Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Gone

$
0
0

tumblr_mxlxb8gwl91qekyh7o3_500

 

Gone

Alt: Remember You

Author             : @zhayrapiverz

Cast                 : Xi Luhan and Yi Fei

Length             : Ficlet

Rating             : T, G

Genre              : Songfic, Romance, Hurt

Disclaimer       : FF ini Zay post di fb pribadi (Zayy Cardova), Exofanfiction.wordpress.com, Exo fanfiction grup tertutup serta beberapa Fanfiction grup lain dengan nama Author yang sama. Harap Coment dan like sebanyak-banyaknya yaw..happy reading *bow

In that space where memories linger

Still as warm on my fingertips

You are here, here

Your scent, your face….

 

Pohon pinus itu masih berdiri kokoh dengan daun rindangnya menutupi terik panas dari atas langit yang bersinar putih terang menyengat di atas sana. Disamping pohon yang menjulang, aku masih mengingat saat ayahmu membuatkan kita ayunan dari ban mobil bekas yang tidak terpakai di gudang rumahmu yang sangat berdebu itu. Aku masih mengingat saat kau menutup hidungku yang merah dengan pakaianmu sendiri, karena kau cukup mengerti kalau aku alergi debu. Ayunan ban itu bergerak perlahan karena tiupan angin lirih yang berhembus disekitar pohon, kau seperti berada disana -di belakang ayunan dengan senyum menawan bercampur keringat -aku masih merasakan aroma tubuhmu disekitar ayunan ini -aku juga masih merasakan kehangatan saat kau mendorong punggungku agar ayunan berayun dengan cepat  -tiap kali aku membayangkan hal itu, aku sangat senang dan bahagia

“Fei..aku berjanji kalau kau merindukanku, kau hanya tinggal duduk pada ayunan ini dan aku akan datang mengayunkan ayunannya dari belakang” luhan berkata sambil tetap mengayunkan tubuhku yang bergerak bebas kedepan dan belakang “Baiklah, kau harus menepati janjimu Luhan…”

Dan sekarang aku kembali terduduk pada ayunan ini, termenung tanpa niatan mengayunkannya.  Memandang persawahan kuning diseberang sana yang bergerak di tiup angin musim semi

‘Luhan…kau pernah bilang jika ini adalah tempat dimana kenangan kita tersimpan. Yah aku masih mengingatnya sampai saat ini..’

 

Please, look at me, look at me, look at me

I can feel you, like this, feel you, feel you

Struggling to catch your expressions

Struggling to catch your smiles

 

Luhan pernah berkata padaku “Aku  menyukai seorang gadis yang memiliki rambut hitam panjang dan sebuah senyum menawan yang mampu membuatku bertekuk lutut” Aku masih mengingat perkataannya saat kami masih berusia sepuluh tahun dahulu, bagaimana Luhan mendeskripsikan kriteria wanita idamannya kelak, memang terdengar sederhana dan tidak muluk-muluk. Hanya saja ketika memikirkan hal tersebut aku jadi berpikiran kalau aku bukanlah kriteria gadis yang di inginkan Luhan -saat itu rambutku masih sebahu dan aku sering sekali mengikatnya asal -kau boleh memberikan konklusi kalau aku tomboy, aku tidak mementingkan bagaimana penampilanku sendiri dan aku juga yakin kalau senyumku tidak menawan sedikitpun seperti Kate Winslet, aktris idaman Luhan -hal itu membuatku gusar, aku menyukai Luhan dan aku tidak rela bila ia menjalin hubungan dengan perempuan impiannya itu -pemikiran pendekku di usia lima belas tahun, pikiriman remaja yang masih dicampuri emosi dan labil, yah sekarang aku sudah sadar akan hal kekanakan itu. Setelah Luhan berkata seperti itu, aku terus memikirkannya. Aku ingin Luhan melihatku juga -melihat dalam artian seorang pria terhadap wanita bukan sebagai sahabat sejak kecil. Luhan mengusap wajahku dengan senyum indah yang tersungging di bibirnya  “Tetap jadilah dirimu sendiri Fei… karena sampai kapanku kau akan tetap kau, kau adalah dirimu sendiri” senyum yang selalu membuatku menjadi aneh dan bertindak bodoh. Aku belajar bagaimana mengartikan perkataan dan senyummmu Luhan, aku belajar bagaimana mengartikan dirimu “Aku melakukan ini karena takut kehilanganmu Luhan…”

 

You, who I struggled to understand

In the place where we were together

In the moment where I resembled you

When it felt too good being soaked in the rain

You are gone, gone

How am I supposed to erase you alone and live

In those moments where we once walked together

Like that, the things we made beside each other

Even the memories, even those regrets

 

Tiba-tiba langit cerah terik berubah haluan tertutupi awan cirrus tebal berwarna kelabu, suara gemuruh dari atas langit semakin terdengar keras hingga perlahan air hujan turun perlahan. Perlahan tapi pasti membasahi tanah dan tumbuhan disekitarku. Aku berteduh dibawah pohon lalu berjongkok memeluk lutut sementara rembesan hujan terus mengalir perlahan. Dahulu aku mengingat saat kau mengajakku berteduh dibawah pohon, sama seperti yang kulakukan. Tempat ini adalah tempat pertama dimana aku mulai menyukaimu, menggunakan perasaanku pertama kali “Luhan apa kau tahu? Aku sangat senang berjalan dibawah hujan…bersamamu”

Luhan menatapku lalu ia menunduk tersipu malu “Yah..aku juga begitu, Fei..” ucapnya lirih

Aku tahu suara hujan begitu keras, tetapi suara lembut Luhan lebih menggema di hatiku, aku mendengarnya dengan cukup baik walau hujan tetap mengusik kami “Fei…berjanjilah satu hal -teruslah bersamaku..” luhan berkata lagi, kali ini ia berani menatapku dengan kedua matanya. Aku hanya terdiam namun aku mengangguk sebagai jawabannya. Luhan juga mengangguk lalu ia menarikku dalam pelukan -kami berpelukan dibawah hujan dengan perasaan yang berbunga satu sama lain.

Tepat dibawah dahan terendah pohon pinus itu adalah tempat dimana Luhan mengatakan hal itu dan kami berpelukan, tetapi Luhan tidak ada,  ia tidak lagi ada dan aku berusaha sangat keras mencoba menghapus bayangan itu -hasilnya nihil -aku mendapat nilai buruk mengenai memori -menghilangkan memori seorang Luhan dari pikiranku.

Bayangan Luhan kembali hadir saat ia menggenggam tanganku -kami berjalan bersama menyusuri bentangan  persawahan, bendungan dan tempat pembibitan strawberry dimana kami sering mengambil tanpa izin saat membantu paman Sohyun memanen buah asam manis itu.

Aku mencoba meninggalkan bukit pohon pinus dan menyusuri tempat favorit kami dahulu -maka sepanjang perjalanan itulah suara Luhan kembali terdengar -ia memiliki suara merdu dan aku begitu menyukainya saat lantunan lagu bruno mars nothing on you mulai terdengar “Luhan kau pernah menanyakan padaku, mengapa aku berdiri di tempat-tempat itu tiap kali kau menemukanku..”

Luhan mengangguk dengan ekspresi penasaran karena tidak sekalipun aku  menjawab pertanyaan itu “Katakan padaku, Fei..”

“Aku berdiri disana karena aku merindukanmu Luhan…”

 

Lingered there with me, missing you so much

Please, look at me, look at me, look at me

As ever, I can feel you, feel you, feel you

Merely resembling your words

Merely resembling your smiles

Merely resembling you

 

Aku berusaha agar Luhan selalu melihatku. Melihatku dengan baik walau kami selalu bertemu, bersama menghabiskan waktu. Aku masih mengingat bagaimana Luhan mengatakan perasaannya padaku -aku hanya ingin meyakinkan bagaimana perasaannya padaku -aku takut kehilangannya sampai kapanpun “Tolong lihat aku Luhan…aku tidak tahu mengapa aku  seperti ini, tetapi aku hampir selalu menyukai caramu tersenyum”

“Aku selalu tersenyum tiap kali kau menatapku Fei.. kau memiliki soket coklat yang cantik diantara kelopak matamu…”

Aku mengangguk, bagiku itu sudah lebih dari cukup -perasaan cinta yang terbalas adalah hal terindah di dunia ini

 

You are gone, gone

How am I supposed to erase you alone and live

When I miss you so much

Your name, which I was barely allowed to speak, can’t be erased

My name, only used by you, is asleep here

 

Aku tidak mengerti mengapa Tuhan menghadiahi kebahagiaan tiada tara ini dengan waktu pendek -dengan waktu yang singkat. Tuhan memberikan kesedihan berkepanjangan setelah kebahagiaan itu pergi -Luhan adalah kebahagiaanku dan dia pergi -Dia pergi meninggalkanku, meninggalkan keluarganya dan dunia ini. Mengapa hal ini begitu cepat terjadi padaku? Pada kami? -rencana Tuhan adalah sebuah misteri bagiku karena dahulu  aku tidak pernah memahaminya,  hal ini terlalu menyesakkan hingga aku hanya bisa menangis saat tubuh Luhan tertimbun tanah “Apakah aku bisa menghapusmu dari pikiranku Luhan? Apakah aku bisa melakukan hal itu kepadamu?” Semilir angin dingin saat itu berhembus menerbangkan rambutku -angin yang berbisik seolah mengatakan jawaban dari Luhan untukku “Kau harus berjanji demikian Fei…”

Setelah kematian Luhan aku pergi dari desa, aku mengikuti Ayah pergi ke Seoul hingga bertahun-tahun. Lalu setelah aku dewasa dan memiliki pemikiran yang lebih baik dari waktu itu, aku kembali datang kemari. Pada sebuah desa kecil yang terasa damai dan tenang, menapakkan kaki di sebuah bukit kecil yang ditumbuhi pohon pinus dengan ayunan dari ban bekas, merasakan kehadiran Luhan di tempat itu “Aku sangat merindukanmu Luhan..aku tidak bisa menghapus nama yang nyaris tidak diizinkan untuk ku…Nama ku yang hanya kau panggil tertidur di sini”

Bayangan, kenangan, suara dan kehadiran Luhan terlalu kuat melekat di tempat ini -seolah tempat ini memanglah di dedikasikan untuk dirinya -untuk pria kecil setampan, sebaik dan seramah Luhan.

Seperti yang telah terjadi, Luhan telah pergi sangat jauh menembus langit -meraih kebahagiaannya sendiri dari alam lain yang aku pikir adalah sebuah tempat yang lebih indah dari dunia -tempat yang masih aku pijaki..

Bila aku bisa, ditempat ini -dimana semua kenangan yang telah terjadi diantara kami -aku dan Luhan- aku sangat berharap dapat menghapusnya dari pikiranku. Karena aku meletakkan kenangan-kenangan itu pada tempat yang seharusnya

 

In the place where we were together

In those moments where we could’ve walked together

I’m holding onto myself alone

In this place, even our future, my wishes have stopped

I’m standing here and you are gone

 

 

Ps: Wah betapa anehnya ff Zay ini sodara-sodara. Mohon dimaklumi karena Zay hanya ingin menghibur kalian dengan karya-karya Zay. Semoga terhibur dan harap tinggalkan jejak berupa like dan komentar ya readers yang baik:)

Annyeong~

 

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles