![Cover]()
Tittle : More Precious Than Polar Light
Scriptwriter (author): sandirahyun (twitter : @santyyulianti)
Main cast: Byun Baekhyun , Lee Mey Lyn (OC)
Support cast: Exo member
Genre: Romance
Duration (length): Vignette
Rating: 15+
Notes : Tanpa maksud membuat hati para fans Baekhyun marah, saya buat FF ini dengan versi saya sendiri. Sebelumnya FF ini pernah di post di http://lopebaekchen.wordpress.com/2014/03/10/more-priceous-than-polar-light/.
Maaf jika ada kata-kata atau peristiwa yang sedikit sama atau menganggu. Alur cerita murni sepenuhnya dari fikiran saya. So enjoyed it :)
“For B , To B , All About B”
“More Precious Than Polar Light”
Jungwon high school 2007.
Aku mengenal seorang gadis yang sangat cantik setelah hampir satu setengah tahun aku hanya berani mengaguminya saja, dan dengan caranya tuhan memberikan jalan pada kami untuk saling mengenal, dimulai karena kami berada dalam satu proyek sekolah memaksa kami untuk saling mengenal satu sama lain. Lee Mey lyn gadis peranakan china Korea , rambutnya selalu terurai indah, matanya tidak terlalu sipit seperti orang China, dan pipinya tidak chubi seperti orang korea. Bibirnya kecil sama sepertiku, kulitnya putih lebih putih dariku, suaranya lembut meggelitik telingaku setiap kali dia bicara, senyumnya terlihat sangat manis, dan suara tawanya terdengar nyaring di telingaku. Aku menyukainya, tentu dia cantik menurut definisi ku.
Aku dan Mey (panggilan akrabnya) lebih saling mengenal setelah aku menjadi panitia acara kelulusan di sekolahku dan dia menjadi bagian dokumentasi. Kami menjadi lebih dekat sejak saat itu. Dan dia memiliki pribadi lebih hangat dari yang kubanyangkan sebelumnya karena dia memang tak banyak bicara.
“suaramu bagus Baek , kau pasti akan jadi penyanyi nanti” Mey mengawali percakapan kami dalam perjalanan pulang sekolah hari ini.
“mungkin” jawabku singkat ku lihat dia tersenyum sebentar lalu mengambil kamera besar dari tangannya dan mengambil beberapa gambar di sekitar kami. Mey memang sangat menyukai dunia fotografi. Kamera besarnya selalu ikut kemanapun dia pergi.
“kenapa kau sangat menyukai fotografi?” Tanyaku karena begitu penasaran. Mey menghentikan aktifitasnya lalu menatapku .
“lalu kenapa kau suka bernyanyi ?” Mey balik bertanya
“karena aku ingin jadi penyanyi” jawabku
“begitupun aku, aku menyukai gambar, mereka menggambarkan isi hatiku, ada sebuah objek yang membuatku semakin menyukai gambar akhir-akhir ini” jawabnya,
“apa itu ?” Tanyaku penasaran
“kau akan tau nanti” Mey hanya tersenyum
**
Aku mengabaikan rasa cintanya pada foto, aku hanya menyukai sosok dirinya yang selalu tampil cantik setiap kali kami bertemu. Dan perasaanku semakin dalam untuknya, aku yang selalu banyak bicara dan percaya diri selalu kehilangan kata-kata setiap kali bersamanya.
Jika terlambat bisa menyenangkan seperti hari ini, aku akan terlambat sekolah setiap hari. Hari ini walau aku terlambat masuk kekelas dan dihukum aku tetap senang karena aku dihukum dengan Mey, kami tidak boleh mengikuti kelas pagi, Mey mengajakku ke atap sekolah. Aku membaringkan badanku saat melihat Mey sudah asyik dengan kamera dan objek disekitarnya. Memang tidak banyak hal yang kami bicarakan setiap kali kami bertemu, sosok Mey yang pendiam seakan menyihirku untuk tak banyak bicara saat bersamanya.
Aku rasa aku tertidur terlalu lama saat itu, ku buka mataku perlahan dan melihat Mey juga tertidur disampingku, tangannya masih memegang kamera besarnya, wajahnya terlihat sangat cantik sekarang, aku mematung ditempat melihat Mey, ku singkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Wajahnya begitu polos dan tenang saat memejamkan matanya.
Dengan berani tanpa permisi aku menyapu lembut bibir mungilnya singkat, matanya terbuka seketika, kurasakan udara panas menjalar di seluruh wajahku dan kuyakin warna wajahku sudah berubah sekarang, dan begitupun dengan Mey, matanya membulat sempurna melihat ku yang berada hanya beberapa centi saja dengan wajahnya, aku bisa mendengar detak jantung Mey yang berdetak lebih cepat karena ulahku.
“aku mencintaimu Mey” kata itu otomatis terucap dari bibirku, berharap Mey bisa menerima alasan ku menciumnya. Mey tak merespon dia masih menatapku, mengerjapkan matanya beberapa kali.
“Mey” tanyaku memastikan dia baik-baik saja. Mey mendorongku memintaku menjauh dari tubuhnya, Mey duduk disampingku dan menundukan kepalanya. Aku menyesal sungguh, sepertinya dia akan membenciku setelah ini.
“maaf Mey” ucapku lembut dan memegang bahunya, Mey tetap tak merespon.
“aku..”
“aku akan memikirkannya” ucap Mey sambil menatapku sebentar lalu berdiri dan meninggalkanku sendiri di sini, menggantung semua keadaan ini.
**
Sudah tiga hari Mey tidak masuk sekolah, aku tidak bisa menghubunginya, hanphonenya mati selama tiga hari. Aku bertanya pada semua temannya namun tidak ada yang tahu. Suasana sekolah sudah sangat sepi, sore ini aku masih duduk di atap sekolah, 3 hari lalu aku mencium Mey disini.
“bisakah kau datang ke aula sekolah sekarang” handphone ku bergetar dan saat ku buka itu pesan dari Mey, aku berlari menuruni tangga secepat yang aku bisa. Perlu melewati beberapa gedung sekolah untuk sampai di aula, aku berlari secepat mungkin.
“tunggu aku Mey” teriakku saat masih setengah perjalanan. Kurasakan keringat sudah mengucur dipunggungku.
“sedikit lagi” teriakku saat melihat pintu aula didepanku. Aku berdiri sebentar mengatur nafasku yang hampir habis, merapikan baju dan celanaku, juga rambutku. Kubuka pintu aula dan membiarkan cahaya membelah ruangan yang masih gelap itu. Mataku berkeliling mencari Mey.
“dimana dia?” Tanyaku setelah kupastikan ruangan itu kosong, hanya cahaya yang membelah ruangan itu yang mengisi kehidupan diruangan ini. Ku tutup kembali pintu itu membiarkanku berada dalam keadaan gelap disana.
“Mey kau diamana?” Tanyaku memecah keheningan. Mataku berkeliling hingga terhenti saat sebuah cahaya tiba-tiba menyala didepan mataku, disebuah papan besar berwarna putih tiba-tiba terpancar cahaya dari sebuah proyektor. Aku diam menatapnya.
“for B, to B. All about B” itu tulisan pertama yang muncul dilayar itu. Aku masih menatapnya bingung.
“more precious than you” tulisan kedua yang muncul di layar itu.
“this is for you Byun Baekhyun” tulisan selanjutnya hingga kemudian layar itu dipenuh dengan foto-fotoku, bergantian menampilkan wajahku atau aktifitasku, diriku yang sedang tertidur di kelas, aku yang sedang bermain basket, aku yang sedang tertawa lepas, aku yang sedang melamun, aku yang sedang kebingungan, semuanya tentang diriku dan beberapa foto membuat diriku terlihat lebih tampan dan kekanak-kanakan. Entah berapa banyak foto yang ditampilkan dilayar sana, aku tak menghitungnya karena terlalu banyak. Hingga foto terakhir itu menampakkan aku yang sedang tidur di atap sekolah 3 hari lalu sebelum aku mencium Mey. Tulisan terakhir itu membuatku mengangkat ujung bibirku, ada letupan-letupan bahagia dihatiku dan ingin segera memeluk orang yang membuat video di layar itu.
“Byun Baekhyun sarangheo, this is my love for you” tulisan itu cukup membuatku tersenyum kegirangan.
Lampu aula seketika menyala terang dan menampakkan seorang gadis cantik disampingku.
“Mey” aku memanggil Mey, Mey tampak tersenyum lebar padakku.
“kau objek paling indah yang membuatku sangat menyukai gambar” ucapnya lalu mengenggam tanganku. Karena kegirangan aku melompat-lompat sendiri dan membawa Mey berlari mengelilingi ruangan.
“lihatlah saju pertama telah turun” aku semakin senang karena melihat salju telah mulai datang di kota Seoul, kami saling bertatapan saat itu.
“ucapkan permintaanmu” ucapku pada Mey, kamipun memejamkan mata bersama-sama.
“kenapa aku objek paling indah untukmu?” Tanyaku saat kami menonton kembali hasil karya Mey, layar itu masih menampilkan diriku dalam berbagai pose. Kami berbaring di aula itu, kepala Mey bersandar pada sebelah tanganku.
“karena kau itu menarik, menggemaskan, dan karena aku mencintaimu. Saat aku mengambil gambarmu kau sama indahnya dengan cahaya kutub yang pernah kulihat, aku menyukaimu seperti menyukai cahaya kutub utara” jawabnya panjang lebar. Aku hanya mengangguk walau tetap tak mengerti dengan kata-katanya.
“kau pernah ke kutub ?” Tanya ku sambil memainkan rambutnya .
“hmm.. Ayahku adalah seorang fotografer, dia menyukai cahaya, jadi kami sering pergi mencari sesuatu yang berbeda” jelasnya kembali
“waah daebak.. Hmm.. Polar light ?” Gumamku pelan
“polar light ?” Tanyanya.
“iya polar light, kau bilang aku seperti cahaya kutub” Mey tersenyum mendengar ucapanku.
“baiklah polar light tidak buruk” jawabnya lalu memelukku.
**
Semua yang kujalanai selalu terasa spesial, Mey membuat hari-hariku lebih berwarna, Mey selalu mendukungku dalam hal apapun dia selalu lebih semangat dan menularkannya padaku. Kami menjalani hubungan kami layaknya pasangan pada umumnya. Mey menyukai suaraku, dia selalu memintaku bernyanyi setiap kali kami bertemu, dan dia selalu mengambil gambarku diamanapun kami berada. Hal yang paling kusukai adalah ketika dia memanggil namaku.
“Byun Baekhyun” dia selalu menyebut namaku dengan lengkap dan entah kenapa aku sangat menyukainya dan selalu memintanya memanggil namaku lagi lagi dan lagi.
“Byun Baekhyun jangan berjalan dibelakangku, sulit untukku mengambil gambarmu” ucap Mey saat kami berjalan pulang sehabis menonton sore ini. Mey berhenti dan menoleh padaku yang berjalan dibelakangnya.
“katakan lagi” pintaku dengan nada sedikit manja, Mey menurunkan kamera yang menutupi wajahnya.
“mwo ?!”
“sebut lagi namaku”
“kau kekanak-kanakan Byun Baekhyun”
“aku menyukainya”
“apa?”
