Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Derpy Detective

$
0
0

Derpy Detective

cats

Author             : Isshikisaika  a.k.a  happyeol

Title                 : Derpy Detective

Main Cast        : EXO-K Park Chanyeol, Choi Haneul (OC)

Genre              : Romance, school life

Length             : Oneshot

Note                :  ~ …anyeong…~

                                    Ini ff  ke tiga sayaa (n_n) yuhuuu. Baiklah, castnya kembali ke ultimate bias saya , *lirik chanyeol. Well, please enjoy.. gamsahamnida , We Are One ! Exo Saranghaja *bow*

 

~~~~~~~~~~~~~~~o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=~~~~~~~~~~~~~~~

 

“ Ya, Park Chanyeol! Apa kau sekarang berubah jadi penguntit?” aku akhirnya jengah dengan kelakuannya tiga hari terakhir, setiap pulang sekolah dia selalu mengikutiku pergi ke tempat favoritku yang berada tidak jauh dari sekolah. Aku sendiri heran, bagaimana dia menemukan tempat ini padahal aku sudah berusaha menjaga tempat ini sebagai tempat rahasia yang hanya aku yang tahu.

“ani,, siapa yang menguntitmu, aku juga ingin menikmati pemandangan indah di tempat itu.” Jawabnya dengan santai sambil msensejajarkan langkahnya denganku, dia sibuk mengutak-atik handphonenya lalu memasang headset dan tenggelam dalam lagu-lagu yang dia putar beberapa saat kemudian. Aku hanya mentapnya dengan sebal. Bagaimana bisa dia punya pikiran yang sama denganku terhadap tempat ini? Aish. Park Chanyeol kau memang tak terduga.

Tempat ini benar-benar indah, halaman belakang rumah bergaya eropa klasik yang sepertinya sudah tidak ditinggali itu menyuguhkan pemandangan sebuah telaga kecil yang tenang dengan memantulkan warna langit di atas sana, apalagi di musim semi seprti sekarang ini, berbagai jenis daffodil dan dandelion yang berada disekelilingnya akan ikut mekar dengan indahnya, dan satu lagi yang membuatku betah berlama-lama disini adalah pohon ek yang cukup teduh yang sering aku tempati untuk berteduh, mampir ditempat ini menjadi kebiasaan baruku sejak satu bulan lalu. Namun kali ini sepertinya ada ‘pendatang baru’ yang juga sepertinya akan melakukan hal yang sama denganku . Aku menghela napas begitu sampai di bawah pohon itu, aku segera duduk dan mengeluarkan note kecil dari tasku. Biasanya aku akan menulis beberapa puisi atau sajak lagu jika aku sedang terinspirasi ditempat ini, baru dua baris aku menulis,orang itu, o, baiklah, Park Chanyeol itu malah menganggu konsentrasiku dengan bernyanyi keras-keras dan melakukan hentakan yang membuat dahan pohon ek diatasku berguncang.

“ ya! Kau mau pohon ini rubuh? Bisakah kau duduk diam disana dan tidak merusak konsentrasiku?” aku memprotes sambil mendongakkan kepala ke arahnya, karena dia tahu aku akan mengusirnya jika duduk bersebelahan denganku, maka ide yang muncul dari kepalanya adalah naik ke atas pohon agar tetap bisa menikmati tempat ini. Aargh, dia memang selalu bisa membuatku kehabisan cara menyingkirkannya.

“oh, apa kau terganggu? Baiklah, aku akan sedikit memelankan suaraku yang bagus ini.” Katanya sambil terkekeh, huh, orang itu selain aneh percaya dirinya berlebihan sekali, aku mendecak kesal.

Beberapa saat kemudian dia benar-benar memelankan suaranya , aku bisa bernapas lega, sayangnya itu hanya berlangsung dua menit dan menit ke tiga dia kembali seperti semula, malah sekarang semakin parah, dia berteriak-teriak sambil melakukan rap, astagaa -__- aku mendengus frustasi. Baiklah, Park Chanyeol! Kau akan tahu akibatnya kalau berani mengusikku seperti ini. Aku merasakan ada tanduk tumbuh di samping kiri kanan kepalaku.

“ ya! Kau sudah kuperingatkan tadi, kenapa kau ribut sekali hah? Ya! Ddo! Jintja aissh.” Aku memukul dahan pohon itu dan membuat dia menoleh kearahku.

“ Choi Haneul, aku sudah berusaha memelankan suaraku, telingamu saja yang terlalu sensitif” ujarnya cuek sambil tetap menghentakkan tangannya menikmati beat lagu.

Aku menggeram kesal, sampai kapanpun dia tetap akan menjadi pengganggu jika dibiarkan menduduki tempat ini. Aku mengambil ranting disekitarku lalu dengan brutal mulai melemparkannya kearah Chanyeol.

“turun sekarang juga, kau pikir kau bisa berbuat seenaknya seperti ini? Kau tiba-tiba saja muncul emtah dari mana lalu bertengger disitu dan sekarang kau seperti orang kurang waras berteriak-teriak disitu. Park Chanyeol, kubilang turun sekarang jugaaaa!!!” aku terengah-engah begitu mengakhiri kalimatku. Chanyeol yang kaget melihatku yang tiba-tiba menyerangnya berusaha menangkis ranting-ranting itu.

 “ haaaaa, haneul awas kau! Ne, ne. Baiklah aku turun sekarang.” Dia menggerutu lalu bergerak turun karena tidak siap dia malah melepaskan kedua tangannya dan oleng.

“gyaaaaa” aku menjerit karena dia tiba-tiba jatuh dan sepertinya akan menimpaku, andwaee! dia pasti berat sekali aku bisa mati kalau begitu. Dalam hitungan detik dia menubrukku lalu membuat pijakanku oleng dan karena tempat pijakanku landai aku terjatuh bersamanya dan berguling kebawah nyaris tercebur ke telaga. Aku meringis pelan lalu mencoba melihat apa yang terjadi karena dari tadi aku menutup mata.

Dan pemandangan yang pertama kali tertangkap olehku adalah sepasang mata yang sedang menatapku dengan lebar dan pemilik mata itu tepat berada dibawahku, aku bisa merasakan napasnya yang memburu dan tangannya yang memegang bahuku, lalu mata itu, ternyata aku tidak pernah benar-benar menatap matanya karena aku cukup terkejut begitu sadar dia memiliki manik mata yang mengagumkan dan sanggup menarikku seolah bisa memasuki dunianya.

“sampai kapan kau mau mengagumi wajahku Choi Haneul?” tiba-tiba dia bersuara dan itu membuatku terseret kembali ke alam sadar, aku mengerjapkan mata beberapa kali lalu langsung bangun dan bermaksud berdiri namun kemudian aku hampir jatuh karena kepalaku terasa pusing dengan cepat tangan Chanyeol menahan tubuhku.

“gwaenchana?” dia bertanya memastikan keadaanku karena aku terlihat linglung, aku mengangguk pelan.

“mian,, aku terlalu terkejut dengan tindakanmu tadi dan kurang berhati-hati ketika turun.” Dia menuntunku berjalan, jujur saja aku merasa sangat pusing, kepalaku seperti berputar-putar dan sakit sekali.

“ Park Chanyeol, aku tidak tahu mau bilang apalagi tapi kau benar-benar aneh.” Kataku begitu kami duduk di bawah pohon itu.

“ hahaha, mau bagaimana lagi, aku memang seperti ini Haneul.” Dia tertawa renyah lalu menoleh kearahku saat itu yang terlihat adalah ekspresi senyumnya dengan manik matanya yang well, aku harus mengakui itu indah, aku tersenyum samar menatapnya. Aku tidak benar-benar mengenal orang ini, kami teman sekelas, dia murid pindahan beberapa semester lalu dan dia sangat usil dikelas, satu-satunya murid yang berani memprotesnya mungkin hanya aku karena murid gadis-gadis lain lebih memlih menjadi penggemarnya, dan aku tahu alasannya sekarang. Dia cukup tampan dan ramah.

“sebenarnya aku kesini untuk tujuan lain, aku tidak berniat mengusikmu, karena kau sudah cukup menyeramkan walau aku tidak mengganggumu.” Ujarnya.

“mworago? Menyeramkan?? Ya! “ aku melebarkan mata dan bermaksud memprotesnya lagi tapi kemudian dia tiba-tiba berdiri.

“kajja, kita pulang.” Ujarnya lalu mengambil ranselnya sambil menoleh kearahku yang masih diam.

“berhubung rumah kita searah, tidak ada salahnya pulang sama-sama kan?” dia berkata lagi lalu menarik lenganku, aku mengambil tasku lalu pasrah mengikutinya. well, kali ini aku berterima kasih karena dia berniat mengantarku, aku tahu dia merasa bersalah karena kejadian tadi makanya dia melakukan ini. Aku tahu, Park Chanyeol, aku bisa melihat ekspresi itu ketika melihat matanya. Well, sejak kapan aku bisa membaca pikirannya hanya dengan menatapnya seperti itu? Aiish, pikiranku  mulai kacau sepertinya.

~~~0Ooo0ooO0~~~

Hari ini aku pergi ke tempat itu lagi. Aku melangkah riang sepanjang jalan menuju tempat itu, hari ini cuaca sangat cerah dengan angin musim semi yang sejuk. Aku menghirup udara dalam-dalam berusaha menyegarkan pikiranku yang berkecamuk akhir-akhir ini. Ini sudah seminggu sejak kejadian jatuh dari pohon itu. Semenjak hari itu dia tidak pernah mengikutiku lagi, bahkan dia hampir setiap hari selalu buru-buru meninggalkan kelas begitu bel pulang berdering. Bukannya aku tidak senang karena penguntit aneh itu akhirnya tidak menggangguku lagi, hanya saja, melihat dia yang kadang kurang memperhatikan pelajaran dikelas, tugas-tugasnya yang sering terlambat dikerjakan membuat aku mau tidak mau berpikir pasti dia sedang mempunyai masalah. Ah aku pasti sudah gila karena memperhatikannya begitu detail. Park Chanyeol, orang itu membuatku penasaran sampai aku berusaha menghubunginya kemarin tapi yang terdengar hanya nada sibuk ketika aku menelponnya.

Aku memasuki taman belakang rumah tua itu, suasananya sejuk dan menenangkan seperti biasa. Aku berjalan menuju pohon ek yang rindang itu lalu duduk di atas akar kokohnya yang mencuat keluar. Aku memutuskan mencatat ulang dan memperbaiki catatan pelajaran hari ini, hari ini aku sedang mood untuk belajar. Beberapa menit berlalu dan aku masih menekuri buku geografiku, dan menit selanjutnya aku mendengar suara decitan mobil yang memekak telinga berhenti dan suara langkah kaki yang sepertinya menuju tempat ini. Aku menutup buku sejenak lalu menoleh pada sumber suara dan saat itulah aku tahu bahwa sepertinya aku harus beranjak dari tempat ini.

Empat orang pria dengan tubuh kekar dalam balutan coat hitam berjalan tergesa-gesa ke arah telaga yang tidak jauh dari tempat aku duduk. Aku membenahi buku-buku lalu menjejalkannya ditas, aku berdiri lalu berjalan meninggalkan pohon itu. Ketika baru berjalan dua meter aku merasakan seseorang mencengkeram lenganku dan membuatku terlonjak kaget.

“ hei, kau tadi sedang apa disitu nona manis?” tanya pria dengan topi hitam itu sambil menyeringai. Aku bergidik ngeri.

“ aku sedang beristirahat disitu, aku tidak punya maksud apa-apa jadi lepaskan aku.” Aku berusaha menyingkirkan tangannya tapi sepertinya tidak berhasil. Orang ini terlihat sangat dingin dan menyeramkan.

“kau sudah melihat kelompok kami nona, kau tidak bisa pergi begitu saja.” Ujar orang itu sambil menyeretku ke kerumunan kelompoknya, oh Tuhan sekarang sepertinya aku sedang terancam. Aku menghela napas dalam-dalam, aku tidak akan memperlihatkan kekhawatiran sedikitpun didepan mereka. Orang-orang ini sepertinya bukan orang-orang waras dan baik.

“ apa yang kalian inginkan dariku? Aku tidak punya kepentingan apapun disini jadi biarkan aku pergi.” Aku memberontak, orang itu mengunci kedua tanganku dan memperlakukanku seperti tawanan.

“kau lucu juga, kau tahu kami sedang bertransaksi disini, dan kau mengetahuinya jadi jika transaksi ini bocor ke pihak luas, yang harus membayar semuanya adalah kau nona manis, dan sebelum itu terjadi akan sangat baik kalau kau dimusnahkan lebih dulu.” Pria dengan bekas luka di dahinya berkata sambil merogoh pisau dari dalam kantongnya. Aku memekik pelan. Astaga, jadi aku mau dibunuh? Dasar orang gila.

