YOUR TRAP
Title : Your Trap
Author : @Amalia_nuraini
Genre : Romance comedy (maybe)
Rating : PG-15
Type : Oneshot
Main Cast : ~ Park Chanyeol (EXO)
~ Moon Hyo Min(OC)
Other Casts : ~ Min Shin Ji (OC)
~ Minzy (2NE1)
~ Kai (EXO)
Apa yang dilakukan pemilik kamar ini semalam? Hmmm bau sekali!. Hyo Min membersihkan kamar hotel yang seperti kapal pecah sambil mengoceh. Beragam pakaian mahal ada di mana-mana. Bahkan semuanya penuh dengan tumpukan kain. Sudah hampir setahun Hyo Min bekerja sebagai room maid di hotel ini, gajinya yang lumayan membuat Hyo Min betah bekerja disini. Dia juga bisa mengirim uang untuk orang tua dan adiknya yang masih sekolah di kampung. Hyo Min memasukkan semua pakaian yang berserakan itu kedalam mesin cuci sambil menyeka keringatnya dengan punggung tangannya.
Hyo Min membawa bungkusan tteobokki dan kimbab di tangannya dan membawanya masuk kedalam apartmennya. Dia tidak sabar menunggu besok karena besok dia gajian. Huuh benar-benar lelah.
Kepala apartmen tiba-tiba memanggil Hyo Min ke ruangannya. Hyo Min terkejut karena bos nya itu baru saja memberikannya gaji padanya.
“jangan-jangan kau mendapatkan uang tambahan? Kan kerjamu bagus.” Mata Hyo Min berbinar-binar mendengar perkataan Shin Ji. Dia melangkah masuk kedalam ruangan bosnya.
“duduk” teriak bosnya. Mendengar cara bicara ahjussi tua itu, sepertinya Hyo Min tidak mendapatkan uang tambahan.
“apa semalam kau yang membersihkan kamar tuan Kim Jo kamar nomor 230?” tanya bosnya dengan tatapan serius.
“de, Hong sangnim”
“apa hanya kau yang membersihkan semua pakaian dan barang-barangnya?” aahh si tua ini banyak tanya sekali.
Hyo Min mengangguk.
“Kau dipecat! Angkat kakimu sekarang juga dari hotel ini!.” bosnya berteriak dengan keras sambil memberi tatapan ‘aku tidak mau melihat mukamu lagi’.
“mworagu? memangnya ada apa? apa aku melakukan kesalahan?.” Hyo Min langsung shock mendengar teriakan bosnya.
“pakaian mahal milik Kim Jo hilang. Kalau bukan kau siapa lagi?”
“mworaguyo? Aku tidak melakukannya. Jinjja jeongmal.”
“tidak usah mengelak, sudah jelaskan hanya kau yang masuk ke kamarnya semalam. Apa hidupmu begitu sulit bahkan sampai mencuri segala? Sebenarnya aku sangat kecewa karena sudah mempercayaimu. Sudahlah aku tidak mau mendengar alasan apapun. Cepat angkat kakimu sekarang”
Setelah berkata bergitu ahjussi tua itu pergi keluar ruangannya sambil memijit-mijit kepalanya. Apa katanya? Dia kira aku sejahat itu? ahh jinjja. Hyo Min hampir melemparkan barang-barang yang ada di depannya.
Hyo Min termenung di coffee shop sambil menunggu temannya.
“kau benar-benar dipecat?” tiba-tiba orang yang ditunggunya itu langsung berkata begitu, begitu duduk di depannya. Hyo Min menatap dengan tatapan ‘kau mau semua orang tau?’.
“heheh Mian. Kau pasti benar-benar stress sekarang” kata Minzy sambil menatap teman susah senangnya itu.
“hwaaaaaa….. aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa? aku mati saja.” Hyo Min merengek sekeras-kerasnya sambil memperagakan mencekik lehernya. Terikannya membuat seisi coffee shop menatap kearahnya.
“hei kecilkan suaramu? Aisshh kau ini”.
“hwaaaaa” Hyo Min membenamkan kepalanya.
“sudah-sudah, tidak usah sedih begitu. Sekarang yang kau lakukan adalah mencari pekerjaan baru. Bereskan”.
“kau kira semudah itu?” Hyo Min menimbulkan kepalanya sampai membuat Min Jung kaget melihat wajah temannya yang sudah seperti anjing jalanan.
“de…de… aku paham maksudmu. Kau harus bersabar.”
“aah cham, aku ingat. Aku pernah dengar salah satu perusahaan besar membutuhkan seorang — pengurus pakaian artis atau hm…. Apa yaa.” Minzy berpikir sambil menatap keatas. Dia niat tidak sih mencarikan pekerjaan untuk Hyo Min?.
“nanti akan aku kabari lagi jika sudah pasti. Tapi itu memang sudah lumayan lama sih. Pasti aku langsung mengabarimu nanti”
Hyo Min mengangguk pelan dengan mata yang sendu. Apapun pekerjaannya yang penting sekarang dia harus bisa bertahan hidup di Seoul.
Sudah hampir 2 bulan Minzy tidak mengabarinya. Dia kemana sih? Tiap hari hanphonenya tidak aktif. Apa dia sedang pergi ke kutub utara untuk mewawancarai beruang kutub sampai handphonenya tidak pernah aktif? Ahhh dia itu.
Hyo Min menggigit kaki gurita kering sambil mencari rekrutmen kerja di Koran. Sudah ntah kesekian kali dia menelepon perusahaan yang membuka loker tetapi tidak kunjung membuahkan hasil. Bahkan ia sekarang tinggal di one room yang benar-benar kecil. Tempat tinggal untuk semut saja sudah tidak cukup lagi. Begitulah kira-kira.
Haah dingin sekali…. Hyo Min menaikkan selimut tebalnya sambil ke kepalanya. Sudah seminggu dia tidak menghidupkan pemanas ruangannya, demi menghemat biaya. Kini uang tabungannya pun sudah hampir habis untuk membiayai sekolah adiknya. Ibu dan ayahnya sudah pensiun dan sekarang hanya mengurus sawah mereka yang tidak begitu luas. Demi menghidupkan keluarganya sebagai anak yang paling tua Hyo Min sampai ke Seoul. Bahkan sebagai pengangguran dia sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan. Hanya stok mie instan dan beberapa tanaman sayur di pinggiran jendelanya yang membuat dia bertahan hidup. Mungkin takkan lama lagi dia akan mati terkena kanker karena makan mie instan terus.
Sambil memasak air rebusan untuk makan malamnya dia menghangatkan kedua tangannya di atas panci itu. ahhh hangat. Untuk mandi saja dia hanya 3 hari sekali menceburkan seluruh badannya. Biasanya dia hanya membersihkan wajah dan menggosok gigi dan memakai pelembab kulit agar kulitnya tidak kering.
Drrrt ddrrtt handphone bergetar di meja bersamaan dengan tumpukan koran yang sudah dicoret stabilo merah beberapa. Tertera nama Minzy dengan foto kontak Minzy mengembangkan kedua hidungnya di depan kamera. Tak lama handphonenya mati.
Hyo Min membawa panci mie instannya ke mejanya dan mulai membuka tutup pancinya. Asap putih mengepul tebal keluar dari pancinya berkeliaran mengisi seluruh ruangan dan perlahan mulai menghilang. Ia mulai menghembus mienya da menyeruputnya dengan cepat. Sambil mengunyah Hyo Min menarik hanphone di sebelahnya. Ahh sial sudah mati lagi. Sepertinya handphone ini sudah mulai rusak. Tiba-tib air matanya menetes. Dia jadi takut kalau dia berakhir dengan hal yang sama dengan handphone itu. jarang terpakai dan tiba-tiba mati. Sama sepertinya yang tidak pernah digunakan tenaganya oleh orang lain dan takutnya dia perlahan-lahan akan mati. Hyo Min mencharger hanphone.
