Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all 4828 articles
Browse latest View live

Kairana (Chapter 3)

$
0
0

TITTLE: KAIRANA PART 3 (Cowok manga, Putri, dan Mantan napi.)

CAST: KIM JONGIN/ KAI

Kirana Putri Jeniva (OC)

Other cast will be revealed soon

AUTHOR: AAL (@adlnayu/@deerjongin)

Genre: romance, friendship. Comedy

Length: chapter

Notes: kalimat yang bercetak miring, itu berarti diucapkan dengan bahasa Indonesia atau inggris ya :  )

 

 BubbleTea3

 

 

Kirana’s POV

“Kau siapa?”

“Siapa kau?”

Aku kembali mundur selangkah. Satu tanganku terulur untuk mengambil guling. Sebagai ancang-ancang untuk memukul bila sosok ini ingin menyerang.

Dihadapanku, berdirilah seorang gadis berpakaian kemeja kotak-kotak yang kebesaran di tubuh kurusnya. Kedua matanya yang bulat dibingkai oleh kacamata besar. rambutnya yang panjang ia kepang dua. Mengingatkanku pada tokoh Sakuno dalam anime Prince of Tennis tapi ini versi liarnya. Gadis itu membawa sebuah kantong plastic berwarna putih. Aku menajamkan indra penciumanku. Sepertinya itu makanan. Aku jadi lapar.

“Aku pemilik kamar ini.” jawab gadis itu sambil melangkah maju. Reflek aku malah melangkah mundur. Kedua alisnya berkerut dalam, “Apa yang kau lakukan di kamarku?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang kau lakukan di kamarku?” aku balas bertanya. Kedua mataku masih menatap gadis ini lekat-lekat.

Suhu tubuhku masih panas akibat keringat yang ditimbulkan karena latihan tadi. aku juga belum makan. Dan pandangan makanan mataku dari tadi berpindah-pindah. Antara wajah gadis itu, dan kantong plastik yang sedang dibawanya.

Duh….laper….. bagi dong……

Gadis itu balas memperhatikanku. Ia menaik turunkan kacamatanya yang besar, lalu tiba-tiba menjentikkan jemarinya. Seperti teringat sesuatu, “Ah! Indonesia?”

“I-iya….” aku berusaha mengalihkan pandanganku dari kantung plastic berisi makanan itu dan kembali menatap kedua matanya, “Darimana kau tahu?”

Ia lalu menghela nafas lega. Sepertinya gadis ini senang dan tenang setelah mengetahui bahwa aku ini bukan orang asing, “In Young eonnie memberitahuku. Katanya hari ini aku akan mendapatkan roommates.” Jawab gadis itu sambil tersenyum. Lalu menunjuk tanganku dengan dagunya, “Kau boleh melepaskan gulingmu. Aku bukan orang jahat ko.”

“Oh, oh iya… maaf.” tengsin, akupun menaruh guling ini ke tempat semula, “Kalau boleh tahu, siapa namamu?”

“Eun Kyung. Han Eun Kyung.” Gadis itu mengulurkan tangan untuk menjabat tanganku, “95 lines. Golongan darah B dan benci serangga.”

Aku tertawa mendengarnya, “Namaku……”

“Kirana Jeniva Putri kan?”

“Kirana Putri Jeniva.” Koreksiku sambil terkikik geli. Gadis ini sok tahu sekali. Tapi, tak apa. Aku suka dengan gayanya yang santai, “Trainee baru di SM Entertainment, golongan darah O, dan benci dengan binatang kecil berbulu.” Kataku, “Ah, dan aku 96lines.”

Kini giliran gadis berkacamata ini yang tertawa, “Akan kuingat itu.” ia mengangkat kantung plastic itu dihadapanku lalu berkata,  “aku baru saja membeli kimbab. Mau makan bersama?”

Dan detik itu juga aku langsung tahu. Bahwa roommates ku adalah orang yang baik.

~KAIRANA~

Kirana’s POV

Dari dulu, aku mempunyai ritual kecil. yaitu menulis blog. Entah itu setiap hari atau pun seminggu sekali. Yang jelas, aku selalu suka untuk mencurahkan perasaanku melalui tulisan. Karena kegemaranku itu, Mas Jody sempat memberikanku buku diary. Dia bilang, daripada memberitahukan keseharian kita di tempat yang bisa dibaca oleh semua orang, (kakakkku menganggap itu norak), makanya ia membelikanku buku diary, lengkap dengan gembok mungil yang tersampir di covernya.

Tapi, buku diary itu malah berakhir menjadi coret-coretan matematikaku.

Malah, yang kusenangi dari sebuah blog adalah, orang-orang yang membacanya. Bukannya menyenangkan, melihat orang-orang dari dunia maya –yang bahkan tidak mengenal kita- mengomentari keseharian kita? memang sih ada juga komen yang menyebalkan tapi, cuek saja lah.

Aku membuka laptopku. Menyambungkannya dengan koneksi internet yang ada di Café ini lalu mulai membuka blogku untuk menulis postingan baru.

Yoghurtbasi.blogspot.com

Halo, halo semuaaaa!!! : ).

Gilaaaaa, udah lama banget ga mosting disini, maafkan kelalaian gue ya. Tapi serius deh, sekarang hidup gue nggak sebebas enam bulan lalu, jadi maaf-maaf aja kalo blog ini semakin hari semakin nggak keurus,

Ah-nywayyyy, gimana Indonesia? Masih macetkah? Panaskah? Sekarang disana lagi musim apa? Disini….. hmm……… I can’t tell what season in here…. Gue Cuma bisa bilang, sekarang gue berada di Negara empat musim.

Yang jelas sekarang gue nggak tinggal di Indonesia. Gue meninggalkan Negara kita tercinta itu ke suatu tempat agar gue bisa mewujudkan salah satu impian terbesar gue yaitu menjadi penyanyi.

Iya,iya kalian boleh ketawa sepuasnya. Seorang Kirana Putri Jeniva nyanyi? How come? Apa kabar jendela pecah? Hahaha nggak sih, nggak selebay itu. suara gue nggak akan membuat jendela pecah ko, paling Cuma ngebuat orang yang ngedengernya muntaber. (oke ini lebay. I know).

Disini, anggap aja gue mengambil ‘bimbel’. Bimbel yang mengajarkan kita tentang menari dan menyanyi. Tapi, nggak Cuma itu loh. Disini, kita juga diajarin, gimana caranya ngomong di depan banyak orang, membawakan acara, bahasa asing, tata karma, pokonya banyak deh! Karena itulah gue nggak bisa meluangkan waktu istirahat gue untuk ngurusin blog, karena, waktu luang yang sangat berharga itu gue pakai untuk….tidoeeerrrrr!!!!!! zzzzzzzzzzzzzz~~~~

Dan karena gue nggak tinggal di Indonesia lagi, sudah jelas gue akan pindah sekolah. Gue sih belum tahu ya akan dipindahkan kemana. Katanya sih ke sekolah yang cocok dengan jurusan ‘bimbel’ yang sedang gue ambil sekarang.

Yaudah, gue cuman bisa kasih tau segini aja. Yang jelas gue kangen Indonesia. Apalagi Jakarta. Kasih tau dong kabar-kabar terbaru soal Jakarta dan sekitarnya di kolom komeeeeen. Because I’m sick here! Ada beberapa kondisi dimana gue sangat kangen Jakarta dan ingin pulang. Tapi, yaa mau gimana lagi, mimpi gue menunggu disini : ).

Kita ketemu lagi di postingan berikutnya, ciao~

Send.

Setelah selesai mengecek twitter, dan skype aku pun mematikan laptopku lalu memasukannya ke dalam tas. Bubble tea yang kupesan sudah habis sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi, aku masih enggan untuk beranjak dari Café ini dan kembali ke asramah. Toh, jadwalku latihan masih satu jam lagi. Dari pada Cuma planga-plongo nggak jelas, (Eun Kyung juga sedang keluar), lebih baik aku menunggu disini satu jam sambil menikmati wifi gratis.

Tapi nggak enak juga sih, menikmati wifi disini padahal minumanku sudah habis. Lebih baik aku pesan satu gelas lagi.

Setelah memastikan kalau tas ku akan tetap aman walaupun ditinggal sebentar, aku pun beranjak ke kasir.

“Aku pesan satu gelas bubble tea rasa…..” aku menggantungkan kalimatku. Rasa apa ya? Tadi aku pesan rasa strawberry. Kalau pesan rasa yang sama nanti takut eneg, “em….rasa….”

“Cokelat.”

“Oke. bubble tea rasa cokelatnya satu.” Kata si mbak-mbak kasir mengkonfirmasi. Aku langsung gelagapan.

Eh, bukan mbak, gue nggak bilang cokelat….” Melihat wajah si mbak-mbak kasir yang langsung terlihat clueless saat aku reflek berbicara dengan bahasa Indonesia, cepat-cepat aku pun langsung merubahnya, “Ma-maksudnya, aku nggak bilang pesen rasa cokelat.”

“Aku yang bilang.”

Reflek, aku langsung menoleh ke belakang. Arah dimana suara misterius tadi datang. Dan saat aku melihat wujud asli dari pemilik suara misterius tadi, kedua tanganku langsung lemas. Dompet yang tadi kugenggam erat langsung jatuh ke lantai.

Di depanku, berdiri seorang cogan (cowok ganteng), berambut cokelat. Tubuhnya lumayan tinggi. Rahangnya yang agak kurus terukir lancip. Kedua matanya sipit tapi membentuk eye smile yang terlihat sangat manis. Kulitnya putih bersih tapi tidak pucat. Bibirnya yang berwarna merah jambu itu terbentuk tipis. Dimataku, ia terlihat seperti karakter cowok ganteng yang keluar dari manga.

“Kamu harus coba rasa cokelatnya.” Kata si cowok manga sambil tersenyum santai. Ia lalu mengangkat kedua bahunya, “Aku sih sangat merekomendasikan rasa itu padamu. Tapi kalau kamu nggak mau juga nggak ap-“

“Aku mau aku mau!” tanpa sadar, aku mulai melompat-lompat kecil. diam-diam aku menahan nafas. Gila ini cowok. Ganteng banget. Bener-bener mirip dengan karakter cowok ganteng dalam manga yang sering kubaca. Aku tersenyum manis padanya, lalu membalikkan tubuhku kembali menghadap si mbak-mbak kasir, “Oke, aku pesan satu bubble tea rasa cokelat.”

“Kamu suka bubble tea?” tanya si cowok manga. Sinar matahari jatuh tepat diatas rambut cokelatnya. Membuat kesan seperti di iklan-iklan. Tau kah, adegan dimana seorang cowok ganteng memberikan sebuah produk dengan efek-efek sinar disekeliling tubuhnya? Seperti itulah pandangan bagaimana aku melihat si cowok manga. Seluruh tubuhnya seperti dikelilingi sinar-sinar yang berkilauan.

“Lumayan…..hehehehehe.” jawabku tengsin sambil memberikan senyum paling manis yang kupunya. Padahal perutku seperti terkocok ingin brojol.

“Menurutku, café ini memiliki bubble tea yang paling enak. Kamu sering kesini?”

“Sering….hehehehe.” padahal baru pertama kali.

“Oh…..” si cowok manga menganggukan kepalanya. duhhhh ngangguk-ngangguk aja ganteng.

Tahan Kirana. Jangan norak dan tetep stay cool. Jarang-jarang kan lo ketemu cowok ganteng kaya gini.

“Em…. Ka-kalo boleh tahu, nama kamu sia-“

“Sehun, sudah selesai belum beli minuman-, O! Sedang apa kau disini?”

Cahaya-cahaya yang tadi bersinar disekeliling cowok manga langsung menghilang saat sesosok cowok berambut hitam muncul dari belakang punggungnya. Bahuku langsung merosot dan senyumku memudar.

Ihhhh ngapain sih si Kim Jombangin ada disini! Ngerusak suasana aja!

“Kenapa? Nggak boleh?” tanyaku ketus.

Cowok berambut hitam itupun langsung mengubah ekpresi mukanya menjadi mode jutek. Ia lalu berlagak seperti orang yang akan terkena sial saat melihatku. Hih, kaya aku mau ngeliat dia aja. Mikirinnya aja males! , “Bukannya hari ini kau ada latihan?”

“Memang ada, tapi baru dimulai satu jam lagi. Memangnya kenapa?”

“………”

“………”

“……kau ikut kelas vocalnya Mon Yonho saem ya?”

Aku langsung mengerutkan alis, “Iya. ko tau?”

Cowok itu membulatkan kedua matanya lalu tertawa keras, “Kelas Mon Yonho saem sudah dimulai dari setengah jam yang lalu karena ada perubahan jadwal tahu!”

DEMI APA LO?!!!”

Tawa si Jombangin langsung surut. Ia lalu kembali menatapku kesal, “Kan…kan….kan…ngomong bahasa alien lagi kan. Bicara dengan bahasa korea saja kenapa sih?”

DEMI APA LO JADWALNYA DIMAJUIN? ANJIR, KENAPA NGGAK ADA YANG NGASIH TAU GUE?” aku langsung bereaksi seperti orang yang sedang kebakaran janggut. Sial sial sial. Kemarin saat masuk ke kelas dance sudah telat, masa di kelas vocal aku juga telat? Image ku sebagai anak baru bisa jelek! ,”Aduh mampus gue, mampus, mampus aduhh gimana dong?”

Si Jombangin diam saja. Ia lalu lirik-lirikkan dengan si cowok manga lalu kembali menatapku, “Mana aku tahu! Kamu ngomong apa daritadi saja aku nggak tahu!”

Aku berdecak sebal lalu langsung berlari menuju mejaku tadi dan mengambil tas. Melambaikan tangan kepada si cogan manga lalu langsung bergegas keluar Café,

Dadah cowok mangaaaa semoga kita ketemu lagi ya! Dan terimakasih Jombang untuk informasinya!”

~KAIRANA~

KAI’S POV

“Manga?” Sehun menatapku bingung, “Kenapa gadis itu mengatakan manga ya Hyung?”

“Tidak tahu.” Aku menggelengkan kepala. Sama bingungnya dengan pemuda berambut cokelat ini, “Terus yang dimaksud jombang itu….nama orang?”

“Permisi, silahkan ini bubble tea rasa cokelatnya.” Si penjaga kasir tiba-tiba menyodorkan segelas bubble tea padaku, “Totalnya jadi… 2500 won.”

“Loh? Siapa yang pesan bubble tea?” tanyaku pada Sehun. Aku yang sedari tadi dilanda bingung jadi tambah bingung.

“Oh, gadis tadi. tapi sepertinya karena terlalu panik ia jadi lupa.”

“Oh, aku pikir itu punyamu. Lalu sedang apa kau disini?”

“Menikmati wifi gratis hehehehe.” Sehun tertawa polos. Mengambil bubble tea rasa cokelat itu lalu berlari keluar dari Café. “Bye. Hyung.”

“Permisi…. Totalnya jadi 2500 won.” Kata si penjaga kasir lagi.

“Loh, aku kan tidak pesan apa-apa. Kenapa jadi aku yang ditagih?” protesku.

“Tapi kedua teman anda sudah pergi duluan. Jadi, tagihan ini saya berikan pada anda.” Jawab si penjaga kasir dengan penuh kesabaran. Mungkin dalam hati ia tidak tahan ingin menamparku dengan uang yang ada di dalam mesin kasir.

Aku langsung gelagapan, “loh…ko….loh….” sial! Pantesan tadi Sehun langsung lari keluar!, “Y-YA… YA….. OH SEHUN KEMARI KAU!”

~KAIRANA~

Kirana’s POV

Aku berlari cepat menyusuri lorong SM Building yang seakan tak berujung. Semakin aku berlari, aku merasa lorong itu semakin jauh. Belum lagi rasa panik yang menyerang tubuhku sejak keluar dari Café tadi. dan ditambah lagi, aku nggak tahu dimana ruang latihan vocalnya. Karena terlalu panik aku jadi lupa bertanya sama Jombang.

“Em…. Permisi.” Aku menegur salah seorang trainee yang berdiri tak jauh dariku, “Tempat latihan vocal ada dimana ya?”

Trainee itu mengangkat wajahnya. Aku langsung terkesiap. Wah, cantik banget. “Kenapa?” tanyanya lagi.

“Em… tempat latihan vocal….dimana ya?” aku jadi grogi. Habis, coba lihat dia.

Rambut hitamnya yang panjang jatuh melewati punggung. Kulitnya putih bersih. Wajahnya mungil tapi kedua matanya besar. tubuhnya langsing dan tinggi semampai. Terdapat tahi lalat kecil di salah satu pipinya yang menambah kesan manis. Orang bilang, siapa yang mempunyai tahi lalat di wajah, berarti cantik kan? Dan, gadis ini memang sangat cantik. Dimataku, ia seperti seorang putri dari kerajaan bidadari.

Udah, putri, bidadari lagi! Kebayang nggak tuh secantik apa?

“Oh, lurus saja terus, ruangan latihan vocal ada di samping kiri lift.” Jawabnya ramah. Suara gadis ini juga sangat lembut. Seperti putri keraton.

“Oke, makasih ya.” Aku tersenyum ramah lalu kembali berlari.

Lurus terus lalu saat bertemu lift…..belok ke kiri, oh itu dia! Eh tapi loh ko…..

Kenapa si putri dari kerajaan bidadari ada disana?

“Putri!” gadis itu menoleh dengan tampang clueless. Cepat-cepat kuubah bahasaku, “Ah, em….. kenapa kamu bisa ada disini? Bukannya tadi kamu ada di belakangku?”

Sang putri menatapku lekat-lekat. Ia perhatikan diriku dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tampangnya masih terlihat clueless padahal tadi aku sudah merubah bahasaku menjadi bahasa korea. Ia lalu berkata, “Siapa kamu?”

Hah?

“Loh, ini aku… yang tadi tanya jalan sama kamu….” Kejadian itu kan baru berlangsung nggak lebih dari sepuluh detik? Masa iya lupa? Otak gadis ini sepertinya tidak secantik wajahnya.

“Kapan?” tanyanya lagi. Kedua ujung bibirnya ditekuk ke bawah. Aura putri yang beberapa detik lalu terpancar dari dirinya langsung menghilang. Yang tersisa hanya aura suram seperti mantan napi, “Dasar sok kenal.”

Hoh?

Sok. Kenal?

Sekarang giliran aku yang memandang tampang clueless. “Pu……tri?”

Gadis itu menatapku sekali lagi, lalu masuk ke dalam ruangan vocal yang ada disamping kiri lift. Meninggalkanku yang masih terdiam dilanda shock karena habis dibilang sok kenal.

“Loh….ko kamu masih disini?”

Aku mengangkat wajahku, dan menemukan gadis itu lagi sedang berdiri dihadapanku dengan senyum yang masih terpatri di wajah cantiknya, “Latihan vocalnya sudah mulai loh…. Kamu nggak masuk?”

Putri…..?”

“Kamu bisa kena marah Yonho saem kalau terlambat.” Gadis itu lalu merangkulku akrab. Membuka pintu ruangan vocal lalu mengajakku masuk.

Di dalam, terdapat sekitar lima belas orang trainee yang sedang latihan vocal. Dari lima belas orang itu, aku mengenali satu dari mereka. Choi Hyera si trainee tujuh tahun. Gadis bertampang jutek itu sepertinya sedang menghafal lirik yang tertulis pada sebuah kertas. Dan disampingnya, duduk seorang gadis berwajah cantik tapi mempunyai aura seperti mantan napi.

Eh. Tunggu sebentar.

Aku lalu menoleh ke samping. Putri masih berdiri disampingku. Lalu aku menoleh pada si mantan napi. Kenapa putri tiba-tiba ada disana?

“Eonnie!” Sang putri berjalan kearah si mantan napi, “Lihat, aku membawa teman baru!”

Eo….nnie?

Dan detik itu juga aku baru menyadari sesuatu.

“KALIAN…….KEMBAR?!!!”

~TBC~

Oke. Aku gajadi post di blog pribadiku muehehehehe. Oke oke, oneday pasti akan aku post ko. Tapi nggak sekarang. Tergantung koneksi internetku secepat apa dulu hehehe ;p.



My Valentine

$
0
0

 My Valentine

Main Cast:

EXO-K’s Kim Suho -  SNSD’s Hwang Tiffany

Support Cast :

SNSD’s Kim Taeyeon

Genre:

Romance & Life

Rating:

PG-13

Length:

Oneshot

Disclaimer:

Inspired by manga and song

Poster by Art Factory (http://wemakeartfactory.wordpress.com/ )

 

Warning Typo !

DON’T BE A PLAGIATOR !

DON’T BASHING PLEASE !

my-valentine1

 

Waiting for your call, call I’m sick, call i’m angry, call I’m disperate to your voice

~Secondhand Serenade~

Disaat lepas dari suasana tahun baru. Para wanita sibuk untuk memberikan hadiah terbaik untuk orang yang dikasihinya. Di tengah musim salju, di tengah bulan Februari,

Valentine.

                                    *****************************

“Jadi kau akan memberikan hadiah apa untuk namjachingu mu ?”

Taeyeon melirik segerombolan gadis bermantel tebal yang tampak heboh, berkerumun di depan display sebuah bakery cake. Ia mendengus keras dan keluar dengan muka keruh.

“Kau sudah selesai ?”, tanya Tiffany yang ternyata sudah mengekorinya di belakang. Rambut hitamnya sedikit kusut terkena angin, tapi mungkin tak begitu terlihat karena ia mengenakan topi rajut abu-abu yang hangat. Hari ini ia tampak stylish dengan aquamatic coat warna merah dan sepatu boot kulit warna hitam.

“Belum”, jawab Taeyeon pendek. Ia memasukkan tangannya di dalam kantong mantel dan kembali menyusuri trotoar jalan Dongdaemun yang penuh dengan toko-toko lucu dengan display nya yang indah.

Tiffany berhenti sebentar untuk mengagumi karya desainer terbaru untuk new season yang akan dikeluarkan beberapa bulan lagi. Saat menyadari, sahabatnya tak lagi  disampingnya, cepat-cepat ia berlari untuk menyusul Taeyeon. “Sebenarnya kau sedang mencari apa ? Kita sudah berputar-putar selama dua jam dan kau belum mendapatkan apapun.”

Florentine”, sahut Taeyeon cepat. “Dan aku belum menemukan satu pun toko kue yang menjualnya”, ucapnya mengeluh. Sebagai informasi, Florentines adalah cookies asal Italy yang dilapisi dengan lelehan caramel dan madu serta dihiasi kacang almond atau buah kering. Biasanya disajikan saat hari natal.

Tiffany mengerang. “Florentine ? Astaga Taeyeon, Natal sudah lewat satu bulan yang lalu, tentu saja tak ada lagi toko kue yang menjualnya !”

Taeyeon mengangkat bahu dengan acuh. “Siapa tahu masih ada. Lagipula ini baru satu bulan kan ?”

“Carilah ke ujung dunia kalau begitu !”, sungut Tiffany sebal.

************************

“Sudah kubilang kan, pasti masih ada yang menjualnya !”, sahut Taeyeon penuh kemenangan. Wajahnya tampah sumringah saat pelayan toko dengan cekatan memasukkan sepuluh keping Florentines ke dalam kotak kecil lucu berwarna putih. Setelah masuk ke sembilan toko dan keluar dengan wajah kecewa, di toko ke-sepuluh, mereka berdua- atau lebih tepatnya Taeyeon, berhasil mendapatkan Florentines.

Tiffany memutar bola matanya, pasrah. “Ya, ya, aku tahu kau selalu benar”, ucapnya asal. Tiba-tiba ia memekik pelan. “Astaga, mereka lucu sekali !” serunya sambil menunjuk macaron-macaron mungil dengan warna-warni yang memikat hati.

Taeyeon mengerutkan alisnya dan membiarkan Tiffany sibuk mengagumi semua kue yang dipampang sambil terus menerus memekik heran. Beberapa menit kemudian , beberapa gadis-gadis remaja masuk dan terlihat sedikit ribut saat berada di depan display kecil berisi coklat-coklat aneka bentuk dan warna.

“Ada yang bisa kami bantu ?”, tanya sang pelayan toko ramah. Bola mata Taeyeon melirik pelayan itu ketika mendengar nada bicaranya yang berlogat Busan.   Hari ini semua pelayan toko menggunakan baju yang sama, yaitu kemeja putih dengan rok selutut berwarna pink pastel. Mereka tampak seperti bungkusan permen manis yang besar dan bisa berbicara.

“Apakah kau menjual coklat khusus valentine ?”, tanya salah satu gadis yang berambut hitam panjang. Taeyeon sedikit memicingkan matanya. Sepertinya dia murid SMA.

“Tentu saja”, jawab pelayan toko mantap. “Kami juga mengadakan promo khusus selama satu minggu sebelum valentine dimulai.”

Gadis-gadis remaja itu terkikik senang. Mereka berebut untuk melihat daftar menu yang berisi berbagai macam design bentuk coklat. Gerombolan gadis remaja itu benar-benar meramaikan toko roti.

Taeyeon memandang sekeliling ruangan toko roti yang kali ini dihiasi dengan pita dan balon berwarna pink, merah, dan putih.  “Valentine apanya !”, dengusnya sedikit keras.

Alis Tiffany yang berwarna coklat kemerahan terangkat naik. “Memangnya kenapa ?”, tanyanya tak mengerti.

“Semuanya cuma akal-akalan perusahaan pembuat kue, kau tahu ?”, ujarnya sedikit jijik. “Seandainya mereka tahu bahwa Saint Valentine yang menjadi asal-usul perayaan valentine dibunuh di akhir penyiksaannya, kurasa mereka tak akan mau merayakan hari menyedihkan itu”.

“Benarkah ?”, bisik Tiffany sedikit takjub. “Kupikir hari valentine ada karena saat itu seorang wanita bisa menyatakan perasaannya lewat coklat, karena itu rasanya manis dan pahit.”

“Semuanya dua puluh tujuh ribu won.”

Ucapan pelayan toko menghentikan percakapan Taeyeon dan Tiffany tentang valentine. Taeyeon memberikan beberapa lembar uang puluhan dan menerima sekotak kecil berisi Florentines yang masih hangat. Taeyeon bisa membayangkan betapa enaknya Florentines itu saat masuk kedalam mulutnya.

“Kembaliannya tiga ribu won”, ucap sang pelayan sambil tersenyum. Ia menyerahkan selembar brosur berwarna putih gading kepada Taeyeon. “Kami mengadakan kelas membuat cokelat selama valentine, kalau nona berminat, silahkan datang pada hari minggu besok”.

Taeyeon baru saja berencana untuk membuang brosur itu saat keluar nanti. Valentine ? Coklat ? Benar-benar memuakkan ! “Tid-“

“Sepertinya menyenangkan”, sahut Tiffany cepat. Ia mengabaikan Taeyeon yang menatapnya sambil mendelik. “Mungkin, kami akan datang. Terimakasih atas brosurnya”. Ia berbalik sambil menyeret Taeyeon yang tampaknya masih enggan untuk pergi.

Suara dentingan lonceng di dekat pintu terdengar merdu saat mereka berdua keluar dari toko roti yang hangat. “Apa-apaan itu ?”, sungut Taeyeon kesal.

“Taeyeon~ah”, panggil Tiffany pelan. Ia menghentikkan langkahnya dan berfikir.

Taeyeon ikut menghentikkan langkahnya. “Apa ?”

“Ehmm, bagaimana kalau kita ikut kelas membuat coklat ?”, usul Tiffany dengan suara pelan. Ia menatap Taeyeon ragu-ragu.

Kening Taeyeon yang semula mulus sekarang menjadi penuh dengan lipatan. “Membuat coklat ? Tidak !”, sahutnya tegas. “Sudah kubilang kan kalau valen-“

“Ssttt,  diam dan dengarkan penjelasanku !”, ujarnya sedikit kesal. “Selama ini kan kau belum pernah merayakan valentine, bagaimana kalau untuk kali ini saja, kita membuat coklat bersama ?” ucapnya dengan mata berbinar.

Taeyeon memutar bola matanya. “Untuk apa ? Lagipula itu hal yang merepotkan !” Ia berbalik dan kembali berjalan meninggalkan Tiffany di belakang.

“Kau itu bodoh ya ? Tentu saja kau harus memberikannya kepada Baekhyun ! ”, erangnya kesal. “Aku jamin tidak akan merepotkan”, bantah Tiffany sambil berlari mengejar. “Ayolah kumohon !”, ucap nya dengan suara yang tiba-tiba berubah imut. Ia menggoyang-goyangkan lengan Taeyeon seperti anak kecil.

Taeyeon bergidik jijik. “Tidak !”

Tiffany mengerucutkan bibirnya. “Ayolah, sekali ini saja”, pinta nya yang sekarang merubah taktiknya sambil mengerjab-kerjabkan mata. Ia menanyakan pada Taeyeon sekali lagi. “Oke ?”

Taeyeon mengerang. Ia menutup matanya dengan sebelah tangan saat melihat Tiffany yang memohon-mohon layaknya anak berumur lima tahun yang ingin dibelikan eskrim. “Terserah kau lah!”, sahutnya pasrah.

Tiffany membelakkan matanya. “Yayyy !”, soraknya gembira. Ia berjingkrak-jingkrak seperti anak remaja. “Kau memang sahabat terbaik yang pernah ada !” Sekarang ia berusaha memeluk Taeyeon yang menatapnya sambil bergidik ngeri.

“Sudah kubilang untuk menghilangkan kebiasaanmu memeluk orang sembarangan, Fany~ah !” teriak Taeyeon sambil berlari menjauh.

*************************

Jari-jari Tiffany yang kurus tampak sibuk memencet remote televisi nya dengan cepat. Hari ini semua channel berlomba-lomba untuk memberitakan badai salju besar yang sedang melanda  kota. Badai salju terburuk selama dua tahun terakhir katanya.

Tiffany melempar remote nya kesal. “Bodoh ! Harusnya mereka menampilkan spongebob disaat seperti ini. Bukannya malah membuat orang semakin cemas dengan berita-berita seperti itu !”

Ia menendang selimutnya dan keluar kamar untuk membuat coklat hangat. Ia benar-benar senewen hari ini. Mondar-mandir tak jelas dan mengeluh dengan segala sesuatu yang ada disekitarnya.

Suara dentingan sendok yang mengenai gelas, terdengar dari arah dapur. Tiffany sedang ada disana, menunggu coklatnya menjadi hangat dan merengut kesal. E-mail yang selama seminggu ini ia tunggu-tunggu ternyata tak datang jua. E-mail dari Kim Joonmyun, kekasihnya. Dan itu membuatnya semakin ingin marah-marah.

Jadi ia memutuskan untuk menghubungi Joonmyun meski ia tahu ia pasti akan mendapatkan jawaban yang sama. Tapi setidaknya ada sedikit harapan di sudut hatinya. Meski hanya sedikit.

‘Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Tekan angka satu untuk meninggalkan pesan suara’

Kerutan di kening Tiffany semakin tebal. Ia mendesah pelan. “Ehmm, ini pesan suaraku yang ke sembilan belas”, ia terdiam sebentar, berfikir apa yang harus ia katakan. “Hubungi aku kalau kau sudah pulang”. Hanya terdengar suara tarikan nafas selama lima detik. “Aku merindukanmu.”

*********************

“Lelehkan coklat dengan api kecil dan aduk terus agar coklat tidak menggumpal”. Suara Nona Han, instruktur kursus membuat coklat hari ini, terdengar jelas hingga ke seluruh penjuru ruangan. Ada sekitar dua puluh orang hari ini. Semuanya memakai apron berwarna putih-pink yang sama.

Tiffany menatap lelehan coklatnya dengan khawatir. Lelehan coklatnya tak juga berubah lembut, malah semakin keras dan ada gelembung-gelembung udara di dalamnya. Ia tak pernah memasak sebelumnya. Memegang kompor pun, baru pertama kali ia lakukan hari ini. Jadi wajar kalau ia merasa takut. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri dengan gugup. Sebenarnya ia ingin meminta bantuan Taeyeon, tapi sepertinya Taeyeon sendiri sedang sibuk dengan coklatnya.

“Kalau kau menggunakan api yang terlalu besar, coklatnya akan gosong dan menjadi berbutir”.

Tiffany terkesiap. Ia menolehkan kepalanya dan melihat Nona Han sekarang sudah berdiri tepat di depan mejanya.

“Kecilkan sedikit api kompornya, dan coklatmu akan terlihat lebih baik”, ujar Nona Han memberi tips. Tangan kecilnya mengambil sendok berwarna biru yang dipegang Tiffany. “Aduk pelan searah jarum jam. Jangan terlalu cepat, karena coklat akan terasa kasar.”  Ia mengaduk sebentar mencoba memberikan contoh . “Cobalah”, ucapnya sambil mengembalikan sendok ke tangan Tiffany.

Tiffany menatap Nona Han dengan terkesima. Ia baru tahu, ternyata untuk membuat coklat seperti yang ia lihat di toko-toko permen, tidak semudah yang ia bayangkan. “Terimakasih”, jawabnya sedikit malu. Nona Han tersenyum saat Tiffany kembali mengatur kekuatan apinya. Setelah memastikan Tiffany sudah melakukan dengan benar, ia berpindah ke meja lain.

Selama sepuluh menit hanya terdengar suara adukan di sana-sini. Tak ada orang yang mengeluarkan suara untuk sekedar mencari tahu apakah coklat milik teman sebelahnya, sama dengan yang mereka buat. Semuanya sibuk dengan coklat masing-masing.

Tiffany menatap lelehan coklatnya dan tersenyum lega. Tak terlalu buruk. Setidaknya coklat yang ia buat bisa sedikit terselamatkan berkat bantuan Nona Han. Yah, memang tidak terlalu buruk untuk orang yang tidak pernah memasak seumur hidupnya.

“Jika sudah meleleh dengan sempurna, kalian boleh mencetaknya sesuai keinginan. Cetakan ada di dalam rak meja kalian”, ucap Nona Han dengan suara keras. Satu detik setelah itu, semua orang terlihat sibuk mencari cetakan yang dimaksud. Ada begitu banyak cetakan yang tersedia. Ada love, tedy bear, hello kity, dan cetakan lain dengan bentuk yang tak kalah lucu.

Setiap orang bisa membuat tiga coklat hari ini. Jadi setelah berdebat dengan dirinya sendiri, Tiffany memilih cetakan berbentuk hati, wajah, dan tedy bear. Ia mengangkat panci kecil berisi lelehan coklatnya dengan hati-hati. Sedikit demi sedikit cairan kental berwarna coklat tua itu masuk ke dalam cetakannya. Panci yang semula penuh, kini tampak kosong dengan bekas berwarna coklat di sekitar mulutnya. Tiffany baru saja akan mengambil serbet, ketika tangannya tanpa sengaja  menyentuh permukaan panci yang masih panas.

“Aduhh !”, pekik Tiffany sedikit keras. Ia memundurkan tangannya dan tanpa sengaja mengenai permukaan coklatnya yang masih setengah cair.

DUKK.

Tiffany menatap ujung sikunya yang sekarang berlumuran coklat. Beberapa orang yang mendengar jeritan Tiffany, memandangnya dengan bingung. Taeyeon berlari mendekat dan melihat jari dan lengan Tiffany yang memerah. “Ini harus segera diobati !”, sahut Taeyeon khawatir. Ia melihat Nona Han yang datang mendekat. “Apa ada kotak P3K disini ?”, desaknya cepat.

Nona Han mengangguk cepat. “Tentu”. Ia menatap Tiffany yang tampak meringis kesakitan. “Ayo bersihkan tangan dan lukamu di ruang belakang”. Kini semua orang memandang Tiffany yang diantar oleh Taeyeon dan Nona Han dengan penasaran.

*******************

“Sekarang siapa yang kena getahnya ? Kau sendiri kan ?”, sungut Taeyeon sambil menghentikan kegiatannya menghias coklat.

Tiffany tersenyum masam. “Sudahlah, lagipula ini hanya luka kecil.” Ia kembali menatap siku dan jarinya yang sekarang berbalut plester.

Taeyeon memutar bola matanya dan memutuskan untuk tak menjawab. Sekarang ia beralih untuk menggunakan coklat berwarna biru untuk menghiasi karya seninya. “Kenapa dengan coklatmu ?”, tanyanya ketika melihat coklat Tiffany yang tampak aneh dengan bentuk yang tak rata.

Tiffany melirik sekilas. “Itu terkena siku ku saat aku mencetaknya tadi”, sahutnya pelan. Ia melukis lengkungan-lengkungan di sekeliling coklatnya yang aneh. “Ngomong-ngomong bagaimana dengan coklatmu ?”

“Sempurna”, jawab Taeyeon sambil membersihkan tangannya dengan tisu. “Sepertinya aku harus membuka toko coklat setelah ini”, ujarnya mencoba melucu.  Kini ia beralih untuk mengambil sejenis pisau kecil untuk mengukir coklatnya agar terlihat unik. “Jadi, kau akan menulis apa diatasnya ?” Ia menatap Tiffany dengan penasaran.

“Rahasia”, seru Tiffany sok misterius. Ia melihat coklat Taeyeon yang sekarang tampak penuh dengan berbagai hiasan. Untuk sesaat suasana kembali terasa hening. Taeyeon masih sibuk dengan mengukir coklatnya dan Tiffany masih tampak serius memperbaiki coklatnya yang aneh.

“Ehmm, sepertinya kau terlihat sedih beberapa hari ini.” Itu bukan pernyataan tapi pertanyaan. Taeyeon jelas memperhatikan perubahan Tiffany belakangan ini.

Tiffany terlihat terkejut. Ia menoleh dan tersenyum miris. “Kelihatan sekali ya ?”

Taeyeon mengangkat bahu. “Aku sahabatmu sejak kecil. Jadi bagaimanapun aku sangat mengenalmu.” Ia melihat coklatnya dengan pandangan puas. “Jadi ada masalah apa ?”

Tiffany mendesah. “Belakangan ini dia tak pernah mengangkat teleponku. Padahal dia berjanji untuk pulang minggu ini”, gumamnya pelan.

Taeyeon menaikkan alisnya. Kim Joonmyun, kekasih Tiffany, adalah salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa jurusan Fisika ke Universitas Stanford. Dan selama tiga tahun berada di Amerika, dia tak pernah sekalipun pulang ke korea.  Meski Kim Joonmyun punya marga yang sama dengan Taeyeon, mereka berdua tak ada hubungan darah sama sekali.  “Mungkin ia sedang sibuk”, ujar Taeyeon menenangkan. “Kudengar sebentar lagi ia lulus, benarkah ?”

Tiffany mengangguk membenarkan. “Mungkin tahun ini”. Ia menatap Taeyeon yang sekarang terlihat heran dengan ucapannya. “Ia jarang menceritakan tentang kehidupan kuliahnya padaku.”

Mulut Taeyeon membulat paham. Dari nada suaranya, ia tahu kalau Tiffany sedang sedih, jadi ia memutuskan untuk membicarakan hal lain. “Kau sudah membaca buku J.K. Rowling yang terbaru ?”

*********************

“Lihat, lihat, aku sudah mencetak fotonya !”, jerit Tiffany gembira. Ia melambai-lambaikan beberapa lembar kertas tebal di depan wajah Taeyeon.

Tangan Taeyeon merebut foto itu dengan cekatan. Wajahnya tampak serius mengamati fotonya dengan Tiffany yang membawa coklat buatan mereka masing-masing. Ada juga foto mereka dengan Nona Han lengkap dengan apron yang masih terpasang.

“Kau tahu, kita berdua terlihat imut saat itu”, serunya dengan muka bahagia. Ia berputar-putar di tengah trotoar sembari bersenandung.

“Hey, Tiffany”, panggil Taeyeon pelan. “Kenapa diatas coklatmu tak ada tulisan apapun ?”’, tanyanya heran. Ia kembali mengamati foto yang ia pegang mencoba memastikan.

Tiffany terdiam. “Hmm, itu karena aku akan menulisnya di rumah”, jawabnya dengan senyum yang janggal.

“Ohh”, sahut Taeyeon pendek. Ia baru saja akan membicarakan tentang film yang akan mereka tonton minggu depan ketika Tiffany kembali mengajaknya bicara.

“Ngomong-ngomong, bukankah hari ini Baekhyun pulang dari Busan ?”, ucap Tiffany berusaha mengalihkan pembicaraan.

Taeyeon menepuk keningnya. “Astaga, hampir saja aku melupakannya !” Ia mengecek arlojinya yang kali ini berwarna coklat muda. “Masih ada waktu setengah jam sebelum ia datang”. Ia mengembalikan foto nya kepada Tiffany. “Sepertinya aku tak bisa pulang bersamamu. Aku harus menjemput Baekhyun di stasiun”, ujarnya dengan nada menyesal. “Kau tahu kan, ia ahli sekali untuk membuat orang sebal saat ia merajuk”, ujarnya mengeluh.

Tiffany tertawa. “Pergilah. Jangan sampai ia merusak valentine mu kali ini”, teriaknya sambil melambaikan tangan kepada Taeyeon yang sudah berlari menuju halte terdekat. Taeyeon hanya menjawab dengan lambaian tangannya tanpa berbalik.

Punggung Taeyeon semakin menjauh di tengah kerumunan orang. Tiffany teringat dangan pertanyaan Taeyeon tadi. Ada air mata yang menutupi pelupuk matanya. Taeyeon, aku memang tak bisa menulisnya. Ia menghapus air matanya dengan tangan. Sebab bila hadiah valentine diberikan lewat dari harinya, perasaanku tak akan pernah sampai padanya. Tiffany tersenyum sedih dan kembali berjalan menuju apartemennya sendirian.

*******************

Pintu apartement itu terbuka lebar. Tangan Tiffany yang dingin terkena salju berusaha menggapai saklar lampu di dekat rak sepatu. Ia melihat sekeliling ruangan yang kini terang benderang. Hanya terdengar suara hembusan nafasnya yang berat. Biasanya ia akan meletakkan mantel nya di gantungan persis di dekat pintu, menaruh segala bawaannya di meja makan, dan mulai mengganti sweater yang ia pakai dengan baju rumahannya yang terbuat dari sutra. Tapi tidak dengan hari ini. Ia hanya ingin istirahat tanpa memikirkan apapun. Tanpa memikirkan Joonmyun.

Terdengar suara sofa menjerit ketika ia menghempaskan tubuhnya disana. Matanya terpejam meski ia tak tertidur. Sesekali ia menghembuskan udara dari mulutnya. Suara Nona Han terngiang-ngiang di kepalanya. ‘Simpan coklat yang baru saja kalian buat ke dalam lemari pendingin agar tetap awet’. Tiba-tiba kelopak matanya terbuka, tangannya merogoh isi dalam tasnya berusaha mencari coklat yang ia buat dengan susah payah. Ia memandang kotak berwarna putih itu dengan sedih. Sebenarnya ia berniat untuk membuat coklat berbentuk hati, tapi apa daya, ia tak sengaja merusaknya. Coklat ini sudah tak berguna lagi. Ia mendongak dan menatap langit-langit apartementnya dengan pandangan menerawang. Andai saja, Joonmyun bisa pulang, andai saja Joonmyun tak mendapat beasisiwa ke Stanford, andai saja . . . Bulu mata Tiffany bergetar. Ada air mata disana. Air mata yang selama tiga tahun ini ia pendam dan sembunyikan. Air mata yang mewakili perasaannya yang tak pernah tersampaikan. Seandainya aku bisa tegar.

TESS. TESS. TESS.

Air matanya jatuh membasahi coklat yang ia pegang. Ia terisak pelan dan terus memarahi dirinya sendiri. Bodoh, jangan menangis. Punggung tangannya terus saja mengusap air mata yang sepertinya belum ingin berhenti. Ia tertawa dengan suara sedih. Dasar Bodoh.

                                                ***********************

Deru suara angin terdengar samar-samar di dalam apartement. Sepertinya baru saja terjadi badai lagi meski hanya sebentar. Lampu ruang tamu juga masih menyala terang. Tiffany masih ada disana, tertidur diatas sofa lengkap dengan sweater dan sepatu boot yang masih terpasang.

Drrt. Drrt. Drrt.

Kelopak mata Tiffany bergerak pelan. Tangannya menggapai iPhone putih yang berada diatas meja sambil berusaha membuka mata. Ia melenguh pelan dan langsung menerima telepon tanpa melihat siapa yang sedang menghubunginya.

“Yobseyo ?” Ia menggumam dengan suara mengantuk.

“ Fany-ah”, terdengar suara berat dari sebrang sana.

Tiffany terbangun dengan kaget. “Oppa ?!”, pekiknya tak percaya.

Terdengar suara Joonmyun yang tertawa. “Apa aku membangunkanmu ?”

Tiffany menjilat bibirnya dengan gugup. “Tentu saja tidak”, gumamnya dengan cepat. Ia mendengar suara Joonmyun yang kembali tertawa karena tahu ia sedang berbohong. “Oppa sedang dimana ?”, tanya nya berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Bukankah kau memintaku untuk pulang ?”

Bola mata Tiffany membulat.  “Oppa sedang ada di korea ?!”, tanyanya tak percaya.

“Ya, aku datang sekitar satu jam yang lalu. Dan aku sempat mampir ke apartementmu, ta-“

“Kenapa tak bangunkan aku ?” sahut Tiffany memotong pembicaraan kekasihnya itu.

“Aku tak tega membangunkanmu yang sedang tertidur pulas”, jawabnya sambil terkekeh pelan. “Oh ya, saat aku ada di apartementmu, aku menemukan cokelat yang ada diatas meja.”

Tiffany terkesiap. Ia menolehkan kepalanya dan melihat bungkus coklatnya yang sudah terbuka diatas meja. “Oppa mengambil coklatku ?”, tanya nya panik.

Joonmyun tertawa mendengar reaksi Tiffany yang berlebihan. “Aku sedang lapar, jadi kumakan saja”, jawabnya enteng. “ Tapi coklat yang berbentuk buah persik itu aneh.”

“Buah persik ?”, tanya nya dengan kening berkerut. Apakah coklatku seburuk itu ? gumamnya dalam hati.

Joonmyun mengabaikan pertanyaannya. “Rasanya tak seperti buah persik, tapi enak sekali.”

Tiffany sedikit terkejut dengan jawaban Joonmyun. Tiba-tiba ada perasaan hangat yang menyelimuti dadanya. “S-Sungguh ?”, bisiknya dengan suara tercekat.

“Ya, coklat paling enak diantara yang pernah kumakan selama ini”, gumamnya lembut. “Ngomong-ngomong dimana kau membelinya ?”, tanya nya penasaran.

Tiffany tersenyum lebar. “Aku tak akan memberitahumu”, jawabanya misterius. “ Sebab tokonya istimewa.”

Joonmyun terkekekeh mendengar jawaban Tiffany. “Oke aku tak akan memaksa.” Ia terdiam sejenak. “Tiff, apa kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku ?”, tanyanya pelan.

Raut wajah Tiffany berubah bingung. “Mengatakan sesuatu ? Maksudnya ?” ujarnya tak mengerti.

Joonmyun mendesah pelan. “Baiklah, karena sepertinya lupa, aku yang akan mengatakannya.”

Tiffany terdiam mendengar ucapan Joonmyun. Ia menunggu kata-kata apa yang akan disampaikan kekasihnya itu.

“Ehm, selamat hari valentine”, ujar Joonmyun dengan gugup. “Aku mencintaimu.”

Bibir Tiffany membentuk lengkungan indah. Ia merasa seperti ada yang meledak di dalam hatinya. Ingin rasanya ia berlari menembus salju dan memeluk Joonmyun sekarang. Tapi ia menahannya dan hanya membalas dengan bisikan lembut yang sama indahnya. “Aku juga mencintaimu.”

THE END

 

Hai, hai pemirsa semuanya. Bertemu lagi dengan saya, author paling unyu sedunia. Hahaha. Gimana oneshoot saya ? Gaje ? Kalau iya juga ga pa pa kok. Hehehehe. Maaf kalau oneshoot saya kali ini aneh dan iuhh banget, saya kengen sama reader semua, tapi ga punya ide buat nulis ini. Jadi gini deh hasilnya. Apalagi saya ga biasa nulis one shoot. Pairing yang saya pakai juga mungkin ga familiar buat reader semua, jadi pliss jangan bashing ff sama pairing yang saya pilih.

Seperti biasa, kalau reader mau kenalan, kalian boleh follow twitter saya @kumalakartika atau add akun facebook saya (hiatus fb sebenarnya) = kumalahawani@yahoo.co.id

So, see you next time guys ! :D

 


Miss

$
0
0

Nama Author (penulis): Jingga Junior
Judul: Miss
Genre: Sad, confusing

main cast : find it
Length: one shot
N/BMaaf kalo ff ini jelek atau terlalu menyakiti mata kalian pas baca, atau mual mungkin pas baca maklumin aja ya . kalo alurnya ga jelas juga maaf ya. mohon di maklumi ya ^^ happy reading. and dont be silent reader, sayah butuh komentar kalian okay . gomawow….

 

 

******
Prolog
Apa kau pernah menyukai sesuatu hingga berlebihan ? Yang kau lihat hanyalah dia orang yang kau sukai . Rambutnya yang riyap2 saat di sentuh oleh angin, jemarinya yaang lembut, matanya yang tajam dengan seribu makna, hidungnya, tangannya , badannya, kakinya, mulutnyaa . Semua yg di miliki olehnya aku suka, bagai mana bisa di dunia ini ada orang se manis itu ? Hemmm tapi bagai mana cara aku menggapainya? Bagaimana aku bisa merengkuhnya kedalam pelukanku? Bagaai mana cara agar aku selalu aada di fikirannya . Apa kah bisa ? Arghhh andai dia tau di setiap hembusan nafasku adaa dirinya, setiap detakan jantungku meenyebut namanya. Hey sampaai kapan aku harus memendam rasa ini ? Aku sudah cukup lelah dengan dia yang tidak pernah peka terhaadap rasaaku ini. Dia mungkin tak menganggap ku ada . Tapi aku tidak bisa untuk tidak memikirkannya, apa lagi meluppakannya . Andai dia tau~
******
autumn di korea
“Kau tau gadis cantik yang ada di sana kris?” Tanya kai kepada namja tinggi dan bule(?) Itu.
“Tentu sudah 3 tahun ini aku sekelas dengannya, memang kenapa ?” Tatap kris datar
“Kau tidak bisa merasaakkannya?” Kai mencondongkan badannya mendekati muka kris.
Kris tampak bingung sambil menggaruk2 kepalannya.
“Dia menyukaimu kris” . Ucap kai eh lebih tepatnya mungkin bisikkan kai .
“Ah kau ini , bagai mana kau bisa tau ?” Ucap kris penasaran.
“Kau namja yg sangat bodoh, kau tidak peka. Jelas2 dia menunjuka semuanya, pandangannya , perhatiannyaa, kau tidak sadar ?” Ucap kai cerewet
“Mungkin dia memaaang perhatian pada setiap orang, dia yeoja yg baik ” balas kris santai .
“Kau ini, aapa kau juga menyukainya ?” Muka Kai penus dengan penasaraan.
“Ya aku suka bermain bersamanya, dia asik di aja mengobrol” ucap kris sambil tertawwa
“………..”

******
Pada saat sekolah selesai siora masih membersihkaan kelas sendirian karena teman piketnya yg lain sudah pulang dan dia yang harus membereskan semuanya. Pada saat siora mengelap meja ia melihat tulisan di meja itu lim siora i like . Masih ada terusan dari kataa2 itu tapi tulisannya sangat tidak jelas dan sudah tidak bisa di baca lagi . Oh yasudahlah mungkin hanya tangan2 jaail yg menulisnya batin siora.
“Kau sendirian?” Jantung siora hampir copot ketika mendengar suaraa namja itu.
“K….kris, sedang apa kau di sini , kau tidak pulang ?” Tanya siora dengan nada abstrak.
“Oh, aku baru selesai bermain basket bersama anak2 yg lain , kau piket hari ini?” .
“I … Iya”
“Aku akaan membantumu, dan mengantarmu pulang”. Ucap kris datar namun terlihat ke canggungan di mukanya.
“Mengantarku ?” Tanya siora bergetar
“Iya, rumahmu hanya beda satu gang kan dengan ku?” Jelanya sambil mengelap keringatnyaa
“Baaiklah”

Di perjalanan pulang mereka hanya berdiam , siora ingin mengatakan sesuatu kepada kris tapi ini sangat janggal dan tidak nyaman untuknya.
“Kris aku menyu ngiiiiiiiiiiiiii” ucapan siora tak terdengar jelas di kuping kris karena suara keereta yg sedang lewat.
” Kau tadi bilang apa siora?” Tanya kris bingung
“Ah… Ituu .. Ah sudah lupakan saja” ungkaap siora dengan nada kecewa.

******
Siora memandang langit2 kamarnya dengaan gaalau(?) apa kris benar2 tidak mendengaar yg tadi ia katakan ? Oh mungkin menyatakan perasaannyaa dengan surat bisa lebih baik, akhirnya siora menuliskan kata perkata dengan penug perasaaan di atas kertas

 
Kau…. Kau tau wu yi fan .. Sudah lama aku menyimpan ini semua . Kau tahu? Aaku sangat menyukaimu? Aku sangat menginginkanmu , kenapa ? Kau tidak menyadarinya? Kris bagai mana ini ? Bahkan di dalam mimpi ku pun kau selalu datang, kris aku mencintaimu.

Dari seorang yg selalu menunggumu disini
Lim siora
******
“Kau mau mengambil universitas mana ?” Tanya kai kepada best friend nya itu.
“Gangnam university (*lol* ini ngarang dan ga punya namaa lagi selain ini) “
” Arsitektur ? ” Balas kai
“Tentu” jawab kai mantap.

******
Apa kah aku harus memberikannya sekaarang kepadanya ? Siora terus bertanya2 di dalam hatinya ah dia sangat bingung , deg!! Tiba2 siora menghentikan langkahnya , appa ini ? Matanya sangaat pedih, hatinya panas melihat kejadian di depan matanya, kris mengelus rambut wanita itu jung rizkyta dan yeoja itu mengecup bibir kris lembut ya ampun siora tidak bisa menahan air matanya lagi , tanpa sadar ia menjaatuhkan suratnya dan berlari pulang .

******
Spring di korea

Ahh hari ini pengumuman kelulusan, dan kris sangat menanti2 hari itu. Dia lulus dengan nilai yg bagus . Hatinya bangga dan senang. Tapi ada yg janggal , beberapa hari ini sioraa tidak masuk sekolah dan sikapnya berubah kepada kriss entah mengapa. “Hey, aku menemukan ini” kai menunjukan secarik kertas. Tanpa bertanya kris langsung membukanya dan betapa terkejutnya ia melihat itu adalah surat cinta dari siora untuknya, kerta ini sudah sangat lusuh pertanda bahwa surat ini di buat sudah lama. Kris langsung ke rumah siora dan mendapati siora tidak ada di rumahnya, ternya ta siora sudah pegi ke amsterdam untuk mengurus kuliahnya oh tuhan kris mulai gilang sekarang . Dia ingin menangis , dia ingin memutar waktu kembali. Dia ingin mengatakan baahwa kris juga mencintainya … Mencintai LIM SIORA ~
*FLASH BACK*
“Kris sedang apa kau? ” Tanya kai yg sedang memperhatikan kris yg sedang bosan sambil menyoret2 mejanya.
” Tidak apa apa” jawaab krris malas.
“Apa yg kau tulis? ” Tanya kai ingin melihat
“Tidakkkk !!!! ” Kris langsung menghapusnya buru2 dan menggeret kai keluar kelas.
Siora i like you so much, aku memikir kanmu setiap saat, entah… Aku tak mengerti dengan diriku. Kau bbegitu lucu , senyumanmu.

*FLASH BACK END*

Kris tertegun di bawah pohon, lalu apa yang harus dia lakukan saat ini ? bodohnya diriku yang tidak pernah memahmi maksdu hatinya, tidak pernah peka …. oh aku namja terbodoh yang pernah ada!! Aku laki-laki seharusnya aku yang mengungkapkan bukan yeja kris kau tolol!! . kris meninju pohon yang ada di depannya hingga tangannya berdarah…

 

Epilog

Maka apa yang harus ku lakukan ? membiarkan cinta ku pergi atau memperjuangannya? Sebaiknya akan ku perjuangkan cinta ini, namun semuanya sudah terlambat, dia mungkin tidak akan kembali dan akan melupakanku, andai waktu bisaberputar aku ingin kembali ke waktu itu dan mengapus semua kebodohanku yang pernah ku buat. Kau tau rasa yang paling sakit itu apa ? mencintai seseorang tapi seseorang yang kau cintai itu tidak pernah tau bahwa kau mencintainya dan selalu merindukannya di sini…… sorry for all my mistake,love you…


Love Is… (Chapter 3)

$
0
0

Title                     : Love Is… (Chapter 3)

Author                : EShyun

Genre                  : Friendship, Romance, Sad

Length                : Sequel

Main cast            :

  • ·         Byun Baekhyun
  • ·         Shin Minrin
  • ·         Xi Luhan

Other cast           : *temukan sendiri, hehe

 

 

Keesokkan harinya Baekhyun mencari Minrin disekolah, namun ia tak menemukannya dimanapun. Saat ini ia berada di kelas Minrin bertanya pada teman-temannya.

“Hei, hari ini aku tak ada melihat Minrin. Apa kalian melihat dimana dia?”tanya Baekhyun pada teman-teman Minrin.

 

“Minrin? Apa sunbae tidak tahu kalau mulai hari ini dia sudah tak bersekolah lagi disini.”jawab salah satu temannya.

 

“Maksudmu?”

 

“Dia sudah pindah sunbae.”

 

“Pindah? Kemana? Dan apa alasannya?”tanyanya bertubi-tubi.

 

“Kalau itu kami tidak tahu sunbae. Hanya saja sejak Jihwa meninggal dia menjadi sangat murung dan terkadang sering menangis. Kami sudah mencoba untuk menghibur, namun tetap tak bisa. Mungkin itulah alasan dia pindah, karena ingin melupakan kenangan bersama sahabatnya.”

 

“Begitukah?”Baekhyun terlihat frustasi. “Ah, pabo! Kau memang pabo Baekhyun!”rutuknya.

 

“Sunbae, kau kenapa?”mereka yang melihat sedikit khawatir.

 

“Aniyo, aku tidak apa-apa. Gomawo atas infonya, sekarang aku harus pergi dulu.”ujarnya lalu bergegas pergi.

 

Setelah ia mendengar kabar itu, ia segera ke rumah Minrin berharap bisa menemukannya disana. Dia tak peduli jam sekolah belum usai, dalam fikirannya saat ini hanyalah Minrin. Bagaimanapun ia harus segera menemukannya sebelum ia terlambat.

 

“Minrin… Minrin-ah.”Baekhyun memanggil-manggil nama yeoja itu di depan gerbang rumahnya. Berkali-kali ia memencet bel, namun tak ada tanda-tanda jawaban dari dalam. Sepertinya rumah itu telah kosong tak berpenghuni.

 

Karena tak membuahkan hasil, Baekhyun memutuskan untuk pergi ke rumah Jihwa, bermaksud bertanya pada ummanya.

 

“Umma… apa kau melihat Minrin? aku ke rumahnya tapi sepertinya rumah itu sudah kosong.”

 

“Minrin? ah, pagi-pagi sekali ia dan keluarganya kesini untuk berpamitan. Mereka pindah Baekhyun. Tapi ketika aku bertanya kemana, mereka tak menjawabnya. Sebelum pergi Minrin hanya berkata bahwa ia ingin menenangkan fikirannya karena ia merasa sangat terpukul akan kepergian Jihwa. Tapi aku rasa, itu bukanlah alasan yang sebenarnya. Mengingat kepergian Jihwa sudah sangat lama.”jelas umma.

 

“Jinja? Jadi mereka sudah pergi dan umma tak tahu mereka kemana?”

 

“Iya nak Baekhyun.”

 

“Ah, pabo!”rutuknya lagi. “Umma, kau tahu Minrin pergi bukan karena Jihwa, tapi karenaku. Aku telah bersalah padanya, aku menyakitinya umma.”sesal Baekhyun.

“Sebenarnya umma tak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi umma lihat kau sedang dalam keadaan yang kacau. Sebaiknya kau tenangkan dirimu nak, semua pasti ada jalannya. Tak ada gunanya kau menyalahkan dirimu sendiri, semua sudah terjadi. Kau harus menerimanya Baekhyun.”nasihat umma.

 

“Ne umma, aku mengerti. Aku benar-benar menyesal umma.”ia menundukkan kepalanya.

 

“Sudahlah nak Baekhyun. Sekarang sebaiknya kau pulang dulu. Ketika fikiranmu tenang, kau mungkin bisa kembali mencoba untuk mencarinya.”

 

“Ne baiklah. Aku pulang dulu ya umma.”pamitnya.

 

“Ya, hati-hati di jalan nak.”

 

Sepulangnya dari rumah Jihwa, Baekhyun hanya mengurung dirinya dikamar. Penyesalan semakin menderanya, membuat ia tak bisa mengendalikan emosinya.

Hari-hari berjalan begitu saja, sepi yang dirasakan Baekhyun amat sangat menyiksanya. Ia merasa tak ada lagi yang memberikan perhatian padanya, tak ada lagi yang memberikan senyuman hangat untuknya dan tak ada lagi penyemangat disaat ia sedang terpuruk seperti ini. Awalnya dia tak mengerti apa yang membuatnya menjadi seperti ini. Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu telah terjadi pada hatinya.

Pagi ini seperti biasa, Baekhyun kembali mengunjungi makam Jihwa dengan membawa sebuket bunga lily kesukaan Jihwa. Ia meletakkan bunga itu didekat nisan yeoja yang pernah mengisi hatinya itu.

 

“Jihwa-ah, apa kabarmu disana? Aku harap kau akan selalu merasa baik dan bahagia disana.”Baekhyun mengelus nisan Jihwa. “Sebenarnya kali ini ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, ini tentang Minrin. Mianhae Jihwa, aku tak bisa menjaga Minrin seperti yang kau minta dan sekarang aku malah menyakitinya dan membiarkannya pergi. Aku kehilangannya.”Ia menghela nafas.

 

“Aku tahu aku memang salah, tapi saat itu aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Penyesalan itu baru datang setelah beberapa hari sejak kepergiannya. Aku menyesal mengapa saat itu aku membiarkannya pergi begitu saja? mengapa saat itu aku tak mencegahnya? Aku benar-benar menyesal Kang Jihwa.”tak terasa air mata Baekhyun jatuh.

 

Suasana hening sesaat, Baekhyun mencoba untuk mengontrol emosi sembari menenangkan fikirannya.

 

“Jihwa… Kau tahu sejak Minrin pergi aku merasa sangat kesepian. Tak ada lagi yang memberikan perhatian padaku, tak ada lagi senyuman hangat yang menyambutku dan tak ada lagi penyemangat disaat aku sedang terpuruk seperti ini. Aku benar-benar merasa kehilangan, sama seperti saat aku kehilanganmu Kang Jihwa. Dan sekarang aku sadar….”Baekhyun menggantungkan kalimatnya. “Aku telah mencintai Minrin.”lanjutnya. “Aku tahu ini sudah sangat terlambat, aku telah menyakitinya dan aku tak tahu apa aku bisa menemukannya.”suara Baekhyun melemah. “Kang Jihwa, kali ini aku akan berjanji suatu hal padamu. Aku akan menemukan Minrin dan saat itu aku tak akan menyia-nyiakannya lagi. Aku akan menjaganya dan mencintainya dengan tulus. Aku berjanji padamu, Kang Jihwa…”ujarnya mantap.

 

5 tahun kemudian….

 

Saat ini Baekhyun telah bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai seorang arsitek muda. Hari-harinya kini disibukkan dengan perkerjaannya, namun disela-sela kesibukannnya itu ia tetap mengunjungi Jihwa dan mencari Minrin walaupun hingga saat ini ia tak menemukannya.

 

Pagi yang cerah, Baekhyun dengan setelan jasnya memasuki sebuah gedung besar yang tak lain adalah tempat dimana ia bekerja.

 

“Annyeong”sapa Baekhyun pada seseorang yang berada di belakang meja reseptionis.

 

“Annyeong Baekhyun-nim.. Ah iya kau tadi Presdir berpesan padaku jika kau sudah datang, beliau menyuruhku memberitahu padamu kalau ia menunggumu di ruangannya.”

 

“Benarkah? Ada apa memangnya?”

 

“Entahlah, akupun tak tahu. Sebaiknya kau segera kesana Baekhyun-nim.”

 

“Baiklah, aku pergi dulu ya.”

 

Baekhyun melangkahkan kakinya menuju ruangan presdir. Di jalan tak jarang ia tersenyum saat berpapasan dengan rekan kerjanya yang lain. Hingga akhirnya ia sampai di depan sebuah pintu lalu memasukinya.

 

“Presdir, anda memanggil saya?”tanyanya.

 

“Ne Baekhyun. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepadamu.”jawab Presdir.

 

“Tentang apa presdir? Hmm, apa aku ada membuat kesalahan?”

 

“Tidak, ini bukan tentang kesalahan tapi malah sebaliknya.”

 

“Maksud Presdir?”

 

“Kau tak membuat kesalahan apapun, tapi kau malah membuatku bangga. Pekerjaanmu yang terakhir kali, semua sangat kagum dengan hasil karyamu, terutama aku. Banyak orang yang memujimu, kau memang sangat muda tapi kau juga sangat berbakat.”

 

“Kamsahamnida presdir.”Baekhyun membungkukkan badannya. “Ini semua juga berkat bimbingan darimu.”

 

“Dan aku memanggilmu bukan hanya karena ingin memujimu, tapi aku ingin memberimu hadiah. Ini tiket menuju Jeju island. Kau aku beri liburan selama sebulan disana. Kau tenang saja, segala macam kebutuhan termasuk penginapan telah aku sediakan kau hanya perlu menikmatinya saja.”ujar presdir sambil menyodorkan sebuah tiket.

 

“Jinja? Jeongmal kamsahamnida.”

 

“Aku harap kau bisa memanfaatkan liburan ini sebaik-baiknya, karena setelah ini kau harus kembali mengerjakan pekerjaanmu. Sekarang kau boleh pergi.”

“Ne, Presdir.”

 

Baekhyun melangkah keluar, senyum menghiasi wajahnya. Ia segera pulang dan mengemasi barang-barang yang akan ia bawa selama liburan. Ia berharap liburan kali ini menyenangkan dan bisa sedikit meringankan bebannya.

Besoknya, pagi-pagi sekali ia pergi menuju airport. Beberapa jam kemudian, ia telah sampai di Jeju island.

 

“Waaah, akhirnya sampai juga. Huh, rasanya sudah sangat lama aku tak pergi ke tempat seperti ini.”Baekhyun terdiam, wajah Minrin tiba-tiba melintas di fikirannya. “Minrin-ah, kau dimana? Aku selalu mencarimu, tapi tak pernah menemukanmu. Apa kau baik-baik saja? dan apa kau masih mengingatku? Aku harap suatu saat nanti aku bisa bertemu lagi denganmu, dan jika tiba waktunya aku tak akan melepasmu lagi.”gumannya lalu melangkah pergi.

 

Baekhyun sampai di penginapan, lalu beristirahat sejenak. Sorenya ia berjalan-jalan melihat keindahan pulau itu. Merasa lelah, ia lalu memasuki sebuah cafe kecil.

Baekhyun tengah menikmati coffee latte pesanannya saat tanpa sengaja matanya melihat sosok yang sangat ia kenali sedang duduk sendiri tak jauh dari tempatnya.

 

“Shin Minrin…”guman Baekhyun tak percaya. Ia bangkit bermaksud untuk mendekatinya, namun niat itu diurungkannya saat melihat seorang namja datang dan duduk tepat disebelah Minrin.

 

Dari kejauhan ia mengamati Minrin. Ia menyadari ada sesuatu antara Minrin dan namja itu. Sesekali ia lihat Minrin tersenyum, seyuman yang telah lama tak ia lihat, senyuman yang sangat ia rindukan.

Tak lama dilihatnya kedua orang itu beranjak meninggalkan cafe. Karena tak ingin kehilangan dia lagi, maka Baekhyun merinisiatif untuk mengikuti mereka. Hingga sampailah di sebuah rumah yang cukup besar, dan tak salah lagi itu adalah rumah Minrin. Baekhyun tetap memperhatikan dari jauh, setelah namja itu pergi barulah ia memberanikan diri untuk mendekat.

 

“Shin Minrin.”Baekhyun menahan tangannya saat dia hendak masuk kedalam rumah.

“Byun Baekhyun…? Kau?”Minrin terkejut melihat sosok yang ada dihadapnnya. “Apa yang kau lakukan disini? Dan bagaimana bisa kau disini?”tanyanya.

 

“Bagaimana itu kau tak perlu tahu Shin Minrin. Kau kenapa saat itu pergi dan tak memberiku kabar? Jika kau ingin menghindar dariku, bukan seperti itu caranya. Setidaknya kau mengatakan padaku kemana kau akan pergi. Jadi semua tak mencemaskanmu.”

 

“Apa itu perlu? Sepertinya tidak. Untuk apa juga aku memberitahumu? Aku kesini karena ingin melupakanmu, melupakan luka yang kau gores padaku.”

 

“Mianhae… aku tahu itu memang salahku. Aku sangat bodoh saat itu, aku tak peka dan akhirnya aku yang menyesal.”ujar Baekhyun “Kau tahu, sejak kau pergi aku selalu mencarimu kesana-kemari hingga saat ini dan akhirnya aku dapat menemukanmu. Aku ingin kau tahu satu hal Shin Minrin, aku mencintaimu.”ucapannya itu sontak membuat Minrin terkejut, luka yang telah lama ia pendam seakan terbuka kembali menciptakan luka yang baru.

 

“Apa maksudmu berkata seperti itu? masih tak puaskah kau saat itu menyakitiku?”

 

“Aku tak bermaksud menyakitimu, aku tahu ini sudah sangat terlambat tapi aku hanya ingin berterus terang padamu.”ia berusaha meyakinkannya.

 

“Kau terlambat Baekhyun-ssi. Sekarang aku sudah terbiasa tanpamu, aku bahagia dengan kehidupanku saat ini. Dan aku telah lama melupakanmu, melupakan perasaanku padamu.”ujarnya berbohong. Karena sebenarnya tak sedikitpun perasaanya hilang. Malah semakin ia mencoba membuangnya, perasaan itu semakin kuat dan menyiksanya.

“Mianhae Baekhyun-ssi, aku tak bisa lagi bersamamu. Kau pegilah, tak ada gunanya lagi kau memohon padaku, itu tak akan mengubah semuanya. Lupakanlah pertemuan ini, anggap saja kau tak pernah melihatku. Mianhae Baekhyun-ssi.”Ia melepaskan tangan Baekhyun lalu melangkah pergi, namun baru beberapa langkah ia merasakan sebuah tangan melingkar di lehernya, Baekhyun memeluknya dari belakang.

 

“Saranghae Shin Minrin. Jebal, kembalilah padaku.”bisiknya.

Air mata mengalir membasahi pipi Minrin. Ia tak bisa membohongi hatinya. Rasa itu masih ada hingga detik ini. Melihat Baekhyun seperti ini membuatnya tak bisa menolak, tapi ia tak ingin mengiyakan karena ia tak mau jatuh untuk kedua kali. Untuk sesaat ia menikmati saat-saat itu hingga sebuah suara membuat keduanya terkejut.

 

“Shin Minrin. Sedang apa kau?”

 

“Oppa? Aku.. ani aku sedang tidak mengapa-mengapa.”seketika itu juga ia melepas pelukan Baekhyun lalu menghampiri namja itu. “Dia teman lamaku dan karena sudah lama tak bertemu makanya ia memelukku. Tapi kau harus percaya padaku, aku benar-benar tak melakukan hal-hal buruk dibelakangmu. Ayolah oppa, percaya padaku.”Ia memelas memohon pada namja itu.

 

“Hahaha, iya-iya aku mengerti. Tenanglah, selama kau mau menjelaskan keadaan, aku akan mempercayaimu Minrin-ah. Hey, ayo kenalkan aku dengannya.”pinta namja itu.

 

“Ne, oppa ini Baekhyun temanku saat masih berada di Seoul. Dan Baekhyun-ssi, ini Luhan oppa, tunanganku.”

 

“Tunanganmu?”tanya Baekhyun tak percaya.

 

“Ne, aku tunangannya. Senang bertemu denganmu Baekhyun-ssi.”kali ini Luhan yang menjawabnya.

 

“Ya, aku juga. Tapi sejak kapan kalian bertunangan?”

 

“Beberapa bulan yang lalu.”jawab Minrin.“Oppa, kau kenapa kembali lagi, bukannya kau harus segera pergi ke perusahaanmu?”tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

 

“Ah iya, karena kebiasaan burukmu yang selalu meninggalkan barangmu di mobil terpaksa aku kembali lagi kesini. Ini, kau memang sangat ceroboh Shin Minrin.”ujarnya lalu menyodorkan sebuah handphone.

 

“Omo, mianhae oppa. Aku memang sangat ceroboh. Mianhae…”

“Ne, gwaenchana. Sekarang aku pergi dulu ya.”pamit Luhan lalu beranjak pergi.

 

“Ne oppa, hati-hati ya.”ujar Minrin. Setelah namja itu hilang dari pandangannya ia kembali membuka suara. “Kau sudah tau kan? Aku sudah memiliki seorang tunangan, jadi tak ada gunanya lagi kau memohon padaku. Kau pergilah..”Minrin berkata lalu berjalan memasuki rumah.

 

Baekhyun terdiam, masih mencerna kejadian itu. Ia mendapati kenyataan yang tak terfikir olehnya. Perlahan kakinya melangkah menjauhi tempat itu.

Namun ia tak ingin menyerah, setelah kejadian itu dia terus mencoba mendekati Minrin dan mengikutinya kemanapun.

Sore ini diam-diam Baekhyun kembali mengikuti Minrin, namun kali ini ia melihatnya tak sendirian melainkan bersama tunangannya itu. Ia melihat mereka memasuki sebuah toko perhiasan dan mengikutinya sampai kedalam, karena penasaran iapun memberanikan diri untuk mendekati mereka namun seolah-olah itu adalah pertemuan yang tak sengaja.

 

“Baekhyun-ssi…”kaget Minrin saat melihat namja itu berada di sampingnya. Hal itu juga membuat Luhan sedikit terkejut.

 

“Ah ternyata kau Baekhyun, teman lamanya Minrin kan? Aku tak menyangka kita bertemu lagi. Sedang apa kau disini?”sapa Luhan.

 

“Aku? Hanya melihat-lihat saja. Bagaimana dengan kalian?”tanyanya.

 

“Kami ingin mengambil cincin pesanan, untuk pernikahan kami nanti.”jawab Luhan sembari merangkul Minrin dan memperlihatkan senyum manisnya.

 

“Pernikahan? Maksudmu kau dan Minrin akan menikah?”tanya Baekhyun tak percaya. Perkataan Luhan seakan menusuk hatinya. “Shin Minrin.. benarkah? Kau…. akan menikah?”

 

-TBC-

Huhuhu, chapter ini kependekan kayaknya, maklum ya typo juga masih banyak.. Tapi tetep RCL nya jangan lupa ya chingudeul ^^

 

 

 

 

 

 

 

 


my name is kaura..(coffe shop love at firs sight)- Chapter 1

$
0
0

sampul

Tittle       : my name is kaura..(coffe shop love at firs sight)

Author   :  Kaura

@destia_gwan007

 

Genre     : school, family, love, comedy  i think ^_^

 

Length    : chapter

 

main cast : Kai EXO-K , Kaura (or as you)

 

other cast  : all exo-k member, all sm family,

( jason, jae hyo, yixing, amanda, ilham, zharra as Kaura friend)

( paman yamada,bibi keiko, hanami,haruka as Kaura family in Japan) etc.

 

 

 

Annyeong.. apa kabar para readers.. 95 line hahaha, ini adalah FF yang pertama kali saya kirim dan di publish(semoga ya Allah) di media elektronik.. FF ini mengisahkan sekumpulan manusia yang hidup saling berikatan..(?), berhubungan timbal balik berkonflik rumit ( halah makin ngaco aja authornya..) penuh pesan persahabatan,kekeluragaan dan yang pasti C.I.N.T.A, baiklah – baiklah dari pada author digebukin rame2 kerena banyak cincong, selamat membaca semoga terhibur.

 

 

 

(Kaura side)

Aku adalah anak tunggal dari sebuah keluarga asal Indonesia.. aku merupakan salah seorang siswa Asia’s schoolarship, tahun ini aku atau lebih tepatnya kami menuntut ilmu di negara Jepang. Ya.. namanya juga asia’s schoolarship jadi bisa dipastikan sekolah kami akan berpindah-pindah negara, hm tahun ini aku berkesempatan untuk merasakan schoolarship di negara yang sejak kecil aku impikan yakni Jepang. Sistem di sekolah ini mengharuskan kami untuk tinggal di dorm namun jika ada yang mengininkan untuk bekerja paruh waktu, kami diperbolehkan untuk tinggal di rumah pemilik tempat kami bekerja ,selama kami mau, asalakan tidak dipecat saja dari tempat kerja.., dan aku adalah orang yang memilih pilihan terakhir itu.

@ruang kelas

 

Hari ini aku berangkat sekolah dengan semangat yang membara, namun tak membabibuta hehehe, kukayuh sepeda pinjaman paman yamada, ah keluarga angkatku ini memang sangat baik. dengan semangat tak sabar, karena hari ini ada pelajaran favorit hampir semua siswa, ya apalagi kalau bukan pelajaran seni. Sesampainya disekolah, sepeda segera kuparkir, dan aku mulai berjalan menuju kelas,sampai dikelas aku lihat sahabat tercintaku dan sebangku, asal korea Jae hyo tengah duduk manis sambil membaca buku kimianya. Dalam hati aku bergumam .. astaga kesambet setan mana anak ini pagi2 sudah membaca buku setebal itu… kuhampiri anak itu dan kuletakkan tas ku.

 

“ hi jeje.. omg common honey too early for reads chemist lesson, are you okay?. Tanyaku pada anak itu sembari meletakkan tas ku.

 

“hello ra.. ,aish, i’m okay lah.. please don’t make any joke for this morning, i’m serious..”. jawabnya sambil menatapku tajam.

 

‘’haha stay calm honey..”, btw are you ready for showing your melodious voice?”. Belum sempat  jae hyo menjawab, kelas dihebohkan oleh kedatangan jason, sahabatku yang ini narsisnya cethar membahana tornado( syahrini uadah terkenal ampe jepang ceritannya).

 

“good morning everybody.. jason the most handsome boy in the world is coming..”. seperti biasa pagi ini Jason tdk absen untuk mengeluarkan sisi narsisnya.

 

“ hey you’re not handsome, stay calm little duck hahaha.. “. Kalau yang ini pastilah amanda siswi schoolarship tercentil dan terborju dan ter ter yang lainnya (?) tapi tidak untuk kepandaian ya.. , dialah musuh no 1 Jason.

 

“tsk.. sipa yang bicara denganmu nenek sihir,( biar gampang pakai bahasa kebanggaan kita bersama aja ya hehehehe..)…”.

 

“apa kau bilang !!!!!!!!!!!, awas kau ya aku pastikan istirahat nanti kau akan dapat maslah’’.

 

“ whatever.. i dont’care..”.

 

“sudahlah.. pagi ini kami tak ingin mendengar suara kalian yang memekakan telinga itu..”. Yixing ketua kelas kami mencoba melerai.

 

Ttett ….tttett…tett…, bel tanda masuk kelas dan jam pelajaran dimulai. Setiap pelajaran selalu kami lewati dengan penuh perhatian dan konsentrasi.. terlebih lagi jam pertama adalah pelajaran dari Mr. Chen, beliau adalah guru matematika kami.

 

Tak terasa waktu menunjukkan jam  istirahat, segera kami berhamburan menuju kantin, terlebih lagi aku dan six musketeers( aku(kaura),jason,yixing,jeje(jae hyo), ilham, dan zharaa,julukan yang diberikan anak-anak sesekolah karena kami selau berenam kemana pun kami pergi) cacing diperut kami nampaknya sudah mulai konser.

 

sampai dikantin kami langsung mencari tempat duduk yang masih kosong.

 

“..kalian mau pesan apa biar aku yang ambilkan..” Yixing ge yg merupakan ketua kelas langsung mengambil inisiatif menawarkan bantuan.

 

“ah.. kau ini , seperti lupa apa makanan favotit kami, orange juice tanpa es and ramen seperti biasa..”. jawab jason dengan nada tak sabar.

 

“hehe,… calm, calm, woles., iya maaf, maklum jabatan ketua kelas membuat pikiranku harus kubagi-bagi, apalagi menghadapi ulahmu dan amanda tadi pagi, benar-benar merepotkan..”.

 

“tsk.. iya2 aku tau, sudah sana cepat ambilkan makanan kami..”.

 

“beginilah enaknya berteman dengan ketua kelas, bisa diandalkan, lumayan sekali dayung 2, 3 pulau terlampaui, bukan begitu Kaura… . ilham yang kali ini unjuk gigi eh unjuk bicara. Ilham sendiri merupakan kawan seperjuanganku dari Indonesia, ia sangat pandai dalam pelajaran hitungan, sayangnya ia justru mengantuk jika Mr. Chen yang mengajar.

 

“yups benar juga apa kata mu itu barusan, sekalian saja kita suruh Yixing ge untuk piket sepulang sekolah nanti hahahaha…”. entah kenapa niat usilku itu muncul.

 

“kya.. kaura sejak kapan kau punya fikiran evil seperti itu, rupanya kau benar-benar terkena virus evilkyu super junior itu ya..?” zharaa kali ini ikut angkat suara.

 

“oh nononono… just kiding hehe..”. sementara jeje dan jason lebih banyak diam

 

Tak lama kemuadian Yixing ge datang  membawa pesanan kami.

 

“pesanan datang… ambil satu2 dan jgn berebut”.Kami semua sudah menghadapi hidangan masing-masing.

 

“selamat makaaaaaannnnn..”.

 

Selesai menyantap makanan, kami berenam menuju kelas, selama menuju kelas samar- samar aku mendengar obrolan gadis2 centil, ya rupanya mereka tengah membincangkan SM TOWN WORLD TOUR 3 LIVE IN JAPAN, terlebih lagi kabarnya boygroup asuhan sm town yang baru saja debut yakni EXO ikut diboyong ke  jepang(ceritanya EXO udh debut ya hehehe),  bayangkan saja waktu konser itu tinggal 2 hari lagi, banyak diantara teman2 ku yang pergi menonton tak terkecuali six musketeers, namun aku lah yang mengalami nasib paling malang jauh jauh hari paman yamada dan bibi keiko sudah mewanti-wanti untuk tidak menonton, katanya akan ada tamu agung di coffe shop kami, jadi aku harus menyimpan tenaga untuk membantu mereka.

 

“ oh dear, my 7 degree. My kaura, my close friend.. how pity you are.., tak bisa mnonton para biasmu di konser lusa”.., sahabat2 ku ini rupanya mngerti benar penderitaan yang ku alami.

 

“yah.. mau bagaimana lagi, aku harus menghormati paman dan bibiku itu.. hah.. sedih memang aku tak bisa menonton keluarga besar sm town…”.  Ngomong2 soal 7 degree, itu adalah panggilan kesayangan dari sahabat dan guru2 ku, karena aku manguasai 7 bahasa asing.

 

“don’t be sad okay.. aku yakin pasti ada rencana indah dari tuhan untukmu kaura..,”. Jae hyo coba menghiburku, dari 6 musketeers dialah yang paling senang, bagaimana tidak selain jae hyo menyukai k-pop  ia kan memang berasal dari korea.

 

“hah,,..”. aku hanya bisa menghembuskan nafas kecewa.

 

 

Waktu tak terasa menunjukkan pukul 16.00 JST itu artinya kami pulang kerumah. Aku seperti biasa mengendarai sepeda goes milik paman yamada sementara sahabat2 ku pulang dengan mobil jemputan dari dorm.

 

@rumah+coffe shop

 

“aku pulang…”. itulah ucapan yang selau keluar dari mulutku saat memasuki kafe sekaligus rumah ini.

 

“ah kau rupanya kaura, lekas mandi dan ganti pakaianmu itu, dan bantulah paman melayani para pelanggan,wakarimasuka…”. ah paman rupanya tak mengerti benar kalau aku sangat lelah hari ini, maklum disiplin kan kebiasaan orang jepang, baiklah GANBATTE!!! Batinku dalam hati. Sementara itu bibi tengah sibuk melayani pembeli, sementara si kecil hanami asyik dengan mainannya.

 

“haii,, wakarimasu oji wa..”.

 

Hari ini pembeli cukup ramai, namun ada satu hal yang sama pada mereka semua, ya apalagi kalau bukan mengenai konser sm town itu, paman yang sedari tadi mengamatiku hanya tersennyum-senyun sekilas jika aku menatapnya penuh harap, itu artinya kau memang tak mendapat ijin untuk menonton. Terlebih lagi jeje sahabatku tak henti-hentinya mengirim sms padaku kalau ia sudah tak sabar menemui(menonton) biasnya sipa lagi kalau bukan D.O & KAI EXO-K, astaga apa anak ini benar2 tak menghiraukan perasaanku. Tak ada satu pesan pun darinya yang aku balas. Aku sendiri cukup menyukai kedua bias jeje itu, ah atau lebih tepatnnya semua anggota EXO.

 

Pukul 21.00 pembeli mulai sepi, paman yamada memutuskan untuk menutup kafe, dan parahnya ia baru ingat kalau aku belum makan malam!!.

 

“astaga kaura, maafkan lah paman dan bibimu ini, kau sedari tadi sama sekali belum makan, gomen no oba to oji wa, haii,gomenkudasai..”. paman dan bibi nampak merasa berslah sekali padaku. Paman dan keluarganya yang sekarang menjadi keluraga angkatku ini pernah tinggal lama di Indonesia, jadi mereka dengan tangan terbuka menerimaku bekerja dan mengangkat ku menjadi anak mereka, namun aku justru memanggil mereka dengan sebutan paman dan bibi.

 

“ah tidak masalah paman.. lagi pula ramainya pembeli hari ini juga membuatku lupa akan rasa laparku,.. hehe”. Padahal tentu saja aku merasa mau pingsan gara2 cacing diperutku ini berdemo layaknya tahun 1998… 1998..,kembali mengingatkanku akan tanah kelahiranku Indonesia., dan orang tuaku.. namun aku tak pernah mengetahui siapa ke-2 orang tuaku sejak kecil aku dirawat dan dibersarkan oleh kakek&nenek, mereka pun sudah tiada, saat aku diterima masuk di asia’s schoolarship. Pilu sepilu pilunya.

 

“kalau begitu lekaslah makan dan istirahat, dan jangan lupa belajar,ingat kau harus memenagkan kejuaraanyg kau ikuti itu, okey,,??”. Aduh paman ini banyak maunya.

 

“ya paman aku mengerti, GANBATTE!!!. Sementara bibi hanya tersenyum memandangi kami berdua.

 

Selesai makan kulangkahkan kaki ku dengan gontai menuju kamarku tercinta, kuhempaskan badanku ke kasur, merentangkan tangan, memejamkan mataku, angan2 ku melayang mengingat koser sm town, kejuaraan karya ilmiah, kerjasama kafe paman dengan pabrik kopi luwak, dan EXO ya EXO, d.o, kai, ah bahkan aku pun lupa2 ingat bagaimana wajah kai exo-k, ya tuhan,,, … betapa banyaknya tugas sekolahku dan tugas di kafe paman. Ku pejamkan mata ini sampai aku tertidur.

 

 

 

Sehari setelah konser sm town diadakan semua orang masih larut dalam suka cita, dan 6 musketers pun begitu hanya  aku saja yang menderita.” Tuhan kenapa aku begitu malang didunia ini, ini tak adil.”. aku mengeluh pagi itu

Paginya aku berangkat kesekolah seperti biasa, dan dengan “wejangan” bibi atau paman selau menyertaiku.

 

“kaura wa, jgn lupa sepulang sekolah nanti kau akan dijemput haruka, haruka akan menjemputmu di sekolah, jangan lupa juga pesanan bibi kemarin untuk tamu agung kita nanti, paman tidak bohong, hari ini akan menjadi hari keberuntunganmu”.

 

“haii oba wa, wakarimasuka lah pokoknya, aku berangkat dulu ya.. daaaa”.

 

Anak itu begitu baik, aku rasa keputusan yamada untuk menerima tawaran CEO dari korea untuk berkunjung itu tepat, ini saat nya untuk menyenangkan anak itu, Kaura anakku mereka akan datang kesini, khusus untuk merasakan kopi luwak yang kau rekomendasikan itu. Gumam bibi keiko dalam hati.

 

@gerbang sekolah

 

“lama sekali ani haruka ini, tak tau kah kalau matahari musim semi pun akan menghitamkan kulitku yang sudah sawo matang ini..”. aku menunggu cukup lama di depan gerbang sekolah, bahkan head master pun ikut heran dan sempat menawariku untuk mengantarku pulang, kalau 6 musketeers, apalagi mereka sudah berada di dorm mungkin.

 

30 menit berlalu, mobil sport hitam berhebti didepanku,  pintun sebelah kiri ia buka..,sudah kuduga kak haruka pasti akan terlambat.

 

“gomenkidasai, kaura, aku terlambat, sekalian membeli pesanan ibu,jadi kau tak perlu untuk belanja lagi, pasti kau lelah bukan?”.

 

“ah yang benar? Wah terimakasih ya jadi hari ini aku bisa sedikit beristirahat, eh ngomong-ngomong welcome back to japan ya,”. Aku memeluk kakak angkatku dengan erat.

“hmm , dasar anak sibuk..”. haruka meencubit pipiku dengan gemas

 

“kakak ini tak berubah sama sekali, ayo kalau begitu segera pulang, paman dan bibi pasti sudah menunggu dirumah”

 

“kalau begitu ayo, mari kita hebohkan kafe dan adik kecil hanami”.

 

Kami berdua memasuki mobil, astaga di bagian belakang penuh dengan pesanan bibi tadi pagi, aku hanya terbengong-bengong melihatnya. Perjalanan dari sekolah kerumah menggunakan mobil hanya butuh waktu 15 menit.

 

Pukul 18.00 JST kami sampai dirumah sekaligus kafe, tapi ada yang berbeda di depan kafe, kenapa penuh dengan mobil mewah?, dan apa aku tak salah lihat, simbol segi enam itu…, apa aku tak salah baca apa itu tulisan yang berbunyi Tohishinki…apa aku tak salah lihat, kukucek mataku berkali-kali sementara kak haruka hanya tersenyum, jangan2 ada yang mereka sembunyikan dariku. Aku keluar dari mobil dan menurunkan barang barang meletakkannya dalam keranjang dan mengangkatnya membawa kedalam kafe, kak haruka ikut membantuku. Begitu pintu dibuka, deg.. jantungku serasa berhenti

 

1 detik…

 

2 detik…

 

5 detik…

Apa aku tak salah lihat, semua orang menatap aku dan kak haruka, refleks aku pun membunguk dan mengucapkan Annyeong haseo…..

 

 

 

 

TBC…

 

Ya akhirnya chapter 1 selesai.. kira-kira siapa ya yang ada di kafe paman yamada ya… kenapa pula Kaura tiba2 mengucapkan salam dalam bahasa Korea???… siapa kah mereka semua????? Penasaran ??? maaf ya kalu alurnya agak lambat dan banyak tokoh yang muncul serta ke Gaje.an yang lainnya, nanti dichapter 2 ada titik balik kehidupan tokoh kaura dan semua yang ada di Asia’s Schoolarship… Semoga berkesan.