“ hah, aku tidak mau, lepaskan aku sekarang. Kumohon.” Aku memberontak dapat kurasakan bilah pisau itu mulai menempel dileherku. Oh tidak. Aku memejamkan mata, baiklah, aku tidak pernah berpikir kalau hidupku akan berakhir tragis dengan cara seperti ini.

“ hei kalian. Lepaskan dia!” tiba-tiba teriakan dari belakangku itu membuat pegangan dilenganku mengendur, aku memanfaatkan ini untuk melepaskan diri. Ketika aku berbalik, yang kulihat adalah sosok Chanyeol yang menarikku lalu mendekapku erat. Aku bergetar hebat.

“ wah, jadi rupanya kau sekarang menjadi malaikat penolong ya? Tuan Park ? benarkah ini kau?” salah seorang dari mereka memandang kami dengan tatapan seolah sangat ingin melenyapkan kami.

“ bukan urusanmu. Biarkan dia pergi, dia tidak akan membocorkan ini.” Ujar Chanyeol dingin, baru kali ini aku melihat dia berkata sedingin itu pada orang lain.

“hahaha.. siapa yang akan mempercayai perkataan dari pengkhianat sepertimu hah?” bentak orang itu lalu bermaksud menyerang. Chanyeol mendorongku menjauh lalu menangkis serangan dengan lihai, dan selanjutnya yang terjadi adalah pertengkaran empat lawan satu yang berlangsung didepan mataku. Aku melihat Chanyeol seperti kewalahan, tentu saja ini buruk! Dia pasti akan kalah kalau seperti ini, aku memutuskan menelpon polisi. Chanyeol berkelahi habis-habisan, sudah beberapa lebam yang dia dapatkan diwajahnya, dia tetap berusaha melawan. Hingga akhirnya salah satu pria yang ditinjunya jatuh tercebur ke telaga itu, dan ketiga temannya berusaha menolongnya keluar dari telaga itu. Chanyeol berlari secepatnya kearahku lalu menarik lenganku dan menuntunku berlari memasuki rumah tua itu yang ternyata pintunya tidak terkunci. Kami berdiri dibelakang pintu itu sambil terengah-engah. Chanyeol mengambil palang pintu dan menutupnya agar pintu itu terkunci. Dia kembali menarik lenganku lalu menuntunku menaiki tangga rumah itu. Aku baru pertama kali masuk disini dan ternyata rumah ini benar-benar sangat besar.  Kami sampai dilantai tiga dan bersembunyi dibalik balkon depan.

Kami sama-sama mengatur napas, selama  beberapa saat tidak ada yang berbicara diantara kami, padahal kepalaku sudah disesaki dengan berbagai pertanyaan. Beberapa menit kemudian aku menoleh kearahnya dan mendapati wajahnya penuh luka-luka dan lebam , disudut bibirnya mengalir darah segar.

“ Chanyeol, kau terluka. Biar aku obati.” Kataku lalu mengambil kotak obat yang selalu tersimpan rapi didalam tasku karena aku seksi kesehatan dikelas.

“ ani, tidak perlu. aku baik-baik saja, Haneul-ah. “ katanya sambil berusaha menatapku, bagaimana aku bisa percaya sedangkan yang terlihat malah sebaliknya, dia tidak sedang baik-baik saja. Dan aku khawatir setengah mati, orang ini terluka karena menyelamatkanku.

“ ya Park Chanyeol! Kau nyaris mati begini dan masih mau bilang baik-baik saja, tsh, dasar sok jagoan.” Kataku yang hanya direspon dengan kekehan pelan olehnya. Aku meneruskan kegiatanku membuka kotak obat dan mengompres lukanya lalu meletakkan plester di beberapa bagian wajahnya. Aku bermaksud menempelkan plester terakhir di dahinya dan tanpa diduga dia tiba-tiba menahan tanganku lalu berkata pelan

“ apa kau khawatir? Tenang saja, setelah ini kau aman, aku sudah menghubungi inspektur untuk menyuruh orang mengantarmu pulang, lagi pula bukankah tadi kau sudah menelpon polisi? Jadi mereka akan segera ditangkap”  ujarnya pelan sambil menatapku.