Pagi ini dia hanya sarapan dengan telur dadar dan daun selada. Setelah kemarin dia sering sakit perut karena sarapan mie instan. Hyo Min hampir tersedak begitu melihat panggilan tak terjawab dari Minzy. Cepat-cepat dia menekan tombol call, akhirnya terdengar bunyi tuuuuttt…..
“eotte? Masih ada pekerjaan untukku?” katanya begitu ketika teleponnya diangkat oleh Minzy. Dia pun sudah lupa memarahi Minzy karena teleponnya tidak pernah aktif.
“de, aku sudah bilang tentangmu pada atasannya. Kau harus datang sekarang juga. Kalau tidak kau tidak punya harapan lagi.”
“arasseo. Aku akan segera kesana. Segera kirim alamanya oke. Oh iya jeongmal gumawo chingu. Mmuaah… sarangee” Hyo Min langsung menutup teleponnya dan segera melompat ke kamarnya, ah tidak , tidak ada sekat yang menunjukkan itu ruangan kamar.
Hyo Min sudah sampai di depan gedung SM Entertainment. Setibanya disana dia langsung menemui Park Boom eonni sebagai ketua staff set Costumer. Setelah mendapatkan pengarahan dan dipercaya bertanggung jawab dalam melengkapi kebutuhan artis yang akan dipakai, tugasnya yang pertama adalah mengambil 9 set pakaian ke salah satu butik di Seoul. Sebanyak itu? Seharusnya aku bilang saja belum mahir membawa mobil. Bagaimana cara keluar dari parkiran ini?
Hyo Min pernah belajar membawa mobil Minzy yang baru ia beli tahun kemarin. Minzy menyanjungnya karena ia cepat sekali pintar membawa mobil. Karena perkataan Minzy lah dia berani mengatakan kalau ia sudah mahir membawa mobil. Perlahan-lahan mobil Park Bom eonni yang dibawanya keluar dari tempat parkir.
Setelah mendapatkan 9 set pakaian dengan warna seragam namun berbeda model, ia meletakkan pakaian itu di bagian kursi belakang. Ia mengira pasti baju ini untuk boy band. Kira-kira siapa ya? Ahh dia tidak begitu hapal jumlah member para boyband di korea. Tapi dia berharap mereka terkenal.
Masalah kembali menghadang begitu sampai di parkiran mobil. Ntah sudah keberapa kali ia memundurkan mobilnya agar masuk kedalam bagian parkir yang jaraknya benar-benar sangat sempit. Akhirnya dia berhasil menempatkan mobilnya dengan selamat. Namun ketika turun tali sepatu ketsnya terlepas. Aishh… sudah susah payah membawa tumpukan baju ini, kau malah mengganggu saja. Hyo Min memarahi sepatunya yang tidak tahu apa-apa. dia meletakkan tumpukan 9 set baju itu di sebelah mobil sebelahnya. “krek” terdengar suara lembut namun pasti. Hyo Min kaget bukan kepalang. Dia baru saja membuat sedikit goresan, ah tidak lumayan banyak yang membentuk retakan kaca pecah tepat ditengah kaca depan mobil van. “OMO! Pasti ini milik seorang artis. Aigooo. Eottokhe? “ Hyo Min menggigit bibir nya. Hanpdhonenya yang sedari tadi berdering membuat dia harus melarikan diri secepat mungkin agar tidak diketahui orang lain. Dia tidak melihat bahwa didalam mobil itu ada sinar merah yang berkedap kedip merekamnya.
“Jeongmal Mianhe, aku terlambat. Mianhe” Hyo Min membungkukkan badan kepada semua staf dan langsung membawa barangnya kedalam ruang rias. Disana ia melihat namja yang tampan-tampan yang baru saja dipermak wajahnya dengan sangat indah. salah seorang dari mereka melipat kedua tangannya sambil memasang wajah kesal kea rah Hyo Min. “jeongmal mianhe, mian. Dimana aku harus meletakkan ini?”
Hyo Min dari tadi kelihatan tidak tenang. Setelah selesai membereskan pakaian artis yang baru dipakai dan membawanya kebagian belakang kini ia duduk termenung di dalam sebuah ruangan pakaian para artis. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh di luar. Hyo Min segera keluar dan tiba-tiba Park Bom eonni juga datang menghampirinya.
“ayo cepat ikuti aku” Hyo min langsung ketakutan mendengar suara Park Bom eonni yang terdengar ketakutan.
“YA NEO! Cepat carikan aku baju yang baru dan buang ini ke tempat sampah. Aku kira aku mau memakai baju kotor bekas tapak sepatumu?” Hyo Min langsung kaget mendengar teriakan keras dari salah satu namja tampan yang tadinya memberikan tatapan kesal padanya.
Hyo Min langsung pergi ke ruang pakaian dan mencarikan baju yang pas untuknya. Dia melihat 1 set pakaian putih yang lumayan keren. Apa semua artis sekasar itu? aku kan tidak sengaja menginjaknya, lagian di usap dengan tangan juga bersih kok. Dasar.
Hyo Min mendapatkan teguran dan nasihat dari Park Bom eonni. Untungnya dia tidak langsung memecatnya karena dia kenal dekat dengan Minzy. Minzy juga berkata hati Park Bom eonni seperti malaikat. Dia pun merasa bersalah dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Hyo Min sudah menunggu hampir tiga jam di depan van itu. Tapi pemiliknya tak juga kelihatan. Hari sudah hampir malam. Ia menuliskan nomor telepon dan meletakkannya di van itu. Bagaimana pun caranya dia harus bertanggung jawab, walaupun entah dengan apa dia membayarnya nanti. Dia harap pemilik mobil ini mempunyai hati yang sama persis seperti Park Bom eonni.
Baru sampai diruangannya, Hyo Min sudah dipanggil ke ruang artis yang ntah siapa namanya itu, dia lupa nama grup mereka. Apa dia meminta pertanggungjawaban tentang masalah yan kemarin? Itu kan hanya baju, kalau memang iya, dia benar-benar tidak punya hati.
Sesampainya diruangan Hyo Min sudah ditunggu oleh salah satu personil yang berteriak kepadanya. Hyo Min membungkuk sekali padanya. Dia langsung melempar kertas selembar berisi pertanggungjawaban mengganti kaca mobil yang pecah seharga 25 juta won secara cash. Apa?
Lagi-lagi kenapa berurusan dengan namja yang satu ini sih. Bagaimana dia bisa tau?
“kapan kau akan bayar?”
“hmm….aaa… lebih baik kita bicara baik-baik dulu, tapi bagaimana kau bisa tau?”
“yang perlu kau lakukan sekarang adalah membayarnya, mana?” namja itu menengadahkan tangannya dan menyodorkan tangannya pada Hyo Min.
Dasar keterlaluan.
“sebelumnya aku benar-benar mint-“
“tidak perlu minta maaf, kau hanya perlu ganti rugi, mana cepat? Waktuku tidak banyak”.
hissh sinis sekali sih.
“aku pasti akan bayar tapi tidak sekarang, beri aku waktu. Kau tahu kan aku tidak menerima gaji banyak”.
“aku kasi waktu satu bulan, dan kau harus bayar sampai lunas. Lihat apa yang terjadi padamu nanti.” Namja itu langsung pergi meninggalkannya tanpa memberinya kesempatan berkata.
Apa katanya? Satu bulan? Dia tidak waras? Kalau aku menjadi seperti dia baru bisa langsung lunas, bahkan seminggu saja sudah terkumpul banyak. Ahh tidak-tidak aku harus cari cara supaya kejadian di hotel itu tidak terjadi lagi padaku.
Untungnya pekerjaan sebagai staff set costumer tidak full time, sehingga dia mencari pekerjaan lain yaitu bekerja di salah satu coffee shop yang pernah ia datangi bersama Minzy waktu itu.
Gaji dua pekerjaan ini pun hanya bisa mencapai sepertiganya saja. Batin Hyo Min begitu ia hitung-hitung.
Hyo Min mencoba mencari tahu email atau social media dari namja yang kelewat kasar di mata Hyo Min itu di internet. Ternyata nama namja itu adalah Chanyeol, salah satu personil EXO.
Sambil mencari, Hyo Min mendapatkan keteranga suatu blog yang menceritakan masing-masing personil EXO. Dan Hyo Min hampir mau muntah ketika membaca bagian Chanyeol, dikatakan disitu ‘ia adalah personil yang baik hati dan sangat pemaaf, walau kadang-kadang omongannya tedengar ketus’. Siapa yang membuat blog ini? kalau kau tahu yang sebenarnya matamu akan mencuat dan tak bisa berkata apa-apa seperti aku ini.
Hyo Min tak kunjung mendapat balasan dari Chanyeol. Tidak heran public figure yang sedang naik daun itu pasti tidak punya waktu banyak. atau mungkin dia mengira aku adalah salah satu fannya sampai ia masa bodoh dengan pesanku itu.
Untungnya hari ini dia bertemu dengannya.
“mian, mengenai uang itu aku tidak bisa memberikannya tepat waktu. Setidaknya beri aku waktu selama tiga bulan.”
“tidak ada tawar menawar. Kalau kau tidak sanggup membayarnya aku akan membuatmu menderita seumur hidupmu. Kau kira biayanya murah.”
“aku tahu, tapi kau harus tau juga bagaimana kondisi orang lain.” sifatnya makin lama makin keterlaluan.
“kalau kau tidak mau bertanggungjawab tidak usah memecahkan kaca mobil orang”
“Aku kan tidak sengaja”.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya dia diberi waktu selama dua bulan. Ahh aku harus meminjam uang di bank. Bertahan Hyo Min dua bulan tidaklah lama.
Hyo Min terpaksa tidak dapat merasakan kenikmatan uang hasil keringatnya itu selama dua bulan. Untuk keluarga dikampungnya pun terpaksa dia hentikan sementara.
Sambil melamun memikirkan kesialannya yang tak kunjung habis, tiba-tiba hanphonenya berdering.
“yeoboseyo?”
“eh kau perusak kaca, selamat kau sudah tidak bekerja lagi di manajemen kami.”
Apa katanya barusan? dia dengan mudahnya mengatakan itu tanpa memikirkan perasaan orang lain?
“mworaguyo? YA! Kau tidak punya hati ya?” Hyo Min berkata dengan gemetar menahan amarah, air matanya mulai menetes.
“hiisshh berisik, suaramu itu bisa melukai telingaku tau. Aku kan belum selesai bicara. besok kau harus datang ke dorm kami dan membersihkan semua barang-barang yang ada disana. tapi jangan sekali-sekali memfoto kami, atau berbuat hal yang macam-macam. Besok datang pukul 7 pagi, karena saat itu kami tidak ada disana. dan segera selesaikan pekerjaanmu dengan baik, awas saja kalau kau mengulangi kecerobohanmu lagi. Kau harus segera pergi begitu kami ada sampai dirumah. Jangan sampai ada yang tahu kalau kau bekerja disana, SIAPAPUN. Kau hanya melakukannya selama 3 bulan, itu pun kau sudah mendapatkan tambahannya, lumayankan, sudah aku tidak punya waktu banyak. sampai jumpa besok pagi.”
Telinga Hyo Mi terasa panas mendengarkan penjelasan Chanyeol panjang lebar. Tapi semua perkataannya tercerna dengan baik di otaknya. Apalagi ketika dia mengatakan mendapatkan uang tambahan. dia sangat tergiur dengan ajakannya.
Hyo Min sampai tepat pukul 7 pagi dan masuk ke salah satu perumahan elit di Seoul. Dia memencet kode pintu dan masuk kedalam.
