Quantcast
Channel: EXO Fanfiction
Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

The Exorcist (Chapter 1)

$
0
0

the-exorcist2

Title : The Exorcist

Author : Sicafiramin @Sicafira

Main Cast : Kai (EXO), Taemin (EXO)

Suport Cast : Find by your self~

Genre : Family, Romance, Fantasy

Rating : PG-15

Length : Chaptered                                             

Annyeong all~

FF ini aku buat sama temen aku, Arien (@Seasons_ink, hehe promo) ff ini juga terinspirasi sama kartun jepang judulnya Ao No Exorcist yang ost nya lagu 2PM – Take Off, kemiripannya sih dikit banget. Cz konflik ama jalan ceritanya murni pemikiran kita. Ok happy reading all~

Author POV

Angin berhembus kencang seolah tak peduli pada kesibukan kota yang berlalu lalang. Tepat disudut kota, beberapa orang dari mereka membentuk sebuah kerumunan menyaksikan kejadian yang sulit dicerna otak manusia biasa. Seorang –entah makhluk apa itu, ia meronta-ronta dengan darah yang mengucur dari kedua matanya dan seluruh tubuh yang menyala seperti api biru. Penonton yang tak kuat menahan aksi ini, berlari dan menjauh dari tempat. Tapi tidak bagi seorang laki-laki paruh baya juga seorang pemuda disamping laki-laki tua yang dengan tenang menonton kejadian ini, mereka terlihat menikmati kejadian ini lalu dengan cepat sang pemuda menebaskan pedang besar juga mengkilat itu pada makhluk yang sedang menjadi tontonan sejak tadi, dengan sekali tebasan makhluk itu hancur seketika menjadi serbuk yang tertiup angin besar. Dan menghilang.

“Good Job, Son….” ucap laki-laki paruh baya itu pada si pemuda, mereka melangkah meninggalkan tempat dengan santai tanpa menghiraukan pandangan orang-orang.

***

“KAI~….bangun kau! Jika dalam waktu 5 menit kau belum bangun, kupastikan kau tak bisa mencicipi sup daging sapi buatan aboji !” teriak seorang laki-laki berpenampakan ‘heboh’

“Hoaaaam~ ancaman kuno. Lebih baik kau kembali ke sekolah dan belajar untuk merangkai kata yang baik dan benar.”

“YA !! Aku ini ahjusshi mu, anak macam apa kau ini! Beraninya mengataiku untuk kembali bersekolah, lihat dirimu sendiri! Kau bahkan tak mempunyai ijazah SMP dan YA YA YA! Dengarkan jika orang yang lebih tua berbicara! YA ! KAIIIIII !” laki-laki ‘heboh’ itu mulai geram karena tingkah seorang pemuda dengan se-enaknya menutup pintu kamar

“Ada apa paman?”

“Aigo~~~ Taemin-ah! Lihat apa yang telah dilakukan saudara kembar mu itu, aish…benar-benar berbeda sekali dengan mu Taemin-ah!”

“Ahjusshi, sudah jangan berkata seperti itu, Kai hanya lelah…” bela Taemin.

“Nah kan berbeda sekali, kau Taemin sang adik yang selalu membela sang kakak yang berandalan, KAI!”

***

Kai POV

Seperti ini lah hidupku, aku dibesarkan ah tidak maksudku kami dibesarkan oleh seorang pendeta, ya aku dan Taemin. Sejak kecil, kami tinggal dalam gereja yang didiami aboji dan ahjusshi. Aboji mendirikan gereja ini karena dahulu, kota ini tak mempunyai banyak gereja yang layak. Beliau dengan ahjusshi hidup berdua sampai mereka menemukan kami tergeletak didepan gereja. Yah kira-kira seperti itulah kronologis ceritanya. Aku tak terlalu menghiraukan masa laluku, lagi pula masa lalu hanya kenangan toh kita hidup untuk masa depan ‘kan? Aku cukup bahagia tinggal bersama Aboji, Ahjusshi juga Taemin. Aboji adalah sosok yang akan selalu ku kagumi, ia menyayangi kami lebih dari apapun yang ada didunia ini. Begitu juga dengan Taemin yang selalu membuat ku tak pernah menyesal dilahirkan meski harus merasakan kepahitan. Ya, kami dibuang. Lalu Ahjusshi? Ah laki-laki tua pembangkang dan berisik itu sudah saat nya melepas status sebagai lajang. Ia harus berkeluarga dan cepat-cepat meninggalkan gereja. Aku jamin, hidupku akan damai selamanya.

Malam harinya, aku berniat membeli minuman kaleng di toko sebrang jalan. Diperjalanan, aku melamun dan tergingat akan mimpi-mimpi ku beberapa hari lalu. Semuanya nampak sama. Makhluk itu, darah dan api biru itu membuatku penasaran. Belum sampai tempat tujuanku ada 3 orang preman yang melepaskan anak panah tepat pada wajahku. Untungnya gerak refleks ku membantu. Aku terhindar dari bahaya.

BUGH

Kutinjukan kepalanku pada wajah salah satu dari preman tadi. Tubuhnya terjatuh ke tanah. Apa mereka baru mendaftar jadi preman? Tak kusangka preman bisa mimisan.

BUGH

Kali ini giliran darah yang mengucur pada hidungku. Emosi ku tak tertahan. Aku mengepal kan tangan dan mendekat ke arah mereka.

“A..apa dia itu iblis?” tanya salah satu dari mereka

“Gawat…benar-benar gawat!” ujar satu preman lagi.

“Ayo pergi!” preman yang kutinju tadi berbicara. Setelah itu mereka kabur menghilang dari pandanganku.

“Siapa yang iblis? Kalian semua yang lebih mirip iblis daripada aku..” ujarku pelan. Aku tertunduk lalu melihat tanganku.

“Ah..aku melakukannya lagi…Apa yang telah aku lakukan?”

***

“Kai! Berdoalah dan minta ampun pada Tuhan, sekarang!”

“Tapi aku tidak melakukan hal yang buruk, Aboji….”

“Lalu, lukamu itu apa?”

“Aku jatuh dari tangga”

“Punggungmu juga kotor…”

“Em..jatuhnya cukup parah, Aboji…”

“Lalu bekas darah dihidungmu itu apa, Kai?”

“Aku..aku terjatuh karena me..melihat cewek seksiii sekaliiiiii!”

“APA? DIMANA? KEJAR DIA KAI!” aku terdiam. Shock lebih tepat.

“Anu… aboji….kau kenap-…“

“YA! KAU MAU BERBOHONG APA LAGI HAH? Mati saja kau! Kau berkelahi lagi ‘kan? Beraninya kamu berbohong pada aboji!”

“Lepaskan aboji…lepas!” aku meronta-ronta. Sungguh, Aboji adalah pria berumur namun kekuatannya saat mencekik tak sebanding denganku yang masih muda seperti ini. Ia begitu kuat.

“Kau ini… apa tidak ada hal lain yang bisa kau kerjakan selain berkelahi hah? Kau selalu mencari masalah. Suatu hari kau akan berkeluarga dan meninggalkan Aboji juga gereja ini. Kau harus mandiri.”

“Tidak. Aku tidak mau. Aku bisa hidup hanya dengan Taemin saja.” Elakku.

“Taemin tidak akan mau hidup dengan pecundang sepertimu, Kai…”

“YA! Ahjusshi kenapa kau menguping?”

“Siapa yang menguping? Suara kalian cukup keras untuk didengar sampai lantai 2” Kata Ahjusshi lalu menjulurkan lidahnya padaku. Dasar laki-laki tua.. aku heran. Dia ini bagai hantu yang datang dari mana saja dan kapan saja.

“Aboji..aku sudah mengemaskan pakaian ku untuk di asrama nanti. Hanya tinggal memasukan barang-barang pada mobil saja.. ah kau sudah pulang, Kai…” Ujar Taemin dengan senyum khasnya.

“Annyeong Taemin-ah..” ku lambaikan tanganku padanya

“Kau berkelahi lagi?”

“…..” aku terdiam. Mianhae Taemin-ah

“Lihat. Jika wajah kalian tidak mirip, tidak ada satu pun yang akan mengira kalian kembar. Taemin adalah anak jenius dengan prestasi yang bagus ia mudah di terima di sekolah unggulan tapi kakaknya hanya mempunyai keahlian untuk membuat masalah” aish. Ahjusshi tak berguna ini mengoceh kembali. Baik. Aku menyerah.

Tiba-tiba..

Tok…tok…tok

“Sepertinya ada tamu datang. Taemin-ah, bantu bersihkan luka kakak tersayangmu itu ya” kata Aboji lalu meninggalkan ruangan. Taemin tertawa sebentar

“Ne..Aboji…kajja Hyung~”

“Ya~ suara mu tak usah berlebihan seperti itu…”

“Hehehehe”

***

“Aduh! Adudududuh perih” Keluhku

“Tinggal sedikit lagi..bertahanlah…” Taemin. Hanya senyum nya yang mampu membuatku tenang.

“Ah iya. Kau benar-benar akan meninggalkan gereja dan memilih tinggal di asrama Sekolah baru mu itu, Taemin-ah?”

“Ne! Karena minggu depan sekolahnya sudah dimulai. Sudah saatnya meninggalkan gereja ini…”

“Jadi, ini terakhir kalinya kau mengobati lukaku ya?” ucapku sedih.

“Kalau aku sudah menjadi dokter, kau akan kutolong kapan pun. Pastikan kau harus membayar ya haha”

“Mimpimu menjadi seorang dokter ternyata kau bersungguh-sungguh ya…”

“Tentu..”

“Hmm..baiklah. HWAITING Taemin-ah” ujarku seraya mengepalkan kedua tangan diudara dengan senyum lebar.

“Gomawo….” Ia memelukku sebentar lalu menatapku khawatir, “Apa kau akan baik-baik saja jika aku tidak ada?”

“Kau bicara apa Taemin-ah. Aku yang lebih kuat dari kau. Aku lah yang melindungi mu”

“Baiklah.. hari ini aku traktir mie udon. Bagaimana?”

“Ya~ini terdengar seperti makan malam perpisahan…” Aku mengembungkan pipiku, dan menatapnya sedih.

“Ahahaha aku hanya tinggal di asrama, tidak berpindah planet kan hyung~” Ia malah melayangkan candaan, candaan yang tidak lucu.

“Aigo. Jangan menyebutku dengan sebutan hyung, itu menggelikan. Arasseo?”

“Ne~~~” Ia mengangguk dan tersenyum sangat manis.

“Tidak usah bernada manja seperti itu taemin-ah!” Aku mengacak rambut nya yang rapid an selalu rapi itu.

“Aigo~ Uri hyung….” Ia malah mencubit pipiku , “Saranghamnida hyung-ah~”

“Yaiks. HENTIKAAAN~”

***

Author POV

“Mengapa kau kembali?” tanya seorang pria yang baru saja menghabiskan suaranya untuk bertengkar dengan anaknya. “Aku tak punya banyak waktu. Jika tujuan mu hanya untuk berdebat tentang Kai, ku harap kau mengurungkan niatmu. Jangan mengusik kehidupan Kai juga Taemin”

“Satan telah kembali, dan jangan berfikiran untuk menyembunyikan anak-anak itu.” Ujar laki-laki berjubah kelam. Kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat lawan bicaranya terdiam. Kelu. “Cepat lah membuat sebuah keputusan atau semua akan terlambat.” Tak lama ia berbalik kemudian meninggalkan tempat itu, hanya 3 langkah ia kembali menatap pria tua yang tertegun sedari tadi.

“Apapun keputusan mu, ku harap salah satu dari mereka tak akan menjadi seorang pengkhianat. Ah…ya…tidak mungkin Taemin akan melakukan hal itu hahaha”

WUZZZZ~

Dengan secepat kilat laki-laki berjubah kelam tadi menghilang bagai hembusan angin meninggalkan sang pria tua. Tiba-tiba dari arah belakang, Taemin menghampiri lalu meletakan tangannya pada pundak pria itu

“Tak ada cara lain selain melindungi Kai, Taemin-ah…”

“Ne..Aboji. Tanpa kau beri tahu, itu sudah kewajibanku.”

“Baiklah…kau memang anak baik. Ayo kita kembali ke dalam.”

“Ne…”

***

“Mengapa hanya Kai yang mempunyai kekuatan itu? Kita terlahir ke dunia secara bersama. Benar kata Ahjusshi, jika wajah kita tak sama, mungkin orang-orang tak ada yang mengira kalau kita kembar.”

To Be Continued

 



Viewing all articles
Browse latest Browse all 4828

Trending Articles