Title : Ugly (Chapter 7)
Author : Annabeth
Genre : School life, Fluff, Romance, Trainee life
Length : Chaptered
Rating : PG-13
Cast : Han Ahreum (OC), Kim Jongin (EXO), and others
***
(Author POV)
“Ya, Ahreum-ah!”
Seharusnya pagi ini Ahreum duduk tenang di bangkunya sambil membaca buku. Itu hanya ‘seharusnya’, tapi tidak dengan sekarang.
Saat Jongin datang memasuki kelas, nama Ahreumlah yang langsung dipanggilnya. Ahreum pun terkejut. Yang menjadi masalah adalah, Jongin barusan memanggil dengan banmal (informal)!
Tak hanya Ahreum, bahkan hampir satu kelas juga tercengang. Seorang Jongin? Baru saja memanggil Ahreum dengan banmal? Maldo andwae!
“Ne?” Ahreum merasa heran.
Jongin menaruh tas di bangkunya. Karena tempat duduknya terletak di serong kiri tempat duduk Ahreum, maka jarak mereka tidak jauh.
“Pr matematikamu sudah selesai semua?” Jongin bertanya.
“Eum.” Ahreum mengangguk.
“Aku sudah menyelesaikan prku, tapi aku tidak tahu jawabanku benar atau tidak. Karena itu, aku pinjam pr mu sebentar. Aku ingin mencocokkan jawabanku dengan jawabanmu.” ucap Jongin sambil menunjukkan buku matematika pada Ahreum.
“Oh, baiklah.” Ahreum juga mengeluarkan buku matematikanya.
Ahreum dan Jongin saling mengecek jawaban mereka. Dari 6 soal, ternyata Jongin salah satu. Jongin pun meminta bantuan Ahreum untuk menemukan jawaban yang benar.
“Pertama-tama pakai rumus yang di halaman 51. Lalu setelah itu dikurangi dengan yang ini karena sudah diketahui sebelumnya.” jelas Ahreum.
Jongin membenarkan yang salah dengan instruksi Ahreum. Setelah dijelaskan, Jongin menuliskan jawaban yang seharusnya.
Melihat kedekatan Jongin dan Ahreum, semua murid di kelas -khususnya para yeoja- merasa kesal.
“Apa-apaan si culun itu dekat-dekat ke Jongin?!”
“Idih! Dia menggunakan kepintarannya untuk menggoda Jongin!”
“Cih! Dasar orang rendahan!”
Meski letak yeoja-yeoja itu jauh dari Ahreum, tapi Ahreum dapat mendengarnya. Mungkin Jongin tidak mendengarnya karena masih fokus membenarkan jawabannya yang salah. Merasa tak enak, Ahreum pun berkata pada Jongin.
“Ya, Jongin. Bukannya aku ingin mengusirmu, tapi… mungkin lebih baik kau pergi. Kalau kau disini terus, kau nanti digosipi yang tidak-tidak oleh mereka.” ‘mereka’ disini adalah para yeoja yang tadi membicarakan Ahreum.
“Memangnya kenapa?”
“Eum, kau tahu sediri aku bagaimana. Nanti kalau kau dekat-dekat denganku, reputasimu bisa menjadi buruk.” Ucap Ahreum khawatir.
“Apa hubungannya reputasi dan kalau aku dekat-dekat denganmu?” tanya Jongin dengan tampang polosnya.
“Maksudku….”
“Ya Jongin-ah! Kenapa kau dekat-dekat dengan dia?!”
Omongan Ahreum terpotong oleh seruan Jaekyung. Tidak seperti yeoja-yeoja lain yang hanya berbicara pelan, Jaekyung blak-blakan menyuarkan keprotesannya atas kedekatan Jongin dan Ahreum.
“Apa urusanmu? Dia kan temanku, kenapa aku tidak boleh dekat-dekat dengannya?” Jongin membalas Jaekyung, lantas Jaekyung memebelalakkan matanya.
“Mwo?! Kau berteman dengannya? Kenapa bisa?!” Jaekyung tak percaya.
“Apa salahnya kalau aku berteman dengan orang pintar? Kalau ada yang tidak aku mengerti aku bisa bertanya padanya.” Berbeda dengan Jaekyung, Jongin menanggapi hal itu dengan santai.
“Tapi… Kenapa harus dia? Kau kan bisa berteman dengan orang lain, dengan Hyunshik misalnya. Dia kan juga pintar!”
“Terserah aku lah! Sudahlah, ini bukan urusanmu. Lebih baik kau pergi sekarang.”
Sekali lagi Jaekyung membelalakan matanya tidak percaya. Seorang Jongin baru saja mengusirnya? Tidak pernah ada satu namja pun yang pernah mengusirnya!
“Issshhh!!!!” geram Jaekyung. Dia mengepalkan tangannya kuat dan rasanya ingin sekali dia memukul Ahreum. Ayolah! Selama ini Jaekyung berusaha untuk menarik perhatian Jongin, tapi dengan mudahnya Jongin mau berteman dengan Ahreum. Sihir apa yang dipakai Ahreum, eoh?
Jaekyung meninggalkan Ahreum dan Jongin sambil menghentakkan kakinya. Saat ini Jaekyung merasa harga dirinya direndahkan!
“Cheh.” Jongin menanggapi Jaekyung singkat.
Sementara itu, Ahreum terdiam. Dia sedang memikirkan sesuatu.
Jongin baru saja membelaku?
***
Sekarang adalah waktu istirahat karena tadi bel sudah berbunyi. Seperti kebanyakan murid yang lain, Ahreum juga pergi ke kantin.
Saat ini Jongin sedang berkumpul dengan teman-temannya, karena itu Ahreum memutuskan untuk makan sendiri saja. Ahreum pun duduk di salah satu meja kantin. Meski sendirian, Ahreum tidak merasa kesepian. Dia sudah biasa akan hal itu.
Ahreum memakan roti yang tadi dia beli. Sebelumnya dia sudah sarapan, jadi hanya dengan memakan roti saja juga sudah cukup. Sekotak susu juga melengkapi roti yang di makan Ahreum.
Roti dan susu mengingatkannya akan kejadian hari minggu yang lalu. Ahreum ingat betul kemarin dia dan Jongin makan roti bersama. Apa lagi saat Jongin makan dengan belepotan. Sebenarnya Ahreum juga tak percaya kalau dia berani mengusapkan tisu ke bibir Jongin.
Mengingat kembali hal itu, Ahreum tersenyum. Moment itu sangat berarti baginya!
“Ehem… Ada yang sedang bahagia nih…”
Ahreum tersentak kaget dan mendongak. Dia menemukan Jaekyung beserta dengan kedua temannya datang mendekat ke arahnya. Ekspresi Ahreum pun berubah menjadi datar ketika Jaekyung sudah berdiri di dekatnya.
“Bagaimana rasanya bisa berdekatan dengan Jongin, eoh? Kau bahagia kan?” nada Jaekyung terdengar menyindir.
Ahreum hanya diam tak bergeming menanggapi ucapan Jaekyung. Menurutnya tidak penting menghiraukan Jaekyung.
“Ya!” Jaekyung menatap Ahreum dengan tajam. “Jongin tidak benar-benar mau berteman denganmu. Dia hanya memanfaatkan kepintaranmu saja, jadi kau jangan mengharap lebih pada Jongin! Jongin hanya MEMANFAATKANMU! Camkan itu!” Jaekyung menekankan ucapannya saat berkata ‘memanfaatkanmu’.
“Ne.” Jawab Ahreum singkat. Sangat singkat malah.
“Hanya itu?” Jaekyung merasa kurang puas dengan jawaban Ahreum rupanya.
Ahreum mengangguk sembari menggigit roti yang dipegangnya dan mengunyahnya perlahan.
Amarah Jaekyung sudah sampai di ujung kepala dan itu karena Ahreum terlihat tak menghiraukan semua yang diucapkan Jaekyung. Asal kalian tahu, Jaekyung paling benci diabaikan!
Dengan kasar Jaekyung menyambar roti yang dipegang Ahreum dan membuangnya ke tempat sampah.
“Kau tahu roti itu masih banyak, kenapa kau malah membuangnya? Kau tidak pernah diajarkan oleh orangtuamu, hah? Kau cantik dan kaya raya, tapi sayang atittude mu buruk.” Ahreum memang berkata dengan volume rendah, tapi Jaekyung merasa kalau Ahreum tengah meremehkannya.
PLAK!
Jaekyung menampar pipi Ahreum yang kini memerah akibat tamparannya. Suara yang ditimbulkan dari tamparan itu menggema di seluruh kantin dan menyebabkan semua orang dikantin menjadi beralih ke sumber suara. Sebenarnya sebelum Jaekyung menampar Ahreum pun juga banyak orang yang sudah memperhatikan mereka berdua.
“Berani-beraninya kau berkata begitu! Kau pikir kau siapa, eoh? Kau bukan siapa-siapa disini! bahkan cleaning service saja jauh lebih berarti dari dirimu! Asal kau tahu, kau bisa masuk di sini itu hanya karna belas kasihan kepala sekolah saja!”
Ahreum menoleh dan membalas tatapan tajam Jaekyung. Jujur saja, Ahreum tidak merasa terintimidasi dengan tatapan tajam ataupun kata-kata pedas Jaekyung, Ahreum sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Jaekyung. Dia sudah bosan dengan semua bully-an yang Jaekyung lakukan terhadapnya. Sebenarnya Ahreum ingin memukul ataupun menjambak rambut Jaekyung, tapi sayang Ahreum tidak punya keberanian karena menurutnya dia akan membangunkan singa tidur kalau dia sampai berani melakukannya.
“Kau benar, aku bukan siapa-siapa disini. Tapi setidaknya aku bisa masih bisa bersyukur atas apa yang telah kumiliki. Kau mungkin bisa membuang roti yang baru dimakan 3 gigitan dengan mudah karena kau orang kaya. Kau tidak tahu bagaimana susahnya mencari uang.”
“Itu karena aku bukan orang miskin sepertimu! Jujur saja, menurutku kau itu tak ada bedanya dengan pengemis yang suka ada di lampu merah. Roti murah saja kau sayangkan. Kau kan masih bisa membelinya lagi. Oh iya, aku lupa! Kau kan miskin, pantas saja kau marah! Kau tidak mampu membeli roti yang baru, kan? Bisa kupastikan kau akan kelaparan nanti karena….”
“Ahreum-ah!!!”
Ada orang lain yang berseru sehingga kalimat yang diucapkan Jaekyung menjadi terpotong.
Dari kejauhan ada dua orang yeoja yang datang mendatangi meja Ahreum. Ahreum mengenal kedua yeoja itu karena mereka berdua adalah teman sekelas Ahreum. Kalau tidak salah namanya adalah Moon Hyeonjoo dan Im Seorin.
Hyeonjoo menarik kursi tepat di depan Ahreum sementara Seorin duduk di sebelah kanan Ahreum. Hyeonjoo tampak membuka kotak bekal di bawanya. Didalamnya terdapat 4 potong sandwich.
“Eommaku pagi ini membuat sandwich. Ayo kita makan bersama!” seru Hyeonjoo menawarkan sandwich yang dibawanya pada Ahreum. Seorin langsung mengambil sepotong sandwich dari tempat makan Hyunjoo.
“Whoa! Jinjja mashitta Hyeonjoo ah!” Seorin yang sudah mencicipi sandwich tersebut berujar.
“Tentu saja enak, kan eommaku yang membuatnya! Ahreum juga. Ambillah!” beralih pada Seorin, kini Hyeonjoo menawarkan sandwichnya pada Ahreum.
Ahreum sebenarnya bingung dengan situasi tersebut, tapi karena Hyeonjoo sudah menawarkan sandwich padanya, maka Ahreum mengambil satu potong lalu memakannya.
“Bagaimana? Enak, kan?!” tanya Hyeonjoo antusias.
Ahreum tak bisa menjawab karena mulutnya sedang mengunyah sandwich. Ahreum pun mengangguk sambil tersenyum kecil.
“Eommaku memang jago memasak! Lain kali aku akan membawa lebih banyak.” Hyeonjoo pun berkata setelah menyantap sandwichnya.
Sementara Jaekyung, dia hanya diam melongo melihat kegita orang di depannya. Jadi Jaekyung berdiri disitu hanya untuk melihat kegitanya makan menikmati sandwich gitu?
“Ah! Aku hampir lupa. Eommaku juga membawakan saus sachet karena aku suka makanan pedas. Kalian mau saus?” Tawar Hyeonjoo. Seorin mengangguk mengiyakan sementara Ahreum masih dengan posisinya, diam.
“Oke, sebentar kubukakan dulu bungkusnya.” Hyeonjoo membuka bungkus saus sachet tersebut. Setelah terbuka, Hyeonjoo meraih sandwich dengan tangan kanannya. Hyeonjoo menekan saus sachet dengan tangan kirinya agar isinya keluar.
Karena Hyeonjoo menekannya terlalu kuat, sausnya pun muncrat dan tak sengaja -atau malah sengaja?- mengenai blazer Jaekyung yang memang sedang berdiri di dekat mereka.
“Haa!” teriak Jaekyung tertahan.
“Oops, aku tak sengaja! Aku tidak ingat kalau ada kau. Lagipula… Kenapa kau masih disini? kau sudah tidak ada urusan dengan Ahreum kan?” oh, Hyeonjoo berani sekali!
“Mwo?! Tak sengaja kau bilang?”
“Ya, aku tak sengaja. Karena itu… pergilah! Apa kau masih mau kena cipratan saus lagi?” terang Hyeonjoo tanpa ada rasa segan.
“Isshhh!!! Kalian semua! Lihat saja nanti!” dengan kesal dan menghentakkan kaki, Jaekyung melengos pergi. Ini sudah kedua kalinya dalam sehari Jaekyung merasa direndahkan. Dan parahnya, Jaekyung direndahkan oleh orang yang tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengannya!
Jaekyung sudah pergi, Ahreum pun membuka mulutnya.
“Terima kasih kalian sudah membelaku. Aku tahu kalian berdua bersimpati padaku.”
“Ani. Kami tidak bersimpati padamu.” sela Hyeonjoo.
“Apa yang dikatakan Hyeonjoo benar, Ahreum-ah. Kami berdua tidak bersimpati padamu, tapi kami benar-benar ingin menjadi temanmu. ” kata Seorin melanjutkan.
“Apa kalian yakin?” tanya Ahreum ragu.
“Tentu saja yakin! Sebenarnya… sudah lama kami ingin berteman padamu. Tapi Jaekyung pernah berkata: kalau ada siapapun yang mau berteman dengan Ahreum, maka orang itu akan ikut dibully oleh Jaekyung. Karena ancaman itu, semua yeoja merasa takut. Aku juga tidak mengerti kenapa Jaekyung begitu benci padamu.” Jelas Seorin panjang lebar.
Hyeonjoo pun melanjutkan, “Ya, itu benar. Karena kami berdua takut dengan ancaman Jaekyung tersebut, kami pun menjadi menjauhimu, padahal kau tidak punya salah apa-apa pada kami. ”.
“Lalu… Apakah sekarang kalian tidak takut nanti dibully Jaekyung karena kalian mau berteman denganku? Tadi kan kalian dengar sendiri kalau Jaekyung berteriak ‘Lihat saja nanti!’. ” Ada perasaan senang yang Ahreum rasakan karena dia sudah mempunyai teman yang baru. Tapi ada perasaan khawatir juga karena Ahreum takut kalau Hyeonjoo dan Seorin juga dibully.
“Jaekyung mau mengancam akan menggantung kami di Namsan Tower pun, kami tidak akan takut. Apalagi sekarang Jongin sudah berada di pihakmu, pastilah Jongin akan membelamu. Jaekyung tidak akan berani melawan Jongin. Kau kan tahu sendiri kalau Jongin itu berpengaruh besar bagi Jaekyung.” kata Seorin.
“Kami tidak bisa membiarkanmu terus menerus ditindas oleh Jaekyung. Mentang-mentang orangtuanya donator terbesar disekolah, dia jadi semena-mena padamu. Padahal kan siapa saja boleh bersekolah disini! Lagi pula, bukankah aneh kalau orang yang baik dan pintar tidak mempunyai teman sementara orang yang jahat bisa mendapat teman?”
“Kami merasa Jaekyung sudah keterlaluan padamu. Apalagi kejadian di kantin sekitar seminggu yang lalu. Kami melihat jelas kalau Jaekyung sengaja menyandung kakimu sehingga kau terjatuh dan teh yang kau bawa waktu itu mengenai Jongin. Tapi kami tak bisa berkata apa-apa waktu itu karena kami masih takut diancam.”
“Kami meminta maaf Ahreum-ah. Maaf kalau selama ini kami penakut akan ancaman Jaekyung. Kalaupun nanti aku dan Seorin ikut dibully, itu tidak apa-apa. kami berdua akan selalu disampingmu. Sekali lagi, maaf.” Hyeonjoo menyesal dan meminta maaf.
Ahreum tersenyum mendengar ucapan Hyeonjoo. “Tidak apa-apa. Kalian mau berteman denganku saja, aku sudah sangat berterima kasih.”. Karena Ahreum sudah memaafkan mereka, Hyeonjoo dan Seorin pun merasa lega.
“Hyeonjoo-ya… Apakah kau menyadarinya?” Tanya Seorin tiba-tiba.
“Apa?”
“Aku baru tahu, Ahreum itu terlihat cantik saat tersenyum!”
“Iya, benar! Ahreum-ah, kalau kau tersenyum, lesung pipit mu kelihatan dan itu membuatmu semakin cantik!” Hyeonjoo tampak antusias.
“Coba saja kalau kau sering-sering tersenyum. Pasti banyak namja yang menyukaimu, Ahreum-ah!” Bisa dirasakan pipi Ahreum bersemu merah berkat ucapan Seorin barusan.
Ahreum hanya tersenyum simpul mendengar pujian yang datang dari teman barunya. Mereka bertiga pun saling tersenyum dan lahirlah persahabatan yang baru.
Ahreum bersyukur bisa mempunyai teman baru seperti Hyeonjoo dan Seorin. Meskipun Ahreum tidak kaya ataupun terkenal, Hyeonjoo dan Seorin mau menerima Ahreum sebagai teman mereka. Justru hal itulah yang membuat Ahreum semakin bahagia.
Hyeonjoo dan Seorin sendiri juga senang karena mereka berhasil menyingkirkan rasa takut mereka. Sekarang mereka bisa mengetahui sisi lain Ahreum. Selama ini mereka menyangka kalau Ahreum itu adalah orang yang pendiam dan tertutup, padahal tidak. Ahreum yang sebenarnya adalah orang yang friendly. Karena tidak ada yang mencoba untuk dekat dengan Ahreum, makanya tidak ada yang mengetahui hal itu.
.
Di kejauhan, Jongin melihat Ahreum beserta Hyeonjoo dan Seorin sedang berbincang-bincang. Seulas senyum terlukis di wajahnya.
Senangnya melihat Ahreum tidak bersedih lagi…
***
TININIT… TININIT…. TININIT…
Alarm yang disetel Ahreum pada pukul empat pagi pun berbunyi. Lantas Ahreum bangun dan bersiap-siap untuk latihan, seperti biasanya.
Ahreum menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka agar lebih segar. Lalu dia mengganti baju tidurnya dengan pakaian yang pantas. Setelah siap dengan segalanya, Ahreum berjalan pelan menuju ke pintu.
Sebelum Ahreum keluar dari pintu, Ahreum merasa kaki kanannya menginjak sesuatu. Lantas saja Ahreum mengangkat kaki kanannya dan… menemukan sebuah amplop tebal. Dia mengambil amplop tersebut.
“Ige mwoya?” gumam Ahreum kecil.
Dengan penerangan seadanya dari sinar handphonenya, Ahreum membaca tulisan yang tertera pada bagian depan amplop surat yang ternyata berwarna biru itu.
“Surat Undangan?” Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Ahreum langsung membuka amplop dan membaca isi undangan tersebut.
Isi surat itu intinya adalah mengundang para trainee untuk menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh Lee Sooman selaku CEO SM ENTERTAINMENT. Pesta itu diadakan dalam rangka untuk merayakan suksesnya SM TOWN Seoul yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu. Konser yang dimeriahkan oleh Super Junior, Girls Generation, SHINee, f(x) dan artis SM lainnya itu berlangsung dengan Sukses. Pantas saja Lee Sooman membuat pesta untuk merayakannya.
Ahreum merasa terhormat karena bisa diundang ke pesta, padahal Ahreum bukan orang yang ikut berpartisipasi dalam kesuksesan konser tersebut. Para artis dan para staff di belakang panggung lah yang seharusnya diundang, tapi dia merasa senang karena dia ikut diundang juga.
Tidak ada tema khusus untuk pesta tersebut, tapi para hadirin diwajibkan memakai gaun untuk yang perempuan, dan memakai jas untuk yang laki-laki.
Pesta tersebut diadakan pada hari Sabtu, 30 September dari pukul 18.30 hingga selesai. Ahreum mengecek kalender. Hari ini, hari Sabtu tanggal 30 September. Mwo?! Jadi pestanya diadakan hari ini juga saat surat undangan disebarkan? Artinya aku harus bersia-siap segera!
Evaluasi mingguan yang biasa diadakan setiap hari Sabtu itu ditiadakan. Seperti mengerti dengan keadaan, Lee Sooman memberikan waktu bagi para trainee untuk bersiap-siap. Seharian ini semua trainee dibebaskan dari segala latihan dan jadwal lainnya. Hari ini free!
Ahreum masih tidak tahu akan memakai apa untuk ke pesta, apalagi pesta itu akan diadakan kurang dari 24 jam dari sekarang. Tapi Ahreum memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu lebih lanjut, jadinya dia meletakkan undangan tersebut di atas meja terdekat supaya Boeun bisa membaca suratnya. Waktunya sudah tersita 15 menit untuk membaca undangan.
Ahreum pun pergi ke luar untuk menuju ke SM Building. Ya meskipun hari ini free, Ahreum tetap latihan. Ahreum sudah terbiasa untuk bangun pagi dan pergi latihan, jadi ada evaluasi mingguan atau tidak pun dia tetap melakukan rutinitasnya itu.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 4.15 pagi. Sekarang Jongin sudah duduk di lantai ruangan dance 2. Jongin tengah berkutat dengan buku fisika yang dibawanya. Yah, seharusnya dia latihan pagi ini, hanya saja pr fisikanya belum selesai jadinya dia membawa sekalian buku fisika untuk menanyakan yang tidak dimengertinya pada Ahreum nanti.
Tapi yang membingungkan adalah, kenapa Ahreum belum datang juga? Apakah Ahreum tidak latihan pagi ini? Habis, tumben sekali. Biasanya tiap pagi pasti Ahreum sudah ada, tapi kali ini Jonginlah yang datang lebih dulu. Apa mungkin Ahreum berlatih vokal seperti minggu lalu? Sepertinya tidak. Saat Jongin datang tadi, semua ruangan masih gelap menandakan kalau tidak ada siapa-siapa. Lalu kenapa Ahreum tidak ada?
Cklek
Suara pintu yang terbuka membuat Jongin refleks berbalik dan menoleh kearah pintu. Yang membuka pintu adalah orang yang ditunggu-tunggunya sedari tadi, Ahreum.
“Akhirnya!” Seru Jongin girang. Ya, girang. Girang karena otaknya tak harus berkerut memikirkan rumus fisika sebab Ahreum sudah datang untuk menolongnya.
“Eh, neo wasseoyo? (kau disini?)” Ahreum berjalan ke Jongin dan ikut duduk disebelahnya.
“Ahreum-ah! Otakku mendidih karena soal nomor 3 yang tidak kumengerti ini! Tolong bantu aku!”
“Eoh, ok ok.” Ahreum pun mengambil buku yang tadi dipegang Jongin lalu membaca soal. “Oh! Yang ini. Yang ini sebenarnya mudah, hanya saja kelihatannya rumit.”
“Jinjja? Kenapa aku tidak bisa mengerjakannya kalau mudah?”
“Mungkin kau saja yang kurang teliti. Coba kulihat jawabanmu!” Jongin menyerahkan buku ps nya ke Ahreum.
“Yang ini kau salah. Pertama-tama kau kurangi dulu yang itu dengan yang ini. Setelah itu dikalikan dengan yang ini.” Ahreum berkata sementara tangannya menunjuk angka-angka pada soal. Karena sedang dijelaskan, kepala Jongin pun mendekat untuk melihat lebih dekat kesalahannya.
Kepala Jongin hanya mendekat, tapi gerakan singkat itulah yang entah kenapa membuat Ahreum berdebar. Belakangan ini Ahreum memang sering dekat dengan Jongin, tapi yang sekarang sangat dekat karena jarak antara kepala Jongin dengan kepalanya tidak lebih dari satu jengkal.
“Ah! Dibagian awal saja aku sudah salah, pantas saja akhirnya juga salah!”
Berkat seruan Jongin itu, Ahreum berusaha mengabaikan debaran jantungnya agar tidak terlihat gugup. Setelah itu dia melanjutkan, “Iya, kau tidak menguranginya terlebih dulu dan malah langsung mengalikannya, makanya tidak ketemu hasilnya. Nah, lalu hasilnya yang tadi dimasukkan ke rumus yang dihalaman 36 di buku cetak. Nah, mengerti, kan?”
“Ne! Makasih Ahreum-ah!” Kata Jongin karena akhirnya soal yang rumit itu dapat dipecahkan.
Ahreum hanya tersenyum simpul membalas Jongin. Jongin pun membenarkan jawaban yang tadi Ahreum jelaskan padanya. Setelah selesai, Jongin menanyakan soal yang lain yang masih tak dimengertinya juga. Ahreum kembali menjelaskan dan Jongin menulis jawaban yang benar dengan bimbingan Ahreum.
Sementara Jongin membenarkan jawabannya, Ahreum diam-diam memperhatikan Jongin. Wajah Jongin yang sedang serius itu membuat Ahreum tersenyum hanya dengan melihatnya. Saat ini Ahreum terlihat seperti guru privat yang sedang mengajari muridnya.
“Nah, yang ini sudah benar belum?” Tanya Jongin. Ahreum memeriksa hasil pekerjaan Jongin lalu mengangguk.
“Huh! Selesai juga prku!” Jongin berucap sambil mengangkat kedua tangannya ke udara untuk stretching. Soal fisika mungkin membuat ototnya kaku.
“Keunde…” Kali ini Jongin beralih ke Ahreum. “Tumben sekali kau datangnya lama. Biasanya aku yang datang belakangan.”
“Oh, itu. Tadi pagi aku membaca sebuah surat undangan yang ada di kamarku. Apa kau mendapatkannya?” Jongin menggeleng menjawab pertanyaan Ahreum.
“Jadi surat itu berisi undangan untuk menghadiri pesta yang diadakan dalam rangka merayakan kesuksesan SM TOWN Seoul dan kita diundang. Pestanya diadakan hari ini jam setengah tujuh malam nanti. Bagi yang pria memakai jas dan yang wanita memakai dress.” Ahreum menjelaskan.
“Jinjja? Kenapa aku tidak tahu?”
“Aku juga tidak tahu. Tadi sebelum aku keluar pintu kamar, aku merasa ada sesuatu yang terinjak kakiku dan ternyata itu adalah surat undangan. Padahal, kemarin malam aku tidak melihat surat itu. Mungkin salah seorang pekerja SM menyebarkan surat itu saat semua orang tengah tertidur sehingga tidak ada yang tahu.”
“Tapi menurutku… Apa ini tidak terlalu tiba-tiba? Maksudku, surat itu baru dikirimkan tapi pestanya dilangsungkan tepat hari ini juga. Kita kan tidak punya banyak waktu, apalagi kita nanti ada latihan dan ada evaluasi mingguan.” Heran Jongin.
Ahreum hanya menggendikkan bahu sambil berkata, “Entahlah… Agensi kita ini memang penuh kejutan. Dan satu lagi, sepertinya aku lupa memberitahukannya padamu. Hari ini kita dibebaskan dari evaluasi mingguan, latihan, dan jadwal yang lainnya. Mungkin beliau (Lee Sooman) sengaja memberikan kita waktu untuk bersiap-siap.”
“Ooh…” Jongin mengangguk-angguk. “Lalu, kenapa kau kesini? Hari ini kan kau tahu kalau tidak ada evaluasi mingguan.”
“Tidak kenapa-napa sih… Aku terbiasa saja bangun pagi untuk latihan. Mau ada tes ataupun tidak, aku tetap latihan. Kemampuan harus terus diasah, kan?”
“Dasar orang rajin…” Ahreum hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Jongin itu. “Tapi untunglah kau datang ke sini. Kalau kau tidak datang, mungkin pr fisikaku tak akan selesai!”
Jongin pun bangkit dari duduknya lalu bangkit berdiri. “Nah, kalau begitu ayo kita latihan dance sekarang!” Jongin menawarkan tangannya ke Ahreum untuk membantu Ahreum berdiri. Ahreum pun meraih tangan Jongin dan bangkit berdiri juga.
Setelah pemanasan sejenak, mereka mulai latihan dance. Karena tidak ada evaluasi mingguan, maka latihan kali ini lebih santai. Jongin dan Ahreum hanya melakukan cover dance dari beberapa lagu seperti lagu SHINee – Replay, Super Junior – Sorry Sorry, dan beberapa lagu lainnya. Terkadang Jongin iseng membuat gerakan yang kocak sehingga Ahreum tertawa melihat gerakan Jongin.
Sebagai sentuhan akhir dari latihan kali ini, mereka meng-cover dance lagu BoA – Only One. Mereka tampak menghayati gerakan lagu tersebut, terutama di bagian seorang pria dan BoA menari bersama. Jongin dan Ahreum menari seakan-akan merekalah yang menjadi si pria dan wanita di MV aslinya.
Lagu selesai, latihan pun berakhir juga. Jongin dan Ahreum sambil bertukar senyum sebagai tanda bahwa mereka senang bisa menyelesaikan tarian duet mereka.
***
“Eomma, aku akan mampir ke rumah, sekarang aku sedang di perjalanan.” kata Ahreum sambil memegang handphonenya di telinga kanan, sedang menelepon seseorang.
“Eoh? Tumben kau mampir ke rumah. Bukankah jadwal latihanmu padat?” Suara diseberang sana pun menjawab.
“Hari ini aku free, tidak ada latihan atau jadwal lainnya.”
“Oh, begitu. Memangnya ada perlu apa?”
“Ada sesuatu yang harus kuambil di rumah. Nanti aku jelaskan. Sekitar 5 atau 6 menit lagi aku sampai.”
“Ne. Hati-hati ya.” Dengan ucapan singkat dari Ahreum eomma, maka Ahreum menutup teleponnya.
-
Seperti apa yang dikatakannya tadi, Ahreum saat ini tengah diperjalanan menuju ke rumahnya. Rumahnya tidak terlalu jauh dari asrama trainee SM, dengan menaiki bus pun Ahreum sudah bisa pulang. Kalau sedang tidak macet, dalam 30 menit pasti Ahreum sudah sampai.
Saat ini Ahreum sedang duduk di dekat jendela bus, menyaksikan kendaraan yang lebih kecil dari bus yang dinaikinya ini merayap di jalan. Menurut prediksinya, dalam 5-6 menit lagi dia akan sampai ke rumahnya, hanya perlu melewati sekitar 3 halte lagi.
5 menit telah berlalu dan bus berwarna biru yang dinaikinya berhenti di kawasan dekat rumahnya. Ahreum pun turun dari bus. Dari halte sini, rumahnya sudah terlihat. Hanya perlu berjalan sebentar saja.
Setelah sekitar 20 langkah, Ahreum kini sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Karena pintu pagar sedang tidak digembok, Ahreum membuka pintu pagar. Di depan pintu rumah, eomma sudah menyambutnya.
“Kau sudah sampai? Bagaimana kabarmu?” Ahreum eomma menyapa putrinya sembari memeluknya.
“Baik, eomma.” Ahreum membalas pelukan eommanya.
“Kau sudah makan siang belum? Eomma tadi memasak sup ayam, makanlah dulu.” Saat ini mereka berdua sudah tidak berpelukan lagi dan eommanya membawanya masuk ke dalam rumah.
“Whoa, kebetulan sekali. Aku belum makan siang. Hehehe…” Ucap Ahreum girang sambil melepas jaket yang dipakainya. Siang hari memang panas, tapi Ahreum memakai jaket agar kulitnya terlindung dari sinar matahari.
Mereka berdua berjalan menuju dapur. Ahreum eomma menyiapkan sup ayam untuk Ahreum, sementara Ahreum sendiri mengambil nasi untuknya dan juga meyiapkan kimchi.
Makanan sudah tertata di atas meja, Ahreum pun memakan santap siangnya itu. Eommanya sudah makan tadi, jadi beliau hanya memperhatikan putrinya melahap makanannya.
“Oh ya, katanya ada yang mau kau ambil di rumah. Memangnya apa yang mau kau ambil? Apa ada sesuatu yang tertinggal?” Tanya eommanya Ahreum.
Ahreum menelan makanannya lalu berkata, “Tidak, eomma. Aku hanya ingin mengambil dress di lemari.”
“Dress? Untuk apa?”
“Hari ini akan ada pesta di SM Building. Aku tidak membawa dress ke asrama dan dressku semuanya ada di sini.”
“Pesta? Kok tiba-tiba sekali? Kenapa kau tidak mengambil bajunya dari kemarin?” Ahreum eomma menyerbu dengan rentetan pertanyaan.
“Undangannya saja baru kudapat pagi ini! Karena pestanya diadakan agak mendadak, makanya kami para trainee hari ini bebas tidak ada latihan. Mungkin para trainee yang lain sedang di mall untuk berbelanja.”
“Kau kenapa tidak ikut dengan teman-temanmu ke mall dan mencari dress?”
“Aku tidak berniat membeli yang baru. Lagipula aku jarang memakai dress dan dressku yang lama masih bagus.”
“Oh, ya sudah… Tapi, memangnya pesta itu pesta apa?”
“Di undangannya sih tulisannya untuk merayakan suksesnya SM TOWN Seoul yang berlangsung beberapa waktu yang lalu.” Jawab Ahreum santai.
“Merayakan suksesnya SM TOWN? Pantas saja! Kau tahu, para fans membuat kemacetan di jalanan sampai-sampai beritanya disiarkan di TV. Ckckck… Memang dahsyat pesona para idol itu, fans nya saja segudang.”
“Bukan segudang lagi. Satu stadion bahkan penuh karena saking banyak fansnya mereka.” Kemudian Ahreum dan sang eomma tertawa kecil bersama.
-
Selesai makan, Ahreum mencuci piring bekas makan siangnya. Setelah itu dia menuju ke kamarnya. Sudah sekitar sebulan dia tidak mengunjungi kamarnya itu dan dia merasa kangen dengan ranjangnya. Ahreum pun membanting dirinya di ranjang empuk miliknya. Rasanya senang kalau kau bisa kembali pulang ke rumah! Habisnya, jarang-jarang Ahreum bisa pulang ke rumah. Itu pun kalau ada waktu luang, seperti sekarang misalnya.
Saat berbaring di ranjangnya, Ahreum menemukan sebuah boneka teddy bear berukuran sedang di antara tumpukan bantal. Dia mengambil teddy bear yang terlihat asing baginya itu. tapi sesaat kemudian dia teringat akan sesuatu.
Mungkin teddy bear ini punya Shinyoung eonnie. Pikirnya sembari meletakkan kembali teddy bear itu ke tempat asalnya.
Shinyoung adalah kakak sepupu Ahreum. Yah, karena Ahreum menjadi trainee di SM dan tinggal di asrama, kamar Ahreum sekarang ditempati oleh Shinyoung. Rumah Shinyoung ada di Busan, tapi dia ke Seoul untuk bersekolah. Universitasnya di dekat rumah Ahreum, karena itu Shinyoung tinggal di rumah Ahreum. Lagi pula kedua orang tua Ahreum pasti akan kesepian kalau hanya tinggal berdua saja mengingat Ahreum adalah anak tunggal mereka.
Sudah puas dengan berbaring di ranjang, kini Ahreum beralih menuju ke lemari baju lalu membuka pintu lemari kayu tersebut. Memang sebagian besar isi dari lemari itu adalah bajunya Shinyoung, tetapi baju-bajunya Ahreum masih tersimpan rapi disana.
Ahreum mencari-cari dressnya. Ahreum memang jarang sekali memakai dress, paling-paling biasanya dipakai untuk acara perpisahan atau acara pernikahan saja. Karena itu koleksi dressnya sedikit sekali, hanya 3. Ahreum mengambil ketiga dress miliknya itu. Satu persatu dari dress itu dicobanya. Dia pun melihat pantulan dirinya di cermin saat mengenakan dress.
Dress pertama. Warnanya hitam, berlengan pendek, dan panjangnya selutut. Bagus sih, tapi menurut Ahreum dress hitamnya terlalu simpel dan terlalu polos. Ayolah! Pesta tersebut pasti akan dihadiri oleh orang ternama. Rasanya pasti akan aneh kalau Ahreum sendiri yang memakai pakaian biasa sementara orang lain berlomba-lomba untuk menarik perhatian dengan busana mereka.
Dress kedua. Warnanya putih dan berlengan panjang. Dress itu dulu dipakainya ketika perpisahan kelas 9. Seingatnya dulu dress itu panjangnya hanya beberapa senti diatas lutut, tapi kenapa sekarang saat dipakai dress tersebut panjangnya sepaha? Well, itu tandanya Ahreum bertambah tinggi.
Dress ketiga. Warnanya emas, dan bagian bawah warnanya putih. Warna emas itu tidak nge-jreng, terkesan kalem. Dress itu panjangnya selutut juga, sama seperti yang warna hitam. Motif emas pada dress itu tidak norak, justru membuat dress emas tersebut semakin terlihat elegan. Tapi sayangnya, dress tersebut tidak berlengan sama sekali, hanya ada seperti sebuah tali kutang.
Setelah mencoba ketiga dress tersebut, Ahreum meletakkan ketiga-tiganya di atas kasur sambil menimang-nimang. Dress hitam terlalu biasa, dress putih terlalu pendek, dress emas terlalu terbuka bagian atasnya. Haish… Perasaan tidak ada yang beres! Batin Ahreum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Seketika Ahreum mengingat sesuatu. Kalau tidak salah dress yang emas ada boleronya deh… kemudian Ahreum melesat kembali ke lemarinya dan mencari-cari bolero yang seharusnya menjadi pasangan si dress emas. Malang nasib Ahreum, boleronya itu tidak ditemukan. Sepertinya sudah hilang. Dengan menghela nafas, Ahreum kembali ke tempat tidurnya.
Dress hitam Ahreum ambil, lalu dia kembalikan ke lemari. Dia tidak memilih dress hitam karena dress itu terlalu biasa. Jadi sekarang, pilihan Ahreum antara dress putih dan dress emas.
Ahreum melihat kedua dress tersebut secara bergiliran. Dress putih – dress emas – dress putih – dress emas – dress putih – dress emas. Saat ini dia bingung. Kalau dress putih lengan panjang tapi panjangnya sepaha, kalau dress emas tidak berlengan sama sekali tapi panjangnya selutut. Hah… ini membingungkan!
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ahreum memutuskan.
“Yah, lebih baik bahuku yang terekspos daripada pahaku.” Gumam Ahreum sambil mengembalikan dress putih ke lemari. Yah, pilihannya adalah dress emas. Dia akan memakai dress emas itu untuk ke pesta nanti. Menurutnya, orang tidak akan berpikir macam-macam kalau bahunya terbuka. Lagi pula, dia masih bisa menutupi bahunya itu dengan rambutnya.
-
Cklek
Ahreum bisa merasakan bahwa pintu kamar terbuka, lantas dia menoleh dan mendapati Shinyoung sedang berdiri di ambang pintu.
“Eonni!” Seru Ahreum sambil berdiri lalu menghampiri Shinyoung.
“Eoh, kau disini? Ada apa?” Tanya Shinyoung lalu masuk dan menutup pintu.
“Iya, eonni. Hari ini ada pesta di SM dan aku ke sini untuk mencari baju. Habisnya, aku kan tidak membawa dress ke asrama.” Shinyoung memang mengetahui kalau Ahreum adalah salah satu trainee di SM, jadi Ahreum santai saja saat menjelaskannya.
“Pesta?” Pertanyaan Shinyoung diangguki oleh Ahreum. Tak lama dia melanjutkan, “Dalam rangka apa?”
Dalam seharian ini Ahreum sudah ditanyai hal yang sama selama tiga kali. Tadi pagi Jongin, terus eomma, dan sekarang Shinyoung. Ahreum menghela nafas singkat lalu berkata, “Pesta dalam rangka merayakan suksesnya SM TOWN Seoul. Eonni tahu sendiri, kan, kalau konser itu sangat sukses. Makanya kesuksesan konser itu dirayakan dalam wujud pesta.”. Shinyoung mengangguk-angguk tanda mengerti.
“Ooh… Lalu, apa yang akan kau kenakan ke pesta nanti?”
“Dress yang ini, eon. Bagaimana?” Ucap Ahreum sambil menunjukkan dress emasnya.
“Wah, bagus! Oh ya, sepertinya aku mempunyai sepatu yang cocok kalau dipadukan dengan dress itu!” Terlihat sekali kalau Shinyoung sangat antusias.
Shinyoung pun berjalan mendekati tumpukan dus sepatu yang terletak dipojok ruangan. Diantara tumpukan dus sepatu tersebut, Shinyoung mengambil sebuah dus berwarna abu-abu. Ahreum mengikuti dibelakang Shinyoung sembari mencuri pandang apa yang dilakukan eonninya tersebut.
Shinyoung membuka dus tersebut. Didalamnya, tampaklah sepasang high heels berwarna purih pucat. Sepasang heels tersebut ditunjukkan ke Ahreum supaya Ahreum dapat melihatnya.
“Whoa, yeppeuda. Keunde, kenapa heels ini bisa berada di sini? Memangnya eonni bawa?”
“Bulan lalu ada kenalan eonni yang menikah, lalu eonni mengenakan heels ini. Niatnya sih eonni ingin kembalikan lagi ke rumah, tapi eonni suka lupa karena sibuk kuliah. Jadi heels nya masih disini, deh.” Balas Shinyoung. Ahreum hanya mengangguk kecil.
“Oh, ya! Coba kau pakai dress itu bersama dengan heelsnya! Eonni mau lihat!” Shinyoung mendorong pelan Ahreum menuju ke kamar mandi yang memang berada di kamar Ahreum.
“Tapi…”
“Ayo, dicoba dulu. Nanti kalau tidak dicoba kita tidak akan tahu cocok apa enggaknya.” Sela Shinyoung lalu menutup pintu kamar mandi.
Di dalam kamar mandi sendiri, Ahreum mengganti bajunya dengan dress emas itu. Dengan berhati-hati, Ahreum memakaikan dress tersebut ke badannya agar dress nya tidak rusak. Setelah selesai, Ahreum membuka pintu kamar mandi dan keluar.
“Nah, bagus! Sekarang kau pakai heels nya.” Shinyoung pun menyodorkan dus sepatu pada Ahreum. Ahreum duduk di tepi ranjangnya dan kemudian memakai heels yang disodorkan oleh Shinyoung tadi.
Heels sudah melekat sempurna dikedua kaki jenjangnya, lantas Ahreum berdiri dan bercermin. Shinyoung pun tak tahan untuk diam saja, karena itu dia langsung bersorak, “Whoa!!! Cocok sekali!”. Ahreum hanya tersipu malu mendengar pujian dari eonninya itu.
“Ah, eonni bisa saja.”
“Serius, kau benar-benar cantik! Oh ya, pestanya jam berapa?”
“Jam setengah tujuh nanti.”
“Sekarang jam 3, berarti masih tiga setengah jam lagi, ya?” Gumam Shinyoung sambil melirik ke jam. “Ya sudah, kalau begitu tidurlah dulu, nanti kalau sudah jam 5 akan kubangunkan. Kau boleh mengganti pakaianmu.”
Dengan suruhan Shinyoung itu, Ahreum pun melepaskan high heelsnya dan kembali ke kamar mandi untuk mengganti dressnya. Setelah Ahreum mengganti dress dengan bajunya, Ahreum membaringkan dirinya ke ranjang. Awalnya Ahreum tidak merasa ngantuk, karena itu dia memainkan handphonenya. Tapi lama kelamaan, Ahreum merasa mengantuk juga dan akhirnya Ahreum tertidur.
***
“Ahreum-ah! Ireona! Kau tidak mandi?” Shinyoung mengguncangkan badan Ahreum dengan pelan.
Ahreum merasakan tubuhnya digoyang-goyangkan, karena itu dia membuka matanya lalu duduk di ranjangnya. Ahreum melirik jam yang kini menunjukkan pukul setengah 5 sore. Pantas saja Shinyoung membangunkannya.
“Ne.” Sambil bangkit berdiri, Ahreum menjawab singkat.
Ahreum menuju ke kamar mandi. Dinginnya air shower membuat Ahreum menjadi segar kembali. Setelah menghabiskan waktu 25 menit di kamar mandi, Ahreum pun keluar dengan rambutnya yang basah.
“Nah, sudah siap? Ayo kita pergi!” Tiba-tiba Shinyoung berseru.
“Pergi ke mana? Pestanya kan masih satu setengah jam lagi.”
“Siapa bilang kita akan ke SM Building? Kita akan ke salon, Ahreum-ah!”
“Ke salon?”
“Iya! Akan lebih baik kalau kau dirias oleh salon. Habis, peralatan make-up eonni kan terbatas dan eonni juga tidak terlalu pandai make-up.”
“Tapi aku belum bersiap-siap.”
“Selagi kau mandi, eonni sudah mengemasi dress, sepatu, dan yang lain-lain. Ini buktinya!” Shinyoung mengangkat tangan kirinya yang memegang sebuah tas dari kain. “Kau hanya perlu membawa barang-barangmu saja.”
“Tapi…”
“Apalagi? Masalah biaya? Tenang saja! Eonni akan mentraktirmu. Cepat, waktu kita sudah termakan 5 menit hanya untuk pembicaraan ini saja.”
Ahreum tak bisa mengelak lagi. Karena itu dia mengambil handphone dan barang-barang lainnya yang diperlukan. Setelah sisiran, Ahreum mengikuti Shinyoung dari belakang.
Shinyoung membuka pintu mobilnya lalu duduk di kursi pengemudi. Well, Shinyoung memang mempunyai mobil agar dia bisa berkendara dengan mudah di Seoul.
Shinyoung mengendarai mobilnya menuju ke salon yang memang tidak begitu jauh letaknya dari rumah Ahreum. Tak membutuhkan waktu lama, Ahreum dan Shinyoung sampai ke salon.
-
“Tolong dandani dia secantik mungkin. Kalau sudah selesai pakaikan dia ini.” Shinyoung berujar pada sang penata rias sambil menyerahkan tas yang berisi dress emas, box sepatu, dan aksesoris. Yah, penata rias itu memang sudah disewa Shinyoung khusus untuk Ahreum. Si penata rias pun mengangguk sebagai tanda mengerti.
Shinyoung menuju ke ruang tunggu. Sambil menunggu Ahreum, dia membaca beberapa majalah yang disediakan disana.
Sementara Ahreum sendiri, dia duduk di kursi rias dengan sang penata rias disampingnya. Pertama-tama penata rias itu menguncir rambut Ahreum agar rambutnya Ahreum tidak mengganggu saat dia merias wajah Ahreum. Setelah itu dia mulai melukis wajah Ahreum dengan sentuhan warna-warna dari make-up.
Dengan konsentrasi penuh, sang penata rias itu merias wajah Ahreum. Biasanya, untuk make-up yang sempurna saja memakan waktu sekitar 30 menit, tapi karena penata rias yang ini cekatan, maka make-up Ahreum selesai dalam waktu 20 menit.
Setelah make-up selesai, kini sang penata rias menata rambut Ahreum. Karena rambut Ahreum tidak sepenuhnya kering, maka rambutnya menjadi lebih mudah untuk ditata. Si penata rias mengambil sedikit rambut Ahreum di bagian kanan lalu mengepangnya ke belakang. Setelah kepangan cukup panjang, ujung rambut Ahreum dijepit pakai hair pin. Hal yang sama juga dilakukan disebelah kiri, rambutnya dikepang kebelakang.
Setelah kepangan di sebelah kiri selesai, hair pin pada kepangan kanan dilepas. Kepangan kanan dan kiri bertemu di tengah, lalu si penata rias mengikatnya. Tak lupa, dia menyemprotkan hair spray pada rambut Ahreum agar kepangannya tidak rusak dan tahan lama sampai pestanya berakhir.
Wajah sudah, rambut juga sudah, kini tinggal badannya yang belum. Sang penata rias itu menginstruksikan agar Ahreum berdiri dan menuju ke kamar ganti. Untungnya, saat ini Ahreum memakai kemeja, jadi dia bisa melepaskan bajunya dengan mudah tanpa merusak tatanan rambutnya. Dressnya pun memiliki retseleting di samping kanan, jadi bisa dipakai kalau dari bawah ke atas.
Dress telah melekat sempurna dibadannya, Ahreum pun keluar dari ruang ganti. Si penata rias menyuruh Ahreum duduk di sebuah sofa yang ada agar Ahreum bisa memakai high heels nya. Sementara Ahreum memakai high heels, penata rias itu memakaikan kalung ke Ahreum. Tak hanya kalung, sebuah jam tangan juga dipakaikan. Jam tangan tersebut tidak terlihat seperti jam tangan secara umum, tapi jamnya lebih terlihat seperti gelang. Mungkin yang dipakai Ahreum adalah gelang jam.
Sudah siap semuanya, Ahreum bangkit berdiri dari duduknya. Penata rias sudah membolehkannya untuk kembali ke Shinyoung, maka Ahreum pergi dari ruang rias. Shinyoung yang sedang membaca majalah fashion merasakan kedatangan Ahreum. Ketika Shinyoung berpaling dari majalah dan melihat Ahreum, matanya membelalak kaget.
“Whoa!!! Neomu yeppo!!!” seru Shiyoung sambil menatap Ahreum dari ujung kaki hingga ujung kepala, tak percaya kalau orang yang di depannya adalah Ahreum dan bukannya boneka Barbie. “Eonni yakin semua mata akan tertuju padamu! Kau tak ada bedanya dari artis-artis yang sudah debut!” lanjut Shinyoung.
“Eh…? Gomawo.” Ahreum menggaruk pelan belakang telinganya, efek karena malu atas pujian Shinyoung.
“Ya sudah, ayo kita ke mobil.” Shinyoung berjalan menuju ke tempat dimana mobilnya diparkir tadi dan Ahreum mengekor di belakangnya.
Mereka berdua masuk ke mobil dan dengan cepat Shinyoung melajukan mobilnya menuju ke jalan raya. Waktu menunjukkan pukul 17.45, diperkirakan mereka akan sampai ke SM Building pada pukul 18.15 nanti.
***
Aula di lantai 5 SM Building sudah dipenuhi banyak orang. Dari kalangan artis, staf-staf, dan para tetinggi sudah berkumpul di sana. Tak lupa juga, para trainee juga hadir untuk meramaikan suasana dalam pesta tersebut.
Sambil menunggu pesta yang akan dimulai 5 menit lagi, Jongin menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama trainee lainnya. Dia, Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun membicarakan betapa megahnya pesta hari ini. Dilihat dari dekorasi aula, dari sejumlah makanan yang tersedia, dan kalau dilihat dari banyaknya orang yang datang, mereka berempat bisa mengetahui bahwa pesta ini sangat luar biasa.
Waktu terus berjalan dan tak terasa bahwa 5 menit telah berlalu. Pestanya pun dimulai. Boa dan Kangta sebagai MC pada malam hari ini naik ke panggung dan menyapa para hadirin.
“Selamat malam semuanya, terima kasih atas kehadiran kalian pada malam hari ini.” Ujar Boa dengan anggun.
“Pesta ini diadakan untuk merayakan suksesnya SM TOWN Seoul pada beberapa waktu yang lalu, dan itu karena dukungan banyak orang, termasuk kita semua yang ada di sini.” Kangta melanjutkan ucapan Boa.
Setelah itu mereka berbincang-bincang sebentar, membicarakan betapa banyaknya para fans yang datang dan betapa mereka senang bisa menghibur para fans. Meski melelahkan, tapi rasanya menyenangkan.
“Baiklah, setelah berbincang-bincang singkat tadi, mari kita dengarkan kata sambutan dari CEO tercinta kita, Lee Sooman!”
“Untuk Lee Sooman, harap maju ke depan untuk memberikan kata sambutan.”
***
Gawat, gawat, gawat!!!
Ahreum mengumpat dalam hatinya sambil memainkan jarinya. Saat ini mobil yang dinaikinya baru saja memasuki lapangan parkir di SM Building sementara sekarang sudah jam setengah tujuh lewat. Yap, Ahreum terlambat dan dia cemas sekarang. Seorang trainee bisa diundang dalam pesta megah itu juga karena keberuntungan padahal trainee tidak berperan penting pada SM TOWN Seoul, tapi masa Ahreum datang terlambat? Bukankah kesannya akan buruk?
Seharusnya Ahreum sampai pada jam 18.15 tadi, sayangnya hal yang tidak terduga terjadi. Di perjalanan ada sebuah truk yang mengalami kecelakaan. Truk itu terbalik dan masih tergelatak di tengah jalan dan menyebabkan kemacetan hingga satu kilo meter. Karena itulah Ahreum bisa datang terlambat.
Dengan cepat Ahreum turun dari mobil ketika berhenti lalu berjalan cepat tanpa menghiraukan Shinyoung. Tapi setelah teringat sesuatu, Ahreum berbalik dan menghampiri mobil Shinyoung yang memang masih stay di tempat. Ahreum mengetuk pelan kaca jendela mobil dan Shinyoung membukakan jendela.
“Eonni, sepatu, dan perhiasannya harus kukembalikan kapan?” tanya Ahreum.
“Terserah, sebisamu saja. Eonni sedang tidak ada pesta atau acara lain, jadi kalau kau mau kembalikan bulan depan pun juga tak masalah.”
“Baiklah, aku pergi dulu ya. Hati-hati di jalan, eon!” setelah berkata demikian, Ahreum melesat secepat mungkin menuju ke dalam SM Building.
Karena sudah terlambat, dia tidak menaiki tangga dan memilih menaiki lift untuk mempersingkat waktu. Selagi lift menuju ke lantai atas, Ahreum menunggu dengan gusar. Rasanya lift ini bergeraknya lambat sekali!
Pintu lift terbuka pertanda bahwa dia sudah sampai ke lantai 5. Ahreum berjalan cepat menuju ke pintu aula. Sebelum membuka pintu, dia berhenti sejenak untuk menenangkan degup jantungnya yang berdetak cepat sehabis berlari tadi. Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya. Setelah dirasa siap, Ahreum membuka pelan pintu lalu masuk ke dalamnya.
“Sekian dari saya, terima kasih untuk perhatiannya.” Ucapan terakhir dari Lee Sooman disambut oleh tepuk tangan yang meriah dari para hadirin.
Beruntung karena Lee Sooman sedang berpidato dan beruntung pintu aula terletak agak dibelakang, jadinya tak ada yang memperhatikan Ahreum datang terlambat karena semua orang terfokus pada Lee Sooman di depan. Ahreum menghembuskan nafas lega lalu menggabungkan diri pada orang-orang lain yang sedang bertepuk tangan. Kalau ada orang lain yang bertatap mata dengannya, Ahreum pasti akan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormatnya pada orang tersebut. Hingga akhirnya, dia melihat Boeun bersama beberapa trainee yeoja. Langsung saja dia menghampiri mereka.
***
Pesta sudah berlangsung sekitar 30 menit yang lalu, dan saat ini TaeTiSeo -sub grub dari SNSD- membawakan lagu untuk menghibur semua hadirin. Jongin pun menikmati lantunan lagu yang dinyanyikan oleh tiga dara cantik tersebut. Jongin hanya sendirian saat ini karena teman-temannya entah pergi ke mana dan Jongin sendiri tidak berniat untuk mencarinya. Maka dari itulah dia sendiri sekarang.
Masih dengan menikmati lagu, Boeun lewat di depan Jongin. Jongin tak merasa asing lagi dengan wajah Boeun.
Bukankah yeoja tadi temannya Ahreum?
Tapi tak lama kemudian dia menyadari sesuatu.
Kemana Ahreum? Rasanya sedari tadi aku tidak melihatnya.
Jongin menoleh ke kanan kiri untuk mencari Ahreum, tapi yeoja itu tak kunjung ditemukannya.
Apakah Ahreum tidak datang?
Sambil berpikir demikian, Jongin pun menemuka sosok Ahreum. Astaga! Jongin tidak salah lihat, kan? Ahreum sangat cantik malam ini dengan balutan dress emas yang bagus, sangat berbeda dari penampilan sebelumnya!
Ahreum juga sama sepertinya, berdiri sendirian sambil menikmati lagu. Merasa punya teman senasib, Jongin pun melangkah mendekati Ahreum.
Rupanya Jongin sudah keduluan seseorang. Baru satu langkah, Jongin mengurungkan niatnya karena dia melihat Sehun menghampiri Ahreum sambil membawa dua gelas jus jeruk di tangannya. Sehun menghampiri Ahreum kemudian menyodorkan salah satu gelas jus jeruk yang dibawanya ke Ahreum.
Ahreum yang sedang melihat ke depan panggung menyadari kehadiran Sehun. Ahreum pun berbalik dan menemukan Sehun dengan dua gelas jus ditangannya dan dia menerima gelas yang disodorkan Sehun. Sebelum minum, mereka cheers sejenak, baru meminum jus jeruk.
Lalu setelah itu mereka berdua tampak membicarakan sesuatu. Jongin melihat Ahreum tertawa karena ucapan Sehun, sementara Sehun tertawa kecil sambil tetap melanjutkan kata-katanya.
Entah apa yang Sehun katakan pada Ahreum, Jongin tidak tahu. Yang pasti… Mereka berdua terlihat seperti teman lama yang baru bertemu dan mereka terlihat sangat akrab. Sebelumnya Ahreum tidak pernah tertawa selepas ini, dan Sehunlah yang bisa membuat Ahreum tertawa.
Lagi-lagi rasa aneh itu muncul dan menjalar di tubuh Jongin. Tidak, saat ini Jongin tidak merasa berdebar seperti biasanya. Dia merasa bahwa hatinya terasa panas.
Dia merasa iri pada Sehun yang bisa membuat Ahreum bisa tertawa lepas, dan dia ingin bertukar posisi dengan Sehun.
Ttt-tunggu…. Iri? Apa benar aku iri pada Sehun? Kenapa aku harus iri?
Jongin bertanya pada hatinya sendiri, tapi dia tidak bisa menemukan jawabannya.
Kalau bukan iri, lantas apa yang dirasakan Jongin?
Mungkinkah…
Jongin…
Cemburu?
To be continued….
***
–Author’s Note –
Halo semuanya!!!! Ketemu lagi di chap 7! Wehehe… Ga kerasa ya udah 7 chap aja! Ini semua berkat kalian, jadinya ff absurd author berjudul ‘Ugly’ ini bisa bertahan sampe 7 chapter! Dan asal kalian tahu, ini adalah chap terpanjang karena sampe 21 halaman! Mata kalian ga keliyengan kan bacanya?
Ada yang penasaran sama rupanya Ahreum pas pesta? Oke, author kasih gambarnya biar ga penasaran lagi! dress nya Ahreum yang ini, rambutnya Ahreum kayak gini, kalo sepatunya begini. Dan kalo ada yg penasaran juga sama tampangnya Jongin, penampilannya itu yang ini. Sebenernya penampilan Jongin bakal dinarasiin di next chap, tapi kan lebih jelas kalo langsung liat dari gambar.
Mungkin ada dari kalian yang berpikir gini: ‘Dressnya Ahreum keliatan mewah, padahal dia kan orangnya biasa-biasa aja.’ Nah, sepertinya author belum menyampaikannya deh… Jadi Ahreum itu ga miskin, dia orang mampu, kok. Kalo baca lagi di chap 1, papanya Ahreum kan dokter, jadi dia mampu-mampu aja beli dress.
Ahreum bisa masuk Kyunghan emang karena beasiswa, tapi bukan karena dia ga mampu. Di SMP asalnya, siapa pun yang jadi juara umum bisa masuk gratis ke SMA manapun. Karena Ahreum pinter dan jadi juara umum di SMPnya dulu, makanya dia bisa masuk Kyunghan gratis padahal tanpa potongan harga itu pun dia juga udah bisa masuk Kyunghan. Tapi entah kenapa semua beranggapan kalo Ahreum itu miskin dan Cuma dikasihani oleh kepala sekolah karena pinter. Dan karena penampilan culunnya itu, maka orang-orang Kyunghan semakin menganggap kalo Ahreum itu orang ga mampu. Gitu ceritanya.
Btw nih, tak henti-hentinya author ngucapin makasih buat para readers sekalian yang udah komen di chap-chap sebelumnya! Author seneng bisa dapet komen yang banyak. Jujur, author sama sekali ga nyangka bisa dapet komen diatas 30! (bukannya bermaksud sombong, yah…) Dan diantara banyaknya komen yang author baca, ada komen seorang readers di chap 5 yang sangat memotivasi author. Readers itu –kalo ga salah namanya ming- komen gini: ‘entah kenapa chapter yang ini boring.’ Mungkin dia (si ming) bosen waktu baca ff ini karena mungkin ceritanya udah pasaran.
Dan komen ming itu seketika membuat author tersadar… iya juga ya? author ngerasa kalo di ff ini banyak pengulangan kata dan pemakaian bahasanya kurang tepat, jadinya keliatan bertele-tele. Yah, maklum lah, namanya juga first ff, jadi author masih perlu banyak belajar lagi. Tapi makasih banyak buat komennya, karena komen itu author jadi tau kekurangan author. Author akan berusaha sebisa mungkin supaya ff ini tetap enak dibaca dan ceritanya ga ngebosenin.
Dan sepertinya author akan menyampaikan sesuatu….
Chap 8 akan tertunda proses pembuatannya. Bukannya author udah ga niat buat ngelanjutinnya, tapi karena author ada tugas. Kalian tau tugasnya apa? author disuruh bikin cerpen untuk tugas b.indo. Untuk sementara author akan fokus bikin cerpen itu dulu, kalo cerpennya udah kelar baru author lanjutin ke chap 8. Nanti cerpen itu bakal author kirim ke exoff deh biar kalian bisa baca juga. tapi tenang aja, castnya bakal author ganti jadi nama-nama exo kok. Dan ceritanya bakalan jauh berbeda dari ff ugly ini. Author mo ngasih spoiler, ntar maincastnya exo k dan ceritanya mereka masih bocah kelas 5 SD. Ada yang mau baca kah?
Udahan deh. Sekian author’s note, maaf kalo cuap-cuapnya panjang dan terkesan ga penting, terus maaf juga kalo ada typo dan kesalahan-kesalahan lainnya. Annyeong!^^
Love,
Annabeth :3