 

 

 

 


Change To Be Different (Chapter 1)

$
0
0

Change To Be Different Chapter 1

Title: Change To Be Different Chap 1

Author: Rani_Hwang

Main cast: – Jung EunHye (OC)
- Kris Wu (EXO-m)
- Jung EunHee (OC)

Support cast: – Park MinJung
- Kim HyunMi
- Oh SeHun
- Park Chanyeol
- Byun BaekHyun

Genre: Romance, sad, friendship

Rating: PG 15+

Length: Chaptered

Note : Annyeong, disini author ngebuat Kris di chapter ini Kris di buat sebelum debut, seperti rambutnya Kris dan fashionnya. Jadi jangan bingung, Nanti mungkin di chapter selanjutnya ada tambahan cast nya.. Jadi di tunggu sajaa ^^ Happy Reading guyss ^o^
—————–o—————–

EunHye POV
Pagi hari yang cukup cerah, aku sedang berada di kamarku. Aku lihat jam dinding di kamarku sudah menunjukkan pukul 6 pagi. “Hoaammm, sudah pukul 6 aku harus segera mandi”, selesai mandi dan memakai seragam aku segera pergi untuk sarapan di meja makan bersama Eomma dan Eonnie.

“Morning Eomma, Morning Eonnie” sapaku pada Eomma dan Eonnie ku yang sangat ku cintai. “Morning too chagi” sapa eommaku

“morning too my sister” sapa eonnieku.
Setelah selesai makan aku dan eonnie pergi ke sekolah.

——
@Seoul Senior High School

“Jung EunHye, EunHee Eonnie” suara yang sangat ku kenali, ya siapa lagi selain kedua sahabatku yaitu Park MinJung dan Kim HyunMi.

“Annyeong Eunhee eonnie” sapa kedua sahabatku pada eonnieku.

“Annyeong” balas Eunhee eonnie dengan senyum tipisnya “hmm, mianhae eonnie harus segera pergi ke kelas. Byeee” sambungnya. “MinJung, HyunMi ayo kita ke kelas juga” ajakku pada dua sahabatku.

EunHye POV end

Author POV
EunHye, HyunMi, dan MinJung sudah berada di dalam kelas dan tiba-tiba dua  namja menghampiri mereka, “annyeong chagi” sapa BaekHyun dan ChanYeol pada HyunMi dan MinJung. Baekhyun dan Hyunmi mereka adalah kekasih dan begitupula dengan ChanYeol dan MinJung.

EunHye menamai Baekhyun dan Hyunmi dengan sebutan Hyun Couple katanya karna mereka bernama Hyun (?). Dan untuk Chanyeol dan MinJung dengan sebutan Park Couple, karna mereka mempunyai marga yang sama. “Annyeong Chagi” panggil MinJung dan HyunMi secara bersamaan

“Annyeong Chanyeol-shi, annyeong Baekhyun-shi” sapa EunHye secara bersamaan sambil tersenyum. Dan bel masuk pun berbunyi, mereka langsung duduk ditempat duduk masing-masing.
Kim Seonsaengnim pun memasuki kelas EunHye dan Ia membawa murid baru namja, “Kris, silakan anda memperkenalkan dirimu” suruh Kim seonsaengnim.

“Ah, ne. Annyeonghasseyo Wu Yi Fan imnida, Mohon bantuannya. Senang bisa bertemu dengan kalian. Kalian bisa memanggilku dengan Kris” sambil membungkukan badan.

“Nah, Kris silakan kamu duduk disebelah Jung EunHye” sambil menunjuk bangku disebelah EunHye

“Ne, seonsaengnim” Kris pun berjalan menuju bangkunya “sekarang kita mulai pelajaran minggu lalu”.

Author POV end

Kris POV
“Annyeong Wu Yi Fan imnida, panggil saja Kris” sapaku pada teman sebangku ku, “ah, annyeong Jung EunHye imnida, sepertinya kau bukan asli Korea?” Ia bertanya seperti orang bingung

“Ne, aku berasal dari China, aku China-Canada” jawabku dengan lembut.

“ohh, pantas saja namamu berbeda. Salam kenal Kris-shi” balasnya sambil tersenyum dengan manis. Tapi tunggu, apa ku bilang manis? Hmm, tapi memang ia memiliki senyum yang sangat indah dan manis. Ya sudahlah, memang ia sangat manis dan juga memiliki pipi yang chubby membuatku gemas saja.

Kris POV end

—–
Bel istirahat pun berbunyi.

EunHye POV
Sudah istirahat, tapi eonnie belum mengantarkan makanan ku. “EunHye-ya” suara yang kukenali, ya pasti eonnieku mengantarkan makananku.

“Omo, Eonnie kau belum makan?” Aku bingung mengapa tumben sekali ia juga membawa makanannya, “Aku ingin makan bersamamu disini, oh ya tempat disebelahmu kosong kan?” Sambil ingin duduk dibangku sebelahku

“ani eonnie, ada murid baru dikelasku” jelasku “pasti namja, ne?” “Ne, waeyo? Namanya Kris” Dugaanku pasti dia akan membeda-bedakan antara Kris dan namjachingunya “Pasti namja itu tidak akan bisa lebih keren dari namjachinguku, Sehun” sudah tidak akan pernah meleset semua dugaanku.

Eonnieku yang satu ini memang termasuk yeoja paling populer di sekolahku ini, dan hampir seluruh namja satu sekolah ini menyukainya. Berbeda denganku, aku tidak cukup populer dikalangan namja karena aku tidak secantik Eonnieku. Ya, karna eonnieku populer, ia bisa mendapatkan namja idaman seluruh yeoja seperti Oh SeHun. Aku yakin sekali dia akan melecehkan Kris dengan enaknya, jika ia bertemu Kris.

Aku dan eonnie pun makan bersama. Tak lama setelah selesai makan bel pun berbunyi dan eonnie pun kembali ke kelas dan berpapasan dengan Kris.

Gawat! Pasti dia bisa dilecehkan oleh eonnieku, karna ia pasti mengetahui kalau itu Kris.

“EunHye-sii” panggil Kris padaku, “ne? Waeyo kris-sii?” Balasku ,

“yang tadi duduk dikursiku itu eonniemu ne?” Dia menanyakan sama seperti namja yang lain

” Ah, ne dia eonnieku. Waeyo kris-sii? Kau menyukainya?” Godaku, “m-mm, n-ne dia itu cantik sekali.” katanya dengan gugup. Sudahku duga pasti Kris akan menyukai eonnieku, tapi mengapa aku menjadi sedih seperti ini. Tidak seperti biasanya, ah sudahlahh.

EunHye POV end

Skipppp——-

Author POV

Bel pulang pun berbunyi.

EunHye dan EunHee segera pulang ke rumah bersama. Sesampainya di rumah mereka segera berganti baju dan makan siang bersama , selesai makan mereka duduk diruang TV dan menonton dengan keheningan, EunHee pun membuka pembicaraan “chagi, eonnie sudah mengetahui murid baru yang bernama Kris itu” katanya dengan nada yang tidak bisa diartikan.

“jinjja?” Tanya EunHye tidak percaya

“Ne, tadi eonnie berpapasan dengannya. menurutku ia tidak tampan dan tidak keren sama sekali.” Ejek Eunhee

“Hmm, aku sudah tau pasti kau akan berpikir seperti itu eon,” ucap Eunhye dengan santai

“hahaha, kau itu selalu mengerti eonniemu yang cantik ini, kau itu kenapa mau duduk bersebelahan dengannya?” Tanya EunHee dingin

“Itu karna diminta oleh Kim Seonsaengnim” dengan santai EunHye menjawabnya

“mengapa kau tak menolaknya?” “ya! Memangnya semudah itu! Lagi pula ingin duduk dimana lagi dia selain disebelahku?”

” Ya! Kenapa kau membentak eonniemu? Tidak sopan sekali”

“karna kau menyebalkan dan cerewet, eon”

“hmm, what ever”..

Ya memang EunHee itu cantik dan bisa dikatakan hampir sempurna tetapi dia suka melecehkan namja yang menurut dia tidak tampan di matanya, berbeda dengan EunHye walaupun dia tidak secantik eonnienya tetapi dia tidak suka melecehkan orang lain dan menurut namja di sekolahnya ,dia cukup manis dan membuat siapapun gemas karna ia cukup imut, memiliki mata besar, pipi chubby. Tapi ya sudahlah memang di antara mereka tidak sedikit perbedaannya.

Author POV end

Skipppp————

Kris POV
Hampir sebulan sudah aku disekolah ini, aku sudah memiliki banyak sahabat salah satunya adalah EunHye. Ternyata setelah dikenal cukup lama, ia ternyata memiliki pribadi yang baik, manis & polos, berbeda dengan EunHee Noona yang berkepribadian yang jauhh sangat berbeda 180derajat dari EunHye. Tapi entah mengapa aku tetap menyukai EunHee noona, walaupun aku tau dari EunHye bahwa aku tidak akan bisa mendapatkannya, tapi aku akan tetap berusaha untuk menyatakan cintaku.

“Kris-shi!” Itu pasti EunHye, aku membalikkan badanku. Tepat sekali dugaanku itu adalah EunHye, “kau sudahku bilang panggil aku Kris saja, waeyo? Mengapa kau berteriak seperti itu? Seperti orang gila saja” teriakku “Ya! Kris babo” balasnya sambil memukul kepalaku

“aishh! Wae? Ada apa Kau memanggilku?” Tanyaku bingung

“Kau yakin Kris akan menyatakan cintamu pada Eunhee eonnie?” Wajahnya berubah menjadi tidak percaya padaku

“Ne, aku yakin” jawabku dengan tegas.

Aku pun berjalan menuju kelas EunHee noona, aku melihat sedang sendiri. Aku pun langsung menghampirinya , aku mulai memberanikan diri memulai pembicaraan “hmm.. EunHee Noona” aku gugup sekali saat memanggilnya

“wae?” Balasnya dingin, “m-m-m noo-na sa-ranghaeyo” ucapku terbata-bata karna gugup.

“Hahahahahaahaha” ia berdiri sambil tertawa, sentak aku pun kaget, mengapa ia tertawa?

TBC

Hehehehe ditunggu ya lanjutannya, ikutin aja ceritanya dijamin seru, maaf typo bertebaran dimana-mana ^^ jangan lupa comment ya readers
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss…!


My Seulrin…is…SMV (Chapter 1)

$
0
0

Title: My Seulrin…is…SMV

 

Author(*) :@13_nnd & @Taniajung1329

 

Main Cast(*):Byun Beakhyun(Exo-K)&Hwang Seulrin(You).

 

Support Cast(*):

EXO-K:

Kim Joon Myeon(Suho),Do Kyung So(D.O),Park Chanyeol,Kim Jong In (Kai)&Oh Sehun, .

EXO-M:

Wu Yi Fan(Kris/Kevin Wu,)Zhang Yi Xing(Lay),Xi Luhan,Kim Min Seok(Xiumin),Kim Jong Dae(Chen)&Huang Zhi Tao(Tao).

Family of SoNyeoShiDae(Girl Generation):

(Vampire):Kim Taeyeon,Jung Seo Yeon(Jessica ),Lee Sun Kyu(Sunny)&Kim Hyoyeon.

(Human):Kwon Yuri&Im Yoona

Family of Super Junior and SHINee:

Cho Kyuhyun,Lee Donghae,Lee Sungmin,Lee Hyuk Jae(Eunhyuk)Choi Siwon

&Choi Minho.

Family of Seulrin:

Hwang Dong Bin(Appa Seulrin).

Hwang Dong Hee(Kakek Seulrin).

Hwang Jae Ah(Nenek Seulrin)

 

Genre(*) :Family,Friend Ship and Romence.

 

Rating(*) :P G +17

A/N:Cerita Ini terinspirasi dari ‘Twilight’ taukan?emm,aku disini juga butuh Jasa kalian sebagai Juru kritik dan saran sebagai obat biar aku bisa jadi Author yang berhasil di Kalangan K-Pop dan juga Jago tentunyaJ,ah aku juga lupa buat bilang Gomaptta yah..karna kalian udah nyempet-nyempetin buat Baca Cerita aku iniJeongmal Neomu Neomu Gomawoseo-yo…

Ok..Haepi il-gi!!

 

(PERHATIAN!JIKA KALIAN MENEMUKAN FF INI DENGAN JUDUL ATAU TANPA HURUF “a”itu karna kesalahan Author contoh kalian lihat di blog idolfanfiction.wordpress.com dan nama judul “The life of Twilight Vampire” bukan

“The Life of a Twilight Vampire” itu karna Kami tidak engeh(?_?) Terimakasih!)

 

 

 

 

Pagi yang Cerah,Sinar Matahari menyinari Bumi.

 

“The Sun Shining on the World.”Gumam Seorang gadis.

 

“Hey Seulrin,Have you cleared your clothes?”Tanya seseorang wanita yang tak lain Neneknya sendiri sambil menyapa.

Seulrin mengangguk seyara berucap.“Yeah grandma, my everything has been straightened.”

“Ok..Goodbye!dear granddaughter“.

 

“I Love MyGrandma..”sedetik setelah mengucapkannya Seulrin menjatuhkan Airmatanya, Ia segera memeluk Neneknya yang menjaga Dari umur 3 Tahun. Kedua Orang Tuanya bercerai saat Seulrin berumur 2 Tahun,dan setelah menginjak Umur 2 setengah tahun Eommanya meninggalkannya untuk selamanya.

 

Dan… Pagi ini ia bersiap untuk pergi dari Rumah Kakek dan Neneknya,Ayahnya memintanya untuk tinggal bersamanya di Seoul.

Pagi itu adalah pagi yang memburamkan bagi Sang Kakek maupun Sang Nenek,karena walau bagaimana-pun Seulrin lebih lama tinggal bersama Kakek dan Neneknya. Bayangkan sejak umunya 4 Tahun ia dibawa Oleh Kakek Neneknya itu agar tak membebankan Fikiran sang Ayah yang terpuruk karna Meninggalnya sang Istri.

^The Life of a Twilight Vampire^

 

Sesampainya Seulrin di bandara Incheon,Ia langsung mencari seseorang yang sudah lama tidak Ia jumpai.Ia melihat ayahnya yang melambai kearahnya,Segera saja ia menuju Orang tersebut.

 

“My Father…”panggilnya lirih.

 

“My Honey…Long time no see,dear..”Appa Seulrin bergumam kemudian memeluk Seulrin yang disambut Seulrin dengan Pelukan Hangat.

 

“Appa palliwa..aku ingin melihat Rumahku…”

 

“Ne,appa arrayo!”

^The Life of a Twilight Vampire^

 

 

“Eotte?kau mau bersekolah disini?”Tanya sang Ayah seraya melihat ke arah Seulrin.

 

“Ne Appa,Naega wonhaneun..”Jawabnya tersenyum -melihat kearah Appanya-.

 

Mendengar ucapan sang Putrinya setuju,Ia langsung melirik Sahabatnya Jang Jin Soo sambil memberi Isyarat ‘Kau mendengarnya?Ia menyetujuinya’,Pria itu-Jang Jin Soo- mengaggukkan kepalanya sebagai pengganti kata Mengerti.

 

“Baiklah setelah mendapatkan SHS ayo kita mencari Peralatannya,ok?”

 

“Ne Appa Kajja-yo..”

 

^The Life of a Twilight Vampire^

 

Hari Ini hari pertama Seulrin masuk,Ia menggunakan Mobilnya yang dibelikan Ayahnya seminggu sebelum Yeoja itu datang ke Korea.

 

“Anyeong Nae Suknyeon..”sapa ayahnya

 

“Ahh..Appa Anyeong..”balasnya menghampiri Appanya yang sedang berada di meja makan.

 

“Ayo makan..pagi ini appa membuat Roti Panggang..”

 

“Kyaa….Mashitaa-yo”

 

“kau pasti datang paling awal…maka dari itu segeralah Cari Guru Kelasmu,Arasseo?”

 

“Ne…Appa Arasseo-yo..”jawabnya sambil mengunyah.

 

“Appa!”panggil Seulrin,Appa Seulrinpun menoleh.

 

“hmm..wae?”Tanggap sang Appa.

 

“Anni-yo”Jawabnya nyengir(?). “Appa,kira-kira menurut Appa apakah aku akan melewati Hari yang baik?”tanya Seulrin.

 

“Itu tergantung dengan sikapmu yang bisa beradaptasi dengan Lingkungan,Mungkin kalau Kau ramah,akan banyak yang menyukaimu.”Jawab laki-laki paruh baya itu dengan Nasehat yang diresapi oleh Seulrin.

 

“Ne..Keure Appa!hh…”.Ia membuang nafasnya pelan.“Appa Aku berangkat,ok?”

 

“Ya…Hati-hati!”

 

“hmmm Anyeong Appa!”

 

Seulrin berjalan menuju Teras depannya,Ia berfikir kenapa Kota Seoul sangat lembab?

 

“Kenapa belum berangkat?”Tepuk sang Ayah saat Seulrin melamun.

 

“Eo?oh aku hanya bingung saja kenapa Cuaca Seoul jadi sangat buruk?”tutur Seulrin.

 

“aa…Appa memang sengaja memilih tempat yang lebih Sejuk,Appa tidak terlalu suka Udara panas.Jadi Appa memilih untuk tinggal di Rumah yang banyak pepohonannya.” Jelas sang Ayah.

 

“eo,Kalau begitu aku berangkat dulu Appa!”

 

“Ne..”

^The Life of a Twilight Vampire^

 

 

 

Setelah waktu terlewat 20 menit,Seulrin membelokan Setirnya menuju Diamond Senior High School.

 

“hhh….”Ia menarik nafasnya sebentar kemudian membuangnya perlahan,Setelah itu ia memantapkan Diri untuk membuka pintu

Kemudinya, dan Ia mencoba berjalan se-Santai mungkin.Ia berjalan dengan perlahan mencari Ruang Guru,walaupun ada sepasang mata yang mengarah ke Lekuk tubuhnya,Mungkin bertanya ‘Siapa Dia Murid Barukah?’.

Sepasang mata Seulrin menuju kekata Teacher’s Room,Ia mendesah lega

 

“aaaahh…akhirnya ketemu juga!”gumamnya,segera Ia memasuki Ruangan tersebut.

 

Langkahnya sangat perlahan,dan Matanya mencari nama Guru yang bernama Lee Tae Yoon.Lee Tae Yoon nama yang aneh pikir Seulrin,Kenapa nama itu terbentuk dengan marga semua?lanjutnya bertanya dalam Hatinya.

 

“aa… Lee…Tae..Yoon..”Bacanya.*kaya ngeja ya?Seulrin bergumam dan Seseorang menepuk Bahu Seulrin,Reflex Seulrin menoleh.

 

“Apa kau Hwang Seulrin?”tanya Yeoja tersebut.

 

“ah..Ye,”

 

“kalau begitu kau harus mengisi Kertas Ini!”

 

“eo..ne!”jawab Seulrin singkat.

 

10 Minute’s Later

 

“Ini sudah selesai.”Ujar Seulrin Formal.

 

“aahh..baiklah!sepertinya kau sangat beruntung memasuki Kelas 10 A.” Tuturnya sembari memberi senyuman yang manis, “Oh ya,kau juga beruntung disana banyak Namja tampan.”Lanjutnya seperti menggoda Seulrin,Sementara Seulrin hanya tersenyum tipis sebagai tanggapannya terhadap ucapan Miss Taeyoon yang terbilang genit itu(?).

 

Seulrin Pov.

 

Huuuhh… Seperti inikah yang namanya sekolah,kenapa Appa malah memasukanku ke sini.Aku tahu kalau memang aku juga menyetujuinya tapi,kalau aku tahu jika Guru-guru disini centil dan genit(?)Aku mana mau!

Kalian bisa melihat tadi sikapnya Miss Taeyoon itukan?urghh…Aku sangat Risih berada di dekatnya,Harus Ku-akui dia sangat cantik dan terbilang muda,perkiraanku umurnya sekitar 23 sampai 25.

 

“aaa…ya kita berkenalan dulu,ok?”Ucapnya dengan gaya centilnya(?).“Namaku Lee Taeyoon umurku 24. Kau bisa memanggilku Eonnie dan kau juga bisa memanggil Guru yang lain dengan sebutan Oppa untuk laki-laki dan Eonnie untuk perempuan karna Umur kami hanya berbeda dengan kalian sekitar 7-8 tahun karna yang paling tertua hanya umur 26 disini untuk menjadi Guru.”Lanjutnya lagi.

Beo?Oppa?Eonnie?Sekolah Ini gila?eo?Sinting sekali!

 

“ohh…Namaku Seulrin aku berasal dari Korea hanya saja aku lebih lama Tinggal di Canada.”kataku.

 

“aahh!Pantas saja kau tidak pantas berbahasa Korea ternyata,Kau lebih lama di Canada. Silahkan lanjutkan.”ujarnya,menurutku seperti Protes.

 

“Jujur aku tidak pernah bersekolah di gedung sekolah,Saat aku di Canada aku biasa belajar di rumah maksudku Home School,”ujarku dengan gugup.

 

“Daedanatta…(Mengagumkan)”

 

Aku tak berkomentar lagi atau berucap,Seorang Namja menghampiri kami Ia melihat kearahku.

 

“Dia siapa?”Tanya Namja itu.

 

“Dia Seulrin,Oppa!”jawab Miss Taeyoon manja.Oh God perutku mual sekarang.

 

“ohh,Taeyoon-ah kau Dipanggil Jinsoo Hyung.”

 

“Tumben sekali Jinsoo Oppa memanggilku,”

 

“Aku permisi ke Kelas dulu,Mi..Eonnie Op..Oppa!”kataku,sebenarnya aku tak betah melihatnya dan juga tidak betah mengatakan Eonnie atau Oppa,Segera aku beranjak.

 

“Oh Ne…Anyeong!”jawabnya,aku hanya memberi senyum tipisku.

 

^The Life of a Twilight Vampire^

 

Dimana ya kelas 10 A Tanyakudalam hati,setelah lima menit berjalan aku..

 

“Aaa..Ini Dia kelasku!”gumamku,kelas ini Masih sepi dan Aku melihat seorang wanita yang mungkin umurnya hampir sama dengan Taeyoon eonnie.

 

“Kau…Hwang Seulrinkan?”tanyanya Ramah padaku.

 

“Ye..”jawabku singkat.

 

“Baiklah mari ikut denganku.”

Sepertinya dia beda dengan Taeyoon eonnie tadi,huh!kenapa banyak sekali sih proses masuk kesekolah Ini!

^The Life of a Twilight Vampire^

Author POV

 

#Suara Bel Masuk

 

“Baiklah Ayo kita menuju kelasmu!”Ucap Miss Bomi berperintah,Seulrin hanya mengangguk-kan kepala.

Mereka berjalan bersama,hingga tak terasa sudah berada di depan kelas 10 A,tempat atau Kelas Seulrin.

 

“Hallo Anak-anak!”sapa Miss Bomi.

 

“Hallo!!!”balas mereka, ada di antara mereka yang berbisik mungkin berbisik tentang Seulrin.

 

“Aku disini ingin memberi tahu kepada kalian,bahwa Kita kedatangan murid baru dari Canada,Agar lebih akrab lebih baik kita persilahkan Dia untuk memperkenalkan dirinya sendiri!”Tutur Miss Bomi.“Silahkan!”suruhnya Sopan.

 

“Ne!”jawab Seulrin singkat. “Hai Namaku Hwang Seulrin,kalian bisa memanggilku dengan sebutan Seulrin.Umurku 16 Tahun,Aku Pindahan dari Canada.Terimakasih!~”Lanjutnya berkenalan dengan Singkat.

 

“Woaahh,Kau sangat Cantik Seulrin-ssi!”teriak seorang murid Namja.

 

“Benar sangat-sangat Cantik jadilah Pacarku!”tambah Teman sebelahnya,Seketika Ruangan ricuh dengan sorakan yang di perbuat oleh teman-teman mereka.

 

“Arretez-le!(Berhenti)”Teriak Miss Bomi,Seulrin mengerti bahasa tersebut.Bahasa itu adalah Bahasa Peracis,Seulrin memang pernah belajar Bahasa itu.Saat Home School Ia belajar 15 Bahasa(?)

 

“Seulrin-ssi silahkan duduk!”lanjutnya saat kericuhan tersebut berhenti.Seulrin berjalan perlahan.

 

“Seulrin-ssi duduklah bersamaku!”Tawar seorang Namja.

 

“YAK!itukan tempatnya Taemin kenapa malah dia yang tempati?”tanya seorang namja sebelah Kirinya.

 

“Gwenchana!aku akan menyuruhnya mencari tempat duduk yang lain,”jawab Namja itu. “Ayo silahkan duduk disini Seulrin-ssi!”lanjutnya lagi semangat.

 

“Tidak apakah jika aku duduk disini?”tanya Seulrin.

 

“tidak apa-apa kok!”

 

“ahh..Gomaptta,”balas Seulrin seraya membungkuk.

 

Dari arah lain sepasang mata menatap mereka Tajam,terutama pada Jonghyun orang yang sebangku dengan Seulrin itu.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang Namja yang berambut Coklat.

 

“Desole pour mon retard!(Maaf saya telat.)”ucap Namja itu Formal.

 

“Oui,s’il vous plait s’asseoir(Ya,silahkan duduk.)”Balas Miss Bomi.

 

“Joseonghae-yo,Ini tempat duduk saya,”Taemin berucap Formal,setelah Ia berada di dekat bangkunya.

 

“Aaa…Mianhae Taemin-ah bisakah kau duduk di tempat lain?”tanya Jonghyun pelan.

 

“Mwo?neo michoseo?”

 

“Ini perintah dari Miss Bomi!”

 

“Bohong Taem!dia ingin sebangku dengan Yeoja itu!”Onew langsung nyamber.(?)

 

“Jeongjiye-yo!”Pinta Seulrin.“Aku akan pindah tempat duduk!Mianatta Taemin-ssi!” Lanjutnya lagi seraya membungkuk dan tersenyum pada Taemin,Taemin termangu melihat Seulrin tersenyum manis kearahnya.

 

“Kau tetaplah duduk disini,biar Jonghyun saja yang pergi!”kata Taemin terpaku. “Jonghyun-ah Kau pindah ya?”lanjut Taemin yang mencoba mengusir Jonghyun.

 

“Enak saja!Kau saja yang pindah agar Seulrin-ssi disini!”Usir Jonghyun balik.

 

“Aisshh Shireo!!kau saja!!”

 

“Kau saja!!!”

 

Tanpa mereka sadari Miss Bomi melihat mereka geram.

 

“Arretez-Jonghyun-a Taemin-a!”Teriak Miss Bomi geram pada mereka,Taemin dan Jonghyun membukam mulut mereka.

 

“Seulrin-ssi duduklah bersama Taeyeon!”Tunjuk Miss Bomi.

 

“Ne Eonnie.”balasnya patuh.

 

Seulrin berjalan menuju Taeyeon yang tadi di tunjuk oleh Miss Bomi.

 

“Anyeong!”sapa Seulrin.

 

“Anyeong!”balas Taeyeon.

 

“Anyeong!Sunnyyeyo!(aku adalah Sunny.)”serobot Sunny.

 

“Anyeong Sunny-ssi!”balas Seulrin menyapa.

 

“Jangan seformal itu kaukan ke…aww Apposeo-yo Hyoyeon-ah!”pekik Sunny,ia memperkecil suaranya.

 

“Babo!”ujar Hyoyeon dingin,sementara Sunny hanya cemberut sambil menggerutu dan Seulrin hanya tersenyum menanggapinya.

 

“Baekhyun-ah,ayo beri salam pada Seulrin!”Taeyeon angkat bicara sekarang.

 

“aku tidak berminat..”jawab Baekhyun acuh sambil memandang lurus kearah Miss Bomi, Sementara Seulrin hanya terdiam mendengarnya.

 

“haha…”Taeyeon tertawa pelan.

 

“kau sudah membacanyakan?jadi diamlah!”

 

“ne…ne…Arasseo Baekhyun-ah,keke..Aigoo jinjja…”

 

“wae?apa ada yang lucu?”tanya Seulrin membuat Taeyeon berhenti tertawa.

 

“Anni-ya,gwenchana!”

^The Life of a Twilight Vampire^

 

 

#Suara Bel Istirahat.

 

“Seulrin-ssi,apa kau ingin makan bersama Kami?”tanya seorang Yeoja.

 

“aah…boleh saja,”jawabnya gugup.

 

“ohya,Namaku Yura,dia Yeona,dia Jonghoo,dan dia Myunho”

 

“Ohh…namaku Seulrin..”

 

“Ya Kami sudah tau!Kajja!”

10 menit berlalu, mereka duduk.

 

“Seulrin-ssi,kudengar kau dulunya bersekolah Home School?”tanya Yeona memecahkan keheningan.

 

“Ne,saat aku masih Smp dan Sd saja,tapi Appaku bilang aku tidak Home School lagi jadi Ia memasukanku ke Sekolah ini.”jawabnya tersenyum.

 

“Woaahh…apakah enak belajar di rumah?”tanya Myunho antusias.

 

“Biasa saja menurutku..”

 

“Jinjja?”

 

“Ne..Ahya aku tidak melihat Taeyeon kemana mereka?”

 

“Ah Taeyeon dan teman-temannya biasanya,beristirahat di Caffe sebrang,”

 

Segerombolan Exo datang,Seketika ruangan Kantin Ricuh akan kedatangan mereka.

 

“Harus kuakui,jika EXO sangat tampan.”Ujar Yura terkagum.

 

“EXO?Exo siapa”tanya Seulrin tidak tahu.

 


Love Is Hurt (Chapter 2-END)

$
0
0

Title                : Love is Hurt

Author            : Kim Yeon-ah (Yona Theofani)

Length            : Chapter

Genre              : Romance, Friednship, School life

Casts               : Oh Sehoon (17), Lee Chaehwa (17), Park Chanyeol (18)

Support Cast : Choi Minri (17) & Kai (17)

 

Mianhae kalau di part sebelumnya ada salah tulis dan kependekan hehehe. Di part ini, author usaha supaya ga banyak typo dan ceritanya lebih panjang lagi. Yang udah baca part sebelumnya, gomawo dan maaf Chapter ini kelamaan *bow*

 

——————————————–Love is Hurt————————————————-

 

Previous :

 

Sehun mulai terlihat kelelahan dan wajahnya mulai terlihat pucat. Tidak lama kemudian namja itu pun terjatuh dan Chaehwa segera berlari kearah Sehun dan dia memanggil Kai yang masih duduk tidak jauh dari tempatnya berada. Chaehwa begitu panik sehingga dia tidak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan dia dari kejauhan, mata yang penuh dengan kecemburuan

 

******

Kai dan Chaehwa membawa Sehun ke ruang kesehatan. Namun karena Kai belum menyelesaikan makannya, dia berniat untuk kembali ke kantin dan meninggalkan Chaehwa berdua dengan Sehun. Chaehwa memegang tangan Sehun dan berharap dia segera bangun. Tanpa Chaehwa sadari, ada sesorang yang berdiri di ambang pintu dan dia pun berkata “kau tidak pernah peduli lagi padaku”. Chaehwa segera menoleh menuju asal suara itu. Ya, orang itu adalah Chanyeol. Chanyeol mulai beranjak dari tempatnya menuju ke sebelah Chaehwa sambil melipat kedua tangannya

 

“siapa namja ini ?”

“dia Oh Sehun, murid baru di kelas 2.A”

“dia namja itu kan ?”

“apa maksud—“ ucapan Chaehwa terpotong oleh Chanyeol “jangan pura pura tidak mengerti. dia namja yang di rumah sakit, yang berpelukan denganmu kan ?” ucap Chanyeol dengan penekanan terhadap kata ‘berpelukan denganmu’

“ya.. dia namja itu. Lalu kenapa ?” jawab Chaehwa dengan sinis

 

Chanyeol pun diam tidak mampu menjawab

Chanyeol POV

 

“ya.. dia namja itu. Lalu kenapa ?”

 

Aku tidak bisa menjawab apapun. Entah kenapa hatiku sangatlah sakit mendengar suaranya yang begitu penuh dengan emosi. ‘kenapa.. kenapa dia berubah ? kalau memang aku salah biarkan aku meminta maaf dan memperbaikinya’

 

“sekarang… kau yang harus jawab pertanyaanku” ucapnya sambil menatapku tajam

“siapa yeoja di rumah sakit itu ?” lanjutnya

 

“dia hanya teman yang baru aku kenal”

“oh begitu”

“hahh.. mungkin aku memang sudah tidak diinginkan lagi” ucapku sambil bergerak menjauh dari mereka berdua. Tiba tiba aku merasakan genggaman di tangan kiriku

 

“Chanyeol-ah.. mianhae” Aku tidak memperdulikannya dan melepaskankan genggamannya. Aku tidak ingin melihat mereka bersama terlalu lama.

 

Pikiranku sangatlah kacau, hatiku sakit, dan dadaku terasa sesak. Kejadian ketika Chaehwa bersama namja itu membuatku sakit. Aku mencintaimu Chaehwa, apa kau tidak tau itu ? Minri hanyalah temanku dan tidak lebih. Aku juga selalu menganggapmu walaupun aku bersama Minri tapi kau lupa denganku saat bersama Sehun itu.

 

‘Brakk—‘

 

“aww..” Aku dengar suara itu setelah aku bertabrakan dengan seseorang, tepatnya seorang yeoja. “Minri ?” tanyaku setengah terkejut ketika melihat Minri yang sedang terduduk dibawah dengan sebuah buku yang jatuh. Kuulurkan tanganku untuk membantunya berdiri “Kau sekolah disini ?”

 

“ne, aku sekolah disini”

“sejak kapan ?”

“hmm.. sekitar 1 bulan yang lalu”

“oh begitu”

 

KRINGGG

Bel Istirahat telah selesai

 

“sunbae.. aku kelas duluan ya” ucapnya sambil melewatiku

“Minri-ah…”

“ne ?”

“nanti pulang sekolah kita pulang bersama ya..” ucapku seraya memberikan senyuman

“baiklah hehe”

“oh ya.. kau kelas berapa ?”

“kelas 2.4”

“oh baiklah”

 

Aku pun segera berlari menuju kelas sebelum sosaengnim yang akan mengajar di kelasku masuk.

 

******

“Chanyeol-ah bangun… heii…bangun” itu suara yang aku dengar samar samar. Tapi aku masih belum berniat untuk membuka mataku, masih ingin tenggelam dalam pikiranku

 

Plukk—

 

“ahhh..” ternyata sosaengnim sudah menatapku tajam dan ada spidol tergeletak di samping mejaku. Itu artinya sosaengnim yang melempar benda kecil itu tepat kearah kepalaku

 

“Chanyeol.. jangan tidur di pelajaran saya. Sekali lagi kamu tidur lebih baik kamu keluar” ucap Jang Sosaengnim dengan nada yang cukup tinggi

 

Aku sudah tidak peduli dengan pelajaran ini, aku sudah tidak peduli dengan orang orang di sekitarku, aku sudah tidak peduli apapun, sekarang yang aku ingin hanya pulangggg.. aku mau menyendiri, aku butuh ketenangan

 

******

 

Akhirnya waktu yang kutunggu tunggu datang juga. Sekarang waktunya pulang, aku harus mencari Minri dan pulang bersama. Aku berjalan menuju kelasnya dan ternyata di kelasnya sudah tidak ada orang. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang sendiri

 

“DUARR !” teriak Minri ketika aku berbalik arah

“YAA !! Minri !! awas ya kau” Minri langsung berlari dan aku terus mengejarnya hingga pintu gerbang sekolah

 

TINNN TINNN

 

“Minri-yaa !! awas”

 

Tanpa berpikir lebih lama lagi aku berlari mendekati Minri dan mendorongnya yang masih mematung

 

Chanyeol POV end

 

Author POV

 

Chanyeol berlari ke arah Minri dan mendorongnya agar terhindar, tapi mobil itu menabrak Chanyeol. Mungkin memang kecepatan mobil itu tidak kencang tapi mampu melukai Chanyeol. Orang dari dalam mobil itu keluar dan ternyata mereka adalah Sehun dan Chaehwa. Chanyeol dengan cepat berusaha bangun namun usahanya gagal, sampai akhirnya Chaehwa yang membantunya berdiri

 

“Chanyeol-ah mianhae..” Chanyeol tidak menghiraukan perkataan itu dan akan berjalan kearah Minri. Tangan Chanyeol ditarik oleh Sehun “dengarkan apa yang dia ucapkan”

 

“kenapa aku harus selalu mendengarkannya ? sedangkan dia sudah lebih peduli padamu”

“dia peduli padamu.. tapi kau yang selalu dekat dengan yeoja itu”

“kau tidak tau kenapa aku dekat dengannya” ucap Chanyeol lalu pergi dengan pincang

“kalau kau mau, aku antar kau ke rumah sakit”

“tidak terima kasih”

“Chanyeol-ah.. aku mohon, maafkan aku dan kita ke rumah sakit ya” sekarang Chaehwa yang membuka mulut

“ahhh baiklah aku maafkan”

“kalau gitu ayo naik” ajak Chaehwa pada Chanyeol dan tentu pada Minri juga

 

******

“Kakinya cedera akibat kecelakaan itu, untuk sementara dia harus dibantu dengan tongkat saat berjalan dan harus ada orang yang membantu dia dalam melakukan sesuatu yang mungkin akan sulit dia lakukan” jelas Dokter itu panjang lebar

 

“apakah tidak bisa sembuh lebih cepat ?”

“tidak bisa, itu harus dengan tahap perlahan”

 

Saat Chaehwa keluar dari ruangan dokter itu, sudah ada Sehun, Chanyeol dan Minri yang menunggunya “bisakah kalau kita pulang sekarang ?” ucap Chanyeol dengan nada dingin

 

“ya sudah kita pulang”

 

Di dalam mobil suasananya sangat lah canggung, tidak ada yang mau membuka suara. Kecuali Minri, karena Minri menerangkan jalan ke rumahnya dan setelah itu dia diam kembali. Setelah beberapa menit berlalu mereka sampai di rumah Minri

 

“hmm.. kamsahamnida”

“ne” hanya balasan singkat dari Sehun untuk Minri

“sekarang kita ke rumah Chanyeol” ucap Chaehwa

“tidak usah.. aku jalan dari sini saja” ujar Chanyeol sambil bersiap membuka pintu

“Chanyeol.. biar kita antar saja. Ya kan Sehun ?” Lalu Chaehwa menyenggol tangan Sehun sebagai isyarat bahwa dia harus menjawab ‘ya’

“tidak usah repot repot, aku tidak mau jadi obat nyamuk”

“sudahlah jangan keras kepala” Akhirnya Sehun membuka suaranya juga untuk mencegah Chanyeol pergi. Dan akhirnya Chanyeol pun kembali duduk dengan benar

 

******

Brak— Pintu terbuka dengan keras sekali

 

Seorang perempuan datang dengan sedikit berlari kecil. Perempuan itu terlihat panik

 

“Chanyeol-ah.. kau kenapa ?” Tanya yeoja itu yang ternyata adalah kakaknya Chanyeol

“hahh.. sudah nanti saja bahasnya, aku mau tidur”

“ya sudah.. istirahat lah yang banyak”

 

Author POV end

 

Chanyeol POV

 

Aku masuk ke kamarku dan akan ganti baju, namun ini lebih sulit dari yang kukira. Tapi aku harus tetap berusaha, ini dia susahnya sakit fisik namun aku lebih merasakan sakit di dalam hatiku dibandingkan fisikku. Setelah akhirnya selesai memakai baju, aku merebahkan tubuhku di tempat tidur dan memejamkan mataku berusaha untuk tidur

 

‘kenapa dia selalu bersama Sehun, Sehun dan Sehun. Kapan dia bersamaku lagi ? Apa mungkin kita tidak bisa bersama lagi ?’ batinku. Biarpun dia selalu bersama Sehun dan tidak bersamaku tapi sulit untuk membencinya dan menjauhinya atau mungkin menggantikan sosoknya dengan orang lain. Aku mencintainya dan sangat mencintainya. Jujur, aku takut kehilangan dia

 

Aku sangat lelah hari ini, sangat lelah dengan semua kejadian yang aku alami. Mungkin besok aku tidak akan masuk sekolah. Aku mau menenangkan diri dan mungkin membiasakan diri dulu melakukan berbagai hal dalam kondisi seperti ini

 

Tidak butuh waktu lama, akhirnya aku terlelap

 

2 hours later…

 

“ya sepertinya begitu eonnie… dia hanya salah paham”  aku mendengar sebuah pembicaraan diluar dan aku begitu kenal suara itu, suara Chaehwa. Aku mencoba mengintip dari balik pintu dan memang benar, noonaku dan Chaehwa sedang berbicara diluar sana. Aku pun memutuskan untuk masuk kembali ke kamarku. Aku sedang tidak ingin bertemu dengan Chaehwa. Kalau aku melihatnya aku selalu mengingat saat dia bersama SEHUN. Tapi ternyata orang orang itu menyadari aku mengintip dari balik pintu “Chanyeol-ah.. Kau sudah bangun ? Ada Chaehwa disini” ucap noonaku, Park Jiyeol

 

Terpaksa aku pun keluar dari kamar dan memaksakan seulas senyum kemudian mencoba mengalihkan pembicaraan “aku mau mandi dulu” dan dijawab dengan anggukan dari Chaehwa dan Jiyeol noona

 

Chanyeol POV end

 

Chaehwa POV

 

Chanyeol sangat berbeda sekarang. Dia tidak seperti Chanyeol yang aku kenal dulu yang penuh dengan senyuman dan kelucuannya. Sekarang dia lebih dingin, cuek dan kasar. Aku mau Chanyeol yang dulu, Chanyeol yang sangat aku cintai. Apa dia terluka karenaku ? apa dia marah padaku ? Kau tidak mengerti Chanyeol. Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu

 

“Chaehwa.. kamu baik baik saja ?” suara Jiyeol noona membuyarkan lamunanku mengenai Chanyeol barusan

“ahh ne.. gwaenchana (tidak apa)”

 

Drrtt drrtt

 

Handphoneku bergetar. Aku lihat ada satu pesan masuk. Itu pesan dari Sehun

 

From : Oh Sehun

 

Chaehwa, bagaimana ? kau mau pergi denganku ? aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Tapi kalau kau sibuk tidak apa apa mungkin lain kali

 

Dia memang sudah bilang tentang itu tadi, tapi aku masih belum menentukan jawaban karena aku ingin bertemu Chanyeol dulu untuk meminta maaf –lagi- sepertinya kedatanganku kesini pun sia sia. Dia tidak menganggapku sama sekali dan menjalankan aktifitasnya sendiri.

 

To : Oh Sehun

 

Baiklah aku ikut. Hmm… bisakah kau menjemputku di apartement Chanyeol ? karena aku tidak tau yang mana apartementmu

 

Drrtt drrttt

 

Balasan dari Sehun

 

From : Oh Sehun

 

Baiklah aku ke sana. Tunggu aku 10 menit lagi

 

Sebenarnya apartement Sehun dan Chanyeol sama. Tapi aku tidak tau dimana apartement Sehun. Jadi aku menyuruhnya untuk datang ke apartement Chanyeol

******

TING TONG… Bel apartement Chanyeol berbunyi

 

“Chanyeol-ahh… ada tamu, tolong buka pintunya”

“ne noona” jawab Chanyeol malas

“tunggu.. sepertinya itu temanku jadi biar aku yang buka saja. Sekalian aku pamit”

“Jiyeol noona, aku pulang dulu ya” lanjutku lagi

“oh iya hati hati ya”

“Annyeong Chanyeol-ah, cepat sembuh ya dan jangan cemberut begitu.. tidak bagus” Chanyeol tersenyum kecil saat aku bilang seperti itu. Aku senang melihatnya tersenyum

 

Aku pun membuka pintu dan ternyata benar itu Sehun. Aku langsung pergi bersama Sehun setelah pamit tadi

 

Chaehwa POV end

 

Jiyeol POV

 

Chaehwa bisa membuat Chanyeol tersenyum walaupun sedikit. Aku senang melihat itu, namun senyuman itu tidak berlangsung lama. Kelihatannya Chanyeol kecewa saat melihat Chaehwa pergi bersama laki laki lain dan dia hanya mematung di depan pintu. Pandangannya tepat mengarah kepada mereka berdua.

 

“Chanyeol..” ucapku sambil menepuk pelan bahunya

“ah ? eh.. noona.. kenapa ?” Chanyeol terbata bata, sepertinya dia terkejut

“kenapa kau terlihat sedih ?” ayo ceritakan sesuatu pada noona”

“gwaenchanayo.. noona”

“geot.. ji.. mal” ucapku sambil menunjuk nunjuk ujung hidungnya

“aku cemburu” Jawabannya begitu singkat. Tapi aku sangat mengerti kejadian apa yang sedang terjadi

“sudahlah jangan terlalu dipikirkan Chanyeollie. Lebih baik kau makan, noona sudah siapkan semua”

“ne noona..” ucapnya lesu sambil berjalan menuju ruang makan

 

Aku tidak suka Chanyeol yang seperti ini. Chanyeol yang tidak ceria. Biasanya saat melakukan apapun dia selalu ceria dan saat aku bilang waktunya makan dia seperti anak kecil yang mendapatkan makanan favoritnya. Dia akan tersenyum lebar sambil melahap semua makanan itu. Tapi sekarang dia sangatlah berbeda. Memang aku ingin dia lebih dewasa namun aku ingin dia tetap tersenyum bahagia.

 

“Chanyeol… kenapa kamu tidak makan makanannya ?”

“aku.. aku tidak lapar” Kemudian dia bangkit dari kursinya dan memasuki kamar. Aku pun mengikutinya bermaksud untuk meminta dia menceritakan masalahnya secara tepat

 

——–

Aku sudah tau semuanya dan aku berniat menelepon Chaehwa. Dan menjelaskan bahwa Chanyeol sedih karena dia bersama laki laki lain dan Chanyeol tidak dipedulikan

 

Jiyeol POV end

 

Author POV

 

Jiyeol ingin menghubungi Chaehwa dan memberi tahu tentang perasaan Chanyeol. Tapi Chaehwa tidak kunjung menjawab panggilan dari Jiyeol. Chaehwa sedang berada di sebuah taman bersama Sehun, bermain dengan kupu kupu yang ada disana dan setelah itu mereka berniat ke pantai untuk melihat keindahan matahari terbenam

 

******

Chanyeol lebih suka menyendiri. Dia tidak seceria biasanya, karena satu satunya alas an yang membuat dia selama ini ceria adalah Chaehwa. Dia selalu berkutik dengan laptopnya dari pagi hingga malam dan tidak mau melakukan aktifitas lain. Penyakit Chanyeol pun semakin parah. Chanyeol lebih sering ingin muntah, tapi selalu dia tahan demi kesempatan untuk berhubungan dengan Chaehwa walaupun hanya sebentar

 

“HOEKK” sebuah suara yang mengejutkan dari kamar Chanyeol

“Chanyeol-ahhh !!” suara panik dari kamar sebelah terdengar sangat jelas di telinga Chanyeol namun dia tidak memperdulikannya. Dan kemudian sosok Jiyeol masuk ke kamar Chanyeol dan melihat keadaan Chanyeol yang sangat menyedihkan. Lantai yang penuh dengan darah dan Chanyeol yang terkulai lemas dengan wajah pucat. Jiyeol segera mengambil mobilnya dan membopong Chanyeol sampai lantai bawah tepat dimana mobilnya berada, lalu mendudukkan Chanyeol di samping kursi kemudi

 

 

“Chanyeollie.. seandainya saja kamu bisa melupakan Chaehwa dan beralih pada perempuan lain”

 

Walaupun Chanyeol lemas namun dia masih sangat jelas mendengar suara noona tersayangnya itu.

 

“aku mencintainya noona”

“sekarang ku tanya.. apakah dia membalas cintamu ?” Chanyeol hanya menggeleng lemas

 

Chanyeol berpikir bahwa noonanya benar dia harus membuka hatinya untuk perempuan lain selain Chaehwa dan mungkin saja itu bisa menghilangkan rasa sakit ini dan juga bisa memulai hidup yang lebih indah untuk Chanyeol.

 

******

Seoul Hospital

 

“penyakit Chanyeol semakin parah, satu satunya cara dia harus transplatasi hati”

“transplatasi ?”

“mendapat donor hati dari orang lain untuk menjadi pengganti hatinya yang lama”

 

Jiyeol sangatlah frustasi dengan keadaan adiknya. Siapa yang akan mendonorkan hatinya ? sedangkan setiap manusia hanya memiliki satu hati di dalam tubuhnya. Siapa yang akan merelakan hatinya untuk adikku ?

 

Jiyeol pun masuk ke kamar rawat Chanyeol. Disana dia melihat adiknya yang terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucat

 

“kenapa harus kamu yang menjalani ini Chanyeol. Ini sangatlah berat, aku tidak mau kehilanganmu Chanyeol. Aku sudah kehilangan eomma dan appa. Aku tidak mau kehilangan dirimu juga” ucap Jiyeol sambil mengenggam tangan Chanyeol dan menangis

 

******

Tomorrow… -Monday, 11 juni 2012-

Seoul Performing Arts High School – 10:00 AM

 

Suara sangat ramai di depan pengumuman membuat Chaehwa dan Sehun terpaku dengan hal itu dan mereka pun ikut pergi kesana. Dan tertulis di papan pengumuman itu akan ada acara untuk perpisahan anak kelas 3

 

Acara perpisahan untuk anak kelas 3 akan diadakan pada hari sabtu, 16 juni 2012

Pukul 7:00 PM di Aula Sekolah

           

Acara : Prom Party

            Documentation of Senior Student

            Memberikan hadiah atau tukar hadiah kepada senior

            Penutupan dari Kepala Sekolah

 

NB : untuk prom party, para siswa harus memakai jas dan siswi harus memakai gaun dan ada pasangan yaa J

 

Ketua OSIS dan anggota

 

“BERPASANGANN ??” Chaehwa sangat terkejut ketika melihat katlimat ‘ada pasangan yaa’

“Chaehwa.. jangan keras keras. Semua orang memandang ke arahmu” Chaehwa melihat ke arah yang ditunjuk Sehun dan ternyata benar. Semua orang melihat ke arahnya dan berbagai cibiran pun sampai ke telinga Chaehwa

“dengan siapa aku berpasangan ?” gumam Chaehwa

“kenapa tidak dengan Chanyeol ?”

“dia sedang marah padaku. Dan aku rasa aku tidak akan datang karena tidak punya pasangan”

“aku rasa aku juga tidak datang”

“kenapa ? bukannya banyak yeoja yang ingin jadi pasanganmu ?”

“aku tidak bisa bersama mereka, mereka itu terlalu hyperaktif”

“hahahaha… Sehun.. Sehun. Kalau begitu kita berdua saja”

“mwo ? kita berdua ? nanti Chanyeol semakin marah padamu”

“dia kan ada Minri”

 

Sehun pun akhirnya mengiyakan ide dari Chaehwa. Namun Sehun agak ragu dengan keputusan itu. Chaehwa yang akan pergi ke toilet, menitipkan handphone yang dia pegang kepada Sehun dan tidak lama setelah Chaehwa memasuki toilet, handphone Chaehwa berbunyi

 

Neol Saranghagesseo… eonjaekkajina

Neol Saranghagesseo…jigeum I sungan cheoreom

I sesangeun nugu boda… Neol saranghagesseo

 

Dan tertera di layar sebuah nama yang sangat familiar Park Chanyeol. Nama itu semakin membuat Sehun bingung, tidak tau apa dia harus mengangkatnya atau tidak. Akhirnya Sehun pun memutuskan untuk mengangkat telepon itu

 

Sebelum Sehun sempat mengucapkan apa apa, orang di seberang sana dengan cepat mengucapkan kalimatnya lebih dulu. Namun suara itu bukanlah suara berat Chanyeol, melainkan suara seorang yeoja

 

“Chaehwa.. aku ingin bicara denganmu” Sehun masih belum mengucapkan sepatah kata. Dan orang di seberang sana sudah terlebih dulu berbicara lagi

 

“Chanyeol masuk rumah sakit, Chaehwa. Penyakitnya semakin parah dan dia butuh donor hati secepatnya. Aku harap kamu mau membantu mencarikan pendonor untuk Chanyeol. Dan satu lagi, Chanyeol sangatlah mencintaimu. Dia cemburu saat kamu bersama dengan laki laki lain. Dia rela menunggumu membalas e-mailnya selama apapun, tanpa minum dan makan pun susah. Aku mohon kamu mengerti Chaehwa”

 

Author POV end

 

Sehun POV

 

Aku tau dan sangat tau kalau laki laki yang dimaksud itu adalah aku. Aku laki laki yang selalu bersama Chaehwa sementara waktu ini dan membuat seluruh kehidupan Chaehwa berubah. Aku merasa bersalah dengan semua itu. Harusnya pada saat itu aku tidak dekat dengan dia, agar tidak terjadi hal seperti ini dan tidak ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatiku yang akan membuatku kehilangan dia suatu saat nanti. Dan suatu saat itu sekarang datang, dia akan kembali pada Chanyeol. Orang yang sangat mencintainya dengan tulus

 

“aku harus memberikan donor itu sebagai tanda permintaan maafku” batinku

“maaf.. Chaehwa sedang di toilet” ucapku pada penelpon di seberang sana

“kamu bukan Chaehwa, lalu kamu siapa ?”

“saya temannya”

“oh temannya.. kalau begitu tolong beritahu Chaehwa tentang itu tadi.”

“baiklah aku akan memberitahu nya”

“kamsahamnida”

 

Tidak lama setelah telpon terputus, Chaehwa keluar dari toilet dan aku memberikan handphonenya. Namun tentu saja aku tidak memberitahu tentang yang tadi sekarang. Semua rencanaku akan gagal sekarang juga dan Chanyeol akan tau dengan cepat

 

KRINGGG !!!

 

Bel istirahat selesai telah berbunyi, aku dan Chaehwa segera masuk ke kelas.

#skip#

 

Sekolah masih tetap gempar dengan pengumuman prom party tadi, mereka sangat tertarik mengenai itu. Namun , saat ini adalah saat yang tepat bagiku untuk melihat keadaan Chanyeol di rumah sakit –tanpa diketahui siapapun– dan besok mungkin aku akan mendonorkan hatiku untuknya

******

 

Sampai di lorong kamar rawat Chanyeol, aku dapat melihat seorang yeoja yang keluar dari ruangan itu.dan dia bergerak melewatiku. Dengan segera kulangkahkan kakiku menuju kamar Chanyeol. Disana dia hanya terbaring lemas dan dipasang berbagai alat ke tubuhnya. Tentunya aku tidak tega melihat itu. Aku akan bahagia jika melihat Chaehwa bahagia dengan orang yang dia cintai. Hubungan mereka kacau karena aku. Karena aku masuk ke tengah tengah mereka

 

Setelah dari kamar rawat Chanyeol, aku ke ruangan dokter untuk menanyakan apakah aku bisa mendonorkan hatiku pada Chanyeol. Aku pun diperiksa dan ternyata hatiku bisa didonorkan pada Chanyeol

 

“kapan kamu mau operasi ?”

“hmm.. besok pagi”

“baiklah saya tunggu.. tapi apa kamu benar benar yakin ? ini tidak main main. Operasi ini akan mengambil nyawamu, Sehun”

“aku yakin, dok. Aku siap apapun resikonya”

 

Sehun POV end

 

Tuesday, 12 June 2012 – 09:00 AM

 

“dok.. aku sudah siap” ucap Sehun dan dokter pun menyiapkan semua peralatannya

 

Operasi pun mulai berjalan

#skip#

Operasi pendonoran hati untuk Chanyeol sudah selesai. Dan hidup Sehun pun harus selesai sampai disini. Tubuh Sehun kini sudah ditutup menggunakan kain putih. Sedangkan kondisi Chanyeol berangsur membaik.

 

Other Side – Lee Chaehwa

 

Chaehwa menerima sebuah surat hari ini. Itu merupakan surat dari Sehun

“hahh.. Sehun.. Sehun.. untuk apa mengirim surat, besok kita juga ketemu” ucap Chaehwa sambil terkekeh kecil

 

Saat membacanya Chaehwa benar benar terkejut.

“kau bercanda kan Sehun” ujar Chaehwa yang mulai mengeluarkan air mata

 

For : Lee Chaehwa

 

Chaehwa… aku minta maaf sebelumnya kalau sudah membuat hubungan pertemananmu dengan Chanyeol hancur. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Mungkin ketika kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di dunia lagi. Kemarin, saat kau di toilet aku mendapat telpon dari seseorang yang memberitahu keadaan Chanyeol yang penyakitnya sangat memburuk. Dia sangat mencintaimu Chaehwa. Dan aku pun juga mencintaimu. Aku ingin kamu bahagia bersama orang yang kamu cintai yaitu, Chanyeol. Jadi aku memutuskan untuk mendonorkan hatiku untuknya agar dia bisa hidup bersamamu dan merelakan nyawaku. Hatiku kini ada di dalam tubuh Chanyeol yang akan selalu mencintaimu. Maaf, untuk acara itu aku tidak bisa hadir namun akan digantikan oleh Chanyeol. Aku senang telah mengenalmu. Terima kasih telah menemaniku selama ini J Semoga kau bahagia dengan Chanyeol selama lamanya

 

From you friend,

 Oh Sehun

 

Air mata yang mengalir di pipi Chaehwa semakin deras, dan disaat itu seekor kupu kupu datang menghampirinya

“Chaehwa.. tersenyum lah, Sehun melakukan ini untuk membuatmu bahagia. Jadi tetaplah ceria agar dia senang”

 

Chaehwa pun berusaha untuk tetap tegar. Dan dia segera memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk melihat Chanyeol dan juga Sehun

 

Other Side – Park Jiyeol

 

Jiyeol melihat sebuah surat di dalam tas tangannya. Dan kemudian dia membukanya

 

For : Park Chanyeol

 

Chanyeol, aku minta maaf karena selalu membuatmu tersingkir dari Chaehwa. Maaf aku menghancurkan segalanya. Mungkin saat kau membaca ini, hatiku sudah ada di dalam tubuhmu. Aku mencintai Chaehwa jadi tolong bahagiakan Chaehwa, jangan buat dia sedih. Aku senang jika kalian berdua bahagia dan selalu damai. Chaehwa sebenarnya sangat mencintaimu. Hanya saja waktu itu kau dekat dengan Minri dan hal itu membuat dia cemburu. Aku hanya sebagai temannya saja yang menerima setiap curhatannya, maaf lagi jika aku mengambil posisimu sebagai sahabatnya selama itu. Maafkan aku untuk segala kesalahanku. Semoga cepat keluar dari rumah sakit. Dan ikut ke acara prom party tanggal 16 juni besok. Chaehwa menunggumu. Annyeong Chanyeol J

 

From : Oh Sehun (Your enemy maybe)

 

Sekarang aku mengerti semuanya. Ini memang hanya kesalahpahaman antara Chaehwa dan Chanyeol. Aku berterima kasih padamu Sehun untuk segalanya yang telah kamu berikan pada Chanyeol.

 

Seoul Performing Arts High School – 7:00 PM

 

Chaehwa hanya bisa duduk sendiri di pesta ini karena dia tidak punya pasangan dan juga dia masih sedih atas kepergiannya Sehun, dia lah yang selama ini menemani Chaehwa. Sekarang Chaehwa merasa kesepian, Chanyeol sudah jarang bersamanya dan Sehun pergi meninggalkan dia selama lamanya. Chaehwa pun mulai menangis lagi

 

“jangan menangis putri cantik..” terdengar suara itu ditengah isakan Chaehwa. Itu adalah suara berat milik Chanyeol. Chaehwa pun membalikkan badan dan dia mendapati Chanyeol yang berdiri di belakangnya yang sudah memakai tuxedo dengan rapi.

 

Chaehwa POV

 

“jangan menangis putri cantik..” aku mendengar suara Chanyeol. Aku pun membalikkan badanku dan benar itu adalah Chanyeol dengan suara khasnya. Aku sangat merindukannya. Dia terlihat sangat tampan dengan tuxedo hitam itu. Senyumannya begitu indah.. dan juga tenang seperti senyum milik Sehun.

 

“apa aku boleh memelukmu, Chanyeol ?”

“tentu saja” jawabnya dengan sebuah senyuman terindahnya. Aku pun memeluknya erat. Aku sangat sangat merindukan Chanyeol. Gomawoyo Sehun

 

Chanyeol membawaku ke taman sekolah. Disana banyak sekali bintang bintang yang bersinar untuk menghias angkasa dan sekitarnya bulan. Disana bulan tidak akan kesepian karena ditemani bintang yang bersinar. Bulan itu adalah aku dan bintang bintang itu adalah Chanyeol dan Sehun

 

“Chaehwa.. saat ini di tubuhku ada hatinya Sehun, hati yang juga mencintaimu sama seperti diriku. Untuk itu.. aku ingin bertanya ‘nae yeojachingu doego jullae (apakah kamu mau menjadi pacarku ?’ kalimat ini untuk mewakilkan perasaanku dan perasaan Sehun terhadapmu” ucap Chanyeol sambil memegang kedua tanganku

 

“aku menerimanya” Aku memasang sebuah senyum di bibirku dan dibalas dengan senyum yang merekah dari Chanyeol. Dia memelukku lalu menyenderkan kepalaku ke bahunya “jangan pernah kasar lagi padaku dan jangan menangis lagi, Chaehwa. Aku akan selalu bersamamu. Jeongmal Saranghae”

 

“nado saranghaeyo… Yeollie oppa” Kami berdua pun tersenyum bersama dan bintang bintang di langit itu membentuk sebuah wajah dengan senyuman. Itu menandakan bahwa itu adalah senyum dari Sehun dan itu juga menandakan bahwa sekarang kita semua bahagia

 

The End

 



My Lovely Driver ( Chapter 2 )

$
0
0

lovely poster 2

My Lovely Driver ( Chapter 2 )

 

Author             : Kkamjong girl

 

Cast                 : Oh Ha Ra

Kai / Kim Jong In

 

Kris Wu

Han Ae Rin

Su Ho / Kim Joon Myun

Kim Mi Sun

 

Rating             : PG 13

 

Genre              : Angst, Romance

 

Length             : Chaptered

 

 

~~

 

 

Author POV :

 

 

“ Dimana bocah itu ? “

 

Ia mengedarkan matanya ke segala penjuru, dan sesekali menilik handphone nya, benda pemberian Chan Yeol. Jika ia membutuhkan bantuan dalam keadaan darurat. Tangannya menggenggam benda berwarna hitam itu erat-erat, menunjukkan betapa kesalnya ia saat ini. Karna seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang.

 

“ Jam 10 malam “

 

~~

 

Perlahan tapi pasti sebuah mobil bercat hitam gloss itu mengahampirinya, Hyundai.

 

“ Ya, setidaknya aku tidak menunggunya sampai pagi “ titah Ha Ra sembari memutar kedua bola matanya, kesal.

 

Akhirnya sang pemilik mobil keluar menampakkan batang hidungnya, Kim Jong In, setelah 2 jam yang lalu Hara menggerutu habis-habisan ,mengutuk seorang yang dianggapnya masih bocah itu.

 

Pria itu masuk ke mobil kembali ,bedanya sekarang ia duduk dikursi penumpang dan membiarkan Ha Ra menyetir untuknya.

 

“ Antarkan aku ke Sungai Han ? “ Perintah Jong In datar.

 

“ Mwo ? “ Apa ia tak salah dengar, wajah HaRa tampak sedikit bingung.

 

Tapi apa yang bisa Ia lakukan ,ia tau perintah Jong In tak bisa di ganggu gugat dan ia juga tak mau menghabiskan energinya untuk membantah bocah itu.

 

 

~~

 

 

Ha Ra memarkirkan mobilnya di pinggir jembatan Banpo, Ia melihat jam didashboard mobilnya sudah menunjukkan pukul 00.15 . Di jam ini biasanya ia sudah terlelap di kasurnya, sementara malam ini ia masih harus menuruti keinginan Jong In yang menurutnya konyol.

 

Pria itu turun dari mobil merasakan angin malam yang membelai kulitnya. Sementara Ha Ra lebih memilih singgah di mobil mengistiratkan tubuhnya barang sejenak. Walaupun ia tak yakin bisa memejamkan matanya dengan sungguh-sungguh.

 

Cukup lama ia memandangi Jong In yang hanya berdiri di tepian jembatan.

“ Apa bocah itu mau bunuh diri ? “ pikir Hara, tapi ia buru-buru mengusir rasa keingin tahuannya yang berlebihan itu.

 

Tak lama kemudian ia melihat Jong In mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kotak kecil.Ia melihat gerak gerik yang mencurigakan dari pria itu.

 

Jong In mengambil sesuatu kecil dari sana, sebuah pemantikpun sudah di genggamnya. Ia menyalakan pemantik itu dan sebuah rokok pun mulai dihisapnya.

 

“ Sejak kapan “ Tanya Ha Ra pada dirinya sendiri. Setaunya Jong In bukan seorang perokok.

 

Gadis itu mulai turun dari mobil, kemudian mendekati Jong In. Hanya berada di sampingnya. Sementara Jong In pun masih sibuk dengan rokoknya, sekarang ia yakin bahwa bocah dibawah umur itu benar-benar merokok.

 

Ha Ra memandangnya sekilas. ‘ tampak dewasa ‘ batinnya.

“ Boleh aku minta satu ? “ pinta Ha Ra dengan senyumnya.

 

Jong In tak menjawab hanya diberikannya sebatang rokok pada Ha Ra, dan menyalurkan api rokoknya pada rokok yang diberikanya untuk Ha Ra.

 

Ha Ra mulai menyesap rokoknya, “ uhuk uhuk “. Ia mengeluarkan asap dari hidung dan bibirnya membuatnya terbatuk-batuk. Ia heran mengapa benda seperti ini sangat disukai pria, padahal benda ini baru saja membuatnya hampir mati sesak napas.

 

Jong in menyunggingkan seringaiannya kembali, menatap Ha Ra dengan tatapan lucunya, sebenarnya ia tau Ha Ra, gadis itu menanggung beban yang lebih berat darinya. Tapi ia selalu terlihat ‘baik-baik saja’.

 

Perlahan senyum Jong In tampak lebih nyata dari sebelumnya. Ia tertawa ketika Ha Ra memaksakan diri untuk tetap menyesap rokoknya padahal itu terlihat tak biasa baginya.

 

“ Apa ada yang lucu Kim Jong In “ Tanya Ha Ra sakartis

 

Jong In menggeleng “ Aniyo “ Ia terkekeh kembali

 

“ Terkadang apa yang kita inginkan jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya “ Ungkap Hara tiba-tiba.

 

Matanya menatap lurus ke depan, tapi pikirannya mengawang entah kemana. Ia menoleh kearah Jong In yang sedang menyalakan rokok, untuk yang kedua kalinya.

 

“ Aku lihat kau benar-benar frustasi Kim Jong In ? “ Cibir Ha Ra, yang kemudian menyesap puntung rokoknya kembali.

 

“ Itu bukan urusanmu Oh Ha Ra ? “

 

Ha Ra memeletkan lidahnya pada Jong In, merasa masa bodoh dengan apa yang baru saja diucapkan bocah itu.

 

 

~~

 

 

Jong In masuk kedalam mobilnya sekejap, mengambil ransel hitamnya yang diletakkan dijok belakang.

 

Kemudian ia kembali mendekati Ha Ra, ketika gadis itu duduk dan bersandar pada bagian kepala mobil. Ia tersenyum kembali dan menjatuhkan tubuhnya disamping Ha Ra.

 

Pria itu membuka ranselnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Ia memegang sebuah botol.

 

“ Wine “ ketika Ha Ra mengalihkan pandangannya pada Jong In.

 

Jong In mengangguk.

 

“ Kau mengambilnya dari lemari Kim Young Won ? “ Tanya Ha Ra, Ia tau Appa Jong In selalu mempunyai stok wine yang banyak dilemarinya. Pria paruh baya itu sering menghabiskan sisa malamnya bersama minuman beralkohol itu, dan sekarang ketika pria itu sedang mengunjungi rumah judinya yang ada di Spanyol Jong In bisa dengan bebas mengambil wine dilemarinya.

 

Sementara ibu Jong In pergi entah kemana, wanita itu lelah dengan sikap suaminya yang terkadang semena-mena padanya. Walaupun tanpa bercerai, tapi ia hanya ingin menjauh dari pria yang kini dianggapnya ‘brengsek’ itu.

 

Jong In membuka penutup botol wine nya dan mulai meneguk minuman haram itu. Ia merasa sesuatu asing mengaliri tenggorokannya, dan seketika ia merasa jantungnya bekerja lebih cepat, kemudian ia meneguknya untuk yang kedua kali.

 

Ha ra memandang botol botol disampingnya, penasaran. Ia mengambil satu botol wine dan membuka penutupnya.

 

Jong In meliriknya sekilas, bahkan ia tak bermaksud mempengaruhi Ha Ra sedikitpun. Ia menatap Ha Ra ketika gadis itu menghirup aroma wine. Dan Tak lama kemudian gadis itu meneguknya.

 

Jong In merasa benar-benar bersalah, tapi apalah itu statusnya kini adalah majikan Ha Ra, dan ia sama sekali tak harus merasa seperti sekarang ini.

 

Gadis itu terus-terusan meneguk wine nya, Ia sudah hampir menghabiskan 2 botol. Sementara Jong In masih dalam kesadarannya.

 

“ Kim Jong In, kau terlihat sangat tampan “ Ucap Ha Ra ‘asal’ karna pengaruh alcohol,bahkan ia tersenyum seperti orang gila.

 

“ Kau mabuk “ Jong In menatap wajah Ha Ra yang memerah akibat mabuk,

 

“ Aku tidak mabuk “ Hara menggeleng cepat, “ Berikan padaku “ bahkan ia merebut botol milik Jong In yang kini di pegangangnya. “ Ya !! kau menghabiskannya Jong In, babo “

 

Jong In melirik tajam kearah gadis itu. Gadis yang baru saja mengatakannya bodoh. “ Kau yang Bodoh “ gumam Jong In.

 

Tak lama kemudian gadis itu terjatuh di bahu  Jong In, Matanya terpejam tapi bibirnya masih meracau tak jelas.

 

“ Oppa, kenapa kau putuskan aku “ gumam Ha Ra tak jelas.

 

Ha Ra berusaha bangkit kembali, sialnya, kepalanya begitu berat dan ia tak bisa membuka matanya dengan sempurna. Dan keadaan ini membuatnya terjatuh didada Jong In.

 

“ Ya !! Gadis bodoh apa yang kau lakukan ? “ Bentak Jong In.

 

Tapi percuma gadis yang dimakinya itu sudah kehilangan kesadaran.

 

Pria itu menyibakkan rambut Ha Ra, dan menemukan wajah lain disana, bukan wajah jutek yang sering ia lihat tapi wajah seperti bayi dengan 2 pipi yang merah dan bibir yang merekah.

 

“ Oppa “ gadis itu membuka matanya tapi masih terlihat sayu, ia menyunggingkan senyum manisnya.

 

Sementara Jong In merasa sedikit salah tingkah dengan sikap gadis yang saat ini berada dalam pangkuannya.

 

“ Joon Myun Oppa “ gumam Ha Ra, gadis itu berusaha bangkit kembali, kali ini kedua tangannya memeluk leher Jong In agar bisa mensejajarkan tubuhnya pada pria itu.

 

Di lain sisi Jong In merasa semakin gugup terlebih ia merasakan dentuman-dentuman tak biasa pada dadanya ketika gadis itu sekarang berada dalam pelukannya.

 

“ Oppa, kau sangat jahat “ Ucap Ha Ra “ Kau tau hatiku sakit “ sementara tangannya membelai pipi Jong In lembut. Gadis itu kembali tersenyum, tapi sedetik kemudian ia menangis.

 

“ Apa hubungannya gadis ini dengan Joon Myun yang notabene adalah kekasih noonanya ? “ pikir Jong In, tapi saat ini perasaannya semakin membuncah entah kenapa, apa gara-gara wine yang baru saja diteguknya atau gara-gara gadis ini semakin lama semakin memeluknya.

 

Bahkan wajah Ha Ra kini tak lebih dari 5 cm dari wajahnya, ini benar-benar membuat nalurinya semakin tergugah.

 

“ Oppa, aku sangat mencintaimu “ racau Ha Ra, yang kemudian semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Jong In. Pria itu dapat merasakan aroma alcohol begitu kuat dari bibir gadis itu.

 

 

~~

 

 

Ia dapat merasakan terik menyusup kedalam matanya, ketika mereka masih terpejam. Gadis itu memegang kepalanya yang terasa berat dan perutnya sedikit mual. Juga kedua matanya terasa sedikit kabur.

 

“ Aku dimana “ Ucap gadis itu, Ia mencoba memulihkan kesadarannya, mengamati dimana ia berada saat ini.Ya, ia berada si dalam mobil Jong In.

 

Ia mencoba memutar kembali ingatannya. Semalam ia mengingatnya, merokok bersama bocah itu kemudian meminum wine dan Ia mendapati tubuhnya kini berada dalam mobil. Ia mengedarkan matanya kembali dan tak menemukan Jong In disana.

 

“ Apa yang terjadi semalam “ bahkan ia hanya mengingatnya sebagian.

 

Tak lama kemudian Jong In membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.

 

“ Huaaaaaa “ teriak Ha Ra memekakan telinga siapapun yang mendengarnya, berbeda dengan Jong In yang terlihat masa bodoh.

 

Bagaimana tidak, pria itu masuk kedalam mobil dengan bertelanjang dada, menampakkan badannya yang seperti TV flat. Membuat Ha Ra berpikir yang tidak tidak tentang kejadian semalam yang bahkan ia tak mengingatnya.

 

“ Apa yang kau lakukan padaku Kim Jong In !! “ bentak Ha Ra, yang kini ketakutan.

 

Jong In menajamkan penglihatannya pada gadis itu “ Kau tidak ingat apa yang kau lakukan padaku semalam ?” Ucap Jong In, dengan seringaian khasnya. Seakan-akan Dia lah yang bersalah, bukan aku.

 

“ Wae ? “

 

Pria itu berdecak kesal “ Semalam kau muntah di bajuku ? “ Ucap Jong In sebal. Tanpa menceritakan kejadian sebelumnya mengenai ciuman itu.

 

“ Mwo ? “ Ha Ra terkejut. Benar semalam ia merasa mabuk, tapi mengenai muntah di baju Jong In ia sama sekali tak mengingatnya.

 

Ia menatap Jong In, dan entah kenapa pikirannya tiba-tiba menyimpang. “ Hara baboya ! Apa yang kau pikirkan hah !! “Ucapnya dalam hati.

 

“ Cepat kita pulang “ perintah Jong In, membuyarkan lamunan Ha Ra.

 

“ Ne “

 

 

~~

 

 

Ha Ra memarkirkan mobilnya, disamping mobil-mobil mewah lainnya di garasi rumah keluarga Kim.

 

Ada satu mobil yang tak asing baginya, bukan milik keluarga Kim. Mobil Sport bercat abu itu terparkir cantik di depan rumah Keluarga Kim, Chevrolet Mi Ray.

 

“ Joon Myun “  Gadis itu yakin mobil itu milik mantan kekasihnya. Tapi ia buru-buru menghilangkan perasaannya sekarang, ia tak ingin terjebak dalam masa lalunya.

 

Tangannya terkepal erat, Ia benar-benar ingin menangis sekencang-kencangnya saat ini juga. Lagi-lagi ia harus menyaksikan pria yang masih dicintainya bersama wanita lain.

 

~~

 

“ Oppa “ panggil Mi Sun manja. Ia memandang pria berkulit putih susu itu seakan baru pertama melihat kekasihnya. Ya, ia memang selalu kagum pada charisma dan ketampanan Joon Myun yang melebihi batas normal.

 

Ia merasa beruntung sekarang pria itu menjadi miliknya, seutuhnya. “ gomawo untuk malam tadi “ ucap Mi Sun.

 

Gadis mana yang mau menyia-nyiakan pria setampan Joon Myun. Apalagi semalam pria itu mengajaknya makan malam di restoran mewah. Makan malam romantis, hanya berdua.Dengan itu Ia sudah bisa membayangkan betapa mewahnya pernikahannya dengan Joon Myun kelak.

 

Joon Myun tersenyum tulus, benar-benar cantik seperti malaikat. Tidak ada yang menyangka seorang pria seperti Joon Myun bisa memutuskan mantan kekasihnya, Ha Ra dengan kejam.

 

Ha Ra masih disana berdiri mematung tak lebih dari 5 meter dari keberadaan Joon Myun dan Mi Sun saat ini.

 

Mi Sun memeluk pria itu erat, Ia melirik kearah dimana Ha Ra masih menatapnya. Ia memang sengaja membuat Ha Ra sakit hati. Ia pasti begitu puas mengalahkan musuhnya, menghancurkan hatinya hingga bagian terdalamnya.

 

Hatinya benar-benar sakit saat ini, air mata itu tak dapat ia kendalikan lagi jatuh begitu saja. Yang gadis itu inginkan hanya lari saat ini juga ,berteriak melupakan pria kejam seperti Joon Myun. Tapi ia tak bisa ,kakinya tiba-tiba saja terasa kelu tak bisa ia gerakkan sama sekali. Ia benci keadaan seperti ini.

 

Tak lama kemudian ia merasakan ada sepasang tangan yang merengkuh pinggangnya, membawanya kedalam sebuah pelukan. Ia bisa menangis sekarang di bahu pria itu.

 

Tapi siapa pria itu, pandangannya kabur oleh air mata ditambah pria itu lebih tinggi darinya. Ha Ra menyeka air matanya asal, ia mendongak, berusaha mencari tau siapa pria yang memeluknya kini.

 

“ Jong In “ pekik Ha Ra.

 

Jong In menyeringai, “ Aku hanya ingin membantumu “ Ucapnya tepat ditelinga kiri Ha Ra, yang entah kenapa membuatnya bergidik.

 

Ia menunduk, membiarkan Jong In kembali memeluknya bahkan lebih dalam dari sebelumnya.

 

Jong In tak tau, apa yang terjadi diantara Ha Ra, Joon Myun dan noonanya, yang pasti ia tau, Joon Myun adalah seseorang yang berarti dalam kehidupan gadis itu.

 

 

~~

 

 

Suara dentingan antara piring dan sendok begitu kentara di ruangan ini. Ruang dimana Tuan Wu Xian, Appa Kris sedang makan malam bersama keluarganya. Nampak pria itu duduk di kursi utama sementara Istrinya duduk di sebelahnya.

 

“ Kris, ada yang ingin appa bicarakan “ Ujarnya

 

Kris mengangguk menanti apa yang akan di ucapkan ayahnya selanjutnya.

 

Sementara istrinya, Nyonya Mi Nyeon menatap suaminya seolah ia harus mengatakan ini sekarang juga.

 

“ Kami akan pergi ke China untuk sementara waktu , menengok Kakekmu yang sedang sakit keras “ tutur wanita paruh baya itu.

 

Kris tak ingin menatap wanita itu, ia memang selalu acuh tak acuh pada ibu tirinya itu.Ia tau wanita itu baik, tapi sayangnya ia belum bisa menerima wanita itu sebagai ibunya.

 

“ Aku harap kau bisa menjaga Ae Rin dengan baik selama kami tidak dirumah “ lanjut Appanya.

 

Kris diam, bahkan beberapa taun belakangan ketika Ia dan Ae Rin menjadi saudara, ia belum pernah sama sekali berkomunikasi dengan gadis itu.

 

“ Tapi Appa … “ protes Ae Rin, Ia tak ingin berada di posisi seperti ini. Ia sudah selalu mencoba mendekati Kris, tapi yang ada ia selalu sakit dengan penolakan yang di lakukan oleh Kris selama ini.

 

“ Oppamu akan menjagamu Ae Rin, benar kan Kris ? “ Tanya Nyonya Wu

 

Kris tak memberi jawaban sama sekali, membuat suasana semakin canggung. Ini bukan seperti sebuah keluarga tapi orang asing yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan Kris.

 

Dan beberapa menit kemudian setelah ia menghabiskan makanannya ia segera meninggalkan ruang makan yang sama sekali sudah tak nyaman baginya.

 

 

~~

 

 

“ Oppa, aku sangat mencintaimu “ racau Ha Ra, yang kemudian semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Jong In. Pria itu dapat merasakan aroma alcohol begitu kuat dari bibir gadis itu.

 

Dalam hitungan detik bibir gadis itu mendarat mulus dibibir Jong In, ia dapat merasakan betapa lembutnya bibir gadis itu dibibirnya.

 

Ha Ra semakin mengeratkan pelukannya pada leher Jong In sementara pria itu tak menolak ataupun membalas ciuman Ha ra yang semakin intens pada bibirnya.

 

“ Joon Myun Oppa “ bisik Hara disela-sela ciuman mereka.

 

Jong In membuka matanya yang sempat ia tutup karna menikmati ciuman itu, ia sadar bahwa bukan ia yang ada dipikiran Ha Ra saat ini, tapi orang lain. Apakah ia memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ?, pikir Jong In.

 

Ia hanya seorang pria normal yang punya nafsu itu saja ‘tidak lebih’. Ataupun menggunakan perasaan ketika berciuman dengan Ha Ra.

 

Jong In melepaskan tautan bibir mereka, merasa apa yang ia lakukan adalah salah. Ia menatap mata Ha Ra yang tampak sayu, dan kedua pipinya semakin merah. Gadis itu kembali tersenyum dan entah kenapa membuat Jong In ikut tersenyum padanya.

 

“ Ya! Kim Jong In apa kau juga mabuk hah!!” rutuknya pada diri sendiri.

 

Ia merasa ada sesuatu yang salah pada Ha Ra. “ OH HA RA…….!!! “ teriak Jong In. Dan tanpa di duga gadis itu mengeluarkan seluruh isi perutnya tepat di badan Jong In.

 

 

PLETAAAAK!!!!

 

 

Pria itu mengusap kepalanya yang terasa berdenyut. Diakibatkan sesuatu yang lumayan keras membentur kepalanya. Jong In menatap sekelilingnya bingung, sementara teman sebangkunya Kyung So berkomat-kamit, seperti hendak mengatakan sesuatu yang penting padanya.

 

“ KIM JONG IN , APAKAH LAMUNANMU ITU LEBIH PENTING DARIPADA MATERI FISIKA YANG SEDANG AKU TERANGKAN !!! “ Seru Jang Seosangnim,

 

Teriakan guru killer itu membuat seluruh kelas mendadak sepi, mereka menghentikan aktifitas mereka sejenak menatap seosangnimnya yang sedang marah.

 

Teriakan seosangnimnya itu lumayan membuat telinganya tuli “ Aish “ desah Jong In.

 

“Beresi barang-barangmu ,pergi dari kelasku ,dan kerjakan BAB 5 sekarang juga !!! “ Perintah Jang seosangnim.

 

Sementara Jong In masih menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

 

~~

 

 

Pria berkulit coklat itu merasa ada yang salah pada dirinya sejak kemarin. Memikirkan sesuatu yang ia sendiri tak tau apa itu, Apakah Ae Rin yang membuatnya seperti ini.? Wanita yang di jodohkan denganya sejak tahun lalu itu.

 

Ia menyusuri koridor sekolah yang nampak sepi, Pria itu menghentikan langkahnya ketika melihat seorang gadis di ruang kesenian.

 

Gadis itu menggerakkan tubuhnya seirama musik jazz yang sedang diputarnya. Jong In terus menatap gerakan demi gerakan yang dilakukan gadis itu. Dan ia hanya bisa tersenyum dari kejauhan.

 

Gadis itu, Ae Rin menghentikan gerakannya ketika ia tau ada seseorang yang  sedang mengawasinya dari kejauhan.

 

“ Oppa “ lirih gadis itu.

 

Ia cukup terkejut dengan kehadiran Jong In.

 

“ Apa aku mengganggu ? “ Tanya Jong In sembari berjalan menghampiri Ae Rin, Pria itu tampak cool dengan seragam berwarna kuningnya.

 

Ae Rin menggeleng, “ Ada yang ingin aku bicarakan padamu Oppa “ Ujar Ae Rin lirih seraya menjatuhkan tubuhnya di lantai yang terbuat  dari marmer itu.

 

“ Wae ? “ Tanya Jong In, Ia menatap Ae Rin penuh Tanya.

 

“ Mianhae untuk yang kemarin “ Ucap Ae Rin, sesekali matanya melirik kearah Jong In, sekilas.

 

“ gwenchana “ Jong In duduk disamping Ae Rin ia masih tersenyum, memperhatikan gadis di sampingnya.

 

Gadis itu tampak anggun dengan pakaian ballet pinknya. Rambut coklatnya digulung keatas menampakkan leher putihnya yang jenjang. Benar-benar cantik.

 

Ia tersenyum “ Aku tidak akan menghindar lagi Oppa, aku …” ucap Ae Rin terputus “ Aku akan berusaha menyukaimu “ Ia menatap reaksi Jong In.

 

“ Gwenchana, aku tidak akan memaksamu ..”

 

Tapi seketika Jong In dikejutkan oleh tindakan Ae Rin, gadis itu tiba-tiba menciumnya, tepat dibibir.Hanya beberapa detik saja kemudian melepasnya.

 

Ia hanya terkejut, tapi ia merasakan jantungnya masih normal.

 

“ Bagaimana kalau nanti pulang denganku ? “ Ajak Ae Rin beberapa detik kemudian.

 

 

~~

 

 

Gadis itu berdecak kesal sesekali ia meniup poninya, bosan.

 

“ Apa sih yang sedang bocah itu lakukan ?” desis Ha Ra, biasanya Jong in pulang jam 2 dan sekarang ia menatap jam di tanganya “ pukul 3 “

 

Parkiran mobilpun sudah terlihat sepi hanya ada beberapa mobil saja yang masih tinggal.

 

Ya, inilah nasibnya “ Awas saja kau Kim Jong In “

 

Ha Ra menatap 2 orang berjalan kearahnya dan ia yakin salah satunya adalah Jong In. Si yeoja tampak anggun dengan rambut panjang coklatnya dan si Namja tampak begitu cool. Mereka tampak serasi, apalagi kalau dilihat dari kekayaan keluarga mereka masing-masing.

 

Ae Rin adalah anak pemilik kerajaan bisnis keluarga Han, sementara Jong In juga tak kalah kaya, Ia adalah anak dari pemilik rumah Judi Internasional Kim Young Won, Siapa yang tidak kenal mafia kelas kakap itu.

 

Kim Young Won Bandar sekaligus pemilik rumah judi internasional yang berpusat di Spanyol, sedangkan di Korea pria paruh baya itu mendirikan beberapa Hotel mewah, sebagai kedok bisnis utamanya saat ini. Pria itu bahkan beberapa kali melakukan pencucian uang dengan membeli beberapa mansion secara illegal.

 

Mereka menghampiri Ha Ra yang sedang mondar-mandir didepan mobilnya.

“ Mianhae, kami datang terlambat “ Ucap Ae Rin, seraya tersenyum kearah gadis di depannya itu.

 

“ Gwenchana “ Ha Ra menggeleng dengan cepat, merasa tak enak hati. Walau bagaimanapun ia merasa hanya sebagai sopir disini.

 

“ Kami akan berkencan jadi “ ujar Ae Rin terputus.

 

“ Jadi lebih baik kau pulang duluan saja “ lanjut Jong In. “ Kau bisa pulang naik taxi “

 

Ha Ra memutar bola matanya, “ lagi lagi ia harus pulang dengan berjalan kaki “ pikirnya. Apa ia harus meminta uang pada Jong In , dan bilang bahwa ia tidak punya uang sama sekali ? rupanya ia harus memutuskan urat malunya untuk hari ini.

 

Ia melirik ke arah Ae Rin sekilas, “ Apa aku boleh… “ ujar Ha ra terputus

 

“ Jika noona menanyakan aku, bilang saja aku akan pulang larut. Arraseo ? “

 

“ Ne, tapi… “ Ha Ra menggaruk kepalanya.

 

“ Baiklah “ Ucapnya pada udara kosong, membiarkan kata-katanya barusan menguap begitu saja.

 

Karna Jong In sudah berbalik memasuki mobil Hyundainya, begitu juga Ae Rin. Dan Ha Ra hanya bisa menatap kepergian sepasang kekasih itu secara mengenaskan. Ia bisa memastikan akan berjalan sekitar 5 Km hari ini.

 

“ Sial “ Batinnya.

 

Apakah cupid akan berada dipihaknya lagi kali ini, sama seperti ketika ia dipertemukan dengan Kris waktu itu ,kemudian Pria itu bisa mengantarnya.

 

“ Aigoo, apakah keberutungan bisa datang 2 kali ?”

 

 

~~

 

 

Gadis itu masih berjalan meninggalkan gedung School of performing Arts dengan langkah kecilnya, ketika sebuah mobil dari lawan arah tiba-tiba berhenti tepat didepannya.

 

Seorang pria bertubuh tinggi dari dalam mobil itu keluar, menampakkan sosoknya yang benar-benar perfect dengan jas hitamnya.

 

“ Kris “

 

Pria itu menghampirinya, “ Ha Ra, apa yang sedang kau lakukan ? “ Tanya Kris sambil membenarkan jasnya.

 

“ Aku sedang menunggu taksi “ Jawabnya berbohong. Ya, disaat yang tepat terkadang berbohong itu perlukan ?, pikirnya.

 

“ Kau ?”

 

“ Aku…. “ Kris terlihat sedikit berpikir “ aku menjemput….. Ae Rin “ jawabnya.

 

“ Umm “ Ha Ra menggumam “ Tapi sayangnya Ae Rin sudah pulang dengan Jong In sekitar 5 menit yang lalu “ ujar Ha Ra menjelaskan.

 

Kris terlihat menghela nafas.

 

3 Jam yang lalu Appa Kris menelfonnya memaksa anaknya itu untuk menjemput Ae Rin. Kris menolaknya dengan alasan meeting. Tapi appanya terus-terusan memaksanya dan mau tak mau ia harus menuruti permintaan appanya itu.

 

Appanya memang sangat menyayangi Ae Rin. Orang tua mana yang tidak bangga pada putri secantik itu, selain itu Ae Rin juga termasuk anak yang penurut dan pintar. Ia yakin Appa nya itu pasti lebih menyayangi Ae Rin ketimbang dirinya yang notabene adalah anak kandungnya sendiri.

 

Pria paruh baya itu tau hubungan ke dua anakanya tidak terlalu baik. Ia hanya berpesan pada Kris agar menjaga Ae Rin, setidaknya sampai kedua orang tuanya itu kembali dari China.

 

“ Kris “ panggil Ha Ra, gadis itu terlihat berpikir sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

 

Sementara Kris masih menatapnya “ Waeyo ? “ Tanya Kris.

 

“ Bisa antarkan aku ke rumah Jong In ? “ pinta Ha Ra seraya tersenyum menampakkan sederet gigi-gigi putihnya.

 

 

~~

 

 

“ Jadi sekarang kau bekerja di rumah Jong In ? “ Tanya Kris sembari melajukan mobilnya tapi sesekali matanya melirik kearah Ha Ra yang saat ini duduk disampingnya.

 

Gadis itu mengangguk.

 

Sebenarnya masih banyak pertanyaan di benak Kris mengenai Ha Ra, yaitu sejak kapan ia bekerja di rumah Jong In, bagaimana bisa gadis itu terlibat urusan dengan Keluarga Kim rentenir. Tapi ia buru-buru mengurungkan niatnya. Mungkin itu adalah privasi Ha Ra yang harus ia hormati dan mungkin suatu saat nanti ia juga akan mengetahuinya, tapi tidak sekarang.