“aku suka saat kau memanggil namaku chagi” kupeluk Mey dengan hangat, Mey tampak kaget dengan perlakuanku, wajahnya berubah warna seketika, aku mencubit pipinya yang sedikit mengembung, lalu kamipun tertawa bersama.
“kau harus jadi penyanyi Byun Baekhyun” ucap Mey saat kami sedang menikmati es krim strobery di cafe favorit kami. Aku menatapnya dan menghentikan tanganku yang hendak menyuapkan es krim padanya.
“aku takut tak bisa bersamamu jika aku jadi penyanyi” ucapku lirih, Mey menaikkan alisnya seketika.
“bukankah itu mimpimu sejak dulu ? Aku tidak akan pergi, aku akan menemukanmu dengan ini” jawab Mey lalu mengangkat kamerenaya. Aku tersenyum manis melihatnya, Mey selalu membuatku yakin dan tenang dengan jawabannya.
“saranghae” ku genggam tangan Mey erat-erat lalu memeluk tubuh Mey yang selalu terasa hangat dalam pelukanku.
“na do saranghae Byun Baekhyun”
**
“kau percaya takdir ?” tanya Mey saat kami menikmati udara malam sungai Han, Mey menyandarkan kepalanya dipundakku
“mungkin percaya , mungkin tidak, kau ?”
“aku mempercayainya, bukankah kau takdirku ?”
“apa buktinya takdir itu ada?” tanyaku sedikit penasaran, Mey mengangkat kepalanya
“kau tidak melihatnya ?” tanyanya
“apa ?”
“orang menyebutnya benang merah, itu adalah ikatan yang menyatukan takdir seseorang, meskipun terkadang tali itu terulur sangat panjang dan menjauhkan keduanya tapi suatu saat benang itu akan kembali ketempatnya, menyatukan mereka kembali” jelasnya panjang lebar, aku mengerutkan dahiku tak mengerti. Mey tampak kecewa dengan reaksiku.
“lalu mana benang merah diantara kita ?” tanyaku mencoba mengerti.
“ini” jawabnya menunjukkan kameranya, oke rumit memang tapi hidup Mey memang tak bisa jauh dengan yang namanya kamera. Aku menghela nafas panjang karena masih tak mengerti dengan kata-katanya.
**
Malam itu sudah sangat larut , aku sudah hampir memejamkan mata sebelum seseorang memencet bel rumahku, dengan terpaksa aku beranjak dan membukakan pintu, aku terbelalak kaget melihat orang yang ada didepan pintu rumahku.
Mey dengan piyamanya yang sudah basah kuyup, juga rambutnya yang basah dan berantakan, memakai sebelah sandalnya dan ada darah mengucur dari lututnya, Mey hanya menatapku beberapa saat sambil mengatur nafasnya.
“apa yang kau lakukan malam-malam begini ?” bukan maksudku membentaknya, hanya saja aku kaget dan yang pasti aku menghawatirkannya. Mey masih mengatur nafasnya.
“kakakmu, mana kakakmu ? aku butuh bantuannya” ucapnya terengah-engah.
“ada diatas” ucapku menunjuk lantai dua rumahku, namun kakakku sudah berdiri dibelakangku.
“Oppa, tolong aku.. data di komputerku terkena virus dan hampir semua data hilang, bisakah kau memperbaikinya dan mengembalikan data-dataku” Mey langsung menghampiri kakakku , tangannya bergelayutan di tangan kakakku sesekali mengepalkan kedua tangannya layaknya orang yang memohon. Kakakku segera mengambil kunci mobil dan kamipun pergi ke rumah Mey.
“kenapa harus berlari ? kau bisa menelponku?” ucapku saat dalam mobil, tubuhnya masih sangat basah. Aku sangat menghawatirkannya dan tak habis fikir apa yang dia pikirkan sampai harus berlari ditengah hujan hanya untuk data komputernya. Jarak rumahku dan rumah Mey sekitar 3km , bukanlah jarak yang dekat untuk ditempuh seorang gadis ditengah malam begini.
“aku panik dan tidak tau apa yang harus kulakukan, aku hanya berlari” jawabnya sambil terus menangis tanpa henti.
“kau terluka?” tanyaku lalu mengusap lututnya yang memar,
“aah,,”
“sakit ?”
“aniyo, aku baik-baik saja”
Kami tiba dirumah Mey dengan segera memasuki rumah Mey, kakakku langsung memeriksa komputer Mey, dan Mey menunggunya seakan menunggu dokter yang sedang melakukan operasi untuk seseorang yang berharga baginya.
Sekitar sejam lamanya kakakku berkutat dengan komputer Mey, hingga dia menghentikan aktifitasnya dan menatap Mey sendu.
“bagaimana oppa ?” tanyanya cemas, kakakku menggeleng dan memegang bahu Mey,
“sebagian dapat kuselamatkan, sisanya tidak bisa. Virusnya sudah menghapus sebagian data-datamu Mey” ucap kakakku lalu meninggalkan kami.
Mey berjalan menghampiri komputernya, lalu memeriksanya kembali lalu menundukkan kepala dan menangis lebih kencang lagi seakan dia kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya, aku tak mengerti seberapa pentingnya data-data itu untuknya.
“kau bisa mengambil gambarku lagi hmm, jangan menangis oke” aku mencoba menenagkan Mey setelah dia bercerita data yang hilang di komputernya adalah foto-fotoku, Mey terus menangis tanpa berhenti didepanku.
“semuanya tidak akan sama Byun Baekhyun”
“apanya yang tidak sama ? Aku masih Byun Baekhyun kekasihmu” ucapku lirih sambil mengusap rambutnya yang terurai.
“kau tidak mengerti”, ucapnya pelan, aku menarik nafas dalam-dalam, ada perasaan emosi dalam hatiku setiap kali dia mengatakan aku tak pernah mengerti tentangnya. Mungkin bukan emosi lebih tepatnya aku sangat menghawatirkannya.
“yaa aku memang tidak mengerti, kenapa fotoku lebih berharga daripada aku yang dari tadi mencoba menghapus air matamu Mey, apa yang harus ku mengerti setiap kali kau sibuk mengambil gambarku dimanapun kita bersama, apa arti foto-foto itu dibandingkan aku, ku menghawatirkanmu dan kau malah sibuk menangis?” Nada bicaraku sedikit naik saat kata-kata itu keluar dari mulutku, mungkin ini adalah emosi yang kutahan selama ini.
Bukannya menjawabku tangisan Mey semakin deras keluar dari ujung matanya.
‘apa yang sudah kulakukn tuhan?’ aku merutuki diriku sendiri, kenapa aku harus mengatakan hal-hal mengerikan seperti itu, Mey menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Mey manangis sesekugan di tempatnya. Bahunya naik turun menahan suara tangisannya.
“Mey maafkan aku, bukan maksudku marah padamu” kutarik Mey dalam pelukanku. Kurasakan tubuhnya bergetar menahan suara tangisannya. Kuusap rambut Mey berkali-kali berharap dia tenang dalam pelukanku. Beberapa saat Mey tidak membalas pelukanku.
“karena itu tentangmu Byun Baekhyun” suara Mey terdengar sangat pelan, hampir tidak terdengar jelas oleh telingaku.
“hmm?” Tanyaku pelan. Kurasakan tangan Mey mulai melingkar dipinggangku.
“karena aku tak ingin melupakan setiap hal tentang dirimu, kehilangan satu memori saja tentang dirimu sama seperti menghapus sebagian diriku. Aku tidak ingin menyimpan setiap hal tentang dirimu tidak hanya dalam hatiku tapi disetiap sudut tempat yang bisa kulihat, aku ingin disana ada dirimu Byun Baekhyun” jelasnya panjang lebar, kurasakan tangannya semakin erat memelukku. Aku menunduk dan mencium ujung rambut Mey, tubuh Mey sudah tenang dalam pelukanku.
“aku minta maaf Mey, aku hanya takut kehilanganmu”
“you are more precious Byun Baekhyun” ucapnya lirih. Ku lepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Mey yang selalu lebih cantik dari jarak yang lebih dekat.
“no, you more precious my polar light” jawabku lalu mencium lembut bibir Mey.
**
Seoul 2011
Terhitung sudah 4 tahun kami menjadi kekasih, saling melengkapi kebahagiaan kami masing-masing, semakin aku mengenalnya semakin aku mencintainya. Terlalu banyak kenangan indah yang Mey ukir dihatiku. Aku suka caranya menatapku, caranya mencintaiku dan caranya mengabadikan setiap moment kebersamaan kami.
Sore ini kami berjanji bertemu di cafe tempat biasa kami bertemu, aku sudah duduk di tempat favorit kami, di sudut kafe dekat jendela sehingga membebaskan Mey untuk mengambil objek yang disukainya. Dia telat 15 menit dari perjanjian kami, hingga akhirnya dia datang, mengenakan celana jeans abu-abu dipadukan dengan kaos oblong warna putih, tak lupa kamera dslr yang sudah menggantung di lehernya. Dia langsung duduk di depanku lalu mengambil gambarku beberapa kali.
“good afternoon chagi” sapaku, Mey menurunkan kameranya dan mentapku sambil tersenyum.
“berhenti mengambil gambarku dan turunkan kameramu, aku tak ingin lehermu sakit chagi dan aku ingin melihat wajahmu dengan jelas” permintaanku selalu sama setiap kali kami bertemu sudah tidak terhitung berapa kali aku selalu memintanya menurunkan kameranya tapi dia selalu menolaknya, namun untuk kali ini dia mengangguk, aku lalu membantu Mey melepaskan kamera besar itu dari lehernya. Mey beranjak dari tempat duduknya dan duduk disampingku.
“bisa kau peluk aku?” Itu permintaannya, sebelumnya tak pernah ada yang meminta hal-hal seperti ini, kami selalu melakukannya sesuka hati kami, saling berpelukan berbagi kehangatan bukanlah hal aneh untuk kami. Saling meluapkan emosi dalam bahu masing-masing seakan menjadi keharusan setiap kali kami memiliki masalah. Aku menariknya terlebih dahulu dalam pelukanku, lalu Mey melingkarkan tangannya di pinggangku. Pelukannya selalu terasa hangat dan menenangkan. Kami berpelukan cukup lama saat itu.
“Baekhyun-a” Mey melepaskan pelukan kami. Mey mengenggam tanganku, kurasakan tangannya terasa lebih dingin.
“hmm”
“ada yang ingin ku katakan !”
“apa?”
“kau tau kan aku sangat menyukai mu?” Mey tampak ragu-ragu dengan apa yang dia katakan. Matanya terus bergerak tak nyaman memandangku.
“aku tau”
“kau tau aku mencintai mu kan ?” Tanyanya kembali, aku menaikkan alisku tak mengerti kenapa dia terus menanyakan hal-hal seperti itu.
“ada apa?” Kurapikan rambutnya yang terurai bebas dan menyibakkan sedikit poninya. Ada kegelisahan dalam tatapan Mey.
“aku akan pindah ke China” kurasakan Mey semakin mempererat genggamannya. Matanya berubah merah , sekarang ada cairan bening menggenang di matanya, dan dalam satu kedipan saja cairan itu sudah mengalir bebas dipipi putihnya. Aku menatapnya tanpa bicara.
“aku mendapat beasiswa fotografi disana” ucapnya lirih lalu menundukkan kepala. Aku masih mencoba mencerna setiap kata-katanya.
“kau akan meninggalkanku?”
“kau harus berjanji sesuatu padaku baek”
“apa?”
“berjanjilah kau akan menjadi penyanyi seperti mimpimu, jadilah penyanyi yang dikenal oleh dunia, sehingga aku akan melihatmu dimanapun kau berada”
Aku merasa dunia berhenti seketika, bukan karena permintaannya tapi karena bibirku terkunci saat Mey menciumku, ini memang bukan ciuman pertama kami tapi efeknya selalu sama, saat bibirnya menyatu dengan milikku mampu menghentikan waktu saat itu, menghapuskan ketakutan dan kegelisahanku dan yang aku tau adalah dia mencoba Meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja.
“apa kau akan kembali ? Apa kita akan bertemu lagi? ” tanyaku cemas, Mey menjauhkan tubuhnya seketika.
“aku akan kembali untukmu”
“kapan ? Sebulan ? Tiga bulan ? Setahun ? Dua tahun ? Aku akan menunggumu?”
“…”
“kapan Mey ?” Tanyaku tak sabar.
“jadilah apa yang kau impikan Byun Baekhyun” jawab Mey singkat lalu menundukan kepalanya dan menangis.
“jangan menangis. Aku akan melakukannya untuk mu. Tapi kau harus selalu melihatku” pintaku padanya. Mey hanya mengangguk.
“kau tau apa permintaan ku saat salju pertama turun waktu itu?” Tanyanya
“apa?”
“aku ingin kau meraih mimpi mu. Bersinar seindah cahaya kutub. Dulu, sekarang dan selamanya kau adalah objek terindah yang pernah kulihat” kata-kata Mey selalu berhasil membuatku diam, tak mampu membalas kata yang diucapkannya.
Aku menelungkupkan tanganku dipipinya lalu menghapus air mata yang terus menetes di wajah cantiknya. Menghapus jarak diantara kami, kurasakan nafas Mey berhembus lembut menyentuh wajahku saat aku akan menciumnya. Bibirnya masih terasa begitu lembut , dan menenangkanku namun kurasakan tubuhnya bergertar menahan suara tangisnya. Bahkan saat aku memeluknya Mey masih menangis dan tubuhnya semakin bergetar.
“aku benci perpisahan, aku akan sangat merindukanmu”
“aku akan menjadi bintang agar kau bisa melihatku setiap saat hmm”
“aku mencintaimu Byun Baekhyun”
“aku lebih mencintaimu, aku akan menemukanmu dimanapun kau berada Mey”
**
Mungkin Tuhan mendengarkan doaku dan doa Mey, tak lama setelah Mey pergi aku berhasil masuk salah satu agensi terbesar di Korea, menjalani trainee sekitar 5 bulan dan bergabung dengan group exo kemudian empat bulan tepat tanggal 8 april 2012 aku memulai debutku menjadi penyanyi.
“apa kau tak akan mengganti namamu Baek ?” tanya manager saat kami akan memulai debut, beberapa member mengganti nama mereka, tanpa ragu aku menggeleng.
“aku akan menggunakan nama Byun Baekhyun untuk nama panggungku” jawabku dengan tegas. Mey menyukai namaku, tentu aku tak ingin dikenal sebagai orang lain.
Mei 2012- Januari 2014
“kau sudah memiliki banyak penggemar sejak showcase baek” ucap Chanyeol saat kami sedang dalam perjalanan pulang dari New York.
“apa maksudmu?” Tanyaku heran.
“lihatlah sudah ada fansite besar untuk mu, dan hebatnya ini dari China bukan Korea” ucapnya sambil menunjukkan layar laptopnya. Aku tak terlalu memperhatikannya saat itu.
“polar light” ucapnya dan membuatku menoleh seketika.
“mwo?” Aku mengambil paksa laptop Chanyeol.
Aku tidak tau harus senang atau sedih, apa aku harus tertawa atau menangis, disana jelas tertulis polar light. Nama yang kuberikan untuk setiap karya Mey tentangku. Aku menscroll layar laptop itu, hingga aku mengklik akun twitter dari website itu. Bahkan tulisan disana sama seperti apa yang dituliskan Mey untukku sekitar 5 tahun lalu. Seberapa kalipun aku membacanya kata-kata itu tetap sama. “for B, to B, all about B”
“kau kenapa baek ?” Chanyeol mengambil kembali laptopnya aku kegirangan dan memeluknya.
“apa yang kau lakukan ? Kau gila Byun Baekhyun” gerutu Chanyeol, aku tetap tersenyum dan memeluknya semakin erat.
**
Suasana bandara memang selalu ramai setiap kali kami datang, otakku masih berfikir tentang fansite yang ditunjukkan Chanyeol. Apa itu Mey ? Apa dia masih selalu melihatku ?, sementara aku masih berfikir ,ratusan cahaya flash light sudah mengarah padaku, aku tak terlalu memperhatikan mereka awalnya, hingga saat mataku menjelajahi setiap cahaya yang mengarah padaku, satu objek menarik perhatianku. Seorang gadis dengan perawakan hampir sama dengan Mey rambutnya lebih panjang dari milik Mey, dia mengenakan dress warna kuning tua, tangannya sibuk mengambil gambarku, aku terus memandangnya.
‘kau kah itu Mey ?’ tanyaku dalam hati. Gadis itu menurunkan kameranya sebentar lalu tersenyum.
‘dia bukan Mey, tapi dalam kameranya aku melihat jelas tulisan polar light, apa kau dibalik semua ini Mey’.
Aku selalu berfikir keras setiap kali melihat kamera bertuliskan polar light, mataku selalu berhasil menemukannya, menelusuri jauh menembus layar kamera itu dan berharap wajah dibalik kamera itu adalah dirimu yang berjanji akan selalu melihatku.
Fansite bernama polar light itu memberikan peran besar untuk perkembangan karirku, gambarnya yang selalu terlihat bagus memberikan kesan tersendiri untukku. Terkadang mereka mengirim banyak makanan atau barang-barang lumayan mahal untukku, terakhir dia mereka memberikan sebuah ipad keluaran terbaru dengan harga yang sangat mahal. Aku sungguh berterimakasih untuk mereka, mereka mungkin lebih lelah setiap harinya.
Setiap saat, harapan itu semakin besar seiring karirku yang semakin naik. Semua orang mulai berfikir aneh tentangku dengan polar light. Mereka mengatakan bahwa polar light adalah mantan kekasihku, atau mengatakan bahwa polar light adalah fans yang kusukai, ku abaikan setiap anggapan orang dan membiarkan mereka berargumen sendiri karena aku selalu tertawa mendengarnya setiap kali manager membahasnya.
‘jika polar light adalah dirimu maka kau masih kekasihku noon polar light’
**
“seperti apa tipe ideal gadis yang kau sukai ?” MC bertanya saat aku menghadiri acara disebuah radio. Aku mengangkat ujung bibirku mendengar pertanyaannya. Memoriku jauh menerawang mengingat Mey, pakaiannya, rambutnya , senyumnya, wangi tubuhnya. Aku menghela nafas dan siap mengatakannya.
“aku suka wanita yang selalu tampil cantik menggunakan jeans, aku tidak suka wanita yang memakai rok pendek dan menampakan kakinya. Aku suka gadis berambut panjang, dan juga suka wanita dengan aroma seperti baju yang habis dicuci. Aku juga suka wanita dengan senyum yang cantik” ucapku panjang lebar. Aku berharap Mey mendengarnya dan menyadari bahwa aku sedang membicarakannya.
“apa arti no 4 bagimu ? bukankah kau menggunakan angka 4 dipunggungmu ?” tanya MC kembali.
“karena aku ingin jadi penyanyi sejak kelas 4” jawabku singkat saja, walau sebenarnya angka 4 memiliki banyak arti untukku, tanggal 4 adalah tanggal kelahiran Mey, tanggal 4 aku dan Mey resmi menjadi kekasih, tanggal 4 selalu menjadi hari paling indah setiap bulannya, karena aku dan Mey selalu melakukan hal-hal yang baru, dan selama 4 tahun aku mengukir kisah indah bersama Mey.
**
Satu acara keacara lain kamera bertuliskan polar light itu selalu mengikutiku dan mataku selalu berhasil menemukannya, terkadang aku memberikan senyuman padanya, membuatkan simbol hati dengan tanganku atau memberikan hand kiss untuknya, aku mengangkat jempolku memberinya apresiasi atas setiap karyanya. Aku berharap itu kau Mey. Meskipun terkadang aku kecewa karena setiap kali gadis yang membawa kamera itu menurunkan kameranya dan kudapati itu bukan dirimu, dan baru kusadari bahwa gadis yang membawa kamera bertuliskan polar light itu selalu berbeda setiap tempatnya, tapi aku masih percaya satu hal bahwa kau selalu melihatku dari sana.
Waktu memang berjalan begitu cepat, sudah hampir dua tahun aku menjadi artis, dan hampir tiga tahun aku tak melihat Mey, aku sering bolak-balik ke China, namun aku tak pernah mendengar kabar tentang Mey, apa dia masih mencintaiku ? Apa dia masih selalu melihatku? Apa dia selalu mengambil gambarku ? Apa aku masih jadi objek terindah untuknya? . Seribu pertanyaan ingin ku tanyakan pada Mey jika kami bertemu lagi.
Mama in Hongkong 22 November 2013.
Sudah tidak terhitung berapa acara besar yang aku datangi dan kamera bertuliskan polar light itu pun selalu ada bersamaku. Penonton acara hari ini sangat banyak memenuhi seluruh kursi penonton. Sangat banyak dari mereka yang membawa banner namaku, mereka berteriak memanggil namaku. Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka, sebagian dari mereka bahkan menangis.
Mataku berkeliling mencari kamera bertuliskan polar light hingga aku menemukannya, dia berada dibawah panggung tak jauh dari tempat dudukku. Aku menghela nafas panjang saat mendapati tubuhnya lagi-lagi hampir sama dengan tubuh Mey. Bahkan kali ini penampilannya, dia mengenakan celana jeans berwarna biru tua, dipadukan kaos oblong berwarna putih polos, rambutnya tergerai bebas. Aku tersenyum sebentar melihatnya dan akan segera berpaling namun…
‘Mey’ jantungku berhenti seketika nafasku tertahan saat melihat sebuah cincin bermotif hello kitty melingkar di jari manis tangan kanan gadis itu. Cincin itu adalah cincin limited edition yang aku belikan untuk Mey 5 tahun lalu. Aku dapat mengenalinya dengan jelas walau dari jarak lumayan jauh. Aku terus menatapnya tanpa berkedip.
‘turunkan kameramu kumohon’ ucapku dalam hati namun gadis itu tetap sibuk mengambil gambarku.
‘dengarkan aku Mey, aku bicara padamu, berhenti mengambil gambarku, turunkan kameramu, aku tak ingin lehermu sakit dan aku ingin melihat wajahmu lebih jelas’ hatiku terus bicara, berharap dia benar-benar Mey dan bisa mendengar suara hatiku. Kulihat kilatan flashlight dari lensa kameranya berhenti menyorotiku, tangan kanannya sudah terlepas dari kameranya. Dengan sangat perlahan seperti sebuah video slowmotion gadis itu menurunkan sedikit demi sedikit kameranya. Namun tak sempat melihat wajahnya gadis itu malah menundukan kepalanya, helaian rambutnya sempurna menutupi wajahnya dan membuatku semakin penasaran.
‘angkat kepalamu, aku merindukanmu, apa kau tak merindukanku ?’ ucapku kembali dalam hati. Gadis itu seakan mendengar kata-kataku dalam hati, dia mengangkat wajahnya dan tangan kananya menyibakan rambutnya kebelakang dan membuat wajahnya terekspose sempurna menatapku. Mata kami saling bertemu saat itu.
‘Mey’ itu Mey , gadis yang kutunggu selama hampir 2 tahun terakhir, gadis yang kurindukan selama ini. Polar light ku. Mey melambaikan tangannya padaku, kulihat ada buliran air mata jatuh membasahi pipi putihnya. Mey mengambil ipad di tasnya lalu menuliskan seseutu.
“Byun Baekhyun 3x” dia menunjukkannya padaku. Dia memanggil namaku tanpa bicara.
“saranghae, neomu2x saranghae” tulisan kedua darinya.
“pogosipho” tulisan ketiga.
“for b, to b, all about b” tulisan selanjutnya.
“more precious than polar light” tulisan terakhir darinya, Mey tersenyum sangat cantik padaku, namun air matanya tak berhenti mengalir dari mata kecilnya. Aku tidak tau perasaanku sekarang, senang, sedih, khawatir, marah. Aku ingin turun dari sini, meloncat dari panggung dan menghampiri Mey, aku ingin memeluk Mey sekarang, aku ingin memarahinya karena dia terlalu lama meninggalkanku, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukannya dan masih sangat mencintainya.
Aku hendak melambaikan tangan padanya namun suho sudah memintaku berdiri karena kami (exo) memenangkan penghargaan untuk katagori album of the year tahun ini. Aku terpaksa berdiri dan pandanganku teralihkan dari Mey. Air mata mulai tergenang di pelupuk mataku, aku langsung mengusapnya seketika, namun sial aku tak bisa menghentikannya, hingga kami berjalan menuju panggung mataku terus meneteskan air mata.
“kau menangis Baek ?” Tanya Chanyeol saat aku mengusap mataku. Aku hanya menggeleng.
“ini baru pertama kali kau menangis di atas panggung Baek” ucapnya kembali.
Yah ini pertama kalinya aku menangis di atas panggung, ini bukan pertama kalinya kami menerima penghargaan tapi disini aku menangis bukan karena itu, aku menangis haru setelah melihat Mey berdiri didepanku, aku tak sempat menyapanya, aku tak sempat membalas tulisan cintanya, aku tak sempat mengatakan bahwa aku lebih mencintainya dan aku lebih merindukannya sekarang. Mataku tetap berkeliling mencari Mey, namun dari sini aku kehilangan dia.
Aku kembali ketempat dudukku, dan mencari Mey, namun dia sudah tak berdiri ditempatnya lagi, dia menghilang lagi. Aku menundukkan kepalaku beberapa kali karena frustasi. Sungguh ini bisa membuatku gila.
Acara berakhir tanpa menemukan Mey lagi.
Siang itu aku dalam perjalanan pulang saat itu semua fans sudah menunggu kami di pintu keluar hotel. Aku berjalan berdesakan bersama yang lain beberapa orang meneriakan namaku berkali-kali dengan bahasa yang tidak ku mengerti hingga.
“Byun Baekhyun” seseorang memanggil namaku dengan lengkap aku menoleh seketika pada sumber suara.
‘Mey’ucapku dalam hati.
Mey melambaikan tangannya beberapa kali ,aku tersenyum melihatnya. Mey mengulurkan tangannya padaku, tangannya memegang sebuah paper bag berukuran sedang, aku mencoba meraihnya sebisaku, dan dapat. Aku mengambilnya dari Mey, Mey tampak bahagia melihatku. Aku terus menatapnya walau kini kami sudah mulai berjauhan karena manager terus menyeretku dan memintaku masuk ke mobil. Mey terus melambaikan tangannya sambil tersenyum. Hingga akhirnya aku masuk kedalam mobil Mey mengangkat kameranya dan diarahkan padaku. Aku menurunkan jendela mobil dan terus melihatnya lalu melemparkan senyumku untuknya.
Kurebahkan tubuhku dikasur saat tiba kembali dikorea, aku menatap hadiah dari Mey , aku bangkit dan mengambil kado itu lalu membukanya. Hanya sekotak eskrim strobery kesukaanku disana dan sebuah amplop berwarna merah muda. Kubuka kotak eskrim itu dan mulai melahapnya dan juga membuka isi amplop merah muda itu.
‘ini enak sekali’ ucapku dalam hati karena tak ingin semua member masuk dan menghabiskan es krim terenak ini. Aku menatap surat itu sebentar lalu membacanya.
‘Byun Baekhyun.. Byun Baekhyun.. Byun Baekhyun. Kau suka aku memanggil namamu kan ?
Apa eskrim nya enak ?apa kau menyukai semua makanan yang ku kirim ? Jangan menghabiskannya sendiri, aku tak ingin kau terlihat gemuk. Kau tau banyak fans yang memanggilku polar light noona, terdengar lucu bagiku. Hehe..
Kenapa banyak sekali surat yang kau tulis untukku Byun Baekhyun. Aku pulang ke korea sebulan yang lalu dan ada sekitar 100 surat untukku , apa kau menulisnya setiap saat ? aku adalah fans mu, tapi kenapa kau yang menulis banyak surat untukku ?. Kau terus bertanya apa aku adalah polar light si raja fansite Byun Baekhyun dari china ? Apa aku harus menjawabnya hmm ? Kau bahkan sudah bisa menebaknya dari kata-kata pembuka dalam fansite itu kan ? Sudah ku bilang aku akan selalu melihatmu dan kau akan selalu menjadi objek terindah untukku. Apa yang kau khawatirkan hmm ? Aku sudah bahagia mendengarmu menerima banyak cinta dari fans. Aku senang setiap kali mereka mengatakan kau yang terbaik.
Jangan kecewakan mereka hanya karena diriku yang terlalu menggilaimu sebagai objek terindah untukku, jangan mematahkan hati begitu banyak wanita diluar sana. Aku tak ingin mereka membencimu karena menyukai diriku yang tak berharga sama sekali. Aku lebih suka berdiri disini, bersama orang-orang yang mencintaimu, mendengar mereka meneriakkan namamu, mendengar mereka menangis untukmu, aku senang bisa menjadi salah satunya. Terimakasih kau bisa mengingatku hanya dengan tulisan polar light yang aku buat , dan terimakasih karena membuatku bangga setiap kali matamu bertemu dengan lensa kameraku.
Aku selalu mencintaimu dengan caraku, dengan gambarku , dengan karyaku, dengan cahaya flaslight kameraku. Itulah bukti cintaku Byun Baekhyun.
Byun Baekhyun, tetaplah tersenyum, perjalananmu masih panjang. Jangan berhenti dan jangan menoleh pada masa lalumu, tetaplah bersinar disana, jangan menyerah hanya karena aku tak ada disampingmu. Kejarlah mimpimu yang sudah ada didepanmu.
Kau masih mencintaiku ?
Kau merindukanku ?
Kau ingin marah padaku ?
Kau ingin memelukku ?
Aku tau semua itu ingin kau tanyakan padaku. Berhenti memikirkan hal itu oke? Aku tak akan menjawabnya karena kufikir kau sudah tau jawabannya dari fansite yang kubuat untukmu.
“for b,to b, all about b” kuharap semua itu cukup untuk menjawab semua pertanyaanmu ?
Maaf jika aku mengulur benang merah diantara kita terlalu panjang, mulai sekarang aku akan menariknya secara perlahan. Dan suatu saat benang merah itu akan kembali pada tempatnya, dihatimu Byun Baekhyun
Byun Baekhyun keep shining like polar light because i was your delayed dream, saranghae..
Miss you Byun Baekhyun.. See you later..
Meskipun ada buliran air mata jatuh dari mataku, tapi aku bisa tersenyum membaca kalimat terakhir surat itu. “see you later” artinya kami akan bertemu lagi. Aku memeluk surat itu kegirangan, dan tiba-tiba saja Chanyeol masuk.
“kau kenapa baek ? Waah es krim ?” Chanyeol berlari menghampiriku dan mengambil es krimku, seketika itu aku langsung memukul tangannya.
“jangan menyentuhnya. Berani menyentuhnya akan ku rontokkan gigimu
Park Chanyeol” teriakku pada Chanyeol , Chanyeol menaikkan alisnya seketika.
“wohoooo apa sespesial itukah ? Dari siapa baek ? Your polar light ?” Aku tak menjawabnya dan melemparkan bantal padanya.
**
“Mey adalah mimpiku yang tertunda” kujadikan kalimat itu semangat baru menjadikan diriku menjadi pribadi yang lebih menyenangkan sebelumnya. Istilah takdir yang pada awalnya tak kupercaya, perlahan aku mulai mempercayainya. Benang merah yang ada diantara kami akan ku tarik perlahan dan mengembalikkan semuanya pada tempatnya.
Aku lebih sering menemukan Mey sekarang, berdiri dikerumunan fans yang mengambil gambarku, begitupun dengan Mey, dia selalu bersinar lebih terang diantara yang lain. Aku selalu berhasil menemukannya, mataku lebih sering bertemu dengan cahaya flashlight miliknya, memberinya senyuman, memberinya tanda hati dengan tanganku. Atau memberinya evilsmirk.
Suatu saat nanti dihari indah, dihari yang spesial, hari dimana aku sudah bisa berjalan dan bersanding kembali dengan Mey, aku akan menunggunya dan menjalani semua dengan bahagia, tanpa harus bertanya tentang perasaan Mey, aku percaya dia akan selalu mencintaiku dan menungguku menjemput mimpiku yang tertunda. Karena dia adalah polar light ku , orang yang selalu menuliskan kalimat :
“for B, to B, all about B” dan bagiku dia
More precious than polar light
The End
Hehe polar light.. Polar light.. Semua penggemar Byun Baekhyun pasti sudah tidak asing dengan nama ini. Pastinya ceritanya terinspirasi dari fanfic yang sudah-sudah. Tapi alur ceritanya murni punya penulis sendiri yaa, kecuali kata-kata yang for B, to B, all about B, itu emang ada di twitternya polar light. Kalo yang more preciuos than polar light itu suka ada di label fotonya polar light eonni. :)
Dilampirin beberapa foto yang sempet disebutin diatas, mulai dari baekki nangis di MAMA, baekki ngelirik polar light di mobil, dan beberapa ungapan cinta baekki buat polar light.
![baek1]()
1. Baekki lihat polar light di bandara, lihat tatapannya ya ampyunn.. Hehe
2. Wajahnya kayanya cape banget, terus tatapannya seakan mengisyaraktan. “ aku lelah, aku membutuhkan mu polar light ku”
3. evilsmirknya buat polar light.. Cute banget ga sihh.. >.<
4. ekspressi baekki waktu lihat polar light di mama.
![baek5]()
![baek6]()
5. pas Baekki frustasi kehilangan polar light nya di kerumunan fans.
6. pas baekki nangis di mama.
7. Baekki tetep liatin polar light dari mobilnya. Dengan tatapan penuh arti.
![baek10]()
![baek11]()
8. Ungkapan kasih sayang baekki buat polar light :)
Gomawo udah mau mampir, saran dan komentarnya sangat dibutuhkan, terimakasih :)