Bola matanya hampir keluar dari tempatnya. Ini bukan lagi kapal pecah yang pernah ia lihat di kamar hotelnya waktu itu, tapi ini 10x lipat dari itu. kaleng minuman tergeletak dimana-mana. Makanan siap saji juga masih tersisa di meja, ada dua buku tergeletak di sofa, dan beberapa handuk tersangkut dimana-mana. Itu masih ruang tamunya saja. Begitu ia memasuki dapur. Wastafel yang diisi tumpukan piring terlihat begitu sedih. Jika ada lalat menghinggap diatasnya mungkin semua tumpukan itu akan pecah. Belum lagi di meja makan, kimbab yang masih tersisa dan 2 mangkuk mie instan tergeletak begitu saja. Belum lagi lantainya yang berdebu dan licin. Ini sih namanya bedah rumah.
Sarung tangan, masker, celemek, sudah ia kenakan. Tak lupa dia menggumpal rambut panjangnya. Mulai memilah-milah sampah dari ruang tamu hingga dapur, kemudian memasukkan semua kain yang berserakan dimana-mana itu kedalam mesin cuci. Sambil sedikit terbatuk-batuk menahan debu. Kini gilirannya mencuci piring. Tumpukan piring itu benar-benar menyita waktunya. Kakinya pun sampai pegal berdiri terus di wastafel. Dia mengecek jamnya. Pukul dua siang. Kini dia perlu istirahat sebentar di sofa empuk dan bersih. Aroma mint mulai tercium. Kalau saja ini rumahnya, pasti ia tidak akan pernah memberikan kesempatan kepada debu untuk menetap dimanapun.
‘kami akan segera pulang’. Hyo Min langsung cepat-cepat keluar dari rumah itu begitu mendapat pesan dari Chanyeol.
Hyo Min tertidur pulas begitu sampai dirumah. Dia benar-benar lelah. Sudah hampir 2 bulan dia tidak merasakan lelah yang seperti ini.
Hyo Min Mulai terbiasa keluar masuk rumah itu. anehnya rumah itu selalu berantakan luar biasa setiap harinya. Apa semua dorm artis seperti ini ya? Untungnya sampai sekarang pun tidak ada masalah yang terjadi. Semuanya berjalan dengan lancar. Dia bahkan sudah menganggap hal biasa mengenai rumah itu. Bahkan dia hampir lupa kalau dia bekerja dengan seorang artis terkenal.
Suatu ketika Hyo Min membersihkan lantai, ia mendengar suara pintu terbuka.
“oh mian, aku tidak tau kalau masih ada orang. Aku akan pergi sekarang” Hyo Min langsung menyambar tasnya yang tergelak di sofa begitu melihat Kai keluar dari kamarnya.
“tidak apa-apa, teruskan saja. Aku tidak akan mengganggu pekerjaanmu” setelah berkata begitu Kai melangkah menuju dapur.Kelihatannya dia sakit.
Hyo Min mencuci piring di dapur dengan agak canggung. Pasalnya Kai masih tetap duduk di kursi makan sambil memainka gadgetnya.
“kau cukup tangguh ya.” Kai mengeluarkan suaranya tanpa membuang pandangan kearah gadgetnya.
“mwo?”
“aku bilang kau cukup tangguh untuk seorang yeoja. Yeoja-yeoja yang aku kenal kebanyakan tidak sanggup mengerjakan ini semua.uhukk” tiba-tiba Kai terbatuk.
“de ghamsahamnida.”
Kemudian mereka diam lagi.
“hmm… boleh saya bertanya?” tanya Hyo Min.
“tentang apa?” manik matanya tetap terfokus pada gadgetnya.
“kamu sakit ya?”
“tidak perlu seformal itu. bicara biasa saja. suaraku agak serak dan flu. Sepertinya aku perlu istirahat. kau pandai membuat bubur?.”
Hyo Min menghidangkan bubur nasi di atas meja.
“sepertinya baunya enak, aku makan yaa.” Kai memasukkan satu sendok penuh bubur itu kedalam mulutnya.
“uwaahh mashitta. Ternyata kau pandai semuanya ya.”
Hyo Min senang dipuji. Jika dilihat dia berbeda 180 derajat dari Chanyeol. Baru pertama kali berbicara padanya saja dia sudah merasakan kehangatan. Tidak seperti Chanyeol yang mempunyai dua muka. Persis seperti rubah merah.
Hyo Min sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia berpamit pulang pada Kai yang sekarang sedang asik membaca buku.
“boleh temani aku sebentar.” Padahal Hyo Min sudah memegang knop pintu. Tapi mendengar permintaan Kai dia menurut.
Mereka mengobrol bersama dan membeli beberapa cemilan.
“kau tidak boleh makan gorengan, suaramu akan bertambah serak. kau makan yang ini saja” Hyo Min menyembunyikan ayam goreng di belakang punggungnya dan menyodorkan salad sayur kepada Kai.
“aku mau coba sekali saja”Ho Seok hendak merampas kotak ayam gorengnya.
“eittss tidak boleh, nanti kau akan menyesal”
“tidak akan. Aku pasti baik-baik saja” Kai sukses mendapatkan satu potong paha ayam dan langsung menggigitnya.
Mereka duduk di kursi kayu di halaman samping rumah itu.
“jadi yang kemarin membuat kesal Chanyeol itu kau?”
“de, sebenarnya aku melakukannya tidak sengaja. Tapi reaksi dia itu terlalu berlebihan. Maaf mengejek rekanmu”
“sebenarnya dia memang orang yang mudah kesal. Itu karena dia sering merasa kesepian setelah ditinggal kedua orang tuanya bercerai. Jadi dia menumpahkan segala amarahnya kepada orang lain, salah satunya kau. Tapi begitu kau kenal dekat dengannya dia tidak seperti itu.”
“oh jadi begitu, tapi apa begitu mengerikannya reaksinya sampai aku terbawa sampai kesini.”
“sejujurnya mengenai kejadian kaca mobil kemarin itu memang benar cukup menguras dompet. Hanya saja begitu melihat wajahmu lagi ketika terekam CCTV. Seolah emosinya mencuat lagi. Mungkin kau sudah di judge orang yang menyebalkan di matanya. Hahaha.”
“memang dia saja yang merasa sebal? aku bahkan lebih dari itu. sudah terlalu banyak rintangan hidup yang aku lalui di Seoul ini” Hyo Min menjatuhkan pandangannya ke tanah. Kai menatapnya lekat-lekat.
“maaf, telah membebanimu. Kau pasti sering merasa khawatir memikirkan keluargamu yang jauh disana. aku juga begitu. Dulu aku juga pernah merasakan kepahitan seperti yang kau rasakan sekarang.”
Perkataan Kai membuat Hyo Min menaikkan kepalanya dan menatap kearahnya.
Selagi mereka asik berbincang sebuah mobil van berhenti di rumah itu dan 7 orang namja keluar dari mobil van itu. Chanyeol segera mencari Kai begitu dia tidak ada dikamarnya.
“ketika aku sering merasa terbebani dengan kehidupanku, aku menutup mataku dan memikirkan hal-hal yang indah dan membuang semua masalah yang ada di pikiranku, ketika aku membuka mata aku merasa seperti dilahirkan kembali” Kai memejamkan matanya sambil menarik napas udara sore itu.
“apa benar bisa begitu?” tanya Hyo Min.
Ho Seok mengangguk. Hyo Min pun memejamkan matanya perlahan dan mulai memikirkan hal-hal yang indah. tiba-tiba
“cup”
Hyo Min merasakan kehangatan di pipinya sebentar. Pipinya langsung memerah. Ia langsung menoleh kearah Kai.
“sekarang kau bisa merasakannya dengan nyata kan?”
Jantung Chanyeol tiba-tiba berdetak cepat dan memanas. Ia mengepalkan kedua tangannya begitu melihat Kai mengecup pipi Hyo Min. ntah apa yang membuat dia kesal kali ini. yang pasti tiba-tiba hatinya benar-benar terasa sakit.
~END~