“ oh, terima kasih. Tapi biarkan aku menyelesaikan ini”  ujarku sambil memegang plester.

“Choi Haneul, apa kau mencemaskan aku? Kau takut aku mati dan kau tidak sanggup melihatnya. Benar kan? “ kali ini wajah jahilnya dengan senyum aneh itu datang lagi, aku serta merta menjitak kepalanya dan dia mengaduh.

“ya! Itu sakit sekali tau. Aaargh,” ujarnya sambil meringis pelan, aku yang segera sadar memukuli bagian lebamnya langsung meniupnya dengan panik. Detik berikutnya dia malah terkekeh pelan.

“kau kenapa?” tanyaku sambil membenahi kotak obat. Lukanya sudah selesai diobati.

“ tidak, hanya sedang berpikir untuk mencarikan kau tempat bersembunyi baru. Sepertinya kau tidak akan mengunjungi tempat ini lagi.” Ujarnya sambil menatapku.

“ck, aku tetap ingin kesini nanti, tapi tidak untuk beberapa minggu ini. Dan aku kesini bukan untuk bersembunyi seperti yang kau katakan tadi.” Aku berkata dengan ketus. Chanyeol hanya mengangguk pelan.

“ selama beberapa hari ini aku tidak kesini, kau pasti penasaran kemana aku pergi, iya kan?” tanyanya dengan nada percaya diri setinggi langit.

“ chanyeol, kau tahu, orang dengan kadar percaya diri sepertimu sangat menjengkelkan.  Aku tidak pernah ingin tahu kau kemana dari kemarin-kemarin justru aku bersyukur kau sudah tidak menguntitku lagi” ujarku dengan ketus yang tentu saja itu bohong, ya, yang sebenarnya aku penasaran, tapi melihat tingkahnya yang berlebihan seperti itu sangat tidak mungkin aku akan mengakui hal itu terus terang padanya.

“benarkah? Wah ternyata yang merasakannya hanya aku saja. Kenapa aku merasa seseorang sedang berusaha menghubungi nomorku berkali-kali ketika aku sedang bertugas, dan dia kata pelayanku ..” dia merapatkan wajahnya padaku , aku menahan napas sejenak.

“ adalah nona Choi Haneul “ dia menatap lurus ke arahku aku mengerjap beberapa kali, lalu memalingkan wajah. Mati kau Haneul.

“ hahahahaha.. jadi benar kan? Kau penasaran denganku? Ayolah, akui saja itu Haneul. Cepat atau lambat kau akan menjadi penggemarku. Haha” ujarnya bangga sambil tertawa.

“ ya! Aku hanya ingin tahu kau kemana saja karena kim-Seongsangnim menanyakmnu dan menyuruhmu mengumpulkan tugas, dan sampai kapanpun aku tidak pernah mau menjadi penggemar orang sinting sepertimu.” Ujarku sambil mendelik padanya.

Dia tetap terkekeh pelan lalu menolehkan wajahnya padaku. Astaga, apa dia tahu jantungku bekerja diatas normal sekarang, aku dapat merasakan dia memompa secara berlebihan dari yang seharusnya.

“ kau pasti bingung tentang kejadian ini. Kau ingin aku menjelaskan bagian yang mana?” tanyanya lalu kembali menyandarkan punggungnya kembali ke dinding balkon.

“ tentu saja aku bingung, dari awal mereka terlihat mencurigakan, bisa kau jelaskan sebenarnya mereka siapa? dan mengapa mereka mengatakan kau adalah pengkhianat?” aku berusaha mengurutkan pertanyaan yang sejak tadi berjejalan dalam kepalaku.

“ dulu aku ditugaskan untuk menyelediki kelompok itu, maka dari itu aku menyamar menjadi anggota kelompok itu, dua tahun lalu aku keluar dari kelompok mereka ketika itu aku melanjutkan studi di Paris.” Tuturnya sambil memandang lurus kedepan.

“tunggu, dari tadi ada yang tidak kumengerti disini, kau tadi mengatakan inspektur,penyelidikan dan hal-hal apalagi tadi yang sepertinya … aah? Jangan-jangan kau?” aku tiba-tiba merasa kejanggalan itu menemukan jawabannya.

“ ya, aku detektif. Tapi bisakah kau merahasiakan ini? Aku mempercayaimu.” Ujarnya lalu menoleh kearahku sekilas. Apa? Detektif? Jadi itu berarti yang dia lakukan sekarang adalah penyamaran?

“ baiklah Chanyeol, tentu aku akan merahasiakan ini. Jadi berarti kau sebenarnya bukan pelajar SMA biasa yang menjadi ketua klub basket dan banyak penggemar, dan mereka tidak tahu ini sama sekali? “ aku berusaha menarik kesimpulan dari semua pengakuannya hari ini. Dia mengangguk acuh.

“ aigoo, berarti kau jelas lebih tua dariku , dan itu artinya aku harus memanggilmu Chanyeol-“ belum sempat aku meneruskan dia langsung menyerocos.

“ oppa. Kau seharusnya bisa lebih ramah dan baik padaku. Jadi mulai sekarang kau harus membiasakan diri. Arra?” dia berkata dengan berlagak seperti benar-benar seorang sunbae. Aiisshh. Ckck aku mendecak kesal.

“ ya! Andwe, aku akuan memanggilmu Chanyeol-ssi kalau begitu.” Ujarku.

“ heh? Apa-apan itu, aiish, kau benar-benar susah diatur. Ckck” ujarnya lalu tersenyum sekilas.

Setelah itu suasana kembali sunyi dan aku merasa kali ini ada aura canggung diantara kami.

“ aku akan pergi lagi untuk dua minggu kedepan, aku akan menyelesaikan laporan untuk kasus ini. “ katanya beberapa saat kemudian memecah keheningan yang tercipta beberapa saat lalu.

“ oh, lalu tugas mu?” aku menoleh sekilas padanya, bukan, bukan itu sebenarnya yang ingin kutanyakan.

“ aku sudah mempersiapkan tugas-tugas itu, kuharap kau mau membantuku dengan mengumpulkannya bersama dengan tugasmu ketika seongsangnim menyuruh untuk mengumpulkannya.” Jawabnya. Aku mengangguk.

“ setelah ini kau akan menyamar jadi apa lagi? Tuan detektif?” tanyaku sambil tersenyum sekilas kearahnya.

“hmm, entahlah, aku masih betah dengan sekolah itu, apalagi masih ada kasus yang perlu aku selidiki. Penyelidikan ini sepertinya akan cukup lama dan sulit.” Ujarnya pelan

“kasus ? penyelidikan? Jadi bisa kau ceritakan padaku penyelidikan apa yang ingin kau lakukan kali ini?” tanyaku penasaran.

“ kau benar-benar ingin tahu?” tanyanya lalu mengalihkan pandangannya padaku. Aku mengangguk cepat. Tiba-tiba dia mendekatkan kepalanya kearahku lalu menatapku dengan senyum anehnya. Aku merasakan jarak kami semakin dekat, terpaan napasnya tepat mengenai wajahku. Aku akan segera kehabisan napas jika dia tidak segera mengehntikan ini.

“jadi, kasus yang akan aku selidiki selanjutnya adalah..” dia kembali tersenyum aku mengerjap beberapa kali.

“ hatimu. Karena sepertinya aku belum berhasil menyelidikinya. “ katanya kemudian yang selanjutnya membuat wajahku memerah malu. Park Chanyeol,, apa yang kau lakukaaaaann…

“ ahahahahah. Wajahmu lucu sekali Haneul-ah” dia tertawa terbahak-bahak lalu megalihkan pandangannya kedepan. Aku hanya mendesis kesal. Kalau dia benar-benar ingin melihat wajah konyolku karena perlakuannya tadi, well dia berhasil. Aissh kenapa juga aku harus blushing seperti itu. Aku menggerutu dalam hati.

Tiba-tiba suara sirene mobil polisi terdengar dari luar, aku bersyukur karena itu menyelamatkanku dari suasana yang sangat canggung dan perasaan campur aduk seperti tadi.

Aku memutuskan berdiri lalu menepuk rok seragamku yang berdebu dan mengambil tas ranselku.

“ itu polisi kan? Berarti kita sudah bisa keluar sekarang bukan?” Aku bertanya sambil tetap membenahi seragamku yang kusut.

“ iya, kau boleh pergi sekarang, ayo.” Dia berdiri di depanku lalu menarik tanganku. Aku berjalan mengikutinya, dia mengaitkan jemarinya dnegan jari-jariku. Hangat. Aku membiarkan dia menggenggam tanganku, ada sesuatu yang membuatku untuk tidak melepaskan pegangannya , entah mengapa perasaan nyaman dan hangat menyelinap ke dalam diriku,. Aish. Aku pasti benar-benar sudah gila.

Begitu sampai diluar orang – orang itu sudah masuk ke mobil polisi dan mobil itu segera pergi.

“ kerja bagus Chanyeol, akhirnya komplotan mafia itu berhasil diungkap identitasnya. Untunglah pacarmu segera menelpon polisi, kebetulan tadi aku tidak sedang di kantor jadi akan sangat memakan waktu jika aku harus ke kantor untuk menghubungi mereka.” Salah seorang pria dengan coat cokelat tua berdiri dan menepuk bahu Chanyeol, dia tampak mengerling sekilas pada Chanyeol sambil melirik kearahku. Aku membulatkan mataku terkejut, pacar? Siapa yang pacar siapa disini. Chanyeol memandangku penuh arti sambil menyeringai, ttssk, ekspresi yang menyebalkan. Aku mendelik sekilas padanya.

“ ah, iya aku juga lega akhirnya mereka berhasil diamankan, Inspektur, apa barang transaksi sudah bisa dilacak? sepertinya barang itu tidak mereka bawa ketika pergi kesini.” Tanya Chanyeol yang kembali serius.

“ sudah, aku mengutus satu tim lagi untuk mendeteksi barang-barang itu tadi, barang itu sudah aman.” Jelas inspektur itu sambil menoleh kearahku aku mengangguk sopan.

“ ah, sepertinya aku mengganggu waktu kencan kalian, jadi kau saja yang mengantarnya pulang. Bukankah itu lebih bagus?” dia kembali bertanya sambil memberi tatapan penuh arti pada Chanyeol yang kulihat dia sedang kebingungan untuk menjelaskan. Aku baru ingin menjelaskan, tapi  inspektur itu tiba-tiba mendapat telepon dan langsung berjalan menjauh. Aku beridiri canggung melihat Chanyeol yang menggaruk kepalanya. Kenapa lagi dia bersikap aneh begini?

“ umm, baiklah, kau tahu aku belum pernah benar-benar berkencan dengan gadis manapun dan inspektur itu malah sembarangan menuduhmu teman kencanku. Hehe mian.” Dia tertawa renyah lalu menatapku. aku mengangguk maklum. Jadi orang ini belum pernah berkencan? Miris sekali padahal diluar sana para gadis sudah berjejalan ingin berkencan dengan orang ini.

“yasudah kalau begitu ayo kita pergi.” Ujarnya kemudian. Lalu kembali menggandeng lenganku dengan langkah riang, lagi-lagi perasaan hangat menjalari tubuhku, aku berusaha menata pernapasanku senormal mungkin.

“ ah , gwaenchana Chanyeol, kau tidak perlu mengantarku pulang. Aku akan pulang sendiri, lagi pula rumahku sudah tidak terlalu jauh dari sini. “ kataku sambil menoleh padanya, aku tidak ingin menyibukkan orang yang memang sibuk ini dengan repot-repot harus mengantarku pulang.

“ kata siapa aku mau mengantarmu pulang, maksudku mengajakmu pergi tadi untuk berkeliling amusement park denganku sekarang.” Katanya cuek lalu tersenyum simpul padaku. Mwo? Jadi ini?? Ya ampun apa orang ini tidak bisa mengajak kencan dengan cara yang lebih manis sedikit? Ckck dasar, aku terkekeh pelan lalu tersenyum kearahnya. Baiklah Park Chanyeol, detektif aneh yang berhasil membuatku tidak karuan akhir-akhir ini, aku segera tersadar ternyata selama ini aku selalu memperhatikannya , menentang dan kemudian berselisih pendapat, lalu perasaan senang ketika dia ada didekatku dan perasaan hangat ketika dia menggenggam tanganku adalah tanda bahwa aku menyukai detektif aneh itu.

~~~~~~~~~~~~~~~o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=o=~~~~~~~~~~~~~~~

End  :) )

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles