Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all 4828 articles
Browse latest View live

It’s Not Just A Game! (Chapter 3)

$
0
0

New Picture (1)

title : it’s not just a game!  (chapter 3)

author : damchukiddo (@damnchoo)

main cast : Jung Jihyun (OC), Kim Jongin a.k.a Kai, Oh Sehun (EXO-K)

support cast : Lee Hyerim, Jung Jaehyun (OC) & EXO-K members

 Genre : romance, school life

Rating : PG –15

 length : series/chaptered

disclaimer : all characters belong to God and his/her family. It’s pure from my imagination. So, sorry for similarity of the plot, weird storyline, typos and etc, i’m still amateur. No bash. No plagiarism. No sider!~

enjoy ^^

*****

Kai’s POV

“Sial, awas saja kalian. Tega sekali meninggalkan aku sendiri bersama yeoja-yeoja gila itu. Lihat saja akan ku balas kalian semua!” aku menggerutu sepanjang jalan dengan kesal.

Bagaimana bisa teman-temanku tega meninggalkan aku di kantin yang sedang penuh sendirian dengan para yeoja gila itu! Untung aku bisa keluar dengan selamat. Jika tidak, besok akan ada berita di media massa ‘seorang namja tampan mati mengenaskan diserang oleh sekumpulan yeoja gila’ kan itu tidak lucu!

Eh tapi sekarang aku berada dimana?

Aku melihat ke sekeliling. Baru tersadar kalau aku bukan berada di jalan ke kelas ku. Bodoh, aku tersesat. Karena terlalu kesal  aku jadi tidak memperhatikan jalan. Ya ampun akan lebih konyol lagi jika besok ada berita ‘seorang murid tampan tersesat di sekolahnya sendiri’. Suruh siapa sekolah ini terlalu besar! Astaga ada apa denganku hari ini?

Aku bersandar ke dinding sambil sedikit menundukan kepalaku. Teriakan teriakan para yeoja tadi masih berdengung, membuat kepala ku pening. Ditambah sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan aku tersesat. Yang lainnya pasti akan menertawakan ku dengan puas. Sial sekali aku hari ini.

“ini toilet yeoja. Kau bukan yeoja kan?” seseorang berkata dengan dingin.

Sepertinya aku mengenal suara ini. Aku mengangkat kepala ku untuk melihat siapa yang berbicara tadi. Lalu aku mendapati diriku sedikit terkejut. Yeoja sinis itu berada di hadapanku sambil menatap dengan dingin. Lalu dia bilang apa tadi? Toilet yeoja? Aku melihat sedikit kebelakang yeoja itu. Benar saja tak jauh dari situ terdapat pintu berplang ‘toilet yeoja’.

Sial aku dikira akan mengintip!

“Bukan. Aku tidak berniat mengintip.” Tutur ku seakan tahu apa yang Ia pikirkan.

“lalu?” tanyanya lagi seakan tidak percaya.

Jika aku memberitahu yeoja itu yang sesungguhnya kalau aku tersesat disini, itu  memalukan dan akan membuat image ku rusak. Tapi, jika aku tidak memberitahunya, aku akan dicap namja pengintip, dan itu lebih memalukan dari pada namja yang tersesat. Ah masa bodoh dengan image, aku harus kembali ke kelas.

Dengan berat hati aku menjawab, “aku hanya tersesat. Aku lupa jalan dari kantin menuju kelasku. Teman-teman meninggalkan ku”

Aku menatap yeoja di depanku itu. Berharap Ia tidak menertawakan ku dengan terbahak-bahak. Dan, yang aku dapati hanyalah wajah datar tanpa ekspresi. Oh iya aku lupa jika yeoja ini bukan yeoja biasa. Ah.. terima kasih Tuhan!

“konyol.” Yeoja itu bergumam lalu berjalan melewati ku.

“Tunggu!” aku reflek menahan bahunya. Dia harus mengantarkan aku ke kelas! “bisa kah kau antarkan aku ke kelasku?” lanjutku berharap Ia akan mengatakan iya.

“sepertinya tidak.”

Ah ayolah! “aku mohon.” Pintaku sambil sedikit… memelas. Ya, image ku rusak di depan yeoja ini.

Dia terlihat berpikir, ayo katakan iya! “satu kotak chocolate milk?” tawarnya.

Mengerti dengan tawarannya tadi, aku menarik sedikit ujung bibirku, “ok deal.” Ucap ku mantap. Untung dia tidak meminta yang macam-macam.

Dia mendengus meremehkan, “tapi tolong, tanganmu.”

Aku menatap tanganku yang masih berada di bahunya. Mendadak aku menjadi salah tingkah. Lalu aku mengangkat kedua tanganku dengan konyol. Dia hanya memberikan tatapan aneh. Astaga ada apa denganku hari ini?

Image ku sungguh benar-benar rusak.

Mendadak aku mengingat perjanjian ku dengan Sehun kemarin. Aku masih tidak tahu siapa nama yeoja ini. Sekarang kesempatan ku untuk bertanya. Ya minimal aku harus tahu namanya dulu kan sebelum mendekatinya?

by the way, nama ku Kai. Kau?” tanya ku saat kami berjalan keluar dari koridor.

“Jihyun.” Tanggapnya singkat.

Oh jadi namanya Jihyun. Lihat Oh Sehun aku sudah mengetahui namanya sekarang!

Kemudian fantasy-fantasy tentang yeoja ini berkumpul di pikiran ku. Sempat terpikirkan oleh ku untuk menanyakan tentang beberapa asumsi ku kemarin, tapi pasti dia akan langsung meninggalkan ku. Aku tidak mau.

Rencana-rencana untuk mendekati Jihyun juga mulai bermunculan di otak ku. Satu persatu rencana itu tersusun dengan sendirinya. Entah lah, aku menjadi semangat sekali setelah mengetahui nama yeoja ini. Ada apa denganku?

Kau sepertinya sudah gila Kai.

Pletak!!

Sebuah sentilan yang cukup keras mendarat di dahi ku, membuat aku tersadar dari seluruh fantasy dan rencana ku tadi. Aku menatap sang pelaku kekerasan pada dahi ku itu. Sang pelaku –atau lebih tepatnya Jihyun, menatap ku balik dengan tatapan sedikit kesal.

Sambil meringis aku bertanya, “kenapa kau lakukan itu?”

“dimana kelas mu?” Jihyun balik bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan ku tadi.

“2-2. Kenapa kau melakukan itu pada dahiku?” aku bertanya sekali lagi. Sungguh itu sangat sakit sekali. Sepertinya dahi ku berubah warna menjadi merah.

“untuk menghilangkan pikiran anehmu.” jawabnya. Strike.

Aku terkesiap. Darimana Jihyun tahu kalau aku memang sempat berpikiran yang aneh-aneh tentangnya?

Aku menatap yeoja di depan ku ini dengan tatapan meneliti. Sepertinya Jihyun seorang penyihir. Atau seorang mind reader. Entah lah, yeoja ini memang unik. Aku menjadi sedikit ehm.. tertarik.

Merasa aku perhatikan, Jihyun lalu membuka mulut. “walaupun ucapan ku tadi benar, tapi aku bukan seorang mind reader.”

Aku melongo. “darimana kau tahu kalau aku mengira kau seorang mind reader?”

Jihyun mengangkat bahunya. “itu kelas mu.” Ucapnya sambil menunjuk ke satu ruangan. Aku membalikan badan, dan aku mendapati ruangan bertuliskan ‘2-2’ plus Chanyeol dan Baekhyun sedang menari-nari di atas meja. Dasar pembuat ribut.

Aku berbalik untuk berterima kasih pada Jihyun. Tapi yeoja itu sudah melangkahkan kaki nya pergi seiring dengan bel masuk yang berbunyi.

“tunggu! Chocolate milk nya bagaimana?” aku bertanya sambil sedikit berteriak.

Jihyun berhenti lalu memalingkan wajahnya sedikit, “pulang sekolah, gerbang depan.” Katanya singkat lalu kembali melangkahkan kakinya.

Aku menatap yeoja itu sampai Ia menghilang dari hadapanku. Pertemuan singkat yang sedikit berkesan. Ada untungnya juga aku tersesat tadi. Ya walaupun image ku sudah rusak di depannya, tapi aku punya kesempatan lain kan untuk bertemu dengannya.

Tiba-tiba aku mengusap dahi ku yang menjadi korban sentilan Jihyun tadi. Reflek aku menarik ujung bibirku sambil membayangkan kejadian tadi. Tak lama aku tersadar lalu menggelengkan kepala ku.

Kau memang sudah gila Kai.

______

Jihyun menyusuri sebuah tangga menuju suatu tempat. Dia sedang dalam proses membolos dari pelajaran ekonomi. Walaupun itu adalah pelajaran terakhir, tapi tetap saja Ia malas mendengarkan celotehan guru yang menyebalkan itu. Terima kasih juga kepada Hyerim yang sudah bersedia berpura-pura mengantarkannya ke UKS tadi. Tidak gratis sih, Hyerim bersedia berpura-pura dengan imbalan cerita dari Jihyun mengenai bagaimana Ia bisa mendapatkan cokelat dari Sehun. Bukan hal yang sulit kan.

Satu persatu anak tangga Ia lewati, sampai Ia menemukan sebuah pintu di dekat anak tangga terakhir. Lalu Jihyun membuka pintu di depannya. Pintu menuju atap.

Sudah lama sekali Jihyun tidak berkunjung ke sini. Terakhir kali Ia kesini saat ia tertangkap basah membuka engsel pintu atap beberapa bulan yang lalu. Lalu Ia dihukum tidak boleh pergi ke atap lagi. Tapi sekarang, masa bodoh lah, pihak sekolah juga pasti lupa mengenai hukuman konyolnya itu. Jihyun lalu bergegas menuju bangku kayu yang terletak tak jauh dari pintu.

Jihyun menghirup nafas dalam-dalam. Hahh ini yang Ia butuhkan sedari tadi. Berdiam diri di ruangan kelas yang sumpek terus menerus membuatnya kekurangan banyak oksigen. Ditambah lagi pelajaran hari ini adalah pelajaran yang Ia tidak suka semua. Mungkin jika ditambah satu atau dua kotak chocolate milk akan lebih sempurna lagi.

Jihyun baru ingat kalau namja bodoh yang tersesat tadi masih berhutang chocolate milk padanya. Ya terdengar sedikit jahat sih, Jihyun memanggilnya dengan panggilan ‘namja bodoh yang tersesat’. Jihyun lupa siapa nama namja itu. Lagipula itu memang kenyataan kalau namja itu memang bodoh. Mana ada murid tersesat di sekolahnya sendiri.

Jihyun juga tidak mengerti mengapa Ia bisa menolong orang yang bahkan Ia tidak mengenalnya sama sekali. Biasanya Ia paling anti berhubungan dengan orang asing. Mungkin Jihyun merasa iba, karena muka namja tadi memang sangat memelas dan menyedihkan. Lagipula ada untungnya juga kan ia menolongnya, Jihyun tidak usah mengeluarkan uang untuk membeli chocolate milk hari ini.

Jihyun menutup matanya, berniat tidur sampai bel pulang berbunyi. Tapi tiba-tiba Jihyun mendengar suara yang menganggu niatnya itu. Seperti suara orang yang sedang tertawa kegelian. Tidak mungkin ada hantu di siang bolong seperti ini. Lagi pula jika hantu sedang apa dia sampai tertawa seperti itu, Menonton running man? Tidak mungkin.

Jihyun bangkit dari bangku kayu itu. Ia harus mengetahui oknum yang mengganggu acara tidur siangnya. Semakin lama Ia berjalan, suara itu semakin jelas. Dan sepertinya tidak hanya seorang, tapi dua orang yang menjadi pengganggu tidurnya.

Suara itu semakin jelas saat Ia berada di depan tumpukan bangku yang rusak dan tak terpakai. Sepertinya sumber suara itu dibalik tumpukan ini. Jihyun lalu bergerak untuk menegur orang itu. Dan dia mendapati dirinya terkejut.

Dua orang murid berlawanan jenis sedang berpelukan. Dan… berciuman.

Jihyun baru pertama kali melihat adegan itu secara langsung. Biasanya hanya dalam film atau drama yang Ia tonton. Jihyun ingin bergerak pergi hanya saja Ia terlalu terkejut, dan itu membuat kakinya sulit digerakan.

“wah ternyata kau senang mengintip yang sedang bermesraan ya.” Seseorang berbisik tepat di telinga Jihyun.

Jihyun terlonjak ketika mendapati wajah Sehun berada tepat di sebelahnya. Jihyun ingin berteriak tapi Sehun menempelkan jari telunjuk di bibirnya menyuruh untuk diam. Lalu ia menarik tangan Jihyun untuk menjauh dari situ.

“lepaskan.” Jihyun berucap dengan nada sinis seperti biasanya.

Sehun sedikit terbelalak melihat tangannya. “ups. Sorry.”

Jihyun hanya memutarkan bola matanya. Sehun menatap yeoja di depannya ini dengan pandangan mendelik. Yeoja ini sedikit menyebalkan. Belum pernah Ia diacuhkan oleh yeoja separah ini.

“aku tak menyangka orang seperti mu semesum ini.” Sehun membuka mulutnya.

Jihyun langsung memberikan death glaresnya pada Sehun. “apa maksudmu?”

“seharusnya kau langsung menjauh ketika melihat yang sedang bermesraan seperti itu.”

“aku berniat menegur mereka sebelum kau datang dan merusak niatku.”

“alibi. Bilang saja kau ingin seperti mereka.”

“terserah.” Jawab Jihyun sinis.

by the way, bagaimana cokelat yang kemarin?” Sehun mengganti topik.

Jihyun mengerutkan dahinya. Seperti mengingat cokelat yang mana yang kemarin Ia makan.

“oh, lumayan. Penggemarmu tahu bagaimana memilih cokelat.”

Sehun menaikkan satu alisnya. “Bagaimana kau tahu itu dari penggermar ku?”

“ku kira namja seperti mu tidak akan membeli cokelat dengan bentuk hati dan boneka teddy.”

Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Merasa tidak ada yang harus dibicarakan lagi, Jihyun melangkahkan kaki nya menjauh dari tempatnya. Sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

“eh tunggu!” Jihyun menoleh pada Sehun. “kita belum resmi berkenalan.” Lanjut Sehun.

Jihyun mengangkat sebelah alisnya. “memang harus?”

Sehun mengedik kan bahunya. “Ya, kesannya lebih enak saja menurutku. Hai namaku Oh Sehun.” Ucap sehun sambil menjulurkan tangannya.

Jihyun menatap tangan yang terjulur di hadapannya. Kemudian Ia menatap wajah Sehun yang menampilkan sedikit smirk. “Jung Jihyun. Kau tahu, ini bodoh.” Ucap Jihyun sambil membalas uluran tangan Sehun sebentar dan melepaskan nya kembali.

Sebuah senyum yang samar terulas di bibir Sehun setelah Jihyun menjabat tangannya tadi. Entahlah, Sehun tidak pernah merasa senang seperti ini jika bersentuhan tangan dengan yeoja lainnya. Ini aneh. Apa yang diperbuat yeoja ini padanya? Dunia ini sudah terbalik.

“oh iya, besok aku ada pertandingan basket melawan sekolah sebelah. Kau harus menonton ya!”

“apa untungnya buat ku?” Jihyun menatap aneh Sehun.

Sehun mengangkat bahunya. “tidak ada kurasa. Tapi pokoknya kau harus menonton.”

“kau memaksa.”

“aku memang memaksa. Aku tunggu kau besok.”

“aku tidak berjanji.” Ucap Jihyun sambil pergi meninggalkan Sehun tanpa pamit.

______

“Ya! Kim Jongin bangun hey kau mau pulang tidak?”

Kai terpaksa membuka kedua matanya setelah Chanyeol berteriak tepat di telinga kanan sambil menepuk-nepuk pipinya. Mata kai mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya di ruang kelasnya. Ugh, matanya terasa berat. Kai masih mengantuk. Padahal Ia sudah tertidur dari 2 jam pelajaran yang lalu.

“bangun kau tukang tidur. Ini sudah waktunya pulang.” Kyungsoo berucap sambil menenteng tas sekolahnya.

Kai mengedarkan pandangan matanya. Merasa ada sesuatu yang kurang. “dimana Sehun?”

“membolos. Paling di atap atau di kantin.” Papar Suho.

Kai mengangguk. Lalu membereskan buku dan barang-barangnya. Ini sudah waktunya pulang, tapi Kai masih merasa ada yang mengganjal. Bukan karena tadi ia tidur dan meninggalkan pelajaran –itu sudah sangat biasa Kai tidur saat pelajaran. Entahlah mungkin itu cuma perasaannya saja.

“hey kalian tahu tidak, ada yang mengirim lima kotak cokelat ke rumah ku sekaligus kemarin. Sekarang aku tidak tahu harus menghabiskannya bagaimana.” Eluh chanyeol.

“aku juga! Sepuluh botol susu mendarat dirumah ku tadi pagi. Si pengirim bilang ‘agar oppa bisa tumbuh lebih tinggi’ sialan memang aku sependek apa?” Baekhyun merengut.

Cokelat.. susu.. chocolate milk!

Kai langsung memasukkan barangnya dengan asal ke tas sekolahnya. Ia baru teringat janjinya dengan Jihyun. Ah mana Ia belum membeli barang yang dijanjikan pula. Bisa habis Ia jika terlambat seperti ini. “Bodoh kau Kai!” runtuknya dalam hati.

Kai langsung beranjak dari bangkunya, dan berjalan dengan terburu-buru. Sikapnya itu membuat bingung semua teman-temannya. Langkah Kai terhenti saat Chanyeol menghadangnya di depan pintu.

“Kau mau kemana, mengapa terburu-buru seperti itu?” tanya Chanyeol.

“aku ada urusan. Jika kalian mau pulang, pulang saja duluan. Minggir!” Kai mendorong tubuh Chanyeol dengan sedikit keras, membuat Chanyeol kehilangan keseimbangannya.

Suho dengan sigap membantu Chanyeol berdiri. “ada apa dengannya?” lanjutnya.

“entahlah. Biasa anak masih labil.” Jawab Baekhyun dengan nada yang ‘sok.

“apa bedanya denganmu?” tanya Kyungsoo skakmat, membuat yang lainnya tertawa terbahak-bahak.

“Ya! Berhenti, itu tidak lucu! Ah sudah aku mau pulang.”

“huuu anak labil marah huuu.” Olok teman-temannya sambil tertawa, sedangkan baekhyun hanya memajukan bibirnya.

______

Kai berjalan –lebih tepatnya berlari dengan sangat cepat. Ia harus membeli chocolate milk dulu ke kantin lalu ke gerbang untuk memberikannya pada Jihyun. Tentu saja itu memakan waktu yang lumayan lama, karena jarak dari kantin ke gerbang sekolah tidak dekat.

Kai semakin mempercepat larinya. Tak banyak juga orang yang tertabrak gara-gara ulahnya itu. Sekarang Ia sudah sampai di kantin. Dan langsung melesat ke lemari pendingin. Setelah mengambil dua kotak chocolate milk, Kai merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang –yang Ia tidak tahu kurang atau lebih jumlahnya. Lalu kembali melesat menuju depan gerbang.

Sebenarnya tadi Sehun ada di kantin, seperti yang Suho katakan. Dan Sehun sempat meneriakkan nama Kai beberapa kali. Hanya saja Kai tidak sempat menyahut. Ia terlalu terburu-buru. Waktu sangat berharga baginya sekarang. Terlambat sedikit saja, Ia bisa kehilangan kesempatan untuk bertemu yeoja itu lagi.

Kai berlari lebih cepat. Ia mengacuhkan semua umpatan yang ditujukan untuknya saat Ia sedang berlari di koridor tadi. Sekarang jam pulang dan koridor pasti penuh. Mau tak mau, Kai menabrak semua yang menghalangi jalannya. Masa bodoh.

Kai sudah hampir dekat dengan gerbang sekolah. Dari jauh Ia bisa melihat seorang yeoja sedang mendengarkan musik sambil melipat kedua tangannya di dada. “Itu pasti Jihyun!” pekiknya dalam hati. Kai pun segera mendekati gadis tersebut.

“Kau terlambat sepuluh menit lebih tiga puluh lima detik.” Papar Jihyun saat Kai sudah di depannya.

Kai melongo. “kau hah.. menghitungnya hah?” tanya Kai putus putus karena nafasnya yang belum teratur.

“begitulah.” Jawabnya singkat.

Merasa sudah bisa sedikit bernafas, Kai menyodorkan dua buah kotak chocolate milk kehadapan Jihyun. “ini ku lebihkan satu.. –“

“sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf karena lama menunggu . Okay, sama-sama.” Potong Jihyun. Lalu Jihyun mengambil kedua chocolate milk dari tangan Kai lalu pergi tanpa pamit.

Sedangkan Kai, Ia hanya menganga di tempatnya berdiri. Bagaimana bisa gadis itu menebak apa yang akan Ia katakan. Jihyun benar-benar seorang mind reader. Ini gila, bagaimana Ia bisa mendekati Jihyun kalau sebelum bergerak niatnya sudah diketahui oleh Jihyun duluan?

“hey brother kau habis berbicara dengan siapa?” Sehun datang  tiba-tiba sambil merangkul bahu Kai.

Kai menepis tangan Sehun. “bukan dengan siapa-siapa. Ayo pulang.” Ucapnya lalu jalan meninggalkan Sehun.

Sehun menaikkan sebelah alisnya. “ada apa dengan anak itu. dasar aneh.” Ia menggerutu lalu mengejar Kai yang sudah jauh di depannya.

______

Pagi ini kelas masih sangat sepi. Hanya ada Jihyun yang sedang menelungkupkan wajahnya di meja. Ia masih sangat mengantuk. Terang saja, sekarang pukul enam lebih lima menit dan bel masuk masih sekitar empat puluh menit lagi. Ini semua gara-gara Jaehyun yang harus pergi kerja pagi sekali dan memaksa Jihyun untuk berangkat ke sekolah bersamanya.

“akan ku tambahkan uang jajan mu untuk membeli cokelat.” Tawar Jaehyun ketika Jihyun menolak untuk pergi bersamanya. Mendengar kata cokelat, yaa Jihyun mana bisa menolaknya. Dan ta-daa! Akhirnya Jihyun berada di kelas sendirian.

Jihyun mengkencangkan volume musik dari iPod nya. Jihyun sekarang merasa lapar. Ia belum sempat sarapan karena tadi berangkat pagi sekali. Kantin pun pasti belum buka di jam jam segini. Jihyun lalu merogoh tas sekolahnya. Berharap menemukan ‘harta karun’ yang tersisa untuk ia konsumsi. Lalu tangannya menyentuh sebuah kotak. Chocolate milk! Jihyun menarik kotak itu keluar. Ia lupa kalau namja bodoh yang kemarin memberinya dua kotak sekaligus. Ia hanya baru meminum satu saat perjalanan pulang kemarin dan lupa mengeluarkan sisanya dari tas.

Jihyun buru-buru membuka kemasan di tangannya itu lalu menegak habis isinya dalam satu kali tarikan nafas. Ahh ini lebih baik dari tadi. Jihyun lalu menatap kotak kemasan kosong di tangannya. Sebenarnya Ia sedikit keterlaluan langsung pergi tanpa pamit kemarin. Ya habis bagaimana lagi, namja itu terlalu lama. Ia harus cepat pulang, jika tidak ia akan habis oleh celotehan Jaehyun.

Mendadak wajah namja bodoh itu tergambar di pikiran Jihyun. Bagaimana ekspresi saat Ia memelas dengan sangat menyedihkan. Bagaimana saat ia kelelahan karena habis berlari dari kantin ke gerbang sekolah yang jaraknya memang tidak dekat. Tapi yang paling lucu adalah ekspresinya saat Jihyun mengetahui apa yang akan Ia bicarakan. Entahlah, namja itu sedikit lucu dengan mata membulatnya. Mendadak senyuman terpampang di wajah Jihyun.

“Ya! Hey Jung Jihyun! Kau kenapa hey sadar!” Hyerim menepuk-nepuk pipi Jihyun sedikit keras. Ia takut temannya yang dingin itu mendadak kerasukan hantu bahagia yang membuatnya senyum-senyum sendiri.

Jihyun sedikit terlonjak dengan kehadiran Hyerim yang mendadak di depannya. “sejak kapan kau disini?” tanya Jihyun sedikit jutek. Hyerim pasti menyerang Jihyun dengan banyak pertanyaan karena tertangkap basah sedang tersenyum-senyum sendiri.

“sekitar sepuluh menit yang lalu. Kau kenapa? Memikirkan Sehun yaa?” tanya Hyerim dengan nada menggoda yang menurut Jihyun sangat menjijikan.

Jihyun menyipitkan matanya sebal. “tidak.”

“ah bohong saja kau. Eh iya kau belum menceritakan mengapa kau dapat cokelat dari Sehun. Cepat ceritakan!”

Jihyun menghela nafas. Sekarang ia sudah tidak bisa menghindar lagi dari pertanyaan Hyerim yang menghantuinya dari kemarin. Lagipula, Ia terlalu malas untuk mengalihkan topik. Akhirnya Jihyun menceritakan dari A-Z bagaimana Ia bisa mendapatkan cokelat dari salah satu pangeran di sekolahnya. Sesekali Hyerim memekik saat Jihyun menceritakan detil yang menurut Hyerim itu sweet. Sweet apanya.

“Huaaaaaaa Jihyun mengapa kau sangat beruntung sekali aaaaaa aku ingin seperti muu!” teriak Hyerim dengan histeris ketika Jihyun menyelesaikan ceritanya.

“ambil saja dia. Aku tidak menyukainya.”

“tapi kau.. bagaimana kalau Ia menyukai mu?! Ah kau pasti akan menjadi salah satu murid populer di sekolah!”

“kalau dia menyukai ku.. ya tidak apa-apa.”

“aish kau ini! Apa ekspresi yang kau punya hanya flat saja?!”

Jihyun mengangkat kedua bahunya. Mendadak Ia mengingat pertemuannya dengan Sehun kemarin. Ia disuruh datang ke pertandingan basket kali ini. Sebenarnya Ia malas. Jihyun lebih memilih membaca buku sambil makan cokelat yang banyak. Tapi apa salahnya kan ia menonton pertandingan sekolahnya sekali saja. Ia penasaran bagaimana bagusnya team basket yang sangat dibanggakan oleh sekolahnya itu.

“Jihyun nanti kau temani aku menonton pertandingan basket ya! Aku tidak mau tau pokoknya kau harus temani aku!” ajak Hyerim dengan nada yang memaksa.

Ya tanpa disuruh oleh Sehun juga Jihyun akan datang ke pertandingan itu. Dengan tarikan dari Hyerim tentunya.

______

Dan disini lah Jihyun sekarang. Ditengah sekumpulan para yeoja yang sedang histeris menunggu para pangeran sekolah beraksi. Disini terlalu berisik, Jihyun tidak merasa begitu nyaman. Ini pertandingan basket, bukan konser musik. Ah Jihyun ingin segera enyah dari tempat ini.

Lalu teriakan-teriakan itu makin menjadi saat para pemain keluar menuju lapangan. Jihyun melihat Sehun keluar dengan diiringi teriakan yang sangat dahsyat. Tidak Sehun saja yang di teriaki seperti itu. Dibelakang Sehun ada namja bodoh dan salah satu teman Sehun yang paling tinggi. Makin menjadi saja teriakan para yeoja disini. Jihyun jadi takut lapangan basket sekolahnya rubuh karena teriakan para fangirls.

Jihyun memperhatikan Sehun. Sehun sedikit berbeda jika sedang tidak menggunakan seragam sekolah. Dia terlihat sedikit lebih manly dengan tangan yang sedikit berotot seperti itu. Pria bernomor punggung delapan itu mengedarkan pandangannya ke kursi penonton. Dan kemudian, mata Sehun menemukan Jihyun. Namja itu mengulas sebuah senyum lalu mengibaskan tangannya. Dan itu membuat para yeoja berteriak sangat keras.

Tunggu.. apa senyum itu ditujukan untuk Jihyun? Mendadak pipi Jihyun memanas. Ah ada apa dengannya? Mungkin saja itu untuk orang yang tempat duduknya dekat dengan Jihyun. “Kau percaya diri sekali!” runtuk Jihyun dalam hati.

Pertandingan pun dimulai. Team basket sekolahnya bermain sangat hebat. Jihyun tidak pernah tahu kalau sekolahnya memiliki team basket sehebat ini. Entahlah, Jihyun terpukau kali ini. Para pemainnya juga sangat lihai. Terutama ketiga bintang lapangan –Sehun, namja bodoh itu dan satu teman Sehun yang seperti Tiang yang ternyata menjabat sebagai captain. Sebuah kolaborasi yang sangat keren, menurut Jihyun.

Jihyun juga tidak menyangka namja bodoh itu sangat ahli dalam memainkan bola orange itu. Jihyun suka bagaimana cara namja bodoh itu menggiring dan melempar bola. Sedangkan Sehun, Ia sangat ahli dalam menerima lalu melemparkan bola ke dalam ring. Tepat sasaran dan jarang sekali meleset. Kalau sang captain sangat hebat dalam merebut bola. Entahlah, ini benar-benar kolaborasi yang epic.

Wasit meniup peluit, pertanda waktu pertandingan habis. Dan pertandingan ini di menangi oleh team Sehun. Walaupun sempat berkejar-kejaran skor dengan lawan, tapi tetap saja team sekolahnya lebih unggul daripada pihak lawan. Jihyun tidak tau kalau Ia ternyata bisa menikmati pertandingan seperti ini. Teriakan para fangirls –termasuk Hyerim, semakin menjadi ketika tiga orang yang menjadi bintang lapangan berlari ke pinggir lapangan. Karena tidak nyaman dengan keadaan seperti ini akhirnya Jihyun memutuskan untuk keluar dari tempat pertandingan berlangsung.

Sehun menangkap sosok Jihyun yang sedang berjalan keluar. Ia langsung buru-buru mengejarnya tanpa memperdulikan teman-temannya yang meneriaki namanya. Ia harus bertemu gadis itu terlebih dahulu.

“Jung Jihyun!”

Merasa ada yang memanggil namanya, Jihyun menoleh dan mendapati Sehun sedang berlari ke arahnya.

“mau apa kau disini? Seharusnya kau sedang merayakan kemenanganmu.” Tanya Jihyun dengan nada yang terdengar dingin.

Mata sehun menyipit. Nafasnya masih memburu. Ia belum minum apapun sehabis pertandingan tadi. Merasa tau kalau Sehun sedang kehausan, Jihyun merogoh tas sekolahnya lalu menyodorkan sebotol air mineral yang Ia beli sebelum menonton pertandingan tadi. Sehun langsung menyambar botol itu dan menegak habis isinya.

“ah enak sekali.” Gumam Sehun sambil melempar botol itu ke tempat sampah yang letaknya sedikit jauh dari tempat mereka berdiri. Dan botol itu masuk dengan sempurna.

“cih iya aku tahu kau memang hebat.” Jihyun mencibir.

Sehun terkikih, “bagaimana penampilan ku tadi? Keren kan?” tanyanya sambil tersenyum bangga.

Jihyun menahan tawa melihat ekspresi Sehun seperti ini. Bukan Sehun yang dingin seperti kata orang-orang. “Ya, aku terkesan. Permainan mu memang bagus.” Jujur Jihyun. Sehun makin saja tersenyum sangat bangga mendengar pujian dari yeoja di depannya.

“tapi masih lebih bagus kedua teman mu.” Lanjut Jihyun.

Sehun memanyunkan bibirnya. Jihyun tertawa kecil ketika melihat ekspresi Sehun. Ingin sekali Ia memukul wajah Sehun saat ini. Sehun sedikit terperangah ketika melihat Jihyun tertawa. Seorang yeoja dingin tetawa karenanya. Ini sangat langka!

“sudah sana, bukannya kau harus merayakan kemenangan bersama team mu?”

Sehun menggeleng. “tidak. Sudah terlalu sering aku merayakan kemenangan dengan mereka. Sekarang aku akan merayakannya dengan orang lain.”

“ohh.” Jihyun membulatkan bibirnya.

Dahi Sehun mengerut. “kau tidak mau tahu siapa orang itu?”

“sesuai keinginan mu, siapa?”

yeoja di depan ku.”

“eh?”

“ayo rayakan kemenanganku! Hari ini aku yang traktir.” Sehun menarik lengan Jihyun yang masih kebingungan dengan kata-kata Sehun tadi.

Mereka tidak menyadari kalau ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua dengan tangan yang sedikit mengepal.

–TBC

****

HALOOOOOOO~~~~~~~

Apa kabar kalian semuaaaa? Ada yang nungguin ff ini gaaak? /krik. Okay, pasti ga ada yang inget sama ff ini /ugly sobs/. Hehe maaf ya chap ini di publish nya lama. Kemarin aku sedikit ngedown gara-gara nilai akhir ku ga memuaskan /garuk tembok. Terus kemarin juga sibuk banget ngurusin sekolah baru huhuuuu. Maaf ya kalo chapter ini juga kurang memuaskan. Aku juga sempet ngeblank pas nulis nya. Banyak banget yang di rombak sana sini. Labil ya hehe~~

Makasih buat yang udah nyempetin bacaaaa! Makasih juga buat yang udah comment kemarinn, jujur aku seneng banget liat comment kalian. Comment kalian bikin aku lebih semangat buat nulis :”) sekali lagi makasih yaaaa makasihhh!!!

Tetep comment juga yaaw! Kritik dan saran aku tunggu bangettt. Salam imut dari aku sama Kai /dadah-dadah. Chu chu chuuu~~~~



The Seonsaengnim’s Love Story – Nuguya (Yara’s Part 1)

$
0
0

Title     : The Seonsaengnim’s Love Story – Nuguya (Yara’s Part 1)

Author : The Seonsaengnim – Han Jangmi

Genre  : Romance, School Life, Comedy

Cast     :

  • Han Yara (oc)
  • Anggraini Kim (oc)
  • Jung Rae Mun (oc)
  • Park Sun Ye (oc)
  • Kim Joon Myeon (Suho – EXO)
  • Cho Kyuhyun (Super Junior)

Rating  : PG 15

Length : Chapter

Author’s Note:

FF ini pernah dipublish di WP pribadi authors, thefantasticseonsaengnim.wordpress.com Authors? Ya, ada 4 authors disini. Dan untuk cerita yang satu ini, Han Jangmi yang menulisnya. Kalian bisa mengunjungi blog kami untuk membaca cerita-cerita lainnya J

Ini merupakan seri FF pertama author, mian kalau masih banyak kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. FF ini murni karangan author. Jika ada alur atau tokoh yang sama, itu merupakan unsur ketidaksengajaan belaka.

DON’T PLAGIAT AND BASH

Comments are really appreciated J

So, HAPPY READING…….

Author’s POV

“kalian terlambat…” Semua mata tertuju pada dua gadis yang baru saja masuk. Sebenarnya mereka tidak akan mendapatkan perhatian sebanyak ini jika saja lelaki tengah baya itu tidak berteriak menegurnya dengan menggunakan mic yang sedang dipegangnya.

 “Ah, gadis waktu itu, the karate girl” diantara beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka, hanya Yara dan Sunye-lah  yang berhasil mengenali  kedua gadis itu.

“Baiklah, acara bisa kita mulai” seru lelaki tersebut yang ternyata adalah sekertaris sekolah ini, mengakhiri pandangan Yara dari gadis itu. Yara sekarang sedang berada dalam Aula untuk menghadiri acara perkenalan kepala sekolah baru. Tanpa pembukaan yang panjang sekretaris tersebut memperkenalkan kepala sekolah baru Kyungra School.

“Silahkan Tuan Cho!”

dengan santainya seorang lelaki muda keluar dari barisan para guru dan maju seakan memenuhi panggilan sekretaris itu. Pakaian kemeja berwarna biru soft dengan motif garis-garis kecil yang pas body menambah ketampanannya.

“Jamkkanman..!!! jangan bilang itu adalah kepala sekolah barunya” gumam Yara dalam hati yang tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Tidak hanya Yara tetapi semua orang yang ada di Aula tidak ada yang menyangka bahwa lelaki yang ikut dalam barisan guru itu adalah seorang kepala sekolah. Selama acara perkenalan, lelaki yang dikenal dengan nama Cho Kyuhyun itu terus menebar senyum yang bisa membuat para wanita stress karena melihat ketampanan yang diluar batas.

Setelah acara perkenalan selesai, Yara ingin langsung menuju gadis yang pernah menolongnya waktu itu. namun belum sempat bergerak terdengar suara dari sekretaris Oh. “Bagi nama yang saya sebutkan diharap untuk tetap tinggal diruangan ini.” Semua orang yang ada di aula sedang harap-harap cemas menunggu nama mereka disebut. Tak terkecuali Yara yang memang seorang pencemas.

“eo… ada apa lagi ini?? Apakah namaku termasuk dalam daftar?? Apa aku berbuat kecerobahan hari ini??” beberapa pertanyaan muncul dalam diri Yara. Ia merasa khawatir namanya masuk dalam daftar yang akan dipanggil. Sambil menunggu panggilan, Yara meremas-remas tangannya untuk mengalihkan kekhawatirannya

“Han Yara, Park SunYe, Jung RaeMun dan….. Anggraini Kim” mendengar namanya disebut Yara terkejut sekaligus takut.

-000-

Yara sedikit mempercepat langkahnya mengejar gadis yang sudah berada jauh di depannya. Mengetahui ada seseorang yang dia kenal di tempat barunya, membuatnya bersemangat dan sedikit melupakan kegugupannya akan panggilan seketaris Oh untuk menemui kepala sekolah.

“chogiyo, masih ingat denganku?” Yara menahan langkah gadis yang telah menolongnya dengan berdiri di depannya begitu saja dan melontarkan pertanyaan yang akhirnya dia sadari sangat konyol.

“aaah, ani-ani, ada apa denganku..” Yara memukul-mukul ringan kepalanya sendiri berusaha memperbaiki kata-katanya dan membuat gadis didepannya terbengong penuh tanya.

“kau, gadis yang menolongku di halte bis waktu itu. The karate girl, yang berhasil mendapatkan amplop gajiku kembali dari pencopet?  Aigoo.. senang sekali melihatmu di sini. Ah, terima kasih atas bantuanmu waktu itu.” Yara benar-benar tidak memberikan kesempatan gadis dihadapannya itu menjawab. Dia menjabat tangan gadis itu dengan keras disertai senyuman yang terkembang menunjukkan ketulusannya.

So…, What’s your name?” tanya Yara dengan menggunakan bahasa Inggris

“ahh…. ya, ya, aku ingat sekarang. Kau dan kejadian itu. Wahh.. dunia ini sungguh sangat sempit” Aini menjawab sambil menggaruk pelipis kirinya yang tidak gatal karena tangan kanannya masih dalam kuasa Yara yang menggenggamnya.

“jeoneun Anggraini Kim imnida”, akhirnya genggaman itu terlepas, dan Aini sedikit membungkuk memberi salam. “kau bisa memanggil ku Aini.”

“Aini? Nama yang cantik.Tapi sepertinya itu terdengar bukan nama orang korea kebanyakan?” Yara sungguh penasaran dengan nama yang baru saja didengarnya itu.

“Ne, ibuku berasal dari Indonesia. Ibu menikah dengan ayah yang asli Korea, karena itu lah namaku tidak seperti nama Korea.”

“ooo..” Yara mengangguk-angguk, menandakan ia mengerti maksud perkataan Aini. “Oia, hampir lupa. Namaku Han Yara dan aku akan mengajar Bahasa Inggris disini.” Sekali lagi Yara memberikan senyuman manisnya pada Aini.

“Aini-ssi, Yara-ssi, apa yang sedang kalian lakukan disana. Mari, ikuti saya” Staff TU meminta mereka untuk mengikutinya bertemu dengan kepala sekolah

“Ne, Agassi” jawab kedua gadis.

Staff TU menuntun keduanya ke ruang kepala sekolah yang berada tak jauh dari aula sekolah. Sesampainya di sana, Sunye dan Raemun telah berada di ruang tunggu. Dia bertanya-tanya dalam hatinya mengapa mereka dikumpulkan oleh kepala sekolah baru itu setelah perkenalannya di aula tadi. Melihat Aini dan dua orang gadis lainnya di ruang tunggu yang sama membuatnya menarik kesimpulan jika mereka dipanggil karena mereka adalah para guru baru di sekolah tersebut. Memikirkan hal itu membuat Yara sedikit lebih tenang.

“ Han Ya Ra-ssi” panggil seorang staff perempuan yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

“Ne” Yara menolehkan kepalanya dan berdiri dari duduk sambil memperbaiki penampilannya. Perlahan tapi pasti Yara melangkahkan kakinya menuju pintu masuk yang begitu megah.

“chogiyo, apa anda memanggil saya tuan?” setelah sampai di depan lelaki muda yang dia tahu adalah kepala sekolah baru, Yara-pun melontarkan pertanyaannya dengan sopan seraya menundukkan badannya sedikit.

“Ahh… Ne agassi, silahkan duduk” Kyuhyun mempersilahkan Yara untuk duduk di kursi depan meja kerjanya. “Apakah anda lulusan sastra Inggris di Harvard?” tanya Kyuhyun lagi sambil membaca profil tentang Yara

“Ne” jawab Yara singkat karena gugup bertatapan langsung dengan seorang Cho Kyuhyun.

“suatu kehormatan bagi sekolah kami karena anda bersedia untuk mengajar disekolah ini” Kyuhyun memang sangat pandai dalam menyeleksi guru-guru baru yang akan masuk dan mengajar di sekolahnya. semua itu dilakukan semata-mata karena ia ingin meningkatkan kualitas sekolah ini. “mulai sekarang anda akan mengajar bahasa Inggris, Saya harap anda bisa merubah mereka menjadi lebih baik. Saya yakin dengan kemampuan anda”

“Ne Kyojangnim, saya akan berusaha semampu saya” jawab Yara

“ini surat keputusan sekolah, dan saya minta anda untuk langsung menghubungi guru Yoon bagian kurikulum untuk memastikan jadwal mengajar anda”

“Ne, Gamsahamnida” sambil berdiri dan membungkukkan sedikit badannya Yara berterimakasih dan meninggalkan ruangan dengan senyuman.

Thanks GodThanks Eomma ” gumam Yara dalam hati mengingat pembicaraannya dengan eommanya waktu itu.

 

Yara’s POV

 

Flash Back On

“Eomma.., Eomma…. Aku diterima, aku diterima mengajar di Kyungra High School..!!” teriakku pada eomma sambil mengacungkan smart phone-ku setelah membaca pengumumannya.

“igeo…igeo…” aku memperlihatkan email bukti penerimaanku di layar ponsel.

“Arasseo..Arasseo… Chukhae Jagiya”  eomma mengucapkan selamat padaku disertai pelukan yang hangat.

“Gumawo eomma, ini semua berkat eomma” ya..benar, ini semua karena eomma yang sangat sabar dan selalu menyemangatiku ‘Eomma is the best’

“Akhirnya… mulai sekarang aku akan terbebas dari omelan eomma di pagi hari” kulontarkan sedikit candaan pada eomma sambil menepuk kedua tanganku untuk menunjukkan candaannya.

“Aisshh… jinjja…” jawab eomma yang hampir saja mendaratkan pukulannya di kepalaku. Belum sempat eomma melakukannya, aku langsung memeluk dan mencium pipinya. “Just Kidding Eomma” eomma tersenyum.  Tangannya yang hampir memukulku berubah menjadi belaian sayang dikepalaku.

 

Flash Back End

Mengingat kepala sekolah yang memintaku untuk langsung ke bagian kurikulum dan bertemu dengan guru Yoon, aku langsung melangkahkan kakiku mencari ruangan tersebut. Karena tergesa-gesa aku lupa untuk berpamitan dengan gadis yang menolongku – Aini.

“kenapa aku tidak bisa menemukan tempat itu?” gumamku dalam hati sambil memijat kaki yang terasa pegal akibat mengelilingi sekolah. Tiap gedung sudah ku jelajahi namun ruang bagian kurikulum tak juga aku temukan. Sampai akhirnya seorang staff sekolah yang tanpa sengaja melihatku kebingungan memberitahukan bahwa ruangan yang ku cari berada di gedung yang sama dengan ruang kepala sekolah, hanya saja berada di lantai selanjutnya. “Aissshh… bagaimana mungkin aku melewatkannya?!” kakiku terkena verises dadakan karena kebodohanku sendiri.

“Aigoo… kenapa sekolah ini luas sekali, aku merasa sudah tidak memiliki tenaga untuk mengelilinginya lagi.” Dengan sisa tenaga yang aku miliki, aku berusaha untuk mempercepat jalanku menaiki tangga, tiba-tiba aku menabrak seseorang didepanku. Tubuhku hampir saja terjatuh dari anak tangga jika saja tidak ada tangan kekar yang menarikku dengan spontan ke dada bidangnya. Aku memang memiliki masalah dengan keseimbangan tubuhku yang bisa dibilang dibawah rata-rata. Itulah yang membuatku sering terjatuh dan mendapat predikat CEROBOH.

Disaat bersamaan aku melihat name tag bertuliskan ‘Kim Joon Myeon’.

“Oops.. Sorry..” ucapku dengan reflek dan langsung menjauhkan tubuhku dari pelukannya.

“Ya..!! liat-liat kalau jalan!” lelaki yang sepertinya bernama ‘Kim Joon Myeon’ itu berteriak di depanku, membuatku Shock dengan ucapannya. Aku tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti itu. Okay aku akui aku yang salah dalam hal ini tapi sebagai murid, ya dia berseragam, seharusnya bisa bersikap sopan dengan orang yang lebih tua darinya. Belum sempat aku menanggapi ucapannya yang kasar itu, dia sudah pergi begitu saja. Ingin sekali rasanya memberi pelajaran pada anak kurang ajar itu, tapi mengingat posisiku sekarang yang hanya sebagai guru baru aku mengurungkan niatku.Aku benar-benar tidak ingin terlibat dalam masalah. Semoga saja aku tidak mengajar di kelas anak itu.

“chajadda” teriakku senang ketika melihat papan nama bertuliskan ruangan kurikulum. Akhirnya aku bisa menemukannya.

“Permisi..” ucapku sambil membuka pintu setelah mendapatkan izin dari orang yang berada di dalam. “bisakah saya bertemu dengan guru Yoon dari bagian kurikulum?” tanyaku dengan sopan pada wanita setengah baya yang duduk dibalik meja kerjanya.

“Ne, saya sendiri. Silahkan duduk” jawab wanita itu dengan mempersilakanku duduk.

“Gamsahamnida…, Saya guru Bahasa Inggris baru di sekolah ini. Kepala sekolah meminta saya untuk menemui anda” jelasku panjang lebar

“oh.. Ne.., ini jadwal mengajar anda. Hari ini anda ada jadwal mengajar di kelas 3.6”

“Ne.., terimakasih atas infonya, kalau begitu saya undur diri dulu. Annyenghi geseyo” kutundukkan sedikit kepalaku sambil keluar dari ruangan.

Aku keluar dari ruangan dengan wajah cemas. Aku tidak menyangka di hari pertamaku mengajar, sekolah menempatkanku di kelas tinggi. “tenang Yara… kau pasti bisa!, bukankah kau lulusan sastra Inggris Harvard dan sudah menjadi guru privat sebelumnya” aku berusaha untuk menyemangati diri sendiri.

-000-

“itu dia kelasnya”  aku menuju kelas tempatku mengajar dengan perasaan cemas. Beberapa menit kemudian aku sudah berada dalam kelas dan mulai memperkenalkan diri.

Good Afternoon” ucapku dalam bahasa Inggris ketika memasuki kelas.Keadaan kelas yang sangat ramai membuat hanya sebagian siswa saja yang menjawab salamku.

Hallo…. Good Afteroon”  ku ulangi ucapanku dengan suara yang lebih keras bahkan bisa dibilang teriak.

Good Afternoon miss”  jawab murid bersama-sama. Aku rasa cara ini cukup bermanfaat. Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah. Aku harus berusaha untuk bisa menguasai kelas.

Thank You, Let me introduce myself. My name is Han Yara. I’m your English teacher from now on” aku mulai memperkenalkan diri di depan kelas.

Aku melihat ada sebuah bangku yang kosong di belakang. Bagus, di hari pertama sudah ada yang berani membolos. Lebih baik aku absen saja.

“Kim Joon Myeon?” Chakkanman, sepertinya aku pernah mendengarnya

“Joon Myeon masih di panggil guru BK diruangannya miss.” Jawab seorang siswa yang duduk disamping bangku kosong tersebut. Dihari pertama sekolah sudah dipanggil guru BK?? Apa mungkin dia bocah yang tak tau sopan santun itu??

*****************

Author’s POV

Jam pelajaran sudah hampir selesai ketika seseorang membuka pintu kelas dan masuk begitu saja, membuat semua mata tertuju padanya.

“Kim Joon Myeon” panggil Yara

Nama yang disebut tidak memberikan respon apapun. Dia langsung duduk, memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan membuang pandangan ke luar jendela.

Di dalam hati Yara sudah sangat dongkol. Ini adalah kali kedua bocah itu mengacuhkannya. Tangan kanannya menggenggam kapur dengan kuat menahan amarah yang sudah hampir menyentuh ubun-ubunnya. Dia pejamkan matanya, mengatur nafas.

Good you’re here at last. We’re almost at the end of the lesson. Hope you can catch up.”

Ucapnya sambil menahan amarah dan berniat melanjutkan pelajaran lagi. Baru saja Yara ingin melanjutkan pelajarannya kemudian terdengar celetukan “I hate English!” Joon Myeon berbicara tanpa mengubah posisi duduk dan arah pandangannya.

 

Yara’s POV

-klek-

Kapur di tangan kananku patah tak sanggup menahan tekanan genggamanku akibat menahan amarah terhadap bocah yang  baru saja bicara itu. Apa-apaan itu, cara bicara macam apa itu, sungguh tak sopan. Aaarggh.. ingin rasanya aku melemparkan buku di tangan kiriku ini ke arahnya. Seandainya aku setangguh Aini, pasti sudah aku kunci lengannya dengan jurusku dan membuatnya menyesal telah mengatakan kalimat itu. Sepertinya setelah hari ini aku harus belajar ilmu bela diri pada Aini.

“Sabar Yara….. kau harus berusaha untuk tidak membuat masalah di sekolah ini. Lihatlah segi positifnya dan beri dia kesempatan sekali lagi. Jangan sampai karena satu siswa kau akan kehilangan pekerjaan barumu ini.” Gumamku dalam hati berusaha menerima perlakuan bocah tengil itu.

“aiish, wait..!!! kau akan memaaafkannya begitu saja? Serius, kau sebaik ini dan melepaskannya sekali lagi?” setan yang bernaung dalam diriku protes tidak terima perlakuan baik malaikat.

well, why would youhate English, Joon Myeon?” ku letakkan buku yang sedari tadi aku pegang di tangan kiriku dan perlahan berjalan menuju mejanya.

“Bahasa Inggris adalah bahasa yang munafik.Cara kita membaca kata-kata dalam bahasa Inggris berbeda dengan bagaimana mereka dituliskan. Bahkan ada kata yang mempunyai ejaan yang sama namun ternyata mereka dilafadzkan berbeda, Bagaimana mungkin double o pada kata door mempunyai bunyi yang berbeda dengan double o di book? tidakkah kalian sadari itu? Aku tidak suka mempelajari bahasa yang munafik!”

Tak ku sangka dia sampai memikirkn hal sedetil itu. Aku yakin dia pernah sangat mengenal Bahasa Inggris sebelumnya. Dan hei dia bahkan dapat merespon dengan sangat baik semua perkataanku. hal yang tidak mungkin dilakukan oleh mereka yang acuh dengan bahasa Inggris. Hm..apa yang sebenarnya kau sembunyikan bocah..

Ku layangkan pandanganku ke seluruh kelas, semua teman-temannya mengangguk-angguk dan saling berbisik mendengar pernyataannya tersebut. Bagus, dia bahkan mempunyai kemampuan persuasive.

“kalau kau bilang bahasa Inggris adalah bahasa yang munafik maka bahasa Korea dan bahasa lainnya di muka bumi ini akan berada di kelompok yang sama. Pernahkah kau perhatikan jika kata-kata Korea itu dituliskan latinnya maka akan ada beberapa huruf yang berbeda bunyi dan tulisannya. Dan apakah kalian lantas berhenti mempelajari bahasa Korea sama sekali?” sesekali aku mendengar jawaban “ooo..” dari anak-anak dan diikuti anggukan mereka. Aku suka sekali melihat wajah ‘ooo’ mereka.

“Dan ya untuk beberapa kata memang memiliki ejaan yang mirip namun berbeda bunyinya. Nothing we can do about it. Di bahasa ibu kita pun juga memiliki hal yang sama. Karena itu ketika kita mempelajari bahasa asing, kita juga perlu mempelajari keseluruhan keterampilannya. Keterampilan menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan bukan hanya satu dari semuanya, sehingga kita akan mempunyai pengetahuan yang utuh.” another ooo from them! kyaaa.. aku sangat menyukai situasi ini.

“Ketika kalian mengatakan membenci sesuatu, itu artinya kalian pernah mengenalnya. Namun  karena suatu hal, kalian menjadi membencinya. Dan kalian tahu itu masih lebih baik daripada ketika kalian acuh dan tidak ambil peduli dengannya.” Kuperjelas kata-kataku untuk lebih meyakinkan mereka.

Dont worry, i’ll make you fall for it..” aku tepuk bahu Joon Myeon ketika tepat berada di belakang bangkunya. Aku bungkukkan sedikit badanku ke hadapannya yang membuat wajah kami beradu, lantas tersenyum.

-teeeeet…- bel sekolah berbunyi menandakan jam mengajarku telah berakhir dan akan diganti dengan guru mata pelajaran selanjutnya.

well then, let’s call it a day. it’s been a nice time with you all. See you next meeting” aku berlalu meninggalkan bangkunya menuju  mejaku untuk membereskan barang-barangku di sana.

“fiuuh, akhirnya..” aku mengusap peluh di dahiku dengan tangan kananku.

Wae?? Kenapa semua anak tersenyum melihatku? Apa ada yang salah dengan ucapan penutupku? Atau mungkin mereka senang dengan ucapan-ucapanku tadi. Entahlah aku tidak mau ambil pusing, aku harus cepat-cepat keluar dari kelas ini.

bye..” aku tersenyum dan  pergi.

 

Author’s POV

Menit selanjutnya, Joon Myeon tak mampu membebaskan pikirannya dari Yara. Pelajaran fisika tidak menyentuh selaput otaknya sama sekali. Semua rumus dan penjelasan yang disampaikan guru selanjutnya hanya mampir di kepalanya, masuk dari kuping kanan lalu keluar dari kuping kiri. Pandangannya menerawang ke luar jendela memikirkan pelajaran yang baru saja berlalu dan tiap kata yang Yara katakan. “Aku akan buat kau jatuh cinta padanya” kata itu terngiang berkali-kali di otaknya, dia yakin sekali kalimat itu hanya ditujukan untuknya, karena tampaknya tadi dia sedikit berbisik ketika mengatakannya.”apa benar demikian atau….hanya aku yang berharap demikian?” batinnya. “aargh!” dia berteriak frustasi sambil mengacak rambutnya tanpa memperhatikan sekitar yang melihat ke arahnya.

“Joon Myeon-a, gwaenchana?” Sora yang duduk di bangku sebelahnya menyadarkan nya dari lamunan.

“Na Gwaenchana” jawabnya untuk menanggapi kegelisahan teman sebangkunya.

Meskipun mengatakan tidak apa-apa namun pikirannya tetap tidak teralihkan dari Yara. Wajah Yara yang berada tepat di hadapan wajahnya ketika mengatakan “dont worry i’ll make u fall for it.” benar-benar membuatnya frustasi. Ia merasa pernah melihat wajah itu sebelumnya. “Aah…aku ingat sekarang, bukankah dia wanita yang menabrakku ketika pergi ke ruang BK?”Joon Myeon akhirnya mengingat wajah Yara.

*******************

Dilain pihak Yara sedang berjalan menuju ruang guru. Dalam perjalanannya semua siswa yang berpapasan dengannya memberi salam lantas cekikikan. Yara benar-benar tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Sesampainya disana, Yara langsung menemui  guru Yul yang merupakan wali kelas 3-6 tempatnya mengajar barusan.

“Annyeonghaseyo Yul Seonsaengnim…, wah,,, anda sedang hamil, berapa bulan kandungannya bu?” Yara menyapa guru Yul dengan wajah cerianya. Bukannya menjawab pertanyaan Yara, guru Yul justru mengambil bedak dari tasnya dan menunjukkan cerminnya ke arah Yara sembari tersenyum.

“omo!” mata Yara terbelalak kaget. Sekarang dia tahu alasan kenapa orang-orang menatapnya sejak keluar dari kelas 3-6. Selama perjalanan menuju ruang guru, banyak siswa yang menyapanya sambil tertawa cekikikan.”Aiish, bagaimana bisa kapur menempel di dahiku??!” ujarnya sambil membersihkan kapur yang menempel di keningnya.

“hehehehe..”Guru Yul yang mendengar gerutuannya hanya tertawa.

“kandungan saya sudah masuk bulan ke Sembilan”Guru Yul menjawab pertanyaan Yara sebelumnya

“Jeongmalyo?? Berarti sebentar lagi akan melahirkan?” GuruYul hanya mengangguk tersenyum, memberikan jawabannya. ”ada yang bisa saya bantu Yara Seonsaengnim?”

“ne..” Yara mengambil kursi terdekat dan duduk di hadapan Guru Yul. ”saya baru saja mengajar kelas 3-6 dan ada yang ingin saya tanyakan tentang Kim Joon Myeon,”

“Kim Joon Myeon?, apa dia berulah lagi?”

“ooh lagi?” Yara sedikit terkejut dengan respon Guru Yul.

“ehm,,, dia termasuk anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.”

“benarkah? apa yang terjadi?”

“Kim Joon Myeon, sebenarnya tahun ini adalah tahun keempatnya di sekolah. Dia telah menghabiskan dua tahun dikelas 2. Tahun ini adalah kesempatan terakhirnya karena kalau tidak dia terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah.”

really?” Yara shock mendengar penuturan guru Yul

“Padahal ketika di kelas 1 dia tergolong siswa yang pintar bahkan bisa dibilang kami sangat mengandalkannya. Entah apa yang terjadi sehingga membuatnya berubah drastis seperti sekarang. Dia menjadi pelanggan tetap ruang BK sejak kelas 2. Dan sudah kesekian kalinya juga orang tuanya dipanggil terkait dengan tingkahnya itu. Namun kelihatannya dia tidak jera sedikitpun dengan panggilan orang tua dan semua detensi yang sekolah berikan atas ketidak disiplinannya itu.”

“Memangnya kenakalan seperti apa yang dia lakukan?”

“Tidak seperti anak-anak lainnya yang kita sebut nakal, yang cenderung untuk berkelahi atau membuat keributan dan merugikan teman-teman lainnya, Joon Myeon tidak demikian.Kesalahannya adalah seringnya dia membolos pelajaran. Guru-guru juga banyak yang mengeluh karena dia tidak pernah memperhatikan pelajaran,  mengumpulkan tugas  atau hanya sekedar mengerjakan apa yang diminta gurunya. Kami benar-benar kehabisan ide untuk mengembalikannya ke Joon Myeon yang pernah kami kenal dulu atau sekedar membuatnya menceritakan masalahnya.”

Yara mendengarkan dengan level perhatian seratus persen. Sesekali dia mengangguk merespon penjelasan guru di hadapannya. Dan tak henti pikirannya menggumamkan pertanyaan “Wae?”. Tanpa dia sadari Joon Myeon telah memenuhi tiap inci pikirannya.

“Ada baiknya anda berbicara dengan guru Kim Moon, dia adalah guru BK sekolah kita. Tapi sepertinya beliau tidak sedang di ruangannya. Jamkkanman…”  Guru Yul mengeluarkan cell phonenya dan mencari nama guru BK tersebut di daftar kontaknya. “..nah ini dia. Anda bisa menelpon dan menanyakan lebih detil masalah anak-anak padanya.”

“Jeongmal Gamsahamnida, Yul Seonsaengnim.” Yara mengucapkan terima kasih sembari membungkuk.

“Apa yang membuat anda sangat tertarik dengannya?”

Yara pun menceritakan apa yang terjadi dalam kelas tadi pada guru Yul. Mendengar ceritanya Guru Yul tidak tampak terkejut, seperti sudah sangat mengerti tingkah laku anak didiknya ini.

-000-

Hampir saja Yara terjatuh dari kursinya ketika Aini datang mengkagetkannya. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mengkagetkan tapi karena Yara melamun sehingga sapaan Aini pun menjadi luar biasa.

“Ya, Yara-ssi kau melamun lagi, eo? Apa melamun salah satu hobimu?” cerocos Aini. Yara hanya mendengus mendengarnya.

“apa yang sedang kau pikirkan?”

“ah, aniyo, aku hanya penasaran dengan seorang siswa di kelas aku mengajar sebelumnya.”

“memangnya kenapa dia?”

Yara-pun sekali lagi menceritakan apa yang terjadi di kelas tadi dan juga cerita dari guru Yul. Yara melihat Aini tampak gelisah ketika mendengarkannya. Dan sebelum ia menyelesaikan ceritanya ataupun bertanya kenapa dia gelisah, Aini sudah menarik lengannya.

“kita lanjutkan di kantin saja, eo. Perutku sudah tidak bisa di ajak kompromi. Mereka sudah berdemo meminta makanan.” Ternyata tak perlu menunggu waktu lama untuk menjawab kegelisahan Aini. Yara sedikit berlari mengikuti langkah pendekar wanita ini karena lengannya yang masih ditarik Aini.

-000-

Seperti yang diperkirakan keduanya, kantin sudah penuh sesak dengan para manusia yang kelaparan setelah menguras semua asupan gizi dan cairan di otak mereka, kini semuanya berebut untuk mengisinya kembali. Untung saja masih ada 1 meja kosong tersisa untuk mereka tempati. Sembari menikmati makanannya, Yara melihat sekeliling kantin. Awalnya dia hanya melemparkan pandangannya dengan malas, namun kini berubah dengan pandangan mencari seseorang.

“mencari seseorang?”

“eung, kau ingat anak yang aku ceritakan tadi sebelum kita ke kantin? Aku benar-benar penasaran dengannya..” Yara menjawab tanpa mengalihkan pandangannya ke Aini. “aaa… itu dia Aini..” Yara menunjuk ke arah sisi lain dari ruangan kantin tersebut. Arah tangan Yara diikuti oleh Aini. Sebenarnya Aini tidak terlalu mengerti siswa mana yang dimaksud oleh Yara,  karena arah yang ditunjuknya banyak sekali siswa-siswi yang sedang lahap menyantap makanan mereka. Aini pun kembali dengan makanannya, meninggalkan Yara dengan pemikirannya.

Joon Myeon memang berbagi meja dengan beberapa siswa lainnya tapi dia tidak benar-benar makan dengan mereka. Jarak diantara merekapun cukup berjauhan. “..tampaknya dia benar-benar seorang penyendiri. Guru Yul bilang dia tidak pernah melibatkan orang lain di tiap kenakalannya. Tapi…menyimpulkan dia sebagai seorang penyendiri sekarang, sepertinya masih terlalu dini untuk aku lakukan. Hmm..tidakkah kau berpikir demikian juga, Aini?”

Aini tampak terlalu sibuk dengan makanan yang ada di hadapannya. Dia bahkan tidak sempat membalas pertanyaan Yara dengan jawaban yang proporsional, “eo…eung..” Aini hanya mengangguk dengan mulut masih penuh makanan. Merasa diacuhkan dengan sikap temannya ini, Yara mendengus kesal.

Belum selesai Yara menghabiskan makanannya, telponnya pun berdering.

 

 

 

Yara’s POV

“yeoboseyo? Ne Kim Seonsaengnim? Apa anda punya waktu sekarang? Eoh Ne, Saya akan segera ke ruangan anda”

Ternyata itu panggilan dari guru Kim. Sebelumnya aku sudah mengirim pesan, mengikuti saran dari guru Yul. Entah apa yang mendorongku begitu ingin tahu tentang siswa bernama Kim Joon Myeon ini. Aku hanya tak habis pikir jika memang dia sebagus dan sepintar yang dikatakan guru Yul ketika kelas satu, lalu kenapa dia menjadi sangat antipati terhadap pelajaran sekarang. Ditambah lagi ketika mengingat kejadian tadi di kelas, aku sangat yakin dia anak yang berbakat. Sangat disayangkan jika anak seberbakat dia harus menyia-nyiakan masa mudanya seperti ini. Hohoho…this is what I called teacher’s insting.

“eh, Yara, apa yang sedang kau pikirkan, nyengir-nyengir begitu, buat aku takut saja.” Aini membuyarkan lamunanku.

“He.. Mianhae, sepertinya kau harus menghabiskan sisa makananmu sendiri tanpa aku temani..” Segera aku ambil satu suapan terakhir dan membereskan nampan, wadah makanku.

“Neo Eodiga??”

“aku ada janji bertemu dengan guru BK kita..”

“Di hari pertama sekolah kau sudah harus bertemu dengan guru BK?! Apa yang sudah kau lakukan?”

“hahaha… tidak seperti itu Aini… nanti aku ceritakan. Aku harus segera pergi sekarang.”

Aku berusaha bergerak secepat mungkin, tapi aaah, rok sepan dan high heels ini benar-benar menghambat langkahku.

PRAAANG…

Aku menabrak seorang siswi dan menjatuhkan nampan yang dia pegang.

 

Joon Myeon’s POV

“Ya! Juno,  tidak ikut bimbingan belajar di kursus One Point? Mereka membantu kita mempersiapkan diri dengan ujian masuk universitas..”

“jinjja? Ouh..Aniyo. Aku masih belum ikut kursus apapun…”

Samar-samar aku mendengar perbincangan anak-anak yang berbagi meja dengan ku. Mereka sudah menyibukkan diri dengan persiapan masuk universitas. Aku? Molla..

Flash Back On

“Joon Myeon-a, ada yang ingin kami bicarakan denganmu nak!. turunlah sebentar.” eomma  mengetuk pintu kamarku dan memintaku turun. Hah…. aku yakin ini berhubungan dengan panggilan sekolah lagi, Kim Seonsaengnim pasti telah menyampaikannya pada orang tuaku. Walaupun agak enggan, aku paksa diriku turun ke ruang keluarga dimana appa dan eommaku telah menunggu.

“siang tadi appa mendapatkan telpon dari Kim Seonsaengnim, beliau menceritakan tentang kedaanmu di sekolah…” kulihat eomma berusaha membuka percakapan sedangkan appa tetap membelakangi kami sambil menatap dengan pandangan acuh ke luar jendela. I will never give up, appa!

“…dan kami berharap kau lebih memperhatikan masa depanmu, Joon Myeon-a. Jangan menjadi keras kepala terus seperti ini. Kami semua mengkhawatirkanmu..”

“TAK PERLU KAU KHAWATIRKAN ORANG YANG  KERAS KEPALA DAN TAK BEROTAK SEPERTI DIA!”  eomma beranjak mendekat ke arah teriakan itu datang. Aku menunduk, memejamkan mata dan menahan kepalanku. Setidaknya eomma tau dari siapa aku mendapatkan kepala batuku ini.

“Sudah diberi enak, malah membuangnya begitu saja!” appa menambahkan kata-kata kasar lagi dan itu cukup membuat emosiku semakin memuncak

“Yeobo.. sudahlah.. tahan amarahmu… Ingat apa yang kau katakan padaku tadi..” eomma berusaha  menenangkan appa sambil mengusap punggungnya. Entah apa yang dikatakan eomma pada appa tadi namun itu berhasil membuat amarah appa mereda, nafasnya kembali teratur.

“Apa sudah selesai? Aku akan kembali ke kamarku.” Kuucapkan kata-kata itu karena aku sudah bosan dengan pembicaraan seperti ini.

“NEO!!” kembali appa berteriak.

“Myeon-aah..” eomma berhasil meraih lenganku dan membuatku terduduk kembali dikursiku. Aku tak pernah bisa menang dari eomma dan selamanya aku tak pernah menginginkan hal itu terjadi. eomma selalu bisa membuatku melakukan apapun yang di mintanya. Kini eomma menguasai lengan kananku sepenuhnya.

“Dengarkan eomma nak, sekarang kamu sudah kelas 3, dan juga tahun terakhirmu di sekolah. Ibu berharap kamu tidak melakukan hal yang konyol dan hanya akan merugikan dirimu sendiri. Pikirkanlah tentang masa depanmu, dalam waktu dekat kau akan menghadapi berbagai ujian termasuk ujian masuk universitas….” eomma memberikan jeda sedikit lebih lama saat mengatakan masuk universitas. Tampaknya eomma sudah mengetahui tentang apa yang kurasakan mengenai masuk universitas karena hal inilah yang menyebabkan hubunganku dengan appa menjadi memanas.

“Kami berpikir akan lebih baik jika kami memanggil guru les untuk mu, jadi kau bisa belajar lebih intensif.”

“eommaaa..aku tidak membutuhkannya. Itu hanya akan merepotkanku saja.”

“kau lihat sendiri kan bagaimana kelakuan anakmu itu!!” appa kembali mengeluarkan suara denga nada meninggi

“yeobo…,” eomma menoleh pada appa. Dari tatapannya seolah mengatakan, “biarkan aku yang berbicara dengannya,”

“Myoen-ah pikirkan sekali lagi. Ini untuk kebaikanmu juga nak.”

“izinkan aku kembali ke kamar eomma..”

eooma menghela nafas, “baiklah kau boleh pergi, dan tolong pikirkanlah sekali lagi Myeon-ah”

Flashback end

Memanggil guru les? Ah, eomma merepotkanku saja. Tidakkah eomma tahu kalau aku masih menyandang gelar god of study. Aku masih tetap seorang pembelajar yang cepat tanggap. Eomma sedikit berlebihan untuk kali ini.

PRAAANG…

Ooh, apa itu? Aku mendongakkan kepalaku mencari asal suara. Dan kulihat beberapa siswa – siswi sedang berkerumun di tengah kantin. Sepertinya sebentar lagi akan ada perkelahian, pikirku. Namun, “Mwo? Guru itu lagi? Dia akan berkelahi?”  Entah apa yang membuatku spontan bangkit dari bangkuku dan hendak menuju ke arahnya.

“nuguya? Mantra apa yang telah kau berikan padaku, Yara-ssi?” jantungku berdegup melebihi kecepatan normalnya.

TBC


With You

$
0
0

With You

Cast :

- Shin Gyuri

- Kim Jong In

Support :

- Byun BaekHyun

- Kim Hyunsa

- Lee Jinsa

- Lee Jin Ki

Author :  (@Fanny_Kkamjong)

Genre : romance , school Life , Fluff

Lenght : Oneshoot

Rated : PG-15

Anyeong! Ini ff pertama milikku , maksudnya yang pertama author post , jika ada hal2 yang aneh harap maklum karena author masih amatiran dan masih kesulitan merangkai kata-kata , ini terinspirasi dari komik ‘With You’ dan ff ini sebagai wujud kekesalan author karena komik with you sudah sold out dan jangan lupa comment , untuk menghargai hasil kerja author oke!

Please DON’T COPAS..

__

Moonlight High School sekolah paling elit di seluruh Korea Selatan , sekolah ini mengharuskan semua muridnya untuk tidur di Asrama yang sudah disediakan oleh sekolah , asrama tersebut dibagi menjadi 2 , yaitu asrama khusus namja dan asrama khusus yeoja. Asrama mereka bersebelahan saja , tapi tidak boleh ada murid namja yang masuk kedalam asrama yeoja begitupun sebaliknya , para muridpun hanya bisa bertemu saat disekolah saja , atau jika sedang ada acara sekolah.

Shin Gyuri murid pindahan dari Jepang , meskipun dari Jepang tapi ia sangat fasih berbahasa Korea , yah bagaimana tidak! Karena kedua orang tuanya asli dari Korea , hanya saja sejak kecil ia memang tinggal di Jepang , ia pindah ke MHS karena orang tuanya sangat sibuk mengurusi pekerjaan mereka di Korea , jadi mau tidak mau Gyuri harus tinggal di asrama MHS. Appa Gyuri Shin Jisung , pemilik perusahaan ‘Shin Corp’ perusahaan terkaya no.3 seKorea Selatan dan juga pemilik perusahaan elektronik di jepang , dan Shin SungYe eomma Gyuri adalah desainer terkenal dan memiliki butik di beberapa negara termasuk Jepang , tapi siapa sangka seorang Shin Gyuri adalah anak yang sederhana.

Siang itu saat istirahat ia sedang makan dan duduk sendirian , yah karena dia anak baru dia masih sulit untuk berbaur dengan teman baru nya. Tak lama datang 2 orang yeoja.

“Annyeong , boleh kami duduk disini” ucap seorang yeoja

“Ah ne silahkan saja” ucap Gyuri tersenyum

“Oh iya kenalkan aku Lee Jinsa , dan ini Kim Hyunsa sahabatku” kata orang yang bernama Jinsa sambil menunjuk yeoja yang sedang tersenyum kepadaku.

“Naneun Gyuri imnida” ucap Gyuri masih dengan senyum tipisnya

“Kau anak baru pindahan dari Jepang itu kan , hm kau dikamar nomor berapa?” Tanya Hyunsa

“Kamar nomor 25″ jawab Gyuri seadanya. Jinsa dan Hyunsa saling bertatapan dan tersenyum , Gyuri pun menaikkan alisnya tanda bahwa ia sedang bingung.

“Berarti kita sekamar! Kapan barang2 mu datang? ucap Hyunsa senang.

“Benarkah? Mungkin nanti siang!” Ucap Gyuri

Untuk beberapa saat mereka mengobrol tentang hal-hal diskolah , padahal mereka baru bertemu tapi mereka seperti sudah lama kenal, sangat akrab! Mungkin karena Hyunsa dan Jinsa yang mudah berbaur dengan orang baru.

Tak lama datang 3 orang namja dari kelas 3 , mereka sangat terkenal tampan , kaya dan err sexy. Sebut saja Kai namja ketua club dance yang sangat sexy. Dan Onew ketua club vocal , yang sangat tampan. Dan Baekhyun ketua club melukis yang mempesona. Semua murid sangat menggilai mereka, sayangnya Onew sudah menjadi kekasih Jinsa dan begitu juga Baekhyun yang sudah menjadi kekasih Hyunsa , yah mungkin hanya Kai namja yang belum memiliki kekasih, yah padahal sudah banyak yeoja yang menyatakan cinta padanya, hanya saja seorang Kai tidak menyukai mereka karena dia tidak mau berpacaran dengan sembarang yeoja.

“Annyeong chagiya” ucap Baekhyun mencium pipi Hyunsa begitu pula dengan Onew

“Dia siapa chagi?” Tanya Onew pada Jinsa

“Kenalkan dia Shin Gyuri anak baru dari Jepang , dan kami akan sekamar bertiga” seru Jinsa bangga.

Tanpa Gyuri sadari Kai terus menatap kearahnya! Oh sepertinya Kai tertarik dengan Yeoja bernama Gyuri itu.

“Gyuri ini Onew nae namjachingu , ini Baekhyun namjachingu Hyunsa , dan ini Kai mereka dari kelas 3B” ucap Jinsa sambil menunjuk ketiga namja itu.

“Bangapseumnida Onew sunbae Baekhyun sunbae dan Kai sunbae” ucap Gyuri ramah

“Tidak usah ada embel2 sunbae panggil saja oppa, arra” ucap baekhyun Gyuri pun hanya mengangguk sambil tersenyum, sedangkan Kai dia hanya diam menatap Gyuri.

Setelah sesi perkenalan itu mereka semua mengobrol lagi, dan tertawa karena lelucon yang dilontarkan Baekhyun, Gyuri yang masih merasa malu hanya tersenyum saja. Tapi dia juga merasa aneh karena orang yang bernama Kai selalu memperhatikannya.

Gyuri pov

Tidak kusangka dihari pertama sekolah aku sudah mendapatkan banyak teman yang bisa membuatku tersenyum kembali , setelah kejadian itu. Kejadian dimana aku harus kehilangan sahabat ku Kim Taehyung yang selalu ada untuk ku dan setia denganku, astaga kenapa aku mengingat hal itu lagi, jangan sampai aku menangis karena hal itu.

“Gyuri kau melamunkan apa?” Tanya Hyunsa khawatir

“Ah aniya, aku tidak melamun” ucapku sambil tersenyum

“Oh kupikir kau melamun” ucapnya lagi

Ting..Tong..

Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi, yah itu artinya aku harus kembali kekelas bersama Jinsa, karena mereka berada dikelas yg sama 2B, sedangkan Hyunsa berada dikelas 2C.

“Ah sudah bel , kalau begitu kami duluan yah chagi, kajja Gyuri” ucap Jinsa sambil mengajak Gyuri

“Ah ne Jinsa” ucapku langsung melesat dengan Jinsa dan Hyunsa

“Hati2 chagi” teriak baekhyun dan onew

__

Pelajaran sudah usai bel pulangpun sudah berbunyi, aku jinsa dan hyunsa

Kembali keasrama, kebetulan barang-barangku sudah datang, dan mau tidak mau aku harus mencucinya sebagian karena takut ada kuman , karena terlalu lama di paketkan dari Jepang yah karena aku baru pertama kali kekorea dan masih banyak bajuku diJepang. Untung saja sekolah ini memiliki tempat laundry khusus dan bisa mengeringkan baju saat itu juga butuh waktu 2 jam dan semua selesai.

Malam harinya

Kai pov

Yeoja itu mengganggu pikiranku, bahkan saat belajar aku jadi tidak fokus karena terus terbayang wajah nya. Dan sampai malam ini pun tetap saja pikiranku masih terganggu akan bayang-bayang wajahnya apa ini berarti aku sudah bisa melupakan Bomi?

Kemana lagi Baekhyun dan Onew , sudah tau aku sedang tidak enak badan begini mereka malah menghilang.

Cklek

“Kai-ah kau pasti kaget , tadi kami menemukan ini ditempat pencucian” ucap Onew sambil melambaikan sebuah Bra berwarna pink dengan corak Hello kitty. Aku sangat kaget , tapi mencoba untuk tetap berwajah datar , apa mereka sudah gila!

“Kau ambillah siapa tau kau bisa sembuh , haha kami keluar dulu , mau kencan dengan yeojachingu kami” ucap Baekhyun.

“Yakk apa maksudmu” ucapku kesal, tapi mereka tidak memperdulikannya. Tapi siapa pemilik benda ini ceroboh sekali dia, aku mengambil benda itu dan melihat nya dengan teliti, wah ukurannya lumayan juga, tapi tunggu ini ada namanya, ‘Shin Gyuri’ , mwo! itukan nama yeoja yang selalu mengganggu pikiranku seharian ini.

Hah sepertinya aku harus bertemu dengannya , siapa tau dia ada di- .. ah itu dia ada dibalkon kamarnya #kebetulan balkonnya berhadapan# .

“Hai Gyuri” panggil Kai.

“Hai Kai oppa” ucap Gyuri sedikit terkejut

“Apa kau punya sesuatu yang penting tapi baru saja hilang” tanya ku, Kulihat dia sedikit kebingungan tapi tak lama kemudian dia menunduk sepertinya malu menjawab

” A..ania , wae oppa?” Tanyanya lagi , aku langsung mengambil sesuatu dibelakangku dan melambaikan nya ,

“Aku mendapatkan ini” ucap ku sambil smirk , dia terlihat shock, pucat dan tidak bisa berkata lagi.

“Aku tau ini milikmu kan! Jika ingin mendapatkan benda ini lagi ambillah dikamarku” ucapku santai, aku pun masuk kekamar dan kembali tidur yah kepalaku sangat pusing.

Gyuri pov

Mwo ternyata benda keramatku ada pada Kai oppa, tapi bagaimana bisa? Haduh Jinsa sama Hyunsa sedang tidak ada. Apa aku harus kesana , tapi bukankah itu dilarang, hais oppa kau itu membuatku pusing. Kenapa dia harus menyuruhku kekamarnya? Tapi tidak mungkin ia memberikan dikelas kan. Apa aku nekat saja menuju kamarnya, eh tapikan itu dilantai 2 bagaimana bisa, berpikirrrrrr…

Ah tangga, aku butuh tangga. Lebih baik aku cari di gudang saja.

Akhirnya setelah 15 menit ketemu juga, aku langsung bergegas ke depan balkon, dan menaiki tangga, tapi saat aku masuk ia justru tertidur.

“Hmm Kai oppa bangunglah” panggilku. tapi badannya panas sekali, sepertinya ia sakit , aku berusaha untuk menyelimutinya, tapi tiba-tiba dia menarik ku keatas kasur dan memelukku , panas! Itu yang kurasakan. Astaga Kai oppa kau membuat jantungku berdetak 2 kali lipat meskipun sebenarnya aku takut.

“Oppa apa yang kau lakukan” tanyaku takut dan mencoba menetralkan jantungku

“Biarkan seperti ini dulu sebentar saja baru kau boleh mengambil benda milikmu dan kembali tapi bagaimana kau bisa sampai kemari inikan lantai 2″ ucapnya sambil menatapku, apa dia gila? Bagaimana jika ada yang melihat

“Aku menggunakan tangga oppa , tapi apa tidak ada yang melihat, aku takut ketahu…”Ucapku terputus saat Kai menempelkan jarinya dibibirku, lalu ia menjilat jarinya.

“Manis”ucapnya tersenyum kearahku, astaga itu senyuman yang manis

Setelah beberapa menit dalam keheningan akhirnya Kai melepaskanku , dan memberikan benda keramatku.

“Ini lain kali jangan ceroboh” ucapnya datar

“Ne oppa, gomawo, oppa apa kau sakit?” Tanyaku gugup

“Hmm , cepat pergilah sebelum ketahuan” ucap Kai oppa, dia mengusirku? Yang benar saja tapi dia sakit.. Aku segera kembali kekamar ku tpi untuk mengambil obat flu yang diberikan eomma padaku, aku tau kalau Kai oppa pasti terserang flu, lalu aku menuju ke kamar Kai oppa lagi.

“Oppa ini aku ada banyak persediaan obat flu, semoga bisa membantu” ucapku

“Gomawo, tapi kau itu ternyata keras kepala yah” ucapnya sedikit lesu ,

“Cheonma , itu karena aku peduli denganmu oppa” ucapku lagi, yah aku peduli, entah peduli karena apa, aku juga tidak tau.

Dan akhirnya aku kembali kekamar dengan keadaan tenang dan damai.

“Yak kau darimana saja Gyuri” tanya Jinsa dan Hyunsa

“Ah itu , aku dari itu , aku mencari udara segar , yah udara segar” ucapku gugup

“Mencurigakan” ucap Jinsa. Aku hanya tersenyum paksa.

Author pov

Hari ini semua murid belajar dengan tenang , yah meskipun seorang Gyuri tidak hadir karena sakit. Yah sepertinya Gyuri tertular flu dari Kai , karena Gyuri tipe orang yang mudah terserang penyakit, sebelum bel Onew dan Kai menuju kelas 2B.

“Annyeong chagi” ucap Baekhyun

“Ne annyeong chagi , tumben sekali kesini” ucap jinsa senang

“Hehe hanya lewat , jadi aku pikir sekalian melihatmu sebentar” ucap Onew yang membuat pipi Jinsa memerah

“Gyuri dimana?” Tanya Kai

“Ah dia sedang sakit flu, yah karena semalam dia berjalan2 mencari udara segar diluar” jelas Jinsa

‘Apakah dia tertular dariku??’ pikir Kai

“Hmm begitu, kajja onew kita pergi. Kalau begitu kami duluan yah” ucap Kai

“Bye chagi” ucap onew lalu melangkah pergi menuju kelas mereka.

Skip Istirahat

Kai segera menuju asrama yeoja dan mencari tangga untuk bisa mencapai atas , kai menemukan tangga didekat pohon dia mendatangi Gyuri karena ia pikir Gyuri sakit karena dirinya yang menularkan flu itu dan semalam Gyuri sudah memberinya obat , hingga sekarang ia sembuh dan mungkin ini saatnya Kai membalas kebaikan yeoja itu.

“Gyuri, kau sakit?” Tanya Kai

 “Omo Kai oppa ah bagaimana bisa kau…”Ucap Gyuri terputus

“Sudahlah jangan bertanya hal itu” ucap Kai lagi, Kai duduk disisi kasur Gyuri dan menatap Gyuri tapi Gyuri menunduk karena malu dan gugup.

“Apa kau tertular olehku, aku minta maaf karena hal itu” ucap Kai sambil menangkup wajah Gyuri.

“Anni , mungkin memang sedang musim flu” ucap Gyuri seadanya

“Jangan lupa minum obat yah, sebelum aku pergi aku mau memberikan ucapan terima kasih dan mungkin bisa menjadi obat yang manjur” ucap Kai masih menangkup wajah Gyuri, Gyuri menatap Kai bingung. Kai pun mendekatkan wajahnya ke wajah Gyuri membuat Gyuri kaget, menempelkan bibirnya dan mulai mencium Gyuri, Lalu tangan kiri Kai memeluk pinggang Gyuri menariknya mendekat , Lalu melumatnya lembut tapi Gyuri tak membalasnya , Kai pun melepaskannya.

“Apa ini pertama kalinya?” Tanya Kai , Gyuri hanya menggeleng tanda ini bukan ciuman pertamanya karena sebelum taehyung pergi kesurga dia sempat mencium Gyuri. Kai pun kembali menarik tengkuk Gyuri dan menciumnya lagi Gyuripun membalas dengan lembut sambil memeluk leher Kai entah kenapa dia menikmatinya meskipun ia tau kalau ini salah, 2 menit kemudian tangan Kai mulai meraba payudaranya dan membuka beberapa kancing baju Gyuri ingin memasukan tangannya disana , Tapii ….

Ting..Tong… Bel masuk kelas berbunyi Gyuri yang tersadar melepas ciuman mereka.

“Ah oppa sudah bel , sebaiknya kau harus ke kelas” ucap Gyuri gugup

“Ah iya , sampai bertemu lagi” ucap Kai keluar dari pintu balkon dengan perasaan senang , dan menuju kelasnya.

Meskipun Kai dan Gyuri bimbang akan perasaan mereka , secepat itukah Kai melupakan Bomi? Dan secepat itukah Gyuri melupakan Taehyung , sahabat nya sekaligus orang yang ia cintai , yang sekarang sudah tenang disurga.

2 weeks later

Tapi setelah kejadian itu Kai dan Gyuri makin akrab , bahkan teman-teman mereka menganggap kalau Kai dan Gyuri sedang jatuh cinta , begitu pula dngan hyunsa dan baekhyun.

“Mereka semakin dekat , wah bagus sekali” ucap hyunsa senang

” Yah berarti Kai sudah bisa melupakan Bomi” ucap Baekhyun sambil tersenyum

Hari ini kencan pertama Kai dan Gyuri dan disini Kai akan menyatakan cintanya pada Gyuri , Kai dan Gyuri janjian taman jam 8 KST.

Kai pov

Aku tidak sabar menunggu hari ini dan akhirnya hari ini datang juga , yah hari ini aku ingin menyatakan perasaanku padanya , padahal kami baru kenal beberapa minggu yang lalu , tapi aku takut keduluan dengan namja lain , karena setelah kupantau banyak sekali namja yang menyukainya. Baekhyun dan onew sudah banyak membantu dalam hal ini , aku sangat berterima kasih kepada mereka berdua.

“Baekhyun Onew bagaimana? Apa aku sudah terlihat tampan” tanya Kai

” Ye Kai kau selalu tampan” ucap Onew

“Kau sangat tampan , meskipun diriku masih lebih tampan dari dirimu” ucap baekhyun ah anak ini terllalu PD

“Ah kau terlalu percaya diri Baek, Kalau begitu aku pergi dulu , terima kasih sudah membantuku menyiapkan semuanya” ucap Kai segera bergegas

“Ne selamat berjuang Kai” ucap onew dan baekhyun

Semoga dia menerima ku , dan aku bisa melupakan Bomi sepenuhnya.

Gyuri pov

Hari ini kai oppa mengajakku kencan dan itu membuatku sangat sangat senang , sudah banyak dress yang kucoba , tapi semuanya payah , dan ini dress terakhir , semoga akan sangat membantu.

“Hyunsa , Jinsa apa aku sudah terlihat cantik” tanya Gyuri

“Ne yeoppoda” ucap keduanya

“Ah Gomawo” ucapku , ah lebih baik aku bergegas jangan sampai Kai oppa menungguku terlalu lama.

“Kalau begitu aku pergi dulu” pamitku

Aku bergegas menuju taman aku harap Kai oppa tidak menunggu ku terlalu lama , aku takut dia justru kembali keasrama karena menungguku , eh sepertinya aku trlalu berlebihan , tapi demi apapun aku sangat gugup. Ah itu kai oppa.

Kai pov

Aku sampai ditaman lebih dulu , dan menunggu Gyuri. Apa dia akan datang?

5 menit kemudian Gyuri datang , Omo dia sangat cantik dengan balutan dress berwarna cream selutut dan rambut yang tergerai indah , sangat sempurna.

“Oppa maaf sudah membuatmu menunggu” ucap Gyuri merasa tidak enak

“Ah gwenchana , aku juga baru sampai , ayo kita kesana banyak wahana yang seru” ucap ku menggandeng tangannya ,

Hampir semua wahana sudah kami mainkan , semuanya sangat seru , dan saat ini sudah tepat jam 9.30 KTS , aku pun membawa Gyuri ke sungai Han , lalu menggenggam tangannya dan menatap manik matanya.

“Gyuri maukah kau menjadi yeojachinguku” tanyaku penuh harap

Gyuri pov

“Gyuri maukah kau menjadi yeojachinguku” tanya kai , aku kaget tapi aku sangat senang karena selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan , dan itu artinya aku harus menjawab Iya.

“Ne aku mau oppa” ucap ku sambil tersenyum

Tapi entah kenapa aku rasanya ingin mencium Kai , aku juga tidak tau kenapa diriku tiba2 jadi pervert seperti ini , yang jelas aku menginginkannya.

Aku langsung menangkup wajah Kai , menariknya mendekat dan menciumnya , Kai pun langsung memeluk pinggangku , tapi dia tidak membalas ciumanku , akupun menggigit bibir bawahnya agar memberi sedikit celah , lalu aku melumatnya , karena tak kunjung mendapat balasan akupun melepaskan ciuman ku , tapi saat aku menarik bibirku dia justru menarik tengkuk ku dan mencium bibirku lagi , lalu melumatnya dengan penuh cinta , setelah beberapa menit ia pun melepaskan ciuman kami.

“Gomawo chagiya” ucap Kai sambil menangkup wajahku , akupun hanya membalas dengan senyuman.

“Kajja kita kembali ke asrama” ucap kai lagi

“Ne , kajja” ucap ku

Author

Mereka akhirnya sampai dikamar masing-masing.

“Bagaimana Gyuri? Apa yang ia kalian lakukan tadi” tanya Hyunsa pnasaran

“Tadi kami hanya bermain wahana yang ada ditaman itu , dan lalu…”Ucap Gyuri sengaja

“Lalu apa Gyuri jangan buat kami penasaran” ucap Jinsa tak sabar

“Lalu ia menyatakan cintanya padaku” ucap Gyuri senang

“Lalu kau menjawab apa?” ucap Jinsa dan Hyunsa

“Ne aku menerimanya” ucap Gyuri senang

“Ya , chukkae Gyuri , kalian berdua memang sudah ditakdirkan sepertinya , hehe” ucap Hyunsa

Sementara Kai sengaja datang dengan wajah kusutnya.

“Bagaimana Kai” tanya Onew , Kai diam dan masih dengan wajah kusutnya

“Kau ditolak! Sudahlah jangan terlalu dipikirkan” ucap Baekhyun

“Ania dia menerimaku” seru Kai senang

“Wah , chukkae Kai tapi kenapa kau mengerjai kami dengan wajahmu itu” ucap Baekhyun dan Onew

Pagi ini entah mengapa Gyuri sangat senang dengan status barunya sebagai yeojachingu Kai , dia ingin tampil cantik saat ini , hingga hampir 30 menit waktu yang ia pakai untuk berdandan , setelah itu Gyuri menuju sekolah sendiri , yah jinsa dan Hyunsa meninggalkan nya karena mereka buru-buru dan Gyuri sangat lama sekali.

Sampai dikelas ia duduk dengan tenang tiba-tiba Kai datang.

“Chagi , apa kau mimpi indah semalam” tanya Kai menggoda

“Hmm , ya sangat indah , waeyo?” Tanya Gyuri bingung

“Ah , hanya bertanya” jawab Kai

“O iya mana morning kissku” tanya Kai

“Yak ini sekolah kai” jawab Gyuri galak

Kai pov

“O iya mana morning kissku” tanyaku menggoda , oh lihat lah pipinya memerah sangat menggemaskan

“Yak ini sekolah Kai” ucapnya galak , omo itu sangat mengerikan mendengarnya seperti itu aku tidak menyangka ekspresinya akan seperti itu.

“Hehe mianhae chagi , kalau gitu aku kekelas dulu yah sebentar lagi bel” ucapku segera pergi

“Ne , selamat belajar” ucapnya sambil tersenyum

___

 Gyuri pov

Ini sudah minggu ketiga kami menjadi sepasang kekasih , aku sangat senang karena kai tipe orang yang romantis , dia selalu memberiku kejutan kecil yang membuatku senang , aku sangat mencintainya sekarang , aku harap kami bisa terus selalu bersama.

Sekarang jam istirahat , aku menunggunya didepan kelasnya , tapi ia justru asik menerima telepon dari seseorang , aku sudah melambaikan tangan kearahnya , tapi ia justru mengabaikan ku , wajah nya terlihat cemas! Apa ada sesuatu yang terjadi? Mungkin dia sedang sibuk , lebih baik aku kekantin sendiri saja.

Kai pov

Saat ini jam istirahat , onew dan baekhyun langsung pergi meninggalkan ku , saat aku ingin kekelas Gyuri tiba-tiba..

Drrttt…drrtt…

*Bomi ♥ Call*

Astaga bahkan aku belum menghapus nomornya , tapi ada apa dia menelpon ku? Tumben sekali.

“Yeobseyo Bomi , ada apa?” Tanyaku bingung

“Hiks.. Kai apa kita bisa bertemu ini sangat penting” ucapnya terisak , ada apa dengan nya. Tapi saat kulihat dipintu kelasku sudah ada Gyuri dengan senyum manisnya , tapi aku tidak menghiraukannya karena aku masih penasaran dengan hal yang membuat Bomi menangis , entahlah aku measih mencintainya atau tidak , aku juga tidak tau.

” Bisa! Kapan? Dan kenapa kau menangis” tanyaku khawatir. Kulihat lagi kearah Gyuri wajahnya sedikit sedih lalu dia pergi , mungkin menuju kantin.

” Pukul 2 siang , ditaman belakang sekolahmu, hiks.. Ceritanya panjang kai” ucapnya masih terisak

“Baiklah aku akan kesana nanti sepulang sekolah?” Ucapku lagi , dan dia langsung memutuskan sambungan telepon kami

Sebenarnya ada apa dengan yeoja itu , kenapa dia sampai menangis seperti itu , tapi kenapa aku harus khawatir yah? O iya lebih baik aku menyusul Gyuri kekantin.

Sesampai dikantin kulihat Gyuri duduk bersama jinsa , onew , hyunsa , dan baekhyun , tapi pandangan matanya kosong dan dia hanya mengaduk-aduk makanan nya saja , ada apa dengannya , apa dia marah karena tadi aku tidak menghiraukannya? Lebih baik aku mendatanginya.

“Yak! Chagi kenapa kau hanya mengaduk-aduk makananmu saja” tanyaku bingung

“Eoh , tidak apa-apa! O iya siapa yang menelponmu tadi , kenapa begitu serius?” Tanyanya menatapku serius , astga tatapan seperti ini yang selalu membuatku takut membohongi nya , terpaksa aku harus jujur dan semoga ia tidak salah paham.

Gyuri pov

Aku penasaran siapa yang menelpon kai tadi. Entah kenapa aku merasa ada hal yang tidak beres dengannya , makanya aku bertanya dengan serius , disisi lain juga aku takut kehilangan dia , aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai untuk kedua kalinya.

“Sebenarnya yang menelpon adalah bomi man…-” ucapnya terputus

“Mwo Bomi” teriak onew dan baekhyun bersamaan

“Yak! Aku belum selesai , dia itu mantan kekasihku , dan tadi dia ingin bertemu denganku , tadi dia menangis jadi aku menuruti nya” ucapnya pelan , perasaan takut itu muncul , bagaimana kalau dia kembali dengan mantannya dan meninggalkanku? Tapi aku juga tidak boleh egois , lalu aku harus bagaimana , kutatap kedua sahabat ku mereka hanya mengangkat bahu , tidak ingin ikut campur , begitu pula dengan baekhyun dan onew.

“Baiklah , temui dia aku mempercayaimu” ucapku lagi , dia pun tersenyum. Senyuman itu membuatku tenang kembali.

“Gomawo chagi” ucapnya lalu mengecup keningku

Skip

Saat pulang sekolah , entah kenapa Gyuri merasakan hal yang tidak enak , lalu saat ia melihat kai , ia mencoba mengikutinya diam2 , bukannya tidak percaya hanya saja dia ingin memastikan bahwa kai dan bomi tidak melakukan apapun disana , berlebihan memang! Tapi itu kan wajar seorang kekasih yang takut kehilangan namjachingu yang ia cintai.

Ia melihat kai sedang mendatangi seorang yeoja yang sedang duduk manis dibangku taman , dengan keadaan sedikit kacau , dan sekarang mereka sedang duduk berdua.

Kai pov

Sekarang aku dan bomi sedang duduk ditaman berdua keadaan nya sangat kacau. Aku tidak sanggup melihat nya seperti ini tapi disisi lain aku mengingat wajah gyuri , aku tidak boleh menghianati cinta kami. beberapa menit berlalu dan kami dihinggapi keheningan tak lama iya berdehem lalu..,

” Kai aku sangat merindukan mu” ucapnya memelukku , aku tak bisa menolak karena mungkin aku belum bisa melupakannya sepenuhnya karena dia cinta pertamaku

“Bukankah kau yang menghianatiku” ucapku santai.

” Ne tapi aku menyesal , bisakah kita memulai dari awal” tanyanya lagi

“Ani , aku sudah memiliki yeojachingu , lebih baik kau cari saja namja yang lebih baik dariku” ucapku datar

“Ne tapi sebelum berpisah untuk kedua kalinya , bisakah aku menciummu untuk terakhir kalinya?” tanya Bomi , akupun mengangguk! Lagipula setelah melakukan ini dia tidak akan menggangguku lagi kan , maafkan aku Gyuri! Ini juga demi hubungan kita. Diapun menarik wajahku dan mencium bibirku beberapa menit , setelah itu ia melepaskan nya.

“Semoga kau bahagia kai , sampai jumpa”ucap nya lalu pergi.

Akupun kembali keasrama dengan perasaan yang tenang.

“Kai bagaimana? Apa yang bomi katakan?” tanya Baekhyun penasaran

“Dia mengajakku untuk kembali” jawabku seadanya.

“Mwo! Kau menjawab apa?” Tanya onew kaget

“Yah aku tidak mau , karena aku sudah memiliki Gyuri” ucapku dan kedua sahabatku hanya mengangguk2 saja

Author pov

Disisi lain Gyuri yang melihat adegan tadi sangat shock , dadanya terasa ditusuk ribuan pedang tajam , ternyata dikhianati lebih menyakitkan dari pada ditinggal kealam yang berbeda. Padahal ia sudah sangat percaya pada Kai tapi hasilnya kai justru mengkhianatinya , pantas saja saat kai pergi hatinya merasa tidak enak , ternyata dia salah mempercayai Kai , lalu apa dia harus mengakhiri hubungan ini?

Gyuri pergi ke sungai Han , tempat dimana kai menyatakan cinta pada Gyuri dan disana ia menangis sejadi-jadinya.

Sedangkan diasrama , Kai ingin menelpon Gyuri , untuk membicarakan masalah tadi , tapi ternyata handphone Gyuri tidak aktif , Kai pun mencoba menghubungi Hyunsa.

“yeobseyo kai” ucap Hyunsa dari sebrang sana

“Hyunsa apa ada Gyuri disana?” Tanya Kai penuh harap

“Ah bukankah dia bersamamu , tadi saat pulang sekolah dia bilang ingin mencarimu , yah kupikir dia bersama denganmu!” Ucap Hyunsa

“Mwo! Jangan-jangan tadi..- ah kalau begitu aku mencari Gyuri dulu” ucap Kai memutuskan sambungan teleponnya.

Kai pov

Apa benar Gyuri mengikutiku tadi kalau itu benar dia pasti melihat adegan tadi , astaga dia pasti saalah paham karena hal tadi , tapi dimana aku harus mencarinya , aku sudah menelusuri semua tempat tapi hasil nya nihil , tapi tunggu aku belum mengunjungi satu tempat yang istimewa , Sungai Han. Mungkin saja dia ada disana.

Nah itu dia , aku mendekat dia menangis sambil memeluk lututnya , apa menangisi ku? Apa dia cemburu ? Atau dia salah paham atas kejadian tadi!

“Aku percaya padanya , tapi dia justru hiks.. mengkhianatiku” ucapnya ditengah isakannya , Gyuri kau salah paham itu tidak seperti yang kau pikirkan.

“Gyuri” panggilku sambil mengelus rambutnya , dia menoleh kearahku

“Untuk apa kau kesini , pergi aku membencimu” ucap Gyuri , kulihat wajahnya penuh dengan amarah.

“Aku mau minta maaf , kejadian itu tidak seperti yang kau kira , kau salah paham” ucapku mencoba menjelaskan

“Aku melihat nya didepan mataku sendiri , dan mataku tidak mungkin salah” ucap Gyuri tak mau kalah.

“Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskannya” ucap ku penuh harap

“Ne jelaskan” ucap Gyuri menatapku sinis

Aku pun menjelaskan semua kejadian yang ia lihat ditaman , Gyuri? Dia kaget dan merasa bersalah karena sudah salah paham.

“Kai maafkan aku” ucap Gyuri menyesal

“Ani , aku yang harusnya minta maaf karena menerima tawarannya untuk menciumku tadi!” ucap ku sambil memeluk Gyuri , lalu aku pun melepas pelukan itu dan mata kami saling memandang , tak lama Ku mendekatkan wajahku kearah Gyuri , dan kai mencium Gyuri dengan penuh cinta.

Disisi lain 4 pasang mata sedang menyaksikan adegan itu.

“Omo mereka romantis sekali” ucap Jinsa

“Iya chagi aku jga ingin melakukan itu , muuaach..”Ucap Onew , pletak

“Yak appo chagi” ucap onew mengusap kepalanya

“Jangan lakukan disini chagi” ucap Jinsa

” Chagi kapan kita melakukannya lagi” tanya baekhyun

“Nanti saat kita menikah” ucap Hyunsa

“Mwo! Lama sekali” ucap Baekhyun kesal

End

Bagaimana? Bagus ga? Saya juga ga tau kalau endingnya seperti ini! Karena semua itu tiba-tiba ada diotak saya! Maaf jika masih banyak typo hehe!!! Maklum ini ff pertama sayyaaaa…


Religious Differences

$
0
0

Religious Differences

 Title                 : Religious Differences

Author            : Moll   (@TiaraSekarPrams)

Cast                : – Kim Adinda Kimberly (oc)

                        : – Oh Sehun

                        : – Park Chanyeol

Other Cast    : – Park Somi

                          – Lee Emma Sandara (OC)

                          – Oh Mario Cambery(OC)

Genre                        : Fluff, romance, friendship, and other

Length            : One shoot

Rating             :PG-13

Summarry      : “Kenapa urusan cinta harus berbeda agama?”

WARNING      : DI FF INI ADA BEBERAPA ORANG YANG AGAMA NYA TIDAK SAMA

                          DENGAN ASLINYA!!! UMUR TOKOHNYA JUGA TURUN DRASTIS MENJADI                              MUDA.

Note               : -Bahasa Korea dan Inggris menggunakan tulisan italic                    

~HAPPY READING~

Author POV

Sinar matahari mulai menembus benda bening yang ada di kamar yeoja tersebut *author gak tau kalo sinar matahari ada jam 4:45 *abaikan yang satu ini ya. Saat sinar matahari tersebut menggangu tidur yeoja itu, ia menggeliat dan perlahan membuka matanya. Setelah Ia sudah sadar dari tidurnya, ia melihat jam yang tergantung di dinding.

“Jam berapa sekarang?” Tanya yeoja tersebut pada dirinya sendiri.

Saat ia melihat jam yang tergantung di dinding, ia membelakan matanya kaget. Ternyata sudah jam 4:45. Setelah itu, ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah beberapa menit ia keluar dari kamar mandi menggunakan seragam lengkap. Ia langsung mengambil alat sholat, dan mulai beribadah.

-Skip-

Kimberly POV

Untung saja aku tidak telat untuk melaksanakan Sholat Subuh. Setelah aku selesai dengan kegiatanku, aku langsung bergegas sarapan. Saat aku sarapan suasana memang sangat sangat hening. Saat aku selesai sarapan aku berpamitan dengan mama papaku. Tapi tiba tiba mama memanggilku lagi untuk berbicara. Sepertinya sangat penting.

“Kimberly sayang sini nak! Mama dan Papa ingin berbicara sesuatu.” Kata mama yang tiba tiba memberhentikan langkah ku.

“Ya ma ada apa? Apa yang ingin di bicarakan?” Tanya ku sambil berjalan menuju kedua orang tuaku.

“Ya nak. Begini, sebentar lagi kau kan akan naik ke kelas 1 sma, nah papa ada keperluan mendadak di Negara kelahiran mu, sepertinya kami akan lama mengurus urusan itu. Apakah kamu mau ikut kami?” Tanya papa sambil menatapku penuh harap.

“Hmmm, kita akan berangkat setelah ujian kelulusan kan pa?” Tanya ku sambil memikirkan sesuatu.

“Iya nak.” Jawab papa lembut.

“Baiklah aku menuruti permintaan kalian saja. Yasudah ya pa, ma sepertinya aku hampir telat.” kataku sambil melirik sekilas ke jam baby g yang melingkar sempurna di pergelangan tanganku.

~Skip~

@Car

Aku sebenarnya sangat senang akan kembali ke Negara asalku. Tapi aku juga akan susah untuk melupakan teman teman ku. Oh ya. Aku lupa. Perkenalkan namaku Kim Adinda Kimberly. Aku keturunan Korea, Indonesia, dan Kanada. Aku bersekolah di Korea Internasional School. Aku kelas 3 smp. Sudah dulu ya perkenalannya aku sudah sampai di sekolah.

@Class

“Hi Berly!!” Sapa salah satu sahabatku yang sudah kukenal dari tk

“Hi Emma” Jawabku sambil memperlihatkan senyuman terbaikku.

“Kau kenapa? Sepertinya senang sekali” Tanya Emma dengan sangat penasaran

“Aku akan pergi ke KOREA!!!” Jawabku sambil berteriak yang membuat seisi kelas memperhatikan kami.

“Pelan! Pelan!” Kata Emma menasihati ku sambil memukul lenganku.

“Hehe maaf ya. Aku terlampau senang.”

Tiba-tiba ada 3 cowo yang memasuki kelas ku. Saat ketiga cowo tersebut masuk kelas, kelas menjadi berisik karena perempuan-perempuan di kelas ku rata rata memuji mereka. Aku dan Emma hanya memutar bola mata malas. Mereka adalah sahabatku. Yang pertama namanya adalah Justin. Dia adalah cowo paling cuek. Walaupun cuek pada alam sekitar, dia tidak cuek padaku. Entah kenapa aku penasaran dengan tingkah laku nya. Yang kedua namanya Boy. Dia adalah cowo terpintar di kelas ku. Dari kelas 1 sd, dia selalu mendapat peringkat satu karena kecerdasannya. Sedangkan aku selalu mendapat peringkat ke-2. Yang terakhir namanya adalah Mario. Dia pacar Emma, sahabatku sendiri. Dia anak yang cukup pintar. Perlu ku beri tahu. Kami berlima adalah sahabat dari tk. Dan ranking kami, selalu berurutan. Rank 1: Boy. Rank 2: Aku (berly). Rank 3: Mario. Rank 4: Emma. Rank 5: Justin. Aneh kan? Makanya tak jarang sekolah memilih kami berlima mengikuti olimpiade. Kami semua juga  memiliki bakat yang berbeda. Boy ahli dalam pelajaran matematika. Aku ahli dalam pelajaran kimia. Mario ahli dalam pelajaran bahasa. Emma ahli dalam pelajaran biologi. Justin ahli dalam pelajaran Fisika.

“Hai Emma, Berly!” Sapa mereka bertiga.

“Haii!” Jawab Emma dan aku secara bersamaan

“Hey! Ada satu hal yang aku ingin beri tahu ke kalian”

“Apa itu Berly?” Kata Justin penasaran

“Aku akan pindah ke Korea setelah naik kelas!” Jawabku dengan senyuman yang tidak bisa hilang sejak pagi.

“Oh begitu!” Jawab kedua cowo tersebut. Tunggu sebentar. Kedua cowok? Justin tidak menjawab. Ada apa dengan anak itu?

“Justin, kau kenapa?”

“Berly, aku ingin bicara denganmu…” Jawab Justin dengan muka murungnya.

“Oh ya. Silakan saja Jus-“ Kata kataku terputus saat Justin mengatakan “Hanya berdua” kata Justin sambil menekankan kata ‘berdua’

“Oh baiklah ayo kita ke taman.” Kata ku sambil memegang tangannya.

Author POV

@Taman

“Kau ingin bicara apa Justin?” Tanya Berly dengan nada yang bisa di bilang penasaran.

“………” Tidak ada respon darinya

“Justin?” Tanya Berly sambil memegang tangan hangat Justin dengan erat.

“Aku suka denganmu. Maukah kau menjadi pacarku?”

“Oh maaf Justin aku tidak bisa. We’re just friends” Kata Berly sambil memeluk Justin yang sepertinya hampir menitihkan air mata.

“Ayo Justin kau harus semangat! Kamu dan aku itu sahabat. Kita tidak bisa melanggar janji persahabatan kita kan? Ayo hapus air matamu. Sebentar lagi bel.”

“Iya Berly. Terimaksih. Saranghae….”

“Nado Justin sebagai teman…”

Author Pov

~Skip~

Jam pelajaran selesai jam 14:30. Mereka (Berly,Emma, dsb.) langsung mengganti seragam dengan baju pergi. Karena mereka ingin langsung melesat ke PIM 1 untuk menghilangkan kepenatan. Karena mereka baru selesai ujian.

@PIM1

“Justin, maukah kau menemani ku ke Forever 21?” Kata ku penuh harap.

“Oh ayo baiklah Berly!” Jawab Justin sambil menarik tanganku.

“Ada yang aneh pada mereka.” Bisik Mario pada Boy dan Emma.

“Ah biarkan! Ayo kita menonton! Sebentar lagi film di mulai!” Kata Emma sambil menghiraukan kedua sahabatnya yang masih tidak percaya dengan Justin dan Berly.

@Forever21

“Justin ayo carikan dress untuk ku!” Pinta Berly.

“Ayo kita cari bersama…”

Setelah berkutat di Forever 21 dan toko-toko lainnya, mereka akhirnya menemukan dress, aksesoris, dan sepatu yang cocok.

“Ah Justin! Terimakasih kau telah menemani aku belanja!” Kata Berly sambil memeluk Justin. *Mereka kan sahabat jadi tak apa.

“Ah iya Berly sama sama. Berly apakah kau ingin pulang bersama ku?” Tanya Justin yang selesai menghabiskan makanannya.

“Hmmmm, ok! Sebentar aku akan bilang pada Emma dulu ya!”

@Phone

“Hello? Ya ada apa Berly?”

“Emma, Aku akan pulang bersama Justin. Tolong beri tahu yang lain.”

“Oh baiklah Berly. Hati hati di jalan.”

“Ya emma. Bye”

“Bye”

-End call-

“Ayo Justin!”

Skip

“Justin apakah kamu ingin bermain sebentar?”

“hmmm. Baiklah Berly”

Berly pov

@Home

“Aku pulang! Assalamualikum..”

“Di mana orang tuamu Berly?” Tanya Justin

“Aku tidak ta-“ Kata kata ku terputus saat mama, papa, Emma, Boy, Mario, dan pelayan pelayan ku mengejutkaku. Oh ya aku lupa hari ini ultah ku tepat tanggal 1 Juni! Tiba tiba Justin mengucapkan

“Selamat ulang tahun Berly!” Katanya sambil memelukku.

“Jangan peluk peluk!” Kata ku ketus. padahal itu hanya bohong saja. Aku kan drama queen.

“Ada apa?” Tanya Justin cemas. Tapi aku agak sedikit ragu dia mendekatkan jari jari lentik nya ke perut ku dan menggelitik ku.

“HAHAHA JUSTIN STOP! JUSTIN PERUT KU SAKIT JUSTIN STOPPPPPP!!” Kata ku sambil lari tanpa arah. Justin juga mengikutiku. dan tiba tiba….

BYUR!

“AHH TERKUTUK KAU STEVAN JUSTIN!!! SUDAH MEMBUATKU BASAH KUYUP SEPERTI INI! SINI KAU!!” Saat Justin mau berbalik arah aku sudah menarik kaki nya duluan dan akhirnya dia terjatuh juga. Ini adalah hari yang paling menyenangkan. Setelah kami semua bermain di air, kami semua membersihkan badan dan menuju ruang makan.

Skip

The Morning After

Aku bangun dan melihat jam yang tergantung di kamarku. Dan di sebelah kasur ku ada 4 kasur yang sedang di tempati. “Apa yang terjadi?” Tanya ku dalam hati. Oh ya semalam setelah bermain air teman teman ku menginap di rumah ku.

Flashback

“Ah ini hari yang paling menyenangkan!” Kata Emma pada teman teman ku (termasuk aku).

“Ya Emma ini memang hari yang sangat menyenangkan. Apa lagi saat Berly jatuh ke kolam renang. Itu sangatlah lucu.” Kata Boy diselingi tawanya. Kami semua pun ikut tertawa.

“Hey, ini kan sudah malam. Bagaimana kalian menginap di sini saja?” Kata ku menawarkan

“Oke!” Sahut mereka semua bersamaan

Flashback end

Aku melihat teman temanku yang masih tertidur. Akhirnya aku putuskan untuk ke toilet untuk mencuci muka dan mengambil wudhu.

“Boy apa yang kau lakukan di sini?” Tanya ku dengan polosnya karena Boy ada di mushola

“Tentu saja mau sholat Berly. Kau juga mau sholat? Ayo bersamaku saja. Biar aku dapat pahala banyak.”

“Cih dasar. Baiklah ayo.”

~Skip~

“JUSTIN, EMMA, MARIO IREONAAAA!!!! KALIAN SUDAH TELAT SHOLAT SUBUH. PPALI YA!!!!” Teriakku dari ruang sholat (musholla). Seketika mereka bangun dan langsung menghampiri kami berdua (Boy dan aku).

“BERLY BISAKAH KAU TIDAK BERTERIAK?!” Kata Boy marah

“hehe maaf ya Boy” Kata ku sambil tersenyum kikuk

“HEH KALIAN!! CEPAT SHOLAT INI SUDAH JAM 5:30 DAN KALIAN MASIH MERINGKUK DI TEMPAT TIDUR HAH?!!!” Kata ku marah kepada mereka bertiga

“IYA CEPAT MANDI DAN SHOLAT! KAMI TUNGGU DI BAWAH!!” Kata Boy dengan nada tinggi.

“Ya sudah Boy mari kita ke bawah aku sudah lapar” Kata ku sambil menarik tangan Boy.

@Diningroom

“Pagi ma, papa kemana?” Tanya ku sambil meminum susu yang tersedia di meja makan.

“Papa lagi ke Singapur mendadak.” Jawab mama. “Tante tadi mendengar sura teriakan kalian berdua dari lantai atas, sebenarnya ada apa?” Tanya mama sambil membuka majalah nya

“Tadi mereka semua belum sholat tante, jadi kami berdua meneriaki Emma, Bruno, dan Justin.” Jelas Boy sambil melahap rotinya

“hmmm, Bukannya Emma dan Mario itu agamanya Kristen ya?” Tanya mama dengan penuh kebingungan. Sontak aku dan Boy langsung berteriak.

“OH IYA!!! BAGAIMANA AKU BISA LUPA!!! AH BODOH BODOH BODOH!!!!” Gerutu kami berdua pada diri sendiri.

“Sudahlah. Nanti kalian minta maaf kepada mereka berdua ya…”

“Iya ma.”

Skip (The day after [Hari Kelulusan])

“Boy Anderson, silahkan maju!” Kata pak guru memanggil Boy untuk mengambil hasil ujian

“Iya MR!” Jawab Boy cepat.

“Emma Sandara! Silahkan maju!”

“Stevan Justin! Maju!”

“Mario Cambery!”

Dan tiba saatnya aku

“Adinda Kimberly! Silahkan maju!”

Skip

“Boy, Justin, Mario, Emma… Maafkan aku harus pergi malam ini…” Kata ku dengan airmata yang sudah menggenang di pelupuk mataku.

“Berly, bisakah kau tunda kepergianmu? Aku tidak mau di tinggal oleh mu….” Kata Emma yang terisak hebat sambil memeluk ku, yang lain (Mario,boy,justin) hanya bisa terdiam.

“Maaf Emma, aku tidak bisa….” Kataku sambil sedikit berteriak. “Aku percaya persahabatan kita tidak akan pernah terputus …” Kataku sambil memeluk sahabat ku.

“Bagaimana kita menemani Berly di bandara sampai dia telah pergi?” Saran Mario

“Baiklah.”

@Bandara Halim Perdana Kusuma

“Teman teman, Aku akan merindukan kalian sangat…” Kata ku sambil memeluk mereka semua.

“Justin, move on dari ku dan carilah pacar baru ya. Tolong ini permintaanku.” Kata ku pada Justin berbisik.

“Mario, jaga Emma dengan baik ya, kalau tidak kau akan mendapat ciuman panas dari tanganku!” Kata ku pada Mario

“Emma, jaga diri mu baik baik. Makan teratur dan jangan lupa minum obatmu.” Kata ku sambil memeluk Emma.

“Boy, saranghae. Jaga perasaanku.” Kata ku sambil memeluk Boy.

“Berly, kau pergi dengan siapa?” Tanya Justin.

“Aku pergi sendiri. Aku sudah biasa, jadi tidak perlu cemas ya. Maama dan papa ku ada urusan mendadak jadi mereka tidak hadir di hari kelulusan.”

“Oh begitu hati hati di jalan ya.”

-SKIP-

@Korea (Incheon Aiport)

Ah akhirnya sampai juga ya. Tadinya aku ingin berteriak karena senang. Tapi aku tidak mau di bilang gila. Saat aku melihat sekeliling aku melihat tulisan ‘KIM ADINDA’ dengan sangat besar. Lantas aku langsung berlari mendekati tulisan tersebut. Ternyata yang memegang tulisan tersebut adalah anak dari pembantuku, yang bernama Park Somi. Aku senang karena aku tidak perlu menggunakan bahasa Korea karena dia keturunan Indonesia.

“Ah Somi!!! Aku merindukan mu sangat!!” Kataku sambil memeluk Somi

“Aku juga merindukan mu nona!” Jawabnya sambil membalas pelukanku.

“Somi…..” Kataku pura pura marah karena dia memanggilku dengan sebutan nona

“Oh iya maaf Berly. Ayo kita pulang! Ibumu sudah menunggu di rumah”

“Wah bahasa Indonesiamu masih fasih ya Somi, aku senang. Jadi tidak perlu menggunakan bahasa Korea.”

“Hehehe iya Berly”

@Home

“Aku pulang assalamualaikum…” Kata ku saat sudah masuk ke dalam rumah.

“Waalaikumsalam Berly, kamu pasti lapar kan? Mama sudah membuatkan makanan kesukaanmu lho.” Kata mama yang membuat senyuman di mukaku tambah lebar (?)

“Somi, antarkan Berly ke kamar ya…” “Oh ya Berly kamu sekamar dengan Somi tidak apa kan? Karena mama kira kamu akan senang sekamar dengan Somi.”

“Oh baiklah ma aku mau. Ayo somi kita ke kamar! Kajja!” Kataku menggunakan bahasa Korea

“Kau ini memamerkannya padahal Cuma bisa satu kata!” Kata Somi diselingi tawa.

@Kamar

“Wah Somi! Kamar ini besar sekali! Seperti kamar kerajaan!”

“Iya Berly memang kamar ini besar. Kasur mu yang berwarna biru aku yang berwarna ungu ya!”

“Iya Som…. Aku kan suka warna biru”

“Oh iya Berly kita main bubble bath yuk! Kamar mandi nya besar sekali loh!”

“Ayo!”

SKIP

Dinner time

“Somi ayo ke bawah aku sudah sangat lapar!” Kata ku membangunkan Somi yang sedang tertidur.

“Ayo”

@Dining Room

“Mama masak apa?

“Mama masak dak galbi untuk pembuka dan kkultarae untuk makanan penutup sayang….” Kata mama sambil mempersilahkan aku duduk

 

“Oh ya ma, aku dari tadi tidak melihat Park ahjumma, orang tua Somi? Dimana dia? Aku sangatlah rindu dengan Park ahjumma.” Tanya ku kepada mama dan Somi. Seketika, muka mama dan Somi berubah murung. Aku yang kebingungan hanya bertanya dengan polosnya

“Eh? Kenapa muka kalian berdua berubah?” Tanyaku sambil mengambil dak galbi.

“Orangtua ku…. Sudah meninggal” Kata Somi dengan wajah sedih nya. Aku masih mencerna kata kata Somi. Seketika mataku memanas. Dan aku langsung menangis di pelukan Somi

Bagaimana bisa?!! Kenapa mereka bisa meninggal?!! Mama! Somi! Jawab! Mereka sudah seperti orang tuaku ma! Somi!!!” Kataku sambil berteriak

“Waktu itu Eomma dan Appa sedang berbelanja ke pasar, tiba tiba ada truk yang kehilanagn kendali dan menabrak mereka hiks hiks. Kejadiannya sekitar 3 bulan yang lalu… Lalu ibumu mengangkat ku sebagai anak Ber….” Jelas Somi sambil menangis

“Somi…. Tidak apa apa… Tidak perlu menangis…. Nanti orangtuamu juga ikut menangis lho…” Kataku sambil menenangkan Somi.

“Iya Somi, mama dan papa akan selalu di sini untuk Somi…. Sayang jangan menangis ya…” Kata mama ikut menenangkan Somi

“Jadi sekarang Somi… Kita saudara!!” Jawabku kegirangan

“Iya Ber” Jawab Somi sambil memelukku

“Berly, mulai besok kamu sudah bersekolah karena di Korea sudah mulai ajaran baru.” Jelas mama yang membuat mukaku sedikit termenung.

“Wae Berly-ya?” Tanya Somi

“Ani Somi-ya” Jawabku

“Jinja?” Tanya Somi yang masih ragu

“Aku kan baru pulang jadi aku masih lelah” Jawabku lesu

Sudah kuduga” Kata Somi sambil terkekeh kecil

“Ahhh Park Somi menyebalkan!!” Kata ku sambil mem-poutkan bibirku

“Mian, mian” Kata Somi sambil bergelayut di tangan ku. Tiba tiba ponsel ku bordering.

“Siapa itu Berly-ya?” Tanya mama sambil melihat ke layar ponsel ku

“Tidak tahu ma.” Kata ku apa adanya

“Coba angkat dulu chagi…” Perintah mama

“Baiklah”

@Phone

“Yeoboseyo? Nuguya” Tanya ku menggunakan bahasa Korea yang sedikit tidak lanacar.

“Nuguya?” Tanya orang yang di seberang sana balik

“Kim Adinda Kimberly imnida. Nuguseyo?” Tanya ku dengan ekspresi serius

“Lee Sandara imnida” Jawab orang tersebut.

“Maksudmu Lee Emma Sandara?”

“iya!”

“Huaaaa Emmaaaaa bogoshipeo!!” Jawabku sambil berteriak. Lalu mama dan Somi menatapku dengan tatapan ‘siapa dia?’

“Mama dia Emma, aku izin ke atas ya ma.” izinku, dan langsung mendapat anggukan dari mama

@Room

“Emma!! Kamu kabarnya gimana??? Aku kangen banget sama kamu!!”

“Aku kabarnya baik  baik aja kok.. Kamu di seoul gimana?” Tanya Emma balik

“Aku kabarnya baik baik aja, tapi besok aku udah mulai masuk sekolah…. “ Kataku dengan nada sedih

“Oh gitu… Aku punya kabar gembira sekaligus kabar buruk” Kata Emma

“Apa itu Emma?” Tanyaku penasaran

“Kabar gembira nya aku, Mario, Boy, dan Justin akan pindah ke Seoul karena perusahaan ayah kita kan sama nah kata papa kamu kita suruh tinggal di Seoul aja!…..”Sebelum Emma melanjutkan aku sudah memotong kata kata nya dengan teriakan melengking ku

“HAH?!! KE SEOUL?! ARE YOU KIDDING ME?!!! OMAYGAT!!! KAMU KAPAN KE SEOUL?! SEKOLAH DI MANA?! TINGGAL DI MANA????!??!” Aku langsung menyerbu dengan bertubi tubi pertanyaan.

“HEH! AKU BELUM MEMBERITAHU KABAR BURUKNYA KAMU SUDAH MEMOTONG!!!?” Kata Emma marah

“Mian, mian jadi apa kabar buruknya?” Tanyaku sambil cengengesan

“Kabar buruknya, aku sudah putus dengan Mario… hiks hiks” Kudengar isakan kecil dari mulutnya. Lalu aku langsung bertanya lagi.

“Kapan kamu ke seoul?” Tanyaku dengn nada marah

“Dua hari lagi” Jawab Emma yang sudah tidak menangis

“Baiklah. Kita bicarakan ini di rumah ku. Aku akan menjemput kalian di Incheon Airport arraseo?” Tanya ku dengan nada tegas

“Arraseo Berly. Yoboseyo chingu” Jawab Emma dengan nada ceria

“Yoboseyo” Jawab ku sambil memutuskan telfon

2 days later

Aku bangun dengan wajah yang ceria. Aku mengecek jam yangberada di nakas ku, dan membelak kaget. Ternyata sudah jam 7 pagi! Aku langsung membangunkan Somi karena jam 10 dalah jadwal kedatangan Emma ke Seoul

 

“PARK SOMIIIIII!!! IREONNAAAAA!!!” Teriak ku sambil menyibakan selimut yang di pakai Somi

“Ne! Ne! Ada apa?! Ada kebakaran?!! Ada apa?! Katakan cepat!!” Jawab Somi sambil  melompat dari kasur dan mengguncangkan bahu ku dengan keras

“Somi! Ayo kita kan mau menjemput temanku di bandara!!!” Kata ku sambil masuk ke dalam kamar mandi

“Huaaaa mianhamnida!! Aku lupa!” Jawab Somi sambil mwmbungkukan badannya berkali kali

“Ya sudah ayo kita mandi!”

“Ne!”

 

Skip

Karena udara di luar agak dingin, aku putuskan memakai sweater pink bertuliskan ‘never mind’, shorts, dan sepatu coboy coklat seperti ini. Semuanya dari Aeropostale loh *author promosi:

Sedangkan Somi memakai baju serba abu abu, sandal flip flop, di padukan dengan sweater panjang seperti ini:

Aku sangatlah suka style berpakaian Somi. Terlihat simple dan sexy, tapi tetap menjaga kesopanan. Sedangkan aku? Selera fashionku rendah!(Ngerti gak? Author aja yang nulis gak ngerti?)

“Somi, kau berpakaian tomboy dan sexy seperti itu tidak apa apa? Walaupun kamu memakai sweater sihh” Tanyaku pada Somi yang sedari tadi memainkan iPhone nya dan sedang memakan permen

“Biarkan. Ini adalah style ku Berly…” Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari iPhone.

“Kamu ini, hilangkanlah sifat cuekmu Somi. Dan juga kamu itu berpakaian tomboy, apa kamu tidak malu? Kita kan mau bertemu teman teman ku yang tampan. Dan juga mereka sedikit yadong, Somi ya… Jadi aku takut mereka merayu mu karena pakaian mu…” Jawabku panjang lebar dan lesu

“Hahaha Berly, tenang saja pasti mereka tidak akan mau merayuku dengan sifat cuekku, tapi aku juga takut sih…” Kata Somi yang perkataanyya berubah menjadi kecil.

“Tuh kan… Kamu sih… Yasudah tidak apa apa. Somi menurutmu aku itu memiliki selera fashion yang bagus tidak? Bajuku yang sekarang bagus tidak?” Tanyaku pada Somi. Aku memperhatikan ia memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Hmmm, selera fashionmu tidak terlalu buruk. Tapi pakaianmu itu terlalu simple Berly-ya” Kata Somi jujur.

“Ooo begitu ya, kau selalu jujur..”

@Incheon airport

Aku dan Somi mengangkat tulisan besar yang bertuliskan Lee Emma Sandara karena jam landing Emma sudah menunjukan pukul 10. Lalu aku melihat 3 laki laki dan 1 perempuan berjalan ke arah kami. Lalu aku langsung menyapa mereka.

“Annyeong Chingu, bogoshipeo!!” Kata ku sambil memeluk mereka

“Annyeong Berly, kau tampak cantik hari ini” Puji Boy dan Justin

“Ya dia terlihat cantik.” Sahut Mario. Saat mendengar suaranya, aku langsung menatap dingin ke arahnya.

“Mario! Ayo ikut aku!” Kata ku ketus

“Ne, kajja!” Jawab Mario santai. Lalu aku izin ke teman temaanku sebentar dan langsung meninggalkan mereka

“Ada apa Berl?” Tanya Mario sambil menyesap ice chocolate yang kami beli

“Aku sudah bilang kepadamu untuk menjaga Emma kan? Tapi kenapa kau menyakitinya hah?!” Tanya ku penuh emosi tertahan

“Berly, bisa aku jelaskan” Kata Mario memelas

“Jelaskan apa?! Cepat!” Perintahku

“Jadi, waktu itu aku sedang ingin membeli hot chocolate untuk Emma saat kami kencan, lalu, aku kebetulan melihat sepupuku terduduk di kursi taman sedang menangis. Aku datangi dia lalu bertanya, “Noona kau kenapa?” Tanyaku kepada sepupuku lalu, dia langsung memelukku dan menangis di pelukanku. Aku menyadari ada Emma di belakang sepupu ku dan menatapku dengan mata berkaca kaca, dia langsung menarik ku. Dan saat aku ingin menjelaskan, dia sudah memutuskanku dan meninggalkanku dengan sepupuku. Dan sepupu ku langusung meminta maaf kepadaku. Jadi semua itu salah paham Berl….” Cerita Mario dengan panjang lebar.

“Lalu kenapa kamu tidak menjelaskan nya kepada Emma hah?” Tanyaku dengan cepat

“Aku…. Aku tidak punya keberanian Berly….” Jawab Mario lesu

“Baiklah, aku akan bicara dengannya”

“Terimakasih Berly” Jawab Mario sambil memelukku

@Home

“Assalamualaikum mama, aku datang dengan Emma, Boy, Justin, dan Mario maaa!!” Teriakku dari ruang tengah

“Yaaa chagii mereka akan tinggal di rumah kita bersama orang tua mereka. Boy, Bruno, Emma mama kalian ada di dapur membantu tante memasak. Berly antarkan ke kamar mereka yaaaa!!!” Sahut mama dari dapur di barengi dengan teriakan tante tante yang lain. Sangatlah berisik lalu aku menjawab

“Ne mamaaa!!” Jawabku tak kalah keras

Author Pov

@second floor living room

“Chingu, perkenalkan ini saudaraku. Namanya Park Somi, Somi please introduce yourself.” Jelas Berly memberikan intruksi pada Somi untuk memperkenalakan diri

“Ne, saengi….” Jawab Somi mantap. “Annyeong haseyo, namaku Park Somi. Aku adalah saudara tiri Berly. Kalian pasti bingung kan kenapa aku jadi saudara Berly? Ya. Orangtuaku meninggal sekitar 3 bulan yang lalu. Jadi, orangtua Somi mengangkatku sebagai anak. Yahh begitulah ceritanya. Aku juga fasih berbahasa Indonesia karena aku keturunan Indonesia. Gamshamnida, bangapta….” Jelas Somi panjang lebar. Lalu Berly memberikan isyarat teman temannya untuk memperkenalakn diri mereka. Dan Justin berdiri duluan dengan semangat.

“Annyeong Somi-yaa. Namaku Stevan Kim Justin. Kamu bisa memanggilku Justin. Senang bertemu denganmu” Berly yang melihat cara Justin memperkenalakan diri pada Somi, berdehem kemudian terkekeh melihat cara Justin memperkenalkan dirinya ke Somi. Lalu di lanjut dengan Bruno yang memperkenalkan dirinya dengan muka datar sekali. Dan saat Emma memperkenalkan diri, Emma dan Somi terlihat sangat senang. Mungkin karena ada satu permpuan bertambah di dalam persahabatan mereka? Mungkin…

“Oh ya Emma, aku ingin berbicara sesuatu dengan mu. Ini sangatlah penting. Ayo kita ke kamarku…” Kata Berly kepada Emma yang duduk di sebelah Mario dengan tatapan sinis

“Kajja Berly aku juga sudah sangat panas duduk di sini. Seperti ada iblis bermuka malaikat.” Jawab Emma sambil memandang Mario tajam.

@Closet Room

“Berly, kau ingin bicara apa?” Tanya Emma dengan nada serius.

“Begini, ini soalhubungan kau dengan Mario…” Berly menarik nafas dalam dalam dan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Saat di penghujung cerita, Emma menangis karena merasa bersalah dengan apa yang dia katakan, lalu, dia berlari ke bawah dan…

“Mario! Mario!” Teriak Emma saat berada di living room.

“Ne, ada apa Emma?” Jawab Mario tegang karena ingin mendengar apa yang akan Emma katakan pada Mario

“Maafkan aku ya! Aku salah paham denganmu!!” Seeru Emma dan langsung berhambur ke pelukan Mario sambil berlari, alhasil, mereka berdua jatuh dari kursi yang Mario dududki dan langsung tertawa. Mereka yang menyaksikan kedua orang itu tertawa hanya tersenyum senang.

Berly Pov

Skip, Dinner Time

“Oh ya Berly ngomong ngomong kamu sekolah dimana?” Tanya Emma sambil memakan I ce creammya.

“Aku? Sepertinya sama dengan eonni ku” Jawabku singkat

“Eh? Eonni? Nugu?” Celetuk Boy asal

“YAK!! PABOYA!! TADI BARU DI JELASKAN KOK SUDAH LUPA??!! DASAR PIKUN!!” Jawabku sambil memukul Boy dengan brutal

“YAK SAKIT BODOH!! KALAU NGOMONG YANG JELAS!! KAMU ITU HARUSNYA NGOMONG ‘SAMA DENGAN PARK SOMI’ BUKAN BILANG EONNI MU!!! KAU YANG BODOH!!” Jawab Boy tak kalah keras.

“YAK YAK!! SUDAH JANGAN RIBUT!! SEKARANG KESMPULANNYA ADALAH DIMANA BERLY BERSEKOLAH TAHU!!” Marah Emma sambil meleraikan Boy dan Berly.

“Iya, ya. Aku sekolah di Hanlim Performing Art School.” Jawab Berly sambil cengir cengir

“Kalau begitu kita satu sekolah lagi!” Jawab Emma antusias

“Eh? Kalian juga bersekolah di Hanlim?” Tanyaku kebingungan

“YASSS” Jawab Boy, Emma, Mario, Dan Justin bersamaan

Skip Tomorrow

Aku menegerjapakan mataku berkali kali, lalu aku melihat semuanya –Emma, Somi- masih terlelap. Tidak mungkin kan aku membangunkan mereka? Lagi pula ini masih jam 5 pagi. Yang perlu menjalankan rutinitas setiap hari yaitu sholat Subuh kan hanya aku, Boy, dan Justin. Lalu aku bergegas menuju kamar mereka berdua yang bertepatan di sebelah kamarku. Aku tidak perlu mengetuk pintu kamar mereka terlebih dahulu karena aku takut membangunkan Mario yang tidak perlu menjalankan rutinitas ku setiap harinya. Ternyata, Boy dan Justin masih tertidur! Aku hanya menggeleng- nggelengkan kepalaku melihat mereka berdua. Lalu aku menghampiri kasur Boy terlebih dahulu karena Boy lebih mudah untuk dibangunkan dari pada Justin.

“Boy,Boy, ireonna, kita perlu sholat subuh. Ayo Boy cepat bangun….” Bisikku tepat di telinga Boy sambil mengguncang ngguncangkan tubuhnya pelan. Lalu dia menggeliat kecil dan mulai membuka matanya.

“Iya Berly, yasudah kau bangunkan Justin dulu. Aku akan menunggu di mushola” Jawab Boy sambil mendorong pelan tubuhku menjauh darinya. Setelah itu aku langsung menghampiri kasur Justin dan membangunkan Justin

*Skip (6 o’clock in the morning)

Aku harus membangunkan duo pemalas Emma dan Somi sekarang….

“YAK YAK YAK!! IREONNA!! CEPAT BANGUN!!” Teriak ku sambil menyibakkan selimut yang mereka pakai

“Iya Berly….” Jawab mereka bersamaan dengan lesu

“Ya sudah cepat mandi, Somi siapkan seragamku ya” Perintahku kpada Somi karena aku tidak tahu letak seragam ku dimana

“Baiklah!” Jawab Somi lesu

Skip

Aku memandang pantulan diriku di depan kaca. Menurutku seragam nya bagus, tapi rok nya terlalu pendek…. Aku jadi malu jika berpakaian seperti ini ><. Okay tenangkan dirimu Berly, tenang….

“Ya Berly kau sedang apa?” Aku kaget karena tiba tiba Boy menanyakan hal seperti itu. Aku bimbang harus menjawab bagaimana…

“Emmmm, ini Boy apa seragam ini cocok untukku?” Tanyaku malu malu

“emmmm, yeppo” Jawab Boy sambil menyubit pipi chubby ku. Seketika aku menggembungkan pipi karena kesal.

“Huh!” kesalku pada Boy

“Mianhaeeeee” Jawab Boy sambil mengapit lengan ku dan melesat ke dinning room

@School

Aku menaiki mobil semacam Alphard Vellfire ke sekolah. Supir Kim yang menyetir lalu di sebelah nya ada Mario dan Justin di sebelah supir Kim dan aku, Emma, dan Boy. Lalu Somi di belakang… Saat mendekati sekolah perutku serasa membelit…. lalu aku berbicara pelan pada supir Kim

naega jibe gago sipeun , nae wijang sangcheo –aku ingin pulang, perutku sakit-” laporku pada Supir Kim

“Ne? Perut nona sakit? Mungkin itu adalah reaksi tubuh nona karena baru mau masuk sekolah nona…” Jelas supir Kim padaku, lalu aku hanya mengangguk saja

Lalu setelah supir Kim menyuruh kami untuk turun, kami semua turun. Tapi ada yang aneh di sini, kenapa orang orang memperhatikan kami semua? Lalu aku berpikir dan mendapat jawabannya. Pasti karena trio ganteng itu lalu aku langsung membisikan sesuatu ke Boy

“Ya! Boy sepertinya kau akan mendapat fans lagi di sini!” Bisikku sambil cengengesan, lalu dia ikut cengengesan juga

“Biarkan! Biar kau tidak suka lagi dengan ku haha!” Kata Boy percaya diir

“Terserah….” Jawabku malas

“Yak kalian! Cepat kesini! Kalian harus melapor ke kepala sekolah dulu!” Tanpa sadar ternyata kami ditinggal oleh mereka karena keasilkan berbisik

@Principal Room

“Annyeong haseyo! Kim Kkimni imnida, kalian bisa memanggilku Imni seongsaenim. aku adalah kepala sekolah di sisni. Umurku 23 tahun! Masih muda kan? Yasudah silahkan perkenalkan diri kalian mulai dari perempuan paling kanan.” Aku kira kepala sekolahnya sudah tua, galak, dan menyeramkan! ternyata tidak!

“Annyeong haseyo Park Somi imnida… seongsainim bisa memanggilku Min! By the way seongsainim sangat cantik hehe. Kalau boleh aku ingin memanggil seongsanim dengan eonni…” Sapa Min dengan senyum yang sangat manis (okay guys mulai sekarang Somi kita panggil Min aja ya…)

“Ne kalian semua boleh memanggil saya eonni atau noona karena umur kita beda tipis hehe. Okay lanjut dengan perempuan sebelahnya!” Perinta Imni Eonni lalu aku pun memperkenalakan diriku setelah itu dilanjut oleh yang lain.

“Okay kalian semua, sebenarnya noona/eonni sudah tau nama kalian dan darimana kalian berasal. Tad eomma kalian menelpon eonni/noona. Lalu meminta kalian di satu kelas. Okay ini adalah jadwal kalian dan kunci loker kalian. Ruangan kalian berada di lantai 3 ruangan A, lalu di sekolah ini tidak ada ospek sama sekali okay? Jadi hanya perkenalan saja. Ini buku buku yang perlu kalian bawa sesuai dengan jadwal okay? Yasudah kalian silahkan kembali ke kelas. Saya mau ada rapat dengan guru guru jadi hari in kalian tidak belajar arraseo?” Jelas Imni noona panjang x lebar x tinggi x volume (?) Lalu kami segera mencari kelas kami

“HAHAHA MARIO KAMU LUCU SEKALI DEH!!!” Tawaku mendengar lolucon yang dilontarkan Mario. Karena terlalu seru tertawa aku menabrak seseorang… okay ini adalah masalah

“Awww appo pantatku” Ringisku

“Gwechana?” Tanya seserorang yang menabarak ku. Saat aku mendongak aku langsung speechless melihat orang ini. Tinggi, putih, tampan, ahhh ganteng sekali jeritku dalam hati. Saat aku melihat name tag nya dia bernaam Oh sehun, nama yang bagsu

TBC….

OKAYY MAAF GUYS AKU GAK MASUKKIN TOKOH EXO DI FF CHAPTER INI, TADINYA AKU MAU BIKIN JADI ONESHOOT TAPI KEPANJANGAN JADI SEKALI LAGUI MAAAAAAAAAAFF

BANGET YAAA JUGA KALO ADA TYPO MAAFIN YAAAA!! INSYAALLAH BULAN DEPAN AKU KIRIM CHAPTT SELANJUTNYA YAAA!! Oh ya. Kalo yang nunggu sequel dari strangers love *emang ada?? gubrakk* maaf yaaa.. lama di post nya masalahnya gak sengaja ke delete file nya jadi gitu dehh….. sebenernya udah mau selesai, tapi karena comment nya sedikit aku jadi malas…. Maaf guys… tolong comment ya….


The Forgotten One (Part 7A Half)

$
0
0

Title : The Forgotten One (Part 7A Half)

Author : Catharina Griselda

Facebook / Twitter : Catharina Griselda / @almighty_rina

Genre : AU, romance, marriage life, sad

Rating : PG-13

Main Cast : Kim Jeon Myeon (Suho EXO-K), Hwang Seul Mi (OC), No Min Woo (ex – TRAX)

Support Cast : Choi Seung Hyun (T.O.P BigBang), Wu Yi Fan (Kris), Xi Lu Han (Luhan EXO-M), Kim Jong In (Kai EXO-K), Park Chan Yeol (Chanyeol EXO-K), Byun Baek Hyun (Baekhyun EXO-K), Oh Se Hun (Sehun EXO-K), Jo Young Min (Youngmin Boyfriend) & Jo Kwang Min (Kwangmin Boyfriend)

Note : Cerita pertamaku tentang marriage life, jadi maaf kalau ada sesuatu di dalam ceritanya yang tidak berkenan. Author juga akan memastikan bahwa akhir dari fanfic ini happy ending karena mengingat teman author yang selalu protes mengenai fanfic author yang lain yang katanya sad ending.

Jika ada keluhan atau apapun, kontak author via Twitter (@almighty_rina) atau Facebook (Catharina Griselda).

Fanfic ini juga akan dipost di wp pribadiku http://kloversfamilies.wordpress.com

Jangan jadi silent readers ya!!!

Semalam, Jeon Myeon sama sekali tidak bisa tertidur, karena pertengkarannya dengan Seul Mi. Ya… Seul Mi yang tidak pulang, yang memicu kecemasan berlebih Jeon Myeon.

Hari ini, sekolah libur dan pagi-pagi sekali, Jeon Myeon mendengar suara ribut-ribut dari luar kamarnya. Mau tidak mau, Jeon Myeon terpaksa bangun dan memeriksa ke luar kamar.

Dan ternyata, keributan itu berasal dari arah dapur dan disebabkan oleh Seul Mi. Jeon Myeon tidak bisa mempercayai penglihatannya akan Seul Mi yang seakan nyata berada di dalam dapurnya, sedang memasak sesuatu.

“Seul Mi?” Sontak, Seul Mi langsung berbalik, melihat Jeon Myeon dengan tatapan bingung. Ia sedang mengaduk supnya di dalam panci, dengan tenang, sebelum adanya Jeon Myeon.

“Tidak perlu kaget, kemarin kita bertengkar…. menurut rekaman.” Seul Mi menunjukkan balpointnya ke arah Jeon Myeon. “Tetapi tidak tau alasannya kenapa, mungkin kau harus mulai menjelaskannya nanti.” Lalu Seul Mi kembali memunggungi Jeon Myeon, sibuk dengan supnya.

Bingung… tetapi Jeon Myeon memberanikan diri untuk mendekati Seul Mi, berdiri di sampingnya. Jeon Myeon hanya terdiam di sana, memandangi wajah Seul Mi dari samping.

Ditampar, ciuman tidak sengaja, dan semua yang terjadi kemarin adalah kenangan buruk bagi Seul Mi, batin Jeon Myeon. Sejauh apapun ia berusaha dan sebaik apapun dirinya, ia hanya akan dilupakan.

Tetapi, setidaknya karena lupa, yang membuat Seul Mi kembali ke sisinya. Mungkin, Jeon Myeon pada akhirnya hanya akan dilupakan suatu hari nanti. Benar-benar dilupakan.

“Apa yang membawamu kemari pagi-pagi? Apa merindukan suamimu ini?” goda Jeon Myeon. Seul Mi langsung berhenti mengaduk sup yang sedang dimasaknya, mendengarnya.

Memberikan tatapan sesinis mungkin, Seul Mi berkata,” Dalam mimpimu, Tuan Kim. Jangan berpikir macam-macam, karena bekal makan siang kemarin!”

Bekal makan siang! Seul Mi bisa mengingatnya, berarti hal itu bukanlah kenangan buruk. Jeon Myeon jadi tersenyum sendiri, memikirkannya.

“Eomma bilang kau ada rapat hari ini… dan kewajibanku adalah menemanimu ke sana.” Seul Mi mematikan kompor dan segera membawa panci berisi sup yang dibuatnya, ke ruang makan. Seperti seekor anak ayam, Jeon Myeon mengikuti Seul Mi.

Seul Mi baru saja mulai membagikan sup buatannya, ketika tiba-tiba Jeon Myeon mulai bertanya. “Rapat? Kau yakin mau ikut? Bukannya…” Jeon Myeon berhenti berbicara saat tiba-tiba Seul Mi membekap mulutnya, dengna tangannya sendiri.

“Aku hanya menjalankan kewajiban dari pernikahan kita.. hanya itu.” Seul Mi tersenyum kecil. “Sekarang mulailah makan… itu sup kepiting, kesukaanmu.”

Kesukaan? Jeon Myeon jadi bingung sendiri. Terakhir kali ia mengatakan makanan kesukaannya adalah saat usianya 7 tahun…. Mungkinkah benar bahwa Seul Mi mulai mengingat semuanya perlahan-lahan?

_The Forgotten One_

 “Hyung, rapat para pemegang saham hari ini… apakah kita akan hadir?” Bukannya menjawab, hyungnya malah jadi menatap sinis, karena pertanyaan itu.

“Tidak… karena mungkin nanti aku akan bertemu dengannya.”

“Memangnya.. kenapa kalau kita bertemu dengannya?”

Akhirnya, sang Hyung menampakkan dirinya, keluar dari garasi gelap yang daritadi didiaminya. Pak No, sang Hyung.

“Jika kita muncul.. maka permainan tidak akan asyik lagi.”

“Tapi, Hyung…”

“Young Min!” bentak Pak No.

To Be Continued

Sama seperti part 6, part 7, dan part 8 pun akan diprotect

Bukan karena ada konten tidak mengenakkan, author protect karena ingin tau berapa banyak sih yang nungguin cerita ini

Jika kalian ingin pass nya, bisa langsung follow @almighty_rina dan mention alamat email kalian ke sana

Gomawo


Destiny Love [Part 4]

$
0
0

Untitled

DESTINY OF LOVE  (CHAPTER 4)

Author: Hye Gi

Genre : Romance, Friendship, marriage life, school life, drama

Main Cast: –     Shin Hye Min (OC)

  • Xi Luhan a.k.a Luhan (EXO M)
  • Lee Hwa Gi (OC)
  • Kim Jong In a.k.a Kai (EXO K)

Minor Cast: – Park Chanyeol a.k.a Park sonsaengnim

  • Lee JungSoo a.k.a Hwagi oppa
  • Shin Eun Hye a.k.a
  • Xi Fei Li a.k.a Luhan halmonii
  • Appa & eomma Hyemin
  • Appa & eomma Luhan
  • Member exo other

Length : Multichapter

Rating : PG 15

Annyeonghaseyo,,,^^

Ketemu lagi di Destiny of Love….kali ini datang dengan chapter 4 nya

Ff ini juga di post dan di publish di blog lain

Jadi kalau chingu menemukan judul dan karakter yang sama,

G’ perlu khawatir chingu, jika nama authornya masih sama.

Maaf ya chingu, update ny lama, soal nya author banyak banget tugas kurikulum baru.

Jeoseonghamnida…

Ok langsung to the point aja !

Semoga chingu suka ^^

Happy reading………..

Author POV

Tampak sebuah mobil sport hitam berhenti didepan sebuah rumah keluarga Shin, yang tak lain dan tak bukan adalah rumah Shin Hye Min.

“oppa, gomawo untuk hari ini” ucap Hyemin pada Kai begitu sampai didepan gerbang rumahnya.

Cup~

Hyemin mencium pipi Kai sekilas dan keluar dari mobil Kai.

“hati-hati oppa…”ucap Hyemin sambil melambaikan tangan pada Kai yang telah berlalu dengan mobilnya.

>>###<<

Disepanjang perjalanan, Kai tiada henti-hentinya tersenyum sambil sesekali menyenandungkan lagu.

“Hari ini memang sangat special..” ucapnya sambil tersenyum dan segera memarkirkan mobilnya dipekarangan rumahnya.

Kai masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut oleh Jjanggu, Monggu, dan Jjangga.

“Hai kawan…dimana Kyungsoo Hyung ?” kai bertanya pada anak-anak (eh) salah, anjing-anjing kesayangannya.

“Kai, kau sudah pulang..”ucap Kyungsoo yang turun dari lantai atas rumahnya. *ceritanya disini Kai dan D.O adik kakak

“Ne hyung, kau masak apa hari ini hyung ? aku mencium aroma yang enak “ ucap Kai sambil berjalan kearah dapur.

“ah, aku baru saja membuat spagetti kimchi. Kau makanlah dulu, nanti antar aku ke suatu tempat” ucap D.O

“Ne..? tidak bisakah kau pergi sendiri hyung ? aku sangat lelah” ucap Kai memelas.

“Andwae, kau harus mengantarku, karena mobilku sedang di service. Bukankah kau yang bilang sendiri bahwa aku tidak boleh menyentuh mobilmu. Lagian kita hanya akan pergi ke rumah Jungsoo” ucap D.O menjelaskan.

“arraseo, arraseo, lagipula aku juga sudah lama tidak bertemu dengan Jungsoo hyung” ucap Kai dan kemudian melanjutkan makannya.

“Ne, setelah kau selesai makan, jangan lupa ganti bajumu. Aku tidak mau dikira mini hyung karena tubuhmu yang lebih tinggi dariku.” Ucap D.O sambil berlalu ke halaman parkiran.

‘Salahmu sendiri hyung karena malas minum susu dan malas berolahraga’ ucap Kai dalam hati sambil cengar-cengir.

>>##<<

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Lee.

Kai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jungsoo. Kemudian mereka bergegas kearah pintu dan menekan belnya.

TING~TONG~

Kemudian pintu terbuka dan menampakkan sesosok wanita paruh baya.

“Annyeonghaseyo ajhuma” ucap D.O sambil membungkukkan tubuhnya bersama Kai.

“Ah kyungsoo…sudah lama tidak bertemu ya ?” ucap Lee ajhuma ramah.

“Ne ajhuma” balas D.O tak kalah ramah.

“Wah…ini adikmu ya ?” tanya Lee ajhuma sambil melirik Kai.

“Annyeonghaseyo…Kim Jong In imnida, ajhuma bisa panggil saya Kai” ucap kai sambil tersenyum.

“Ah, ne…kyungsoo,,, kamu mencari Jungsoo ne ?” tanya Lee ajhuma.

“Ne ajhuma..” jawab D.O.

“Jungsoo-ya, ini ada Kyungsoo mencarimu” ucap Lee ajhumma berteriak.

“Ne eomma suruh kesini saja” balas Jungsoo

“kajja, mari masuk. Jungsoo ada di ruang tengah”  ucap Lee ajhuma sambil mempersilahkan mereka masuk.

“Ne…” balas mereka bersamaan sambil mengikuti Lee ajhuma.

“Ah kyungsoo..kau sudah datang rupanya, silahkan duduk” ucap Jungsoo mempersilahkan.

Luhan pun melirik kearah tamu yang datang.

“Kai…apa yang kau lakukan disini ?” tanya Luhan yang kaget melihat Kai.

Hwagi POV

Aku sungguh tidak tertarik untuk melirik Kyungsoo oppa saat ini, karena terlalu fokus pada tugas yang sedang aku kerjakan bersama Luhan. Hingga suara Luhan memecahkan kefokusanku.

“Kai…apa yang kau lakukan disini ?” ucap Luhan.

‘Kai ?’ batinku karena merasa tidak asing dengan nama itu. Akhirnya aku melirik kearah yang sama dengan Luhan.

“Luhan-ah, kau sedang apa di…” Kai melirik kearah ku.

“NEO??!!” ucapku dan Kai bersamaan.

“Kai-ya, kau kenal dengan adikku ?” tanya oppa pada Kai.

“Mwo ?! jadi dia adikmu hyung ?” tanya Kai yang kelihatannya kaget mendengar pertanyaan oppaku.

“Ne, dia adikku. Ah ne,,,aku lupa, kalau kau satu sekolah dengan adikku” ucap oppa sambil berakting seperti orang berpikir.

“ jinjja ?! jadi neo yeodongsaeng adalah yeoja ini ?” ucap Kai yang sepertinya tidak percaya.

“Kalau benar aku adiknya Jungsoo oppa, apa urusannya denganmu” ucapku ketus.

“Wah,,,gagal sudah rencanaku menjodohkan kalian. Jika kalian seperti tom&jerry begini ckckck”ucap D.O oppa nyelonong begitu saja.

“MWOO??!!” ucapku, Kai dan Luhan bersamaan.

‘Eh, Luhan juga ikut berteriak ?’ batinku. Spontan kami semua menoleh kearahnya, mungkin mempertanyakan hal yang sama.

Hwagi POV End

Author POV

Seketika semua orang melirik kearah Luhan yang juga ikut berteriak saat itu. Luhan pun menunduk gugup karena ucapannya barusan. Hening beberapa saat,

“Jangan macam-macam hyung, aku sudah punya yeojachingu” jawab Kai memecahkan keheningan.

“jinjja ? kenapa aku tidak mengetahuinya ? lalu siapa yeochin mu itu ?” tanya D.O kaget.

“Kau saja yang tidak bertanya padaku hyung. Namanya Hyemin, sahabatnya Hwagi” jawab Kai ketus.

“Aiisshh sudahlah, jangan seperti itu. Kau tidak perlu menjodohkan adikku dengan adikmu. Adikku sudah punya seseorang yang special untuknya.” Jawab Jungsoo oppa sambil melirik Hwagi dan Luhan dengan smirknya. Merasa tau arah pembicaraan Jungsoo, Hwagi langsung melirik oppanya sinis.

“kyungsoo, bukannya kau ingin meminta file kerja kelompok kita kan ? ayo ikut aku keatas” ucap Jungsoo mencoba menghindari tatapan sinis adiknya.

“ah,ne. Kai, kau tunggu saja disini” ucap D.O sambil mengikuti Jungsoo ke atas.

Kai mengangguk mengerti dan duduk di sisi lain ruang tamu tempat Luhan dan Hwagi belajar.

“ Kai-ya, bergabunglah bersama kami, dari pada kau sendirian di sana.!” Ajak luhan.

“ ne, tapi apakah yeoja disebelahmu itu tidak akan marah, bila aku menganggu kalian?” jawab kai menyindir Hwagi. Namun Hwagi tetap diam menahan kesalnya pada Kai karena Luhan yang menawari Kai untuk bergabung bersama mereka. Melihat reaksi Hwagi yang hanya diam, Kai mendekat ke arah mereka berdua,

“Luhan-ah, memangnya apa yg sedang kau kerjakan disini? Lalu kenapa kau bisa berada disini bersama yeoja ini?” tanya kai penasaran.

“ah… aku sedang mengerjakan tugas sekolah, dan aku bisa berada disini karna rumahku berada di sebelah rumah Hwagi.” Ucap luhan menjelaskan.

“malang sekali nasibmu Luhan-ah bertetangga dengan yeoja ini, aisshh!! Kenapa kau harus pindah ke daerah ini ? kenapa kau tidak pindah ke daerah rumah ku saja?” ucap kai memancing amarah Hwagi. Dan benar saja, Hwagi tidak bisa membendung amarahnya dan langsung bangkit dari duduknya,

“ Yaaakkkkk…!!!!!! bisakah kau tidak memanggilku yeoja ini dan yeoja itu terus, ? aku punya nama, Lee-Hwa-Gi yg tentunya sudah kau dengar setiap harinya bukan..?? atau memang otakmu yg tidak mampu untuk mengingat satu nama itu, dasar otak udang!! “ balas Hwagi penuh amarah pada Kai.

“mworagoo..?? kaulah yg otak udang!! Bukannya aku tak mengingatnya, Cuma tidak ada tempat untuk namamu di otakku, hingga aku malas untuk menyebutkannya! Arro..??” tegas kai tak mau kalah atas perlakuan Hwagi terhadapnya.

Luhan yang melihat itu semua hanya bisa pasrah karna tidak tau masalah yg membuat mereka selalu seperti ini. Dan Luhan merasa salah karena tawarannya kepada Kai tadi.

Luhan POV

‘Rasanya aku telah salah dengan menempatkan mereka diruang yg sama,bukan hanya itu, ada rasa bersalah karena menyatukan mereka, bukannya bersalah tapi iri, apa ini? Iri? Untuk apa aku iri kepada mereka? Mereka selalu bertengkar layaknya tom and jerry, tapi ada yang lain dari sorot mata mereka. Bisaku lihat ada perasaan tanpa beban diantara mereka disaat mereka bertengkar, seperti ada ikatan tertentu yg mengikat mereka yg membuat ku iri! Iri… apakah aku cemburu…?’ batinku berkecamuk terus menyaksikan pertengkaran Kai dan Hwagi.

“ya ya ya… berhentilah bertengkar! Kai-ya, kajja kita pulang.” Ucap Kyungsoo hyung membuyarkan lamunanku, dan menghentikan Kai dan Hwagi sambil menuruni tangga diikuti oleh Jungsoo hyung dan Gomi dari belakang.

Luhan POV end

Kai POV

“ya ya ya… berhentilah bertengkar! Kai-ya, kajja kita pulang.” Ucap hyung ku sambil turun dari lantai atas diikuti oleh Jungsoo hyung dan… apa itu ? mataku tertuju pada seekor anjing yg mengikuti Jungsoo hyung dari belakang.

“ne hyung” jawabku seadanya, kalau bukan karena hyung dan ini rumahnya yeoja ini, aku pasti sudah memaki Hwagi habis-habisan.

Aku dan Kyungsoo hyung pun berpamitan dengan Lee ajhuma, Hyung pun berpamitan dengan Hwagi, namun aku tidak meliriknya sama sekali,malah ku berlari menuju Jungsoo hyung dan berpamitan dengannya, tetapi bukan itu tujuan ku, kalau bisa pulang sekarang, aku akan lebih memilih pulang daripada harus berlama lama dirumah yeoja itu. Namun aku tidak bisa tidak tertarik melihat anjing yg lucu yg berada di belakang Jungsoo hyung.

“anjingmu manis sekali hyung, sepertinya aku ingin memilikinya juga” ucap kai tersenyum.

“jangan bercanda Kai, kau sudah punya 3 di rumah, dan itu sudah sangat merepotkanku. Kajja, kita pulang” Ucap D.O hyung memotong pembicaraan ku.

“arraseo arraseo… qeureom, aku pulang dulu ya hyung?” ucap ku berpamitan kepada Jungsoo hyung.

“ne, jangan lupa untuk berkunjung lagi ne?” balas Jungsoo hyung.

“ne” ucapku mencoba ramah, walaupunku tau aku takkan bisa berkunjung sering karna ada yeoja itu di sini.

Kai POV end

Author POV

Kai dan D.O pun berlalu dari kediaman keluarga Lee, ditengah perjalanan Kai bertanya kepada hyungnya,

“hyung, anjingnya Jungsoo hyung sangat lucu ya..? andai aku bisa memiliki 1 di rumah yg seperti itu hyung, pasti Monggu sangat senang!” ucap Kai berangan-angan. Namun tidak dihiraukan oleh D.O.

“ yakk hyung,!! Kau mendengarkanku atau tidak sih?” ucap Kai kesal.

“ne ne, aku mendengarmu, tapi aku berpura-pura tidak mendengarnya. Kau tau ? 3 anjingmu itu saja sudah menyusahkanku, dan kau ingin menambah 1 lagi? Sudahlah kai-ya, nanti Monggu marah lagi jika kasih sayangmu terbagi lagi. Lagipula itu bukannya anjing Jungsoo, tapi anjingnya Hwagi” ucap Kyungsoo datar namun tumben-tumbennya panjang lebar, itupun karena kesal oleh celotehan Kai.

“Mwo??? Yeoja itu punya anjing? Pastilah anjing itu menderita sekarang karena tinggal bersama yeoja itu, hahaha…” tawa Kai meledek.

“Jangan salah sangka Kai, Hwagi sudah merawatnya selama 3 tahun. Dan kau juga harus tau, anjing itu bukan anjing biasa. Menurutku Hwagi adalah gadis yang sabar untuk melatihnya” jelas D.O tidak mau kalah membela Hwagi

“Yaa, yaa hyung, kenapa kau malah membela yeoja itu. Memangnya apa bedanya anjing itu huh ?” balas Kai ketus.

“Gomi, anjing itu didapatkan Jungsoo sewaktu dia di Amerika. Dia menemukannya sendirian di jalanan dengan tubuh yang sangat kedinginan. Yang lebih parahnya lagi, anjing itu blasteran srigala dan Alaska Malamute dengan tempramen yang buruk, bahkan Hwagi pun telah sering menjadi korban gigitan dan cakarannya.” Jelas D.O

“Jinjja ?! hyung, bagaimana bisa kau lebih mengenal Hwagi daripada aku yang sudah satu sekolah dengannya 3 tahun.?” Ucap Kai penasaran.

“Karena dia sudah ku anggap adikku sendiri.” Ucap D.O tanpa mengalihkan perhatiannya pada Kai.

“Kau keterlaluan hyung! Aku yang selama ini menjadi donsaengmu saja sering kau abaikan, namun adik orang lain malah kau anggap seperti adik sendiri. “ ucap Kai ketus.

“bukannya mengabaikanmu, tapi kau saja yg tidak terbuka padaku. Bahkan kau sudah punya yeochin pun tidak pernah bercerita padaku.” Ucap D.O sambil menghela nafasnya.

“itu kan kau saja yg tidak ber-” sebelum Kai menyelesaikan kalimatnya,

“ ya, aku tau aku tidak bertanya padamu, tapi kamu kan juga jarang bertanya tentangku. Jadi, untuk apa aku meladenimu  juga.” Ucap D.O memotong kalimat Kai.

“arraseo,arraseo hyung, memang sulit berbicara denganmu. Lebih baek aku diam saja” Ucap Kai kesal.

“memang itu yang aku harapkan dari tadi.” Ucap D.O jutek.

“ Yaa yaak hyung !” ucap Kai sambil menoleh kearah D.O dengan ekspresi kesal.

“hahahaha….aku hanya bercanda Kai.” Balas D.O sambil tertawa geli melihat tingkah dongsaengnya itu.

Kai POV

‘Amerika ? Srigala dan Alaska Malamute ? rasanya hal itu sudah tidak asing lagi bagiku. Aku merindukanmu, apakah kau sudah kembali menepati janjimu ?’ batinku

TBC

Gimana chingu ? seru kah ? gaje kah ?

Mohon di coment y chingu…^^

Tunggu ff berikutnya ya…. GOMAWO~


Overdue

$
0
0

over due

OVERDUE

Author : Nichan Z

Genre: Brothership, family, angst , sad

Lenght: Oneshoot !

Cast: Wu Yi Fan , Sehun , Luhan , Zhang Yi Xing

Support cast: Park Chanyeol , Sandara Park , Do Kyungsoo , Kim Jongin , Kim Jumyeon , Byun baekhyun , Kim Minseok , Kim Jongdae, Hwang zhitao

Rating: PG-15

Disclaimer : Semua Cerita dalam Fanic ini benar – benar berdasarkan pemikiran Author  sendiri tanpa bantuan orang lain . mohon tidak mengcopy paste tanpa seijin author ya ^^

Author note :  ff ini sebenernya author bikin karna terinspirasi dari penyakit nya lay oppa yaitu hemofilia dan bleed disorder yang udah dia derita sejak dulu hehehe . author kasih saran nih . bacanya sambil denger lagu YIRUMA-KISS THE RAIN , YIRUMA-NEW MOON sama YIRUMA TIME FORGET biar mengena di hati heheheh  . selamat membaca readerss ^^

Summary :“Seburuk apaapun yang dia perbuat padaku , dia tetap lah saudara ku  “

T_T

-

-

            Anak kecil berumur 5 tahun itu sedang berlarian , mengejar peliharaan kesayangan nyaseekor anjing yang diberi nama byul . dia juga ditemani 2 anak kembar yang sudah berumur 6 tahun,  yang taklain adalah kakak nya . mereka bertiga asik bermain sambil menunggu kedua orang tua nya pulang bekerja . dan menunggu kakak sulungnya pulang sekolah . karena mereka bertiga belum masuk sekolah .

“hun bicakah kamu menjaga yicing cebental ? aku mau ngambil cucu coklat di lemali es “ ujar luhan dengan polos .

“thapi thehun juga mau , tolong bawain juga yaaah hehehe “ jawabnya pada kembaran nya itu .

“iya iya nanti aku bawa deh buat kamu hehehe coklat kan ?”

“iya iya kan apa yang kamu thuka thehun juga thuka kkkkkk~”

Luhan pun mengambil susu coklat untuk sodara kesayangannya itu .dan iya tak lupa membawakan juga untuk yixing .namun tiba-tiba..

Bruk ~

Suara benturan keras itu membuat luhan kaget sehingga ia menumpahka susu coklatnya di depan lemari es ,dan dia langsung berlari menuju asal suara itu dan melupakan susu coklat yang tadi telah ia tumpahkan .

—__—

“yi fan kau mau kemana ? “ tanya jumyeon sahabat yifan

“aku mau pulang, kasihan adik ku masih pada kecil dan mereka hanya bertiga di rumah . jadi aku harus langsung pulang sekarang karna aku sangat khawatir. “

“oh gitu . biar aku dan baekhyun appa saja yang mengantarkan mu “ tawar jumyeon

“baik lah , terima kasih jumyeon “

Park Yifan anak yang baik dia memiliki sahabat bernama Byun jumyeon anak dari keluarga Byun baekhyun .kini dia duduk di kelas 5 sd namun cara berfikir nya sudah seperti anak sma .bahkan ia selalu mengajak adik adiknya bermain basket di samping sungai han . meskipun orang tua nya sealu melarang tapi dia tetap mengajak ketiga adiknya bemain bersama .

“gomawo jumyeon .. gomawo baekhyun ajjushi “

“sama-sama yifan .. salam ya pada appa mu , katakana juga padanya jika dia ada waktu luang . paman mengundang kalian makan malam bersama . “ ujar baekhyun

“ne .. gomawo ajjushi “ jawab yifan sambil melambaikan tangan pada jumyeon .

Bruk ~

Suara itu terdengar di telinga yi fan membuatnya tersontak kaget .ia langsung berlari mencari tempat dimana suara itu berasal . namun setelah iya tau apa yang menyebabkan suara itu . ia semakin kaget . ia melihat yixing tergeletak pingsan di samping bangku taman dan darah yang mengalir dari kakinyakarna jatuh dan kepalanya terbentur batu. dia melihat sehun yang sedang menangis , yifan berlari menghampiri yi xing dan sehun . ia langsung menelfon ambulance dan kedua orang tua nya . dia juga bingung apa yang harus dia lakukan untuk menahan darah dari tubuh yixing yang terus mengalir . tak lama luhan datang dan juga menangis seperti sehun . membuat yifan semakin bingung apa yang harus ia lakukan sekarang . dan untung nya ambulance datang dengan cepat .

T_T

-

-

“yixing menderita hemofilia dan bleed disorder  untung yifan cepat menghubungi pihak rumah sakit .jadi yixing masih bisa tertolong dan kami masih bisa membantu , sementara harus dirawat inap karna darahnya keluar banyak saat itu akibatnya kondisinya menurun“ujar dokter baekhyun

“tapi baek , apakah penyakit ini bisa disembuhkan ?”tanya pria itu

“tidak yeol penyakit ini sangatlah sulit untuk disembuhkan . bahkan obatnya pun untuk saat ini belum ada . anak mu sangat lah kuat lihat lah dia masih bisa bertahan dan selamat .kau ingat jungsoo ajjushi appa mu sendiri meninggal karna penyakit itu . beruntung kau tidak memiliki penyakit itu . namun sayang nya gen nya menurun pada yixing . “ ujar dokter baekhyun sahabat chanyeol

Memang benar park jungsoo ayah dari park chanyeol memiliki penyakit langka itu sebelumnya .kasus nya pun di tangani oleh ayah baekhyun yaitu  byun heechul. keluarga park dan keluarga byun memang sudah bersahabat sjak dulu. hingga anak dan cucu mereka sekarang .penyakit hemofilia dan bleed disorder memang jarang terjadi . dan biasanya di sebabkan karna factor genetic,

T_T

-

-

“hyung appa kapan pulang ? apa yixing baik baik caja ?” tanya luhan sembari memainkan mainan yang ada dihadapan nya .

“hyung tidak tau han , kita berdoa saja ya “ jawab yifan sambil mengelus kepala sehun yang sudah tertidur di pangkuannya .

“yicing thangan pelgi kalo yicing pelgi hunhan uga ikut ya .thehun mohoonn “ sehun mengigo dalam mimpinya .

“ah luhan gak mau ikut thehun , bangun oy cangan ngigo ..liat byul aja tidul gak ngigo.  “ ujar luhan dengan polosnya membangun kan sehun . dan yifan hanya tersenyum melihat kelakuan kedua adik kembarnya yang lucu itu .

~_~

-

-

“yi xing kau sudah sadar nak ?” tanya dara

“iya eomma , aku thudah bangun . thehun hyung cama luhan hyung mana ?yifan hyung udah pulang belum? ”tanya nya

“mereka ada di rumah menunggu kamu pulang . dokter bilang kau sudah boleh pulang setelah kamu sadar . dan bisa bermain lagi dengan kakak mu . “ ujar dara sambil mengecup kening anak bungsunya itu .

“eomma… “

“ne chagi ?”

“aku thakit apa ?”

“kamu hanya terjatuh kemarin sore” dara berbohong pada anaknya itu. Ia sengaja melakukannya karna tidak ingin yixing sedih , ia menahan perasaan nya saat ini .mana mungkin ia mengatakan apa yang sebenarnya sedang yixing alami . tak lama chanyeol dan yi fan datang menjemput mereka .

“yixing…!!!! “ yifan berlari kearah yixing . dan langsung merangkul adiknya itu .

“hyung ?hunhan hyung mana ?”tanya yixing , mencari cari kedua kakak nya itu .

“mereka ada dirumah menunggumu bersama byun jongin dan byun jumyeon “ jawab yifan sambil mengacak- ngacak rambut adiknya itu.

T_T

-

-

“YIXINGGGG!!!!” kedua anak kembar itu menghampiri yixing dengan semangat nya .

“hey kenapa kau lama sekali ? “ ujar luhan

“kamu tidak pulang 4 hali , emang kamu kemana cih?” ujar jong in dengan polos nya.

“apa ? 4 hali ?omma bilang aku hanya teltidul satu malam caja jongin .”

Lalu chanyeol datang menghampiri yixing dan langsung menggendong anaknya bungsunya di pangkuannya .

“sudah lebih baik kalian sekarang makan , dara eomma sudah menyiapkan banyak makanan untuk kita “ ujar nya

“tapi appa …”sehun bingung apa yang sebenarnya terjadi . mengapa adiknya dibohongi oleh appa dan eommanya . dan kenapa yixing tidur begitu lama bahkan sampai 4 hari dia tertidur .ya memang benar sebenarnya yixing koma selama 4 hari namun perkembangannya bagus dan setelah sadar dokter memperbolehkannya pulang . lalu yifan tersenyum sembari  merangkul kedua adik kembarnya itu . dan mengajak mereka untuk makan .

Flashback ~

“terima kasih banyak baek , berkat mu aku sekarang menjadi tenang untung kau adalah seoranng dokter .” ujar chanyeol , berpamitan kepada baekhyun.

“iya tentu saja kita harus saling membantu yeol . oh iya ingat satu hal , yixing tidak boleh terjatuh atau tergores benda sedikitpun . jika ia terluka keadaannya akan memburuk karena darahnya sulit membeku atau lambat ,apalagi type darahnya sulit mendapat pendonor tidak seperti orang normal . namun jika terjadi sesuatu hubungi aku saja ya , jangan lupa berikan obatnya juga dan jangan terlambat yeol memberinya yeol “ ujar baekhyun

“ne gomawo baek “ chanyeol tersenyum sembari menyodorkan tangannya . saat mereka sedang berjabat tangan . tanpa chanyeol sadari ada seorang dibalik pintu ruangan dokter .

“jadi yixing menderita penyakit parah baek ajjushi ?” chanyeol tersontak saat melihat yifan . anak sulungnya yifan berada di balik pintu itu . dan tidak sengaja mendengar semua pembicaraan chanyeol dengan baekhyun sedari tadi .

“hmm begitulah… “ baekhyun menunduk .. ia tidak ingin menyakiti hati yifan , apalagi yifan masih anak sd .

“appa harap kamu mau membantu appa menjaga yixing , dan appa harap kamu tidak memberi tau hunhan dan yixing soal ini . karna apa tidak ingin menyakiti hati mereka “ linangan air mata itu kini mulai tertimbun di kelopak mata chanyeol . kenyataan yang sangat berat untuk ia terima saat ini .wajar saja karna di tengah kebahagiaan keluarga mereka, tiba-tiba hal besar muncul begitu saja dan membuat hatinya sangat sakit .

“aku berjanji padamu appa, aku akan melindungi yixing “ yifan memeluk appa nya , dan baekhyun hanya terharu dengan apa yang ia lihat saat ini . seorang appa yang sedang memeluk anaknya penuh kasih sayang . ia tau ini sangat berat bagi chanyeol , yang harus menerima kenyataan bahwa anak bungsunya mengidap penyakit yang cukup parah . dan ditengah – tengah kenyaatan yang sedang ia alaminya itu ada malaikat kecil yang juga terus berusaha membantu dan  mengsuport nya yang tak lain adalah yi fan .yifan berjanji tidak akan membuat yixing terluka dan akan selalu melindunginya agar eomma dan appa bahagia .

Flashback end ~

T_T

-

-

10 tahun kemudian

            Waktu terus bergulir , jarum jam terus berputar . semuanya kini sudah berubah . yixing bukan lah lagi anak yang berumur 5 tahun . iya sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan , juga pemuda tampan kejaran banyak wanita di sekolahnya sama seperti hunhan. yixing juga kini sudah duduk di bangku kelas 1 sma . dia dikenal sebaga pria berhati suci , karna dia selalu menolong orang yang lemah .

berbeda dengan sehun , mereka memang bersaudara dan bersekolah di sekolah yang sama dan kini dia duduk dibangku kelas 2 sma namun  kerjaan sehun hanya membully orang , bahkan chanyeol dan dara sudah lelah untuk bulak balik ke sekolah itu . karna sehun terus berbuat ulah , namun ini semua sehun lakukan karna bentuk kekesalannya pada kedua orang tuanya . 10 tahun ia merasa di tidak adilkan, ia merasa orang tuanya pilih kasih dan tidak pernah menyayanginya karna terus memperhatikan yixing .bahkan sekarang ia benar-benar membenci yixing berbeda dengan luhan .

luhan tidak pernah kesal atau iri jika orang tuanya lebih memperhatikan yixing  , karna bagi luhan yixing tetaplah adiknya . meskipun orang tuanya sangat menyayangi yixing melebihi dia dan sehun . luhan tidak pernah iri dengan yixing ,tapi dia akan membela sehun jika sehun merasa sedih karna mereka saudara kembar .

dan yi fan anak sulungnya kini menjadi seorang mahasiswa jurusan seni di seoul university , juga kapten tim basket di universitasnya  . yifan tidak seperti dulu , anak yang manis dan sangat ramah . sekarang yifan tumbuh menjadi pria dingin dan berhati salju . dia tetap baik hanya saja sifatnya sudah dewasa , tidak seperti dulu .

_-_

“ya mata besar kesini kau !!” sehun menarik dari pria bermata besar itu .

“ne…sunbae “ ujarnya dengan terbata bata

“hyung kumohon hentikan . . kumohon “ ujar yixing .memang sehun selalu membully orang – orang yang dekat dengan yixing . agar yixing tidak memiliki teman , namun yixing hanya bersabar dengan semua perlakuan sehun padanya.

“diam bodoh .. aku tidak mau berurusan dengan mu anak manja “ sehun tersenyum kecut . ia memberi isyarat pada tao temannya yang jago wushu dan juga suka membully orang ,untuk menyingkirkan yixing dihadapannya .

Jongdae wakil ketua osis yang juga merupakan sahabat luhan, melihat apa yang sedang sehun lakukan pada yixing dan temannya .dan dia langsung berinisiatif untuk mencari luhan.

“Luhaaannn …. Luuu haann  “ jongdae berlari menuju perpustakaan sekolah . dimana tempat luhan menenangkan diri bersama temannya minseok dan jongin .

“ada apa jongdae “ luhan mendengar jongdae terus memanggil namanya . dan ia mulai khawatir

“se…se..hun han … di.. dia dan tao mau memukul do kyungsoo anak kelas 1.a yang cupu itu han . sahabat yixing dan mereka sekarang berada di lapangan sekolah “ ujar jongdae terbata-bata

“Apaaa???” luhan tersontak kaget , suaranya membuat orang seisi perpustakaan menoleh padanya . bahkan jongin yang sedang tidur pun menjadi bangun karna suarnya yang keras itu.dan minseok tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku di hadapannya.

“ya!bodoh ..aku sedang tidur tau “ jongin mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

“mian hehehe .. maaf jongin tapi aku sekarang harus ke lapangan , karna ada yang tidak beres dengan sehun .”ujar luhan dan langsung mengikuti jongdae menuju lapangan sekolah.

T_T

“maaf sunbae .. ta..tapi apa salah ku ?” ujar kyungsoo sambil menunduk karna takut pada sehun .

“hyung apa maksudmu dengan semua ini ? cukup sudah kau membenciku tapi kumohon biarkan kyungsoo , jangan ganggu dia . “ potong yixing sebari memohon pada sehun .

“CUKUP!…”sehun langsung menoleh ke pemilik suara itu

“ Cukup sehun aku tidak ingin kamu semakin nakal .kumohon jangan buat yifan hyung , eomma dan appa marah dan sedih dengan sikap mu ini . ingat kau sudah berumur 16 tahun park sehun . bukan anak 6 tahun lagi “ luhan tiba-tiba datang dan berteriak menghentikan perbuatan sehun  , dia sudah tidak tahan dengan sikap sehun . karna luhan juga tidak suka melihat orang lemah di tindas. Dan tidak ingin melihat sehun setiap hari dimarahi oleh yifan kakaknya karna perbuatanya .

“ingat kau sedang masa percobaan park sehun . jika kau melanggar kau akan di scors selama 1 bulan “ ujar minseok . yang tak lain adalah ketua osis dan juga sahabat luhan di sekolah ini .

“jangan sakiti kedua orang tuamu hun  kau sudah berubah sekarang hun , kamu bukan sehun yang aku kenal “ jongin pun angkat bicara , dia menghmpiri sehun dan menepuk pundak sehun . jongin yang taklain anak baekhyun dan adik dari jumyeon  sudah bersahabat degan  sehun  sejak mereka masih kecil . bahkan sampai sekarang mereka sering latihan menari bersama karna menyukai dance . namun saat sehun  menjadi anak nakal yang selalu membully orang tak bersalah,jong in tidak ingin ikut dengannya karna itu bukan perbuatan baik baginya .

“Terserah kalian .aku tidak peduli ! , ayo tao kita pergi aku muak dengan mereka “ sehun merasa kesal . dia merasa apa yang dia lakukan tidak pernah berhasil . dan selalu disalahkan , semua terjadi karena kurangnya perhatian chanyeol ,dara dan yifan padanya . bahkan menurutnya akhir- akhir ini luhan sering berada di pihak yixing . itu membuat nya semakin terpojok . tidak ada orang yang di percaya lagi dalam hidupnya . baginya dia adalah orang yang tidak beruntung .bahkan ia selalu ingat kenangan buruk yang membuat hatinya sakit .sehingga membenci yixing hingga saat ini .

Flashback ~

Saat itu hunhan sudah duduk di kelas 6 sekolah dasar dan yifan kelas 1 sma   “hyung aku benar-benar haus , mau kah hyung mengantarku ? aku ingin membeli bubble tea” sehun memohon kepada yi fan

“bisakah kau pergi bersama luhan atau appa? Hyung sedang sibuk mengerjakan tugas “ jawabnya dengan dingin

“tapi aku ingin dengan hyung “ rengeknya lagi

“Ya! SUDAH KU BILANG AKU SEDANG SIBUK “ yi fan tanpa sadar membentak sehun , dan sehun menunduk karena merasa sedih .

“hyung tangan ku berdarah tadi aku tertusuk jarum “ yixing tiba-tiba datang menghampiri yifan dengan tangan terluka . membuat yifan khawatir dan langsung mengantar yixing kerumah baekhyun . namun sehun merasa kesal dan ia menangis dikamarnya .karna yifan selalu mengutamakan yixing dibanding dengannya , dan hal itu tidak terjadi hanya sekali duakali , tapi setiap saat .

“bahkan yifan hyung orang yang dingin seperti es batu , luluh dengan sikap mu yang manja  itu park yixing “ rutuk sehun dalam hatinya dengan sangat kesal .

“aku membelikan mu bubble sehun . rasa coklat seperti kesukaan ku . kau jangan menangis lagi ya “ luhan datang membawa 2 gelas bubble tea kesukann nya .Namun sehun sadar dibalik semua perasaan sakitnya  , selalu ada luhan yang membuatnya  tersenyum kembali .

Flashback end~

T_T

“hyung ?” yixing bertanya pada yi fan yang sedang sibuk dengan tugas skripsi nya

“ne yixing ? ada apa ? jawabnya dingin . matanya mengarah ke sebuah buku tebal

“bolehkah aku bertanya ? “ ujarnya ragu

“silahkan saja ..” jawab yifan

“hyung kenapa sehun hyung sangat membenciku ?”kepalanya menunduk menahan butiran air mata yang sudah terkumpul . yi fan menoleh melihat keadaan adiknya sekarang . ia tau alasan sehun membenci yixing , tapi percuma bahkan dirinya sendiri tidak tau harus berbuat apa .

“dia tidak membencimu park yixing “ jawanya dengan tenang .

“dia hanya sedang lelah “ yifan menghampiri adiknya dan langsung mengelus rambut adiknya itu .

“tapi dia bilang dia sangat membenciku hyung “ ujar yixing . air matanya mulai menetes dan mengalir di pipinya .percuma menahan air mata keluar dari matanya , karna nyatanya hati nya sedang sakit .

“tidak yixing percayalah padaku , dia hanya sedang lelah dan butuh ketenangan “ yifan menahan sakit dadanya berusaha menahan air mata nya . karna dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan adiknya itu .

T_T

-

 

“yixing lihat appa membeli kan mu baju dan sepatu baru “ chanyeol menghampiri yixing dan luhan yang sedang menonton tv .

“gomawo appa “ yixing tersenyum sambil menghampiri appanya.

“mana untuk ku dan sehun appa ?apa aku juga dibelikan ..” tanya luhan dengan semangat .

“jangan berharap luhan . paling juga appa lupa sama kita , kan kita bukan anaknya .” sehun tiba-tiba datang dan memotong pembicaraan luhan . membuat luhan sedih dan cemberut . dan chanyeol hanya menundukan kepalanya . menahan rasa sakit di hatinya . lalu yifan yang baru saja turun dari tangga melihat itu semua .

“CUKUP ! Park sehun !!jaga omongan mu itu , kau sungguh tidak sopan “ ujar yifan dengan nada tinggi .

“aku tidak peduli “ jawab sehun dengan datar

“sudah – sudah , kata sia apa appa lupa dengan anak kembar appa yang manis ini . appa membelikan mu jersey luhan kau sangat menyukai football kan . dan appa membelikan sepatu juga untuk sehun . karna kau suka menari . baekhyun bilang jongin sering latihan menari dengan mu kan . “ chanyeol berusaha membuat situasi kembali normal .

“gomawo appa … aku sangat senang hehehe “ujar luhan tersenyim senang .

“dan kau yi fan , appa membeli kan mu juga sepatu basket . kau bilang lusa kau ada pertandingan . appa juga ingin menonton ya“ujar chanyeol yang membuat yifan bangga.

T_T

-

Sehun tidak merasa senang dengan apa yang diberikan chanyeol padanya , karna rasa bencinya kini semakin membesar .ia mengacak rambutnya frustasi dan memilih pergi ke bubble tea café . tempat dia selalu menenangkan diri .

To :luhan

Hari ini aku tidak akan pulang

Aku akan menginap di rumah baekhyun ajjushi

Kumohon jangan temui aku

Aku sedang ingin tidak bertemu kalian

Lagi pula disini ada jongin yang mau menemani ku bersama jumyeon hyung

Katakana pada appa juga han , aku mohon sekali ini saja .

sehun berbohong pada luhan , nyatanya ia tidak menginap dirumah keluarga byun tetapi malah menginap di café bubble tae yang buka 24 jam . kebetulan café itu milik keluarga hwang yang tak lain adalah teman sehun yaitu hwang zhitao .

“ya sehun apa yang kau lakukan disini ?” tanya tao yang baru saja datang

“aku kabur , aku tidak ingin pulang “ jawab sehun datar

“hahaha kabur ? yang benar saja , aku tidak yakin “ ujar tao mengejek

“diam tao aku sedang ingin tenang . jangan membuatku semakin marah “ ujar sehun dengan datar nya , sambil menahan emosinya .

“sudah ikut aku saja , dari pada kau disini lebih baik kau ikut dengan ku pulang ke rumah ku . “

“  terima kasih tapi aku ingin disini saja “

Kring _

Suara handphone sehun berbunyi , bertanda ada pesan masuk .

From : luhan

Sehun dimana kau ?

Jika pergi ajaklah aku , ingat kita sudara kembar

Kita harus selalu bersama dan saling menjaga

Tadi baekhyun ajjushi datang kerumah , dan dia bilang kau tidak menginap di rumahnya

Dimana kau park sehun ? , kami sekarang sedang mencari mu .kami khawatir bila terjadi sesuatu pada mu

Eomma terus menangis dari tadi.diacemas dan takut kehilangan mu cepatlah pulang .

Kumohon

Sehun membaca pesan dari luhan , tapi ia tetap tidak peduli . ia lelah dan ingin sendiri , tao juga sudah ia usir untuk pergi . karna ia benar- benar ingin sendiri .

T_T

-

“aku ingat hyung “ ujar luhan

“aku ingat , dan aku yakin sekarang sehun pasti berada di café bubble tea milik tao di dekat sungai han . aku selalu pergi kesana bersamanya . “ ujar luhan pada yifan

Yixing mendengar perkataan luhan .dan langsung berlari menuju tempat dimana sehun berada .

“ ya !! yixiinggg!! “ ujar yifan cemas , karna yixing berlari sendiri .

Memang jarak rumah mereka ke tempat itu tidak terlalu jauh , bahkan hanya berjalan kaki pun bisa sampai . yixing sengaja berlari tanpa mengajak luhan dan yifan . karna ia ingin meminta maaf pada sehun dan memohon padanya , meskipun ia tau semua permintaan nya akan di tolak oleh sehun mentah – mentah .

“hyung !“ yixing kini berdiri di hadapan sehun yang sedang menikmati bubble teanya . sedang kan sehun tidak berguming sedikit pun .

Sehun berdiri meletakan bubble tea nya diatas meja , ia ber jalan melewati yixing tanpa meihatnya . tanpa membalas ucapan yixing . tatapannya seolah olah sedang berjalan tanpa ada orang disekitarnya .

“hyung maaf kan aku ku mohon “ ujar yixing lirih . mendengarkan perkataan yixing sehun berhenti sejenak dan menunduk kan kepalanya . dia merasa kasihan pada yixing hanya saja rasa kesalnya tidak bisa ia hilangkan .

sehun kembali melangkah ,lalu ia menggunakan headphone yang tergantung di lehernya . seakan – akan tidak ingin mendengar apapun kecuali alunan music dance yang ia suka . iaberlari menyebrang jalan dengan tatapan terus kedepan . tidak peduli dengan keadaan sekitar . tanpa ia sadari sebuah mobil belaju cepat . bunyi klakson mobil terus terdengar . namun haedphhone itu membuat nya seakan akan tuli .

Bruk ~

Yixing mengejar terus sehun yang sedang  menyebrang jalan , namun ia tidak menghiraukan apapun dan terus berlari .sehingga kecelakaan itu terjadi. namun sehun tidak menyadari itu semua . ia sudah berada diujung jalan . dan tidak menoleh kebelakang sedikitpun dan tidak tau apa yang sedang terjadi . sedang kan yixing ia tergeletak lemah dijalan . sambil memanggil- manggil nama sehun .

T_T

-

“hyung sudah tiga hari yixing koma , dan tiga haari juga sehun menghilang “ luhan menundukan kepalanya di hadapan yifan . yifan tau adiknya itu sedang menahan rasa sedih dan kehilangan saudaranya yang menghilang itu . entah dimana keberadaan sehun sekarang . bahkan polisi pun sudah mencarinya kemana- mana namun sehun belum juga di temukan .

“kita akan baik baik saja han , doa kan yixing agar cepat bangun dan sehun cepat pulang “ ujar yixing lirih .

Tak lama tangan itu mulai bergerak .tangan yang kaku dan tubuh yang terlihat tak berdaya diatas kasur sumah sakit itu . yixing sudah sadar  dan terus memanggil manggil nama sehun . yifan berlari memanggil chanyeol, dara dan baekhyun .

“yi fan hyung , luhan hyung ,eomma dan appa aku ingin bicara pada kalian  boleh kah ?” tanya yixing dengan lemah . semuanya menghampiri yixing dan dara  mengelus – ngelus kening yixing .

“ini permintaan terakhirku pada kalian . jika kalian menyayangiku , tolong jangan sakiti perasaan sehun hyung . kumohon sayangi dia . dan beri dia banyak kasih sayang .aku mohon jangan biarkan dia marah , aku mengerti perasaannya . aku tidak ingin menyakitinya . seburuk apapun yang dia lakukan padaku . dia tetaplah saudaraku.“ ujar yixing dengan nada lemah . yifan tertunduk menahan air mata yang sudah terkumpul . dan merasakan benturan keras di dadanya , ia sadar selama ini ia terlalu keras pada sehun . dan banyak melakukan kesalahan padanya , tapi ia terlalu khawatir dengan yixing .

“tentu yixing .. aku akan menyayangi kalian . karna kalian adalah adik-adik ku “ jawab yifan lirih . sedangkan luhan ia tidak bisa berkata apapun . bahkan ia memalingkan badannya karna tidak ingin yixing melihatnya menangis .

“appa dan eomma selalu menyayangi kalian , dan tidak mau kehilangan kalian .” ujar chanyeol dengan lirih .

“eomma juga sayang . kau harus sembuh ya agar kita bisa mencari sehun bersama “ ujar dara , air matanya terus mengalir di pipinya . matanya sudah sembab , karna terus memikirkan sehun  dan yixing .

“Gomawo… aku sekarang ingin tidur dan beristirahat eomma “ jawab yixing dengan nada melemaah ia tersenyum sembari menutup kedua matanya . semua nya menangis . baekhyun pun ikut menangis .

semuanya sudah berakhir . suara alat pendetak jantung itu kini berbunyi  . yixing sudah tertidur untuk selamanya . dan sudah beristirahat dengan tenang .semua orang merasakan kesedihan dan kehilangan yang amat dalam .  sedang kan sehun tidak adak di hari itu , bahkan ia tidak tau apapun soal kematian yixing .

T_T

_

Pria tinggi rambut pirang dan berkulit putih itu kini sedang berdiri di atas pusara adiknya .ia tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi , dia berfikir ini hanyalah mimpi . namun kenyataan sudah tidak dapat di rubah . yixing telah meninggalkannya selamanya , dan rasa bersalah terus menghampirinya . yifan datang dan mengelus pundaknya .berusaha menenangkan sehun yang sedang terpukul . 3 hari sehun meninggalkan rumah untuk menenangkan diri .namun pulang mendapat kabar duka , sungguh ia benar – benar  merasa bersalah .

“dia sudah tenang disana sehun .” ujar yifan berusaha menenangkan sehun .

“aku terlambat hyung .. terlambat untuk meminta maaf padanya. Dan terlambat membutnya bahagia , aku bukan hyung yang baik . bahkan di hari kematiannya aku tidak ada . aku menyesal hyung .“ ujarnya lirih . ia terus menangis . luhan yang berada di sampingnya pun tidak tahan melihat ini semua dan memilih untuk meninggalkan mereka berdua .

“dia akan mengerti sehun-ah “ ujar yifan lirih .

“maafkan appa nak , maafkan eomma juga . kami kurang memperhatikan mu dan merahasiakan penyakit yixing pada mu . maaf appa benar – benar menyesal , seandainya dulu kau tau . mungkin kau akan mengerti .   “ chanyeol menghampiri kedua anaknya dengan mata sembab .

“tidak appa , aku yang meminta maaf aku hanya terlalu egois . mianhae appa “ sehun langsung memeluk chanyeol .

“hanya ini yang eomma temukan di kamar yixing . dia ingin kau membaca ini . “ dara menghampiri sehun dan meberikan sebuah kotak persegi panjang berisikan amplop dan jam tangan .

Annyeoh hyung ^^

Ini hadiah permintaan maafku padamu hyung , karna kau marah dan pergi meninggalkan kami. kau tau ? aku sangat menyayangi mu . meskipun kau selalu membenciku tapi aku tidak akan pernah membencimu , maaf aku selalu membuatmu kesal dan marah . maaf aku tidak bisa jadi adik yang baik untuk mu hyung . kumohon jangan pergi lagi . aku ingin  kita sering bermain bersama seperti dulu, seperti saat aku berumur 5 tahun dan kau berumur 6 tahun. Ingat byul sering menjilati tubuh ku dan aku tidak menyukainya  , namun kau datang dan menggendong byul agar tidak menjilatiku lagi . dan kau ingat saat tao hyung menjailiku saat aku masuk tk . kau juga yang memarahinya bersama luhan hyung . sungguh aku benar – benar berterima kasih , karna kau selalu peduli padaku . meskipun semua orang bilang kau berubah , bagi ku kau tidak pernah berubah . ingat kita adalah saudara ,  seburuk apapun yang kau lalukan padaku kau tetaplah hyungku .hanya ini yang aku bisa berikan padamu hyung. kumohon maafkan aku .

 

Park YI Xing .

“Mian hae Yixing-ah “air matanya kembali mengalir di pipinya setelah membaca isi surat itu, matanya menjadi sembab ia benar – benar benar menyesal . ia menjatuhkan dirinya . tak tahan dengan rasa sakit di hatinya . ia merasa semuanya sudah terlambat . terlambat untuk meminta maaf dan terlambat untuk menyesal .

The End ~

Gimana ceritanya ?hhehe maaf kalo ada typo atau ada yang kuraang dimengerti ya .. author minta koment nya aja deh hehe ^^


It’s Gonna Be Love (2/2)

$
0
0

It's gonna be love

It’s gonna be Love (2/2)

lilimissro

Byun Baekhyun and OC

Romance gaje

General

Inspired  song by:

Mandy moore – it’s gonna be love (A walk to remember ost)

n/b: Hati-hati diabetes menyerang anda saat membaca chapter ini.

all is girl POV

“Ada tamu mencarimu!!” teriak eomma dari lantai bawah rumahku dan membangunkanku tepat jam 5 pagi. Memangnya siapa yang mencariku sepagi ini? jangan bilang jika itu Kyung soo, karna aku akan memberimu dua ratus ribu won jika itu benar-benar terjadi. Kyung soo yang aku kenal, pada hari minggu seperti ini akan tidur seharian jika tidak berkencan dengan pacarnya itu.

Akhirnya karna penasaran aku turun dan melihat siapa orang itu. Tenggorokanku tercekat melihat siapa yang berada di balik pintu dan sedang berhadapan dengan eommaku.

Byun Baekhyun. Orang yang kutangisi kemarin malam.

“Sedang apa kau disini?” tanyaku ketus tanpa berjalan  turun lagi dari anak tangga. Baekhyun hanya menatapku seolah tak ada sesuatu yang terjadi dan ia tidak tahu jika aku marah besar padanya. Ia tersenyum dan menunjukkan wajah malaikatnya lagi. sungguh, aku sudah muak dengan semua itu. Aku muak selalu terpesona olehnya, selalu terpedaya dan terjebak lagi.

“Hei, kau jahat sekali dengan temanmu. Kenapa tidak kau ajak sarapan bersama??” rupannya eomma menangkap raut tak senangku terhadap Baekhyun dan mencoba mendinginkan suasana.

“Eomma sendiri tahu jika aku tidak suka makan dengan orang lain.”

“HEI! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA HAH?!! CEPAT AMBILKAN MINUM UNTUKKU!”  aku menggigit bibirku dan memandang Baekhyun cemas. Kenapa juga orang tua itu meracau disaat seperti. Benar, orang tua pemabuk itu ayahku.

“Cepat temui appa sebelum dia mengamuk lagi eomma.” Ujarku datar. “Dan aku akan mengurus makhluk yang satu ini.” lanjutku sambil memandang Baekhyun yang kelihatannya sedikit kaget mendengar suara pemabuk itu dari dalam rumah.

“Maafkan aku nak Baekhyun, kapan-kapan sarapanlah bersama kami.” Ujar eomma singkat dan langsung masuk kedalam rumah.

Kini aku menatap Baekhyun dan perlahan menghampirinya. Si keparat Kyung soo itu pasti yang memberitahu Baekhyun alamat rumahku. “Aku kan sudah mengatakan padamu jika aku menganggap semua yang terjadi tidak pernah terjadi, lalu kenapa kau kembali menemuiku??”

Sebelum ia menjawabku, ia terlihat menahan butiran air yang memenuhi bola matanya tiba-tiba dan memelukku. “Maafkan aku. Aku menyesal. Kumohon maafkan aku.” Aku hanya memutar bola mataku bosan. “Sudahlah, jangan menangis. kau ini sungguh memalukan.”

Jadi sekarang kau ingin membuatku mengasihanimu hah?

**

Baekhyun ternyata sangat berusaha. Dia bilang ia tahu alamat rumahku setelah bolak-balik bertanya pada Kyung soo dan beberapa teman sekelasku. Sayangnya satupun dari mereka termasuk Kyung soo tak mau memberitahunya. Aku juga tak tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran teman-temanku itu. Apa mereka tahu Baekhyun menyakitiku? Oh, ya gosipnya kan sudah tersebar berkat si ajaib Kyung soo.

“Lalu darimana kau tahu dimana rumahku?” tanyaku sambil berjalan disampingnya. Aku masih sulit untuk bersikap hangat di depannya. Masih sangat sulit menata hatiku untuk tidak jatuh terlalu dalam lagi. jadi aku mencoba untuk menghadapinya dan mengajaknya berjalan-jalan di areal sekitar rumahku.

“Sehun yang memberitahuku. Dia bilang dia kasihan melihatku  yang katanya terlihat mengenaskan.” Jawab Baekhyun dengan sercercah kabahagiaan di wajahnya. Aku tahu dia senang karna aku akhirnya mau mendengarkannya berbicara. Dan sejujurnya, aku juga senang bisa berbicara lagi dengannya.

“Bagaimana dia bisa tahu rumahku??” tanyaku lagi. sehun itu memang anak yang aneh. Dia bisa tahu apapun jika kau mau menanyakannya. Seperti buku berjalan, lebih tepatnya peta berjalan karna ia sangat mudah mengingat jalan dan tempat-tempat.

Baekhyun mengeratkan jaketnya dan memandangku. Kami sama-sama mengenakan jaket karna udara  mulai dingin di bulan September ini. “Dia mengikutimu setiap hari. Dia bilang sangat mudah melakukannya karna kau tidak pernah memperdulikan sekitar saat berjalan pulang kerumah.”

Jadi ini karna kelalaianku? Bagus.

“Sudah cukup basa basinya.” Ujarku dan membuat kami hening sejenak. “Apa tujuanmu bertemu denganku?”

“Ehm, aku bukannya ingin memaksamu. Tapi, bisakah kita berteman??” Tanya Baekhyun dengan raut polos sepolos-polosnya. Dan setelah semua yang terjadi kau masih berani-beraninya berbicara seperti itu? Dasar.

Aku menghembuskan nafasku pelan dan menatap Baekhyun sambil tersenyum. “Baiklah.”

Tapi jangan harap aku akan menyukaimu seperti dulu lagi, batinku yang bodoh ini berbisik.

**

Ternyata keputusanku untuk berteman dengan Baekhyun membawa bencana besar dalam kehidupanku.

Tanpa kusangka, Baekhyun setiap hari menjemputku sekolah. Mengantarku dengan sepedanya dan menjemputku saat pulang. Sebenarnya itu tidak masalah. Masalahnya ada pada mulut-mulut penghuni sekolah yang sekarang membuat diriku dan Baekhyun mendapatkan gossip buruk.

Bayangkan saja, mereka bilang jika aku hamil dan akhirnya mau menerima Baekhyun.

Bukankah itu gila?!!

Aku hampir saja melemparkan  meja dan kursiku pada Kyung soo setibanya di kelas dan melihat si wajah polos itu sedang menulis PR dadakan di mejanya. Aku tahu bukan dia pelakunya, dia memang bermulut ember tapi hanya jika ada uang.

Aku langsung duduk di depannya sambil memutar kursiku. “Hei, Bocah!” sapaku. Kyung soo mendongak dan menatapku polos lagi. dia pikir mata bulatnya itu bagus untuk digunakan pada saat-saat seperti ini? dasar bocah gila!

“Apa? Kenapa kau memanggilku seperti itu??” Tanyanya datar dan kembali menulis. Saat itu aku baru sadar jika seluruh wajahnya kini di tempeli plester. Aku menghela nafasku dan berbisik, “Kau memang menyebalkan Kyung soo, Tapi kau tidak harus melakukan ini..”

“Aku sudah tidak punya masalah lagi dengan Baekhyun, tapi kau? Kau akan selalu berurusan dengannya. Pagi ini bahkan sudah ada 3  gossip berbeda dengan maincast kalian berdua.” Ujar Kyung soo santai.

“Apa itu? Apa seburuk minggu lalu??” ya, adakah yang lebih buruk dari gossip hamil??

“Mereka bilang Jin ri di campakkan Baekhyun dan dia menangis semalaman karna dia lebih memilihmu.. dan yang kedua-“

“Hei, bukankah itu terbalik?? Aku yang menangis semalaman! Bukan dia!” sergahku cepat.

“Aku tahu. Itu hanya gossip yang di buat orang-orang tentangmu. Dan yang kedua, mereka bilang kau pergi kecenayang agar Baekhyun menyukaimu..”

“MWO?? APA AKU GILA?!? SIAPA YANG MEMBUAT GOSIP ITU?! AKAN KUBUNUH DIA!!”

“Tenanglah, tidak perlu berteriak. Kau pikir ini tempat karaoke?kau mau tahu yang ketiga???”

“Iya, iya, IYA!!”

“Ada yang bilang, awalnya kau membenci Baekhyun yang terlalu baik. Tapi keadaan membuat semua berubah, perasaan itu muncul. Kau berubah juga karna itu. Dan suatu malam kejadian berat menimpamu dan Baekhyun hingga kalian berpisah karna egomu dan sifat terlalu baik Baekhyun tidak bisa mempertahankanmu. Dan kini Baekhyun mengejarmu..”

Aku langsung terdiam mendengar ucapan Kyung soo. Siapa yang tahu kisah kami sedetil itu? Aku bahkan tak menceritakan pada Kyung soo bagaimana aku menyukai Baekhyun. Apakah Sehun? Bahkan aku berbicara kasar padanya terakhir kali!

“Tapi itu hanya gossip kan? Aku yakin Baekhyun menciummu atau melakukan sesuatu padamu dan kau menyukainya. Ya kan?” ujar Kyung soo menyadarkanku.

“Tidak Kyung soo.” Aku terkekeh dihadapannya, “Gosip ketiga, yang baru kau ucapkan tadi. Itulah yang sebenarnya terjadi.”

**

Bencana itu kini menjadi cinta yang sebenarnya dalam hidupku.

Begitulah rasa yang kuceritakan pada kalian di awal cerita ini. rasa seperti di dorong beribu orang secara bersamaan. Dan anehnya, kau ingin merasakannya lagi. semua itu bukan rasa kebebasan, bukan kemegahan, apalagi rasa kasihan. Semua ini adalah cinta.

Bagaimana aku merasakannya pada Baekhyun saat dia menatapku di hadapan anak panti asuhan saat kami hendak bermain drama kami sendiri. Sebenarnya aku tidak perlu benar-benar tampil pada drama asli karna aku bermain drama dengan Baekhyun yang sesungguhnya sebelum Jin ri  melakukan dengan Baekhyun yang berubah menjadi mongryong.

Bagaimana Baekhyun mengatakan di bawah pohon maple yang mulai beguguran di bulan oktober Saat pertama kali namja itu melihat wajahku karna semua teman namjanya memaksanya menemuiku. Terkejut, melihatku karna ia langsung jatuh cinta saat memandangiku dengan wajah ditekuk (bukankah ini aneh??)

Aku, yang berpura-pura kuat, berpura-pura baik-baik saja, baekhyun tahu semua itu. Dia tahu aku hanya berakting dan ia menangis karna itu. Karna egoku dan ia tak bisa berbuat banyak terhadap itu.

Bagaimana kencan pertama kami saat Sehun menyalakan lagu-lagu romatis di belakang kami dan tersenyum bodoh sambil berkata, “Maaf, aku mengikuti kalian.”

Dan bagaimana Kyung soo dengan sengaja  memposting foto kami berdua yang sedang bersembunyi dari guru karna terlambat.  Dia menulis di postingan itu, “Wah, terlambat juga bisa seromantis itu rupanya.” Bahkan aku bingung bagaimana dia bisa mengikuti kami di saat-saat seperti itu.

Semuanya di mulai dari awal. Baekhyun mengatakan jika malam saat Sehun diam-diam mengikuti kami itu adalah Kencan, dan aku mati-matian menyanggahnya. Walau dalam hati aku berteriak, “YA, ITU KENCAN. TAPI AKU MALU MENGAKUINYA!”

Aku mengutuk diriku sendiri untuk kesekian kalinya karna melanggar sumpahku sendiri untuk tidak jatuh pada Baekhyun lagi. sial, benar-benar sial menyadari jika sekarang Baekhyun selalu terlihat maklum saat aku berteriak, “AKU MEMBENCIMU!” dan berlari menghindarinya. Dia membuatku gila.

Dan satu lagi. dia selalu datang kerumahku. Pagi-pagi buta saat eomma masih memasak dan di pemabuk itu masih tidur (aku juga masih tidur), dia membantu eommaku dan mengajak serta Sehun sarapan dirumahku. Aku suka itu, tapi Baekhyun sepertinya tak takut pada si pemabuk dan malah membuat si pemabuk itu melupakan minumannya sementara saat ada Baekhyun yang sedang menceritakan kecerobohan Sehun dan membuat Sehun marah-marah tak jelas.

Aku yakin itu cerita paling membosankan di dunia ini. tapi anehnya, si tukang mabuk itu menyukainya.

Jin ri….

Aku benar-benar menyesal padanya karna Baekhyun dengan sopannya memintanya untuk tidak menemuinya lagi. jin ri menangis memang, tapi hanya satu hari. Setelah itu, ia kedapatan tengah menggandeng Jong dae si sutradara itu.

Sehun… dia tetap menjadi adik kesayangan Baekhyun yang belum mendapat pacar baru setelah Joon hee memutuskannya. Aku yakin Sehun tidak punya pacar bukan karna ia masih menyukai Joon hee. tapi ia masih suka dan menikmati dirinya yang sering kupanggil adik kesayangan Baekhyun yang juga merangkap sebagai perusak kencan.

Kini aku tertidur di hamparan rumput dibawah pepohonan musim semi yang diiringi angin segar yang berhembus pelan. Tak terasa satu tahun sudah berlalu. Dua bulan yang lalu aku sudah lulus dan kini tengah mempersiapkan diriku untuk ujian masuk perguruan tinggi. Aku membuka kedua bola mataku dan menengok kesamping. Baekhyun tengah memandangku dengan senyumannya, yang kubalas dengan senyumanku juga.

“Indah bukan??” tanyanya sambil memandangiku.

“Ya, sangat.” Aku memandang langit kembali.

“Jika menurutmu pemandangan yang sedang kita lihat di taman ini indah, menurutku apa  yang sedang kutatap inilah keindahan yang sesungguhnya.” Aku terkekeh senang. Aku berbalik pada namja ini dan menangkupkan tanganku pada pipinya. “apa sebenarnya yang kau lakukan hah?aku tidak bisa membencimu.. apapun alasanya. Sebenarnya kau ini apa huh??”

“Aku??” tanyanya sambil tersenyum, “Aku Byun baekhyun yang mencintaimu.” Dan ia mengecup keningku, kedua belah pipiku, dan bibirku.

“Tapi aku tidak mencintaimu,” ujarku tiba-tiba dan membuat Baekhyun terhenyak, “Aku hanya tidak bisa membencimu, dan aku suka bersamamu.”

“Itu sama saja!!!” erang Baekhyun sambil beraegyeo. Aku tertawa dan mencubit pipinya.

“Tidak, cinta itu rasa ingin memiliki Baekhyun-ah. Cinta tanpa alasan, sedangkan aku punya..” bisikku lagi. apa namja itu tahu maksudku?? Maksud perkataanku.

“Apa alasanmu?” Tanya Baekhyun menjawab pernyataanku dengan suara rendah dan dalam. Lipatan kelopak matanya berkedip beberapa kali seperti kepakan sayap burung merpati putih dimusim semi. Bibirnya terbuka sedikit, dan kedua bola matanya jatuh lurus didepan milikku.

“Alasanku adalah dirimu. Mungkin ini berbelit, kau menyukaiku tanpa alasan tapi aku menyukaimu karna dirimu. Aku menerima segala kekuranganmu. Kebiasaan terjelekmu sekalipun. Sifat menyebalkanmu yang selalu bersikap baik dan senyuman indahmu yang kau bagi-bagikan secara percuma hingga aku rasa mungkin kau sudah membuang-buang barang yang harusnya kau berikan secara lebih padaku.”

“Jadi senyumanku bagus??” tanyanya dengan bibir terangkat. Kau benar Byunbaek, benar.

“Iya. Senyumanmu itu bagus, bahkan lebih bagus dari pada milik Kyung soo.”

“Tentu saja.. Kyung soo kan jelek.”

“Hei, dari mana kau belajar mengatai orang lain hah?” aku tertawa dan ia mengikutiku. Senyuman indahnya kini dihiasi bulan sabit yang berkilau di lipatan bola matanya. Byunbaek, kau sempurna.

tiba-tiba kami berhenti tertawa saat deringan ponsel Baekhyun berseru. Baekhyun mengecek ponselnya dan mengerutkan alis, “Hei, kenapa anak ini menelfon??”

“Siapa??” aku menengokkan kepalaku.

“Sehun.” Ujar Baekhyun singkat. Setelah itu aku membiarkannya mengangkat telfon dan berbicara pada Sehun. Dari nada Baekhyun sepertinya ia sedikit marah karna Sehun menelfonnya disaat-saat seperti ini. aku tergelak. Jadi, aku terkena sisi positif Baekhyun sedangkan namja itu terpengaruh sifat jelekku??

Saat aku hendak menguping ternyata Baekhyun sudah selesai dan menghadapku lagi. akupun bertanya, “Kenapa Sehun menelfonmu??”

“Dia menanyakan PR padaku. Seharusnya dia tahu kapan sekarang ini. ini sudah jam 8 pagi, bagaimana bisa ia menanyakan PR di jam seperti ini??”

Aku tersenyum dan teringat Kyung soo, “Mungkin dia akan menjadi penerus Kyung soo.”

“Benarkah?? Oh, tidak apa-apa kalau begitu. Sekarang dia kuliah di bidang hukum kan?? Walaupun ia suka menulis PR dadakan..”

“Semoga Sehun mendapatkan gadis yang lebih baik daripada yang kau dapatkan.”sahutku tiba-tiba dan membuat Baekhyun yang awalnya ingin mengoceh panjang lebar langsung menatapku dan mengerucutkan bibirnya.

“Apa maksudmu?? Lebih baik darimu? Apa dia menginginkan bidadari dari surga?? Tidak ada yang lebih baik dari pada seseorang yang mau berubah dan menghapus semua kenangan buruk hanya demi seseorang yang mencintainya, bukan begitu?”

“Kau sekarang pandai berbicara.” Sungutku, “Lebih baik sekarang kau ikut Kyung soo menjadi pengacara saja dari pada menjadi dokter.”

“Kau ini ada-ada saja. cham.. aku jadi teringat masa lalu.” Ujar namja itu sambil tersenyum misterius.

“Ingat tentang apa??” aku mengangkat alisku.

“Satu tahun yang lalu. Waktu yang harusnya kita gunakan untuk  belajar mati-matian. Ternyata satu tahun yang lalu itu adalah awal dari kehidupan baruku. Aku tidak menyangkanya.. kau tahu, bahkan aku  lupa jika aku punya motor dan terus mencuri sepeda Sehun untuk menjemputmu.”

“Mwo? Kalau begitu kenapa kau tidak menggunakan montormu sekarang?? Kau terus menaiki sepeda Sehun sekalipun sudah kuliah. Bukankah lebih romantic jika naik montor?? Kau ini!!” seruku sambil meninju lengannya. Baekhyun mengerang sebentar sambil tersenyum jail.

“Montor itu terlalu cepat.. aku juga tidak bisa merasakan pelukanmu untuk waktu yang lama. Lalu.. jika kau mengoceh, akan sulit mendengarnya..”

Aku bersungut marah dan mencubit perut namja itu. Satu tahun yang berarti bagiku, aku bukanlah orang yang baik, aku dulu adalah berandalan sekolah yang kini sudah menjelma sebagai.. pendamping seorang namja berwajah malaikat bernama Byun Baekhyun.

END

Epilog

“Byun baekhyun adalah pacarku, aku mengenalnya setahun yang lalu di pintu kelas. Dia berwajah tampan (tentu saja) dan berhati baik. Dia sangat berarti bagiku. Saat ia melantunkan suara lembutnya itu rasanya seperti semua mimpi indah yang tersimpan indah di memoriku perlahan muncul satu persatu dan membuatku tak bisa berhenti tersenyum. Dia matahariku, segala-galanya.”

“Baekki-ah, apa kau punya pacar?”

“Tentu saja.”

“Siapa dia??”

“Haruskah aku memberitahumu?? Kenapa kau sangat ingin tahu?”

“Setahuku, gadis yang bercerita tadi tidak bilang jika kau secerewet ini.. -__-“

“Lalu apa masalahmu?”

“ah, sudahlah jika kau tidak mau memberitahukannya.”

“Hei, jangan marah dulu.. aku akan menjelaskannya oke? Pacarku adalah gadis yang sedang  bercerita tadi. sstt.. jangan bilang siapa-siapa, atau kau akan ku ikat dan kumasukkan gudang bersama Kai.”

“Ah, aku mengerti. Memangnya kenapa kau menyukai yeoja ini? (sambil menunjuk kedepan).”

“Aku menyukainya, dan dia juga menyukaiku. Kau tidak boleh mengganggu kami titik.”

n/b: mian jika jelek.. beberapa quotes saya copas dari berbagai sumber. Mulai dari admin social media, film dan lagu.. mian jika ff saya terlalu aneh.. saya juga aneh kok, santai saja. sebagai readers tahukan rulenya?? Read-like-comment. Dan saya mohon komen yang membangun, banyak tulisan saya yang masih salah dan saya akan sangat-sangat berterimakasih jika ada yang mau mengoreksi.  Annyeong! *bow bareng exo.



Untill We See The Snow Fall in Seoul [Chapter 1]

$
0
0

coveruwstsfs copy

Untill We See The Snow Fall in Seoul

[Chapter 1]

by FiolaCindy

LuHan // Jessica Jung // Krystal Jung

Genre : Sistership, Romance, Friendship

Length : Multichapter

Disclaimer : FF ini asli dari pemikiran saya sendiri dan pernah saya publish sebelumnya di http://bubbleteastory.wordpress.com/ budanyakan anti plagiatrism!

Attention :

Be carefull of typo(s) , OOT , OOC , garing?gak usah baca! NO PLAGIAT!!!

“Namja yang manis. Annyeonghaseyo. Yeoja ini … Unnie,aku menyukainya. Apakah kau ingat? Siapa kau?”

Mentari pagi tampak malu-malu memancarkan sinarnya. Aku berjalan kaki menuju sekolahanku sambil merangkul tasku dan berseragam International Wu High School,berharap hariku menyenangkan. Ya, International Wu High School adalah sekolah menengah internasional swasta pertama yang didirikan oleh keluarga Wu,keluarga berdarah China-Korea di negaraku ini. Bukan hanya dari Indonesia, tapi murid dari manca negara juga ada disini. Tentu bukan orang sembarangan yang bisa masuk ke sekolah terpopuler ini.

Pagi yang indah di sekolah disambut oleh sapaan hangat dari teman-teman yang mampu mengalahkan hangatnya sinar mentari, sungguh tiada yang lebih baik untuk mengawali hari.

“Annyeonghaseyo unnie, pagi yang indah bukan? Kudengar akan ada siswa baru dari korea di sekolah ini. Tempat dimana kita selalu ingin pergi. Pasti menyenangkan kita bisa kesana.”

“Annyeong, jinjjayo? Haha, ne saeng, kita pasti bisa pergi kesana suatu saat nanti. Aku janji.” ucapku sambil mengacak-acak rambut Krystal.

“Neol saranghae, eonnie.”

“Saranghaeyo Krystal-ah.” yap, Krystal adalah adik kelasku yang memang sudah kuanggap yeodongsaengku sendiri.

 Apakah sudah kuceritakan tentangku? Ups sepertinya aku lupa bagian itu. Aku hidup sendirian disini. Appa dan eomma tidak tinggal bersamaku, mereka di luar negri. Aku bahkan ragu mereka masih mengingatku karna memang sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Aku bekerja di sebuah web komik manga online sebagai penulis freelance dan kadang aku bernyanyi di cafe untuk menambah penghasilanku. Sebenarnya appa dan eomma memberiku banyak harta dan kemewahan, bernyanyi dan menari hanyalah hobiku. Tapi aku tidak mau bergantung pada kekayaan appa saja,aku ingin mandiri dan hobi yang kujalani itu bisa untuk sekedar menghidupiku. Dan hanya Krystal yang menemaniku selama ini. Dia baik, dan tentu saja aku sangat menyanyanginya.

Kring…kring…kring…

Aku duduk dibangku kelasku. Kubuka laptop putihku bertuliskan merk SAMS*NG. Sebenarnya aku ingin melanjutkan komik onlineku, tapi kulihat Eunhyuk seongsaengnim sudah berjalan menuju kelasku. Takut terkena hukuman dari Hyuk seongsaengnim yang memang terkenal agak yadongnya, aku cepat-cepat memode sleep laptopku dan segera memasukanya kedalam laci mejaku.

Setelah Hyuk seongsaengnim memasuki ruang kelas, aku lihat ada sesosok namja yang juga akan memasuki kelas. Entah siapa dia, tapi kurasa aku belum pernah melihatnya di sekolah ini. Dia berdiri di depan kelas.

“Anak-anak, kita kedatangan teman baru. Son, introduse your self,please.”

“Annyeonghaseyo, jeoneng Xi Lu Han imnida. Hi, I am Luhan.”

Jadi ini murid yang dibicarain Krystal. Namja yang manis. Seketika aku tersenyum memandang wajahnya yang memang sangat manis untuk seorang namja bahkan mengalahkan yeoja ulzzang. Namja itu juga berbalik memandangku, diapun tersenyum padaku. Aku bahkan sempat melamun melihat senyumanya. Setelah aku sadar aku langsung memangalihkan pandanganku dan berkedip dua kali memikirkan apa yang tadi kulakukan. Tiba-tiba aku mendengar suara dari sebelahku.

Luhan POV

Aku berjalan ke arah yeoja yang tadi tersenyum padaku. Kulihat bangku disebelahnya kosong. Dia mengalihkan pandanganya dariku. Entah mengapa ia lakukan itu,aku terus berjalan kearahnya.

“Excuse me, can i sit beside you?” tanyaku pelan. Diapun mengalihkan pandanganya lagi padaku. Setelah kulihat dia lebih dekat kulihat sepasang mata coklat terang yang sangat indah mengingatkanku pada seseorang yang sudah lama kukehilanganya sangat lama. Yeoja ini …

Flashback Mode On

Musim gugur 2004

Kami bersepeda bersama di taman musim gugur.  Dengan sinar orange matahari yang jatuh mengenai dedaunan pohon yang gugur mengelilingi kami. Kunikmati hariku bersamamu hanya denganmu. Masih kuingat saat kau pertama kali mengayuh sepeda pertamamu.

“Haha,aku bisa bersepeda! Kau lihat aku Luhan? Haha, Luhannie kejar aku!” teriakmu seru sambil terus megayuh sepedamu dengat sangat bersemagat. Tergores sebuah senyum di bibirku. Aku hanya bisa tertawa melihatmu, membayangkan betapa bahagianya aku bersamamu.

Tiba-tiba senyuman itu hilang dari raut wajahku. Aku yang khawatir karena melihatmu mulai kehilangan keseimbangan dan terjatuh langsung berteriak dan berlari menghampirimu.

“Jessica-yah gwaenchanhayo? Kakimu berdarah, mari kubersihkan lukamu,palli!”

“andwae oppa, nan gwaenchanhanyo.” Tuturmu sambil memegangi lutut yang terluka.

“Mwoyaaa? Kakimu luka seperti ini tapi kau masih saja mengelak. Jinjjayo,neon pabo!” ucapku dengan nada tinggi.

“Oppa…” hanya satu kata yang keluar dari mulutmu bersama dengan setetes air mata darimu. Tak bisa kubanyangkan betapa terlukanya perasaanmu mendengar ucapanku. Aku tak ingin menyakitimu aku hanya berusaha melindungimu karena aku sangat menyayangimu.

“Aha, aku hanya bercanda. Apakah kau marah?” tanyaku dengan diikuti tawa dariku yang merasa lucu dengan reaksi Jessicca.

“Ah!Mwoyaaaa?! Oppa kau jahat” ucapnya kesal sambil mumukul lenganku.

“Hahaha mianhae, jeongmal mianhae.”

Aku melihat Jessica bersepeda menuju ke rumahku dengan sangat tergesah – gesah. Ia kemudian menjatuhkan sepedanya di depan pagar rumahku lalu berlari menghampiriku. Ia berhenti di depanku lalu menunduk sebentar untuk mengatur nafasnya.

“Luhannie, kau mau kemana?”

“Ak… aku … mau pindah ke China.” Aku terbata-bata pada Sica yang sebenarnya aku tak ingin mengatakan hal ini padanya.

“Tapi kau berjanji takkan pernah meninggalkanku. Oppa kemana janji itu? Kau harus menepati janjimu!” desaknya padaku. Matanya berkaca-kaca memandangku seakan memohon tuk aku tak pergi meninggalkanya.

“Mian… mianhae … mianhae Sica … jeongmal mianhae … mianhaeyo …”

“Luhan!” kudengar eomma sudah memanggilku

“Mianhae Sica-yah. Aku harus pergi. Annyeong.” Aku berlari meninggalkan Sica di halaman rumahku kemudian aku menoleh ke belakang sebentar untuk memandangnya mungkin yang terakhir kalinya. Mobil mulai berjalan meninggalkan rumahku dan Jessica yang berdiri di halaman rumah. Tiba-tiba tak kusangka bahwa Jessica mulai berlari mengikuti mobilku yang sedang melaju kencang.

“Oppa, jangan pergi! Jangan tinggalkan aku! Oppa!” ia berlari sampai batas kemampuanya. Sedangkan aku, aku hanya melihatnya belakang kaca mobil berfikir tak ada hal yang bisa aku lakukan. Jessica mulai sampai pada batasnya, ia terjatuh di tengah jalan dan mulai menangis. Mobil terus melaju semakin kencang. Jessica terlihat semakin kecil dan semakin kecil seiring mobil melaju meninggalkanya sendirian ditengah jalan yang sepi. Sampai saat itu aku tak pernah melihatnya.

Flashback Mode Off

“Hallo, excuse me, i’ve said yes.” Kudengar yeoja itu bicara sambil melambaikan tanganya di depan wajahku. Aku yang kaget langsung memundurkan wajahku dan berkedip beberapa kali.entah kenapa aku ini, aku menjadi linglung.

“What do you mean?” tanyaku polos tentu saja karna aku bingung apa maksudnya “yes” tadi

“I say yes you can sit beside me.” Jawabnya dengan tampang agak kebingungan karena tingkahku. Akupun ingat apa yang tadi kutanyakan padanya.

“Thank you.” Ucapku sambil tersenyum. Tetapi dia hanya diam sambil memandangi buku catatanya. Akupun memberanikan diri untuk mengajaknya bicara.

“Luhan, Xi Luhan.”

“Jessica, Jessica Rein.” Dia hanya berbicara begitu dan tetap memandang buku catatanya.

“Hei, kulihat kau bersama seorang yeoja di depan kelas tadi dari dalam kantor guru. Siapa dia?kudengar kalian berbicara dengan bahasa Korea. Apakah kalian orang Korea juga?” tanyaku mencoba meyakinkan bahwa dia orang yang kucari selama ini.

“Tidak, dia adikku,Krystal. Kami hanya orang yang suka dengan K-Pop dan drama Korea. Tidak salah bukan jika kami bisa berbahasa Korea. Ini sekolah internasional, jadi hal semacam itu tidak ada laranganya.”

“Oh.” Jawabku sambil menundukan kepala karena mungkin aku merasa kecewa dia bukan orang yang aku cari tapi aku sangat yakin bahwa dialah orangnya. Entah mengapa aku seperti sangat mengenalnya sangat dekat denganya. Bahkan nama mereka pun sama, Jessica. Mungkin ini hanya pikiranku saja yang sangat rindu dengan Jessica kecil, tapi mungkin juga tidak. Aish,entah! Tapi aku takkan menyerah untuk mencari Jessica, kutahu dia takkan pernah pergi dariku.

“Aku baru saja pindah, aku kurang mengenal lingkungan disini,maukah kau membantuku untuk itu.”

“Tentu saja.”

“Jadi, kita berteman?” tanyaku sambil kuacungkan jari kelingkingku padanya.

“Tentu, kita berteman.” Dia mengaitkan kelingkingnya dengan jari kelingkingku. Itu artinya sebuah janji. Dan tradisi keluarga kami adalah tidak pernah tidak menepati janji.

.

.

.

.

.

.

Haha, ini fanfict pertama yang aku post disini. Gimana? Mian kalo kagak nyambung namanya juga masih pemula. Oiya, saya mengucapkan terimakasih pada admin exofanfiction.wordpress.com karena telah mempublish ff gaje saya ini :D … Gomawo for reading … Comment jusseyo …


DESTINY (Prolog)

$
0
0

wpid-picsart_1407826217553

DESTINY (Prolog)

Tittle :

DESTINY (Prolog)

Author :

Ha Hoon (@arsyilahnf)

Cast :

  • Byun Baek Hyun
  • Jung Soo Jung
  • Oh Se Hoon

  • Suho (OC)
  • Byun Baek Hee (OC)

Genre :

Sad, Romance

Length :

Chaptered

Rating :

T

Disclaimer :

FF ini murni imajinasi author.Di setiap chapter genre akan berubah dan cast akan bertambah. DON’T PLAGIAT! Tokoh milik Tuhan dan Orang Tua cast masing-masing.

*Author’s Note :

Annyeong readers! Ini FF pertama author. Lebih jelasnya FF pertama dari sekian banyak FF yang author buat yang di post buat umum. Maaf ya kalau jelek, gak jelas, alurnya aneh dan typo dimana-mana. Happy reading guys!

AUTHOR POV

Matahari mulai bersinar menembus kaca jendala kamar Soojung. Ya, sudah hampir sebulan  Soojung hanya berdiam diri di kamar dan menangis. Bahkan Soojung keluar hanya untuk makan atau minum. Soojung juga jarang berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya. Soojung sangat terpukul dengan kepergian suaminya, Byun Baek Hyun.

Flashback.

 

Setelah mengucapkan janji suci dan bertukar cincin di altar, Baekhyun dan Soojung diperbolehkan untuk berciuman seperti acara pernikahan pada umumnya. Baekhyun mendekatkan wajahnya pada Soojung. Soojung merasakan hembusan nafas Baekhyun yang menyapu wajah cantik Soojung. Lalu, bibir mereka menyatu. Baekhyun mulai melumatnya pelan dan Soojung pun begitu. Saat Soojung merasa pelukan Baekhyun di pinggangnya mulai melonggar, Soojung melepas tautan bibir mereka. “oppa.. gwechanha?” Tanya Soojung sambil menatap wajah Baekhyun yang pucat. “g-gwechan..” BRUUK! Baekhyun jatuh pingsan tepat dipangkuan Soojung. “BAEKHYUN IREONAA… BAEKHYUN!!!” teriak Soojung sambil memeluk Baekhyun erat.

Flashback End.

SOOJUNG POV

“Soojung-ah” panggil seseorang dari balik pintu kamarku. Pasti itu eomma mau menyuruhku makan lagi. “Eomma.. aku sedang tidak berselera untuk makan”  teriakku menjawab panggilan eomma. “Soojung-ah ini aku Baekhee”. Ha? Baekhee eonnie? Sudah kuduga past dia akan menemuiku, karna sudah lama aku tidak masuk kerja. “masuklah eon” ucapku menyambut Baekhee  sambil membuka pintu.

“sudah sebulan ini kau tidak masuk kerja, keadaan perusahaan semakin hancur saja” ucap Baekhee sambil duduk ditepi ranjangku dengan nada kecewa. “aku tau itu eon” jawabku lirih sambil ikut duduk disebelahnya. Baekhee menghembuskan nafasnya kasar. “jika kau terus seperti ini, Baekhyun pasti akan sedih melihatnya” ucap Baekhee. Tak terasa cairan itu mulai mengalir dari mataku. “eon.. aku merindukannya” ucapku sambil terisak. Lalu Baekhee memelukku dan mengelus punggungku lembut. Jujur usapan ini hampir sama dengan usapan Baekhyun. “aku tau kau merindukannya, tapi tolong jangan seperti ini terus, Baekhyun bisa sedih jika melihatmu terus seperti ini” ucap Baekhee menenangkanku. “tapi eon aku tidak bisa menerima kepergiannya” jawabku terisak. “Soojung-ah, kau harus bisa menerima itu. Jangan terus seperti ini, kembalilah seperti dulu. Mana Soojung yang kukenal? Soojung yang selalu ceria. Jika kau mau Baekhyun bahagia di sana, kau juga harus bahagia walau tak ada Baekhyun di sisimu” ucap Baekhee sambil menahan tangisnya. Dan aku semakin terisak, Baekhyun oppa… aku merindukanmu.

OTHER SIDE (BAEKHYUN POV)

Apakah sebegitu terpuruknya Soojung tanpaku? Sungguh, aku sangat tidak tenang di atas sini jika melihat Soojung begitu terpuruk dan hancur. Jika saja aku bisa mengulur waktu, aku akan mencoba bertahan dengan penyakit sialan yang ku derita. Ya aku meninggal karna kanker otak stadium 4. Tapi aku tidak pernah memberi tau Soojung, karna aku takut dia khawatir. Soojung baru mengetahui penyakitku setelah aku pingsan di acara pernikahanku dan Soojung.

“Baekhyun” panggil seorang malaikat disini yang bernama Suho. “wae hyung?” jawabku lirih. Lalu dia duduk di sebelahku dan merangkulku. “aku akan memberikamu kesempatan menjaga Soojung sampai dia mendapatkan penggatimu” ucap Suho. Ha? Apa ini tidak salah? Suho yang terkenal sangat tegas menjadi lembut seperti ini?. “apa kau tidak salah bicara?” jawabku terkejut. “aku tidak sedang bercanda Baekhyun. Aku kasihan melihatmu begitu gelisah dengan keadaan Soojung yang begitu terpuruk. Aku akan memberikanmu waktu untuk turun ke bumi dan menjaga Soojung sampai dia menemukan penggantimu. Jika sudah, kau harus segera kembali dan tidak akan pernah bisa menemui Soojung untuk selamaya” jelas Suho. “tapi bagaimana caranya? Aku sudah tidak ada, wujudku hanya roh jika aku turun ke bumi” ucap Baekhyun dengan nada kecewa. Suho tampak berpikir mendengar jawaban Baekhyun. “bagaimana kau mencari namja yang bisa kau percayai untuk menjaga Soojung dan kau pinjam tubuhnya, lalu dekati Soojung sampai dia mau menerima namja penggantimu” jelas Suho. Iya juga ya?… “okay.. aku terima tawaranmu” jawabku mantap. Walalupun sebenarnya aku belum rela jika Soojung memiliki penggantiku. Tapi ini semua demi kebahagiaan Soojung.

“kapan aku bisa turun ke bumi?” tanyaku pada Suho. Suho memutar bola matanya kesal, “ sekarang, mau kapan lagi? Ingat! jika Soojung sudah menemukan penggantimu dan dia bisa mencintainya, kau harus segera kembali” tegas Suho padaku. “siap kapten!” jawabku semangat.

. . . . . . . . . .


Neverland Man (Chapter 1)

$
0
0

New Picture

Title: Neverland Man

Main Cast: Oh Se Hun (EXO), Cho Yoo Kyung , Kim Jong In (EXO).

Other Cast: The Rest Of EXO.

Author: Ahra

Genre: Fantasy, Romance, School life

Rating: T

Length: Chaptered.

Disclaimer: All cast bukan punya saya tapi punya Tuhan YME dan keluarga mereka serta diri mereka sendiri. Author hanya punya OC-nya, Alur cerita , poster dan semua ide nya itu berasal dari otak author. Don’t plagiat this fanfiction! Go away, plagiator!

My Personal WordPress: sparklingbubbletea.wordpress.com

Summary:

Oh Se Hun, seorang peri tampan yang tersesat ke dunia manusia setelah memasuki sebuah portal rahasia di balik pintu sekolah yang tersembunyi di dalam hutan. Di dunia manusia, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Cho Yoo Kyung dan tinggal bersamanya.

‘Aku hanyalah seorang Peri yang tampaan dan perkenalkan namaku adalah Oh Se Hun’

p.s: bayangkan Sehun yang memakai kemeja hijau dan celana panjang bersuspender seperti di image teaser M.I.D. itu adalah pakaian para peri di dunia Sehun. Kkkk..

 

Chapter 1

Author POV.

Suara desiran angin yang lembut menerpa helaian rambut seorang namja bertubuh tinggi yang kini tengah duduk santai diatas sebuah bukit. Ia menutup kedua matanya dan membukanya kembali. Ia menatap pemandangan indah yang ada dihadapannya. Orang-orang tengah beterbangan kesana kemari untuk melakukan aktifitasnya. Dan orang-orang itu berpakaian dengan warna dominasi hijau.

Tunggu,  dunia apakah itu?

Neverland. Ya, mungkin seperti itulah yang disebutkan di dalam dongeng. Begitulah gambaran dunia tempat tinggal Oh Se Hun. Dan, Oh, siapakah sebenarnya Oh Se Hun itu?

Perlu diketahui, ia adalah seorang peri. Dan tubuhnya seperti manusia. Tidak sekecil peri tinkerbell di dalam cerita. Ia bukanlah peri yang memiliki sayap seperti yang digambarkan orang-orang di dalam dongeng pengantar tidur. Dan satu tambahan, dia adalah peri yang tampan dan berkharisma yang sangat ideal untuk menjadi seorang manusia tampan.

Sehun kini tengah merebahkan dirinya diatas hamparan rumput hijau yang sangat lembut membelai kulitnya. Sehun tengah bosan. Ya, dia akui di dunianya kini ia merasa sedikit bosan karena tidak ada kegiatan yang berarti yang bisa ia lakukan. Tidak ada sekolah ataupun mall yang sering ia lihat di daam buku yang menceritakan tentang kehidupan manusia. Ya, begitulah dunia neverland.

Seorang namja yang bertubuh tinggi dengan telinga yang terlihat agak runcing bernama Park Chan Yeol kini sudah duduk tepat disamping Sehun. Ia memperhatikan sahabatnya yang tengah berbaring dengan kedua tangannya yang dijadikan sebagai bantalnya.

“Sedang apa kau disini?” tegur Chan yeol yang masih sibuk memperhatikan langit biru diatasnya. Yah, keadaan langit dan suhu di dunia itu sama seperti di dunia manusia. Tidak ada yang berbeda untuk hal itu.

“Tidak ada. Aku hanya sedang bosan” Ucap Sehun dengan mata yang masih terpejam. Chan yeol mengangguk sekilas. Ia juga merebahkan dirinya diatas hamparan rumput.

“Chan yeol-ah” tegur Sehun.

“mwo”

“Kau tahu tentang dunia manusia?” tanya Sehun iseng. Entah apa yang ada dipikirannya. Pertanyaan itu terucap begitu saja dari mulut Sehun.

“ehm.. yah, dunia manusia itu jauh berbeda dari kita. Mereka melakukan hal yang lebih banyak daripada kita. Contohnya seperti bekerja, sekolah, dan.. dan..” Chan yeol berpikir sejenak kemudian kembali melanjutkan kalimatnya, “dan banyak lagi. Entahlah, aku juga tidak begitu banyak tahu tentang itu” jawabnya.

“terdengar mengasyikkan” gumam Sehun. Chan yeol melirik ke arah Sehun sejenak, kemudian kembali menatap langit diatasnya.

“mengasyikkan? Kau pikir itu mengasyikkan?” tanya Chan yeol seolah tidak percaya dengan ucapan Sehun. Sehun mengangguk beberapa kali.

“Kau tahu? mereka harus bekerja dengan tenaga mereka sendiri. mereka tidak punya kekuatan seperti kita.  Menjadi manusia itu melelahkan. Sama sekali tidak mengasyikkan, Sehun-ah” ucap Chan yeol.

“jinjja?”

“ehm. Ah ne, sebenarnya, dahulu sebelum kita terlahir, ada seorang peri seperti kita yang tertarik dengan dunia manusia dan ia ingin merubah dunia kita menjadi seperti dunia manusia. Dan saat itu, ia berhasil membuat sebuah sekolah. Yah, tidak sepenuhnya berhasil karena  sekolah itu belum rampung. Tapi, sebelum ia menyelesaikan sekolah itu, peri itu menghilang” ujar Chan yeol menjelaskan hal itu dengan mimik wajah yang cukup serius.

“lalu?” Sehun membuka matanya. Ia terlihat tertarik dengan topik yang dibicarakan Chan yeol.

“entahlah. Mungkin ia terseret ke dunia Manusia. Karena ia membangun sekolah itu di dalam hutan di balik bukit sana. Kau tahu? hutan di balik bukit itu konon mempunyai sebuah portal yang menghubungkan dunia kita dengan dunia manusia. Dan kemungkinan besar, peri itu membangun sekolahnya tepat di sekitar portal itu” jelas Chan yeol.

Sehun mengernyitkan dahinya. Tampangnya terlihat sedikit berpikir. Dan beberapa detik kemudian, ia merubah ekspresi wajahnya. Tampaknya Sehun mempunyai sebuah rencana.

“menarik” gumam Sehun, “kau tahu banyak, ya” pujinya pada Chan yeol.

“karena aku selalu pergi ke perpustakaan. Setidaknya, itulah sekolah untuk dunia peri seperti kita. Baiklah, aku pergi dulu”  ujar Chan yeol. Chan yeol bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Sehun.

Sepeninggal Chan yeol, Sehun duduk bersandar di batang pohon yang ada di belakangnya. Di dalam otaknya kini, muncul beribu rasa penasaran tentang hutan di balik bukit itu. Ia ingin mencari tahu apakah portal menuju dunia manusia itu benar-benar ada.

“baiklah, Oh Se Hun mulai penasaran” gumamnya dengan sebuah senyum khas Oh Se Hun.

=-=-=

Yookyung’s House

Di Tempat lain, tepatnya di sebuah tempat yang disebut Dunia manusia, seorang gadis berambut panjang yang tergerai hingga punggungnya kini tengah menelungkupkan wajahnya pada kedua tangannya yang terlipat di atas meja belajarnya. Ia frustasi. Ya, Cho Yoo Kyung frustasi. Sedari tadi ia tidak menemukan jawaban yang bisa ditulis di atas buku Kimia nya.

“Kim Kai! Aku membutuhkanmu! Setidaknya angkatlah teleponmu!” ia menggeram pada ponsel yang ada ditangannya. Sedari tadi ia berusaha untuk menelepon sahabatnya itu, Kim Jong In.  Tapi yang ia dapat hanyalah sambungan yang terputus atau suara operator yang mengatakan bahwa ponsel Kai sedang tidak aktif.

“Kim Kai! Akan kuhajar kau disekolah nanti! Kau..” tepat setelah Yookyung mengatakan hal itu, sebuah panggilan masuk ke ponsel  Yookyung dan benar saja, nama Kai tertera di ponselnya.

“Ya! Kim Kai! Kau tahu? aku sudah meneleponmu berbelas-belas kali dan kau sama sekali tidak mengangkatnya. Sedang apa kau? Hah?”  Yoo kyung segera mengangkat teleponnya dan memarahi Kai yang ada diseberang telepon.

“mian, aku sedang ada di daegu karena ada urusan. Aku sedang sibuk. Memangnya kau mau menanyakan tentang hal apa?” tanya Kai.

“Sejak kapan kau punya banyak urusan? Aku ingin meminta bantuanmu soal tugas Kimia” ujar Yoo kyung dengan suara yang terdengar agak memelas.

“sudahlah, kau salin saja jawabanku besok pagi. Aku sedang ada urusan di daegu” jawabnya dengan tempo yang terdengar terburu-buru. Mungkin Kai benar-benar sibuk saat ini.

“Ya, Kim Kai! Aku tidak ingin menyontek pekerjaanmu!  Aku hanya ingin bertanya tentang rumusnya, ya..ya! Kim Kai!” Yoo kyung menyebut nama Kai beberapa kali saat ia tersadar bahwa Kai memutuskan teleponnya secara sepihak. Sontak saja, Yookyung geram dan menggenggam erat ponselnya.

“Kim Kai! Kau akan mati ditanganku besok pagi! Memangnya otakmu yang pintar itu tidak bisa memberitahu sebaris rumus bahkan disaat kau sedang sibuk sekalipun? Aish” Yoo kyung menggerutu seorang diri. Ia sadar ia seperti orang gila saat ini. Dan sekarangpun ia kembali menelungkupkan wajahnya pada meja belajarnya.

Yoo kyung mencorat-coret kertas dihadapannya. Bahkan kertas itu terlihat sedikit lecek karena beberapa kali Yookyung meremasnya karena geram.  Ia berusaha menemukan rumus yang benar dan lagi-lagi ia tidak berhasil menemukan rumusnya. Memang Yookyung adalah salah satu siswi pintar dikelasnya. Oleh karena itu, ia tidak sudi untuk menyalin pekerjaan orang lain. setidaknya, ia hanya bertanya rumus pada Kai.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan tugas Kimia dari Lee sonsaengnim rupanya masih terhenti di nomor lima. Masih ada lima soal lagi dan Yookyung yakin kelima soal yang tersisa pasti lebih susah lagi.

“setidaknya kau mengirimkanku rumusnya lewat sms, jongin-ah” Yookyung menopangkan dagunya pada meja belajarnya sambil mengecek ponselnya. Tidak ada notifikasi apapun.

Yoo kyung terus berusaha mencari jawaban dari otaknya sendiri. Gagal. Dan entah sudah kertas keberapakah yang ia remas dan dilemparkannya ke sembarang arah. Kamar gadis itu kini benar-benar berantakan.

“ah.. mataku sudah seperti panda sekarang” Yoo kyung mengambil cermin kecil dan melihat keadaan wajahnya yang..mengenaskan. kedua matanya kini dihiasi dengan lingkaran hitam meskipun hal itu sama sekali tidak mengurangi kadar kecantikan Yoo kyung.

“mungkin aku perlu sedikit istirahat. Satu jam lagi aku akan bangun” sugestinya pada dirinya sendiri. dan bisa ditebak, berjam-jam berikutnya gadis cantik itu masih terlelap.

=-=-=

In Neverland.

Sehun menatap sebuah bukit dari balik jendela kamarnya. Ia menetapkan hatinya untuk menuju bukit itu. Bukan Sehun namanya jika ia tidak berusaha mencari kebenaran suatu hal yang masih diragukan. Dan Sehun ingin benar-benar memastikan apakah portal itu benar-benar ada.

“Kau pergi kesana, dan setelah kau mengetahui kebenarannya, kau pulang. Selesai. Tidak akan ada masalah yang timbul, Oh Se Hun” namja bertubuh tinggi itu memberikan sugesti pada dirinya sendiri. Meyakinkan bahwa hal yang akan dilakukan adalah hal yang benar dan tidak merugikan dirinya sendiri maupun orag lain. Ia lalu membuka jendelanya, berdiri di balkonnya dan terbang menuju bukit itu tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang melekat ditubuhnya.

Pohon-pohon yang hijau dan langit yang cukup cerah mengiringi perjalanan Sehun menuju bukit itu. Jika Sehun berjalan kaki menuju bukit itu, bisa dipastikan hal itu akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, ia cukup beruntung terlahir menjadi seorang peri dan dikaruniai wajah yang tampan. Karena ia seorang peri, ia memiliki kemampuan seperti terbang, misalnya.

Tidak lama, ia sudah sampai disebuah bukit yang dipenuhi dengan rimbun pepohonan dan semak-semak belukar. Suara-suara jangkrik pun terdengar ditelinga Sehun. Kunang-kunang berwarna keemasan pun seolah-olah menjadi lentera untuk Sehun malam itu. Sehun berhenti untuk terbang dan memutuskan untuk berjalan kaki karena ia hampir sampai ke belakang bukit itu.

Dan Chan yeol patut dipercayai karena ucapannya benar. Sehun menemukan sebuah rumah kayu yang berukuran tidak terlalu besar dan terlihat tanaman sulur yang tumbuh merambat dan melilit batang-batang kayu rumah itu. Ya, itulah sekolah yang dimaksud Chan yeol. Memang, tidak terlihat seperti sekolah yang ada di dunia manusia. Setidaknya, itulah yang pernah dilihat Sehun di sebuah buku yang ia temukan di perpustakaan Neverland.

“jadi.. ini sekolahnya?” Sehun berjalan mendekati bangunan itu dan memasukinya. Sangat gelap, dan sunyi. Lantainya pun rapuh dan berlubang. Ada beberapa buah meja dan kursi yang berdebu serta beberapa buah buku yang terletak di rak kecil di sudut ruangan.

“mana portalnya?” Sehun menutup pintu bangunan itu dan tatapan Sehun terhenti pada sebuah lubang kecil berwarna keemasan yang ada dibelakang pintu itu. Seperti sebuah..portal tepatnya.

“inikah portalnya?” Sehun memperhatikan lubang itu dengan seksama. Dan karena Sehun berada terlalu dekat dengan portal itu, Sehun merasakan dirinya tersedot oleh portal itu.

Dan sosok Sehun menghilang di balik pintu itu.

=-=-=

Yookyung’s House

Yoo kyung masih tertidur dan ia tidak tahu bahwa waktu terus bergulir dan kini jam menunjukkan pukul 2 pagi. Perlu diketahui, tugas kimia nya pun belum selesai .

Sementara itu, seorang namja berpakaian hijau dengan celana panjang suspender muncul di balik pintu kamar Yoo kyung secara tiba-tiba. Ia tercengang sekaligus bingung. Tempat sekarang ia berdiri bukanlah kamarnya. Dan juga, Sehun mendapati seorang gadis yang tengah tertidur dengan kepala yang bertumpu pada meja belajarnya.

“ini dimana?” Sehun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ada banyak buku-buku yang tersusun rapi di rak yang menyatu dengan dinding, sebuah benda dengan jarum yang bergerak teratur atau yang biasa disebut manusia dengan sebutan Jam, dan juga tempat tidur dengan beberapa boneka kecil disudutnya. Sehun juga melihat sebuah figura foto yang terletak di sebuah meja kecil dan tergambar jelas disana wajah seorang gadis cantik yang tengah tersenyum dengan manisnya. Dan Sehun yakin tempat ini bukanlah kamarnya.

“nuguya?” Sehun berjalan mendekati seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Sehun berjongkok disamping gadis itu dan memperhatikannya dengan seksama. Gadis itu adalah gadis yang sama sepeti di dalam foto dan gadis itu memakai pakaian yang berbeda darinya. Di Neverland, semua orang disana menggunakan pakaian berwarna hijau dan gadis dihadapannya kini memakai pakaian yang berbeda warna darinya.

“apa dia manusia?” tanya Sehun pada dirinya sendiri. Sehun mengangkat tangan kanannya dan mencoba untuk menyentuh wajah gadis itu dengan jemarinya. Sehun berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan gadis itu dari tidurnya. Sehun mengarahkan telunjuknya pada wajah gadis itu. Sehun menyentuh pipi nya, hidung, mata dan bibir gadis itu. Sehun pun berhasil membuat sebuah kesimpulan.

“dia sama sepertiku” Sehun masih mengarahkan telunjuknya pada pipi gadis itu dan menelusuri wajahnya. Dan secara tiba-tiba, mata gadis itu terbuka dan ia mendapati seorang namja dihadapannya.

“KKYYAAAAAA!!”  Yoo kyung berteriak dan secara spontan ia bergerak mundur menuju sudut ruangan dikamarnya. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, berusaha menghindar dari namja aneh yang secara tiba-tiba ada di hadapannya. Lebih tepatnya, berada di dalam kamarnya.

“nu-nuguya neo!?” Yoo kyung meneliti namja itu dari atas hingga bawah lalu kembali ke atas lagi. Namja aneh bertubuh tinggi dengan pakaian yang aneh pula. Meskipun ia tidak terlihat seperti seorang pencuri, tapi tetap saja, kehadirannya patut dicurigai.

“kau sendiri siapa?” Sehun balik bertanya dan hal itu membuat Yoo kyung mengernyitkan keningnya, tidak mengerti.

“mwo? Kenapa kau balik bertanya? Ini rumahku dan kau sekarang berada di dalam kamarku! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu!” Ucap Yoo kyung cepat. Masih terdengar jelas ketakutan dari suaranya.

“tempat apa ini ? apa ini yang namanya dunia manusia? Eoh?” Tanya Sehun lagi. Dan lagi-lagi, kalimat Sehun semakin membuat Yoo kyung kebingungan. Apakah namja dihadapannya ini benar-benar waras atau tidak.

“Kau.. orang gila?” tanya Yoo Kyung spontan.

“mwo?”

“ah..  sepertinya memang benar, dilihat dari pakaianmu saja, kau seperti orang gila. baiklah, sepertinya kau pergi saja dari sini!”  Yoo kyung mengibaskan tangannya berkali-kali dan menyuruh Sehun untuk pergi. Namun, Sehun tak beranjak dari tempatnya sama sekali. Sebaliknya, Sehun berjalan mendekati Yoo kyung di sudut ruangan kemudian berjongkok dihadapan gadis itu.

“Aku. Bukan. Orang. Gila. Camkan itu!” Sehun menekankan kata-katanya pada Yoo kyung yang masih waspada terhadap namja dihadapannya itu.

“Lalu kau siapa? Penguntit? Kenapa kau bisa masuk ke kamarku, eoh?” Yookyung kembali bertanya dan kali ini ia berdoa agar namja aneh dihadapannya memberikannya jawaban yang bisa diterima oleh akal sehatnya. Sehun berdiri sambil berkacak pinggang.

“Aku bukan manusia dan Jika karena bukan portal aneh itu, aku tidak akan sampai ketempatmu” portal? Apa lagi itu? gumam Yoo Kyung di dalam hatinya. Sepertinya namja dihadapannya itu benar-benar gila.

“bukan manusia? Portal? Ya! Kau bicara apa lagi sekarang?”  Yoo kyung mulai geram. Rasa takutnya perlahan berganti dengan rasa kesal dan geramnya pada namja dihadapannya ini.

“Kau tidak tahu? karena portal itu aku bisa sampai ke tempat ini. kuberitahu kau sekali lagi, aku bukanlah manusia” ujar Sehun lagi. Sehun mengacak rambutnya sendiri karena gadis itu sangat susah untuk diyakinkan.

“baiklah, ceritakan saja itu pada orang lain selain aku. Sekarang, keluarlah dari tempatku” Yoo kyung memberanikan dirinya untuk berdiri dan berjalan mendekati Sehun. Yoo kyung mendorong pelan punggung Sehun tapi Sehun berusaha mengelak.

“Kau tidak percaya kalau aku bukan manusia?” tanya Sehun lagi.

“Baiklah, kalau kau bukan manusia, lalu kau ini apa? Hantu? Buktinya saja aku bisa menyentuh kulitmu, berarti kau ini manusia. Sudahlah, jangan membodohi gadis pintar sepertiku. Keluar!”  perintah Yoo kyung dengan suara yang lebih tinggi. Yoo kyung membuka sedikit daun pintunya dan sebelum Yoo kyung membuka pintunya sepenuhnya, Sehun sudah terlebih dahulu menutup pintu itu kembali dan kini kedua tangan Sehun sudah mencengkeram erat kedua bahu Yoo Kyung.

“Mau apa kau?” Tanya Yoo kyung dengan suara yang terdengar sedikit takut.

“aku akan membuktikan kalau aku bukan manusia. Perhatikan” ucap Sehun. Ia tak perlu banyak berkonsentransi dan dengan mudahnya Sehun membuat dirinya dan Yoo kyung melayang diudara selama beberapa detik. Dan bisa dipastikan bagaimana ekspresi wajah Yoo kyung saat itu.

Yoo kyung memperhatikan ke sekelilingnya. Ia melayang diudara dan detik berikutnya, Yoo kyung sudah siap untuk berteriak. Dan sayangnya, Sehun membungkam mulut Yoo kyung dengan tangan kanannya.

“tidak perlu terkejut begitu. Aku bukan manusia dan aku adalah seorang peri. Namaku Oh Se Hun dan Kau tidak perlu takut padaku. Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku hanya ingin agar aku tinggal di tempatmu selama beberapa waktu” ujar Sehun dengan santainya.

Yoo kyung membelalakkan matanya tidak percaya. Sehun menurunkan Yoo kyung dan melepaskan tangannya dari mulut gadis itu.

“apa maksudmu? Kau bukan manusia? Kau peri? Benarkah itu? atau aku sedang bermimpi?  kenapa tubuhmu tinggi? Bukankah seharusnya per i itu kecil? Kau tahu, seperti di film tinkerbell  peri-peri memiliki sayap tapi kenapa kau tidak memiliki sayap? Bagaimana bisa kau sampai ketempat ini? dan apa maksudmu dengan portal?  Apakah portal itu yang membuatmu sampai ketempatku? Darimana asalmu? Dan..hmpp” Ucapan Yookyung terhenti saat Sehun lagi-lagi menggunakan tangannya untuk membungkam mulut gadis cerewet ini.

“bisakah kau menanyakannya satu persatu, eoh? Kau cerewet sekali ” tanya Sehun dengan sedikit kesal.

Sehun melepaskan tangannya dari mulut Yoo kyung dan ia mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Yoo kyung.

“Aku Peri, bukan manusia. Aku tidak perlu sayap untuk terbang  seperti Tinkerbell atau sejenisnya dan semua peri di duniaku bertubuh tinggi. Tidak kerdil sepertimu, dan..” ucapan Sehun terpotong saat Yookyung menyelanya.

“ya..apa maksudmu dengan kerdil? Kau mengataiku kerdil, eoh?” Yoo kyung merasa  tidak terima oleh ucapan Sehun tadi.

“ah, aku lupa mengatakan kalau aku juga bisa menyihir orang lain. aku bisa membuatmu lebih kerdil lagi kalau kau terus menerus menyela perkataanku” ancam Sehun. Yoo kyung menutup mulutnya sendiri dengan sebelah tangannya.

“aku berasal dari sebuah dunia bernama Neverland dan dunia itu sangat berbeda dengan dunia ini. sudah selesai. Itu informasi singkat tentangku. Kau bisa memanggilku Sehun. Dan aku akan tinggal ditempatmu sampai portal itu muncul” Sehun dengan santainya berjalan menuju tempat tidur Yoo kyung dan merebahkan dirinya disana. Meninggalkan Yoo kyung dengan rasa terkejutnya yang masih tergambar jelas diwajahnya.

“lalu.. kapan portal itu akan muncul?” tanya Yookyung.

Sehun mengedikkan bahunya, “Aku tidak tahu. mungkin satu bulan, dua bulan, satu tahun, dua tahun, atau mungkin sepuluh tahun” ujar Sehun dengan santainya. Namja itu pun dengan santainya memejamkan matanya tanpa menghiraukan Yoo kyung.

“MWO?” Yoo kyung menghela nafasnya berat. Jadi, selama portal itu belum muncul, Yoo kyung harus menampung namja aneh yang mengaku kalau dirinya adalah seorang peri? Ah, bisa dipastikan hidup Yoo kyung akan menjadi lebih sulit dari yang ia bayangkan.

“baiklah, kalau begitu, selamat malam” ucap Sehun dan ia kembali memejamkan matanya.

=-=-=

Yoo kyung terbangun saat ia merasakan ponsel di meja nya bergetar. Pesan dari  Kai berhasil membangunkannya. Yoo kyung ingat bahwa kemarin ia mengerjakan tugas kimia nya dan itupun belum selesai. Dia baru menyelesaikan sekitar lima soal dan kegiatannya terhenti karena kehadiran namja aneh bernama Oh Se Hun yang mengaku bahwa ia bukan manusia, melainkan peri.

Dan sekarang, Yoo kyung menoleh ke belakang dan mendapati Sehun yang masih terlelap di atas tempat tidurnya. Yah, semua yang terjadi semalam bukanlah mimpi dan itu benar-benar terjadi. Yoo kyung sendiri memutuskan untuk tidur dengan kepala yang ia tumpukan pada meja belajarnya.

“Kupikir dia akan menghilang saat aku tertidur” Yoo kyung merapikan rambutnya dan meraih ponselnya untuk melihat pesan dari Kai. Sebaris rumus Kimia yang ia perlukan malam tadi.

“Cih, kau terlambat mengirimiku ini, Kai” Yoo kyung melempar ponselnya ke atas kasur dengan sembarang. Ia lupa kalau diatas tempat tidur itu ada seseorang yang sedang tertidur dengan pulasnya dan ia terbangun karena terkena lemparan ponsel dari Yoo kyung.

“Ya! Appo, hng.. ige mwoya?” Sehun meraih ponsel yang terletak di atas dada bidangnya. Sehun memperhatikannya dengan seksama.

“Ini milikmu?” tanya Sehun. Yoo Kyung mengangguk sambil mencari setelan jas seragam sekolahnya di dalam lemari bajunya.

“benda apa ini?” tanya Sehun.

“Itu ponsel. Alat untuk berkomunikasi. Apa di duniamu tidak ada hal itu?” tanya Yookyung. Ia mengaku kalau ia cukup penasaran juga.

“tidak ada. Kami berkomunikasi melalui tempurung kerang atau burung merpati” ujar Sehun dengan polosnya.

“hah? Kuno sekali” cibir Yoo kyung. Sehun membuka matanya sepenuhnya dan duduk di atas kasur Yoo kyung.

“Kuno? Kau tahu? itu adalah alat komunikasi paling berguna di dunia kami” jawab Sehun. Sehun memperhatikan dengan seksama kegiatan Yoo kyung. Gadis itu tengah membuka lemari pakaiannya dan ia mengambil sebuah seragam sekolah dari dalam lemarinya. Yookyung bergegas menuju ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah, meninggalkan Sehun yang masih duduk di atas tempat tidur dengan wajahnya yang masih setengah sadar.

=-=-=

Yoo kyung keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah berupa kemeja putih, blazer berwarna cokelat tua dan rok serta dasi warna senada. Sehun yang melihat hal itu lantas bingung dengan apa yang akan dilakukan gadis itu.

“kau mau kemana? Kenapa pakaianmu berbeda dari sebelumnya?” tanya Sehun saat ia melihat penampilan Yookyung yang berbeda dari sebelumnya.

“aku ingin pergi ke sekolah. Karena kau, aku terlambat dan sekarang aku pun melupakan tugas kimiaku” sungut Yoo kyung. ia tengah sibuk memasukkan buku-buku tulisnya ke dalam tas nya dan Sehun pun berniat untuk sedikit membantu gadis itu.

“mana tugasmu?”

“hah? Kau pikir kau bisa mengerjakannya? Lagipula jika aku memberikan rumusnya padamu, kau tidak akan sanggup mengerjakannya dalam waktu lima menit” Yoo kyung rupanya meremehkan kemampuan peri tampan itu. Sehun hanya bisa menghela nafasnya dan ia akhirnya mengambil sebuah buku yang tidak lain adalah buku kimia milik Yookyung.

“ya.. apa yang ingin kau lakukan?”

“lihat saja” ujar Sehun.

Sehun membuka buku itu dan mulai mengayunkan jari telunjuknya. Sepersekian detik kemudian, Yookyung melihat beberapa baris angka dan tulisan yang tertera di atas kertas putihnya. Ya, sekarang buku tugas kimia Yookyung sudah selesai dan itupun diselesaikan oleh Sehun.

“kau mengerjakannya dengan sihir?”  tanya Yookyung. Sebenarnya ia merasa bersyukur karena tidak harus mengerjakan tugas itu di sekolah. Tapi, ia merasa sedikit tidak rela karena itu bukanlah hasil dari dalam otaknya, melainkan hasil kerja sihir Oh Se Hun.

“mau bagaimana lagi? Ini pilihan terakhir untukmu, gadis pintar” Sehun menekankan kata pintar pada ucapannya. Bermaksud mengejeknya, lebih tepatnya.

“baiklah, aku hargai usahamu” Yoo kyung memasukkan buku kimia nya kedalam tas nya dan ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dan bersiap untuk menuju ke sekolah. Belum sampai ia mencapai pintu, Yookyung menghentikan langkahnya saat ia merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

“kau mau kemana?” tanya Yookyung pada Sehun yang berdiri tepat dibelakangnya.

“Ke sekolahmu” jawabnya santai.

“Mwo?? Ya! kau tidak bisa ikut ke sekolahku! Kau tahu? aku akan disangka aneh oleh teman-temanku kalau aku mengajak orang yang aneh sepertimu”  Ucap Yookyung dengan sedikit emosi.

“Kenapa? tidak ada yang  salah denganku” ujar Sehun.

“lihatlah pakaianmu, tidak kah itu cukup aneh untuk dilihat?” Yookyung menunjuk pakaian yang kini tengah dikenakan oleh Sehun. Yah, bisa dikatakan pakaian namja itu sama sekali tidak tren di zaman sekarang. Ia terlihat seperti seorang namja muda yang culun dan terjebak dalam tren masa lalu. Betapa tidak, Sehun memakai sebuah kemeja hijau dengan celana panjang bersuspender yang semakin terlihat aneh dimata orang-orang yang menatapnya, termasuk Yoo kyung.

“kupikir tidak..” jawab Sehun ragu. Yookyung menghela nafasnya dengan berat, ia berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Yookyung merasa kewalahan karena menghadapi namja aneh seperti Sehun.

“mungkin tidak bagimu, tapi bagiku kau terlihat seperti orang aneh. Sudahlah, kau tinggal dan diam saja dirumah. Ingat, jangan menyentuh barang-barang yang berbahaya seperti kompor, pisau, barang-barang yang beraliran listrik, atau apapun itu. dan juga, jangan membiarkan pintu depan terbuka dan kau harus pastikan kalau kau sudah menguncinya”   Yookyung menasehati Sehun seperti layaknya seorang eomma yang baru pertama kali meninggalkan anaknya dirumah dan memberi wanti-wanti yang begitu banyaknya agar sang anak tidak melakukan hal ini dan itu dan menjauhi hal-hal-hal yang telah dikatakan sang eomma. Yah, seperti itulah kelihatannya seorang Yookyung sekarang.

“arasseo, sudahlah, kau cepatlah pergi.  Kau tidak takut terlambat?” ujar Sehun sambil mengibaskan tangannya, seolah mengusir Yoo kyung.

Yookyung menatap Sehun dengan tajam dan intens seolah-olah tatapannya berkata ‘aku mengawasimu’. Dan Sehun hanya menatap balik Yookyung dengan wajah malas.

Suara pintu yang ditutup akhirnya terdengar dan Sehun langsung membaringkan tubuhnya kembali ke atas ranjang Yookyung. Namja itu menatap langit-langit kamar Yookyung dengan tatapan kosong. Ia bingung dengan apa yang ia rasakan kini. Haruskah ia senang karena ia sudah berada di dunia manusia ataukah ia harus takut karena portal itu menghilang dan itu artinya ia harus menunggu kembalinya portal tersebut dalam waktu yang tidak ia ketahui. Entahlah, Sehun tidak tahu.

Sehun beranjak dari ranjang Yookyung dan berjalan menuju sebuah cermin besar di kamar Yookyung. Ia memperhatikan penampilannya. Ia penasaran, sebenarnya apa yang membuat Yookyung mengatainya aneh. Sehun yakin kalau pakaiannya ini wajar dan tidak ada yang salah.

“apa yang aneh? Ha! Yeoja itu yang aneh, apa dia tidak tahu tren” ujarnya. Bodohnya Sehun karena ia tidak mengetahui bahwa pakaian berwarna hijau miliknya itu sudah benar-benar dikategorikan sebagai old fashion di dunia manusia. Memang benar jika seluruh penduduk dunia peri menggunakan baju yang serupa dengannya, tapi kenyataannya, di dunia manusia semuanya berbeda.

“apa dia punya baju yang cocok untukku?” Sehun tiba-tiba saja mendapatkan sebuah ide. Ia berjalan menuju lemari pakaian Yookyung dan membuka pintunya.

Dihadapan Sehun kini terdapat beberapa stel seragam sekolah dan juga pakaian rumah. Sehun lalu tertarik dengan sebuah kain yang tidak lain adalah tanktop Yookyung yang berwarna pink muda.

“apa ini disebut pakaian?” Sehun memandangnya dengan sedikit jijik karena jujur saja, ia belum pernah menemukan pakaian seperti itu di dunianya.

Sehun mengembalikan pakaian itu ke tempatnya semula dan akhirnya Sehun menemukan sebuah pakaian yang cocock untuknya. Sebuah celana jeans hitam dan kemeja putih untuk namja. Sehun tersenyum penuh kemenangan saat ia melihat baju yang sepertinya cocok untuknya. Tanpa membuang waktunya lagi, Sehun segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengenakan pakaian yang ditemukannya di dalam lemari Yookyung.

=-=-=

At School.

Yookyung’s POV

Jam istirahat sudah berbunyi dan perutku pun sudah berbunyi. Aku benar-benar lupa dengan bekalku karena setiap harinya aku selalu membawa makanan dari rumah. Salah satu cara untuk melakukan penghematan dan itu cukup berhasil. Dan rupanya, kali ini aku harus mengeluarkan uangku karena aku lupa membuat sarapan. Semuanya terlupakan karena tugas kimia yang menyebalkan itu ditambah lagi dengan kehadiran Oh Se Hun-si namja yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang Elf- yang semakin mengacaukan pagiku.

Aku mengambil nampanku dan membawanya menuju meja makanku. Lauknya sangat enak dan berbanding terbalik dengan bekal yang selalu kubawa. Aku memakannya dalam diam dan beberapa saat kemudian aku tersedak karena ada seseorang yang tiba-tiba saja menepuk pundakku.

“Hey!! Yoo kyung-ah! Bagaimana tugas kimiamu?” Kai yang tiba-tiba saja datang dan menepuk pundakku disaat yang tidak tepat akhirnya berhasil membuatku tersedak hebat. Dia menyadari bahwa perbuatannya membuatku tersedak dan ia segera duduk di kursi yang ada disampingku dan menepuk-nepuk pundakku dengan pelan. Mencoba membantuku untuk menghilangkan batukku.

“ya.. gwencanha? Ah.. mian, aku mengejutkanmu” ucap Kai dengan sangat santai. Aku mengambil air minumku dan meneguknya dengan rakus.

“Kai-ah! Bisakah kau tidak datang secara tiba-tiba seperti tadi? Kau tahu? kau bisa membuatku mati tersedak saat itu juga!” ucapku berlebihan dan Kai hanya menanggapinya dengan mengacak pelan rambutku.

“mianhae, ah dan soal kimia itu, aku juga minta maaf karena aku mengirimkan rumusnya saat pagi hari. Kau tahu? tidak ada signal di daegu sana” ujar Kai.

“aku tidak bertanya” ucapku ketus. Hah, aku masih kesal padanya.

“kau marah?”

“tidak” jawabku singkat sambil meneruskan makanku.

“iya, kau marah. Aku tahu bagaimana kau marah” jawab Kai.

“aku tidak marah. Aku hanya kesal padamu” ujarku akhirnya.

“mianhae, kau boleh kesal padaku, tapi kumohon jangan marah padaku. Aku tahu saat kau marah, kau pasti akan mendiamkanku. Aku benci hal itu, Yookyung-ah!” ucap Kai.

“tidak, aku tidak marah. Kau tenang saja” aku tersenyum kecil, berusaha membuat Kai sedikit lega karena melihat senyumanku yang itu berarti aku tidak marah padanya.

“gomawo” ujarnya. Aku mengangguk pelan.

“ehm, sebagai gantinya, bagaimana kalau kita mengerjakan tugas kimia yang baru saja diberikan oleh sonsaengnim di rumahmu saja? Kita belajar bersama, dengan begitu kupikir soal-soal yang sulit bisa dipecahkan bersama” ujar Kai memberikan usul yang sontak membuat kedua mataku terbuka lebar.

Kai? Kerumahku? Dan ada namja aneh bernama Sehun itu dirumahku? Bagaimana jika Kai tahu? apalagi namja itu sekarang menumpang dirumahku? Ah tidak.. tidak.. aku akan habis dibunuh Kai nantinya kalau ia tahu soal ini. ucapku dalam hati. Ah, aku benar-benar berlebihan sekarang. Untuk sekedar membawa Kai kerumahku saja aku perlu berpikir lebih dari dua kali. Dan kali ini, mungkin aku akan melarangnya untuk datang kerumahku.

“ehm, aku.. ah maksudku, mungkin kali ini tidak bisa” ucapku mencoba berbohong. Ah, ayolah Yookyung, cobalah berbohong pada Kai, sekali ini saja.

“wae? “ raut wajah Kai berubah kecewa seketika. Ah, maafkan aku, teman.

“aku..ehm.. aku harus pergi ke florist ahjumma ku. Mungkin akan lama dan aku akan mengerjakan beberapa hal disana. Dan mungkin saja aku akan mengerjakan tugasku tengah malam, haha” ujarku lengkap dengan tawa canggung yang begitu aneh terdengar. Kai smells something wrong to me. Ah aku yakin ia pasti merasa ada yang salah dengaku sekarang.

Tatapan Kai menyelidik. Ia menyelidiki kedua bola mataku, mencoba mencari kebohongan dan kejujuran di dalam sana. Ah, Kai, tolong jangan membuatku merasa ersalah karena harus membohongimu!

“baiklah, mungkin lain kali. Jika ada kesulitan dengan rumusnya, telepon saja aku. Kali ini aku pastikan aku akan memberikanmu jawabannya. Tenang saja” ucapnya santai dan syukurlah aku bisa bernafas lega sekarang. Kai tidak curiga padaku.

Dan untuk pertama kalinya, seingatku, ini adalah pertama kalinya aku berbohong padanya sejak aku berteman dengan Kai.

Dan kebohonganku hanya untuk menutupi kehadiran namja aneh berpakaian ala badut bernama Sehun itu.

Aish, menyebalkan sekali.

=-=-=

At Yookyung’s House.

Sehun tersenyum puas saat ia menatap pantulan dirinya di cermin besar dirumah Yookyung. Ia merasa ia adalah namja paling tampan dan keren di dunia sekarang. Ia tersenyum dan beberapa kali berpose dengan cool nya di depan cermin itu.

Yah, setidaknya penampilan Sehun sudah bisa dikategorikan sebagai ‘penampilan manusia normal’ kebanyakan. Sehun kini memakai celana jeans berwarna hitam dan kemeja putih yang melekat semurna ditubuhnya. Ya, mungkin saja saat dia keluar dari rumah Yookyung akan ada banyak yeoja yang berteriak histeris karena melihat ketampanan Oh Se Hun.

“aku akan menunjukkanpada yeoja kerdil itu kalau aku bukan namja yang berpakaian aneh lagi seperti yang ia katakan” Sehun memutuskan untuk pergi ke sekolah Yookyung. Dan bagaimana dia bisa tahu letak seklah Yookyung? Tentu saja karena dia bukanlah manusia, dia punya kekuatan Khusus yang membantunya melacak tempat yang bahkan tidak ia ketahui sama sekali. Dan dengan sekejap mata Sehun sudah sampai di luar rumah Yookyung.

Sehun sempat terpana saat ia melihat pemandangan alam disekitarnya. Burung-burung beterbangan dan pepohonan hijau terlihat bergerak saat ditiup angin sejuk. Sangat menangkan dan Sehun menyukainya.

“kupikir aku mulai menyukai dunia ini” ucapnya. Sehun lalu melanjutka perjalanannya menuju sekolah Yookyung. Selama diperjalanan pun Sehun selalu menjadi pusat perhatian setiap yeoja yang lewat melaluinya. Banyak yang bergumam bahwa Sehun tampan, keren, dan hal-hal lainnya. Sehun yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum simpul.

“mungkin aku terlalu tampan untuk tinggal di dunia manusia” gumamnya sendiri.

Sehun kini sudah sampai di depan gerbang sekolah Yookyung dan tak beberapa lama kemudian, bel pulang sekolah itu berbunyi dan nampaklah siswa-siswi yang keluar secara teratur dari dalam sekolah itu.

Sehun berusaha menemukan sosok gadis itu diantara puluhan manusia yang lain. tidak ada. Yookyung masih belum muncul. Sementara itu, lagi-lagi banyak diantara siswi-siswi itu yang terkagum-kagum karena melihat ketampanan Sehun.

Untuk saat ini, Sehun tidak peduli. Ia lebih memilih memperhatikan kerumunan siswa-siswi yang keluar secra bersamaan dan menemukan Yookyung diantara mereka. Dan tiba-tiba saja Sehun menemukan gadis itu. ia tengah tertawa dengan renyahnya bersama seorang namja berkulit tan dan bertubuh cukup tinggi. Sehun memanggil nama Yookyung dan melambaikan tangannya kearahnya.

“Yookyung-ah! “ teriak Sehun dengan nyaring. Dan semua mata kini tertuju padanya. terlebih lagi pandangan para yeoja yang sedari tadi sibuk memuji Sehun, kini tatapan mereka beralih kepada Yookyung.

Yookyung menyadari ada seseorang yang memanggil namanya dan Yookyung pun mencoba menemukan orang yang memanggilnya. Lalu kedua matanya tertuju pada seorang namja berkulit putih dengan perawakan yang tinggi yang tengah melambai kearahnya. Sementara itu, Kai hanya menoleh pada Sehun dan Yookyung secara begantian.

“Oh Se Hun? Kenapa dia disini?” gumam Yookyung.

TBC.

=-=-=

Halo readers.. ahra comeback lagi, tapi bukan chapter lanjutan MAG alias My Adorable Ghostgirl. Ini ff baru dan ff MAG masih ongoing. Lagi buntu ide jadi larinya ke ff lain dulu aja J

Ok, gak usah anyak abcot aja authornya hehe. RCL juseyo yah. Dan kunjungin juga personal wp author di sparklingbubbletea.wordpress.com

Kamsahamnidaa J

 

 


(Rainbow Series) Orange Bold [Part 1]

$
0
0

Fanfiction-Serial Rainbow- Orange Bold

(Rainbow Series) Orange Bold

Author : Oem

Cast :

KAI

D.O

Eun Hee (OC)

Hye Jin (OC)

All Member EXO

Cameo :

Dasom SISTAR

Genre : Friendship, School life, Romance

Rating : T, PG-15

Length : Series Fic (Chaptered 1/3)

Ini adalah series lanjutan RAINBOW [Beke-Item Couple] baca dulu RED WAR series pertamanya. Karena terlalu panjang seperti RED WAR, Jadi Author bikin per part. Semoga suka ceritanya, baca dulu baru koment ya. DON’T PLAGIAT!!! DON’T SILENT READER!!!

Persahabatan KAI dan D.O sudah kembali lalu bagaimanakah dengan Eun Hee yang telah membuat hancur persahabatan mereka?

            Tas penuh terisi dengan makanan dari berbagai macam snack, gimbab, minuman soda, roti, coklat, susu bahkan lolipop. Tas itu yang akan digunakan KAI pergi bersama D.O ke tempat yang masih dirahasiakan. KAI masih tidak mengetahui bahwa tasnya sudah terisi penuh oleh Noonanya yang  selalu ikut andil semua urusan KAI. Karena dia maknae di keluarga membuat Noona-Noonanya sangat berlebihan dalam masalah dan urusan KAI.

NOONA~~~.” Teriak KAI kencang  mengetahui tasnya berat karena penuh dengan makanan.

“Kau ini bikin kaget saja, weo?” Ucap Ji Min yang terkaget karena teriakan KAI.

“Apa ini? Emang aku anak TK, tidak mau bawa sebanyak ini.” Ucap KAI sebal.

“Jong In-ah, kau akan kelaparan tanpa bekal.” Ucap Ji Min lembut.

Andwe, andwe, andwe.” Teriak KAI lagi.

“YAK!!! Dasar tidak tahu diri kau.” Teriak Ji Hyun yang terganggu karena KAI dan langsung melempar bantal kearahnya. “Ji Min sudah menyiapkannya untukmu tapi kau tolak dasar dongsaeng kurang ajar.” Lanjutnya sambil memukul jidat KAI.

Appo Noona, mian mian mian. Jangan memukulku terus aku bisa bodoh karena ini.” KAI masih dengan nada yang tidak sopan.

“Kau memang sudah bodoh sejak lahir Jong In.” Balas Ji Hyun.

“YAK, Noona.” Teriak KAI lagi.

“Sudah-sudah, Jong In-ah cepat keluarkan yang kau tak mau dan sarapan.” Lerai Ji Min.

KAI selalu saja membuat masalah di rumah, apalagi dengan memiliki dua Noona yang membuatnya kesal. Kesal karena perhatian lebih dari Ji Min dan pukulan serta teriakan Ji Hyun padanya. Tapi dia sangat menyayangi kedua Noonanya tersebut. Walau menyebalkan, mereka adalah yang paling berarti dalam hidupnya.

KAI makan sangat lahap dan terburu-buru membuat Noonanya sedikit hawatir. Air minum ia habiskan sampai dua gelas penuh dengan cepat tanpa jeda.

“Kau ini, pelan-pelan saja lah.” Ucap Ji Hyun yang sedikit ngeri melihat KAI berlebihan.

“Aku bisa ditinggal D.O-Hyung kalau telat Noona. Annyeong.” KAI melambaikan tangan.

“Tunggu, tidak sopan. Sinih.” Pinta Ji Hyun.

Araseo.” KAI mengiyakan Noonanya. Lalu ia memeluk dan mencium Noonanya seperti biasa setiap ia akan pergi atau pulang.

“Hati-hati dongsaengku yang tampan.”

KAI pun pergi menuju D.O di tempat yang telah dijanjikan sebelumnya.

~~BEKE_ITEM COUPLE~~

            D.O menunggu KAI di sebuah halte bis. Dengan sabar ia menunggu KAI yang terkenal dengan keterlambatannya. Hampir setengah jam D.O menunggu, KAI tidak kunjung datang padahal Bis sudah sejak tadi terlewat. D.O hanya diam melamun terkadang menyanyi sambil mendengarkan lagu di handphonenya.

            Seseorang datang dengan nafas yang tersengal-sengal seperti  orang yang di kejar amukan massa. Ternyata itu adalah KAI yang sejak tadi ditunggu oleh D.O.

            “Haahhh~~, Hyu..ng.. Mian.. aku telat, hah hah hahh.” Ucap KAI yang terputus-putus dan terdengar pula nafasnya yang tak beraturan.

            “Geumchanna, kajah bis sudah datang.” Ucap D.O.

Beruntungnya mereka karena bis datang tepat waktu saat KAI sudah ada.

~~BEKE_ITEM COUPLE~~

            Akhirnya dengan perjalanan yang sangat lama menggunakan bis dan kereta, mereka sampai di tempat tujuan yaitu pantai incheon. Mereka sengaja datang karena disana akan ada festival musim semi dan sekedar berlibur di pantai. Mobil sengaja tidak di pakai karena D.O berfikir akan beresiko jika anak SMA memakai mobil secara ilegal ke luar kota. Perjalanan mereka pun tidak diketahui oleh member EXO yang lain, sebut saja ini rahasia mereka.

            Sesampainya di lokasi D.O dan KAI langsung berlari kearah pantai dan berteriak puas.

            “YAHOOOOOOOO.” Teriak KAI. “Hyung, sudah lama sekali aku tak melihat pantai.” Tambahnya.

            “HAH, bebas bebas bebas.” Teriak D.O. “Otakku akan bekerja normal kembali setelah ini.”

            Mereka puas karena sudah lama tak pergi bersama karena selalu saja member EXO ikut serta dan merusak acara.

            “Aku lapar, ayo makan.” Ucap KAI.

            Mereka makan bekal yang di bawa masing-masing sambil tertawa dengan asal muasal bekal yang dibawanya.

            Saat makan KAI dan D.O terkaget dengan seorang yeoja yang lewat di depan mereka. Tinggi, putih, sexy dan pasti cantik. Mata mereka berdua seakan terhipnotis dengan pesona yeoja tersebut. D.O dan KAI penasaran dan mengikutinya diam-diam.

            “Hyung, awas jangan maju-maju.” Mereka bersembunyi di balik pohon mengintip yeoja tersebut.

            “ITEM, astaga kita dalam masalah.” Tiba-tiba D.O membuang muka dan menarik baju KAI. KAI hanya terheran-heran dengan tindakan D.O. “Kris Hyung dan Tao di sini.” Tambahnya.

KAI yang terkaget langsung panik dan ikut menutup mukanya agar tak ketahuan oleh Kris dan Tao yang sedang berjalan ke arahnya.

            “YAK!! Kalian sudah ketahuan sejak dari tadi, mengintip Noona itu lagi. Dasar pabo.” Ucap Tao yang tiba-tiba sudah di depan mereka. “Cantik ya? Aku juga meyukainya sih hehe.” Tambah Tao dengan tawanya.

            “Jangan bilang-bilang Suho-Hyung kita ke sini.” Pinta D.O.

            “Kita juga diam-diam.” Jawab Tao.

            Ternyata dua couple ini sama-sama licik dalam urusan perizinan dari Suho.

            D.O dan KAI masih memantau yeoja tersebut, Tao juga ikut serta. Berbeda dengan Kris yang diam melihat tingkah mereka. Namja dingin sepertinya sangat sulit tertarik dengan hal yang menurutnya “It’s not My style”. Karena bosan Kris pergi meninggalkan mereka.

            Kris kembali dengan membeli es krim serta beagle line yang tak ia sadari mengikutinya dari belakang.

            “HYUNG, KALIAN.” Tao, KAI dan D.O berteriak kaget dengan kedatangn ketiga namja yang berisik tersebut. Kris dengan tampang cold guys lebih kaget lagi melihat beagle line di belakangnya.

            “Aish, kenapa bisa begini. Ah tidak asik. Kalian mengganggu kami.” Ucap KAI sebal dengan kehadiran member EXO yang berdatangan, padahal ia hanya ingin berlibur bersama D.O saja.

            “YAK!! Semua orang kemari hari ini, ini festival terbesar di korea. Tidak salah kan kita kemari. Kalian saja bodoh seharusnya kau pergi ke hutan atau gunung saja.” Baekhyun kembali dengan mulutnya yang cerewet.

            Di sudut lain dari percecokan KAI, D.O dan Baekhyun. Chanyeol menghampiri Tao.

            “WAH, Yeppeota.” Chanyeol melihat kerah yeoja tersebut. “Pantas kalian disini.”

            “Mana?” Tanya Chen. “YEPPEO.” Lanjut Chen baru menyadari.

            Tempat tersebut menjadi ramai karena ulah mereka, saling mendorong dan pukul memukul demi melihat Noona cantik yang sedang berjemur di pantai. Karena keberisikan mereka Kris kembali pergi menghindar.

            Mereka masih berisik karena harus merebutkan siapa yang berhak mendekati Noona tersebut.

            “Aku dulu yang melihat.” Ucap KAI.

            “Aku dulu.” Tao tak mau kalah.

            “Aku.” Chanyeol ikut andil.

            “YAK! Hyung kau baru sampai.” Teriak D.O.

            “Aku yang paling tampan di sini.” Jawab Chanyeol.

            “Jangan kepedean, aku yang paling tampan.” Baekhyun juga tak ingin kalah.

Karena keributan mereka, yeoja tersebut terganggu dan menghampiri mereka. Mata mereka langsung membulat sempurna ketika Noona tersebut ada di depan mereka.

            “Ternyata namja-namja tampan yang berisik ini.” Ucap Noona tersebut.

Mereka hanya tertawa pelan malu-malu karena Noona yang sedari tadi mereka intip ada di depannya.

            “Mianhae Noona, kami hanya….” Bela KAI.

            “Hanya apa? Tindakan kalian sudah sejak tadi aku tahu.” Potong Noona tersebut.

Mereka tambah malu dengan pernyataan Noona tersebut. Keberisikan mereka sudah terlewat batas untuk hanya mengintip yeoja cantik.

            “Sudahlah, sebagai hukuman kalian bantu aku.”

            “BAIK NOONA.” Teriak mereka kompak.

            “Kompak sekali, oh ya Dasom imnida. Kalian?”

Mereka memperkenalkan diri  dengan gaya masing-masing. Perasaan mereka sekarang ini sangat senang, yeoja yang sedari tadi dilihatnya sekarang menyuruh mereka untuk membantu pekerjaannya sebagai penjaga pantai. Dari mengambil sampah, melayani penyewaan barang atau membantu pengunjung untuk berfoto.

            “Noona, kau sangat cantik tapi pekerjaanmu…” Ucap Baekhyun tanpa malu-malu.

            “Haha, kau lucu sekali.”Dasom mencubit pipi Baekhyun gemas. “Kenapa? Ini sangat mengasikan, setiap hari bisa melihat pantai.” Lanjutnya.

Baekhyun dibuat malu oleh Dasom, wajahnya bertambah imut saja pikir Dasom. Chen dan Chanyeol yang disampingnya merasa iri dengan cubitan tersebut. Merasa kedua namja itu cemburu, Dasom mencubit pipi mereka. Namja yang masih di bawah umur memiliki tingkah lucu dan polos pikir Dasom yang senang dengan candaan dan lelucon dari beagle line.

            Datanglah KAI, D.O dan Tao mengajak Noona tersebut untuk bermain banana boot. Seperti biasa beagle line akan berteriak meminta untuk diikut sertakan. Walaupun akhirnya penolakan KAI selalu menghalangi, sehingga mereka meminjam banana boot lain secara gratis karena Dasom adalah pemiliknya.

            Tawa dan teriakan keras mereka terus saja timbul pada setiap gerakan banana boot dan ombak yang menyerpa mereka. Walaupun harus bersusah payah dan menahan takut agar tidak jatuh mereka tetap saja masih menyempatkan bertingkah lucu yang selalu di respon Dasom dengan tawa yang membuat mereka semakin terpesona dengan Dasom. Wajahnya yang cantik di tambah dengan pribadi yang menyenangkan sangat berkesan di hati para namja yang masih berumur jagung tersebut.

            “Ternyata cape juga.” KAI berjalan pelan di ikuti member EXO yang lain setelah selesai bermain.

            “Noona, kau tidak apa-apa?” Tanya D.O yang heran dengan Dasom yang tidak kelelahan.

            “Weo? Ini hampir tiap hari aku saksikan dan lakukan.” Jawabnya.

            “DAEBAK. Noona kau benar-benar keren.” Chen meresponnya.

Mereka duduk di meja bulat, lokasinya cukup sejuk dan terhindar dari matahari. Memesan makanan adalah hal utama untuk energi yang sudah mereka kuras untuk membantu pekerjaan Dasom dan bermain cukup lama.

            Makanan yang mereka pesan dengan cepat dihabiskan tanpa jeda. Begitulah remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan, segala makanan dapat masuk ke perut dengan mudah sampai berporsi-porsi. Beagle line memulai kembali lawakannya untuk mengobati perut yang sudah terisi penuh. Seperti biasa lawakan mereka seputar menjelek-jelekan temannya masing-masing. Beruntungnya member EXO tidak pernah sakit hati ketika mereka sedang beraksi.

            Tawa mereka yang kencang tidak menyadari Kris sedang memanggil mereka. Berkali-kali Kris memanggil tetap saja mereka masih berkutat dengan lelucon dan tawanya. Hingga akhirnya Kris datang menghampiri meja mereka.

            “Kalian ini, festival akan dimulai.” Ucap Kris dengan memakan makanan di piring Tao yang tersisa.

            “Oppa.” Tiba-tiba saja Dasom mengatakan kata yang membuat mereka kaget. Oppa? Siapa yang ia panggil oppa? pikir mereka dalam benak masing-masing.

            Dasom bangun dari kursinya dan berjalan cepat kearah yang masih mereka tak percaya.

PLAK!

Dasom menampar Kris keras yang makin menambah kaget semua member EXO. Ekspresi mereka kaget dan ngeri melihat tamparan yang dapat dirasakan itu sangat sakit. Selama ini mereka tidak pernah heran jika Kris menerima tamparan dari berbagai wanita. Tapi kali ini yeoja tersebut adalah Dasom, yeoja yang disukai mereka.

            “Jangan berpura-pura tak mengenalku.” Ucap Dasom pedas kearah Kris, karena sebal dengan tampang Kris yang datar dan tak berekspresi. “Kemana saja? Sudah telat 3 jam. Kah.” Dasom mengusir Kris dengan memukul pundaknya.

            Member EXO masih saja terheran-heran dengan pikiran yang diliputi pertanyaan. Saling berbisik pelan mereka lakukan, tapi tetap saja jawabannya tidak diketahui.

            “Aku sudah kemari  4 jam yang lalu, tapi kau masih sibuk jadi aku tunggu.” Ungkap Kris dengan muka datar dan masih sempat ia mengunyah hot dog yang di pegangnya. Dasom yang mendengarnya terdiam, malu sekaligus kesal.

            Member EXO merasa bersalah dengan pernyataan Kris. Ini karena mereka yang bersama Dasom selama 4 jam itu.

            “KRIS HYUNG, MIANHEO.” Mereka kompak mengucapkannya.

            Kris hanya tersenyum dengan tingkah para dongsaengnya. Kris sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka bersama Dasom.

            “Ayo, kajah.” Ajak Kris dengan tujuan sama menuju festival. Mereka langsung merespon gembira dengan bersegera mengemas barang-barangnya.

            “Kenapa diam saja, ayo.” Ajak Kris pada Dasom.

            “Noona, ayo.” Ajak Tao juga.

            “Jangan bertingkah aneh. Mereka dongsaengku.” Bisik Kris pada Dasom. Dasom masih saja terdiam dengan menundukan wajahnya yang sengaja ia lipat karena perasaannya yang sebal bercampur malu.

            Para member EXO pergi lebih dulu sesuai dengan kode dari Kris pada mereka. Selepas kepergian mereka, Dasom langsung memukuli Kris. Padahal mereka masih dapat melihat tingkahnya. Tersadar dengan tawa member EXO, Dasom langsung menghentikan pukulan yang tidak merubah tampang Kris yang super datar.

            Dasom kembali kesal melihat Kris dengan wajah datarnya.

            “KRIS, astaga. Kau tidak lelah dengan tampang seperti itu?” Protes Dasom dengan emosi yang sedikit ia tahan.

            “Sudah selesai?” Tanya Kris.

            “Belum, aku sedang kesal denganmu tapi kau.. sudahlah.” Dasom semakin kesal dan sedikit putus asa.

            “Aku tunggu sampai tidak kesal.” Kris duduk di kursi sebelahnya.

            Dasom berfikir bahwa Kris tidak peduli dengannya. Sifat Kris yang terlalu datar dan sama sekali tidak membantu rasa kesal yang terus meluap di hati dan pikiran Dasom, membuatnya sedih dan air mata itupun jatuh begitu saja. Diikuti pula Dasom yang pergi menghindar. Berharap Kris akan menghampirinya dan meminta maaf. Tapi, harapan itu tidak akan terjadi melihat sikap Kris yang masih santai duduk dengan membaca brosur yang tergeletak di meja bulat di sana.

            “KRIS.” Teriak Dasom kencang dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

            “Ehm.” Respon Kris pelan tanpa membuka mulut dan masih fokus pada brosur yang ia anggap cukup menarik.

            “KRIS.” Teriak Dasom lagi.

            “Ehm.”

            “KRIS.” Teriak Dasom lebih tinggi.

            “Ehm.”

            “Aish, dia benar-benar menyebalkan.” Desahnya pelan.

Dasom akhirnya lelah dan menghampiri Kris. “YAK!! KRIS Pangeran gunung es.” Teriaknya dengan mencabut brosur dari tangan Kris.

            Dibalik pohon besar penuh semak-semak ada yang menyaksikan mereka berdua yaitu D.O dan kawan-kawannya. Member EXO ternyata masih belum meninggalkan tempat tersebut, mereka terlalu asik melihat Dasom yang kewalahan dengan tingkah Kris. Ingin sekali memberi tahu caranya, tapi itu tidak baik untuk ikut campur, pikir mereka. Tawa kecil mereka akhirnya terdengar di telinga Dasom. Tapi, Dasom tidak mempedulikannya. Karena di matanya hanya tertuju pada Kris seorang.

            “KAI, kau bantu sanah.” Bisik D.O.

            “Ah, Dasom-Noona jadi seram. Aku tidak enak.” Tolak KAI.

            “Aish, dimana-mana yeoja akan marah-marah jika Kris-Hyung jadi pacarnya.” Jawaban Baekhyun membuat mereka tertawa. Karena selama ini banyak yeoja yang tidak tahan dengan sifat Kris.

            Mendengar Dasom menangis, mereka tidak tega. Tapi, tetap saja tidak ada yang memberanikan diri menghampiri mereka. Saling dorong kembali terjadi. KAI selalu menjadi korbannya, karena dia yang paling muda di sana.

            “YAK! Hyung Appo.” Berontak KAI yang diperlakukan kasar. “Hyung, lihat!” Lanjut KAI yang melihat Kris memeluk Dasom.

            “Ah, Dasom-Noona terkena jurus Kris-Hyung. Ah tidak asik, harusnya Noona…” Belum sempat Baekhyun melanjutkan, Chen membekap mulutnya.

            “Aish, dengarkan!” Chanyeol kesal, karena ucapan Kris tidak didengarnya.

            “KAI, apa?” Tanya Chanyeol penasaran.

            “Belum.” Jawab KAI cepat.

            Dasom masih dalam pelukan Kris yang belum terhenti dari tangisnya. Rindu yang amat besar pada Kris disambut dengan sifat Kris yang tidak peduli terhadapnya membuat tangis itu pecah. Pecah karena sakit yang sudah tak bisa dibendung lagi. Pelukan Kris belum dapat menyembuhkan sakit yang ia rasakan.

            “Mianheo, jeongmal mianheo Dasom-ah.” Ucap Kris lalu melepas pelukannya dan menarik pelan dagu Dasom agar dapat melihat jelas wajahnya.

            “Tidak mau.” Jawab Dasom sambil memajukan bibirnya tanda masih kesal.

Tiba-tiba saja Kris langsung mendaratkan kecupan singkat di bibir Dasom. Hanya satu detik saja Dasom dibuat kaget hingga pipinya merona merah. Melihat itu, membuat Kris gemas dan kembali mendekatkan wajahnya hingga tanpa celah.

            “KAI, jangan lihat!” Teriak D.O, semua member EXO di sana langsung berburu-buru menutup paksa mata KAI. Ternyata mereka masih melihat kedua pasangan yang sedang mulai meleraikan pertikaiannya.

            “YAK! Hyung.” KAI membrontak marah dengan mata yang masih ditutup oleh banyak tangan.

~~BEKE_ITEM COUPLE~~

            Dasom yang sebelumnya marah terhadap Kris, kini mereka sudah berbaikan. Kris sudah sangat terkenal mudah menyentuh hati wanita, bahkan Dasom yang cenderung emosional dan penuntut. Menonton festival juga menambah keakraban mereka berdua ditambah lagi dengan member EXO yang tak henti-hentinya mengundang tawa dengan karakternya yang unik.

Langit sudah tampak merah tanda matahari akan tenggelam. Melihat tersebut member EXO dan Dasom segera menyudahi tontonan festival yang mulai ditinggal penontonnya. Tidak disangka liburan yang sudah direncanakan KAI dan D.O menjadi lebih menyenangkan bersama rekan-rekannya. Mereka fikir EXO akan mengganggu. Tapi, ini menjadi lebih menyenangkan jika berlibur bersama.

            Sebuah mobil mewah besar yang terparkir akan siap untuk membawa mereka pulang. KAI, D.O, Chanyeol, Baekhyun dan Chen menatap takjub dengan mobil itu yang ternyata milik Kris.

            “Daebak, Hyung benarkah ini mobilmu? Aish, kau sihir apa sampai ayahmu yang galak itu memberi mobil seperti ini?” Pasti sudah dapat di duga Baekhyun akan dengan mudah mengucap kata-kata yang seenaknya.

            “Daebak, made in jerman.”  Ucap D.O tahu betul tentang dunia otomotif.

            “Tao-Hyung disinih. Itu untuk Dasom-Noona.” Ucap KAI yang menarik tangan Tao ketika membuka pintu depan mobil.

            “Hyung, mana Dasom-Noona?” Tanya KAI pada Kris didepannya yang sedang menghidupkan mesin.

            “Toilet.” Jawabnya singkat.

            “Oh…Tunggu, Hyung kau tidak menunggunya? Noona kan tidak tahu mana mobilmu.” KAI terheran-heran dengan tanggapan Kris.

            “Tao, jemput dia.” Suruh Kris, Tao pun bergegas keluar mobil tanpa protes.

KAI semakin heran dengan sifat Kris yang menurutnya sangat keterlaluan terhadap kekasihnya sendiri. KAI juga sebal sendiri dengan Kris yang cenderung cuek dan tidak berperasaan tersebut.

            “Aish, Hyung yang satu ini benar-benar. Aish jinja.”KAI mengacak-acak rambutnya sendiri.

Beberapa detik kemudian terdengar bunyi sms masuk dari ponsel KAI.

            “Hyung, Sehun sms katanya Suho-Hyung menunggu kita di RAINBOW. Ottoke?” KAI panik melihat sms yang baru ia terima.

Semua orang di mobil langsung membuka Handphone dan mengirim sms kepada Suho. Jelas sekali mereka ikut panik, tergambar jelas pada mimik wajahnya.

            Beberapa menit kemudian Dasom datang dan Kris pun mulai bersiap menjalankan mobil yang sudah sejak tadi ia panaskan mesinnya. Tujuannya sekarang tidak lain adalah RAINBOW.

~~BEKE_ITEM COUPLE~~

            D.O dan KAI seperti biasa harus memenuhi kewajibannya sebagai pelajar. Belajar di kelas dengan mata pelajaran yang memusingkan atau membosankan sudah menjadi makanan keseharian KAI dan D.O. Akan tetapi D.O yang memiliki otak hampir dibilang brilian tidak begitu terganggu dengan mata pelajaran apapun. Sedangkan KAI dia harus berjuang untuk mendapatkan nilai B, walaupun pada akhirnya dia akan menyerah dan memilih tidur di kelas.

            Siang ini D.O dan KAI makan bersama di kantin. Dapat dibayangkan apa yang mereka bahas di sana. Mereka pasti akan membahas teman atau guru di kelas. Begitulah mereka, membicarakan orang sudah menjadi kebiasaan buruk namja. Bukan hanya yeoja yang bergosip tapi namja ternyata lebih menikmati obrolan tersebut dengan gaya bicara lebih terbuka dan apa adanya. Walau terkadang itu sangat berlebihan dan membuat sakit hati.

            Beagle line dan Sehun bergabung dengan mereka berdua, sudah dapat diketahui pembicaraan mereka semakin panas dan membuat gaduh se kantin.

            “Kau tahu berapa pacar Kris Hyung? Ayo tebak!” Tanya Baekhyun ditengah-tengah pembicaraan mengenai Suho yang memarahi mereka setelah liburan ilegal kemarin.

            “Ehm, Krystal, Soohe, Eunji, Victorya, Suzy, Sandara, Dasom, Yoona, Naeun, Minah ehm siapa lagi ya? Ehm sudah.” Jawab Chanyeol lancar.

            “Itu baru 10, masih kurang.” Ucap Baekhyun meremehkan Chanyeol.

            “Aku tahu ada 20 ya?” Sehun mencoba menebak dan disambut tawa dari yang lain.

            “Haha, Astaga tidak mungkin sebanyak itu.” KAI memukul-mukul pundak Sehun, kebiasaan KAI selalu memukul saat tertawa.

            Mereka dengan bodohnya mencari tahu jawaban yang benar, dengan menyebutkan satu persatu nama masih saja salah. Baekhyun kesal sendiri karena tidak ada yang bisa menjawabnya dengan benar. Mereka padahal yakin benar jawabannya sudah selengkap-lengkapnya, tapi tetap saja kurang.

            “Siapa sih? Masa Tao.” Geram Chen.

            “Ya, benar sekali.” Ungkap Baekhyun dengan keras ala pembawa acara kuis. Tawa mereka langsung menyeruak hingga ke penjuru kantin. Baekhyun ternyata hanya mengerjai mereka, jawabannya tetap 10 seperti yang disebutkan Chanyeol. Kris sudah sangat terkenal dengan ketampanannya, sehingga tidak heran jika dia memiliki banyak fans yang ia pacari juga.

            Tawa mereka mengundang banyak perhatian dari semua di kantin. Ingin sekali bergabung dengan mereka adalah batin setiap orang disana. Termasuk Eun Hee yang baru menuju kantin.

            “Annyeong.” Sapa Eun Hee yang menghampiri mereka.

            “Sinih duduk.” Chanyeol memberi kursi untuk Eun Hee.

            “Eun Hee, kau datang ke festival di incheon tidak?” Tanya Baekhyun, sepertinya ia akan pamer pada Eun Hee.

            “Anio, kemarin aku hanya pergi nonton dengan Hye Jin. Oh ya kalian pergi ke festival itu? Teganya tidak mengajak.” Jawab Eun Hee, wajahnya terlihat sangat gembira seperti dulu. Ini karena kasusnya dengan D.O dan KAI berakhir.

            “Kita tidak sengaja bertemu di sana, ya kan KAI?” Ungkap Chanyeol dengan suara basnya. KAI hanya mengangguk, malas menjawab.

            “Kalian berjodoh, EXO punya ikatan batin ternyata.” Ucap Eun Hee dengan senyum manisnya.

            “Aku duluan ya?” D.O bangkit dari kursinya.

Eun Hee kembali merasa tidak enak hati, ia kira D.O sudah memaafkannya tapi yang ia lihat D.O menghindar darinya. Wajah cerianya kembali muram dengan rasa bersalahnya yang menyeruak di hatinya.

            Eun Hee semakin merasa sedih karena KAI juga ikut pergi. Tidak mungkin ini kebetulan semata, fikirnya.  Pasti ini karena KAI dan D.O masih belum memaafkannya. Padahal Eun Hee sudah sangat membaik dan menjadi ceria kembali. Tapi itu hanya sementara.

            “Aish, kalian ini bel kan belum bunyi. Ya kan Sehun?” Ungkap Chanyeol.

            “Aku juga duluan ah Hyung, lagian bel bentar lagi.” Jawab Sehun.

            “Tidak asik ah, tunggu bel benar-benar bunyi lah.” Ucapan Chanyeol yang tidak didengar mereka bertiga. D.O sudah meninggalkan meja terlalu jauh dan KAI sudah menyusul D.O disana. Lalu Sehun dengan langkah pelan meniggalkan kantin dengan arah yang berbeda dari D.O dan KAI.

            Eun Hee sangat tersinggung dengan sikap mereka bertiga yang pergi secara tiba-tiba karena kehadirannya. Sulit dapat ia percaya bahwa permasalahannya dengan KAI dan D.O belum berakhir. Ia juga semakin tidak mengerti karena Sehun ikut menjauhinya. Padahal Sehun selalu senang jika Eun Hee ada di dekatnya.

            Beagle line yang cuek tidak menyadari sikap aneh ketiga namja tersebut. Eun Hee yang diam menahan kesedihannya pun tidak disadari pula.

            “Sunbae, aku pergi dulu.” Ucap Eun Hee riang menutupi kesedihannya.

Ia berjalan cepat, berharap dapat menemui KAI dan D.O. Perlakuan mereka sungguh membuat hatinya gelisah. Rasa bersalahnya muncul kembali dengan memaki dirinya sendiri.

            “Eun Hee kau benar-benar bodoh, bagaimana mungkin mereka memaafkanmu dengan mudah.” Desah Eun Hee.

Langkahnya sedikit terburu-buru tapi tetap sosok KAI dan D.O belum terlihat. Hingga akhirnya ia berhenti di depan ruang kelas D.O. Ia tidak ada niatan untuk memasukinya, mungkin rasa malu adalah faktor utamanya. KAI adalah satu-satunya yang bisa ditemui. Mereka satu kelas.

Eun Hee berjalan menaiki tangga dan langsung menangkap sosok KAI di koridor. Segera ia lari mengahampirinya.

“KAI-ya, jalanmu cepat sekali.” Nafas Eun Hee jelas terdengar.

“Lepaskan.” Ucap KAI keras dengan melempar tangan Eun Hee yang memegang pundak KAI.

Saat itu juga Eun Hee benar-benar menyadari jelas KAI yang tidak menyukainya.

            “Baiklah, ayo cepat kita ke kelas. Bel sudah bunyi.” Eun Hee mencoba bersikap normal pada KAI.

            “Jangan bicara denganku.” Ucap KAI keras, hingga terdengar oleh orang di sekitar mereka.

Eun Hee dapat melihat tatapan mata KAI yang tajam kearahnya. Mata yang selama ini terus melindunginya kini berubah. KAI jelas sangat marah padanya. Eun Hee mulai berkaca-kaca setelah teriakan KAI menghancurkan hatinya.

KAI menjauh pergi dari Eun Hee. Eun Hee yang terlanjur sakit hati hanya diam dan berusaha agar tangis tidak di keluarkannya. Semua tatapan orang tertuju pada Eun Hee. Karena mereka juga mengetahui Eun Hee dalang pertengkaran antara KAI dan D.O. Mata mereka sangat sinis padanya. Hampir semua orang berfikir Eun Hee gadis yang kejam. Tidak mungkin KAI dan D.O disalahkan di kasus ini, mereka sangat terkenal. Sedangkan Eun Hee hanya gadis cantik di kalangan namja saja, bagi yeoja dia adalah musuh. Memiliki paras cantik dan dekat dengan namja populer EXO di sekolah adalah kesalahan besar untuk Eun Hee bagi para yeoja tersebut.

Eun Hee berjalan menuju kelas. Fikirannya masih tertuju pada KAI tapi matanya tidak sanggup melihat kearahnya saat berjalan memasuki kelas.

KAI memandang tak peduli saat Eun Hee melewatinya. Sangat sulit baginya untuk memaafkan Eun Hee. Entah apa yang membuat KAI begitu sangat membenci Eun Hee, padahal dia dan D.O sudah bersahabat kembali. Tapi mengapa dengan Eun Hee tidak?

TBC

Bagaimana ceritanya? Aneh ya? Ehmm, setidaknya author sudah sekeras mungkin membuat cerita yang sekreatif mungkin hehe. Jangan lupa baca part selanjutnya. Annyeong J


Shady Lady

$
0
0

title : Shady Lady

author : damchukiddo (@damnchoo)

main cast : Hwang Mirae (OC), Kim Jongin/Kai (EXO)

support cast : Byun Baekhyun (EXO), Hyejun (OC)

Genre : fluff, romance

Rating : PG –13

 length : oneshot

disclaimer : all characters belong to God and his/her family. It’s pure from my imagination. So, sorry for similarity of the plot, weird storyline, typo(s) and etc, i’m still amateur. No bash. No plagiarism. No sider!~

ff ini juga dipost disini, tapi dengan tokoh yang berbeda.

enjoy^^

______

 “I know how to love you just the way you are.”

______

Itu terjadi lagi.

Sudah berulang kali gadis itu mendapati lelaki di seberang sana, sedang dikerumuni oleh banyak gadis-gadis cantik. Perlu ditekankan sekali lagi, Ia dikerumuni oleh gadis-gadis cantik. Tidak hanya cantik, gadis-gadis itu juga memiliki rambut yang tergerai indah dan juga badan yang proposional. Jauh sekali dengan apa yang ada dalam dirinya.

Gadis itu menghela nafas panjang. Memang dari awal tidak seharusnya ia jatuh hati pada mata tajam lelaki itu. Tidak seharusnya ia terbuai dengan suara lembut lelaki itu. Tidak seharusnya ia merasa nyaman ketika tangan lelaki itu terpaut di tangannya. Dan…. tidak seharusnya ia menerima pernyataan cinta dari lelaki itu.

Entah apa yang ada di pikiran lelaki itu saat ia mengungkapkan perasaannya pada gadis itu. Untuk memanfaatkannya? Tidak, gadis itu tidak merasa dimanfaatkan. Untuk mendapatkan popularitas? Tidak, gadis itu hanya gadis biasa, bukan murid terpopuler satu sekolah. Lantas untuk apa?

Gadis itu tidak pernah tahu.

Yang ia tahu, lelaki itu hanya mengatakan bahwa ia mencintainya. Dengan tulus. Ya, hanya itu yang gadis itu dapati saat menatap wajah lelaki yang sudah mengisi hari-harinya selama kurang lebih satu tahun kebelakang ini.

Gadis itu menundukkan kepalanya. Menatap sepatu ketsnya yang sedikit lusuh. Kadang, ada rasa ingin mengakhiri hubungan ini, tapi… ia tidak bisa. Bagaimana bisa ia memutuskan hubungan dengan cinta pertama yang sangat dicintainya itu? Bagaimana bisa ia mengabaikan senyum kekanakkan yang hanya ditunjukan padanya saja? Bagaimana bisa ia melupakan sorot lembut dari mata tajam lelaki itu?

Tidak akan pernah bisa.

Gadis itu kembali menatap lelakinya di seberang sana. Kerumunan gadis-gadis itu semakin bertambah banyak. Beberapa dari mereka sedikit mencondongkan tubuhnya, –memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Lelakinya itu hanya tersenyum, sedikit. Gadis itu menghela nafas berat.

“merasa tidak percaya diri lagi?”

Gadis itu terlonjak kaget ketika mendapati seseorang sudah terduduk di sebelahnya. Kemudian ia menyipit sebal. Sang pelaku hanya menatap lurus pada objek yang sedari tadi gadis itu tatap.

“ya Byun Baekhyun! Tidak bisa kah kau hadir secara normal layaknya manusia biasa?”

Baekhyun hanya mengangkat kedua bahunya. Gadis itu memutarkan bola matanya. Sahabatnya ini memang mempunyai kebiasaan buruk yang kadang sedikit menyebalkan. Salah satunya datang secara tiba-tiba.

“kau ingin jadi seperti mereka?” Baekhyun menunjuk ke arah gadis-gadis itu.

Gadis itu menghela nafasnya. Lagi. “mereka cantik.” Gumamnya sambil menatap nanar ke arah gadis-gadis itu, –kearah lelaki yang berada di tengah-tengah mereka, lebih tepatnya.

“hey Hwang Mirae! Sudah ku bilang kan, suatu hubungan tidak diukur dari paras para pelakunya. Persetan dengan si cantik atau si buruk rupa. Selama kau dan dia memiliki cinta dan ketulusan, apa lagi yang harus dipermasalahkan?” ucap Baekhyun.

Mirae –gadis itu, menggigit bibir bawahnya. Baekhyun memang sudah beberapa kali mengucapkan kata kata itu. Awalnya Mirae merasa percaya diri setelah mendengar kata-kata itu. Tapi akhirnya ia menciut kembali. Entahlah, ia masih merasa ada sesuatu yang salah.

“bukankah ini aneh? Seorang pangeran memilih menjalin hubungan dengan seorang yang buruk rupa daripada para putri yang berada disekelilingnya?”

“semua orang mempunyai hak untuk memilih pasangan mereka masing-masing. Seorang pangeran bahkan bisa menikahi seorang pengemis jika ia ingin.”

Mirae tersenyum getir.

“jangan merendahkan dirimu sendiri Mirae. Memang yang patut bahagia hanya orang-orang yang berparas rupawan saja? Seharusnya kau bersyukur, lelaki mu itu tidak tergoda sedikitpun ketika ia di serang oleh gadis-gadis bertubuh bak model itu.” Baekhyun menunjuk menggunakan dagunya.

Mirae masih menatapi lelakinya diseberang sana. Memang benar, lelakinya itu hanya menanggapi semua kelakuan gadis-gadis disekitarnya dengan senyum yang sedikit tidak ikhlas. Mirae sedikit bisa bernafas lega.

“Tapi, ‘ntahlah, Baekhyun. Aku seperti menjadi penghalangnya. Maksudku, dia pernah bercerita, selepas ia resmi berpacaran denganku, ia sedikit dijauhi oleh teman-teman bermainnya, karena berpacaran dengan seorang yang buruk rupa.”

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya, “lalu?”

“y-ya, aku merasa tidak enak saja.” Ucap Mirae terbata.

Baekhyun berdecak. “kau ini. Lihatlah, apakah dia mempermasalahkan hal itu? Toh dia sendiri acuh dengan teman-teman yang menjauhinya. Mengapa kau yang merasa tidak enak? Lagipula jika ia tidak benar-benar mencintaimu, ia pasti lebih memilih putus denganmu lalu berpacaran dengan salah satu dari gadis-gadis yang sedang mengerubunginya itu.”

Mirae menatap Baekhyun dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Sedangkan Baekhyun hanya membalas dengan tatapan percaya-padaku-jika-kau-ingin-bahagia. Mirae tertunduk. Baekhyun adalah tipe orang yang senang bercanda, tapi ia bisa jadi sangat serius jika menyangkut dengan orang-orang yang dekat dengannya.

“Kai itu tipe orang yang tidak pernah mempermasalahkan penampilan. Buktinya dia sudah berteman dengan aku si kutu-buku-yang-cupu selama sebelas tahun, dan ia tidak pernah malu. Jika ia sudah sangat nyaman dengan seseorang, ia tidak akan protes dengan penampilan orang tersebut.” Lanjut Baekhyun.

Baekhyun memang teman kecil Kai –lelakinya itu. Memang penampilan Baekhyun tidak berbeda jauh dengan Mirae –seorang yang nerd dengan kaca mata berlensa tebal. Bedanya, Baekhyun lebih terlihat kutu buku dengan kacamata old fashion nya itu.

“sudah lah Mirae. Kau jangan tidak percaya diri seperti itu. Kau harus mencontoh aku. Walaupun orang bilang aku cupu atau tidak keren, tapi buktinya Hyejun tetap mencintai diriku karena aku mempunyai percaya diri yang tinggi.” Lanjutnya sambil menepuk-nepuk dadanya bangga.

Mirae terkekeh. Hyejun adalah kekasih Baekhyun. Mereka sudah berpacaran dari semester awal saat masuk sekolah menengah akhir. Hyejun hampir sama dengan Kai, –seorang berparas rupawan yang memiliki banyak lingkup pertemanan. Awalnya Baekhyun nekat untuk menyatakan perasaannya. Tapi ternyata Hyejun juga menyukai Baekhyun, dan voila! Akhirnya mereka mendapatkan gelar pasangan paling menggemparkan saat hari pertama resmi menjadi pasangan kekasih.

“awalnya aku juga sempat kesal karena, kau ingat panggilan ‘beauty and the beast’ yang mereka tujukan padaku dan Hyejun? Tapi ku acuhkan saja mereka. Dan akhirnya aku bisa bertahan dengannya sampai sekarang. Malah Hyejun makin lengket saja denganku.” Ucap Baekhyun sambil terkekeh.

Mirae meninju pelan lengan Baekhyun. “ah Hyejun tahan denganmu karena kau guna-guna kan, Baekhyun, aku tahu itu.” Candanya.

“enak saja!” Baekhyun memajukan bibirnya. Baekhyun kemudian terlihat seperti berpikir. Sedetik kemudian ia menjentikkan jarinya. “ah! Hyejun bilang akhir pekan ini akan ada prom night. Coba saja kau ikut dan ubah penampilan mu seperti gadis-gadis itu.” Lanjutnya.

Mirae menggigit bibirnya. “kau yakin itu ide yang bagus?” tanyanya khawatir.

Baekhyun mengangkat kedua bahunya. “entahlah. Mencoba hal baru bukan sesuatu yang buruk kan?”

Mirae mengangguk. “tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan saat nanti.” Dengusnya.

“itu urusan gampang, nanti Hyejun akan membantu mu memilih pakaian dan make up.” ucap Baekhyun. “nah itu pangeranmu sudah datang. Aku pergi ah, ingin menemui putriku. Bye sampai berjumpa kembali.” Lanjutnya sambil menunjuk ke arah Kai kemudian pergi menjauh dari tempat Mirae duduk.

Mirae tertawa kecil mendengar diksi putri dan pangeran yang digunakan oleh Baekhyun tadi. Sejurus kemudian Mirae mendapati tangan Kai sudah melingkar di bahunya. Oh iya jangan lupakan senyum cerah yang selalu menghiasi bibir Kai. Senyum yang mampu membuat Mirae meleleh seketika.

“habis berbicara dengan siapa?” tanyanya dengan lembut.

“Ba-Baekhyun.” Mirae terbata. Wajahnya dan Kai sangat dekat kali ini. Mirae bisa merasakan sapuan nafas Kai di wajahnya. Mendadak Mirae menjadi gugup. Kai memang tahu bagaimana cara membuat jantung Mirae berdetak tak karuan seperti ini.

Kai menaikkan sebelah alisnya. “dia mengganggumu lagi?” tanyanya dengan nada mengintrogasi.

Mirae menggeleng cepat. “tidak, tadi kami hanya mengobrol biasa.”

Kai mengangguk paham, kemudian dia membuka mulutnya lagi, “ku dengar akhir pekan ini ada prom. Kau mau ikut?”

Mirae mengerutkan dahinya. Membuat gesture seperti berpikir.

“aku tidak memaksa.” Lanjut Kai. Memang, kekasihnya ini sedikit susah untuk diajak pergi ke acara-acara semacam itu.

Mirae menggeleng. “tidak ada salahnya kan mencoba hal baru. Jadi, aku ikut.”

Senyum Kai mengembang. “aku jemput kau, putriku.” Ucapnya sambil mengedipkan matanya.

Mirae bergidik ngeri, sepertinya kekasihnya ini sudah tertular oleh Baekhyun. “itu menggelikan.” Canda Mirae.

Kai mengacak-acak rambut Mirae gemas. Mirae memajukan bibirnya sambil meninju lengan Kai. Kemudian mereka tertawa-tawa bersama.

______

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Mirae sudah menyiapkan segalanya dengan sempurna. Ia benar-benar mengubah penampilannya. Ia memoles wajahnya dengan sapuan warna-warna yang natural. Rambutnya yang biasa ia ikat, malam ini dibiarkan tergerai dengan bebas. T-shirt belel dan celana pendek kini berganti dengan gaun pendek tak berlengan dengan belahan dada yang sedikit rendah. Mirae juga memakai sepatu heels berwarna putih, senada dengan warna gaunnya. Oh iya, Ia juga melepaskan kaca mata tebalnya dan lebih memilih kontak lens berwarna baby blue.

“sempurna!” pekiknya riang ketika selesai mengulaskan lipstick merah muda ke bibirnya.

Mirae melihat pantulan dirinya di cermin. Mirae tidak percaya bahwa dirinya bisa menjadi secantik ini. Terima kasih kepada juga kepada Hyejun untuk masukan dan saran tentang pakaian dan make up yang ia kenakan malam ini.

Ini baru namanya seorang putri, bukan seorang gadis dengan kacamata yang kuno!, pekiknya dalam hati. Beberapa detik kemudian ponsel nya berbunyi. Sebuah pesan masuk tertera di layarnya. Pesan dari Kai.

From: Jongin

Mirae-ya, maafkan aku tidak bisa menjemput mu. Aku harus mengantar ibu ku terlebih dahulu. ok, hati-hati! Sampai bertemu disana, putriku ;)

Mirae tertawa kecil membaca pesan dari lelakinya itu. Kemudian ia melirik jam kecil yang melingkar di tangan kirinya. Sebentar lagi acara akan dimulai, ia harus segera bergegas jika tidak mau datang terlambat.

Mirae mengambil tas selendang kecil di atas meja, lalu berlari kecil keluar rumah. Menyetop taksi dan bergegas masuk ke dalamnya. Selama di perjalanan, Ia bertanya-tanya bagaimana reaksi teman-temannya nanti? Terutama Kai. Uh memikirkannya saja sudah membuat perutnya tergelitik.

Taksi itu berhenti. Mirae memberikan beberapa lembar uang lalu keluar dari kendaraan itu. Gedung yang menjadi tempat prom itu sudah hampir setengah penuh. Mirae berjalan pelan lebih dalam lagi. Jantungnya sedikit berdegup lebih kencang ketika yang lain memperhatikannya dengan tatapan yang tak biasa.

“Hwang Mirae? Kau cantik sekali!” pekik Hyejun saat Mirae sudah benar-benar masuk ke dalam ruangan.

Mirae tersenyum senang. “kau sendiri? Dimana yang lain?”

“oh, Baekhyun sedang mengambil minuman bersama Kai.” Ucapnya sambil menunjuk ke arah stands minuman. Terlihat  Kai dan Baekhyun sedang mengobrol sambil memunggungi mereka.

“ayo kita hampiri mereka!” Hyejun menarik tangan Mirae secara tiba-tiba.

Hyejun langsung mengamit lengan Baekhyun ketika mereka sampai disana. “Baekhyunnie! Lihat ada seorang putri yang benar-benar cantik!” seru Hyejun sedikit histerikal.

Kai dan Baekhyun berbalik. Keterkejutan sangat kentara terpancar dari wajah mereka berdua. Mirae hanya menundukan sedikit kepalanya dan tersenyum malu. Baekhyun menegak habis minuman yang ia pegang. “ini bukan Hwang Mirae, ini orang lain!” kata Baekhyun sambil mengucek matanya.

“ya! Sudah jelas itu Mirae pabo!” sanggah Hyejun sambil memukul kepala Baekhyun.

Mirae hanya tertawa kecil melihat tingkah pasangan itu. Kemudian matanya beralih pada Kai. Mirae sedikit memucat ketika mendapati mata Kai sedang menatapnya dengan pandangan yang sangat datar.

Mendadak atmosphere menjadi mendingin. Baekhyun dan Hyejun menghentikan tawa mereka. Mirae menggigit bibir bawahnya. Tidak tahu harus melakukan apa. Ia juga tidak tahu kesalahan apa yang ia buat hingga mendapat tatapan seperti itu dari Kai.

Kai menyimpan minuman yang sedari ia pegang ke meja yang berada di dekatnya. Kemudian ia mendekati Mirae lalu menarik tangannya, berjalan ke luar ruangan. Teriakan dari Baekhyun tidak dihiraukan oleh Kai.

“Kai.” panggil Mirae saat mereka berdua sudah berada di luar ruangan.

Kai tidak menggubris panggilan Mirae. Cengkramannya di tangan Mirae semakin mengeras. Langkah kakinya semakin cepat. Ia hanya ingin membawa Mirae enyah dari tempat ini secepatnya.

“Kai!” sentak Mirae lebih keras.

Kai menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap kekasihnya itu. “apa?” ucapnya dingin.

Mirae masih menggigit bibirnya. Mati-matian berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata. Jujur, Mirae sangat terkejut melihat reaksi dari kekasihnya itu. Kai tidak pernah memperlakukannya seperti ini, –semarah apapun dia.

“Sakit..” ucap Mirae lirih. Kai yang sadar mencengkram tangan Mirae terlalu erat akhirnya melepaskan tangannya. Bekas jari-jari berwarna kemerahan terpampang di pergelangan tangan kiri Mirae.

Kai melepaskan jas yang ia kenakan, lalu memberikannya ke depan Mirae. “pakai ini.” Suruhnya masih dengan nada yang dingin dan datar. Kemudian Mirae memakainya dengan ragu.

“kita pulang.” Lanjut Kai lagi.

“tapi acaranya baru mulai..” sanggah Mirae pelan.

“kita pulang!” potong Kai dengan nada suara yang lebih tegas. Kemudian Ia menarik tangan Mirae lagi dan menuntunnya ke dalam mobil milik Kai.

Keheningan menyelimuti ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Hanya suara deru mesin mobil dan nafas berat milik mereka berdua. Kai melirik ke arah Mirae. Gadisnya itu sedang tertunduk sambil menggigiti bibir bawahnya. Kai tau, Mirae sedang berusaha untuk tidak menangis di depannya.

Kai menghela nafas panjang. Ia sendiri tidak tau mengapa ia sangat marah ketika melihat gadisnya mengubah penampilannya malam ini. Kai menghentikan mesin mobilnya, kemudian ia menghadap ke arah Mirae. Tangannya menyentuh puncak kepala gadis itu, kemudian mengusapnya dengan lembut. Mirae hanya menundukan kepalanya dalam-dalam.

“aku ingin menjadi cantik.. Hanya itu.” Gumam Mirae pelan, sedikit bergetar.

Amarah yang tadi berkecamuk di dada Kai hilang sudah, digantikan dengan perasaan sesal. Ia menyesal sudah memperlakukan Mirae seperti tadi. “maaf.” Ucap Kai sangat lembut.

“aku ingin cantik seperti mereka. Aku ingin jadi cantik agar kekasih ku tidak malu saat berjalan dengan ku. Kau tahu bagaimana rasanya melihat kekasih mu dikelilingi oleh gadis-gadis cantik yang berbeda jauh dengan dirimu?” setetes air mata jatuh saat Mirae menyelesaikan kalimatnya.

Kai buru-buru menyeka air mata di pipi Mirae. “kau tidak perlu menjadi seperti mereka, Mirae. Aku tahu semua gadis ingin menjadi cantik untuk mendapatkan perhatian dari lelakinya. Tapi tidak dengan kau. Cukup menjadi dirimu yang seperti biasa saja kau sudah bisa merebut perhatian ku.” Ucap Kai lembut.

“aku bukannya membenci usaha mu untuk menjadi cantik. Hanya saja aku kurang menyukainya. Aku lebih suka kau dengan baju sederhana mu. Aku lebih suka rambutmu yang terikat rapi. Aku lebih suka kau menggunakan sneaker, bukan sepatu berhak yang membuat kaki mu kesakitan. Tidak perlu berubah.” Lanjutnya.

Mirae memberanikan diri untuk menatap mata Kai. Kini tatapan datar yang ia berikan tadi lenyap, digantikan dengan sorot lembut yang selalu Kai tampilkan kepadanya.

Kai mengambil selembar tissue dari dashboard mobilnya. Kemudian Ia mengusap lembut bibir Mirae dengan tissue itu. “I like your face without any make up on. Why don’t you know how pretty you are? No matter what anyone says, you’re perfect in my eyes.” Ucapnya lagi, kemudian Ia mengecup bibir Mirae.

Mirae sedikit kaget dengan kata-kata dan kecupan yang kekasihnya beri itu. Tak sadar, pipinya merona. Kai yang melihat perubahan warna pipi gadisnya itu hanya tertawa kecil. Sedangkan Mirae hanya tertunduk malu.

You might think these are just words but, you’re my lady. I know how to love you just the way you are.”

Mirae tersenyum mendengar ucapan Kai tadi. Memang benar apa yang dikatakan oleh Baekhyun, Suatu hubungan tidak diukur dari paras para pelakunya. Selama kau dan dia memiliki cinta dan ketulusan, tidak ada yang harus dikhawatirkan.

Kai menatap gadisnya itu. Kemudian Ia mengacak-acak rambut Mirae. Mirae merengut, lalu memukul lengan Kai. Dan akhirnya mereka tertawa bersama-sama.

-END-

Halooooo!!!! Aku datang kembali dengan ff oneshot yang super gak jelas ini u.u ini terlalu cheesy ga sih? Takutnya jatohnya malah bikin geli bukan sweet duh aku gak bisa romantis romantisan sih ;–; /nangis/ terus akhirnya juga aneh huhu maafkan ya namanya juga masih amatiran dan belum sah buat disebut author hikss~

Udah ah, comment ya jangan lupaa. Kritik&saran sangat aku terima dengan lapang dada. Terimakasih!^^ chu chu~~


Angel (CHAPTER 1)

$
0
0

New Picture (1)

Angel (CHAPTER 1)

Main cast : Huang Zhi Tao (exo)

                      Go Ah jung (OC), and other cast

Genre : Sad, love, etc

RT : PG

Leght : twochapter

Hai.. saya Iz Ma V , aku bawa Tao because his my mine ^^.. oke cekidoot pertama-tama mian karena poster jelek trus typo masih banyak ya hm . jangan lupa coment nya he

Summary : inilah aku yang akan selalu menunggumu melupakannya

Udara musim gugur berhembus mengitari seoul dan sekitarnya, daun-daun maple mulai lepas dari pohonnya, melepaskan diri dari yang melindunginya selama ini. Seorang namja berambut merah berdiri  tepat di samping gundukan tanah yang tertutup rerumputan hijau, matanya berkaca-kaca memutar kembali memori yang pernah ada dalam otaknya dan cairan itu pun jatuh lepas dengan sendirinya terus jatuh membasahi pipinya. Sakit, mungkin itu yang di rasakan namja yang bernama Tao ini, rapuh dan retak dan perasaan bersalah yang selalu muncul ketika mengingat mendiam kekasihnya itu muncul lagi tanpa permisi. Betapa bodohnya nya dia yang mempertaruhkan nyawanya deminya

“Harusnya aku yang mati bukan kau Yonji” ucapnya di tengah tangisannya

Tanpa di sadarinya, dari kejauhan di balik pohon maple itu berdiri seorang yeoja yang terus melihat apa yang di lakukan Tao. Rambut panjangnya dia kibaskan ke belakang tenguk lehernya, dia merogoh sakunya mencari sebuah tissue di sakunya. Dari awal sampai sekarang dia terus mengikuti tao karna dia tau hari ini adalah hari dimana seseorang yang selalu membuat tao tersenyum dan bahagia meninggal tepatnya 365 hari yang lalu. Air matanya menetes, bukanlah air mata seorang yang menagisi orang yang sudah meninggal namun air mata seorang wanita kepada seorang pria yang di cintainya.

“sampai kapan harus seperti ini” ucapnya. Yeoja itu melangkahkan kaki kanannya, dia memutarkan tubuhnya 180 derajat dan pergi meninggalkan tao.

..

Dialah Go Ah Jung, seorang wanita yang di pilih ayah Tao sebagai pengganti dari Shin Yonji. Yeoja dengan segala kesempurnaannya, kulit putih rambut panjang mata yang bulat indah dan tentunya wanita yang datang membawa hati yang benar-benar murni kepada seorang Huang Zhi Tao.

Tiga hari lagi adalah acara pernikahan mereka, tapi itulah Tao dia sama sekali tidak peduli dengan pernikahannya, apalagi dengan gadis yang sama sekali tidak di cintainya,

“sekarang pergilah untuk fiting baju pengantin kalian” ucap ayah Tao

“aku malas”Tao beranjak pergi meninggalkan ayahnya dan juga Ahjung

“TAO” teriak ayah tao, dan hal yang paling di takuti tao adalah ayahnya dan jika ayahnya sudah berteriak seperti ini hati tao bagaikan es yang meleleh

“baiklah” seulas senyum mengembang di bibir Ahjung dan ayah tao

..

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut seorang Tao, Ahjung yang duduk di samping Tao hanya menghembus nafasnya pelan dia tidak berani untuk hanya sekedar berkata apa kau baik-baik saja ataupun apa kau sudah makan, paman Lee yang mengendarai mobil pun hanya bisa mengiyakan keadaan dua manusia yang ada di belakangnya ini.

“sudah sampai keluarlah dulu” ucap tao, ahjung pun menurut

“kau”

“nanti kau dulu”

Yang terbayang di kepala Ahjung adalah kelak dia akan bergandengan tangan bersama kekasihnya menuju ke butik untuk fiting baju pengantin tapi yang terjadi kini sangatlah berbanding terbalik

“aku ingin fiting baju pengantin atas nama Tuan Huang Zhi Tao” ucapnya ketika sudah berada di dalam butik

“apa anda datang sendiri”

“tidak dia masih di luar”

Ahjung pun masuk ke dalam kamar pas untuk memakai gaunnya, ahjung benar-benar cantik dengan gaun putih sederhana yang semakin di perindah dengan renda kecil di setiap sisinya, bahunya yang lurus dan tegak dia telanjangkan, rambut panjangnya dia ikat ke belakang.

Saat gorden itu terbuka tepat di depan nya sudah ada Tao yang duduk menunggu Ahjung, pandangan mata tao saat ini tertuju hanya pada satu objek yaitu Go Ah Jung

“Yonji” ucap tao, yang di lihat tao adalah Yonji bukanlah Ahjung dan pandangan Tao sudah berada pada kenyataan sebenarnya bahwa yang di depannya ini adalah ahjung

“sudah kan punyaku sudah bagus jadi aku tak perlu fiting dan cepat aku tunggu kau di mobil” ucapnya, lalu beranjak pergi meninggalkan ahjung, ahjung pun menerima perlakuan ini toh dia sudah sering sekali di cueki seperti ini dan ahjung sama sekali tidak bisa membayangkan ketika ia dan tao sudah menikah kelak.

..

Tao duduk di sofa di balkon kamarnya, matanya menerawang lurus ke depan, memorinya menerawang ke masa lalunya

“seminggu lagi kita menikah” ucap gadis yang bernama Yonji, tepat di sampingnya ada seorang namja yang sedari tadi bersamanya, dia menengok ke samping dan menemukan wajah tampan sedang tersenyum dan menatapnya

“benarkah, oh ya apa kau mencintaiku Shin Yonji?” tanya Tao

“tentu saja”

“kalau iya..” Tao berdiri

“Kejaar aku” ucap tao tepat saat ia melangkahan cepat kakinya

“heii tunggu aku” yonji pun mengejar tao, senyuman terus saja mengembang di bibir manisnya dia tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan dari kekasihnya itu,

Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil Sedan putih melaju dengan cepatnya dan Tao dalam bahaya

“Tao awaaas”

“Bruukk”

Benturan keras menerjang tubuh Yonji, dia menyelamatkan kekasihnya, tao yang jatuh ke pinggir langsung menghampiri kekasihnya yang sudah berlumuran darah

“yonji, yonji” ucapnya

..

Hari pernikahan Ahjung dan Tao tiba, orang tua mereka sudah menunggu di Gereja, Tao dan Ahjung  saat ini sedang dalam perjalanan menuju gereja,

Di dalam mobil yang ada di hati dan benak tao adalah Yonji, menikah dengannya adalah suatu anugerah untuknya. Namun kenyataan nya sangatlah pahit untuk seorang namja yang benar-benar merasa di tinggal oleh kekasih yang di cintainya karena keslahannya,

“yonjii” ucapnya lirih, lampu merah di perempatan jalan menyala mobil yang mereka tumpangipun berhenti, tao terus menatap lurus ke depan dan melihat seorang yeoja berpakaian gaun putih berdiri menatap tao

tao , apa kau akan meninggalkanku kau jahat kau berjajanji akan menikahiku namun kenyataanya kau menikah dengan gadis lain akumembencimu aku membencimu tao’

suara Yonji mengggema di ujung telinga Tao, benar atau tidak hanya tao lah yang mendengar ucapan Yonji tersebut. Bayangan yonji pergi berlari bebarengan dengan berakhirnya suara itu.

“yonji” tao membuka pintu mobilnya dan berlari mengejar bayangan Yonji

“tao kau mau kemana” Ahjung yang sedari tadi berada di samping Tao ikut keluar dan mengejar tao, tak peduli orang-orang akan melihatnya karena dia memakai gaun pernikahannya

“Taooo” ucapnya di sela lariannya

Tao memberhentikan kakinya saat bayangan yonji meghadap ke arahnya, senyuman itu muncul dari bibir yonji senyuman yag selama 365 hari itu sangat di rindukannya. Kaki yonji menghilang dan di ikuti bagian atas tubuh yonji, bayangan yonji menghilang benar-benar menghilang

“yonji” tao mengusap buliran cairan di sedari tadi membasahi kelopak matanya, dan menengok 90 derajat ke arah kanannya, Tao melihat sebuah mobil sedang melaju ke arah Ahjung

“Ahjung awaaaas”

Mobil itu menerjang tubuh ahjung,

“Bruuk” …

Tao berlari berusaha menyelamatkan ahjung namun terlambat

Tubuh ahjung terkapar di atas aspal jalan

Darah mengalir deras dari kepala Ahjung, gaun putih nya kini sudah di hiasi dengan bercak-bercak merah di mana-mana

“Ahjung..” ucap tao , ia memangkukan kepala Ahjung pada pahanya,

“Tao” ahjung menarik sudut bibirnya

“maafkan aku”lirih tao, ahjung terus tersenyum..

TBC

Gimana chingu, jelek ya mian ya soalnya aku bari belajar, oh ya next time aku share yg chapter 2 ya kalau yang ini dapet respon bagus hehe,

Oke , gomawo ^^


Innocence Girl

$
0
0

New Picture (2)

INNOCENCE GIRL

 

Main cast : byun baekhyun (exo) , Oh jina (oc) and other cast

Genre : romance, schoollife, sad , happy

RT : PG 14+

Hai halohaaa..  izma v in here hehe,, ini ff oneshot baekhyun aku yang pertama jadi karna saya pemula masih banyak keslahan maklum saya manusia , dan awas typo berserakan dimana-mana oke Cekidooot

Apa  aku  ini  bodoh..

Apa  aku yang  terlalu  polos..

    Aku  melangkahkan kakiku  menuju  gerbang sekolah, seperti  biasa  terus memandangi  sebuah  rumah  di  sebrang  sana.  Rumah rapi  dan   bersih  berukuran  sedang  itu.  Aku  tertarik  padanya   tentu  saja  bukan  dengan  rumahnya   melainkan  penghuni  rumah  itu,  dia  tampan  putih   dan   murah  senyum.  Aku  mungkin  salah  satu   yang  beruntung  bisa  mengenalnya  , tidak  bukan  hanya  aku  saja  yang  mengenalnya  tapi   seluruh  siswa  di  sekolah  mengenalnya.

   Apa  kalian   tahan   melihat  lelaki  tampan ?  aku  sudah  tau  jawabannya  pasti  tidak.  Dia  bukan  ketua  OSIS  atau  termasuk  dari  daftar  siswa  pintar  di  sekolah,  dia  hanya  siswa  terkenal  di  sekolah.   Apa   yang  membuatnya  terkenal,  dia  adalah  seorang  atlet  di  sekolah.  Dia  adalah  kapten  basket ,  pembalap  , dan  tak  henti-hentinya  aku   memujinya  tampan.

“ heii ‘’ panggil  seseorang  ,menganggu  saja  batinku . Aku  pun  menoleh  ke  sumber  suara

‘’ ayo  kita  ke  kelas ‘’ ajaknya  paksa  dan   menarik   tanganku.

Ya  dia   adalah  teman  yang  cukup  dekat  denganku, namanya  jiwon  dan  bukan  hanya  dia  saja  ada  dua  lagi   yang  dekat  denganku, ne hyoyoung  dan  minji , oh   ya  aku  belum  memperkenalkan  diriku

Aku  Oh   Jina,  siswa  kelas  1   jurusan  akuntansi  di  salah  satu   sekolah  swasta   ternama  di kotaku. Kenapa  aku  memilih  akuntansi, karna  itu  adalah  kemauan  eomma  aku  hanya  menurutinya  saja.  Aku punya  tiga  sahabat  yang  selalu  bersama-sama  kemana-mana  ya seperti   yang  sudah  kusebutkan  tadi.

     Aku  memandangi  gedung  di  sebrang  sana. Ya   itu  gedung  jurusan  otomotif, dan  tentu  saja  banyak  namja  disana. Tapi  hanya  satu  yang  menjadi  objek  penglihatanku  yaitu  Byun  Baekhyun. Dia  lah  penyebab  hari-hariku  tak  karuan,  dialah  yang  penghuni  rumah  di  sebrang  sekolah   beserta   orang  tuanya.

     Masih  sangat  tajam  di  kepalaku  saat  dia beratraksi  menggunakan  motor  balap  waktu  penyabutan  tamu    ambalan  minggu  lalu,  semua  yeoja  meneriakinya  dan  memanggil-manggil  namanya, begitupun  aku  dan  saat  dia  jatuh  dari  motor  semua  siswa  melihatnya  dengan  pandangan  khawatir,  tapi  dia bangkit  lagi  dan beratraksi  lagi. Aku sungguh  terpukau  meihat  atraksinya  itu,  dalam  hatiku  apa  aku    kelak  bisa  memilikinya,  tapi  semenjak  di  sekolah  menengah  pertama  selama  aku  mengidolakan  seseorang,  aku  hanyaa bisa  melihatnya  bersanding  dengan  perempuan  lain. Ya  itu  pemikiranku  pada baekhyun, aku hanya  bisa  berangan-angan  untuk  bisa  memilikinya.

‘’ jina, sepertinya  baekhyun  juga  memperhatikanmu ‘’ ucap  hyoyoung  yang  sedari  tadi    bersamaku, aku   pun  menoleh  ke  arahnya

‘’ apa iya tidak  mungkin  lah ‘’ aku  kembali  melihat  ke  arah  baekhyun, dan  tidak  ada sial  ternyata  dia  sudah  masuk  ke  kelas

      Hingga  saat   itu  tiba,  saat yang  sungguh  sama  sekali  tidak  pernah  terfikir  di  otakku.  Hari  ini  adalah  hari  pemilihan   ketua  OSIS  di  sekolah. Aku  dan   teman-temanku  beristirahat  duduk-duduk  di  depan  kelas.  Aku   melihat  baekhyun  , dia  memakai  bando  di kepalnya, sungguh  menambah  kesan  imut  padanya . ingin  rasanya  aku  bisa  mengambil  foto  bersamanya  lalu   ku   upload   ke  social  media.  Jarak  kami  saat ini  cukup  dekat, di   sebelah  ruang  pemilihan  kelasku  adalah   ruang  pemilihan  kelasnya.  Aku  dan  ke tiga  temanku   bersandar  di  balkon  sambil  melihat keadaan  di  bawah, dan  cahaya  silau  menganggu  mataku,  siapa   yang  melakukan  ini, aku  melihat  ke  depan  saat  cahaya   itu  berhenti  mengangguku dan  seorang  lelaki tersenyum  dan   tertawa  ke  arahku   sambil   memainkan  cermin  ditangannya  ke arahku,  aku  bahkan  tidak  percaya , dia  baekhyun ? baekhyun  sedang  tertawa  ke  arahku. Mulutya  bergerak –gerak  menimbulkan  sebuah  kata  yang   dapat  aku  pahami ,

‘ aku  minta  nmor  ponselmu ? ’  apa  itu  sungguhan,  dia  sedang  berbicara  padaku  atau  bukan. Aku  menoleh  ke  belakang    apakah  ada  orang  yang  sedang  berbicara  dengannya, tapi  nihil   tidak  ada  satupun   orang di  sana.  Aku  kembali menoleh  ke  arah  baekhyun, dia  tersenyum   dan  berkatata

‘’ iya kamu ‘’ ucapnya . aku  menoleh  ke  arah  temanku  apa  semua  ini   benar  dan ke  tiga    temanku  mengangguk  kompak

‘ bagimana ini ’ batinku, dia  dan  teman-temannya  tersenyum  meihat  tingkahku  yang  mungkin  terlihat  bodoh  dan  konyol.   Dan  apa  benar.  baekhyun  bejalan   ke  arahku

‘’ tulis  nomor  ponselmu  di  sini ‘’ ucapnya , dia  menyodorkan  pulpen  dan  tangannya. Aku  memegang  tangannya  dan  menuliskan  nomor  ponselku  ditangannya. Aku  melihat  wajahnya  saat  selesai  menuliskannya, dia  tersenyum  padaku  lalu  mengusap  rambutku  sebentar  dan  kembali   ke  teman-temannya. Aku  menengok  ke  teman-temanku  mereka  tertawa  padaku  aku  tidak  peduli.

Aku  sungguh  menyesal  mengingat  tingkahku  yang  terlihat  konyol,   tapi  aku  tidak  peduli, berkat  kejadian  itu  aku  menjadi  dekat  dengan  baekhyun. Ya  setiap  hari  baekhyun  selalu  mengirimku  pesan  dan  selalu  menelponku.  Saat-saat  seperti  itu  adalah  saat  dimana  hal   yang  belum  pernah  ku  bayangkan  terjadi. Aku  menyukai  seseorang  dan  aku  bisa  dekat  dengannya,  bahkan  saat  di  sekolah  menegah  pertamapun  jarang  sekali   yang  suka  padaku.

Aku  sering  sekali  bertanya  pada  diriku  sendiri, apa  aku   ini  cantik  sampai  bisa  membuat  pria  palin  tampan  seangkatanku  suka  padaku ?  pertanyaan  yang  konyol  bukan. Tapi  kenyataannya  banyak  yang  suka  padaku  sekarang,  tapi  banyak  sekali  yang  bilang  kalau  memiliku  adalah   hal  yang  mustahil  karna  aku  terkenal  dengan  sikap  cuekku  terhadap  lelaki  yang   menyukaiku, bahkan  kekasihnya   jiwon  pernah  berkata  pada  jiwon  kalau  aku  adalah  cewek  yang  jutek, menyebalkan  bukan. Aku  juga  tidak  tau  kenapa  aku  bersikap  acuh  kepada  namja  lain  tapi  berbeda  kepada  baekhyun,  ya mungkin   karna  aku  menyukainya.

Gara-gara  kejadian  itu  aku  dan  baekhyun  jadi  akrab,  bahkan  keluarga  baekhyun  yang  rumahnya  dekat  dengan  sekolahpun  sudah  mengetahuinya.  Hampir  semua  keluarga  baekhyun  mengetahuiku  dan  entahlah  apa yang  mereka  fikirkan  tentang  aku

Saat pulang  sekolah  tiba, aku terkejut  ketika  membuka  ponsel  dan  ada  pesan  dari  baekhyun  kalau  dia  sudah  ada  di  gerbang  belakang  sekolah  dan  berniat  mengantarkanku   pulang  aku  langsung mengiyakan  saja  pesannya.  Aku  melangkahkan  kakiku  menuju  gerbang   belakang,  hatiku  benar-benar  bermacam-macam  rasanya, antara  senang  dan  deg-degan.  Seulas  senyum  nampak  dari  bibir  kecil  baekhyun  saat  melihatku,  dia   sungguh  sangat  terlihat  manis  dengan  eye smile nya  itu

‘’ ayo ‘’  ucapnya  padaku, aku  lalu  naik  ke  motor baekhyun  dan  pulang  ke rumah  di antar   olehnya

Banyak  yang  melihat  aku  dan  baekhyun  entah  apa  yang  akan  dikatakan  siswa-siswa  yang  lain  besok.  Selama  perjalanan  pulang  kami  terus  mengobrol  dan  bercanda  ria, aku  sungguh sangat  senang  kali  ini, ingin  rasanya   seperti  ini  terus

 ‘’ rumahku  itu  ‘’ ucapku  tepat  di  bawah  rumahku, aku  lalu   menunjukan  rumahku  padanya,  dia memberhentikan  motornya  dan  tersenyum  manis  padaku

‘’  gomawo ne,  hati-hati  di jalan ‘’ ucapku   lagi  dan  tidak  ketinggalan  aku  memberikan  senyum   termanisku  padanya

..

Saat  aku  di  sekolah,  banyak  sekali  yang  memperhatikanku.  Mungkin  efek  dari  kejadan  kemarin, aku  hanya  menanggapinya  dengan  acuh  seperti   yang  biasa  aku   lakukan.

Kedekatanku  dengan  baekhyun  semakin   hari  semakin  menyebar.  Bahkan  banyak  yang  mengira  aku  dan  baekhyun  sudah  berpacaran, padahal  kenyataanya  belum.  Ya  seperti   itulah  aku   dan  baekhyun  hanya  sangat  dekat,  tapi  entah  kenapa  dia  tidak  pernah  menembakku  atau  sejenisnya. Tapi  aku  berfikir  kalau   berpacaran  aku  takutnya  akan  putus  dan  tidak  ada   hubungan  lagi  mungkin  memang  lebih  baik  berteman  saja  asal  dekat.

Banyak  sekali  anak-anak  otomotif   yang  menanyakan  statusku   bersama  baekhyun  di  social  media. Mereka  berkata   kalau  baekhyun   bilang   kepada  mereka  aku  adalah  pacarnya,  aku  cukup  senang  dengan  perkataan  itu.

Aku  dan  baekhyun   sering  sekali  menghabiskan  waktu  hari  minggu  bersama, mulai  dari  dia  kerumahku  dan  memperkenalkan  dirinya   didepan  keluargaku. Entah  kenapa  keluargaku  juga  suka  kepada  baekhyun.  Kami sering  pergi  keluar   bersama  entah  itu  ke  toko  buku  ataupun  makan  bersama

Hingga  kedekatannku  berakhir.  Entah  kenapa  baekhyun  mulai  jarang  mengirimku  pesan  ataupun  menelponku, awal-awalnya  kupikir   dia  sibuk  mengurusi  perlombaan  motornya, dan  aku  mulai  lelah,  mungkin  dia  juga  sudah  bosan  denganku.  Ya  itulah  remaja,  gampang  sekali  merasa  bosan.  Hingga  saat  ini  aku  dan  baekhyun  hanya lah  sejarah  perjalanan  cintaku,  aku  dan  dia  hanya  berteman  baik  dan  sampai  sekarang.  Ketika  dia  berpapasan  denganku  dia  selalu  tersenyum  manis  padaku  akupun   membalasnya. Kedekatanku   dan  dia  hanyalah  sebatas  sahabat.  Sampai  saat  ini  pun  sungguh, aku  masih  tidak  bisa  melupakan   kenangan  indah  sata-saat  bersamanya  dan  saat  melihatnya  membuat  aku  semakin  mencintainya. Mungkin  aku  memaang  polos  dan  tidak  bisa move on  darinya.

Sarangheo byun baekhyun

END

Thanks , udah baca ff oneshot aku lagi ^^  kritik dan sarannya ya di perlukan banget supaya jadi lebih baik ne gomawo ^^



Because The Rain or Kiss? (Sequel Crazy)

$
0
0

TwImg-20140921-125730

Title   :  Because the rain or kiss? (sequel crazy)

Author : @DesyanaAyuN

Cast   : – lee seungyeon OC

            -kim jongin EXO

Genre : Romance

Length : Ficlet

Rating : G

Sequel of Crazy

 

Hallo aku datang lagi dengan sequel dari crazy. Maaf kalau alurnya kecepetan. Asli 100% buatan author. Semoga suka.

 

Happy reading

-lee seungyeon-

Musim hujan adalah musim kesukaan ku, dimana aku bisa menumpahkan rasa keluh kesah ku dari mulai senang atau pun sedih. Hujan akan menghapus semua jejak-jejak yang akan memenuhi pikiranku dan hujan juga yang akan menutupi semua kesedihanku. Aku tidak suka musim panas, bukan maksudku membencinya hanya saja musim panas menurutku tidak bisa menutupi semua kesedihan yang ada pada diriku. Aku senang saat memandangi buliran-buliran air yang turun dari langit, memandangi awan yang gelap, terkadang angin akan ikut serta saat buliran-buliran air itu turun ke bumi.

Aku akan menjulurkan tanganku untuk buliran-buliran tersebut menyentuh kulit tanganku, dan membiarkan angin menerpa wajah serta rambutku. Aku senang, sangat senang. Itu membuatku nyaman, terlebih lagi jika buliran air hujan itu ikut terbawa angin dan menerpa wajahku. Aku aneh, ya memang aneh tapi ini lah aku si gadis pencinta hujan. Aku bahkan rela berdiam diri ditengah hujan sampai bajuku basah atau memandangi hujan selama berjam-jam hanya untuk menyalurkan semua perasaanku. Dan yang aku nanti di setiap pergantian musin adalah saat musim hujan.

Seperti saat ini,bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Hujan mengguyur kota sore ini. Tapi aku enggan untuk masuk kedalam gedung sekolah lagi atau untuk melangkahkan kakiku untuk pulang. Banyak anak-anak yang mukin lebih memilih untuk diam didalam gedung sampai hujan itu berhenti atau mereka melangkahkan kakinya untuk pulang, tapi tidak dengan aku yang hanya berdiri didepan pintu masuk gedung sekolah, mengadahkan kepalaku melihat awan yang berwarna gelap sambil menjulurkan tanganku untuk merasakan buliran-buliran air hujan itu menyentuh kulit tanganku.

Aku memejamkan mataku untu merasakan rasa dinginnya air hujan dicampur angin yang berhembus, merasakan sensasi nyaman yang mengalir ditubuhku. Aku bahkan rela melakukan hal ini seharian penuh, menikmati, memandangin hujan yang turun mengguyur bumi. Sampai-sampai aku akan melupakan apa yang terjadi disekitar ku, seperti dunia ini hanya milikku.

Masih dengan kegiatanku yang sedang menikmati hujan, sampai tiba-tiba terdengar suara berat dari seseorang yang sudah 3 hari ini selalu mengganggu ku disetiap harinya bahkan disetiap jam. seseorang yang 3 hari lalu menciumku seenaknya saja dan mengklaim bahwa aku adalah miliknya, lebih tepatnya pacar dari anak berandalan itu, ya siapa lagi kalau bukan kim jongin atau lebih tepatnya dipanggil kai.

“cks..bodoh kau akan sakit nona lee” Ucapnya dengan nada dingin.

Aku membuka mataku perlahan dan menurunkan tanganku lalu kutengokkan kepala ku kearah sebelah kiri, menatapnya yang sedang menatap kearahku dengan mata tajamnya, serta senyum yang disunggingkan seperti mengejek.

Hahh..aku menghela nafas panjang dan mengubah badanku untuk menghadapnya yang kini sedang melihatku tajam serta tangan yang dilapat didepan dada,

“ini bukan urusanmu” kataku pelan yang aku yakin anak itu pasti masih mendengarnya, kalau anak itu tidak mendengarnya tidak mungkin dia akan menyunggingkan senyum mengejeknya lagi didepanku.

Anak berandalan itu melangkahkan kakinya mendekat kearahku. saat tubuhnya sudah tepat berada didepanku, dia menundukkan wajahnya tepat didepan wajahku, melihatku intens dan tersenyum menyeringai.

“bukan urusanmu? Cih..kau lupa apa yang aku ucapkan diperpustakaan waktu itu?” anak berandalan itu menghentikan ucapannya sesaat sebelum melanjutkannya lagi.

“apa perlu ku ulang lagi disini nona lee?” ucapnya penuh penekanan disetiap kata yang terlontar, sedangkan aku hanya menundukkan kepalaku, takut melihat kearahnya yang sedang menatapku seolah aku adalah mangsanya.

“sejak kapan aku jadi milikmu?, dan sejak kapan aku mau jadi pacar mu?” aku sama sekali tak mendongakkan kepalaku kearah wajahnya, tidak ada keberanian sama sekali yang kumiliki untuk sekedar menatap wajahnya.

Kini anak berandalan itu melangkahkan kakinya lebih dekat denganku sampai ujung sepatuku dan ujung sepatunya bersentuhan, dan tanpa diduga entah sejak kapan tangan kanannya berada dipinggangku, menariknya lebih dekat sampai kepalaku menyentuh dada bidangnya, dan tangan kiri anak itu mengangkat daguku untuk melihat kearahnya. Mata yang tajam, wajah yang tampan mempesona, dan bibirnya yang menawan. aku melihat untuk yang kedua kalinya dengan jarak yang sedekat ini. Oh tuhan ini bisa membuatku gila. Apa maunya anak berandalan ini.

Aku hanya diam dan membalas tatapan matanya yang seperti mengunci diriku dalam pelukannya.

Bahkan sekarang dia memiringkan wajahnya, membawa bibirnya kearah kupingku dan menciumnya sekilas sebelum mengeluarkan suaranya yang berat tepat ditelingaku. Sungguh ini gila, aku bisa gila kalau begini terus.

“sejak aku mengklaim bahwa kau adalah milikku,nona lee seungyeon” suara berat itu memenuhi otakku dengan kata-katanya yang masih aku cerna satu persatu.

Aku tidak sadar sejak kapan wajahnya yang ada di samping kupingku sekarang sudah berada tepat didepan wajahku. Dia melihatku lagi dan memajukan kepalanya sampai bibir tebalnya menyentuh bibirku. Hanya sebentar saja dia mendiami bibirnya diatas bibirku tapi mampu membuatku diam membisu, bahkan sekarang dia sudah meninggalkanku yang mematung sendirian didepan gedung pintu masuk sekolah. Aku memegang dadaku, ada apa ini? Kenapa rasanya seperti ini? Kenapa rasanya sama seperti saat aku merasakan buliran hujan yang menerpa wajahku. Dia gila, benar-benar gila. Anak berandalan itu gila. Pantas kalau aku selama ini selalu memanggilanya dengan sebutan anak berandalan. Anak berandalan yang suka memaksa apa yang dia inginkan dan aku dengan bodohnya menerima tindakannya dengan senang hati. Atau sebenarnya aku yang gila ya?.

 Dua kali, ya dua kali dia menciumku. Tapi kali ini terasa berbeda. Kenapa?, Atau karena dia melakukannya disaat hujan turun? Ah sungguh aku tidak tau, yang aku tau dan yang aku rasa saat ini adalah dadaku yang bergetar hebat. Anak berandalan itu benar-benar sialan telah membuat aku lagi-lagi seperti orang bodoh. Kumohon siapa pun sadarkan aku sekarang juga.

-SELESAI atau SEQUEL?-


A Werewolf Legend (Chapter 1)

$
0
0

A Werewolf Legend (Chapter 1)

 

Present,

          Lolly Aiko          

 

Genre : Romance,Fantasy,Supranatural

 

Main Cast : EXO OFFICIAL COUPLE

 

Rate : PG-18

 

Length : Long Story (1-20)                  

 

Summary : Cerita dimana 4 sekawan pergi ke sebuah kota bernama Elkhorn dengan tujuan bermain di Villa milik Baekhyun.Banyak kejadian aneh yang mereka alami disana dan disana juga mereka menemukan jantung hati mereka. YAOI ! BAEKYEOL ! HUNHAN ! KAISOO! CHENMIN !

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Suasana bandara pagi hari itu benar-benar padat.Dan di tengah hiruk-pikuk penumpang ataupun penjemput,terdapat seorang namja mungil dengan rambut caramel tengah duduk menunggu teman-temannya.Hari ini ia dan 3 orang temannya berencana pergi ke Villa keluarganya di daerah Elkhorn,Winconsin untuk berlibur setelah seminggu berpacaran dengan tugas-tugas menumpuk dari dosen.

 

30 menit kemudian

 

Ketika waktu telah berlalu 30 menit,akhirnya namja itu melihat 3 orang temannya dengan tergesa-gesa berlari ke arahnya.Dan ketika mereka telah sampai di hadapannya,namja itu menyambut mereka dengan senyum cerah.Ia baru saja berpikir bahwa temannya mungkin lupa akan liburan mereka ini.

 

“Ahh~ Baekkie, maaf kami terlambat.”Sesal namja berpipi chubby dengan rambut caramel yang sama dengan namja yang ia panggil Baekkie yang diangguki oleh 2 namja yang lain.

 

“Tak apa-apa hyung~ Jadwal take off kita juga masih 20 menit lagi.”Ujar Baekhyun,yang tadinya dipanggil Baekkie oleh namja bernama Xiumin.

 

“Baiklah~ apa barang-barang kalian telah lengkap semua?”Tanya xiumin pada semua temannya dan dijawab dengan anggukan.

 

.

 

 

.

 

 

.

 

 

Baekhyun dan teman-temannya telah berada di pesawat.Di dalam pesawat semua orang memang tertidur kecuali Baekhyun yang hanya melihat keadaan di luar pesawat,entah kenapa tiba-tiba ia melihat awan berbentuk kepala serigala tetapi ketika ia mengucek matanya,awan itu hilang.Dengan kejadian itu,Baekhyun memutuskan untuk tidur,tanpa menyadari bahwa ada 4 orang penumpang yang sama-sekali tak terlelap dan salah satunya memperhatikannya dengan mata yang mengerling.

 

.

 

 

.

 

 

.

 

8 jam kemudian

 

Ketika Baekhyun merasakan sebuah sentuhan pelan di lengannya,ia langsung membuka matanya dan melihat Luhan menatapnya sambil mengendikkan dagunya kearah jendela.Ketika melihat jendela,Baekhyun melihat bahwa pesawat tengah dalam proses mendarat.Dengan cepat ia membereskan barang-barang yang ia keluarkan dari tas untuk perjalanannya tadi dan memasukannya kembali ke dalam tas.40 menit menuggu akhirnya ia dan teman-temannya turun dari pesawat lalu setelah sampai di lantai 1 bandara,ia langsung menemukan Shin ahjussi melambaikan tangannya.

 

Dalam perjalanan,Baekhyun menemukan banyak sekali perubahan di kota ini.Dimulai dari adanya taman kota,sebuah toko buku yang langsung menjadi incaran Kyungsoo,yang terakhir sebuah club malam.Keadaan dalam mobil benar-benar lucu ketika Xiumin mencoba membuat lelucon yang berhasil membuat seluruh orang di mobil tertawa karenanya.

 

Atap Villa perlahan-lahan mulai terlihat oleh pandangan mobil yang ditumpangi Baekhyun.Mobil berhenti di gerbang di depan villa yang membuat Baekhyun beserta teman-temannya turun untuk masuk sedangkan barang-barang mereka akan diantar oleh pembantu di villa itu.Setiap kamar diisi oleh satu orang yang membuat Baekhyun memilih kamar terpojok dimana dekat dengan hutan yang menurutnya cukup bagus.

 

Baekhyun dengan cekatan memasukkan pakaiannya ke dalam lemari dan menata kamar itu agar sesuai dengan keinginannya,kegiatannya baru berhenti ketika maid memberitahunya bahwa ini waktunya makan malam.Dengan bergegas Baekhyun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.

.

 

 

.

 

 

.

 

“Apa menu makan malam ini bibi Bae?”tanya Baekhyun sopan pada salah satu maid setia di keluarganya sambil melihat menu makan malam yang menurutnya wah.

 

“Menu makan malam hari ini Beef steak,salah,BBQ dan juga Orange Juice , tuan.”Jawab Bibi Bae tak kalah sopan sambil menundukkan sedikit badannya pada Baekhyun yang dijawab Baekhyun dengan ber-oh ria.Sambil menunggu teman-temannya,Baekhyun memutuskan untuk berkeliling villa tersebut.Ketika ia telah sampai di ruang keluarga,ia menemukan kejadian ganjil,pasalnya ia merasa seperti diawasi.Mengusir pikiran-pikiran anehnya,Baekhyun berjalan kembali kearah ruang makan tanpa menyadari jika ada mata menatapnya.

 

.

 

 

.

 

 

.

 

“Wah~~ Menu makan ini benar-benar enak bibi !!”Ujar Luhan penuh semangat kepada Bibi Bae yang sedikit tersipu karena Luhan sepertinya benar-benar tulus mengatakannya apalagi kalimat Luhan di angguki oleh Baekhyun,Xiumin,Kyungsoo.

“Terimakasih tuan muda,saya merasa sangat senang sekali.”Sanjung bibi Bae sambil membungkukkan badannya pada Luhan yang ikut tersipu karena dipanggil tuan muda.Sedangkan Baekhyun terlihat tengah berpikir.

 

“Bibi Bae,bisakah membuatkan kami susu coklat panas?Aku berencana untuk duduk di teras belakang,untuk menikmati pemandangan hutan mungkin.”Pinta Baekhyun pada Bibi Bae yang segera diangguki oleh Bibi Bae.

 

“Untuk apa kita ke teras belakang Baekhyun?”Tanya Kyungsoo yang baru kali itu membuka mulutnya setelah seharian ini tidak menampakkan suaranya.

 

“Katanya,disini hutan pada malam hari akan sangat indah.”Jawab Baekhyun sambil tersenyum sekaligus langsung menghabiskan orange Juicenya dan berjalan perlahan ke arah belakang yang diikuti oleh Luhan,xiumin,Kyungsoo.

 

“Wah~~ Benar !! Disini  sangat indah~ Banyak sekali kunang-kunang.”Heboh Baekhyun dengan merentangkan tangannya,menikmati udara yang lumayan dingin.

 

“Hutannya indah~”Komentar singkat Kyungsoo sambil membuka buku kesukaannya dan duduk di bangku teras.Sedangkan Xiumin dan Luhan berlari-lari di halaman teras tanpa takut akan gelapnya malam walau terbantu sedikit oleh cahaya kunang-kunang.

 

AUUUUUUUUUUUUUU

 

Kegiatan mereka terdiam ketika mendengar lolongan serigala,mereka yang merupakan masih baru dalam kehidupan Elkhorn hanya terdiam sedangkan bibi Bae langsung menarik mereka berempat dan menutup pintu belakang.

“Lain kali jika ada lolongan serigala cepatlah masuk ke dalam! Bisa bahaya kalian jika diluar !”Peringat Bibi Bae pada 4 sekawan yang langsung memasang wajah bingung apalagi ketika melihat seluruh jendela dan pintu otomatis terkunci setelah Shin Ahjussi menekan tombol di dekat ruang makan.

 

“Memangnya kenapa bibi bae?”Tanya Xiumin dengan perasaan bingung,sedangkan bibi Bae menghela nafas ketika sadar mereka baru saja sampai yang itu berarti belum mengetahui berita seputar kejadian aneh beberapa lalu.

 

“Begini,jadi kota ini diperkirakan tengah dimasuki sebuah monster.Kami menebaknya manusia serigala karena suara lolongannya adalah serigala.Sejauh ini hanya 4 manusia serigala yang diperkirakan masuk disini.Padahal beberapa hari yang lalu mereka tidak melolong lagi tapi kenapa sekarang melolong kembali ya?”Jelas sekaligus bingung bibi Bae pada seluruh penghuni rumah yang sekarang tengah berkumpul di ruang keluarga.Yang juga menjadi pertanyaan di benak beberapa orang.

 

“Sudahlah lebih baik kalian tidur saja.”Suruh Bibi Bae sambil menyuruh mereka kembali ke dalam kegiatan mereka masing-masing sedangkan Baekhyun,Luhan,Kyungsoo,Xiumin berjalan ke kamar mereka.Baekhyun masih ragu untuk kembali ke kamarnya pasalnya kamarnya langsung berhadapan dengan hutan.Tetapi,ketika sampai dikamarnya,Ia menemukan sebuah kertas bertuliskan ‘I Found You , My Queen’ yang membuat dahinya berkerut bingung.Dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke sekitar kamar dan terdiam saat dirinya melihat seorang namja bertubuh tinggi dengan rambut coklat miliknya.Bukan karena takut,ia hanya terpesona akan ketampanan namja itu.

 

Namja itu dengan perlahan mendekat ke arahnya,ketika jarak mereka sudah dekat,dengan kurangajarnya namja itu mendekatkan wajahnya ke wajah Baekhyun.Baekhyun refleks menutup matanya,selama beberapa detik kemudian ia merasakan sebuah benda hangat dan kenyal menempel pada bibirnya.Perlahan,mata Baekhyun terbuka menampilkan sebuah wajah tampan dihadapannya yang sedang err~ menciumnya.Tangan Baekhyun yang tadinya ingin memberontak langsung di tahan oleh namja didepannya sehingga Baekhyun hanya diam ketika bibir dan lidah namja itu menginvasi bibirnya.

 

 

TBC

Or

END?

 


(보고싶다) I Miss You (Chapter 1)

$
0
0

 (보고싶다)  I Miss You

i miss you

 

Title                       : (보고싶다)  I Miss You

Author                  : Putri Dini

Length                  : Chaptered

Genre                   : Friendship, Romance

Main Cast           : – IU  a.k.a  Lee Ji Eun
– Lu Han  a.k.a  Kim Luhan

Other Cast          : Oh Shin Ra, Suho, Kai, Park Yeon Ji, Chanyeol, Oh Ha Ni, D.O (Kyung Soo), Park Nam Ji

Author’s Note   : ini sebenarnya sequel dari cerita temen author yang pernah di publish di fb, yang judulnya 12 July 2013 karya Nita Vifasabiltha, ini Luhan-Jieun ver nya.. tapi author yang buat soalnya setelah baca ff temen author yang itu jadi nge-fans tiba-tiba dengan couple yang satu ini..ini adalah ff kedua yang author kirim  setelah “Story of The First Love and Endless Love”.

 

–(보고싶다)  I Miss You—[Chapter 1]

 

 

Siang hari, di bandara internasional Incheon baru saja sebuah pesawat dari Paris mendarat dengan dengan sempurna. Seorang gadis dengan kacamata hitamnya baru saja keluar sambil menyeret kopernya yang berukuran sedang tersebut. Ia adalah Lee Ji Eun.

 

“Ah..akhirnya aku sampai juga disini..”gumamnya sendiri seakan baru mendapatkan kembali udara bebas.

 

Ia lalu memanggil taxi. Sang supir pun sigap turun dan langsung mengangkat koper Ji Eun dan memasukkannya kedalam bagasi. Ji Eun pun memasuki taksi tersebut dan langsung duduk di kursi bagian belakang.

 

“Kita ke Seoul, kantor pusat Oh Company..” ucap Ji Eun setelah sang supir masuk.

 

Supir tersebut langsung melajukan taksinya.

 

***

 

Ji Eun turun dari taksinya dan tak lupa membayarnya. Ia lalu menyeret kopernya dan mulai memasuki kantor yang sangat tinggi dan besar tersebut. Ji Eun berjalan kearah meja informasi yang terdapat di lobby tersebut.

 

“Ruangan Oh Shin Ra, dimana..?” tanya Ji Eun kepada seorang wanita yang berada di balik meja informasi tersebut.

 

“Presdir, telah menunggu. Ruangannya di lantai 6, nanti anda akan ditunjukkan jalannya..” jawabnya ramah.

 

Ji Eun langsung pamit dan kembali berjalan menuju ke arah lift. Ponselnya lalu bergetar. Ia langsung melihatnya. Ternyata itu adalah pesan dari Shin Ra. Saat Ji Eun sibuk dengan ponselnya, tepat dihadapannya ada seorang lelaki yang sedang berjalan kehadapannya. Sang pria pun terlihat sedang menunduk sehingga tidak melihat keara Ji Eun.

 

Dan seperti yang sudah di duga, mereka pun bertabrakan.

 

“Awww…” ringis Ji Eun sambil memegang kepalanya yang memang beradu dengan kepala pria tersebut.

Pria tersebut pun sedikit memegang kepalanya menahan rasa sakit.

 

“Maafkan aku..” ucap pria tersebut langsung.

 

“Ah, ne..” Ji Eun mencoba melihat kearah wajah pria tersebut.

 

Pria tersebut tersenyum sekejap dan langsung hendak pergi meninggalkan Ji Eun.

 

“Luhan..?” ucap Ji Eun yang terlihat sangat kenal dengan pria bernama Luhan tersebut.

 

Pria yang merasa dipanggil tersebut langsung membalikkan badannya kembali melihat kearah Ji Eun.

 

“Kau mengenalku?” tanya Luhan seakan tak percaya.

 

Ji Eun terlihat bingung dengan respon Luhan. Ia berfikir bahwa Luhan juga akan menyapanya.

 

“Kau tidak mengenalku? Kau tidak ingat padaku?” tanya Ji Eun memastikan.

 

Luhan lalu melihat Ji Eun dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

 

“Apa kita benar-benar saling mengenal?” tanya Luhan yang terlihat sangat yakin bahwa ia tidak mengenal gadis yang berada dihadapannya sekarang.

 

Ji Eun hanya melihat Luhan.

 

“Ah, sepertinya aku salah orang.. Maafkan aku..” ucap Ji Eun berbohong.

 

“Tapi, bagaimana kau mengetahui namaku?” terlihat Luhan mulai curiga.

 

“Emmm…. Luhan yang ku kenal adalah keturunan China, Xi Luhan. Kami sudah lama tidak berjumpa, dulu dia mirip denganmu. Sepertinya kalian memiliki nama yag sama, tapi kalian orang yang berbeda..” jelas Ji Eun yang mencoba berfikir keras.

 

Luhan terlihat mencerna perkataan gadis yang berada di hadapannya tersebut.

 

“Sepertinya begitu, aku asli korea. Namaku Kim Luhan, sepertinya kau memang salah orang..” ucap

Luhan akhirnya.

 

Luhan pun pamit dan langsugn meninggalkan Ji Eun. Ji Eun pun hanya melihat punggung Luhan yang mulai menghilang. Ji Eun lalu sedikit tersenyum lucu. Sedari tadi ia memang terlihat menahan tawanya.

 

“Kau benar-benar tidak mengenaliku. Bogoshipda, Kim Luhan..” gumam Ji Eun yang tetap tersenyum menahan tawa.

 

Ia pun kembali melanjutkan langkahnya dan mulai memasuki lift.

 

Luhan adalah temannya semasa SMA atau bahkan bisa dibilang sahabat. Ya, sama seperti persahabatannya dengan Shin Ra, Nam Ji, Yeon Ji, Ha Ni, dan juga beberapa sahabat lelakinya.

 

***

 

“Ji Eun-ah….” ucap Shin Ra yang langsung berlari kearah Ji Eun tepat disaat Ji Eun masuk ke ruangannya.

 

“Hei..he..i..h..ei..” Ji Eun terlihat tidak bisa bernafas karena dekapan Shin Ra yang begitu kuat menurutnya.

 

Shin Ra pun melepaskan pelukannya.

 

“Kau terlihat cantik dengan tubuhmu yang langsing ini..” ucap Shin Ra sambil melihat tubuh Ji Eun yang memang sangat langsing dan bisa dibhilang cukup mungil.

 

“Kalau begitu aku tidak cantik dulu?”

 

“Maksudku, lebih cantik. Kau seperti anak kecil saja.. Ayo duduk..” ucap Shin Ra yang langsung menarik

 

Ji Eun dan meninggalkan kopernya di dekat pintu.

 

“Bagaimana kabarmu disana?” tanhya Shin Ra langsung ketika mereka duduk di sofa.

 

“Baik, tapi aku selalu merindukan kalian..”

 

“Aku tahu itu, aku pasti yang paling kau rindukan..” ucap Shin Ra dengan percaya dirinya.

 

“Enak saja…” mereka tertawa bersama.

 

Sudah lama mereka tidak tertawa seperti ini. Mereka sangat merindukan saat seperti ini. Ji Eun sempat takut ia takkan bisa menikmati lagi masa-masa seperti ini.

 

“Kalau bukan aku, kau pasti merindukan….” Shin Ra menggantungkan kata-katanya sambil memperlihatkan tatapan matanya yang mulai jahil.

 

“Luhan, iyakan? Ngaku saja..” Shin Ra sedikit tertawa.

 

“Hei..!!” seru Ji Eun.

 

“Kau masih menyukainya kan?” tanya Shin Ra yang terlihat serius dengan pertanyaan.

 

M..wo?”

 

Ji Eun memang menyukai Luhan sejak SMA. Ia jatuh cinta pada Luhan seiring berjalannya waktu. Luhan pun terkadang perhatian padanya, tapi Luhan sering meledeknya karena ukuran badannya yang bisa dibilang cukup besar dan Luhan mungkin hanya mengganggap Ji Eun hanya sebatas teman. Sampai sekarang, sejujurnya Ji Eun masih mencintai Luhan.

 

“Ternyata kau masih menyukainya..” ucap Shin Ra yang melihat respon Ji Eun.

 

“Ah sudahlah, kenapa kita harus membicarakan dia?” ucap Ji Eun yang terlihat ingin mengalihkan pembicaraan.

 

“Baru saja Luhan tadi datang kesini menemuiku..”

 

“Luhan kesini untuk menemuimu? Ada apa?” tanya Ji Eun penasaran.

 

“Kau tahu Luhan kesini?”

 

“Tadi, aku sempat berpapasan dengannya di lobby..”

 

Jinjja?”Shin Ra terlihat tidak percaya.

 

“Em, dia tidak mengenaliku sama sekali. Padahal aku sudah menyapanya..” ucap Ji Eun memperjelas.

 

JINJJA..?!!” Shin Ra kembali dikejutkan dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ji Eun.

 

“Hei, responmu terlalu berlebihan. Tapi, apa aku benar-benar terlihat berbeda? Sampai-sampai ia tidak mengenaliku sama sekali..” tanya Ji Eun.

 

“Menurutku, kau sangat berbeda. Kalau saja kau tidak mengirimkan foto-fotomu pada saat kau menjalankan diet, kurasa aku juga tidak akan mengenalimu..” jawab Shin Ra.

 

Ji Eun hanya manggut-manggut mengerti.

 

“Oh ya, Luhan kesini aku yang menyuruhnya. Aku ingin memberikan undangan pernikahan Yeon Ji dan Kai, aku tidak sempat menemuinya..” jelas Shin Ra.

 

Ah matta, Yeon Ji dan Kai benar-benar akan menikah? Itu sangat sulit dipercaya, mereka dulu bagaikan tikus dan kucing..” ucap Ji Eun yang baru saja teringat bahwa kepulanganya adalah ingin melihat pernikahan temannya yang satu ini.

 

Ji Eun sangat menyesal karena ia tidak bisa hadir di pernikahan Ha Ni dan Chanyeol karena ia harus menghadapi ujian kenaikan semester.

 

“Entahlah, kudengar mereka dijodohkan. Kita doakan saja semoqa mereka akan baik-baik saja..” ucap Shin Ra.

 

Ji Eun hanya mengiyakan ucapan Shin Ra tadi.

 

“Jadi, apa rencanamu? Kau ingin kuantar pulang..” tanya Shin Ra.

 

“Aku ingin bertemu mereka..”

 

Geure? Kalau begitu, ayolah..” ucap Shin Ra yang langsung berdiri.

 

“Apa kau tidak sibuk?”

 

“Aku tidak akan sibuk untuk temanku yang sudah lama tak kujumpai..”

 

“Wooo, sejak kapan kau menjadi romantis seperti ini? Sepertinya Suho sudah banyak mengombalimu dengan kata-kata seperti itu..” ucap Ji Eun menggoda Shin Ra.

 

Shin Ra pun hanya tersenyum malu mendengar godaan Ji Eun.

 

***

 

Ji Eun dan Shin Ra sedang berada di dalam mobil Shin Ra.

 

“Kita ingin ke rumah sakit dimana Nam Ji bekerja..” jawab Shin Ra yang tetap menjaga pandangannya ke depan karena ia sedang mengemudi.

 

Shin Ra lalu melihat kearah sebuah halte yang berada di sebelah kirinya. Ia bukan melihat sebuah halte, melainkan seseorang yang berada disana. Ia hanya seorang diri disana. Shin Ra pun menghentikan mobilnya tepat di depan halte tersebut. Shin Ra pun menurunkan kaca mobilnya.

 

“Luhan-ah..” panggil Shin Ra.

 

Luhan pun menghampiri Shin Ra setelah melihat Shin Ra yang memanggilnya. Ji Eun hanya melihatnya.

 

“Kau belum pulang?” tanya Shin Ra setelah Luhan mendekat.

 

“Tadi aku ada urusan yang kuselesaikan dulu, sekarang baru aku ingin pulang..” jawab Luhan.

 

Luhan lalu melihat kearah kursi di sebelah Shin Ra. Ia melihat Ji Eun. Ji Eun sedikit terkejut ketika Luhan menatapnya.

 

“Ayo masuklah, akan ku antar kau. Aku akan pergi ke rumah sakit tempat Nam Ji bekerja, itu kan satu arah dengan rumahmu. Masuklah..” ucap Shin Ra.

 

“Apa tidak apa..? Sepertinya kau mempunyai tamu..” ucap Luhan sembari melirik kearah Ji Eun.

 

Shin Ra yang baru ingat bahwa Luhan tidak mengenal Ji Eun atau lebih tepatnya tidak mengetahui bahwa itu Ji Eun. Shin Ra pun menoleh kearah Ji Eun.

 

“Bolehkan aku mengajak temanku?” tanya Shin Ra yang seakan Ji Eun benar-benar tamunya.

 

Eo..? Tentu saja, ikutlah..” ucap Ji Eun sambil menatap Luhan.

 

“Masuklah..” ucap Shin Ra yang kembali menatap Luhan.

 

Kamsahamida..” ucap Luhan sebelum ia masuk.

 

Ji Eun lalu memanggil Shin Ra dengan cara memukul pelan paha Shin Ra. Shin Ra pun menolehkan pandangannya kearah Ji Eun.

 

“Kenapa kau bertanya seperti itu?” tanya Ji Eun dengan suara yang kecil.

 

“Biar saja, aku ingin melihat sampai kapan ia tidak mengenalmu..” jawab Shin Ra cepat karena Luhan sudah masuk dan duduk di kursi bagian belakang.

 

“Luhan, apa kau mengenalnya?” tanya Shin Ra sambil melihat kearah belakang dan melirik Ji Eun sekali.

 

“Em, kalau tidak salah aku bertemu dengannya di loby tadi..” jawab Luhan pasti dengan menatap Ji Eun.

 

Geure..? Apa kau tidak mengenalinya sebelumnya..?” tanya Shin Ra seperti memastikannya.

 

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Tadi dia juga bertanya seperti itu. Apa aku pernah bertemu dengannya?” tanya Luhan yang sama sekali tidak mengerti mengapa Shin Ra bertanya seperti itu.

 

Ani, kalau begitu akan kukenalkan kau sekarang..”

 

“Aku adalah…” perkataan Ji Eun langsung dipotong oleh Shin Ra.

 

“Eun Ji, Choi Eun Ji..” ucap Shin Ra cepat, menyambung perkataan Ji Eun.

 

Ji Eun langsung menatap tajam Shin Ra.

 

“Apa maksudmu..?” Ji Eun mengucapkannya tanpa suara kepada Shin Ra.

 

Shin Ra hanya memberikan isyarat melalui senyum serta tatapannya.

 

“Ia adalah temanku yang baru kembali dari China..” sambung Shin Ra yang kembali menatap Luhan.

 

“Ah, annyeonghaseyo. Senang bertemu denganmu. Maaf pertemuan pertama kita mungkin kurang menyenangkan, kuharap kita baik-baik saja kedepannya..” sapa Luhan langsung.

 

Ji Eun hanya terdiam melihat Luhan termakan dengan skenario yang dibuat oleh Shin Ra secara mendadak. Melihat Ji Eun yang tidak merespon sapaan Luhan pun Shin Ra sedikit menggoyangkan tubuh Ji Eun sebagai isyarat.

 

Eo..? Ah, ne. Salam kenal, aku Choi Eun Ji..” Ji Eun sedikit kelagapan.

 

Luhan membalas jabatan tangan Ji Eun.

 

“Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita..” ucap Shin Ra mulai menyalakan mobilnya kembali.

 

***

 

Gumawo, Shin Ra-ya..” ucap Luhan dari jendela mobil Shin Ra.

 

Eo.. Titip salam pada adikmu..” ucap Shin Ra.

 

Luhan pun menjauh dari mobil Shin Ra agar Shin Ra bisa kembali melanjutkan perjalanannya. Luhan pun melambaikan tangannya kala mobil Shin Ra mulai menjauh.

 

Di dalam mobil.

 

“Hei, apa kau gila..? Kenapa kau mengenalkanku dengan nama yang lain? Mwo.? Dari China..? Lucu sekali..” Ji Eun langsung mengomel kepada Shin Ra setelah Luhan turun.

 

Shin Ra hanya tertawa mendengar omelan dari Ji Eun.

 

“Bagaimana kalau dia mengetahui kalau aku itu Ji Eun? Aku akan dituduh berbohong olehnya..” sambung Ji Eun.

 

“Apa kau yakin dia akan mengenalimu? Aku bertaruh tidak, lihatlah hari ini dia sudah dua kali berpapasa muka denganmu dan ia sama sekali tidak mengenaimu sedikit pun. Bahkan ia juya sempat berbicara denganmu..” jelas Shin Ra yakin.

 

“Hei, kau fikir ia sebodoh itu? Ia pasti akan mengenaliku pada saat kita bertemu lagi..” sanggah Ji Eun

cepat.

 

“Wooo, kau membelanya..?” goda Shin Ra.

 

“Buk..bukan begitu..” Ji Eun memcoba mengelak.

 

“Baiklah, bagaimana kalau kita taruhan? Akan kuberi waktu… Em.. Sebulan. Kalau dalam sebulan ia mengenalimu aku kalah..”

 

“Hei, kau fikir ia bahan taruhan..? Aku tidak mau..” tolak Ji Eun langsung, karena mungkin menurut Shin Ra ini lucu tapi baginya ini sama sekali tidak lucu.

 

Shin Ra pun diam melihat reaksi Ji Eun yang berlawanan dengannya.

 

Orang yang ia cintai selama hampir 8 tahun tidak mengenalinya karena tak pernah bertemu. Bagi Ji Eun itu sangat sakit. Ji Eun berfikir bahwa ia pasti tidak dianggap penting oleh Luhan. Ji Eun sebenarnya masih bingung, apa ia segitu berbedanya? Ia setuju kalau postur tubuhnya memang berbeda tapi apa wajahnya juga? Ia tidak melakukan operasi plastik, ia juga bukan diet ketat. Ia bisa langsing seperti ini bukan dengan waktu yang singkat. Bukan hanya dengan 2 bulan atau 3 bulan tapi 3 tahun. Ia berjuang untuk menurunkan berat badannya.

 

***

 

“Kau benar tidak jadi ke menemui mereka..?” tanya Shin Ra.

 

Sekarang mereka sudah keluar dari mobil dan berada di depan sebuah rumah besar nan mewah.

 

“Aku tiba-tiba menjadi malas..”

 

Wae..? Karena masalah taruhan? Aku hanya bercanda, aku tidak akan melakukannya..” ucap Shin Ra yang terlihat menyesal.

 

Ani, aku hanya lelah saja tiba-tiba. Lagipula, bibi sudah menyiapkan makan malam. Tidak enak jika aku makan malam di luar. Aku juga harus bersiap, besok aku akan langsung kerja..” jelas Ji Eun.

 

“Kerja? Dimana? Kau baru saja sampai..”

 

“Aku sudah membuka sebuah butik untuk wedding dress 2 bulan yang lalu, bibiku yang mengurusnya agar aku tidak menjadi pengangguran ketika aku sampai di Korea..” jawab Ji Eun dengan jelas.

 

“Oh ya, Luhan tidak mempunyai pekerjaan..” ucap Shin Ra yang tiba-tiba membicarakan Luhan.

 

“Hei, kenapa jadi lari ke Luhan lagi..? Ah, aku mau masuk. Kau pulang sana..” ucap Ji Eun sedikit kesal.

 

Ji Eun langsung membuka pagarnya.

 

“Hei, kenapa kau marah..? Kalau kau tidak ada rasa lagi dengan Luhan, kenapa kau jadi sensitif mengenai Luhan?” ucap Shin Ra yang mendekat kearah pagar.

 

Ji Eun terdiam. Ia ketahuan, pikirnya.

 

“Ah, molla..molla.. Aku lelah, pulanglah dan hati-hati di jalan..” ucap Ji Eun yang sembari menutup pagarnya dan langsung masuk kedalam.

 

“Aish… Selalu begitu kalau sudah kehabisan kata-kata..” gumam Shin Ra yang sangat tahu sifat temannya tersebut.

 

Shin Ra lalu berjalan menuju ke mobilnya. Ia lalu terhenti ketika ponselnya bergetar. Ia langsung merogoh mantelnya hitamnya.

 

Yeoboseyo..

 

“….”

 

“Oh, Suho-ya, eodiya..?” tanya Shin Ra sembari memasuki mobilnyayang sepertinya akan menuju ke tempat Suho.

 

***

 

Malam harinya, di kamar Ji Eun. Ji Eun baru saja keluar dari kamar mandinya. Ia lalu duduk diatas tempat tidur yang sudah lama tidak ia tiduri. Ji Eun lalu mengambil ponselnya. Terlihat sebuah pesan masuk. Pesan tersebut dari Shin Ra. Seakan malas membalas pesan tersebut, Ji Eun langsung menyambungkannya ke saluran panggilan.

 

“Shin Ra-ya..” sahut Ji Eun langsung tepat pada saat Shin Ra mengangkat panggilannya.

 

Wae..?”

 

“Besok, jadi? Katamu kita akan berkumpul?”

 

“Tentu saja, aku telah memberi tahu mereka. Bagaimana jika waktu makan siang besok? Besok, kau mulai bekerja bukan?”

 

“Siang? Ok, kabari aku dimana ya..”

 

“Iya, aku tutup..” ucap Shin Ra menghentikan pembicaraan mereka.

 

Ji Eun pun menutup teleponnya. Ia terlihat bosan. Kemudian, ia tiba-tiba bangkit dan mulai membuka lemarinya dan mencari sesuatu. Setelah menemukan apa yang ia cari ia kembali duduk diatas kasurnya sambil membawa benda yang terlihat seperti album foto tersebut.

 

“Wahh, sudah lama sekali album ini..” gumam Ji Eun.

 

Ji Eun mulai membuka lembar per lembar isi album tersebut. Itu adalah foto-foto masa SMA-nya bersama temannya. Terlihat ia masih gemuk waktu itu. Berat badannya mencapai 72 kg. Dengan kacamatanya sedikit menutupi lemak di pipinya.

 

Tapi, itu dulu. Sekarang ia sudah menjelma menjadi sebuah wanita yang cantik dan langsing tentunya. Ia sudah tidak malu lagi berjalan dengan teman-temannya. Dulu memang ia sedikit minder jika berjalan bersama teman-temannya. Tapi, itu semua tak pernah ia ungkapkan. Ia hanya menyimpannya rapat-rapat di dalam hatinya.

 

***

 

“Bibi, aku berangkat dulu ya..” ucap Ji Eun sedikit berteriak sambil mengambil roti kemudian menggigitnya.

 

Bibi Ji Eun pun datang dari arah dapur sambil membawa segelas susu putih.

 

“Kau pergi secepat ini..? Minum ini dulu..” ucab bibinya sambil memberikan gelas tersebut kepada Ji Eun yang langsung diteguk oleh Ji Eun.

 

“Apanya yang cepat? Ini sudah jam 9..” ucapnya setelah meneguk susu tersebut setengah.

 

“Tapi kan ada Yoo Mi disana?”

 

“Sudahlah, aku pergi dulu..” ucap Ji Eun yang kemudian mencium pipi kiri dan pipi kanan bibinya tersebut.

 

“Hati-hati..” teriak sang bibi.

 

Ji Eun langsung memasuki mobilnya dan langsung menancapkan gasnya. Ji Eun memang tinggal dengan bibinya sedari kecil. Kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan dalam sebuah kecelakaan mobil sewaktu ia masih berusia 2 tahun. Ia masih terlalu kecil untuk bersedih pada waktu itu. Sejak saat itulah ia tinggal bersama kakek dan bibinya dirumah ini.

 

Ya, rumah ini adalah rumah kakeknya, yang sudah dibalikkan atas nama Ji Eun sejak kakeknya meninggal 5 tahun yang lalu. Tapi, dulu ia bukan tinggal disini. Sebelum ia ke Paris ia tinggal di rumah yang lainnya, baru sekitar 2 tahun ia pidah kesini. Bibinya belum menikah hingga sekarang. Walaupun umurnnya hampir melewati kepala 5, tapi bibinya belum pernah menikah. Jadilah, mereka hanya tinggal berdua.

 

***

 

Ji Eun terlihat sibuk membetulkan dress-dress di dalam tokonya. Pegawainya, Yoo Mi. Ia sibuk melayani pelanggan yang ingin memesan baju pengantin. Ji Eun melayani pelanggan hanya sekali-kali, jika ada pesanan khusus. Ini bukan pertama kali ia membuka butik. Di Paris, ia sudah punya satu butik. Ia duluan membuat disana karena ia bisa sekalian kuliah. Baru segera tamat ia langsung membuatnya di Korea.

 

“Yoo Mi-ah, jam makan siang aku ada janji. Bisa jadi aku tidak kembali lagi, jadi tolong kau urus dengan baik dan jangan lupa mengunci toko setelah tutup” pesan Ji Eun.

 

Ne, sajangnim..” jawabnya mengerti.

 

Bel dipintu toko berbunyi, tanda pelanggan datang.

 

Oseooseyo…” sambut Yoo Mi langsung.

 

“Bagaimana gaun yang kami pesan? Sudah siap..?” tanya seorang lelaki tersbut yang tak datang sendiri.

 

“Oh, yang atas nama Nyonya Park Yeon Ji dan Tuan Kai..?” tanya Yoo Mi.

 

Ji Eun yang sedang duduk di meja kasir pun mendengar nama yang tak asing baginya. Ji Eun langsung mendongakkan kepalanya melihat orang tersebut.

 

“Yeon Ji?” seru Ji Eun setelah melihat seorang wanita dengan rambut sebahu tersebut.

 

Wanita yang dipanggil tersebut pun melihat kearah Ji Eun.

 

“Ji Eun-ah? Benarkah itu kau..?” pekik Yeon Ji setelah melihat wajah Ji Eun.

 

Ya, Yeon Ji tentu masih mengingat wajah sahabatnya yang satu ini walaupun tidak bertemu dalam waktu yang lama. Ji Eun langsung sedikit berlari kearah Yeon Ji dan memeluknya sesaat.

 

“Kau terlihat cantik, aku hampir saja tidak mengenalimu..” ucap Yeon Ji setelah melepaskan pelukannya.

 

Ji Eun hanya tersenyum. Ji Eun lalu mengalihkan pandangannya kearah lelaki yang datang bersama

Yeon Ji yang berstatus temannya juga, Kai.

 

“Kai-ya, sudah lama kita tidak bertemu..” ucap Ji Eun mengulurkan tangannya

 

“Kau benar-benar Ji Eun? Si ikan buntal Ji Eun..?” seru Kai yang terlihat tidak percaya, ia melihat Ji Eun dari ujung kaki hingga ujung kepala.

 

“Apa aku sekarang terlihat seperti itu?”

 

“Wahh, kau benar-benar terlihat cantik dengan postur tubuhmu seperti itu. Tapi, apa jangan-jangan kau…” Kai sedikit menggantungkan perkataannya karena sedikit curiga.

 

“Aku tidak melakukan itu, aku berusaha keras untuk menurunkan berat badanku..” ucap Ji Eun yang tahu apa yang akan dikatakan oleh Kai.

 

“Ah.. Syukurlah, aku berfikir kau benar-benar melakukannya..” ucap Kai dengan gayanya seakan lega mendengar pernyataan Ji Eun.

 

Ji Eun hanya tersenyum.

 

Weeding dress-ku, sudah siap?” tanya Yeon Ji.

 

“Oh ya… Aku sampai lupa. Ayo, masuk kesini..” ucap Ji Eun sambil membawa Yeon Ji dan di ikuti Kai

dibelakangnya ke sebuah ruangan yang berada di area belakang.

 

***

 

Ji Eun menjelaskan konsep gaun pernikahan yang dipesan Yeon Ji secara profesional. Begitu juga dengan pakaian Kai yang tak lupa ia jelaskan.

 

“Yeon Ji-ya, kau tahu bukan kalau kita ada janjian makan siang bersama mereka?” tanya Ji Eun yang duduk di hadapan Yeon Ji dan Kai dengan dibatasi sebuah meja kerjanya.

 

“Tentu saja..”

 

“Kalau begitu, kita pergi bersama saja…”

 

“Kau benar juga, baiklah..” Yeon Ji yang terlihat setuju dengan rencana Ji Eun.

 

“Kalian janjian bertemu? Kenapa aku tak dikabari?” tanya Kai yang mulai ikut pembicaraan Kai.

 

“Kami sudah lama tidak berkumpul semua, dan aku juga baru kembali dari Paris..” jelas Ji Eun.

 

“Hei, aku bukan temanmu? Aku juga sudah lama tidak bertemu denganmu..” sanggah Kai yang terlihat sedikit kesal.

 

“Hei, ini pertemuan wanita-wanita. Lagipula, kami juga harus membicarakan sesuatu yang lelaki sepertimu itu tak patut tahu..” ucap Ji Eun seakan memulai perdebatannya dengan Kai.

 

“Apa maksudmu? Memangnya aku lelaki seperti apa..?” ucap Kai seakan tak ingjn mengalah dengan Ji Eun.

 

Ji Eun langsung hendak menyanggah kembali ucapan Kai. Tapi, langsung dihentikan oleh Yeon Ji.

 

“Aishhh, kalian sangat ribut.. Aku sudah bisa menebak orang keras kepala seperti kalian ini pasti akan selalu berdebat jika bertemu. Kita bukan anak SMA lagi.” ucap Yeon Ji yang tak sanggup lagi mendengar perdebatan diantara mereka.

 

“Kau dulu juga selalu ribut denga Kai..”

 

“Itu berbeda, kalau aku bertengkar sedangkan kau berdebat..” ucap Yeon Ji yang terdengar sangat jujur.

 

Kai lalu menatap Yeon Ji.

 

“Hei,Kim Jongin. Kau pergi duluan sana, kau harus bekerja..” ucap Ji Eun yag melihat bahwa aura Kai dan Yeon Ji seakan ingin bertengkar.

 

Yeon Ji pun menatap Kai menantang.

 

“Hei, ingatlah kalian akan menikah..” ucap Ji Eun lagi.

 

***

 

Mereka akhirnya telah berkumpul kembali setelah hampir 8 tahun tak pernah berkumpul kembali seperti ini. Ji Eun, Shin Ra, Yeon Ji, Ha Ni, dan bahkan teman mereka sang dokter Nam Ji pun hadir di reuni kecil mereka. Terlihat sesekali tawa kecil menghiasi percakapan mereka.

 

“Woo, anakmu sangat lucu.. Bagaimana kau bisa melahirkan anak kembar?” tanya Ji Eun sambil

menggendong seorang bayi sambil sesekali mengelus pipi lembutnya.

 

Ha Ni yang menggendong anaknya yang satunya pun hanya bisa tersenyum melihat ekspresi Ji Eun yang baru pertama kali bertemu dengan kedua anaknya.

 

Wae..? Kau jadi ingin mempunyai anak melihatnya?” tanya Shin Ra.

 

Ji Eun mengangguk tersenyum harap.

 

“Dengan siapa? Luhan?” sambung Nam Ji yang tak ingin ketinggalan.

 

“Hei..!!” pekik Ji Eun.

 

Semua hanya tertawa kecuali Ji Eun.

 

“Kau masih menyukainya?” tanya Yeon Ji sedikit penasaran.

 

Bukannya Ji Eun yang menjawab, Shin Ra langsung menyambar pertanyaan Yeon Ji barusan.

 

“Tentu saja, dia masih mencintainya..”

 

“Kau hebat, Lee Ji Eun. Hatimu benar-benar kau jaga..” ucap Nam Ji.

 

“Kalian tidak tahu, Ji Eun itu orang yang selalu memegang pendiriannya. Termasuk mencintai si

Luhan..” sambung Ha Ni yang ikut-ikutan menyerang Ji Eun.

 

“Hei, kalian bersekongkol menyerangku? Kau juga Ha Ni..” ucap Ji Eun sedikit kesal.

 

Mereka kembali tertawa.

 

“Lebih baik, kau nyatakan saja perasaanmu. Sekarang kau sudah cantik, tidak ada alasan baginya untuk menolakmu. Dulu mungkin kau minder, tapi sekarang kau sudah sempurna. Kau seorang desainer, cantik pula..” ucap Yeon Ji.

 

“Ah lucu sekali..” ucap Ji Eun yang menganggap perkataan Yeon Ji barisan adalah sebuah lelucon.

 

Wae..? Aku setuju, dengan Yeon Ji..” ucap Nam Ji yang memberi suara untuk Yeon Ji.

 

“Aku tidak menyukainya lagi..” ucap Ji Eun yang berbohong.

 

Eeiii.…” sanggah mereka secara bersamaan.

 

Ji Eun sedikit terkejut melihat respon mereka yang sama.

 

Jinjjanikka..

 

Eii, maldo andwe..” sanggah mereka lagi secara bersamaan.

 

“Kalian kenapa jadi kompak seperti itu?” ucap Ji Eun sedikit heran.

 

“Tatapan matamu kepadanya jelas sekali kau masih berharap padanya..” ucap Shin Ra.

 

“Tapi, aku dengar dari Shin Ra bahwa Luhan tidak mengenalimu?” tanya Nam Ji.

 

Ji Eun terdiam.

 

“Aku berfikir bagaimana bisa ia tidak mengenalimu, menurutku wajahmu tidak terlalu berubah. Bedanya hanya dulu pipimu tertutup oleh lemak” ucap Ha Ni.

 

Geuchi? Wajahku tidak terlalu berbeda? Shin Ra bilang kalau dia juga tidak akan mengenaliku jika aku tidak mengiriminya fotoku..” ucap Ji Eun seakan curhat dengan Ha Ni.

 

“Aku setuju dengan Ha Ni, aku tadi pun mengenalinya walaupun sedikit bingung. Bukankah itu wajar..?” ucap Yeon Ji yang ikut membela Ji Eun.

 

“Ah sudahlah, apa itu penting..? Oh ya, aku harus segera pergi..” ucap Nam Ji.

 

Eodi?”

 

“Tadi, Kyung Soo ingin bertemu denganku sesaat. Setelah itu aku harus kembali ke rumah sakit..” jelas Nam Ji.

 

“Kyung Soo? Ada urusan apa kau dengan Kyung Soo?” tanya Ji Eun.

 

“Hei, kau tidak tahu? Mereka sudah berkencan selama 5 bulan..” ucap Yeon Ji memberi tahu Ji Eun.

 

Jinjja? Kenapa aku tidak tahu?”

 

“Sepertinya sumber informasimu, Shin Ra itu tidak memberi tahumu..” ucap Ha Ni.

 

“Aku lupa..” Shin Ra tersenyum bersalah menatap Ji Eun.

 

“Sudahlah, aku harus pergi. Anyeong…” ucap Nam Ji sambil memakai mantelnya dan langsung pergi.

 

“Ku fikir, aku juga harus pergi. Aku ada janji dengan ibunya Kai..” ucap Yeon Ji sambil berdiri dan mengambil tasnya.

 

Geure? Kalau begitu, aku juga harus kembali ke kantorku..” ucap Shin Ra.

 

“Kalau begitu, kita pulang saja. Ha Ni-ya, pulang dengan siapa? Di jemput Chanyeol?” tanya Ji Eun.

 

Ani, Chanyeol sedang bekerja. Aku akan pulang menggunakan taksi..”

 

“Kalau begitu, biar aku antar saja..” tawar Ji Eun.

 

Ha Ni mengangguk setuju.

 

–TBC—

 

 


Mr. Pizza Saranghae

$
0
0

 Mr. Pizza Saranghae

mr pizza

AUTHOR KIM SISKA

GENRE: ROMANCE, SCHOOL LIFE, & COMEDY

RATING: 15

LENGTH : ONESHOOT

MAIN CAST: CHEN/KIM JONG DAE & KIM SARANG

SUPPORT CAST :ALL MEMBER EXO

Author kembali lagi sama salah satu oneshoot yang bakalan nyambung sama ff utama author “ OVERDOSE “. Semua fanfic author juga dipublis di blog pribadi author.  http://exofictionplanet.worpress.com/.

Maaf untuk kesalahan yang terlampau banyak di bagian cerita. Bila ada kesamaan itu bukan disengaja, author membuat fanfic ini asli dari pemikiran author. Dan buat plagiat tobatlah bung XD

 

 

story

 

AUTHOR POV

“ahhh aku bosan sekali.” Tao melemparkan bola basket ke ring yang terpasang di sisi ruangan khusus milik Kris.

“ nado.” Suho ikut-ikutan dan mencoba memasukan bola ke ring tapi sayangnya meleset.

“ yang seperti itu saja tidak masuk.” Chanyeol mengejek

“ yaaa … tadi karena kurang persiapan saja.” Ucap Suho tak terima.

“ PIZZA DATANG.” Teriak Chen dengan suara 8 oktafnya.

“ kapan kau memesannya Chen.” Tanya Xiumin

“ nde, aku tidak melihat kau memakai ponsel sama sekali.” Baekhyun berbicara  sambil membuka kotak pizza.

“ tadi aku meminjam telpon milik kepala sekolah.” Ia tertawa lebar mengingat bagaimana ekspresi wanita separuh baya itu saat dirinya mengatakan ingin meminjam telepon untuk memesan pizza. Semua anggota EXO tercengang dan memasang wajah (-_-“)

“ kenapa kau hanya memesan 5” Kai marah – marah.

“ ya ini porsi jumbo rakus.”

“ makan saja yang ada Kai.” Kris mengambil satu.

“ hyung kita belum berdoa.” Ucap Lay

“ kau sajalah.” Kris lalu memasukakn pizza ke mulutnya.

“ ini lezat.” Ucap nya

“ ahh jinja.” Akhirnya semua anggota EXO berebut ingin mencoba.

“ wah memang lezat kau memesannya dimana Chen?” Xiumin bertanya.

“ entahlah aku melihat brosur kalau ada restoran pizza baru jadi aku langsung memesan saja.”

“ nanti kalau beli pizza lagi disana saja.” Tao berbicara dengan mulut penuh.

“ aiss jorok, mungkin aku akan mampir dan makan langsung di sana.” Suho mengambil brosur itu lalu memasukkannya ke tas.

Luhan memperhatikan jam tangan mahalnya.

“ kajja kita masuk, sudah terlambat 2 jam.” Ia mengambil tissue basah dan membuangnya  ke kotak pizza yang sudah kosong.

“ Chen kau yng bereskan.” Sehun memberi perintah.

“ ya kenapa aku, harusnya yang banyak makannya kan. Aku saja makan dua potong.” Setelah ucapan Chen selesai semua anggota menatap kearah Kris.

“ kenapa?” tanyanya cuek

“ hyung tadi kau makan paling banyak, Jadi giliranmu yang membuang kotaknya. “

Mereka semua lari dari ruangan itu dan menyisakan kris yang masih marah-marah tidak jelas.

 

 

.0o0.

Chen menghembuskan nafasnya lega setelah jam sekolah usai, biasanya ia akan pergi bermain ke rumah DO tapi temannya itu diseret oleh kekasih barunya siapa lagi kalau bukan Wu Angel adik tersayang Kris.

Jalanan yang padat dan asap kendaraan yang membuat jalanan Seoul menjadi warna keabuan.”Aiss polusi.” Chen bergumam sedikit lalu menekan tombol pemasang atap pada mobil sportnya yang tadi terbuka.

Lampu merah menandakan ia harus berhenti sejenak, Ia menatap sekeliling tapi pandangannya tertuju pada seorang gadis pelajar yang dikejar oleh beberapa orang pria bertubuh tambun di belakangnya. Entah karena apa Chen merasa kasihan lalu membuka pintu mobilnya.

“ HEI masuk kesini.” Chen berteriak pada gadis itu.

tanpa pikir panjang gadis tersebut masuk ke mobil Chen dan lampu merah berganti hijau, mobil yang memiliki kapasitas kecepatan yang luar biasa itu melesat di keramaian jalan Seoul.

“ kamsahamida ahjushi.” Ia membungkukkan tubuhnya kearah Chen.

“ mwoo ahjushi.” Chen melepaskan kaca mata dan memandang wajah gadis itu.

“ yaa aku ini anak SMA juga.” Ucap Chen tidak terima.

“ tapi kenapa kau tidak memakai seragamm.” Tanya gadis itu lag.i

“ aiiss aku jarang memakai seragam ke sekolah dan juga kenapa kau dikejar oleh pria-pria  tadi, kau mencuri.” Chen mendelik padanya.

“ mereka hanya penagih hutang.” Jawabnya cuek. Chen menjalanaan mobilnya lagi dan mengatar gadis tersebut pulang. Gadis yang Chen ketahui namanya Kim Sarang adalah seoang pelajar di HS 2PM, ia keturunan China asli tapi orang tuannya pindah ke Korea sejak ia berusia 9 tahun. Darimana Chen tau semua informasinya?

Chen di EXO salah satu anggota yang sangat aktif malah terlampau aktif mengalahkan HAPPY VIRUS Chanyeol,  mungkin ia lebih pas disebut  ENEMIES OF SILANCE ( musuh kesunyian ). Selama perjalanan Chen terus menerus bertanya pada Sarang.  apa? Bagaimana? Kenapa? Kapan? Dimana? Siapa? Mengapa? Semua ia tanyakan Sampai membuat Sarang tertidur.

“ hah … gadis yang manis, aku suka sekali senyumnya.” Chen  merebahkan tubuh lelahnya di ranjang king size di miliknya.

“ kapan aku bisa bertemu dengannya lagi? Ahhh …. Bodoh sekali aku kenapa tidak bertanya nomor teleponnya.” Chen merusak rambut kerennya dengan  prustasi, matanya terasa berat lalu tertidur lelap.

 

 

0O0

 

 

” YA BANGUN …. DASAR BANGKAI … LANGSUNG TIDUR TANPA MANDI.” Teriak Kai tanpa hati pada Chen yang masih nyenyak memeluk boneka bebek ungu kesayangannya.

“ apa dia mati?” tanya Do. Baekhyun tersenyum lalu tanpa belas kasihan seperti Kai ia menendang Chen keras sampai tubuh kurus itu jatuh dengan sangat tidak elitnya ke lantai. Kakinya masih di atas ranjang sedangkan wajahnya jatuh menggenaskan bersama bebeknya.

“ YAAKK ….. nuguya?” ia bangun dengan hidung merah, Do menahan tawanya sedangkan Kai, Baekhyun dan Chanyeol sudah tertawa setan(?)

“ kenapa kalian mengganguku?” Chen duduk di atas ranjangnya kembali. “ Hey kita akan pergi ke Club malam ini, come on mandi sana hyung.”  Kai mendorong Chen dengan paksa ke kamar mandi.

“ jadi sekarang apa yang kita lakukan ?” tanya baekhyun, Do hanya menggeleng.

“kita cari majalah yadong Chen saja.” Chanyeol menyeringai.

“ AWAS KALIAN.” Teriak Chen dari kamar mandi.

.

.

.

.

 

12 mobil berbagai merek dan gaya itu terparkir rapi yang memang menjadi tempat khusus bagi mereka, Ya siapa lagi kalau bukan anak-anak EXO.

Chen yang ditarik paksa oleh trio Kai, Do dan Baekhyun terlihat kurang modis dari yang lainnya. Ia terpaksa memakai kaus V neck, jeans hitam dan jaket kulit coklat tanpa aksesoris apapun.

“ ck ini memalukkan sekarang aku terlihat sangat miskin diantara kalian.” Chen menggerutu sebal.

“ calm down man, walaupun kau memakai pakaian gembel sekalipun orang-orang tetap akan mengenalmu sebagai tuan muda Kim Jong Dae.” Perkataan luhan diangguki oleh ke 10 namja lainnya, tapi tetap saja Chen merasa kurang puas dengan penampilannya malam ini.

Chen keluar dari club dan mengendarai mobilnya entah kemana. Memang ide buruk malam ini untuk menikmati segelas vodka atau wine dengan penampilan yang menurutnya paling biasa dari yang lain. Mungkin kalian pikir ia berlebihan, tapi jangan salah Chen sangat memperhatikan style berpakaian bahkan ia pernah mengomentari stlye king fashion Lee Min Ho di televise.

Mobil Chen terhenti di sebuah pertokoan ia membeli satu botol air mineral.

“ ing …. Bukankah itu Kim Sarang?” Chen mencoba memandang lebih jelas sosok gadis yang tengah membuang sampah di sebuah restoran pizza, sampai ia benar-benar yakin bibir unik miliknya melengkungkan sebuah senyuman lebar.

 

“ got you.”

 

.

.

.

.

 

“ apa kalian ingin pizza?” tawar Chen ketika semua anak-anak EXO sudah berkumpul di ruangan milik kris.

Semua pasang kepala memandang Chen dengan kedua bola mata melebar, sedangkan Chen memandang malas reaksi berlebihan itu.

“ kuanggap itu iya.” Ia berlalu tanpa mendengar lagi kalimat selanjutnya yang ingin dilontarkan Tao.

“ wah ia mau membeli tanpa disurh.” Luhan berdecak kagum.

 

.0o0.

 

“ selamat datang.”  Seorang pria paruh baya membungkukkan tubuhnya menyambut kedatangan Chen dengan sopan, ketika pria itu melewati pintu masuk hanya satu yang ia pikiran “sunyi.”

Ruangan bernuansa china itu terlihat bersih dan simple, kursi-kursi berjejer dengan rapi dan aroma mawar terasa segar.

“ silahkan ini buku menunya.” Seorang gadis membuyarkan lamunan Chen.

“ kau gadis yang kemarin kan Kim Sarang.” Chen berpura-pura kalau ia tidak mengetahui gadis itu berkerja di restoran tersebut.

“ ne …. Yang kemarin terima kasih dan maaf aku kurang ajar sekali tidur di mobilmu.” Sarang membungkuk sopan.

“ tidak apa-apa, so aku akan membeli banyak disini kalau kau mau menemaniku sebentar.” Chen memasang puppy eyesnya.

“ tapi itu tidak sopan dan saya harus segera bekerja tuan.”

“ aisss jangan memanggilku tuan, panggil aku Chen dan bekerja apanya tempat ini terlihat kosong hanya aku yang menjadi tamu disini. Anggap saja aku menemanimu sambil menunggu tamu yang lain dan pesananku datang, bagaimana?” Chen menaik-turunkan alisnya.

“ baiklah, tapi sebelumnya saya ingin mencatat pesanan anda.”

Chen terlihat membuka buku menu sebentar lalu menatap gadis itu lagi.

 

DEG

 

Bola mata jernih kecolatan, bibir plum tipis, kulit kekuningan, serta hidung bengir yang indah menghempaskan kesadaran Chen. Ia terpaku saat gadis tersebut memandangnya untuk menunggu pesanan yang akan ia catat.

“ yeppo.” Ucapnya tanpa sadar

“ne?”

“ ahh ani, aku ingin memesan dari sini sampai sini.” Chen menunjuk buku menu dari atas hingga bawah.

“ mwo semuanya tuan eh Chen?” tanya Sarang sedikit meyakinkan.

“ ya semuanya.” Chen tersenyum lebar, ia butuh alasan agar dapat berbicara lebih lama dengan gadis itu ya salah satunya dengan memesan pizza lebih banyak.

“ ba… baiklah.” Jawab Sarang tergagap, ia meninggalkan Chen yang masih setia memandang kepergiannya.

Tanpa ia sadari

Namja itu

Sudah jatuh dalam pesonanya

Atau

Karena namja itu terlalu memperhatikannya

hingga

Segala gerak lingkup yang ada pada dirinya

Menjadi lebih indah

.

.

.

.

 

“ anak ini benar-benar sudah gila.” Xiumin menatap miris Chen yang masih sibuk dengan smarphone nya.  Setelah pulang dengan berkotak-kotak pizza langsung memerintah semua hyung dan saengnya untuk mempromosikan restoran pizza milik Sarang dengan social media.

“ mamalukan sekali, seorang Kim Jong In mempromosikan pizza di  weibo.” Kai menggerutu setelah melaksanakan perintah hyungnya itu.

“ setelah ini aku akan menghapus akun weibo ku.” Luhan kembali memakan pizza yang terlalu banyak dipesan Chen.

“ ada apa sebenarnya dengan bebek itu?” tanya baekhyun penasaran.

“ apa kalian tidak memperhatikannya.” Semua pasang mata diruangan itu diam dan memperhatikan Do minus Chen karena pria itu masih sibuk dengan smartphonenya.

“ dia tengah jatuh cinta.” Senyum manis Do terlihat saat ia memperhatikan lagi bagaimana kesibukan Chen pada smartphonenya.

 

2 minggu

 

Sarang pov

Kubalikkan tanda close menjadi open di pintu kaca restoran baba, hari ini terlihat berbeda dari hari yang laiinya. kenapa banyak orang-orang menunggu di depan pintu masuk ?

Hanya dibatasi waktu sekian detik, orang-orang itu berebutan masuk dan memenuhi meja-meja restoran yang kosong.

Aku dan baba saling pandang tidak percaya, restoran yang sudah berdiri selama 3 tahun ini mendapati pengunjung yang terlampau banyak.

Ini suatu anugerah bukan ?

Tapi

Aku megetahui fakta kalau restoran ini dipromosikan oleh orang-orang yang menamai diri mereka EXO. Setelah sedikit berbincang dengan pelanggan aku membuka weibo milikku sekedar mencari tau siapa yang berbaik hati mempromosikan  restoran ini. Mungkin nanti aku dapat mengucapkan terimakasih padanya ahh mungkin pada mereka.

Luhan

Tao

Lay

Kai

Kris

Baekhyun

Chanyeol

Xiumin

Suho

Sehun

Do

Dan

Chen ?

Aku tertegun sejenak namja ini mempromosikan restoranku? Setelah kulihat lagi dia beberapa kali mempromosikannya lebih banyak dari yang lain, bahkan kalimatnya terlalu berlebihan.

aku menatap layar ponsel ku lagi membuka kontak pnggilan, disana tertera nama Kim Jong Dae yang aku tau nama asli namja itu.

apa aku harus menelpon terlebih dahulu?

Apa langsung bertemu saja?

Dan apa yang harus aku katakan padanya?

 

DDRRRRTTTTTTTTT ……..

Tiba-tiba ponselku bergetar membuatku kaget, hampir saja ponsel itu jatuh. Aku merutuki diriku sendiri yang menjadi sangat sensitive karena memikirkan namja itu.

Eehhh…… tunggu apa hakku memikirkannya?

 

 

EMAIL MASUK

 

“ kalau kau tidak sibuk boleh kita bertemu sebentar?” Tuan Pizza

Namja yang kupikirkan sedari tadi rupanya terlebih dahulu menghubungiku.

“ tentu, dimana?”

“ di taman dekat restoranmu. Kau tau kan?” Tuan Pizza

“ iya, tapi bisakah kau menunggu sebentar karena restoran sedang ramai saat ini.”

“ baiklah.” Tuan Pizza

Kututup kembali ponselku dan membantu baba melayani pelanggan yang terlihat antusias melihat  baba yang membuat adonan. Wajah baba yang masih muda dan tampan terlihat menjadi daya tarik.

Aku tersenyum kecil melihat beberapa gadis sedang mengabadikan wajah baba dengan ponsel, harus ku akui Shim Changmin babaku betul-betul tampan walau diusia menginjak 40 tahun.

“ cahhh lebih baik aku cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan ini.”

SARANG POV END

 

 

 

AUTHOR POV

Popcorn yang baru beberapa jam yang lalu dibeli oleh namja itu terlihat hampir habis, ia menutup mata menikmati angin musim semi yang hangat. Senyum tipis namun indah iu terlihat saat angin lembut menggoyangkan rambut kecoklatannya.

Chen terlihat sabar menunggu gadis yang sudah berjanji akan menemuinya, ditatapnya sekeliling lagi berharap kalau gadis itu sudah datang tapi ia tahu pasti tidak akan mudah menemuinya sekarang ini.

Haruskah ia menelpon lagi?

Bukankah itu terlihat sangat tidak sabaran?

Ia harus memberikan kesan baik pada gadis itu.

Chen tersenyum manis, seorang Kim Sarang mampu membuatnya seperti ini. Bukankah gadis itu pantas diberi penghargaan?

“ OPPA”

 

 

Chen membalikkan tubuhnya mencari arah suara tersebut. Tanpa diduga seorang gadis memeluknya langsung dari arah depan. Karena merasa kaget, Chen hanya dapat mengejapkan matanya bingung. “ siapa gadis ini.” Batinnya kebingungan.

“ oppa … aku merindukanmu.” Suara manis itu mengalun di telinga Chen, ia mengenal suara ini. Perlahan tapi pasti Chen melepaskan pelukan dan ternyata tebakannya benar.

Sunny, sepupu jauhnya yang tinggal di jepang. Gadis itu tersenyum manis pada Chen lalu memeluknya lagi. Berbeda dengan yang tadi, sekarang Chen membalas pelukan sepupu mungilnya itu. tanpa ia sadari ada seorang gadis yang terpaku menatap keduanya.

“ kapan kau pulang ?” tanya Chen

“ ingg … kemarin, aku sebenarnya sudah berkunjung ke rumah oppa.”

“ kenapa aku tidak tau.” Chen melepaskan pelukan Sunny.

“ tentu saja kau tidak tahu, kau kan ada disini paboo.” Sunny membalikkan tubuhnya membelakangi Chen. Namja itu terkekeh pelan, ia mengelus rambut pendek sunny dengan sayang. Betapa ia merindukan sepupunya itu.

“ maaf Sunny-ah.”

Tanpa diduga Sunny mencium pipi kanan Chen singkat. Kebiasaan gadis itu masih belum berubah, ia suka mencium pipi Chen di depan umum.

“ yakkk … kau ini kenapa masih belum be ……..”

Kalimat Chen terhenti saat melihat seorang gadis yang menatap keduanya dari kejauhan. Chen menajamkan penglihatannya berusaha mengenali wajah gadis itu.

Karena tertangkap basah sudah lancang memperhatikan Chen dan Sunny bermesraan ( menurutnya ).  Gadis itu berlari meninggalkan tempatnya.

“ Sarang …. Kim Sarang.” Chen mencoba mengenali dari kejauhan.

“ omo … itu benar dia, tapi kenapa ia lari ? YAA KIM SARANG.” Chen berlari mengikuti Sarang meninggalkan Sunny yang masih bingung dengan situasi sekarang. Tapi karena tidak tau apa-apa gadis mungil itu malah ikut lari menyusul Chen. Tapi karena langkah larinya tidak selebar Chen, ia terlihat sangat lambat.

 

………………………………………….

 

“ SARANG HEY BERHENTI.” Chen masih mengejar Sarang yang bahkan tidak mau menengok kebelakang. Karena kesal Chen makin mempercepat larinya dan berhasil menggengggam pergelangan tangan Sarang. Ia membalikkan tubuh gadis itu sehingga tepat menghadap padanya.

Chen kaget melihat kedua pipi Sarang yang basah, keringatkah? Bukan! Itu bukan keringat, tapi air mata. Chen tercengang  wajah cantik Sarang terlihat kacau.

“ lepas tanganku Chen, ini sakit.”

Tersadar dari lamunannya, Chen cepat-cepat melepas cengkramannya. Gadis tersebut menghapus air matanya.

“ kau menangis?”

“ tidak, ini hanya masuk debu.”

“ lalu kenapa kau lari tadi?”

“ aku tidak lari.” Suara Sarang serak, jelas sekali kalau ia memang baru saja mengis. Chen menghembuskan nafasnya pelan walau masih terlihat dadanya naik turun sehabis berlari tadi.

“kau tau aku menunggumu berjam-jam tadi dan kau pergi begitu saja meninggalkanku.” Terdengar nada kekecewaan dari Chen.

Sarang menggigit bibir bawahnya resah, ia tidak tahu kenapa ia berlari meninggalkan Chen. Hanya saja hatinya sakit melihat Chen memeluk bahkan dicium oleh gadis lain.

Hatinya seakan mengklaim

 

Namja itu hanya miliknya

Cuma ia yang boleh mendapat senyuman hangat itu darinya

 

Tapi pikiran itu segera ia tepis, apa kedudukan seorang Kim Sarang yang baru bertemu dengan Chen beberapa hari yag lalu. Cintakah ?

 

Apa aku mencintaimu

Tuan pizza

 

Chen masih menatap Sarang yang terdiam, ia berpikir kenapa dengan gadis itu. tapi, beberapa detik kemudian ia mulai mengopini. Apakah gadis itu memperhatikan sunny dengannya tadi? Apakah ia cemburu? Tanpa sadar sudut bibir Chen melengkung membentuk senyuman

“ kau melihatnya?”

“ apa?” tanya Sarang ketus.

“ aku dan gadis tadi.” Chen memajukan wajahnya, menatap wajah Sarang.

“ t … ii dak.” Matanya tidak ingin beradu pandang dengan Chen. Jelas sekali terlihat kalau ia sedang berbohong.

“ kau bohong?” goda Chen.

Merasa kesal Sarang akhirnya menatap mata Chen langsung. Karena serangan tiba- tiba itu Chen  mundur ke belakang, hampir saja hidung keduannya bersentuhan.

“ Aku melihatnya, bahkan dengan sangat jelas PUAS.” Bentak Sarang.

 

“  OPPA.” Teriak seorang gadis yang sedari tadi mengikuti Chen. Wajah Sarang tertunduk kesal, ia ingin pergi tapi Chen menahan tangannya.

“ oppa, hosh hosh …. Kenapa .. kau lari cepat sekali.” Napas Sunny terdengar putus-putus, gadis itu kelelahan sepertinya.

“ aku ini namja, tentu saja lariku cepat.”

“ nugu?” tanya Sunny sambil menatap lamat pada Sarang. Ia tersenyum kecil, inikah alasan oppa bebeknya itu berlari.

“ maaf sepertinya aku mengganggu kalian.” Dengan perasaan yang mungkin terluka menerima kenyataan kalau tuan pizzanya itu sudah memiliki seorang yeojachingu.

Baru saja gadis itu melangkah hendak meninggalkan Chen dan Sunny, ia terhenti mendengar suara lirih tuan pizzanya.

 

“ Sarangheyo Kim Sarang.”

 

Ia berbalik, menatap Chen. Namja itu tersenyum manis padanya.

“ apa yang kau katakan Chen? Bukan kah gadis di …..

“ ia sepupuku.” Belum sempat Sarang menyelesaikan kalimatnya, Chen langsung menjawab seakan mengetahui pertanyaan lengkap Sarang.

“ sepupu?” mata bulatnya terbuka maksimal, ia sangat ingin menenggelamkan dirinya di kolam lumpur bersama kuda nil karena malu.

“ yang tadi?” tanya Sarang

“ apa?”

“ pengakuanmu barusan Chen.” Wajah Sarang memerah, suaranya mungkin hanya dapat didengar oleh Chen.

“ kenapa dengan pengakuanku Sarang?”

“ ing …. Apa kau serius?”

“ tentu saja.”

“ bukankah banyak wanita yang lebih baik dariku.” Ia tertunduk menatap tanah, seakan sesuatu berwarna coklat itu lebih menarik.

Chen tersenyum simpul, baru kali ini ia mendapatkan debaran jantung yang melebihi kapasitasnya. Haruskah ia berteriak kalau ia sangat mencintai gadis di depannya itu.

“ tapi aku terlalu menyukaimu dari apapun mahluk tercantik di dunia ini.”  Chen terlihat mendekatkan dirinya, mendekap Sarang dalam sebuah pelukan hangat.

“ kau ingin aku mengucapnya lagi.” Tanya Chen

Sarang menggeleng pelan, ia mengdongakkan kepalanya menatap Chen yang lebih tinggi darinya.

“ jangan … jangan katakan lagi, aku tidak ingin terkena serangan jantung.” Jawabnya polos.

“ jadi.” Chen menatapnya sayang, ia menunggu jawaban dari bibir tipis itu.

“ Sarangheyo mr pizza.”

“  MWO mr pizza? Kapan kau membuat namaku seperti itu.” Kening Chen bertautan.

“ sejak kau membeli banyak pizza di restoranku. Kenapa, tidak suka?” tanya Sarang pura-pura galak.

“ ani, kuanggap itu panggilan sayang.”

 

“ EKKMMHHH”

 

Sunny berdehem keras, ia merasa terabaikan dari tadi. Chen dan Sarang menjadi salah tingkah, keduannya lupa kalau masih ada gadis itu sedari tadi.

Sunny tau kalau situasi ini memang tidak menguntungkan baginya, ia meninggalkan kedua sejoli yang baru saja mengungkapkan perasaannya itu.

Setelah ditinggalkan sunny, suasana malah terasa canggung.

 

Kemana Chen yang hiperaktif?

Kemana Chen yang suka tertawa?

Malah kini ia terlihat seperti

Patung

Sebesar itukah pengaruh Sarang padanya?

CUP

 

Tidak tahan situasi yang super menyebalkan itu, Chen akhirnya mencium pipi putih Sarang. Ia memejamkan mata, siap menerima semua kosenkuensi telah mencium gadis itu tanpa izin.

 

1 detik

2 detik

3 detik

 

CUP

 

Chen membuka matanya, ia menatap Sarang yang tertunduk malu. Rasanya ia baru saja mendapat sebuah hadiah yang tak terduga.

“ AKU SANGAT MENCINTAIMU SARANG.”

END

 

Masih kaya yang dulu-dulu. Siapa aja yang coment pertama bakalan jadi pasangan oneshoot berikutnya. Buat oneshoot yang baru main castnya “ baekhyun dan kamu “ ( yang coment duluan ). Jadi cantumkan nama korea kamu yah # tebar kiss bareng chanyeol.

Pasti banyak yang mikir. “ko ni author make nama makanan mulu di oneshootnya? “   “author juga bingung chingu? “ Tp mungkin author terinspirasi sama bagian ngerap lagunya exo,  Makan – makan cewe mulu, kan kaya kanibal yah ? #plak.

Oh ya buat yang pengen lebih kenal author bisa aja saling berhubungan lewat sosmed #nga nanya tuh. #biarlah author kan narsis. XD

@siska_gomiko ( twitter )

siska sweetmedusa (FB)

@AKSIS_SISKA ( instagram )

 


Werewolf Beside You (Chapter 4)

$
0
0

Werewolf Beside You

All Compulsion (Chapter 4)

by Ayeolaa Park

Cast: Kang Mayrin (OC), Park Chanyeol (EXO), Byun Baekhyun (EXO), Oh Sehun (EXO), and other cast || Length: Multichapter || Genre: Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance.

Ratting: G

Disclaimer:

PURE CREATED BY ME! NO PLAGIARISM!

DO NOT COPY-PASTE WITHOUT MY PERMISSION!

Maaf, typo bersebaran dimana-mana. Bahasa dan penggunaan kata mungkin jauh dari kata bagus. Masih amatir dan mainstream karena baru pemula. Well, happy reading!

 

 

 

CHAPTER FOUR

 

Kang Mayrin’s POV

 

Hari demi hari telah berlalu. Dan ini adalah hari ke 10, Chanyeol belum bangun dari tidur panjangnya. Aku takut, takut kehilangannya. Namun, aku kini mulai sedikit melupakan dirinya karena seseorang yang selalu sabar menemani hariku. Kekasihku yang baru-baru ini, sudah mulai membantuku mencintainya… dengan tulus.

Namun yang kurasakan adalah sesuatu yang berbeda. Berbeda dengan rasa yang kurasakan bersama seorang Park Chanyeol. Mungkin inikah yang membedakan cinta pertama dengan cinta yang lain? Aku bukanlah tipe orang yang mudah berpindah hati. Intinya, yang kurasakan bersama Baekhyun terasa berbeda dengan apa yang kurasakan dengan Chanyeol.

Kini Baekhyun mengajakku ke sebuah tempat wahana permainan. Baekhyun sungguh konyol. Kenapa dia mengajakku ke tempat macam seperti ini? Aku berani menaiki semua wahana disini. Namun, tidak dengan Baekhyun. Di tambah, dia tadi malam terkena demam tinggi. Hampir setiap malam, Baekhyun demam. Memangnya ada hubungannya dengan penyakitnya? Entah, aku juga bingung.

Dan kini, penyakit Baekhyun semakin parah. Dan aku tau itu. Kenapa? Dia sering mual-mual tidak jelas dan sering mimisan saat menghabiskan harinya denganku. Ini sungguh membuatku khawatir akan kondisi Baekhyun.

Hingga saat itu, aku membawanya ke dokter spesialis otak yang juga berada di Rumah Sakit Internasional Seoul. Kondisinya semakin parah karena beban pikiran yang semakin menggerogoti pikirannya dan juga otaknya.

Aku tau… Apa yang membebani pikirannya kini. Karena permintaanku… Aku memintanya untuk membantuku mencintainya dengan tulus. Dan aku tau, itu bukanlah tugas yang cukup mudah. Itu sangat sulit. Apa lagi dengan aku yang sulit jatuh cinta kepada orang lain.

“May, kau mau naik apa? Naik roller coaster mungkin?”

“Hahah jangan bodoh kau, Baekhyunnie.”

“Memangnya kenapa?” Baekhyun mengerutkan dahinya.

“Hmm… Ayolah Baek! Aku sedang tidak ingin… aku takut! Ya takut!! Nanti kalau jatuh bagaimana?” Ucapku berbohong. Roller coaster, aku ingat. Saat umurku 16 tahun, Chanyeol mengajakku kemari, naik roller coaster. Dan sampai sekarang aku menyimpan foto konyol itu.

“Tapi… saat itu aku pernah melihat fotomu dengan… akh… aku lupa… pokoknya aku pernah melihat fotomu seperti naik roller coaster di ponselmu.”

Jadi… Baekhyun melihatnya?

“Ahahahah… Ahahaha Baek! Bukan aku kali, aku ini sedikit penakut… jadi jangan coba-coba… atau kau akan aku suruh mentraktirku selama satu bulan!” Ucapku mencairkan suasana dan aku tau tawaku ini sangat membuat pikirannya kacau. Asalkan kau tau, Ini demi kebaikanmu Baek…

“Jadi… kita mau naik apa?”

“Hmm… komedi putar?”

“Hahahah konyol sekali.”

“Ya! Siapa suruh kau mengajakku kemari? Kan aku takut dengan wahana-wahana seperti ini.”

“Baik permintaan terakhir, aku mau naik bianglala!” Pinta Baekhyun. Tuhan, bianglala disini cukup tinggi. Apa Baekhyun akan baik-baik saja?

“Tapi, bianglala disini cukup tinggi…”

 

 

Normal POV

 

“Tapi, bianglala disini cukup tinggi…” Ucap Mayrin sambil menarik tangan Baekhyun yang hendak ke arah loket bianglala.

“Ayolah, ini permainan anak kecil.” Balas Baekhyun. Baekhyun seakan lupa dengan penyakitnya karena dia kelewat senang menghabiskan waktunya di tempat yang belum pernah ia kunjungi dan dia pikir akan sangat mengasyikkan bila ia menghabiskan waktunya bersama Mayrin disini.

“Aku takut dengan…” Mayrin memutuskan perkataan, alis mata Baekhyun terangkat sebelah.

“Kondisimu…” Lanjut Mayrin. Baekhyun pun menundukkan kepalanya. Dia lupa, benar-benar lupa. Seakan dirinya bebas dari segala masalah, terutama penyakitnya.

“Kau mengkhawatirkanku?” Kata Baekhyun lesu. Jujur, Baekhyun agak senang dengan pernyataan Mayrin yang menyatakan Mayrin mengkhawatirkan kondisinya.

“Kau ini, bagaimana sih… aku kekasihmu.” Mayrin agak kesal, masa Baekhyun lupa?

“Aku tidak lupa, May.” Balas Baekhyun seakan tau, apa yang Mayrin ingin utarakan padanya.

“Tapi, kumohon… kali ini… saja…” Pinta Baekhyun memelas. Mayrin seakan berpikir sejenak.

“Hmm… Huh…” Mayrin menghembuskan nafasnya berat.

“Kali ini saja ya…” Lanjut Mayrin.

Aigoo! Joha! Joahae, Kang Mayrin!!”

Baekhyun terlonjak senang dan langsung memeluk Mayrin dalam dekapannya begitu saja, tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya aneh. Dan kali ini, detak jantung Mayrin seakan berhenti berdesir bagaikan ada sengatan listrik menghujam tubuhnya saat Baekhyun menariknya dalam pelukan.

Mayrin mulai merasakan hangatnya pelukan Baekhyun, sehingga dia tersenyum kecil dan memeluk Baekhyun balik dengan erat. Senyum Baekhyun semakin lebar saat Mayrin memeluk balik. Hatinya juga berdebar namun dia senang, sangat senang.

 

Nado joahae, Byun Baekhyun. Aku rasa… aku mulai berusaha mencintaimu…

 

 

 

 

Baekhyun dan Mayrin pun mulai masuk ke dalam kerangka bulat bianglala yang berwarna putih tulang. Hanya mereka berdua yang kali ini sebagai pengunjung yang menaiki bianglala ini. Bianglala mereka mulai bergerak naik ke arah kanan. Baekhyun sedikit merasa gugup, karena ini kali pertamanya dia menaikki wahana permainan ini. Melihat ekspresi Baekhyun, Mayrin menggenggam tangan Baekhyun dengan hangat. Dia tersenyum melihat Baekhyun yang konyol saat ini.

“Ya! Kenapa kau senyum begitu padaku, May? Kau ini menakutkan!” Baekhyun mulai dengan dialek candaannya.

“Kau yang menakutkan bodoh! Ahahahah”

“Ya ya ya May! Berhenti tertawa~”

Memang seperti kalanya, bianglala ini akan berhenti untuk beberapa menit agar penumpang wahananya dapat menikmati indahnya pemandangan saat mereka ada di puncak bianglala tersebut.

“Ini… Ini memang berhenti?” Tanya Baekhyun gugup.

“Iya, supaya kita dapat menikmati suasana di tempat permainan ini…” Jawab Mayrin tenang yang disambut anggukan dari Baekhyun.

Hening seketika…

“Kau tau Baek?” Mayrin berucap tiba-tiba dan menatap Baekhyun lekat.

“Hm?” Respon Baekhyun dan menatap Baekhyun.

DEG!

Jantung Mayrin berdetak kelewat satu detik. Mayrin sering sekali menatap bola mata Baekhyun yang sangat teduh seakan tak ada dosa disana. Namun, kali ini… terasa berbeda. Apa hati Mayrin mulai luluh dengan Baekhyun? Kebaikan dan ketampanannya?

“May?” Baekhyun mengejutkan lamunan Mayrin.

“Baekhyun…” Mayrin mengucapkan nama Baekhyun pelan dan tetap menatap bola mata Baekhyun tanpa berkedip. Baekhyun menaikkan alis kanannya heran.

Neo… neomu meossisseo… (Kamu tampan sekali) Kata Mayrin jujur.

Baekhyun tersenyum kecil membuat Mayrin semakin luluh. Tangan kanan Baekhyun meraih pipi kiri Mayrin dan mengelusnya lembut. Mayrin pun semakin gugup dan otaknya semakin tidak bisa berjalan lagi.

“Kalau kamu… jelek! Hahahah” Ucap Baekhyun mencairkan suasana.

Mwoya…” Respon Mayrin dan menutup mukanya seketika dengan kedua telapak tangannya. Baekhyun tertawa melihat sikap Mayrin yang sangat menggemaskan di matanya.

Aniyo. Kamu cantiiik… Cantik sekali, terlalu sempurna untukku, Mayrin-ah~” Gombal Baekhyun. Mayrin hanya tersenyum melihat Baekhyun yang bertingkah lucu dan aneh di depannya.

“Baek… Aku rasa kau berhasil…” Kata Mayrin tiba-tiba.

“Berhasil? Berhasil apa?” Tanya Baekhyun penasaran.

“Aku rasa… aku menyukaimu… maksudku, mencintaimu…”

DEG!

Baekhyun terkejut mendengar pernyataan Mayrin. Dia terdiam.

“Byun Baek—”

GREP…

Baekhyun langsung mendekap Mayrin kembali dalam pelukannya. Mayrin sungguh terkejut dan tidak dapat menetralisir detak jantungnya lagi. Dengan lengkungan manis di bibirnya, dia membalas pelukan Baekhyun erat dan sangat hangat.

“Terima kasih telah mencoba, May… Aku akan lebih berusaha, lebih dari ini…” Ucap Baekhyun. Kata-kata yang sangat indah di telinga Mayrin.

Tiba-tiba, bianglala pun bergerak semakin turun. Baekhyun pun melepas pelukannya dan tersenyum ke arah Mayrin yang matanya terlihat berkaca-kaca. Baekhyun pun mengecup puncak kepala Mayrin pertanda sayang yang terdalam.

Bianglala yang mereka tumpangi tadi sudah sampai di tanah dan mereka pun segera menapakkan kakinya kembali ke tanah. Tiba-tiba, Baekhyun memegangi kepalanya. Pandangannya terlihat kabur dan matanya mulai berkunang-kunang.

“Baek? Ada apa? Ada yang sakit?” Kata Mayrin khawatir dan memegangi tangan dan dahi Baekhyun.

Gwae… gwaechana… Aku hanya pusing sedikit…” Balas Baekhyun dengan senyum yang sangat di paksakan.

“Kau sakit, Baek… Kita harus ke rumah sakit sekarang.”

Aniyo, kau harus segera pulang… dan aku harus mengantarmu pulang…”

Ani, kita harus segera ke rumah sakit sekarang… jangan membantah!”

Mayrin pun menopang tubuh Baekhyun yang mulai melemah. Mereka pun segera mencari taksi dan menuju rumah sakit. Berhubung, hari semakin sore. Dan mereka harus segera keluar dari tempat permainan. Pada saat di perjalanan, Baekhyun mengeluarkan darah lewat hidungnya. Baekhyun mimisan lagi.

Thanks for today, Baek… Bertahanlah…

 

 

 

 

“Apa yang terjadi dengan Baekhyun, dok?” Tanya Mayrin. Dokter menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya, ada sesuatu yang tidak beres.

“Kanker otak Baekhyun… naik ke stadium 2.”

DEG!

Mayrin membulatkan matanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Dan ada sesuatu di dalam tubuhnya, di dalam darahnya, dan saya belum mengetahui apa yang terjadi dalam darahnya. Untuk memastikan penyakitnya, Baekhyun harus tes lab terlebih dahulu.”

Mendengar pernyataan dokter yang selanjutnya, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sehingga kedua telapak tangannya kini basah karena air matanya. Ia pun mengusap kedua pipinya dan berterima kasih kepada dokter.

Sementara ini, Baekhyun harus dirawat di rumah sakit dulu. Karena besok, Baekhyun akan segera tes lab. Mayrin pun memilih untuk segera pulang, karena kedua orang tuanya terus meneleponnya.

Mayrin pun sampai di rumahnya dan disambut kedua orang tuanya.

Aigoo, kenapa kau tidak memakai jaket? Ini sudah musim dingin…” Ujar ibunya memegang tangan Mayrin yang dingin.

“Besok aku pakai jaket, eomma. Ada apa berkumpul begini?” Balas Mayrin beserta pertanyaan.

Appa hanya ingin kau sedikit menghemat uang jajanmu… bisa?” Kini ayah Mayrin angkat bicara. Dan ini adalah pertanyaan yang sedikit ambigu di telinga Mayrin.

Dangyeonhaji, appa. Waeyo?”

“Sepertinya, kau sudah bisa berbahasa inggris yang baik, May. Appa dan eomma sudah melihatnya di nilai rapor semester ganjilmu kemarin. Apa kau tidak ingin berhenti dari kelas kursusmu? Eomma rasa, kau terlihat kelelahan pulang sore bersama Baekhyun…”

“Tunggu… eomma dan appa ingin aku berhenti dari kursusku?” Mayrin bertanya penuh selidik. Kedua orang tuanya menghembuskan nafasnya berat secara berbarengan.

“Bisnis appa sedang merosot drastis, May. Appa dan eomma harap kau mengerti.”

 

 

Kang Mayrin’s POV

 

“Bisnis appa sedang merosot drastis, May. Appa dan eomma harap kau mengerti.”

DEG!

Jadi… ayahku bangkrut dalam usahanya? Ya Tuhan… Masalah apa lagi yang sekarang aku hadapi saat ini?

M-mwo? Appa bercanda?” Tanyaku gelagapan. Dan kedua orang tuaku hanya menggeleng pelan, seakan pasrah akan keadaan. Sakit rasanya melihat kedua orang tuaku kini menundukkan dalam kepalanya di depanku, dihadapanku. Seakan mereka berbuat salah kepadaku.

Mataku, kurasa berair lagi. Aku pun menggenggam kedua tangan ibu dan ayahku. Apapun yang terjadi pada mereka, aku akan selalu mendukung mereka, sebagaimana mereka mendukung setiap jalan yang aku pilih. Kedua orang tuaku tidak pernah meminta keinginan mereka padaku. Mereka selalu mendukung segala jalan yang aku pilih. Aku tentunya harus membalas budi mereka, karena aku anak satu-satunya mereka.

“Aku mengerti…” Ucapku lemah dan mereka mendongakkan kepalanya menatapku cemas.

“Aku akan membatu eomma dan appa…” Lanjutku, dan senyum terukir di bibir mereka. Aku pun tersenyum ke arah mereka hangat.

Mereka pun memelukku dan aku membalas pelukan hangat mereka. Sudah lama, aku tidak mendapatkan pelukan hangat mereka. Dulu mereka sangat sibuk sehingga meluangkan waktu bersama saat berlibur pun susah sekali.

Aku ingat, natal semakin dekat. Dan biasanya, kami berkumpul seperti ini hanya malam natal dan paginya mereka harus pergi, mengurusi bisnis mereka. Aku berdoa semoga di hari-hari natal yang akan datang, kami bisa berkumpul seperti ini.

“Semua akan baik-baik saja…” Ucapku dan satu tetes air mata pun sukses menetes melewati pipiku. Aku juga merasakan getaran di punggung ibuku.

“Kami sangat beruntung mempunyai anak seperti dirimu…”

 

 

 

To Be Continue—

 

 

 

A/N:

Lebih suka Baek-Mayrin atau Yeol-Mayrin? RCL for next chapter biar cepet~

Thanks for reading!

 

 

 

 

 

 


Viewing all 4828 articles
Browse latest View live