Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Kairana (Chapter 3)

$
0
0

TITTLE: KAIRANA PART 3 (Cowok manga, Putri, dan Mantan napi.)

CAST: KIM JONGIN/ KAI

Kirana Putri Jeniva (OC)

Other cast will be revealed soon

AUTHOR: AAL (@adlnayu/@deerjongin)

Genre: romance, friendship. Comedy

Length: chapter

Notes: kalimat yang bercetak miring, itu berarti diucapkan dengan bahasa Indonesia atau inggris ya :  )

 

 BubbleTea3

 

 

Kirana’s POV

“Kau siapa?”

“Siapa kau?”

Aku kembali mundur selangkah. Satu tanganku terulur untuk mengambil guling. Sebagai ancang-ancang untuk memukul bila sosok ini ingin menyerang.

Dihadapanku, berdirilah seorang gadis berpakaian kemeja kotak-kotak yang kebesaran di tubuh kurusnya. Kedua matanya yang bulat dibingkai oleh kacamata besar. rambutnya yang panjang ia kepang dua. Mengingatkanku pada tokoh Sakuno dalam anime Prince of Tennis tapi ini versi liarnya. Gadis itu membawa sebuah kantong plastic berwarna putih. Aku menajamkan indra penciumanku. Sepertinya itu makanan. Aku jadi lapar.

“Aku pemilik kamar ini.” jawab gadis itu sambil melangkah maju. Reflek aku malah melangkah mundur. Kedua alisnya berkerut dalam, “Apa yang kau lakukan di kamarku?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang kau lakukan di kamarku?” aku balas bertanya. Kedua mataku masih menatap gadis ini lekat-lekat.

Suhu tubuhku masih panas akibat keringat yang ditimbulkan karena latihan tadi. aku juga belum makan. Dan pandangan makanan mataku dari tadi berpindah-pindah. Antara wajah gadis itu, dan kantong plastik yang sedang dibawanya.

Duh….laper….. bagi dong……

Gadis itu balas memperhatikanku. Ia menaik turunkan kacamatanya yang besar, lalu tiba-tiba menjentikkan jemarinya. Seperti teringat sesuatu, “Ah! Indonesia?”

“I-iya….” aku berusaha mengalihkan pandanganku dari kantung plastic berisi makanan itu dan kembali menatap kedua matanya, “Darimana kau tahu?”

Ia lalu menghela nafas lega. Sepertinya gadis ini senang dan tenang setelah mengetahui bahwa aku ini bukan orang asing, “In Young eonnie memberitahuku. Katanya hari ini aku akan mendapatkan roommates.” Jawab gadis itu sambil tersenyum. Lalu menunjuk tanganku dengan dagunya, “Kau boleh melepaskan gulingmu. Aku bukan orang jahat ko.”

“Oh, oh iya… maaf.” tengsin, akupun menaruh guling ini ke tempat semula, “Kalau boleh tahu, siapa namamu?”

“Eun Kyung. Han Eun Kyung.” Gadis itu mengulurkan tangan untuk menjabat tanganku, “95 lines. Golongan darah B dan benci serangga.”

Aku tertawa mendengarnya, “Namaku……”

“Kirana Jeniva Putri kan?”

“Kirana Putri Jeniva.” Koreksiku sambil terkikik geli. Gadis ini sok tahu sekali. Tapi, tak apa. Aku suka dengan gayanya yang santai, “Trainee baru di SM Entertainment, golongan darah O, dan benci dengan binatang kecil berbulu.” Kataku, “Ah, dan aku 96lines.”

Kini giliran gadis berkacamata ini yang tertawa, “Akan kuingat itu.” ia mengangkat kantung plastic itu dihadapanku lalu berkata,  “aku baru saja membeli kimbab. Mau makan bersama?”

Dan detik itu juga aku langsung tahu. Bahwa roommates ku adalah orang yang baik.

~KAIRANA~

Kirana’s POV

Dari dulu, aku mempunyai ritual kecil. yaitu menulis blog. Entah itu setiap hari atau pun seminggu sekali. Yang jelas, aku selalu suka untuk mencurahkan perasaanku melalui tulisan. Karena kegemaranku itu, Mas Jody sempat memberikanku buku diary. Dia bilang, daripada memberitahukan keseharian kita di tempat yang bisa dibaca oleh semua orang, (kakakkku menganggap itu norak), makanya ia membelikanku buku diary, lengkap dengan gembok mungil yang tersampir di covernya.

Tapi, buku diary itu malah berakhir menjadi coret-coretan matematikaku.

Malah, yang kusenangi dari sebuah blog adalah, orang-orang yang membacanya. Bukannya menyenangkan, melihat orang-orang dari dunia maya –yang bahkan tidak mengenal kita- mengomentari keseharian kita? memang sih ada juga komen yang menyebalkan tapi, cuek saja lah.

Aku membuka laptopku. Menyambungkannya dengan koneksi internet yang ada di Café ini lalu mulai membuka blogku untuk menulis postingan baru.

Yoghurtbasi.blogspot.com

Halo, halo semuaaaa!!! : ).

Gilaaaaa, udah lama banget ga mosting disini, maafkan kelalaian gue ya. Tapi serius deh, sekarang hidup gue nggak sebebas enam bulan lalu, jadi maaf-maaf aja kalo blog ini semakin hari semakin nggak keurus,

Ah-nywayyyy, gimana Indonesia? Masih macetkah? Panaskah? Sekarang disana lagi musim apa? Disini….. hmm……… I can’t tell what season in here…. Gue Cuma bisa bilang, sekarang gue berada di Negara empat musim.

Yang jelas sekarang gue nggak tinggal di Indonesia. Gue meninggalkan Negara kita tercinta itu ke suatu tempat agar gue bisa mewujudkan salah satu impian terbesar gue yaitu menjadi penyanyi.

Iya,iya kalian boleh ketawa sepuasnya. Seorang Kirana Putri Jeniva nyanyi? How come? Apa kabar jendela pecah? Hahaha nggak sih, nggak selebay itu. suara gue nggak akan membuat jendela pecah ko, paling Cuma ngebuat orang yang ngedengernya muntaber. (oke ini lebay. I know).

Disini, anggap aja gue mengambil ‘bimbel’. Bimbel yang mengajarkan kita tentang menari dan menyanyi. Tapi, nggak Cuma itu loh. Disini, kita juga diajarin, gimana caranya ngomong di depan banyak orang, membawakan acara, bahasa asing, tata karma, pokonya banyak deh! Karena itulah gue nggak bisa meluangkan waktu istirahat gue untuk ngurusin blog, karena, waktu luang yang sangat berharga itu gue pakai untuk….tidoeeerrrrr!!!!!! zzzzzzzzzzzzzz~~~~

Dan karena gue nggak tinggal di Indonesia lagi, sudah jelas gue akan pindah sekolah. Gue sih belum tahu ya akan dipindahkan kemana. Katanya sih ke sekolah yang cocok dengan jurusan ‘bimbel’ yang sedang gue ambil sekarang.

Yaudah, gue cuman bisa kasih tau segini aja. Yang jelas gue kangen Indonesia. Apalagi Jakarta. Kasih tau dong kabar-kabar terbaru soal Jakarta dan sekitarnya di kolom komeeeeen. Because I’m sick here! Ada beberapa kondisi dimana gue sangat kangen Jakarta dan ingin pulang. Tapi, yaa mau gimana lagi, mimpi gue menunggu disini : ).

Kita ketemu lagi di postingan berikutnya, ciao~

Send.

Setelah selesai mengecek twitter, dan skype aku pun mematikan laptopku lalu memasukannya ke dalam tas. Bubble tea yang kupesan sudah habis sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi, aku masih enggan untuk beranjak dari Café ini dan kembali ke asramah. Toh, jadwalku latihan masih satu jam lagi. Dari pada Cuma planga-plongo nggak jelas, (Eun Kyung juga sedang keluar), lebih baik aku menunggu disini satu jam sambil menikmati wifi gratis.

Tapi nggak enak juga sih, menikmati wifi disini padahal minumanku sudah habis. Lebih baik aku pesan satu gelas lagi.

Setelah memastikan kalau tas ku akan tetap aman walaupun ditinggal sebentar, aku pun beranjak ke kasir.

“Aku pesan satu gelas bubble tea rasa…..” aku menggantungkan kalimatku. Rasa apa ya? Tadi aku pesan rasa strawberry. Kalau pesan rasa yang sama nanti takut eneg, “em….rasa….”

“Cokelat.”

“Oke. bubble tea rasa cokelatnya satu.” Kata si mbak-mbak kasir mengkonfirmasi. Aku langsung gelagapan.

Eh, bukan mbak, gue nggak bilang cokelat….” Melihat wajah si mbak-mbak kasir yang langsung terlihat clueless saat aku reflek berbicara dengan bahasa Indonesia, cepat-cepat aku pun langsung merubahnya, “Ma-maksudnya, aku nggak bilang pesen rasa cokelat.”

“Aku yang bilang.”

Reflek, aku langsung menoleh ke belakang. Arah dimana suara misterius tadi datang. Dan saat aku melihat wujud asli dari pemilik suara misterius tadi, kedua tanganku langsung lemas. Dompet yang tadi kugenggam erat langsung jatuh ke lantai.

Di depanku, berdiri seorang cogan (cowok ganteng), berambut cokelat. Tubuhnya lumayan tinggi. Rahangnya yang agak kurus terukir lancip. Kedua matanya sipit tapi membentuk eye smile yang terlihat sangat manis. Kulitnya putih bersih tapi tidak pucat. Bibirnya yang berwarna merah jambu itu terbentuk tipis. Dimataku, ia terlihat seperti karakter cowok ganteng yang keluar dari manga.

“Kamu harus coba rasa cokelatnya.” Kata si cowok manga sambil tersenyum santai. Ia lalu mengangkat kedua bahunya, “Aku sih sangat merekomendasikan rasa itu padamu. Tapi kalau kamu nggak mau juga nggak ap-“

“Aku mau aku mau!” tanpa sadar, aku mulai melompat-lompat kecil. diam-diam aku menahan nafas. Gila ini cowok. Ganteng banget. Bener-bener mirip dengan karakter cowok ganteng dalam manga yang sering kubaca. Aku tersenyum manis padanya, lalu membalikkan tubuhku kembali menghadap si mbak-mbak kasir, “Oke, aku pesan satu bubble tea rasa cokelat.”

“Kamu suka bubble tea?” tanya si cowok manga. Sinar matahari jatuh tepat diatas rambut cokelatnya. Membuat kesan seperti di iklan-iklan. Tau kah, adegan dimana seorang cowok ganteng memberikan sebuah produk dengan efek-efek sinar disekeliling tubuhnya? Seperti itulah pandangan bagaimana aku melihat si cowok manga. Seluruh tubuhnya seperti dikelilingi sinar-sinar yang berkilauan.

“Lumayan…..hehehehehe.” jawabku tengsin sambil memberikan senyum paling manis yang kupunya. Padahal perutku seperti terkocok ingin brojol.

“Menurutku, café ini memiliki bubble tea yang paling enak. Kamu sering kesini?”

“Sering….hehehehe.” padahal baru pertama kali.

“Oh…..” si cowok manga menganggukan kepalanya. duhhhh ngangguk-ngangguk aja ganteng.

Tahan Kirana. Jangan norak dan tetep stay cool. Jarang-jarang kan lo ketemu cowok ganteng kaya gini.

“Em…. Ka-kalo boleh tahu, nama kamu sia-“

“Sehun, sudah selesai belum beli minuman-, O! Sedang apa kau disini?”

Cahaya-cahaya yang tadi bersinar disekeliling cowok manga langsung menghilang saat sesosok cowok berambut hitam muncul dari belakang punggungnya. Bahuku langsung merosot dan senyumku memudar.

Ihhhh ngapain sih si Kim Jombangin ada disini! Ngerusak suasana aja!

“Kenapa? Nggak boleh?” tanyaku ketus.

Cowok berambut hitam itupun langsung mengubah ekpresi mukanya menjadi mode jutek. Ia lalu berlagak seperti orang yang akan terkena sial saat melihatku. Hih, kaya aku mau ngeliat dia aja. Mikirinnya aja males! , “Bukannya hari ini kau ada latihan?”

“Memang ada, tapi baru dimulai satu jam lagi. Memangnya kenapa?”

“………”

“………”

“……kau ikut kelas vocalnya Mon Yonho saem ya?”

Aku langsung mengerutkan alis, “Iya. ko tau?”

Cowok itu membulatkan kedua matanya lalu tertawa keras, “Kelas Mon Yonho saem sudah dimulai dari setengah jam yang lalu karena ada perubahan jadwal tahu!”

DEMI APA LO?!!!”

Tawa si Jombangin langsung surut. Ia lalu kembali menatapku kesal, “Kan…kan….kan…ngomong bahasa alien lagi kan. Bicara dengan bahasa korea saja kenapa sih?”

DEMI APA LO JADWALNYA DIMAJUIN? ANJIR, KENAPA NGGAK ADA YANG NGASIH TAU GUE?” aku langsung bereaksi seperti orang yang sedang kebakaran janggut. Sial sial sial. Kemarin saat masuk ke kelas dance sudah telat, masa di kelas vocal aku juga telat? Image ku sebagai anak baru bisa jelek! ,”Aduh mampus gue, mampus, mampus aduhh gimana dong?”

Si Jombangin diam saja. Ia lalu lirik-lirikkan dengan si cowok manga lalu kembali menatapku, “Mana aku tahu! Kamu ngomong apa daritadi saja aku nggak tahu!”

Aku berdecak sebal lalu langsung berlari menuju mejaku tadi dan mengambil tas. Melambaikan tangan kepada si cogan manga lalu langsung bergegas keluar Café,

Dadah cowok mangaaaa semoga kita ketemu lagi ya! Dan terimakasih Jombang untuk informasinya!”

~KAIRANA~

KAI’S POV

“Manga?” Sehun menatapku bingung, “Kenapa gadis itu mengatakan manga ya Hyung?”

“Tidak tahu.” Aku menggelengkan kepala. Sama bingungnya dengan pemuda berambut cokelat ini, “Terus yang dimaksud jombang itu….nama orang?”

“Permisi, silahkan ini bubble tea rasa cokelatnya.” Si penjaga kasir tiba-tiba menyodorkan segelas bubble tea padaku, “Totalnya jadi… 2500 won.”

“Loh? Siapa yang pesan bubble tea?” tanyaku pada Sehun. Aku yang sedari tadi dilanda bingung jadi tambah bingung.

“Oh, gadis tadi. tapi sepertinya karena terlalu panik ia jadi lupa.”

“Oh, aku pikir itu punyamu. Lalu sedang apa kau disini?”

“Menikmati wifi gratis hehehehe.” Sehun tertawa polos. Mengambil bubble tea rasa cokelat itu lalu berlari keluar dari Café. “Bye. Hyung.”

“Permisi…. Totalnya jadi 2500 won.” Kata si penjaga kasir lagi.

“Loh, aku kan tidak pesan apa-apa. Kenapa jadi aku yang ditagih?” protesku.

“Tapi kedua teman anda sudah pergi duluan. Jadi, tagihan ini saya berikan pada anda.” Jawab si penjaga kasir dengan penuh kesabaran. Mungkin dalam hati ia tidak tahan ingin menamparku dengan uang yang ada di dalam mesin kasir.

Aku langsung gelagapan, “loh…ko….loh….” sial! Pantesan tadi Sehun langsung lari keluar!, “Y-YA… YA….. OH SEHUN KEMARI KAU!”

~KAIRANA~

Kirana’s POV

Aku berlari cepat menyusuri lorong SM Building yang seakan tak berujung. Semakin aku berlari, aku merasa lorong itu semakin jauh. Belum lagi rasa panik yang menyerang tubuhku sejak keluar dari Café tadi. dan ditambah lagi, aku nggak tahu dimana ruang latihan vocalnya. Karena terlalu panik aku jadi lupa bertanya sama Jombang.

“Em…. Permisi.” Aku menegur salah seorang trainee yang berdiri tak jauh dariku, “Tempat latihan vocal ada dimana ya?”

Trainee itu mengangkat wajahnya. Aku langsung terkesiap. Wah, cantik banget. “Kenapa?” tanyanya lagi.

“Em… tempat latihan vocal….dimana ya?” aku jadi grogi. Habis, coba lihat dia.

Rambut hitamnya yang panjang jatuh melewati punggung. Kulitnya putih bersih. Wajahnya mungil tapi kedua matanya besar. tubuhnya langsing dan tinggi semampai. Terdapat tahi lalat kecil di salah satu pipinya yang menambah kesan manis. Orang bilang, siapa yang mempunyai tahi lalat di wajah, berarti cantik kan? Dan, gadis ini memang sangat cantik. Dimataku, ia seperti seorang putri dari kerajaan bidadari.

Udah, putri, bidadari lagi! Kebayang nggak tuh secantik apa?

“Oh, lurus saja terus, ruangan latihan vocal ada di samping kiri lift.” Jawabnya ramah. Suara gadis ini juga sangat lembut. Seperti putri keraton.

“Oke, makasih ya.” Aku tersenyum ramah lalu kembali berlari.

Lurus terus lalu saat bertemu lift…..belok ke kiri, oh itu dia! Eh tapi loh ko…..

Kenapa si putri dari kerajaan bidadari ada disana?

“Putri!” gadis itu menoleh dengan tampang clueless. Cepat-cepat kuubah bahasaku, “Ah, em….. kenapa kamu bisa ada disini? Bukannya tadi kamu ada di belakangku?”

Sang putri menatapku lekat-lekat. Ia perhatikan diriku dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tampangnya masih terlihat clueless padahal tadi aku sudah merubah bahasaku menjadi bahasa korea. Ia lalu berkata, “Siapa kamu?”

Hah?

“Loh, ini aku… yang tadi tanya jalan sama kamu….” Kejadian itu kan baru berlangsung nggak lebih dari sepuluh detik? Masa iya lupa? Otak gadis ini sepertinya tidak secantik wajahnya.

“Kapan?” tanyanya lagi. Kedua ujung bibirnya ditekuk ke bawah. Aura putri yang beberapa detik lalu terpancar dari dirinya langsung menghilang. Yang tersisa hanya aura suram seperti mantan napi, “Dasar sok kenal.”

Hoh?

Sok. Kenal?

Sekarang giliran aku yang memandang tampang clueless. “Pu……tri?”

Gadis itu menatapku sekali lagi, lalu masuk ke dalam ruangan vocal yang ada disamping kiri lift. Meninggalkanku yang masih terdiam dilanda shock karena habis dibilang sok kenal.

“Loh….ko kamu masih disini?”

Aku mengangkat wajahku, dan menemukan gadis itu lagi sedang berdiri dihadapanku dengan senyum yang masih terpatri di wajah cantiknya, “Latihan vocalnya sudah mulai loh…. Kamu nggak masuk?”

Putri…..?”

“Kamu bisa kena marah Yonho saem kalau terlambat.” Gadis itu lalu merangkulku akrab. Membuka pintu ruangan vocal lalu mengajakku masuk.

Di dalam, terdapat sekitar lima belas orang trainee yang sedang latihan vocal. Dari lima belas orang itu, aku mengenali satu dari mereka. Choi Hyera si trainee tujuh tahun. Gadis bertampang jutek itu sepertinya sedang menghafal lirik yang tertulis pada sebuah kertas. Dan disampingnya, duduk seorang gadis berwajah cantik tapi mempunyai aura seperti mantan napi.

Eh. Tunggu sebentar.

Aku lalu menoleh ke samping. Putri masih berdiri disampingku. Lalu aku menoleh pada si mantan napi. Kenapa putri tiba-tiba ada disana?

“Eonnie!” Sang putri berjalan kearah si mantan napi, “Lihat, aku membawa teman baru!”

Eo….nnie?

Dan detik itu juga aku baru menyadari sesuatu.

“KALIAN…….KEMBAR?!!!”

~TBC~

Oke. Aku gajadi post di blog pribadiku muehehehehe. Oke oke, oneday pasti akan aku post ko. Tapi nggak sekarang. Tergantung koneksi internetku secepat apa dulu hehehe ;p.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles