title : it’s not just a game! (chapter 3)
author : damchukiddo (@damnchoo)
main cast : Jung Jihyun (OC), Kim Jongin a.k.a Kai, Oh Sehun (EXO-K)
support cast : Lee Hyerim, Jung Jaehyun (OC) & EXO-K members
Genre : romance, school life
Rating : PG –15
length : series/chaptered
disclaimer : all characters belong to God and his/her family. It’s pure from my imagination. So, sorry for similarity of the plot, weird storyline, typos and etc, i’m still amateur. No bash. No plagiarism. No sider!~
enjoy ^^
*****
Kai’s POV
“Sial, awas saja kalian. Tega sekali meninggalkan aku sendiri bersama yeoja-yeoja gila itu. Lihat saja akan ku balas kalian semua!” aku menggerutu sepanjang jalan dengan kesal.
Bagaimana bisa teman-temanku tega meninggalkan aku di kantin yang sedang penuh sendirian dengan para yeoja gila itu! Untung aku bisa keluar dengan selamat. Jika tidak, besok akan ada berita di media massa ‘seorang namja tampan mati mengenaskan diserang oleh sekumpulan yeoja gila’ kan itu tidak lucu!
Eh tapi sekarang aku berada dimana?
Aku melihat ke sekeliling. Baru tersadar kalau aku bukan berada di jalan ke kelas ku. Bodoh, aku tersesat. Karena terlalu kesal aku jadi tidak memperhatikan jalan. Ya ampun akan lebih konyol lagi jika besok ada berita ‘seorang murid tampan tersesat di sekolahnya sendiri’. Suruh siapa sekolah ini terlalu besar! Astaga ada apa denganku hari ini?
Aku bersandar ke dinding sambil sedikit menundukan kepalaku. Teriakan teriakan para yeoja tadi masih berdengung, membuat kepala ku pening. Ditambah sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan aku tersesat. Yang lainnya pasti akan menertawakan ku dengan puas. Sial sekali aku hari ini.
“ini toilet yeoja. Kau bukan yeoja kan?” seseorang berkata dengan dingin.
Sepertinya aku mengenal suara ini. Aku mengangkat kepala ku untuk melihat siapa yang berbicara tadi. Lalu aku mendapati diriku sedikit terkejut. Yeoja sinis itu berada di hadapanku sambil menatap dengan dingin. Lalu dia bilang apa tadi? Toilet yeoja? Aku melihat sedikit kebelakang yeoja itu. Benar saja tak jauh dari situ terdapat pintu berplang ‘toilet yeoja’.
Sial aku dikira akan mengintip!
“Bukan. Aku tidak berniat mengintip.” Tutur ku seakan tahu apa yang Ia pikirkan.
“lalu?” tanyanya lagi seakan tidak percaya.
Jika aku memberitahu yeoja itu yang sesungguhnya kalau aku tersesat disini, itu memalukan dan akan membuat image ku rusak. Tapi, jika aku tidak memberitahunya, aku akan dicap namja pengintip, dan itu lebih memalukan dari pada namja yang tersesat. Ah masa bodoh dengan image, aku harus kembali ke kelas.
Dengan berat hati aku menjawab, “aku hanya tersesat. Aku lupa jalan dari kantin menuju kelasku. Teman-teman meninggalkan ku”
Aku menatap yeoja di depanku itu. Berharap Ia tidak menertawakan ku dengan terbahak-bahak. Dan, yang aku dapati hanyalah wajah datar tanpa ekspresi. Oh iya aku lupa jika yeoja ini bukan yeoja biasa. Ah.. terima kasih Tuhan!
“konyol.” Yeoja itu bergumam lalu berjalan melewati ku.
“Tunggu!” aku reflek menahan bahunya. Dia harus mengantarkan aku ke kelas! “bisa kah kau antarkan aku ke kelasku?” lanjutku berharap Ia akan mengatakan iya.
“sepertinya tidak.”
Ah ayolah! “aku mohon.” Pintaku sambil sedikit… memelas. Ya, image ku rusak di depan yeoja ini.
Dia terlihat berpikir, ayo katakan iya! “satu kotak chocolate milk?” tawarnya.
Mengerti dengan tawarannya tadi, aku menarik sedikit ujung bibirku, “ok deal.” Ucap ku mantap. Untung dia tidak meminta yang macam-macam.
Dia mendengus meremehkan, “tapi tolong, tanganmu.”
Aku menatap tanganku yang masih berada di bahunya. Mendadak aku menjadi salah tingkah. Lalu aku mengangkat kedua tanganku dengan konyol. Dia hanya memberikan tatapan aneh. Astaga ada apa denganku hari ini?
Image ku sungguh benar-benar rusak.
Mendadak aku mengingat perjanjian ku dengan Sehun kemarin. Aku masih tidak tahu siapa nama yeoja ini. Sekarang kesempatan ku untuk bertanya. Ya minimal aku harus tahu namanya dulu kan sebelum mendekatinya?
“by the way, nama ku Kai. Kau?” tanya ku saat kami berjalan keluar dari koridor.
“Jihyun.” Tanggapnya singkat.
Oh jadi namanya Jihyun. Lihat Oh Sehun aku sudah mengetahui namanya sekarang!
Kemudian fantasy-fantasy tentang yeoja ini berkumpul di pikiran ku. Sempat terpikirkan oleh ku untuk menanyakan tentang beberapa asumsi ku kemarin, tapi pasti dia akan langsung meninggalkan ku. Aku tidak mau.
Rencana-rencana untuk mendekati Jihyun juga mulai bermunculan di otak ku. Satu persatu rencana itu tersusun dengan sendirinya. Entah lah, aku menjadi semangat sekali setelah mengetahui nama yeoja ini. Ada apa denganku?
Kau sepertinya sudah gila Kai.
Pletak!!
Sebuah sentilan yang cukup keras mendarat di dahi ku, membuat aku tersadar dari seluruh fantasy dan rencana ku tadi. Aku menatap sang pelaku kekerasan pada dahi ku itu. Sang pelaku –atau lebih tepatnya Jihyun, menatap ku balik dengan tatapan sedikit kesal.
Sambil meringis aku bertanya, “kenapa kau lakukan itu?”
“dimana kelas mu?” Jihyun balik bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan ku tadi.
“2-2. Kenapa kau melakukan itu pada dahiku?” aku bertanya sekali lagi. Sungguh itu sangat sakit sekali. Sepertinya dahi ku berubah warna menjadi merah.
“untuk menghilangkan pikiran anehmu.” jawabnya. Strike.
Aku terkesiap. Darimana Jihyun tahu kalau aku memang sempat berpikiran yang aneh-aneh tentangnya?
Aku menatap yeoja di depan ku ini dengan tatapan meneliti. Sepertinya Jihyun seorang penyihir. Atau seorang mind reader. Entah lah, yeoja ini memang unik. Aku menjadi sedikit ehm.. tertarik.
Merasa aku perhatikan, Jihyun lalu membuka mulut. “walaupun ucapan ku tadi benar, tapi aku bukan seorang mind reader.”
Aku melongo. “darimana kau tahu kalau aku mengira kau seorang mind reader?”
Jihyun mengangkat bahunya. “itu kelas mu.” Ucapnya sambil menunjuk ke satu ruangan. Aku membalikan badan, dan aku mendapati ruangan bertuliskan ‘2-2’ plus Chanyeol dan Baekhyun sedang menari-nari di atas meja. Dasar pembuat ribut.
Aku berbalik untuk berterima kasih pada Jihyun. Tapi yeoja itu sudah melangkahkan kaki nya pergi seiring dengan bel masuk yang berbunyi.
“tunggu! Chocolate milk nya bagaimana?” aku bertanya sambil sedikit berteriak.
Jihyun berhenti lalu memalingkan wajahnya sedikit, “pulang sekolah, gerbang depan.” Katanya singkat lalu kembali melangkahkan kakinya.
Aku menatap yeoja itu sampai Ia menghilang dari hadapanku. Pertemuan singkat yang sedikit berkesan. Ada untungnya juga aku tersesat tadi. Ya walaupun image ku sudah rusak di depannya, tapi aku punya kesempatan lain kan untuk bertemu dengannya.
Tiba-tiba aku mengusap dahi ku yang menjadi korban sentilan Jihyun tadi. Reflek aku menarik ujung bibirku sambil membayangkan kejadian tadi. Tak lama aku tersadar lalu menggelengkan kepala ku.
Kau memang sudah gila Kai.
______
Jihyun menyusuri sebuah tangga menuju suatu tempat. Dia sedang dalam proses membolos dari pelajaran ekonomi. Walaupun itu adalah pelajaran terakhir, tapi tetap saja Ia malas mendengarkan celotehan guru yang menyebalkan itu. Terima kasih juga kepada Hyerim yang sudah bersedia berpura-pura mengantarkannya ke UKS tadi. Tidak gratis sih, Hyerim bersedia berpura-pura dengan imbalan cerita dari Jihyun mengenai bagaimana Ia bisa mendapatkan cokelat dari Sehun. Bukan hal yang sulit kan.
Satu persatu anak tangga Ia lewati, sampai Ia menemukan sebuah pintu di dekat anak tangga terakhir. Lalu Jihyun membuka pintu di depannya. Pintu menuju atap.
Sudah lama sekali Jihyun tidak berkunjung ke sini. Terakhir kali Ia kesini saat ia tertangkap basah membuka engsel pintu atap beberapa bulan yang lalu. Lalu Ia dihukum tidak boleh pergi ke atap lagi. Tapi sekarang, masa bodoh lah, pihak sekolah juga pasti lupa mengenai hukuman konyolnya itu. Jihyun lalu bergegas menuju bangku kayu yang terletak tak jauh dari pintu.
Jihyun menghirup nafas dalam-dalam. Hahh ini yang Ia butuhkan sedari tadi. Berdiam diri di ruangan kelas yang sumpek terus menerus membuatnya kekurangan banyak oksigen. Ditambah lagi pelajaran hari ini adalah pelajaran yang Ia tidak suka semua. Mungkin jika ditambah satu atau dua kotak chocolate milk akan lebih sempurna lagi.
Jihyun baru ingat kalau namja bodoh yang tersesat tadi masih berhutang chocolate milk padanya. Ya terdengar sedikit jahat sih, Jihyun memanggilnya dengan panggilan ‘namja bodoh yang tersesat’. Jihyun lupa siapa nama namja itu. Lagipula itu memang kenyataan kalau namja itu memang bodoh. Mana ada murid tersesat di sekolahnya sendiri.
Jihyun juga tidak mengerti mengapa Ia bisa menolong orang yang bahkan Ia tidak mengenalnya sama sekali. Biasanya Ia paling anti berhubungan dengan orang asing. Mungkin Jihyun merasa iba, karena muka namja tadi memang sangat memelas dan menyedihkan. Lagipula ada untungnya juga kan ia menolongnya, Jihyun tidak usah mengeluarkan uang untuk membeli chocolate milk hari ini.
Jihyun menutup matanya, berniat tidur sampai bel pulang berbunyi. Tapi tiba-tiba Jihyun mendengar suara yang menganggu niatnya itu. Seperti suara orang yang sedang tertawa kegelian. Tidak mungkin ada hantu di siang bolong seperti ini. Lagi pula jika hantu sedang apa dia sampai tertawa seperti itu, Menonton running man? Tidak mungkin.
Jihyun bangkit dari bangku kayu itu. Ia harus mengetahui oknum yang mengganggu acara tidur siangnya. Semakin lama Ia berjalan, suara itu semakin jelas. Dan sepertinya tidak hanya seorang, tapi dua orang yang menjadi pengganggu tidurnya.
Suara itu semakin jelas saat Ia berada di depan tumpukan bangku yang rusak dan tak terpakai. Sepertinya sumber suara itu dibalik tumpukan ini. Jihyun lalu bergerak untuk menegur orang itu. Dan dia mendapati dirinya terkejut.
Dua orang murid berlawanan jenis sedang berpelukan. Dan… berciuman.
Jihyun baru pertama kali melihat adegan itu secara langsung. Biasanya hanya dalam film atau drama yang Ia tonton. Jihyun ingin bergerak pergi hanya saja Ia terlalu terkejut, dan itu membuat kakinya sulit digerakan.
“wah ternyata kau senang mengintip yang sedang bermesraan ya.” Seseorang berbisik tepat di telinga Jihyun.
Jihyun terlonjak ketika mendapati wajah Sehun berada tepat di sebelahnya. Jihyun ingin berteriak tapi Sehun menempelkan jari telunjuk di bibirnya menyuruh untuk diam. Lalu ia menarik tangan Jihyun untuk menjauh dari situ.
“lepaskan.” Jihyun berucap dengan nada sinis seperti biasanya.
Sehun sedikit terbelalak melihat tangannya. “ups. Sorry.”
Jihyun hanya memutarkan bola matanya. Sehun menatap yeoja di depannya ini dengan pandangan mendelik. Yeoja ini sedikit menyebalkan. Belum pernah Ia diacuhkan oleh yeoja separah ini.
“aku tak menyangka orang seperti mu semesum ini.” Sehun membuka mulutnya.
Jihyun langsung memberikan death glaresnya pada Sehun. “apa maksudmu?”
“seharusnya kau langsung menjauh ketika melihat yang sedang bermesraan seperti itu.”
“aku berniat menegur mereka sebelum kau datang dan merusak niatku.”
“alibi. Bilang saja kau ingin seperti mereka.”
“terserah.” Jawab Jihyun sinis.
“by the way, bagaimana cokelat yang kemarin?” Sehun mengganti topik.
Jihyun mengerutkan dahinya. Seperti mengingat cokelat yang mana yang kemarin Ia makan.
“oh, lumayan. Penggemarmu tahu bagaimana memilih cokelat.”
Sehun menaikkan satu alisnya. “Bagaimana kau tahu itu dari penggermar ku?”
“ku kira namja seperti mu tidak akan membeli cokelat dengan bentuk hati dan boneka teddy.”
Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Merasa tidak ada yang harus dibicarakan lagi, Jihyun melangkahkan kaki nya menjauh dari tempatnya. Sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.
“eh tunggu!” Jihyun menoleh pada Sehun. “kita belum resmi berkenalan.” Lanjut Sehun.
Jihyun mengangkat sebelah alisnya. “memang harus?”
Sehun mengedik kan bahunya. “Ya, kesannya lebih enak saja menurutku. Hai namaku Oh Sehun.” Ucap sehun sambil menjulurkan tangannya.
Jihyun menatap tangan yang terjulur di hadapannya. Kemudian Ia menatap wajah Sehun yang menampilkan sedikit smirk. “Jung Jihyun. Kau tahu, ini bodoh.” Ucap Jihyun sambil membalas uluran tangan Sehun sebentar dan melepaskan nya kembali.
Sebuah senyum yang samar terulas di bibir Sehun setelah Jihyun menjabat tangannya tadi. Entahlah, Sehun tidak pernah merasa senang seperti ini jika bersentuhan tangan dengan yeoja lainnya. Ini aneh. Apa yang diperbuat yeoja ini padanya? Dunia ini sudah terbalik.
“oh iya, besok aku ada pertandingan basket melawan sekolah sebelah. Kau harus menonton ya!”
“apa untungnya buat ku?” Jihyun menatap aneh Sehun.
Sehun mengangkat bahunya. “tidak ada kurasa. Tapi pokoknya kau harus menonton.”
“kau memaksa.”
“aku memang memaksa. Aku tunggu kau besok.”
“aku tidak berjanji.” Ucap Jihyun sambil pergi meninggalkan Sehun tanpa pamit.
______
“Ya! Kim Jongin bangun hey kau mau pulang tidak?”
Kai terpaksa membuka kedua matanya setelah Chanyeol berteriak tepat di telinga kanan sambil menepuk-nepuk pipinya. Mata kai mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya di ruang kelasnya. Ugh, matanya terasa berat. Kai masih mengantuk. Padahal Ia sudah tertidur dari 2 jam pelajaran yang lalu.
“bangun kau tukang tidur. Ini sudah waktunya pulang.” Kyungsoo berucap sambil menenteng tas sekolahnya.
Kai mengedarkan pandangan matanya. Merasa ada sesuatu yang kurang. “dimana Sehun?”
“membolos. Paling di atap atau di kantin.” Papar Suho.
Kai mengangguk. Lalu membereskan buku dan barang-barangnya. Ini sudah waktunya pulang, tapi Kai masih merasa ada yang mengganjal. Bukan karena tadi ia tidur dan meninggalkan pelajaran –itu sudah sangat biasa Kai tidur saat pelajaran. Entahlah mungkin itu cuma perasaannya saja.
“hey kalian tahu tidak, ada yang mengirim lima kotak cokelat ke rumah ku sekaligus kemarin. Sekarang aku tidak tahu harus menghabiskannya bagaimana.” Eluh chanyeol.
“aku juga! Sepuluh botol susu mendarat dirumah ku tadi pagi. Si pengirim bilang ‘agar oppa bisa tumbuh lebih tinggi’ sialan memang aku sependek apa?” Baekhyun merengut.
Cokelat.. susu.. chocolate milk!
Kai langsung memasukkan barangnya dengan asal ke tas sekolahnya. Ia baru teringat janjinya dengan Jihyun. Ah mana Ia belum membeli barang yang dijanjikan pula. Bisa habis Ia jika terlambat seperti ini. “Bodoh kau Kai!” runtuknya dalam hati.
Kai langsung beranjak dari bangkunya, dan berjalan dengan terburu-buru. Sikapnya itu membuat bingung semua teman-temannya. Langkah Kai terhenti saat Chanyeol menghadangnya di depan pintu.
“Kau mau kemana, mengapa terburu-buru seperti itu?” tanya Chanyeol.
“aku ada urusan. Jika kalian mau pulang, pulang saja duluan. Minggir!” Kai mendorong tubuh Chanyeol dengan sedikit keras, membuat Chanyeol kehilangan keseimbangannya.
Suho dengan sigap membantu Chanyeol berdiri. “ada apa dengannya?” lanjutnya.
“entahlah. Biasa anak masih labil.” Jawab Baekhyun dengan nada yang ‘sok.
“apa bedanya denganmu?” tanya Kyungsoo skakmat, membuat yang lainnya tertawa terbahak-bahak.
“Ya! Berhenti, itu tidak lucu! Ah sudah aku mau pulang.”
“huuu anak labil marah huuu.” Olok teman-temannya sambil tertawa, sedangkan baekhyun hanya memajukan bibirnya.
______
Kai berjalan –lebih tepatnya berlari dengan sangat cepat. Ia harus membeli chocolate milk dulu ke kantin lalu ke gerbang untuk memberikannya pada Jihyun. Tentu saja itu memakan waktu yang lumayan lama, karena jarak dari kantin ke gerbang sekolah tidak dekat.
Kai semakin mempercepat larinya. Tak banyak juga orang yang tertabrak gara-gara ulahnya itu. Sekarang Ia sudah sampai di kantin. Dan langsung melesat ke lemari pendingin. Setelah mengambil dua kotak chocolate milk, Kai merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang –yang Ia tidak tahu kurang atau lebih jumlahnya. Lalu kembali melesat menuju depan gerbang.
Sebenarnya tadi Sehun ada di kantin, seperti yang Suho katakan. Dan Sehun sempat meneriakkan nama Kai beberapa kali. Hanya saja Kai tidak sempat menyahut. Ia terlalu terburu-buru. Waktu sangat berharga baginya sekarang. Terlambat sedikit saja, Ia bisa kehilangan kesempatan untuk bertemu yeoja itu lagi.
Kai berlari lebih cepat. Ia mengacuhkan semua umpatan yang ditujukan untuknya saat Ia sedang berlari di koridor tadi. Sekarang jam pulang dan koridor pasti penuh. Mau tak mau, Kai menabrak semua yang menghalangi jalannya. Masa bodoh.
Kai sudah hampir dekat dengan gerbang sekolah. Dari jauh Ia bisa melihat seorang yeoja sedang mendengarkan musik sambil melipat kedua tangannya di dada. “Itu pasti Jihyun!” pekiknya dalam hati. Kai pun segera mendekati gadis tersebut.
“Kau terlambat sepuluh menit lebih tiga puluh lima detik.” Papar Jihyun saat Kai sudah di depannya.
Kai melongo. “kau hah.. menghitungnya hah?” tanya Kai putus putus karena nafasnya yang belum teratur.
“begitulah.” Jawabnya singkat.
Merasa sudah bisa sedikit bernafas, Kai menyodorkan dua buah kotak chocolate milk kehadapan Jihyun. “ini ku lebihkan satu.. –“
“sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf karena lama menunggu . Okay, sama-sama.” Potong Jihyun. Lalu Jihyun mengambil kedua chocolate milk dari tangan Kai lalu pergi tanpa pamit.
Sedangkan Kai, Ia hanya menganga di tempatnya berdiri. Bagaimana bisa gadis itu menebak apa yang akan Ia katakan. Jihyun benar-benar seorang mind reader. Ini gila, bagaimana Ia bisa mendekati Jihyun kalau sebelum bergerak niatnya sudah diketahui oleh Jihyun duluan?
“hey brother kau habis berbicara dengan siapa?” Sehun datang tiba-tiba sambil merangkul bahu Kai.
Kai menepis tangan Sehun. “bukan dengan siapa-siapa. Ayo pulang.” Ucapnya lalu jalan meninggalkan Sehun.
Sehun menaikkan sebelah alisnya. “ada apa dengan anak itu. dasar aneh.” Ia menggerutu lalu mengejar Kai yang sudah jauh di depannya.
______
Pagi ini kelas masih sangat sepi. Hanya ada Jihyun yang sedang menelungkupkan wajahnya di meja. Ia masih sangat mengantuk. Terang saja, sekarang pukul enam lebih lima menit dan bel masuk masih sekitar empat puluh menit lagi. Ini semua gara-gara Jaehyun yang harus pergi kerja pagi sekali dan memaksa Jihyun untuk berangkat ke sekolah bersamanya.
“akan ku tambahkan uang jajan mu untuk membeli cokelat.” Tawar Jaehyun ketika Jihyun menolak untuk pergi bersamanya. Mendengar kata cokelat, yaa Jihyun mana bisa menolaknya. Dan ta-daa! Akhirnya Jihyun berada di kelas sendirian.
Jihyun mengkencangkan volume musik dari iPod nya. Jihyun sekarang merasa lapar. Ia belum sempat sarapan karena tadi berangkat pagi sekali. Kantin pun pasti belum buka di jam jam segini. Jihyun lalu merogoh tas sekolahnya. Berharap menemukan ‘harta karun’ yang tersisa untuk ia konsumsi. Lalu tangannya menyentuh sebuah kotak. Chocolate milk! Jihyun menarik kotak itu keluar. Ia lupa kalau namja bodoh yang kemarin memberinya dua kotak sekaligus. Ia hanya baru meminum satu saat perjalanan pulang kemarin dan lupa mengeluarkan sisanya dari tas.
Jihyun buru-buru membuka kemasan di tangannya itu lalu menegak habis isinya dalam satu kali tarikan nafas. Ahh ini lebih baik dari tadi. Jihyun lalu menatap kotak kemasan kosong di tangannya. Sebenarnya Ia sedikit keterlaluan langsung pergi tanpa pamit kemarin. Ya habis bagaimana lagi, namja itu terlalu lama. Ia harus cepat pulang, jika tidak ia akan habis oleh celotehan Jaehyun.
Mendadak wajah namja bodoh itu tergambar di pikiran Jihyun. Bagaimana ekspresi saat Ia memelas dengan sangat menyedihkan. Bagaimana saat ia kelelahan karena habis berlari dari kantin ke gerbang sekolah yang jaraknya memang tidak dekat. Tapi yang paling lucu adalah ekspresinya saat Jihyun mengetahui apa yang akan Ia bicarakan. Entahlah, namja itu sedikit lucu dengan mata membulatnya. Mendadak senyuman terpampang di wajah Jihyun.
“Ya! Hey Jung Jihyun! Kau kenapa hey sadar!” Hyerim menepuk-nepuk pipi Jihyun sedikit keras. Ia takut temannya yang dingin itu mendadak kerasukan hantu bahagia yang membuatnya senyum-senyum sendiri.
Jihyun sedikit terlonjak dengan kehadiran Hyerim yang mendadak di depannya. “sejak kapan kau disini?” tanya Jihyun sedikit jutek. Hyerim pasti menyerang Jihyun dengan banyak pertanyaan karena tertangkap basah sedang tersenyum-senyum sendiri.
“sekitar sepuluh menit yang lalu. Kau kenapa? Memikirkan Sehun yaa?” tanya Hyerim dengan nada menggoda yang menurut Jihyun sangat menjijikan.
Jihyun menyipitkan matanya sebal. “tidak.”
“ah bohong saja kau. Eh iya kau belum menceritakan mengapa kau dapat cokelat dari Sehun. Cepat ceritakan!”
Jihyun menghela nafas. Sekarang ia sudah tidak bisa menghindar lagi dari pertanyaan Hyerim yang menghantuinya dari kemarin. Lagipula, Ia terlalu malas untuk mengalihkan topik. Akhirnya Jihyun menceritakan dari A-Z bagaimana Ia bisa mendapatkan cokelat dari salah satu pangeran di sekolahnya. Sesekali Hyerim memekik saat Jihyun menceritakan detil yang menurut Hyerim itu sweet. Sweet apanya.
“Huaaaaaaa Jihyun mengapa kau sangat beruntung sekali aaaaaa aku ingin seperti muu!” teriak Hyerim dengan histeris ketika Jihyun menyelesaikan ceritanya.
“ambil saja dia. Aku tidak menyukainya.”
“tapi kau.. bagaimana kalau Ia menyukai mu?! Ah kau pasti akan menjadi salah satu murid populer di sekolah!”
“kalau dia menyukai ku.. ya tidak apa-apa.”
“aish kau ini! Apa ekspresi yang kau punya hanya flat saja?!”
Jihyun mengangkat kedua bahunya. Mendadak Ia mengingat pertemuannya dengan Sehun kemarin. Ia disuruh datang ke pertandingan basket kali ini. Sebenarnya Ia malas. Jihyun lebih memilih membaca buku sambil makan cokelat yang banyak. Tapi apa salahnya kan ia menonton pertandingan sekolahnya sekali saja. Ia penasaran bagaimana bagusnya team basket yang sangat dibanggakan oleh sekolahnya itu.
“Jihyun nanti kau temani aku menonton pertandingan basket ya! Aku tidak mau tau pokoknya kau harus temani aku!” ajak Hyerim dengan nada yang memaksa.
Ya tanpa disuruh oleh Sehun juga Jihyun akan datang ke pertandingan itu. Dengan tarikan dari Hyerim tentunya.
______
Dan disini lah Jihyun sekarang. Ditengah sekumpulan para yeoja yang sedang histeris menunggu para pangeran sekolah beraksi. Disini terlalu berisik, Jihyun tidak merasa begitu nyaman. Ini pertandingan basket, bukan konser musik. Ah Jihyun ingin segera enyah dari tempat ini.
Lalu teriakan-teriakan itu makin menjadi saat para pemain keluar menuju lapangan. Jihyun melihat Sehun keluar dengan diiringi teriakan yang sangat dahsyat. Tidak Sehun saja yang di teriaki seperti itu. Dibelakang Sehun ada namja bodoh dan salah satu teman Sehun yang paling tinggi. Makin menjadi saja teriakan para yeoja disini. Jihyun jadi takut lapangan basket sekolahnya rubuh karena teriakan para fangirls.
Jihyun memperhatikan Sehun. Sehun sedikit berbeda jika sedang tidak menggunakan seragam sekolah. Dia terlihat sedikit lebih manly dengan tangan yang sedikit berotot seperti itu. Pria bernomor punggung delapan itu mengedarkan pandangannya ke kursi penonton. Dan kemudian, mata Sehun menemukan Jihyun. Namja itu mengulas sebuah senyum lalu mengibaskan tangannya. Dan itu membuat para yeoja berteriak sangat keras.
Tunggu.. apa senyum itu ditujukan untuk Jihyun? Mendadak pipi Jihyun memanas. Ah ada apa dengannya? Mungkin saja itu untuk orang yang tempat duduknya dekat dengan Jihyun. “Kau percaya diri sekali!” runtuk Jihyun dalam hati.
Pertandingan pun dimulai. Team basket sekolahnya bermain sangat hebat. Jihyun tidak pernah tahu kalau sekolahnya memiliki team basket sehebat ini. Entahlah, Jihyun terpukau kali ini. Para pemainnya juga sangat lihai. Terutama ketiga bintang lapangan –Sehun, namja bodoh itu dan satu teman Sehun yang seperti Tiang yang ternyata menjabat sebagai captain. Sebuah kolaborasi yang sangat keren, menurut Jihyun.
Jihyun juga tidak menyangka namja bodoh itu sangat ahli dalam memainkan bola orange itu. Jihyun suka bagaimana cara namja bodoh itu menggiring dan melempar bola. Sedangkan Sehun, Ia sangat ahli dalam menerima lalu melemparkan bola ke dalam ring. Tepat sasaran dan jarang sekali meleset. Kalau sang captain sangat hebat dalam merebut bola. Entahlah, ini benar-benar kolaborasi yang epic.
Wasit meniup peluit, pertanda waktu pertandingan habis. Dan pertandingan ini di menangi oleh team Sehun. Walaupun sempat berkejar-kejaran skor dengan lawan, tapi tetap saja team sekolahnya lebih unggul daripada pihak lawan. Jihyun tidak tau kalau Ia ternyata bisa menikmati pertandingan seperti ini. Teriakan para fangirls –termasuk Hyerim, semakin menjadi ketika tiga orang yang menjadi bintang lapangan berlari ke pinggir lapangan. Karena tidak nyaman dengan keadaan seperti ini akhirnya Jihyun memutuskan untuk keluar dari tempat pertandingan berlangsung.
Sehun menangkap sosok Jihyun yang sedang berjalan keluar. Ia langsung buru-buru mengejarnya tanpa memperdulikan teman-temannya yang meneriaki namanya. Ia harus bertemu gadis itu terlebih dahulu.
“Jung Jihyun!”
Merasa ada yang memanggil namanya, Jihyun menoleh dan mendapati Sehun sedang berlari ke arahnya.
“mau apa kau disini? Seharusnya kau sedang merayakan kemenanganmu.” Tanya Jihyun dengan nada yang terdengar dingin.
Mata sehun menyipit. Nafasnya masih memburu. Ia belum minum apapun sehabis pertandingan tadi. Merasa tau kalau Sehun sedang kehausan, Jihyun merogoh tas sekolahnya lalu menyodorkan sebotol air mineral yang Ia beli sebelum menonton pertandingan tadi. Sehun langsung menyambar botol itu dan menegak habis isinya.
“ah enak sekali.” Gumam Sehun sambil melempar botol itu ke tempat sampah yang letaknya sedikit jauh dari tempat mereka berdiri. Dan botol itu masuk dengan sempurna.
“cih iya aku tahu kau memang hebat.” Jihyun mencibir.
Sehun terkikih, “bagaimana penampilan ku tadi? Keren kan?” tanyanya sambil tersenyum bangga.
Jihyun menahan tawa melihat ekspresi Sehun seperti ini. Bukan Sehun yang dingin seperti kata orang-orang. “Ya, aku terkesan. Permainan mu memang bagus.” Jujur Jihyun. Sehun makin saja tersenyum sangat bangga mendengar pujian dari yeoja di depannya.
“tapi masih lebih bagus kedua teman mu.” Lanjut Jihyun.
Sehun memanyunkan bibirnya. Jihyun tertawa kecil ketika melihat ekspresi Sehun. Ingin sekali Ia memukul wajah Sehun saat ini. Sehun sedikit terperangah ketika melihat Jihyun tertawa. Seorang yeoja dingin tetawa karenanya. Ini sangat langka!
“sudah sana, bukannya kau harus merayakan kemenangan bersama team mu?”
Sehun menggeleng. “tidak. Sudah terlalu sering aku merayakan kemenangan dengan mereka. Sekarang aku akan merayakannya dengan orang lain.”
“ohh.” Jihyun membulatkan bibirnya.
Dahi Sehun mengerut. “kau tidak mau tahu siapa orang itu?”
“sesuai keinginan mu, siapa?”
“yeoja di depan ku.”
“eh?”
“ayo rayakan kemenanganku! Hari ini aku yang traktir.” Sehun menarik lengan Jihyun yang masih kebingungan dengan kata-kata Sehun tadi.
Mereka tidak menyadari kalau ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua dengan tangan yang sedikit mengepal.
–TBC
****
HALOOOOOOO~~~~~~~
Apa kabar kalian semuaaaa? Ada yang nungguin ff ini gaaak? /krik. Okay, pasti ga ada yang inget sama ff ini /ugly sobs/. Hehe maaf ya chap ini di publish nya lama. Kemarin aku sedikit ngedown gara-gara nilai akhir ku ga memuaskan /garuk tembok. Terus kemarin juga sibuk banget ngurusin sekolah baru huhuuuu. Maaf ya kalo chapter ini juga kurang memuaskan. Aku juga sempet ngeblank pas nulis nya. Banyak banget yang di rombak sana sini. Labil ya hehe~~
Makasih buat yang udah nyempetin bacaaaa! Makasih juga buat yang udah comment kemarinn, jujur aku seneng banget liat comment kalian. Comment kalian bikin aku lebih semangat buat nulis :”) sekali lagi makasih yaaaa makasihhh!!!
Tetep comment juga yaaw! Kritik dan saran aku tunggu bangettt. Salam imut dari aku sama Kai /dadah-dadah. Chu chu chuuu~~~~