 

“ Sepertinya ini bukan jalan ke rumah ? “ Tanya Ha Ra. Ia menatap sekelilingnya bingung.

 

“ Kau pasti belum makan ? “

 

Ha Ra menggeleng.

 

Kris tersenyum, tebakannya benar-benar jitu.

 

Beberapa detik kemudian gadis itu tersenyum. Ia benar-benar bahagia, hari ini ia mendapatkan 3 keberuntungan sekaligus.yang pertama ia bertemu namja tampan, Kris.

 

Yang kedua namja itu mengantarnya pulang, jadi ia tak perlu capek-capek berjalan kaki. Yang ketiga Kris mengajaknya makan di restoran.

 

Wow, hatinya benar-benar berbunga-bunga. Dan gadis itu tak henti-hentinya mengembangkan senyumnya selama berada dalam mobil.

 

 

~~

 

 

“ Bagaimana hubunganmu dengan Joon Myun ? “ Tanya Kris tiba-tiba, membuat Ha Ra yang sedang menyesap coffe latte nya tersedak.

 

Ia menggigit bibir bawahnya, merasa bingung apa yang harus ia katakan pada Kris.” Kami sudah tidak bersama “ Ucap yeoja itu terbata.

 

Ia tersenyum canggung, membuat Kris memandangnya iba. “ Mianhae “ Ucap Kris

 

Tapi disisi lain ada kelegaan di hati Kris, Gadis yang disukainya sudah tak punya namjacinggu lagi.

 

“ Ha Ra, kau ingat waktu SMA dulu kau pernah mematahkan lehermu saat latihan high jump “ Kris mencoba mengalihkan pembicaraan yang sepertinya tak nyaman untuk Ha Ra.

 

Yeoja itu menggembungkan kedua pipinya, sebal. Ia ingat betul masa-masa itu “ Ya, leherku patah, dan aku harus menggunakan penyangga leher selama sebulan “ Ujarnya ketus.

 

Kris semakin tertawa, “ Kau berjalan seperti robot “

 

“ Aku tak bisa menengok selama sebulan “ lanjut Ha Ra ,Ia ingat betul penderitaannya saat itu, dan entah kenapa Kris malah menertawakannya. Ia benar-benar kesal pada Kris.

 

“ Yang aku heran, lehermu yang sakit tapi kenapa jalanmu jadi seperti itu ?” lanjut Kris lagi, bahkan namja itu tertawa semakin keras.

 

Ha Ra melipat kedua tangannya kedepan, ia memicingkan kedua mata kucingnya kearah Kris. Membuat namja itu bergidik.

 

“ Sepertinya kau bahagia sekali mengingat penderitaanku, Wu Yi Fan ? “

 

“ Aniyo “ elak Kris sembari menghentikan tawanya.

 

Ha Ra masih menatapnya, ia tersenyum pada namja itu. Ternyata Kris jauh lebih tampan ketika ia tersenyum, tidak seperti sebelumnya yang ia lihat Kris yang begitu dingin.

 

“ Kris “

 

 

~~

 

 

Jong In menajamkan penglihatannya, Ia menatap seseorang yang sepertinya tak asing. Ternyata kedatangannya bersama Ae Rin di caffe ini telah disambut sesuatu yang benar-benar membuatnya tak nyaman.

 

“ Oh Ha Ra “ desis Jong In

 

Pria itu menarik tangan Ae Rin kasar, membuat yeoja itu sedikit terkejut. “ Oppa “ pekik Ae Rin.

 

Ae Rin membelalakkan matanya seketika, ketika Jong In membawanya kehadapan 2 orang yang sudah pasti ia mengenalnya.

 

“ Kris Oppa “

 

Gadis itu menemukan oppanya dalam keadaan ‘berbanding terbalik’ dari orang yang selama ini ia kenal. Pria yang begitu dingin ,kini ia tertawa lepas. Apalagi ada seorang yeoja disampingnya, Ha Ra.

 

“ Oh Ha Ra “ panggil Jong In, yang kini sudah berada tepat dibelakangnya, membuat gadis yang sedetik lalu dipanggilnya itu menoleh.

 

Ia melebarkan matanya “ apa yang sedang dilakukan bocah ini disini “ batin Ha Ra.

 

“ Bukankah tadi aku menyuruhmu pulang “

 

“ Aish “ desah Ha Ra. Yeoja itu memutar otaknya, mencari alasan yang masuk akal.

 

“ Aku belum makan siang, jadi apa salahnya jika aku mengisi perutku. Atau kau mau aku mati kelaparan ya ? “ Ucap Ha Ra asal.

 

Memang tidak ada yang salah, pikir Jong In, tapi kenapa harus bersama si Playboy ini.

 

 

~~

 

 

Sejak kedatangan Jong In dan Ae Rin 15 menit yang lalu, suasana menjadi canggung. Ha Ra sibuk mengaduk coffe latte nya, bosan. Sementara Jong In masih melipat kedua tangannya ke depan dan sesekali melirik kearah Ha Ra.

 

Entah kenapa Kris, sikapnya kembali seperti semula, terlihat dingin dan mengerikan. Sementara Yeoja yang duduk disebelah Jong In itu hanya menunduk, Ae Rin.

 

Ae Rin tampak sedikit merengut, kenapa Jong In membawanya kesini ? KenapaIa harus duduk tepat didepan Kris ?, Kenapa Jong In tak membawanya ke tempat lain saja ?Otaknya benar-benar diserang beribu pertanyaan yang membuatnya mual.

 

Jong In melirik ke Arah Ha Ra untuk yang kesekian kalinya “ Darimana gadis itu mengenal Kris ? “ pikirnya, sembari memicingkan kedua mata sipitnya.

 

Disaat yang bersamaan Ha Ra melirik ke arah namja itu. “ Dasar, bocah ingusan selalu saja membuatku susah “ dengus Ha Ra

 

“ Kim sajangnim, apa kau tak punya urusan lain yang harus kau kerjakan ? “ cibir gadis yang masih menatap Jong In itu.

 

“ Itu bukan urusanmu noona “ balas Jong In. “ Bagaimana kalau sebaiknya kau kembali kerumah saja, bukankah masih banyak yang harus kau kerjakan, Oh Ha Ra “ Ucap Jong In sombong, merasa ialah yang mengusai gadis itu.

 

“ Mwo ? “ apa yang dikatakan bocah itu. “ Mianhae Kim sajangnim, bukankah aku hanya digaji untuk menjadi sopir ? Aigoo, aku lupa, bahkan kau tak menggajiku sama sekali “ Ucap Ha Ra bersungut-sungut.

 

“ Mwo ? “

 

“ Kau bilang kau ini sangat kaya raya tapi … “ Ha Ra menggeleng, seakan meremehkan seseorang bernama Kim Jong In.

 

Harga diri Kim Jong In benar-benar jatuh dimata Ae Rin. Itulah yang namja itu pikirkan saat ini. Ingin sekali ia menyumpal mulut gadis itu dengan kaus kaki Eun Hyuk hyung yang terkenal bau itu.

 

Kris dan Ae Rin hanya menatap 2 orang disampingnya yang ribut, memperdebatkan hal yang mereka sendiri tak mengerti.

 

“ Apa yang kau katakan ? dasar gadis jadi-jadian “ Umpat Jong In. “ Lihat saja, mana ada seorang gadis berpenampilan seperti itu “ Ia membandingkan Ha Ra dengan kekasihnya Ae Rin, “ benar-benar seperti langit dan bumi “ Ucapnya menyeringai.

 

“ Apa kau bilang hah !!!! “ Bentak Ha Ra seraya bangkit dari kursinya.

 

“Kau gadis jadi-jadian “ balas Jong In yang juga bangkit dari kursinya.

 

“ Mwo ??!! “

“ Setidaknya aku bukan seorang pria yang seenaknya dan kasar sepertimu “ Ucap Ha Ra melemah, tapi masih dalam penekanan si setiap ucapannya.

 

“ Siapa yang kau maksud seenaknya hah ?! “ Balas Jong In lagi.

 

“ pikir saja sendiri “ Ujar Ha ra sembari meninggalkan mejanya. Ia lelah berdebat dengan Jong In.

 

Jika tidak mengingat ummanya yang sedang sakit mungkin ia lebih memilih kabur atau masuk penjara dari pada berurusan dengan bocah menyebalkan ini.

 

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan caffe, atau lebih tepatnya neraka jika ada Kim Jong In di dalamnya.

 

 

~~

 

 

Seorang namja mengenakan sweater berwarna pastel menyusuri lobby rumah sakit St Mary Seoul. Terlihat setidaknya 95% orang disekitarnya paling tidak 3 x mencuri pandang kearah namja yang berpenampilan charismatic itu.

 

Pria tampan berkulit putih susu itu tampak begitu mempesona dengan rambut coklatnya.

 

“ Anyeong “ sapa namja itu ramah.

 

Beberapa saat lalu namja itu memutuskan untuk pergi ke bagian administrasi terlebih dahulu sebelum menjenguk seseorang yang sudah dianggap sebagai omonimnya sendiri.

 

“ Saya ingin mengurus biaya administrasi atas nama Nam Hye Seok ? “ Ujarnya.

 

Suster itu tersenyum “ Ne, silahkan tunggu sebentar “ jawabnya

 

Wanita berpakaian serba putih itu terlihat serius mengetik sesuatu di keyboardnya. Setelah selesai ia menyerahkan sebuah bill pada namja berwajah malaikat itu.

 

Tanpa perlu berlama-lama ia segera menandatangani persetujuan tagihan itu, dan menyerahkan sebuah credit card untuk membayarnya.

 

“ Gomawo “ ucapnya dan kemudian segera pergi menuju ruang rawat omonimnya.

 

 

~~

 

 

Ha Ra nampak melangkahkan kakinya lebar-lebar, sesekali ia mengusap peluh yang mengalir di dahinya.

 

Setidaknya ia bisa berjalan menuju rumah sakit yang jaraknya lumayan dekat dari caffe yang baru saja dikunjunginya. Ia bisa menenangkan diri di tempat itu. Dan ia juga akan menceritakan semua yang dialaminya pada Ummanya, walaupun ia tak tau apakah Umma bisa mendengarnya atau tidak.

 

“ Huft “ desah Ha Ra,

 

Setelah beberapa menit ia menyusuri koridor rumah sakit, ia menemukan ruang dimana Ummanya dirawat.

 

Begitu ia sampai dikamar Ummanya, Ia mendengar seseorang sedang mengajak Ummanya berbicara “ Chan Yeol Oppa “ pikir Ha Ra.

 

Ia segera membuka pintu dan yang ia temukan bukan Chan Yeol melainkan seorang namja yang tak ingin ia temui lagi.

 

“ Joon Myun “ Pekik gadis itu.

 

Namja yang pernah menyakitinya itu sedang menggenggam tangan Ummanya. Hatinya serasa mencelos, kenapa ia harus selalu bertemu dengan namja itu, disaat ia ingin melupakan sisa-sisa kenangan indah bersamanya ?

 

Joon Myun terlihat sedikit terkejut dengan kehadiran Ha Ra. Setaunya gadis itu sedang menjemput Jong In di sekolah.

 

“ Bagaimana kabarmu Oh Ha Ra ? “ Sapa namja itu sedikit canggung.

 

Ha Ra mengangguk pelan “ seperti yang kau lihat “ jawab Yeoja itu seraya tersenyum miris, mengasihani dirinya sendiri.

 

Namja itu menatap Ha Ra, ternyata gadis itu masih sama seperti dulu ketika ia masih menjadi kekasihnya tapi saat ini badannya terlihat sedikit lebih kurus.

 

Ia tersenyum merasa ia adalah seorang penjahat yang kejam. Apa yang pernah ia lakukan pada gadis itu sungguh diluar batas.

 

Disaat gadisnya itu terjatuh dan butuh seseorang disampingnya tapi ia justru meninggalkannya. Melukai perasaannya, padahal ia tau seberapa besar cinta gadis itu padanya.

 

“ Aku berharap kau bisa lebih bahagia “ Ucap namja itu lagi-lagi menampakan senyum ramahnya.

 

“ tentu saja “ jawab Ha Ra , Ia mengalihkan pandangannya dari namja itu.

 

“ Baiklah, maaf aku harus pergi “ Ujar Joon Myun sembari meninggalkan tempatnya sekarang.

 

“ tunggu dulu Joon Myun ssi “ panggil Ha ra tercekat, membuat namja yang kini berada di ambang pintu itu menoleh kearahnya.

 

“ Apa kau yang membayar tagihan rumah sakit Ummaku selama beberapa minggu terakhir ini ? “ Tanya gadis itu seraya menatapnya tajam.

 

“ Umm , kau bisa mengembalikan uang itu kapanpun kau mau “ jawab namja itu santai, dan lagi-lagi ia tersenyum sekilas kemudian meninggalkan Ha Ra yang masih mematung di tempatnya kini.

 

Air mata gadis itu kembali mengalir entah untuk yang ke berapa puluh kalinya selama namja itu memutuskannya. Butiran-butiran bening itu terus saja menetes, tanpa ia bisa menghentikannya.

 

sekejam itukah pria yang pernah dicintainya dulu ?

 

 

 

TBC


The Conqueror (Chapter 3)

$
0
0

|| Title : The Conqueror [Section 3] || Author : Momochi ||

|| Cast : Kim Jongin [EXO-K] and Song Airi [OC] ||

|| Support Cast : other EXO members, Nattasha Kim, and Airi’s Friends ||

||Genre : Family, Romance, and Friendship || Rating : G ||

|| Length : Series ||

For soundtrack, please download here!

 

351288969

.

.

@KyungHee Cyber University, 13.00 KST

Kris sedang bersandar di dinding bata, tangannya dilipat di dada. Rambut keemasan itu membingkai wajahnya yang sedikit pucat, mulutnya membentuk senyum sinis ketika memperhatikan sekumpulan mahasiswa yang sedang bermain baseball. Sekarang ia mengenakan kaos rajut merah dengan jaket tebal berwarna hitam. Ditambah mengenakan sepatuh putih oxford, dan ada berlian di telinga kirinya, juga permata misterius di lehernya. Pria itu menghisap rokok dalam-dalam dan menghembuskan asap berbentuk lingkaran ke udara.

“Kau tidak boleh merokok di sini,” kata sebuah suara, mengingatkan. Ketika pemilik suara itu mendekat, Kris menoleh. Seorang gadis bertubuh ramping berkacamata sedang memfokuskan tatapannya pada sebuah buku yang dipegangnya.

“Benarkah?” nada bicara Kris datar. “Bukankah tempat ini dikenal sebagai pojok perokok?”

“Masih ada staf yang bertugas. Lagipula, kau seperti bukan seorang perokok, Mr. Wu.”gadis itu menarik ujung bibirnya sambil membalik buku ke lembaran baru.

Kris merasa heran. Alisnya terangkat sebelah. Yang dipikirnya adalah “Orang asing ini tahu namaku?”. Namun, Kris tak mau ambil pusing. Hanya saja ia sedikit tak rela karena ucapan gadis itu benar, bahwa memang sebenarnya ia tidak bersahabat baik dengan rokok. Airi dan Natt-pun tidak pernah mengetahui kalau saudaranya itu pernah menjajali benda semacam itu.

Pria itu merasa seperti telah tertangkap basah—kini membuang benda berasap itu dan menindas puntung rokoknya dengan tumit sepatu, lalu menendanganya ke pinggir lapangan, persis ketika salah seorang staf melintas dan menatapnya dengan curiga.

“Thanks.” ucap Kris pada si gadis, ketika staf itu sudah menjauh.

De belle prestance.”

Excusmi?” Kata Kris, kaget dengan yang diucapkan gadis disebelahnya itu. Bagaimana tidak? Itu adalah bahasa Perancis yang jika diartikan akan menjadi—Personable. Dan baru pria itu sadari ternyata gadis berambut gelombang yang kini menutupi wajahnya dengan buku itu—buku yang berwarna lilac dengan cover yang bertuliskan ‘The Secret of Learning French Fast’. Kebetulan French adalah salah satu keahlian pria bernama lengkap Kris Wu ini.

“Umm.. Vous ress-ressemble a.. un ange,” gadis itu tetap menyembunyikan wajahnya, alih-alih mengintip. Ia tak berani melihat reaksi pria di hadapannya yang belakang ini telah menjadi Hot Topic di KyungHee, terutama untuk kalangan mahasiswi—seperti halnya gadis bernama Seo Runa ini.

Sejak Kris menapaki kakinya di halaman gedung KyungHee, dan menebarkan aura misterius di muka umum—Seo Runa, gadis biasa yang selalu ceria ini seketika merasa terhipnotis saat itu juga walaupun Kris sama sekali tidak menatapnya atau lebih tepatnya mereka belum benar-benar saling bertemu alih-alih saling menyapa.

Namun, belakangan ini gadis yang akrab dipanggil Runa, menelusuri dari sudut ke sudut, dari kelas ke kelas, dari ujung taman ke ujung satunya hanya untuk mencari tahu informasi tentang Kris. Ya, pria blasteran yang berasal dari Vancouver, Canada –yang memiliki seorang kakak perempuan dan satu adik kecilnya yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas.

Hei, memang siapa yang tidak tahu tentang Kris Wu? Pria yang menguasai lima bahasa asing termasuk Korean ini yang dengan seenaknya dijuluki ‘The Conqueror’ oleh para mahasiswi KyungHee. Bahkan Fans club yang didedikasikan untuk sang penakluk itu telah diresmikan sejak tadi pagi. Di aula kampus, tanpa sepengetahuan Kris.

Vous ressemble a un ange,”Runa mengulangi kalimatnya dengan tarian lidah yang susah payah ia gerakkan. Tanpa ia sadari pipinya merona dan bola matanya berbinar ketika melihat Kris benar-benar menatapnya. Memandangnya.

“Kurasa buku itu hanya akan membuat lidahmu kram,” kata Kris, berusaha menahan senyumnya saat mendengar pengucapan gadis itu yang sangatlah buruk. Mungkin, jika ia bukan pria yang selalu menjaga image, bisa saja saat ini Kris sudah tertawa sekeras-kerasnya di depan gadis itu.

Runa terperangah. Entah ia merasa malu atau senang karena Kris memberikan respons padanya. Kris si pria perebut hati yang terkesan dingin, kini telah memandangnya dan berbicara padanya.

“Bahasa Korea-ku lancar, jadi sebaiknya kau simpan buku ini dalam-dalam.” kata Kris lalu segera melangkah pergi. Meninggalkan Runa yang sepertinya sudah menjadi kepiting bakar jumbo yang siap disantap oleh para pecinta makanan seafood.

Bibir Runa tersenyum lebar, dengan semangat ia membolak-balik buku tebalnya mencari suatu kalimat lagi untuk diucapkan pada Kris. Kris semakin jauh meninggalkan lapangan, membuat Runa harus segera menemukan kata-kata itu.

“Hei,” teriak gadis itu, lalu berdiri sambil melebarkan bukunya. “Jespere que nos porrons devenir des amis!”

Kris tetap melangkahkan kakinya. Dibalik punggungnya yang tegap itu, ia tersenyum cukup lebar namun terkesan sinis sambil menggelengkan kepalanya. Sayangnya, ia melewati ekspresi Runa saat dengan rasa percaya yang tinggi bahwa ia mengucapkan kalimat itu dengan benar.

“Bodoh..”

.

.

@Hannyong High School, 14.30 KST

Airi’s POV

Setelah Bel terakhir berbunyi, aku langsung terburu-buru merapikan buku dan menuju gerbang sekolah. Berteduh di bawah pohon palem sambil menunggu Kris menjemputku. Aku bersandar dan menempelkan kepala ke batang pohon yang sejuk dan bergerigi. Baru kusadari, betapa bervariasinya vegetasi bumi. Pohon palem ini saja sudah membuatku terpesona karena penampilannya yang aneh. Batangnya yang lurus dan ramping mengingatkanku akan petugas kepolisian, sedangkan cabang-cabangnya yang melebar mirip dengan helm yang dikenakan pengawal istana.

Aku berdiri dan mengawasi para siswa yang melempar tas ke mobil, melepas blazer, dan terlihat jauh lebih rileks. Sebagian langsung bergegas pergi untuk mampir di kafe atau tempat nongkrong kesukaan mereka.

Aku tidak merasa rileks seperti mereka. Setelah kejadian di ruang latihan dalam waktu singkat itu menetap di otakku membuatku kewalahan. Bahkan kepalaku terasa nyeri saat aku berusaha memahami segala yang terjadi ketika itu dan manakala mengingat mata cokelat-nya menatapku sinis. Aku belum melihat Nara dan Jihyun selepas pergi dari ruang latihan, karena yang kudengar Nara meminta izin pulang dan Jihyun mengantarnya.  Mungkin aku harus menghubunginya nanti.

“Hei Airi,” sapa seseorang. Shin Haemi berlari kearahku dan tersenyum antusias. Gadis berparas cantik yang baru kukenal saat di kelas social moral—merogoh isi tasnya dan mengeluarkan selembar kertas persegi, bergambar hello kitty yang dipenuhi blink-blink sehingga membuatnya terlihat indah dengan pita merah diatasnya.

“Ini untukmu,” katanya.

“Apa ini, Haemi?” aku membolak-balik kertas tebal itu dengan senyum. Sebagian diriku berpikir, apa selama ini aku telah bersikap sewajarnya seperti kebanyakan gadis remaja lainnya, sehingga seseorang menghampiriku dan memberikan sebuah hadiah walaupun hanya sebuah kertas tebal yang cantik?

Sebelum Haemi menjawab, seseorang memanggilnya dari kejauhan dan melambai. Haemi tersenyum lebar sambil menganggukkan sesuatu ketika pria diseberang sana mengacungkan ibu jarinya. Oh, bukankah itu si pria bermata besar?

“Kyungsoo-oppa bilang kau temannya Jihyun, dan itu artinya kau temanku juga,” katanya, sambil menyentuh tanganku. Kepalaku mengangguk pelan. Jadi namanya Kyungsoo

“Besok lusa adalah perayaan ulang tahunku dan kau diundang,” Haemi menunjuk kertas yang ia berikan tadi. “Datang ya, Airi?”

“Hmm, aku harus bertanya pada oppa-ku dulu, nanti kuberitahu,”

Wajah Haemi tampak sedikit kaget. Entah apakah itu karena aku menghirup-hirup aroma kartu undangannya atau karena aku yang harus meminta izin dulu kepada Kris?

“Oppa-mu boleh datang kok,” kata Haemi, suaranya meninggi. Entah aku tidak tahu dia mengartikan penyebutan ‘Oppa’ku sebagai apa.

Aku hanya tersenyum menanggapi itu. Kris dengan pesta ulang tahun anak SMA? Mungkin cuma akan terjadi dalam mimpiku. Mendapat izin untuk menghadiri undangan ini saja aku sudah senang luar biasa. Jangan berharap lebih untuk Kris. Aku yakin seandainya ada keajaiban dan ia mau datang, abangku itu hanya akan membaca buku yang sudah sengaja dibawanya. Oh My..

Tak lama, aku melihat Kris berjalan di tengah murid-murid yang terpana melihatnya. Oh, Panjang umur! Dibelakangnya, diikuti beberapa murid yang cekikikan. Kebanyakan di antara mereka adalah siswi yang belum kukenal. Oppa-ku itu terlihat bak selebriti lantaran menarik perhatian begitu besar. Gadis-gadis lain datang dan berkerumunan beberapa meter dibelakangnya, berusaha tidak kelihatan terlalu mencolok. Dari penampilannya, Kris tampak tetap tenang dan tidak terganggu. Tetapi dari rahangnya yang mengencang dan rambutnya yang sedikit acak-acakan, aku tahu ia ingin cepat-cepat pulang.

Celotehan para gadis itu terhenti ketika Kris menatap ke arah mereka. Aku kenal betul abangku. Meskipun terlihat tenang, sebenarnya ia tidak suka mendapat perhatian seperti itu. Ia justru merasa malu, alih-alih tersanjung.

Aku melirik Haemi, siapa sangka ternyata ia begitu tersihir oleh pesona Kris. Bagaimana reaksinya ketika ia tahu kalau itulah yang kusebut dengan ‘Oppa-ku’ ?

Kris sudah hampir sampai menghampiriku ketika gadis berambut cokelat tiba-tiba terhuyung di depannya. Sepertinya ia sengaja pura-pura jatuh di depan Kris. Dengan satu gerakan cepat, Kris meraih tubuhnya, persis sebelum menyentuh tanah. Anak-anak yang menyaksikan kejadian itu terperangah, dan aku melihat beberapa gadis berbisik-bisik dengan iri karena mereka tidak mendapat ide seperti itu. Kris memastikan gadis itu cukup kuat berdiri, memungut barang-barang yang jatuh dari tasnya, mengangkat tasnya sendiri, lalu pergi tanpa berkata-kata. Gadis itu menatap kepergian Kris, sementara teman-temannya mengerubunginya, berharap momen yang sama menular ke mereka.

“Kasihan sekali, belum apa-apa kau sudah punya klub penggemar.” kataku saat Kris sudah tepat di hadapanku. Haemi menatapku penuh tanya.

“Bukan aku saja,” jawab Kris. “Kau sendiri tidak terlepas dari perhatian mereka.” Dagunya menunjuk ke arah belakangku. Dan benar saja, disana ada Sehun beserta dua temannya itu yang langsung disusul Kyungsoo namun yang terpenting adalah Kai bersama mereka. Apakah ini berarti…

“Ya, tapi tidak ada yang seperti gadis-gadis itu lakukan.” Kataku, berusaha untuk tidak menoleh ke arah Kai.

“Bersyukurlah atas karunia kecil, dear.” Kata Kris dengan getir.

Haemi berdeham dan aku baru menyadari bahwa aku belum mengenalkan Kris padanya.

“Oh aku hampir lupa. Haemi ini Kris, dia oppa-ku,” kataku, tersenyum pada Kris yang memelototiku karena menyebutnya dengan sebutan ‘oppa’. Kris dan Haemi bersalaman sebentar, karena Kris langsung menarik tangannya dan memberikan senyuman singkat. Wajah Kris sedikit risih, aku tahu ia sudah merasa tidak sanggup lagi berada disini dan segera ingin menyeretku untuk pulang.

Keyi kuaisu jiejue nin de wenti, women dou cong zheli zou?” bisik Kris menggunakan bahasa Chinese. Jarak kami terlalu dekat, sehingga banyak yang menatapku penuh curiga. Begitupun Kai dan teman-temannya. Kris menyuruhku untuk cepat selesaikan urusanku dan segera pergi dari sini. Aku mengerti Kris semakin tidak nyaman.

Dengdai yi fenzhong,” balasku. Lalu tersenyum pada Haemi yang sepertinya tidak mengalihkan pandangan sedetikpun dari Kris.

“Haemi-ssi, aku harus pulang. Terimakasih atas undanganmu, akan kuusahakan untuk datang.” Aku tersenyum dan saat itu juga Kris sudah menarikku selagi Haemi mengangguk bengong. Kenapa anak itu jadi seperti orang bisu?

Kris tiba-tiba saja merangkulkan tangannya di bahuku lalu mengacak-acak rambutku dan menciumnya. Bagiku, ini sudah amat sangat biasa. Hampir setiap hari Kris selalu mencium rambut, kening, ataupun pipiku. Bahkan bibirpun pernah, tapi itu hanya bertahan sampai aku berumur 10 tahun. Ini adalah bentuk kasih sayangnya padaku, bahkan berlaku juga pada Natt.

Tetapi, tentu saja semua orang yang memandang kami menganggap ini adalah hal yang sangat luar biasa. Jujur, aku sedikit risih. Diam-diam aku menoleh ke belakang dan Kai masih ada disana—melihatku dengan sorot mata yang sulit di jelaskan. Dan saat tatapan kami bertemu, Kai langsung pergi begitu saja diikuti yang lainnya.

“Oh Tuhan…”

.

.

@Xi Corp’s office, 15.00 KST

“Nona Kim, ke ruanganku sekarang.”

“Ne, Sajangnim.”

Natt menaruh gagang telepon ke tempat semula. Lalu segera bangkit dari kursi dan  mulai menuju pintu yang berada dekat dengan meja kerjanya. Ia mengetuk terlebih dulu sebelum akhirnya suara seseorang mengizinkannya masuk.

Ruangan yang tidak terlalu besar, dengan sebuah AC yang berdiri kokoh di sudut atas dinding yang berwarna putih, serta beberapa hiasan dan foto-foto yang terpajang sempurna. Pemandangan itu sudah tidak asing lagi bagi Natt dua hari belakangan ini. Semenjak dirinya diterima menjadi sekretaris seorang pengusaha sukses di korea, Natt sudah disibukkan oleh kerjaan yang menumpuk. Siapa sangka bahwa ternyata bos-nya itu seorang Workaholic.

“Ada yang ingin kubicarakan, duduklah.” Suara lembut itu masuk ke telinga Natt dengan sempurna.

Seperti yang diperintahkan, Natt duduk dan pria yang menjadi bos nya itu berdiri, melonggarkan dasinya yang rapi dan mendudukan tubuhnya di atas meja kerja yang terbilang cukup berantakan itu.

Xi Luhan. Pria yang menjadi satu-satunya pewaris tunggal Xi Corporation ini baru berusia dua puluh dua tahun. Memiliki wajah yang berkharisma dan menyimpan segudang pesona yang mampu membuat semua pegawainya tidak bisa menahan bibir mereka untuk tidak tersenyum ketika mendapat sapaan dari bos muda ini.

Alangkah indahnya dunia ini jika dipenuhi pria-pria tampan yang memiliki keunikan tersendiri. Contohnya Luhan, walaupun ia selalu bersikap tegas pada bawahannya, tapi pria berparas bak malaikat ini memiliki hati yang lembut manakala dihadapkan dengan seorang gadis. Baginya, wanita adalah makhluk hidup yang paling berharga yang harus ia hormati.

Terutama ibunya.

“Seorang teman baikku baru membuka sebuah resort dan besok adalah hari peresmiannya.” kata Luhan, sambil mengambil secangkir kopi yang ada disampingnya dan kemudian menyirupnya perlahan sambil memperhatikan wajah Natt yang sedikit pucat hari ini.

“Kau terlihat pucat,” Luhan menaruh cangkirnya dan mendekati Natt. “Kau sakit, Nona Kim?” tanyanya dengan raut khawatir yang kentara.

Natt memang sengaja mengganti namanya menjadi Nattasha Kim agar terdengar lebih akrab dengan negara pembuat kimchi ini. Ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Natt memang sering mengalami keadaan drop ketika dirasakan badannya lelah. Tapi, ini tidak akan berlangsung lama karena setelah Natt meminum vitamin khusus ia akan kembali segar lagi.

“Ah, ani sajangnim, aku baik-baik saja.” Natt menggerakkan tangannya pertanda kalau ia tidak apa-apa.

“Sungguh? Hm, aku hanya tidak mau pegawaiku mengerjakan pekerjaan dalam keadaan kurang sehat. Kau mau kuantar ke rumah sakit?” tawar Luhan.

Sekali lagi Natt menggeleng. “Aku hanya lupa meminum vitamin tapi terimakasih atas tawaranmu, sajangnim.” katanya sambil tersenyum samar.

“Baiklah. Beritahu aku jika kau perlu memeriksanya ke dokter.” Luhan tersenyum. Ia memang sensitif sekali terhadap wanita yang pucat.

Telepon berdering. Luhan segera mengangkat gagang telepon itu dan berbicara pada seseorang disana. Sebelum ia berdiri sedikit menjauh dari Natt –Pria itu memberi isyarat kepada assistant-nya agar menunggu sebentar untuk menjawab telepon yang sepertinya sangat penting sekali. Natt menurut, ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Berusaha menemukan sesuatu yang menarik. Setelah lama mengamati, Natt baru menyadari bahwa bos nya hanya memajang satu foto wanita paruh baya dalam ukuran besar. Ia tidak melihat adanya foto lain selain wanita itu.

‘Apakah itu ibunya?’ pikir Natt.

Sebelum pikiran Natt dipenuhi rasa ingin tahu,  ponselnya bergetar. Ia merogoh saku blazernya hati-hati dan melihat bahwa Airi mengirimi sebuah pesan untuknya.

 

—Natt.. aku dan Kris akan makan malam diluar. Kalau kau mau, setelah pekerjaanmu selesai susul kami di Apple House, ini alamatnya: Seocho-gu, Banpo-dong 978. Tak jauh dari Gubanpo station subway  (Line 9).

P.S : Kris membuat banyak wanita jatuh pingsan hari ini. Kkekeke~^^

“Hahaha..” dengan spontan gadis itu tertawa. Luhan menoleh bingung, sambil mengangkat sebelah alisnya. Natt langsung membungkam mulutnya begitu mengetahui bahwa Luhan sudah menyelesaikan pembicaraannya di telepon.

“Besok kau ikut denganku ke acara peresmian resort milik Direktur Huang,” kata Luhan membenarkan posisi dasinya. “Datang lebih awal besok dan jangan lupa membawa beberapa pakaian casual yang pantas,” Lanjut pria itu, sambil meneruskan menyicip kopi-nya.

Natt mengangguk. Entah kenapa setiap berhadapan dengan Luhan, gadis yang dijuluki Airi sebagai Ratu Es ini seakan menjadi kecil. Ibarat dari sebuah berlian menjadi emas berkarat. Ia sendiri tidak mengerti, atau ia belum terlalu biasa dengan situasi ini, karena memang biasanya Natt lah yang duduk di kursi bos dan menyapa para bawahannya sewaktu di Canada.

“Oke, istirahatkan tubuhmu malam ini, besok jam 9 pagi kita harus sudah sampai di China.”

“China?” Tanya Natt, terkejut.

“Ya, Direktur Huang adalah rekan bisnisku di China. Kita juga akan menginap disana selama satu minggu untuk mengurus kerjasama perusahaan dengan Li Corp.” jelas Luhan. “Kau mengerti kan, Nona Kim?”

“Oh, Ne Sajangnim.” Jawab Natt ragu.  Pasalnya ada seseorang yang diketahui sedang berada di China. Seseorang yang memang sengaja dihindari oleh Natt dan dua adiknya. Namun, bagaimanapun ia tak bisa menolak, ini sudah menjadi tugas seorang assistant untuk menuruti semua perintah atasannya. Ia merasa harus bersikap professional.

“Bagus. Kalau begitu teruskan pekerjaanmu,”

Natt berdiri lalu membungkuk sebelum akhirnya keluar dari ruangan. Tapi, tiba-tiba Luhan memanggilnya lagi. Membuat gadis itu harus membalikkan tubuhnya yang sudah siap untuk membuka pintu.

“Nona Kim?”

Ne, Sajangnim?” tanyanya.

“Jangan lupa untuk minum vitamin-mu. Kesehatan itu sangatlah penting.” Tanpa sadar Luhan sedikit menarik ujung bibirnya.

Lagi-lagi Natt mengangguk kikuk. Ia keluar dari ruangan itu dengan perasaan aneh setelah mendengar perhatian seperti itu oleh bosnya. Ini sering terjadi untuknya, namun berbeda ketika Airi atau Kris mengingatkannya agar tidak lupa meminum vitamin. Perhatian yang Luhan berikan, entah kenapa sangat berbekas di hatinya walau nyatanya perlakuan itu wajar antara bos dan pegawai.

Natt memegang dadanya. “Apa-apan ini..”

.

.

@Coffee Bar K, 19.00 KST.

 

Coffe Bar K adalah sebuah bar dengan konsep yang diimpor dari Distrik Ginza di Jepang. Orang-orang menyebut ini sebagai bisnis bar terbaik di Seoul. Karena Bar ini memiliki tim bartender professional dan terlatih serta mengoleksi kurang lebih enam ratus wiski dan berbagai menu koktail.

Uniknya, Bar ini adalah milik ayah kandung dari putar bungsunya, Park Chanyeol. Pria itu salah satu dari lima pria penakluk di sekolahnya bersama Kai, Sehun, Kyungsoo dan Baekhyun. Bagi mereka, tempat ini sudah seperti rumah kedua untuk kelimanya. Ditambah mereka memang memiliki ruang khusus ditempat hiburan ini.

Seperti biasa, menuju weekend mereka menghabiskan malam di bar, menikmati beberapa koktail, menyicip menu baru atau sekedar melepas kebosanan. Chanyeol dan Kyungsoo sibuk bermain foosball, Baekhyun yang sibuk mengetes ketampanannya pada tiga gadis cantik, sedangkan Kai yang hanya fokus pada minumannya serta Sehun yang tampak murung.

“Yeah, I win!” seru Kyungsoo.

“Ya ya ya, ayo main lagi. Aku masih tidak percaya kalau aku payah sekali dalam permainan ini.” umpat Chanyeol tidak terima dengan nasibnya.

Kyungsoo tersenyum lebar dan mereka kembali bertarung. Chanyeol yang terlihat sangat ahli memutar tongkat-tongkat itu dan berusaha mencetak gol tetap saja dapat dihalau oleh gerakan tangan Kyungsoo yang jauh lebih cepat. Sisi ofensif dipegang oleh Kyungsoo dan sisi defensive oleh Chanyeol. Tentu saja penilaian akan menjadi sedikit lebih penting di sini.

“Woah kau hebat sekali, noona.” terdengar suara Baekhyun menyelip diantara kisruhnya kerja keras Chanyeol demi mengalahkan Kyungsoo.

Sehun melirik Baekhyun. Pria itu sedang menggoda gadis-gadis yang terus saja memamerkan lekuk tubuhnya. Sehun mendengus dan kembali memperhatikan meja foosball sambil sesekali meminum, Martiny Smoky yang kebetulan adalah menu baru disana.

“Go.. aaa yeah!”

“Aishh, aku kalah lagi!” Chanyeol benar-benar frustasi dibuatnya. Padahal keadaan teman duelnya itu sedang mengalami satu permasalahan kecil dengan gadisnya, tapi tetap saja bisa mengalahkan Chanyeol. Kyungsoo menawarkan sekali pertandingan lagi, tapi Chanyeol mengangkat tangannya menyerah. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat dan bergabung dengan Kai dan Sehun.

“Bagaimana smoky-nya?” tanya Chanyeol pada Sehun. Ia duduk disebelah Kai yang sedang berkutat pada ponselnya.

“Tidak buruk,” jawab Sehun, sambil menuangkan wiski ke gelas Chanyeol juga Kyungsoo. “Kau tidak membantu untuk persiapan pesta Haemi?”

Kyungsoo menggeleng dan meneguk minumannya sebelum berkata, “Dia bilang tidak membutuhkan bantuan.”

Sehun dan Chanyeol hanya terkekeh melihat sahabatnya yang sedang mengalami perselisihan dengan Haemi. Bukan, bukan karena mereka senang melihat pertengkaran kecil yang terjadi pada Kyungsoo dan Haemi. Hanya saja, ini sudah sering terjadi pada pasangan keras kepala itu.

Tiba-tiba saja, Kai menjatuhkan ponselnya ke atas meja. Membuat yang lain sedikit terkejut dan menatap si pelaku bingung. Jika sudah seperti ini, tidak ada yang berani bertanya namun kalau tidak menanggapinya mereka tak akan tahu apa masalah yang sedang dialami sahabatnya itu.

“Ada apa Kai? Urusan dengan sajangnim?” Tanya Kyungsoo hati-hati.

Mereka bertiga menatap Kai. Pria itu hanya mendesah dan memasang wajah datar, tetapi jelas sekali terlihat bahwa Kai benar-benar sudah lelah dengan masalah yang dialaminya. Bagi kapten sekolah ini,Tuhan sudah tidak menyediakan jalan keluar untuknya, semua orang tidak ada yang mengerti keinginannya, terutama ayahnya. Dan dia sangat marah pada kenyataan itu.

“Memangnya sajangnim berbuat apalagi?” Chanyeol meminum wiskinya hati-hati dengan mata yang masih memandang Kai.

“Pria tua itu melarangku menari,” kata Kai datar. “Dia menyuruhku hanya fokus pada tim basket sekolah.” Kai menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Kemudian bersandar pada kepala sofa besar berwarna merah.

“Dan kau menyetujuinya?” Sehun mengambil alih. Kai mengangguk, walaupun hatinya tidak menerima omong kosong ini.

Menari memberikan vitalitas, kekuatan hidup dan energi tersendiri untuk Kai. Ia percaya bahwa dengan menari sama saja belajar mempraktekan hidup. Bagi pria ini, keduanya adalah prinsip-prinsip yang sama. Kai menganggap dari masing-masing itu adalah suatu kinerja dari satu set yang berdedikasikan tindakan, fisik maupun intelektual yang berasal dari bentuk prestasi. Dengan menari, Kai mendapatkan kepuasan tersendiri. Dan menari adalah sebuah sarana mengundang kesempurnaan yang diinginkannya.

Sekalipun basket juga hal yang terpenting dalam hidup seorang anak kepala sekolah ini. Tapi meninggalkan hobi menarinya adalah suatu bencana besar. Tidak ada yang bisa melebihi siapapun kecintaannya pada tari selain Kai. Bahkan Sehun.

“Lalu apa yang bisa kita lakukan kali ini, sobat?” kata Chanyeol, berusaha meringankan beban Kai.

Pria yang satu itu memang tidak mengenal dunia tari-menari dan hanya menggemari semua jenis olahraga. Tetapi, alangkah baiknya jika membantu seorang sahabat yang sangat membutuhkan pertolongan. Diantara semuanya, Chanyeol-lah yang paling memiliki sifat sahabat sejati.

Kai hanya diam. Ia sendiri tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan. Menolak dan memberontak dengan semua perintah itu?  sayangnya, Kai harus membuang pikiran itu jauh-jauh. Entahlah, ia sendiri bingung pada dirinya sendiri.

“Besok kumpulkan semua pemain,” kata Kai, beralih topik. “Inti maupun cadangan. Pertandingan melawan Ansan sebentar lagi dan kita harus menang.” lanjutnya tanpa ekspresi.

Chanyeol dan Sehun hanya mengangguk, sedangkan Kyungsoo yang tidak terlibat dalam pertandingan besar itu hanya diam dan akan siap jika bala bantuannya diperlukan. Pria bermarga Do itu pada awalnya memang ikut tergabung dalam tim basket HHS. Namun, merasa tak cocok dengan peraturan yang diajukan oleh kepala sekolah untuk bertahan menjadi pemain inti.

“Oh iya, kalian ingat anak baru di sekolah kita itu?” tanya Chanyeol yang sudah terjangkit virus suka beralih topik seperti Kai.

Kai hanya diam sedangkan yang lain mengangguk.

“Siapa namanya? Song Airi?” Kyungsoo balik bertanya.

Kepala Chanyeol mengiyakan sambil meneguk wiskinya. “Hm, kurasa tadi kita terlalu berlebihan dengan menyuruhnya pergi. Kalian lihat, kan? Gadis itu terlalu polos kurasa.” kekehnya.

“Ya, dan jangan lupakan ekspresi gadis itu saat memandang kapten sekolah kita.” Kyungsoo melirik Kai yang memasang wajah seolah tak ingin diganggu dengan hal-hal konyol semacam itu.

“Uuu, sepertinya sang kapten telah menambah satu penggemarnya lagi.” Olok Chanyeol. “Tapi kurasa gadis itu akan bernasib sama seperti Jihyun.”

Kyungsoo menggeleng. “Justru sebaliknya. Kalian ingat kan pria yang tadi menjemput anak baru itu?” Ia mencondongkan tubuhnya. “Kurasa itu namjachingu-nya”

“Benarkah? Sayang sekali.” Kata Chanyeol berlagak sedih. “Itu berarti kesempatan untuk kapten kita telah pupus sudah.”

Kyungsoo dan Sehun memperdengarkan tawa kecilnya. Suara-suara itu membaur dalam orkestra ocehan di telinga Kai. Sekalipun, mungkin pria ini sudah terbiasa dengan gosip tentangnya. Kai hanya membiarkan keletihan menguasai dirinya. Bahkan sarkasme sukar dihindari ketika suatu permasalan menghadiri hidup pria itu.

Hanya saja, mengenai gadis yang bernama Airi sedikit menganggunya sekarang. Entah apa yang merasukinya, tapi ia merasa polos adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan sesosok Airi.  Imaji-imaji yang berkelebat di pikirannya adalah mengapa ia bisa sedingin itu pada Airi di sekolah tadi? Dan benarkah pria tadi yang menjemput Airi adalah pacarnya? Muncul perasaan bersalah setelah mengingat mata hitam yang begitu jernih menatap dalam dan terekam sempurna di mata Kai. Segala tentang cara gadis itu berbicara seolah memberi energi yang menguatkan dirinya. Airi seperti memiliki akses tersendiri hingga mampu menerobos masuk dan membuat perasaan aneh dalam diri Kai. Seolah Kai sedang berenang dan ingin menempatkan kakinya pada sesuatu yang solid, tetapi ternyata airnya lebih dalam daripada perkiraannya sehingga tidak menemukan apapun untuk menjadi tumpuan. Kai begitu tenggelam.

“Apa pun yang kalian bicarakan,” Baekhyun muncul dengan seulas senyum andalannya. “aku ingin membuat sebuah penawaran.”

“Apa itu?” Kata yang lain bersamaan.

Well, lebih tepatnya ini sebagai tantangan dariku.” Ekspresi Baekhyun begitu yakin seolah apa yang akan ia ucapkan adalah ide brilliant yang mampu membuat ke empat sahabatnya tertarik. Pria itu menggosok jari-jarinya semangat sebelum berkata,  ”Saat pesta ulang tahun Haemi, kalian harus…”

.

.

@Airi’s House, Gangdong-gu, 21.45 KST

 

“Kenapa Natt belum pulang juga,” kata Airi cemas menatap pintu  utama. Menunggu kepulangan kakaknya yang sampai saat ini belum menampakkan diri. Sudah dua jam setelah Airi dan Kris pulang dari makan malamnya, namun Natt belum juga memberi kabar.

“Kris, bagaimana?” Airi memandang oppanya yang sedang berulang kali menghubungi Natt.

“Ponselnya tidak bisa dihubungi. Kau menyimpan nomor kantornya?” Tanya Kris, berusaha tetap terlihat tenang agar adiknya tidak bertambah khawatir.

Airi menggeleng. Mereka hanya bisa mendesah dan berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk pada kakak perempuannya itu. Saat di Canada mereka tidak pernah mengalami seperti ini. disana semuanya sudah diatur sedemikian rupa. Dari jam mereka bangun tidur, sarapan, melakukan aktiitas, bekerja, bermain golf dan seterusnya. Hidup mereka disana sangatlah disiplin layaknya keluarga kerajaan.

Namun kenyataan Airi lebih menyukai kehidupannya yang sekarang. Walaupun bisa dikatakan sederhana, setidaknya tempat tinggalnya sekarang tidak membosankan dan tidak layaknya sangkar burung. Mereka memang tidak bisa membeli barang-barang mewah lagi, tapi mereka bisa dengan bebas berkeliaran menghirup udara segar selain bau-bau perabotan mahal.

Bunyi deruman mobil sport terparkir di halaman rumah mereka. Airi dan Kris saling memandang dan seketika keduanya langsung berlari menuju pintu berharap kalau itu Natt—walaupun kemungkinannya kecil karena Natt tidak membawa mobil.

Tetapi ketika membuka pintu dan melihat seorang gadis berparas model keluar dari mobil, mereka bernapas lega seolah harapan mereka baru saja terkabulkan.

“Natt!” seru Airi diambang pintu. Natt melambai dan tersenyum sambil menutup pintu mobil Lamborghini Aventador berwarna merah milik seseorang.

Kris dan Airi mengawasi kakaknya dan seorang pria berjas yang tiba-tiba saja keluar dari mobil mewah itu sambil memamerkan senyum yang diakui Airi sangat menawan. Keduanya bertanya-tanya siapa pria itu dan mengapa Natt pulang bersamanya? Apakah dia pacar Natt? Tapi sejak kapan?

Natt dan si pria berbarengan menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai pintu dimana Airi dan Kris berdiri. Natt kelihatan malu-malu dengan blazernya yang ia sampirkan di tangannya.

“Natt, kau dari mana saja? Kami sangat mengkhawatirkanmu,” ujar Airi dan memeluk Natt. “Tapi untunglah kau baik-baik saja.”

“Maaf, tadi ada meeting yang bisa dibilang dadakan.” Kekeh Natt setelah mencium kepala Airi.

Kris diam menatap pria yang tersenyum padanya. Lalu ia melirik kearah Natt dengan pandangan menusuk seakan ingin menghujaninya dengan omelan-omelan seputar kepulangannya yang telat dan dengan beraninya membawa seorang pria misterius kerumah.

Jiwa protektif Kris sedang mengerubunginya saat ini.

“Hai,” sapa pria itu ramah. “Aku Xi Luhan. Kudengar, kalian berasal dari Canada, benar?”

“Jelasnya Vancouver, Canada.” Kata Airi tersenyum, sambil sesekali melirik jahil pada Natt. “Oh, anda pasti bosnya kakakku, ya? Hm, Sajangnim?” lanjutnya begitu menyadari bahwa pria itu bernama Xi Luhan. Ia ingat betul Natt pernah bercerita sekali tentang atasannya ini.

Luhan mengangguk masih mempertahankan senyumnya. “Bisa dibilang begitu.”

“Ah ya, pantas saja Natt sangat menyukai perkerjaannya. Ternyata memiliki seorang bos yang sangat tampan.” Airi menyenggol pinggang Natt yang semakin malu karena perkataan adiknya. Natt bahkan tidak menyadari sedari tadi hanya membungkam mulutnya malu, berusaha menutupi senyum yang terus menerus menghiasi wajahnya. Ia tidak menyadari, bahwa terselip aura kemarahan dari sesosok pria tinggi disana.

“Aku Airi dan ini Kris, kami adiknya Natt. Oh maaf aku tidak sopan, anda mau minum dulu, sajangnim?”

“Ah tidak perlu, ini sudah malam dan besok kami harus melakukan perjalanan ke China. Tapi, terimakasih atas tawarannya, Airi.” Kata Luhan, begitu penuh ketegasan seperti seorang aktor yang memainkan perannya sesempurna mungkin dan ia berhasil.

“Memang harusnya begitu. Kami juga sudah tidak menerima tamu pada waktunya jam orang tidur.” Kris menatap Luhan kelewat datar, seolah tidak perduli dengan status Luhan sebagai atasan Natt.

Kedua gadis itu menatap Kris jengkel. Diam-diam Airi melotot dan memberikan cubitan kecil di pinggang Kris agar oppanya itu bisa sedikit lebih sopan dan tidak bersikap dingin. Kris menatap Airi seakan bertanya ‘kenapa?’ dan kembali menatap Luhan. Natt menjadi risih dengan situasi ini, ia sangat merasa tak enak hati pada Luhan. Namun, dilihatnya pria itu malah tetap menyunggingkan senyumnya seolah-olah perkataan Kris barusan bukan apa-apa dan hanya angin lalu.

“Wow,” kata Luhan. “Kau pasti seorang pria yang sangat protektif. Menjaga dua orang wanita sekaligus seorang diri, tidaklah mudah Kris.” Lanjut Luhan penuh kesan wibawa dan sedikit memberitahu. Sayangnya, Kris tidak menyukai itu.

“Hei! You—“ omongan Kris terhenti ketika Airi langsung menutupi mulut oppanya dan segera membawanya masuk setelah tersenyum tak enak pada Luhan. Airi tidak menyalahkan Luhan walaupun memang kata-katanya tadi seakan ingin menasehati. Karena bagaimanpun, Luhan tidak tahu menahu soal sifat apa yang dimiliki seorang Kris Wu.

Natt berdeham dan menatap Luhan dengan enggan.

“Maaf atas perkataannya tadi, sajangnim. Emosinya memang sedikit berlebihan pada orang lain.” Natt tertawa gugup.

Luhan menggeleng. “Tidak apa, aku mengerti. Lagipula aku sudah sering menerima kata-kata seperti itu.” katanya lembut. Membuat rasa bersalah Natt semakin membesar.

“Sebaiknya aku pulang sebelum adikmu kembali keluar dan menghajarku.” Luhan memutar bola matanya dan tersenyum.

“Ah, ne.. terimakasih atas tumpangannya, sajangnim.” Natt menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinganya.

Luhan mengangguk. “Jika diluar jangan panggil aku dengan sebutan itu, oke? Itu sedikit menganggu” ujarnya. “Lagipula kita kan seumuran.”

Hanya anggukkan yang dibalas Natt. Lagi-lagi kegugupan telah membuatnya kecil.

“Baiklah aku pulang. Istirahatkan tubuhmu untuk perjalanan besok, aku tidak mau assistant-ku terlihat buruk.” Luhan tersenyum lalu menuruni anak tangga, bersiap untuk membuka pintu mobilnya.

Senyumnya Natt mengembang saat itu juga. Detik kemudian ia nampak terkejut dengan suara Luhan yang terdengar lagi. ‘Apa ini adalah salah satu hobinya?’ batin gadis itu.

“Dan, jangan marahi adikmu.” Ucapnya, lalu segera masuk kedalam mobil dan mulai meninggalkan halaman rumah Natt.

Gadis itu memeluk blazer kerjanya erat-erat sambil menatap mobil Luhan yang semakin lama semakin tak terlihat. Selang beberapa detik ia terdiam, Natt baru ingat bahwa dirinya masih diluar itu segera masuk lalu menutup pintu dan menguncinya. Satu-satunya orang yang ingin ia ajak bicara saat ini adalah..

“Kris!!”

To Be Continued…

—ini  kependekan atau kepanjangan sih? Aku ngerasa kok ini panjang banget ya, padahal baru 15 page dan biasanya aku bikin ff itu max 25 page. Tapi semoga aja walaupun kepanjangan, kalian ga bosan ya bacanya. Seperti biasa, komen dan like. Jika aja komennya bertambah banyak aku janji bakal nerusin chapternya secepat kekuatan teleport-nya Kai. Eh engga kok bercanda hehehe.. pokoknya komen banyak = ngebut untuk chapter selanjutnya.


Angel (Chapter 7-End)

$
0
0

Qdlast

Title: Angel

Author: Quidie (@qui1291)

Main Cast: Song Angel. Kai, Luhan

Other Cast: Sehun, Kris, Saera

Genre: Romance, bit Comedy

Length: Chapter

 

“Luhan hyung..apa kau menyukainya?!” Tanya Kai

Mu..musun sorieya?! Kkaja..mereka semua pasti sudah menunggu..” Kata Angel melepaskan tangannya lalu berniat pergi.

Joahaeyo!” Ucapan Kai membuat langkah gadis itu terhenti. Selama beberapa detik Angel diam lalu akhirnya berbalik ke belakang kemudian menatap Kai datar.

Mianhae..”

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: 

Hari sudah malam dan akhirnya mereka semua pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Sejak pulang dari rumah bernyanyi Luhan dan Angel sama sekali tidak bicara apa-apa. Saera sendiri tidak tau harus melakukan apa bahkan sampai saat Luhan selesai mengantar nya pulang namja itu sama sekali tidak berkata banyak dan hanya tersenyum kecil.

Tidak lama kemudian Luhan dan Angel tiba di rumah. Angel pun langsung turun dari mobil dan berniat masuk ke dalam rumah.

“Angel~ah..” Seru Luhan namun bukannya berhenti gadis itu malah mempercepat langkahnya membuat Luhan langsung mengejarnya.

“Neo waegurae?! Kenapa jadi seperti ini lagi?!” Tanya Luhan saat berhasil meraih tangan gadis itu. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa Angel seolah begitu marah padanya.

“Wae?! Kau tanya aku kenapa?! Justru seharusnya aku yang bertanya hal itu padamu?! Ada apa denganmu sebenarnya?! Kakimu sudah terluka tapi kenapa kau masih saja begitu mau melanjutkannya?!!” Seru Angel kesal. Luhan sendiri sempat tertegun di tempatnya, ia sama sekali tidak tau kalau gadis itu ternyata sudah menyadarinya sejak awal.

“Kenapa kau begitu bodoh?! Kenapa terus melakukan hal yang menyakiti dirimu sendiri?! Apa kau tau bagaimana khawatirnya aku tadi?!” Tanpa terasa airmata Angel mendadak menetes dengan sendirinya membuat Luhan menatapnya datar.

“Neo waeirae?! Memangnya kenapa kalau aku terluka?! Kenapa kau harus mengkhawatirkan aku..?”

“JOAHAEYO!!” Ucapan Angel barusan sontak membuat Luhan terpaku di tempatnya. Ia menatap gadis itu tidak percaya.

“Mwo..mworago?!” Tanya Luhan terbata.

“Keurae! Aku menyukaimu.”

♥:♥:♥

 

Hari ini Angel sama sekali tidak tau harus melakukan apa di rumah. Ingin membantu Gaeun Ahjumma seperti biasa tidak akan bisa, karna semalam Ahjumma sudah meminta izin dan pulang ke rumahnya untuk beberapa hari. Nyonya Haeri sendiri belum pulang dari luar kota sama sekali.

Angel yang awalnya sedang duduk di ruang makan tanpa melakukan apa-apa mendadak terkejut saat melihat Luhan yang turun dari tangga. Selama beberapa detik mereka saling memandang satu sama lain.

Drrt..drrt..

Hp Angel yang bergetar membuat keduanya langsung tersadar hingga memalingkan wajah mereka.

“Yeobeoseyo?!” Sapa Angel saat menjawab telepon. “Oh?! Kai~si! Waeyo? Ah~ingin membicarakan sesuatu padaku?! Keurae..arrasseo. Annyeong!” Kata gadis itu mengakhiri. Nampak Luhan yang kini sedang menatap datar kearahnya membuat Angel memutuskan untuk beranjak dari sana dan menuju ke dapur.

Angel menghela nafas lega karna berhasil menghindari Luhan. Ia benar-benar tidak tau harus mengatakan atau melakukan apa saat bersama pemuda itu untuk saat ini. Angel yang awalnya tidak tau harus melakukan apa mendadak mendapatkan ide saat melihat bungkusan tepung yang terletak di pojok dapur. Daripada diam disini tanpa melakukan apa-apa lebih baik ia membuat kue saja. Lagipula saat menelpon tadi Kai bilang kalau dia mau datang kesini, dengan begitu Angel bisa memberikannya pada pemuda itu saat datang nanti.

Sesuai rencananya gadis itu pun mulai membuat adonan, sedikit demi sedikit ia pun mulai mencampurkan bahan-bahannya. Beruntung ia pernah bekerja di sebuah toko kue selama beberapa bulan jadi ia mendapat sedikit pengetahuan cara membuat beberapa jenis kue. Di tengah menunggu kue yang dibuatnya matang, gadis itu kembali teringat kejadian semalam.

Bagaimana mungkin ia sampai berani mengakui perasaannya pada Luhan?! Tindakan bodoh yang sama sekali tidak boleh dilakukannya. Bagaimana kalau pemuda itu akhirnya malah menjauhinya karna kejadian semalam. Memikirkan itu membuat Angel kembali sedih. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu pada Luhan?! Bukan salah pemuda itu kan jika cintanya bertepuk sebelah tangan? Lagipula, ia lebih memilih tidak mendapatkan orang yang disukainya daripada harus kehilangan seorang teman bahkan mungkin lebih jika ia terus seperti ini. Dan ia tidak ingin itu terjadi.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan sedang duduk di ayunan sambil memandangi langit yang nampaknya mulai mendung sampai matanya beralih ke suatu tempat. Angel. Gadis itu kini berjalan pelan kearahnya dengan membawa sesuatu di tangan.

“Chogi..aku..aku..” Kata Angel terputus-putus membuat Luhan menatapnya heran.

“Waegurae? Sebenarnya kau ingin mengatakan apa?!”

“Soal semalam!” Ucap Angel cepat membuat Luhan langsung terdiam dan menatap tajam kearahnya. “Aku..aku sama sekali tidak bermaksud berniat merusak hubunganmu dan Saera. Maksudku..saat itu aku hanya terbawa emosi, jadi kumohon jangan marah, apalagi sampai menjauhiku. Aku tidak ingin kehilangan teman-temanku hanya karna pernyataan bodoh itu.” Tuturnya.

“Aku mengerti.” Jawaban Luhan singkat namun membuat Angel merasa lega.

“Chogi..tadi karna aku tidak tau harus melakukan apa, makanya aku membuat ini.” Kata Angel seraya memberikan sebuah piring kecil berisi potongan kue brownies.

Luhan menatap kue yang berada ditangannya itu sejenak. “Kau membuatnya untukku?!” Tanyanya.

“Ah~aniya..sebenarnya aku membuat itu karna tadi aku tidak tau harus melakukan apa.”

“Hmm~begitu yah? Padahal tadinya kukira kau sengaja membuatkannya untukku! Hari ini kan hari ulang tahunku.”

“Oh?! Jinjja..?! Na jeongmal mollayo, mianhae.” Ucap Angel menyesal. Ia memang sama sekali tidak tau kalau hari ini ternyata hari ulang tahun Luhan. “Keurom~Saengil chukhaeyo! Aku masuk dulu..” Ujar Angel lalu berniat masuk kedalam rumah sampai Luhan tiba-tiba menarik tangannya.

“Bisa tidak kau temani aku disini?” Tanya Luhan membuat Angel berbalik menatapnya.

“Keundae..” Ucap gadis itu ragu

“Ayolah..anggap saja permintaan ini sebagai hadiah ulang tahunku.” Angel menatap namja itu sebentar, lalu akhirnya mengangguk pelan membuat Luhan langsung tersenyum. Pemuda itu pun membiarkan Angel ikut naik ke ayunan.

Sesaat sebelumnya Angel sempat melihat Luhan yang cukup kesulitan menggerakkan kakinya saat ingin membiarkan dirinya naik ke ayunan. Dan entah kenapa airmatanya tiba-tiba saja menetes. Membuat Luhan yang sedang mencicipi kue menatapnya terkejut.

“Oh?! Ya~waegurae?! Kenapa kau menangis?!!” Tanya Luhan heran.

“Mianhae..” Ucap Angel pelan seraya menunduk. “Karna aku..kau jadi seperti ini. Kalau waktu itu aku tidak jatuh menimpamu, saat ini kakimu pasti tidak akan separah ini.” Isak Angel. Nampaknya gadis itu begitu menyesal dengan apa yang dialami Luhan saat ini.

Luhan yang melihatnya terisak mendadak menyuapi Angel dengan sesendok kue membuat gadis itu sontak mengangkat kepalanya. Sambil mengunyah brownies di mulutnya ia menatap Luhan bingung.

“Rasa manisnya akan membuat perasaanmu jadi lebih baik.” Kata Luhan tersenyum. Angel memandang kearah lain sebentar, harus ia akui apa yang dikatakan pemuda itu memang benar. Sedih yang tadi ia rasakan kini sedikit berkurang, namun yang terjadi malah..

DEG!!

“Neo..seperti ini karna kau benar-benar menyukaiku?!” Tanya Luhan tiba-tiba membuat Angel menatapnya kesal.

“Neo waeirae?! Kenapa kau menanyakan hal-hal seperti ini lagi! Jebal geumanhaeyo, kalau kau terus seperti ini aku pasti akan semakin sulit untuk menghilangkan perasaanku padamu..”

“Kalau begitu jangan lakukan!!!” Ucapan Luhan barusan membuat Angel terdiam sesaat lalu menatapnya bingung.

“Mwo?! Musun…”

Cup!!

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya Luhan sudah lebih dulu mencondongkan tubuh kemudian mengecup bibirnya. Hal itu sukses membuat Angel tertegun di tempatnya.

“MWOHANEUN GEOYA?!!” Seru Angel seraya mendorong tubuh Luhan. Keduanya kini saling menatap tajam satu sama lain.

“Hajima.” Ucap Luhan akhirnya. “Jangan hilangkan perasaan itu..”

“Mwo..?! Sebenarnya ada apa denganmu! Waeirae?! Kenapa kau harus melarangku untuk melupakan perasaanku padamu!?”

“KARNA AKU MENYUKAIMU!!”

Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Luhan sontak membuat Angel seketika tertegun di tempatnya. Gadis itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Apa kau sedang mempermainkanku?!” Pertanyaan Angel membuat Luhan menatapnya tidak mengerti.

“Mwo?!”

“Apa kau sadar, kau adalah namjachingunya Saera. Tapi sesaat yang lalu kau dengan santainya mengatakan bahwa kau menyukaiku. Menyukai gadis yang tidak lain adalah sahabat dari kekasihmu sendiri. Neo miceosso?!”

“Keurae! Na michegeotta!!” Sergah Luhan membuat Angel terdiam. “Aku yang sudah gila karna harus menyetujui permintaan Eomma membiarkanmu tetap tinggal dirumah ini.  Membiarkanmu membuatku perlahan-lahan menunjukkan kekhawatiran hingga menjadi kesal saat kau bersama namja lain. Membiarkan hati dan pikiranku yang awalnya hanya ingin kuberikan pada Saera, namun malah kau yang mengisinya. Gila karna hanya dapat menatapmu dari kejauhan tanpa dapat berbuat apa-apa disaat kau menangis setiap malam dikala memikirkan Ayahmu. Aku yang gila selalu berusaha untuk menghilangkan wajahmu dari pikiranku namun yang ada malah semakin menjadi setiap kali melihatmu!!” Tutur Luhan.

Angel sendiri kini hanya dapat mematung ditempatnya. Ia benar-benar sama sekali tidak menyangka kalau Luhan selama ini ternyata selalu memperhatikannya saat menangis mengingat Ayahnya di tengah malam. Padahal selama ini ia pikir tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Namun dugaannya salah, namja itu selalu melihatnya. Terkadang Luhan bahkan sangat ingin menghampiri gadis itu lalu memeluknya, namun mendadak mengurungkan niatnya saat mengingat Saera. Itulah sebabnya ia hanya dapat menemani Angel dari kejauhan dan menunggu sampai gadis itu berhenti menangis. Hatinya sungguh terasa sakit dan sesak setiap kali melihat gadis itu meneteskan airmata sekaligus benci pada dirinya sendiri karna tidak dapat berbuat apa-apa disaat gadis itu membutuhkan seseorang disampingnya.

“Sae..Saera~ya..” Ucap Angel terbata saat memandang kearah pintu. Nampak Saera yang sedang menatap tajam kearah mereka saat ini. Luhan sendiri dapat melihat mata Saera yang kini berkaca-kaca. Ia tau, gadis itu sudah mendengar semuanya.

Saera yang sudah tidak dapat menahannya lebih lama lagi, langsung berbalik kemudian berlari meninggalkan tempat itu. Melihat itu Angel pun dengan cepat berlari mengejar Saera. Namun langkah gadis itu sesaat terhenti saat menemukan sosok Kai yang sedang berdiri di balik pintu. Namja itu ternyata juga telah mendengar semuanya.

Tatapan keduanya kini saling bertemu.

“Kai~ya..” Ucap Angel pelan. Kai sendiri tidak mampu lagi menatap gadis itu hingga langsung memalingkan wajahnya kearah lain. Angel yang melihat itu memutuskan kembali mengejar Saera dan meninggalkan Kai yang menatap kepergiannya.

Kai mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat. Sakit sekaligus kesal, itulah yang dirasakan pemuda itu saat ini. Sakit karna telah mendengar semua pernyataan tadi dan kesal karna awalnya ia masih berharap dirinya bisa membuat Angel beralih menyukainya. Tapi ternyata salah, gadis itu hanya menyukai Luhan seorang.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

“Saera~ah!” Seru Angel yang akhirnya berhasil menarik tangan Saera saat hendak menyebrang jalan.

“Lepaskan!” Hardik Saera seraya menepis tangan Angel.

“Saera~ya..dengarkan aku dulu! Ini sama sekali tidak seperti yang kau pikirkan!”

“Mworago?! Aku melihat kekasihku berciuman dengan sahabatku sendiri kemudian menyatakan perasaannya. Kau pikir itu harus disebut sebagai apa? Salah paham?! Waeyo?! Aku sangat percaya padamu Angel~ah. Kau..sahabatku, keundae wae..?” Airmata kini mengalir di pipi Saera.

“Saera~ya..” Angel menatap Saera bingung. Ia sama sekali tidak tau harus menjawab apa. Ini pertama kalinya ia membuat Saera menangis seperti ini. Dan itu membuatnya sedih. “Kumohon~jangan seperti ini! Aku sama sekali tidak pernah berniat menghancurkan hubungan kalian. Aku tidak mau sampai kehilangan sahabatku. Saera~ah..aku janji akan melakukan apapun yang kau inginkan, tapi tolong..maafkan aku.” Kata Angel menyesal.

“Jinjja?! Apapun yang aku inginkan?” Tanya Saera sambil menatapnya datar. Angel pun mengangguk mantap. “Keurom~kka..”

“Mwo..?!”

“Keurae! Pergi dari sini. Menghilanglah dari kehidupanku dan juga Luhan. Entah itu keluar kota atau negeri sekalipun. Karna hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa melupakanmu.” Permintaan Saera sungguh membuat Angel seolah terpaku di tempatnya. Sampai seperti itukah arti seorang Luhan bagi Saera? Hingga harus membuatnya menghilang dari kehidupan mereka.

Angel bisa mengerti perasaan Saera saat ini, namun jika harus meninggalkan kota apalagi Negara ini? Angel tidak dapat langsung mengatakan iya begitu saja. Bukan karna ia tak mau melakukannya, hanya saja ia memikirkan Appa nya. Bagaimana jika suatu hari nanti Ayahnya kembali dan mencarinya? Ia pasti tidak bisa menemukannya dan Angel sama sekali tidak ingin itu terjadi. Ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa.

Melihat Angel yang tidak juga kunjung menjawab membuat Saera mendengus kesal.

“Aku sudah tau akan begini. Kau tidak mungkin mau melakukannya. Aku benci padamu Angel~ah..” Ucap Saera sambil menatap kesal kearah Angel kemudian berjalan pergi menyebrangi jalan. Saera yang tidak memperhatikan saat menyebrang jalan membuatnya tidak menyadari kalau sebuah mobil  truk kini melaju kencang kearahnya.

“Saera~ya!!”

BRUKK!!!

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan dan Kai baru saja tiba di rumah sakit saat langkah mereka terhenti melihat seorang gadis yang duduk di depan ruang UGD. Sebagian pakaiannya terlihat terkena darah dan kini sedang menangis sambil menunduk. Menyadari kehadiran Luhan dan Kai, gadis itu pun akhirnya menoleh.

“Hiks..Mianhae..” Ucap Saera terisak sambil menatap Luhan. Tidak salah lagi, orang yang berada di dalam UGD saat ini tidak lain adalah Angel. Tadi saat Saera hampir tertabrak gadis itu berhasil menyelamatkan Saera dengan mendorongnya menyingkir dari jalan namun sebaliknya ia yang menggantikan posisi Saera malah tidak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak oleh truk. Baik Kai maupun Luhan sama sekali tidak tau harus berkata apa saat ini, Saera sendiri masih terus menangis.

Akhirnya beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dari ruangan membuat ketiga orang tersebut langsung menghampirinya.

“Ada sedikit masalah, pasien kehilangan banyak darah tapi persediaan darah B dirumah sakit ini sedang kosong. Apa diantara kalian ada yang mempunyai golongan darah B?” Tanya Dokter. Kai dan Saera menggeleng pelan, itu karna golongan darah mereka berdua adalah A.

“Golongan darahku O! Kau bisa memberikannya padanya.” Sergah Luhan.

Dokter itu memandang khawatir kearah Luhan. Namja itu Nampak sedikit pucat. “Apa..tidak apa-apa?! Sepertinya kau sendiri sedang tidak begitu sehat apalagi saat ini kakimu..”

“Na Gwencanayo! Cepat donorkan darahku untuknya!”

“Andwaeyo! Luhan~ah..bukankah berbahaya jika memaksakan untuk mendonorkan darahmu saat ini?! Tubuhmu masih lemah..” Kali ini giliran Saera yang berusaha mencegatnya.

“Lalu aku harus apa?! Membiarkannya mati?! Apa itu yang kau inginkan?!” Pertanyaan Luhan sontak membuat Saera tertegun di tempatnya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Luhan akan mengatakan hal seperti padanya.

“Kumohon Dokter, apapun yang terjadi..donorkan saja darahku padanya.” Pinta Luhan membuat Dokter itu menatapnya sebentar lalu akhirnya mengangguk setuju.

“Hyung!! Fighting!” Kata Kai seraya tersenyum kecil membuat Luhan ikut tersenyum sambil mengangguk. Dokter dan Luhan pun kemudian berjalan masuk kedalam ruangan.

“Keundae..Luhan~ah…” Saera yang masih berusaha mencegat Luhan saat Kai mendadak menahannya.

“Dwaesso..tidak akan ada yang bisa menghentikan Hyung. Karna saat ini, yang paling penting baginya hanyalah Angel seorang.” Tutur Kai membuat Saera memandang datar kearah lain.

Gadis itu lalu jatuh terduduk di lantai. Harus ia akui ini pertama kalinya ia melihat Luhan bersikap seperti tadi, sejak mereka bersama.

Sepenting itukah seorang Angel bagi Luhan?! Sampai-sampai ia sama sekali tidak peduli jika terjadi sesuatu pada dirinya sendiri?!

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan akhirnya selesai mendonorkan darahnya untuk Angel, dan kini berjalan keluar ruangan. Kai dan Saera yang sejak tadi menunggu langsung menghampirinya. Sesaat Luhan sempat hampir terjatuh karna lemah, untung ada Kai yang dengan sigap menahannya.

“Hyung! Gwencana?!!” Tanya Kai khawatir sambil membantu Luhan duduk di kursi.

“Ada sesuatu yang perlu saya beritahukan tentang pasien.” Kata Dokter saat menghampiri ketiga orang tersebut. “Saat tertabrak posisi gadis itu tepat menghadap kearah depan mobil dan tepat saat itu pula hal yang pertama mengenai bagian mobil adalah kedua kakinya. Dan itu kelihatannya cukup parah.”

“Ma..maksud Dokter..?!” Tanya Kai yang nampaknya begitu khawatir, perasaannya mendadak tidak enak mendengar hal ini.

“Pasien mengalami sedikit retakan di bagian pergelangan kakinya, dan itu mungkin akan mengakibatkan dirinya mengalami kelumpuhan.”

“Mwo?!” Kata Kai yang sulit mempercayai apa yang baru saja didengarnya.

“Berapa lama..gadis itu baru bisa berjalan kembali, Dokter?!” Tanya Luhan

“Kalau perkembangannya baik, ia mungkin sudah bisa berjalan dalam beberapa minggu tapi kalau tidak…bisa berbulan-bulan.”

Pernyataan Dokter barusan sontak membuat ketiga orang itu seolah terpaku di tempatnya. Mereka sama sekali tidak pernah menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi pada Angel. Terutama Saera, gadis itu benar-benar tidak menyangka kalau akibat tabrakan itu ternyata separah ini.

♥:♥:♥

 

Ini adalah hari ke-2 Angel berada di rumah sakit. Dokter juga sudah memberitahukan masalah kakinya padanya. Angel yang mengetahui itu tentu saja merasa sangat terpukul pada saat itu, namun saat melihat Luhan dan Kai yang menatapnya sedih apalagi Saera yang tidak berhenti menangis membuatnya memaksakan diri untuk tetap tersenyum dan bersikap seolah dirinya baik-baik saja. Itu sengaja ia lakukan agar mereka tidak sedih lagi atas apa yang terjadi padanya. Ia tidak ingin melihat itu terjadi.

Angel kini sedang bersandar di tempat tidur ditemani Luhan yang duduk di kursi disamping ranjangnya saat pintu ruangan terbuka. Nampak Saera,Kai, Kris dan Sehun yang ternyata datang menjenguknya.

“Oh?! Kalian datang?!” Kata Angel terkejut.

Sehun yang salah mengerti perkataan Angel barusan langsung menatap gadis itu heran. “Eh?! Apa kau tidak suka kalau kami datang?!”

“Hah?! Aniiya~maksudku bukan begitu..” Kata Angel berusaha menjelaskan

Bletakk!!

“Aww!!” Rintih Sehun saat Kris tiba-tiba menjitak kepalanya. “Ah~Hyung!! Kenapa kau menjitak kepalaku?!” Tanyanya kesal seraya menoleh kearah Kris.

“Babo~ya! Kau tidak lihat tadi ekspresi Angel saat kita datang! Tadi itu dia bukannya berkata seperti itu karna tidak suka kita datang, tapi karna ia terkejut ternyata kita semua datang mengunjunginya.” Tutur Kris membuat Sehun sempat melongo

“Ah~jadi begitu yah..kupikir tadi kau marah!” Kata Sehun seraya memegangi belakang lehernya.

Semua orang yang berada didalam ruangan hanya dapat tertawa melihat tingkah Sehun.

“Mana mungkin aku marah! Aku malah senang sekali melihat kalian mau datang menjengukku!”

“Teruslah bersemangat! Kami semua yakin kau pasti bisa melaluinya dengan baik!” Kata Kris sambil menatap kearah Angel.

“Apalagi..ada Luhan Hyung yang selalu menjagamu! Kau harus cepat sembuh!” Kali ini giliran Kai.

“Angel~ah! FIGHTING!!” Seru Sehun tak kalah.

“Neomu gomawoyo, yeorobeun!!” Kata Angel tersenyum senang, begitupula sebaliknya dengan yang lain.

“Ini untukmu!” Saera tiba-tiba saja memberikan sesuatu pada Angel.

Gadis itu menatap barang di tangannya, sebuah kamera digital. “Ini..?”

“Kenang-kenangan dariku. Kau bisa mengirimkan hasil jepretanmu kepadaku lewat internet.”

Angel menatapnya terkejut, begitupula dengan yang lain. “Mwo?! Memangnya kau mau kemana?!”

“Aku..akan pegi ke Jepang.”

“Saera~ya..apa ini karna…” Belum sempat Angel menyelesaikan kalimatnya Saera sudah lebih dulu menyelanya

“Aniiya! Kau tau kan keluargaku juga memiliki rumah makan disana. Itu sebabnya aku ingin membantu Eomma ku mengurusnya. Mianhae, sikapku waktu itu memang keterlaluan! Tidak seharusnya aku bersikap egois seperti itu padamu.”

“Gwencana..aku sama sekali tidak pernah menyalahkanmu!”

“Gomawo~yo! Kau memang sahabatku yang paling baik.” Kata Saera tersenyum begitupula dengan Angel

“Dan juga..Luhan~ah, Gomawo! Karna selama ini sudah membuatku merasa bahagia.” Katanya saat berbalik kearah Luhan

“Na do mianhae! Aku sama sekali tidak pernah berniat menyakitimu. Keundae..”

“Gwencanayo..aku mengerti. Lagipula sekarang aku senang kalian bersama. Kalian berdua adalah orang-orang yang kusayangi. Luhan~ah..jaga Angel baik-baik. Awas saja kalau sampai kau menyakitinya !!” Canda Saera

“Arra~kau juga jaga dirimu baik-baik disana.” Balas Luhan lalu tersenyum.

“Waeirae?! Kenapa semuanya jadi sedih seperti ini!” Celetuk Kai tiba-tiba membuat semuanya langsung tersadar

“Ah!! Karna hari ini adalah hari terakhirku di Seoul, bagaimana kalau sekarang aku mentraktir makan kalian semua?!” Seru Saera tiba-tiba membuat semua memandangnya

“Oh?! Jinjja?!!” Kata Sehun berusaha memastikan membuat Saera mengangguk cepat sambil tersenyum. “Keurom~Kkaja!!” Kata Sehun semangat lalu berniat pergi sampai Kai menarik kaosnya.

“Neo mwoya?! Sebenarnya yang mentraktir siapa?! Kenapa malah kau yang jalan duluan?!”

“Ah! Benar juga..hehe, mian!” Kekeh Sehun

Saera sendiri hanya tertawa melihatnya. “Gwencana! Kalian bebas kok memilih ingin makan dimana! Kkaja!!” Kata Saera mereka pun akhirnya berjalan keluar ruangan.

“Oh iya?! Kalian berdua bagaimana?!” Kata Kai seraya berbalik kearah Luhan dan Angel

“Aku kan belum bisa..” Kata Angel sambil mengarahkan matanya pada kedua kakinya.

“Kalian pergilah. Aku ingin menemaninya disini!” Ucap Luhan

Kai hanya dapat menghela nafasnya lalu tersenyum. “Kalian ini..bagaimana aku bisa merayu Angel kalau kau selalu bersamanya, Hyung!” Kata Kai bercanda. Saat ini ia memang sudah sepenuhnya merelakan hubungan kedua orang yang disayanginya itu.

“Mwo?! Ya~anak ini benar-benar..” Baru saja Luhan ingin beranjak dari tempatnya Kai sudah lebih dulu berlari keluar dari ruangan.

“Annyeong!!” Teriak Kai dari luar membuat Luhan dan Angel tertawa kecil mendengarnya.

Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu. Luhan lalu menatap Angel yang sedang memperhatikan kamera pemberian Saera.

Klikk!!

Tiba-tiba saja Angel memotret wajah Luhan membuat pemuda itu menatapnya tajam.

“Ya!! Siapa yang mengizinkanmu memotretku?!” Tanya Luhan dingin

“Wae..waeyo?! Aku kan hanya memotret sekali, masa tidak boleh?!” Tutur Angel

“Apa aku pernah mengatakan kau boleh melakukannya?!”

“Arasseo! Mianhae..jadi sekarang apa maumu?!” Kata Angel yang juga ikut kesal

“Kau harus diberi hukuman karna sembarangan memotret orang tanpa izin!”

“Keurae?! Memangnya apa hukumannya?!”

“Apa kau benar-benar mau tau hukumannya?!” Luhan tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya kearah gadis itu membuatnya menggeliat mundur hingga semakin bersandar ke belakang.

“Lu..Luhan~ah! Neo waeirae?! Mau apa kau?! Jangan bercanda!”

“Hm?! Siapa yang bercanda?! Kau sendiri kan yang ingin tau apa hukumannya. Aku akan menunjukkannya padamu!” Kata Luhan seraya tersenyum kemudian semakin mendekatkan wajahnya kearah Angel. Gadis itu sendiri sudah menutup matanya, kalau saja kakinya bisa bergerak ia pasti sudah berlari pergi dari sana. Wajah keduanya kini hanya berjarak beberapa senti, semakin dekat dan…

Cklek!!

Pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka membuat keduanya sontak memisahkan diri. Rupanya Sehun yang datang karna ingin mengajak Luhan dan Angel.

Aissh~anak ini benar-benar..” Gerutu Luhan dalam hati

“HYUNG! Mau makan dengan..?!” Ucapan Sehun mendadak terhenti saat melihat keduanya. “Omo!! Mianhaeyo..aku sama sekali tidak tau kalau kalian..”

Bletakk!!

“Aiish~jinjja! Sakit!!! AH~HYUUUNG!!!!” Pekik Sehun sambil mengelus kepalanya saat Kris tiba-tiba datang lalu menjitak kepalanya dari belakang.

Neo jinjja..!! Mengganggu orang lain saja!!” Kata Kris kesal

Ya!! Aku kan sudah menanyakannya tadi! Kenapa kau malah kembali kesini lagi! Issh~babo ya!!” Seru Kai yang juga tiba-tiba muncul dari belakang

“Mana aku tau!! Lalu sekarang apa yang harus kulakukan?!” Tanya Sehun bingung.

“CEPAT PERGIII!!!” Seru Kris, Kai dan Luhan serempak membuat Sehun langsung terkejut karna diserang 3 orang sekaligus.

Arraaa!! Kenapa selalu aku sih yang dimarahi?! Aiish jinjja!!” Gerutu Sehun lalu beranjak pergi dari sana diikuti Kai dan Kris. Luhan dan Angel sendiri hanya tertawa melihat tingkah mereka.

 

 

The End

Gomawo buat yang dah baca smpe akhir *bow*

Hope u like it ^^

 


The Twelve Power Of Olympians (Chapter 1)

$
0
0

the twelve2Title : The Twelve Power Of Olympians

Title chapter : First Meeting

Author : HCV_2

Main cast : Kim Hana(OC), Kai

Other cast : EXO, Park Young ra(OC), and find by yourself

Genre : Fantasy, Romance, Brothership

Length : Chaptered

Annyeong~~~~~ author abal ini kembali dengan membawa chapter pertama dari ff ini~~

*deep bow* aku masih engga yakin dengan ff ku yang nista ini. Cerita aneh, typo bertebaran dan kenistaan yang lainnya. Tekad jadi setengah-setengah ni takut hanya akan membuat para pembaca ff ini menjadi nista seperti saya *apadahni*

Sama saperti pesan sebelumnya, karna saya author baru jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan kata, keanehan jalan cerita atau hal-hal yang tidak enak dihati para pembaca karna cerita ff ini hanya fiktif belaka. Kritik dan saran sangat ditunggu di kotak komentar. Please jangan jadi silent readers..senista-nistanya ff ini dan authornya tapi saya mohon hargai karya anak bangsa^^

 

 

Chapter 1

 

 

Setelah berlari setengah halaman, langkah Hana tiba-tiba terhenti karna melihat sebuah kotak dibawah pohon besar dipinggir halaman tengah sekolahnya.  Sebuah kotak misterius yang mencurigakan.

“Kotak apa itu?”

Karna penasaran Hana pun mendekati kotak itu. Diraihnya dan diperhatikannya setiap sudut kotak itu.

Ya ampun apa orang pemilik kotak ini tidak pernah membersihkannya. Kenapa debunya setebal ini? Aku yakin pemiliknya pasti orang malas

Hana meniup debu tebal yang menutupi permukaan kotak misterius tersebut.

“Uhuk.. uhuk… Hasyim!” Hana terbatuk dan bersin karna debu yang ia tiup malah menyerang balik saluran pernafasannya.

Setelah debunya cukup bersih, ukiran dikotak itu semakin jelas terlihat. Kotak persegi panjang yang kira-kira berukuran 20x10cm itu memiliki ukiran yang indah disetiap sisinya. Kotak itu berwarna merah maroon dan terlihat sangat usang, sepertinya kotak itu memang tidak pernah dirawat oleh siapapun pemilik kotak itu.  Disudut kanan atas dan kiri atas dari bagian depan dan belakang terdapat ukiran tumbuhan yang merambat, di bagian kanan dan kiri kotak terdapat ukiran bunga tulip yang terlihat sangat indah. Di bagian atas dari kotak itu terdapat ukiran malaikat dengan sayapnya yang membuka lebar yang memenuhi panjang dari bagian atas kotak itu. Terlihat indah dan begitu manis membayangkan jika malaikat seperti diukiran itu benar-benar ada, apa akan terlihat seperti yang digambarkan?

“The 12 olympians. Hermes division..Kai..” Hana bergumam membaca tulisan dikotak itu.

Tulisan itu terukir indah dibagian tengah dari sisi depan kotak tersebut. Jenis tulisannya seperti font tulisan kuno. Terlihat aneh tapi menambah keindahannya.

“Woaah kotak ini bagus sekali. Tapi ini milik siapa ya?” gumam Hana penasaran

Jari-jemari Hana semakin lama semakin menjadi. Ia semakin penasaran tentang rahasia apa yang disimpan dalam kotak seindah itu. Seakan tak mau menunggu lama ia pun mencoba membuka kotak misterius tersebut tapi…

Tidak bisa.. Terkunci ya?

“Heyy! Kim Hana apa yang kau lakukan disitu? Kenapa lama sekali? Aku sampai kering menunggumu disini?” Young ra berteriak memanggil sahabatnya yang masih berkutat dengan sesuatu misterius yang baru ia temukan.

“Ahh ne sebentar! Aku sudah hampir selesai”

Aissh dasar si cerewet

“Bagaimana ini? Kotak ini milik siapa? Apa kutinggalkan disini saja biar pemiliknya menemukannya sendiri?…. Ahh iya lebih baik seperti itu”

Hana pun bangkit setelah meletakkan kotak itu ditempat semula dan bermaksud untuk pergi meninggalkan kotak misterius tersebut. Dia berbalik dan melangkah menghampiri sahabatnya yang sejak tadi masih menunggunya dengan wajah yang ditekuk. Hana tau pasti Young ra akan mengomelinya saat ia sampai disana.

AHHH TIDAK BISA!

Seakan tidak sanggup pergi meninggalkan kotak yang membuatnya terpesona dan ingin memilikinya itu Hana kembali berbalik mengambil kotak itu setelah hampir setengah jalan sampai ketempat Young ra.

“Tidak! Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian disini. Bagaimana kalau kau ditemukan oleh orang jahat? kan sayang” Hana bicara pada kotak itu sambil mengelus sisi atasnya.

“YAAA! KIM HANA! SI SIPUT! KENAPA KAU LAMA SEKALI! AKU BOSAN MENUNGGUMU DISINI! SEBENARNYA APA YANG KAU LAKUKAN?” kesabaran Young ra pun habis. Sepertinya Hana akan mati setelah ini.

“A..AAh Ne~~! Sekarang aku benar-benar sudah selesai. Tunggu sebentar” Hana berlari secepat yang ia bisa untuk segera sampai kesudut halaman tempat Young ra menunggu. Bulu kuduknya seakan bediri membayangkan apa yang akan terjadi padanya setelah sampai dihadapan sahabatnya yang terkenal dengan kemampuannya bicara panjang lebar itu.

Matilah aku sekarang. Dia pasti benar-benar kehilangan kesabarannya. Aku yakin setelah ini telingaku bisa panas dan terbakar mendengarkan omelannya.

 

 

*****

[Hana Pov]

“Baiklah sampai jumpa Hana~ Ingat! bsk aku menjemputmu jam 7 pagi kau jangan sampai jadi siput lagi. Arrachi?”

“Ne arra~ sudah pulang sana”

“Aish kau ini. Kau mengusirku?” Young ra mempoutkan bibirnya

“A..apa? Tentu saja tidak. Mana mungkin aku mengusir sahabatku sendiri. Hehe” Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal sambil tertawa pahit.

“Baiklah kalau begitu. Aku pulang dulu kakiku jadi pegal setelah berdiri menunggumu selama itu tadi” ucap sahabatku itu sambil memijat-mijat pahanya.

“Hey kau masih saja menyinggung masalah itu. Bukankah aku sudah minta maaf. Lain kali tidak akan kuulangi lagi” sadar dia menyindirku aku pun minta maaf untuk yang kesekian kalinya sejak tadi sepanjang perjalanan pulang. Mungkin ini sudah yang ke 10 kalinya aku mengatakan kata maaf, tapi dia masih tetap saja menyindirku.

“Yaa sudahh sampai jumpa besok Haniie~ salam untuk Joonmyunnie oppa ya~” ucapnya sambil melambai kearahku dan memasang senyuman sok imut yang biasa ia lakukan dihadapan Joonmyun oppa.

“Iyaaa sampai jumpa~” aku membalas lambaian tangannya dan tersenyum paksa.

Isshh.. dasar yeoja cerewet. Telingaku ini sudah panas mendengar ocehannya sepanjang perjalanan pulang tadi. Bayangkan saja perjalanan pulang dari sekolah sampai kerumahku itu sekitar 45 menit dan selama itu pula dia terus menyalahkanku karna membuatnya menunggu lama tadi. Andai saja waktu 45 menit itu ditambah 5 menit lagi kurasa telingaku sudah habis terbakar.

 

Park Young Ra dia adalah sahabatku sejak kecil bukan tapi sejak kami masih dalam kandungan. Orang tua kami adalah sahabat baik saat masih dibangku kuliah, dan mereka masih berhubungan baik hingga saat ini. Jadi tidak salah jika aku dan dia bisa bersahabat baik seperti sekarang ini. Sebenarnya pribadiku dengannya itu benar-benar bertolak belakang, dia itu orang yang cerewet, penyuka anak kecil, suka berdandan, bergosip dan hal-hal lain yang menurutku benar-benar menyebalkan.

Sedangkan aku? Aku adalah tipe orang yang sedikit jutek dan hemat dengan suaraku. Bukan karna aku takut suaraku habis tapi aku hanya tidak suka membuang suaraku untuk membicarakan hal-hal yang menurutu tidak penting, selain itu aku tidak terlalu suka dengan anak kecil. Ya anak kecil hanya bisa menyusahkan apalagi mendengar suara mereka menangis benar-benar membuatku tidak tahan. Dan bergosip? Dandan? Yang itu apalagi katakan tidak pada itu semua.

Sudah llihat kan? Aku dan Young ra benar-benar pribadi yang bertolak belakang. Tapi bukan berarti aku dan dia tidak bisa akur. Walaupun kami sering bertengkar dan berbeda pendapat tapi itulah yang membuat persahabatan kami bertahan dan yang membuatnya bereda dari yang lainnya. Bukankah kebayakan orang bersahabat karna memiliki persamaan hobby, kesukaan, sifat atau yang lainnya, tapi berbeda dengan kami, kami bersahabat karna kami saling mengisi atas apa yang tidak kami milliki. Seperti ini misalnya, karna aku tidak terlalu suka bicara jadi sedikit membuat orang disekitarku akan merasa canggung berada didekatku tapi karna aku memiliki Young ra yang selalu bersamaku dia akan menjadi pencair suasana dan membuat suasana menjadi menyenangkan. Seperti itulah kira-kira, yang jelas aku dan Young ra adalah sahabat yang saling mengisi satu sama lain dan akan bersahabat selamanya sepanjang masa sampai maut memisahkan. Aissh.. apa-apaan aku ini?

 

 

Melihatnya sudah hilang dibalik tembok rumahnya yang hanya berjarak 3 rumah dari rumahku, aku pun masuk kedalam rumah. Lelah letih dan sakit masih terasa ditelingaku, suara melengking 7 okraf milik Young ra yang kurasa ia pelajari dari teman kami Jong dae seakan masih terngiang jelas dan membuatku merasa benar-benar terganggu.

Aku masuk dengan langkah gontai. Setelah membuka kunci pengaman aku pun  membuka pintu dan berjalan masuk dengan lemasnya.

“Aku pulang~” salamku seperti biasa tapi yang membuat berbeda adalah tampangku yang kusut tidak karuan

“Selamat datang Hanie~ Wah keliatannya kau lelah sekali sampai wajahmu lesu seperti itu”  sambut namja yang kusebut oppa itu dengan senyum angelnya yang sangat mempesona.

“Ne aku lelah sekali hari ini oppa. Hari ini disekolah banyak sekali ada kejadian aneh.. ditambah dengan pelajaran Kyuhyun dan Heechul seonsaengnim yang seperti biasa selalu membosankan serta menenggangkan. Oppa tau kan mereka adalah duo evil disekolahku. Dan aku mendapat paket plus-plus karna mendapat ocehan maut milik Young ra sepanjang perjalanan pulang. Oppa tau seberapa lelahnya menjalani hidupku ini?” jawabku malas dengan tampang datar sambil menuangkan air dingin kedalam gelas lalu menghabiskannya dengan satu tarikan nafas.

“Hahaha.. kau ini bisa saja ya Hanie” Joonmyun oppa mengacak-acak rambutku sambil tertawa seakan menganggap keluhanku itu seperti lelucon.

“Ya! Oppa ! aku serius. Kenapa kau malah menertawaiku” aku mempoutkan bibirku. Itulah yang biasa aku lakukan jika orang menganggap omonganku main-main atau mengacuhkanku saat bicara.

“Ah mianhae Hanie. Oppa bukan bermaksud menertawaimu tapi hanya lucu melihat tampangmu yang kusut seperti itu. Tidak baik jika seorang gadis sepertimu memasang tampang seperti itu, bagaimana kalau semua namja menjadi ilfeel padamu? Kau bisa jadi perawan tua. Hahaha”

“YAAA!! JOONMYUN OPPA!”

“Hahaha. Ne ne arraseo. Baiklah memangnya ada kejadian aneh apa disekolahmu sampai membuatmu kehilangan semangatmu seperti ini hah?” kali ini dia bertanya serius dengan suaranya yang lembut sambil mengelus lembut puncak kepalaku.

“Jadi tadi saat pelajaran Kyuhyun seonsaengnim berlangsung… tiba-tiba terjadi sebuah ledakan dihalaman sekolahku dan setelah itu terjadi gempa singkat disekolah mungkin itu karna ledakan tersebut. Tapi anehnya setelah diselidiki tidak ada tanda-tanda ledakan sama sekali disekolah, padahal suara ledakan cukup besar tapi kenapa bisa tidak ada bekas sama sekali. Itu benar-benar aneh kan? Memang polisi sudah menyelidiki dan tidak ditemukan petunjuk apapun tapi aku merasa janggal jika kejadian ini diangggap selesai begitu saja” jelasku dengan duduk bersebelahan dengan Joonmyun oppa dimeja makan.

“Ledakan? Gempa? Apa iya? Kenapa hanya terjadi disekolahmu. Kalau ledakan tidak masalah, tapi kalau gempa bukankah biasanya terjadi dalam satu wilayah.. dan jarak sekolahmu dengan rumah kita tidak terlalu jauh serta berada dalam satu wilayah, tidak apa-apa jika hanya terjadi gempa kecil tapi kalau memang sangat terasa seharusnya aku yang dirumah setidaknya bisa merasakannya walau hanya getaran kecil kan”

“Oke mungkin terlalu jauh jika membandingkannya dengan rumah kita. Bagaimana dengan penduduk disekitar sekolahmu? Apa mereka juga merasakan gempa atau mendengar ledakan itu?

“Kurasa tidak, hanya disekolahku saja oppa. Ini sangat aneh, karna mereka sama sekali tidak panik atau berkomentar tentang masalah itu, ,mungkin jika ada yang merasakan mereka hanya beranggapan kalau itu hanya getaran kecil atau bahkan tidak menyadari bahwa itu gempa, karna saat polisi datang kesekolahku banyak warga yang malah bertanya dan terkejut”

“Ohh jjinjayeo?? Kalau begitu ini benar-benar aneh. Ledakan tanpa bekas yang menyebabkan gempa yang hanya terjadi sekolahmu. Itu mustahilkan padahal bersebelahan tapi yang disebelah malah tidak merasa sama sekali. Tsk! Oppa juga bingung sekarang” Joonmyun oppa memijat-mijat dahinya. Sepertinya dia ikut pusing memikirkan masalah ledakan dan gempa itu.

“Tapi oppa anehnya sebelum ledakan dan gempa itu terjadi aku melihat seklibat cahaya putih yang melintas kearah halaman sekolah. Apa mungkin karna cahaya putih itu?” aku membenarkan posisi dudukku dan mendekatkan kursiku dengan kursi Joonmyun oppa. Pembicaraan kami rasanya semakin serius.

“Cahaya putih? Mungkin saja, memangnya seperti apa cahaya itu? Apa dicahaya tersebut kau melihat sesuatu yang kira-kira bisa menyebabkan ledakan?” Ekspresi wajah namja berkulit putih itu berubah antusias.

“Umhh.. sepertinya tidak atau lebih tepatnya aku tidak tau. Karna saat aku melihat cahaya putih itu aku malah menutup mata karna silau tapi saat aku buka mata cahayanya sudah menghilang dan beberapa detiknya ledakan tersebut terjadi”

“Hmm jadi begitu. Apa mungkin..?” raut wajahnya berubah serius sambil mengangguk-ngangguk memegang dagunya layaknya seorang detektif berpikir.

“Apanya yang mungkin oppa? Apa oppa mendapatkan sesuatu?” aku mendekatkan wajahku ke wajah oppaku

“Hanie, apa mungkin ini ulah dari..” raut wajahnya seakan dibuat menakutkan, dia memegang bahuku dan menatap kemataku tajam.

“A..a..apa maksudnya? Ulah dari siapa? Kenapa oppa tiba-tiba seperti ini?”

“Mungkinkah.. ini ulah ALIEN!” dia berkata dengan menekankan suaranya pada kata ALIEN.

“APA?? ALIEN?” seketika aku membulatkan mataku. Apa maksudnya? Alien? Oppa pikir aku ini anak kecil bodoh yang percaya dengan mahluk yang disebut-sebut alien itu. Aku pikir dia benar-benar mendapatkan suatu pemecahan dari penjelasanku tadi ternyata dia masih saja menganggap ini sebagai lelucon=_=

“OPPA! KAU PIKIR INI LELUCON! MANA MUNGKIN ADA ALIEN! AISSH..” aku berteriak tepat di depan wajahnya. Aku melepaskan tangannya dari bahuku, aku berbalik lalu melipat tanganku didada. Apa-apaan oppa ini, Alien? Kurasa dia yang alien. Alien bodoh yang bisanya hanya membuatku kesal.

“Hahaha.. lihat ekspresi wajahmu tadi. Benar-benar sangat lucu. Hahaha.. aku yakin kalau kau melihat wajahmu sendiri kau pasti akan tertawa terbahak-bahak Hanie’ah. Hahaha” dia tertawa terbahak sambil memegang perutnya. Bahkan dia sampai memukul-mukul meja dan menghentakan kakinya kelantai dan aku tau kalau Joonmyun oppa sudah tertawa hingga seperti itu berarti apa yang dia tertawakan memang sangat lucu.

Ya kurasa memang sangat lucu, aku bahkan merasa diriku sendiri ini sangat menggelikan dan mungkin jika aku menjadi dirinya aku juga akan tertawa seperti Joonmyun oppa. Bodohnya kenapa aku bisa terjebak oleh tipuan kakakku itu. Padahal ini sudah sering terjadi tapi kenapa aku selalu jatuh kelubang yang sama.

2 menit berlalu dan dia masih menertawaiku sedangkan aku masih membelakanginya sambil mempoutkan bibirku.

“Oppa~ berhentilah menertawaiku!”

“Haha..Ha.. ma..maafkan aku..aku tidak bisa me..menahannya Hanie..Hahahaha” dia bicara dengan nafas yang terengah sepertinya dia kehabisan nafas setelah tertawa selama itu.

 

CEKLEK

 

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Sepertinya ada yang datang.

“Hana~Joonmyun~ apa kalian dirumah?”

Hah itu pasti eomma dan appa. Akan kuadukan si alien yang mengerjaiku ini

“Eomma~” aku bangkit dari tempat dudukku dan berlari kearah sosok wanita yang biasa kupanggil eomma itu. Diikuti oleh Joonmyun oppa yang juga beranjak dari tempat duduknya mengikutiku menghampiri eomma. Dia berjalan dan masih menertawaiku.

Sosok wanita berambut panjang dengan senyumnya yang selalu membuatku merasa hangat saat melihatnya..Aku berlari sambil memrentangkan tanganku, pertanda bahwa aku ingin memeluknya dan dia menyambutku dengan pelukan hangatnya.

“Hana kau sudah pulang? Kenapa masih memakai pakaian sekolah?” Tanya eomma sambil mengelus-ngelus rambutku.

“Dan kau Joonmyun, apa yang kau tertawakan? Kenapa sampai seperti itu?” eomma memasang wajah heran. Mungkin eomma jarang melihat oppa seperti itu karna Joonmyun oppa itu terkenal dengan wajah politenya yang mempesona, dia lebih sering tertawa saat bersamaku, tentu saja itu karna apa yang membuatnya tertawa adalah diriku yang  berhasil dikerjainya.

“Tidak eomma bukan apa-apa” wajahnya seakan menahan tawanya yang sepertinya belum selesai.

“Eomma, appa! Tadi Joonmyun oppa mengerjaiku dan sekarang dia menertawaiku” kataku manja sambil menunjuk kearah kakakku.

“A..a.apa? Hahahahaha”

Hah? Dia tertawa LAGI? Aissh.. kapan dia akan selesai? Menyebalkan!

“Tuhkan! Lihat itu eomma.. appa… Dia menertawaiku lagi”

“Joonmyun hentikan, jangan menertawai adikmu seperti itu” ucap sosok yang biasa ku panggil appa itu sambil tetap membaca koran harian yang baru ia beli tadi saat belanja dengan eomma.

“Iya Joonmyun jangan menertawai adikmu” ucap eomma sambil melepaskan pelukannya dariku kemudian membawa belanjaannya kedapur dan siap memasaknya.

“Eomma~ Appa~ hentikan dia” rasanya seperti ingin menagis ditertawai habis-habisan seperti itu. Aku tidak tahan melihatnya.

Seakan merasa lelah dan sadar kalau aku sudah benar-benar marah dia tertawai. Dia pun menghentikannya lalu berjalan menghampiriku dan kemudian memelukku.

“Aissh.. oppa apa yang kau lakukan. Lepaskan!” aku memberontak. Sebenarnya aku paling senang jika sudah dipeluk oleh oppaku. Sejak kecil pelukan yang paling aku inginkan setelah pelukan ibukku adalah pelukan oppaku, sangat hangat dan nyaman. Bebanku seakan hilang saat dipeluknya.

Perlakuan lembutnya seperti inilah yang sangat kusukai dari kakakku. Dia selalu memperlakukanku dengan lembut dan selalu memanjakkanku. Mungkin karna aku satu-satunya adik yang dia miliki, apapun yang aku minta jika dia bisa pasti dia berikan, jika aku butuh bantuan dia selalu berusaha membantuku, jika aku menangis dia yang mengusap air mataku, jika aku senang senyumannya senantiasa dia tunjukkan untukku. Pokoknya dia adalah kakak terbaik yang ada diseluruh dunia, aku yakin aku adalah adik yang paling beruntung karna memiliki kakak seperti dia. Bahkan karna tampangnya yang sangat tampan dan pribadinya yang ramah banyak membuat para gadis jatuh hati padanya. Begitu juga dengan teman-teman disekolahku yang salah satunya adalah sahabatku sendiri.

Tetapi sama seperti kakak beradik lainnya, kami terkadang juga sangat sering bertengkar bahkan hanya karna hal sepele. Dia sangat sering mengerjaiku terkadang bisa lebih parah dari ini. Dan jika keevilannya sudah muncul aku bisa sangat tidak menyukainya, seperti yang terjadi saat ini karna suasana hatiku masih kesal aku jadi tidak menyukai pelukkannya.

“Yaa… Kau bilang kau sangat suka aku peluk. Jadi diamlah.. aku tau kau kesal dan marah tapi kumohon jangan menolak pelukanku. Baiklah aku minta maaf atas perbuatanku tadi, sebenarnya aku tidak bermaksud mengerjaimu.. tapi ditengah-tengah pembicaraan kita tadi seketika terpikirkan semua rencana untuk mengerjaimu. Jadi ini bukan salahku tapi salahkan rencana yang tiba-tiba aku pikirkan itu” dia mengelus lembut rambutku dan aku sungguh menyukainya.

“Yaa oppa” aku mencubit perutnya sambil tertawa kecil.

“Appo Hanie’ya! Hehe.. bagaimana? Sekarang kau sudah memafaatkan aku kan? Iya kan?”

“Umhh.. bagaimana ya? Oppa sudah keterlaluan jadi kurasa aku tidak akan semudah itu memaafkan oppa” aku melepas tubuhku dari pelukkannya lalu berbalik melipat tanganku didada sambil berpura-pura marah padanya.

“Ya ya ya.. Kim Hana. Janganlah seperti itu, aku tau kau bukan tipe orang seperti itu. Lagi pula kau mana bisa marah pada oppamu yang tampan ini”

“Mwo? Fakta apa itu? Oppa tampan? Iya kalau dilihat dari ujung menara namsan” aku mencibir kearah namja yang kepedean itu.

“Hihi.. lihat kan.. aku tau bagaimana dirimu Hanie, sudah.. tidak usah sok akting didepanku aku tau kau sudah tidak marah padaku” dia mengelus rambutku lembut sambil menunjukkan senyuman mautnya.

“Tidak! Dugaan oppa salah! Aku masih marah”

Tidak! Aku tidak akan secepat itu menyerah. Aku juga mau balas mengerjainya. Dia harus bersusah payah untuk dapat maaf dariku.

“Baiklah baiklah, kalau seperti ini caranya harus pakai rencana B”

Re..rencana B? apa maksudnya?

“TADAAA~ Lihat ini! Kau pasti sangat menginginkan ini”

MWO!! I..ITU FOTO WU FAN OPPA T..TO..TOPLESS!! ASTAGA ORANG INI MEMANG TAU BAGAIMANA MEMBUATKU LULUH! KALAU SEPERTI INI MANA MUNGKIN AKU TIDAK TERGODA=_=

“Yaa Hanie kau pasti goyah kan sekarang. Sudah ayo cepat putuskan mau maafkan oppamu ini atau tidak? Kalau mau ini untukmu tapi kalau tidak yaa sayang sekali” dia mengibas-ngibas foto itu seperti kipas. Aku melirik appa yang masih sibuk membaca koran disofa, aku takut kalau appa melihat foto itu. Habislah aku, bisa-bisa dilarang bertemu Wu fan oppa karna dianggap menyeleweng.

“Ba..baiklah oppa, kau aku maafkan” jawabku pelan sambil menunduk.

Aku malu pada diriku sendiri kenapa goyah hanya dengan foto namja topless. Tidak! Wu fan oppa bukan sekedar namja bagiku, dia sudah seperti malaikat tak bersayap yang selalu mengusik pikiranku, karna aku sangat menyukainya.

[End Hana Pov]

*****

 

 

 

“Haaaah~ lelah sekali rasanya. Sudah dapat kejadian aneh disekolah, diomeli Young ra habis-habisan dan ditambah lagi dikerjai Joonmyun oppa. Huh.. hidup ini memang berat ya?” Hana menjatuhkan tubuhnya ketempat tidur, dia bicara sambil memandang langit-langit kamarnya.

“Haha.. tapi setidaknya aku dapat satu keberuntungan hari ini. Jreng jreng~ ini dia foto Wu fan oppa TOPLESS! Huaaaaa~ Lihat dia tampan sekali kan” Hana bangun dan duduk di atas tempat tidur setelah mengambil foto itu dari sakunya, lalu dia memandangi foto itu sambil senyum-senyum sendiri.

Aissh.. kenapa ada namja setampan dia didunia ini. Dia begitu sempurna, wajah tampannya, tubuh indahnya, suara bassnya, dan otaknya yang pintar. Dia benar-benar membuatku jatuh hati.Ahhhh!! liat tubuhnya yang menawan dan indah itu, teman-temanku pasti iri jika mereka tau aku punya foto ini hihihi

“Eitss tunggu dulu. Kenapa aku jadi se pervert ini=_=?”

“Ahh ini karna Joonmyun oppa yang menunjukkan foto seperti ini padaku. Tapi gawat kalau sampai ketauan orang lain selain Young ra dan Joonmyun oppa kalau aku mempunyai foto seperti ini. Aku harus menyimpannya baik-baik”

Hana beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju meja belajar didekat jendela kamarnya, dia buka laci kedua dari meja itu, dan benar saja ada sebuah amplop disana dan diamplop itulah dia menyimpan foto-foto Wu fan namja yang dia kagumi. Tapi tidak sebodoh itu, di amplop tersebut dia juga menyelipkan beberapa hasil ulangan hariannya, agar saat orang lain mengambilnya barang yang pertama mereka lihat adalah hasil ulangannya.

“Ini dia.. kau akan bertemu dengan koleksi foto-foto Wu fan oppa yang lain. Kau foto ke 23” dia seakan bicara dengan foto tersebut.

“Andai saja aku punya sebuah kotak dengan pengaman untuk menyimpan ini, pasti akan le—“

AHH IYA! Dasar Hana pabo! Kotaknya~

Hana menaruh amplop itu ditempat semula lalu menutup kembali lacinya kemudian mengambil tasnya lalu mengeluarkan kotak misterius yang dia temukan disekolah tadi siang.

“Karna Joonmyun oppa aku jadi lupa dengan kotak misterius ini” Hana duduk dimeja belajarnya dan meletakkan kotak tersebut didepannya. Dipandanginya kotak itu menerawang kira-kira dari mana datangnya dan apa yang ada didalamnnya.

“Sebenarnya ini kotak apa? Misterius sekali” Hana menopang dagunya sambil terus memandangi kotak tersebut.

“The 12 olympians. Hermes division..Kai..”

“Apa artinya? Apa ini nama pemiliknya?”

“Cahaya putih? Mungkin saja, memangnya seperti apa cahaya itu? Apa dicahaya tersebut kau melihat sesuatu yang kira-kira bisa menyebabkan ledakan?”

“Benar juga, apa jangan-jangan kotak ini penyebab ledakan itu?”

“Cahaya itu datang dari arah barat menuju halaman tengah sebelah gedung kelasku. Kalau dipikir-pikir jika cahaya itu membawa sesuatu saat jatuh mungkin saja tempat jatuhnya adalah tempat ditemukannya kotak aneh ini” Yeoja tomboy itu menyimpulkan pemikirannya sambil mengangguk-ngangguk dengan tetap memandang kotak dihadapannya.

Tapi apa iya? Apa mungkin kotak sekecil ini bisa menyebakan ledakan?

“AHH!! Semakin membingungkan!” Hana mengacak-acak rambutnya kasar. Gadis ini benar-benar dibuat stress oleh kejadian siang itu.

“Baiklah, yang aku butuhkan sekarang adalah mencari kunci dari kotak ini. Jika benar kotak ini jatuh bersama cahaya itu tidak kecil kemungkinan kalau kunci kotak ini juga jatuh dihalaman sekolah, mungkin terpental beberapa meter dari tempat jatuhnya kotak ini. Kalau sudah kubuka mungkin didalam kotak ini aku bisa menemukan petunjuk”

“HANA~ AYO CEPAT TURUN. MAKAN MALAMNYA SUDAH SIAP”

“Iya eomma~” Hana beranjak dan bergegas turun kebawah untuk makan malam bersama keluarganya. Dia tinggalkan kotak misterius itu dikamarnya. Tepat setelah pintu kamar ditutup kotak aneh itu seperti bergeser dari tempat semula, dan seketika kotak itu mengeluarkan cahaya putih, cahaya yang sama yang dilihat Hana sesaat sebelum ledakan itu.

 

 

****

 

“Annyeong~ selamat pagi semuanya~ selamat pagi bibi selamat pagi paman selamat pagi Joonmyunnie oppa dan selamat pagi Ha—“

“Eh? Dimana Hanie? Dia belum turun?” Tanya Young ra pada keluarga Kim yang sedang bersantai pagi itu. Bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang sudah siap pergi kekantor dan lagi Joonmyunnie oppa yang biasanya sangat rajin pagi itu juga belum bersiap kekampus.

“Tentu saja belum Young ra, ini masih jam 6 pagi mana mungkin dia sudah bangun. Lagi pula apa kau salah minum obat? kenapa sepagi ini sudah jemput Hanie?” Tanya Joonmyun heran sambil memakan camilan dan menggendong handuk dibahunya. Sepertinya dia baru akan mandi.

 

[Young ra Pov]

Hah? Dia bilang apa? Jam.. jam 6 pagi?

Kulirik jam tangan silver yang melingkar manis dipergelangan tangan kiriku, dan benar saja mataku membulat sempurna melihat jam berapa sekarang. Jam 5.50 !

“MWO? J..JAM 5.50?? KENAPA BARU JAM SEGINI?? BUKANKAH TADI SUDAH JAM SETENGAH 7. AISH.. AKU PASTI SALAH LIAT JAM” Aku berteriak di kediaman keluarga kim pagi itu. Dan sepertinya itu membuat monster tidur dirumah itu terbangun.

 

 

“PARK YOUNG RA!! KAU MAU MATI YA!!”

Aduh bodoh! Kenapa aku berteriak sekeras itu. Hana kan paling tidak suka jika ada yang membangunkannya saat dia tidur. Dia selalu tau kapan dia harus bangun dan kapan dia harus tetap tidur. Dia itu seakan bisa mengetahui situasi diluar walaupun matanya terpejam. Dan jelas disituasi saat ini bukan keinginannya untuk bangun dari tidurnya dan itu berarti..

 

JEDERR

 

“YA PARK YOUNG RA! KAU BERANI MENGUSIK TIDURKU HAH?” Hana keluar dari kamarnya dengan penampilan kusut yang acak-acakan. Dia memang gadis tomboy, setiap gadis pasti tidak akan berani keluar kamar dengan keadaan seperti itu tapi dia.. berbeda

“Hey tenanglah Hanie bukankah ini sudah jam 6 sudah waktunya bangun kan”

“TIDAK! JADWAL BANGUN PAGIKU ITU JAM 6.15! KAU TAU KAN KALAU AKU SUDAH BANGUN AKU AKAN SUSAH TIDUR LAGI. DAN KALAU JAM TIDURKU KURANG, WALAU ITU HANYA 1 MENIT ITU AKAN MENGURANGI KEMAMPUAN BERPIKIRKU 40%!” Gadis berpenampilan menyedihkan itu berkacak pinggang di ujung tangga atas.

“Hey kau pikir kau L tokoh anime Death Note yang akan kehilangan kemampuan berpikir 40% jika tidak duduk dengan dua kaki naik kekursi?=_=”

“HEH.. siapa yang mengijinkanmu berkomentar? Aku belum selesai memarahimu tau” sekarang dia mulai menuruni tangga.

Orangtua Hana hanya tertawa geli melihat tingkah kami berdua. Ya mereka sudah biasa melihat kami bertengkar.

“Hana~ sudahlah jangan salahkan Young ra. Dia juga tidak sadar kan datang jam segini. Lagi pula apa salahnya kalau bangun 15 menit lebih awal”

“Tuhkan! Eommamu saja membelaku. Lagi pula anggap saja ini bayaran atas kesalahanmu kemarin”

“Hey hey hey lagi-lagi kau menyinggung soal itu. Sampai kapan kau akan terus meyalahkanku hah?”

“Ya Hanie.. jangan mendekat kau belum mandi”

“Lalu kenapa kalau belum mandi?” Hana semakin mendekatkan wajahnya padaku

“Ha..Hanie~ berhenti disitu. Jangan mende—“

“Eh?” tiba-tiba tindakannya terhenti karna ada yang menutup wajahnya dengan sebuah handuk berwarna ungu dan aku tau itu handuk siapa

“Oppa!!!!”

“Berhentilah menyalahkan Young ra. Mandi sana! Apa kau tidak malu pada sahabatmu, lihat dia sudah rapi dan manis. Tapi lihat dirimu, Tsk.. menyedihkan. Bagaimana kau bisa punya pacar kalau seperti itu”

DEG

Apa? Dia bilang aku manis? Waah~ senangnya~

“Ahh diam kau oppa. Tidak ada urusannya denganmu. Dan kau Park—“

“Woaah~ oppa kau bilang aku manis?? Aigoo aku senang sekali mendengarnya” aku berlari menghampiri namja yang memiliki senyum angel itu kemeja makan tempatnya duduk dan sekarang aku duduk disampingnya sambil merangkul tangannya.

“Jadi kau senang? Kalau begitu aku juga senang kalau kau senang”

DEG

Selalu..selalu seperti ini, senyumannya inilah yang membuatku tidak berdaya saat melihatnya.

“Aishh.. kalian berdua sangat cocok. Dua orang yang selalu membuatku kesal” Hana berteriak sambil berjalan menuju kamar mandi didekat dapurnya.

“Tapi..juga sangat berarti untukku..” bisik Hana dalam hati.

Kulihat Hana berjalan menuju kamar mandi, sambil bergumam. Entah apa yang dia bilang yang jelas dia sedang bicara tentang aku dan Joonmyun oppa. Dan jangan heran juga jika aku bersikap manja pada Joonmyun oppa didepan orangtuanya, karna sejak kecil aku sudah menyukainya dan orangtua kami, Hana, termasuk Joonmyun oppa juga sudah mengetahui tentang perasaanku itu. Tapi sampai saat ini dia masih belum menerimaku.

[End Young ra Pov]

 

 

*****

 

“Ada dimana? Kenapa tidak ada yaa? Argghh” Hana mengellingi halaman tengah sekolahnya untuk mencari kunci dari kotak aneh yang sejak kemarin membuatnya gelisah. Masih belum menyerah dan masih menelusuri setiap sudut halaman berukuran cukup luas itu. Yeoja itu bahkan sampai memeriksa setiap semak-semak disekitar halaman tersebut.

“AISH! KENAPA TIDAK ADA” Hana mengacak-acak rambutnya frustasi, sepertinya dia sudah kehabisan kesabarannya. Sejak pulang sekolah pukul 2 siang hingga senja seperti ini dia belum mendapatkan hasil apapun.

 

Seharusnya aku beritahu Young ra soal kotak aneh itu dan minta bantuannya untuk mencari kuncinya, dengan begitu pasti jadi lebih mudah

 

“Tidak! Kalau aku beritahu dia.. pasti akan jadi kacau, dia itu kan orangnya tidak bisa menjaga omongannya. Bisa-bisa satu sekolah tau. Baiklah aku tidak boleh menyerah! Hana semangat!” dia bicara dan memberi semangat pada dirinya sendiri.

“AHHHH! Tapi aku lelah sekali. Bagaimana bisa aku tidak mendapatkannya? Padahal aku sudah membuat perhitungan untuk tempat jatuhnya kunci itu, tapi kenapa meleset” Hana kembali mencorat-coret buku yang ia gunakan untuk membuat perhitungan kira-kira dimana letak jatuhnya kunci itu. Hana memang terkenal sebagai siswi yang pintar disekolahnya khususnya dalam pelajaran ilmiah dan sangat jeli melakukan perhitungan. Ya orang bilang dia calon profesor. Banyak yang tidak percaya kalau dia sangat pintar, itu karna penampilannya yang acak-acak kan dan tomboy. Itu juga karna dia tidak terlalu suka menunjukkan bakatnya dihadapan orang lain selain orang terdekatnya.

 

 

45 menit kemudian..

“AHHHH! Baiklah aku menyerah! Aku sudah mencari hampir 4 jam. Dan hasilnya NOL!! Aku tidak mendapatkan apapun” Hana duduk ditengah halaman dia arahkan pandangannya ke sekelilingnya.

“Sepi..” ucap Hana berbisik

Tumben sekali baru jam 6 sore tapi sekolah sudah sesepi ini, biasanya ada saja siswa yang masih tinggal untuk kerja kelompok atau meminjam ruang olahraga untuk latihan. Tapi sore itu sepi sekali, bahkan angin pun seakan membisu. Angin berhembus lembut sore itu ditambah pancaran sinar matahari sore yang seakan menyorot wajah lelah gadis frustasi itu ditengah halaman sekolah yang kosong.

 

SREK

 

SREK

 

Hana terkejut.. dipalingkan lagi pandangannya menerawang ke alam sekitarnya.

“Suara apa itu? Bukankah tidak ada orang disekolah?”

 

PUK

 

Merasa ada yang menyentuh pundaknya, Hana membulatkan matanya, nafasnya tercekat, dan dengan ragu dia berbalik lalu memejamkan matanya takut jika yang menyentuh pundaknya adalah orang jahat atau malah mahluk gaib.

“Siapa kau!” Yeoja itu berteriak setelah berbalik dengan tangan menunjuk kedepan tapi tetap menutup matanya.

“Agasshi? Kau kenapa?”

Mwo? Suaranya tidak seperti orang jahat

Perlahan Hana membuka matanya setelah yakin jika orang dihadapannya bukanlah orang yang jahat atau mahluk gaib seperti yang ia pikirkan.

“A..ahjuma? Huh syukurlah aku kira kau orang jahat atau setan” Hana menghela nafas panjang. Ternyata orang itu hanyalah ahjumma cleaning servis disekolahnya.

“Agasshi? Apa yang kau lakukan disini? Sudah sesore ini kenapa kau belum pulang?”

“Ahh itu.. aku sedang mencari kunci..uhmm..Aaa iya, kunci lemari kamarku. Sepertinya aku menjatuhkannya disekitar sini saat berlari kekelas kemarin”

“Ohh jadi kau pemilik kunci itu?”

A..Apa? Dia bilang apa? Apa dia tau soal kunci yang kucari?

“Pemilik kunci? Apa maksud ahjumma?”

“Tadi pagi saat aku menyapu halaman ini aku menemukan sebuah kunci, awalnya ingin aku berikan keguru piket agar diumumkan keseluruh warga sekolah mungkin kunci itu milik guru atau siswa disini, tapi sepertinya karna sudah semakin tua aku jadi pikun hehe” ucap wanita paruh baya itu sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

“Be..benarkah? Bisa aku lihat kuncinya ahjumma? Mungkin itu milikku”

“Tentu saja, tunggu sebentar ya” wanita itu memasukkan tangannya kesaku celannya seperti mengambil sesuatu.

“Ini kuncinya agasshi. Apa kunci ini milikmu?”

“Sebentar biar aku lihat dulu” Hana mengambil kunci yang diserahkan oleh wanita berpakaian sederhana itu. Dia perhatikan kunci itu dengan seksama.

Apa iya ini kuncinya? Aku kan tidak tau bagaimana bentuk kuncinya kecuali aku mencobanya pada kotak itu. Tapi mana mungkin aku mencobanya disini aku bisa ketahuan bohong

“Waahh benar! Ini kunci lemariku. Gamsahamnida ahjumma~ sekarang aku tidak akan dimarahi eomma karna kuncinya sudah ketemu. Jeongmal gamsahamnida”

“Ahhh iya sama-sama agasshi, syukurlah kalau itu benar milikmu. Lain kali jangan sampai jatuh lagi ya”

“Iya ahjumma, lain kali aku akan lebih berhati-hati” Hana tersenyum sambil membuat v sign ditangannya.

 

 

*****

“Apa benar ini kuncinya? Ahh.. Yang penting aku coba dulu”

Hana menelusuri jalan pulangnya sambil memandangi kunci yang baru dia dapatkan dari ahjumma disekolahnya. Dia bolak-balikkan kunci itu sambil terus menerawang apa yang akan terjadi setelah dia membuka kotak aneh tersebut. Saat sedang asik membayangkan hal-hal indah yang ia impikan saat membuka kotak aneh tersebut..

 

BUGH

 

“Aduuh! Hey hati-hati kalau jalan. Tidak punya mata apa!” Hana meneriaki namja yang menabraknya.

Tapi pemuda itu bukannya meminta maaf setelah menabrak gadis itu dia malah berlari tanpa basa-basi.

“Sudah menabrak orang tidak minta maaf lagi. Apa jaman sekarang sopan santun sudah mulai menghilang. Untung suasana hatiku sedang baik kalau tidak sudah kukejar dan kuhajar dia” Hana bergumam sambil memijat-mijat lengannya yang tersenggol cukup keras.

“Eh? KUNCINYA MANA???” sadar kuncinya sudah tidak dipegangnya lagi gadis itu panik dan menjadi rusuh.

“Adduhh!! Masak hilang lagi~~” gadis itu berteriak dengan paniknya sambil melihat kebawah mencari jika kunci itu terjatuh.

“Kau mencari ini?”

 

DEG

 

[Hana Pov]

Aku terpaku melihat siapa yang ada dihadapanku sekarang, dan mendengar suara bass dengan aksen mandarin itu adalah alunan musik surga yang selalu aku rindukan.

“Wu fan oppa?”

“Kau mencari ini kan?”

“A..Iya gomawo oppa~ Syukurlah kunci ini ketemu”

“Sudah dicari setengah mati kalau sampai hilang hanya karna bocah tadi.. aku pasti akan bunuh diri” aku bergumam sambil mengelus-elus kunci itu dipipiku.

“Sepertinya kunci itu sangat penting. Memangnya itu kunci apa?”

“I..ini kunci.. kunci brankas rahasiaku oppa hehe. Gawat kan kalau sampai hilang” aku memasang senyum semanis mungkin agar dia tidak curiga.

“Oh lain kali kau harus lebih hati-hati. Otte?” Namja jakung itu tersenyum sambil mengelus lembut puncak kepalaku.

DEG

Oh tuhan lihat dia, apa benar kalau dia itu manusia? Lihat senyum malaikatnya itu. Kurasa aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya. Tangan besarnya mengelus rambutku.. aku sangat menyukainya

“Oiya kenapa kau masih memakai pakaian sekolah? Kau baru pulang?”

“I..itu sejak pulang sekolah aku kerja kelompok dirumah temanku. Dan baru selesai jam segini”

Upss.. kau berbohong lagi Kim Hana=_=

“Lalu oppa mau kemana jam segini?”

“Aku mau ketoko buku. Ada buku yang harus aku beli untuk referensi tugas kuliahku”

“Oh dengan Joonmyun oppa?” tanyaku memastikan

“Tidak.. kali ini tidak. Kami berbeda kelompok”

“Ohh syukurlah~”

“Kau bilang apa Hana?”

“Ah apa? Tidak bukan apa-apa. Baiklah oppa sepertinya sudah semakin malam aku harus segera pulang. Kalau tidak Joonmyun oppa pasti mengomeliku”

“Ah ne baiklah. Aku juga harus segera pergi, kalau begitu sampai jumpa. Hati-hati dijalan Ne?”

 

DEG

 

Lagi-lagi senyum itu. Kenapa dia menunjukkan senyum mautnya itu lagi disaat sudah akan berpisah. Kalau seperti ini bagaimana bisa aku pergi, aku ingin terus memandangi wajah tampan dan senyum manisnya itu.

 

 

*****

 

 

“Padahal tadi kesempatan emas bersama Wu fan oppa. Tapi aku malah buru-buru pulang” aku baru saja selesai membersihkan tubuhku yang bau keringat lalu makan malam yang hanya ditemani Joonmyun oppa. Seperti biasa kalau aku pulang lebih dari jam 7 malam aku pasti makan malam sendirian,  tapi karna semua orang  terdekatku  tau kalau aku tidak suka makan sendirian salah satu dari mereka pasti menemaniku, dan sekarang giliran Joonmyun oppa.

 

Setelah selesai mandi, lalu makan malam dan belajar akhirnya tiba waktunya untukku menyelesaikan apa yang sejak kemarin sudah menjadi beban pikiranku. Ya kotak misterius itu, aku akan menyelesaikannya sekarang. Kuambil kotakitu dari tas dan termasuk kuncinya.

“Ini dia saatnya show…. time… Kita lihat apa yang kau simpan didalam sini”

Secara perlahan aku mengarahkan kunci itu kelubang kunci dikotak tersebut, saat aku perhatikan diperjalanan pulang tadi aku yakin kalau ini benar kuncinya karna bentuknya sangat cocok. Dan benar saja saat kuputar kunci itu kekiri.. kotak itu..

TERBUKA!!

“Oke keep calm Hana. Tenanglah… dan buka…. Dengan… hati-hati”

“AAAKKHH!!”

 

[End Hana Pov]

 

Cahaya putih terpancar dari dalam kotak tersebut. Hana membuangnya karna terkejut. Cahaya putih yang sama yang dilihatnya saat siang dimulainya semua kejadian aneh. Cahaya itu sangat besar, tiba-tiba semua yang ada dikamar itu bergetar sama seperti saat terjadinya gempa waktu itu.

Gawat! Ada apa ini?

Hana membulatkan matanya sempurna, nafasnya tercekat melihat apa yang terjadi. Getarannya semakin kuat, tapi Hana rasa tak ada yang merasakan getaran ini dirumahnya. Sama seperti waktu itu.. hanya terjadi dikamarnya.

Tiba-tiba ada yang keluar dari dalam kotak itu. Dan setelah sesuatu itu keluar kotak itu kembali menutup seiring dengan hilangnya cahaya putih dan getaran hebat tadi.

 

 

Semuanya sudah kembali tenang seperti semula, walaupun kamar gadis itu jadi berantakan karna getaran yang terjadi. Oke.. lupakan masalah kamar,Hana.. gadis bernama panjang Kim Hana itu masih dalam posisinya. Setelah melihat apa yang keluar dari kotak itu, matanya yang membulat menjadi membulat semakin besar, nafasnya yang tercekat seakan terasa semakin sesak dan ditambah dengan tubuhnya yang gemetaran.

MWO?? APA DIA MANUSIA?? BAGAIMANA BISA SEORANG MANUSIA KELUAR DARI DALAM SEBUAH KOTAK SEKECIL ITU??? TIDAK INI PASTI HALUSINASI!

Hana mengusap-usap matanya, seakan tidak percaya akan apa yang dia lihat.

“Hey kau!”

APA DIA BICARA?? HUWAAAAA~ SIAPA ORANG INI?

“Hey kau yang disana!”

 

DEG

 

Dia tampan sekali.. Setelah diperhatikan ternyata dia begitu tampan, bibir tebalnya, kelopak matanya, Dan kulit gelap eksotisnya yang terlihat mencolok karna pakaian serba putih yang dia kenakan.. Kelihatan..sempurna..

“HEY KAU! KAU TIDAK DENGAR AKU MEMANGGILMU!” namja yang keluar dari kotak itu berusaha memanggil gadis yang terduduk didepannya yang masih sibuk berperang dengan pikirannya sendiri.

YAAA HANA PABO! APA YANG KAU PIKIRKAN. TAMPAN???? SATU-SATUNYA NAMJA TAMPAN DIDUNIA INI KAN HANYA WU FAN OPPA!

 

TUK

 

“Aaww! Ya appo!” Seketika Hana terbangun dari lamunannya setelah dilempari penghapus yang semula berada diatas meja belajarnya oleh namja yang sejak tadi menjadi objek pemikirannya.

“Itu karna kau tidak menanggapi panggilanku sejak tadi”

“Sii..siapa kau sebenarnya? Kenapa kau bisa keluar dari kotak itu?”

“Aku? Kau bicara padaku?” namja tinggi itu bicara sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

“Iya.. kau.. siapa lagi? memangnya ada orang lain selain kau dan aku disini?”

Dia bodoh atau apa=_=

“Huh akhirnya kau menanggapiku juga”

“Aku? Kalau kau bertanya kenapa aku bisa keluar dari kotak itu ceritanya terlalu panjang. Tapi kalau kau bertanya siapa aku, aku akan memperkenalkan diriku. Aku adalah malaikat anggota dari 12 divisi Olympus, yaitu dari divisi dewa Hermes namaku Kai”

“MWO?? Hahahaha.. apa yang kau katakan? Apa kau sakit jiwa. Mana ada hal seperti itu. 12 divisi Olympus? Memangnya kau para dewa yunani?”

“Bukan! Aku bukan dewa yunani tapi aku malaikat dari divisi mereka”

“Hey sudahlah jangan banyak berkhayal. Nanti kau dikira orang gila atau kau memang sudah gila? 12 dewa-dewi Olympus itu kan hanya mitologi. Kau pikir mereka benar-benar ada?”

“Ya jadi kau pikir aku ini pembual? Kau berkata seperti itu berarti kau meragukan kami para malaikat. Mana mungkin kami bekerja untuk mereka yang tidak nyata”

“Mwo? kau bilang kami? Jadi kau punya banyak teman untuk kau ajak menjadi orang aneh hah? Hahaha” Hana tertawa mendengar penjelasan namja yang menyebutkan bahwa namanya Kai. Semua penjelasan namja itu menurutnya sungguh tidak masuk akal.

“Jadi kau  benar-benar tidak percaya kalau aku adalah malaikat?”

“Tentu saja tidak! Kau pikir aku orang bodoh”

“Baiklah akan kutunjukkan padamu. Akan aku buat kau menarik semua kata-katamu barusan”

“Baiklah tunjukanlah” Hana melipat tangannya didada. Dia sungguh meremahkan namja dihadapannya sekarang.

Wajah namja itu berubah serius. Kai membentangkan tangannya dan menengadahkan kepalanya keatas. Tiba-tiba cahaya putih itu muncul lagi, dan kali ini muncul dari sela-sela tubuh namja berkulit gelap itu. Seketika mata Hana membulat(lagi) dia terkejut. Tubuh namja itu malayang kakinya sudah tidak menyentuh lantai kamarnya lagi.

MWO? Ada apa ini? Namja ini benar-benar serius

Dalam waktu 30 detik terlihat benda bewarna putih berbulu yang keluar dari punggung namja itu. Lama-kelamaan benda itu semakin panjang dan besar, beberapa bulunya berterbangan keseluruh penjuru ruangan. Indah.. indah sekali, bulu yang berterbangan itu menambah indah pemandangan yang kini ada dihadapan Hana.  Seakan seperti salju yang turun dimusim gugur, suasana menjadi hangat karna cahaya yang terpancar dari tubuh namja berpakaian serba putih itu, selain itu karna kamarnya yang gelap yang hanya diterangi dua buah lampu tidur dengan cahaya remang membuat cahaya putih itu terlihat lebih terang. Ditambah dengan cahaya bulan malam itu yang seakan menyorot indahnya pertunjukkan yang terjadi dikamar yeoja berumur 17thn tersebut.

Hana membungkam mulutnya sendiri, mulutnya sulit untuk berkata. Saking terkejutnya dengan apa yang ia lihat.

Pertunjukkannya sudah selesai dan kaki namja itu sudah kembali menyentuh lantai. Tapi ada sesuatu yang berbeda dari namja aneh yang keluar dari kotak misterius itu..

Sayap? Dia memiliki sayap??

“Kau sudah lihat kan? Bagaimana? Apa kau percaya sekarang? Masih mau menghinaku?” Kai bicara sambil tersenyum menang. Sepertinya dia tau bahwa Hana terkesima melihatnya saat ini.

“—-“

“Hey!” Kai melambai-lambaikan tangannya didepan wajah yeoja yang masih bungkam dengan mata membulat itu.

“—“

“Ya! Yeoja sombong!”

“Eh? I..iya apa?”

“Saking terpesonanya kau sampai seperti itu ya?”

“A..apa? Siapa yang terpesona? Enak saja” Hana salah tingkah, dia berusaha bersikap senatural mungkin agar tidak membuat Kai besar kepala.

“Ahh sudah jangan bohong~ aku tau kau terpesona melihat sayapku kan? Iya kan?”

“Sudah kubilang tidak ya tidak! Kau ini!”

“Manusia memang muna—“

“Hana~ apa kau belum tidur?”

Gawat Joonmyun oppa! Aigoo bagaimana ini? Dia sepertinya akan kesini

“Omo! Gawat! Cepat kau harus sembunyi. Kakakku akan kesini gawat kalau sampai dia melihatmu!” Hana panik mendorong tubuh Kai sambil berusaha mencari tempat sembunyi untuk namja bersayap itu.

Saat sedang sibuk mencoba-coba memasukkan kai kedalam tempat terselubung yang tersembunyi tiba-tiba..

 

CEKLEK

 

“Hanie? Apa yang sedang kau—Eh?” Joonmyun terhenti karna heran melihat tingkah adiknya yang clingak-clinguk kebingungan seperti mencari sesuatu.

“Oppa? Tidak oppa dia bukan siapa-siapa! Sungguh aku juga tidak tau dia siapa. Jadi jangan salah—“

“Ya ya ya kau bicara apa Hanie? Dia? Dia siapa maksudmu?” Dahi namja itu semakin mengkerut melihat tingkah adiknya yang tiba-tiba panik dan berbicara yang tidak ia mengerti.

“Hah? Apa? Dia oppa dia. Apa oppa tidak lihat?” Hana menunjuk Kai dengan telunjuknya kiri dan kanannya secara bergantian.

“Siapa? Oppa tidak lihat siapa-siapa selain dirimu disini” Joonmyun memencet saklar lampu yang menempel ditembok sebelah kiri tempat dia berdiri.

“Be..benarkah?” Hana melihat kearah kakaknya dan Kai secara bergantian.

“Hey Hanie, ada apa denganmu? Kau aneh sekali, sudahlah! lebih baik kau istirahat. Ini pasti karna kau kelelahan kau jadi berhalusinasi” Joonmyun menghampiri Hana lalu merangkul bahunya dan menuntunnya ke tempat tidur.

“O..oppa?”

“Sudah istirahatlah jangan banyak bicara” Joonmyun mengelus rambut adik kesayangannya itu dengan lembut. Lalu menaikkan selimut kemudian mengecup lembut kening Hana.

“Tapi Hanie? Kenapa kamarmu berantakkan?”

“I..itu karna.. tadi aku habis mencari penghapus yang hilang. Penghapus itu milik Young ra gawat  kan kalau sampai hilang, aku bisa kena semprot omelannya lagi”

“Ohh~ lalu bagaimana? apa sudah ketemu?”

“Su..sudah oppa, ternyata jatuh kekolong tempat tidur. Hehe”

“Baguslah kalau begitu, lain kali kau harus berhati-hati membawa sesuatu yang bukan milikmu. Otte?”

“Ne oppa~ Siap!”

“Baiklah, Selamat tidur Hanie’ah~ mimpi indah malam ini” namja bijaksana itu tersenyum sambil beranjak dari tempatnya duduk sekarang. Setelah mematikan lampu tidur dan lampu kamar adiknya dia pun keluar dari kamar tersebut.

 

Setelah yakin kakaknya sudah keluar dari kamarnya, Hana membuka mata lalu menghidupkan lampu tidur disebelah tempat tidurnya. Dia bangun kemudian duduk sambil bersandar ditempat tidurnya.

“Sepertinya kau sangat dimanjakan oleh kakakmu” Kai menempatkan wajahnya tepat didepan wajah yeoja yang baru saja berbohong pada kakaknya itu. Sontak karna pergerakan Kai yang tiba-tiba Hana pun terkejut dan melonjak dari tempat tidurnya.

“YA! APA YANG KAU LAKUKAN?!” Hana berteriak sambil menunjuk kearah Kai. Sadar teriakkannya terlalu keras dia menutup mulutnya sendiri takut jika kakaknya mendengar teriakannya dan tau dia tidak benar-benar tidur.

“Bertanya, memangnya apa lagi?” Kai memasang tampang datarnya tanpa sadar bahwa sikapnya tadi membuat jantung yeoja dihadapannya itu berdebar dan menimbulkan salah paham dipikiran yeoja manis itu.

“Ke..napa kau tiba-tiba sudah ada disampingku? Aku tidak merasakan ada yang naik ketempat tidur tadi”

“Ahh ne! aku lupa memberi tau kekuatanku ya? Aku ini mampu berteleportasi, jadi aku bisa berpindah tempat dalam waktu sangat singkat”

“Te..teleportasi? Jadi kau bisa berpindah tempat dalam jarak jauh hanya dengan hitungan detik?”

“Iyuups benar sekali” Kai mengangguk anggukan kepalanya menyetujui.

“Lalu tadi Joonmyun oppa bilang kalau dia tidak melihat siapa-siapa selain aku apa itu berarti dia tidak bisa melihatmu?”

“Ne! Yang bisa melihatku hanya orang yang menyentuh kotak itu”

“Oke baiklah.. sekarang kita perjelas semuanya. Sekarang aku sudah mengeluarkanmu dari kotak itu, lalu apa tindakanku itu benar atau apa akan ada efek samping dari perbuatanku itu?”

“Mengeluarkanku dari kotak itu tentu saja perbuatan yang benar. Tapi masalah efek samping..”

“Apa? Apa akan ada efek sampingnya?” Hana mendekatkan wajahnya kewajah Kai karna penasaran apa yang akan dikatakan Kai.

 

DEG

 

Oh Tuhan dilihat seperti ini wajahnya terlihat bersinar

“Efek sampingnya adalah.. kau harus membantuku menemukan 11 kotak lagi dan kau harus membantuku dalam misiku kali ini”

“MWO??? 11 kotak??” Hana terdiam.. lalu sedetik setelahnya dia kembali menatap Kai

“Jadi maksudnya aku harus mencari 11 kotak lalu membebaskan 11 orang aneh sepertimu lagi?”

“BINGGO! Tepat sekali!” Kai menjetikkan jarinya didepan wajah terkejut Hana.

Apa?? Perbuatan seperti ini dia bilang benar? Ini sama saja mengacaukan hidupku sendiri. Seharusnya dari awal aku tidak perlu berurusan dengan kotak aneh itu=_=

 

 

 

 

 

 

TBC

 

Bagaimana sodara-sodara??? Puaskah? Kayaknya engga -_-

Masih bingung jalan ceritanya mau kemana hehe.. *author macam apa ini*

Tapi ya mudah-mudahan para readers suka ya~

Baiklah.. seperti biasa author nista ini punya permintaan untuk para readers agar meninggalkan komentar di box komentar yg sudah disediakan. Author ini memang nista dan begitu juga dengan ff ini tapi author ini engga mau kalo readersnya juga jd nista karna jadi silent readers.. Jadi tolong tinggal kan jejak~~~~~~ Author akan sangat menghargai setiap kritikan dan saran yang disampaikan~

Semboyan saya adalah~~ “NO SILENT READERS NO PLAGIAT DAN HARGAI KARYA ANAK BANGSA” *teriak bareng 12 member exo*

Okeh sekian Bye~~  ZREPP *teleport bareng kai*

 

 

 


The Twelve Power Of Olympians (Chapter 2)

$
0
0

the twelve2

Title : The Twelve Power Of Olympians

Title chapter : The Beginning

Author : HCV_2

Main cast : Kim Hana(OC), Kai

Other cast : EXO, Park Young ra(OC), and find by yourself

Genre : Fantasy, Romance, Brothership

Length : Chaptered

Annyeonng~~ author HCV_2 membawa chapter 2 dari ff fantasy saya~ Enjoy the story guys~

 

 

 

 

 

 

“Jadi maksudnya aku harus mencari 11 kotak lalu membebaskan 11 orang aneh sepertimu lagi?”

“BINGGO! Tepat sekali!” Kai menjetikkan jarinya didepan wajah terkejut Hana.

Apa?? Perbuatan seperti ini dia bilang benar? Ini sama saja mengacaukan hidupku sendiri. Seharusnya dari awal aku tidak perlu berurusan dengan kotak aneh itu=_=

 

 

 

 

Chapter 2

 

“Itu adalah tugas bagi siapapun yang sudah membuka salah satu kotak dari 12 kotak yang ada. Buka satu harus buka 11 lagi. Itulah ketentuannya”

“Kalau aku tidak mau bagaimana?”

“Shireo! Kau harus mau”

“Hey! Apa kau tidak tau apa yang disebut hak asasi manusia? Itu adalah jaminan bahwa aku bisa menolak dan kau tidak bisa memaksakan kehendak”

“Aku bukan memaksakan kehendak tapi memang itulah peraturan yang dibuat oleh pimpinan kami. Siapa pun orang yang menemukan salah satu kotak pertama kali dialah yang harus membuka ke 11 kotak lainnya. Jika tidak 11 malaikat lagi tidak akan bisa bebas”

“Aku tidak peduli. Pokoknya aku tidak mau repot mencari 11 kotak lagi. Kau cari sendiri sana. Bukankah kau punya kekuatan teleportasi dengan cepat jadi itu bisa memudahkanmu untuk mencari ke11 temanmu itu kan”

“Tapi percuma saja, walaupun aku menemukan ke 11 kotaknya, kuncinya tidak akan bisa terbuka” Kai terus berusaha membujuk yeoja keras kepala itu agar gadis itu mau membantunya membebaskan ke11 temannya yang lain.

“Ahh! Sudahlah, aku tidak peduli! Aku lelah ini sudah malam. Aku harus tidur karna aku besok harus sekolah” Hana naik ke tempat tidurnya lalu menaikkan selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia berusaha membuat Kai tidak mengganggunya lagi.

“Baiklah! Kalau seperti ini masalahnya, aku akan terus mengikutimu sampai kau mau membantuku”

 

*****

 

Sudah seminggu sejak Hana menemukan kotak itu dan bertemu dengan namja aneh yang bilang bahwa dirinya adalah malaikat. Sejak saat itu pula kehidupan gadis itu berubah 360 derajat. Rupanya Kai sungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, sudah selama 5 hari Kai mengikuti kemana pun gadis itu pergi dan tidak ada henti-hentinya juga namja itu terus memintanya untuk membantu menemukan 11 kotak lainnya.

Hari ini Hana sedang menghadapi tes pelajaran sejarah dari Taeyeon seonsaengnim. Waktu sudah berjalan  hingga setengah dari waktu yang diberikan tapi yeoja itu baru bisa mengerjakan 5 soal dari 25 soal yang diberikan. Pelajaran sejarah memang bukan keahliannya, ditambah lagi semalam dia tidak sempat belajar karna menemani ibunya menunggui neneknya yang sedang dirawat dirumah sakit.

Taeyeon seonsaengnim tergolong memiliki pengawasan ketat terhadap siswanya jika sedang memberikan tes. Tes diadakan bergantian, sebagian siswa mengikuti tes lebih dulu dan sebagian lagi akan masuk saat waktu tes kloter pertama sudah selesai. Jadi saat ini para siswa duduk tersendiri dan itu lebih menyusahkan para siswa untuk bekerja sama. Dan itu juga yang membuat gadis  itu kehabisan akal, dia tidak bisa bertanya pada Young ra teman duduknya walaupun Young ra tidak pintar dalam sejarah tapi setidaknya Young ra sempat belajar.

Hana kelabakan.. sekarang waktu tinggal 15 menit sementara dia hanya bisa mengerjakan 7 soal. Hampir setiap menit berlalu dia selalu melihat ke jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Dia takut tidak bisa menyelesaikan tes tepat waktu.

Aisshh!! Eotteokhae??? Waktu tinggal 15 menit tapi aku hanya bisa menjawab 7 soal. Gawat kalau nilai pelajaran sejarah  ku hancur lagi. Appa bisa memarahiku dan menyita video game ku. Tidak! Tidak boleh!

Hana mengacak-acak rambutnya kasar. Benar saja sekarang dia sudah benar-benar putus asa. Kai yang sejak tadi duduk bangku sebelah hanya bisa menggelengkan kepala melihat Hana saat ini. Dia sudah tau pasti akhirnya akan seperti ini, karna itu tadi pagi saat perjalanan ke sekolah dia sudah menawarkan bantuan pada yeoja frustasi disampingnya.

 

[flashback]

 

“Aigoo! Aku baru ingat kalau hari ini ada tes pelajaran sejarah! Gawat ! aku sama sekali belum belajar karna menemani eomma menunggu nenek dirumah sakit” Hana bicara sambil memakai sepatunya. Saat sepatunya sudah terpasang indah dikakinya dia lalu melihat jam weker yang ada dimeja sebelah tempat tidurnya. Matanya membulat, dia sudah kesiangan.

Dia menghambur keluar kamar dan berlari menuruni tangga. Dilihatnya ayah dan kakaknya masih bersantai menikmati sarapan mereka. Dan ibunya yang masih sibuk menyajikan sarapan dimeja makan.

“Hanie kau sudah selesai? Ayo sini kita sarapan” Joonmyun tersenyum manis memanggil adiknya yang terlihat terburu-buru.

“Tidak oppa. Hari ini aku tidak sarapan aku sudah kesiangan. Aku berangkat duluan ya~ Annyeong” Hana berlari keluar rumah yang tentu hanya membuat orang-orang didalam rumahnya heran. Tidak biasanya dia melewatkan sarapan paginya.

Hana berlari menuju halte bus didekat rumahnya yang arahnya menuju daerah sekolahnya. Tidak biasanya dia naik bus, biasanya dia dan Young ra lebih sering naik kereta api bawah tanah. Hari ini Hana memang tidak dijemput oleh Young ra karna sahabatnya itu memiliki jadwal piket hari ini, jadi dia berangkat lebih awal.

Bus datang tepat saat Hana sampai disana, gadis itu langsung naik ke bus dan duduk dibangku pojok kiri paling belakang. Dia mengambil buku sejarah dari tasnya lalu mulai membacanya.

“Aku harus memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk belajar. Nilai sejarahku tidak boleh jeblok lagi” Hana bergumam sambil membaca bukunya dalam hati.

“Hey Kim Hana? Apa kau sama sekali tidak ingat padaku?” Kai duduk disebelah Hana sambil melipat tangannya didada.

“Tentu saja ingat, mana mungkin aku lupa pada orang aneh yang selalu mengikutiku kemana-mana” Hana memelankan suaranya agar orang-orang didalam bus tersebut tidak dapat mendengarnya, dia membaca bukunya dengan posisi buku yang menutupi seluruh bagian wajahnya sehingga orang-orang tidak sadar kalau dia sedang bicara dengan orang yang tidak dapat mereka lihat.

“Kalau begitu kenapa kau tidak meminta bantuanku saja? Aku kan bisa berteleportasi, aku bisa membantumu sampai kesekolah dengan hitungan detik. Jadi kau tidak perlu terburu-buru seperti ini”

“Tidak! aku tidak akan meminta bantuanmu, karna aku tau setelah itu kau akan menuntutku untuk balas jasa dengan membantumu mencari kotak-kotak aneh itu. Benar kan?”

“Bingo! Kau memang siswi pintar Hana. Kau bisa membaca pikiranku. Hahaha”

“Aiissh! Pelajaran tidak akan bisa terserap jika dikejar waktu seperti ini” Hana menyenderkan tubuhnya kebelakang.

“Kenapa kau sepanik ini? Kau kan bisa menyontek pada Park Young ra. Kurasa dia cukup pintar untuk pelajaran seperti ini”

“Kalau aku bisa aku tidak akan bersusah payah seperti ini. Masalahnya guru sejarahku sangat ketat dalam mengawasi tes dan lagi aku akan duduk sendiri dan Young ra akan jadi kloter kedua. Jadi mana mungkin bisa bertanya”

“Nah, kalau begitu aku akan menawarkan bantuan yang sangat menguntungkan untukmu. Kau mau?”

“Bantuan apa?” jawab Hana dengan nada datar.

“Aku kan tidak terlihat didalam kelas, jadi aku bisa berkeliaran dengan mudah, selain itu tidak ada yang bisa mendengar suaraku kecuali dirimu”

“Lalu?” Tanya Hana tidak sabar. Dia bicara sambil memandang kelangit-langit bus tersebut.

“Lalu aku bisa dengan mudah menyontek perkerjaan temanmu  dan aku bisa memberitahumu jawabannya. Maka kau akan dapat nilai bagus kali ini. Bagaimana?”

 

DEG

 

Mendengar rencana Kai, Hana terdiam dan menelan kasar salivanya. Dia begitu tertarik dengan bantuan yang ditawarkan Kai padanya.

Bagus juga rencana orang ini. Kalau nilai sejarahku bagus video gameku tidak akan disita. Tapi..

 

“Tidak mau! Aku yakin ini adalah taktikmu agar aku mau membantumu kan?” Hana memalingkan wajahnya menatap keluar jendela. Dia berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sebenarnya menyatakan kalau dia ingin sekali mengatakan “Iya aku mau”

 

“Tentu saja iya. Dunia jaman sekarang mana ada yang gratis. Tapi lebih baik jangan ikuti egomu dulu. Kau kan sama sekali belum belajar apa kau yakin bisa menjawab soal sendirian? Ayahmu akan marah jika kau tidak menepati janjimu. Video gamemu akan disita”

“Tidak peduli! Walaupun aku bodoh dipelajaran sejarah, tapi aku akan berusaha semampuku. Alasanku kan cukup kuat, jika nilaiku jelek ini semua akibat dari menemani ibu dan nenek dirumah sakit jadi semalam tidak sempat belajar. Itu wajar kan”

“Baiklah terserahmu saja”

 

[end flashback]

 

 

“Waktu tinggal 10 menit lagi. Jika sudah selesai ingat periksa lagi pekerjaan kalian, dan jika belum selesai kerjakan lebih cepat jangan sampai ada nomor yang tidak terisi” teriak Taeyeon seonsaengnim sambil tetap berkeliling disekitar kelas memperhatikan gerak-gerik siswanya.

Peringatan dari Taeyeon seonsaengnim membuat Hana semakin panik. Dia menggaruk kepalanya kasar hingga rambutnya sekarang benar-benar berantakan. Tidak dia pungkiri sebenarnya saat ini bantuan yang Kai tawarkan padanya tadi pagi terus berputar-putar dipikirannya. Dia mengetuk-ngetukan pulpennya ke meja sambil mengalihkan pandangannya pada teman-temannya yang masih sibuk mengerkajan soal. Dia berusaha mencuri-curi kesempatan untuk memanggil temannya dengan ekspresi wajah yang bertuliskan “EMERGENCY~~ Ku mohon bantu aku”

 

Aku benar-benar tidak bisa menjawab soal ini, menjawab asal pun aku begitu bingung. Ini semua karna rasa takut akan janjiku dengan appa. Aku tidak bisa bayangkan jika video gameku ditarik lagi.

 

“Bagaimana? Masih tidak mau menerima tawaranku? Waktumu tinggal 6 menit lagi” ucap Kai sambil tersenyum menang dengan menunjukkan ekspresi wajah yang kontras dengan ekspresi wajah lawan bicaranya.

Benar! Sudah tidak ada pilihan lagi untukku.. tapi.. aku akan mengingkari janjiku pada diriku sendiri untuk tidak melakukan permintaan Kai yang akan menyusahkan hidupku, tapi aku juga tidak mau mengingkari janjiku pada appa. Aisshh.. pilih video game atau..

“Waktu tinggal 5 menit lagi!” suara indah Taeyeon seonsaengnim semakin membuat siswa dikelas itu semakin pucat. Sebenarnya tidak sedikit yang tidak bisa mengerjakan soal. Karna kelas Hana adalah kelas menengah jadi cukup banyak temannya yang sering hancur dalam tes.

“Tik Tok.. Kim Hana.. waktu terus berjalan” ucap Kai dengan nada yang terdengar mengejek gadis yang masih serius mempertimbangkan tawarannya.

“Baiklah! Kai aku serahkan padamu” Hana menundukan kepala dengan nada suara pasrah yang berbisik.

“Bagus! Baik pada siapa aku harus meminta jawaban?” namja tampan itu beranjak dari tempat duduknya, lalu melakukan sedikit pergegangan pada otot-otot di tubuhnya yang sedikit kaku setalah duduk sekitar 35 menit. Sadar tidak ada jawaban dia menoleh kearah orang disebelahnya yang sibuk menulis sesuatu dikertas.

“Ini” bisik Hana pada Kai sambil menyerahkan tulisannya.

 

Lihat jawaban pada yeoja yang duduk didepan meja guru. Dia adalah murid terpintar di kelas ini. Tapi aku bingung bagaimana kau memberikan jawabannya padaku? Kau tidak mungkin menulis dikertas kan, orang bisa ketakutan melihat kertas melayang

 

“Sudah serahkan saja padaku, ini masalah mudah” Kai menggeser kembali kertas yang diberikan Hana diatas meja kemudian berjalan kearah yeoja yang dimaksud Hana.

Setelah sampai didepan meja yeoja yang meraih ranking 1 dikelas Hana itu. Kai lalu menarik nafas panjang dan..

“NOMOR SATU A ! NOMOR DUA B ! NOMOR TIGA E ! NOMOR EMPAT E ! NOMOR 5 D ! SUDAH KAU TULIS BELUM??“

 

“…….”

 

“KIM HANA?”

 

“……..”

 

 

Merasa tidak didengarkan Kai berhenti lalu mengalihkan pandangannya dari kertas jawaban yeoja berkaca mata didepannya kearah orang yang diberikan jawaban. Benar! Hana malah sibuk menyembunyikan dirinya merasa takut orang-orang mendengar teriakan Kai padanya.

“Ckckck.. Sepertinya tes ini benar-benar membuatnya kehilangan akal sehatnya” gumam Kai memandang Hana dengan ekspresi wajah datar.

“HEY! TIDAK ADA YANG BISA MENDENGAR SUARAKU SELAIN DIRIMU BODOH! KAU TIDAK PERLU BERSEMBUNYI SEPERTI ITU=_=”

Teriakan Kai menyadarkan Hana dari adegan ketakutannya. Hana menepuk dahinya sendiri menandakan bahwa tadi dia lupa akan fakta tersebut. Dia mengangguk kemudian menunjukan jempol kanannya pada Kai diatas meja seakan memberikan kode bahwa dia sudah mengerti dan siap melanjutkan aksi contek-menyontek tersebut.

“NOMOR 6 A ! NOMOR 7 C”

 

*****

“HAH!”

Hana menghempaskan tubuhnya ketempat tidur dan memandangi langit-langit kamarnya. Dia sedang membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Setelah dia menyetujui ketentuan itu.

“Kai?”

 

“……..”

 

“Hey! Namja aneh?”

 

“…….”

 

Merasa orang yang dipanggil tidak menjawab dia bangkit dan duduk dipinggir tempat tidurnya. Terkejut karna orang yang biasanya tidak pernah lepas dari sisinya itu tiba-tiba menghilang.

“Kemana orang aneh itu?” Hana memandang kearah luar jendela berpikir mungkin dia masih ada diluar rumahnya.

 

PUK

 

“Kau mencariku?”

Merasa ada yang menepuk pundaknya, yeoja itu pun berbalik kearah sumber suara.

“Tidak siapa yang menca—“

 

DEG

 

Ta..tampan..

 

DEG

 

DEG

 

DEG

Hana terdiam ditempat, tubuhnya kaku, mulutnya seakan terkunci. Pikirannya menerawang jauh berusaha mencerna apa yang ada dihadapannya sekarang.

 

Loading 20%

 

Namja tampan yang menempatkan wajahnya tepat didepan wajah gadis tomboy tersebut, Kai.. sedikit membungkuk menyamakan wajahnya dengan wajah Hana. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi meter.

Harum dari krim wajah yang digunakan Hana seakan merasuk kerongga hidung Kai, wangi green tea yang menyegarkan. Tidak Kai pungkiri bahwa saat ini dia juga terpesona dengan yeoja manis dihadapannya. Begitu juga dengan Hana yang bisa menghirup wangi segar aroma tubuh Kai dengan leluasa.

Kai benar-benar tidak memperhitungkan posisinya tadi, dia tidak menyangka wajah mereka akan sedekat ini saat Hana berbalik.

 

Loading 50%

 

Tik.. Tok..

 

Suara jam dinding di kamar tersebut mengisi kesunyian di ruangan yang tidak terlalu luas itu. Diruangan berwarna coklat cream lembut tersebut kini ada sepasang manusia yang masih jauh menerawang kepikiran mereka masing-masing hingga membuat mereka terpaku ditempat seakan tak bernyawa.

 

Loading 80%

 

DEG

 

DEG

 

DEG

 

Detak jantung dari kedua manusia tersebut berdetak begitu kencang. Seakan meronta ingin meloncat keluar. Mungkin jika salah satu dari mereka sadar mereka bisa mendengar detak jantung mereka sendiri.

 

Setelah cukup lama terdiam dan pergi jauh berkelana kealam khayal nan indah kini nyawa mereka sudah kembali pada raga masing-masing, membuat mereka sadar dan menghentikan aksi tatap-menatap mereka.

 

Loading 100%

 

“Ya tuhan! Apa yang kau lakukan?” wajah Hana kini mulai memerah karna malu.

 

“Umh.. Ka..kau ke..kemana saja? A..aku kira kau mati tertabrak mobil tadi” ucap Hana canggung sambil memalingkan pandangannya kearah lain bermaksud menyembunyikan semburat merah diwajahnya.

“O..oh ini karna aku menonton pertunjukan pengamen dijalan tadi. Suara mereka sangat merdu, aku sampai lupa mengikutimu. Sempat aku berpikir kalau kau akan kabur tadi. Hehehe” Kai juga berusaha menyembunyikan kecanggungannya dengan bicara sewajar mungkin. Tapi tawa kakunya itu seakan menjelaskan semuanya.

“Ba..baiklah! sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan untuk mencari 11 kotak lainnya?” Hana duduk dipinggir tempat tidurnya sambil menggaruk tengkuk lehernya. Terlihat jelas bahwa dia masih canggung.

“Oh yang itu. baiklah sekarang aku akan memberitahu aturan mainnya” Kai menarik dan membalikkan kursi belajar Hana lalu duduk bersandar di kursi bermotif garis tersebut.

 

“Seperti yang aku katakan sebelumnya padamu, siapapun yang pertama kali membuka salah satu kotak dari 12 kotak yang ada dia harus membuka ke 11 kotak lainnya. Dan karna kau yang pertama kali melakukannya otomatis kau harus menemukan dan membuka ke 11 kotak yang lain”

“Tapi bagaimana kalian bisa tau kalau aku adalah orang pertama? Bukankah kalian terpisah, bisa saja kan ditempat lain sudah ada yang menemukan kotak yang lain dan membukanya lebih dulu”

“Kami tau karna kami punya ini” Kai menunjukkan sebuah kalung berbentuk segi enam  berwarna hitam dengan garis berwarna putih dibagian sisi dan tengahnya yang melingkar dileher namja itu.

“Sebuah kalung?” tanya Hana heran

“Correct! Kalung ini adalah kalung lambang kelompok kami. Ini lambang EXO, masing-masing dari kami memilikinnya. Dan kalung ini akan bersinar saat ada yang membuka salah satu kotak, jadi jika kalung ini bersinar itu berarti salah satu dari kami sudah terbebas dan yang lain akan mengetahuinya serta tinggal menunggu untuk dibebaskan. Dan sampai saat kau membuka kotak ini kalung ini tidak menunjukkan tanda-tanda apapun jadi itu berarti kau adalah yang pertama” ucap Kai penjang lebar menjelaskan.

“Nasibku memang sial=_=” gumam Hana pelan

“Nah karna kau sudah menyetujuinya sekarang ayo kita pikirkan rencana untuk mencari ke 11 kotak lainnya” Kai mulai antusias

“ Tunggu dulu.. satu yang belum kau jelaskan padaku. Kenapa kau dan 11 temanmu itu bisa dimasukkan kedalam kotak dan dibuang ke bumi? Apa kalian membuat masalah dan dihukum?”

“Tentu saja tidak.. kami bukan dihukum tapi malah sebaliknya. Kami ini anak emas yang diberi tugas berat. Ada misi penting yang harus kami jalankan dibumi, ini menyangkut keselamatan manusia juga. Misi ini harus cepat diselesaikan”

“Kalau memang begitu kenapa harus menggunakan kotak dan harus menggunakan ketentuan seperti itu. Bukankah untuk menemukan ke 11 kotak lainnya akan memakan waktu lama, atau coba saja pikirkan kemungkinan terburuknya, bagaimana jika tidak ada satupun dari kalian yang dibebaskan. Itu sama saja memperlambat misi kalian”

“Ada alasan tersendiri kenapa harus menggunakan kotak, selain itu semua ini sudah ditakdirkan. Siapapun yang pertama kali membuka kotak ini pimpinan kami sudah mengetahuinya dan ini semua sudah diatur. Jadi kami tidak perlu khawatir akan hal itu. Pimpinan  mengatakan dalam waktu 2 hari salah satu dari kami akan dibebaskan dan ternyata benar. Kau membebaskanku”

“Tunggu!  Apa maksudnya sudah diatur?”

“Sudahlah.. nanti setelah kami ber12 sudah dibebaskan, leader kami akan menjelaskannya padamu. Aku tidak suka menjelaskan hal-hal semacam ini”

Benar-benar mencurigakan-_-

Hana menatap Kai yang duduk dimeja belajarnya yang sedang mencorat-coret secarik kertas seperti menulis sesuatu. Hana menatap namja bertubuh proporsional itu dengan tatapan curiga. Yeoja itu merasa namja dihadapannya benar-benar akan membuat hidupnya sulit setelah ini.

“Jangan menatapku seperti itu.. cepat kita pikirkan rencana”

“Ne ne baiklah” Hana berjalan gontai mendekati namja berambut hitam yang masih sibuk menulis sesuatu disecarik kertas itu.

“Apa yang kau tulis?”

“Aku menulis nama teman-temanku yang harus kau temukan, beserta nama divisi mereka agar lebih mudah mencarinya nanti”

“Memangnya seperti apa model kotak mereka?” Hana duduk diatas meja sambil mengambil kertas yang ditulis Kai lalu membaca satu persatu nama yang dibuat namja itu. Dia baca dengan seksama dari atas sampai kebawah, sampai ada sebuah nama yang membuatnya tertegun.

“Oh Sehun?” gumamnya pelan

“Oh Sehun dari divisi dewi Apfrodit dia adalah yang termuda diantara kami” jelas Kai santai sambil menyatukan kesepuluh jarinya lalu menekannya kedepan dan kemudian melingkarkannya ketengkung leher sambil bersandar kesandaran kursi yang dia duduki.

Kenapa aku seperti mengenal nama ini ya? Ahh.. mungkin hanya perasaanku saja, lagi pula banyak yang mempunyai nama seperti ini kan.

“Lalu untuk apa aku mengetahui nama-nama mereka. Apa dengan tau nama mereka aku bisa menemukannya dengan cepat?”

“Bukan seperti itu, karna disetiap kotak akan tertera nama divisi dan nama sang pemilik kotak. Jadi saat kau menemukan kotak dengan nama-nama yang kuberikan itu, berarti kotak itu salah satu dari 11 kotak yang harus kita temukan. Dan untuk model kotaknya sama saja seperti kotakku. Mungkin hanya sedikit berbeda motif”

“Baiklah.. lalu dimana kira-kira kita bisa menemukan ke 11 kotak itu? tidak mungkin kan kita mencari satu-persatu ke setiap pelosok korea selatan kan”

“Mungkin kita bisa mencari ketempat yang berhubungan dengan kekuatan mereka masing-masing”

“Mulai kapan kita akan mencari?”

“Kalau bisa hari ini juga” ucap Kai bersemangat bangun dari tempat duduknya.

“Oke.. kalau begitu siapa yang kita cari pertama kali?”

 

 

 

*****

 

 

“Pantai?”

“Suho! Dia adalah leader kami. Dia adalah pengendali air jadi tempat yang berhubungan dengan air adalah laut kan”

“Pengendali air? Pffft.. Seperti tokoh katara di kartun avatar saja” ucap Hana sambil tertawa kecil. Dia berpikir mungkin ke 12 orang yang akan ditemuinya nanti, semuanya mempunyai masa kecil yang kurang bahagia.

“Baiklah! Ayo mulai mencari”

Akhirnya mereka pun berpencar menelusuri pantai Naksan untuk mencari kotak yang didalamnya ada orang yang bernama Suho tersebut.

Suasana pantai hari itu memang terbilang sepi. Hanya ada seorang namja bermain surfing dan sepasang kekasih yang duduk diatas batu karang dipesisir pantai. Mungkin karna memang jam 3 sore bukanlah waktu yang bagus untuk berkunjung kepantai. Kebanyakan orang datang kepantai saat pagi untuk berolah raga dan melihat matahari tertib atau sore untuk melihat matahari terbenam.

 

∞∞

 

Setelah sekitar setengah jam mencari akhirnya mereka menemukan kotak tersebut. Sebenarnya tidak terlalu sulit bagi mereka mencari kotak itu, ini semua karna kalung yang digunakan Kai. Kalung itu akan semakin bersinar jika mereka berada dalam jarak yang semakin dekat. Jadi tinggal mengandalkan kalung tersebut maka mereka akan dengan mudah menenumakannya.

“Dapat!” Kai meraih kotak tersebut dan sedikit membersihkan sisi atas kotak yang tertutup pasir pantai.

“Hey Kim Hana.. aku sudah menemukannya.. cepat kemari” teriak Kai memanggil Hana yang mencari disisi kanan pantai.

“Baik!”

 

“Haah..haah.. ka..kau sudah menemukannya?” ucap Hana terengah-engah setelah berlari cukup jauh untuk sampai ketempat Kai.

“Hmm.. ini dia” Kai menyodorkan kotak tersebut pada Hana.

“The 12 Olympians. Poseidon division.. Suho” gumam Hana membaca tulisan yang tertera disisi depan kotak tersebut.

“Yak! Satu kotak sudah ditemukan. Tinggal temukan 10 kotak lagi”

“Kai.. aku bingung, kalau seperti ini caranya bukankah lebih baik kau mencari kotaknya sendiri. Toh dengan kalungmu kau bisa menemukannya dengan mudah. Nah setelah kau temukan semuanya aku tinggal membukanya saja”

“Tetap tidak bisa Hana.. jika tidak bersama si penemu aku tidak akan bisa mengambilnya. Pasti ada saja yang membuatku kehilangan kotak ini saat membawanya. Ketentuan ini dibuat untuk menghindari ada orang lain yang menemukan kotak ini. Walaupun mereka tidak bisa membukanya bukan berarti mereka tidak akan mengambilnya kan”

“Benar juga sih”

“Sudah jelas kan. Baiklah sekarang ayo pergi” Kai berbalik lalu mengenggam pergelangan tangan Hana bermaksud untuk segera berteleportasi. Tapi gerakan namja itu terhenti seketika ketika Hana menahan tangannya.

“Hey tunggu dulu.. kita belum menemukan kuncinya kan?”

“Jika satu kunci sudah ditemukan ke11 kunci yang lainnya akan musnah. Jadi untuk membuka 11 kotak lagi kau hanya perlu mennggunakan kunci dari kotakku”

“Ooohh kenapa tidak bilang dar—“

 

ZRREP

 

Belum saja Hana menyelesaikan ucapannya. Kai sudah berteleportasi ketempat selanjutnya.

 

*****

 

 

“HAAANNNNAAAA~” suara teriakan Young ra terdengar nyaring seakan membelah bumi. Mungkin jika ada Hana sekarang dia akan mengamuk karna suara teriakan itu.

“HAAAAANAAAA??? APA KAU ADA DIRUMAH?”

Karna tidak ada yang menjawab, Young ra pun naik ke lantai atas bermaksud menemui sahabatnya yang tidak biasanya tidak mengamuk mendengar teriakannya. Sampai dilantai dua, dia langsung menuju kamar Hana yang tepat ada disamping kanannya. Dia memang sudah biasa masuk kerumah bahkan kekamar Hana tanpa izin karna itu sudah menjadi makanannya setiap hari.

 

CEKLEK

 

Young ra membuka pintu kamar Hana yang seperti biasa tidak terkunci.

“Haanaa apa kau masih ti—“

“Eh dia tidak ada? Kemana dia? Biasanya jam segini dia masih tidur”

Karna orang yang dicari tidak ada ditempat dia pun keluar lalu kembali menutup pintu kamar sahabatnya itu. Setelah pintu sudah kembali tertutup, dia pun berbalik dan bermaksud untuk pulang kerumah. Tapi seketika itu juga kakinya tertahan melihat pintu kamar yang berjarak 10 langkah dari tempat dia berdiri sekarang terbuka. Seperti seekor tikus yang terpancing masuk karna mencium bau keju yang menggugah selera, Young ra melangkah menuju kamar pangerannya itu. Yups.. tidak lain dan tidak bukan kamar itu adalah kamar Joonmyun, namja yang selama ini dia kagumi.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk masuk kekamar orang yang begitu dia sukai itu, dia pun melangkahkan kakinya tanpa ragu masuk kekamar itu. Mungkin ini bukan yang pertama kali dia masuk kekamar pangerannya itu, tapi sejak dia masuk sekolah menenngah atas hingga sekarang dia belum pernah masuk kekamar namja yang memiliki senyum angel itu lagi.

 

KREETT

 

KREET

 

Young ra mendorong pintu yang sudah sedikit terbuka itu dengan hati-hati. Dia sedikit mengintip memastikan bahwa Joonmyun tidak ada dikamar.

“Woaaahh~~ Joonmyunnie oppa tidak ada dikamar. Assiikk sudah lama sekali aku tidak masuk kekamar Joonmyunnie oppa. Terakhir kali itu.. saat pesta kelulusan SMP yang diadakan dirumah Hana” Young ra duduk ditempat tidur Joonmyun sambil sedikit menggenjot-genjotkan spring bed si pemilik kamar.

“Haaahh~ kamar ini sudah begitu banyak berubah. Tatanan dan pernak-perniknya sudah banyak yang diganti. Tapi.. aroma kamar Joonmyunnie oppa benar-benar tidak berubah.. persis  seperti aroma tubuhnya. Wangi susu yang menyegarkan” Young ra memejamkan matanya mencoba menghirup aroma kamar itu dengan seksama.

Saat sedang asik menghirup aroma yang begitu memanjakan indra penciumannya, tiba-tiba suara pintu terdengar di indra pendengarannya.

 

CEKLEK

 

DEG

Young ra seketika itu terdiam, nafasnya tertahan melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.

“Joo..Joonmyunnie oppa?”

“Young ra kau kenapa.. Tunggu dulu..”

 

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~”

 

“AAAAAAAAAAAAAAA”

 

Young ra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia berdiri lalu membalikkan tubuhnya detik itu juga. Sementara Young ra sibuk menutupi wajahnya, Joonmyun juga sibuk mengobrak-ngabrik lemarinya mencari baju yang bisa menutupi bagian atas tubuhnya yang terekspos tanpa busana. Setelah menemukan sebuah kaos putih bermotif garis didalam lemarinya, dia langsung menggunakan kaos tersebut secepat yang ia bisa.

“Mi..mian oppa.. aku sama sekali tidak bermaksud untuk masuk diam-diam. Aku mohon maafkan aku” Young ra meminta maaf dengan nada suara lirih.

“Sudah tidak apa-apa. Sekarang kau bisa membalikkan tubuhmu Young ra’ah ”

Merasa sudah aman, Young ra pun membalikkan tubuhnya sesuai perintah yang diberikan Joonmyun padanya.

“Mianhe oppa.. jeongmal..” ucap Young ra dengan begitu menyesal, dia bahkan tidak berani menatap wajah namja tampan dihadapannya. Dia begitu takut jika Joonmyun akan marah padanya.

“Ne gwaenchana Young ra’ah tidak masalah. Aku mengerti.. tadi aku lupa mengunci pintu kamarku, pasti karna itu kau masuk untuk memastikan aku tidak apa-apa kan?”

“O..oppa? Sebenarnya..aku..” Young ra terkejut dengan yang dikatakan Joonmyun, dia seperti sengaja menyembunyikan kesalahan Young ra agar gadis itu  tidak merasa bersalah padanya.

“Sudahlah.. sekarang kau tidak perlu merasa bersalah lagi. Dan.. bisakah kau keluar dulu, aku ingin mengganti bajuku” ucap Joonmyun ragu-ragu sambil menggaruk tengkuk lehernya.

“N..Ne oppa.. aku a..akan keluar sekarang”

 

 

*****

 

ZRREP

 

Hana dan Kai baru saja kembali dari penjelajahan mereka mencari 11 kotak untuk menyelesaikan misi mereka. Terlihat bahwa mereka sudah berhasil menemukan 4 kotak dari 11 kotak yang perlu ditemukan. Raut wajah mereka terlihat begitu bahagia karna rencana mereka berjalan lancar hingga saat ini.

“Bagus! Tinggal 7 kotak lagi. Ternyata lumayan melelahkan juga ya? Walaupun kita tinggal berteleportasi tapi tetap saja lelah. Mungkin ini karna jam tidur siangku yang terampas karna penjelajahan ini. Aku jadi kurang istirahat” ucap Hana sambil meletakkan ke4 kotak itu diatas meja belajarnya.

“Benar juga, biasanya jam segini kau tidur siang kan?”

 

JEDER

 

“Eh?”

“Suara apa itu?”

Kai dan Hana terkejut mendengar suara pintu yang tertutup cukup keras. Hana tau suara pintu itu datang dari kamar Joonmyun kakaknya, karna itu dia berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya, ingin melihat keluar memastikan apa yang terjadi.

 

CEKLEK

 

“Young ra?”

“Ha..hana? Ka..kau sudah pulang?” Hana memanggil Young ra saat sahabatnya tepat berjalan didepan kamarnya, yang otomatis membuat gadis yang selalu menggunakan pita dirambutnya itu menghentikan langkahnya.

“Ne? I..iya aku sudah pulang. Lalu.. kenapa kau berjalan dari kamar Joonmyun oppa?” Hana menatap Young ra dengan tatapan menyelidik.

“Ye? I..itu..aku tadi..Emhh..”

 

CEKLEK

 

“Hana? Kau sudah pulang?” sapa Joonmyun oppa yang baru saja keluar dari kamarnya. Yang pasti menghentikan pembicaraan antara kedua yeoja manis dirumah itu.

“Iya oppa. Aku baru saja sampai” jawab Hana santai. Tanpa menyadari sikap sahabatnya yang mulai kelabakan mencari cara menghindar dari orang yang membuat sikapnya berubah 180 derajat dari biasanya.

“Oppa?  Kenapa Young ra kelu—“

“Oh iya Hana aku lupa kalau aku ada janji dengan eomma ku untuk mengantarkannya kepusat perbelanjaan sore ini. Jadi aku harus pulang sekarang. Annyeong Hana.. Annyeong Joonmyunnie oppa” Young ra pergi setelah memotong ucapan Hana dengan menebalkan wajahnya. Tidak tahu seberapa malunya dia pada namja yang ia suka setelah melakukan hal aneh dengan masuk kekamarnya saat namja itu sedang mandi sekarang dia pergi begitu saja tanpa basi-basi.

“Hey Park Young ra? Hey!” teriak Hana memanggil gadis berambut panjang yang sedang lari menuruni tangga rumahnya. Dia heran dengan sikap sahabatnya itu hari ini, tidak biasanya dia pergi tanpa mengobrak-ngabrik kamarnya terlebih dahulu.

 

∞∞

 

Gadis cerewet itu berlalu dari pandangan mata Hana, kemudian Hana mengalihkan pandangannya ke arah namja ramah yang terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil menggaruk tengkuk lehernya.

“Kelihatannya ada sesuatu yang terjadi pada mereka berdua” Kai yang juga menyaksikan kejadian barusan berkomentar, sepertinya kali ini dia sedang sepemikiran dengan gadis disebelahnya. Setuju dengan yang dikatakan Kai, Hana memalingkan wajahnya ke Kai lalu mengangguk. Kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada namja yang membuat sahabatnya bertingkah aneh.

“Oppa? Apa yang sebenarnya terjadi antara  kau dan Young  ra? Kenapa sikap kalian aneh seperti ini?”

“N..ne? Ani.. bukan apa-apa. Sudahlah, kau baru datang pasti belum mandi kan? Mandi dulu sana. Baumu sampai kesini tau” Joonmyun berdalih lalu masuk kekamarnnya dengan sikap yang aneh dan membuat seribu pertanyaan muncul dipikiran Hana.

“Mereka benar-benar aneh. Ckckck” ucap Hana sambil menggelengkan kepala lalu masuk kekamarnya.

“Pasti ada yang mereka sembunyikan dariku..dasar!” Hana mengumpat sambil membersihkan kotak-kotak yang baru dia dan Kai dapatkan hari ini, kotak itu sedikit berdebu karna terlalu lama terlantar di alam bebas tak terurus.

“Sudahlah.. jangan mencampuri urusan orang lain” Kai menanggapi dengan santai sambil merebahkan tubuhnya dikasur Hana.

“Iyaa lupakan soal mereka berdua” Hana membersihkan ke-4 kotak itu satu persatu dengan saput tangan yang selalu ada diatas meja belajarnya.

 

∞∞

 

Setelah beberapa detik hanyut dalam keheningan, akhirnya Hana selesai membersihkan kotak itu lalu kembali membuka pembicaraan.

“Umhh.. si pengendali air.. telekinesis..pembeku atau..terbang. Bagusnya buka yang mana dulu ya?” Hana bergumam sambil memainkan jari telunjuknya didepan ke-4 kotak yang dijejerkannya dimeja belajarnya.

“Kurasa..telekinesis! Yak..dari dulu aku sangat ingin bisa mengendalikan apapun dengan pikiranku. Baiklah kau yang pertama..”

Hana mengambil salah satu kotak yang bertuliskan “12 the Olymopians..Hera division..Lu Han” yang adalah sang telekinesis. Dia mengambil kunci kotak yang digunakannya saat membuka kotak milik Kai dari dalam lacinya. Bermaksud untuk membuka kotak milik Lu Han, Hana mengarahkan ujung kunci itu kearah lubang kunci di kotak berwarna hijau muda itu. Saat jarak antara lubang kunci dengan ujung kunci sudah semakin dekat…

“Chamkanman!”

“Tsk! Aisshh! Ne… ada apa?” umpat Hana kesal karna Kai mengganggu kesenangannya.

“Jangan dibuka dulu.. aku pikir lebih baik kita membukanya bersamaan setelah ke-11 kotak sudah terkumpul. Kurasa.. itu akan jadi lebih seru. Bagaimana?”

“Ahh dasar kau ini mengganggu saja.. Ya sudah kalau begitu. Geure.. kita buka kalau sudah lengkap kesebelasnya” Hana menjentikannya jarinya lalu kembali menumpukkan ke-4 kotak tersebut diatas meja disamping lampu belajarnya.

 

 

*****

 

 

“MELIHAT MATAHARI TERBENAM?? Hana..kau..” teriak Young ra tepat didepan wajah Hana sampil memegang bahu gadis itu.

“Iyaa..memangnya apa yang salah?”

Dua sahabat yang terkenal selalu menempel seperti lem itu sedang duduk di kantin sekolah menikmati waktu istirahat mereka. Tapi mereka tidak hanya berdua, disana terlihat seorang namja berambut hitam juga duduk didepan kedua yeoja manis itu. Kim Jong dae adalah sahabat mereka semenjak masuk ke sekolah menengah atas. Tetapi berbeda dengan persahabatan Hana dengan Young ra yang sudah seperti hubungan kakak beradik. Hubungan mereka dengan Jong dae lebih kearah teman bermain dan teman nokrong (biasa anak gaol XD)

 

“Dengan siapa Hana? Apa..dengan Wu fan oppa?” Young ra melotot didepan Hana. Dia seperti orang kerasukan setan saat gadis itu bilang dia akan melihat matahari terbenam saat senja nanti.

“Te..tentu saja tidak. Aku ke..kesana sendirian”

“Ye? Sendirian? Tidak dengan seoranng namja? Yaahh.. sayang sekali” mendengar Hana bilang bahwa dia pergi sendirian, ekspresi Young ra mendadak berubah kecewa dan dia juga melepaskan genggamannya dari bahu kurus Hana.

“Hah? Sayang sekali? Memangnya apa yang kau pikirkan Park Young ra?”

“Dia pikir kau akan berkencan Hana’ah”

“MWO KENCAN??Tsk.. kau lucu sekali Young ra.. mana mungkin aku berkencan. Aku kesana untuk mencari sesuatu. Lagi pula memangnya apa hubungannya melihat matahari terbenam dengan berkencan?”

“Karna kebanyakan sepasang kekasih yang ingin membuat suasana romantis dalam kencan mereka pasti memilih untuk melihat matahari terbenam” Jongdae berusaha menjelaskan maksud Young ra

“Benar.. melihat sang surya terbenam diufuk barat bersama sang kekasih adalah hal yang sangat romantis. Banyak pasangan yang kullihat pergi melihat matahari terbit dalam menghabiskan waktu kencan mereka” Young ra menggenggamkan tangannya lalu menempelkannya dipipi chubinya sambil melihat kelangit seperti membayangkan sesuatu.

“Jadi karna itu kau berpikir kalau aku melihat matahari terbenam berarti aku akan berkencan.. begitu?”

“Iya..tapi kau malah mengecewakanku. Aku kira kau sudah mengalami perkembangan” Young ra mengaduk-aduk jus jeruknya dengan sedotan sambil mempoutkan mulutnya.

“Apa maksudnya itu.. kau pikir aku setidak laku itu eoh? Kalau aku mau sekali menjentikkan jari aku bisa dapat kekasih”

“Yaang benar?? Kalau begitu kenapa tidak kau lakukan? Dari pada kau terus mengharapkan Wu fan oppa yang tidak pernah menanggapi perasaanmu.. lebih baik kau cari namja lain. Jangan sampai kau jadi perawan tua Hanie” Young ra mencibir kearah Hana lalu mencolek dagu sahabatnnya.

“Hey Park Young ra? Sebelum kau bicara seperti itu padaku lebih baik kau berkaca dulu pada dirimu sendiri. Memangnya kau sudah punya kekasih? Dan mengenai masalah cinta bertepuk sebelah tangan, coba ingat lagi prince angelmu itu kau sudah mendapatkan hatinya belum? Hah? Jangan sampai kau jadi perawan tua Young ra’ah” Hana membalas cibiran Young ra dengan mehrong kearah sahabatnya yang lagi-lagi mempoutkan bibirnya.

“YA YA YA! Sudah berhenti bertengkar soal kekasih. Kalian berdua itu sama saja, tidak usah saling menjelekkan satu sama lain. Lebih baik kalian bekerja sama untuk mendapatkan prince angel dan prince mandarin kalian itu kan. Dari pada bertengkar seperti ini” Jong dae bicara disela-sela kegiatannya memakan sushi yang dibawanya dari rumah.

“YA Kim Jong dae! Jangan sok menasehati kami. Kau itu bahkan jauh lebih buruk dari kami”

“Betul! Lebih baik segera kau benahi dandanan mu itu agar setidaknya ada yeoja yang melihatmu. Sudah 3 kali pernyataan cintamu ditolak kan?”

“Uhuk..uhuk.. Ka..kalian jangan membuka aibku se..seperti itu dong. Uhuk..” Mendengar cibiran kedua sahabatnya itu membuat namja yang memiliki suara melengking itu tersedak seketika.

“Jong dae kau tidak apa-apa kan?” Young ra terkejut jika ucapannya membuat sahabatnya tersedak. Dia pindah dari tempat duduknya dengan Hana ketempat duduk Jong dae didepannya lalu membantu Jong dae dengan menepuk-nepuk punggung namja itu. Membantunya berhenti tersedak.

“Makanya kalau makan hati-hati Jong dae” Hana masih santai sambil melipat tangannya didada. Dia pikir mungkin itu sebuah pelajaran untuk namja yang pandai dalam nada tinggi itu karna sudah mengejeknya.

“Hey! Teman macam apa kau? Temanmu sedang kesakitan kau malah terlihat santai. Bahkan seperti mensyukuri. Benar-benar tidak pantas dianggap teman” akhirnya Kai buka mulut setelah sejak tadi diam menyaksikan 3 serangkai itu beradu mulut disiang yang hangat.

“Diam kau” Bisik Hana sambil menyenggol lengan Kai dengan sikunya tanpa disadari oleh kedua sahabatnya yang masih sibuk mengurusi aksi tersedaknya Jong dae.

“Ya appo!”

“Hihihi tapi lucu juga ya. Mereka kira kau kesana untuk berkencan padahal kita pergi untuk mencari Baekhyun. Kkkkk”

“Sudah diam” bisik Hana lagi memperingatkan karna Kai belum juga menutup mulutnya.

*****

 

Sudah 3 hari berlalu sejak Hana menyetujui ketentuan yang dikatakan Kai. Dan sudah 3 hari pula dia dan Kai mencari ke11 kotak tersebut. Hingga saat ini mereka baru menemukan 9 kotak, tinggal tersisa 2 kotak lagi. Mereka tidak terlalu mendapat banyak tantangan dalam menemukan kotak-kotak itu. Terbukti dalam waktu singkat mereka sudah hampir menemukan semuanya. Dan mereka bertekad untuk menemukan 2 kotak lagi hari ini juga.

Hari ini adalah hari minggu, yaitu hari dimana para pelajar mendapatkan waktu bersantai mereka. Begitu juga dengan Hana, dia biasa menghabiskan waktu hari minggunya untuk bangun siang lalu bersenang-senang dengan kedua sahabatnya. Tapi berbeda untuk hari minggu kali ini, karna dia sudah berencana dengan namja yang sepertinya sekarang juga sudah menjadi salah satu teman dekatnya untuk pergi mencari 2 kotak bagian dari 12 kotak Olympians itu.

Pagi ini tidak seperti biasanya Hana bangun pukul 5.30 pagi. Mungkin karna semalam dia tidak begadang memainkan video gamenya karna itu dia tidur lebih awal dan membuatnya bangun lebih awal juga. Karna melihat Kai tidak ada dikamarnya Hana keluar lalu turun ke ruang tamu. Sepertinya sudah jadi kebiasaan Kai semenjak dia tinggal dirumah Hana. Setiap hari atau bisa dibilang setiap subuh jika ada siaran pertandingan sepak bola ditivi dia dan ayah Hana pasti akan menonton bersama, walaupun memang tanpa ayah Hana sadari. Kebetulan juga club sepak bola favorit ayah Hana sama dengan club favorit Kai jadi mereka akan sangat kompak saat menonton bersama. Kebetulan pagi ini club favorit namja muda dan namja paruh baya itu adalah club yang bertanding, jadi Hana tau Kai pasti sedang menonton televisi dengan ayahnya.

“Hoaaamm.. appa masih menonton?” tanya Hana sambil masuk keruang tamu dan mencari tempat duduk diantara Kai dan Ayahnya.

“Oh Hanie? Tumben kau sudah bangun sepagi ini? Waahh.. anak ayah sudah mulai ada kemajuan” tuan Kim bicara dengan nada suara gembira dan mengusap puncak kepala putrinya tetapi tetap memfokuskan pandangannya pada pertandingan yang sedang berlangsung.

“Hey beruang tukang tidur? Kau kerasukan setan apa hah? Bisa bangun sepagi ini? Hihihi” ejek Kai heran pada gadis yang dijulukinya si beruang tukang tidur itu.

“Diam kau!” bisik Hana seperti biasa pada Kai jika dia mulai berulah mengejeknya, tapi kali ini Hana juga menginjak kaki namja yang duduk disebelah kirinya itu.

“Ya Appo! Kenapa kau suka sekali seperti ini” ucap Kai sambil meringis kesakitan.

“Jadi ini club sepak bola yang appa banggakan itu?” tanya Hana santai pada ayahnya tanpa memperdulikan Kai yang sedang menggerutu kearahnya.

“Iyaa.. mereka adalah tim sepak bola yang memiliki banyak pemain berprestasi”

“Chelsea? Kenapa namanya seperti nama perempuan?”

“Hey! Apa maksudmu? Kau menghina club kebanggaan kami?” Kai marah karna Hana mengejek nama club sepak bola yang begitu dia jagokan. Tapi gadis itu hanya diam dan tetap menonton dengan tampang tak bersalah. Tentu saja! saat ini sedang ada ayahnya disana mana mungkin ia berbicara dengan Kai. Dia bisa dianggap orang gila.

“Iyaak..yaakk.. ayo cepat giring bolanya!” teriak tuan Kim melihat salah satu pemain Chelsea yang mulai berhasil menggiring bola hingga kedepan gawang.

“Cepaaat! Ini kesempatan emas!” tak kalah dengan tuan Kim, Kai juga berusaha memberi semangat.

Hana yang tidak terlalu tertarik dengan sepak bola hanya diam dan menutup telinganya yang tergannggu karna teriakan kedua namja disebelah kanan dan kirinya.

“AYO! AYO! GO..GO…YAHH! SIAL!”

“AISSHH..Padahal itu sedikit lagi bisa goal. Bodoh sekali”

Kedua namja itu berteriak kecewa karna ternyata apa yang diharapkan tidak terjadi. Kesempatan emas yang dimiliki tim jagoan mereka ternyata tidak digunakan dengan baik, akhirnya goal ketiga pun gagal diraih.

“Hahaha.. mereka payah sekali. Waktu tinggal 15 menit dan skor masih 2 sama. Apa mereka bisa menang?” ucap Hana meremehkan tanpa memperdulikan kedua namja disebelahnya yang sedang memasang ekspresi kekecewaan.

“Diamlah kau” ucap Kai dengan nada datar. Sepertinya namja itu pasrah pada pertandingan kali ini.

Berbeda dengan Kai, tuan Kim tiba-tiba bangun dari bersandar pada bagian sandaran sofa lalu kembali memasang ekspresi bersemangat. Sepertinya namja berumur 49 tahun itu masih belum putus asa dan percaya bahwa tim jagoannya akan menang.

“Ayo! Pasti bisa terkejar” ucap tuan Kim bersemangat sambil mengepalkan tangannya. Namja paruh baya yang ketampanannya belum pudar itu memang sangat tergila-gila pada sepak bola.

“Appa sangat bersemangat ya kalo sudah menonton pertandingan sepak bola..ckckck memang apa serunya? Membosankan” gadis itu melipat kedua tangannya didada.

“Selera setiap orang itu kan berbeda-beda Hanie. Sama seperti dirimu, kau sangat suka main video gamekan? Memang apa serunya? Menurut appa itu juga membosankan”

“Karna itu appa sangat ingin punya teman dirumah ini yang juga suka dengan sepak bola. Jadi appa tidak akan kesepian seperti ini setiap menonton. Kakakmu Joonmyun juga tidak tertarik dengan sepak bola, padahal banyak pemuda seumuran dia yang sekarang ini sedang gila sepak bola. Tapi appa heran kenapa dia tidak” keluh tuan Kim panjang lebar sambil sesekali menoleh kearah putrinya.

“Hahaha.. appa ini bagaimana, Joonmyun oppa itu kan buka namja dia itu lebih suka main boneka..hahaha”

“Hey! Siapa yang berani bicara seperti itu?” Joonmyun tiba-tiba muncul dengan rambut bangun tidurnya yang berantakan.

 

 

“YA! Ha..Ha..Hanie? Kau..kenapa bisa duduk disitu jam segini?” namja berambut hitam kemerahan itu tiba-tiba berteriak sambil menunjuk kearah adiknya. Ditambah dengan matanya yang melotot karna terkejut.

“Kau kan ratu tidur..kenapa jam segini kau sudah bangun? Tidak.. apa mungkin setelah ini akan terjadi bencana alam. Biasanya jika kebiasaan yang sudah mendarah daging tiba-tiba berubah itu tandanya akan terjadi bencana alam”

“Hmmpph…Hahahah” Kai tertawa terbahak saat mendengar Jonnmyun bicara seperti itu.

“YA! Kim Joonmyun oppa! Kau kira aku ini binatang hah?!” Hana membalas teriakan Joonmyun tidak kalah keras. Dia malu kakaknya bicara seperti itu didepan Kai.

“Yang aku katakan benar kan. Banyak ilmuwan yang bicara seperti itu”

“Oppa!” teriak Hana merengek.

“Kurasa apa yang dikatakan kakakmu itu ada benarnya juga Hana..hihihi” ucap Kai sambil berusaha menahan tawanya. Dia tau jika Hana akan memberinya pelajaran jika dia tidak berhenti menertawainya.

“Hanie? Apa kau merasa tidak enak badan? Apa kau demam atau merasa sesak nafas? Kenapa jam segini kau sudah keluar dari zona tidurmu?” Joonmyun meletakkan telapak tangannya didahi Hana. Mengecek apakah adiknya demam atau tidak.

“Oppa! Hentikan! Memang salah jika hari ini aku bangun pagi?” teriak Hana sambil menyingkirkan tangan kakaknya dari dahinya.

“Joonmyun… sudah hentikan. Bukankah bagus kalau adikmu bisa bangun  pagi. Jadi jangan mengejeknya” tuan Kim  berusaha melerai pertengkaran antara kedua anaknya.

“Iya ayah.. memang bagus kalau dia sudah bisa bangun pagi. Tapi ini sungguh kejadian langka”

“Lihat itu! MU mencetak goal!” teriak Hana tiba-tiba saat melihat tim lawan berhasil memasukkan bola kedalam gawang Chelsea. Sedetik itu juga semua orang disana mengalihkan perhatian mereka kembali ketelevisi setelah sempat teralihkan karna kedatangan Joonmyun.

“Aisshh..Sial!” teriak Kai kecewa.

“Haah..padahal tadi ada kesempatan..andai saja bisa goal” ucap tuan Kim sambil merebahkan tubuhnya kesandaran sofa.

“Chelsea kalah dari MU 2-3 ya. Itu berarti ayah harus mentraktir paman Park” ucap tuan Kim kecewa.

“Paman park? Ayah Young ra?” Hana mengalihkan pandangannya pada ayahnya yang terlihat pasrah.

“Iya..MU adalah club jagoan ayah Young ra. Dan ayah sudah terlanjur menyetujui taruhannya kemarin. Siapa yang kalah harus mentraktir”

“Oiya.. kemarin aku juga mendukung paman Park kan. Karna dia menang aku akan  minta dia mentraktirku. Hihihi” ucap Joonmyun sambil tersenyum bangga.

“Hhh..untung saja Lu Han hyung belum bebas. Kalau sudah dia pasti menodongku juga” Kai mengelus-elus dada bidangnya bersyukur karna Lu Han belum dibebsakan. Luhan juga penggila sepak bola sama sepertinya dan MU club yang menang adalah tim jagoan namja yang memiliki kekuatan telekinesis itu.

Hana menoleh kearah Kai yang terduduk dan terlihat kecewa. Hana menyenggol kaki Kai dengan kakinya lalu beranjak kemudian berjalan menaiki tangga bermaksud kembali kekamarnya. Mengerti dengan maksud Hana, Kai kemudian juga beranjak dan mengikuti Hana dari belakang. Sedangkan Joonmyun yang melihat Hana naik kelantai dua pun mulai berulah mengejek gadis itu lagi.

“Hey Hanie? Kau mau kemana? Mau kembali kezona tidurmu lalu bermimpi indah ya?” ejek namja berumur 22 tahun itu kepada adiknya.

“Diam kau!” teriak Hana kesal.

 

*****

“Apa benar hari ini akan ada hujan badai didaerah gangnam?” tanya Kai sambil memutar-mutar kotak Lu han diatas meja belajar Hana. Sepertinya dia masih kesal karna club jagoan Lu han mengalahkan club jagoannya.

“Menurut ramalan cuaca yang kutonton diTv sih seperti itu. Tapi.. apa harus disaat hujan badai?”

“Iyaa..karna kekuatannya angin, dan apa yang membuat angin begitu kuat jika bukan badai. Dan hujan badai didaerah gangnam ini adalah hujan badai pertama yang terjadi sejak kami diturunkan ke bumi. Jadi bisa dipastikan kotak itu bisa kita temukan didaerah gangnam”

“Tapi aku takut petir”

“Mwo? Gadis seram sepertimu takut pada petir? Tsk..Yang benar saja”

“KAI! Jangan ikut-ikutan kakakku!”

“Ne..baiklah..kau tenang saja, hujan kali ini tidak akan ada petir”

“Apa? Kau lucu sekali Kai. Mana mungkin hujan badai tidak ada petirnya”

“Karna itulah kami semua ada disini. Untuk mengambil kembali petirnya dari para Lucifer” Kai menghentikan kegiatan putar-memutarnya lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela.

“Mwo? Kau bilang apa? Lucifer?”

“Sudahlah..nanti malam saat semua temanku sudah terbebas, leader kami akan menjelaskannya. Baiklah! Kau sudah siap? Ayo pergi” Kai bangkit dari kursi lalu berjalan mendekati Hana yang berdiri didekat lemari pakaiannya.

“Aku benar-benar penasaran dengan apa yang akan terjadi setelah aku membebaskan semua temanmu” ucap Hana sambil menatap seksama kemata Kai yang kini ada tepat dihadapannya.

 

DEG

 

DEG

 

DEG

 

Dan sedetik itu juga dia merasa detak jantungnya berdetak begitu kencang. Merasa akan keanehan yang terjadi pada jantungnya, gadis itu memegang dadanya berusaha menetralkan detak jantungnya.

“Kau akan tau semuanya malam ini” Kai bicara dengan nada suara sangat lembut lalu perlahan menggerakkan tangannya menggenggam tangan gadis yang masih belum berkedip memandangnya. Kemudian berteleportasi ketempat dimana mereka bisa menemukan 2 kotak yang tersisa.

 

*****

 

 

ZRREP

 

“Haah..haah..” nafas Hana terengah setelah berjuang melewati badai bersama Kai. Mereka berdua baru saja kembali dari petualangan ke4 mereka dalam misi menemukan 11 kotak Olympians itu.

“Hhhaah..Hampir saja..haaah..kau terbawa angin tadi” Kai berusaha menetralkan nafasnya.

“Baiklah ayo duduk dulu..haah..hhaah..”

Mereka berdua pun duduk dipinggir tempat tidur dikamar itu. Mereka sedang berusaha menenangkan pikiran dan nafas mereka setelah melawan hujan badai yang begitu menyeramkan. Tangan mereka tertaut satu sama lain tanpa mereka sadari.

Ini berawal saat Kai berusaha menyelamatkan Hana dari terjangan badai yang hampir menerbangkannya saat mereka sedang berusaha mengambil salah satu kotak Olympians yang tersembunyi di semak-semak yang begitu lebat. Hana begitu takut jika badai menerbangkannya lagi setelah Kai berhasil menyelamatkannya, dia menggenggam tangan Kai selama hampir setengah jam selama perjuangan mengambil kotak itu dari semak-semak tanpa pernah berpikir untuk melepaskannya. Lagi pula Kai juga tidak mengijinkannya jika gadis itu melepaskan genggaman tangan mereka karna jika Hana terbawa badai lagi dia juga yang akan repot. Tetapi tanpa mereka sadari genggaman tangan itu belum mereka lepaskan padahal mereka sudah aman berada didalam kamar Hana.

“Ini pertama kalinya aku melihat hujan badai sehebat itu” ucap Hana sambil masih berusaha menetralkan pikirannya setelah kejadian menegangkan yang baru saja dia alami.

“Ini pasti karna kotak Sehun. Mungkin dia mengamuk kita menyelamatkannya yang paling terakhir”

“Apa sehun itu oranng yang tempramental?”

“Tidak juga..dia hanya tipe orang yang dingin pada orang baru”

“Jadi dia akan bersikap dingin padaku setelah apa yang aku lakukan untuk membebaskannya? Aku sudah mepertaruhkan nyawaku. Aku—“

 

DEG

 

Kata-kata Hana terhenti saat jari-jemari Kai menjalar didahinya. Tatapan mereka terpaut satu sama lain. Seakan terikat oleh sesuatu yang membuat mereka tidak bisa berpaling.

 

DEG

 

DEG

 

Ya tuhan.. apa lagi ini? Kenapa akhir-akhir ini sering seperti ini? Tatapannya..membuatku tidak bisa memalingkan pandanganku

 

DEG

 

DEG

 

Oh tidak! Kenapa jantungku berdetak seperti ini? Rasanya kencang sekali. Jangan sampai Kai mendengarnya. Aku harus menghentikan adegan ini

 

“Mi..mian..maafkan aku” Kai melepaskan tangannya dari dahi Hana kemudian mebenarkan arah duduknya yang semula menghadap Hana.

“Ti..tidak apa-apa” Hana pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Kai.

“Aku..melihat luka didahimu..”

“Be..benarkah? disebelah mana?” Hana berusaha meraba dahinya untuk menemukan luka yang dimaksud Kai. Dia berusaha melakukannya dengan menggunakan tangan kirinya, tapi karna tangan kirinya masih menggendong 2 kotak yang baru mereka temukan membuatnya sulit untuk menjangkau dahinya sendiri.

“Disebelah sini..” Kai membantu Hana menemukan luka tersebut dengan menggunakan tangannya. Tanpa gadis itu sadari semburat merah mulai muncul diwajahnya. Dia rasakan hangat tangan Kai menjalar dari luka didahinya kemudian mengalir ke organ tubuhnya yang disebut dengan jantung.

 

DEG

 

DEG

 

Jantungnya mulai berdetak kencang lagi. Seperti listrik yang mampu memacu detak jantungnya, sentuhan tangan Kai membuat detak jantungnya tidak normal.

“Biar aku obati” Kai melepaskan tangannya kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil plester luka yang biasa Hana simpan dilacinya. Tidak heran jika Kai sekarang tau seluk beluk dari kamar Hana kecuali lemari pakaian Hana. Bahkan Kai tau dimana tempat Hana menyimpan foto namja yang dia sukai, ulangan jebloknya, dan tempat-tempat rahasia lainnya.

Baru saja Kai bangun dan mulai berjalan kearah laci-laci meja belajar, tapi seketika langkah kakinya terhenti karna ada sesuatu yang seakan tidak mengijinkannya pergi.

 

DEG

 

“Maaf! Aku tidak bermaksud melakukannya..Mianhae..” Kai gelagapan, sedetik itu juga ia lepaskan genggaman tanannya. Dia sendiri terkejut kenapa tangannya masih menggenggam tangan Hana.

“E..e..Tidak! Tidak apa-apa..aku juga salah. Sejak kau menyelamatkanku tadi aku sama sekali tidak berani melepaskan gengggamanku. Tanpa sadar aku malah masih melakukannya sampai disini” Hana juga salah tingkah, wajahnya bahkan sudah lebih merah dari tomat sekarang.

 

AISSSHH.. KIM HANA PABO! APA YANG KAU PIKIRKAN HAH? KENAPA KAU MASIH MENGGENGGAMNYA? BODOOOHHH!!!

 

“Oh iya lukamu! Biar aku ambilkan plester”

“Tidak! Tidak usah..aku akan mengambilnya sendiri hehe”

 

Tidak..kalau dia yang mengambilkannya untukku..lalu menempelkannya didahiku..tidak bisa kubayangkan apa lagi yang terjadi. Wajahku mungkin akan merah terbakar.

 

 

*****

 

Setelah mengalami kejadian menegangkan melawan hujan badai lalu mengalami kejadian aneh yang berhubungan dengan perasaan akhirnya mereka sampai kepuncak acara hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, jam 9 malam dihari minggu biasanya Hana akan bermain game bersama Joonmyun kakaknya. Tapi karna dia akan membebaskan 11 orang malaikat yang sudah susah payah dia cari malam itu, dia pun mencoret bermain game dari daftar kegiatannya untuk hari minggu kali ini. Kata-kata ejekan Joonmyun benar-benar masih terngiang jelas ditelinganya.

“Apa? Tidak main game untuk malam ini?Ya tuhan apa yang terjadi padamu? Bangun pagi, tidak pergi bersenang-senang dengan Jong dae dan Young ra. Lalu tidak main video game..Kau..sungguh..aneh hari ini Hanie” Hana mengumpat sendiri sambil menirukan gaya bicara kakaknya tadi saat dia bilang kalau dia tidak main game untuk malam ini

“Tsk..memangnya salah jika aku tidak melakukan kegiatan yang biasanya aku lakukan? Namja menyebalkan itu..Jjinja..” gerutu Hana sambil merapikan ke11 kotak yang akan dibukanya malam ini. Dia menjejerkannya dilantai sesuai dengan urutan yang diberikan Kai. Kai sedang membersihkan dirinya kesuatu tempat jadi gadis itu harus menyiapkannya sendirian.

“Selesai! Dia belum juga kembali..Huh aku penasaran sebenarnya kemana dia pergi untuk membersihkan diri? Dimana dia mendapatkan baju untuk baju ganti? Dan dimana biasanya dia tidur? Dia tidak pernah memberitahuku” Hana bicara sendiri sambil mempoutkan bibirnya. Kai memang tidak pernah memberitahu Hana tentang semua hal pribadi yang dia lakukan. Lagi pula Hana juga tidak pernah bertanya padanya.

 

ZRREP

 

“Aku datang~”

“Akhirnya kau datang juga, aku sudah tidak sabar membuka kotak-kotak ini tau”

“Ne..mian..aku lama. Tadi aku lupa menaruh bajuku ini dimana, jadi aku sedikit bingung mencarinya tadi. Tapi untung saja ketemu hehe”

 

Dia memakai baju putih itu lagi..dia sangat… tampan..

 

“Itu baju yang kau pakai pertama kali kan?”

“Benar sekali. Aku hanya ingin kompak dengan yang lainnya. Karna itu aku berusaha menemukan baju ini kembali”

“Ohh..baiklah..kaja! ayo kita mulai”

“Ne! ayo mulai!” Kai berteriak semangat sambil mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya dia begitu senang bisa bertemu dengan kesebelas temannya.

“Baiklah..aku akan buka satu..per..satu..” ucap Hana sambil duduk bersila dilantai lalu meraih kotak berwarna ungu yang berada diurutan pertama.

 

CEKLEK

 

Hana sudah memutar kuncinya dan kotak pertama terbuka dengan sempurna. Sama seperti saat ia membuka kotak milik Kai.. cahaya putih itu juga keluar dari kotak berwarna ungu tersebut dan disertai juga dengan getaran  yang sama yang cukup membuat kamar gadis itu menjadi berantakan. Hana menyipitkan matanya karna silau akan cahaya putih tersebut serta sedikit berpegangan pada rak buku dibelakangnya.

“Lanjutkan saja kekotak kedua..mereka akan keluar secara bersamaan nanti” ucap Kai yang berdiri disebelah Hana.

“Ne..baiklah”

Sesuai intruksi Kai, Hana pun melanjutkannya kekotak pada urutan kedua. Kotak berwarna cream susu itu dia raih dan mulai melancarkan aksi untuk membuka kotak tersebut. Sama seperti kotak pertama..kotak kedua juga mengeluarkan cahaya putih yang sama. Begitu seterusnya hingga kotak kesebelas.

 

∞∞

 

Cahaya putih itu pun memenuhi seluruh ruangan dikamar Hana dan getaran tersebut juga lama-kalamaan menjadi semakin kuat. Hebatnya cahaya itu tidak keluar dari kamarnya, kamarnya seakan memiliki perisai pelindung yang mengunci cahaya itu agar tidak keluar dari zona yang seharusnya. Dan getaran itu pun hanya terjadi dibagian kamar Hana. Sehingga tidak ada yang menyadari apa yang terjadi dikamar gadis itu.

Semakin lama cahaya dan getaran itu semakin besar dan semakin kuat bahkan menutupi serta menggetarkan seluruh ruangan. Cahaya bulan dan gelapnya langit malam pun tidak terlihat dari dalam ruangan itu. Barang-barang yang semula tertata rapi ditempat masing-masing menjadi berantakan tidak karuan bahkan lebih berantakan dari pada saat Hana membuka kotak Kai waktu itu. Setelah selama 5 menit, cahaya itu semakin memudar dan mengurangi kapasitasnya dan getaran hebat itu juga mulai mereda.  Dalam hitungan detik secara perlahan cahaya dan getaran itu menghilang dan..

 

 

 

[Hana Pov]

 

Peralahan tapi pasti..aku membuka mataku. Mungkin efek dari memejamkan mata cukup lama, membuat lensa mataku tidak mendapatkan perbesaran yang baik. Walaupun belum terlalu jelas tapi bisa kulihat bahwa kamarku sekarang sudah berubah menjadi pasar tradisional yang mulai dipadati pengunjung yang ribut dengan aksi tawar-menawar mereka. Ramai dan berisik sekali..

“Oh tuhan terima kasih.. akhirnya aku bebas!”

“Hyung~ aku merindukanmu”

“Kai kau berhasil membebaskan kami”

“Hehe..itu butuh kerja keras hyung”

“Sehun..Kau tidak apa-apa kan?”

 

Beberapa detik berlalu perbesaran mataku sudah kembali normal. Sekarang terlihat jelas ke-12 namja yang ada dihadapanku, beberapa dari mereka saling berpelukan dan saling mencemaskan satu sama lain. Mungkin tidak mereka sadari kalau ada seorang gadis yang sejak tadi memandangi mereka dengan tatapan tak percaya, lalu sesekali mengucek matanya untuk memastikkan bahwa yang dilihatnya bukanlah fatamorgana.

 

12???? Bukan 1 atau 2 tapi.. 12??? Ya tuhan!

 

Aku kembali mengucek-ngucek mataku lalu mencubit pipiku sendiri. Aku masih belum percaya atas apa yang baru saja keluar dari kotak-kotak itu.

Perlahan satu persatu dari 12 namja itu sadar bahwa ada seorang gadis dihadapan mereka yang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri karna memikirkan mereka.

“Hana? Apa yang kau lakukan?”

“Eh?” Aku menghentikan kegiatanku setelah mendengar salah satu dari mereka bicara padaku. Aku menoleh dan memperhatikan wajah namja-namja tampan nan mempesona yang ada dihadapanku sekarang. Mulai dari namja yang disebut Kai sebagai leader..dikotaknya tertullis “The 12 Olympians..Poseidon division..Suho”

Aku memperhatikannya.. aku mulai dari ujung kakinya..lalu naik kearah tubuhnya..dadanya..dan sampailah aku pada bagian tubuh yang paling mudah dikenali..wajahnya.

Sangat tampan.. senyumnya begitu manis. Mengingatkanku pada Joonmmyun kakakku yang akhir-akhir ini mulai menyebalkan. Dan lagi rambutnya, matanya, hidungnya, seluruh wajahnya benar-benar persis seperti kakakku. Aku bahkan tidak dapat menemukan sesuatu yang berbeda diantara mereka…

 

TUNGGU!

 

“JOONMYUN OPPA! KAU..!” teriakku setelah sadar bahwa orang didepanku bukanlah orang yang mirip kakakku, tapi dia memang kakakku. Aku sangat tau seperti apa sosok dirinya.

Sedetik itu juga aku alihkan pandanganku kearah kesebelas namja yang lainnya. Dan aku kembali menemukan kenyataan yang sangat..sangat..sangat..sangat..mengejutkan..

 

Oh Tuhan! Apa-apaan ini! Apa yang terjadi disini?

 

“WU FAN OPPA? JONG DAE? KA..KALIAN..TUNGGU! APA YANG SEBENARNYA TERJADI?”

“Hanie tenanglah.. kami akan menjelaskan semuanya padamu” ucap Joonmyun oppa atau sesuai namanya dikotak itu yang berubah menjadi Suho berusaha menenangkanku.

“TENANG? BAGAIMANA BISA TENANG? KENAPA KALIAN BERTIGA BISA ADA DISINI DAN KELUAR DARI KOTAK ITU? KAI JELASKAN PADAKU!” Aku mulai takut dan panik. Aku bahkan tidak bisa mengindahkan instruksi pikiranku yang juga menyuruhku untuk tenang.

“Ne..ne aku atau..kami semua akan menjelaskannya padamu.. tapi kau harus tenang dulu arrachi?” Kai mendekat dan memegang pundaku.

“Iya Hana..kau harus tenang dan menetralkan pikiranmu dulu. Kami pasti akan menjelaskannya untukmu”

Suara bass itu..suara yang paling aku ingin dengar disaat seperti ini. Itu sungguh memberikanku sedikit ketenangan dan aku mulai bisa mengontrol pikiran dan nafasku

“Gadis manis tenanglah..kami takkan menyakitimu” ucap namja pada urutan ke 6 itu padaku. Namja itu memiliki senyuman angel versi kedua setelah Joonmyun oppa atau yang mereka panggil Suho.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Aku lihat mereka semua tersenyum manis padaku, membuatku semakin merasa lebih tenang, Tidak!  tapi tidak untuk satu namja yang memasang wajah datar kearahku. Baiklah..lupakan dia! mungkin dia si Oh Sehun itu.

 

Sekarang nafas dan pikiranku sudah kembali normal dan aku siap mendengarkan semua penjelasan mereka.

“Kau sudah lebih baik?” Suho bicara sangat lembut padaku

“N..Ne..aku sudah lebih baik sekarang. Lalu bisakah kalian jelaskan semuanya padaku?”

“Tentu! Tapi sebelumnya biarkan kami memperkenalkan diri kami secara resmi”

Kai dan orang yang mirip Joonmyun oppa itu mundur lalu menyetarakan posisi mereka seperti membentuk formasi.

“Baiklah.. Hana..Dul..Set..”

“We are one! Annyeonghaseyeo! Kami adalah kelompok khusus yang dibentuk dari 12 divisi Olympus. Kami EXO!”

 

 

 

 

 

 

 

 

−−−To Be Continue−−−

 

N/B : NO SIDERS! NO PLAGIAT! HARGAI KARYA ANAK BANGSA!!

Sipp bye~~


The Conqueror (Chapter 2)

$
0
0

|| Title : The Conqueror [Section 2] || Author : Momochi ||

|| Cast : Kim Jongin [EXO-K] and Song Airi [OC] ||

|| Support Cast : other EXO members, Nattasha Kim, and Airi’s Friends ||

||Genre : Family, Romance, and Friendship || Rating : G ||

|| Length : Series ||

 

For soundtrack, please download here!

 

351288969

.

.

 ____________________________

@Airi’s House, 19.25 KST

 

Dirumah,  Airi menceritakan pengalaman hari itu secara mendetail kepada Natt. Kecuali pertemuannya dengan Kai saat di lorong. Kris yang tidak terlalu berminat dengan hal-hal kecil, hanya membisu. Kakak laki-lakinya itu hanya peduli terhadap keselamatan Airi yang notabene adalah adiknya itu.

“Omong-omong, hari ini aku mendapat dua teman!” kata Airi. Caranya mengungkapkannya seolah-olah itu adalah prestasi besar. Kris dan Natt menatapnya khawatir.

“Apa ada yang salah?”

“Memiliki teman itu tidak salah,” kata Kris. “Tetapi kau harus ingat tidak semua orang akan terlihat baik seperti yang kau harapan.” Lanjutnya. Kris berbicara seperti menceritakan sebuah pengalaman yang pernah membuatnya sakit, ia meringis seolah-olah itu adalah gambaran yang menyakitkan.

“Maksutmu?” Tanya Airi bingung. Pengetahuannya terhadap seorang teman memang sangat minim.

“Ya, mereka bisa saja malah menjadi rintangan,” kata Natt menambahkan.

“Belum lagi fakta bahwa pertemanan diikuti dengan ekspektasi. Jadi berhati-hatilah memilih teman, dear.” Saran Kris yang lebih terdengar seperti mengingatkan.

Airi mengangkat sebelah alisnya. “Ekspektasi seperti apa?”

Kris menegakkan posisi duduknya. “Pertemanan dilandasi rasa saling percaya. Mereka menceritakan masalah masing-masing, bertukar rahasia, dan saling memberi dukungan. But,  Friendship is unnecessary, like philosophy, like art, it has no survival value, rather it’s one of things which give value to survival.”

Airi cukup tersanjung dengan perkataan Kris. Ia tersenyum lebar. “Well, terimakasih atas itu. Kalian berdua kakak terbaik yang pernah kumiliki.”

Tidak ada yang bisa membuat Airi tenang selain memeluk kedua kakaknya saat ini. Orang-orang yang selalu menyayangi dan menjaga. Ia merasa sangat beruntung dilahirkan di tengah keluarga dimana Kris juga Natt berdiri di dalam silsilah itu.

Dan langit menjadi gelap, menandakan sudah waktunya bagi keluarga kecil ini untuk duduk bersama diruang makan. Natt bercerita kalau ia baru saja diterima di salah satu perusahaan sukses di Korea, ia terpilih menjadi seorang sekretaris. Airi merasa bangga pada kakaknya. Perusahaan yang merekrut Natt pasti akan beruntung karena kakaknya itu merupakan wanita yang sempurna. Tidak hanya bermodal kecantikkan, Natt juga pintar dan menguasai lima bahasa asing.

Airi dan Kris menunggu di meja makan dengan tenang. Mereka memerhatikan Natt yang melakukan tarian di dapur tanpa suara. Ia memang sangat pintar dalam memasak. Semua resepnya tidak ada yang pernah gagal di lidah adik-adiknya.

Pandangan Airi teralihkan pada Kris. Ia melihat kakak laki-lakinya sedang membaca sebuah buku berjudul ‘Galvanic Skin Response’. Airi tersenyum kecil. Ia bahkan lupa menanyakan padanya tentang hari pertama berkuliah di KyungHee. Inilah yang sering membuat Airi merasa menjadi adik yang egois. Selalu saja Kris dan Natt yang bertanya, perhatian, dan protektif. Tapi, ia tahu betul pasti Kris tidak akan mau bercerita soal kesehariannya.

“Sepertinya aku harus mulai memanggil kalian dengan sebutan eonnie dan oppa,” kata Airi, memecahkan keheningan.

“Itu bagus.” Natt tersenyum sambil mengibaskan tangannya ke celemek bercorak bunga yang ia kenakan.

I wan’t. Just Kris, no frills ‘oppa’.” Kris tersadar ketika dua orang wanita cantik menatapnya heran. “What? I’m still young, I’m just 20 years old. I wan’t.”

Airi dan Natt menahan senyumnya ketika melihat ekspresi Kris saat itu.

Kemudian mereka kembali terfokuskan pada hal lain. Seperti biasa, Natt sukses dengan hidangan  makan malamnya. Bahkan Kris, yang tidak terlalu menunjukkan emotional-nya , tampak terkesan. Mereka menyantap dengan ketenangan, itu menjadi biasa sejak di Canada dulu.

 

 

.

.

 

 

Setelah membantu Natt mencuci piring, Airi kembali masuk ke dalam kamarnya. Ada PR dari dua mata pelajaran yang harus ia kerjakan. Airi sudah mencatatnya dengan rapi di buku agenda, berbeda dengan murid-murid lain yang sepertinya merasa cukup dengan mengandalkan memori saja.

Tapi, Airi tahu tugas itu tidak memakan waktu lama dan tidak akan memeras otak. Singkatnya, itu perkara sepele. Ia tahu jawaban setiap pertanyaan itu. Karena waktu di Canada yang ia habiskan hanya belajar dan ditemani setumpuk buku-buku tebal di kamarnya. Meski begitu, Airi tetap mengerjakan PR itu sekarang, supaya besok sudah siap.

Gadis dengan rambut bergelombang ini merasa perlu menyibukkan diri terutama pikirannya. Kalau tidak, ia tidak akan berhenti memikirkan pertemuannya dengan kapten sekolah Hannyong High School itu. Segela tentang dirinya seolah melekat dalam  otak Airi. Sorot matanya yang tajam ataupun dasinya yang sedikit miring. Tetapi ia teringat kata-kata Nara dan Jihyun: ‘Aku tidak akan mengincarnya jika menjadi dirimu… ia punya beban berat yang tersembunyi di balik wajah tampannya.’

Tetapi mengapa malah membuat Airi sangat tertarik? Bahkan sepertinya ia tidak bisa menyingkirkan Kai dari pikirannya. Airi berusaha mengalihkan pikirannya ke hal lain, tetapi tak lama kemudian bayang-bayang pria itu muncul lagi. Wajah Kai melayang di halaman buku di tangan Airi. Segala gambaran tangan mulus yang mengenakan gelang kulit itu tidak bisa ia lupakan.

Gadis itu memejamkan mata sambil menggeleng. “Aku harus fokus.”

 

.

.

 

 

@Hannyong HS, 09.05 KST

 

Disekolah, setelah pelajaran bahasa Inggris, Airi punya waktu senggang sehingga bisa bertemu dengan Nara dan Jihyun di loker. Mereka memberi salam dengan menyentuh pipinya ke pipi Airi. Kemudian membeberkan pengalamannya di kelas matematika tadi. Mereka menceritakan bagaimana Eunji-ssaem  dengan rok super pendeknya itu membuatnya terlihat konyol dimata murid-muridnya. Kebetulan Airi belum mendapat kelas matematika, jadi ia sedikit penasaran dengan guru yang terkenal dengan suaranya yang tinggi itu.

Airi mengikuti kedua teman barunya ke cafeteria, tempat mereka menghabiskan waktu sampai ia harus mengikuti mata pelajaran  seni dan bahasa Perancis. Tetapi Airi harus kembali ke lokernya lagi untuk mengambil buku bahasa Perancis yang besar dan tebal. Ia taruh buku itu di atas folder sementara Airi membungkuk untuk mengambil kamus Korea-Perancis yang ada di bagian belakang.

“Hei orang asing,” kata sebuah suara di belakangnya. Airi melonjak kaget sehingga kepalanya membentur atap loker. “Hati-hati!” kata suara itu.

Airi berbalik dan mendapati Kim Jong In berdiri dengan wajah separuh tersenyum. Ekspresi yang Airi ingat saat pertemuan pertama mereka. Hari ini Kai mengenakan seragam olahraga, celana panjang biru tua, kaus putih polos dan jaket warna khas sekolah mereka terlampir di pundaknya. Airi menggosok-gosok kepalanya dan menatap Kai, bertanya-tanya mengapa kapten sekolah itu menyapanya.

“Gwenchanna?” tanyanya. “Maaf sudah membuatmu kaget,”

“Ya, tidak apa-apa.” Jawab Airi, kaget dengan suaranya sendiri yang lagi-lagi kedengaran terpukau akan ketampanan Kai. Mata cokelatnya menatap lurus ke arah Airi dan alis matanya separuh terangkat. Kali ini Kai berdiri cukup dekat sehingga gadis itu bisa melihat salur-salur warna tembaka dan perak dimatanya.

“Kau anak baru itu, kan?”

Airi tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Jadi ia hanya mengangguk lalu menunduk, karena mengangkat wajah adalah kesalahan besar baginya. Membalas tatapan Kai akan menyebabkan reaksi fisik seperti yang ia alami terakhir kali. Ia merasa seolah-olah jatuh dari tempat yang sangat tinggi.

“Dengar, aku tidak suka berlama-lama,” kata Kai. “Kau harus mengisi formulir ini setelah itu berikan lagi padaku.” Lanjutnya sambil memberikan sekertas dengan lambang HHS diatasnya pada Airi.

Entah mengapa tubuh Airi terasa kaku. Ia tidak percaya bahwa akhirnya bisa bertemu dengan Kai lagi. Terlebih ia melihat sosok kapten sekolah itu tidak seperti yang Nara dan Jihyun katakan. Kai tampak ramah dimata Airi walaupun memang sorot matanya tajam, tegas, dan hanya tersenyum seperlunya. Gerak tubuhnya yang terkesan cuek membuat Airi semakin tertarik.

Setelah Airi mengambil kertas formulir itu dengan kebisuan, Kai pergi begitu saja tanpa menunggu ucapan terima kasih dari mulut Airi. Dilihatnya Kai sudah menghilang dari pandangan, Airi langsung menatap kertas itu dan tersenyum gemas.

“Airi!” teriak seseorang. Tepatnya dua orang yang cukup membuat lamunan Airi tentang Kai buyar.

“Lama sekali. Ayo ke cafeteria, kami sudah sangat kelaparan.” Eluh Nara.

Dengan begitu saja kedua sahabat ini menggamit tangan Airi dan menarik ke arah cafeteria. Kai ada disana bersama beberapa pemain basket lainnya. Airi menduga merekalah yang dibilang Nara sebagai keempat sahabat Kai. Kali ini, ketika mata mereka bertemu, Airi menahan tatapannya. Pikirannya menjadi benar-benar kosong saat memandang Kai. Tidak ada yang ia pikirkan selain matanya yang begitu sempurna.

Anehnya Airi merasa iri pada para pemain basket itu. Mereka dengan mudah bisa melihat senyuman Kai dari jarak yang sangat dekat. Kai berbeda sekali jika sedang bersama teman-temannya. Ia tak sungkan untuk mengeluarkan senyuman yang lebar ketika melihat kekonyolan dua orang temannya yang sedang memperebutkan sekaleng soda.

Ternyata Nara dan Jihyun mengetahui ketertarikan Airi pada Kai dan memutuskan memberi nasihat tanpa diminta. “Kurasa Kai bukan tipemu,” kata Jihyun sambil memutar-mutar rambut cokelatnya saat mereka sedang mengantre di kantin.

Airi berdiri dekat dengan dua temannya supaya tidak terdengar oleh siswa yang bersemangat untuk sampai di konter. Ia berusaha mengabaikan siku yang menusukknya, juga cairan lengket di lantai akibat minuman yang tumpah, hanya mendengarkan ucapan Jihyun.

“Apa maksutmu?” tanyanya.

“Jujur saja, Kai memang namja paling populer dan keren. Tapi, semua orang tahu, Kai itu biang masalah. Para yeoja yang menaksirnya harus menelan pil pahit. Aku hanya memperingatkan.”

“Sepertinya Kai bukan orang yang kejam,” Airi berusaha menahan dorongan untuk membela Kai meskipun ia belum terlalu mengenalnya.

“Begini, Airi, jatuh cinta pada Kai hanya akan membuatmu sakit hati. Itu fakta.”

“Kau pakar tentang dirinya, ya?” selidik Airi.

Nara mengambil alih kali ini. “Bukankah sudah kuceritakan pengalaman pahitnya dengan Kai?”

Airi cukup pintar untuk tidak lebih bertanya lagi. Ia sudah cukup banyak belajar tentang pertemanan antar-perempuan. Jadi ia tahu, respons yang terbaik adalah menunjukkan rasa simpati.

 

 

.

.

 

 

Kelas bahasa Perancis akhirnya  tiba. Airi lega karena songsaenim juga baru datang. Kyuhyun-ssaem tidak terlihat atau terkesan Perancis bagi gadis ini. Ia hanya lelaki tinggi dengan tubuh berotot yang tidak terlalu menonjol.

Ruangan kelas begitu kecil dan nyaris penuh. Airi mencari kursi kosong terdekat dan terperangah begitu melihat orang yang duduk tepat di sebelah kursi itu. Jantungnya berdegup kencang saat ia berjalan ke arahnya. Airi menarik nafas dan menenangkan urat syarafnya.

Tenanglah, ia hanya seorang pria.’ Pikir Airi.

Kim Jong In tampak agak terhibur walaupun terkesan datar begitu Airi mengambil kursi di sebelahnya. Airi berusaha sebisa mungkin mengabaikannya dan memusatkan perhatian ke buku teks yang terbuka pada halaman yang ditulis oleh Kyuhyun-ssaem di papan tulis.

“Kau akan kesulitan belajar bahasa Perancis dengan buku itu,” terdengar Kai bergumam di telinga Airi.

Dengan desiran rasa malu, Airi tersadar  bahwa dalam keadaan bingung, ia salah mengambil buku. Bukan buku bahasa Perancis yang ia ambil, melainkan buku social moral.  Airi merasa pipinya memerah untuk yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari lima menit. Dicondongkan badannya, berharap bisa menyembunyikan rona pipinya dengan rambut.

“Song Airi,” seru Kyuhyun-ssaem, “tolong bacakan alinea pertama yang berjudul A la bibliotheque pada halaman delapan puluh tiga.”

Tubuhnya kaku. Tidak percaya rasanya, Airi terpaksa mengumumkan kepada semua orang bahwa ia salah membawa buku pelajaran. Airi menggerutu dalam hati. Ia membuka mulut dan ingin meminta maaf, tetapi Kai diam-diam menyelipkan buku ke atas mejanya.

Airi berterima kasih kepada Kai melalui sorot matanya dan mulai membaca dengan rileks. Bahasa Perancis adalah salah satu keahliannya. Selesai membaca, Kyuhyun-ssaem sudah berdiri di samping meja mereka. Bacaan Airi lancar, bahkan kelewat lancar. Airi tersadar, seharusnya ia sengaja membaca beberapa kata secara keliru atau setidaknya sedikit terbata-bata. Tetapi, itu tidak terpikirkan olehnya tadi. Mungkin sebagian dirinya memang sengaja ingin pamer di hadapan Kai untuk menutupi sikapnya yang kikuk barusan.

“Lancar sekali, Airi. Seperti orang Perancis saja. Kau pernah tinggal di Perancis?”

“Tidak –ssaem,”

“Pernah berkunjung, barangkali?”

“Sayangnya tidak.”

Airi melirik Kai. Pria itu mengangkat alisnya, merasa terkesan.

“Kalau begitu kita harus menyimpulkannya sebagai bakat alamiah. Barangkali kau mau duduk di kelas mahir,” saran Kyuhyun-ssaem.

“Tidak!” kata Airi, merasa tidak ingin menarik perhatian yang lebih besar lagi. Ia bersumpah dalam hati untuk sengaja melakukan tugas dengan tidak sempurna lain kali. “Masih banyak yang harus kupelajari –ssaem,” katanya menyakinkan.

Sepertinya Kyuhyun-ssaem mengerti, ia hanya tersenyum. “Kim Jong In, lanjutkan ke alinea berikutnya,” katanya. “Dimana bukumu, Jong In?”

Airi segera mungkin mengembalikan buku Kai, tetapi pria itu malah diam saja.

“Maaf, aku lupa membawa buku. Terimakasih atas pinjamannya, Airi.” Kata Kai dengan kesan datar.

Airi ingin menukas, tetapi tatapan Kai mengurungkan niatnya. Kyuhyun-ssaem melotot, membuat catatan di bukunya, dan menggumam sambil menuju mejanya.

“Sebagai kapten sekolah, kau tidak memberi contoh yang bagus. Temui aku setelah jam pelajaran.” Ujar Kyuhyun.

Ketika Kelas berakhir, Airi menunggu Kai di luar, sampai ia selesai dengan kyuhyun-ssaem. Setidaknya ia merasa harus berterima kasih kepada Kai. Karena kalau ia tidak menolongnya tadi, Airi pasti mendapat malu. Saat pintu terbuka, Kai melangkah dengan santai layaknya orang yang sedang berjalan-jalan di pantai. Tapi, wajah pria itu sama sekali tidak bersahabat. Ketika Kai menatap Airi, gadis itu menjadi lupa caranya bernafas.

“Sama-sama, itu tadi bukan apa-apa,” katanya sebelum Airi sempat membuka mulut.

“Dari mana kau tahu apa yang ingin kukatakan?” tanya Airi dengan begitu polosnya.

Kemudian dua siswi melintas dan menatap Airi dengan pandangan menusuk. Yang jangkung tersenyum nakal ke arah Kai.

“Hei, Kai!” serunya dengan lagak manis.

Kai hanya diam dengan sorot mata tajam. Sikapnya menunjukkan bahwa ia tidak berminat mengobrol dengan gadis itu. Tetapi sepertinya si gadis dengan percaya diri menggamit lengan Kai.

“Bagaimana dengan ujian dance itu?” desaknya. “Menurutku gerakannya sangat sulit luar biasa. Sepertinya aku butuh tutor.”

Airi melihat cara Kai menatap gadis itu. Datar. Seperti seseorang yang sedang menatap layar komputer. Si gadis terus berceloteh sambil menonjolkan bokongnya sehingga Kai bisa melihat lekuk tubuhnya dengan jelas. Pria lain pasti tidak sanggup menahan godaan itu. Tetapi mata Kai tidak beralih dari wajahnya.

“Eunhyuk-ssaem memberikan les. Tanya saja padanya kalau kau butuh tutor.” Jawab Kai. Mata gadis itu menyipit  jengkel karena ia merasa sudah memberikan banyak tapi hanya menerima sedikit.

“Gomawo,” kata gadis itu ketus, lalu pergi.

Kai sepertinya tidak sadar bahwa ia telah membuat gadis itu kesal. Atau seandainya sadar, tampaknya ia tidak terganggu dengan sikap gadis itu. Kai kembali menghadap Airi lagi dengan ekspresi yang jauh berbeda. Wajahnya menjadi serius, seolah sedang memikirkan sebuah teka-teki. Airi berusaha menyingkirkan desiran rasa senang. Boleh jadi Kai memperlakukan banyak gadis seperti itu. Dan gadis tadi salah satu yang kurang beruntung. Airi jadi teringat cerita Nara tentang kisah Jihyun. Ia memaki dirinya sendiri karena begitu mudah merasa bahwa Kai menaruh perhatian padanya ketika insiden soal buku tadi.

Sebelum Airi membuka percakapan yang sempat tertunda, tiba-tiba Jihyun muncul. Ia mendekati mereka dengan sikap hati-hati. Sorot matanya sedikit khawatir, seperti orang yang merasa kehadirannya mengganggu percakapan orang lain.

“Boleh aku bicara padamu?” kata Jihyun, Ia melotot ke arah Kai yang masih berdiri di sana. “Berdua saja?”

Kai mengangkat tangan seperti orang yang berpura-pura kalah, lalu pergi. Airi berusaha menahan dorongan untuk memanggilnya kembali. Namun, suara Jihyun berubah menjadi bisikan. “Kau harus melihat keadaan Nara sekarang.”

 

 

.

.

 

 

Airi’s POV

 

Aku melihat Nara menutup wajahnya sedang menangis di pojok kelas science. Ketika Jihyun berhasil menemukanku tadi, ia langsung membawaku kesini. Nara duduk diantara tiga siswi yang mengelilinginya, seperti sedang berusaha menangkan dan meredakan isakan gadis itu. Jihyun belum memberitahuku apa yang terjadi dengan Nara sampai ia sangat merasa tersakiti. Seolah baru saja menerima suatu jawaban yang begitu mempengaruhi perasaannya.

Aku dan Jihyun langsung lari menghampirinya. Tiga gadis itu pergi setelah Jihyun meminta mereka untuk meninggalkan kami. Nara masih menangis, bahkan ketika menyadari kehadiran kami ia langsung memelukku dan menangis di bahu. Karena terkejut, aku tidak langsung me-respons sandaran Nara. Aku bingung, apa yang harus kulakukan ketika melihat temanku menangis?

Melihatku kebingungan, Jihyun mulai membuka suara perihal apa penyebab Nara menjadi seperti ini. “Ini semua karena Sehun,” katanya.

“Sehun?” tanyaku, masih bingung. Jihyun mengangguk sambil mengelus-eluskan tangannya ke punggung Nara. Itu membuatku teringat ketika Natt berusaha membuatku tenang karena menangis saat tahu bahwa anjing peliharanku meninggal.

“Semalam Nara bilang padaku bahwa hari ini ia akan menyatakan perasaannya pada Sehun,” Jihyun menarik nafas sebelum meneruskan. “Kejadiannya ketika kelas kimia selesai. Saat itu Nara menyuruh Sehun untuk menemuinya di atap sekolah,”

“Lalu? Sehun datang?”

Jihyun mengangguk. “Ya, dia datang. Disitu Nara mengutarakan semuanya, perasaan yang sudah Nara pendam selama lima tahun,”

“Li—lima tahun?”

“Mereka sudah berteman sejak sekolah menengah pertama.” Jihyun memelankan suaranya dan menggosok-gosok jari dengan tidak nyaman. “Sehun selalu memberikan perhatian pada Nara, itulah sebabnya Nara yakin bahwa Sehun juga memiliki perasaan yang sama.”

“Bukankah itu berarti bagus, lalu kenapa Nara sedih?” kataku, semakin bingung.

“Tidak lagi bagus setelah Nara berhasil mengatakannya pada Sehun, dan ternyata selama itu Sehun hanya menganggapnya sebagai..” Jihyun seperti kehabisan kata-kata.

“Sebagai apa?”

“Teman dekat.” Jihyun menyelesaikan ceritanya.

Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku belum memahami perasaan yang sekarang Nara alami. Tapi, melihat kondisi gadis itu sekarang, rambutnya berantakan kesegala arah, aku merasa seperti ada rasa hampa di dalam perutku.  Entah mengapa melihat teman pertamaku menderita, membuat gejolak rasa kesal tersendiri dalam diriku.

Lagi-lagi aku kembali teringat dengan kakakku, Kris. Ia pernah mengurung diri di dalam kamar selama seminggu dan itu membuatku tersiksa. Natt bilang, Kris mengalami sesuatu yang buruk pada hatinya. Saat itu, aku mengira Kris sakit—dalam arti, sakit fisik bukan sakit pada batinnya.

“Aku harus bertemu dengan Sehun,” tukasku. Nara menarik diri dan menggeleng diatas isakan tangisnya.

“Kenapa? Aku tidak terima melihat temanku menjadi seperti ini,”

“Andwae. Kalaupun kau berbicara dengannya itu tidak akan mengubah apapun, dia..”

“Jihyun, Kau tahu dimana Sehun sekarang?” selaku, mengabaikan komentar Nara. Jihyun mengiyakan. “Antarkan aku.”

 

 

.

.

 

 

Aku tidak tahu apa yang membuatku ke tempat ini. Ruang latihan yang begitu asing di mataku. Dinding-dinding marmer yang dilapisi cermin, hingga aku bisa melihat pantulan diriku yang kaku ketika menatap seseorang yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya dengan begitu indah.

Dulu, Kris dan Natt sering mengajakku menonton pertunjukkan ballet, dan mulai dari sana aku mengaggumi semua penari dan memutuskan untuk memanggil seorang penari proffesional sebagai guru pengajarku. Untuk ukuran pemula, saat itu gerakkan tubuhku sangat lentur.

Tetapi, ada desiran aneh menjalar di dadaku, bahwa orang yang sedang membuat gerakkan di atas ketukan itu adalah Kai. Aneh, mengapa aku merasa Kai ada dimana-mana. Ini membuatku semakin sulit membuang pikiranku tentangnya. Seolah bayang-bayang Kai memang dilahirkan untuk menghantuiku dan mata cokelat yang terekam di memoriku seketika merusak otak yang bekerja di kepalaku.

Untungnya aku tersadar bahwa aku tidak sendiri di tempat asing ini, Jihyun berdiri di sebelahku dan menatap sekumpulan siswa di depan kami dengan enggan.

“Sudah kuduga tempat ini tidak cocok lagi untukku,” katanya. “Maaf Airi, aku tidak bisa menemanimu bertemu Sehun.”

Tak kusangka Jihyun akan mengatakan itu. Aku tidak bisa memaksanya, karena bertemu Sehun adalah ideku yang lebih tepat kusebut dengan ide gila. Aku berharap Sehun bukan orang yang sedang menari bersama Kai. Mungkin lebih baik berbicara dengan tiga orang pria yang sedang duduk di sudut ruangan, memerhatikan Kai dan temannya sedang menyatukan gerakan. Semoga Sehun salah satu dari mereka.

“Lalu mana yang bernama Sehun?”

Bodohnya! Jihyun sudah tidak ada! Kepalaku menoleh ke segala arah untuk menemukan Jihyun. Setidaknya ia tidak boleh meninggalkanku begitu saja seperti ini. Dan, syukurlah. Nafasku sedikit longgar ketika melihat Jihyun sedang mengawasiku melalui satu-satunya jendela di ruangan ini. Ia menatapku khawatir dan menggumankan sesuatu yang tidak kumengerti.

“Kau bicara apa?” kataku pelan, berusaha agar tidak didengar oleh para penghuni ruangan latihan ini.

“Aku tidak mengerti,” kataku putus asa. Jihyun menghilang sebentar dan kembali dengan selembar kertas dengan tinta hitam yang mengukir kalimat dengan jelas terlihat di mataku.

 

Hati-hati!

 

“Hati-hati !? Maksutmu?” aku yakin suaraku meninggi kali ini. Entah itu bagus atau malah membahayakan nyawaku. Tapi sungguh, aku tidak mengerti apa arti dibalik kata hati-hati yang ditulis Jihyun.

“Hei, siapa kau?” kata sebuah suara. Tubuhku mematung ketika merasakan sesuatu yang besar menyentuh bahuku dengan begitu nyata. “Maaf, kau tahu ruangan ini sudah di jadwalkan milik kapten sekolah selama dua jam kedepan.” lanjut suara itu lagi.

Aku menoleh dan mendapati seorang bertubuh tinggi dengan rambut ikal berwarna kecokelatan. Sulit untuk tidak menyadari dua orang di belakangnya, karena sekarang mereka tersenyum lebar padaku.

“Oh, begitu ya?” kataku sambil tertawa gugup. “Kalau begitu aku pergi. Maaf sudah mengganggu kalian.”

Setidaknya aku masih bersyukur, Kai masih terfokuskan oleh irama lagu dan gerakannya yang indah, sehingga aku tidak harus berusaha melawan rasa gugupku yang kentara di hadapannya. Aku berniat pergi, tapi tiga orang itu menahanku dengan berdiri memblokir satu-satunya pintu disini. Seolah mereka sedang membentuk suatu pertahanan yang akan mematahkan pintu itu. Apa maksutnya mereka?

“Kau anak baru di Hannyong School, ya?” kata pria bermata besar. Aku hanya mengangguk.

“Kudengar kau tinggal di luar negeri,”  kata pria yang lainnya, tidak mundur karena kebisuanku. “Apa yang membuat gadis pengelana sepertimu di Korea?” lanjutnya.

“Sekolah.” ucapku, bergumam.

“Lalu apa kau berniat mengikuti kelas tari disini?”

Mengapa mereka seperti orang yang ingin tahu saja. Tapi tunggu, barangkali orang yang menjadi alasanku kesini adalah salah satu dari mereka bertiga dan itu berita baik karena aku tidak perlu pusing-pusing menghampiri mereka.

“Sebenarnya, aku kesini mencari siswa yang bernama Sehun, temanku bilang ia ada di ruangan ini. Apa diantara kalian ada yang bernama Sehun?” kataku, mataku melirik ke arah jendela. Jihyun sudah pergi. Apa berarti akulah satu-satunya wanita di ruangan ini?

“Sayangnya tidak. Orang yang kau cari ada disana,” Pria tinggi itu menunjuk ke belakangku, tepatnya dimana Kai dan temannya sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Mulutku menganga. Penyesalan datang pada diriku. Sebenarnya untuk apa aku kesini dan bertemu Sehun? Apa urusanku dengannya? Atau bukankah seharusnya aku mengajak Nara, karena pembicaraanku nanti akan melibatkan dia. Dan mengapa aku berlagak seperti wonder women, sedangkan aku sendiri membutuhkan seorang pahlawan super?

“Oh, sepertinya Sehun sedang tidak ingin di ganggu. Sebaiknya aku pergi.” kataku, berusaha untuk tidak memperdalam hal yang menyulitkan ini lagi. Karena jika memanggil Sehun, tidak dapat memungkiri bahwa Kai akan melihatku nanti.

Mungkin dewi fortuna sedang tidak berpihak padaku hari ini. Langkahku lagi-lagi terhalang oleh tiga pria yang menyamar sebagai prajurit penjaga pintu. Dan, salah satu dari mereka menambahkan kesulitanku.

“Sehun! Ya! Sehun-ah!” teriak pria tinggi itu. Dengan suaranya yang dalam dan menggema, orang yang kucari menghentikan tarinya dan langsung menoleh. Otomatis, Kai –kapten-sekolah-itu—, menyadari teman duetnya berhenti. Ia mengikuti arah pandang Sehun dan ketika menemukan sosok asing –yang tak lain adalah aku- disini, alisnya terangkat sebelah. Wicked!

Setelah mengambil handuknya, Sehun berlari menghampiri kami. “Ada apa?” katanya, sambil menggosok-gosokkan handuk itu di lehernya yang berkeringat. Seketika aku merasa seperti dikepung oleh sekawanan serigala yang menemukan mangsa untuk makan malam. Hebat.

Sehun adalah pria tinggi yang tidak terlalu berotot dan rambut cokelat yang jatuh menutupi mata hazelnya yang bening. Dilihat dari caranya memandang, tidak salah jika Nara begitu menyukai pria ini. Lembut dan penuh harapan. Namun, tetap berbeda dengan apa yang kurasakan saat memandang Kai. Mengapa aku selalu melibatkan Kai?

“Gadis ini mencarimu.”

“Tidak!” selaku, sambil menggeleng cepat. Tiga pria itu menaikkan alis mereka, merasa aneh dengan sikapku.

Sehun terlihat bingung, namun kelihatannya ia tak mau ambil pusing soal itu. Ia terlihat murung di atas keringat yang mengucur dari wajah tampannya itu. Bukan karena lelah habis menari, tetapi ini suatu yang berbeda dan siapapun akan dengan mudah menebak bahwa Sehun sedang tidak baik.

Merasa sudah menyulitkan waktu mereka, aku membongkar alasan kenapa aku mencari Sehun.

“Kau sudah menyakiti temanku,” kataku, berusaha setenang mungkin agar tidak kelihatan konyol. “Kau tahu, dia itu teman pertamaku di sekolah ini bahkan di Korea. Tapi dia bukan satu-satunya karena aku juga memiliki Jihyun. Mereka temanku, dan kau telah menyakiti salah satunya.”

Oke, ini sungguh terkesan menggelikan. Mengapa kalimatku terdengar seperti menceritakan tentang diriku? Mereka semakin bingung dengan perkataanku yang berputar pada satu titik. Hanya saja raut wajah Sehun berubah lebih murung ketika ia menangkap omonganku.

“Jihyun? Ryu Jihyun?” kata tiga serangkai itu. Aku mengangguk.

“Berarti yang kau bicarakan itu Jung Nara?” kata mereka lagi.

“Benar sekali. Kau tahu Sehun? Nara sudah menyukaimu selama lima tahun dan hanya dalam kurang dari satu jam kau telah mengecewakannya. Bukankah itu tidak adil?” kataku, berusaha ingin cepat-cepat mengakhiri percakapan ini karena aku sudah bisa merasakan aura Kai sedang mendekat.

Tidak ada yang berbicara kali ini. Bahkan ketiga pria itu juga tidak ada yang berani membuka mulutnya seperti yang mereka lakukan tadi. Apakah ada yang salah dengan kalimatku barusan?

“Kau tidak mengerti,” kata Sehun. Atau memang mataku yang salah tapi aku berani bersumpah mata Sehun memerah dan berair. “Ini yang terbaik untuk Nara… dan juga untukku.” suaranya memelan sambil menahan air mata.

”Apa maksutmu dengan ‘ini yang terbaik’?”

Aku benar-benar heran. Mengapa persoalan cinta begitu rumit dipahami. Banyak yang bilang, cinta seperti oksigen dalam kehidupan yang terjadi hanya sekali dalam hidupmu. Mereka benar-benar percaya, bahwa mereka akan menemukan seseorang yang benar-benar bisa mengubah dunia sekitarnya. Mereka saling berbagi harapan untuk masa depan, mimpi yang disusunnya sejak dini, dan tujuan yang pernah dicapai.

Ketika sesuatu yang indah terjadi, mereka tidak bisa menunggu untuk memberitahu orang lain tentang hal itu, memberitahu semuanya untuk berbagi kegembiraan dalam yang mereka rasakan. Bahkan mereka tidak malu untuk menangis ketika cinta itu menyakiti dan akan tertawa jika hal itu membuatnya bahagia. Hanya saja, kebanyakan orang merasa cinta menciptakan sebuah tawa yang tampak menyatu dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-sehari dimana sebelumnya itu jarang atau tidak ada sama sekali terjadi.

Aku kembali teringat kata Kris: “Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.”

Benarkah seperti itu?

Namun saat ini, aku bisa merasa sesuatu yang mendalam ketika mata cokelat-nya itu bersembunyi di balik pesona –menatapku datar dengan  peluh yang membanjiri wajah indahnya. Kali ini, aku memungkiri bahwa cinta bukan datang dari mata, melainkan pikiran. Harus kuakui, itu salah. Memang benar jika cinta seperti angin, tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Hei, apa yang kupikirkan?

Ketika pria itu berjalan, seolah Tuhan menjalankan waktu sedikit melambat. Dan merontokkan bumi dalam sekejap—hanya meninggalkanku dan seorang pria berbaju putih yang basah itu.

Kai—membuat diriku bodoh. Ragu bahwa bintang adalah api, ragu bahwa matahari dapat bergerak, ragu kebeneran seorang pembohong, tapi tidak pernah ragu bahwa aku memang menyukainya. Menyukai segala hal tentang dirinya.

“Kau mengerti, kan?” seseorang menyentuh pundakku, menyadarkan lamunanku pada pria yang kini sudah berdiri tepat di samping Sehun—di depanku.

“Apa?”

“Iya, itu alasannya kenapa Sehun harus melakukan ini. Semua juga demi masa depan Nara.” Kata si pria tinggi. Ia memperlihatkan wajah simpatik dengan masalah yang dialami sahabatnya.

“Hah? A-aku tidak..”

“Intinya ini bukan urusanmu.” Kai berbicara, menyela ucapanku dan membuang tatapannya ketika mataku berbicara meminta penjelasan yang lebih menjurus dan masuk akal. Seolah mengisyaratkan agar aku tidak lagi membuat masalah dalam masalah orang lain.

“Tapi Nara—“

“Kau pasti tidak lupa lorong menuju kelasmu, kan?” Kai melirikku. “Pergilah.” Lanjutnya, berusaha bersikap biasa walaupun tersirat ketajaman dari nada bicaranya. Mendadak bulu-bulu ditanganku menegak, memberikan rasa elektrik yang mengejutkan. Ini membuatku mengingat pertama kali melihat mata cokelat-nya menatapku lembut. Saat dimana bibir itu berkata “Kau tersesat?” dan “Kau ingin kuantar ke ruang kesehatan?”. Mengapa aku seakan merindukan nada kekhawatiran seperti itu saat ini?

“Maaf, bukan mak—“

Pria tinggi itu meremas bahuku. Tidak sakit. Ia tersenyum kecil padaku lalu mengangguk. Sikapnya seperti peduli dan tidak mau sesuatu terjadi lagi. Aku mengerti, ia mencoba menyelamatkanku dari tatapan Kai yang semakin menusuk ini. Kutatap wajah mereka satu persatu, seakan berkata ‘Cepatlah pergi, sebelum terlambat!’, dan bahkan aku baru menyadari, Sehun tidak ada. Menghilang entah kemana.

“Baiklah. Maaf mengganggu waktu kalian.” Aku pergi, sambil terus menatap Kai yang entah mengapa sangat enggan sekali memandangku. Entah kenapa aku merasa perih. Perih sekali. Aku menggigit bibirku, menahan sesuatu yang ingin keluar. Aku harus memastikan satu hal sebelum aku bisa berpikir tentang hal ini.

Tak habis pikir aku bisa sebodoh ini. Kai adalah orang yang baru kukenal dan dia masih terlalu asing bagiku. Tetapi, entah kenapa justru aku merasa sangat dekat dengannya. Melihatnya sangat dingin kepadaku, membuatku terpuruk. Apa sudah waktunya untuk mempercayai dan mengikuti saran Jihyun tentang tidak seharusnya jatuh cinta pada kapten sekolah ini?

Kai.

Nama itu sudah terlanjur melekat dipikiranku. Sedetikpun rasanya sulit sekali membuang bayang-bayangnya. Kai, Kim Jong In dan Kapten Sekolah.

 

 

 

To Be Contiued

Komen banyak berarti cepet ngirim chapter selanjutnya kesini. Karena sudah ada 3 chapter ditanganku. Ayo-ayo, siapa yang penasaran bagaimana perjalan Airi berikutnya?


My Senior High School (Chapter 8)

$
0
0

poster3

Chapter 8
Title: Neng, Ikut Abang Dangdutan Yuk?
Character(s): NRD (OC)-EXO
Words: 12,336
Author’s Note: Lagi-lagi, rasa terima kasih author berikan kepada admin exofanfic yang ngepost ff ini dan juga pada pembaca juga pastinya, yang betah mantengin ff sebanyak dua belas ribu kata… *pegang piala* *ngoceh depan microphone* *microphone minjem dari ketua RW* *tebar confetti sendiri*

Udah deh, daripada keburu bete ngebacain author’s note gak jelas, mending langsung aja cusss ke cerita kali ini. Selamat membaca semuanya!

Saranghae yeorobun, anyeooong~!  ♥

______________________________

Pagi yang cerah, awan biru, langit putih…. Kebalik, oi.

Awan putih saling berjalan pelan di langit yang terbentang luas. Burung beterbangan, kibasan sayapnya seolah mengalahkan kicauan merdu mereka. Cuaca yang hangat, angin berhembus sepoi-sepoi, membuat murid-murid (bahkan sebagian guru) merasa mengantuk dan ingin segera bermesraan dengan kasur.

Para murid bersikeras menahan kantuk di kelas. Sebentar-sebentar nguap. Ijin ke kamar mandi buat cuci muka. Atau naro selotip supaya matanya gak nutup karena terasa begitu berat. Beberapa malah nyelipin pentul korek api biar tetep melek. Ngapain coba?

Ternyata semua itu mereka lakukan demi mendengarkan guru mereka yang mengajar dengan ketulusan hati (tapi ada satu guru bernama Siwon yang semangat ngajar cuma gara-gara kancing baju Kris kebuka dua).

Seluruh siswa melakukan semua yang mereka bisa untuk tetap terjaga.

Seluruhnya. Kecuali anak 1-D yang lagi-lagi ditelantarkan oleh guru mereka untuk party dalam rangka merayakan piring ke-100 yang pembantunya cuci. Kemampuan guru itu dalam memakan gaji buta sungguh tidak ada saingannya. *lagian siapa juga yang mau nyaingin?*

“Nasib… Nasib,”

Entah untuk ke berapa kalinya Chanyeol nguap. Dan untuk yang pertama kali seumur hidup, ia merasa ingin sekali belajar. Gimana enggak? Jaesuk-seonsaengnim hanya meninggalkan satu halaman untuk dikerjakan yang isinya cuma lima nomer. Otomatis para murid udah nyelesain semua soal, apalagi pelajarannya adalah pelajaran Matriks yang dikuasai oleh salah satu anak 1-D bernama Jiyoung. Jadilah sekelas pada nyontek ke dia.

Begitu selesai nyalin jawaban, mereka semua pada sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang ngobrol haha-hihi di depan kelas, ada yang jalan-jalan ke kantin, ada yang tidur ngejogrok di lantai kayak gembel, main sulap, sibuk ngeteh di pojok kelas diiringi dengan berbagai musisi (itu sih cuma satu orang yang bisa ya?), dan sebagainya.

“…bosen gak sih?” keluh Daeri sembari bertopang dagu.

“Banget,” jawab Nichan yang lagi asik males-malesan nidurin kepala di atas meja Baekhyun.

Entah sejak kapan dimulainya tradisi ini; dimana kalau lagi gak ada guru atau lagi istirahat, kursi Nichan dan Daeri diputer menghadap belakang. Ara nyempil di tengah-tengah Nichan-Daeri. D.O dan Tao geser kursi mereka ke sebelah kursi Baekhyun.

Kai duduk di kursi Baekhyun dimana Sehun duduk di pangkuan Kai. Chanyeol anteng di kursinya sendiri. Lalu kemana perginya Baekhyun? Dengan jebabrak dia duduk ngedeprok di atas meja sendiri sampe pantatnya kadang-kadang pas di depan muka Nichan kalau yeoja itu lagi gak beruntung.

“Kita ngapain nih enaknya? Masa begini doang?” Baekhyun iseng muter-muterin bolpen sambil duduk sila.

“Hmm….”

Sembilan orang kurang kerjaan tersebut mikir berbarengan. Iya juga, udah berapa kali mereka dibiarkan ‘belajar’ sendiri sama guru yang satu itu? Saking lumayan seringnya mereka jadi gak merasa bahagia pas guru mereka dateng ke kelas dan dalam sekejap udah ngacir pergi buat party.

Tao muncul dengan sebuah ide brilian (menurut dia). “Kita latihan wushu, yuk?” Senyum tanpa dosa menghiasi wajahnya yang lugu, berbeda 1000 derajat sama ekspresi males Chanyeol yang nanggepin dia.

“Itu sih cuma elu yang bisa! Gua ngeliat elu lompat-lompatan jungkir balik aja udah capek sendiri, gimana gua? Bisa encok ntar,” Chanyeol protes. Dia disuruh megang tongkat dan berlaga layaknya pesilat cina di filem-filem kung fu yang ia tonton? Megang pensil aja gak becus. Dibilang begitu, Tao cengengesan dengan wajah memerah.

Sehun dan D.O terkekeh melihat Chanyeol yang mencak-mencak. Sementara Kai, yang notabene berada di bawah Sehun kena imbas oleh badan Sehun yang geter-geter. Ia cuma bisa meringis diam-diam supaya Sehun tidak pergi dari pangkuannya. Oh so sweet sekali.

“Ke kantin makanannya lagi gak napsuin..” gumam Nichan.

“Udah gitu bosen juga. Enakan juga makanannya D.O,” Pujian Ara bikin si tuan muda tersipu malu.

“Ke atap? Masa ke atap mulu sih?” Yang nyaranin ke atap dia, yang protes dia juga. Dasar sadako pendek.

“Balik ke asrama gimana? Eh tapi ntar harus ke kelas lagi, ya..” ujar Tao sebelum ia nguap lebar.

D.O menimbang-nimbang saran itu, tapi akhirnya ia geleng-geleng kepala. “Sebetulnya bisa aja sih.. Tapi jadinya bolak-balik dong?”

“Bener juga. Males banget ya..” kata Baekhyun yang udah berenti muter-muterin bolpen.

Semuanya terdiam. Nemuin jalan buntu lagi. Masing-masing larut dalam pikiran mereka sendiri, berusaha keras nyari solusi dari kebetean mereka. Apa emang gak ada saran lain? Apa kek gitu supaya gak bosen-bosen amat? Ini semua gara-gara adanya guru tukang party gak bertanggung jawab! Kenapa juga dia bisa diterima jadi guru di sini?

Di saat seperti itu, muncullah deretan gigi Chanyeol dengan binal. Teman-temannya udah pada ngerti maksud dari cengiran itu. Mereka pun mengeluh.

“Apa lagi, Chanyeol…?” tanya Nichan. Mukanya males, lebih males dari ketika kita harus bangun untuk pipis padahal lagi ngeliatin video exo. Lho.

“Senyum lu gak enak, bro.” celetuk Kai yang masih betah didudukin Sehun.

“Nih yang kayak gini nih yang biasanya ngundang masalah.” Omel Ara sembari manyun-manyun.

Tanpa mereka duga, D.O ikut berkomentar dengan tatapan polos campur iseng. “Senyuman Chanyeol itu seolah bisa memanggil bencana..”

Hinaan-hinaan pedes dari semua temannya membuat Chanyeol gak berenti cekikikan geli. Begitu juga dengan Baekhyun, Tao, Kai dan Sehun.

“Yeol, lu ada ide apa? Tapi plis, jangan bikin kita dihukum bersihin WC lagi.”

Baekhyun yang emang sejenis sama Chanyeol mau gak mau ngerasa penasaran. Biasanya ide-ide Chanyeol bakalan seratus persen disetujuin sama Baekhyun. Kali ini ia datang membawa ide aneh apa lagi?

“Hehehe.. Gimana kalau hari ini kita sekalian bolos? Kemana kek gitu, jalan, nonton, makan, karaoke—“

“AYO-AYO-AYO!!!”

Ngomong berbarengan bukan kembar, lompat serempak bukan kutu. Itulah trio singa Nichan, Daeri dan Ara yang gak tau kenapa mendadak jadi semangat denger kata-kata ‘karaoke’. D.O sama Tao sampe kaget karena dari sepi mendadak rusuh pas tiga cewek di depan mereka loncat di bangku kayak cacing kepanasan.

“Busetdeh, santai mbak! Untung gua gak kelepasan kentut depan muka lu!” Baekhyun mengelus-elus dada D.O, salah, dadanya sendiri karena shock.

“Hehehe, sori sori. Abisnya gua setuju banget nih sama saran dari Chanyeol!” Ara memompa-mompa tinjunya ke atas kayak lagi ngasih kotbah.

Nichan tepuk tangan layaknya boneka monyet mainin simbal yang bisa gerak sendiri. “Banget! Banget! Setuju parah! Kalau kayak gini aku ikutan!”

“Ikutan juga! Gua tau tempat karaoke yang enak! Ke sana aja yuk!” samber Daeri gak kalah semangat.

Chanyeol terharu. Sejak ia bertemu dengan tiga yeoja yang patut dipertanyakan kelaminnya ini, gak pernah mereka terlihat seantusias sekarang dengan idenya. Apalagi mereka sampe teriak-teriak heboh kayak orang kesurupan begini.

“Beneran pada mau nih? Serius??” Chanyeol menunjuk tiga gadis rusuh itu gak percaya.

Daeri yang tadinya semangat langsung mendengus sebal. “Ck! Ya bener lah! Masa boongan?” omelnya.

“Gua sama Sehun juga ikut!” Kai mengangkat tangan, yang sebenernya gak usah dilakuin juga gak apa.

“Gua jugaa…!” Tao ikutan ngangkat tangan.

Chanyeol memutar bola matanya gak sabaran. “Ya iyalah semuanya ikut! Ampe ada yang gak ikut gua santet pokoknya.”

Ancaman Chanyeol yang terdengar idiot itu bikin semuanya ketawa.

D.O manggut-manggut. “Ayo, sekalian aku juga pengen tau tempat karaoke kayak apa. Aku gak pernah ke sana soalnya.. Hehehe,”

‘Hehehe’? Masih sempet-sempetnya dia ‘hehehe’ tanpa sadar kalau perkataannya tadi sungguh ironis?! Semrintil hati kedelapan bocah ini mendengar perkataan si tuan muda. Udah SMA belum pernah ke tempat karaoke? Selama ini dia kemana aja? Dikurung? Lehernya diiket dan ditaliin ke tiang pancang supaya gak bisa kemana-mana? *kata D.O: emang gua kambing korban?!* Dengan penuh rasa kasihan, Sehun dan Tao serentak menepuk-nepuk pundak D.O.

“Ya ampun D.O.. Hidup lu gak bisa lebih merana lagi dari ini kali ya. Tempat karaoke aja kagak pernah didatengin..” Baekhyun pura-pura mengusap air mata. Yang lainnya mengangguk iba sementara sang pangeran kelas cuma bisa garuk-garuk kepalanya yang wangi Jojoba Oil.

Dan dengan itu pun mereka langsung bersiap-siap pergi. Mengambil tas masing-masing, masang gaya keren, nyetel muka anak gaul. Mantap lah. Sembilan bocah pembawa masalah ini siap untuk bersenang-senang!

Selagi para tokoh utama kita berjalan menuju keluar kelas, ada aja yang nanya mau kemana mereka pergi. Baik itu ditanyain beneran maupun cuma dalem hati aja. Gak heran. Gelagat mereka diliat dari sudut manapun keliatan sangat mencurigakan. Dua biang kerok bergaya norak berjalan paling depan karena merekalah pentolannya, diikuti dengan tiga cewek berjalan seolah pengen tawuran. Di belakang mereka ada bocah yang ketajirannya nyaingin Ren, mengikuti dengan wajah lugu nan polos yang bikin orang napsu pengen grepe-grepe dikit. Lho.

Sebuah lengan panjang merangkul di bahu anak tajir tersebut — dimana sang pemilik tangan adalah pria tampan namun Playboy yang sebelah tangannya lagi merangkul pundak pria manis dan pemalu. Serta tak lupa seorang murid laki-laki berjalan paling belakang dari rombongan itu. Matanya menyiratkan aura-aura gelap, badannya siap tempur. Awwhh hm hmm tahan lama gak ya? *abaikan* Ditambah dengan tindikan sangar di kuping yang bikin orang mendingan jauh-jauh daripada dibikin lalap.

Baekhyun dan Chanyeol yang emang berotak paling gak bener pun nyaranin untuk menjawab segala pertanyaan dengan ngasal. Ke perpus, lah. Belajar di luar, lah. Pengen nyirem tanaman, lah. Dihukum keluar kelas, lah. Pengen memandang langit cerah, lah. Ngitungin awan. Pokoknya para tokoh utama tukang bokis ini asal nyebut begitu ada yang nanya. Gak lupa mereka bikin ribut di sepanjang jalan kenangan sampe bikin siswa lain merasa terganggu. Ada apaan sih itu di luar ribut amat? Lagi pada mau demo? Demo apa? Turunkan harga tiket smtown? Para siswa bertanya-tanya.

Begitu sampe di lapangan, ternyata jam pelajaran sudah berganti ke jam kedua. Terbukti dari adanya beberapa anak senior berseragam olahraga baru mau memasuki lapangan.

“Eh, itu kelas berapa tuh?” tanya Nichan.

“Kalau gak kelas dua ya kelas tiga, unni.”

Jawaban simple Daeri bikin Kai terkekeh meremehkan. “Ya iyalah, bego amat sih.. Kalau gitu doang mah kita juga udah tau. Gak cuma badannya yang cetek, ternyata otaknya juga ya.”

Sungguh luar biasa nyali seorang Kim Jong Out, eh, Kim Jong In. Baekhyun dan Chanyeol adalah yang paling pertama bereaksi. Tepuk tangan gak nyantai dari mereka beserta dengan ngakak cewawaan langsung menggema ke segala penjuru lantai satu. Takut dijadiin sate sama Daeri; Ara, D.O, Tao dan Sehun ketularan Nichan geter-geter badan gegara nahan ketawa.

Lirikan maha sinis Daeri langsung tertuju pada Kai. Idung Daeri melar-melar mengeluarkan asap panas. Mulut menyon-menyon gak keruanan menunjukkan dua taring tajam setajam paku payung yang nancep di sandal jepit. Muka Daeri yang lagi nahan kemangkelan dasyat patut difoto untuk diabadikan karena terlihat sangat tragis.

“GRAAAAHHHH NYARI MATI LU SAMA GUA DASAR PLAYBOY BEGOBEROTAK BUSUK!! ASDGFJSH%^DHK SINI LO GAK USAH KABUR, MANGKI!!”

Kembali terjadi kejar-kejaran antara dua anak TK kelebihan gizi dimana si anak cowok terlihat sumringah sementara yang cewek keliatan pengen nelen orang yang ia kejar idup-idup. Untunglah Daeri lagi ngejar Kai, jadinya teman-teman yang lain akhirnya bisa ketawa puas tanpa harus kena semprot.

Malang nasib Kai, rupa-rupanya Daeri yang berkaki pendek bisa berlari lebih cepat dan begitu Kai kena terkaman Daeri, otomatis segala hujan ludah diiringi beberapa tabokan pedih ke pundak langsung ia terima.

“MPOZ LO! MPOZ! RASAIN NIH! CUH CUH PRET!!” ujar Daeri penuh napsu sementara tangannya sibuk megangin Kai supaya gak kabur.

“Tolong…..! Najis banget nih baunya ah elaah! Baekhyun—Chanyeol— Tao, siapapun boleh!! Aaaahh….!!” Kai berusaha lepas, tapi Daeri yang lagi ngamuk bisa jadi lebih kuat secara mengagetkan. Tenaganya seperti agung herkules abis minum kuku bima energy. Roso!

“CUH! CUH! CUH!”

Bukan ngebantuin, orang-orang yang namanya disebut Kai malah semakin geli ngeliatin korban pelecehan itu disiksa lahir batin. Kai mencak-mencak dalem hati. Sialan, tuh bocah-bocah malah ketawa, lagi!

Para senior yang lagi mau olahraga sampe ngintipin itu ada suara berisik darimana? Gak sedikit murid-murid lain pada saling berbisik tiap ada yang ngelewatin dua anak idiot lagi berantem.

“Bukannya itu si ganteng yang kemaren-kemaren nyikat kamar mandi cewek yah?”

“Iya! Kyaa~! Kyaa~! Ternyata emang cakep banget yah!!”

“Kemaren agak rame sih, kita jadi gak ngeliat mukanya dengan jelas deh..”

“Yang cewek serem yah? Kayak setan.. Hihihi..”

“Mereka pacaran? Enggak kan?”

“Ah, gak mungkin. Mana ada orang pacaran kayak begitu?”

“Siapa namanya? Kai ya?”

“Eh! Yang ganteng-ganteng lainnya ada di situ loh!”

“Oh iya! Waahhh!! Lucu-lucu banget yah!”

Sayang, segala bisikan itu hanyalah sekedar bisikan saja. Otomatis para tokoh utama kita gak denger apa yang mereka omongin.

Kemudian suasana langsung berganti jadi sangat gak bisa dijelaskan dengan kata-kata ketika mereka menyadari bahwa tiap hari senin, pelajaran kedua, dimana seharusnya anak kelas 1-D belajar bahasa inggris oleh Jungah-seonsaengnim. Di saat yang bersamaan, kelas yang belajar olahraga adalah kelas yang tidak lain, tidak bukan, dan tidak begitu adalah kelas mentor mereka.

Kini perhatian yang sebelumnya tertuju pada duet Daeri-Kai langsung berganti pada kuartet Kyuri-Suho-Lay-Chen yang berseragam olahraga lagi dengan seksama mandangin adegan di depan mata mereka; dimana Kai masih berusaha buat lepas dari terjangan tanpa ampun Daeri.

Chanyeol garuk-garuk kepala, gak abis pikir Strodes kan luas, kenapa ketemunya sama kakak kelas yang ini-ini aja? “Yeeh.. Mereka lagi, mereka lagi!” seru Chanyeol.

“Eh, tapi bukannya hari senin emang kelasnya Kyuri-unni dan Suho-oppa giliran olahraga, yah?” Ara mengingat-ingat. Pertanyaannya dijawab dengan anggukkan kepala Nichan dan D.O.

Iseng, Sehun nyikut lengan Tao pelan dan cengengesan. “Tao, tuh ada si Ling Ling.. Hehehe.”

Hal tersebut sukses bikin Tao garuk-garuk pipi dan memalingkan muka supaya gak keliatan pipinya yang memerah.

“Gua udah curiga tadi pas denger suara-suara berisik dari bawah..” ujar Lay pada teman sebangkunya.

“Hyung, kok mereka muncul dimana-mana sih? Perasaan baru minggu kemaren abis nongol di kamar mandi.” Chen gak melepas pandangan dari kedua adik kelasnya yang terlihat lelah setelah bertarung dengan sangat gak elit. Lay mengangkat bahu.

“Gua bilang juga apa. Mereka ini eman demennya nyari masalah.” bisik Lay. Napasnya yang panas menghembus ke telinga sensitif Chen, membuat namja itu bergidik dan menatap Lay lekat-lekat. Lay balik memandang Chen dengan lembut. Sinar matanya memancarkan cinta terpendam dan Chen tahu hal itu. Sebelum imajinasi author semakin berkembang, author harus buru-buru berenti dan ngelanjutin di ff lain, mungkin? Mmhh brr brr aw.. *kemudian muncul ide-ide busuk di otak author*

Seperti biasa, Suho cuma memandang ramah ke arah mantan murid yang pernah ia mentorin dengan senyum minta dicipok. Gak enak ye narasinya.

“Woy, Caur Bersaudara. Kalian ngapain pada di sini? Kok gak di kelas?”

Merasa dipanggil dengan istilah aneh sama Kyuri, Baekhyun langsung cengok nunjuk dirinya sendiri.

“Hah?? Siape ‘Caur Bersaudara’ yang lu maksud, noona? Kita?”

Kyuri jembewe. “Bukan, itu nama geng rumpi satpam-satpam di sini YA IYA LAH ELU SEMUA!”

Baekhyun yang kelimpungan langsung garuk-garuk kepala salting. “Oooh! Hahaha, kirain siapa! Kenapa jadi Caur Bersaudara, dah?”

“Abis gua bingung manggil lu pade apaan. Hehehe.. Pantes kan?”

Seenak jidat nih anak satu ngasih julukan ke juniornya. Pikir Lay. Ia melirik sedikit ke Suho dan Chen yang juga udah paham sama kelakuan imbisil teman mereka yang satu itu.

Tapi Chanyeol yang notabene jadi salah satu ‘Caur Bersaudara’ malah menanggapi dengan semangat berkobar.

“Wah, bagus juga tuh Caur Bersaudara! Namanya kita banget!” kata Chanyeol ke teman-teman sekelasnya. Ia membentuk tanda ceklis di dagu.

“Tapi kan kita bukan geng..? Buat apa pake nama?” D.O dengan muka polosnya bertanya.

Tao menggerak-gerakkan telunjuk ke kanan dan kiri sambil geleng-geleng kepala.

“Bener kata Kyuri-noona. Meskipun kita bukan geng, tapi kan perlu nama juga biar pada gampang ngenalin kita.”

Sehun memajukan bibir bawahnya dan memandang Tao penuh curiga. “Ah, bilang aja kamu setuju cuma karena Kyuri-noona yang bila—“

“Shh! Shh!”

Omongan Sehun gak sempet kelar udah keburu ditutup mulutnya sama sang pewushu. Bukan apa-apa, tapi dia takut oknumnya ngedenger dan jadi curiga ke dia. Diliriknya Kyuri yang masih ngobrol sama Suho dan kawan-kawan. Fiuh, aman. Nichan dan Ara pun langsung cekikikan ngeliat gelagat panik Tao.

“Yaelah, kagak bakal denger udeh tenang aja..” Chanyeol nepuk-nepuk pundak Tao.

“Eh, unni! Mau ikut kita bolos gak?!”

Ide Nichan yang dikeluarin tiba-tiba dengan suara lantang itu bikin mata semua ‘Caur Bersaudara’ beserta empat seniornya terbelalak. Ya, termasuk Daeri dan Kai yang masih saling nyikut plus senggol-senggolan dengan muka gondok.

Suho ngerutin alis. Barusan si Nichan ngajak Kyuri……apa?

“Bolos? Emangnya—“

“Bego! Nichan! Jangan kenceng-kenceng entar ketauan ah kumaha!!” omel Baekhyun yang langsung ngejitak kepala Nichan pelan, geregetan sama anak paling plonga-plongo sejagat raya itu.

“Heh, Bacon. Ape lu jitak-jitak si Nichan? Mau gua jitak balik?” ancam Ara, tangannya udah siap buat ngelancarin serangan ke arah Baekhyun. Padahal bocah yang kena jitak malah cengangas-cengenges doang gak mempermasalahkan lebih lanjut. Maklum, namanya juga Nichan, anak paling cengo sedunia.

“E-Eeh, enggak hehe. Ampun, Ra..”

“Eh, lu semua ini lagi mau bolos? Makanya pada di luar?”

Tanpa mereka duga, yang bertanya malah teman dari dua mentor mereka, Lay. Nichan langsung keinget adegan ketika ia keceplosan nyebut ‘cakep’. Alhasil Nichan langsung malu-malu-panda.

“Iya, hyung.. Hehe,” jawab Chanyeol yang gak tau lagi mau ngomong apa.

“Terus…? Pada mau kemana?” Chen ikut bertanya dengan ragu.

“Mau ke tempat karaoke, hyung.. Si Daeri tau tempat yang bagus,” Baekhyun menunjuk ke Daeri. Bocahnya pun mengangguk bangga. Kai yang masih punya dendam kesumat sama Daeri karena abis disembur iler langsung berdecak kesal dan menggerutu sendirian.

“Cih, gitu aja bangga..”

Laser hijau keluar dari mata Daeri. “Lu belum puas gua hajar?”

Lagi-lagi Kai tertawa meremehkan. “Heh. Barusan itu lu ‘ngehajar’ gue? Gak berasa kali, gak ada apa-apanya. Lemah.. Bocah kate.”

“Daripada elu, playboy kelas teri. Kelas kutu, malah.”

“Babi cebol,”

“Dower,”

“Sipit,”

“Item,”

“Bocah ingusan,”

“Tukang gombal gak mutu,”

“Sadako bantet,”

“Panci gosong,”

Dan kembali mereka berdua larut dalam pertempuran paling gak bermakna yang sebaiknya kita tinggalkan.

Kyuri langsung tepuk tangan dan loncat-loncat. “Karaoke?? Wah seru juga tuh!!”

“Iya unni ayo ikut aja! Biar ceweknya makin banyak, ya kan Nichan?” Ara ikutan lompat, bikin D.O langsung ser-seran pengen nyubit Ara saking gemesnya tapi setengah pingsan dia tahan.

Nichan headbang, salah, maksudnya manggut-manggut penuh napsu. “Bener banget! Ayo unni, ayo, ayo~!”

“Kalau Kyuri-noona ikut, Suho-hyung juga harus ikut! Ya ya ya mau ya hyung?” Baekhyun gelendotan di tangan Suho dengan gak tau diri.

Sehun yang Suho kira jarang ngomong bahkan sampai memohon padanya. “Iya hyung.. Ikut aja ya, toh cuma satu hari, hyung~”

“Suho-hyung gak usah ganti baju lagi, tetep pake seragam olahraga aja terus langsung ikut kita pergi..” D.O mengikuti gaya bicara Sehun.

Nampaknya Suho sedang bergemelut dengan dirinya sendiri saat ini. Seumur-umur, gak pernah seorang Kim Joonmyun tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ngobrol pas lagi pelajaran aja jarang, gimana mau skip kelas? Ini lagi sampe seharian penuh! Tapi….

Suara ngebas Chanyeol membuyarkan Suho dari lamunannya. “Gimana, hyung? Ikut yah? Mau yah?” Jempolnya diacung-acungkan pada Suho. Ditatapnya kedua mata Chanyeol yang penuh harap. Suho makin gak tega.

“Eng… Ta-Tapi aku—”

Kyuri, Lay dan Chen paham bener sama sifat Suho. Mereka tau kalau Suho gak pernah cabut waktu pelajaran. Tapi berhubung mereka makhluk Tuhan paling iseng, tiga-tiganya cuma saling lirik dan cengar-cengir ngebiarin Suho bergejolak dengan pikirannya.

“Yaaah, hyung! Ayo dong…!” Baekhyun semakin mempererat genggamannya di lengan Suho.

“Hyuung…. Buing bbuing,”

‘Tao sampai mengeluarkan aegyo seperti itu, berarti mereka bener-bener mau aku ikut? Aduh, gimana ya…..’

“Suho-oppa ikut aja! Toh perginya sama Kyuri-unni dan oppa-oppa lainnya!” Nichan seperti tersadar dengan kalimatnya. “….ng, kalau Lay-oppa sama Chen-oppa juga mau ikut, sih.”

Lay menyunggingkan senyum iseng karena ia ingat kejadian beberapa hari yang lalu dengan anak yang baru aja ngomong. Ia mengangkat satu tangannya.

“Gak usah, gak apa. Oppa yang cakep ini mau masuk kelas aja.. Siapa tau nanti ada tugas, jadi biar tugas Kyuri sama Suho biar aku yang kerjain.” Lay menoleh ke namja yang berdiri di sebelahnya. “Maksud gua sama elu juga, Chen. Awas lu jangan kabur.”

Chen cengengesan, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang sering dipake buat iseng gigitin ujung pensil. Duh, daripada gigit ujung pensil mending sini gigit noona………..gigit kue yang noona bikin, maksudnya. Yaelah pembaca pasti udah mikir yang enggak-enggak, kan? Mesti deh.. *author sok tau* *kepengen banget eksis di ff*

Nichan bete sekaligus salting. Asem, nih orang masih inget aja sama yang gua omongin kemaren! Untung dia ganteng beneran! Batinnya o’on. Ara menyikut pelan Nichan yang ketauan banget kalau lagi grogi.

“Aha-ahahaaha.. Gitu yah oppa,” jawab Nichan dengan dodol.

“Jadi gimana, hyung? Mau gak?”

Pertanyaan Baekhyun kembali menyadarkan Suho dari pertimbangan di otaknya. Bolos? Enggak? Bolos? Enggak? Bolos….? Enggak, enggak bolos? Eh? Aduuh, gimana ini?!

“Hyung, mau yaa…” Kembali segala godaan itu muncul dari mulut Sehun. Emang dasar bibirnya menggoda sih. Lho.

“Suho-oppa, ikut yaa. Sekaliii aja,” Ara menambahkan.

“Suho-oppa juga ikut nyanyi kok nanti. Bukan cuma kita-kita aja yang megang mic, yaaa?” Mata Nichan berbinar-binar.

“Hyung harus ikut pokoknya harus…” Baekhyun menggoyang-goyangkan tangan Suho dengan manja. Ya ampun, ini anak-anak pada kesambet tuyul kali ya, kenapa jadi begini amat?!

“Bbuing bbuing, bbuing bbuing, dan bbuing bbuing lagi,” Jurus pamungkas Tao terus keluar.

“Hyung, ayolaah~!” Kali ini D.O ikut menggelendoti lengan Suho yang masih bebas.

“Mau yaaa, hyung?” Chanyeol juga mengeluarkan aegyo, tapi sayang, suara berat gak cocok dengan nada imut.

Merasa bahwa iman Suho mulai goyah, tanpa aba-aba ketujuh Caur Bersaudara (minus Daeri dan Kai yang masih anteng berantem sambil ngeliatin) membuat kor, “PWEEEAAASSSEEEE………!” lengkap dengan gaya ceribel plus setelan muka terimut yang mereka bisa (meskipun Nichan dan Ara langsung merasa menyesal telah melakukannya karena mereka gak pernah praktekkin itu sebelumnya).

Suho menghela napas. Kalah deh aku, pikirnya. Suho terlalu sayang pada murid-murid biang kerokan ini untuk menolak ajakan mereka yang begitu tulus. Huek. Tulus darimane tuh? *author ngomel*

Dengan satu senyuman indah nan mempesona, Suho mengatakan, “Yaudah, aku ikut..”

Kemudian suasana lantai satu kembali ricuh dengan sorakan gembira gak tau diri dari manusia-manusia ter-udik yang pernah ada di Strodes.

Singkat cerita, Lay dan Chen memutuskan untuk gak ikut karena mereka akan membantu Kyuri-Suho dalam menyelesaikan tugas beserta urus absen nantinya. Tapi mereka berdua janji lain kali akan ikut kalau-kalau pengen bolos lagi. Dengan itu, sang Caur Bersaudara (pake istilah ini ah biar gampang ehuehuehue *author gak mau repot*) beserta dua mantan mentor mereka langsung diam-diam pergi melewati gerbang sekolah.

Gimana caranya mereka ngelewatin satpam? Tenang aja, berhubung kedua satpam itu sobat karibnya Kyuri gegara sering gosip, jadinya mereka ngebiarin aja tuh sebelas bocah berseragam keluar. Ckckck. Anak baik jangan meniru, ya?

* * *

Siang itu memang tidak begitu terik. Tapi nunggu angkot yang tak kunjung datang lain lagi ceritanya.

“Adooh.. Lama bener dah nih angkot kagak muncul-muncul! Biasanya juga seliweran!”

Ara kipas-kipas sembari tolak pinggang layaknya preman lagi mangkal di pinggir jalan. Nichan, Daeri dan Kyuri mengangguk setuju dengan lemas.

“Ra, lu telpon dong salah satu sopirnya. Kan lu juragan angkot,” ledek Chanyeol, sebenernya sih untuk sekedar menghilangkan rasa bosan.

“Diem lu, Yeol. Gua gak mau ribut dimari.” Kembali Ara ngipas-ngipas tanpa sedikit pun menoleh pada Chanyeol yang langsung terlihat kecewa.

“Ah, gak seru lu! Eh tapi bener kata lu, angkotnya lama bener..”

Tao ngeluarin tongkat yang gak tau dia ambil darimana. “Apa mau aku lari keliling jalan buat nyari angkot?”

Suho langsung menarik tangan Tao. “Eeh, jangan, Tao! Udah kamu di sini aja nunggunya bareng kita.. Jangan mencar-mencar, ntar malah repot lagi? Oke?”

Tao mengangguk. Padahal ia gak masalah kalau harus lari nyari angkot, tapi Suho yang terlihat sangat baik padanya membuat Tao gak bisa nolak.

“Suuuuh suh, lu emang anak yang kelewat baik, ye. Oh iya, kenapa gak daritadi naik mobil aja, dah? Bukannya D.O ada?” tanya Kyuri pada si tuan muda sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang udah mulai pegel.

D.O menggelengkan kepala. “Aku emang ada mobil, noona. Tapi buatku lebih seru kayak gini. Hehehe..”

Diam-diam Ara melirik D.O. Perkataan si pangeran kelas barusan membuatnya terenyuh. Padahal Ara masih inget banget kalau awal-awal masuk sekolah dia bilang gak suka banget dengan tipe cowok kayak D.O yang terlihat anak mami. Tapi ternyata banyak sisi D.O yang belum ia lihat. Mungkin aja….Ara jadi merasa sedikit penasaran dengan D.O? Mungkin.

Baekhyun langsung menepuk pundak D.O. “Bagus, bagus.. Itu berarti lu anaknya merakyat ya, D.O. Biarpun duit lu banyak, tapi yaah, gak sebanyak gua juga sih, abisnya kan—“

“Bawel lu.” Daeri nyamber dengan sewot.

Baekhyun menatap Daeri, terpesona oleh kejutekannya.

“Wow.. Kayaknya hari ini Daeri ekstra judes ya sama gua? Hahaha! Ciee Daeri, masih kesel yaa?”

Melihat gelagat Daeri yang udah mulai galak, Kai pun gak tinggal diam. “Palingan juga dia masih kesel karena apa yang gua bilang emang bener. Ya gak, bantet?”

Sehun sedikit mendorong badan Kai dan cemberut.

“Kai, kamu jahat banget sih.. Kasian kan Daeri,”

Mau gak mau Kai jadi sedikit menjinak. Sehun yang lagi manyun seperti ini emang paling bisa membuatnya luluh dan segera tersenyum manis. Kai mengelus kepala Sehun. Beruntung Sehun punya rambut paling alus yang pernah author lihat seumur hidup, jadinya gak terlihat berantakan dan dijamin gak bakal kusut.

“Hehe.. Namanya juga bercanda. Lagian juga si sadako preman itu pasti seneng kalau aku katain dia. Ya gak, cebol?”

Sabar. Sabar. Tarik napas panjang, buang dari pantat. Tarik, lepas. Tarik, lepas. Anggep aja yang barusan cuma gonggongan anjing. Kemudian Daeri berusaha tersenyum ke arah Baekhyun dan Kai — dimana pada akhirnya malah terlihat kayak orang ngeden lagi buang hajat.

“Kai, Kai. Liat tuh kalau udah kayak gitu tandanya dia marah banget loh sama kita..” bisik Baekhyun, tapi bisikannya bisa didenger orang bahkan sampe yang di sebrang jalan. Baekhyun ternyata gak berbakat di bidang bisik-membisik.

“Paling juga bentar lagi kita berdua kena sembur ludah. Kita itung aja.”

Chanyeol gak betah kalau cuma harus berdiam diri ngeliatin salah satu temennya dicengin. Ia pun nyamber.

“Eh, parah lu berdua.. Ntar Daeri ngamuk-ngamuk baru lu tau rasa, lho.. Rasain, dicincang-cincang lu berdua,”

Untunglah di saat seperti itu ada Nichan, Ara dan Kyuri yang menenangkan Daeri dengan ikhlas. Mereka bertiga mengelus-elus pundak Daeri dan agak sedikit dipijit.

“Sabar ya Daeri, tenang. Ntar biar kita bales kalau emang ada kesempatan,” kata Ara dengan suara pelan supaya gak kedengeran sama para cowow.

Daeri mengangguk. “iye, Ra. Pusing gua ngadepin semuanya. Baek-Yeol aja udah bikin gua pengen terjun bebas, ini lagi ditambah sama Kai. Apes.”

Nichan mengangguk mengerti kemudian memompa tinjunya ke atas. “Eit, semangat!! Kita kan ntar mau seneng-seneng, jangan sedih gini dong, Daeri! Jia you, Daeri!!” Sorakan Nichan membahana, sampe bikin mobil yang lewat pada berenti untuk nengok ke arah gerombolan anak sekolah mencurigakan. Ia udah gak peduli meskipun di pinggir jalan yang gampang terlihat oleh orang lain sekalipun.

“Oi, itu dia angkotnya!!”

Kyuri melambai-lambaikan tangan ke atas kayak lagi konser. Baekhyun dan Chanyeol langsung nyariin.

“Mane mane??”

Chanyeol yang udah depresi pengen segera pergi ke tempat karaoke dengan napsu birahi mencari sosok angkot 114 yang emang akan mereka naikin. Baekhyun menepuk-nepuk pundaknya dengan cepat dan menunjuk ke sebrang jalan; dimana satu angkot berwarna biru tengah memutar balik jalannya. Terpampang angka nomor 114 di kaca jendela bagian depan.

“BANG! SINI BANG!” teriak Caur Bersaudara plus Kyuri-Suho sambil tepuk tangan dan lompat-lompat girang. Kesian. Baru pada pertama kali liat angkot apa?

Maka naiklah kesebelas tokoh utama kita ke dalam satu angkot malang tersebut. Tempat duduk sebelah sopir udah ada emak-emak duduk. Kayaknya sih abis belanja di pasar, banyak banget kangkung, bayem ama lobak di tasnya. *penting gak sih thor?* Dengan berat hati sebelas murid badung (kecuali Suho) itu berdesak-desakkan di belakang. Untung gak ada orang lain selain si ibu di samping sopir.

“Geser maning, geser maning,” perintah Chanyeol sembari mendorong-dorong pantat Baekhyun yang pas di depan muka.

“Sabar, elah! Ini si D.O belum maju!” Baekhyun protes karena ia merasa bokongnya digrepe.

“Tar dulu! Tao masih nunggu yang cewek-cewek duduk. Bentar, bentar,”

“Udah, lu berempat begitu aja sepanjang perjalanan! Hehehe..” ledek Kyuri yang udah anteng duduk di bangku paling deket jendela belakang. Nichan duduk di sebrangnya, Daeri udah mejeng di tengah-tengah Nichan dan Ara. Itu berarti….

Tao nyengir. Bukan karena gara-gara ledekan dari Kyuri, tapi karena kursi di samping Kyuri kosong. Yes!! Gua bisa duduk di sebelah Ling— maksudnya, Kyuri! Aseeekk.

Baru aja Tao mau mendaratkan pantat di kursi, tiba-tiba aja Ara bangun.

“Gua mau di samping Kyuri-unni aja.. Biar kita berempat bisa ngobrol! Hehehe..”

“Iya, Ra! Kalau kamu di sebelah Daeri, mukamu gak keliatan..” ujar Nichan.

Tao langsung manyun. Hilang sudah kesempatan untuk dempet-dempet sama cewek yang mirip dengan pujaan hatinya itu.

Kyuri menepuk-nepuk kursi di sampingnya. “Sini Ra, sini! Eh nanti kita dadah-dadahin orang di belakang angkot ini ya.”

Daeri menepuk tangannya sekali. Dibandingkan dengan beberapa menit yang lalu, jelas wajah Daeri udah jauh membaik. Dengan kata lain, gak ditekuk lagi. “Ayo ayo! Biar pada langsung minggir semuanya! Hahaha!”

Suara ketawa para cewek udah kedengeran gahar, padahal jalan aja belum.

“Aku duduk di sini ya?” D.O menunjuk tempat duduk di sebelah Ara dan sebelum Ara bisa menjawab, D.O udah keburu duduk duluan.

“Terserah elu lah, D.O! Lu mau baringan di lantai juga oke hehe..”

Deg. Hati D.O langsung cenat-cenut. Dalam hati ia bernyanyi, ‘mengapa hatiku cenat-cenut tiap dekat kamu..’ Kemudian ia terpikir betapa mirip dirinya dengan orang yang menyanyikan lagu tersebut. Geleng-geleng kepala, D.O langsung membuang jauh-jauh lamunan aneh yang tiba-tiba muncul itu.

“Kalau gitu aku di sebelah D.O.” Tao langsung bernapas lega ketika akhirnya ia gak bungkuk-bungkuk lagi.

Baekhyun yang tadinya ngantri di belakang Tao langsung mendarat di samping Daeri. Tak lupa lirikan maut Daeri terus menusuk-nusuk Baekhyun saat ia duduk.

“Wets, ada Daeri…!” Baekhyun masih aja setia ngecengin si yeoja garang.

“Wets, ada gue.” Gak pake lama, Daeri langsung ngejawab dengan nada sarkastik. Baekhyun cengengesan melihat gadis tersebut yang udah lemes duluan ngadepin dia.

“Woi Kai, Sehun! Suho-hyung juga! Ayo! Kalian bertiga mau ditinggal??” Suara Chanyeol yang emang nge-bass terdengar kenceng banget di dalem angkot.

Cepat-cepat, Suho, Kai dan Sehun naik. Sehun duduk di samping Chanyeol, diikuti oleh Suho yang duduk di belakang kursi sopir. Sementara Kai harus rela duduk di atas bangku kayu kecil sebelah pintu karena udah gak muat.

“Hehe.. Maaf ya, tadi hyung nungguin Kai ngiket tali sepatunya Sehun dulu..”

Penjelasan Suho membuat semuanya terharu.

“Emang Sehun gak bisa ngiket tali sepatu sendiri?” tanya Nichan yang duduk di pojok sana.

Malu-malu, Sehun menjawab, “Mm.. Sebetulnya bisa, tapi kalau Kai yang iketin lebih rapih..”

Para Caur Bersaudara (minus Kai-Hun tentunya) plus dua mentor membuat kor “Ooohhh..” serempak. Kai tersenyum simpul melihat muka Sehun yang memerah.

“Udah naik semua kan ya?” Si supir tiba-tiba nengok ke belakang dan ngitungin jumlah anak yang baru naik. Kumis lebatnya bikin orang gak tahan pengen nyukur.

“Sebelas orang, bang!” Tanpa nunggu si abang kelar ngitung, Ara udah jawab duluan.

“Tancap gas, baaang~!”

Udah tau angkot sempit, desek-desekan pula, Chanyeol malah semakin membakar semangat dengan berteriak kencang.

“Siap boss!”

Layaknya pembalap handal, sang supir bener-bener tancep gas dan angkotnya berubah jadi mobil rally seketika. Curiga kalau sebetulnya sopir angkot ini bener-bener pembalap. Caranya melengos menghindari lobang, motor nyalip, rem mendadak, dan bahkan beberapa truk membuat para tokoh utama kita terkesima.

“WOOOW!” Sorakan kesebelas murid cabut kelas ini seolah menjadi alunan music merdu di kuping sopir. Udah lama gak dapet penumpang yang malah nyuruh dia ngebut.

“Eeee pak! Pelan-pelan dong, entar telor gua pecah! Untung gua mau berenti di depan!!” Oh ternyata si ibu bukan cuma beli sayur. *thor, lu masih ngebahas belanjaannya si ibu?*

Nichan, Daeri, Ara dan Kyuri saling liat-liatan dan nahan ketawa ngedenger perkataan ambigu dari si emak-emak. Badan mereka geter-geter. Para namja pun juga sadar dan ikut duduk gemetar.

“Mau berenti dimane bu? Sini?” tanya si sopir pada ibu.

“Iye!”

Dengan selamat sejahtera sentosa, ibu-ibu tersebut diturunkan. Sembari bayar ia menggerutu, lebih kepada sang sopir ngebut itu.

“Maap ye bu, maap. Kite kan masih mude, pengennya seru-seruan.” jawab Chanyeol begitu emak-emak tersebut udah gak keliatan lagi sosoknya karena kealangan pohon.

“Tuh ibu-ibu kesian juga ya, kedapetan satu angkot sama kita. Hahaha!” Seetulnya Kyuri merasa kasihan apa justru malah seneng ya? Ah, biarlah.

“Iya, unni.. Pasti abis ini dia gak mau naik angkot lagi karena trauma.” Daeri cekikikan menimpali mantan mentornya.

“Enggak, bego. Abis ini pasti dia langsung gak mau nyekolahin anak-anaknya di Strodes, takut anaknya jadi ble’e kayak kita. Hahaha!!”

Angkot langsung penuh sama suara ketawa jumawa dari sebelas kawula muda ini.

“Eh iya juga yah.. Kita kan masih pake seragam sekolah? Aku baru nyadar lagi, hehehe..” Suho menarik seragam olahraganya yang berbentuk polo shirt.

“Hyung gimana sih, kan kita semua juga masih pake seragam? Kalau hyung masih mending keliatan keren, lah kita seragamnya bener-bener seragam yang kemeja!” Baekhyun ikut menarik-narik seragamnya.

“Iya hyung.. Hyung masih keliatan kayak baju biasa. Coba kita bawa baju ganti yah buat jaga-jaga.” Kai nyeletuk dari samping pintu angkot.

“Ra, mau permen dong.”

Tao tiba-tiba ngejulurin tangannya ke Ara yang ketangkep basah lagi buka bungkusan permen baru.

“Lu ngeliat aja, sih?? Tapi emang gua mau ngebagi sih. Nih pada ambil,”

Dalam sedetik Ara berubah jadi sinterklas. Bocah-bocah imbisil ini berebut permen yang udah jelas masih ada lima bungkus di tas Ara, masih aja pada panik main banyak-banyakan ngambil.

“D.O gak ngambil?” Ara menyodorkan beberapa permen kepada namja di sebelahnya.

Sebelum mengambil, sempet-sempetnya D.O menatap mata Ara lekat-lekat. Saat itu juga, ia sadar kalau ini kedua kalinya ia berada begini dekat dengan Ara setelah kejadian mata-mata dulu. Karena D.O diem, Ara pun diem. Di sekeliling mereka, anggota Caur Bersaudara lain pada ngobrol, ketawa-ketiwi, Kai lagi-lagi nyari ribut sama Daeri (ujung-ujungnya dilerai Tao karena dia ngancem bakal make tongkatnya. Baydewey, tuh tongkat udah ngilang aja?), dan setiap ada motor atau mobil yang pas di belakang angkot, pasti Nichan-Daeri-Kyuri langsung dadah-dadah ke arah mereka secara otomatis. Kalau Baekhyun dan Chanyeol yang ikutan sih gak heran, yang mencengangkan adalah SUHO juga ikut ngedadah-dadahin orang lewat jendela belakang.

Suasana angkot semakin ricuh, tapi yang D.O bisa dengar adalah detak jantungnya sendiri. Gak mau membuat Ara semakin curiga, ia pun tersenyum gugup dan segera melengos ngeliatin yang lain.

Ara jadi mikir. Aneh. Ini ada yang aneh.. Baru sekarang gua diliatin segitu dalemnya sama cowok. Pikir Ara. Ia merasa jantungnya sedikit nyut-nyutan, tapi begitu si sopir nengok ke belakang lagi, seluruh perhatian tertuju padanya.

“Mas, mbak. Saya pasang kaset gak apa, ya?” tanyanya dengan sopan, mumpung lagi lampu merah ia jadi bisa ngutak-ngatik tape.

Serempak, semua penumpang berisik ini langsung manggut-manggut.

“Oh, iya, silakan pak!” Chanyeol menjulurkan sebelah tangannya.

Suasana hening seketika. Para tokoh utama kita lirik-lirikan, menunggu lagu apaan yang bakal diputer. Gak lama, musik terdengar. Caur Bersaudara+dua mentor bersikeras mengingat-ingat ini lagu apa.. Rasanya sih sempet terkenal dulu. Tapi, apa?

Walau cinta kita sementara..

Baekhyun yang tadinya bungkukkin badan untuk konsentrasi penuh langsung duduk dengan punggung tegak.

“Gua inget nih lagu apaan!!”

Cepet-cepet Chanyeol, Tao dan Kai nge-ssstt-in Baekhyun dan kembali konsentrasi. Sisanya juga masih mikir keras. Suho pun cengengesan.

“Aku juga udah ngeh lho ini lagu apa..”

Aku merasa bahagia

D.O manggut-manggut puas, sepertinya si tuan muda juga udah tau lagunya. Nichan gigit-gigit jari — hal yang biasa ia lakukan kalau lagi inget-inget sesuatu yang penting.

Kalau kau kecup mesra di keningku

Tiba-tiba Kyuri, Ara, Kai dan Chanyeol tepuk tangan. Kenapa pada girang banget ya? Biarlah. Dasar masa kecil kurang bahagia semua.  *author dikeroyok Caur Bersaudara* *baydewey, enak nih make istilah itu nyeheheh* *curhat*

“Ooohhh, iya iya!” Kyuri cekikikan heboh bareng Ara.

“Inget gua inget!! Hahahaha!!” Chanyeol langsung ngelirik ke bocah-bocah yang masih mikir. “Udah pada nyadar belum lu?”

Serempak, Nichan-Daeri-Tao-Sehun geleng-geleng kepala.

Ku rasa bagai di surga..

Tepat di bagian ini, akhirnya murid-murid pembolos ini langsung pada inget karena nadanya gampang dikenal.

“CINTA SATU MALAM, OOH INDAHNYA! CINTA SATU MALAM, BUATKU MELAYANG! WALAU SATU MALAM, AKAN SELALU KUKENANG, DAALAM HIDUPKUU~!”

Sebelas pasang jari goyang-goyang bertabrakan di udara ketika mereka mengikuti gaya penyanyi asli lagu tersebut. Dilihat dari luar, beberapa motor hampir keserempet batu di jalan karena fokus ngeliatin isi angkot mencurigakan di samping mereka.

“CINTA SATU MALAM, OOH INDAHNYA. CINTA SATU MALAM, BUATKU MELAYANG! WALAU SATU MALAM, AKAN SELALU KU KENANG… SELAMA-LAMANYAA~!”

“WASEEEKKK~!” Jiwa dangdut Baekhyun keluar.

“HOBAH!!” Kalau Kyuri sih udah ketauan mantan biduan.

“Yang di belakang ikut goyang, yaa!!” Chanyeol memanaskan suasana, yang disambut dengan teriakan serempak dari semua makhluk di dalem angkot malang itu.

“AHEEEYYY~!!”

Semakin senanglah si sopir karena respon dari penumpang riweh kali ini sangat positif. Volume lagu dipol-in dan ia ikutan joget. Setirnya gimana? Tenang aja, sopirnya jago banget dalam menyeimbangkan antara goyang sama nyetir.

Orang-orang yang lagi jalan kaki langsung bingung. Nih angkot darimana juntrungannya kok bisa muncul di jalanan? Angkot ‘sexy’ aja gak seheboh itu. Pikir mereka. Mereka berharap angkot yang bakal dinaikin akan lebih waras dibanding dengan yang barusan lewat.

* * *

Sesampainya di tempat karaoke. Pinggang yang pada encok langsung diregang-regangin, lega karena sepanjang perjalanan si sopir terus masang dangut dan ketika keong racun muncul, di situlah puncak kebahlulan para tokoh utama kita. Ya. Kasihan Suho, ia juga sampai ikut jadi gila.

“Mau mesen yang ruangan mana nih?” Ara mendongakkan kepala melihat-lihat kamar karaoke yang tersedia.

“Yang small aja biar murah.” Jawaban Nichan langsung diprotes Tao.

“Jangan yang small juga, dong! Ntar kita gak muat semua di dalem..”

Nichan ngangguk-ngangguk, baru nyadar kalau rombongannya terdiri dari sebelas anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

“Enak juga nih tempatnya, lain kali ke sini ah ajak cewek aku..” Kai berkata pada Sehun.

“Heh.. Cewek kamu yang mana, hyung?” ledek Sehun.

Kai ngedipin satu mata. “Yang mana kek.. Hehehe,”

Dasar playboy kelas kutu. Omel Daeri dalem hati yang mendengar percakapan barusan. Tapi berhubung ia pengen have fun di sini, ia gak mengatakannya karena gak mau nyari ribut duluan.

“Ngomong-ngomong.. Ini siapa yang bayar? Patungan kan?” Baekhyun menunjuk ke masing-masing anak.

Chanyeol meriksa kantong celananya sendiri. Yang kanan kosong. Di sebelah kiri ada tisu bekas ngelap ingus. Kantong belakang kosong, eh ada koin nyempil. Asek, lumayan cepe’an. *buat apaan?*

“Gua ada duit gak ya..” gumam Chanyeol sembari membuka dompet dalam tasnya. Yang lain pun ikut memeriksa dompet masing-masing.

“Yah ilah, gua tinggal lima rebu.” Baekhyun mengangkat selembar tipis duit dari dompetnya.

“Gua….dua puluh ribu, lumayan.” kata Tao.

“Gua juga segitu. Sehun juga..” Kai mengumpulkan uangnya dan uang Sehun.

“Gua lima puluh ribuan.” ujar Ara.

“Sama, kita juga..” Nichan menunjuk dirinya dan Daeri.

“Elu berapa, Yeol?” Baekhyun menyikut Chanyeol yang bukannya ngeluarin duit malah masukkin dompetnya lagi ke dalem tas.

“Sama kayak elu, lima rebuan! Ada sih di kartu gua, tapi masa iya gua ngambil dulu?? Itu buat uang jajan gue noh!”

“Kalau di kartu mah kita juga ada!” celetuk Nichan-Daeri-Ara berbarengan.

D.O manggut-manggut dengan muka tanpa dosa. “Semua uangku juga belum aku ambil.. Aku jarang bawa cash,”

Tiba-tiba Chanyeol menahan tangan D.O yang lagi mau ngeluarin kartu kredit dari dompet.

“Eh lu gak usah ikutan bayar! Kan ini pertama kalinya elu ke tempat karaoke, anggep aja ini kita lagi mau ngenalin yang namanya ‘karaoke’ ke elu! Gimana?”

D.O bengong. Kalaupun dia yang ngebayarin juga sama sekali gak ada masalah, kok. “Ta…pi,”

Buru-buru Baekhyun ngerebut kartu D.O dari tangan mulus si pangeran kelas dan memasukkannya kembali. “Hayah, gak ada tapi-tapian. Udeh lu tinggal tau beres aja deh soal bayar-bayaran.”

D.O pun gak bisa berkata apa-apa lagi selain tersenyum manis.

“Yaudah, pake aja kartu punya siapa gitu terus kita kasih uang ke dia..” Sehun menyarankan.

“Kalau gitu, gua sama Chanyeol patungannya lima ribu aja ya? Hehehe—“

“GAK BISA, SETAN!!”

‘Hehe’-an Baekhyun langsung dipotong tiga cewek geragas yang daritadi ngomongnya barengan mulu.

Gigi Chanyeol langsung dipamer-pamerin ketika ia cengengesan lebar. “Hehehe.. Ayolah, gua sama Bacon kan lagi ngirit-ngirit uang jajan nih.. Boleh laah kita—“

Gak sempet nyelesain kalimat, tiba-tiba Suho menepuk pundak Chanyeol.

“Jadinya pada mau mesen kamar yang mana? Biar aku sama Kyuri yang bayar.” Senyuman Suho yang gak pernah lepas dari muka itu bikin adik-adik kelasnya heran. Sebenernya ini orang bisa cemberut gak ya? Eh tapi tadi dia bilang apa?

“Hyung.. Hyung mau ngebayarin kita??” tanya Chanyeol yang gak bisa menutup-nutupi kebahagiaannya. Caur Bersaudara langsung saling pandang dengan muka cengok.

Suho mengangguk. “Iya, anggep aja hari ini ngerayain pertama kalinya aku bolos bareng Kyuri. Hehehe. Ya kan Kyuri?”

Kyuri menaikkan ujung bibirnya, antara empet sama ini orang kenapa terlalu baik dan juga gondok sama dirinya sendiri; kenapa gua gak pernah bisa nolak ketulusan hati makhluk yang satu ini? Dengan kata lain, Suho-lah yang membujuk agar Kyuri mau ikut patungan dengannya nraktir mantan murid mereka.

Yang tadinya senyuman Suho udah sanggup bikin mata silau, kini bocah-bocah blekok dari kelas 1-D semakin merasa kalau Suho emang benar-benar seorang angel.

“HYUUUNG!! MAKASIH BANGET BANGET BANGET!!”

“YEEYEYEYEYE~!”

“Hyuungg~! Hyung emang yang paling the best lah pokoknya!”

“Horeeee! Horeee!”

“Aaaaaa baik banget parah sumpah aaaaa!”

“Makasih Suho-oppa!”

“Eh-eh-eh! Pesen yang V.V.I.P yuk!! Itu ruangan paling bagus loh!”

“Oh ya?? Waaaw boleh juga tuh!!”

“Berapa harganya—- Aaah, murah lah itu! Ayo pesen yang itu!”

“OKEE!”

Sementara sembilan anak dengan gelagat kayak orang kesurupan lari ke meja resepsionis, Kyuri dengan wajah yang disabar-sabarin menoleh ke Suho.

“Kan? Gua bilang juga apa, Suh. Bocah-bocah ini kalau dibaekin ngelonjak. Emang dasar gua kepret juga nih satu-satu.”

Menepuk pundak Kyuri, Suho cekikikan geli. “Gak apa, Kyuri. Toh kita juga seneng kan kalau liat mereka seneng.. Lagian juga ini pertama kali aku mau bolos, emang sebelum-sebelumnya aku pernah mau kalau kamu ngajak aku bolos? Jadi gak ada salahnya kan kalau kita keluar uang buat hari spesial dimana seorang Kim Joonmyun ini gak ikut kelas. Hehehe..”

Kyuri manyun. Lama-lama nih orang beneran gua kutuk nih supaya senyumnya paling enggak gak keliatan ganteng-ganteng amat. Minimal hati sucinya pindah ke gua sedikit. Batin Kyuri.

“Iya dah. Gua mah ngikut aja ape kata lu, Suh..” gumam Kyuri sambilan manyun lantaran bocah-bocah berandal dari 1-D udah jalan mengikuti salah satu pelayan dengan kunci di tangannya.

Suho kembali tertawa geli ngeliat sahabatnya yang pasrah. Dua mentor tersebut pun mengikuti rombongan dari belakang.

Sesampainya di ruangan karaoke, si pelayan ngasih tau beberapa tetek-bengek mengenai kamar karaoke yang sebetulnya gak usah dijelasin pun blekok-blekok ini udah tau (kecuali D.O). Ketika pelayannya keluar, Chanyeol langsung mengambil alih mic. Untung di ruangan itu mic-nya ada lima, jadi gak usah khawatir ada yang berebut pengen nyanyi.

“Check, satu, dua.. Check,”

Suara berat Chanyeol langsung menggema di ruangan V.V.I.P dengan dekorasi yang gak kalah mewah dengan kamar D.O. Ia udah siap berdiri di depan TV biar bisa nyanyi sambilan joget. Kalau tadi pas di angkot gak puas sih karena sambil duduk.

“Lagu pertama apa nih?”

Baekhyun ngebolak-balikin halaman daftar lagu yang ada.

“Jiwa dangdut lu masih keluar gak? Kalau mau ini aja…”

Kai mengetikkan beberapa kalimat di komputer dalam meja. Teman-teman yang lain menunggu dengan sabar.

“Yeeeh, si Kai ternyata dangdut juga nih ah.” ledek Kyuri yang juga udah stand by berdiri depan layar TV. Kai cengengesan dan mengambil mic keempat di ruangan itu.

“Biar seru, noona. Soalnya awal-awal masih belum pada panas.”

“Bener juga lu, Kai.. Woy ini mic satu lagi siapa yang mau nih? Nichan? Ara?”

Chanyeol mengangkat satu mic nganggur dan nyodor-nyodorin ke teman-temannya yang duduk. Baru Suho mau mengambilnya, ternyata Nichan juga udah mengangkat tangan. Keduanya saling liat-liatan.

“Kamu mau nyanyi dulu?” tanya Suho.

Nichan langsung kibas-kibasin tangan “Enggak kok! Kalau oppa mau duluan ya gak apa lho!”

Suho gak mau kalah. “Kamu aja kalau gitu! Aku sih tadi cuma mau ambil karena daripada mic-nya gak ada yang pake..”

“Iya aku juga gitu.. Yaudah oppa aja dulu yang nyanyi!”

“Enggak, kamu aja!”

“Oppa!”

“Kamu aja!”

Daeri dan Ara berpandangan. Pertempuran antara dua anak yang sama-sama sungkan dan menjunjung tinggi rasa sopan santun kayaknya gak bakalan kelar. Satu anggukan kepala dari Daeri membuat Ara mengerti. Gak pake nunggu, Ara langsung nyamber mic dari tangan Suho dan berdiri.

“Biar aku aja yang pake ya?” ujarnya dengan cengiran iseng dan dalam sekejap ia udah berada di depan layar. “MAJALENGKA DIGOYAAANG~!”

“YEEEEEEEY~!” Sorak teman-temannya yang lagi duduk nungguin giliran nyanyi. Karena gak pake mikrofon, otomatis mereka harus teriak ekstra kenceng supaya kedengeran. Begitu alunan musik-gak-nahan muncul, sontak sorakan mereka semakin berderu.

[Ara – Kyuri – Baekhyun – Chanyeol – Kai] “Pernah aku melihat musik di taman ria,”

Jempol kelima penyanyi dangdut kita udah digoyang-goyangkan mengikuti beat lagu. Bocah-bocah yang gak ikut nyanyi melakukan joget cuci-jemur dari tempat duduk masing-masing.

[Ara – Kyuri] “Iramanya Melayu, duhai sedap sekali~”

[Baekhyun – Chanyeol – Kai] “Iramanya Melayu, duhai sedap sekali~!”

“AHEEEEY~!!” Teriakan Tao yang sangat dangdut barusan membakar semangat pelantun ‘Suling Bambu’ di depan.

Baekhyun dan Chanyeol pura-pura mukul gendang untuk menunggu musiknya kelar. Sementara sisa penyanyi lainnya gak berenti-berenti joget sambil cengengesan.

[Ara – Kyuri – Baekhyun – Chanyeol – Kai] “Sulingnya suling bambu, gendangnya kulit lembu.. DANGDUT suara gendang rasa ingin berdendang. DANGDUT suara gendang, rasa ingin berdendaaang~!”

Kelimanya member penekanan pada kata ‘dangdut’, bikin yang lainnya ngakak.

“Eh, lu semua ikut joget napa!! Gak betah gua ngeliat lu duduk doang!” Chanyeol menggesturkan teman-temannya yang lain untuk berdiri. D.O tadinya ragu dan gak tau harus tetep duduk apa ikutin kata Chanyeol. Tapi tangan Tao udah menariknya dan ia mau gak mau ikut menggoyangkan badan. Begitu emuanya udah berdiri, lagu sampai pada reff-nya.

[Ara – Kyuri – Baekhyun – Chanyeol – Kai] “TERAJAANAA~! TERAJAANAA~! Itu lagunyaa, DARI INDIAA~! Hai merdunyaa, hai merdunyaa.. Merdu suara, oh penyanyinyaa~! Serasi dengaan, indah gayanyaa!”

“Yang lain, mana sorakannyaaa??” teriak Ara.

Semuanya pada berteriak ‘uwooohh!’ serempak.

“SUIT SUIITT!!” D.O bersiul kencang. Oh tidak. Bahkan si tuan muda pemalu jadi ikutan gak waras! Tapi mungkin itu ia lakukan karena ini pertama kalinya ia merasa asik gegilaan kayak gini.

Chanyeol melirik sebentar ke teman-temannya yang gak megang mic. Ia merasa amat puas ketika Sehun, D.O, dan bahkan Daeri joget-joget dengan jempol terangkat. Bukan apa-apa, masalahnya adalah karena mereka bertiga itu yang Chanyeol pikir gak bakal menikmati. Tapi untunglah mereka malah asik menggila.

Melihat Sehun yang bersenang-senang membuat Kai ingin mengacak-ngacak rambut pasangan maho, salah, sahabat baiknya itu. Tapi karena ia mengemban tugas untuk terus bernyanyi, Kai tetap pada posisinya.

Begitu juga dengan Ara yang tanpa sadar senyam-senyum sendiri saat melihat D.O dan Tao malah pura-pura dansa tapi tetep dengan gaya dangdut. Makin aneh aja bocah-bocah itu..

[Ara – Kyuri – Baekhyun – Chanyeol – Kai] “Karena asyiknya aku hingga tak kusadari.. Pinggul bergoyang-goyang rasa ingin berdendang. Pinggul bergoyang-goyang, rasa ingin berdendang~! WASEEKK!!”

Kemudian lagu pun sampai pada bagian akhir. Begitu kelar, semuanya langsung pada tepuk tangan, menyoraki kebegoan mereka sendiri. Setelah itu pun mereka bersumpah untuk nyetel dangdut satu lagi, barulah mereka akan menyanyikan lagu dengan genre lain. Pilihan jatuh pada anggur merah. Caur Bersaudara plus dua mentor kembali gak keruanan joget sana-sini. Ada untungnya juga mereka milih tempat paling bagus, kalau milih yang small mah udah pasti gak ketolong. Udah cukup mereka desek-desekan di angkot.

Alhamdulillah, mereka memutuskan untuk nyanyiin lagi lain selain dangdut. Kali ini giliran Tao yang maju milih lagu. Mungkin dia lagi kangen kampung halaman, makanya dia milih lagu-lagu efse (efse beneran lho, bukan efse Strodes *ya iyalah*) seperti yang satu ini..

[Tao – Baekhyun – Chanyeol – Nichan – Daeri] “OH BEYBEH BEYBEH BEYBEH, MY BEYBEH BEYBEH~! Wo Jue Bu Neng Shi Qu Ni. NI SHOU XIN, NI SHENG YING, Hai Zhan Lin Wo De Xin Zen Neng Wang Ji.. Xiang Ni Jiu Xiang Shi Hu Xi…”

Tao terkejut sekaligus haru. Meskipun teman-temannya gak bisa bahasa cina, tapi ternyata diam-diam mereka fasih nyanyi lagu dengan bahasanya. Nichan dan Daeri curiga, jangan-jangan pasangan BaekYeol adalah penggemar F4?

“Zhi pa wo zi ji hui ai shang ni~”

Chanyeol langsung ngejentulin kepala Baekhyun.

“ITU LAGU LAIN, GOBLOK! Eh tapi oke juga tuh, abis ini masang yang itu, ya!”

Semakin curigalah Nichan dan Daeri kepada dua biang rusuh ini. Mereka berdua memutuskan untuk ngecengin nanti, untuk sementara, mereka kembali menghayati lagu. Tak lupa teman mereka yang lain ikutan joget, bahkan Kai dan Sehun pura-pura jadi model video klip. Mana ‘seme’ mana ‘uke’ nih? Sebetulnya gak usah ditanya ya, ‘seme’-nya udah pasti Kai yang lebih keker. *brb tumpengan sambil ngebayangin Kai-Hun yang enggak-enggak**bagi yang gak tau; seme=yang jadi cowok, uke=yang jadi cewek (dalam cerita sesama jenis)* *author sesat berusaha nyari calon fujoshi baru**ketawa setan*

Akhirnya setelah lagu barusan, Baekhyun dan Chanyeol beneran memasang lagu-lagu efse lain seperti ‘Qing Fei De Yi’, “Liu Xing Yi’ yang agak-agak galau, dan juga ‘Ni Yao De Ai’ yang super galau.

[Tao – Baekhyun – Chanyeol – Nichan – Daeri] “Wo ming baaai, Wo yao de ai.. Hui ba wo chong huai. Xiang yi ge xiao hai, Zhi dong zai ni huai li huai. NI YAO DE AAAA~I..”

Berhubung cuma Tao yang ngerti artinya, alhasil ia jadi semakin kangen dengan Ling Ling. Apalagi ia lagi seruangan sama Kyuri yang ceplakan Ling Ling banget. Meskipun suaranya gak bagus-bagus amat, tapi penghayatan Tao membuat Kai dan Sehun semakin mendalami acting mereka.

Masih belum puas dengan lagu-lagu berbahasa asing, Kai kembali ngoprek-ngoprek komputer mencari beberapa lagu yang kira-kira pas. Ia mengetikkan AKB48.

“Oooh, tau nih gua! Tapi cuma tau reff-nya doang!” kata Chanyeol begitu judul ‘Heavy Rotation muncul di layar. Caur Bersaudara lainnya pun manggut-manggut.

“Yo’i gua juga.. Itu juga karena iklan pokari ya?” Tao menimpali.

“Lah, lu demen juga sama mereka?”

Pertanyaan Kyuri bikin Kai langsung terperanjat.

“Emang noona juga suka??”

Kyuri mengangguk. “Suka banget! Lu mau nyetel yang mana? Waaah, pasti lu cuma mau liat yang bikini-bikini doang yaa??” ledek Kyuri yang bikin Kai langsung salting garuk-garuk kepala. Ternyata tebakannya benar!

“Hah, bikini?? Pasang Kai, pasang!!” Chanyeol langsung menunjuk-nunjuk layar TV dengan semangat.

“Bikiniii~!” Baekhyun ikut bersorak dan joget-joget gak jelas bareng Chanyeol.

“Bikiniii~!” Chanyeol menirukan Baekhyun. Dua bocah joget dengan noraknya di depan membuat empat gadis di ruang V.V.I.P tersebut langsung menatap dengan males.

“Cih, dasar cowok. Demennya yang kayak begituannya doang. Bukan suka lagunya,” Gumam Daeri. Mungkin dia lupa kalau sedang megang mic? Jadinya kedengeran sampe bergema di speaker deh.

Chanyeol langsung membela kaumnya. “Eh, wajar kali kalau cowok demen yang begini! Namanya juga normal wooo.. Yang aneh tuh justru kalau kita malah geli ngeliatnya!”

Suho cekikikan melihat (lagi-lagi) mantan muridnya berantem. Gak bosen-bosennya mereka saling ngelempar cacian — terutama antara Daeri dan Kai yang dari masih di sekolah udah bersitegang. Tapi begitu lagu masuk ke bagian reff, suasana kembali meriah (……atau ‘kacau’?).

[Kyuri – Kai – Baekhyun – Nichan - Chanyeol] “I WANT YOUUU~!”

Tiba-tiba Nichan dan Kyuri berbalik ke arah penonton — yang gak lain dan gak bukan adalah teman-teman mereka sendiri. Melihat itu, Baekhyun, Chanyeol dan Kai ikut berbalik dan masang gaya pop star.

“I WANT YOUUU~!” Para penonton, bapak-bapak, ibu-ibu semua yang ada di sini langsung semakin heboh dan bergaya seperti fans.

[Kyuri – Kai – Baekhyun – Nichan - Chanyeol] “I NEED YOU~!”

Kelima penyanyi tersebut dengan fasih ngikutin gaya nyanyi AKB48.

“I NEED YOU~!”

[Kyuri – Kai – Baekhyun – Nichan - Chanyeol] “I LOVE YOU~!”

Ara membentuk tanda hati yang ditujukan pada teman-temannya. Melihat itu, D.O langsung gak bisa konsen dan bukannya balik bersorak malah main-mainin jari salting.

“I LOVE YOUU~!” Teriak yang lain minus D.O.

[Kyuri – Kai – Baekhyun – Nichan - Chanyeol] “Haato no oku.. JAN-JAN AFURERU ITOSHISA WA! HEBII-I ROOTEESIOOON~!”

Suasana kembali ricuh. Semuanya joget-joget sesuka hati kesana kemari sampe kadang ada yang tabrakan. Urat malu udah pada putus, mereka udah gak sungkan lagi ngakak ampe jumawa. Gak ada lagi D.O yang pemalu, Sehun yang pendiam, ataupun Suho yang anggun. Semuanya berubah jadi gila dan emang itulah yang mereka butuhkan.

D.O menyesal kenapa baru sekarang tau yang namanya tempat karaoke. Kalau ternyata seasik ini, udah pasti ia pergi dari dulu. Tapi…sama siapa? Temen juga baru dapet sekarang pas SMA? Cupcupcup.. *author ngelus-ngelus pipi D.O**cubit-cubit dikit* *author dipanggang sama Caur Bersaudara*

Sehun udah pernah sebelumnya pergi bersama Kai. Tapi karena cuma berdua jadinya gak sampe seriweh begini. Sementara Suho mikir, ternyata gak ada salahnya bolos sekali seumur hidup. Hehehe. Batinnya. Bahkan batinnya aja terdengar baik-baik. Dasar angel.

Deretan lagu-lagu AKB48 berbikini terus mengalir meskipun mereka gak tau nada aslinya. Yang cewek karena udah punya (lho) jadi biasa aja, sementara yang cowok reaksinya selalu dilengkapi dengan ‘UWOOW! WOOW!’ bernada centil.

Mumpung masih nyetel lagu jepang, Sehun memanfaatkan kesempatan dengan menyetel lagu jepang kesukaannya.

“Wah! Sehun mau nyanyi apa nih??”

Baekhyun takjub ketika Sehun berinisiatif sendiri nyari lagu di komputer dan langsung ambil mic dari Kai.

“Kyary Pamyu Pamyu? Apaan tuh?” tanya Nichan ketika nama tersebut muncul di TV.

“Eh, yaudah kalau yang ini Sehun aja yang nyanyi sendirian karena kita gak tau! Oke? Pada setuju gak??”

Saran Chanyeol langsung mendapat teriakan heboh dari teman-temannya. Sehun pun gelagapan.

“E-Ehh.. Emangnya gak apa kalau aku nyanyi sendiri?”

“GAK APAAA~!!”

Serentak mereka langsung tepuk tangan dan menyemangati Sehun yang berdiri sendirian di depan layar, sementara yang lain duduk ngedeprok di bawah, padahal jelas-jelas ada sofa empuk di deket tembok. Ckckck.

Intro lagu yang berjudul ‘Tsukema Tsukeru’ pun muncul. Sehun yang udah hapal gerakan dan juga lirik lagu memutar badannya menghadap ke Caur Bersaudara dan dua mentor. Baydewey, kesian amat tuh dua mentor selalu jadi embel-embel tambahan. Hihihi.. *author digorok Kyuri* *ngumpet di belakang Suho* *Suho langsung merinding*

Penonton gadungan kembali bersorak-sorai ketika Sehun udah siap-siap menyanyi.

[Sehun] Tsuke ma, tsuke ma, tsuke ma tsukeru.. Pachi pachi tsukema tsukete~! Tsuke ma, tsuke ma, tsuke ma tsukeru.. Kawaii no tsukema tsukeru~!”

“IYEEEAAAAHHHHH!!!”

Gak tau kenapa, Baekhyun dan Chanyeol tiba-tiba loncat girang dan fanboying. Tapi tunggu, ternyata yang fanboying gak cuma mereka berdua, melainkan semua namja di dalam ruangan! Bahkan Suho sampe mengepal-ngepalkan tinju karena gemas.

Sehun mulai joget menirukan si penyanyi asli. Wajah Sehun yang udah imut-imut membuatnya terlihat super lucu.

“AAAAA SEHUUUUNNN~!!” teriak para gadis beringas dengan macho. Kalau bukan karena ada Kai, pasti pakaian Sehun udah abis dilucuti oleh mereka berempat. Lho.

[Sehun] “Iina, iina sore iina.. Pacchiri, pacchiri sore iina. Iina, iina sore iina.. Kibun mo ue o muku~! Churuchuruchuruchuruchuruchu..”

Meskipun gak tau lagunya, tapi kalau cuma ‘curut-curut’ doang sih mungkin mereka bisa lah yah ngikutin..

“CURUT, CURUT, CURURURURUUT~! CURUT, CURUT, CURURURURUUUT~!”

Begitulah, para fanboy dan fangirl Oh Sehun asal bunyi dan asal nada, yang penting rame! Sehun kembali menggerak-gerakkan badan rampingnya, membuat sorakan semakin gak keruanan.

“OH YEAAHH~! SHAKE DAT BADI, SEHUUNN…..!!”

Oh. Betapa mesumnya teriakan Chanyeol barusan. Ngomong-ngomong, maksud dia itu ‘shake your body’. Dodol emang tuh si belatung ganteng. Ia pun mengabaikan tatapan-tatapan seram dari teman-temannya yang lain dan cuma cengengesan.

[Sehun] “Tsukeru taipu no mahout dayo Jishin o mi ni tsukete mieru sekai mo kawaru ka na~!”

“WAHOOOOO!!!”

[Sehun] “Onaji sora ga.. Dou mieru ka wa! Kokoro mo kakugo shitai….dakaraa,”

Lagu semakin berjalan, teriakan penonton abal-abal ini semakin dasyat. Mereka melakukan joget gulung-lengan, membelah-bulan, cuci-jemur udah pasti, dan berbagai macam joget yang baru mereka temuin saat itu. Dengan Baekhyun dan Kai sebagai pemimpin, mereka goyang berbarengan.

Kehebohan di dalam ruangan V.V.I.P itu terus berlanjut. Pelayan-pelayan karaoke yang lewat di depan ruangan malang tersebut cuma bisa geleng-geleng kepala karena tempat karaoke emang gak pernah anteng.

Puas dengan penampilan solo Sehun, akhirnya yang lain sepakat untuk membiarkan D.O juga tampil sendirian karena emang daritadi ia belum megang mic. Lebih kejamnya lagi, D.O gak boleh milih lagu, harus dipilihin sama yang lain. Si tuan muda cuma bisa berdiri pasrah ngeliatin Caur Bersaudara plus dua mentor rebutan milih lagu buat dinyanyiin D.O.

Ah-ha, listen boy

“Iyeeeeey!!”

“Wuhuuuu!!”

“Ayo D.OOOOO!!”

My first love story..

Berbagai tepuk tangan dan teriakan penyemangat langsung keluar dari mulut teman-temannya, bikin D.O yang tadinya nerpes sampe herpes jadi gak sabar buat nyanyi.

[D.O] “My Angel,”

Baekhyun langsung ngejulur-julurin tangannya. “I’M YOUR ANGEL, D.OOOOO~!” Dan itu sukses bikin empat yeoja di situ langsung memandang heran.

“Gua mulai curiga nih, jangan-jangan dua temen lu ini juga demen ame laki!” bisik Kyuri pada tiga juniornya.

Nichan dan Daeri  mengangguk-angguk. “Iya unni, bercandaan mereka selalu menjurus-jurus gitu deh!” Nichan mulai rumpi. Ara pun menanggapi,

“Mana tadi pas Sehun tampil mereka paling semangat pula.. Jangan-jangan…..”

Senyum mesum mengembang di wajah empat cewek setengah cowok (?) ini. Perhatian mereka kembali pada D.O.

[D.O] “and my girls.. My sunshine,”

D.O menyodorkan mikrofon ke arah penonton dan sontak mereka semua pun langsung berteriak.

“AH-AH, LET’S GO~!”

[D.O] “Neomu neomu meotjyeo nuni nuni busyeo, sumeul mot swigesseo tteollineun girl~!”

“GEE GEE GEE GEE, BABY BABY BABY. GEE GEE GEE GEE, BABY BABY BABY!!”

[D.O] “Oh neomu bukkeureowo chyeoda bol su eobseo, saranghae ppajyeosseo sujubeun girl~!”

“GEE GEE GEE GEE, BABY BABY BABY. GEE GEE GEE GEE, BABY BABY BABY!!”

Setiap kali D.O selesai menyanyi, ia selalu menyodorkan mic pada penonton agar mereka ikut bernyanyi. Tak lupa ia joget mengikuti gaya penyanyi aslinya. Sangat professional sekali. Pantes aja dia jadi main vocal. Lho.

[D.O] “Eotteoke hajyo??”

Deg. Tiba-tiba D.O sadar kalau betapa lagu ini mewakili perasaannya pada Ara saat ini. ‘Apa yang harus kulakukan?’

“EOTTEOK EOTTOKHAJYO!”

[D.O] “Tteollineun naneun!”

“TTEOLLINEUN NANEUNNYOOO!”

‘Hatiku bergetar..’

[D.O] “Dugeun dugeun dugeun! Dugeun dugeun georyeo, bamen jamdo mot irujyo~!”

‘Hatiku terus berdetak kencang sampai aku tidak bisa tidur di malam hari’

D.O menenggak ludah. Kerongkongannya kerasa kering dan debaran jantungnya sama sekali gak membantu. Tapi berhubung ia lagi di tengah-tengah pertunjukkan, apalagi tampilnya solo, mau gak mau D.O melanjutkan.

[D.O] “Naneun naneun babongabwayoo. Geudae geudae bakke moreuneun,”

‘Mungkin, mungkin aku adalah orang bodoh. Orang bodoh yang tau dirimu, hanya dirimu’

“BABO!!!”

Teriakan heboh barusan seolah membangunkan D.O dari lamunannya. Ia sempet lupa kalau ada yang nontonin  saking menjiwai arti lagunya. Eya sadap.

[D.O] “Geuraeyo geudael boneun nan..”

‘Saat aku melihatmu..’

Tiba-tiba semuanya berdiri, tapi tetap menjaga jarak antara mana yang cuma nontonin, mana yang lagi nyanyi. Sembari berhadapan dengan D.O, Caur Bersaudara plus dua mentor langsung joget tanpa aba-aba.

“NEOMU BANJJAK, BANJJAK NUNI BUSYEO, NO NO NO NO NO!!”

‘Sangat terang, terlihat terang.. Mataku rasanya seperti tidak bisa melihat, no no no no no’

Mari kita sejenak membayangkan sepuluh orang yang badannya gak kecil (yah, kecuali Daeri) joget Gee dengan lebay sambil cekakakan bareng. Ampun. Kalau benda mati bisa ngomong, mungkin segala macem perabot di ruangan itu udah menjerit dari awal mereka nyanyi.

[D.O] “Neomu kkamjjak kkamjjak nollan naneun,”

‘Sangat mengejutkan. Mengejutkan. Dan aku pun kaget,’

“OH OH OH OH OH!!”

D.O melihat ke Ara, yang udah pasti bocahnya lagi konsentrasi berjoget bareng teman-temannya yang lain. Cengiran D.O semakin lebar. Tapi dalem hati ia gondok juga. Nih anak gak sadar apa ya kalau gua naksir dia? Kalau lagu ini buat dia? Omelnya dalem hati.

[D.O] “Neomu jjarit jjarit momi tteollyeo,”

Badanku bergetar dan bergetar,”

“GEE GEE GEE GEE GEE!!”

[D.O] “Oh jojeun nunbit”

‘Mata yang gemerlapan,’

“OH YEAAHH~!”

[D.O] “Oh joeun hyanggi,”

‘Wanginya yang manis,’

“OH YEAH YEAH YEAH~!!!”

Dengan binal kesebelas tokoh utama kita terus membantu D.O dalam menyanyikan lagu tersebut sampe kelar. Baekhyun yang emang paling demen nyetel lagu cewek imut langsung kembali menyarankan beberapa lagu yang bisa bikin suasana makin meriah. Woy, daritadi udah sekacau itu, masih pengen lebih rame lagi?

Kesembilan Caur Bersaudara terus menyanyi secara bergantian — meskipun ada dua sahabat lawak bernama BaekYeol yang kayaknya terus megang mic di setiap lagu yang dinyanyiin rame-rame.

Tiba giliran seorang Kim Jongin untuk tampil serius, pikirnya. Selagi temen-temennya asik nyanyi lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ padahal gak ada yang ulang tahun (emang dasar hidupnya pada kurang kerjaan), Kai memilih lagu setelah ini yang kira-kira bisa mendukung aksinya.

“Hah? Siapa yang milih Pitbull nih?”

Chanyeol melirik ke tempat komputer, dimana Kai dengan tampang seriusnya tengah berjalan ke tengah ruangan.

“Yang nyanyi lu-lu pada aja.. Gua cuma mau ngedance kok.”

Kai menggesturkan supaya lima orang pemegang mic agak mundur sedikit.

“Lu bisa dance??” tanya Ara sembari cengo lirik-lirikan sama para yeoja lain.

Jawaban yang Ara terima hanyalah sebuah senyuman Kai, yang harus diakui oleh Daeri kalau itu barusan ganteng banget.

“Semangat Kaaai!” ujar Sehun bertepuk tangan.

Intro lagu ‘She Doesn’t Mind’ mulai terdengar, sementara Ara, Chanyeol, Suho, Tao dan Sehun bersiap nyanyi, Kai udah ancang-ancang untuk segera joget.

[Ara – Chanyeol – Suho –Tao – Sehun] “Girl, I got you so high, and I know you like,”

Begitu verse pertama dinyanyikan oleh teman-temannya, Kai langsung menggerakkan badan dengan luwes tanpa diduga oleh yang lain.

“WOW KAI LO KEREN BANGET!!”

Tuh kan Chanyeol mulai deh maho-nya. Tapi untung Baekhyun langsung mengingatkan. Dengan kejam.

“Eh setan kampung! Lanjut nyanyi, bego!!”

Chanyeol garuk-garuk kepala padahal gak kutuan. Sementara penonton gadungan beserta tiga penyanyi lainnya pada ngakak sembari mengagumi Kai.

“Oh iya—“

[Ara – Chanyeol – Suho – Tao – Sehun] “So come on push it on me, if it feels alright,”

Tarian Kai terlihat seperti sedang menari balet, tapi dicampur sama modern dance juga. Tiap gerakan pas banget dengan beat dari musik. Kai benar-benar memasukkan jiwanya ke setiap hentakan yang ia lakukan. Lima penyanyi kita mau gak mau jadi gak konsen nyanyiin lagu.

[Ara – Chanyeol – Suho – Tao – Sehun] Put it, drop it low and break it off. No, she doesn’t mind. -ind, she doesn’t mind, -ind, she doesn’t mind.. Girl I got you so,”

Kai terus mengimbangi gerakannya dengan tempo lagu. Gak ada satu pun yang terlihat membosankan, malah sebaliknya, semakin lama goyangan Kai makin asik diliat. Author kalau ada di sana mending langsung loncat ke Kai deh terus cipok-cipok dikit biar ahem. *pembaca: thor, demi apapun, plis udah bagus lu jarang nongol di chapter ini**author ngenes*

Gak lupa segala sorakan rame terus dikumandangkan (emangnya adzan?) oleh Baekhyun, Chanyeol, D.O dan Tao. Sehun sih udah biasa ngeliat sisi keren dari Kai yang satu itu, makanya ia bisa lanjut nyanyi tanpa sesekali ‘WOOW!’ atau ‘GILE LU KAI!!’ atau ‘BUSEH, KEREN, KEREN!!’.

Suho cuma ngacung-ngacungin jempol ke arah Kai dan tak lupa cengiran ganteng khas dirinya mengembang di wajah sembari menyanyi. Kyuri yang emang pedopil langsung serta merta punya beberapa niat jahat untuk paling enggak mendaratkan jari-jarinya di badan Kai. Dimana kek gitu yang enak. Ahey! Batinnya dengan mesum.

Nichan dan Ara saling liat-liatan di belakang sana. Mulutnya nganga lebar, tapi mereka gak ngomong apa-apa. Nichan berbisik pada Daeri.

“Daeri! Gila si Kai jago banget dance-nya parah!!”

Daeri empet. Dia udah keburu benci sama playboy kaleng itu, tapi mau gimana lagi? Daeri yang juga suka dance mengakui kalau Kai terlihat sangat pro.

“Iya unni! Sialan!! Kalau anaknya gak reseh pasti udah kupuji-puji dia!!” bales Daeri yang bikin Nichan kembali mengusap-usap punggung dongsaengnya itu.

[Ara – Chanyeol – Suho – Tao – Sehun]  “Ain’t gonna be shy about it, ain’t telling no lie.. Girl, I’m an animal animal. Animal animal,”

Tiba-tiba Kai melakukan sedikit break dance, membuat mata teman-temannya langsung ngebulet.

“WUAAAH GILA KAI KEREN BANGET!!”

‘Apa?’

Kuping D.O langsung memanjang begitu denger pujian Ara. Tadinya si tuan muda cuma duduk di sofa sembari terpesona dengan Kai yang terlihat super ganteng di mata belonya. *uhuk KaiSoo uhuk* *author numpang batuk doang kok*

Gak mau kalah, D.O pun beranjak dari tempat duduk dan bersiap untuk menunjukkan kebolehannya. Daritadi dia selalu nyanyi lagu-lagu yang gak membuat suara emasnya terekspos. Kalau Kai ngerasa puas dengan menonjolkan bakatnya, gua juga bisa di depan Ara!

Semangat D.O terbakar. Ia pun langsung mengetikkan satu judul lagu kesukaannya di keyboard dan bersiap-siap menyanyi. Waktu mereka di tempat karaoke udah hampir abis, karena itu D.O memilih lagu ini sebagai lagu penutup.

Tepuk tangan meriah diiringi dengan pujian sana-sini untuk Kai membuat D.O tersenyum sinis. Liatin aja, gua bakal bikin Ara terkagum-kagum.. Batin D.O. Tapi begitu selesai mikirin hal tersebut, wajah Ara yang sedang memujinya terbayang oleh D.O. Sontak si pangeran kelas jadi mesem-mesem sendiri dan galuk-garuk pipi salting. Suho melihat hal tersebut. Berhubung ia adalah mentor angel, dia malah ikut tersenyum sambil terheran-heran itu D.O kenapa?

“Pantesan.. Kalau udah dari kecil belajar dance sih gua gak heran elu ngedance-nya bagus banget!” kata Chanyeol tanpa mic.

“Ajarin gua dong! Gua juga pengen bisa dance!” Tao lompat-lompat kayak kodok kepanasan.

“Hah? Elu? Udeh lu wushu wushu aja, gak usah ikutan jago joget kayak Kai!” Baekhyun nempeleng Tao dengan gak tau diri.

“Tapi gua emang udah tertarik dance dari dulu, kan badan gua udah lentur nih, tinggal dilempengin aja.”

“Eh ngomong-ngomong Daeri juga bisa dance loh!! Tadi aja dia bilang kalau elu jago— HMMPP!!!”

Mulut Nichan langsung dibekep Daeri dengan tangannya. Daeri terdiam gugup, berharap Kai gak denger omongan Nichan. Denger gak ya dia?

Kai mendengus sombong. “Heh.. Kalau emang terpesona sama kekerenan gue ngaku aja kali,”

Yap. Dia denger.

Sebelum Daeri bisa protes, alunan intro dari sebuah lagu yang akhir-akhir ini sering disetel dimana-mana terdengar. Perhatian kesebelas tokoh utama itu pun tertuju pada layar TV, dimana D.O udah berdiri di tengah ruangan dan bersiap menyanyi.

“Eh, gua tau nih lagu! EXO K yang judulnya Angel kan?” ujar Chanyeol yang begitu tau ini lagu agak susah dinyanyiin untuk suara beratnya, ia langsung ngoper mic ke Baekhyun. Dalem hati author ketawa dan merasa sedikit absurd. Tapi biarlah, namanya juga ff yah?

“Gua mau ikut nyanyi!!” teriak Baekhyun yang langsung nyamperin D.O di tengah ruangan.

“Suh! Sana lu ikut nyanyi! Lu tunjukkin ke bocah-bocah sompret ini  suara lu yang bagus!” Kyuri memberikan salah satu mic ke sahabatnya. Suho pun langsung salting dibilang begitu.

“Suho-oppa bisa nyanyi??” tanya Nichan ketika Suho udah gabung bersama Baekhyun dan D.O di depan.

Kyuri masang muka bangga. Heran. Yang punya suara bagus siapa, yang bangga siapa?

“Lu liat aja ntar! Pasti bakal kagum deh..” Ia mengangkat jempolnya. Nichan-Daeri-Ara pun manggut-manggut gak sabar nunggu lagunya mulai.

“YEEEEEYYY BACOOONN!!” Chanyeol kembali menjadi fanboy. Kali ini, yang ia fanboy-in adalah sahabatnya sendiri.

“WOHOOOOW!! WOHOOOWW!!”

“SEOUL DIGOYAAANG~!!!”

“SUHOOO! D.OOOO! BAEKHYUUUN!!”

“AAAA!!”

Padahal nyanyi aja belon, tapi para penonton udik ini udah ribut. Sorakan-sorakan norak kembali di teriakkan oleh seluruh penghuni ruang V.V.I.P. Baydewey, ini udah bukan dangdut lagi mas.

Baekhyun, Suho dan D.O ketawa-ketawa melihat tingkah idiot teman-temannya. Gak lama, intro dari lagu tersebut habis dan nyanyian pun dimulai.

[Baekhyun] “Machi.. Amugeotdo moreuneun airo geureoke. Dashi.. Taeeonan sungan gachi,”

Baekhyun mulai menyanyikan bait pertama dari lagu tersebut dengan sempurna dan suara yang lembut. Tidak ada satu nada pun yang salah dan fals, hanya ada kemerduan tiada tara yang mampu membuat setiap orang akan berhenti sejenak untuk mendengarkan. Eh? Apa?

Tao, Kai, dan Sehun terbengang-bengong menatap Baekhyun sejak ia melantunkan satu kata pertama dari lagu tersebut. Gimana enggak? Baekhyun, seorang Byun Baekhyun. Sang pembuat onar bersama dengan sobat karibnya yang gak kalah rusuh. Seseorang yang tiap harinya ngelontarin cengan atau kata-kata aneh. Seseorang yang hobinya gak dengerin pelajaran. Seseorang yang kalau cengengesan bikin orang lain pengen nabok. Terlihat seperti ini? Memiliki suara sebagus ini?! Mulut Nichan, Daeri, Ara, dan Kyuri menganga lebar selebar lebarnya lebar.

Suho melempar senyum ke Baekhyun sebentar, kemudian ia ikut bernyanyi.

[Suho] Jamshi kkumilkkabwa han beon deo nun gamatda tteo boni, yeokshi.. Neomu ganjeolhaetdeon ne ape gidohadeut seo isseo,”

[D.O] Dan han beonman ne yeopeseo. Bareul matchwo georeo bogopa han beon.. Ttak han beon manyo,”

[Baekhyun – D.O – Suho] “Neoui sesangeuro,”

Chanyeol, Tao, Kai dan Sehun saling berpandangan dengan muka tolol bin ajaib. Mulut mereka menganga lebar sampe ilernya jadi kering di dalem. Mereka sama-sama geleng-geleng kepala gak percaya dan kembali ngeliatin penampilan menakjubkan dari tiga teman mereka itu.

[D.O] “Yeorin barameul tago..”

[Baekhyun – D.O – Suho] “Ne gyeoteuro,”

[Suho] “Eodieseo wannyago.”

[Baekhyun] “Haemarkge mutneun nege.. Bimirira malhaesseo.”

[Baekhyun – D.O - Suho] “Manyang idaero.. Hamkke georeumyeon,”

[D.O] “Eodideun cheongugilteni..”

Diem.Kali ini bukan cuma para namja yang liat-liatan, tapi semua sisa Caur Bersaudara yang cuma nonton di belakang. Perhatian mereka kembali pada tiga penyanyi bersuara ‘Masya-Allah-bisa-gak-sih-suaranya-dijelek-jelekkin-dikit-biar-gak-bagus-bagus-amat-gitu?’. Lalu mereka serempak berteriak.

“WUUUUAAAAAAA…..!!!”

Mau gak mau, Baekhyun, D.O dan Suho jadi pada nengok ngeliatin pada ngeributin apaan?

“Asli demi apapun, D.O, Suho-hyung!! Gua gak nyangka suara kalian juga sebagus ini!!” Chanyeol ngacak-ngacak rambutnya dan congek, eh cengok.

“Yeol!! Itu si Bacon kenapa suaranya bisa kayak gitu?? Emang udah begitu dari dulu??”

Kai menepuk-nepuk pundak Chanyeol, gak percaya dengan kemampuan menyanyi si anak tukang nyari ribut itu.

“Emang begitu dia, kalau si Bacon mah gua udah tau.. Tapi D.O sama Suho-hyung itu lho…!”

“Ini dua mantan murid gua kenapa bisa sebagus itu sih suaranya….?? Suho sih gua udah sering denger!” gumam Kyuri yang kedengeran oleh Nichan, Daeri dan Ara.

Keempat yeoja kacrut itu pada akhirnya bisa anteng. Thanks to trio macan bersuara yahud kita. Cewew-cewew itu gak ngedip ngeliatin teman-teman mereka unjuk kebolehan dalam menyanyi. Dari awal emang lagu-lagu yang mereka setel tuh untuk seru-seruan aja, gak ada yang mellow kayak gini. Makanya tadi pada gak nyadar kalau sebenernya suara Baekhyun, D.O dan Suho emang indah gak ketulungan.

Sang tiga penyanyi di ruang tengah cuma senyam-senyum karena mendengar semua kalimat pujian itu. Kemudian lagu terus berlanjut dan otomatis mereka meneruskan nyanyian mereka yang sempat terhenti.

[Baekhyun] “Mikael.. Boda neon naege nunbusin jonjae, gamhi,”

“Ya ampun, si Bacon..” Tao berdecak kagum.

[Baekhyun – Suho] ”Nuga neoreul geoyeokhae, naega yongseoreul an hae.”

[D.O] “Eden.. Geu gose bareul deurin taechoui geu cheoreom, maeil,”

“Buseh. D.O.. Aku padamu.” Kai megap-megap gak percaya.

[Suho] “Neo hanaman hyanghamyeo, maeumeuro mideumyeo..”

“Suho-hyung jadi pasangan maho gua mau gak ya..” untung suara Chanyeol pelan, jadinya yang ngedenger cuma Sehun doang. Sehun pun cuma cekikikan aja ngeliat Chanyeol yang terpesona.

[Baekhyun] “Aju jageun geoshirado neol himdeulge haji motage, hangsang.. Jikigo shipeo, I’m eternally love..”

Keluarlah nada tinggi Baekhyun yang bikin semua Caur Bersaudara (minus yang lagi nyanyi) terhenyak. Baik yang cewek maupun yang cowok, hati mereka sama-sama dugeun-dugeun.

[Baekhyun – D.O – Suho] “Neoui suhojaro,”

“Gila, Nichan!! Suara mereka bertiga bagus banget parah!!” Gak tahan pengen komentar, Ara menggoyang-goyangkan badan Nichan dengan heboh.

[Suho] “Jeo geosen barameul makgo.”

“Ra.. Gua juga gak nyangka abis. Suho-oppa, si D.O juga, dan yang paling gak abis pikir….”

[Baekhyun – D.O – Suho] “Ne pyeoneuro,”

[Baekhyun] “Modu da deungeul dollyeodo.”

Nichan dan Ara saling bertatapan dan langsung sama-sama berteriak dalam bisikkan.

“BAEKHYUN!!”

[Suho] “Hime gyeoun eoneu nal.. Ne nunmureul dakka jul.”

Ara kembali memperhatikan tiga penyanyi di depan, yang kini masih menyanyikan reff kedua di lagu kece bin unyu tersebut. Ia berpikir, apa selama ini D.O pernah bernyanyi di depan orang lain selain mereka? Apa orang tua D.O tau kalau anaknya punya bakat nyanyi sebesar ini? Apa D.O pernah bernyanyi untuk mereka berdua? Apa D.O—

[Baekhyun – D.O – Suho] “Geureon han saram, doelsu itdamyeon,”

Tiba-tiba D.O berpaling dari TV dan ketika berbalik, tatapannya langsung tertuju pada Ara yang emang lagi ngeliatin si pangeran kelas. Ara sedikit kaget ketika mata mereka bertemu.

[Baekhyun] “Eodideun cheongugilteni..”

Tanpa melepas pandangannya, D.O mengangkat mic miliknya dan kembali bernyanyi sepenuh hati.

[D.O] “Neol saranghage, dwaebeorin nan, ije deo isang. Doragal goshi eobseoyo.. Nalgaereul geodwogasyeotjyo.. Oh, no,”

Begitu D.O selesai menyanyikan bagiannya, ia tersenyum sampai giginya terlihat. Mungkin Ara mabok, mungkin juga ia bermimpi, atau mungkin cuma berhalusinasi? Tapi kayaknya barusan bibir D.O seperti mengatakan….

‘Ini untukmu.’

[Baekhyun] “Yeongwonhan sarmeul irheotdaedo haengbokhan iyu,”

Sebodo amat, emang gua pikirin?! Kalaupun yang barusan cuma mimpi, gua cuma bisa berharap gak akan pernah kebangun dan terus tertidur!! WUOOOAAEEEEHHHH!!! Jerit Ara dalam hatinya yang gak tau kenapa jadi gendanggendut.

Gak bisa dipungkiri, Ara merasa tersentuh dengan apa yang baru aja terjadi. Ia pun balik nyengir ke arah D.O, membuat si tuan muda jadi cengengesan dan akhirnya kembali melihat layar TV.

Nichan melihat semua lemparan senyum berbunga-bunga antara Ara dan D.O. Tapi dia cuma cengangas-cengenges soalnya Nichan pikir itu semua karena mereka lagi bahagia. *author keplak jidat gara-gara keo’onan Nichan*

[Baekhyun – D.O – Suho] “Naui yeongwon ijen geudaeinikka..”

[Suho] “Eternally love..”

“HAMINA-HAMINA-HAMINA…..” Nichan kejang-kejang sambil melapalkan mantera itu. Tangannya ngegaruk-garuk sofa karena gak tau lagi dia harus ngapain. Nichan emang paling gak bisa ngeliat orang bersuara bagus, dia pasti jadi salting sendiri.

Chanyeol, Tao, Kai dan Sehun langsung saling berkata ‘wow’ tanpa suara, mengungkapkan kekagumannya pada nada tinggi Suho barusan.

Kyuri ngelus-ngelus dadanya sendiri. “Suh.. Suh.. Gua denger berkali-kali juga suara lu tetep aja asoy begitu ya ampun, mau lu apa sih, sobatkuuuu.. Heuhh..”

[Baekhyun – D.O – Suho] “Neoui sesangeuro,”

[Baekhyun] “Yeorin barameul tago..”

Caur Bersaudara yang lagi duduk kembali dibuat terperanjat oleh nada tinggi Baekhyun.

[D.O – Suho] “Ne gyeoteuro,”

[Suho] “Eodieseo wannyago,”

[D.O] “Haemarkge mutneun nege.. Bimirira malhaesseo.”

[Baekhyun – Suho] “Manyang idaero hamkke georeumyeon,”

[D.O] “Eodideun cheongugilteni..”

D.O menyudahi lagu dengan sangat merdu. Baekhyun, D.O dan Suho saling berpandangan dan tepuk tangan, mengapresiasi kerja sama indah mereka dalam menyanyikan lagu Angel barusan. Kemudian mereka menoleh pada penonton-penonton yang lagi mangap ini.

Beberapa detik yang lalu, suasana larut dalam keindahan suara trio Baekhyun-D.O-Suho, tampangnya pada cengok kayak orang begok. Kini mereka langsung loncat-loncatan, tepuk tangan, jejeritan, dan mengacau gak keruanan. Pujian gak berenti-berentinya keluar dari mulut para penonton yang abis dikejutkan dengan kemampuan menyenyong mereka bertiga.

“D.O!! KENAPA GAK BILANG KALAU SUARA LU SEBAGUS ITU??”

“Bacon!! Gua gak nyangka kalau elu bisa nyanyi! Gua pikir cuma bisa nyeletuk!”

“Suho-hyung!! Elu udah ganteng, pinter, baik, jago nyanyi, KENAPA SIH LU OKE BANGET JADI ORANG, HYUUNG~!”

“Kalian bertiga keren banget parah, gak boong!! Aha-ahahaha!!”

“AAAH GILA! Lu bertiga kalau ada acara wajib tampil bareng ya! Biar kelas kita menang telak!”

“SEKALIAN SAMA ELU, KAI!! Mereka nyanyi, elu dance!”

“Bener banget tuh!! Bakalan menang deh kita!”

“Gile lu semua kereeennn!!!”

Dan sebagainya, dan sebagainya. D.O gak nyangka kalau reaksi dari sahabat-sahabatnya akan sepositif ini. Terlalu positif malah. Ia emang udah hobi nyanyi dari dulu, cuma sayang, D.O gak pernah punya kesempatan untuk menunjukkannya, bahkan kepada keluarga sendiri.

Suho mah udah pasti menanggapi itu semua dengan kerendahan hati yang luar biasa. Beberapa kali omongan ‘itu bukan apa-apa. Suaraku gak ada apa-apanya dibanding Baekhyun dan D.O’ ditepis oleh Kyuri yang protes kenapa Suho gak nyadar-nyadar kalau suaranya emang mantep. Kai juga merasa terharu karena kemampuan dance-nya masih dibahas. Meskipun dia keliatannya kayak pengen pamer, tapi maksud sebenernya dia milih lagu untuk dance adalah supaya ia bisa kembali melakukan hal yang paling ia cintai itu.

Sementara Baekhyun yang biasanya hobi nyeletuk, kali ini gak bisa apa-apa selain senyam-senyum malu. Selain teman-teman namjanya yang memuji, Nichan, Ara dan Kyuri yang biasanya gak pernah akur sama dia pun ikutan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap suaranya.

Saat mereka keluar tempat karaoke dan juga ketika udah naik angkot pun masih aja topik ‘Kai jago dance’ dan ‘Baekhyun – D.O – Suho suaranya kece’ jadi perbincangan utama.

“Gak sabar gua kepengen cepet-cepet ada kontes bakat atau apa gitu di sekolah kita..” kata Chanyeol. Posisi duduk mereka di angkot kali ini gak berbeda dengan angkot tadi pagi.

Ara mengangguk cepat. “Sama! Pokoknya kita harus bikin satu sekolah tau kalau Bacon, D.O sama Suho-oppa bisa nyanyi. Dan Kai harus jadi dance pengiring mereka!”

Dibilang begitu, Baekhyun pun langsung garuk-garuk pipi. “Hehehe.. Pada bisa aja nih..”

“Eh! Aku ada ide bagus! Kan Tao juga bisa wushu, nah…gabungin aja tuh semuanya! Paling nanti Kai bisa ajarin Tao sedikit gerakan dance, kan Tao udah lentur ini badannya!”

Saran Sehun langsung diaminin sama yang lainnya.

“SETUJUUU!!!” Teriak Nichan, Ara, Kyuri dan Chanyeol. Tao pun langsung tersipu malu.

Setelah teriak, Kyuri pun menyadari ada yang aneh.

“Hoi, Daeri! Kok daritadi diem aja sih?”

Sepuluh pasang mata langsung tertuju pada Daeri, membuat anaknya gelagapan tapi tetep (sok) tenang.

“Hah? Oh.. Soalnya aku laper. Hehe..”

Cengiran Daeri yang lebar itu bikin Caur Bersaudara beserta Kyuri langsung nyorakin dia.

“Wooo! Pantesan lu diem aja! Eh tapi bener sih perut gua udah mulai krucuk-krucuk nih..” Chanyeol ngelus-ngelus perut ratanya.

Kai manggut-manggut sebelum menoleh ke Sehun. “Sama, kita juga..”

Lalu muncullah Nichan dengan idenya. “Abis ini kita makan di kantin aja?? Toh kita masih punya satu pelajaran lagi yang bisa kita ikutin, jadi abis makan kita bisa langsung ke kelas.. Kan lumayan, gak bolos seharian juga?”

Lagi-lagi para Caur Bersaudara plus dua mentor rame-rame berteriak “SETUJUUUU….!!!”

Kemudian suasana angkot kembali heboh ketika obrolan mereka bersepuluh gak berenti-berenti. Bersepuluh? Ya, bersepuluh. Minus Daeri.

Tanpa yang lain sadari, udah dari di ruang karaoke tadi Daeri terdiam membisu, sejak lagu terakhir dinyanyikan oleh tiga temannya. Mungkin karena semuanya masih dikagetkan dengan bakat-bakat luar biasa yang baru aja diperlihatkan tadi.

Ia merenung. Tidak, lebih tepatnya terpikirkan sesuatu. Jantungnya berdegup kencang, sekencang genderang mau perang. Tangannya terkepal keras, menandakan bahwa ia sedang bersikeras melawan sesuatu yang sedaritadi mengganggu pikiran, dan hatinya.

Beruntung teman-temannya masih sibuk ngobrol, jadi mereka gak melihat sebersit warna merah muda di kedua pipi Daeri. Kalau memungkinkan, jantungnya yang emang udah dag-dig-dug-der dengan gak nyantai semakin berdetak cepat. Otaknya terus mengulang satu kata. Hanya satu. Tapi cukup membuat Daeri merasa seperti yang saat ini ia rasa.

Satu kata. Atau lebih tepatnya lagi satu nama.

Baekhyun…..



I Love You My Clover (Part 1)

$
0
0

Author : CPark
Tittle : I Love You My Clover (Part 1)
Cast : Park Chan Yeol EXO
Kang Ji Young Kara
Byun Baek Hyun EXO
PG : 15
Genre : Romantic,Sad
Chapter : series

Annyeong readers kembali lagi dengan author kece Cpark haha setelah ngepublish ketika exo menjadi koplak ke pasaran dan ternyata reaksi nya bagus diluar yang dibayangkan author jadi semangat ngebuat ff bertitle EXO FF ini terinspirasi dari Couple RP author Kang Jiyoung (ketahuan kalau author TG #PLAK) hahaha

Happy read,keep comment,keripik,dan lain-lain

Saran dan masukkan? Mention di  @tata920918 gamsha! ^^

Ji Young Pov*

Apakah kalian tahu mengenai bunga clover? Bunga clover yang bisa mengabulkan keinginan seseorang yang memiliki hati tulus..aku sudah menemukan bungaa cloverrku..yang mengajarkanku arti sebuah pengorbanan dan cinta..

Author Pov*

“Aishh..jinja!” ucap Ji young sambil menempelkan hansaplast kepada Chan Yeol

“Apphoo..apphayoo young ahh” Chan yeol berusaha menyingkirkan tangan young

“Appho? Ucapku sambil menekan hansaplast di kepala chan yeoll “Ja!” Teriak Chan yeol “aphoo” Aku hanya tertawa melihat tingkahnya..Dia Park Chan Yeol teman dekatku,tetanggaku..aku menyukai seluruh sifatnya..sifatnya yang manja..keras kepala..yang lembut dan perhatian kepadaku
“Bisa berdiri?” Aku membantunya berdiri “Gomawo” Balas Chan yeol sambil tersenyum
Senyum itu senyumm yang membuatku mencintainya walaupun aku tahu dia tidak mencintaiku..

“Young ahh ,sebaiknya kita pulang” Ucap chan yeol sambil jalan mendahului Ji Young
“Ahh..ja!! Changkaman” Balasku sambil berlari mengejarnya

Author Pov*

“Young ah” Panggil Chan yeol sambil melirik Ji Young
“Wae?” Jawab Ji Young
“Kau tahu bunga clover?”
“Bunga semanggi?”
“Ne,kau tahu makna dari bunga clover?”
“Molla” Jawab Ji Young sambil mengangkat kedua bahunya
“Hhaha sudah kuduga” ucap Chan Yeol mengacak-acak rambutnya
“Ja! My hair!” Balas Ji Young dengan memanyunkan bibirnya
“Aigoo,,nyonya park” Chan yeol hanya tersenyum melihat tingkah laku ji young
Ji young yang mendengar itu langsung terdiam dan menatap Chan yeol
“Wae?”
“A..anni..keunde kau bilang apa tadi? Nyonya Park?” Tanya Ji young penuh selidik
Chan Yeol yang mendengar itu langsung memalingkan muka
“Kau salah dengar” Ucap Chan yeol sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Ohh..ne?” Ji young yang mendengar itu langsung mendundukkan kepalanya
“Kau tahu bunga clover menjadi bunga pengabul keinginan seseorang,walaupun dia tahu jika dia mengabulkan permintaan seseorang tersebut dia akan langsung mati tapi dia tetap mengabulkan permintaan orang tersebut” Chan yeol berusaha memalingkan pembicaraan
“Jinja? Kenapa bunga itu bodoh sekali?” Chan Yeol Hanya tertawa mendengar itu semua,kebiasaan Ji Young yang selalu to do point itu yang membuatnya menyukai Ji Young
“Wae? Apa itu kelihatan bodoh? Hhaha”
“Ne,bungaa itu bodoh kenapa dia mau menukar nyawanya demi seseorang yang tidak dikenalnya?”
“Molla,hhaha tapi..suatu aku akan menjadi clover untuk seseorang yang aku cintai” Ucap Chan Yeol sambil tersenyum
“Tes..tes..tes” Ji Young yang mendengar hal itu meneteskan air matanya
“Wae? Ja,ujhima!” Ujar Chan Yeol sambil menghapus air mata Ji Young,Chan Yeol Langsung menarik Ji Young kepelukannya
“Ja,ujhima kau sudah jelek tidakkah kau berfikir jika kau menangis kau akan bertambah jelek?” Chan Yeol mengelus kepala Ji Young dengan Kasih sayang
“Yeol..ahh Saranghae” Ucap Ji Young sambil terisak
“DEG” Chan Yeol terdiam mendengar pengakuan Ji Young
“Yeol ahh..saranghae” Ji Young mempererat pelukannya
Chan Yeol langsung melepas pelukannya
“Kaja sebaiknya kita pulang” Ucap Chan Yeol sambil mendahului Ji Young
“Ja!! Park Chan Yeol!! Ji young melempar Tasnya tepat ke kepala Chan Yeol “DUG” “apphoo” ucap Chan Yeol sambil mengelus-elus kepalanya”
Napeun Namja!! Sampai kapan kau akan pura-pura tidak tahu dengan perasaanku” Jawab Ji Young terisak

Chan Yeol merasakan kepalanya pusing,kepalanya terasa berat “Aku mohon jangan sekarang” ucap chan yeol dalam hati
Chan Yeol berbalik dan berjalan mendekati Ji Young
“Wae?? Kenapa kau kembali? Kau mau memukul..?” Ucapan Ji Young terpotong karena Chan Yeol membungkam Bibirnya dengan bibir Chan Yeol
“Ehmm..” Ucap Chan Yeol sambil menarik tengkuk Ji Young
“Ehhmmmm..” Ji Young langsung refleks memeluk Chan Yeol
Chan Yeol berusaha membuka mulut young dengan bibirnya dengan menjilat mulut Ji Young
Ji Young yang langsung membuka bibirnya
“Ehhhmm..ahhh” Ucap Ji Young tertahan
Mereka bertukar saliva dan berciuman cukup lama
Chan Yeol melepaskan ciumannya setelah mereka berdua sama-sama kehabisan nafas
“Hahh..hahh” Ucap Ji Young sambil menutup bibirnya dengan tangan
“Kaja,kita pulang” Ucap Chan Yeol sambil memegang tangan  Ji young
“Ehmm” Jawab Ji Young sambil menunduk

Park Chan Yeol Pov*

“Aku pulang” Ucapku begitu sampai rumah
“Oh,kau sudah pulang” Jawab eomma chan yeol dari dapur
“Sehun odiga?”
“Dia  di kamar”

“Eomma,aku ke kamar dulu” Teriakku sambil menaiki tangga

Begitu sampai ke kamar aku langsung menghempaskan diriku di atas kasur

“Hahh..kenapa aku melakukan itu?” Ucapkku sambil melihat langit-langit kamarku yang didominasi warna putih itu.
“Tok..Tok..Tok”
“Masuk” Teriakku
“Hyung,pinjam kamusmu” Ucap Sehun
“Ambil saja di rak” jawabku sambil menarik selimut
“Ne,gomawo hyung”
“Pintunya jangan lupa ditutup” Teriakku
“Arasho” jawab Sehun

Aku terdiam memikirkan hal yang kulakukan tadi bersama ji young aku tersenyum setelah menciumnya,”Ji young ahh apakah ciuman memang semanis ini?” Ucapku sambil tersenyum apakah jika aku melakukannya dengan gadis lain aku akan merasakannya hal yang sama? Aku rasa tidak..”Arghhh” ucapku sambil memegang kepalaku penyakit ini membawaku kepada kenyataan yang ada aku tidak bisa bersamanya selamanya..aku tidak bisa melindunginya..aku takut terlalu melihatnya menangis..aku terlalu takut menyakitinya..nan jinjha napuen namja

Kang Ji Young Pov*

“Young ahh waeyo?” Ucap eomma young
Sambil mencuci sayur
“Ne? A..a..anni eomma” Ji Young kembali memotong sayur
“Jinja?” Tanya eomma young
“Ne,eomma” balas young sambil tersenyum
“wae? Kenpa dia melakukan hal itu kepadaku?” Ucap ji young dalam hati
Mrs.kang yang melihat putrinya tersebut merasakan ada hal yang aneh dengan puterinya
“Young ah,kau mencintai chan yeol?”
“Ne..ne?” Jawabku terbata-bata
“Annia,lanjutkan saja acara memotongnya” jawab mrs.kang sambil tersenyum
Ji Young yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum..ya hanya bisa tersenyum..bukan karena dia tidak mencintai Chan Yeol hanya saja..Dia tidak tahu apakah Chan Yeol mencintainya..

Author Pov*

@Shinwa Scholl
At 7 AM
Terlihat murid-murid sma Shinwa sekolah terpandang di korea tersebut sedang lalu lalang di depan kelas,ada yang sedang belajar,bergosip ataupun sedang melakukan hal-hal lain tidak terkecuali kedua sahabat ini Chan Yeol dan Baek Hyun. Mereka adalah sahabat dekat,sekelas dan sebangku.

“Mwo?? kau akan mencium Ji young??” Teriak Baekhyun sahabat Chan Yeol
“Ne” jawab chan yeol malas sambil membaca buku
“Wuahhh,,neo jinja daebak” teriak baek hyun sambil bertepuk tangan
“Cih,berisik” chan yeol melempar buku yang ada di tangannya ke muka baek hyun
“Ja! Park..” Ucapan Baek Hyun terputus ketika melihat buku tersebut “Buku ini lagi” Baek Hyun menatap mata Chan yeol dengan pandangan iba.. Chan yeol menatap pandangan Baek Hyun dengan tatapan kosong “wae? Jangan tatap aku begitu,aku tidak akan mati sekarang hhaha” tawa chan yeol miris “Ujhima,kau pasti sembuh” Tatap Baek Hyun. Chan Yeol hanya bisa tersenyum miris mendengar kata-kata baekhyun “Gomawo hyunahhh kekekek” ucap chan yeol sambil mencium pipi baek hyun
“Ja! Park Chan Yeol!!” Teriak Baek Hyun
“Hhaha” tawa chan yeol lepas miris memang mengetahui hidupnya tidak akan lama tetapi dia tidak mau orang-orang disekelilingnya sedih.
“Ayo,kita ke ruang ganti” ucap baek hyun
“Ara,kaja hyunahhh” tawa chan yeol sambil berlari
“Aku akan membunuhmu Park Chan Yeol!!” Teriak Baek Hyun

Park Chan Yeol dan Baek Hyun Berjalan dengan santai menuju taman sekolahnya
“Hyun,temani aku ke toko buku”
“Kapan?”
“Tahun depan -__-”
“Arasho,tahun depan”
“Pletak” pukulan manis mendarat di kepala baek hyun
“Apphoo ja! Park chan yeol aku akan mengadukanmu pada istriku” baek hyun mengelus-elus kepalanya yang sakit
“Laporkan hhaha”. Teriak chan yeol sambil berlari “Hyunahhh..sekk..”
“Kang Ji Young Saranghae” ucap seorang namja
Kata-kata chan yeol terputus ketika mendengar hal tersebut

Kang Ji Young Pov*

Kang Ji Young saranghae..
Aku hanya bisa terdiam mendengar ini semua..pertama kalinya seseorang menyatakan cinta kepadaku
“A..akuu..akuu” aku memalingkan tatapan mataku dari gikwang sunbae dan melihat park chan yeol orang yang aku cintai sedang melihatku. Chan Yeol menatapku dengan tatapan kosong dan berjalan meninggalkanku dan gikwang sunbae
“Ja! Park chan yeol wa..” Baek hyun menoleh ke depan dan melihat ji young dan gikwang sedang berdua “ahh..mianhae silahkan di lanjutkan” Baek hyun berlari mengejar chan yeol
“Ji young ahh,bagaimana? Kau mau menjadi yeoja chinguku?”
Aku hanya bisa terdiam melihat dia “Sunbae mianhae” ucapku sambil menunduk..tanpa berfikir panjang aku berlari mengejar chan yeol

Park Chan Yeol Pov*

“Kang Ji Young Saranghae”
“DEG”
aku hanya bisa terdiam mendengar itu semua,dia menatapku ya ji young menatapku dengan terkejut..aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan kosong. Aku memutuskan untuk pergi dari sini.
“Ja! Park Chan yeol Changkaman!!” Teriak baek hyun terengah-engah sambil menarik nafas
“Hyun,apakah mencintai orang akan sesakit ini?” Tanyaku sambil menatap langit mendung itu dengan tatapan kosong.
“Mwo? Yeol ahh..jangan-jangan kau..”
“Anni,aku butuh waktu sendiri hyun” jawabku sambil tersenyum
Baekhyun terdiam menatap chan yeol dia mengerti jika sekarang chan yeol membutuhkan waktu sendiri “Ne, Arasho aku pergi” ucap baekhyun sambil menjauh dariku
“Gomawo hyun” ucapku sambil tersenyum.

Aku melihat sekelilingku dan berjalan mendekati sebuah bangku di bawah pohon sakura disini tempatku pertama kali bertemu dengan ji young.

Flashback*

Park Chan Yeol Pov*

Musim gugur,musim yang kusukai. aku menyukai angin-angin yang sejuk dan daun-daun yang berjatuhan. Aku melihat sebuah pohon sakura,agak aneh memang setahuku do korea jarang terdapat pohon sakura. Aku memutuskan untuk mendekati pohon tersebut dan duduk di bangku itu “angin” ucapku menutup mataku sambil merasakan deliran angin

“Apa yang kau lakukan?” Ucap Ji Young kepada chan yeol
Chan Yeol yang merasa terganggu langsung membuka matanya dan terpaku dengan sosok yeoja didepannya
“Itu bukan urusanmu”
“mwoya? Aku hanya bertanya” jawab ji young sambil duduk disamping chan yeol. “Aku menyukai musim gugur,musim gugur membuatku tenang,aku benar-benar menyukai musim gugur” ucap ji young sambil tersenyum.
Yeoja aneh,aku tidak bertanya dia malah menjawabnya -_-”
“Kau menyukai musim gugur?” Tanya ji young
“Ne,neomu choaesho” jawabku sambil tersenyum menatap langit “musim gugur membuatku tenang,dan membuatku dapat sejenak melupakan segala hal”
“Jinja? Nado” jawab ji young sambil tersenyum.
Aku menatapnya,senyumannya senyuman yang mampu membuatku terpaku
“Wae? Ada yang aneh dengan wajahku?”
“A..anni” jawabku sambil mengalihkan pandangan mataku
“Kang Ji young” Ji young mengulurkan tanganya kepada chan yeol
Aku menatapnya sejenak dan memutuskan untuk berdiri
“Ja,odiga?!”  Teriak ji young
Aku tidak memperdulikannya dan terus berjalan hingga..
“Buaghh” aku merasakan sesuatu yang berat melayang ke kepalaku “Apphoo!!” Teriakku aku menolehkan kepalaku kebelakang dan melihatnya sedang tertawa lepas
“Hhahahaha wekk” dy tertawa lepas melihatku kesakitan T_T
“Ja!” Teriakku sambil mengelus-elus kepalaku yang sakit
“Siapa namamu?” Ucap ji young
” Untuk apa aku memberitahumu!” Teriakku sambil menatapnya tajam
“Kau harus memberitahuku!” Teriak ji young sambil berjalan mendekatiku
“Duaghh” ji young terjatuh akibat tersandung batu -_-” ini yang disebut hukum karma
“Apphoo” ucapnya sambil meniup dengkulnya
“Hahh” aku menghela nafas dan berjalan mendekatinya
“Gwechana?”
“Menurutmu?! Apphoo..hiks..hiks”
“Aishh” aku jongkok dan menghadap didepannya “mwoya?”
“Naik” ucapku sambil menyodorkan punggungku
“gwenchana” jawab ji young sambil meniup-niup dengkulnya”
“Kau ingin tahu namaku kan?”
“Ne”
“Naik” teriakku
“Arasho” ucapnya sambil naik ke punggungku
Aku berjalan sambil menggendongnya
“Kau berat”
“Ja!!” jawabnya sambil memukul punggungku
“Ja,appho” teriakku sambil menoleh kebelakang.
Jarak diantara kami sangat dekat,aku dapat melihat wajahnya dengan jelas
“Wae? Kau terpesona denganku?” Ucapku sambil mengalihkan wajahku darinya
“A..annia!” Jawabnya
“Park Chan Yeol”
“Ne?”
“itu namaku” ucapku sambil tersenyum.
“Gomawo Chan Yeol Shii”
“Chonma” jawabku sambil tersenyum
Itulah awalku bertemu dengan ji young aku tidak tahu pasti bagaimana reaksinya,tapi aku rasa dia tersenyum di punggungku..

Flashback end*

Park Chan Yeol Pov*

“Chan Yeol ahh!!” Teriak Ji young
Aku menoleh menatap ji young “wae?” Ucapku dingin
“Kau salah paham,aku sudah menolak gikwang sunbae” jawab ji young dengan mata berkaca-kaca “itu bukan urusanku” ucapku sambil berjalan meninggalkannya
“Yeol ahh” ji young berlari dan memelukku
“Aku benar-benar tidak memiliki hubungan apa-apa dengan gikwang jinja percayalah padaku” ucapnya terisak.
Dia menangis ya ji young menangis dan ini semua gara-garaku. Aku mebalikkan tubuhku dan menatapnya “Kang Ji Young mulai sekarang apa pun yang terjadi denganmu itu bukan urusanku” ucapku sambil menahan airmataku “Yeol..nan..jeongmal sarangheo” jawabnya terisak “DEG” Penyakit ini lagi,aku memegang kepalaku menahan sakit. “Neo ka! Jangan pernah temui aku lagi!” Teriakku sambil memegang kepalaku “aku membencimu” ucapku sambil membalik badanku dari hadapannya “Yeol ah,a..aku tahu kau tidak mencintaiku..tapi a..aku mohon jangan membenciku” ucap Ji young sambil menangis.
Aku pergi meninggalkannya “mianhae ji young ahh” ucapku pelan
“Tess..tess” air mataku turun membasahi pipiku..mianhae ji young suatu saat kau pasti akan mengerti..

To Be Continue..


Don’t Leave Me (Chapter 1 of 2)

$
0
0

Don't Leave Me..

Title                 : Don’t Leave Me

Author             : Lee yeojin (@dewiiezers)

Cast                 : Kim Jong In a.ka Kai (EXO-K)

Jung Hyemi (OC)

Jung Yonghwa (CN.Blue)

Choi Hee Jin (OC)

Genre              : Romance, School, Life

Rating             : 13/14/15

Disclaimer       : Semua cerita yang terdapat dalam FF ini hanya fiksi belaka yang muncul tiba-tiba dan saya tuangkan dalam sebuah kertas tanpa nama. *emang ada kertas tanpa nama? -_-“ XD Don’t silence reader! Leave your comment!! *Thanks for admin yang udah posting FF saya yang kesekian kalinya* J :*

Sumaries:

Akankah waktu dapat berhenti berputar?

Sungguh aku sangat mencintaimu

Sungguh ini melebihi apapun..

Bisakah aku berhenti pada tahap ini

Aku sungguh tidak ingin kehilanganmu..

Apa kau tahu? Apa kau menyadarinya? Apa kau dapat merasakannya?

***

Berjalan beriringan denganya memberikan sensasi tersendiri bagiku, belum lagi saat kulit kami bersentuhan saat dia menggandeng tanganku semua itu sulit diartikan.Perasaan bahagailah yang yang selalu datang.Melihat senyumnya untukku itu membuatku semakin mencintainya.

Ya dia adalah namjachingu ku Kim jong in atau yang lebih sering di panggil dengan Kai.Selama satu tahun ini kami berpacaran. Entah apa yang membuatnya menginginkanku menjadi yeojachingunya. Sampai sekarang aku sendiri juga tidak mengerti.Tapi bolehkah aku jujur?Aku sungguh sungguh mencintainya.

Saat mengenalnya lebih jauh aku baru tahu dia bukanlah namja dingin seperti yang murid satu sekolahan katakan.Dia begitu hangat walaupun dia terlalu cuek. Maksudku dia bukanlah tipe orang yang akan memperdulikan hal-hal sepele tapi dia juga tidak menutup mata pada hal-hal disekitarnya.

Seperti sekarang kami berjalan beriringan sambil bergandeng tangan menuju ke halte bis dekat sekolah kami. Kami memang selalu pulang bersama tapi hanya sampai di tiga halte berikutnya karena aku harus turun dan dia akan turun dihalte selanjutnya untuk pergi latihan.

Ya kai memang sangat menyukai dance.Dia benar-benar hebat jika sedang menari, terkadang aku juga sering menemaninya berlatih.

“Kau menemaniku hari ini?” tanyanya nya padaku

“Aku akan datang nanti.” Jawabku tersenyum

“Perlu ku antar?” tanyanya lembut

“Aniyeo. Kau kan harus latihan. Tenang saja nanti aku akan datang.” Jawaku meyakinkannya

Diapun hanya mengangguk dan mengerti.Aku pun harus berpisah dengan kai karena aku harus turun untuk pulang.

Sesampainya dirumah aku berganti pakaian dan aku ingin membuat makanan untuknya.Aku masuk kedapurdan mulai membuat makanan kesukaannya.Aku memang selalu memabawakannya makanan saat dia sedang latihan. Bukan hanya saat latihan aku juga hamper setiap hari membawa bekal makan siang kesekolah hanya untuk makan kami berdua.

Suara musik terdengar mengalun keras.Aku tahu dia masih latihan.Aku sengaja masuk pelan-pelan karena tidak ingin mengganggu latihannya.Aku duduk di sofa yang ada disudut ruangan.Melihatnya saat sedang menari benar-benar membuatku tidak bisa berkedip.Setiap gerakan yang dia lakukan bagaikan sebuah keindahan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Gerakannya terhenti kemudian musik pun berhenti.Kai berbalik dan berjalan kearahku dia tersenyum saat aku mmeberikan handuk padanya.

“Kau datang?”

“Aku kan sudah janji.” Jawabku

“Kau bawa apa?” tanyanya lagi

Aku mengeluarkan kotak bekal yang aku bawa dan memberikannya padanya.

“Kau ini selalu saja membawakanku makanan.”

“Aku hanya ingin kau makan dengan baik.” Jawabku

“Tapi aku juga tidak ingin kau lelah.” Jawabnya lirih

“Sudahlah.Cepat makan.”

Dia mengangguk dan mulai memakan makanannya.Aku melihatnya makan dengan lahap hanya bisa tersenyum senang.

“Kenapa tersenyum seperti itu?” tanyanya

“Aku senang melihat mu menyukainya.” Jawabku

“Kau juga harus makan.”

Aku makan dengan disuapi oleh kai.Aku tidak salah pilih namja rupanya kai benar-benar sangat perhatian padaku meskipun dia dia mempunyai sifat dingin yang melebih batas ambang kesabara manusia untuk mneghadapinya. Aku bersyukur dengan begitu bukankah dia tidak akan mudah didekati oleh yeoja-yeoja yang selalu memujanya.

Kai adalah namja popular disekolah dia begitu disukai oleh yeoja-yeoja di sekolah kami, tapi sikap dan sifatnya yang dingin tidak mampu membuat semua yeoja itu meluluhkan hatinya. Aku juga heran kenapa aku bias menjadikannya namjachinguku tapi biarkanlah yang terpenting aku sangat mencintainya bukan. Aku dan kai tidak bisa sering menghabiskan waktu bersama kami sibuk dengan kegiatan kami masing-masing tapi sebisa mungkin aku akan tetap selalu ada disetiap dia membutuhkanku. Kami tidak seperti pasangan-pasangan yang lain yang selalu bersikap romantis satu sama lain, kami lebih cenderung seperti sahabat. Atau apa mungkin dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya? Oh berhentilah berfikiran yang buruk Jung Hye Mi!

“Wae?” Tanya kai

“Ye?”

“Kau melamun.Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya kai lagi

“Aniya.Kai-ah ayo kita pergi ke kedai es krim.” Ajakku

“Mianhae, setelah ini  masih ada tugas yang harus aku selesaikan.” Sesal kai

“Ara.Aku akan pergi sendiri kalau begitu.”Jawab ku dengan senyum tipis menghias dibibir ku.

Inilah yang aku tidak mengerti dari kai dia terkadang tidak pernah mau menemaniku dan itu sedikit membuatku ragu terhadap perasaannya. Hah! Sudahlah mungkin dia memang ada tugas yang harus diselesaikannya. Berhentilah berpikiran yang tidak-tidak hyemi

“Mianhae..” kata kai lirih

“Sudahlah aku kan bisa pergi sendiri.”Jawabku.

“Kau sudah selesai latihan?” tanyaku

“Mmm.” Angguk kai

“Kajja kita pulang.” Ajaku

Setelah kai selesai membereskan barang-barangnya aku dan kai keluar dari tempat latihan itu.kami berpisah dihalte bus aku menyuruhnya untuk naik lebih dulu. Sebenarnya arah pulang rumah kami sama tapi karena aku ingin ke kedai es krim favoriteku jadi kami tidak pulang bersama.

Aku pergi dengan bus selanjutnya.Begitu tiba di kedai es krim aku langsung memesan satu mangkuk besar es krim coklat mint.Entah kenapa hari ini kepalaku selalu berpikiran tentang hal-hal buruk, aku ingin menenangkannya sedikit dengan es krim coklat ini biasanya hal ini paling manjur jika aku sedang seperti ini.

Kai POV*

“Mianhae, setelah ini  masih ada tugas yang harus aku selesaikan.” Lagi.Aku berbohong lagi padanya.Ini sudah kesekian kalinya kau membohonginya kai.Aku tidak kasihan padanya?Tapi kenapa dia selalu menjawabnya dengan ‘Ara.Aku akan pergi sendiri kalau begitu.’Lalu tersenyum.

Apa kau tidak bias benar-benar mencintainya kai? Apa pengaruh seorang Choi hee jin masih terlalu kuat menempel padamu? Ini sudah hapir 2 tahun kau berpisah dengannya dan kau masih belum bisa melupakan bayang-bayangnya dan menyia-nyiakan gadis baik seperti Jung hyemi?kau keterlaluan kim jong in!!

Lalu aku harus bagaimana?Aku memang menyukainya tapi entahlah aku juga tidak mengerti diriku sendiri. Dasar namja bodoh! Kalau seperti ini kau sama saja akan menyakitinya. Lihat saja jika kau menolak ajakannya dia pasti akan tersenyum dan berkata ‘Ara. Gwaenchana’ selalu itu yang dia ucapkan. Kau memang namja brengsek kim jong in!!

Aku bias merasakannya jika ada yang berbeda dengannya hari ini. Sepertinya dia sedang banyak pikiran dia juga banyak melewatkan pertanyaan-pertanyaanku. Dan sedikit banyak aku tahu kenapa dia mengajakku kekedai es krim aku tahu es krim cohoco mint adalah favoritenya atau bisa dibilang obat yang paling ampuh jika dia sedang banyak pikiran seperti saat ini.

Aku melihatnya sedang duduk sendiri dimeja paling sudut kedai itu sambil memakan eskrimnya.Ya, aku mengikutinya memang aku hanya ingin melihatnya dari jauh.Matanya memancarkan kebingungan tapi aku tahu dia berusaha menepis itu semua.Mianhae hyemi-ya aku memang pabbo namja.Tunggu kenapa dia meneteskan air mata?Apa dia sedang menangis? Wae? Tapi dia segera menyekanya mungkin hyemi tidak ingin oranglain melihatnya sedang meneteskan air matanya.

Hyemi POV*

Ehh apa ini? Kenapa air mataku menetes? Ada apa denganku? Tidak biasanya seperti ini. Aku tidak pernah meneteskan air mataku dihadapan orang lain. Jika ingin menangis aku pasti akan mencari tempat yang paling sepi lalu bersembunyi dan baru aku akan menangis. Aku tidak mengeluarkan air mataku dihadapan orang lain bukan karena malu tapi karena aku hanya tidak ingin dianggap lemah oleh semua orang.

Ddrrt ddrrrtt ponselku bergetar.Panggilan masuk dari yonghwa oppa.

“Yeoboseo..aku dikedai es krim. Ani.Aku bisa pulang sendiri.Araseo.”Sambungan terputus.Aku beranjak dari kedai ini menuju halte bus.

Yonghwa oppa bilang appa dan eomma sudah mau berangkat menuju busan.Jadi aku harus segera pulang untuk mengantar mereka.Inilah yang belum aku beritahukan pada kai, orang tuaku memutuska untuk pindah kebusan dan mengurus usaha hotel mereka disana.Aku dan yonghwa oppa dibebaskan memilih untuk ikut bersama mereka atau menetap diseoul.Yonghwa oppa memilih untuk menetap sementara waktu diseoul karena kuliahnya yang sudah memasuki semester terakhir sedangkan aku, aku belum memutuskan untuk ikut atau tetap tinggal.

“Aku pulang.”

“Kau sudah pulang.Di antar oleh kai?” Tanya yonghwa oppa

“Ani.Dia sudah pulang setelah selesai latihan.”

“Ara.Cepat temui appa dan eomma.Aku mau memasukan koper ini dulu ke bagasi.”

“Mmm” aku menghampiri kedua orang tuaku yang sedang duduk di ruang keluarga.Sepertinya mereka menungguku.

“Eomma..” panggilku

“Hyemi-ya..ayo duduk” eomma menyuruhku duduk di tengah-tengah dirinya dan appa.

“Hyemi-ya appa dan eomma memutuskan agar kau menyelesaikan sekolahmu dulu disini dan setelah kau lulus kau bisa menyusul kami kebusan bersama oppamu.” Kata appa

“Mmm ara.”

Setelah mengantar appa dan eomma sampai didepan pintu rumah aku masuk ke kamarku.Rasanya hari ini melelahkan padahal aku tidak melakukan apa-apa.Baru saja aku berbaring pintu kamarku sudah diketuk.

“Masuk” jawabku.Ternyata yonghwa oppa.

“Kau sudah makan?” tanyanya

“Sudah.”Jawabku malas.Yonghwa oppa duduk disamping tempatku berbaring.

“Ada masalah?” ah, inilah yang tidak kumengerti.Yonghwa oppa selalu saja bisa membaca setiap perubahan dari sikapku.

“Ani.” Jawabku

“Malhaebwa.Ayo ceritakan padaku.”

“Aniya.Aku baik-baik saja oppa.” Jawabku

“Sepertinya tidak!Apa ada hubungannya dengan kai?” Tanyanya lagi

“Kami baik-baik saja oppa.Aku hanya lelah saja dan ingin tidur.” Jawabku meyakinkan

“Ara.Tidurlah aku tidak akan bertanya lagi.”Yonghwa oppapun menutup pintu kamarku dan tidak lama setelah itu aku sudah terlelap dalam dunia mimpiku.

Kringg kringg

Aarrgghh jam weker menyebalkan! Kenapa dia begitu berisik sepagi ini sih?!Gerutuku.Aku bangun dari tempat tidurku dan membersihkan diriku dikamar mandi setelah selesai dan rapi dengan pakaian sekolahku aku turun kebawah dan kulihat yonghwa oppa sudah duduk disana dengan sepiring roti dan secangkir kopinya.

“Selamat pagi..” ucapku

“Pagi..”

“Aku sudah menyiapkan bekal untukmu dan sepertinya pangeranmu sudah menunggu didepan.”

“Ehh nugu?” tanyaku

“Siapa lagi kalau bukan kai.” Jawabnya

“Kenapa kau tidak menyuruhnya masuk?”

“Dia bilang ingin menunggu didepan saja.”

“Baiklah. Aku berangkat oppa..anyeong” setelah memberi salam pada yonghwa oppa aku keluar dan benar saja kai sudah menungguku. Tidak biasanya.Dan ini adalah pertama kalinya kai menjemputku setelah kami berpacaran.

“Selamat pagi..” ucapku

“Pagi..” jawab kai hangat

“Kenapa tidak menunggu didalam?” tanyaku

“Aku ingin menunggumu disini.Kajja kita berangkat sebelum ketinggalan bus.”

Kai menarik tanganku.Aku masih tidak percaya hari ini kai benar-benar menjemputku. Tuhan..benarkah ini? Tentu saja hyemi pabboya!

Saat jam istirahat aku menghampiri kai yang tengah duduk sendiri di taman sekolah. Mata kai terpejam dengan earphone yang mengganjal di telinganya.Aku rasa dia tidak sadar jika sekarang aku sedang duduk disampingnya.Aku memejamkan mataku juga untuk menikmati angin sejuk yang berhembus.

Author POV*

Kai yang sadar jika disampingnya ada seseorang segera membuka matanya.Dia tersenyum mendapati yeoja yang berada disampingnya sedang duduk sambil memejamkan matanya.Tanpa diduga kai mencium pipi gadis itu.lalu setelah itu dia kembali memejamkan matanya dengan senyum mengembang.

Hyemi yang kaget karena ada yang mencium pipinya langsung membuka matanya dan dia mendapati kai sedang memejamkan mata dengan senyum mengembang.

“Nappeun!” hyemi mencubit lengan kai.Kai tetawa kecil dan membuka matanya.

“Sudah makan siang?” Tanya kai

Hyemi menggeleng sebagai jawaban.

“Kajja kita makan aku tidak ingin kau sakit, nanti siapa yang akan membawakan makanan untukku jika kau sakit?” gurau kai

“Yak!” hyemi memukul lengan kai lagi.

“Kau bawa bekal?”

“Mmm, yonghwa oppa yang membuatnya.Kau mau?” Tanya hyemi

“Jika kau menyuapiku.” Jawab kai

“Sirheo!”

“Kalau begitu aku tidak mau.” Jawab kai dengan memajukan sedikit bibirnya

“Hah, ara aku suapi.” Jawab hyemi menyerah.

Hyemi benar-benar merasa aneh dengan sikap kai hari ini, tidak biasanya namja bermanja-manja pada dirinya.Tapi hyemi senang karena itu artinya kai benar-benar mencintainya.

“Wae nal bwa? (kenapa menatapku?) apa karena aku tampan, hmm?” Tanya kai dengan percaya dirinya

“Percaya diri.”Hyemi terkekeh.Kai hanya tertawa kecil.

Akhirnya mereka berdua memakan bekal yang dibawa hyemi bersama.Kai tersenyum melihat hyemi menikmati suasana sekarang ini.

“Kau mau menemaniku latihan nanti?” Tanya kai

“Ne, tapi aku harus pulang dulu.”

“Aku antar.” Jawab kai

“Kau akan terlambat berlatih nanti.” Jawab hyemi

“Ara, kalau begitu bawakan aku kue beras.”

“Baiklah, akan aku bawakan.”

Seperti biasa hyemi dan kai berpisah didalam bus karena hyemi harus turun lebih dulu.

Kai POV*

Aku rasa ini adalah hal yang benar yang seharusnya aku lakukan sejak dulu.Melihat senyumnya hari ini benar-benar membuatku bahagia. Ya sepertinya membuka hatiku untuk hyemi dan melupakan hee jin adalah hal yang sangat tepat. ‘hyemi-ya aku berjanji tidak akan menyakitimu’ batinku. Ah, tidak sabar menunggunya datang saat aku latihan nanti, dan tentu saja memakan semua makanan yang dibuatnya.

Aku turun di halte berikutnya.Setelah berganti pakaian aku menyalakan music dan mulai menari. Menari adalah sebagian dari hidupku dan satu-satunya orangyang selalu mendungku meari adalah choi hee jin tapi itu dulu sebelum dia meninggalkanku dan setelah itu hyemi menggantikan posisinya.

Jujur dulu saat baru mnegenal hyemi aku langsung mneyukainya karena sifatnya yang sedikit mirip dengan hee jin. Hee jin dan hyemi sama-sama perhatian padaku dan mendukungku dalam menari tapi lama-kelamaan aku bisa membedakan mereka berdua. Hyemi berbeda sekali dengan hee jin. Dulu saat menangis hee jin akan mencariku dan menangis dalam peukanku sedangkan hyemi dia tidak pernah menunjukan air matanya didepanku. Saat hyemi bersedihpun dia akan bilang baik-baik saja padaku. Entahlah aku juga tidak mengerti tapi pernah sekali aku menanyakannya pada yonghwa hyung dia bilang hyemi memang tidak pernah menangis didepan orang tua mereka bahkan jika memiliki masalah pun dia akan tersenyum dan mengatakan dia baik-baik saja. Yonghwa hyung juga mengatakan hyemi hanya tidak ingin terlihat lemah oleh orang-orang yang berada disekitarnya, makanya saat dia memnangis dia akan mencari tempat yang paing sepi dan menyembunyikan dirinya barulah dia bisa menangis. Tapi biar bagaimanapun dia tetap yeoja yang baik dan aku baru sadar jika aku sangat mencintainya dan tidak ingin  kehilangannya.

Author POV*

Kai masih asik berlatih tanpa dia sadari seseorang telah berada dibelakangnya dan memperhatikannya yang sedang berlatih.

Hyemi baru saja memasuki gedung 5 tingkat dimana kai biasa berlatih. Dia tidak sabar untuk memakan semua makanan yang ia bawa bersama namjachingunya. Hyemi memang sengaja memasak makanan kesukaan kai karena hyemi senang dengan perubahan kai hari ini.Tapi ada yang aneh begitu tiba didepan ruangan yang biasa dipakai kai untuk berlatih.Tidak ada suara musik yang berdentum keras seperti biasanya.Apa kai sedang beristirahat? Batinnya.Hyemi membuka pintu dan langkahnya terhenti saat dia melihat namjanya sedang berciuman denga seorang yeoja.

Kai yang sadar bahwa ada seseorang yang baru saja membuka pintu melihat kearah pintu dan dia terkejut mendapati hyemi berdiri disana diam dengan wajah yang sulit diartikan dan kai sadar bahwa perbuatannya kali ini sudah benar-benar melewati batas.

“Mi mi mianhae..aku tidak tahu jika kalian sedang.. aku datang untuk mengantarkan makanan, a a aku harus pergi. Annyeong.”Hyemi segera pergi meninggalkan ruangan itu.

Kai hanya diam mematung melihat hyemi pergi begitu saja.Tatapan mata hyemi yang membuatnya seperti itu, kai bisa melihatnya kalau hyemi sangat tersakiti. Padahal tadi baru saja ia berjanji tidak akan menyakiti hyemi lagi tapi sekarang dia melakukannya lagi, menyakiti hati gadis itu lebih dalam.

“Nuguya?” Tanya yeoja yang berada dihadapannya

“…..”

“Jong in-ah siapa tadi?Apa dia yeojachingumu?” Tanya gadis itu lagi

“Ne” jawab kai lirih.Dan gadis itu hanya ber oh saja.

“Hee jin-ah aku harus pergi.” Kai baru saja melangkahkan kakinya tapi tangan hee jin sudah berada di pinggang kai memelukknya erat.

“Jebal gajima..apa kau tidak merindukanku? Kau tahu aku kembali hanya untukmu.Aku tidak bisa hidup tanpamu kai.” Kai berusaha melepaskan tangan hee jin tapi hee jin malah semakin mengeratkan pelukannya.

“Hee jin-ah..

“Jong in-ah saranghae” kai yang sejak tadi berusaha melepaskan tangan hee jin dari pinggangnya berhenti begitu mendengar heejin mengatakan saranghae.

“Hee jin-ah kita sudah berakhir.” Kini kai berbalik dan saling berhadapan dengan hee jin. Air mata hee jin menetes begitu kai mengatakan jika mereka sudah berakhir. Yeoja itu tahu betul bahwa sampai kapanpun namja itu tidak akan pernah bisa melupakannya karena hee jin tahu bagaimana kai. Hee jin sangat mengenal kai. Kai yang tidak tega melihat hee jin menangis menarik gadis itu kedlaam pelukannya.

“Uljima..jebal” kata kai parau. Kai tahu betul dia tidak bisa melihat gadis dihadapanya memangis. Hatinya begitu sakit jika melihat hee jin menangis, tapi bagaimana dnegan hyemi? Baiklah setelah ini aku akan langsung kerumah hyemi, batin kai

Hyemi POV*

Apa ini? Kenapa semuanya begitu cepat terjadi? Bukankah tadi siang kai baru saja berubah tapi..ya tuhan, bukankah itu tadi hee jin? ‘Kai-ah ternyata kau masih sangat mencintainya.Ternyata usahaku selama ini hanya sia-sia, kau memang tidak pernah bisa melupakannya.’

Tes.Tidak terasa air mataku menetes. Hah! Aku harus segera ke kedai es krim untuk mendinginkan hati dan pikiranku. Aku memesan dua mangkuk besar choco mint dan seperti biasanya aku juga selalu duduk di sudut kedai ini. Tenangkan pikiranmu hyemi-ah.Bukankah kau tahu kalau sebenarnya kai tidak pernah memiliki perasaan apapun padamu.Hanya saja selama ini kau bersikap egois, selama ini kau selalu menutup mata dan telingamu dari kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang mengatakan bahwa kai hanya mencintai seorang choi hee jin dan kau hanyalah pengisi sementara untuk kai dan mungkin sekarang adalah saatnya bagimu untuk pergi hyemi-ya.

Ya tuhan kenapa saat memikirkan aku harus pergi dari kai membuat dada dan hatiku begitu sakit.Kai-ah tidak bisakah kau melihatku?Sekali saja lihatlah aku dengan hatimu kai-ah. Aku sangat mencintaimu dan menyayangimu tapi..berhentilah berpikir sekarang jung hyemi!! Tenangkan dirimu.

Setelah memakan kedua mangkuk es krim yang tadi kupesan aku segera berajak dari tempat dudukku. Aku rasa aku harus segera pulang jika tidak yonghwa oppa pasti akan mencemaskanku. Saat melewati taman yang tidak jauh dari rumahku aku memutuska untuk duduk disana sebentar. Aku hanya ingin menyendiri sekarang. Da jika aku pulang dengan wajah yang seperti ini yonghwa oppa pasti tidak akan melepaskanku begitu saja. Dia pasti akan mengintrogasiku dulu sampai dia tahu yang sebenarnya.

Langitnya cerah dan dipenuhi bintang bulan juga bersinar terang. Sepertinya mereka semua bahagia sama seperti kai yang bertemu lagi dengan hee jin tapi tidak denganku rasanya pilu melihat kebahagian mereka berdua. Dan langit sepertinya mendukung pertemuan kid an hee jin kembali. Aku merasa seperti orang yang ditertawakan semua orang sekarang. Aku melihat jam taganku dan jam menunjukan sudah pukul 10 malam. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Yonghwa oppa segera menyambutku dengan pertanyaannya begitu aku masuk kedalam rumah.

“Dari mana saja kau?” tanyanya

“Kedai es krim.” Jawabku datar

“Tadi kai datang mencarimu.” Yonghwa oppa sekarang sudah berada disampingku

“…..”

“Kalian bertengkar?” tanyanya lagi

“Jangan berspekulasi yang tidak-tidak oppa.” Jawabku

“Tapi itu benarkan? Baru saja tadi pagi dia bersikap manis tapi sekarang malah seperti ini.” Gumam yonghwa

“Urus urusanmu sendiri oppa jangan mencampuri urusanku.”Kataku dingin.

Aku masuk kekamarku dan membaringkan tubuhku diatas ranjang.Terlalu banyak yang aku lalui hari ini dan semuanya terlalu cepat.Ingatanku kembali mengenang saat aku baru mengenal kai.

Flashback*

Hari itu aku duduk sediriang dibangku taman sambil membaca bukuku, taman tidak begitu ramai saat jam istirahat seperti ini karena semua siswa pasti akan berkumpul dikantin untuk makan siang atau sekedar mengobrol sambil minum bersama teman-teman mereka.

Aku adalah yeoja yang tidak begitu mempunyai banyak teman jadi saat semua orang sibuk bergosip atau sibuk dengan kesibukan mereka aku hanya akan membaca buku atau menikmati angina yang berhembus sambil mendengarkan musik di taman atau di atap gedung sekolah.

Entah kenapa saat itu tiba-tiba saja kai datang dan duduk disebelahku.Aku memang mengenal kai karena kai termasuk dalam jajaran murid popular disekolah sedangkan kai tentu saja dia tidak mengenalku.Aku hanya murid biasa jadi mana mungkin dia mengenalku, tapi tiba-tiba saja kai memanggil namaku dan mengajakku untuk mengobrol.Terkejut.Tentu saja siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba kau dihampiri oleh murid popular disekolahmu.Tapi aku bukan seperti yeoja-yeoja yang sering mengejarnya yangakan berteriak begitu dia lewat dihadapanmu, aku hanya bersikap biasa malah mungkin terlalu datar pada saat itu.

Tidak terasa aku dan kai semakin dekat dan saat itulah kai memnyatakan perasaannya padaku.Sejujurnya aku juga menyukainya tapi aku ragu karena aku tidak ingin hanya dijadikan pelarian olehnya. Aku tahu dia baru saja ditinggalkan hee jin yeojachingunya. Hee jin pergi karena harus ikut dengan orang tuanya pindah ke cina dan dia juga akan dijodohkan. Dan saat hee jin mengatakan kalau dia menerima perjodohan itu dan pergi begitu saja meninggalkan kai, kai seperti orang yang tidak bernyawa. Ruh didalam tubuhnya seakan melayang keluar dan pergi saat hee jin meninggalkannya. Setelah hee jin pergi kai menjadi orang yang lebih dingin dari yang sebelumnya dan dia juga tidak punya samangat untuk meneruskan hidupnya, tapi karena dia impiannyalah yang membuatnya bertahan sampai sekarang. Itulah kenapa dulu aku ragu untuk menerimanya, tapi kai meyakinka ku dan bilang dia akan berusaha melupakan hee jin demi diriku. Kai memang menepatinya dia berusaha melupakan hee jin, tapi aku tau hatinya mneolak untuk melupakan yeoja itu. aku yag sudah tahu sejak awal hanya bisa menutup mata dan telingaku dari sebuah kenyataan yang menyakitkan itu.

Flashback end*

sampai tadi pagi sikapnya berubah padaku dia menjemputku untuk berangkat sekolah bersama dan menjadi lebih perhatian dari yang biasanya. Aku cukup senang dengan perbuatannya hari ini dan kejadian saat di tempatnya latihan tadi muncul, aku hanya tersenyum getir saat mengingatnya.

Ddrrt ddrrt ddrrt.

Aku mengambil ponselku yang tadi aku letakan di meja samping ranjangku ini.Panggilan dari kai. Ini sudah ke dua puluh kalinya dalam waktu 1 jam kai menghubungiku. Dia juga banyak mengiriku pesan dengan mengatakan akan menjelaskan semuanya. Tapi aku mengabaikan semua itu.aku mengabaikan pesannya dan juga panggilan masuk darinya. Aku hanya ingin sendiri sekarang.Aku meletakan kembali ponselku di meja samping ranjang dan kembali membaringkan tubuhku.Aku memijat keningku karena merasa sedikit pusing aku memutuskan untuk memejamkan mataku dan tidur.

Author POV*

Yonghwa masuk kekamar adiknya untuk melihat keadaannya.Dia tahu betul jika adiknya sednag ada masalah dengan namjachingunya.Yonghwa membenarkan letak selimut hyemi yonghwa baru menyadari jika adiknya demam.

“Tck, anak ini kenapa diam saja jika demam?” gumam yonghwa.

Yonghwa keluar dari kamar untuk mengambil air untuk mengompres adiknya.Diakembali dan meletakkan handuk dikening adiknya.

“Kenapa selalu menyendiri saat ada masalah?Dasar bodoh!” gerutu yonghwa.

Dddrrt ddrrt pesan masuk diponsel milik hyemi. Yonghwa langsung mengambilnya dan membaca pesan tersebut yang ternyata dari kai

From: JongKai

Hye-ah mianhae..aku bisa menjelaskannya.

‘Ada apa dengan mereka?’ batin yonghwa.Yonghwa pun membaca semua pesan masuk yang dikirmkan oleh kai. Saat membacanya dia ingin sekali marah dan meninju wajah kai sekrang juga tapi dia tahu yeodongsangya pasti tidak akan menyukai itu. biar bagaimanapun yonghwa sangat menyayangi adiknya satu-satunya itu. tapi dia lebih memutuskan untuk membiarkannya saja, dia hanya akan membantu jika hyemi memintanya.

“Dua orang yang sama-sama bodoh!Tapi yang satu terlalu bodoh untuk menyadari pasangannya yang sangat-sangat bodoh, cih dasar anak-anak” cibir yonghwa.

Keesokan harinya kai mencari hyemi disekolah, kai sudah mencari hyemi ketaman dan atap sekolah tapi dia tidak menemukannya seharian ini, kai juga sudah ke perpustakaa untuk mencari yeojachingunya itu tapi tetap saja dia tidak menemukannya.

Saat di koridor dekat kelas hyemi kai bertemu dengan eun ji teman sekelas hyemi yang cukup dekat dengan hyemi.Kai memutuskan untuk bertanya padanya.

“Eun ji-ssi” panggil kai.Yang di panggil pun menoleh.

“Kau memanggilku kai-ssi?” Tanya eun ji

“Ne, emm apa kau melihat hyemi?” Tanya kai

“Apa kau tidak tahu?Hyemi tidak masuk hari ini dia sakit.Oppanya tadi pagi menghubungiku dan memberitahukannya untuk mememintakan izin pada seongsaenim.”

“Sakit? Ah, ara gomawo” kai pergi begitu saja. Dia segera menaiki bus paling cepat dan menuju rumah hyemi, kai merasa bersalah karena hyemi sakit pasti karena dirinya.Begitu sampai dirumah hyemi kai langsung menekan bel pintu rumah tersebut, saying beberapa kali kai menekan bel itu tidak ada satu pun yang keluar dari rumah.

‘apa hyemi dirawat dirumah sakit ya? Lebih baik aku menghubungi yonghwa hyung’ batinnya

‘yeoboseo’ jawab yonghwa diseberang sana

“Yeoboseo..” jawab kai

“Hyung bagaimana keadaan hyemi?Apa dia dirawat dirumah sakit?”

‘aniya. Hyemi hanya demam saja.Dia tidak dirawat dirumah sakit.’ Jawab yonghwa

“Tapi kenapa rumah sepi sekali?Aku sudah menekan bel beberapa kali tapi kau staupun hyemi tidak keluar.” Jawab kai

‘ah,mungkin hyemi sedang tidur dikamarnya. Kai-ah bisakah kau menjaga hyemi sebentar?aku masih berada dikampus untuk menyelesaikan beberapa tugasku.’

“Ne, aku akan menjaganya hyung”

‘Kai-ah aku percaya padamu’sambungan terputus

Kai masuk kedalam setelah mengambil kunci yang diletakan oleh yonghwa dibawah pot tanaman.Kai segera menuju kamar hyemi, kai mmebuka pintu kamar hyemi dan benar saja hyemi sendang tertidur pulas.Kai menghampiri hyemi yang tertidur dan duduk di sebelah hyemi berbaring.Kai memegang keningn hyemi untuk memastikan suhu tubuh yeoja itu.dan suhu tubuhnya masih saja panas.

“Aigoo kenapa suhu tubuhmu panas sekali hye?” kai segera mengompres hyemi.Hyemi yang merasa ada seseorang dikamarnya membuka matanya.Tatapan mata hyemi sayu tapi dia tahu kalau orang yang beradadikamarnya sekarang adalah kai.

“Hye-ah kenapa tidak bilang jika kau sakit?Apa kau sudah makan?” Tanya kai khawatir

“Gwaenchana, aku sudah makan tadi pagi.”Jawab hyemi pelan.Suaranya terdengar tidak seperti biasanya.

“Aku akan membuatkanmu bubur, istirahatlah.”Kai beranjak kedapur untuk membuatkan hyemi bubur.

Tidak lama kai kembali membawa bubur, air mineral dan obat.Kai membantu hyemi untuk bersandar pada kepala ranjangnya.Kai merasa bersalah melihat yeojachingunya terbaring lemah seperti ini itu semua karena dirinya.

“Aku suapi” kai menyuapi hyemi. Ddrrt ddrrt ponsel kai berbunyi pesan masuk dari hee jin. Kai membacanya tapi mengabaikannya baginya yang terpenting saat ini adalah hyemi.Karena perbuatannya hyemi jadi sakit seperti ini.

Ddrrt ddrrt ddrrt kali ini panggilan masuk dari hee jin tapi kai tetapmengabaikannya.

“Angkatlah itu pasti penting” kata hyemi parau

“Ani.Itu tidak penting.” Jawab kai

Ddrrt ddrrt ddrrt

“Kai-ah angkatlah mungkin hee jin membutuhkan bantuanmu.” Ucap hyemi

“…..” kai tetap mengabaikannya

Ddrrt ddrrt ddrrt

“Kai-ah ang..

“SAAT INI KAU LEBIH PENTING JUNG HYEMI!KAU LEBIH PENTING DARI APAPUN!!” teriak kai.Hyemi kaget setengah mati karena kai tidak bersikap seperti ini sebelumnya, dia tidka pernah berteriak pada hyemi sebelumnya.

“Kai-ah mianhae..

“KAU TAHU AKU MENCEMASKANMU! SEHARIAN INI AKU MENCARIMU KESEISI SEKOLAH TAPI KAU TIDAK ADA! DAN SAAT AKU MENDENGAR DARI EUN JI BAHWA KAU SKAIT AKU LANGSUNG DATANG KESINI! JADI SAAT INI KAU LEBIH PENTING DAN JANGAN PIKIRKAN HAL APAPUN!!” bentak kai

“…..” diam. Hyemi benar-benar takut dengan kai yang sekarang. Dan air matanyapun menetes begitu saja tanpa bisa ia kontrol.

Kai yang menyadari kesalahannya mendesah frustasi.Tidak seharusnya dia berteriak dan membentak hyemi.Hyemi sednag sakit sekarang dan itu smeua karena dirinya.Kai menarik hymei kedalam pelukannya.Dia mengusap punggung hymei untuk menenangkan gadis itu.

“Hye-ah mianhae..jeongmal mianhae..” ucap kai frustasi

“…..”

“Aku salah hye-ah mianhae..mianhae hyemia-ya aku memang namja bodoh.” Ucap kai

Hyemi menangis dalam pelukan kai ini adalah pertama kalinya hyemi menangis dalam pelukan namja lain selain oppanya sendiri. Kai bisa merasakan perasaan takut, sakit, dan sedih yang hyemi rasakan. Kai sejujurnya sangat menyesali perbuatannya kemarin saat dia mencium hee jin. Saat itu hee jin tiba-tiba saja muncul dihadapanya disaat dia berjanji pada dirinya akan berubah untuk hyemi. Saat melihat hee jin berada dihadapannya kai segera menarik yeoja itu kedalam pelukannya dan menciumnya kai menyadari pengaruh hee jin belum sepenuhnya hilang pada dirinya dan pada saat hyemi masuk barulah kai sadar kalau apa yang dilakukan saat ini telah menyakiti hati gadis yang selama ini bersamanya dan selalu menemaninya.

Kai hanya bisa memeluk hyemi dan mengatakan kata maaf terus menerus.Ini adalah keslahan terbesar yang pernah dia perbuat. Sejujurnya saat ini kai juga bimbang dengan hatinya, dia berusaha melupakan hee jin tapi hati kecilnyapun tidak dapat memungkiri bahwa dia masih mencintai gadis itu, lalu bagaimana dengan hyemi? Yeoja itu juga selalu tersakiti dengan sikap kai selama ini, seharusnya dulu kai tidak cepat mengambil keputusan dengan menyatakan perasaannya pada hyemi.

“Mianhae jeongmal..” ucap kai lirih untuk kesekian kalinya. Hyemi melepas pelukan kai dia menghapus air matanya dan menatap kai, hyemi mencoba untuk tersenyum tulus tapi dia yakin itu bukan senyum ketulusan melainka senyum getirnya. Mengingat namja yang menjadi namjachingunya kali ini sedang bimbang.Ya hyemi tahu betul jika kai sedang bimbang dengan perasaannya saat ini.

“Geumanhae.Gyesog sagwahaji ma.” (Berhentilah. Jangan meminta maaf terus.)ucap hyemi. Suaranya parau akibat menangis.

“…..” Hyemi tersenyum menatap mata sendu kai. Dia terlalu mengenal kai dia juga tahu segalanya tentang kai jadi dia juga pasti tahu apa yang dirasakan namja itu saat ini. Hyemi tersenyum menenangkan kai.

“Kau tidak salah. Aku tahu segalanya yang ada pada dirimu kai, aku tahu kau membenci sebuah pilihan dan.. Aku tahu saat ini kau bimbang.” Ucap hyemi tenang

“Tenangkan dirimu kai-ah.”

“Ani. Aku tetap saja bersalah hye-ah..” ucap jong in dengan suara bergetar

“Aku terlalu banyak menyakitimu bahkan selama kita bersama aku hanya bisa menyakitimu dengan sikapkul..” air mata kai menetes. Hyemi yang melihatnya tidak percaya jika namja yang berada dihadapannya kini tenga menangis.

“Mianhae hyemi-ya aku sudah menyakitimu begitu dalam, aku..” tiba-tiba saja hyemi mendaratkan bibirnya dibibir kai. Hyemi tahu bahwa kai tidak akan berhenti bicara dan akan terus selalu menyalahkan dirinya itulah kenapa dia lebih memilih membungkam kai dengan sebuah ciuman.

kai terbelalak dengan kelakuan hyemi yang begitu tiba-tiba. Tapi kai hanya diam saja dan memilih menatap manik mata hyemi yang selalu menenangkan baginya.Manik mata hitam milik hyemi memang selalu membuatnya terbius dengan sosok gadisnya saat ini.

Hyemi mulai menggerakan bibirnya dia melumat bibir atas kai dengan lembut dia ingin kai merasakan ketenangan sekarang. Kai mulai membalas lumatan yang diberikan oleh hyemi dan demi apapun kai bersumpah rasa manis dari bibir hyemi yang memabukkan tidak pernah berubah sejak saat dia pertama kali menciumnya.

Hyemi dan kai mulai terbawa suasana mereka tidak hanya sekedar saling melumat sekarang bahkan kai sudah menjelajahi rongga mulut hyemi dengan lidahnya. Mereka berdua terus berpagutan saling meluapkan perasaan masing-masing

“Ngghh..” desah hyemi.

Hyemi memukul dada kai agar melepaskan ciumannya. Tautan bibir mereka berdua terlepas hyemi dan kai sama-sama terengah. Hyemi tersenyum sambil masih mengatur napasnya ini adalah ciuman mereka yang paling lama yang pernah mereka lakukan dan hampir saja mereka berdua keterusan.

“Sudah baikan?” Tanya hyemi.Kai tersenyum tapi tatapan matanya masih saja sendu dan menyiratkan rasa bersalah yang besar.

“Berhenti menatapku seperti itu kim jong in!” kai tersenyum getir

“Hye-ah aku..

“Ssstt.. jangan bicarakan apapun lagi. Aku tidak ingin mendengar apapun saat ini.” Hyemi memotong perkataan kai

“Kau sudah makan?”Tanya hyemi.Kai menggeleng sebagai jawaban.

“Tunggu sebentar, aku ambilkan makanan. Sepertinya yonghwa oppa masih menyimpan makanan.” Hyemi turun dari ranjangnya

“Kau masih sakit.” Kai memegang pergelangan tangan hyemi

“Aku sudah baikan.Kau istirahat dulu aku kebawah sebentar.”

Hyemi pergi kedapur dan kai membaringkan tubuhnya di ranjang hyemi.Matanya tertutup memikirkan semuanya kembali, kepalanya sedikit sakit karena masalah ini.Tidak lama hyemi kembali dengan membawa semangkuk sup, nasi dan beberapa lauk lainnya.

“Makanlah aku tidak ingin kau sakit.” Kata hyemi

Kai POV*

“Makanlah aku tidak ingin kau sakit.” Kata hyemi

Ya tuhan..dia masih saja memperhatikanku. Hye-ah kenapa kau tidak membenciku saja?

Aku mengangguk sebagai jawaban.Hyemi duduk disampingku menemaniku makan, aku bisa melihat wajahnya yang begitu tulus memperhatikanku.

“Gomawo” ucapku disela-sela makan.Hyemi tersenyum sebagai jawaban.

“istirahatlah disini kau terlihat sangat lelah sekali.” Aku mengangguk.

“Aku akan menemanimu disini.” Jawab ku

“Ara. Cepat habiskan dan istirahat.” Jawabnya

Selesai makan aku berbaring disamping hyemi.Menatapnya dalam jarak seekat ini membuatku semakin bingung dengan perasaannku. Aku sadar betul bahwa sedikit banyak aku memang sudah bergantung pada hyemi tapi bagaimana dengan hee jin? Ah molla!!!

“Jangan berpikir terlalu banyak kai-ah, tidurlah..” kata hyemi lembut. Hyemi mengusap lembut rambutku rasanya sangat nyaman sampai aku terlelap.

TBC…


Trouble In You, Kris! (Part 1)

$
0
0

531869_556730701011354_358405228_n

Title : Trouble In You, Kris! (Part 1)

Author :: Muriza a.k.a wu zi chi (@yaegiKris_wu93)

Cast ::

®    Kris Wu (Wu Yi Fan)

®    Cho Yaegi

®    Lay EXO M

®    EXO Member.

Support Cast :: SJ kyuhyun, Yoon Na jin.

Genre :: Comedy, Romance, Brothership

Length :: Chaptered

Rating :: PG 15

Disclaimer : (DI IKUTIN PASTI SERU !!) ini adalah sequel dari  FF ku yang berjudul “KRISYAEGI_BE MY FATE PART 1-7 END” bakal lebih seru kalo chingudeul ikutin dari awal, biar lebih paham gitu :D . Ini FF murni dari imajinasiku,juga terinspirasi dari beberapa drakor yang aku tonton, dan aku masukkan beberapa Fakta seperti kebiasaan Exo member , dll. Aku juga menambah kosakata Korea & mandarin, jadi bisa sekalian belajar juga ne ~ FF ini sudah pernah aku post di Fanpage FB & beberapa Blog. Seperti :

Don’t copy paste without my permission. Plagiat OUT!! Buat admin blog ini NEOMU KAMSAHEYO, ladi lagi sudah mau mempublish hasil karya ku, suskses selalu buat kalian! Happy reading ^o^

Author POV

            Hari ini adalah hari kepulangan EXO M ke Korea, setelah mereka menghadiri salah satu acara menyambut tahun baru di Beijing, China. Mereka kembali untuk menyiapkan comeback mereka bersama EXO K. Tetapi buat Kris, bukan hanya itu alasannya. Setelah yeoja yang bernama Cho Yaegi resmi menjadi kekasih nya, dia bahkan lebih dari sekedar bersemangat jika pulang ke korea, wajah dinginnya seketika berubah ketika melihat yeoja yang ia cintai itu. Walaupun ia tahu masih banyak mereka yang belum merestui .

Author POV END

*****SEOUL, SM BUILDING pukul 10:00 pagi KST*****

“Kita akan rapat bersama Tony Testa, mengenai ComeBack kalian” Hyuk manager menyuruh EXO member berkumpul di SM BUILDING. * Rumor nya ni > Tony Testa adalah choregrafer terkenal chingu & katanya dia bakal jadi choregrafer EXO buat comeback nanti ^_^

“Ye, hyung.. Algeseumida” mereka  menjawab dengan semangat walau masih beberapa dari mereka ada yang tampak kelelahan terutama EXO M.

“kau tidak mengabari yaegi bahwa kau di Korea?” Lay mendekati Kris, mereka harus sangat berhati-hati karena hubungan mereka masih sangat rahasia. Hanya Lay yang baru saja mengetahui.

“Tidak usah, biarkan saja” Kris menjawab singkat.

“Aiishh~ kau aneh sekali” Lay jadi sewot karenanya.

 

 

 

 

oOo Kris POV oOo

            “Chagi.. aku sudah di korea, ayo berjumpa ^^” ah tidak tidak.. nanti dia pasti menertawakan ku.

“Yaegi~a.. aku di Korea, bogoshipo :*” itu bodoh sekali.

“Yak! Cho yaegi ayo bertemu, aku di korea” Aiishh.. itu akan mengingatkannya pada kyuhyun. Ottoekhanya ? (bagaimana ini)  buat mengirimnya pesan singkat saja aku bingung.

DRRT.. DRRTT.. Ponsel ku bergetar. Jantung ku seperti ingin copot ketika aku melihat nama dari si pengirim. Bagaimana dia bisa tahu aku di Korea?

1 New message from : “Nyonya Wu”

Kris~a.. kau  tega sekali.. Lay~ssi yang mengabariku.”

“Aigo.. sama sekali tidak romantis” pikirku.

Tidak usah di balas, nanti saja .. aku akan memarahinya ketika sampai di dorm. Aku masukkan kembali ponsel ku ke dalam saku jaket ku, & kami mengikuti rapat bersama Tony Testa.

oOo Kris POV END oOo

>>>> PONGPYU APARTMENT LANTAI 13

DRRT DRRTT..

1 pesan dari : Lay-ssi

“yaegi~a.. kami sudah di korea, masakkan ddeokboki dengan rasa manis untukku ne ^^”

“Korea? Mereka sudah dikorea? Namja itu tega sekali tidak mengabariku.” Yaegi sempat kesal sesaat. Karena bukan Kris yang mengiriminya pesan.

“Aigo, aku harus buru-buru membereskan Dorm, mereka pasti akan makan malam di Dorm”.

Yaegi segera berbenah dan turun ke Lantai 11 untuk membereskan Dorm EXO.

Beberapa jam kemudian..

“Noona! Uri wasseo!! (kami pulang) “ tidak lain & tidak bukan itu adalah Sehun.

“Eo sehunnie .. aku di dapur” yaegi berteriak dari dapur.

Sehun berlari ke dapur “ Noona.. sudah taukah? EXO M hyungdeul dikorea, jadi malam ini kami semua makan malam dirumah.”

“Khopjongmal (tenang saja/tidak usah khawatir).. aku masak banyak sehunnie” yaegi tersenyum ke arah sehun.

“Mana mereka semua, lamban sekali.. Eo ige.. (ah itu) ddeokboki manis? Chuayo (aku suka) ^_^” Sehun sangat bersemangat.

“URI WASSEO.. (Kami pulang..)” selang beberapa menit suara gaduh terdengar dari pintu depan, itu tanda nya memberdeul sudah lengkap.

D.o langsung melesat ke dapur , dia adalah member yang dekat dengan yaegi setelah sehun & suho.. “Yaegi~ssi.. kau sudah menyiapkan semuanya? Ku pikir kita delivery saja.

“Ne~ sudah.. ije mogosseo animyon (makan dulu, atau..) mandi dulu?” yaegi membawa semua makanan ke meja makan.

“Kami mandi dulu “ chanyeol menjawab dan berlalu ke kamar , begitu juga member lain.

Mencari sosok Kris di dalam gerombolan EXO sangat susah bagi yaegi, karena namja itu sangat dingin dan hanyut oleh keramaian member lain *bahasa apa itu thor? -_-

“Makanan sudah siap, aku kembali ke atas dulu ne~” yaegi berteriak karena mereka semua sedang di kamarnya.

“Ne !!!” beberapa member menjawab.

“Hoooaamm.. aku mengantuk sekali” yaegi membuka pintu dorm dan ingin kembali ke lantai 13, apartemennya.

Tetapi.. ada tangan yang menariknya..

“Neo odika? (kau mau kemana?)”.

Yaegi berbalik ke arah suara itu “ Kris~a..”

“Neo odika cigeum? ( kau mau kemana sekarang), Beginikah kau ketika aku pulang ??” tersirat kekecewaan di wajah tampan namja itu.

“Mianhae.. dari tadi aku mencari  mu.. geundae neo obta (tapi kau tidak ada) -_-“

“Ini dorm, bukan pasar bodoh! Bagaimana bisa kau tidak menemukan ku?” Kris frustasi.

“Tarawa (ikut aku)” Kris menarik tangan yaegi.

“Kris apa yang kau lakukan?”

“Hanya Yin xing yang sudah tau, aku ingin semua member juga mengetahuinya”

“Andwae (tidak bisa)! Hajima ! (jangan sekarang)! Kris jebal.. (aku mohon)” yaegi menahan langkahnya.

“Andwae, Shiro (tidak mau), harus sekarang” Kris memaksanya.

“Hyung! Bwoya neon goya? (sedang apa kau?)” Chen datang dengan handuk di kepalanya seperti orang habis sauna. *coba deh chingudeul liat di acara “Do your best” chen buat handuk di kepalanya lucu banget :D

“Mana semua member? Kita makan malam bersama” kris masih memegang tangan yaegi.

“Lepaskan! Jangan seperti itu, kau ini aneh sekali” yaegi berjengit.

“Hyung.. ayo kita makan.. yaegi-ssi  kau tidak jadi pulang?” baekhyun baru keluar dari kamar nya dengan baju kaos navy blue bergambar bebek.

Yaegi tersenyum aneh ke arah baekhyun, wajahnya sangat panik.

Mereka semua sudah duduk di meja makan..  dan menikmati makan malam mereka..

“yaegi ~ssi,kenapa  kau tidak jadi pulang?” D.o kembali bertanya seperti baekhun tadi.

“Yee?? “ yaegi tidak tau menjawab apa.

“Dia merindukan Kris, itu tentu saja” Lay menjawab cuek dengan masih terfokus pada santapannya.

Semua member berhenti mengunyah makanannya..

“Misunsuriya? (apa maksudmu?) “ Luhan bingung.

“Mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih beberapa bulan lalu ketika kami hendak kembali ke China” Lay berbicara sambil memainkan sumpitnya.

Kai & Luhan tersedak bersamaan..

“Uhuk uhuk .. mool.. mool.. (Air.. mana air..)”.

“Jinjayo hyung? (benarkah itu)” Suho tak percaya dengan pernyataan Lay dan menanyakan pada Kris.

“Geure, matta (iya, itu benar).” Kris masih dengam wajah  coolnya.

Seketika atmosfer ruangan kosong dan…

Prok.. prok .. prook.. “CHUKKAE DUIZHANG (selamat Kris)”.. semua member bersuka cita..

“Noona.. careso (itu bagus)” Sehun mengacungkan jempol  ke arah yaegi.

“aku sudah selesaai makan, tadi aku lupa menaruh sesuatu.. aku kembali ke kamar dulu” Lay bangkit dari meja makan menuju kamarnya. Semua member tidak menaruh perhatian karena masih bersuka cita karena ada yeoja yang mau mendekat dengan Kris yang terkesan galak itu.

“Aigo.. hyung.. Kau harus mentraktir kami seharusnya malam ini” Kai sangat bersemangat jika ada traktiran.

“Najong ne~ (nanti )” Kris melanjutkan makannya.

Setelah semua memberdeul kembali ke kamar masing masing.. yaegi melakukan tugas-tugasnya seperti biasa, mencuci piring.

“Yaegi~a..” sebuah suara menginterupsi.

“mmm.. wae?” yaegi tersenyum ke arah nya.

“Kau kapan kembali berkuliah?” ternyata itu Kris.

“Naeil, (esok). Esok hari pertama ku masuk kuliah lagi. Wae geure? (kenapa)”

“Mwo? Besok? Kenapa secepat itu.” Kris terkejut.

“Sudah 6 bulan Kris, itu sudah sangat lama”. *enak banget si yaegi liburannya lama -_-

“Yaegi~a..” kris kembali memanggilnya.

“Hmmm, wae (apa)?”

“Jika kau berani macam-macam , kau akan ku gantung ..”

“Ah.. geurekunyo (begitukah)? Menakutkan sekali..  kau terbalik , seharusnya aku yang mengatakan itu pada mu” jawab yaegi masih dengan kegiatan mencuci piringnya.

“nan namjaeyo yaegi~a (Aku seorang laki-laki), laki-laki tidak akan pernah mengingkari kata katanya” Kris menjawab tegas.

Mereka masih sangat kikuk satu sama lain, wajar saja.. mereka baru saja menjadi sepasang kekasih beberapa bulan lalu.

“Arata..(aku tau)” yaegi menjawab singkat, dan berbenah untuk kembali ke apartemennya.

“Ayo ku antar” Kris berjalan di depan yaegi.

“Piryeobseo (tidak usah), kau besok harus latihan kan” yaegi menolaknya.

Kris berbalik “jangan cerewet”.

LANTAI 13

“Sudah sampai, na teuro kaja (aku masuk dulu..)” yaegi mengusap bahu Kris sekilas dan berbalik.

“Yaegi~a.. uri kyeoro kaza (kita menikah saja)” Kata kata itu meluncur dari bibir Kris.

Yaegi tidak percaya “Kris~a”..

“Sudah ku katakan dari awal, kau bukan saja akan ku jadikan kekasih.. tapi juga sebagai istri ku, dengan begitu aku bisa tenang jika harus lama meninggalkan mu”

“Tapi ini terlalu cepat Kris.. Kau masih terikat kontrak kerja hingga umurmu 30 tahun, dan tidak boleh berkencan dengan siapapun , apalagi menikah” *rumornya gitu chingu, artis SM, harus free sexy & single. Dan di izinkan berkencan ketika umur 30-an gituuu

“semuanya akan lebih rumit jika kau tidak menjawab sekarang”

“Lee soo man otteo? (bagaimana)” yaegi lagi-lagi bertanya.

“Na caresseo isseo (Aku akan menghadapi semuanya), yang aku butuhkan sekarang jawaban mu”.

“Nan mollatji cigeum (Aku tidak tahu ), Aku belum menceritakan ini pada J oppa, & Ha sun ahjumma”.

“Kau menerimaku berarti kau telah berjanji, untuk tidak kembali padanya” Kris menekankan kata katanya.

Yaegi menjawab spontan “Neomu na jinshimneyo  Kris~a (aku bersungguh sungguh).. jangan ungkit masa lalu ku”.

Kris menghela nafas lega..  “Arata (aku mengerti)masuklah.. “

“Kris chalja (met bobo)“ yaegi tersenyum dengan sangat manis.

“Neo do chalja(kau juga)  “ Kris kembali ke dormnya.

>>>KRIS POV<<<

Bagaimana pun juga, aku harus bicara pada Lee Soo Man-ssi.. apapun yang terjadi dia harus menjadi milikku.

Aku melakukan ini karena bersungguh – sungguh terhadap perasaanku, percaya atau tidak.. Dia gadis pertama dalam hidup ku yang memiliki semua yang aku butuhkan..

Realistis saja, banyak gadis diluar sana yang meneriakkan nama ku juga mencintaiku.. dan lebih cantik dari yaegi, tapi mata ku dialah gadis tercantik *Bang Kris gombal ah

Besok aku ada jadwal bersama memberdeul, ku rasa itu juga waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini dengan Lee Soo Man, jika saja Kyuhyun tidak menghianati yaegi, mereka juga akan menikah dan tertutup dari publik. Mengapa aku tidak bisa?

>>>KRIS POV END<<<

KEESOKAN HARINYA

            Pagi- pagi sekali yaegi sudah bangun dan turun ke lantai 11, karena J manager mengatakan bahwa Memberdeul hari ini mempunyai jadwal padat dan berangkat lebih awal, yaegi menyiapkan sarapan untuk mereka semua, dan semua kebutuhan mereka.

“Yaegi~a.. kau cepat sekali datang? Ini kan masih subuh” Suho yang melewati ruang TV melihat yaegi yang baru saja datang.

“Ne suho~ssi.. kalian akan berangkat pagi bukan? Aku akan menyiapkan semua nya lebih awal “ yaegi sangat meresponnya.

“Eo geureyo(oh baiklah). “ Suho tersenyum ramah dan kembali ke kamarnya.

 

 

 

 

 

PUKUL 06:00 PAGI KST.

Semua member EXO sudah mulai dengan aktivitas nya.. kecuali Kris & Luhan.. mereka belum bangun. Seperti biasa.. jika memberdeul sudah bangun , suasana dorm akan seperti ini.. *Fakta > member yang susah bangun tidur bang Kris & bang Luhan

“Yak Kyungso! Palli (cepat ) ! Perut ku sakit!”

“Kau itu cerewet sekali, sudah ki bilang disana kan!”

“Hyung ! itu sepatu ku! Jangan disimpan lagi”

“Yak ! jangan menginjak kaki ku, apo! (sakit sekali).”

“Maka nya kau bangun!”

“Luhan hyung , ireona (bangun).. Palli”.

“Prraaang! Ddduuuum gubraaak ..”

            Yaegi yang sedang memasak terlihat sudah terbiasa dengan semua itu..

“Yaegi~ssi.. tolong bangunkan Kris.. dia itu susah sekali bangun pagi, kami pagi ini tidak boleh telat”Xiumin datang ke dapur tergesa-gesa.

“Yee? Naega wae (Kenapa aku) ?” yaegi membulat kan matanya.

“Kakak ipar, palli!” tao memanggilnya kakak ipar.

“Bwo? Kakak ipar? Apa apaan ini, dasar Hantu masker itu” yaegi mennggerutu.

“Noona Palli, Kris hyung itu susah sekali.. dia sangat mengerikan jika sedang tidur” Sehun datang menarik – narik tangan yaegi.

“ara ara. Keurolkeyo (akan ku bangunkan)” yaegi masuk ke kamar TaoRis.

“Kris~a.. Ireona.. kau akan terlambat..” yaegi menyentuh tubuh Kris dengan telunjuknya.

Tidak bangun juga, “Kris~a palli ireona, jebal.. kau akan terlambat..”

Kris mengerang .. “Eung,, nugushinka (kau siapa) ?.. kenapa bisa ada yeoja disini.”

“Kris~a ireona.. “ yaegi mulai naik darah.

“Ara aku bangun” Kris menyahut dengan mata yang masih tertutup.

“Yasudah jika kau tidak mau bangun” yaegi berbalik dan hendak pergi.

“Aku sudah bangun, aku hanya ingin melihat calon istri ku lebih lama lagi” tiba-tiba Kris memeluk nya dari belakang.

“Kris hajima (jangan begitu), kau bersiap siaplah sekarang, kau akan terlambat ” yaegi sedikit gerah dengan perlakuan Kris.

Kris membalikkan badan yaegi dan menatap nya intens.

“Kkkaa..u maa.. u apaa..?” yaegi gugup seketika. Dia baru menyadari bahwa Kris sangat lah tampan.

Kris tersenyum penuh arti .. “Morning Kiss”.

“Kau mandilah sekarang..” jantung yaegi berdegup kencang ketika Kris mendekat kan wajah nya.

“Kris, jangan begitu, kau menyeramkan” yaegi sangat takut .

Kris mendekat kan bibirnya ke bibir yaegi dan…..

“Berjanjilah , hanya aku yang akan mengecupnya ketika aku terbangun dan terlelap”. Kris berkata dengan nada yang sangat pelan.

“Aku akan melakukan semuanya, ketika kau sudah resmi menjadi istri ku”.

“Kris~a..” yaegi tidak bisa berkata apa-apa. Matanya berkaca-kaca.

“Omo! Kau kenapa? Aku salah lagi ?” Kris panik seketika.

Yaegi menggeleng “mi.. mianhae..(maaf) kau bukan yang pertama..”

“Arasseo..(aku mengerti) aku tau aku bukan ciuman pertama  mu, tapi berjanjilah aku yang terakhir yaegi~a” Kris mengecup kening yaegi.

Yaegi mengangguk cepat dan mengusap air matanya.

“Aiiissh ~ Yeoja pabo.. uljima..(gadis bodoh, jangan menangis)” Kris mengusap sayang rambut yaegi

“HOY WU YI FAN ankayo?(kau tidak pergi) “ sepertinya suara chanyeol.

“ARAAAA, AKU SUDAAH SIAP”  kris membalas teriakan itu.

“Yak ! kris.. apanya yang sudah siap? Kau masih seperti ini.

“Kau tenang saja yaegi~a, kau keluarlah.. aku mau mandi.. atau kau disini saja” Kris menggoda yaegi.

Tanpa ekspresi yaegi langsung berbalik dan pergi.

_________XXXXX____________

“Noona.. Ikat kan rambut ku, apple hair.. Luhan hyung marah pada ku” Sehun mendatangi yaegi yang sedang membereskan ruang TV.

“Geure, kemarilah” yaegi dengan senang hati melakukannya.

“Ikat rambutnya mana sehunnie?” yaegi bertanya.

“obta (tidak ada) .. pinjam punya noona bolehkah?” sehun menunjuk ke arah rambut yaegi yang ia kuncir .

“punyaku? Baiklah “ yaegi menarik pelan ikat rambut nya & rambut nya tergerai ..

Kris melihat nya ketika mau melawati Ruang Tv..

“Wooah, noona.. kau lebih cantik seperti ini.. kenapa kau tidak melepaskan saja selalu rambut mu?”

“Aku tidak biasa sehunnie.. “yaegi mulai mengikat apple hair style nya sehun.

“Ah keuge (oh ya).. Luhan kenapa marah sehunnie?”

“Tadi aku berloncat loncat di tempat tidurnya, agar ia bangun, tapi dia tidak bicara pada ku noona, itu artinya dia marah” Jelas sehun panjang lebar.

“Eo?? Kris hyung.. kau sedang apa disitu?” sehun memergoki Kris yang sedari tadi melihat ke arah yaegi & sehun.

“Tidak apa – apa..” Kris hendak berlalu ke arah pintu.

“Hyung, lihat ini.. noona lebih cantik seperti ini kan?” sehun menarik badan yaegi dan menunjukkan kepada Kris.

Kris menoleh “ Tidak, biasa saja.. “

“Dasar aneh, tadi pagi kau sangat baik pada ku..” Yaegi menggumam dalam hatinya.

“Iya, dia memang cantik sekali” Hati kris berkata jujur.

“Auuwhh~ hyung.. kau ini.. yaegi noona lebih cantik dari pada Najin noona” Sehun menutup mulut nya, ia salah bicara.

“Najin??” yaegi mengucapkan dengan tanda tanya.

“Dia mantan kekasih Kris, ketika ia di kanada.. mereka berpisah karena Kris harus ikut Trainee” Lay yang tiba tiba keluar kamar, langsung mengatakan yang sebenarnya.

Kris manatap Lay dengan pandangan yang mematikan.

“Ah geureyo(oh begitukah).. Sehuunie rambut mu sudah selesai, berlatih lah dengan giat ne~ hwaiting  !” Yaegi seeprti sedang menutupi perasaannya, dengan bercanda dengan sehun.

“Noona.. mianhae.. keuge..” Sehun masih merasa bersalah.

“Cha~ berangkat lah sekarang.. jika makan malam dirumah .. hubungi aku ne~” yaegi mengalihkan pembicaraan.

“Bawakan bekal makan siang kami, apa kau bisa?” Lay bertanya retoris & melihat ke arah Kris.

Yaegi mengangguk.  “nanti aku bawakan”.

“Piyeobseo (tidak usah), kita delivery saja” Kris menolak.

“Aku ingin makan masakan rumah, jika kau tidak mau itu bukan urusan ku” Lay menampis dengan nada bercanda.

“Ayo semuanya kita berangkat sekarang “ Suho datang bersama member lain.

“Hati – hati di jalan ne~” yaegi membungkukkan badan.

“yaegi~ssi annyeong..” D.o & baekhyun melambaikan tanggannya.

Kris sengaja terakhir pergi karena…

“Jangan salah paham, nanti aku jelaskan” Ia mengenggam tangan yaegi sekilas dan berbalik pergi.

_____SM building______

“kita istirahat sejenak, nanti kita lanjutkan kembali latihan, kalian mau makan apa?” J manager masuk ke ruamgam latihan exo .

“Yaegi membawakan kami bekal makan siang hyung” Chen menyahutnya.

“Baiklah, aku akan ke Busan , ada urusan disana” J manager berlalu.

“Busan? Aku ingin sekali kesana,aku belum pernah kesana.. katanya disana ada pantai yang sangat indah” Tao suka pantai, jadi ia akan sangat antusias jika mendengar daerah yang mempunyai pantai yang indah.

“haeundae maksudmu ? jika nanti kita libur, kita akan kesana bersama sama” Suho menepuk pundak tao.

“Kenapa tidak pergi bersama yaegi saja? Dia kan tinggal di busan.” Luhan menginterupsi.

“Aigo, tumben sekali kau..” baekhyun menggoda luhan.

“Luhan hyung sedang marah pada ku hyung” Sehun datang meramaikan.

Xiumin dan kai segera berpindah tempat *hihi takut di jadiin pelampiasan

“Kris ada yang mencari mu” salah satu staff Sm yang sedang lewat , menghampiri ruangan exo.

“Nugu?” Kris bingung, siapa yang mencarinya.

“Molla.. seorang yeoja”.

“Mungkin saja itu yaegi, coba kau temui” Chen membuyarkan lamunan Kris.

“Kkau?”

“Annyeong oppa.. “ seorang yeoja yang sangat manis dengan dress berwarna hijau selutut dan rambut yang tergerai, dialah yang ingin menemui Kris.

“Sedang apa kau disini?” tanya Kris tenang.

“Oppa waeyo (kau kenapa?) Apa setelah debut aku juga tidak boleh menemuimu?” yeoja itu sangat cantik.

“Anyi, keugeanira (bukan begitu,,) tapi aku sedang latihan najin~a” gadis itu benama najin, ia adalah mantan kekasih Kris, mereka menjalin hubungan selama 4 tahun selama kris di kanada.

“Kau kapan kembali dari kanada?” kris menyakan kembali.

“Minggu lalu, aku sudah menetap di korea.. aku ingin didekat mu oppa” Najin adalah gadis keturunan China – Korea..  dia seumuran dengan yaegi.

“oppa, aku bawakan kau bekal makan siang” gadis itu menujukkan kotak yang ia bawakan.

Kris menyetujuinya dan mengajak nya ke taman belakang gedung SM .

Disisi lain..

Tok tok.. “apa aku boleh masuk?” yaegi datang membawakan mereka semua  makan siang.

“Eo noona, teurowa (masuklah)” Sehun langsung antusias.

Mereka menyantap makan siang di ruang latihan EXO.

“Kris mana?” Chanyeol menyadari bahwa kris tidak ada bersama mereka.

“tadi ia turun kebawah setelah staff bilang ada yang mencarinya” D.o mebmbuka suara.

“Aigo.. kau lihatlah namja chingu mu itu yaegi~a.. kau datang dia malah pergi” Baekhyun berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

“Anyi, gwenchana (tidak apa apa), kalian makan lah hingga selesai, ini aku bawakan pudding mangga.. setelah makan nasi, makan lah ini ne~ aku harus kembali ke kampus, aku sudah mulai kuliah hari ini..”

“Kenapa kau tidak bilang jika kau ada jam kuliah yaegi~ssi?” Luhan terbelalak.

“ini sudah tugas ku Luhan~ssi” yaegi tersenyum.

“Ayo aku antarkan..” Suho &  Lay serentak .

“Kau saja” Lay menunjuk Suho.

“tidak usah, kalian lanjutkanlah latihannya” yaegi menolak.

“Gwenchana yaegi~a, aku sekalian ingin menemui donghae hyung di bawah”.

“ada kyuhyun tidak?” seketika ekpresi wajah yaegi membuat semua member tertawa.

“Tidak, kyuhyun hyung sedang di China” Suho menahan tawanya.

Mereka berdua turun dari lantai 3 menuju lantai dasar, mereka melewati pintu belakang & taman SM.. di karenakan banyak stalker jika melewati pintu depan..

“Oppa, ini.. kau makan lah yang banyak.. kau pasti tidak pernah makan makanan rumah lagi selama debut” Najin menyodorkan kotak makan siang ke hadapan kris.

“Tidak, siapa bilang.. aku selalu makan makanan rumah” Kris terlihat dingin.

“oppa, kau kenapa? Kau sudah tidak mencintai ku lagi? Kenapa kau jadi dingin sepert ini?” Kris akan menjadi orang yang begitu hangat  hanya di depan orang-orang terdekatnya.

“Maksud mu? Ah tidak, aku tidak apa apa” Kris mencoba menutupi rasa gugupnya, ia tidak mungkin mengatakan sekarang jika ia sudah memiliki yaegi.

Najin menagis .. “opaa kau jahat..”

“kau kenapa menangis? Maafkan aku najin~a.. aku tidak bermaksud seperti itu” Kris terlihat sedikit khawatir dan mencoba meraih tangan najin yang masih menutupi wajahnya.

“opaaa.. “ najin bersandar di dada Kris.

Dari arah pintu taman ada  6 pasang mata yang melihatnya..

Langkah yaegi seketika terhenti…

“Yaegi~ssi.. “  suho yang mengetahui situasi mulai khawatir.

“Aku tidak apa-apa suho~ssi.. aku pulang dulu..” yaegi terlihat tegar.

Tapi tiba-tiba saja…

“Yaegi~ssi kau meninggalkan ini… “ Lay berteriak dan membuat orang yang ada di taman menoleh.

Kris sangat terkejut melihat pemandangan dibelakang nya.. iya segera melepaskan pelukan najin.

“Kau meninggalkan ponsel mu..” Lay berjalan santai ke arah yaegi dan memandang sekilas ke arah Kris.

“gomapta Lay~ssi, aku pulang dulu..” yaegi pamit .

Kris berlari kecil dari taman untuk mengejar yaegi..

“Tidak usah mengejar nya..” Lay menahannya.

“apa maksud mu yin~xing? Dia kekasih ku” Kris menatap tajam ke arah Lay.

“Kau pria atau bukan? Selesaikan dulu maslah mu dengan yeoja itu” Lay seolah mengerti apa yang terjadi.

“Kau ini ada ada saja hyung.. “ Suho menggelengkan kepalanya karena hal yang kris lakukan.

“opppaa, ada apa ini?” najin datang menggandeng tangan Kris.

“jangan begitu najin~a” Kris merasa tidak nyaman.

Lay & suho berlalu setelah bertegur sapa dengan najin.

____________XXXXXXXXXXXXXX______________

***DORM EXO***

“URI WASSEO”..

“yaegi~ya… apakah kau ada di dalam??” Chanyeol meneriakkan nama yaegi, ia akan seperti itu jika lapar.

“tidak ada orang? “ Luhan berbalik bertanya.

“mungkin kakak ipar masih di lantai 13 hyung” tao memastikan.

“mungkin saja, ah ye kai coba kau telfon yaegi.. na bengopa (aku lapar)” chanyeol memegang perutnya.

“cho yaegi kau kemana, kenapa tidak menjawab telfonku” Kris menggumam dalam hatinya.

Tak lama kemudian

“ak datang” yaegi datang dengan mata yang sembab.

“Omo! Noona~a kau kenapa?” Sehun sedikit kaget melihat yaegi tidak seperti biasa.

“kau kenapa yaegi~ssi?” Luhan ikut bertanya.

“Kakak ipar sakit?”

“Jika kau sakit kau makan disini saja, biar aku dan lay yang akan menyiapkan makanan” D.o menyarankan.

“Ah tidak usah, aku tidak apa apa.. aku hanya sedikit flu dan tadi sepulang kuliah aku ketiduran,maafkan aku , aku terlambat” yaegi membungkukkan badannya.

“yaegi~a mulai sekarang tidak usah seformal itu, kita sudah menganggap mu bagian dari kita semua” baekhyun menanggapi.

“Gomawo” yaegi tersenyum.

“kalian mau makan apa?”

“Yang cepat saja! Aku Lapar!

“Bulgogi!” *tumisan daging khas korea

Aku mau sushi! *makanan favoritnya Luhan

Kimchi jigae! * sup kimchi yang berisi daging babi #kalo ga salah uthor ya

“ara ara.. akan kubuatkan dengan bahan yang ada di dapur ne~”

Selagi yaegi memasak, semua member menonto  Tv..

“Kau marah?” tiba-tiba Kris datang menginterupsi.

“Anyi. (tidak). “ yaegi menjawab singkat.

“Kenapa tidak mengangkat telfonku?”

“sudah ku katakan, aku kuliah,”

“sampai seperti itukah ?”

“ne.”

“yaegi~a kau kenapa? “

“nan gwenchana, waeyo?” yaegi menoleh ke arah kris dan menyunggingkan seulas senyum.

“ kau menangis? Mata mu sembab sekali” Kris mencoba menyentunh wajah yaegi.

Yaegi dengan segera menghelak “ aku kurang enak badan”

“ah soal itu bisa ku jelaskan..”

“tidak perlu.. aku sudah tau”

“Yin~xing lagi kah ??” Kris memastikan.

“anyi, diriku sendiri yang memberi tahuku” yaegi tetap dengan kegiatan memasaknya.

“yaegi~ssi jebaall..” Kris mulai geram

Yaegi tidak kalah kesal dan menjawab cepatt “ kenapa harus dijelaskan jika memang tidak ada apa apa?”

“yaegi~a .. kau itu bodoh sekali.. dengarkan aku dulu..” Kris terbata melihat wajah yaegi yang menatapnya dengan tatapan dingin.

“nan arayo.. nan pabosaramiya.. pabo yeoja..(aku tau, aku orang bodoh,gadis bodoh) kau tidak usah mengulang kata kata itu Kris~ssi, sebelum bertemu dengan mu aku sudah cukup terluka dengan hidupku.. aku benci kebohongan” yaegi mengelap air matanya yang mulai turun dan segera pergi ke meja makan membawa nampan berisi makan malam memberdeul.

Kris mematung di tempat, ia tidak menyangka yaegi benar-benar sangat menakutkan jika sedang marah.

“makanan sudah siap, aku pulang dulu..”

“kau tidak makan?” suho menayakan.

“tidak, aku mengantuk, esok aku ada kuliah pagi”.

“Hati hati yaegi~ya” baekhyun mulai akrab dengannya.

“Noona annyeong!” sehun melambaikan tangan.

“Hyung odika?” kai bertanya pada kris yang berjalan lurus ke arah pintu.

“Biarkan saja dia, sudah ayo makan” Tao mengambil sushi.

“Luhan hyung, ini aaaaaa” sehun menyodorkan sushi ke mulut luhan.

“Gomawo,” Luhan tersenyum

“Aiggooooo HunHan…” semua member serentak.

Lantai 13

Ting tong Ting Tong..

“J oppa? Bukankah dia bilang ia di Busan?” yaegi tidak melihat melalui kamera siapa yang datang & ternyata itu kris.

“Boleh aku masuk?”.

Yaegi tidak menjawab dan Kris pun masuk.

“Aku ingin bicara” Kris membuka suara.

“tentang apa?” yaegi duduk menonton TV.

“wooahh apartement J oppa nyaman sekali ….” Kris melihat seluruh ruangan.

“cepat katakan, aku mau istirahat”

“yaeegi ~a.. dia itu nama nya najin.. dia kekasihku anyi maksudku dia mantan kekasihku ketika aku di kanada, aku tidak tau jika ia datang untuk menemui ku di kantor tadi”.

“iya tidak apa apa..” yaegi measih menonton Tv.

“Mianhae yaegi~a.. “

“selama kau berkata jujur, kau tidak perlu minta maaf Kris~ssi”

“yak! Sudah ku bilang kan….” ucapan kris terpotong.

“mianhae, nan andwegetta.. aku rasa “Kris~ssi” itu lebih baik.”

“yaegi~a, semarah itu kah kau?”

“aku bahkan pernah melihat orang yang aku cintai habis tidur dengan wanita lain Kris~a..” yaegi sudah terbiasa memanggil kris dengan kriis~a.. jadi ia susah kembali sepertu dulu.

“maksud mu?”

“tesseo (sudahlah).. kau tidak pulang? Ini sudah jam 11.”

“aku ingin tidur besama mu disini, boleh tidak?” Kris mencoba menggoda yeoja chingunya.

“Selesaikan dulu masalah mu dengannya , aku tidur dulu” yaegi bangkit dan masuk ke kamar.

Kris masih tidak percaya bahwa yaegi adalah yeoja yang sangat konsisten.. dan tegar.

 

 

2minggu berselang…

Drrrtt Drrt

1 pesan dari : Kris

Nyonya wu .. jika kau sudah pulang kuliah, kita makan siang bersama . wo ai ni (ILOVYOU).

**YAEGI POV**

            Hari ini kuliah ku hanya sampai siang, jadi aku bisa pulang lebih awal, tapi karena pesan singkat dari kris.. aku harus memasak dan membawa bekal makanan ke SM.. sudah 2 minggu hubungan ku tidak begitu baik dengannya, dia membohongiku.. jelas saja aku kecewa.. apa hidupku hanya untuk di khianati oleh namja yang aku cintai?

Setelah menyiapkan semuanya.. aku pergi ke gedung SM.. ini sudah tidak aneh.. karena semua staff dan fans yang berdiri di luar sana sering melihat ku & mengenal ku sebagai pekerja dorm SM.

Mereka juga pernah melihat selca sehun bersama ku melalui akun twitter milik sehun.. awalnya mereka kira aku adalah yeoja chingu sehun, tentu saja tidak.. aku menganggapnya sebagai adik ku.. dan dengan polosnya ia membalas tweet dari para fansnya “Kkeusaram nan yeoja anya, noona~ya (dia kakak ku bukan pacar ku)”.

Aku sudah sampai di SM, ketika berjalan memasuki pintu belakang .. aku tidak sengaja bertabrakan pelan dengan seorang yeoja, dia sangat cantik..

“Ah mianhae agasshi (nona)” aku meminta maaf, karena ini salah ku.

“Gwenchaseumnika agashi (kau tidak apa apa nona?), aku yang salah” dia tersenyum dan meminta maaf pada ku. Sepertinya dia gadis yang baik, dia menuju lantai yang sama dengan ku.. Lantai 3, tempat latihan para artis SM,mungkin saja dia staff SM pikirku.

Aku hendak memasuki ruang latihan, aku ingin menemui Kris ku.. ku lihat gadis itu juga memasuki ruang latihan,, Dan..

“Na wasseo.. “ gadis itu seperti sudah akrab dengan memberdeul.

“O najin noona.. ada apa?” Terdengar seperti suara Kai.

“tentu saja aku mencari kekasih ku, namja chingu ku. Dia dimana?”

“namja chingu? Omona! Memberdeul ada yang sudah mempunyai namja chingu? Aigo, sudah hampir 1 tahun aku bekerja di dorm tapi aku tidak tau apa apa” batinku.

“Yaegi~a neo waseeo (kau sudah datang?)” tiba tiba suara yang akrab di telinga ku menyapaku.

“Eo kris~a.. ne aku sudah datang.. Kris~a.. sepertinya salah satu yeoja chingu memberdeul ada di dalam.. dia cantik sekali” aku berbisik pada Kris.

Kris mengerutkan kening nya “ yeoja chingu? Nugu?(pacar siapa?)”.

Dan keluar lah seorang yeoja  dan member exo, sepertinya mereka mau makan siang..

“Oppa…. kau kemana saja ? aku mencari mu, aku membawakan mu makan siang lagi, yeogi (ini).. ayo kita makan.. Eo kau agashi yang tadi ?” Hati ku berkedut, mata ku memanas ketika melihat pemandangan di hadapanku..  yeoja yang aku tidak salah dengar, namanya adalah najin.. mantan kekasih Kris selama ia di kanada,dan jika tidak salah juga ia adalah yeoja yang duduk di taman bersama kris tempo hari yang membuat aku dan kris perang dingin. ia memeluk erat Kris sekilas , dan menggadeng tangan Kris mesra, Kris juga tidak menolaknya.

“Ye agashi, na cho yaegi imnida, mannaseo bangapta (nama ku …. senang berkenalan denganmu)” aku memperkenal kan diriku.

“Yoon najin imnida, na do mannseo bangapta “ ia tersenyum ramah pada ku.

“Kau sedang apa disini?” najin bertanya pada ku.

Aku berusaha menutupi perasaan ku..  “ah ye, aku bertugas membawakan makan siang untuk mereka semua”

“kau pekerja dorm? “ dia bertanya.

“Ne, aku pekerja dorm EXO..” aku menjawab.

“Najin~a.. tarawa (ikut aku) kris menarik najin paksa. Tiba tiba saja..

“apa benar ini cho yaegi pekerja dorm Exo? Hanya itu saja Kris?” Lay berteriak dan berakting sangat cool ke arah Kris.

Kris menoleh.. dia gugup..

“oppa, ini ada apa? Dia itu siapa” najin mulai curiga.

“Kkeugee,, keuuge.. (itu..) dia itu adik manager hyung, dia pekerja di dorm kami” dan mereka melangkah pergi. Memberdeul yan menyaksikan itu seperti mengetahui apa yang ku rasakan.

Buuuk ! kotak yang berisi makanan makan sinag memberdeul tak sengaja ku jatuhkan.. hati ku sakit sekali.

**Yaegi POV END**

“Noona.. ini aaaaa” sehuan menyuapi yaegi sebuah onigiri.

Yaegi menerimanya, walaupun kejadian tadi masih begitu menyakitkan, ia harus profesional.. memberdeul juga butuh makan.

“Yaegi~a gwenchama?” D.o  bertanya..

Yaegi tersenyum “ nan gwenchana.. cha~  baekhyunnie.. yeol~a.. Tao, Kai, sehunnie, Luhan~ssi, Lay ssi, Suho~ssi.. Chen~ssi, xiumin~ssi, D.o~a.. ayo habisakan makanannya.. “

“Aigo kau cepat sekali menyebutkan nama kami” chanyeol mencoba menghibur.

“geurom, naneun cho yaegi ~a (tentu saja..)” yaegi terlihan bersemangat, walaupun hatinya saat ini berantakan.#rumah kale thorr -_-

oOoOoOo

1 bulan telah berlalu, sejak hari itu yaegi menganggp hubungannya dengan kris sudah berkhir.

“benar , dia hanya sebentar saja “ yaegi tersenyum miris.

Sejak hari itu Kris tidak pernah menghubunginya.. dan jika bertemu di dorm yaegi selalu menghindari Kris.

Pagi itu yaegi hendak keluar dari dorm exo, untuk membeli beberapa kebutuhan dapur..

Ketika ia membuka pintu.. seseorang ia kenal berdiri di depan pintu dorm dan ..

-TBC-

Siapa ya itu ? :D

Author juga bingung itu siapa.. menurut kalian siapa ? #author bolot -_-

Ini sequelnya bakal berlanjut terus chingu.. so keep stay ya .

RCL kalian jangan lupa ne~ saranghae yeorobun ^o^


You Are My One And Only

$
0
0

Poster You're My One and Only

Title : You Are My One And Only

Author : Annie Meymey

Genre : Romance, School life, Comedy (Maybe)

Rating : PG-13

Length : Oneshoot (Longshoot)

Main Cast : Park Chanyeol

Lim Hyerin (OC or You)

Disclaimer : Chanyeol dan member EXO lainnya yang ada dalam cerita ini adalah milik Tuhan dan orang tuanya, OC dan alur cerita adalah milik saya.

Annyeong Haseyo ^^

Ini adalah FF pertamaku, pertamaaaa bangeett jadi maklum aja yah kalau alur ceritanya masih sangat gaje. FF ini murni hasil pemikiran saya sendiri so don’t bashing and don’t be a plagiator.

Happy reading yeorobundeul ^~^

= = = = = >

- Ketika cinta justru menuntunku untuk berpura-pura membencinya. Sanggupkah aku melakukannya? lalu sampai kapan? -

***

 

Hannyoung High School, tepatnya di kelas 2,  terdengar suara-suara gaduh di kelas itu. Bukan karena ada perkelahian tapi disana, wali kelas mereka sedang menyampaikan sesuatu.

“Anak-anak, mungkin kalian sudah tahu bahwa di sekolah kita ini akan diadakan lomba kesenian, yang meliputi lomba tarian tradisional, dance, permainan alat musik tradisional, permainan alat musik modern, melukis, menyulam, memasak, vocal group,  lagu solo dan duet. Dan kali ini, ibu akan memilih siapa-siapa dari kalian yang akan mewakili kelas kelas kita untuk ikut lomba. Sebelum ibu tunjuk, mungkin ada yang berminat?” Tanya guru yang bernama Kim Ji Hyun itu dengan penuh semangat.

Suasana kelas semakin gaduh, anak-anak saling tunjuk menunjuk. Mereka bersemangat sekali, banyak dari mereka yang mengajukan diri untuk mengikuti lomba tertentu. Dan sekarang semua jenis lomba sudah di tentukan siapa yang mewakili terkecuali lomba duet. Sepertinya tidak ada yang berminat ikut lomba itu atau mereka hanya merasa malu? berhubung karena lomba ini harus diikuti oleh seoarang murid namja dan yeoja.

“Oke, semua lomba sudah terisi kecuali lagu duet, apakah benar-benar tidak ada yang mau mengajukan diri? Oke, kalau begitu biar ibu yang tunjuk. Ibu tidak ingin kita ketinggalan satu lombapun, kita tidak perlu terlalu terobsesi  menjadi pemenang tapi setidaknya kita harus menunjukkan bahwa kita bisa, jadi usahakan semua lomba ada yang mewakili” Jelas Kim seongsaengnim panjang lebar sebelum menunjuk 2 orang murid yang dipilihnya.

Suara kelas tiba-tiba jadi sunyi sepi senyap seperti kuburan. Mereka merasa penasaran siapakah pasangan duet yang akan mewakili kelas mereka.

“Baiklah, sudah ibu putuskan, yang akan mewakili kelas kita untuk lomba bernyanyi duet adalah … jeng jeng jeng PARK CHANYEOL  dan LIM HYERIN!!!!” Guru Kim mengumumkan pasangan terpilih dengan semangat 45.

“Mwooooooooooooooo????” serentak seluruh isi kelas mengucapkan pertanyaan yang sama. Ekspresi shock jelas tergambar di wajah mereka terutama dua orang yang ditunjuk tadi.

Chanyeol dan Hyerin, dua orang yang tidak pernah akur, air dan minyak, tikus dan kucing, begitulah teman-temannya memanggil mereka. Bagaimana tidak, dua makhluk Tuhan ini setiap berpapasan pasti selalu saja ada yang diperdebatkan meskipun itu hanyalah hal sepeleh. Hyerin dan Chanyeol memang tidak pernah akur dari dulu. Tapi anehnya, mereka selalu satu sekolah dan selalu berada di kelas yang sama.

“Waaah bu, kalau saya dipasangkan sama yeoja tidak jelas itu, saya tidak mau bu,” Protes Chanyeol pada guru Kim.

“Eh, siapa juga yang mau dipasangkan dengan dengan namja tiang listrik bertelinga besar sepertimu huh!!!” Ucap Hyerin kesal sambil melirik tajam pada Chanyeol.

“Sialan kau Lim Hyerin!!!” Kau ini …..” Belum sempat Chanyeol menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba guru Kim menyela.

“Sudaaahhhh diam!!! keputusan mengenai peserta lomba ini sudah bulat, tidak bisa lagi diganggu gugat!! Lagipula ibu memilih kalian karena ibu tahu kalian punya kemampuan dan saya yakin kalian pasti bisa. Yang perlu kalian berdua lakukan hanyalah berlatih, dan yang penting adalah chemistry kalian harus dapat” kata guru Kim sedikit emosi.

***

Park Chanyeol, namja yang kini tengah duduk di pinggir lapangan sekolah bersama sahabatnya itu  sedang meratapi nasibnya.

“Ckckckckck, kenapa Kim seongsaengnim memilih kami sih?! arrgghh, ini membuatku pusing!!!” Kata Chanyeol  kesal sambil memegangi kepalanya .

“Chanyeol, jalani saja nasibmu bro! Aku turut berduka cita atas peristiwa yang menimpamu ini” Kata namja yang bernama Kim Jongdae itu sambil menepuk-nepuk bahu Chanyeol.

“Sialan kau!! Dengar yah, ini tidak semudah yang kau pikirkan. Kau tahu sendiri kan Hyerin itu bagaimana? Yang ada nanti kami bukannya berduet tapi berduel” Kata Chanyeol dengan ekspresi wajah suram.

“Lalu, apa rencanamu?” Tanya Jongdae lagi.

“Molla … “ Jawab Chanyeol.

Sementara itu, di kantin, Lim Hyerin terlihat sedang mengaduk-aduk minumannya penuh emosi. Hyerin sampai detik ini belum bisa menerima kenyataan kalau dia akan berduet dengan orang yang paling dibencinya itu.

“Banyak namja lain di kelas, tapi kenapa harus Chanyeol yang jadi pasanganku??!!! Aku tidak sudi!!!” Ucap Hyerin geram.

“Aku tidak bisa membayangkan diriku berduet dengan namja sialan itu!! aku sangat membencinya. sangat!!!” Hyerin semakin kesal. Tiba-tiba ingatan masa lalunya kembali muncul satu persatu seolah-olah berdesak-desakan ingin memasuki pikirannya. Ingatan yang membawanya ke masa SMPnya.

#Flashback

Kris Oppa, Semakin hari kau semakin tampan, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Kau tahu betapa aku sangat mengagumimu, ingin rasanya lebih dekat denganmu tapi aku terlalu malu, apa yang harus aku lakukan? Oppa terlalu tinggi di langit, aku takut tidak bisa menggapainya. Tolong lihat aku oppa, lihat betapa aku sangat mencintaimu.

Oppa saranghaeyo ….

 

From your fan

Lim Hyerin

“Issshhhh, ini benar-benar memalukan!”

Kris, namja tampan itu membaca surat yang dia temukan di bawah lacinya dengan perasaan kesal. Dia sudah terlalu bosan dengan surat-surat dari para yeoja yang mengaku penggemarnya, Dan hari ini, ada lagi satu yeoja yang mengaku fansnya, Lim Hyerin.

“Siapa Lim Hyerin? Apa dia tidak tahu kalau aku sudah punya pacar? Kenapa semua gadis-gadis di sekolah ini senang sekali mempermalukan dirinya sendiri?? ckckckck,” Gumam Kris sambil menatap surat dari Lim Hyerin itu.

***

“Apa benar kau yang bernama Hyerin?” Tanya Kris kepada Hyerin. Sekarang  dia sedang berada di kelas Hyerin.

“Ahh ehh, ne oppa eh maksudku, sungbae. I…iya aku Hyerin,” Jawab Hyerin terbata-bata tak mampu menyembunyikan rasa senangnya sekaligus rasa penasarannya.

“To the point saja. Tadi pagi, di kelasku tepatnya di bawah laciku, aku menemukan surat penggemar. Dan dalam surat itu tercantum namamu, kau yang mengirimkan surat itu kan?” Pertanyaan itu lebih terdengar seperti tuduhan dibandingkan pertanyaan.

“Hah? surat? surat apa? aku tidak pernah mengirim surat,” Jawab Hyerin bingung.

“Aku sudah bertanya dan di sekolah ini yang bernama Lim Hyerin hanya kau. Ini buktinya,” Kris menyodorkan surat itu ke Hyerin.

Hyerin terlihat sangat shock membaca bagian akhir dari surat itu, namanya ada disana. Hyerin memang menyukai Kris tapi Hyerin sama sekali tidak pernah mengirimkan surat padanya.

“Tolong jangan lakukan ini lagi Lim Hyerin. Asal kau tahu, aku sudah punya pacar. Aku sangat tidak nyaman dengan suratmu itu. Hanya karena seorang laki-laki yang jelas-jelas sudah punya pacar kau rela melupakan harga dirimu. Surat seperti itu menurutku sangat kekanak-kanakan, aku tidak suka yeoja yang memilih cara seperti itu untuk menyatakan rasa sukanya padaku.  Jadi, jangan permalukan dirimu dengan cara seperti itu. Dan maaf jika kau tidak nyaman dengan sikapku ini. Ku harap kau mengerti dan tidak lagi melakukannya.”

Ucapan Kris begitu tajam dan menusuk hati Hyerin. Ia tidak pernah menyangka bahwa Kris bisa sedingin dan sekejam ini. Bagaimana bisa dia mempermalukan Hyerin dengan kata-kata kasarnya di depan semua teman-teman sekelas Hyerin, bahkan yeoja-yeoja dari kelas lain pun datang untuk menonton adegan ini. Sangat memalukan dan memilukan.

Menyadari dirinya  yang dipojokkan oleh Kris, Hyerin menjadi kesal. Ingin sekali rasanya dia menampar  wajah mulus bak porselen milik Kris.

“Sungbae, beginikah sikapmu pada orang-orang yang mengagumimu? inikah dirimu yang asli? kalau begitu aku sangat kasihan kepada yeoja yang menjadi pacarmu sekarang. Tak bisa kubayangkan bagaimana hidupnya,”  Kata Hyerin dengan nada sinis. Hyerin menatap Kris dengan tatapan yang tajam.

“Maaf, apa maksudmu? kasihan? aku tidak mengerti,”  Kris dengan memasang tampang  tidak berdosa balik bertanya tentang maksud ucapan Hyerin.

“Sudahlah sungbae, kau memang tidak akan pernah mengerti. Oh ya, dan maaf tentang surat tidak jelas, kekanak-kanakan dan memalukan itu. Kalau sungbae sudah tidak ada keperluan lagi, sebaiknya sungbae kembali ke kelas sungbae!” Ucap Hyerin tanpa melihat pada Kris.

Tanpa berkata apa-apa, Kris meninggalkan kelas Hyerin. Setelah kepergian Kris, teman-teman Hyerin langsung berkerumun mewawancarai Hyerin dan Hyerinpun menjadi semakin kesal. Dia memarahi semua teman-teman yang datang ke tempat duduknya, dia juga mengusir yeoja-yeoja dari kelas lain yang datang untuk melihatnya.

“Siapa sih yang sudah mengirimkan surat bodoh ini pada laki-laki sombong itu??!!! Awas saja kalau ketemu, akan kubunuh dia!!!!” Hyerin merobek-robek surat itu penuh emosi. Surat yang sudah membuat harga dirinya terluka.

“Seul Mi, kenapa melihatku seperti itu, tunggu … kau tahu siapa pengirim surat ini???” Tanya Hyerin penuh selidik. Hyerin memerhatikan gelagat aneh dari sikap Seul Mi. Seul Mi adalah sahabat Hyerin yang juga duduk sebangku dengannya. Sebagai sahabat yang sudah saling mengenal sejak lama, Hyerin tahu betul kebiasaan-kebiasaan Seul Mi. Menurut Hyerin, Seul Mi itu sangat mudah ditebak.

“Ahhh … itu anuu … aku tidak tahu Hyerin-ah” Jawab yeoja yang bernama Lee Seul Mi itu.

“Aniyo, kau pasti tahu. Cepat beritahu aku atau aku tidak akan pernah lagi memberimu contekan!” Hyerin mengancam Seul Mi, dan benar saja Seul Mi langsung menciut ketika diancam seperti itu.

“Tapi jangan bilang kalau aku yang memberitahumu yah Hyerin-ah,” Pinta Seul Mi.

“Tentu saja jadi cepat katakan!!” Kata Hyerin tidak sabar.

“Tadi pagi, aku melihat Chanyeol memasukkan surat itu ke laci Kris, kebetulan aku lewat dan melihatnya.”

“Oooooooohhhhh … jadi si telinga besar itu biang keroknya!!! PARK CHANYEOL mati kau!!!!!!!!”

***

Hyerin berjalan penuh emosi menuju ke kantin untuk menemui Chanyeol. Sesampainya disana, Hyerin langsung mengedarkan pandangan mencari targetnya. Chanyeol yang kebetulan sedang duduk di pojok menyadari kehadiran Hyerin namun ia sama sekali belum tahu tentang kemarahan Hyerin. Hyerin melangkahkan kakinya menuju ke tempat duduk Chanyeol. Sesampainya disana tanpa berkata apa-apa  ia langsung menampar Chanyeol. Siswa yang ada disana pun menoleh ke arah mereka.

Plaaaakkkkkkkk

“Heyy Lim Hyerin!! Apa kau sedang kesetanan???!!!!! Kenapa datang-datang langsung menamparku huh?????!!!!” Bentak Chanyeol pada Hyerin. Ia terlalu kaget dan tentunya kesakitan karena tamparan Hyerin ditambah rasa malu karena dilihat banyak orang.

“Kau memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu!!! Dengar yah Park Chanyeol, kalau saja tidak mengingat bahwa aku masih siswa sekolah, aku akan membunuhmu!!!! “ Kata Hyerin penuh amarah.

“Apa masalahmu huh???!! Kau ini seperti orang gila!!” Kata Chanyeol tak kalah emosi, masih memegangi pipinya yang perih.

“Hahhh, apa? orang gila katamu??!! Kau yang yang gila, kurang ajar dan tidak tahu diri!! Kau yang mencari gara-gara denganku!!! Berani-beraninya kau mengirimkan surat bodoh dan memalukan atas namaku kepada Kris sungbae!!! Park Chanyeol aku sangat membencimu!!!! Sangat!!!!!” Teriak Hyerin sambil menggebrak meja. Semua yang ada disana menjadi kaget.

Ekspresi keterkejutan tidak bisa Chanyeol sembunyikan dari wajahnya. Dia tidak menyangka, Hyerin akan mengetahui semua ini. Chanyeol yang tadi sempat emosi karena tingkah Hyerin sekarang mendadak diam seribu bahasa.

“Kenapa kau diam???!!! Kaget???!!! Ayo bicara!!! Bukannya tadi kau juga sangat emosi???!!!” Bentak Hyerin.

“Hyerin, itu …. aku tidak …” Chanyeol tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.

“Park Chanyeol, terus terang saja yah, aku sangat tidak mengerti dengan dirimu, apa sebenarnya maumu??  dan apa salahku padamu?? kenapa kau sepertinya senang sekali membuat kekacauan dalam hidupku???!! Apa kau begitu membenciku?? Bukan hanya sekali ini kau membuatku kesal!! Aku harap kau tidak lupa, waktu ospek kau pernah mencuri papan nama kardusku?? dan membuatku di hukum di depan semua siswa lain!!!! Saat itu, aku masih bisa memaafkan tingkah lakumu, tapi kali ini, kau benar-benar sudah keterlaluan. Karena kau aku malu!!! Aku benci kau Park Chanyeol!!!!” Kata Hyerin penuh emosi. Air matanya jatuh tanpa mampu ia tahan. Segera ia berbalik dan berlari meninggalkan kantin.

Sementara Chanyeol, ia masih mematung di tempatnya, dan  tiba-tiba saja perasaan benci menghinggapinya, bukan membenci Hyerin tapi membenci dirinya sendiri karena perbuatan bodohnya itu. Ia telah membuat Hyerin menangis dan terluka.

“Jeongmal mianhe Hyerin …. ” Batin Chanyeol.

#Flashback End

 

 

***

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Chanyeol melihat Hyerin sedang menunggu bus di halte. Ia pun menghentikan motornya.

“Hei, pasangan duet, kapan kita akan latihan?” Teriak Chanyeol setelah membuka helmnya.

Hyerin tidak menjawab pertanyaan Chanyeol, dia malah sibuk memainkan Ipadnya dan tentu saja itu membuat Chanyeol menjadi kesal. Chanyeol segera turun dari motornya dan menghampiri Hyerin.

“Kau ini tuli yah??? apa kedua telingamu itu sudah kehilangan fungsinya?? kasihan sekali kau, bagaimana mungkin aku akan berduet dengan orang yang mempunyai gangguan pendengaran  sepertimu.”

Mendengar ocehan Chanyeol, telinga Hyerin menjadi panas. Tanpa berkata apa-apa Hyerin menendang kaki Chanyeol yang membuat Chanyeol hampir terjatuh. Hyerin memang cukup handal dalam berkelahi mengingat dia pernah mengambil ekskul beladiri. Dan bisa dipastikan Chanyeol menjadi semakin geram. Chanyeol memasang gaya sok-sok ingin menabok Hyerin dengan helm tapi Hyerin kembali mendorong tubuhnya dan Chanyeol berhasil jatuh dengan sukses. Hyerin yang melihat adegan itupun hanya bisa menjulurkan lidah kepada Chanyeol dan berlari menaiki bus yang baru saja datang.

“Dasar yeoja sinting!!!” Teriak chanyeol penuh emosi.

***

Hyerin baru saja selesai mandi ketika handphonenya berbunyi. Hyerin menatap bingung pada nomor yang tertera di layar handphonenya itu.

“Yeoboseyo …” Sapa Hyerin.

“Hei Lim Hyerin,” Jawab si penelpon di seberang sana. Dari nada suaranya yang berat dia pasti adalah seorang namja. Dan suara itu … suara itu sepertinya sangat familiar di telinga Hyerin. Tidak salah lagi, itu suara …

“Hyaaa Park Chanyeol pabo!! darimana kau dapat nomor hpku? dan untuk apa kau menelponku huh?!!” Tanya Hyerin dengan nada ketus, ketus tingkat dewa *???*

“Tidak bisakah kau bersikap lebih manis sedikit?? kita ini kan duo maut hahaha.”

“Berhenti tertawa!!! jawab saja pertanyaanku!!!” Bentak Hyerin.

“Ya ampun kau ini galak sekali, baiklah … aku dapat nomormu dari Seul Mi, kurasa mendapatkan nomormu bukanlah hal yang sulit. dan kenapa aku menelpon? Oh Hyerin please, kau ini bodoh atau apa? kita ini pasangan duet, mewakili kelas kita. kapan sih kau ingin latihan?”

“Terserahmu!!! Aku tidak peduli!!!”

“Baik, biarkan aku yang mengatur segalanya, dan kau akan menurut saja apa yang kuperintahkan hahahaha,” Tawa chanyeol menggelegar.

“Jangan mimpi kau!! Aku tidak akan mau mengikuti kata-katamu Park Chanyeol!!!”

“Makanya aku tanya bodoh, kapan kau ingin latihan?? Aku sedang meminta pendapatmu. jangan menyulut api pertengkaran. Aku sedang tidak mood untuk bertengkar denganmu”.

“Terserah!!”

“Yakk terserah lagi! Ya sudah, bagaimana kalau besok pulang sekolah. Aku punya seorang teman yang kebetulan memiliki studio. Kita akan latihan disana. bagaimana?”

“Terserah!!!”

“Isshhh kau ini benar-benar yah!! … yasudah besok pulang sek… yeoboseyo .. yeoboseyo … eh Hyerin … sialan telponnya dimatikan!!!”

Chanyeol menatap nomor yang baru saja dihubunginya itu. Merasa bingung apa dia harus menyimpan nomor itu atau tidak. Tadinya dia berniat menyimpan nomor telpon Hyerin tapi karena sikap Hyerin barusan yang menurutnya sangat tidak berprikemanusiaan dan berprikeadilan dia menjadi ragu. Namunl akhirnya Chanyeol tetap menyimpan nomor Hyerin setelah melalui perdebatan yang panjang dengan dirinya sendiri. Dan tahukah anda saudara-saudara? Chanyeol menyimpan nomor Hyerin dengan nama apa? “Nae Yeoja” adalah nama kontak Hyerin di hp Chanyeol.

***

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, satu persatu teman Hyerin dan Chanyeol meninggalkan kelas kecuali mereka berdua yang masih duduk di bangku masing-masing. Sesekali Hyerin tampak menengok ke luar jendela. Suasana kelas tiba-tiba menjadi canggung. Sebelumnya adegan seperti ini, berdua di dalam kelas atau di tempat manapun tidak pernah ada dalam skenario perjalanan hidup dua anak manusia ini.

“Sampai kapan kau mau disini? sampai rambutmu memutih?” Chanyeol akhirnya angkat bicara setelah sekian lama diam. Entah sudah berapa lama mereka berdua berada di kelas dan tidak berbicara satu  sama lain.

“Sampai ekormu tumbuh!!!!” Jawab Hyerin dengan ketus.

“Hyerin, kali ini aku benar-benar serius. Sampai kapan kita mau disini? Keburu sore, bisa-bisa kita tidak latihan”. Tanya Chanyeol melangkah ke arah Hyerin.

“Tunggu sebentar lagi, sampai sekolah benar-benar bersih, aku tidak mau ada orang-orang yang melihat kita. bisa jatuh imageku!” Jawab Hyerin masih sedikit ketus.

“Aigooo Lim Hyerin. Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu yang sepertinya mengalami kebuntuan itu. Asal kau tahu saja yah, 1 sekolahan itu, sudah tahu kalau kita yang mewakili kelas kita untuk ikut lomba nyanyi duet, jadi berduaan denganku sepertinya bukan sesuatu yang harus dipermasalahkan, dan pada hari H nanti, semua warga sekolah, mulai dari para guru, para siswa, OB di sekolah kita, bahkan akan ada juga ortu murid, semuanya akan melihat kita berdua. Lagipula Kenapa sih kalau kita jalan berdua? apa ada yang salah dengan itu? Orang lain tidak akan peduli denganmu, kau pikir mereka tidak punya kesibukan lain sehingga mereka harus memperhatikan kau sedang jalan dengan siapa? berdua dengan siapa? dibonceng motor oleh siapa? kalau aku sih cuek aja lagi, peduli amet sama  kata orang.”

“Itu kan menurutmu!! Apa kau lupa, 1 sekolahan juga tahu kalau kau dan aku adalah musuh bebuyutan? mana ada orang yang mau jalan berduaan dengan musuhnya! Aku benar-benar benci keadaan ini!!” Kata Hyerin lagi-lagi dengan nada ketus.

Entah kenapa, perkataan Hyerin membuat Chanyeol merasa sedih. Musuh, Hyerin mengaggapnya musuh. Kata-kata itu terlalu kejam baginya. Hanya satu kata tapi mampu membuat beribu-ribu luka di hatinya.

Setelah yakin di luar tidak ada lagi murid lain, mereka akhirnya memutuskan untuk berangkat ke studio milik teman Chanyeol itu.

***

Chanyeol mmengemudikan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hyerin menjadi agak ketakutan, dia tidak terbiasa dibonceng dengan kecepatan tinggi. Ingin sekali rasanya dia memeluk pinggang Chanyeol dan bersandar di punggungnya tapi buru-buru dia enyahkan pikiran kotor itu, dan akhirnya yang ada  Hyerin malah memukul helm Chanyeol, menyuruhnya untuk menurukan kecepatan motornya. Chanyeol sendiri, bukannya menuruti keinginan Hyerin, dia malah semakin menggila. Laju motornya yang semakin cepat mebuat Hyerin sangat ketakutan. Entah sadar atau tidak, kedua tangannya terulur memeluk pinggang Chanyeol dan bersandar di punggungnya yang lebar. Nyaman dan merasa jauh lebih baik,  itulah yang dirasakannya.

Chanyeol yang merasakan tangan Hyerin di pinggangnya agak sedikit kaget, ada perasaan lain, Senang, bahagia, seperti ada berjuta-juta kupu-kupu sedang menari dalam perutnya. Nyaman sekali rasanya seperti ini. Chanyeol yang sekarang dipeluk erat oleh Hyerin, untuk pertama kalinya merasa berguna untuk yeoja cantik itu, ia merasa seperti sedang menjadi pelindung bagi Hyerin. Bibirnya membentuk sebuah senyuman, senyuman kebahagiaan. Dalam hati ia memohon agar waktu berhenti sebentar disini, untuk saat ini.

***

Akhirnya mereka sampai di studio, Chanyeol sebelumnya telah meminta izin kepada temannya untuk menggunakan studio ini. Studio  itu tidak terlalu besar. Ukurannya hanya seukuran rumah pada umumnya.

“Temanmu bahkan mempercayakanmu memegang kunci studionya?” Kata Hyerin membuka percakapan.

“Oh iya dong. Aku dan teman-temanku memang sering main disini, jadi tempat ini sudah seperti rumah kedua kami. Dan beberapa alat musik yang ada disini itu adalah hasil patungan kami. Kalau studionya sendiri, itu ayahnya Jongin yang membangunnya. Jongin itu nama temanku yang memiliki studio ini. menurutmu bagaimana studionya?” Tanya Chanyeol setelah berhasil membuka pintunya. Kini mereka berdua sedang berjalan ke dalam.

“Oh begitu rupanya … emm studionya? ini sangat rapi, bersih  …  dan menyenangkan kurasa” Jawab Hyerin. seulas senyum terukir di bibirnya yang tipis.

“Neomu yeppeo ….” Batin Chanyeol.

Untuk pertama kalinya Hyerin dan Chanyeol berbicara layaknya teman. Tak ada teriakan, bentakan, makian  dan sebagainya. Sebelum memulai latihan Chanyeol mengajak Hyerin melihat-lihat, menjelaskan padanya tentang alat musik yang mungkin asing bagi Hyerin. Chanyeol juga menunjukkan kepiawaiannya bermain gitar pada Hyerin. Diam-diam Hyerin merasa kagum pada Chanyeol, bukan hanya gitar, chanyeol ternyata juga pandai bermain bass dan drum. Ini pertama kalinya Hyerin melihat Chanyeol memainkan alat-alat musik itu.

“Keren sekali,” Batin Hyerin.

Setelah melihat-lihat dan bermain musik, mereka berdua berdiskusi menentukan lagu yang akan mereka bawakan. Chanyeol menyodorkan buku yang lumayan tebal pada Hyerin yang ternyata adalah buku berisi lirik-lirik lagu.

“Kau ingin lagu apa?” Chanyeol bertanya pada Hyerin yang sibuk membolak-balik buku yang ada di tangannya.

“Aku tidak tahu, tapi aku suka lagu yang lembut, lagu-lagu ballad,” Jawab Hyerin.

“Kalau aku suka yang bergenre pop, hip hop, dance, electropop dan rock. electropop sepertinya keren, kita nyanyi lagu yang genrenya electropop sajalah.”

“Eh Chanyeol, kita ini mau duet, kau mana bisa menentukan genre seenaknya seperti itu. Kau juga harus meminta pendapatku dong!!”

“Yasudah, keluarkan pendapatmu kalau begitu. Oh ya sebenarnya kau ini bisa bernyanyi tidak tidak sih? suaramu bagus tidak??” Tanya Chanyeol dengan nada meremehkan.

“Kau jangan meremahkanku. Kau belum pernah mendengarku bernyanyi kan?”

“Nyanyikan sebuah lagu kalau begitu, aku ingin mendengar suaramu seperti apa” tantang Chanyeol.

“Oke, dengarkan, pasang telinga besarmu baik-baik hahaa.”

Hyerin terlihat sedang menimbang-nimbang ingin menyanyikan lagu apa, beberapa detik kemudian ia akhirnya mulai bernyanyi.

 

nae tteugeoun ipsuri neoui budeureoun ipsure dakil wonhae
nae sarangi neoui gaseume jeonhaejidorok
ajikdo naui maeumeul moreugo isseotdamyeoneun
i sesang geu nuguboda neol saranghagesseo

neol saranghagesseo eonjekkajina

neol saranghagesseo jigeum i sungancheoreom

i sesang geu nuguboda
neol saranghagesseo

Lagu I choose to love you milik Hyorin Sistar mengalun indah ke seluruh penjuru ruangan. Alunan suara Hyerin yang indah seolah membekukan seisi studio. tak terkecuali Chanyeol, dia sangat terpesona dan takjub mendengar Hyerin bernyanyi, sampai tidak mampu berkata apa-apa.

“Bagaimana  pendapatmu tentang suaraku?” Tanya Hyerin. Senyum manis kembali tersungging di bibirnya. senyum yang menyihir, senyum yang mampu menularkan kebahagiaan bagi siapun yang melihatnya. Senyum yang membuat Chanyeol menyadari betapa cantiknya gadis yang ada di hadapannya sekarang. gadis yang selama ini disukainya.

“Whoaa … Jjang, daebak!” Kata Chanyeol sambil mengacungkan dua jempolnya.

“Gomawo,” Jawab Hyerin tersipu malu. Hyerin tak mampu menyembunyikan rasa senangnya ketika dipuji oleh Chanyeol. Ini pertama kalinya ia bernyanyi untuk seorang pria dan pria itu memuji suaranya.

Setelah berdiskusi beberapa saat, akhirnya mereka memutuskan untuk menyanyikan lagu dari Narsha feat Miryo yang berjudul I Love You. Dengan ide dari Hyerin, Chanyeol akan bermain gitar di awal lagu, kemudian Hyerin akan mengambil seluruh part Narsha dalam lagu tersebut, dan Chanyeol mengambil part Miryo yaitu bagian rapnya.

***

Hari demi hari berlalu, pertandingan tinggal 5 hari lagi. Hyerin dan Chanyeol baru saja selesai latihan dan sekarang mereka sedang berada di Dal.komm Café,  salah satu kafe di kawasan Hongdae.

“Aku suka datang kemari,” Kata Hyerin sambil memandang berkeliling.

“Jinjja? aku juga suka datang kemari. Tapi kenapa kita tidak pernah ketemu yah?”

“Hahaa … molla, bukan takdir kita untuk bertemu mungkin,” Jawab Hyerin sekenanya.

“Tapi sekarang kita tidak hanya bertemu saja, kita datang berdua, duduk berdua,” Jawab Chanyeol sambil menatap mata Hyerin dengan tatapan yang penuh arti.

Diam … keduanya diam, saling menatap satu sama lain. Hyerin tidak tahu harus mengatakan apa. Dia merasa ada yang aneh dalam diri Chanyeol. Chanyeol yang beberapa minggu ini bersamanya latihan seperti bukan Chanyeol yang selama ini dikenalnya, Chanyeol yang ini berbeda. Hangat, menyenangkan, manis dan ….. perhatian.

Hyerin merasa waktu seolah berhenti. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Dia sampai takut kalau kalau Chanyeol mampu mendengar detak jantungnya itu. Entah mengapa dia begitu menyukai cara Chanyeol berbicara padanya, memanggil namanya, menatapnya serta cara chanyeol memperlakukannya layaknya seorang wanita, bukan sebagai  Lim Hyerin si yeoja sinting. Lalu kemana perasaan bencinya pada Chanyeol? Apa mungkin ia mulai menyukai Namja itu? Hyerin bukanlah orang yang pendiriannya mudah berubah, tapi yang terjadi sekarang malah berbeda. Kebersamaannya dengan Chanyeol seakan menghapus semua perasaan kesal Hyerin padanya.

“Boleh aku menanyakan sesuatu padamu?” Tanya Chanyeol pada Hyerin.

“Tanya saja, bertanya kok pakai minta izin segala.”

“Bukan begitu, aku hanya takut nanti kau marah. Kau jangan marah yah.”

“Neeee .. aku tidak akan marah.”

“Hyerin, bolehkan aku memanggilmu ……… Hyerin-Ah?” Tanya Chanyeol ragu-ragu.

“Hah?  ……..…. ohh boleh saja, terserah kau” Jawab Hyerin salah tingkah.

“Gomawo Hyerin-Ah.”

***

Di kamarnya,  Chanyeol sedang menatap foto yang kini menjadi wallpaper Iphone 5 miliknya, selcanya dengan Hyerin yang di ambil di studio beberapa hari yang lalu. Setalah beberapa lama menatap foto itu, pikiranya melayang-layang ke masa lalu. Masa dimana ia pertama kali bertemu dengan Hyerin, saat ia masih SMP.

Chanyeol pertama kali bertemu Hyerin saat hari pertama sekolah. Saat itu ia mulai menyukai Hyerin. namun ia terlalu malu untuk mendekati Hyerin. Hari pertama ospek, entah ide darimana, ia mencuri papan nama kardus milik Hyerin. Rencananya, saat Hyerin nantinya sibuk mencari papan namanya yang hilang, ia akan muncul membawa benda itu itu dan mengaku bahwa dia yang menemukannya. Berharap dengan cara itu ia bisa dekat dengan Hyerin. Tapi sialnya, sebelum ia sempat memberikan benda itu pada Hyerin, panitia sudah lebih dulu mengetahui papan nama Hyerin hilang sehingga ia harus dihukum. Chanyeol, merasa sangat bersalah pada Hyerin. tapi ia tetap bersikukuh ingin menjalankan rencana awalnya, ia akan tetap membawakan papan nama itu dan mengaku menemukannya. Tapi dewi fortuna mungkin memang sedang tidak berpihak padanya. Sebelum Chanyeol menjalankan rencanyanya, Hyerin malah menemukan papan nama kardus  itu di bawah meja Chanyeol saat Chanyeol pergi ke kamar kecil. Akhirnya Hyerin tahu kalau yang mencuri papan namanya adalah Chanyeol. Hyerin sangat marah. Rencananya Chanyeol  untuk menjadi pahlawan gadungan untuk Hyerin malah berganti menjadi kekesalan Hyerin padanya.

Ingatan saat ia menulis surat untuk Krispun juga terbayang kembali. Chanyeol sangat mengetahui betul bahwa Hyerin waktu itu sangat menyukai Kris sementara Kris jelas-jelas sudah punya pacar, namun Hyerin masih tetap menyukainya. Chanyeol merasa khawatir pada Hyerin yang menyukai kekasih orang, ia takut kalau Hyerin akan disakiti atau diserang oleh pacar Kris dan Chanyeolpun tentunya merasa cemburu.  Akhirnya ide gilanya muncul lagi, ia menulis surat pada Kris dengan mengatasnamakan Hyerin sebagai pengirimnya. Chanyeol tahu, Kris sangat tidak suka dikirimi surat oleh orang-orang yang menurutnya tidak jelas. Chanyeol berharap, rasa suka Hyerin pada Kris akan hilang setelah nanti Kris memarahinya. Tapi lagi-lagi, nasib baik belum berpihak padanya, Hyerin akhirnya mengetahui bahwa itu semua adalah ulahnya. Hyerin bukan hanya membenci Kris saja tapi juga ikut-ikutan membenci dirinya. itu membuatnya benar-benar frustasi.

Chanyeol tidak sanggup melihat Hyerin mendiamkan dirinya. Jangankan berbicara dengannya, melihatnyapun Hyerin bahkan ogah-ogahan. Berbagai cara dilakukannya untuk mendapat maaf Hyerin tapi selalu saja gagal, Hyerin terlalu marah padanya. Akhirnya ia putuskan untuk membuat Hyerin kesal saja padanya karena hanya dengan cara itu, Hyerin akan berbicara dengannya meskipun dengan nada yang sangat tidak mengenakkan. Chanyeol harus rela dirinya dibenci oleh Hyerin, itu sebenarnya sangat menyiksanya. Dirinya harus berpura-pura membenci Hyerin, pura-pura menjadi musuhnya. Tapi bertengkar dengan Hyerin masih jauh lebih baik daripada tidak bicara sama sekali.

Dan tak lupa pula, memorinya juga ikut terseret pada masa-masa kelulusan SMP. Saat mereka sibuk menentukan di SMA mana mereka akan melanjutkan sekolah. Chanyeol yang gelisah karena tidak tahu bagaimana caranya untuk mengetahui sekolah mana yang akan Hyerin pilih harus rela uang jajannya selama seminggu di ambil Seul Mi, uang yang merupakan sogokan. Chanyeol menyogok Seul Mi agar dia mau memberitahu Chanyeol di SMA mana Hyerin akan sekolah. Chanyeol terpaksa melakukan itu karena Seul Mi bersikeras tidak mau memberitahunya. Akhirnya ia menempuh jalan seperti ini, dan Seul Mi yang sedikit matre juga tidak akan bisa menolak uang jajan seminggu yang dijanjikan Chanyeol padanya. Ketika akhirnya ia tahu bahwa Hyerin akan mendaftar di SMA Hannyoung, ia pun membulatkan tekad untuk masuk ke sekolah yang sama, padahal waktu itu, appanya justru mengharapkan agar Chanyeol melanjutkan sekolah di Australia, tapi Chanyeol menolak. Dengan berbagai alasan yang dibuat-buatnya, ia berusaha meyakinkan appanya agar diijinkan untuk sekolah di Seoul saja. Appanya pun akhirnya mengabulkan permintaan Chanyeol, ia diijinkan melanjutkan pendidikan SMAnya di Seoul.

Chanyeol tersenyum sendiri membayangkan masa lalunya, membayangkan segenap pengorbanannya. Ia mengingat saat pertama kali bertemu Hyerin, saat Hyerin menjadi kesal dan membencinya, saat ia memutuskan berpura-pura memusuhi Hyerin hanya untuk dapat berbicara dengannya, dan mengingat hubungannya dengan Hyerin belakangan ini yang mulai membaik. Semua itu membuat Chnayeol menyadari satu hal. Life is unpredictable, hidup kita bukanlah seusatu yang bisa di prediksi. Siapa yang menduga, Hyerin yang begitu galak, yang dipikirnya akan membenci dirinya untuk selama-lamanya akhirnya berubah menjadi Hyerin yang ramah, baik hati dan menyenangkan. Entah kejutan apa lagi yang disiapkan hidup ini untuknya besok.

Tapi ada satu hal yang masih mengganggu pikirannya, mengenai perasaannya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia ingin sekali Hyerin mengetahui perasannya yang sebenarnya, perasaan yang dipendam dan dijaganya selama bertahun-tahun lamanya. Perasaan yang tidak pernah berubah sedikitpun.

***

Hari yang ditunggu-tunggu datang juga, hari perlombaan lagu duet. Untuk lomba yang lain, masing-masing diadakan di hari yang lain jadi hari ini khusus untuk lomba lagu duet yang kebetulan juga adalah hari terakhir lomba. Panggungnya sangat besar, ada banya kursi penonton yang disiapkan. Orang tua murid juga mendapat undangan. Makanan-makanan ringanpun disediakan.

Hyerin datang ke sekolah bersama dengan appa dan eommanya. Hyerin yang mengenakan dress berwarna putih selutut itu tampak sangat cantik, manis dan mempesona. Rambutnya dibiarkan tergerai. Lim Hyerin, sederhana namun tetap cantik dan elegan.

Sementara itu, Chanyeol juga datang ke sekolah bersama appa dan eommanya . Chanyeol sendiri memakai kemeja berwarna putih dipadukan dengan celana jins hitam. sangat sederhana, namun aura ketampanannya tidak bisa disangkal oleh siapapun yang melihatnya. tubuh tingginya, mata besarnya, kulit putihnya, benar-benar mahakarya Tuhan yang indah.

Chanyeol dan Hyerin sama-sama meminta doa dari orang tua mereka sebelum beranjak ke belakang panggung. Berharap mereka bisa memberikan penampilan terbaik .  Berharap bisa menyumbangkan piala untuk kelas mereka, membuat bangga Kim Ji Hyun seongsaengnim, wali kelas mereka.

Di belakang panggung, Chanyeol dan Hyerin akhirnya bertemu. Chanyeol menatap Hyerin penuh rasa kagum. Hyerin memang memiliki kecantikan yang alami, hari ini dia benar-benar seperti bidadari.

Begitupun dengan Hyerin, entah mengapa hari ini, dia bahagia sekali melihat Chanyeol, perasaan jengkelnya selama ini menguap entah kemana digantikan oleh rasa kagum dan mungkin rasa suka??.

“Hyerin-ah, kau … kau sangat cantik,” Kata Chanyeol tanpa mampu menatap mata Hyerin langsung.

“Eum, Gomawo Chan .. Chanyeol .. Ah,” Kata Hyerin malu-malu.

“Hah? Apa aku salah dengar? Atau kau yang salah bicara?”

“Tidak … tidak ada yang salah dengar dan tidak ada yang salah bicara.”

“Benarkah? Ne, kalau begitu mulai sekarang panggillah aku seperti itu, bukan Chanyeol, bukan tiang listrik bertelinga besar, tapi Chanyeol-Ah, Aracchi?”

“Ne, arasseo Chanyeol-Ah.”

Keduanya tertawa, rasa canggung dan malu-malu  yang awalnya ada kini lenyap berganti dengan tawa dan kebahagiaan. Chanyeol tiba-tiba memegang tangan Hyerin. Dingin … entah tangan siapa yang dingin, tangannyakah atau tangan Hyerin atau mungkin keduanya. Chanyeol menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara.

“Hyerin-ah, aku punya sesuatu, semalam aku menulis surat untukmu. Aku tidak bermaksud mengingatkanmu tentang masa lalu. Ini surat lain, bukan surat bodoh dan tidak jelas seperti yang dulu itu, dalam surat ini kutuliskan semua apa yang aku rasakan, bacalah nanti setelah pertandingan selesai. Jika hatimu tergerak, datanglah padaku, tempatnya ada dalam surat itu.”

Hyerin menatap amplop berwarna biru itu tanpa ekspresi. sesekali ia mendongak untuk melihat Chanyeol.

“Hyerin, percayalah. Ini bukan surat bodoh seperti waktu itu. Jika kau ingin tahu siapa dan bagaimana aku, bacalah surat itu baik-baik. Ku utarakan semua perasaanku disitu. Percayalah padaku. kumohon” Chanyeol meyakinkan Hyerin.

“Ne, akan aku baca,” Jawab Hyerin akhirnya. Senyum manis menghiasi wajahnya.

***

Akhirnya tiba saatnya mereka berdua untuk tampil. Sesuai dengan konsep yang mereka bawakan, pasangan kekasih yang sedang piknik, panggung di set sedemikian rupa sehingga menyerupai padang rumput, ada pohon-pohon buatan di panggung sebagai properti, dan ada juga permadani di tengah panggung dan beberapa property lainnya.

Penonton bersorak gembira meneriakkan nama mereka. HyeYeol, adalah julukan couple yang satu ini. para murid tak henti-hentinya meneriakkan HyeYeol. Para penonton kembali bersorak saat Chanyeol  muncul sambil menggendong Hyerin ala bridal style naik kepanggung.

Chanyeol membawa Hyerin ke tengah panggung, mereka duduk di permadani  yang telah disiapkan. Hyerin terlihat bergelayut manja di lengan Chanyeol kemudian membisikkan sesuatu di telinganya. Chanyeol mengelus-elus kepala Hyerin dan kemudian mengangguk mantap. Diambilnya gitar yang ada disampingnya. Ternyata yang tadi itu adalah adegan Hyerin meminta Chanyeol bermain gitar untuknya.

Chanyeol mulai bermain gitar, memainkan nada dari bagian awal dari lagu mereka. Namun ada sedikit improvisasi dari Chanyeol berhubung karena bagian awal lagu ini sangat pendek, Jadi Chanyeol menambahkan sedikit nada-nada baru pada bagian awal, baru setelah itu Hyerin bernyanyi, menyanyikan part Narsha dalam lagu I Love You dan Chanyeol pada part Miryo. Di Akhir lagu mereka kembali menapilkan drama singkat. kali ini Chanyeol yang membisikkan seusatu di telinga Hyerin. Hyerin awalnya menggeleng-gelengkan kepalanya tapi Chanyeol berusaha meyakinkannya. Mereka berdua berdiri, ternyata mereka akan berdansa. Keduanya berdansa, Hyerin dan chanyeol tak hanya pandai bernyanyi, ternyata mereka juga bisa berdansa dengan sangat baik. Saat dansanya berakhir, mereka berpelukan kemudian menyalami semua penonton dan turun dari panggung. Penonton kembali bersorak sorai. Di sana, di deretan terdepan, jelas sekali ekspresi bangga dari orang tua mereka. Bahkan ibunya Hyerin sempat menitikkan air mata saat anaknya bernyanyi.

***

Pertandingan telah resmi berakhir. Tiba saatnya mengumumkan semua pemenang dari masing-masing lomba. Sejauh ini kelas Chanyeol dan Hyerin mendapatkan banyak piala. Saatnya mengumumkan juara lomba lagu duet.

“…….. Dan juara pertama untuk lomba lagu duet adalah …. pasangan dari kelas 2 atas nama Park Chanyeol dan Lim Hyerin!! Chukahamnida …”

Chanyeol dan Hyerin keluar sebagai juara pertama, Para murid  bersorak gembira. Chanyeol dan Hyerin diminta naik ke panggung menerima piala mereka, namun sebelum naik ke atas  panggung, mereka berdua menghampiri wali kelas mereka dan mengajaknya sama-sama naik ke panggung untuk menerima piala. Semua juara dari masing-masing lomba telah diumumkan, kelas Chanyeol dan Hyerin yang paling banyak mengumpulkan piala. Akhirnya lomba kesenian resmi berakhir.

***

Hyerin menatap amplop biru di tangannya, dibukanya amplop itu dengan hati-hati kemudian membaca isinya kata demi kata, kalimat demi kalimat. Dalam surat itu Chanyeol menceritakan tentang semua alasan-alasan di balik ide-ide bodohnya yang dulu membuat Hyerin sering merasa kesal padanya. Tentang Kris, tentang masa-masa ospek, semua dijelaskan oleh Chanyeol dalam surat itu.  Hyerin hanya mampu tersenyum membacanya, terkadang menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir betapa ajaibnya seorang Park Chanyeol. Demi gadis yang disukainya dia rela melakukan semua hal-hal bodoh dan konyol.

Dan akhirnya sampailah ia pada paragraf terakhir. Alangkah kagetnya Hyerin membaca bagian itu.

 

 

Hyerin-Ah …

Aku mungkin tidak bisa memastikan bahwa akulah yang terbaik untukmu tapi aku bisa memastikan satu hal, aku akan mencintaimu dengan cara yang terbaik yang ku miliki. Tak penting kau menyukaiku atau tidak, aku hanya ingin kau tahu perasaanku. Aku tidak bisa terlalu lama membiarkannya berada jauh terpendam di dasar hatiku tanpa pernah sempat kuberi tahu pada yang seharusnya kuberi tahu, yaitu kau.

Lim Hyerin, aku mencintaimu …

Jika hatimu berkenan untukku, datanglah ke taman belakang rumahmu, aku menunggumu disana.

 

Park Chanyeol

 

 

Cairan bening jatuh dari ujung mata Hyerin membasahi pipinya, ia tak mampu menahan air matanya. Ia telah mencoba untuk kuat namun pertahanannya rubuh begitu saja. Chanyeol ternyata mencintainya sudah lama sekali, begitu setianya dia dengan perasaannya meski Hyerin selalu menyakitinya. Hyerin segera bangkit dari kursinya dan berlari menuju taman di belakang rumahnya.

Sesampainya disana, Hyerin mencari Chanyeol. matanya menyapu ke segala arah namun tak ia temukan Chanyeol. Hyerin mulai merasa khawatir. Apa Chanyeol hanya mengerjainya? Apa Chanyeol mencoba mengerjainya dengan menggunakan surat untuk kedua kalinya? pikiran-pikiran itu muncul begitu saja tanpa bisa dicegahnya.

“Chanyeol … Chanyeol … Chanyeol … ” Hyerin berteriak memanggil nama Chanyeol, air matanya mulai turun kembali.

“Ia tidak ada disini, tidak ada,” Katanya lirih.

Hyerin berjalan gontai menuju ke sebuah pohon besar, di bawah pohon besar itu, ia duduk bersandar, kali ini tangisnya menjadi lebih besar. Perasaannya saat ini jauh lebih sakit dari apa yang dialaminya sebelumnya. Lagi-lagi, selembar surat melukai hatinya. Namun tiba-tiba Hyerin merasakan ada sesuatu yang jatuh di atas kepalanya, di ambilnya benda yang ternyata daun itu. Hyerin menengadahkan kepala dan alangkah kagetnya dia melihat Chanyeol ada di atas pohon.

“Hyaaaaa… tarzan, monyet, cepat turun!!! Aku akan memukulmu sampai pingsan!!!!” Teriak Hyerin sambil mencoba melempari Chanyeol dengan baru-batu kecil.

“Hyerin, hentikan! Kau tidak boleh berbuat seperti itu pada pangeranmu.”

“Cihh….pangeran, pangeran monyet!!”

Hyerin berjalan menjauh dari pohon, Chanyeol yang melihatnya segera turun dan mengejar Hyerin. Chanyeol meraih tangan Hyerin kemudian membalikkan tubuhnya sehingga mereka berhadapan

“Kau marah yah?” Goda Chanyeol.

“Iya aku marah!!!” Jawab Hyerin ketus.

“Jangan marah Hyerin-ah. Selalu ada alasan dibalik apa yang terjadi. Setidaknya kau harus mendengarkan penjelasan orang dulu, baru memutuskan ingin marah atau tidak” Kata Chanyeol berbisik di telinga Hyerin.

Hyerin merasa geli dan ia tak bisa menyangkal bahwa ia juga merasa sangat senang dan nyaman  dengan perlakuan Chanyeol. Namun sebelum terlalu larut dalam buaian suara Chanyeol yang begitu lembut di telinganya, Hyerin tiba-tiba mendorong tubuh Chanyeol.

“Lalu, apa alasanmu huh? Apa alasanmu naik ke atas pohon dan membuat suasasanya seolah-olah kau tidak disini??!” Tanya Hyerin sambil menatap tajam ke arah Chanyeol.

“Ah ini, Aku membuat mahkota dari daun untukmu di atas pohon itu” Kata Chanyeol sambil memakaikan mahkota daun buatannya.

“Tapi … saat kupanggil kenapa tidak menjawab?” Tanya Hyerin memegangi mahkota di kepalanya itu. Kali ini suaranya melembut, tidak ketus seperti tadi.

“Hehee, aku terlalu sibuk dengan mahkota ini, sampai sampai lupa menjawab” Jawab Chanyeol sambil mebuat pose V di tangannya.

“Ishhhh!!! Alasan macam apa itu??!!” Kata Hyerin cemberut.

“Tapi tadi kau benar-benar ketakutan, kau sampai menangis. Maafkan aku Hyerin-ah,” Kata Chanyeol. Terdengar ketulusan dari suaranya, kini ia sedang memegang kedua tangan Hyerin.

“Iya!!! Dan aku ingin sekali memukul … mmppphh,” Belum sempat Hyerin menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Hyerin merasakan bibir Chanyeol bertemu dengan bibirnya. Hyerin mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba untuk memahami situasi ini. Dia terlalu terkejut. Namun,  lembut dan manisnya bibir Chanyeol seolah menghipnotisnya untuk menikmati moment ini. Setelah beberapa detik, Hyerin akhirnya memberanikan diri membalas ciuman Chanyeol. Perlahan ia mengalungkan tangannya ke leher Chanyeol, memeluknya semakin erat seolah tidak ingin membiarkan dirinya lepas dari namja tampan itu. Mahkota daun yang ada di kepalanya entah ia sadari atau tidak kini telah jatuh.

Perlahan mereka berdua melepas first kiss mereka, Chanyeol meraih wajah kecil nan putih bersih milik Hyerin dan membelainya dengan lembut, ditatapnya mata gadis bermata indah itu.

“Chanyeol pabo!!!!!” Kata Hyerin yang tiba-tiba memukul lengan Chanyeol, mengacaukan moment tatap-tatapan di antara mereka.

“Ne, Chanyeol memang pabo” Tukas Chanyeol yang kemudian sedikit bergeser dan membungkuk untuk mengambil mahkota daun yang terjatuh dan kembali memasangkan benda itu di kepala Hyerin. Dan kini ia meraih pinggang Hyerin, merengkuhnya kembali dalam pelukannya.

“Kenapa kau lakukan semua ini? Berpura-pura membenciku setelah sekian lama?”

“Hyerin, cinta sanggup membuatmu melakukan hal-hal yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiranmu untuk melakukannya.”

“Eum, kurasa kau benar.”

Mereka kembali larut dalam suasana bahagia ini. Bahagia bagi mereka berdua tentu saja. Chanyeol memeluk Hyerin erat seolah Hyerin adalah benda kesayangannya yang tak akan dibiarkannya direbut orang lain. Beberapa menit berlalu, Chanyeol meregangkan pelukannya untuk melihat wajah yeoja yang dicintainya itu. Chanyeol menatap wajah Hyerin lekat-lekat, membelai rambut panjangnya seraya berbisik lembut di telinganya.

“Lim Hyerin, You are my one and only. Saranghae …”

“Nado Saranghae Park Chanyeol.”

 

END

 

 

Fiyuuhhh … Akhirnya selesai juga nih epep. Jeongmal mianhaeyeo kalau ceritanya tidak menarik dan kurang berkenan dihati …

Cingudeul, jangan lupa komennya yah *lempar sempak bias* :D


Memories (Sequel of Soulmate) | Part 3

$
0
0

memories-chanyeol-mium

Title: Memories (Sequel of Soulmate) | Part 3

Sub-title: Park Chanyeol / Chanyeol (Mium)

Author: Lee Yong Mi / @YongMiSM

Genre: Romance, Thriller, Tragedy, Fantasy

Length: Chapter

Main Cast:

  1. EXO-K Chanyeol
  2. Lee Yong Mi
  3. All EXO Members
  4. One secret man

Cameo:

  1. Teen Top

Rating: Part 3… PG-16

Disclaimer:

Annyeonghasseo, readers~ ^^ I’m back with the third part of Memories ! Who’s waiting for this part? *sok Inggris #plak

Setelah kemarin author membuat readers shock (atau tidak?) dengan rating NC-17… Sekarang kita kembali ke rating PG-16 ^^ Author masih berumur 16 sih ‘-‘ Di bagian ini, mungkin hanya akan mengungkapkan suatu kebencian. Kebencian siapa? Selamat membaca, readers ^^

Oh ya, jika kalian melihat next episode, jangan heran. Akan ada sebuah kejutan (?) di part selanjutnya. Yaitu…. #jeng jeng jeng jeng# masih rahasia ya ^^

Last, happy reading my beloved readers~

Poster credit at: cipzcagraph.wordpress.com

 

Park Chanyeol / Chanyeol (Mium)

 

Lee Yong Mi

Entah untuk keberapa kalinya, Jong In kembali menghampiriku, dan ia juga mempunyai berbagai macam alasan, seperti membawakanku makanan, mengajakku jalan-jalan, bahkan ia hampir saja mengikutiku ke kamar mandi jika Luhan tidak menariknya keluar.

Mereka semua… ada-ada saja.

Baik, dari sekian banyaknya suamiku-rasanya cukup aneh setelah mengetahui bahwa mereka semua adalah suamiku-, yang baru kuketahui bahwa mereka tidak membenciku adalah Luhan, Wu Fan, Joon Myung, Jong Dae, dan Jong In. Sisanya? Aku tidak tahu.

Tapi, walau hanya bersama dengan mereka pun, aku sudah bahagia. Mereka benar-benar menunjukkan perhatian mereka padaku. Mereka sangat menyayangiku.

Bagiku, disayangi seperti saat ini… sudah cukup. Aku tidak meminta hal yang lebih.

+++

Seorang namja berjalan keluar dari tempat tinggal para anggota EXO pada malam hari. Ia terus berjalan, menelusuri hutan lebat yang tampak menyeramkan-meski itu tidak mengganggunya sama sekali.

“Kau datang?”

Namja itu berhenti melangkah. Ia membiarkan 6 orang berdiri di depannya, dan 6 orang tersebut adalah Teen Top!

“Jadi, kau menerima penawaran kami?” tanya Niel dengan wajah tanpa ekspresi. Namja itu mengangguk.

“Selama ia menghilang dari tempat tinggalku, aku akan dengan senang hati memberikannya pada kalian.” Jawab sang namja. Ia terlihat tidak senang berada disana. “Kapan kalian ingin aku mengantarnya?”

“Kami akan menunggu sampai pukul 12 malam.”

Semua anggota Teen Top menghilang seketika, membuat namja itu berdecak kesal.

“Aish, inilah sulitnya bertransaksi dengan kelompok lain.” Gerutunya, kemudian dia kembali berjalan ke arah rumahnya.

+++

Lee Yong Mi

Malam hari.

Ketika aku sedang tidur dengan damainya, seseorang mengetuk pintu kamarku. Mataku membuka secara perlahan.

“Ugh… Siapa yang mengetuk pintuku disaat seperti ini?” gumamku pelan. Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.

“Yong Mi-ah, kau tidak sedang sibuk, bukan? Aku ingin kau menemaniku.”

Ikuti saja aku agar kau cepat keluar dari rumah ini!

Aku terbelalak. Seketika aku berjalan mundur menjauhinya. Dia… tidak mungkin.

Aish, kenapa? Kau takut? Ikuti aku. Aku harus segera menyerahkanmu pada mereka.

“Yong Mi, waeyo?”

Ia justru tersenyum, namun pikirannya mengatakan hal yang berbeda.

“Yong Mi… Kau mau ikut denganku? Aku ingin menunjukkan sesuatu yang sangat indah padamu.”

Aku akan mengantarkanmu pada kematian, sama seperti disaat kau mengantarkan kematian pada Hyura.

“Kau…” ucapku pelan. Aku terus melangkah ke belakang. “Apa yang ingin kau lakukan, Chanyeol?”

Chanyeol tidak menjawab. Ia hanya meraih tanganku dan menarikku keluar dengan kasar.

Dalam sekejap, kami telah berada diluar rumah…

+++

Park Chanyeol / Chanyeol

Aku menarik Yong Mi kasar. Tidak ada yang mengetahui bahwa aku membawa Yong Mi keluar pada malam ini. Haha… Aku akan membuat Yong Mi menghilang selamanya dari kehidupanku!

“Chanyeol! Lepaskan aku!!” ucap Yong Mi seraya meronta, namun itu tidak akan berhasil membuatku melepaskannya. Setelah semua yang kulakukan, aku tidak akan melepaskannya sedikit pun.

Sraakk sraakkk…

Aku berhenti melangkah. Mereka datang!

Sraaaakkkk!

6 orang namja melompat keluar dari balik pepohonan. Yong Mi menjerit, sedangkan aku tetap tenang.

“Aku membawanya.”

Changjo adalah namja pertama yang mengambil Yong Mi dari peganganku. Aku berjalan mundur, membiarkan Yong Mi menyadari apa yang terjadi.

“Cha, Chanyeol-ah… Kau, memberiku pada mereka?”

Yong Mi menatapku tidak percaya. Aku mengabaikannya.

“Silahkan kalian memperlakukannya seperti apa pun. Tidak ada yang membutuhkannya lagi.” Ucapku yang membuat Yong mi terbelalak. Changjo, Chunji, dan LJoe menariknya menjauh, sedangkan Niel menghampiriku dan menepuk pundakku pelan.

Nice work.”

Dan mereka semua menghilang. Aku memasukkan kedua tanganku ke dalam saku celanaku, kemudian kembali berjalan pulang.

+++

Brakk!!

Chanyeol terbangun dari tidurnya. Ia melihat Suho berlari tergesa-gesa ke arahnya.

“Suho hyung! Waeyo?” tanya Chanyeol.

“Yong Mi! Yong Mi menghilang! Kau melihat ia, Chanyeol?”

Chanyeol terdiam sesaat, namun kemudian ia menggeleng dan memasang wajah tanpa dosa.

“Aniya. Aku tidak melihatnya.”

Di dalam hatinya, ia sedang tertawa.

“Rasakan itu, Lee Yong Mi…” gumamnya pelan. Ia menutup pintu kamarnya, kemudian tertawa keras.

Park Chanyeol, ia berubah menjadi seseorang yang kejam.

+++

Lee Yong Mi

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi semua ini membuatku bingung.

Mereka-yang baru kuketahui sebagai anggota Teen Top-memperlakukanku dengan baik. Aku dibiarkan berkeliaran dengan bebas di rumah mereka-asal aku tidak berusaha untuk kabur. Aku berusaha mengingat nama mereka. Em… Kalau tidak salah nama mereka itu… Ricky, LJoe, Niel, CAP, Changjo, dan Chunji. Lalu mereka…

“Annyeong, Lee Yong Mi!”

“HUWAAA!!”

Aku melonjak karena terkejut. Sejak kapan Ricky berada di sampingku?!

“Kenapa? Kau terkejut karena melihatku disini?” tanyanya dan seketika raut wajahnya berubah menjadi sedih, membuatku merasa tidak enak hati melihatnya.

“Eum, mianhae… Aku hanya belum terbiasa disini…” ucapku pelan, berusaha untuk sopan. Aku belum mengenal mereka dengan baik, jadi aku harus berhati-hati disini.

“Yong Mi-ah, jangan terjebak dengan wajahnya. Ia dikenal sebagai vampire-dengan-1000-wajah.”

Aku melihat Niel berjalan masuk ke dalam kamar. Wajah Ricky dalam sekejap berubah menjadi cemberut.

“Hyung! Jangan mengungkap rahasiaku seperti itu!” gerutu Ricky kesal. Niel justru tertawa, membuatku ikut tertawa kecil. “Eo? Kau tertawa juga? Waah, kau sangat cantik ketika tertawa!”

Wajahku memerah karena pujian itu, namun aku heran karena Niel memukul kepala Ricky.

“Berhentilah menggodanya. Lebih baik kau segera keluar dari sini, Ricky.”

Ricky mendengus, namun entah mengapa ia tetap menuruti perintah Niel. Setelah Ricky keluar, Niel menghampiriku.

“Tidurmu nyenyak?” tanyanya dengan sebuah senyuman. Aku mengangguk pelan, masih merasa waspada akan mereka. “Oh ya, aku minta maaf karena tidak memperlakukanmu dengan baik saat membawamu kesini. Semua demi kamuflase agar Chanyeol itu tidak mengetahui maksud kami yang sebenarnya.”

Aku mengernyit bingung, namun otakku berpikir dengan cepat. Mereka menyeretku untuk masuk ke rumah ini, tapi semua itu kamuflase? Jadi… tujuan mereka itu baikkah?

“Kau tahu? Sekarang, semua vampire mengincarmu.”

Tiba-tiba saja Chunji muncul entah dari mana. Dia merangkulku dan berbisik di telingaku, membuatku merinding sesaat.

“Itu semua karena…”

+++

Park Chanyeol / Chanyeol

Kris hyung meminta kami semua untuk berkumpul. Aku tetap dengan wajah santaiku, namun…

Buaakkk!!

Aku terjatuh dengan keras di atas lantai. Suho hyung memukulku. Suho hyung memukulku?!

“Jadi, kau yang membuat Yong Mi pergi, huh?”

Sial! Darimana Suho hyung mengetahuinya?!

“Kau sangat mengecewakan, Park Chanyeol.” Ucap Luhan hyung datar. Oh, pasti dia! Dia dapat membaca pikiranku!

“Sudahlah! Sekarang kita berkumpul terlebih dahulu!” Kris hyung menengahi. Aku segera beranjak dan menatap Suho hyung dan Luhan hyung sengit. Kami berjalan masuk ke ruangan khusus untuk berkumpul, dan disana member lainnya telah berkumpul.

“Jadi, sekarang…” ucap Kris hyung mengawali semuanya. “Kita harus mendapatkan Yong Mi kembali. Chanyeol, katakan pada kami. Pada siapa kau memberikan Yong Mi?”

Ternyata Kris hyung sama saja. Mengecewakan.

“Bukankah ini semua yang kalian inginkan?” tanyaku. “Kalian menginginkan yeoja yang telah membunuh Hyura, dongsaeng kita itu, menghilang bukan?”

Tidak ada yang menjawab, membuatku semakin emosi. Aku berdiri dan memukul meja di depanku dengan kuat.

BRAK!

“TIDAKKAH KALIAN BERPIKIR DENGAN JERNIH?! AKU MELAKUKAN INI SEMUA UNTUK MEWUJUDKAN KEINGINAN KALIAN! YEOJA ITU TIDAK PANTAS BERADA DISINI! DIA MEMBUNUH HYURA!”

“Kalau bukan orang tua kita yang melakukannya, Hyura dan  Yong Mi pasti akan tetap hidup sampai sekarang.”

Kami semua menoleh ke arah Kai.

“Tidak sepantasnya kita menyalahkan Yong Mi atau pun Hyura. Semua karena kesalahan orang tua kita.” Ucap Kai lagi.

“Dan permasalahannya adalah…” ucap Dio menyambung perkataan Kai. “Kenapa orang tua kita melakukan proses pembelahan jiwa?”

+++

Lee Yong Mi

Aku ternganga. Disaat Chunji menceritakan mengapa aku diincar oleh seluruh vampire, aku tidak sadar bahwa seluruh anggota Teen Top juga ikut mendengarkan.

“Otte? Sekarang kau mengerti bukan?” tanya Chunji. Aku hanya dapat mengangguk pelan.

“Kau seharusnya bersyukur, karena kami yang bertransaksi dengan Chanyeol, bukan kelompok vampire yang mengincarmu.” Ucap CAP. “Kalau seandainya kelompok vampire lain yang bertransaksi dengan Chanyeol, kurasa kau  tidak ada lagi di dunia ini.”

Aku merinding takut.

“Sudahlah! Jangan menakutinya!” ucap LJoe menolongku. “Cepat kalian keluar! Kasihan Yong Mi dikerubungi oleh kita.”

Mereka mengangguk setuju. Aku tersenyum sebagai tanda terima kasih, karena entah kenapa mulutku tetap terkunci. Mereka pun berjalan keluar dari ruangan ini, dan aku segera menutup pintunya.

Perlahan, aku menghela nafas.

Bagaimana kabar yang lain disana…? Mereka baik-baik sajakah?

+++

Semua anggota EXO bergerak secara cepat. Mereka melesat dari satu dahan ke dahan yang lainnya.

“Chanyeol, kau benar jujur pada kami, bukan?” tanya Lay. Chanyeol menggerutu kesal.

“Bukankah kau sudah mendengarnya dari si-pembaca-pikiran itu?” balasnya. Lay hanya menghela nafas.

“Kau tidak boleh begitu terhadap Luhan hyung… Bagaimana pun, ia hyung kita…”

Chanyeol tidak menghiraukan perkataan Lay. Dia terus melompat dari dahan ke dahan untuk mengikuti hyung-hyungnya yang lain. Mereka terus melesat ke arah tempat tinggal anggota Teen Top.

“Dengar semua!” teriak Kris dari barisan paling depan. “Tujuan kita bukan untuk berperang, melainkan untuk menjemput Yong Mi. Apa kalian mengerti?”

“Ne…”

+++

Lee Yong Mi

“Yong Mi-ah!!”

LJoe secara tiba-tiba melompat ke arahku, membuatku terlonjak ke belakang karena terkejut.

“L-LJoe! Kau mengagetkanku!” ucapku seraya menepuk pundaknya. Dia hanya tersenyum polos.

“Aku ingin mengajakmu jalan-jalan! Kami punya taman di halaman belakang, dan akan kupastikan kalau tidak ada cahaya matahari yang akan menerpa tubuhmu!” ucapnya antusias, membuatku tertawa.

“Gwenchana! Aku tidak akan musnah meskipun terkena sinar matahari!” ucapku tenang. Aku segera beranjak dari dudukku. “Kau bilang akan mengajakku jalan-jalan? Aku mau! Kajja!”

Sepertinya ini terbalik. Aku yang menarik LJoe untuk pergi ke taman itu, namun pada akhirnya ia yang menunjukkan jalan padaku. Kami berjalan seperti anak kecil yang dengan riangnya melompat kesana kemari. Kami sampai pada sebuah tempat yang mirip dengan rumah dari kaca.

“Bukankah kau mengatakan bahwa cahaya matahari tidak dapat menembus tempat ini?” tanyaku ketika melihat tempat itu sangat terang. LJoe menggeleng.

“Cahaya ini bukan berasal dari sinar matahari.” Ucap LJoe yang membuatku mengernyit bingung. “Coba lihat kesana.”

Ia menunjuk ke satu arah. Aku menoleh ke arah yang ia tunjuk dan melihat CAP duduk disana dan melambai ke arahku. Aku balas melambai ke arahnya.

“Eo? Jadi cahaya itu berasal dari tubuh CAP?” tanyaku tidak percaya. LJoe mengangguk.

“Aku akan memperkenalkan padamu apa saja yang berada disini!” ucap LJoe girang. Dia mengajakku berkeliling taman di dalam rumah kaca tersebut. LJoe menjelaskan semuanya dengan sangat apik, mulai dari jenis bunga, manfaat, bahkan efek samping jika bunga tersebut dikonsumsi oleh manusia.

Aku seakan mendengar penjelasan dari seorang profesor yang telah ahlinya. Maksudku, LJoe benar-benar membuatku mengerti dengan semua penjelasannya!

“Nah, ini hadiah untuk Tuan Putri!”

Tiba-tiba saja CAP memakaikan sebuah mahkota yang terbuat dari bunga di kepalaku, sedangkan LJoe menyelipkan bunga melati di sela rambutku. Wajahku merona.

“Lihat, Tuan Putri begitu cantik!” puji LJoe yang semakin sukses membuat wajahku memerah. CAP merapikan rambutku dan berjalan keluar dari rumah kaca ini.

“Kenapa kau memanggilku Tuan Putri?” tanyaku seraya menyentuh mahkota bunga itu.

“Karena, kau memang seorang Tuan Putri yang kelak akan memimpin kami.” Jawab LJoe. Dia meletakkan kedua tangannya pada pundakku, membuatku menatap ke arahnya. Dia tersenyum, dan perlahan wajahnya mendekat ke wajahku. Aku menjadi salah tingkah. Apa… dia akan menciumku? Andwae! Jeongmal andwae!!

“YAAAKK!!”

BUAKK!!

Aku terkejut ketika seseorang memukul LJoe, dan dia adalah… Chanyeol?

+++

Park Chanyeol / Chanyeol

Sungguh, tubuhku bergerak sendiri! Aku… aku merasa sesuatu terbakar di dalam tubuhku ketika namja brengsek itu mendekatkan wajahnya ke wajah Yong Mi. Tidak! Ia tidak boleh menyentuh Yong Mi sedikit pun! Eh? Bukankah aku membencinya? Tapi… ARGH! NAN MICHEOSSEO!!

“Park Chanyeol!!”

Kris hyung menahan tubuhku sebelum aku bertindak lebih jauh. Semua anggota Teen Top menghalangiku untuk memukul salah satu anggota mereka lebih jauh. Mereka mengeluarkan taring mereka masing-masing.

“Ti, tidak! Kami tidak datang kesini untuk berkelahi!” ucap Dio seraya menarikku mundur. Jangan salahkan aku! Tubuhku benar-benar bergerak sendiri!

“Kau memukul salah satu anggota kami, Chanyeol.” Ucap Niel di sela desisannya. “Aku akan membunuhmu!”

Baru saja aku berniat melindungi diri, seseorang telah melesat terlebih dahulu di hadapanku dan menghalangi Niel dariku.

“Andwae! Ja, jangan menyakitinya!”

Yo, Yong Mi?

“Ni, Niel… Bisakah kau menenangkan dirimu terlebih dahulu? Ma, maksudku… Chanyeol tidak sengaja memukulnya…”

Anak ini melindungiku? Setelah apa yang kulakukan padanya?

“Jika Tuan Putri mengatakan hal tersebut…” ucap Niel seraya berjalan mundur ke belakang. Yong Mi berbalik, menatap ke arahku.

“Apa yang kalian lakukan disini?” tanyanya. “Bukankah kau menyerahkanku pada mereka?” ucapnya yang seakan menusuk diriku. Apa ini? Apa yang terjadi padaku?

“Tidak. Kami datang untuk menjemputmu kembali.” Jawab Kris hyung.

“Kembali? Tunggu, apa yang kalian bicarakan?” tanya LJoe tidak mengerti. Ricky berbisik di telinganya, membuatnya terbelalak. “Andwae! Kenapa mereka harus membawa Yong Mi pulang? Mereka-hmpphh!!!!”

Chunji dan Changjo menutup mulut LJoe dan membawanya keluar.

“Kalian? Menjemputku?” tanya Yong Mi. Dia mengedarkan pandangannya pada kami semua. “Untuk apa?”

Yong Mi melangkah mundur. Ia menggelengkan kepalanya pelan.

“Aku akan tetap disini.”

Aku terbelalak mendengarnya. Yong Mi menatap kami dengan… tatapan yang berbeda.

“Lebih baik kalian pulang.”

Yong Mi melangkah menjauhi kami. Dia… apa yang dia pikirkan saat ini?!

“Kalian dengar sendiri apa yang ia katakan, bukan?” tanya Niel. “Harap segera pergi dari rumah kami.”

Mereka pergi membawa Yong Mi. Mereka pergi membawa Yong Mi… Mereka pergi. Membawa Yong Mi.

Apa salahku, sehingga… Yong Mi meninggalkan kami?

+++

“Hyung, kau berhasil?”

“Ya. Aku berhasil.”

“Kau mengendalikan dirinya sekarang?”

“Ya.”

“Bagus. Aku ingin agar dia menjadi istriku, hyung!”

“Kapan kau ingin semua itu terjadi?”

“Sekarang!”

“Baiklah. Yong Mi-ah, kau akan menuruti perintah kami, bukan?”

“…”

“Ayolah, jawab pertanyaan kami.”

“… Ya.”

+++

Park Chanyeol / Chanyeol

Ini tidak baik! Luhan hyung memerintahkanku untuk kembali ke tempat Teen Top.

“Cepatlah! Yong Mi dalam bahaya!!” teriak Luhan hyung panik, sedangkan Kai berusaha menahannya.

“Hyung! Mengapa kau mengatakan itu? Katakan alasannya!” ucap Kai. Luhan menggelengkan kepalanya. Raut wajahnya pucat.

“Yong Mi mengirimkan telepatinya padaku! Tubuhnya dikendalikan oleh mereka! Ia tidak dapat melawan sama sekali! Kai! Bantu Chanyeol berteleportasi kesana! Palliwa!!”

Luhan hyung mendorong Kai ke arahku. Kai segera meraih tanganku, dan dalam sekejap kami kembali ke tempat Teen Top.

“Yong-“ baru saja aku ingin berteriak memanggil Yong Mi, Kai menahanku dan menutup mulutku.

“Hyung! Kita menyelinap sekarang! Cepat, cari mereka!”

Kami berjalan dengan cepat dan tanpa suara untuk mencari Yong Mi. Aku menahan gejolak emosi di dalam diriku. Ugh, memang aku yang salah! Aku salah karena memberikan Yong Mi pada mereka! Kenapa aku bisa begitu bodoh, terjebak dalam kebohongan mereka? Arggh! Aku pusing!

“Hyung! Lihat ke arah sana!”

Kai menunjuk ke suatu tempat dan aku terbelalak melihat… Yong Mi yang dibalut gaun pengantin, berdiri di hadapan LJoe yang mengenakan jas berwarna hitam. Mereka akan menikah? Andwae… JEONGMAL ANDWAE!!

Tanpa perlu diminta, Kai berteleportasi ke sana dan menarik Yong Mi menjauh dari LJoe.

“Jangan pernah berniat untuk menikahi istri kami, you bastard!” makiku. Aku kehilangan kendali sekarang. Tanganku mengeluarkan api dan melemparkannya ke arah mereka, membuat altar pernikahan itu hangus terbakar. Sial, mereka bisa menghindarinya!

“HYUNG! AWAS!!”

Aku terkejut ketika Kai mendorong Yong Mi menjauh dariku. Samar, aku melihat air yang mengalir dari tangan Yong Mi.

“Dia berniat melempar air itu padamu, hyung!!” ucap Kai terengah-engah. Dan entah kapan, semua anggota Teen Top telah mengelilingi kami.

“7 lawan 2.” Ucap CAP dengan nada meremehkan. Aku menggeram. Mataku melirik setiap gerakan Yong Mi. Dia berdiri, dan menghampiri CAP. “Dia sekarang adalah milik kami.”

“Kembalikan istri kami.” Ucap Kai pelan. Semua anggota Teen Top tertawa keras.

“Sebentar lagi, ia akan menjadi istriku secara sah.” Cibir LJoe. Jangan memancing emosiku, Teen Top.

Chanyeol… Tolong aku…

Aku kembali terkejut. Suara tadi… telepati dari Yong Mi…

Aku tidak bisa bergerak sesuai kemauanku sendiri. Mereka mengendalikanku! Tolong aku…

Bagaimana aku bisa menolongnya? Bagaimana mereka bisa mengendalikan Yong Mi?!

“Nah, Yong Mi…”

Changjo memberikan sebuah pedang pada Yong Mi. Yong Mi mengambil pedang itu. Matanya menatap nanar ke arahku. Ottokhae? Apa yang harus kulakukan sekarang?

“Bunuh mereka.” ucap CAP. Dan Yong Mi bergerak cepat ke arah kami.

Kumohon, tolong aku…

Yong Mi menyerangku dengan pedangnya, tapi ia menangis. Ia berusaha menebasku dengan pedang itu, namun aku segera menghindar. Otakku berusaha memikirkan bagaimana cara untuk menolong Yong Mi. Yang kuketahui hanyalah, tidak ada anggota di Teen Top yang dapat mengendalikan pikiran hanya dengan menyentuh saja. Jadi…?

Aku memperhatikan Yong Mi lebih seksama seraya menghindari serangannya. Kenapa ia mengenakan mahkota bunga? Yong Mi tidak pernah mengenakan mahkota bunga… Itu dia.

Jangan menganggapku remeh, Teen Top…

+++

Lee Yong Mi

Aku… tidak dapat menghentikan tubuhku… Chanyeol, Jong In, tolong aku!

“Bunuh dia, Lee Yong Mi!”

Tidak! Aku tidak mau melakukannya!!

“Kai! Ambil mahkotanya!!”

Sekejap, Jong In bertelepotasi ke arahku dan mengambil mahkota itu dari atas kepalaku. Tubuhku berhenti bergerak, namun aku dapat mengendalikannya lagi. Sekarang… saatnya membalas perilaku 6 orang ini…

“Chanyeol, Jong In.” Panggilku seraya berbalik menghadap Teen Top. Aku menggenggam pedang di tanganku dengan erat, sedangkan Chanyeol dan Jong In berdiri di sampingku. “Apa yang harus kita lakukan pada 6 orang ini?”

“Bermain sesaat.” Jawab Chanyeol tegas.

“Atau langsung pada intinya. Membalas semua perbuatan mereka.” jawab Jong In. Aku menyunggingkan senyum sinisku.

“Kalian mencari masalah denganku.”

DUARR!!!

+++

Namja itu tersenyum tipis.

“Tiga hati telah terbuka… Yong Mi, kau memang yeoja yang kuat.”

Dia melangkah menjauh dari rumah Teen Top itu. Terdengar suara ledakan dan bunyi pedang yang beradu dari dalam rumah tersebut. Dia tidak mempedulikannya. Yang ia lakukan hanyalah terus berjalan menjauh. Setelah merasa cukup aman, ia membentangkan sayapnya.

Namja itu memejamkan matanya seraya menghirup udara di sekelilingnya dengan tenang.

“Meskipun kau tidak tahu, Yong Mi… Aku akan selalu menjagamu. Aku menyayangimu, sangat menyayangimu. Mungkin, rasa sayangku adalah rasa sayang terbesar dibandingkan yang dapat kau peroleh dari anggota EXO tersebut.”

Ia mengepakkan sayapnya, melayang terbang ke atas.

“Tapi tugas adalah tugas. Aku harus membuat mereka semua kembali menyayangimu lagi, apapun caranya…”

+++

Park Chanyeol / Chanyeol

Menang. Kami menang.

Aku berhigh five dengan Kai. Semua anggota Teen Top itu kini musnah. Yong Mi mengelap keringat yang mengalir dari pelipisnya.

“Inilah akibatnya kalau mereka menganggap mudah semua yang ada.” Ucapku.

“Mereka terlalu meremehkan kita.” Gerutu Yong Mi kesal. Dia melempar pedang yang sedari tadi ia pakai dalam perang. “Aku tidak membutuhkan ini lagi. Dan juga, sepertinya kita akan beristirahat sejenak di rumah. Ne, Jong In? Chan-“

Yong Mi terbelalak melihatku. Oh, aku tahu kau baru menyadari bahwa aku sekarang berada di pihakmu.

“Jong In-ah! Apa itu?!” ucapku seraya menunjuk ke arah belakang Jong In. Dia dan Yong Mi menoleh ke arah yang kutunjuk, namun aku segera menolehkan wajah Yong Mi ke arahku dan mencium bibirnya lembut.

“Jujur saja, Yong Mi… Ikatan kita kuat. Aku mencintaimu.” Bisikku di telinganya, dan aku kembali bersikap normal ketika Kai menoleh ke arah kami. Wajah Yong Mi merona merah. “Hey, Kai! Cepat bawa kami kembali ke rumah! Kita harus beristirahat!”

“Arasseo, hyung!” ucap Kai. Aku menggenggam tangan Yong Mi dan Kai, kemudian kami kembali berteleportasi ke rumah. Lay hyung dan Luhan hyung menyambut kami dengan wajah khawatir, sedangkan aku langsung tertidur karena kelelahan.

TBC

Next Episode: Lay (Yeoppoda)

“Kemampuanku bukan hanya menyembuhkan saja.”

 

“Aigoo, lihatlah namja dan yeoja itu! Mereka tampak sangat bahagia berdua!”

 

“Disini ada sebuah legenda.”

 

“Tunggu, apa yang ia lakukan padamu??”

 

“Kau selalu membuatku merasa senang, Yi Xing-ah. Jeongmal gomawo!”

 

“Maukah… maukah kau… menikah… denganku?”

 

“Tidak akan kubiarkan kalian mengganggu Yong Mi-ku…”

 

“JANGAN MENGENDALIKANNYA!!”


Viewing all 4828 articles
Browse latest View live