Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Forget (Chapter 8)

$
0
0

forget (2)

Author            : Laras ( @Ontakkuma )

Title                : Forget Chapter 8 ( Sequel Of Differences of the twins fate )

Genre             : Romance, Angst

Length            : Chaptered

Ratted             : Teen

Cast                :

  • Oh Sehun
  • Jung Jooyeon
  • And many more

Attention: peringatan keras! jangan copy, paste tanpa seizin saya apalagi plagiat. itu sama saja kalian seperti seorang penjahat yang mencuri karya orang lain. Jika kalian mau me-remake ulang cerita ff yang saya buat ini harap izin pada saya terlebih dahulu. Maaf jika menyinggung tapi ini demi kenyamanan kita bersama, terima kasih.

Keadaan di kediaman Oh nampak tak nyaman saat itu pasalnya dua orang sumber masalah keluarga mereka kini berada di kediaman itu. Parahnya mereka bahkan enggan pergi dari tempat itu sampai mereka mendapatkan apa yang diinginkan oleh mereka. Lihat saja sekarang sudah pukul 22.00 , Sehun belum kembali dari kantornya dan Jooyeon nampak sudah malas menanggapi wanita yang sejak tadi hanya menuduhnya ini dan itu. Siapa lagi kalau bukan Nona sekretaris cantik Saerin. Baekhyun nampaknya juga sudah terlalu lelah hari itu untuk membujuk Jooyeon bersama dengannya. Dia lelah fisik saja dan bukan mengurungkan niat membujuk Jooyeon berpaling padanya. Dia pantang menyerah.

Chanyeol dan Jinra juga sudah lelah menyuruh kedua sumber masalah itu untuk pulang sejak sore tadi mereka bahkan bersikeras untuk tinggal disana. Mereka tak ingin terjadi sesuatu dengan Jooyeon dan terlebih keadaannya yang saat ini sedang mengandung. Jangan sampai kedua sumber masalah itu merepotkan dan membuat Jooyeon terluka. 

“ Suruh Sehun cepat pulang, aku malas menanggapi mereka.” Pinta Jooyeon sembari menatap Jinra dan Chanyeol disaat bersamaan, nampaknya ia sudah lelah dan akhirnya memutuskan beranjak dari duduknya di ruang tengah hendak menuju kamarnya.

“Mau kemana kau? Masalah kita belum selesai!” Saerin ikut bangkit saat itu dan menghalau jalan Jooyeon. “Selesaikan dulu, baru pergi.”

“Aku lelah.” Balas Jooyeon singkat dan kembali berjalan kearah kamarnya.

“Hey!! Kita belum selesai!!”

“Apa maumu Nona?” Tanya Jooyeon sembari memijat pelipisnya, nampaknya dia benar-benar sudah lelah. “Aku butuh istirahat.”

“kau fikir aku peduli, yang penting aku ingin selesai dan mendapatkan apa yang aku inginkan. Sekarang!” ucap Saerin penuh penekanan atau lebih tepatnya, menuntut. “Aku ingin Sehun, ceraikan dia dan berikan dia untukku!”

Jooyeon diam dan menatap Saerin datar, Saerin nampak kebingungan. Mengapa Jooyeon menatapnya seperti itu. Tak lama Jooyeon menghela nafas dan tersenyum. Bukan senyuman biasa atau senyuman manis, lebih tepatnya senyuman seperti senyuman menghina.

“Sudah selesai?” Tanya Jooyeon pada Saerin. “Kau sudah dengar apa maunya dia? Tolong selesaikan aku lelah, membuatku repot saja.” ucapan yang kedua ini nampak tak ditujukan untuk Saerin, melainkan seseorang yang berdiri di belakang Saerin.

Tanpa basa-basi lagi Jooyeon memilih melenggang pergi ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya agar tak ada yang bisa memasuki kamarnya dan menggangu istirahatnya bersama bayinya dan tentu saja anaknya Joohun di dalam sana yang sudah terlelap tidur sejak jam 8 malam tadi.

Saerin menoleh kebelakang, dia mendapati Sehun berdiri disana dengan kemeja yang berantakan dan rambutnya yang juga tak beda jauh kondisinya seperti kemejanya. Sehun menatap Saerin begitu sinis, dia sebenarnya muak dengan wanita satu ini tapi dia rasanya sulit juga melepaskannya karena dia penghiburannya disaat Jooyeon pergi sekian lama.

“pulanglah kalian.” Pinta Sehun kepada semua yang tersisa diruang tengah namun nampaknya semua enggan untuk bergerak sedikitpun untuk pulang. “ Saerin. Jangan berharap harapanmu itu menjadi kenyataan. Sampai kapanpun hanya Jooyeon istriku dan jangan lupa dirimu sebenarnya, kau hanya sekretarisku, dan hiburanku dulu. Sekarang dan selamanya kau bukan siapa-siapa.”

“Huh, muak aku mendengar dirimu memanggil Jooyeon dengan sebutan istriku, istriku, dan istriku” kini suara berat itu mulai angkat bicara, seorang namja yang sejak tadi hanya diam tak melawan bahkan sampai Jooyeon pergi untuk istirahat di kamarnya. “Jooyeon milikku. Dan kau membuangnya.”

Seketika mendengar pengakuan namja itu membuat Sehun naik pitam, benar emosinya kurang stabil belakangan terlebih dengan fisik dan pikirannya yang mulai lelah. Sehun segera menarik kerah namja itu dengan kasar dan matanya menunjukan kemurkaan kepada Baekhyun.

“Jangan kau ganggu hidup kami lagi” perintah Sehun pada Baekhyun.

“Aku akan mengganggu kalian sejak kau memilih wanita lain sebagai pengganti Jooyeon, dan ketika Jooyeon kembali kau ingin mengambil kembali wanita yang telah kau buang? Cih” balas Baekhyun dengan nada yang menghina. Tentu saja itu membuat Sehun semakin naik pitam.

“Jooyeon itu istriku dan dia adalah hakku!”

“sudah Oppa, sudah!” lerai Jinra mencoba menenangkan Sehun dan menarik Sehun mundur menjauh dari Baekhyun. “lebih baik kau istirahat, tak perlu hiraukan dia. Jaga Jooyeon eonni dengan disisinya bukan seperti ini.” Pinta Jinra kepada Sehun.

“Apa yang sebenarnya kalian berdua inginkan?? Hartaku? Ambil saja semua asal kalian tak mengusik keluargaku!” geram Sehun sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan itu menuju ke kamar utama dirinya dengan Jooyeon.

“aku hanya ingin kalian berpisah dan membuat Jooyeon menjadi milikku!” lantang Baekhyun berteriak.

“Argh!! Cukup!!” erang Sehun dengan kencangnya yang mendengar teriakan Baekhyun.

—–000—–

“Jooyeon-ah~ bukalah pintunya..” ketuk Sehun pada kamar utama mereka yang pintunya dikunci dari dalam. Tetapi sejak setengah jam yang lalu pintu itu tak kunjung terbuka dan tak mendapat respon apapun dari Jooyeon.

“Oppa..” panggil Jinra sang adik yang tiba-tiba saja muncul di belakangnya.

“Jooyeon tak menjawab..” gumam Sehun tetapi masih dapat terdengar jelas oleh adiknya. Ia kembali mengetuk pintu itu, “Jooyeon..”

“Istirahatlah oppa, mungkin eonni butuh waktu. Biarkan dia istirahat sendiri malam ini.” pinta Jinra yang nampaknya mulai khawatir dengan Sehun, wajahnya yang nampak menunjukan kelelahan itu sudah cukup membuatnya khawatir akan kondisi kakaknya itu.

“aku mencintainya, aku tak peduli anak siapa yang dikandungnya. Aku mencintainya..” gumamnya lagi.

“Oppa, Jooyeon eonni pasti juga merasakan cinta oppa tapi mungkin ia butuh waktu dahulu. Oppa istirahatlah, aku akan membujuknya besok.”

Sehun menoleh kepada adiknya, ia tersenyum kemudian mengusap  kepala adiknya itu. “Jinra… Terima kasih.” Jinra nampak kebingungan untuk apa kakaknya itu berterima kasih kepadanya, sampai Sehun akhirnya kembali melanjutkan perkataannya. “Terima kasih sudah disisinya dan menjaga Jooyeon dan anak-anakku.”

Jinra mengerti,

Dia tersenyum menatap kakaknya dan mengangguk.

—–000—–

“EONNI!! JOOYEON EONNI!!”

“JOOYEON-AH!”

“NYONYA, NYONYA!”

Teriakan demi teriakan kini saling sahut menyahut memanggil orang yang sama namun dengan panggilan yang berbeda. Sehun baru saja bangun dan mendapati seluruh penghuni rumahnya pontang-panting kesana kemari dan berteriak kesana kemari memanggil istrinya. Ia nampak kebingungan, baru saja ia bangun tak biasanya seperti ini.

“Oppa!”

“Eo, Jinra. Ada apa ini?” Tanya Sehun masih nampak menunjukan guratan kebingungan di dahinya itu.

“Jooyeon Eonni!”

“Wae?”

“JOOYEON EONNI HILANG!” Suara lantang Jinra dan penjelasannya langsung membuat kedua bola mata Sehun serasa ingin loncat keluar. Tak percaya pasalnya Jooyeon masih ada disana bersama mereka tadi malam. “Dia membaha Joohun bersamanya! Pakaian mereka sudah tak ada di lemari, dan kamar begitu berantakan.”

“B-b-bagaimana bisa??” pekik Sehun.

“aku juga tak tahu, tapi sepertinya dia keluar dari jendela kamar!”

Sehun mulai kalut. Ia menggigit kuku ibu jarinya. Kali ini Jooyeon pergi lagi, dan ia membawa anak mereka. Ia bingung mengapa Jooyeon melakukan hal itu, tapi ia berpikir Jooyeon takut kepadanya dan akan menyakiti anak yang ada dikandungan Jooyeon.

“Sial…”

—–000—–

TING TONG

Suara bel menggema jelas di kediaman seorang wanita perantau. Apartemen dengan 2 kamar, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 ruang tv yang sekaligus menjadi ruang tamu, dan terdapat balkon menghadap keluar apartemen sederhana itu.

“Wait a second!” lantang wanita itu berteriak dari dapurnya itu. Nampaknya kegiatannya membuat sarapan di pagi hari sedikit terganggu dengan seseorang yang baru saja menekan bel apartemennya.

Langkah kaki wanita itu terburu-buru menuju pintu utama apartemennya sembari sesekali iya membersihkan tangannya dengan kain lap ditangannya. Ia melihat tamunya dari lubang pintu apartemennya, tapi melihat apa yang ia dapati malah membuatnya bingung seakan itu hanya mimpi.

Dia mengerutkan dahinya kebingungan tetapi pada akhirnya ia membuka pintu apartemennya, “Jooyeon, benarkah itu kamu?”

“Nde Eonni” angguk wanita yang bertamu itu, dandanannya tampak lusuh dan iya menggandeng seorang anak kecil bersamanya. Tentu saja itu Joohun anaknya dan keponakan wanita pemilik apartemen itu.

“Bagaimana kau bisa sampai sini???” Tanya wanita pemilik apartemen itu, Miyeon dengan lantangnya. Ia nampak tak percaya saudari kembarnya itu mendatangi tempat tinggalnya yang jauh dari rumahnya. Tentu saja ini bukan Korea, melainkan Amerika Serikat.

“Biarkan aku masuk eonni~ disini dinginn”

“cepat masuk”

To Be Continued

Tbc lagi kkkk~

Sabar yaa, aku usahakan next chapter takkan selama jalan kenangan. Cuma mau ngucapin maaf lama dan terima kasih buat yang selalu setia menunggu meskipun udah 2 tahun berlalu. Terima kasih banyak ^_^

Untuk yang mau ngobrol atau sekedar kasih saran dan sebagainya bisa hubungin via twitter (@Ontakkuma) atau via ask.fm (laras794) . thanks ^^



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles