap kalimat yag dilontarkan pria yang sedang di tatapnya kini. Suho, kembali mengambil nafas panjang. “I LOVE YOU”
Mendengar itu, tenggorokan Nara serasa tercekat. Kaget, tentu saja.
“Nara-ya. Would you be mine?”, Suho memperdalam tatapannya. Seakan waktu terhenti, Nara lalu kembali tersadar setelah beberapa detik. Dan tanpa pikir panjang, mengagguk. Membuat wajah Suho sangat bersemangat. Dirinya langsung memeluk gadis yang sekarang telah resmi menjadi miliknya.
“I Love you too. Thanks so much for coming to me, you being next me. My only love, baby boo”,
Nara membalas pelukan Suho. Semburat merah muncul di pipinya. Awan yang tadinya berwarna biru seakan berubah menjadi ke merah muda-an, burung burung seakan menari mengelilingi mareka,wangi bunga semerbak menambah suasana tak terlupakan mereka ini, menjadi semakin indah dan nyaman.
Suho melepaskan pelukannya, mengambil sesuatu di sebelahnya, bunga rumput. “Eh?” Nara nampak kebingungan. Dengan cepat, Suho mebuat simpu di jari manisgadisny itu. Sebuah cincin, romantis.
“Your wish..”, ucap Suho akhirnya. Nara tercengang, tak menyangka mimpinya yang baru saja di utarakannya, dalam sebentar saja langsung terkabul. Refleks, Nara langsung memeluk Suho lagi. Pria itu lalu mengelus rambut Nara yang tergerai di punggung.
“Gomawo, jeongmal gomawo”, ungkap Nara tulus.
Hari milai senja, langit sudah mulai berwrna ke jingga-jingga an. Membuat Suho dengan terpaksa harus mengakhiri pelukannya.
“Sudah sore. Kita pulang, ok?”, pria itu menggenggam tangan gadisnya. Mereka berdiri bersamaan, melangkahkan kaki seirama. Menghirup udara yang kini terasa lebih segar dari sebelumnya. Mengingat, hubungan tak terikat mereka, sudah berakhir. Memulai yang baru.
“Tunggu”, Suho menghentikan langkahnya. Membuat Nara menatapnya, berhenti melangkah. Tak sampai sedetik, Suho mendekatkan wajahnya. Nara bisa merasakan deru nafas kekasihnya itu. Dengan jantung yang terus berdenyut cepat, gadis itu menutup matanya.
Sedikit lagi, bibir kedua insane manusia itu akan bertaut. Semakin mengikat mereka.
Namun, sesuatu, atau mungkin sebuah tangan kecil menarik narik ujung baju Nara. Membuat gadis itu membuka matanya. Tangannya menahan dada Suho, mengisyaratkan untuk berhenti.
Suho mentapnya bingung sekaligus kecewa, seakan bertanya, kenapa?
“Noona, jangan injak thekop thehun”, dengan tampang polos, anak laki laki itu memohon. Nara mengangkat kakinya, berjongok mengambil sekop milik anak itu. “Maafkan noona ya. Noona tidak melihat”, Nara mengacak rambut Sehun lembut. Suho yang melihat itu hanya tersenyum.
Tiba tiba, datang seorang anak lelaki lagi. Dia langsung membungkuk hormat,”Mianhe noona, hyung. Luhan dan Sehun yang salah. Tadi kami menjatuhkannya”. Dengan bahasa Korea yang tak begitu lancer anak laki laki itu mencoba menjelaskan.
“Gwenchana”, jawab Nara lembut.
“Ergh, noona. Thehun thama Luhan hyung pergi dulu ya. Badan Thehun udah gatal. Kemasukan pathir”, Sehun membungkuk.
“Annyeong noona, hyung..” Luhan ikut membungkuk.
Kedua anak tadi lalu berjalan pergi. Meninggalkan Suho dan Nara.
“Sampai dimana kita tadi?”, Tanya Suho, pura pura tak ingat.
“Ergh…..aku tak ingat”, Jawab Nara, lalu dengan cepat dia berlari meninggalkan Suho.
Mata Suho langsung membelalak, “Ya! Bukankah itu permintaanmu?” teriak Suho.
Namun yang di teriaki hanya berpaling sebentar, terus berlari. Sadar sudah tertinggal jauh, Suho mulai mengejar Nara.
Awan semakin jingga di sore itu, menjadi saksi bisu kisah awa mereka –Nara dan Suho-
-THE END-
Finally, dalam 3 Jam. Akhirnya ff ini selesai \m/
Fluff ertama. Aaa, udah kerasa belum fluff nya?
Btw, itu yg English lyric nya. Tapi ada beberapa yang ditambah..
OK, thanks udh baca ^^ jan lupa RCL nya ya..
Nisa utari / Autumn / Park Hye Na *bow*
